bukan Telaah Staf.docx
-
Upload
irfan-purnamansyah -
Category
Documents
-
view
122 -
download
5
description
Transcript of bukan Telaah Staf.docx
TAHAPAN – TAHAPAN PROSES INSPEKSI COMBUSTION CHAMBER
MITSUBISHI HEAVY INDUSTRI
TUGAS AKHIR TELAAH STAF
Diajukan Untuk Memenuhi SyaratMenjadi Pegawai PT. Indonesia Power Tingkat Smk Tahun 2013
Oleh :
Nama : Irpan PurnamansyahNo Siswa : SMK - 205Jurusan : Teknik MesinKonsentrasi : Teknisi Mekanik Unit Bisnis Pemeliharaan
PT. INDONESIA POWER
UNIT BISNIS PEMELIHARAAN ANGKATAN TAHUN 2013
LEMBARAN PERSETUJUAN TUGAS AKHIR TELAAH STAF
TAHAPAN – TAHAPAN PROSES INSPEKSI COMBUSTION CHAMBER MITSUBISHI HEAVY INDUSTRY
Disusun Oleh :
Nama : Irpan PurnamansyahNo Siswa : SMK - 205Jurusan : Teknik MesinKonsentrasi : Teknisi Mekanik Unit Bisnis Pemeliharaan Di setujui oleh :
MENTOR
P.S.KUNCORO.S.T
Nip. 7393240K3
TUTOR I
MARIHOT SIMANJUNTAKNip. 19720818 200003 1 002
TUTOR II
Nip. 19681111 199303 1 001
Disahkan Oleh :
GENERAL MANAGER UBHAR
Ir. Mangampin SaranggiNIP.
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di era globalisasi saat ini dan semakin pesatnya perkembangan tekhnologi memacu
tumbuh pesatnya perkembangan industri, seiring hal tersebut menyebabkan terciptanya dunia
kerja yang membutuhkan tenaga kerja yang terampil, profesional dan berpengetahuan yang luas
dibidangnya masing-masing.
Di PLTG sistem pendingin sangat berperan penting untuk menjamin kelangsungan
Turbin Gas, karena di PLTG itu kinerja yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh temperature,
maka untuk mempertahankan temperatur itu dibutuhkan suatu sistem pendingin.
Atas pertimbangan diatas maka penulis mengambil judul tugas akhir adalah “Perawatan
dan Perbaikan Sistem Pendingin Turbin Gas Alsthom Atlantique”. Melalui tugas akhir ini
penulis ingin mengetahui jauh lebih dalam tentang bagaimana perawatan dan perbaikan sistem
pendingin turbin gas Alsthom Atlantique yang nantinya akan sangat bermanfaat sebagai bahan
ilmu untuk terjun ke dunia industri.
Berdasarkan data yang diperoleh ada juga Tugas akhir tentang turbin gas dari mahasiswa
politeknik sebelumnya yaitu :
a. Afri Roga (02071003) dengan judul “Perawatan dan Perbaikan Cooling Air Fan 88 BA
Pada Turbin Gas Alsthom Atlantique”
b. Fandi (02071018) dengan judul “Perawatan dan Perbaikan Unit Instalasi Turbin Gas
Pada PLTG Pauh Limo”
c. Edisar Marza (07071024) dengan judul “Tinjauan Kerusakan Pressure Regulating Valve (VPR-2) Pada Lube Oil System Turbin Gas Asthom Atlantique”
1.2. Alasan Pemilihan Judul
Judul dari laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini adalah “Perawatan dan perbaikan
Sistem Pendingin Turbin Gas Alsthom Atlantique”
Adapun alasan penulis dalam mengambil judul ini adalah :
a. Pada turbin gas sistem pendingin sangat berperan penting untuk menjamin kelangsungan turbin
gas tersebut
b. Karena ingin mengetahui fungsi pendingin lebih dalam lagi
1.3. Tujuan
Dalam pembuatan tugas akhir ini, ada dua tujuan yang hendak dicapai, yaitu:
1.3.1 Tujuan Umum
Sebagai pengembangan ilmu yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan secara teori
maupun praktek serta memperoleh pemahamn ilmu tentang sistem perawatan dan perbaikan
sistem pendingin turbin gas.
a. Tujuan Khusus
a) Rapat mengetahui sistem pendingin yang digunakan pada PLTG Pauh Limo Padang
b) Dapat mengetahui jenis-jenis perawatan dan perbaikan yang diterapkan pada sistem pendingin
pada turbin gas Alsthom Atlantique
c) Dapat mengetahui penanggulangan sistem pendingin pada turbin gas Alsthom Atlantique
1.4. Metode Penulisan Laporan
Dalam penulisan laporan ini penulis mendapatkan data-data dan bahan dengan berbagai
metode antara lain yaitu :
a. Orientasi Department yang bertujuan untuk mengetahui sistem organisasi pada PT.PLN
(Persero) PLTG Pauh Limo Padang.
b. Observasi lapangan yang bertujuan untuk mengetahui lebih jelas peralatan dan sistem kerja dari
Pembangkit Listrik tenaga Gas (PLTG) Pauh Limo.
c. Diskusi dan konsultasi dengan pembimbing dan staf-staf perusahaan bertujuan untuk
mengavaluasi ulang mengenai teori dan hasil praktek yang didapatkan selama melakukan
pengambilan data
1.5. Batasan Masalah
Dalam penulisan laporan ini, penulis membatasi masalah pada ruang lingkup perawatan,
perbaikan, kendala serta penanggulangan sistem pendingin pada turbin gas.
1.6. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan laporan praktek kerja lapangan ini penulis menggunakan sistematika
penulisan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pendahuluan yang terdiri dari Latar Belakang, Alasan Pemilihan Judul, Tujuan, Metode
Penulisan Laporan, Batasan Masalah dan Sistematika Penulisan Laporan Praktek Kerja
Lapangan.
BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
Berisikan mengenai Sejarah Singkat Perusahaan, Visi, Misi dan Program Kerja Perusahaan,
Kebijakan Lingkungan, Manajemen, Struktur Organisasi, Sumber Daya Manusia, Gambaran
Umum, Peserta, Waktu dan Tempat Praktek Kerja Lapangan.
BAB III MANAJEMEN PERAWATAN DAN PERBAIKAN
Berisikan tentang Pengenalan Dasar Perawatan dan Perbaikan secara Umum, Mekanisme dan
Komponennya.
BAB IV TINJAUAN UMUM TURBIN GAS ALSTHOM ATLANTIQUE
Berisikan tentang Prinsip Dasar Turbin Gas, Komponen Utama dan Komponen Bantu pada
Turbin Gas yang ada pada PLTG Pauh Limo.
BAB V PERAWATAN DAN PERBAIKAN SISTEM PENDINGIN TURBIN GAS
Berisikan tentang bagaimana perawatan dan perbaikan sistem pendingin yang baik
BAB VI PENUTUP
Berisikan tentang Kesimpulan dan Saran.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Prinsip Dasar Turbin Gas
2.1.1. Pengertian Turbin Gas
Turbin gas adalah turbin dengan gas sebagai fluida kerjanya gas diperoleh dari
pembakaran bahan bakar cair yang mudah terbakar. Sistem turbin gas yang paling sederhana
terdiri dari tiga komponen utama, yaitu kompresor, ruang bakar dan turbin yang disusun menjadi
satu sistem yang kompak.
Udara atmosfir yag masuk ke dalam kompresor berfungsi menghisap dan menaikkan
tekanan udara tersebut, hingga temperatur dan tekanannya naik kemudian udara yang bertekanan
dan bertemperatur tinggi tersebut masuk ke dalam ruang bakar, ke dalam ruang bakar
disemprotkan bahan bakar, sehingga akibat bercampurnya bahan bakar dengan arus udara
tersebut, maka terjadi proses pembakaran. Proses pembakaran tersebut terjadi pada tekanan
konstan. Dengan demikian tugas ruang bakar adalah untuk menaikkan temperatur gas (udara
ditambah bahan bakar). Gas pembakaran yang bertemperatur tinggi itu kemudian masuk kedalam
turbin gas dimana energi gas yang digunakan untuk melakukan kerja memutar roda turbin
kurang lebih 60% kali daya yang dihasilkan turbin, dipergunakan untuk memutar kompresor.
Di dalam turbin gas proses kompresi, pembakaran dan ekspansi terjadi didalam
komponen yang berlainan. Berbeda dengan sistem pembakaran pada motor bakar. Sistem
instalasinya dapat dipasang dengan cepat dan investasinya lebih murah di banding dengan turbin
air dan uap. Disamping itu turbin gas juga dapat distart dalam kondisi keadaan dingin dan beban
nol sampai pada beban penuh. Perbandingan antara kompresi dalam kompresor adalah 8 : 1.
Untuk temperatur pembakaran harus di batasi sesuai dengan kekuatan material yang
dipergunakan terutama material pada turbin. Tekanan ruang bakar berkisar antara 2,3 – 10 Atm,
sedangkan temperatur pembakaran keluar dari ruang bakar 100%.
2.1.2. Proses Kerja Sistem Turbin Gas
Tiga proses pokok yang terjadi dalam turbin gas untuk memproduksi energi yaitu :
a. Proses penekanan udara (kompresi)
b. Proses pembakaran udara + bahan bakar
c. Proses pengembangan atau ekspansi gas hasil pembakaran
Molekul-molekul udara harus memiliki energi panas dalam menghasilkan kerja. Apabila
lebih banyak molekul-molekul udara yang dipanaskan maka akan lebih banyak. Udara yang
ditekan dalam jumlah yang maksimum dalam suatu ruangan yang sempit dapat memudahkan
terjadinya pembakaran. Alat untuk menekan udara adalah kompresor.
Proses pembakaran memberikan energi panas. Proses pembakaran terjadi di dalam ruang
pembakaran yang disebut dengan combustion chamber. Hasil pembakaran dialirkan melalui sudu
turbin.
Sebelum gas masuk ke turbin maka gas panas dialirkan melalui nozzle dengan jalan
penurunan tekanan dan diikuti peningkatan kecepatan gas. Akibat dari kecepatan dari nozzle
maka turbin akan berputar.
Pada Turbin Gas di PLTG penggerak mula adalah motor diesel, dimana pada saat motor
diesel dioperasikan, diesel memutar poros turbin dan dibantu oleh sistem hydraulic ratchet, gas
panas masuk kedalam ruang bakar melalui nozzle sehingga akan memutar turbin dan pada saat
putaran mencapai 17% putaran penuh dan diesel akan memutar turbin hingga 1600 rpm dan pada
putaran 2300 rpm, diesel akan lepas. Antara poros diesel dengan poros kompresor dihubungkan
dengan clutch dan pada putaran 3200 rpm, diesel akan lepas dari turbin. Disamping memutar
turbin, diesel juga sebagai pengabut pertama untuk pembakaran, bahan bakar yang satu dengan
yang lain dihubungkan dengan tabung lintasan api (Cross fire Tube).
Kompresor terdiri dari 17 tingkat dimana udara dihisap melalui saringan udara (filter).
Pada tingkat ke 17 kompresor, udara yang bertekanan tinggi tersebut dialirkan pada ruang bakar
untuk menggantikan fungsi booster, kompresor mengabutkan bahan bakar pada nozzle.
Diruang bakar yang terdiri dari 10 tabung terjadi proses pembakaran, sehingga
menghasilkan gas panas bertekanan tinggi dan dialirkan melalui transitiont piece (bagian
penyalur) menuju sudu-sudu yang terdiri dari dua tingkat sudu gerak, dimana sebelum gas
melewati sudu pengarah (sudu tetap), gas panas tersebut akan mempercepat putaran sudu gerak
turbin sehingga putaran poros kompresor dan turbin akan naik sampai stabil pada putaran 5100
rpm.
Generator yang digunakan di Indonesia adalah 50 Hz yang membutuhkan putaran 3000
rpm. Maka putaran turbin dan kompresor yang mencapai 5100 rpm tersebut akan direduksi atau
diturunkan melalui Load Gear (reduction gear) sehingga menjadi 3000 rpm. Gas panas yang
sudah memutar sudu-sudu turbin akan dibuang menuju cerobong gas buang (exhaust).
2.2. Komponen Utama pada Turbin Gas PLTG Pauh Limo
Komponen-komponen utama dari Turbin Gas PLTG Pauh Limo antara lain yaitu :
a. Motor diesel
b. Accessory gear
c. Kompresor
d. Ruang bakar (Combustion Chamber)
e. Turbin
f. Load gear
g. Generator
Struktur dari komponen dapat dilihat pada gambar sketsa sebagai berikut :
Bahan bakar Exhaust
Udara masuk
Ruang bakar
Motor diesel Generator
Kompresor Turbin
Accessory gear Load gearGambar 2.2 Siklus Turbin Gas Alsthom
2.2.1. Motor Diesel
Diesel disini berfungsi sebagai penggerak awal dari turbin gas dimana daya yang
digunakan untuk menggerakkan awal turbin sangat besar maka diesel berguna untuk penggerak
awalnya. Antara poros turbin dengan diesel dihubungkan dengan menggunakan kopling,
sehingga disaat putaran 3200 rpm lebih kurang dari 65% dari putaran normal turbin maka diesel
akan terlepas. Setelah putaran mencapai hal diatas maka turbin akan mudah memutar porosnya
sendiri.
2.2.2. Accessory gear
Accessory gear adalah box gear, pompa bahan bakar utama, pompa hidrolik, pompa air
pendingin, pompa utama pelumas dan atomizing. Disini tempatnya mentransmisikan putaran
bantu ke alat-alat bantu turbin, gear ini yang berfungsi sebagai pompa bahan bakar, pompa
hidrolik, pompa air pendingin, pompa utama pelumas dan atomizing. Pompa pelumas utama
melumasi poros-poros kompresor, turbin, load gear hingga ke generator, setelah minyak pelumas
ini melumasi semua komponen-komponen tersebut, pelumas akan kembali ke tangki minyak
pelumas.
Semua gear yang ada di dalam accessory gear harus alignment dengan gear turbin
sehingga poros pada accessory gear dengan poros turbin harus lurus, jika terjadi ketidaklurusan
maka akan menyebabkan vibrasi (getaran) pada saat turbin beroperasi. Untuk mengetahui
besarnya aligment dapat dilihat pada buku instruksi masing-masing unit.
Keadaan accessory gear dapat dilihat melalui lobang inspeksi. Pemeriksaannya dilakukan
secara berkala untuk mengatasi kerusakan yang lebih besar.
2.2.3. Kompresor
Kompresor yang digunakan pada PLTG pauh Limo ini adalah kompresor jenis aksial
dengan sudu sebanyak 17 tingkat, secara umum fungsi dari kompresor adalah untuk
mengkompresikan dan memampatkan udara. Cara kerja kompresor adalah kompresor mengisap
udara dari luar (atmosfir) kemudian dikompresikan oleh sudu-sudu sehingga tekananya menjadi
naik. Udara yang bertekanan tinggi tersebut akan di manfaatkan untuk pengabutan proses
pembakaran.
2.2.4. Ruang bakar
Ruang bakar merupakan komponen utama dalam pembangkit listrik tenaga gas, dimana
di ruang pembakaran ini terjadi proses pembakaran bahan bakar dari turbin agar mendapatkan
fluida gas yang akan menggerakkan turbin.
Ruang bakar salah satu unit turbin gas pada PLTG Pauh Limo terdiri dari 10 buah yang
tersusun di sekeliling kompresor. Ruang bakar ini terdiri dari dua bagian yang bagian luar
disebut dengan ruang pembakaran (combustion casing) dan di dalam tabung yang kedua disebut
dengan combustion linier, antara ruang bakar satu dengan yang lainnya di pasang tabung lintasan
api (cross fire tube).
Bahan bakar yang masuk kedalam ruang bakar terlebih dahulu di kabutkan oleh nozzle
yang berjumlah 10 buah dan bercampur dengan udara yang dimampatkan oleh kompresor.
Setelah udara dimampatkan masuk ruang bakar, maka terjadilah pembakaran yang dibantu oleh
dua buah busi sebagai sumber api. Dari hasil pembakaran ini menghasilkan berupa gas panas
yang bertekanan tinggi, masuk ke dalam turbin pertama melalui transition piece. Fungsi dari
transition piece ini adalah merubah energi potensial menjadi energi kinetis.
Pada transition piece di dalamnya mengalir gas panas dan bagian lainnya bersinggungan
dengan udara dari kompresor discharge. Proses pembakaran di dalam turbin berlangsung dengan
baik atau tidak dapat dilihat seight glass yang dipasang pada tiap ruang bakar.
BusiCross Fire TubeCombustion CasingFlame Detector
Gambar 2.7. Ruang Bakar dari Turbin Gas Alsthom Atlantique
Proses pembakaran adalah ekuivalen dengan proses pemasukan kalor pada siklus sistem,
jadi proses pembakaran diharapkan terjadi pada tekanan konstan dan menghasilkan gas yang
bertemperatur tinggi. Proses pembakaran terjadi secara kontinyu yang digunakan, terutama
material sudu turbin. Hal tersebut perlu dilaksanakan karena kekuatan material akan turun seiring
dengan naiknya temperatur.
Jumlah udara yang berlebihan diatas diperlukan untuk menyempurnakan proses
pembakaran dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Mendinginkan bagian-bagian ruang bakar
dan mengusahakan distribusi temperatur gas pembakaran keluar ruang homogen.
Dalam realitanya pembakaran yang sempurna sulit terjadi, masih terdapat kerugian kalor
dalam ruang bakar dan tidak semua hasil pembakaran dapat dimampatkan untuk menaikkan
fluida kerja. Disamping itu juga terdapat kerugian gesekan antara gas pembakaran dengan bagian
ruang bakar, maka akan terjadi sedikit penurunan tekanan.
2.2.5. Turbin
Turbin gas adalah suatu pesawat kalori yang tergolong Internal Combustion Engine
(ICE) atau sering disebut dengan mesin pembakaran dalam. Sebagai hasil energi dari turbin gas
adalah fluida gas yang diperoleh dari gas hasil pembakaran bahan bakar dalam ruang bakar
(combustion chamber).
274
653
1
Gambar 2.8. Assembly Turbin Gas Alsthom Atlantique
Keterangan Gambar 2.8 :
1. Udara masuk (air inlet)
2. Kompresor (compressor)
3. Nozzle
4. Busi (spark plug)
5. Transition piece
6. Turbin
7. Exhaust
Bahan bakar yang digunakan untuk turbin gas antara lain bahan bakar cair (destillate)
seperti HSD atau IDO juga dapat digunakan gas bumi dan gas alam (LNG).
Untuk mendapatkan proses pembakaran yang baik pada combustion chamber diperlukan
tiga komponen utama yaitu :
a. Udara pembakaran
b. Bahan bakar
c. Api (Busi)
Udara pembakaran didapat dari kompresor utama yang seporos dengan turbin yang
digerakkan oleh turbin. Bahan bakar yang masuk kedalam ruang bakar jumlahnya diatur oleh
governor agar diperoleh putaran yang konstan atau tetap walaupun beban mesin berubah-ubah,
naik atau turun.
Sedangkan untuk mendapatkan temperatur pembakaran untuk yang pertama kali dari
penyalaan busi yang akan menyala pada saat permulaan pembakaran atau periode firing. Turbin
terdiri dari rotor dan stator, pada rotor dipasang sudu-sudu jalan.
Pada turbin JPE, AEG dan ALSTHOM jumlah barisan atau tingkat dari sudu jalan ini ada
dua yang selalu disebut 1st stage bucket dan 2nd stage bucket. Jumlah dari 1st stage bucket adalah
120 buah dan jumlah 2nd stage bucket adalah 90 buah.
Setiap baris dari sudu jalan di dahului dengan pengarah yang disebut 1st stage nozzle dan
tingkat yang kedua disebut 2nd stage nozzle, sedangkan pada Turbin Wescan jumlah tingkat dari
turbin ada lima tingkat yang memiliki lima tingkat nozzle dan lima tingkat sudu jalan.
Kegunaan dan fungsi dari barisan sudu tetap dan sudu jalan ini adalah untuk mengubah
energi kinetis yang disimpan pada gas hasil pembakaran menjadi tenaga mekanik pada poros
turbin, selanjutnya daya yang tersimpan pada poros turbin dipergunakan untuk menggerakkan
kompresor, turbin, generator dan alat-alat Bantu lainnya.
Dalam pemasangan atau penggantian sudu-sudu jalan turbin, urutan pemasangan tiap
sudu harus sesuai dengan balancing sebab rotor turbin dapat menimbulkan putaran poros tidak
normal karena pengaruh dari ketidak balance-nya bucket dari turbin, bahkan akan menyebabakan
vibrasi atau tekanan yang besar.
Untuk menjaga sudu turbin supaya tidak mengalami kerusakan akibat temperatur lebih
(over temperature) pada saat turbin beroperasi, maka perlu ada pembatasan dari gas buang
(exhaust temperature), dalam hal ini exhaust temperature dibatasi 480C, dan ini adalah batas
mulai bekerjanya temperatur kontrol dan hal ini dapat dilihat dari signal temperature control.
2.2.6. Load gear
Load gear ditempatkan diantara poros turbin dan poros generator. Jadi load gear
berfungsi untuk memindahkan daya yang dihasilkan turbin ke generator. Karena pada umumnya
putaran turbin tidak sama dengan putaran generator maka load gear selain memindahkan daya
juga berfungsi menyesuaikan (mereduksi) putaran turbin agar sesuai dengan putaran generator.
Dalam penyambungan turbin dan poros load gear digunakan suatu kopling. Ini disebut
dengan load coupling, sebelum pemasangan load coupling ini terlebih dahulu harus diperiksa
apakah antara poros turbin dan poros load gear sudah lurus (alignment).
Apabila tidak dilakukan alignment pada daerah ini, maka menyebabkan vibrasi yang
timbul pada saat unit beroperasi yang sangat besar. Keadaan roda gigi load gear diperiksa
melalui lubang pemeriksaan yang sudah disediakan, dan bearing untuk load gear dipasang pada
saat major inspection.
2.2.7. Generator
Generator berfungsi untuk membangkitkan tenaga listrik. Generator memiliki rotor dan
stator dengan adanya potongan medan gaya magnet pada saat rotor generator diputar, maka akan
timbul tenaga listrik pada generator. Agar generator tetap konstan walaupun beban generator
berubah-ubah maka generator dilengkapi dengan exciter dan AVR (Automatic Voltage
Regulator). Pemakaian bahan bakar turbin sesuai dengan beban generator.
2.3. Komponen Bantu pada Turbin Gas PLTG Pauh Limo
Selain peralatan utama, pada Turbin Gas PLTG Pauh Limo juga dilengkapi dengan alat-
alat bantu, pendukung beroperasinya secara normal Turbin Gas PLTG ini, alat-alat bantu yang
digunakan adalah sebagai berikut :
a. Sistem Pelumas
b. Sistem Pendingin
c. Sistem Hidrolik
d. Sistem Pneumatik
e. Sistem Start
f. Sistem Kontrol dan Proteksi
g. Sistem Bahan Bakar
h. Sistem Hydraulic Rachet
2.3.1. Sistem Pelumasan
Secara umum fungsi pelumasan adalah untuk melumasi bagian-bagian yang berputar agar
tidak terjadi gesekan langsung dan memperpanjang usia dari komponen mesin. Demikian juga
pada PLTG, pelumasan berfungsi untuk :
a. Mencegah keausan dari adanya gesekan langsung antara poros dan bearing.
b. Mengambil panas yang ditimbulkan karena gesekan serta mengeluarkannya melalui alat penukar
panas yang seterusnya didinginkan oleh udara atau air.
c. Sebagai media untuk menggerakkan sistem kontrol hidrolik, kopling hidrolik (torque converter)
dan Hydraulic Trip Oil System.
2.3.2. Sistem Pendingin
Sistem pendingin yang digunakan pada turbin gas adalah air dan udara. Udara dipakai
untuk mendinginkan berbagai komponen pada section dan bearing. Udara pendingin ini
diperoleh dari kompresor tingkat tertentu. Pada turbin Alsthom misalnya udara pendingin
diambil dari kompresor tingkat 4 (empat) dan 10 (sepuluh).
Udara pendingin ini juga berfungsi sebagai cooling gas panas yang masuk ke turbine
wheel space dan penyekat pelumas bearing agar tidak keluar dari rumah bearing ke sisi turbin.
Setelah mendinginkan Turbine Casing kemudian rotor dan seterusnya, udara tersebut keluar
bersama gas buang.
2.3.3. Sistem Hidrolik
Sistem hidrolik adalah suatu sistem untuk menggerakkan peralatan turbin. Sebagai media
kerjanya menggunakan pelumas hidrolik yang digerakan oleh pompa hidrolik. Fungsi dari sistem
hidrolik pada PLTG Alsthom Atlantique antara lain :
a. Untuk merubah posisi Inlet Guide Vane (IGV) pada saat putaran turbin 95 % pada waktu start
up.
b. Memberikan suplai ke servo valve untuk mengatur pemasukan BBM ke ruang bakar.
c. Mengerjakan hydraulic racthet, yang akan memutar poros turbin + 450 tiap-tiap 3 menit pada
saat turbin baru dihentikan. Fungsi dari rachet berputar adalah untuk menjaga poros turbin tidak
bengkok karena beratnya sendiri.
Sistem hidrolik adalah suatu sistem pemindah tenaga dengan menggunakan zat cair atau
fluida sebagai perantara. Sistem hidrolik ini mempunyai banyak keunggulan dibanding jika
menggunakan sistem mekanikal.
Keuntungan dari sistem hidrolik ini adalah :
a. Dapat menyalurkan torque dan gaya yang besar
b. Mudah dalam pencegahan overload
c. Getaran yang ditimbulkan relatif kecil
d. Kontrol gaya pengoperasian lebih mudah dan cepat
Namun sistem hidrolik ini juga mempunyai kekurangan antara lain :
a. Peka terhadap kebocoran
b. Kecepatan kerja kadang berubah
c. Kerja sistem saluran tidak sederhana
2.3.4. Sistem Pneumatik
Berbeda dengan sistem hidrolik, sistem pneumatik berfungsi untuk menggerakkan
peralatan turbin dan alat bantunya dengan menggunakan udara sebagai fluida kerjanya. Udara
yang digunakan adalah udara yang diperoleh dari kompresor.
2.3.5. Sistem Start
Sebelum turbin gas mampu menghasilkan tenaga sendiri, untuk menggerakannya
dibutuhkan sistem starting. Pada PLTG yang ada dilingkungan PLN Kitlur Sumbagsel, sistem
startnya ada yang menggunakan mesin diesel dan ada pula yang menggunakan pompa hidrolik.
PLTG Alsthom Atlantique menggunakan mesin diesel merek Detroit bertenaga + 500 HP
sebagai peralatan startnya dimana poros output-nya dihubungkan dengan poros turbin melalui
sebuah kopling. Urutan start-nya sebagai berikut :
Mula-mula perintah start diberikan, kemudian diesel start beroperasi, beberapa detik
kemudian diesel berakslerasi dengan posisi Torque Converter terhubung, dengan demikan poros
turbin juga ikut berputar. Setelah putaran turbin mencapai 20% speed, proses pembakaran dimula
dengan memercikan bunga api dari duah buah busi yang terpasang diruang bakar. Jika
pembakaran berhasil, selanjutnya turbin berakselerasi sendiri dan setelah putaran 60% speed,
jaws clutch terlepas secara otomatis. Diesel start berputar stasioner untuk selanjutnya mati secara
otomatis.
2.3.6. Sistem Kontrol dan Proteksi
Sebagai upaya untuk mengetahui dan mengatur keadaan unit serta mengendalikan
bagian-bagian dari suatu sistem agar dapat bekerja sesuai dengan urutan prosesnya. Disamping
itu juga sebagai pengaman instalasi PLTG terhadap ketidaknormalan mesin tersebut. Sistem
kontrol dan proteksi ini meliputi mesin, generator dan peralatan bantu.
2.3.7. Sistem Bahan Bakar
Sistem bahan bakar di PLTG memiliki spesifikasi sendiri, tergantung jenis bahan bakar
yang digunakan. Seperti yang diketahui bahwa suatu PLTG dapat dioperasikan dengan
menggunakan bahan bakar cair atau dengan menggunakan gas alam. Untuk mengatur jumlah
bahan bakar yang masuk ke ruang bakar, maka turbin dilengkapi dengan governor yang prinsip
kerjanya mengatur putaran agar turbin tetap konstan walaupun beban turbin berubah-ubah.
2.3.8. Sistem Hydraulic Rachet
Sistem Hydraulic Rachet merupakan sistem yang memiliki peranan yang sangat penting
dalam pengoperasian dari turbin gas pada PLTG Pauh Limo, Rachet ini akan bekerja pada saat
turbin di stop putaran normal atau sedang tidak beroperasi dimana temperatur turbin masih
tinggi. Bila tanpa adanya sistem Rachet, akan menyebabkan poros turbin, kompresor hingga ke
poros generator bengkok disaat memuai, karena sifat dari poros ini akan terkonduksi panas turbin
ke poros yang lainnya.
Sistem Rachet akan bekerja dengan menggunakan motor DC dan pompa pelumas untuk
melumasi semua bearing pada poros turbin. Menggunakan pompa auxiliary bukan dari pompa
utama, sebelum rachet memutar poros maka pelumas akan memberikan tekanan pada poros
hingga poros tidak mengalami kontak langsung dengan bearing, dan berputar diatas permukaan
minya pelumas. Jika pelumasan belum bekerja dengan sempurna maka akan mengakibatkan
kontak langsung poros dengan bearing, sehingga putaran akan lebih berat dan akan
menyebabkan rusaknya poros, permukaan dari bearing sangat lunak (bahannya dari babit) jika
terdapat kotoran/butiran-butiran pasir maka bearing dapat terkikis.
Beroperasinya sistem hydraulic rachet adalah:
a. Pada saat awal ketika turbin akan dioperasikan, yang fungsinya adalah sebagai pembantu
penggerak awal agar motor diesel tidak memutar beban (poros turbin) yang terlalu berat.
b. Pada saat stop/stand by, sistem hydraulic rachet berputar dengan interval waktu yang
ditentukan. Setiap kali berputar sistem hydraulic rachet hanya berputar 1/8 putaran penuh atau
45o.
2.4 Fungsi Sistem Pendingin
Jika turbin gas terus beroperasi maka suhunya akan terus bertambah hingga melebihi
batas yang di tentukan jika suhu turbin berlebihan maka komponen-komponen pada turbin
seperti bearing akan cepat aus,kualitas pelumas akan menurun dan komponen lain akan cepat
rusak . Untuk mengatur suhu itu dilengkapi dengan sistem pendingin radiator dengan media air.
Adapun fungsi pendingin adalah sebagai berikut :
a. Sebagai pendingin pelumas (oli) Alat Heat Exchanger
b. Sebagai pendingin udara Alat Pre-cooler
Pada atomizing air terdapat pre-cooler yang berfungsi mendinginkan udara yang akan digunakan
sebagai udara pengabut pada ruang bakar.
2.5 Peralatan Sistem Pendingin
2.5.1 Tangki Air (water tank)
Pada Pembangkit Listrik Tenaga Gas Pauh Limo Padang sistem yang digunakan adalah
turbin gas, dengan siklus Brayton tertutup. Dimana sistem turbin gas ini mempunyai 3 komponen
utama yaitu kompresor, ruang bakar dan turbin. Pada pembangkit turbin gas Alsthom Atlantique
terdapat dua tangki air yang saling berhubungan dimana pada tangki terdapat level gauge untuk
melihat volume air dan alarm level low untuk menentukan batasan minimum volume air yaitu :
a. Kapasitas maksimum tangki yaitu 1628 liter (430 gal)
b. Batasan penambahan air tangki yaitu 1230 liter (325 gal)
c. Batasan alarm (minimal) tangki yaitu 1173 liter (310 gal)
Pembangkit Alsthom ini (Ph) air yang digunakan juga ditentukan yaitu 7, hal ini bertujuan agar
tingkat korosi yang terjadi pada pipa saluran pendingin tidak terlalu tinggi.
2.5.2 Pompa air
Pompa air merupakan komponen utama pada sistem pendinginan PLTG, jenis pompa yang
digunakan pada sistem pendingin ini adalah pompa sentrifugal. Pada pompa air terdapat filter
abrasive separator yang berfungsi sebagai penyaring sekaligus sebagai tabung cadangan untuk
mengantisipasi apabila terjadi tekanan yang terlalu tinggi atau berlebih dari batas maksimal yang
telah ditentukan. Batasan pada pompa air adalah 0-11 kg/cm2 atau 0-160 psi dengan putaran
pompa 3600 Rpm
2.5.3 Radiator Fan
Radiator fan merupakan komponen yang berfungsi untuk mendinginkan air yang telah
digunakan sebagai pendingin pada pree-cooler, heat exchanger dan diesel star. Komponen ini
sangat vital fungsinya pada sistem pendingin, karena jika temperatur air yang akan digunakan
untuk pendingin juga tinggi maka proses pendinginan yang dilakukan akan sia-sia. Pada radiator
terdapat sirip-sirip (fin) dan pipa-pipa kapiler. Adapun fungsi dari fin ini adalah untuk menyerap
panas dari air dan panas yang terserap oleh fin dibuang oleh fan ke atmosfer, dengan adanya fin
maka temperatur air pendingin di dalam pipa-pipa kapiler akan turun.
2.5.4 Heat Exchanger
Heat exchanger merupakan komponen pendingin yang berfungsi untuk memindahkan
panas pelumas ke air pendingin. Peralatan ini sangat berpengaruh terhadap kelancaran operasi
turbin gas PLTG. Apabila heat exchanger ini tidak beroperasi normal maka suhu minyak
pelumas akan naik dan berakibat fatal pada peralatan turbin .
2.5.5 Pre-Cooler
Pada sistem udara pembakaran terdapat peralatan Pre-Cooler yang berfungsi sebagai alat
pendingin awal udara untuk pembakaran turbin gas. Temperatur yang baik untuk udara
pembakaran 110-1350 C (standart manual book Alsthom Atlantique). Biasanya aliran masuk ke
Pre-Cooler temperaturnya sampai 260o C karena melalui peralatan Air Separator. Air Separator
fungsinya adalah menyaring udara dari partikel-partikel air yang terbawa dari kompresor utama
pada tingkat 17 atau tingkat akhir, yang biasanya banyak mengandung air.
2.6 Aliran Sistem Pendingin
Air yang ada dalam tank akan dipompakan oleh pompa air menuju pipa yang saling
terhubung sebelum air dipompakan disaring terlebih dahulu oleh abrassi separator. Air akan
bersikulasimenuju heat dan pree-cooler akan mendinginkan udara yang terdapat pada atomizing
air yang akan digunakan sebagai penyambut pada ruang bakar, setelah pree-cooler mendinginkan
udara maka air yang telah digunakan akan dialirkan kedalam pipa-pipa kapiler tersebut dan
dikeluarkan melalui pipa keluaran (output) sedangkan minyak pelumas yang di alirkan kedalam
heat melalui pipa masuk yang kemudian akan bersentuhan langsung dengan pipa kapiler yang di
aliri air pendingin , setelah minyak pelumas bersikulasi di dalam heat maka suhu minyak
pelumas akan kembali turun.
2.7 Kendala Pada Sistem Pendingin
Setiap peralatan yang digunakan akan mengalami kerusakan sehingga menurunkan
kinerja peralatan tersebut . Begitupun dengan sistem pendingin turibin gas, sering terjadi
gangguan pada radiator. Permasalahan yang terjadi yaitu sebagai berikut:
Kebocoran
Jika terjadi kebocoran turbin tidak bisa beroperasi karena udara basah
Permukaan fin terisolasi
Permukaan fin yang terisolasi akan memperkecil permukaan bidang yang akan
didinginkan, pendinginan yang kurang akan berakibat selisih temperatur input dan output yang
kecil, sehingga suhu pelumas turbin (oli) cepat panas.
Penyumbatan atau kotornya pipa kapiler radiator
Penyumbatan terjadi karena banyaknya kotoran yang terdapat dalam pipa kapiler, sehingga
berakibat penumpukan kotoran pipa-pipa kapiler.
BAB IIIPENUTUP
Demikianlah proposal ini diajukan sebagai bahan pertimbangan untuk kelancaran
pelaksanaan kegiatan Tugas Akhir (TA) sebagai syarat kelulusan Diploma III, Maka dari itu
kami berharap atas kesedian Bapak ketua jurusan Teknik Mesin untuk menyetujui dan
memfasilitasi dari judul tugas akhir yang penulis ajukan ini.
Atas perhatian dan kesedian Bapak yang akan menyetujui permohonan tugas ini kami
ucapkan terimakasih.
LAMPIRAN
Gambar 1. Kontruksi Unit PLTG Pauh Limo Padang
Gambar 2. Radiator
Gambar 3. Tangki Air