Telaah staf; oka

30
Telaah Staff Penekanan Losses Dengan Pemerataan Beban pada trafo distribusi Studi Kasus UPJ Benjeng Area Pelayanan Dan Jaringan Gresik ([email protected] / 085273253532) I. PENDAHULUAN Selain sebagai sebuah Perusahaan yang bertujuan untuk memberikan pelayanan terbaik bagi konsumen listrik, PT PLN Persero dalam kapasitas nya sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan sebuah perusahaan yang berorientasi Profit. Tetapi pada kenyataannya, Intervensi pemerintah dalam penetapan TDL (Tarif Dasar Listrik) Menyebabkan PT PLN Persero tidak mampu menjalankan fungsi bisnis semestinya. Tentu terlalu kompleks untuk membahas bagaimana meningkatkan TDL, aspek yang melingkupinya terlalu rumit, ini terkait aspek politis dan seluruh makna yang mengalir didalamnya. Sehingga satu-satunya jalan untuk menyelamatkan pendapatan PT PLN Persero adalah mengurangi semaksimal mungkin potensi yang dapat menyebabkan berkurangnya pendapatan dari penjualan listrik dan hal itu adalah menekan susut / Losses. Losses sendiri sederhananya dapat diartikan Listrik (KWH) yang tidak menjadi rupiah, pengertian ini membawa kita pada kesimpulan bahwa penekanan losses dapat menyebabkan profit PT PLN Persero Meningkat, dan –paling tidak- dapat mengurangi beban pemerintah dalam mensubsidi PLN. 1

Transcript of Telaah staf; oka

Page 1: Telaah staf; oka

Telaah Staff

Penekanan Losses Dengan Pemerataan Beban pada trafo distribusi

Studi Kasus UPJ Benjeng Area Pelayanan Dan Jaringan Gresik

([email protected] / 085273253532)

I. PENDAHULUAN

Selain sebagai sebuah Perusahaan yang bertujuan untuk memberikan pelayanan

terbaik bagi konsumen listrik, PT PLN Persero dalam kapasitas nya sebagai Badan Usaha

Milik Negara (BUMN) merupakan sebuah perusahaan yang berorientasi Profit. Tetapi

pada kenyataannya, Intervensi pemerintah dalam penetapan TDL (Tarif Dasar Listrik)

Menyebabkan PT PLN Persero tidak mampu menjalankan fungsi bisnis semestinya.

Tentu terlalu kompleks untuk membahas bagaimana meningkatkan TDL, aspek yang

melingkupinya terlalu rumit, ini terkait aspek politis dan seluruh makna yang mengalir

didalamnya.

Sehingga satu-satunya jalan untuk menyelamatkan pendapatan PT PLN Persero

adalah mengurangi semaksimal mungkin potensi yang dapat menyebabkan

berkurangnya pendapatan dari penjualan listrik dan hal itu adalah menekan susut /

Losses. Losses sendiri sederhananya dapat diartikan Listrik (KWH) yang tidak menjadi

rupiah, pengertian ini membawa kita pada kesimpulan bahwa penekanan losses dapat

menyebabkan profit PT PLN Persero Meningkat, dan –paling tidak- dapat mengurangi

beban pemerintah dalam mensubsidi PLN.

II. PERMASALAHAN

Area Pelayanan dan Jaringan Gresik sebagai salah satu bagian dari PT PLN Persero

juga harus dapat mengambil peran dalam proses penurunan Losses ini. Ada banyak hal

yang dapat menyebabkan timbul losses, salah satu diantara nya adalah Akibat dari

Ketidakseimbangan beban pada transformator distribusi yang menyebabkan arus

mengalir pada penghantar netral trafo dan menyebabkan losses, tentu saja

keseimbangan sempurna tidak dapat dilakukan, karena –tentu- tidak memungkinkan

1

Page 2: Telaah staf; oka

Telaah Staff

pengguna listrik menghidupkan peralatan yang sama dan dalam waktu bersamaan. Yang

bisa kita lakukan adalah membuat kondisi pemerataan yang maksimal.

Permasalahan ini muncul acap kali disebabkan kurangnya pengawasan terhadap

pihak ketiga mengenai pemasangan beban, sehingga yang terjadi adalah kondisi dimana

salah satu fasa dibebankan jauh melebihi fasa yang lain dan hal inilah yang

menyebabkan arus yang mengalir pada penghantar netral semakin besar. Adapun

penulisan telaah staf ini mengambil sample UPJ Benjeng dikarenakan, pada pelaporan

susut (RB-12), UPJ benjeng menyumbangkan susut yang relatif besar.

III. PRA ANGGAPAN

1. Karena kurang nya pengawasan kepada pihak rekanan terkait masalah pemasangan

beban pada phasa tertentu

2. Kondisi kurang nya pengawasan yang terjadi cukup lama, sehingga kemungkinan

terjadinya ketidakseimbangan beban semakin besar

3. Besarnya losses di UPJ benjeng, sehingga diperlukan sebuah program untuk

menurunkan losses

IV. DASAR TEORI

4.1. Losses

Losses pada jaringan distribusi dalam sistem ketenagalistrikan merupakan

kehilangan kwh energi yang tidak dapat dimanfaatkan, sehingga hal ini merupakan salah

satu bentuk pemborosan energi serta menurunkan efisiensi.

Pada dasarnya susut jaringan distribusi dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu :

1. Susut teknis

2. Susut non teknis

2

Page 3: Telaah staf; oka

Telaah Staff

SUSUT TEKNIS akan memunculkan alternatif penanganan energi yang hilang pada sistem

jaringan distribusi karena faktor karakteristik dan kondisi teknis

SUSUT NON TEKNIS, adalah energi yang hilang bukan karena sebab teknis, diantaranya

karena salah pengukuran, salah perhitungan, salah catat, salah baca, salah data entri

baik disengaja maupun tidak disengaja

Pendistribusian Neraca KWH di elemen jaringan

SUSUT = I2 x R x Jam x Rp

SUSUT TOTAL = kWh beli – kWh jual TT – kWh jual TM – kWh jual TR – kWh PS

SUSUT TEKNIK = I2 R JTM + TRAFO + I2 R JTR

SUSUT NON TEKNIS = SUSUT TOTAL – SUSUT TEKNIS

Pengendalian & penanggulangan susut/losses teknis

a) Pembebanan trafo yang tidak seimbang antar fasanya

b) Pembebanan trafo melebihi kapasitas dalam waktu yang lama (over load)

c) Loss contact pada peralatan listrik

d) Pemasangan trafo arus (ct) terlalu besar tidak sesuai dengan daya yang diukur

e) Akurasi alat ukur ( kwh meter )

3

SUSUT

NON TEKNIS

Page 4: Telaah staf; oka

Telaah Staff

4.2. Transformator

Transformator adalah suatu alat listrik yang digunakan untuk mentransformasikan

daya atau energi listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya, melalui

suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi-elektromagnet.

Transformator digunakan secara luas, baik dalam bidang tenaga listrik maupun

elektronika

Perhitungan Arus Beban Penuh (Ifl) Transformator

Daya transformator bila ditinjau dari sisi tegangan tinggi (primer) dapat dirumuskan

sebagai berikut:

Dimana:

S = Daya transformator (kVA)

Vll = Tegangan antar fase sisi primer (V)

I = Arus jala-jala (A)

Sehingga untuk menghitung arus beban penuh (full load current, Ifl) dapat menggunakan

rumus:

Dimana:

Ifl = Arus beban penuh (A)

S = Daya transformator (kVA)

Vll = Tegangan antar fase sisi sekunder (V)

4.3. Rugi-rugi Akibat Adanya Arus Netral Pada Penghantar Netral Transformator

Sebagai akibat dari ketidakseimbangan beban antara tiap-tiap fase pada sisi

sekunder transformator (fase R, fase S, fase T) mengalirlah arus di netral transformator.

Arus yang mengalir pada penghantar netral transformator ini menyebabkan rugi-rugi.

Rugi-rugi pada penghantar netral transformator ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

4

Page 5: Telaah staf; oka

Telaah Staff

Dimana:

Pn = Rugi-rugi pada penghantar netral transformator (Watt)

In = Arus yang mengalir pada netral transformator (A)

Rn = Tahanan penghantar netral transformator (Ω)

4.4. Ketidakseimbangan Beban

Yang dimaksud dengan keadaan seimbang adalah suatu keadaan di mana:

Ketiga vektor arus / tegangan sama besar.

Ketiga vektor saling membentuk sudut 120o satu sama lain.

Sedangkan yang dimaksud dengan keadaan tidak seimbang adalah keadaan di mana

salah satu atau kedua syarat keadaan seimbang tidak terpenuhi. Kemungkinan keadaan

tidak seimbang ada 3 yaitu :

Ketiga vektor sama besar tetapi tidak membentuk sudut 120o satu sama lain.

Ketiga vektor tidak sama besar tetapi membentuk sudut 120o satu sama lain.

Ketiga vektor tidak sama besar dan tidak membentuk sudut 120o satu sama lain.

Gambar 4.1. Vektor Diagram Arus

Gambar 4.1(a) menunjukkan vektor diagram arus dalam keadaan seimbang. Di sini

terlihat bahwa penjumlahan ketiga vektor arusnya (IR, IS, IT) adalah sama dengan nol

sehingga tidak muncul arus netral (IN). Sedangkan pada Gambar 4.1(b) menunjukkan

5

Page 6: Telaah staf; oka

Telaah Staff

vektor diagram arus yang tidak seimbang. Di sini terlihat bahwa penjumlahan ketiga

vektor arusnya (IR, IS, IT) tidak sama dengan nol sehingga muncul sebuah besaran yaitu

arus netral (IN) yang besarnya bergantung dari seberapa besar faktor

ketidakseimbangannya.

4.5. Penyaluran Dan Susut Daya

Misalnya daya sebesar P disalurkan melalui suatu saluran dengan penghantar

netral. Apabila pada penyaluran daya ini arus-arus fasa dalam keadaan seimbang, maka

besarnya daya dapat dinyatakan sebagai berikut:

P = 3 . [V] . [I] . cos

Dengan :

P : Daya pada ujung kirim (Watt)

V : Tegangan fasa – netral pada ujung kirim (V)

cos : Faktor daya

Daya yang sampai ujung terima akan lebih kecil dari P karena terjadi penyusutan

dalam saluran.

Jika [I] adalah besaran arus fasa dalam penyaluran daya sebesar P pada keadaan

seimbang, maka pada penyaluran daya yang sama tetapi dengan keadaan tak seimbang

besarnya arus-arus fasa dapat dinyatakan dengan koefisien a, b dan c sebagai berikut:

dengan IR , IS dan IT berturut-turut adalah arus di fasa R, S dan T.

Bila faktor daya di ketiga fasa dianggap sama walaupun besarnya arus berbeda,

besarnya daya yang disalurkan dapat dinyatakan sebagai:

P = (a + b + c) . [V] . [I] . cos

Apabila persamaan-persamaan di atas menyatakan daya yang besarnya sama, maka dari

kedua persamaan itu dapat diperoleh persyaratan untuk koefisien a, b, dan c yaitu:

6

Page 7: Telaah staf; oka

Telaah Staff

a + b + c = 3

dimana pada keadaan seimbang, nilai a = b = c = 1.

V. PEMBAHASAN

Langkah Pertama dari dari pembahasan telaah staff ini adalah pengumpulan data.

Data-data yang diperlukan ;

1. Data pengukuran GTT UPJ Benjeng. Data didapat dari Rekanan CV Tiga Putra Jaya yang

ditunjuk sebagai pelaksana Pengukuran GTT UPJ Benjeng Catur Wulan IV (Okt-Des 08)

2. Data impedansi kawat/SPLN 64 tahun 1985

3. Data panjang penghantar netral/line (jurusan) setiap trafo. Data didapat dari Mapping

APJ Gresik

4. Data susut kumulatif UPJ Benjeng tahun 2008 (laporan RB-12)

5. Data mengenai harga/kwh beli (transfer Pricing)

7. Data Beban penyulang Morowudi dan Ngabetan UPJ Benjeng

6. Data Harga Prakiraan Sendiri (HPS) metropolis 2008

5.1. Pembebanan Trafo

Sample perhitungan di ambil dari data Trafo

No Gardu : T 04

Penyulang : Morowudi

Merk : TRAFINDO

Seri/Tahun : SERI No. 32535/1985

Daya Trafo : 100 KVA

7

Page 8: Telaah staf; oka

Telaah Staff

Phasa Tegangan (V) Beban (Ampere)P-P 381 Line A Line B Line C Line DR 217 23 75S 219 58 54T 215 68 62N 29 23

Tabel 5.1. Hasil Pengukuran Trafo 04 Penyulang Morowudi

S Total = SLINEB + SLINED

SLINE B = SR line B + SS Line B + ST Line B

SLINE B = ( 217 x 23 ) +( 219 x 58 ) + ( 215 x 68 )

= 32.313 KVA

SLINE D = SR line D + SS Line D + ST Line D

SLINE D = ( 217 x 75 ) +( 219 x 54 ) + ( 215 x 62 )

= 41.431 KVA

S Total = 32.313 + 41.431 = 73.744 KVA

Ketidakseimbangan pada Transformator Line B

maka:

maka:

maka:

Rata-rata ketidakseimbangan beban (%) adalah:

8

Page 9: Telaah staf; oka

Telaah Staff

Sehingga diketahui ketidakseimbangan beban pada T 04 sebesar 35,79 %

5.2. Losses Akibat adanya Arus Netral

Losses Akibat adanya arus netral pada Trafo 04 penyulang morowudi

Data R Penghantar ;

Netral AAAC 1 x 50 mm2 : 0,6452 Ω/km ( Data Impedansi Kawat / SPLN 64 Tahun

1985 )

Panjang Penghantar Netral ;

Line B : 892 Meter, sehingga R = 0,892 x 0,6452 = 0,5755 Ω

Line D : 873 Meter, sehingga R = 0,873 x 0.6452 = 0,5633 Ω

P N LINE B = IN LINE B 2

X R N LINE B

P N LINE B = 292 X 0,5755 = 0,484 KW

P N LINE D = IN LINE D 2

X R N LINE D

P N LINE D = 232 X 0,5633 = 0,298 KW

P N TOTAL = P N LINE B + P N LINE D

P N TOTAL = 0,484 + 0,298 = 0,782 KW

Dimana daya aktif trafo adalah sebesar:

Persentase losses akibat adanya arus netral pada penghantar netral transformator

adalah:

9

Page 10: Telaah staf; oka

Telaah Staff

Perhitungan Di atas dilakukan untuk seluruh Gardu Di UPJ Benjeng Area Pelayanan Dan

Jaringan Gresik (Berdasarkan Laporan Pengukuran). Dengan Menggunakan Excell di

dapat data sebagai berikut (terlampir).

DAYA (KVA) 25 50 75 100 150 160 200 250 TotalJumlah Gardu 9 38 16 85 9 67 9 1 234Beban < 60 % 3 20 2 58 5 48 1 0 137Beban 60 % - 80 % 2 10 7 22 4 14 1 1 61Beban > 80 % 4 8 7 5 0 5 7 0 36PN (Kw) 6.563 35.949 25.621 89.894 7.744 61.504 7.835 1.695 236,805

Tabel 5.2. Hasil perhitungan Losses akibat arus pada penghantar netral

Dari data diatas, dapat terlihat bahwa losses yang diakibatkan ketidakseimbangan beban

untuk UPJ Benjeng adalah 236,805 kW

Losses WBP

Melihat data beban penyulang, penulis berkesimpulan karakteristik WBP benjeng terjadi

pada pukul 18.00 WIB – 22.00 WIB (6 Jam)

Sehingga :

PN

WBP = 236,805 kW x 6 h (hour) x 365 hari

= 518.602,95 kWh

Losses LWBP

10

Page 11: Telaah staf; oka

Telaah Staff

Karena pengukuran dilakukan pada malam hari, maka untuk perhitungan losses LWBP

dilakukan dengan faktor kali (FK) yang merupakan perbandingan beban rata-rata LWBP

dibagi beban rata-rata WBP. Faktor kali didapat dari data yang beban penyulang yang

mensupply UPJ benjeng dengan acuan beban perbulan.

Sehingga :

Faktor Kali = 2690,283 kW

Faktor Kali = 0,362

Sehingga Losses LWBP :

PN

LWBP = 236,805 x 0,362 x 18 h x 365

= 563.202,804 kWh

Maka Losses total akibat ketidakseimbangan pada UPJ benjeng

PN

Total = PN

WBP + PN

LWBP

= 518.602,95 kWh + 563.202,804 kWh

11

7426,499

Page 12: Telaah staf; oka

Telaah Staff

= 1.081.805,754 kwh

Dari data 12-RB, diketahui bahwa kWh tersalur untuk upj benjeng sebesar 82.410.672

kWh, sehingga dapat diketahui sumbangan losses kerena ketidakseimbangan beban,

yaitu :

Jika dirupiahkan dengan mengacu pada harga rata-rata transfer pricing tahun 2008

(857,42/kWh), maka kerugian akibat arus mengalir pada penghantar netral sebesar :

Losses dalam Rupiah =1.081.805,754 kWh x Rp857,42 = Rp 927.561.889

5.3. Perhitungan Losses setelah pemerataan beban

Untuk melakukan perhitungan pemerataan losses setelah dilakukan pemerataan

beban, penulis melakukan observasi, diskusi dan data-data mengenai program

pemerataan beban, sehingga diperoleh beberapa asumsi untuk perhitungan,

diantaranya:

12

Page 13: Telaah staf; oka

Telaah Staff

Keseimbangan trafo telah dianggap baik, apabila ketidakseimbangan arus phasa

R, S dan T, lebih kecil atau sama dengan 20 % hasil perhitungan (terlampir)

Arus Netral telah dianggap baik, apabila Arus netral lebih kecil atau sama dengan

10 % dari nilai rata-rata arus yang mengalir pada phasa R, S dan T

Perhitungan dilakukan dengan Logika IF – AND, dengan pengertian bahwa trafo

yang yang masuk dalam program pemerataan beban adalah trafo yang tidak

memenuhi 2 syarat diatas, (di anggap tidak dalam kondisi baik)

Pemerataan beban akan mengurangi 40 % dari nilai arus yang mengalir pada

penghantar netral

Dari asumsi tersebut, dilakukan perhitungan dengan program excell (hasil perhitungan

terlampir). Dan dari 234 trafo di UPJ benjeng, hanya 154 trafo yang perlu diseimbangkan

bebannya.

losses akibat penghantar netral setelah pemerataan adalah sebesar : 46,323 kW

Dari perhitungan tersebut kita dapat menghitung nilai losses yang diselamatkan dengan

program pemerataan beban;

13

Page 14: Telaah staf; oka

Telaah Staff

PN

setelah pemerataan beban :

= PN

154 Trafo setelah penyeimbangan + PN

80 Trafo yang tidak diseimbangkan bebannya

= 46,323 kW + 55,2545 kW

= 101,578 kW

PN

terselamatkan = PN

sebelum pemerataan beban - PN

setelah pemerataan beban

= 236,805 kW – 101,578 kW

= 135,227 kW

Losses WBP

PN

WBP = 135,227 kW x 6 h (hour) x 365 hari

= 296.147,13 kWh

Losses LWBP

PN

LWBP = 135,227 x 0,362 x 18 h x 365

= 321.615,78 kWh

Maka Losses total terselamatkan akibat pemerataan beban ;

14

Page 15: Telaah staf; oka

Telaah Staff

PN

Total = PN

WBP + PN

LWBP

= 296.147,13 kWh + 321.615,78 kWh

= 617.762,91 kwh

Dari data 12-RB, diketahui bahwa losses upj benjeng sebesar 9.182.348 kWh, sehingga

dapat diketahui penekanan losses akibat pemerataan beban pada UPJ benjeng :

9.182.348 kWh – 617.762,91 kWh = 8.564.585,1 kWh

Losses benjeng pada Laporan RB-12 sebesar 11,14 %, dan pada perhitungan diatas

menjadi 10,39 %, sehingga dapat diketahui, bahwa pemerataan beban memungkinkan

menurunkan losses sebesar :

Penurunan Losses benjeng = Losses sebelum pemerataan – Losses setelah pemerataan

= 11,14 % - 10,39

= 0.75 %

15

Page 16: Telaah staf; oka

Telaah Staff

5.4. Cost Benefit

Muara akhir dari seluruh program penekanan Losses adalah pendapatan yang diperoleh

PT PLN Persero sebagai perusahaan dengan orientasi keuntungan.

Perhitungan Cost benefit diperoleh dari :

Rupiah Losses yang diselamatkan akibat pemerataan beban ;

= PN

setelah pemerataan beban x Rp. 857,42 (asumsi harga /kwh)

= 617.762,91 kWh x Rp 857,42

= Rp. 529.682.274

Perhitungan Kebutuhan Material

No Gardu : T 04

Penyulang : Morowudi

Daya Trafo : 100 KVA

Phasa Tegangan BebanP-P 381 Line A Line B Line C Line DR 217 23 75S 219 58 54T 215 68 62N 29 23

16

Page 17: Telaah staf; oka

Telaah Staff

Tabel 5.3. Hasil Pengukuran Trafo 04 Penyulang Morowudi

Material Untuk Line B

Perhitungan per phasa :

IR

=23–50 = -27 (Phasa R mengambil beban 27 Ampere untuk menuju keseimbangan)

I S

= 58 – 50 = 8 ( Phasa S Melepaskan beban 8 Ampere untuk menuju keseimbangan)

I T

= 68 – 50 = 18 ( Phasa T melepaskan 18 Ampere untuk menuju keseimbangan)

Sehingga kita memindahkan 8 Ampere Phasa S ke Phasa R, dan 18 A Phasa T ke Phasa R

Perhitungan Material dan Jasa

Pelanggan 900 VA adalah pelanggan 4 Ampere, tapi dengan asumsi pelanggan hanya

menggunakan 50% dari daya terpasang sehingga pemindahan pelanggan 900 VA dapat

diartikan pemindahan 2 Ampere ke phasa lain. Pemindahan phasa membutuhkan

material Line Tap 35/16 mm

2.

Sehingga dengan asumsi kita merencanakan pemindahan 900 VA,

kita membutuhkan material sebanyak :

17

Page 18: Telaah staf; oka

Telaah Staff

Perhitungan diatas dilakukan keseluruh Trafo/line dengan Microsoft Excell sehingga

diperoleh kebutuhan material sebagai berikut :

No. N a m a M a t e r i a l SAT

VOL Harga Satuan

TOTALTUNAI Material Pasang

1 Line Tap Connector Type G 35-16 mm2 Bh 2334 10,000 5,300 35,710,200

PPN 10 % 3,571,020

TOTAL 39,281,000

Tabel 5.4. Data perhitungan kebutuhan material untuk pemerataan beban UPJ benjeng

Gambar 5.1 aktivitas pemindahan phasa

18

Page 19: Telaah staf; oka

Telaah Staff

Perhitungan harga patokan standard untuk jasa pengukuran dan penyeimbangan beban

I. Pelaksanaaan Pengukuran & Penyeimbangan Beban Gardu Trafo Distribusi

Untuk 1 regu pelaksana penyeimbangan dibutuhkan = 4 orang

Untuk 1 regu pelaksana pengukuran dibutuhkan = 2 orang

Peralata pekerjaan yang dibutuhkan = 1 lot

Kendaraan yang dibutuhkan :

- Mobil pick up untuk penyeimbangan beban gardu trafo distribusi= 1 pick up

- Mobtor untuk pengukuran gardu trafo distribusi= 1 motor

Rata-rata BBM yang dibutuhkan untuk 1 hari :

- Rata-rata BBM mobil pick up = 6 liter- Rata-rata BBM motor = 3 liter

Tenaga kerja per hari = Rp 2,550,000 : 22 x 4 Rp 463,636Tenaga kerja per hari = Rp 2,550,000 : 22 x 2 Rp 231,818Biaya peralatan kerja = Rp 4,000,000 : 22 x 1 Rp 181,818Sewa mobil per hari = Rp 3,500,000 : 22 x 1 Rp 159,091Swa motor per hari = Rp 550,000 : 22 x 1 Rp 25,000BBM per hari = Rp 4,500 x 6 Rp 27,000

19

Page 20: Telaah staf; oka

Telaah Staff

BBM per hari = Rp 4,500 x 3 Rp 13,500 Jumlah Biaya Per Hari Rp 1,101,864

II. Penyeimbang Beban Gardu Trafo Distribusi per hari

III. Pengukuran Gardu Trafo Distribusi per hari

JASA PEKERJAAN PENGUKURAN BEBAN DAN PENYEIMBANGAN GARDU DISTRIBUSI

Biaya Jasa untuk 154 Pengukuran dan penyeimbangan daya adalah:

Rp. 173.000 x 154 = Rp. 26.642.000

Sehingga didapatlah perhitungan cost benefit :

= Rp. 529.682.274 – (Rp. 26.642.000 + 39.281.000)

= Rp. 529.682.274 – 65.923.000

20

Waktu kerja per hari 8 jam

Waktu untuk perjalanan kelokasi 1 jamWaktu untuk istirahat / sholat / makan siang 30 menitWaktu untuk efektif untuk pelaksanaan penyeimbangan beban gardu trafo distribusi

6.5 jam

Waktu penyeimbangan beban gardu trafo distribusi 195 menitJumlah Penyeimbangan beban gardu trafo distribusi per hari 2 gardu trafo

Waktu kerja per hari 5 jam

Waktu untuk perjalanan ke lokasi 1 jam

Waktu untuk efektif untuk pelaksanaan pengukuran gardu trafo distribusi

4 jam

Waktu untuk pengukuran gardu trafo distribusi 48 menit

Jumlah pengukuran gardu trafo distribusi per hari 5 gardu trafo

Biaya penyeimbangan beban dan pengukuran gardu trafo distribusi / gardu

Rp.1,101,864 : 7 Rp. 157,409

ROK (10 %) Rp. 15,741

JUMLAH BIAYA UNTUK JASA PENGUKURAN DAN PENYEIMBANGAN/GTT

Rp. 173,000

Page 21: Telaah staf; oka

Telaah Staff

= Rp. 463.759.274

Keuntungan yang dapat diperoleh dari program pemerataan beban pada UPj benjeng

dalam setahun, sekitar Rp. 463.759.274

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. KESIMPULAN

1. Semakin tidak seimbang beban antar phasa, semakin besar arus yang mengalir di

penghantar netral

2. Ketidakseimbangan beban menyumbang losses yang cukup tinggi sekitar 1,31 %

pada UPJ Benjeng

3. Pemerataan beban cukup efektif dalam menekan losses sampai 0,75 % pada UPJ

benjeng

4. Pemerataan beban menguntungkan secara financial sekitar Rp.463.759.274 pada

UPJ benjeng

6.2. SARAN

1. diupayakan melakukan program pemerataan beban ke seluruh Area Pelayanan Dan Jaringan Gresik, terkhusus UPJ Benjeng

21

Page 22: Telaah staf; oka

Telaah Staff

2. Memperbesar ukuran penghantar netral untuk mengurangi Losses di penghantar

netral, karena semakin besar Ukuran penghantar akan semakin kecil hambatan (R),

tetapi penggantian ukuran penghantar netral harus dilakukan kajian terlebih dahulu

mengenai cost benefit nya

3. Dari data pengukuran kita dapat mengetahui trafo overload, karena trafo overload

akan mengurangi efisiensi dan menyebabkan susut trafo, maka disarankan untuk

segera melakukan penyisipan trafo (trafo sisipan)

4. Menganalisa data untuk memperoleh kemungkinan untuk melakukan manajemen

trafo, misalnya trafo trafo 100 KVA dengan beban 30 % dapat di relokasi dengan

trafo 50 KVA dengan beban 90 %.

5. Memperbaiki sistem pengawasan pada saat pasang baru/tambah daya agar

pembebanan pada phasa/phasa pada trafo diusahakan mencapai ke-seimbangan

yang maksimal.

REFERENSI

1. Teori penurunan losses SDM DJBB

2. Teori perencanaan konstruksi udiklat Bogor

3. Teori Transformator ; Jasa Pendidikan Dan Pelatihan PT PLN Persero

4. Data impedansi kawat / SPLN 64 tahun 1985

5. Jurnal Teknik Elektro Vol 6, No.1 Maret 2006 : 68-73

6. Zuhal, Dasar Tenaga Listrik, Bandung: ITB,1991

22

Page 23: Telaah staf; oka

Telaah Staff

23