Buku Panduan Neuro 1

21
BUKU PANDUAN PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS SARAF BAGIAN NEUROLOGI FAKULTAS KEDOTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA PALEMBANG, 2014

description

Neuro

Transcript of Buku Panduan Neuro 1

BUKU PANDUAN PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS SARAF

BAGIAN NEUROLOGI FAKULTAS KEDOTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA PALEMBANG, 2014DAFTAR ISI

I. PendahuluanII. Visi, Misi dan Tujuan PSDSS SarafIII. Program Studi Dokter Spesialis SarafIV. EvaluasiV. Penerimaan Calon Peserta Program

BAB IPENDAHULUAN

Kurikulum (Buku Panduan) Program Studi Dokter Spesialis Neurologi(PSDSN) Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya ini adalah untuk memberi petunjuk bagi para peserta program maupun staf pengajar, agar segala sesuatu yang berhubungan dengan pelaksanaan pendidikan dokter spesialis neurologi akan menjadi jelasPenyusunan kurikulum (Buku Panduan) ini berpedoman kepada:1. Katalog ProgramStudi Ilmu Penyakit Saraf Tahun 1978, yang diterbitkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi2. Standar Pendidikan Dokter Spesialis Neurologi Tahun 2013 yang diterbitkan oleh KNI Perdossi3. Kurikulum Program Studi Dokter Spesialis Neurologi Tahun 2013 yang diterbitkan oleh KNI Perdossi4. Buku Standar Kompetensi Dokter Spesialis Saraf Tahun 2013 yang diterbitkan oleh KNI Perdossi.Bagian Neurologi berusaha mengembangkan ilmu penyakit saraf secara komprehensif dengan memperhatikan aspek-aspek medico-science dan medico-legal. Sejalan dengan kemajuan IPTEKDOKKES (Ilmu Pengetahuan Teknologi Kedokteran Kesehatan), kebutuhan akan pelayanan yang lebih baik dan kesadaran hukum masyarakat yang semakin tinggi maka untuk meningkatkan kualitas pendidikan, Kurikulum Program Studi Dokter Spesialis Neurologi memuat standar kompetensi minimal termasuk Tahapan Pendidikan serta kegiatan-kegiatan dalam tiap tahap dalam tiga model pendidikan yaitu:1. Pendidikan Dokter Spesialis Saraf dengan pembobotan Neurosains2. Pendidikan Dokter Spesialis Saraf/ Magister Neurosains terintegrasi3. Pendidikan Dokter Spesialis Saraf/ Magister Epidemiologi KlinikKetiga bentuk pendidikan ini telah dilaksanakan di pusat-pusat pendidikan dokter spesialis saraf di Indonesia yang dinilai memenuhi persyaratan.Pendidikan Dokter Spesialis Saraf / Magister Neurosains dilaksanakan di Bagian Neurologi FKUI dengan menitikberatkan pendalaman materi di bidang biologi molekuler dan penelitian dasar neurologi, sedangkan Bagian Neurologi UGM meaksanakan Pendidikan Dokter Spesialis Saraf / Magister Epidemiologi Klinik, dengan memfokuskan pada analisis ilmu penyakit saraf secara klinis dan komunitas, yang semua berpedoman kepada evidence based medicine.Bagian Neurologi FK UNSRI saat ini mengikuti kurikulum bentuk pendidikan dokter Spesialis Saraf dengan pembobotan Neurosains.Buku Panduan Program Pendidikan Dokter Spesialis saraf FK UNSRI ini merupakan revisi dari buku panduan sebelumnya yang telah dievaluasi melalui rapat Bagian Neurologi.BAB IIVISI, MISI dan TUJUAN PENDIDIKAN

VISI P Pusat Rujukan dan Pendidikan Neurologi yang handal dan bermutu se Sumatera tahun 2018Misi PSDSS Saraf Menjadikan Pusat pendidikan yang berkualitas, sehingga lulusan dapat bersaing di era globalisasi Menyelenggarakan penelitian neurosains, klinis dan komunitas yang berkualitas Nasional dalam upaya pengembangan ilmu dan teknologi kedokteran Memberikan pelayanan Medik penyakit syaraf yang cepat, tepat, berkualitas dan memuaskan konsumen di RSMH dan RS Jejaring. Menyelenggarakan upaya promosi kesehatan di bidang penyakit saraf Mengembangkan profesionalisme sumber daya manusia (SDM)

Tujuan Pendidikan PSDSS SarafTujuan UmumTujuan pendidikan dokter spesialis secara umum :1. Mempunyai rasa tanggung jawab dalam pengamalan ilmu kesehatan sesuai dengan kebijakan pemerintah berdasarkan Pancasila dan UUD 19452. Mempunyai pengetahuan yang luas dalam bidangnya serta mempunyai keterampilan dan sikap yang baik sehingga sanggup memahami, memecahkan masalah kesehatan secara ilmiah dan dapat mengamalkan ilmu kesehatan kepada masyarakat yang sesuai dengan bidangnya secara optimal3. Mampu menemukan, merencanakan, melaksanakan pendidikan, penelitian secara mandiri dan mengembangkan ilmu ke tingkat akademik yang lebih tinggi4. Mampu mengembangkan sikap pribadi sesuai dengan etika ilmu dan etika profesi

Tujuan KhususMengubah dan membentuk dokter umum melalui proses belajar dengan suatu kurikulum menjadi Dokter Spesialis Saraf, dengan Magister Neurosains atau dengan Magister Epidemiologi Klinik yang mempunyai peran, fungsi dan kompetensi sbb :1. Mempunyai pengetahuan dan pengertian menyeluruh tentang penyakit saraf, juga menampilkan konsep neurosains dasar, neurologi klinik dalam neurologi dan keadaan/penyakit lain yang terkait. Mampu menguraikan makna/arti, tanda, dan gejala tertentu serta hasil-hasil pemeriksaan klinik yang lain, dan mempertunjukkan/mendemonstrasikan pengertiannya tentang berbagai cara pengobatan yang tepat untuk sekelompok kelainan/masalah tertentu, serta bagaimana mekanismenya agar intervensi tersebut dapat berhasil.2. Pemecahan masalah dan pengambilan keputusan klinik neurologi. Mengenal adanya masalah-masalah klinik, mengumpulkan informasi tentang masalah tersebut dari berbagai sumber, menilai data klinik atas dasar penguasaan peluang terbesar terjadinya masalah tersebut, menegakkan diagnosis atas dasar data yang dikumpulkan, menggunakan kesimpulan tersebut untuk merumuskan dan menerencakan pelaksanaan secara tepat dan mengevaluasi. Setelah itu meramalkan perjalanan penyakit saraf dan penyakit/keadaan lain yang terkait.3. Keterampilan prosedur dan tindakan klinik. Melaksanakan berbagai prosedur terutama yang memerlukan keterampilan dan psikomotor. Termasuk melakukan berbagai aspek pemeriksaan fisik, prosedur diagnosis dan melakukan prosedur terapeutik dalam bidang Ilmu Penykit Saraf dan keadaan/penyakit lain yang terkait.4. Keterampilan Interpersonal. Mendengarkan dengan penuh perhatian dan memahami perilaku penderita, baik yang terucap maupun tersirat, membesarkan hati penderita, bereaksi wajar terhadap perasaan penderita, dan menggunakan keterampilan interpersonal untuk bekerja sama dengan sesama insan profesi kesehatan lainnya.5. Kebiasaan kerja dan sikap professional. Dalam melakukan tanggung jawab profesi senantiasa menampilkan objektivitas, ketelitian, kegighan efisiensi, keterandalan, kewaspadaan, dan penuh pengabdian kepada kebutuhan penderita serta kelaurganya. Senantiasa siap untuk melakukan tanggung jawab profesionalnya sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil perawatan kedokteran/kesehatan yang sebesar-besarnya. Disamping itu juga senantiasa melakukan tanggung jawab profesionalnya secara sopan dan penuh kasih sayang berdasarkan Kode Etik Kedokteran.6. Mampu meningkatkan kuantitas dan kualitas penelitian dasar, klinik dan komunitas. Mempunyai motivasi mengembangkan pengalaman belajarnya sehingga dapat mencapai tingkat akademik lebih tinggi.

BAB IIIPROGRAM STUDI DOKTER SPESIALIS SARAFPENYELENGGARAPenyelenggara program studi dokter spesialis saraf adalah pusat pendidikan dokter spesialis saraf yang berada di lingkungan departemen Fakultas Kedokteran Negeri yang telah dinilai, disetujui dan ditetapkan oleh Majelis Kolegium Kedokteran Indonesia (MKKI). Fakultas Kedokteran UNSRI berdasarkan surat keputusan MKKI No. 01/MKKI/SK/2003 telah diresmikan sebagai pusat pendidikan dokter spesialis saraf.Institusi Pendidikan Kedokteran dalam hal ini tingkat Fakultas bertanggung jawab terhadap :1. Penyelenggaraan dan kelancaran proses praseleksi calon peserta program studi misalnya : Kelengkapan administrasi Tes kesehatan Tes Psikologi Tes Bahasa Inggris2. Koordinasi seleksi peserta program studi dan melaporkan hasil seleksi pada pimpinan fakultas.3. Pelaksanaan aktifitas pendidikan bersama antar program studi atau matrikulasi seperti: Orientasi tatalaksana RS Pendidikan Orientasi FK Penyelenggaraan. Metode Penelitian MKDU, Kuliah bersama seluruh peserta program studi Fakultas Kedokteran4. Koordinasi penyelenggaraan proses pendidikan antar program studi5. Pengawasan dinamika peserta program studi.6. Kelancaran peserta program studi yang dihentikan pendidikannya atau yang sudah selesai pendidikan untuk diwisuda di fakultas.7. Penyaluran dan koordinasi pelaksanaan adaptasi dokter spesialis lulusan luar negeri.8. Konseling bagi peserta program studi di tingkat fakultas PENGELOLAOrganisasi Program Studi dipimpin oleh seorang Ketua Program Studi (KPS) dan Sekretaris Program Studi (SPS), yang bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan pendidikan dokter spesialis saraf.

Ketua Program Studi (KPS) Neurologi1. KPS adalah seorang dokter spesialis saraf sebagai staf pengajar berpangkat sekurang-kurangnya lektor kepala dengan pengalaman minimal 5 tahun dalam bidang pendidikan (medical education) dan diterima seluruh staf pengajar.2. KPS tidak merangkap sebagai Ketua Jurusan atau Ketua Bagian.3. KPS dipilih oleh dan disetujui oleh rapat staf pengajar Bagian Neurologi, kemudian diusulkan ke Dekan Fakultas Kedokteran melalui Kepala Bagian dan dikukuhkan serta diangkat dengan Surat Keputusan Rektor.4. KPS secara ex-officio adalah anggota Kolegium Neurologi Indonesia.Sekretaris Program Studi (SPS) Neurologi1. SPS adalah seorang dokter spesialis saraf sebagai staf pengajar berpangkat sekurang-kurangnya lektor, membantu KPS dalam mengelola penyelenggaraan pendidikan PPDS.2. SPS dipilh oleh dan disetujui oleh rapat pengajar Bagian Neurologi, kemudian diusulkan ke Dekan Fakultas Kedokteran melalui Kepala Bagian dan dikukuhkan serta diangkat dengan Surat Keputusan Rektor.Ruang Lingkup Tugas KPS dan SPSKPS dan SPS bertanggung jawab atas pengelolaan kegiatan penyelenggaraan program studi dengan :1. Merencanakan pelaksanaan program studi sesuai kurikulum pendidikan yang dijabarkan dalam buku panduan pelaksanaan.2. Menyelenggarakan seleksi akademis calon peserta program studi dengan melibatkan staf pengajar terkait.3. Melaporkan hasil seleksi dan mengembalikan peserta yang ditolak kepada fakultas.4. Menggunakan perangkat proses pendidikan untuk pelaksanaan pendidikan, bekerja sama dengan ketua bagian, KODIK S1 dan sarana lain yang digunakan untuk pendidikan.5. Menyelenggarakan penilaian pendidikan terhadap peserta program studi terus menerus secara objektif dengan melibatkan semua staf pengajar serta melaksanakan teguran, peringatan atau sanksi kepada peserta program studi yang bermasalah.6. Menyusun rencana anggaran serta petanggungjawaban pelaksanaan anggaran pada pimpinan fakultas.7. Melaksanakan tugas administrasi sehari-hari.8. Membuat laporan berkala setiap semester mengenai:a. Calon peserta program studi yang diterima dari seluruh pelamar.b. Kemajuan tahap pendidikan yang termasuk kegagalan/penundaan, penghentian pendidikan.c. Penyelesaian pendidikan (wisuda).d. Daftar staf pengajar resmi.e. Daftar unit-unit kerja yang digunakan di RS Pendidikan.Ruang Lingkup Tugas Ketua Bagian/Departemen1. Menetapkan staf bagian sebagai staf pengajar dengan jenjang penilai,pendidik dan pembimbing sesuai kualifikasi dalam kurikulum.2. Menugaskan sumber daya manusia (Human Resources) staf akademik, non akademik, perawat dan lain-lain sesuai dengan tugas dan wewenangnya.3. Mempersiapkan perangkat proses pendidikan (Learning Resources) bangsal, poliklinik, pasien, laboratorium, perpustakaan, ruang kuliah,dsb.Sesuai kebutuhan pendidikan.4. Memantau penyelenggaraan kegiatan proses pendidikan, berkoordinasi dengan KPS.TENAGA PENGAJARTenaga pengajar adalah para pakar yang karena kompetensi mempunyai tugas melaksanakan tugas/pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan bidang keahlian/ilmunya serta diberi wewenang membimbing, mendidik, dan menilai para peserta program pendidikan dokter spesialis saraf di dalam proses pendidikannya.Jumlah tenaga pengajar minimal 7 (tujuh) orang dokter spesialis saraf di samping pakar di bidang lain yang terkait, dan sekurang-kurangnya 2 (dua) diantaranya dengan tingkat penilai.Penggolongan Tenaga PengajarPenggolongan tenaga pengajar adalah sebagai berikut:PembimbingDefinisi :Pembimbing adalah tenaga pengajar yang melaksanakan pengawasan dan bimbingan terutama dalam keterampilan tetapi tidak diberi tanggung jawab atas bimbingan peningkatan bidang ilmiah (kognitif).Kualifikasi:1. Dokter spesialis saraf yang ditugaskan sebagai tenaga pengajar dengan SK pengangkatan oleh yang berwenang.2. Sarjana ahli bidang di luar ilmu penyakit saraf yang ditugaskan sebagai staf pengajar dengan masa kerja minimal 3 tahun dengan SK pengangkatan oleh yang berwenang.

PendidikDefinisi:Pendidik adalah tenaga pengajar yang berkemampuan sebagai pembimbing dan bertanggung jawab atas peningkatan bidang ilmiah (kognitif).Kualifikasi:1.Dokter spesialis saraf yang berpengalaman kerja minimal 3 tahun terus menerus sebagai pembimbing di Pusat Pendidikan Dokter Spesialis Saraf yang diakui.2.Sarjana ahli bidang di luar Ilmu Penyakit Saraf dengan masa kerja minimal 5 tahun sebagai tenaga pengajar di pusat pendidikan keahlian yang diakui.3.Staf pengajar tamu dengan rekomendasi dari badan pendidikan yang berwenang (Badan Koordinasi Pelaksanaan PPDS).PenilaiDefinisi:Penilai adalah tenaga pengajar yang selain mempunyai kemampuan sebagai pendidik diberi wewenang untuk menilai hasil belajar peserta program.Staf pengajar tamu ( diluar ilmu penyakit saraf) yang diberi wewenang untuk menilai hasil belajar peserta program, dengan SK yang berwenang.Kualifikasi:1. Dokter spesialis saraf yang berpengalaman kerja minimal 3 tahun terus menerus sebagai pembimbing di Pusat Pendidikan Dokter Spesialis Saraf yang diakui.2. Sarjana ahli di bidang di luar ilmu penyakit saraf atau staf tamu yang berpengalaman sebagai tenaga penilai di pusat pendidikan keahlian yang diakui.3. Dokter spesialis saraf sebagai staf pengajar yang memenuhi syarat dapat diangkat menjadi Ketua Program Studi.Tenaga Penguji NasionalKetentuan tentang penyelenggaraan Ujian Nasional dan Kriteria serta nama Penguji Nasional ditetapkan oleh Kolegium Neurologi Nasional (KNI).Komisi Ujian Nasional (KUN) adalah suatu badan di lingkungan KNI yang menyelenggarakan Ujian Nasional Neurologi.

Tenaga Penguji NasionalKetentuan tentang penyelenggaraan Ujian Nasional dan Kriteria serta nama Penguji Nasional ditetapkan oleh Kolegium Neurologi Indonesia (KNI).Komisi Ujian Nasional (KUN) adalah suatu badan di lingkungan KNI yang menyelenggarakan Ujian Nasional Neurologi.Penguji pada Ujian Nasional Neurologi adalah dosen/tenaga yang pengajar penilai dengan kriteria sebagai berikut:1. Spesialis saraf Konsultan atau Spesiali Saraf yang telah lebih dari 8 tahun bekerja di pusat pendidikan Dokter Spesiali Saraf.2. Diusulkan kepada KNI oleh KPS dan diketahui oleh Kepala Bagian Pusat Pendidikan.3. Dikukuhkan oleh KNI dengan SK sebagai penguji.4. Tercatat dalam Daftar Penguji Nasional.Penguji dalam suatu Ujian Nasional berasal dari berbagai pusat pendidikan dan ditetapkan oleh KNI, yaitu 2 orang dari pusat pendidikan yang bersangkutan dan 1 orang dari pusat pendidikan lainnya.Pengembangan Tenaga PengajarPengembangan dan peningkatan staf pengajar dalam bidang akademik dan profesi dilaksanakan secara berkesinambungan serta disesuaikan dengan kebutuhan.Kuantitatif:1. Penambahan jumlah staf pengajar dapat diambil dari peserta didik yang berprestasi, berminat dan berdedikasi baik.2. Dokter Spesialis Saraf lulusan Fakultas Kedokteran Negeri atau bukan, dapat diusulkan dan diangkat menjadi tenaga pengajar/tenaga pengajr luar biasa sesuai peraturan pusat pendidikan/fakultas kedokteraan penyelenggara.Kualitatif:1. Staf pengajar diharapkan mengikuti latihan peningkatan kemampuan memdidik.2. Staf pengajar diberi kesempatan untuk menegembangkan diri di bidang spesialisasinya atau menempuh suatu pendidikan formal dalam bidang tertentu untuk memperoleh sebutan Dokter Spesialis Saraf Konsultan.3. Mendorong staf pengajar mengikuti Program Pendidikan Strata III.

PESERTA DIDIKPeserta didik adalah seorang dokter yang memenuhi semua persyaratan yang telah ditetapkan dalam Penerimaan Calon Peserta Program, berusia maksimal 35 tahun dan lulus ujian seleksi yang berlaku.Jumlah maksimal peserta program per program 2 kali jumlah tenaga pengajar yang mempunyai jabatan lektor atau yang setara.FASILITAS PENDIDIKANPusat pendidikan dokter spesialis saraf menggunakan dan memanfaatkan sarana Rumah Sakit Dr.Mohammad Hoesin Palembang (RS Tipe A) sebagai Rumah Sakit Pendidikan, yang mempunyai fasilitas:1. Sarana Rawat Inapa. Mempunyai 60 tempat tidur (minimal 100 tempat tidur dengan BOR minimal 60%).b. Ruang Poliklinik Umumc. Ruang Poliklinik Khusus/Spesialistikd. Ruang Perawatan Gawat Darurat Minimal2. Peralatan Diagnosa :a. Elektroencephalographb. Echoencephalographc. Elektromyograph dan Evoke Potentiald. Brain CT Scane. Trancranial Doppler Sonographyf. Brain MRI3. Layanan pendidikan spesialis :a. Departemen/Bagian Ilmu Penyakit Dalam dan Jantung.b. Departemen/Bagian Ilmu Kesehatan Anakc. Departemen/Bagian Rehabilitasi Medikd. Departemen/Bagian Psikiatrie. Departemen/Bagian Radiologif. Departemen Bedah/Bedah Sarafg. Departemen Anestesiologih. RSUD Sekayu Musi Banyuasin4. Sistem Pencatatan Medik Rumah Sakit5. Perpustakaan Bagian Neurologi (buku-buku, majalah-majalah dalam dan luar negeri sesuai dengan katalog), di samping perpustakaan fakultas.6. Sistem Informasi Internet, Multimedia.

LAMA PENDIDIKANLamanya pendidikan untuk Dokter Spesialis Saraf adalah 8 semester, meliputi: 2 semester : kualifikasi 4 semester : pendalaman 2 semester : akhirProgram Magister Neurosains diintegrasikan selama 4 semester, dan dilaksanakan di awal semester.Proporsal penelitian akhir/Tesis diajukan pada semester ke 6, diseminarkan, diperbaiki dan disetujui paling lambat pada semester 8, atau sebelumnya.KETENTUAN TENTANG PENELITIAN AKHIR1. Tesis akhir adalah milik pusat Pendidikan ditempat PPDS tersebut melakukan penelitiannya.1. Pembimbing adalah Peneliti Utama-nya.1. Judul-judul penelitian ditentukan oleh Pusat Penelitian bersangkutan1. Penelitian diawali dengan pengajuan proposal dan ujian. Setelah lulus, peserta program melakukan penelitian sesuai dengan rentetan didalam proposal.1. Selanjutnya peserta mengajukan seminar hasil penelitian pada akhir semester.PELAKSANAAN PENDIDIKANSeperti telah diuraikan dalam bab pendahuluan bahwa program pendidikan dikelompokkan menjadi 3 yaitu:1. PPDS dengan pembobotan Neurosains1. PPDS / Magister Neurosains1. PPDS / Magister Epidemiologi KlinikFK UNSRI mengikuti bentuk kurikulum yang pertama, dimana pelaksanaanya diawali dengan pendidikan dasar dan dilanjutkan dengan keterampilan klinik.Seluruh kegiatan mengacu paada kurikulum yang ditentukan dengan Basis kompetensi. Peserta didik mencatat semua kegiatan pendidikan didalam Buku Kegiatan Ilmiah Calon Dokter Spesialis Saraf (log book) yang disahkan oleh Kepala Bagian dan KPS.

KEGIATAN AKADEMIK1. KULIAHProgram pendidikan spesialis saraf di mulai dengan mengikuti kuliah, yang dilaksanakan dapat bersama-sama program spesialis lain.

MATA KULIAH DASAR KLINIK (pada semester 1) :1. Epidemiologi Klinik dan Evidence-based medicine1. Farmakologi klinik1. Biomolekuler1. Filsafat Ilmu Pengetahuan dan Etika Profesi1. Metodologi Penelitian1. Biostatistik dan komputer statistik1. Genetika Kedokteran1. Ilmu Administrasi Kesehatan1. Pengetahuan dasar Laboratorium Klinik1. Neuroanatomi Neurofisiologi 1. Neurofarmakologi1. Diagnosis fisik penyakit saraf1. Diagnosis laboratorium penyakit saraf1. Patofisiologi penyakit saraf1. Penyakit non neurologi yang menimbulkan komplikasi1. Neuro Vasculer I1. Neuro infeksi I

MATA KULIAH ILMU PENYAKIT SARAF (pada semester II) :1. Neuro Vasculer II1. Neuro Infeksi II1. Dasar - dasar neurp imaging1. NeuroemergenciMATA KULIAH ILMU PENYAKIT SARAF (pada semester III,dst)1. Cedera Kepala1. Cedera Medula Spinalis1. Neurobehavior1. Pain + sefalgia1. Neurootologi1. Gangguan gerak1. EEG1. Gangguan saraf tepi, otonom dan otot1. ENMG, EMG, Evoked Potensial1. Neurooftalmologi1. Neuropediatri1. Neurosurgeri1. Neurointensif1. Neuropsikiatri1. TCD dan Carotid dopler1. Neuroendokrin, Neuroimonologi, Neurohematologi

1. PROPOSALProposal penelitian merupakan kegiatan akademik yang direncanakan dan disusun menurut kaidah penulisan ilmiah agar dapat digunakan sebagai pedoman untuk melakukan penelitian tesis.Tujuan :1. Menerapkan metodelogi penelitian1. Mendaopatkan pengalaman dan keterampilan menulis usulan penelitian ilmiah1. Sebagai dasar melakukan penelitian ilmiah untuk penelitian tesis ditahap berikutnya

1. JOURNAL READINGJournal reading adalah kegiatan akademik melalui pembahasan makalah ilmiah didepan forum.Tujuan :Mendapat kemampuan menganalisis makalah ilmiah secara kritis (critical appraisal) sesuai tata cara baku, sehingga dapat menyimpulkan bobot (mutu penulisan ) makalah dan substansi yang terkandung didalamnya.

1. REFERATReferat ialah kegiatan akademik dengan cara mensarikan beberapa makalah ilmiah yang relevan menjadi satu topic bahasan dalam bentuk penulisan sari ilmiah atau review article.Tujuannya :1. Mendapatkan kemampuan memilih bermacam makalah ilmiah yang bermutu untuk disarikan.1. Mendapat kemampuan menerapkan critical appraisal beberapa makalah ilmiah untuk mendapatkan kesimpulan.1. Mendapatkan kemampuan menulis ringkasan dari berbagai makalah menjadi suatu makalah ilmiah baru.

1. SARI PUSTAKASari pustaka ialah pendalaman akademik dengan cara menyarikan berbagai makalah ilmiah menjadi suatu karya ilmiah tulis yang disusun menurut kaidah penulisan ilmiah.Tujuannya :1. Mendapatkan pengalaman, pengetahuan dan keterampilan membaca, menilai dan menganalisis makalah ilmiah.1. Mendapatkan keterampilan menulis kembali ringkasan berbagai makalah ilmiah yang baku.1. Mendapatkan berbagai pokok bahasan, topic, masalah, kesimpulan yang mungkin dapat diteliti lebih lanjut sebagai penelitian ilmiah untuk menyusun tesis.1. Mengiatkan keterampilan menyajikan dan mendiskusikan makalah tersebut di depan forum ilmiah.

1. PELAKSANAAN PENELITIANPelaksanaan penelitian adalah kegiatan akademik yang menggunakan penalaran ilmiah dan memenuhi persyaratan metodelogi disiplin Neurologi.Ketentuan umum:1. Penelitian menggunakan metode kuantitatif atau kualitatif atau keduanya.1. Segera setelah proposal penelitian dinyatakan lulus, penelitian telah dapat dilaksanakan selambat-lambatnya awal semester VII.

1. PENULISAN TESISPenulisan Tesis merupakan kegiatan akademik dengan cara mengolah hasil kegiatan penelitian dalam bentuk karya tulis yang bersifat teoritis konseptual berdasarkan analisis data sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan program studi.Ketentuan umum:1. Tesis dituliskan dalam bahasa Indonesia dengan abstrak dalam bahasa Indonesia dan inggris.1. Beban penulisan Tesis 8-10 SKS termasuk seminar proposal penelitian dan atau seminar hasil penelitian1. Pembimbing Tesis ditentukan oleh coordinator bagian masing-masing fakultas yang bersangkutan.1. Tesis yang sudah disusun dan disetujui oleh pembimbing dilaporkan kepada KPS untuk dijadwalkan ujiannya.

KEGIATAN PROFESISAJIAN KASUS (PRSESENTASI KASUS).Sajian kasus adalah kegiatan profesi dalam bentuk menyajikan satu kasus untuk dibahas di forum ilmiah.Tujuannya:1. Mendapatkan kemampuan menyusun suatu kasus dalam satu makalah sajian kasus menurut tatacara baku.2. Mempunyai kemampuan menyajikan satu kasus di forum ilmiah.3. Mendalami substansi kasus tersebut.

Ketentuan Umum:1. Kasus dipilih oleh pembimbing atau dokter ruangan selaku pembimbing, boleh juga dipilih peserta didik setelah mendapat persetujuan.1. Kasus akan disajikan harus dilaporkan kepada KPS untuk dijadwalkan penyajiannya.1. Kasus yang dipilih diutamakan kasus sulit, kasus problematic, kasus kematian dan kasus yang jarang dijumpai.

TUGAS PRESENTASIDalam menjalani pendidikannya peserta didik berkewajiban menyelesaikan tugas presentasi ilmiah yang secara ringkas tergambar pada table dibawah ini :NOTUGASURAIANJUMLAH

1.Presentasi kasus / Kasus terpadu / kasus kematian(English)Kasus yang cukup problematic baik dalam hal diagnosis, terapi maupun prognosis. Jenis kasus bervariasi sesuai dengan sub-bagian yang ada.7

2.Presentasi jurnal (english)Jurnal yang telah dikaji secara kritis metodologinya. Jenis bervariasi sesuai sub-bagian yang ada.

7

3.Presentasi pada pertemuan RegionalJenis presentasi bervariasi, diutamakan regional yang akan menjadi tesis akhir1

4.Presentasi pada pertemuan NasionalJenis presentasi bervariasi, diutamakan nasional yang akan menjadi tesis akhir2

5.Proposal PenelitianMenyampaikan rencana penelitian yang akan dikerjakan1

6.Referat Dapat berbentuk overview atau meta-analisis2

7.Tesis akhirMenyampaikan hasil penelitian sesuai proposal 1

8.Mini PenelitianMenyampaikan hasil penelitian berupa penelitian deskriptif1

STASENOSTASELAMA STASE (bulan)

1.2.3.4.5.6.7.8.9.

10.11.12.1314Bangsal Poliklinik dan rawat Darurat (IRD)ENMG, evoked potensialEEGNeurosurgeryNeuroradiologi NeuropsikiatriTCDIlmu Penyakit Dalam(endokrin, hematologi,neuroimunologi, neurovasculer)NeuropediatriNeuroofthalmologiNeurorehabilitasiNeurointensifKonsulen dan Rumah Sakit jaringan1863311212

21116

JUMLAH48 bulan

GARIS BESAR KURIKULUM DAN KEGIATAN PENDIDIKAN1. Pengetahuan teori dasar dan dasar Neurologi2. Pengetahuan teori klinik umumDasar-dasar dan pengetahuan klinik penyakit saraf3. Pengetahuan Teori Klinik Khususa. Masalah Penyakit Saraf yang sering terjadib. Masalah Penyakit Saraf gawat yang sering terjadic. Masalah Penyakit Saraf gawat yang jarang terjadid. Masalah Penyakit Saraf yang jarang terjadie. Masalah Penyakit Saraf lainnya4. Keterampilana. Klinis Neurologib. Menggunakan alat diagnostikc. Perawatan medikd. Kedaruratan Neurologi5. Tanggung jawaba. Dokter Jagab. Tanggung jawab di masing-masing stase6. Kegiatan ilmiaha. Mengikuti pertemuan ilmiahb. Menyajikan karya tulis7. Kegiatan mendidik mahasiswa Kedokteran dan Keperawatan8. Teori Penelitian Dasar, Lanjutan dan Penulisan Tesis.BENTUK PENGALAMAN BELAJAR PROGRAM STUDI ILMU PENYAKIT SARAF1. Kuliah pasca sarjanaBagi peserta program semester I dan II diwajibkan mengikuti kuliah umum neurologi untuk mahasiswa.2. Mengikuti penyajian naskah ilmiah3. Menyusun dan menyajikan naskah ilmiah4. Mengikuti kegiatan mendidik mahasiswa5. Konsultasi rujukan6. Tugas baca7. Diskusi kelompok dan bimbingan di sub bagian8. Mengikuti simposium keahlian, penataran dan sebagainya9. Tugas Bangsal10. Tugas Jaga11. Tugas Poliklinik12. Tugas Lapangan13. Tugas Laboratorium14. Menyusun dan mengajukan laporan kasus15. Tindakan darurat16. Tugas stase di bagian/sub bagiana. Sub-bagian/sub spesialisasi neurologib. Bagian Anakc. Bagian Psikiatrid. Perawatan Intensife. Bagian Penyakit Dalamf. Bagian Radiologig. EEGh. EMG, ENMG dan Evoked Potensiali. Bagian Bedah sarafj. Bagian Ilmu Penyakit Matak. Bagian Rehabilitasi Medik17. Pengalaman kerja mandiri di Rumah Sakit lain (RS swasta/RS tipe yang lebih rendah, tipe B/C).Dalam hal ini di Rumah Sakit Umum daerahSekayu Kabupaten Musi Banyuasin

TAHAPAN PENDIDIKANProgram Pendidikan Dokter Spesialis Saraf dibagi dalam 4 tahapan pendidikan. Masing-masing tahap mempunyai tujuan pendidikan dan dicapai melalui pengalaman dan pensisikan tertentu.

Kompetensi tiap tahap pendidikan :Tahap I1. Mampu menjelaskan teori dasar sistem/organ saraf pusat (SSP) dan tepi (SST) pada tahap embrional, perkembangan, sehat dan sakit, serta pengetahuan klinis umum lainnya yang berhubungan dengan konsep dasar teori tersebut2. Mampu melakukan pemeriksaan fungsi SSP?SST dan membuat diagnosis kasus-kasus saraf dalam keadaan sehat dan sakit, serta hubungan sebab akibat dengan sistem/organ tubuh lainnya pada tata laksana klinis neurologis.3. Mampu menghayati dan mengamalkan secara kritis-analitis, rasional-ilmiah konsep-konsep yang mendasari teori tersebut.4. Mampu menjelaskan konsep neuro-biomolekuler pada masalah sumber daya manusia berdasarkan konsep neurologi dasar5. Mampu menjelaskan teori klinis SSP/SST faali dan patologi6. Mampu menjelaskan teori klinis khusus dalam bidang neurologi perkembangan, neuro-pediatri, neuro-imunologi, neuro-farmakologi, neuro-fisiologi, neuro-patologi, neuro-behavior, neuro-oftalmologi, neuro-otologi, neuro-endokrinologi, neuro-onkologi, neuro-biomolekuler, neuro imaging, nauro restorasi/rehabilitasi, serta menerapkan kedokteran komunitas dalam masyarakat sesuai Sistem Kesehatan Nasional danUU Kesehatan No. 23 tahun 1992Tahap IIA1. Mampu menjelaskan teori klinis kedaruratan neurologi dan antisipasi awal terhadap ancaman kedaruratan sistem/organ tubuh lainnya2. Mampu menjelaskan teori cara-cara penunjang diagnosis pada neurologi3. Mampu menjelaskan kelayakan dan kesulitan tindakan operasi kasus-kasus neurologi4. Mampu melaksanakan pemberian anestesi local/analgesic di bidang neurologi5. Mampu melaksanakan biopsy otot dan saraf6. Mampu melakukan tindakan punksi di bidang neurologi7. Mampu menghayati secara kritis-analitis dan rasional teori-teori tersebut dengan menggunakan fasilitas kepustakaan8. Mampu menuliskan rujukan kepustakaan yang dapat diajukan pada pertemuan ilmiah atau dipublikasikan dalam majalah ilmiah9. Mampu menyusun dan menyajikan laporan kasus dalam pertemuan ilmiah10. Mampu membimbing tahap ITahap IIB1. Mampu memecahkan masalah neurologi secara tuntas2. Mampu menjawab konsultasi disiplin lain secara tepat dan bertanggung jawab3. Mampu melakukan upaya neurodiagnostik dan menginterprestasikan secara tepat4. Mampu menjelaskan semua masalah neurologis secara tepat pada semua tingkat pengetahuan yang ada dalam masyarakat5. Mampu mengawasi, mengarahkan prilaku dan sikap serta tindakan yang dilakukan yuniornya (tahap I)Tahap III1. Mampu menjadi otoritas penanganan kasus neurologi secara paripurna2. Mampu mengelola dan dapat dipertanggungjawabkan semua aktifitas tim jaga, tim ruangan dan tim rawat jalan3. Mampu melaksanakan tugas sebagai spesialis saraf dan bertanggung jawab terhadap pembimbingnya4. Mampu melakukan dan melaksanakan program promosi, prevensi, kuratif, rehabilitasi dan berorientasi secara individual dan masyarakat5. Mampu menjadi coordinator tim pelaksana tugas fungsional neurologi sesuai dengan SKN, UU Kesehatan No 23/ 1994, UU Pendidikan Nasional No.2/19896. Mampu menyelesaikan penelitian akhir untuk penyusunan tesis.

CARA PENCAPAIAN TAHAPAN1. Tahap I, IIA, IIBRumusan umum perilaku yang ingin dicapai pada tahap pendidikan ini adalah :Memiliki pengetahuan, ketrampilan dan sikap untuk dapat menghadapi masalah neurologi yang sering terdapat dalam masyarakat.Cara pencapaian tahap ini :

Isi Kurikulum dan KegiatanBentuk Pengalaman Belajar

A. Pengetahuan teori dasarB. Pengetahuan teori klinikC. Pengetahuan teori klinik khusus :1. Masalah neurologi yang sering terjadi2. Masalah neurologi gawat yang jarang terjadiD. KetrampilanE. Tanggung jawabF. Kegiatan ilmiahG. Teori penelitian dasar, lanjutan dan penulisan tesisa. Kuliah pasca sarjanab. Penyajian naskah ilmiahc. Menyusun da menyajikan naskah ilmiahd. Mengikuti kegiatan dalam pendidikan mahasiswae. Konsultasi rujukanf. Tugas bacag. Diskusi kelompok dan bimbinganh. Mengikuti simposium, penataran dan sebagainyai. Tugas bangsalj. Tugas jagak. Tugas poliklinikl. Tugas lapanganm. Tugas laboratoriumn. Menyusun dan mengajukan laporan kasuso. Tindakan daruratp. Tugas stase di Bagian/sub bagianq. Tugas kerja mandiri

2. Tahap IIIRumusan masalah perilaku yang ingin dicapai pada tahap pendidikan ini adalah :Melengkapi pengetahuan dan keterampilan bidang neurologi khusus yang telah didapat pada tahap I dan II, sehingga dapat memberikan dan mengembangkan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan optimal, serta dapat melaksanakan penelitian dan pendidikan dalam bidang neurologi.Cara pencapaian tahap ini :Isi Kurikulum dan KegiatanBentuk Pengalaman Belajar

A. Pengetahuan teori klinik khusus :1. Masalah neurologi yang sering terjadi2. Masalah neurologi gawat yang jarang terjadiB. KeterampilanC. Tanggung jawabD. Kegiatan IlmiahE. Kegiatan Mendidika. Menyusun dan menyajikan naskah ilmiahb. Mengikuti kegiatan dalam pendidikan mahasiswac. Konsultasi rujukand. Tugas bacae. Diskusi kelompok dan bimbinganf. Mengikuti simposium, penataran dan sebagainyag. Tugas bangsalh. Tugas jagai. Tugas poliklinikj. Tugas lapangank. Tugas laboratoriuml. Menyusun dan mengajukan laporan kasusm. Tindakan daruratn. Tugas stase di bagian/ sub-bagiano. Tugas kerja mandiri

KURIKULUM PENDIDIKANKurikulum Pendidikan yang dipakai Pada tahun 2011 ini adalah kurikulum Program Pendidikan Dokter Spesialis Saraf Tahun 2010, yang tertuang dalam buku kurikulum Pendidkan Dokter Spesialis Saraf FK UNSRI Tahun 2010.