Budi SPK Calon Tenaga Kerja Metode AHP.docx

12
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN CALON TENAGA KERJA PADA PERUSAHAAN WAYKU MENGGUNAKAN METODE AHP Budi Setiawan Jurusan Manajemen Informatika STMIK Pringsewu Lampung Jl. Wisma Rini No. 09 pringsewu Lampung Telp. (0729) 22240 website: www.stmikpringsewu.ac.id [email protected] ABSTRAK Tenaga kerja (karyawan) merupakan salah satu factor penentu keberhasilan suatu perusahaan. Tenaga kerja yang berkualitas akan memudahkan perusahaan dalam mengelola aktivitasnya sehingga tujuan yang ditetapkan dapat tercapai. Untuk mendapatkan tenaga kerja (Sumber Daya Manusia /SDM) yang berkualitas bukanlah mudah. Salah satu cara yang digunakan untuk memperoleh tenaga kerja yang berkualitas adalah dengan melakukan pemilihan calon tenaga kerja. Pemilihan calon tenaga kerja ini merupakan tahapan untuk memutuskan apakah seorang pelamar dinyatakan diterima atau tidak. Keputusan yang akan diambil diharapkan dapat sesuai dengan harapan sehingga tidak ada pihak yang dirugikan. Untuk memudahkan dan membantu manager SDM dalam proses penerimaan calon tenaga kerja dalam memutuskan pelamar mana yang akan diterima sebagai tenaga kerja perusahaan maka sangat penting di bangun sebuah sistem pengambilan keputusan yang terkomputerisasi yang mampu membantu memudahkan proses, penentuan dan identifikasi tenaga kerja dengan menggunakan metode Analytical Hierarchi Process (AHP) yang mana membandingkan nilai kepentingan kriteria tes, menerapkannya dalam matrik perbandingan berpasangan sehingga diperoleh bobot untuk masing-masing kriteria. Pada tugas akhir ini dibangun aplikasi yang menggunakan metode AHP berbasis web. Aplikasi ini digunakan untuk membantu melakukan penilaian terhadap calon tenaga kerja yang hasilnya dapat dijadikan masukan bagi pihak HRD dalam mengambil keputusan calon tenaga kerja yang paling layak diterima. Kata kunci : SPK, Pemilihan Calon Tenaga Kerja, Menggunakan metode AHP. 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia (SDM) merupakan aset potensial bagi setiap instansi pemerintah, BUMN, swasta, maupun institusi pendidikan. SDM yang berkualitas akan memudahkan instansi dalam mengelola aktivitasnya, sehingga tujuan yang ditetapkan oleh instansi yang bersangkutan dapat tercapai. Pegawai pada level manajerial di suatu instansi perlu memiliki kualitas yang sesuai dengan kompetensinya sebagai pihak pengambil keputusan. Untuk menentukan karyawan yang akan direkrut maupun ditempatkan pada posisi manajerial tertentu diperlukan suatu prosedur terstruktur dan sistematis yang dapat dipertanggungjawabkan, yaitu melalui seleksi. Seleksi merupakan tahapan untuk memutuskan apakah seorang pelamar dinyatakan diterima atau tidak. Keputusan 1

Transcript of Budi SPK Calon Tenaga Kerja Metode AHP.docx

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN CALON TENAGA KERJA PADA PERUSAHAAN WAYKU MENGGUNAKAN METODE AHP

Budi SetiawanJurusan Manajemen Informatika STMIK Pringsewu LampungJl. Wisma Rini No. 09 pringsewu LampungTelp. (0729) 22240 website: [email protected]

ABSTRAK Tenaga kerja (karyawan) merupakan salah satu factor penentu keberhasilan suatu perusahaan. Tenaga kerja yang berkualitas akan memudahkan perusahaan dalam mengelola aktivitasnya sehingga tujuan yang ditetapkan dapat tercapai. Untuk mendapatkan tenaga kerja (Sumber Daya Manusia /SDM) yang berkualitas bukanlah mudah. Salah satu cara yang digunakan untuk memperoleh tenaga kerja yang berkualitas adalah dengan melakukan pemilihan calon tenaga kerja. Pemilihan calon tenaga kerja ini merupakan tahapan untuk memutuskan apakah seorang pelamar dinyatakan diterima atau tidak. Keputusan yang akan diambil diharapkan dapat sesuai dengan harapan sehingga tidak ada pihak yang dirugikan. Untuk memudahkan dan membantu manager SDM dalam proses penerimaan calon tenaga kerja dalam memutuskan pelamar mana yang akan diterima sebagai tenaga kerja perusahaan maka sangat penting di bangun sebuah sistem pengambilan keputusan yang terkomputerisasi yang mampu membantu memudahkan proses, penentuan dan identifikasi tenaga kerja dengan menggunakan metode Analytical Hierarchi Process (AHP) yang mana membandingkan nilai kepentingan kriteria tes, menerapkannya dalam matrik perbandingan berpasangan sehingga diperoleh bobot untuk masing-masing kriteria. Pada tugas akhir ini dibangun aplikasi yang menggunakan metode AHP berbasis web. Aplikasi ini digunakan untuk membantu melakukan penilaian terhadap calon tenaga kerja yang hasilnya dapat dijadikan masukan bagi pihak HRD dalam mengambil keputusan calon tenaga kerja yang paling layak diterima.

Kata kunci : SPK, Pemilihan Calon Tenaga Kerja, Menggunakan metode AHP.

8

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia (SDM) merupakan aset potensial bagi setiap instansi pemerintah, BUMN, swasta, maupun institusi pendidikan. SDM yang berkualitas akan memudahkan instansi dalam mengelola aktivitasnya, sehingga tujuan yang ditetapkan oleh instansi yang bersangkutan dapat tercapai. Pegawai pada level manajerial di suatu instansi perlu memiliki kualitas yang sesuai dengan kompetensinya sebagai pihak pengambil keputusan. Untuk menentukan karyawan yang akan direkrut maupun ditempatkan pada posisi manajerial tertentu diperlukan suatu prosedur terstruktur dan sistematis yang dapat dipertanggungjawabkan, yaitu melalui seleksi. Seleksi merupakan tahapan untuk memutuskan apakah seorang pelamar dinyatakan diterima atau tidak. Keputusan yang diambil ini, diharapkan tidak subyektif agar kualitas SDM yang diperoleh dapat sesuai dengan harapan sehingga tidak ada pihak yang dirugikan. Tantangan manajemen dalam hal ini adalah bagaimana mengambil keputusan dari karyawan Perusaan Wayku yang diseleksi dengan cara yang obyektif, tidak memihak, serta transparan. Untuk menghindari subyektifitas keputusan yang dihasilkan, diperlukan suatu sistem pendukung keputusan (SPK) yang dapat membantu pihak manajemen dalam memutuskan pegawai mana yang sesuai kualifikasi untuk menempati posisi. jabatan manajerial tingkat dasar maupun menengah. SPK merupakan suatu model yang dibangun untuk menyelesaikan masalah yang semi terstruktur. Untuk itulah, diperlukan suatu metode seleksi yang terstruktur, sistematis, transparan, dan dapat dipertanggungjawabkan. Proses pengambilan keputusan pada dasarnya adalah memilih suatu alternatif. Metode yang cukup obyektif dapat membantu kerangka berfikir manusia dalam pengambilan keputusan yang kompleks adalah menggunakan Analytical Hierachy Process (AHP). Metode ini ditemukan oleh Thomas L. Saaty, pakar riset dari Pittsburgh University pada tahun 1970.

Ketika itu, Saaty menggunakan AHP dalam hal perencanaan kekuatan militer untuk menghadapi berbagai kemungkinan contingency planning, kemudian dikembangkan di Afrika khususnya di Sudan dalam hal perencanaan transportasi. (Supriyono dkk.,2007) Saat ini AHP banyak diterapkan di berbagai bidang kehidupan baik untuk penelitian maupun bidang bisnis, misalnya adalah pemilihan kandidat supplier bahan baku yang dilakukan oleh perusahaan (Pujawan, 2008). Pada AHP, permasalahan yang ada didekomposisi berdasarkan kriteria yang lebih spesifik menggunakan sistem hirarki, kemudian diolah sedemikian rupa sehingga menemukan alternatif solusi yang optimal pada Perusahaan Wayku.

1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam penulisan ini adalah Bagaimana Pemilihan Calon Tenaga Kerja pada perusahaan Wayku Menggunakan Metode AHP.?

1.3 Batasan Masalah Adapun batasan masalah dalam penulisan ini adalah sebagai berikut : 1.Data yang diambil ialah data pelamar calon tenaga kerja perusahaan wayku.2.Metode yang dipakai adalah menggunakan metode Analytical Hierarchy Procces (AHP).

1.4Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.Menentukan kriteria pemilihan calon tenaga kerja perusahaan Wayku.3. Terciptanya sebuah program-program kerja yang baik pada perusaan wayku. 1.5Manfaat PenelitianManfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Adanya sistem yang baru pada Perusahaan Wayku. 2. Menciptakan tenaga kerja yang baik untuk membangun kemajuan perusahaan Wayku. 3. Dapat membantu dalam mengambil sebuah keputusan-keputusan untuk pemilihan calon tenaga kerja baru pada perusaahan Wayku.

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1Pengertian Sistem pendukung Keputusan Masalah merupakan suatu kondisi yang berpotensi menimbulkan kerugian luar biasa atau menghasilkan keuntungan luar biasa. Keputusan merupakan kegiatan memilih suatu strategi atau tindakan dalam pemecahan masalah tersebut. Tujuan dari keputusan adalah untuk mencapai target atau aksi tertentu yang harus dilakukan (Kusrini, 2007). Menurut Haniff, 2007 dalam jurnal Penerapan Analytical Hierarchy Process pada Sistem Penilaian Pegawai Rumah Sakit Onkologi Surabaya, Sistem pendukung keputusan adalah Bagian dari system informasi berbasis komputer (termasuk sistem berbasis pengetahuan) yang dipakai untuk mendukung pengambilan keputusan dalam suatu organisasi atau perusahaan. Ciri-ciri keputusan adalah (Kusrini, 2007) : a.Banyak pilihan/alternatif. b. Ada kendala atau syarat.c. Mengikuti suatu pola atau model tingkahlaku, baik yang terstruktur maupun tidak terstruktur. d. Banyak input/variabel. e. Ada faktor risiko. f.Dibutuhkan kecepatan, ketepatan, dan keakuratan. Sistem pendukung keputusan atau Decision Support System (DSS) merupakan sistem informasi interaktif yang menyediakan informasi pemodelan, dan pemanipulasian data. Sistem itu digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam situasi yang semiterstruktur dan situasi yang tidak terstruktur, di mana tak seorang pun tahu secara pasti bagaimana keputusan seharusnya dibuat (Alter, 2007 dalam Kusrini, 2007).Dapat juga dikatakan sebagai sistem komputer yang mengolah data menjadi informasi untuk mengambil keputusan dari masalah semi-terstruktur yang spesifik. Sistem pendukung keputusan memiliki karakteristik sebagai berikut: 1. Sistem pendukung keputusan dirancang untuk membantu pengambilan keputusan dalam memecahkan masalah yang bersifat semi terstruktur dengan menambahkan kebijaksanaan manusia dan informasi komputerisasi. 2. Dalam proses pengolahannya, sistem pendukung keputusan mengkombinasikan pengguna model-model analisi dengan teknik pemasukkan data konvesional serta fungsi-fungsi interogasi informasi. 3.Sistem pendukung keputusan, dirancang sedemikian rupa sehingga dapat digunakan atau dioperasikan dengan mudah. 4. Sistem pendukung keputusan dirancang dengan menemukan pada aspek fleksibilitas serta kemampuan beradaptasi yang tinggi.

2.2Konsep Dasar Sistem Pendukung Keputusan Sistem Pendukung Keputusan adalah Sistem berbasis komputer interaktif, yang membantu para pengambil keputusan untuk menggunakan data dan berbagai model untuk memecahkan masalah-masalah tidak terstruktur.

2.3Komponen-komponen Sistem Pendukung Keputusan (SPK)Sistem Pendukung Keputusan terdiri dari tiga komponen utama, yaitu : 1. Subsistem Manajemen Data (Data Subsistem) Subsistem manajemen data memasukkan satu database yang berisi data yang relevan untuk situasi dan dikelola oleh perangkat lunak sistem manajemen database (Data Base Manajement Sistem/DBMS). 2.Subsistem Manajemen Model (Model Subsistem) Merupakan paket perangkat lunak yang memasukkan model keuangan, statistik, ilmu manajemen, atau model kuantitatif lainya yang memberikan kapabilitas analitik dan manajemen perangkat lunak yang tepat. Sistem manajemen dan metode solusi model diimplementasikan pada sistem pengembangan web (seperti java) untuk berjalan pada server aplikasi. 3. Subsistem antar muka pengguna Pengguna berkomunikasi dengan dan memerintahkan DSS melalui subsistem ini. Pengguna adalah bagian yang dipertimbangkan dari sistem. Para peneliti menegaskan bahwa beberapa kontribusi dari DSS berasal dari interaksi yang intensif antara komputer dan pembuat keputusan. 4.Subsistem manajemen berbasis pengetahuan. Subsistem ini dapat mendukung semua subsistem lain atau bertindak sebagai suatu komponen independent dan memberikan intelegensi untuk memperbesar pengetahuan pengambil keputusan.

2.2Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Peralatan utama AHP adalah sebuah hierarki fungsional dengan input utamanya persepsi manusia. Keberadaan hierarki memungkinkan dipecahnya masalah kompleks atau tidak tersturktur dalam sub-sub masalah, lalu menyusunnya menjadi suatu bentuk hierarki (Kusrini, 2007). Prinsip dasar AHP dalam menyelesaikan permasalahan, diantaranya : a. Membuat hierarki Sistem yang kompleks bisa dipahami dengan memecahkannya menjadi elemen-elemen pendukung, menyusun elemen secara hierarki, dan menggabungkannya atau mensintesisnya. b. Penilaian kriteria dan alternatifKriteria dan alternatif dilakukan dengan perbandingan berpasangan. Nilai dan definisi pendapat kualitatif dari skala perbandingan

Metode Analaytical Hierarchy Process (AHP) merupakan sebuah hirarki fungsional dengan input utamanya persepsi manusia. Dengan hirarki, suatu masalah kompleks dan tidak terstruktur dipecahkan salah satu model pengambilan keputusan yang sering digunakan. AHP digunakan dengan tujuan untuk menyusun prioritas dari berbagai alternative atau pilke dalam kelompok-kelompok tersebut diatur menjadi suatu bentuk hirarki. Analaytical Hierarchy Process (AHP) merupakan salah satu metode untuk membantu menyusun suatu prioritas dari berbagai pilihan dengan menggunakan beberapa criteria (multi criteria). Karena sifatnya yang multi kriteria, AHP cukup banyak digunakan dalam penyusunan prioritas. Disamping bersifat multi kriteria, AHP juga didasarkan pada suatu proses yang terstruktur dan logis AHP memiliki banyak keunggulan dalam menjelaskan proses pengambilan keputusan. Salah satunya adalah dapat digambarkan secara grafis sehingga mudah dipahami oleh semua pihak yang terlibat dalam pengambilan keputusan.

2.2.1Tahapan AHP (Analitical Hierarchy Process) Metode Analytic Hierarchy Process (AHP) dikembangkan oleh Thomas L. Saaty pada tahun 70 an ketika di Warston school. Metode AHP merupakan salah satu metode yang dapat digunakan dalam system pengambilan keputusan dengan memperhatikan faktor faktor persepsi, preferensi, pengalaman dan intuisi. AHP menggabungkan penilaian-penilaian dan nilai nilai pribadi ke dalam satu cara yang logis. Analytic Hierarchy Process (AHP) dapat menyelesaikan masalah multikriteria yang kompleks menjadi suatu hirarki. Masalah yang kompleks dapat di artikan bahwa kriteria dari suatu masalah yang begitu banyak (multikriteria),struktur masalah yang belum jelas, ketidakpastian pendapat dari pengambil keputusan, pengambil keputusan lebih dari satu orang, serta ketidakakuratan data yang tersedia. Menurut Saaty, hirarki didefinisikan sebagai suatu representasi dari sebuah permasalahan yang kompleks dalam suatu struktur multi level dimana level pertama adalah tujuan, yang diikuti level faktor, kriteria, sub kriteria, dan seterusnya ke bawah hingga level terakhir dari alternatif. Dengan hirarki, suatu masalah yang kompleks dapat diuraikan ke dalam kelompok-kelompoknya yang kemudian diatur menjadi suatu bentuk hirarki sehingga permasalahan akan tampak lebih terstruktur dan sistematis. Metode ini adalah sebuah kerangka untuk mengambil keputusan dengan efektif atas persoalan dengan menyederhanakan dan mempercepat proses pengambilan keputusan dengan memecahkan persoalan tersebut kedalam bagian bagiannya, menata bagian atau variabel ini dalam suatu susunan hirarki, memberi nilai numerik pada pertimbangan subjektif tentang pentingnya tiap variabel dan mensintesis berbagai pertimbangan ini untuk menetapkan variabel yang mana yang memiliki prioritas paling tinggi dan bertindak untuk mempengaruhi hasil pada situasi tersebut. Metode ini juga menggabungkan kekuatan dari perasaan dan logika yang bersangkutan pada berbagai persoalan, lalu mensintesis berbagai pertimbangan yang beragam menjadi hasil yang cocok dengan perkiraan kita secara intuitif sebagaimana yang dipersentasikan pada pertimbangan yang telah dibuat. Analytic Hierarchy Process (AHP) mempunyai landasan aksiomatik yang terdiri dari : 1. Reciprocal Comparison,yang mengandung arti si pengambil keputusan harus bisa membuat perbandingan dan menyatakan preferensinya. Preferensinya itu sendiri harus memenuhi syarat resiprokal yaitu kalau A lebih disukai dari B dengan skala x, maka B lebih disukai dari A dengan skala 1:x. 2.Homogenity, yang mengandung arti preferensi seseorang harus dapat dinyatakan dalam skala terbatas atau dengan kata lain elemen-elemennya dapat dibandingkan satu sama lain. Kalau aksioma ini tidak dapat dipenuhi maka elemen-elemen yang dibandingkan tersebut tidak homogenous dan harus dibentuk suatucluster (kelompok elemen- elemen) yang baru. 3.Independence, yang berarti preferensi dinyatakan dengan mengasumsikan bahwa kriteria tidak dipengaruhi oleh alternatif- alternatif yang ada melainkan oleh objektif secara keseluruhan. Ini menunjukkan bahwa pola ketergantungan atau pengaruh dalam model AHP adalah searah keatas, Artinya perbandingan antara elemen-elemen dalam satu level dipengaruhi atau tergantung oleh elemen-elemen dalam level di atasnya. 4. Expectations, artinya untuk tujuan pengambilan keputusan, struktur hirarki diasumsikan lengkap. Apabila asumsi ini tidak dipenuhi maka si pengambil keputusan tidak memakai seluruh kriteria dan atau objektif yang tersedia atau diperlukan sehingga keputusan yang diambil dianggap tidak lengkap.

Tahapan tahapan pengambilan keputusan dalam metode AHP pada dasarnya adalah sebagai berikut : 1. Mendefenisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan 2. Membuat struktur hirarki yang diawali dengan tujuan umum, dilanjutkan dengan kriteria- kriteria dan alternatif - alternatif pilihan yang ingin di rangking. 3. Membentuk matriks perbandingan berpasangan yang menggambarkan kontribusi relatif atau pengaruh setiap elemen terhadap masing-masing tujuan atau kriteria yang setingkat diatas. Perbandingan dilakukan berdasarkan pilihan atau judgement dari pembuat keputusan dengan menilai tingkat-tingkat kepentingan suatu elemen dibandingkan elemen lainnya. 4. Menormalkan data yaitu dengan membagi nilai dari setiap elemen di dalam matriks yang berpasangan dengan nilai total dari setiap kolom. 5. Menghitung nilai eigen vector dan menguji konsistensinya, jika tidak konsisten maka pengambilan data (preferensi) perlu diulangi. Nilai eigen vector yang dimaksud adalah nilai eigen vector maksimum yang diperoleh dengan menggunakan matlab maupun dengan manual. 6. Mengulangi langkah, 3, 4, dan 5 untuk seluruh tingkat hirarki. 7. Menghitung eigen vector dari setiap matriks perbandingan berpasangan. Nilai eigen vector merupakan bobot setiap elemen. Langkah ini untuk mensintetis pilihan dalam penentuan prioritas elemen pada tingkat hirarki terendah sampai pencapaian tujuan. 8.Menguji konsistensi hirarki. Jika tidak memenuhi dengan CR < 0,100 maka penilaian harus diulangi kembali. Suatu tingkat konsistensi yang tertentu memang diperlukan dalam penentuan prioritas untuk mendapatkan hasil yang sah. Nilai CR semestinya tidak lebih dari 10%. Jika tidak, penilaian yang telah dibuat mungkin dilakukan secara random dan perlu direvisi. Berikut ditunjukkan salah satu cara melakukan revisi penilaian. Pertama, adalah menyusun matriks rasio prioritas wi / wj dan membuat matriks selisih absolut aij wi / wj dan erusaha merevisi penilaian pada elemen-elemen dengan selisih terbesar. Dalam hal ini tak perlu diperhatikan kenyataan bahwa wi / wj dapat lebih besar dari 9 Contoh : Suatu matriks A : Memiliki vector prioritas (w1 w2 w3) = (0.77 0.06 0.17)CR = 17.25% Karena itu matriks A perlu direvisi. Selisih absolut terbesar adalah antara a12 dan w1/w2. Jadi kita ganti a12 dengan w1/w2 = 13 dan perhitungan ulang vector prioritas menghasilkan (w1 w2 w3) = (0.81 0.04 0.15) dan CR = 3.5%. Terlihat adanya perbaikan konsistensi

3. METODOLOGI PENELITIAN3.1Pengumpulan Data 1. Studi Pustaka Metode studi pustaka adalah metode pengumpulan data dengan cara mempelajari dan mengamati serta menganalisis berkas-berkas atau dokumen-dokumen yang sudah ada yang berhubungan dengan masalah tersebut.2. Studi Lapangan Studi lapangan adalah metode pengumpulan data dengan cara pengamatan langsung pada objek penelitian untuk mendapatkan data-data dengan cara sebagai berikut : a.Pengamatan (Obsevasi) Pengamatan adalah cara pengumpulan data yang dilakukan dengan mengamati obyek penelitian secara langsung. Data yang didapatkan dari metode observasi ini berupa prosedur sistem secara detail.b. Wawancara (Interview) Metode pengumpulan data dengan cara tanya jawab kepada sejumlah perangkat desa yang pernah menjadi panitia dalam menyeleksi perangkat desa baru mengenai permasalahan yang diteliti untuk memperoleh data tentang informasi tersebut. c. Dokumentasi Metode pengumpulan data dengan cara mengambil membaca, mempelajari literature serta buku-buku yang berkaitan dengan penulisan tugas akhir ini.

3.2 Metode PerancanganUntuk mengembangkan sistem, dalam penyusunannya penulis akan menggunakan metode SDLC yaitu RAD yang berjenis Throwaway Prototyping. Melalui Throwaway Prototyping atau Rapid Prototyping, prototype yang sudah berjalan mula-mula dikembangkan dari spesifikasi awal yang sudah diperoleh. Kemudian prototype tersebut akan dievaluasi oleh pengguna dan akan diklarifikasikan dengan kebutuhan mereka yang sebenarnya. Selanjutnya, perbaikan dilakukan terhadap prototype tersebut.Proses ini akan berulang hingga memenuhi ekspektasi kebutuhan pengguna, ketika hal ini sudah tercapai maka model prototipe akan dibuang (Throwaway) dan sistem akan dikembangkan secara formal berdasarkan kebutuhan yang sudah teridentifikasi.

Gambar 3.1 Throw-Away Prototyping (Dennis, dkk., 2010)

Sesuai dengan di atas dapat dijelaskan proses pengembangan sistem melalui tahapan berikut : 1. Planning Planning dilakukan untuk menentukan tahapan pengerjaan-pengerjaan atau penjadwalan pengerjaan sistem pendukung keputusan menggunakan metode analytical hierarchy process dalam pengolahan seleksi perangkat desa baru. 2. Analysis Dalam tahap ini, dilakukan dokumentasi yang berisi kebutuhan-kebutuhan sistem baik kebutuhan fungsional maupun non-fungsional yang sudah diidentifikasi dari proses prototyping sebelumnya. Kemudian dilakukan perancangan sistem yang meliputi desain menu, ER-diagram, DFD, kamus data tabel, relasi antar tabel, dan flowchart program.3. Design Prototype Design prototype ini akan menghasilkan sebuah desain pemodelan. Prototype menggambarkan desain pemodelan sebelum dibuat dalam desain sebenarnya dikembangkan maka dari itu prototipe dibuat sebelum dikembangkan. Dalam hal ini dibuat desain input dan desain output. 4. Design Dalam tahapan ini akan dilakukan pemodelan struktur basis data yang sudah siap diimplementasikan. 5. Implementation Dalam tahapan ini dilakukan implementasi sistem yang sebenarnya berdasarkan hasil pemodelan yang sudah dilakukan pada tahap sebelumnya. Dengan memanfaatkan komponen-komponen yang sudah dibuat pada saat proses prototyping.

3.3 Analisis DataMenurut Nawawi (2009) teknik analisis data adalah proses yang berlangsung serentak. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara deskriptif kualitatif dan intepretatif untuk mendapatkan pemaknaan sesuai dengan kajian budaya. Pengolahan data dalam penelitian kualitatif. Selanjutnya, berikut ini disajikan langkah-langkah analisis data yang digunakan Miles dan Huberman(2008).

3.3.1 Reduksi DataReduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian atau penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan lapangan. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data sedemikian rupa sehingga dapat disimpulkan. Reduksi data dilakukan dengan cara membuat ringkasan, membuat data, menelusuri tema, dan membuat gugus-gugus.

3.3.2 Penyajian DataPenyajian data merupakan upaya penyusunan sekumpulan informasi ke dalam suatu matrik atau konfigurasi yang mudah dipahami. Konfigurasi yang demikian ini akan memungkinkan adanya penarikan simpulan dan pengambilan tindakan. Kecenderungan kognitif manusia adalah menyederhanakan informasi yang kompleks ke dalam satuan bentuk yang dapat dipahami. Hal ini merupakan cara utama untuk menganalisis data kualitatif yang valid. Penyajian data ini bisa dengan matrik, grafik, atau bagan yang dirancang untuk menggabungkan informasi.

3.3.3 Menarik SimpulanDari permulaan pengumpulan data, peneliti mulai mencari makna data yang telah terkumpul. Selanjutnya peneliti mencari arti dan penjelasannya, kemudian menyusun pola-pola hubungan tertentu ke dalam satu kesatuan informasi yang mudah dipahami dan ditafsirkan. Data yang terkumpul disusun ke dalam satuan-satuan, kemudian dikategorikan sesuai dengan rincian masalahnya. Data tersebut dihubungkan dan dibandingkan antara satu dengan yang lainnya sehingga mudah ditarik simpulan sebagai jawaban terhadap setiap permasalahan yang ada. Kegiatan analisis data merupakan proses siklus yang interaktif. Dalam hal ini peneliti melakukan reduksi data, menyajikan, dan menyimpulkan secara bersamaan yang akan berlanjut dan berulang terus-menerus.

3.3.4Teknik Penyajian Hasil analisis data sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian disajikan dalam bentuk formal dan informal. Dalam bentuk informal, yakni berupa uraian kalimat secara deskriptif yang menjelaskan semua aktivitas penelitian yang disusun secara sistematis dalam bentuk bab-bab. Selanjutnya, dalam bentuk formal, yakni dapat berupa tabel, yaitu pendeskripsian tentang data hasil penelitian, baik berupa angka maupun kata-kata; berupa gambar, yaitu visualisasi yang melukiskan segala sesuatu yang berkaitan dengan penelitian. Penyajian data dibuat secara sistematis dan efisien sehingga mudah dipahami, di samping dapat memberikan penjelasan yang optimal kepada pembaca.

4. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI4.1 Perancangan4.1.1 Perancangan Gambaran Umum Sistem

Gambar 4.1 Gambaran Umum System Pemilihan Calon Tenaga Kerja

4.1.2 Perancangan Halaman Login

Gambar 4.2 Halaman Login

4.2 Implementasi4.2.1 Implementasi Halaman Login

Gambar 4.3 Halaman Login

Jika login sukses maka otomatis akan masuk ke dalam system yang terdiri dari menu home, data calon tenaga kerja, bobot criteria, evaluasi, report, bantuan, tenang SPK, dan menu logout.

4.2.2 Implementasi Halaman Utama

Gambar 4.4 Halaman Menu Utama

Menu data calon tenaga kerja berfungsi untuk mengelola data calon tenaga kerja yang akan dievaluasi. Admin dapat melakukan edit , tambah maupun menghapus data.

4.2.3 Implementasi Data Calon Tenaga Kerja Perusahaan Wayku

Gambar 4.5 Data Calon Tenaga Kerja

4.2.4 Implementasi Data Kriteria Penilaian

Gambar 4.6 Data Kriteria Penilaian

Menu kriteria bersifat dinamis sehingga bisa ditambah atau diubah sesuai dengan kebutuhan. Selanjutnya dilakukan pembobotan antar kriteria untuk memperoleh bobot akhir

4.2.5 Implementasi Bobot Akhir Kriteria

Gambar 4.7 Implementas iBobot Akhir Kriteria

4.2.6 Implementasi Evakuasi/prosesHal yang paling inti dalam sistem ini adalah melakukan evaluasi pada masing masing tenaga kerja.

Gambar 4.8 Implementasi Evaluasi

4.2.7 Rekomendasi Calon Tenaga Kerja Yang DiterimaSetelah dilakukan evaluasi maka akan didapatkan hasil berupa ranking dari para calon tenaga kerja untuk selanjutnya dijadikan rekomendasi tenaga kerja yang diterima

Gambar 4.9 Implementasi Rekomendasi Calon Tenaga Kerja Yang Diterima

5. PENUTUP 5.1. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. pihak SDM terbantu dalam menentukan calon karyawan mana yang dapat diterima oleh perusahaan dengan menggunakan metode AHP. 2. Hasil perhitungan ahp dalam sistem ini sesuai dengan proses ahp secara manual.3. Kriteria bersifat dinamis sehingga dapat disesuaikan dengan permasalahan yang ada.

5.2. Saran-Saran Penulis ingin memberikan beberapa saran yang mungkin berguna untuk Perusahaan Wayku kandang besi antara lain sebagai berikut: Setelah dilakukan penelitian ini, disarankan : 1. Program yang telah dibuat dapat dimodifikasi supaya dapat menyelesaikan berbagai kasus dalam ruang lingkup sistem DSS. Terutama untuk kriteria dan sub kriteria bisa ditambahkan secara manual dan dapat ditampilkan informasinya untuk perhitungan analisa kriteria. 2. Penulisan kode program bisa dilakukan dalam bahasa pemrograman komputer yang lain.

DAFTAR PUSTAKA Miles. Huberman, 2008. Langkah-langkah analisis data yang digunakan. Yogyakarta. Andi

Nawawi (2009) teknik analisis data adalah proses yang berlangsung serentak.Yogyakarta : Andi.

Menurut Pressman (2002), perangkat lunak dapat didefinisikan sebagai perintah (program komputer).

Kusrini, 2007. Sistem pendukung keputusan atau Decision Support System (DSS) merupakan sistem informasi interaktif yang menyediakan informasi pemodelan, dan pemanipulasian data. Yogyakarta. Andi

Kusrini, 2007. Tujuan dari keputusan adalah untuk mencapai target atau aksi tertentu yang harus dilakukan. Yogyakarta. Andi