makalah SPK

27
KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, dengan membuka pintu hati dan pikiran penulis sehingga penulis dapat menyusun makalah yang berjudul ― TINGKAT BERPIKIR TAKSONOMI BLOOM, AFEKTIF, KOGNITIF, DAN PSIKOMOTORIK‖ Makalah ini dibuat untuk pedoman atau untuk memperdalam pemahaman tentang tingkat berpikir taksonomi bloom, afektif, kognitif, dan psikomotorik dan sebagai sumber informasi bagi penulis khususnya. Penulis berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan penulis dan dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca. Dalam pembuatan makalah ini kami sebagai penulis tentunya sadar bahwa manusia tidak terlepas dari kesalahan dan kekhilafan. Dan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan sarannya. Pekanbaru, September 2011 Penulis

Transcript of makalah SPK

Page 1: makalah SPK

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

karunia-Nya, dengan membuka pintu hati dan pikiran penulis sehingga penulis dapat menyusun

makalah yang berjudul ― TINGKAT BERPIKIR TAKSONOMI BLOOM, AFEKTIF,

KOGNITIF, DAN PSIKOMOTORIK‖

Makalah ini dibuat untuk pedoman atau untuk memperdalam pemahaman tentang tingkat

berpikir taksonomi bloom, afektif, kognitif, dan psikomotorik dan sebagai sumber informasi bagi

penulis khususnya.

Penulis berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan penulis dan dapat

memberikan informasi yang bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca. Dalam pembuatan

makalah ini kami sebagai penulis tentunya sadar bahwa manusia tidak terlepas dari kesalahan

dan kekhilafan. Dan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis sangat

mengharapkan kritik dan sarannya.

Pekanbaru, September 2011

Penulis

Page 2: makalah SPK

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………i

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………..ii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………..1

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………2

II.1.TINGKAT BERPIKIR TAKSONOMI BLOOM…………………………….

II.2.TINGKAT BERPIKIR AFEKTIF……………………………………………

II.3.TINGKAT BERPIKIR KOGNITIF…………………………………………..

II.4.TINGKAT BERPIKIR PSIKOMOTORIK…………………………………..

BAB III PENUTUP…………………………………………………………………………

III.1.KESIMPULAN…………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………

Page 3: makalah SPK

PENDAHULUAN

Penilaian adalah upaya atau tindakan untuk mengetahui sejauh mana tujuan yang telah

ditetapkan itu tercapai atau tidak. Dengan kata lain, penilaian berfungsi sebagai alat untuk

mengtahui keberhasilan proses dan hasil belajar siswa. Dalam sistem pendidikan nasional

rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan

klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga

ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik.

Salah satu prinsip dasar yang harus senantiasa diperhatikan dan dipegangi dalam rangka

evaluasi hasil belajar adalah prinsip kebulatan, dengan prinsip evaluator dalam melaksanakan

evaluasi hasil belajar dituntut untuk mengevaluasi secara menyeluruh terhadap peserta didik,

baik dari segi pemahamannya terhadap materi atau bahan pelajaran yang telah diberikan (aspek

kognitif), maupun dari segi penghayatan (aspek afektif), dan pengamalannya (aspek psikomotor).

Ketiga aspek atau ranah kejiwaan itu erat sekali dan bahkan tidak mungkin dapat

dilepaskan dari kegiatan atau proses evaluasi hasil belajar. Benjamin S. Bloom dan kawan-

kawannya itu berpendapat bahwa pengelompokkan tujuan pendidikan itu harus senantiasa

mengacu kepada tiga jenis domain (daerah binaan atau ranah) yang melekat pada diri peserta

didik, yaitu:

1. Cognitive Domain (Ranah Kognitif), yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan

aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir.

2. Affective Domain (Ranah Afektif) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek

perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri.

3. Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor) berisi perilaku-perilaku yang menekankan

aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang, dan

mengoperasikan mesin.

Ketiga ranah tersebut menjadi obyek penilaian hasil belajar. Diantara ketiga ranah itu,

ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru disekolah karena berkaitan dengan

kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran.

Beberapa istilah lain yang juga menggambarkan hal yang sama dengan ketiga domain

tersebut di antaranya seperti yang diungkapkan oleh Ki Hajar Dewantoro, yaitu: cipta, rasa, dan

karsa. Selain itu, juga dikenal istilah: penalaran, penghayatan, dan pengamalan.

Dari setiap ranah tersebut dibagi kembali menjadi beberapa kategori dan subkategori

yang berurutan secara hirarkis (bertingkat), mulai dari tingkah laku yang sederhana sampai

tingkah laku yang paling kompleks. Tingkah laku dalam setiap tingkat diasumsikan menyertakan

juga tingkah laku dari tingkat yang lebih rendah, seperti misalnya dalam ranah kognitif, untuk

mencapai ―pemahaman‖ yang berada di tingkatan kedua juga diperlukan ―pengetahuan‖ yang

ada pada tingkatan pertama

Page 4: makalah SPK

BAB II

PEMBAHASAN

II.1.TAKSONOMI BLOOM

Taksonomi berasal dari bahasa Yunani tassein berarti untuk mengklasifikasi dan nomos

yang berarti aturan. Taksonomi berarti klasifikasi berhirarkhi dari sesuatu atau prinsip yang

mendasari klasifikasi. Semua hal yang bergerak, benda diam, tempat, dan kejadian- sampai pada

kemampuan berpikir dapat diklasifikasikan menurut beberapa skema taksonomi

Konsep Taksonomi Bloom dikembangkan pada tahun 1956 oleh Benjamin Bloom,

seorang psikolog bidang pendidikan. Konsep ini mengklasifikasikan tujuan pendidikan dalam

tiga ranah, yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.

Ranah kognitif meliputi fungsi memproses informasi, pengetahuan dan keahlian

mentalitas. Ranah afektif meliputi fungsi yang berkaitan dengan sikap dan perasaan. Sedangkan

ranah psikomotorik berkaitan dengan fungsi manipulatif dan kemampuan fisik.

Ranah kognitif menggolongkan dan mengurutkan keahlian berpikir yang

menggambarkan tujuan yang diharapkan. Proses berpikir mengekspresikan tahap-tahap

kemampuan yang harus siswa kuasai sehingga dapat menunjukan kemampuan mengolah

pikirannya sehingga mampu mengaplikasikan teori ke dalam perbuatan. Mengubah teori ke

dalam keterampilan terbaiknya sehinggi dapat menghasilkan sesuatu yang baru sebagai produk

inovasi pikirannya. Untuk lebih mudah memahami taksonomi bloom, maka dapat dideskripsikan

dalam dua pernyataan di bawah ini:

Memahami sebuah konsep berarti dapat mengingat informasi atau ilmu mengenai konsep

itu.

Seseorang tidak akan mampu mengaplikasikan ilmu dan konsep jika tanpa terlebih

dahulu memahami isinya

Konsep tersebut mengalami perbaikan seiring dengan perkembangan dan kemajuan

jaman serta teknologi. Salah seorang murid Bloom yang bernama Lorin Anderson merevisi

taksonomi Bloom pada tahun 1990. Hasil perbaikannya dipublikasikan pada tahun 2001 dengan

nama Revisi Taksonomi Bloom. Dalam revisi ini ada perubahan kata kunci, pada kategori dari

kata benda menjadi kata kerja. Masing-masing kategori masih diurutkan secara hirarkis, dari

urutan terendah ke yang lebih tinggi. Pada ranah kognitif kemampuan berpikir analisis dan

sintesis diintegrasikan menjadi analisis saja. Dari jumlah enam kategori pada konsep terdahulu

tidak berubah jumlahnya karena Lorin memasukan kategori baru yaitu creating yang sebelumnya

tidak ada.

Page 5: makalah SPK

Setiap kategori dalam Revisi Taksonomi Bloom terdiri dari subkategori yang memiliki kata

kunci berupa kata yang berasosiasi dengan kategori tersebut. Kata-kata kunci itu seperti terurai di

bawah ini

Mengingat : mengurutkan, menjelaskan, mengidentifikasi, menamai, menempatkan,

mengulangi , menemukan kembali dsb.

Memahami : menafsirkan, meringkas, mengklasifikasikan, membandingkan,

menjelaskan, mebeberkan dsb.

Menerapkan : melaksanakan, menggunakan, menjalankan, melakukan, mempraktekan,

memilih, menyusun, memulai, menyelesaikan, mendeteksi dsb

Menganalisis : menguraikan, membandingkan, mengorganisir, menyusun ulang,

mengubah struktur, mengkerangkakan, menyusun outline, mengintegrasikan,

membedakan, menyamakan, membandingkan, mengintegrasikan dsb.

Mengevaluasi : menyusun hipotesi, mengkritik, memprediksi, menilai, menguji,

mebenarkan, menyalahkan, dsb.

Berkreasi : merancang, membangun, merencanakan, memproduksi, menemukan,

membaharui, menyempurnakan, memperkuat, memperindah, menggubah dsb.

Dalam berbagai aspek dan setelah melalui revisi, taksonomi Bloom tetap menggambarkan suatu

proses pembelajaran, cara kita memproses suatu informasi sehingga dapat dimanfaat dalam

kehidupan sehari-hari. Beberapa prinsip didalamnya adalah :

Sebelum kita memahami sebuah konsep maka kita harus mengingatnya terlebih dahulu

Sebelum kita menerapkan maka kita harus memahaminya terlebih dahulu

Sebelum kita mengevaluasi dampaknya maka kita harus mengukur atau menilai

Sebelum kita berkreasi sesuatu maka kita harus mengingat, memahami, mengaplikasikan,

menganalisis dan mengevaluasi, serta memperbaharui

Pentahapan berpikir seperti itu bisa jadi mendapat sanggahan dari sebagian orang. Alasannya,

dalam beberapa jenis kegiatan, tidak semua tahap seperti itu diperlukan. Contohnya dalam

menciptakan sesuatu tidak harus melalui penatahapan itu. Hal itu kembali pada kreativitas

individu. Proses pembelajaran dapat dimulai dari tahap mana saja. Namun, model pentahapan itu

sebenarnya melekat pada setiap proses pembelajaran secara terintegrasi.

Sebagian orang juga menyanggah pembagian pentahapan berpikir seperti itu karena dalam

kenyataannya siswa seharusnya berpikir secara holistik. Ketika kemampuan itu dipisah-pisah

maka siswa dapat kehilangan kemampuannya untuk menyatukan kembali komponen-komponen

yang sudah terpisah. Model penciptaaan suatu produk baru atau menyelesaian suatu proyek

tertentu lebih baik dalam memberikan tantangan terpadu yang mendorong siswa untuk berpikir

secara kritis.

Page 6: makalah SPK

Implementasi Berbasis TIK

Secara umum di bawah ini terdapat sejumlah batasan pada setiap level berpikir yang akan

mendasari sistem pengelolaan pembelajaranberbasis teknologi informasi dan komunikasi.

Creating Merumuskan ide baru, produk, atau cara memandang sesuatu.

Evaluating Menetapkan keputusan dari hasil penilaian atau penghitungan

atau melalui beberapa tahap pengujian

Analysing Mengurai informasi ke dalam bagian lebih rinci, terkait satu

dengan yang lain dan dapat dipahami.

Applying Menerapkan informasi pada siatuasi yang berbeda

Understanding Menjelaskan ide atau konsep

Remembering Mengingat kembali informasi

Mengingat (Remembering)

No Kegiatan Pembelajaran Berbasis TIK Software/fasilitas

pendukung

Produk

1 Menamai file Word, Excell,

power point

Memberikan kode pada

penamaan file

2 Meringkas materi kedalam bentuk bullet

pointing

Power point, word, Membuat bullet, pointing,

colouring mengenai

informasi penting

3 Mengidentifikasi web dan nara sumber

yang mendukung materi pelajaran

Mozilla firefox,

internet explorer

Membookmarking/

favouriting web atau nara

sumber terkait

4 Menceritakan kembali topik diskusi yang

ada di situs jejaring social

Facebook, twitter Mendaftar sebagai anggota

di situs jejaring sosial, situs

dagang

5 Menjelaskan ulang informasi dari

internet

Search engine :

goolgle, yahoo, msn

Melakukan pencarian data

melalui search engine

(googling)

Memahami (Understanding)

No Kegiatan Pembelajaran Berbasis TIK Software/fasilitas

pendukung

Produk

1 Mengutarakan pendapat atas sebuah

berita yang dimuat secara online

kompas.com;

detik.com;

Memberikan komentar

singkat dan catatan pada

artikel di web

2 Membedakan berbagai dokumen yang

dimiliki berdasarkan mata pelajaran

Word, excel,

powerpoint,

Mengklasifikasikan file,

website dan bahan ke dalam

folder

3 Mendiskusikan topik pelajaran Forum di internet Menyampaikan opini

Page 7: makalah SPK

tertentu (www.forumsains.com,

/www.indoforum.org,

/forum.detik.com)

dalam forum internet

4 Menjelaskan ulang materi pelajaran

ke dalam blog

wordpress.com,

blogspot.com, multiply.com

Laporan berupa catatan

dan tugas harian dalam

blog

5 Menerjemahkan materi pelajaran

berbahasa asing dari internet

Internet, google translate,

translation2.paralink.com

Materi pelajaran dalam

dua bahasa

Mengaplikasikan (Application)

No Kegiatan Pembelajaran Berbasis TIK Software/fasilitas

pendukung

Produk

1 Menguji pemahaman materi pelajaran

melalui e-learning

Program e-learning Menjalankan sebuah

program

2 Mengilustrasikan proses biologi dalam

bentuk flow chart

Microsoft office

vissio, Power point,

word

Mengaplikasikan

beberapa program

3 Mengaplikasikan program excel untuk

penyelesaian soal MIPA

Excel Memodifikasi aplikasi

program

4 Menguji kemampuan daya nalar Web games online;

games.co.id, sudoku

Memainkan sebuah

games online berbasis

pendidikan

5 Menyusun fakta-fakta sejarah menjadi

sebuah kliping / catatan sejarah online

Web, buku sejarah,

google, ziddu.com,

rapidshare

Mengupload materi

/informasi ke dalam

sebuah web

Menganalisis (Analysing)

No Kegiatan Pembelajaran Berbasis TIK Software/fasilitas

pendukung

Produk

1 Mengintegrasikan data, tabel, grafik dan

flow chart ke dalam sebuah artikel

Word, excel, visio,

blog/web

Mengintergrasikan

beberapa sumber data

ke dalam satu

web/blog

2 Menghubungkan topik mata pelajaran yang

dipelajari dengan informasi terupdate saat

ini

Google, yahoo dan

search engine lainnya

Menetapkan link web

yang berhubungan

dengan materi yang

sedang dipelajari

3 Menguraikan biografi tentang tokoh sains

terkemuka

Google, yahoo,

wikipedia

Biografi tokoh sains

4 Mereview dan menilai informasi hasil

browsing

Google, yahoo Memvalidasi

ketelitian dan

kebenaran data yang

berasal dari web

Page 8: makalah SPK

5 Mengorganisir data yang dimiliki sesuai

dengan mata pelajaran dan jenis file

Web, blog, pdf, mp2,

word, excel

Mengorganisir data

online

Mengevaluasi (Evaluating)

No Kegiatan Pembelajaran Berbasis TIK Software/fasilitas

pendukung

Produk

1 Merekomendasikan web/sumber online

sebagai bahan belajar

Google, yahoo, web,

blog

Daftar dan link web

yang direkomendasi

2 Mengkritisi sebuah topik yang sedang

dibahas

Forum diskusi online Mengomentari topic

tertentu pada forum

diskusi

3 Menilai kelayakan suatu karya untuk

ditampilkan ke public

Forum online sekolah, Memoderatori sebuah

forum diskusi

4 Memantau kemajuan kolaborasi Web/blog/forum Membangun

kolaborasi dan

jaringan di situs social

5 Menghitung efisiensi kerja sebuah aplikasi

program

Excel, e-learning Menguji prosedur

kerja sebuah aplikasi

program

Menciptakan (creating)

No Kegiatan Pembelajaran Berbasis TIK Software/fasilitas

pendukung

Produk

1 Menciptakan aplikasi program sederhana Power point, excel Mengembangkan

kreasi dengan power

point,

Mengembangkan

kreasi kreasi dengan

excel

2 Menciptakan aplikasi multimedia

sederhana

Adobe photoshop Mengembangkan

animasi sederhana

untuk alat peraga

belajar

3 Medesain tampilan blog/website pribadi Webhosting gratis

(www.rumahweb.com,

www.000webhost.com,

www.webs.com ); blog

wordpress, blogspot

Website / blog pribadi

4 Berkolaborasi menghasilkan suatu karya

untuk dipublikasikan secara online

Internet, blog, website Mengembangkan

kerja sama

mengembangkan

karya tulis bersama

berbasis jaringan

Page 9: makalah SPK

internet.

5 Membuat rekaman kegiatan sekolah/ karya

dalam bentuk audio (podcasting)

Software atau pemutar

mp3, perekam audio,

Podcast untuk

dipublikasikan secara

online

6 Merancang web/blog komersial Web, blog Memiliki toko usaha

online

Uraian di atas memberikan gambaran bahwa dalam kosep pendidikan moderen kompetensi siswa

dirancang dalam tiga ranah yaitu pengetahuan keterampilan dan sikap. Hasil belajar siswa

berupa kompetensi penguasaan ilmu pengetahuan dan keterampilan menerapkan ilmu

pengetahuan. Pengetahuan diuji dengan alat ukur berupa soal-soal sebagai perangkat tes.

Keterampilan menerapkan ilmu pengetahuan diukur dengan kecakapan siswa dalam menerapkan

ilmu pengetahuan. Sikap dapat diobservasi bagaimana siswa berprilaku dalam belajar dan

bekerja.

II.2.TINGKAT BERPIKIR AFEKTIF

Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif mencakup

watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai. Beberapa pakar mengatakan

bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya bila seseorang telah memiliki kekuasaan

kognitif tingkat tinggi. Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada peserta didik dalam

berbagai tingkah laku. Seperti: perhatiannnya terhadap mata pelajaran pendidikan agama Islam,

kedisiplinannya dalam mengikuti mata pelajaran agama disekolah, motivasinya yang tinggi

untuk tahu lebih banyak mengenai pelajaran agama Islam yang di terimanya, penghargaan atau

rasa hormatnya terhadap guru pendidikan agama Islam dan sebagainya.

Ranah afektif menjadi lebih rinci lagi ke dalam lima jenjang, yaitu: (1) receiving (2) responding

(3) valuing (4) organization (5) characterization by evalue or calue complex

Receiving atau attending (= menerima atua memperhatikan), adalah kepekaan seseorang dalam

menerima rangsangan (stimulus) dari luar yang datang kepada dirinya dalam bentuk masalah,

situasi, gejala dan lain-lain. Termasuk dalam jenjang ini misalnya adalah: kesadaran dan

keinginan untuk menerima stimulus, mengontrol dan menyeleksi gejala-gejala atau rangsangan

yang datang dari luar. Receiving atau attenting juga sering di beri pengertian sebagai kemauan

untuk memperhatikan suatu kegiatan atau suatu objek. Pada jenjang ini peserta didik dibina agar

mereka bersedia menerima nilai atau nilai-nilai yang di ajarkan kepada mereka, dan mereka mau

menggabungkan diri kedalam nilai itu atau meng-identifikasikan diri dengan nilai itu. Contah

hasil belajar afektif jenjang receiving , misalnya: peserta didik bahwa disiplin wajib di tegakkan,

sifat malas dan tidak di siplin harus disingkirkan jauh-jauh.

Responding (= menanggapi) mengandung arti ―adanya partisipasi aktif‖. Jadi kemampuan

menanggapi adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk mengikut sertakan dirinya

secara aktif dalam fenomena tertentu dan membuat reaksi terhadapnya salah satu cara. Jenjang

ini lebih tinggi daripada jenjang receiving. Contoh hasil belajar ranah afektif responding adalah

Page 10: makalah SPK

peserta didik tumbuh hasratnya untuk mempelajarinya lebih jauh atau menggeli lebih dalam lagi,

ajaran-ajaran Islam tentang kedisiplinan.

Valuing (menilai=menghargai). Menilai atau menghargai artinya mem-berikan nilai atau

memberikan penghargaan terhadap suatu kegiatan atau obyek, sehingga apabila kegiatan itu

tidak dikerjakan, dirasakan akan membawa kerugian atau penyesalan. Valuing adalah merupakan

tingkat afektif yang lebih tinggi lagi daripada receiving dan responding. Dalam kaitan dalam

proses belajar mengajar, peserta didik disini tidak hanya mau menerima nilai yang diajarkan

tetapi mereka telah berkemampuan untuk menilai konsep atau fenomena, yaitu baik atau buruk.

Bila suatu ajaran yang telah mampu mereka nilai dan mampu untuk mengatakan ―itu adalah

baik‖, maka ini berarti bahwa peserta didik telah menjalani proses penilaian. Nilai itu mulai di

camkan (internalized) dalam dirinya. Dengan demikian nilai tersebut telah stabil dalam peserta

didik. Contoh hasil belajar efektif jenjang valuing adalah tumbuhnya kemampuan yang kuat pada

diri peseta didik untuk berlaku disiplin, baik disekolah, dirumah maupun di tengah-tengah

kehidupan masyarakat.

Organization (=mengatur atau mengorganisasikan), artinya memper-temukan perbedaan nilai

sehingga terbentuk nilai baru yang universal, yang membawa pada perbaikan umum. Mengatur

atau mengorganisasikan merupakan pengembangan dari nilai kedalam satu sistem organisasi,

termasuk didalamnya hubungan satu nilai denagan nilai lain., pemantapan dan perioritas nilai

yang telah dimilikinya. Contoh nilai efektif jenjang organization adalah peserta didik mendukung

penegakan disiplin nasional yang telah dicanangkan oleh bapak presiden Soeharto pada

peringatan hari kemerdekaan nasional tahun 1995.

Characterization by evalue or calue complex (=karakterisasi dengan suatu nilai atau komplek

nilai), yakni keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki oleh seseorang, yang

mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Disini proses internalisasi nilai telah

menempati tempat tertinggi dalal suatu hirarki nilai. Nilai itu telah tertanam secara konsisten

pada sistemnya dan telah mempengaruhi emosinya. Ini adalah merupakan tingkat efektif

tertinggi, karena sikap batin peserta didik telah benar-benar bijaksana. Ia telah memiliki

phyloshopphy of life yang mapan. Jadi pada jenjang ini peserta didik telah memiliki sistem nilai

yang telah mengontrol tingkah lakunya untuk suatu waktu yang lama, sehingga membentu

karakteristik ―pola hidup‖ tingkah lakunya menetap, konsisten dan dapat diramalkan. Contoh

hasil belajar afektif pada jenjang ini adalah siswa telah memiliki kebulatan sikap wujudnya

peserta didik menjadikan perintah Allah SWT yang tertera di Al-Quran menyangkut disiplinan,

baik kedisiplinan sekolah, dirumah maupun ditengah-tengan kehidupan masyarakat.

Ranah afektif tidak dapat diukur seperti halnya ranah kognitif, karena dalam ranah afektif

kemampuan yang diukur adalah: Menerima (memperhatikan), Merespon, Menghargai,

Mengorganisasi, dan Karakteristik suatu nilai.

Skala yang digunakan untuk mengukur ranah afektif seseorang terhadap kegiatan suatu objek

diantaranya skala sikap. Hasilnya berupa kategori sikap, yakni mendukung (positif), menolak

(negatif), dan netral. Sikap pada hakikatnya adalah kecenderungan berperilaku pada seseorang.

Ada tiga komponen sikap, yakni kognisi, afeksi, dan konasi. Kognisi berkenaan dengan

pengetahuan seseorang tentang objek yang dihadapinya. Afeksi berkenaan dengan perasaan

Page 11: makalah SPK

dalam menanggapi objek tersebut, sedangkan konasi berkenaan dengan kecenderungan berbuat

terhadap objek tersebut. Oleh sebab itu, sikap selalu bermakna bila dihadapkan kepada objek

tertentu.

Skala sikap dinyatakan dalam bentuk pernyataan untuk dinilai oleh responden, apakah

pernyataan itu didukung atau ditolaknya, melalui rentangan nilai tertentu. Oleh sebab itu,

pernyataan yang diajukan dibagi ke dalam dua kategori, yakni pernyataan positif dan pernyataan

negatif.

Salah satu skala sikap yang sering digunakan adalah skala Likert. Dalam skala Likert,

pernyataan-pernyataan yang diajukan, baik pernyataan positif maupun negatif, dinilai oleh

subjek dengan sangat setuju, setuju, tidak punya pendapat, tidak setuju, sangat tidak setuju.

Ciri-ciri Ranah Penilaian Afektif

Pemikiran atau perilaku harus memiliki dua kriteria untuk diklasifikasikan sebagai ranah afektif

(Andersen, 1981:4). Pertama, perilaku melibatkan perasaan dan emosi seseorang. Kedua,

perilaku harus tipikal perilaku seseorang. Kriteria lain yang termasuk ranah afektif adalah

intensitas, arah, dan target. Intensitas menyatakan derajat atau kekuatan dari perasaan. Beberapa

perasaan lebih kuat dari yang lain, misalnya cinta lebih kuat dari senang atau suka. Sebagian

orang kemungkinan memiliki perasaan yang lebih kuat dibanding yang lain. Arah perasaan

berkaitan dengan orientasi positif atau negatif dari perasaan yang menunjukkan apakah perasaan

itu baik atau buruk.

Misalnya senang pada pelajaran dimaknai positif, sedang kecemasan dimaknai negatif. Bila

intensitas dan arah perasaan ditinjau bersama-sama, maka karakteristik afektif berada dalam

suatu skala yang kontinum. Target mengacu pada objek, aktivitas, atau ide sebagai arah dari

perasaan. Bila kecemasan merupakan karakteristik afektif yang ditinjau, ada beberapa

kemungkinan target. Peserta didik mungkin bereaksi terhadap sekolah, matematika, situasi

sosial, atau pembelajaran. Tiap unsur ini bisa merupakan target dari kecemasan. Kadang-kadang

target ini diketahui oleh seseorang namun kadang-kadang tidak diketahui. Seringkali peserta

didik merasa cemas bila menghadapi tes di kelas. Peserta didik tersebut cenderung sadar bahwa

target kecemasannya adalah tes.

Ada 5 tipe karakteristik afektif yang penting berdasarkan tujuannya, yaitu sikap, minat, konsep

diri, nilai, dan moral.

1. Sikap

Sikap merupakan suatu kencendrungan untuk bertindak secara suka atau tidak suka terhadap

suatu objek. Sikap dapat dibentuk melalui cara mengamati dan menirukan sesuatu yang positif,

kemudian melalui penguatan serta menerima informasi verbal. Perubahan sikap dapat diamati

dalam proses pembelajaran, tujuan yang ingin dicapai, keteguhan, dan konsistensi terhadap

sesuatu. Penilaian sikap adalah penilaian yang dilakukan untuk mengetahui sikap peserta didik

terhadap mata pelajaran, kondisi pembelajaran, pendidik, dan sebagainya.

Page 12: makalah SPK

Menurut Fishbein dan Ajzen (1975) sikap adalah suatu predisposisi yang dipelajari untuk

merespon secara positif atau negatif terhadap suatu objek, situasi, konsep, atau orang. Sikap

peserta didik terhadap objek misalnya sikap terhadap sekolah atau terhadap mata pelajaran.

Sikap peserta didik ini penting untuk ditingkatkan (Popham, 1999). Sikap peserta didik terhadap

mata pelajaran, misalnya bahasa Inggris, harus lebih positif setelah peserta didik mengikuti

pembelajaran bahasa Inggris dibanding sebelum mengikuti pembelajaran. Perubahan ini

merupakan salah satu indikator keberhasilan pendidik dalam melaksanakan proses pembelajaran.

Untuk itu pendidik harus membuat rencana pembelajaran termasuk pengalaman belajar peserta

didik yang membuat sikap peserta didik terhadap mata pelajaran menjadi lebih positif.

2. Minat

Menurut Getzel (1966), minat adalah suatu disposisi yang terorganisir melalui pengalaman yang

mendorong seseorang untuk memperoleh objek khusus, aktivitas, pemahaman, dan keterampilan

untuk tujuan perhatian atau pencapaian. Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia

(1990: 583), minat atau keinginan adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Hal

penting pada minat adalah intensitasnya. Secara umum minat termasuk karakteristik afektif yang

memiliki intensitas tinggi.

Penilaian minat dapat digunakan untuk:

mengetahui minat peserta didik sehingga mudah untuk pengarahan dalam pembelajaran,

mengetahui bakat dan minat peserta didik yang sebenarnya,

pertimbangan penjurusan dan pelayanan individual peserta didik,

menggambarkan keadaan langsung di lapangan/kelas,

Mengelompokkan didik yang memiliki peserta minat sama, f. acuan dalam menilai kemampuan

peserta didik secara keseluruhan dan memilih metode yang tepat dalam penyampaian materi,

mengetahui tingkat minat peserta didik terhadap pelajaran yang diberikan pendidik,

bahan pertimbangan menentukan program sekolah,

meningkatkan motivasi belajar peserta didik.

3. Konsep Diri

Menurut Smith, konsep diri adalah evaluasi yang dilakukan individu terhadap kemampuan dan

kelemahan yang dimiliki. Target, arah, dan intensitas konsep diri pada dasarnya seperti ranah

afektif yang lain. Target konsep diri biasanya orang tetapi bisa juga institusi seperti sekolah.

Arah konsep diri bisa positif atau negatif, dan intensitasnya bisa dinyatakan dalam suatu daerah

kontinum, yaitu mulai dari rendah sampai tinggi.

Konsep diri ini penting untuk menentukan jenjang karir peserta didik, yaitu dengan mengetahui

kekuatan dan kelemahan diri sendiri, dapat dipilih alternatif karir yang tepat bagi peserta didik.

Selain itu informasi konsep diri penting bagi sekolah untuk memberikan motivasi belajar peserta

didik dengan tepat.

Page 13: makalah SPK

Penilaian konsep diri dapat dilakukan dengan penilaian diri. Kelebihan dari penilaian diri adalah

sebagai berikut:

Pendidik mampu mengenal kelebihan dan kekurangan peserta didik.

Peserta didik mampu merefleksikan kompetensi yang sudah dicapai.

Pernyataan yang dibuat sesuai dengan keinginan penanya.

o Memberikan motivasi diri dalam hal penilaian kegiatan peserta didik.

o Peserta didik lebih aktif dan berpartisipasi dalam proses pembelajaran.

o Dapat digunakan untuk acuan menyusun bahan ajar dan mengetahui standar input

peserta didik.

o Peserta didik dapat mengukur kemampuan untuk mengikuti pembelajaran.

o Peserta didik dapat mengetahui ketuntasan belajarnya.

o Melatih kejujuran dan kemandirian peserta didik.

o Peserta didik mengetahui bagian yang harus diperbaiki.

o Peserta didik memahami kemampuan dirinya.

o Pendidik memperoleh masukan objektif tentang daya serap peserta didik.

o Mempermudah pendidik untuk melaksanakan remedial, hasilnya dapat untuk

instropeksi pembelajaran yang dilakukan.

o Peserta didik belajar terbuka dengan orang lain.

o Peserta didik mampu menilai dirinya.

o Peserta didik dapat mencari materi sendiri.

o Peserta didik dapat berkomunikasi dengan temannya.

4. Nilai

Nilai menurut Rokeach (1968) merupakan suatu keyakinan tentang perbuatan, tindakan, atau

perilaku yang dianggap baik dan yang dianggap buruk. Selanjutnya dijelaskan bahwa sikap

mengacu pada suatu organisasi sejumlah keyakinan sekitar objek spesifik atau situasi, sedangkan

nilai mengacu pada keyakinan.

Target nilai cenderung menjadi ide, target nilai dapat juga berupa sesuatu seperti sikap dan

perilaku. Arah nilai dapat positif dan dapat negatif. Selanjutnya intensitas nilai dapat dikatakan

tinggi atau rendah tergantung pada situasi dan nilai yang diacu.

Definisi lain tentang nilai disampaikan oleh Tyler (1973:7), yaitu nilai adalah suatu objek,

aktivitas, atau ide yang dinyatakan oleh individu dalam mengarahkan minat, sikap, dan

kepuasan. Selanjutnya dijelaskan bahwa manusia belajar menilai suatu objek, aktivitas, dan ide

sehingga objek ini menjadi pengatur penting minat, sikap, dan kepuasan. Oleh karenanya satuan

pendidikan harus membantu peserta didik menemukan dan menguatkan nilai yang bermakna dan

signifikan bagi peserta didik untuk memperoleh kebahagiaan personal dan memberi konstribusi

positif terhadap masyarakat.

5. Moral

Piaget dan Kohlberg banyak membahas tentang per-kembangan moral anak. Namun Kohlberg

mengabaikan masalah hubungan antara judgement moral dan tindakan moral. Ia hanya

Page 14: makalah SPK

mempelajari prinsip moral seseorang melalui penafsiran respon verbal terhadap dilema

hipotetikal atau dugaan, bukan pada bagaimana sesungguhnya seseorang bertindak.

Moral berkaitan dengan perasaan salah atau benar terhadap kebahagiaan orang lain atau perasaan

terhadap tindakan yang dilakukan diri sendiri. Misalnya menipu orang lain, membohongi orang

lain, atau melukai orang lain baik fisik maupun psikis. Moral juga sering dikaitkan dengan

keyakinan agama seseorang, yaitu keyakinan akan perbuatan yang berdosa dan berpahala. Jadi

moral berkaitan dengan prinsip, nilai, dan keyakinan seseorang.

Ranah afektif lain yang penting adalah:

Kejujuran: peserta didik harus belajar menghargai kejujuran dalam berinteraksi dengan

orang lain.

Integritas: peserta didik harus mengikatkan diri pada kode nilai, misalnya moral dan

artistik.

Adil: peserta didik harus berpendapat bahwa semua orang mendapat perlakuan yang

sama dalam memperoleh pendidikan.

Kebebasan: peserta didik harus yakin bahwa negara yang demokratis memberi kebebasan

yang bertanggung jawab secara maksimal kepada semua orang.

Tabel Kaitan antara kegiatan pembelajaran dengan domain tingkatan aspek Afektif

Tingkat Contoh kegiatan pembelajaran

Penerimaan

(Receiving)

Arti : Kepekaan (keinginan menerima/memperhatikan)

terhadap fenomena/stimult menunjukkan perhatian

terkontrol dan terseleksi

Contoh kegiatan belajar :

-sering mendengarkan musik

- senang membaca puisi

- senang mengerjakan soal matematik

- ingin menonton sesuatu

- senang menyanyikan lagu

Responsi

(Responding)

Arti : menunjukkan perhatian aktif melakukan sesuatu

dengan/tentang fenomena setuju, ingin, puas meresponsi

(mendengar)

Contoh kegiatan belajar :

ü mentaati aturan

ü mengerjakan tugas

ü mengungkapkan perasaan

ü menanggapi pendapat

Page 15: makalah SPK

ü meminta maaf atas kesalahan

ü mendamaikan orang yang bertengkar

ü menunjukkan empati

ü menulis puisi

ü melakukan renungan

ü melakukan introspeksi

Acuan Nilai

( Valuing)

Arti : Menunjukkan konsistensi perilaku yang mengandung

nilai, termotivasi berperilaku sesuai dengan nilai-nilai yang

pasti

Tingkatan : menerima, lebih menyukai, dan menunjukkan

komitmen terhadap suatu nilai

Contoh Kegiatan Belajar :

mengapresiasi seni

menghargai peran

menunjukkan perhatian

menunjukkan alasan

mengoleksi kaset lagu, novel, atau barang antik

menunjukkan simpati kepada korban pelanggaran

HAM

menjelaskan alasan senang membaca novel

Organisasi

Arti : mengorganisasi nilai-nilai yang relevan ke dalam suatu

sistem menentukan saling hubungan antar nilai

memantapkan suatu nilai yang dominan dan diterima di

mana-mana memantapkan suatu nilaimyang dominan dan

diterima di mana-mana

Tingkatan : konseptualisasi suatu nilai, organisasi suatu

sistem nilai

Contoh kegiatan belajar :

rajin, tepat waktu

berdisiplin diri mandiri dalam bekerja secara

independen

objektif dalam memecahkan masalah

mempertahankan pola hidup sehat

menilai masih pada fasilitas umum dan mengajukan

saran perbaikan

menyarankan pemecahan masalah HAM

menilai kebiasaan konsumsi

mendiskusikan cara-cara menyelesaikan konflik

antar- teman

Page 16: makalah SPK

II.3.TINGKAT BERPIKIR KOGNITIF

Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Menurut Bloom, segala

upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Ranah kognitif

berhubungan dengan kemampuan berfikir, termasuk didalamnya kemampuan menghafal,

memahami, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis, dan kemampuan mengevaluasi. Dalam

ranah kognitif itu terdapat enam aspek atau jenjang proses berfikir, mulai dari jenjang terendah

sampai dengan jenjang yang paling tinggi. Keenam jenjang atau aspek yang dimaksud adalah:

Pengetahuan/hafalan/ingatan (knowledge)

Adalah kemampuan seseorang untuk mengingat-ingat kembali (recall) atau mengenali kembali

tentang nama, istilah, ide, rumus-rumus, dan sebagainya, tanpa mengharapkan kemampuan untuk

menggunkannya. Pengetahuan atau ingatan adalah merupakan proses berfikir yang paling

rendah.

Salah satu contoh hasil belajar kognitif pada jenjang pengetahuan adalah dapat menghafal surat

al-‗Ashar, menerjemahkan dan menuliskannya secara baik dan benar, sebagai salah satu materi

pelajaran kedisiplinan yang diberikan oleh guru Pendidikan Agama Islam di sekolah.

Pemahaman (comprehension)

Adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu

diketahui dan diingat. Dengan kata lain, memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat

melihatnya dari berbagai segi. Seseorang peserta didik dikatakan memahami sesuatu apabila ia

dapat memberikan penjelasan atau memberi uraian yang lebih rinci tentang hal itu dengan

menggunakan kata-katanya sendiri. Pemahaman merupakan jenjang kemampuan berfikir yang

setingkat lebih tinggi dari ingatan atau hafalan.

Salah satu contoh hasil belajar ranah kognitif pada jenjang pemahaman ini misalnya: Peserta

didik atas pertanyaan Guru Pendidikan Agama Islam dapat menguraikan tentang makna

kedisiplinan yang terkandung dalam surat al-‗Ashar secara lancar dan jelas.

Penerapan (application)

Adalah kesanggupan seseorang untuk menerapkan atau menggunakan ide-ide umum, tata cara

ataupun metode-metode, prinsip-prinsip, rumus-rumus, teori-teori dan sebagainya, dalam situasi

yang baru dan kongkret. Penerapan ini adalah merupakan proses berfikir setingkat lebih tinggi

ketimbang pemahaman.

Salah satu contoh hasil belajar kognitif jenjang penerapan misalnya: Peserta didik mampu

memikirkan tentang penerapan konsep kedisiplinan yang diajarkan Islam dalam kehidupan

sehari-hari baik dilingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat.

Page 17: makalah SPK

Analisis (analysis)

Adalah kemampuan seseorang untuk merinci atau menguraikan suatu bahan atau keadaan

menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan di antara bagian-

bagian atau faktor-faktor yang satu dengan faktor-faktor lainnya. Jenjang analisis adalah

setingkat lebih tinggi ketimbang jenjang aplikasi.

Contoh: Peserta didik dapat merenung dan memikirkan dengan baik tentang wujud nyata dari

kedisiplinan seorang siswa dirumah, disekolah, dan dalam kehidupan sehari-hari di tengah-

tengah masyarakat, sebagai bagian dari ajaran Islam.

Sintesis (syntesis)

Adalah kemampuan berfikir yang merupakan kebalikan dari proses berfikir analisis. Sisntesis

merupakan suatu proses yang memadukan bagian-bagian atau unsur-unsur secara logis, sehingga

menjelma menjadi suatu pola yang yang berstruktur atau bebrbentuk pola baru. Jenjang sintesis

kedudukannya setingkat lebih tinggi daripada jenjang analisis. Salah satu jasil belajar kognitif

dari jenjang sintesis ini adalah: peserta didik dapat menulis karangan tentang pentingnya

kedisiplinan sebagiamana telah diajarkan oleh islam.

Penilaian/penghargaan/evaluasi (evaluation)

Adalah merupakan jenjang berpikir paling tinggi dalam ranah kognitif dalam taksonomi Bloom.

Penilian/evaluasi disini merupakan kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan

terhadap suatu kondisi, nilai atau ide, misalkan jika seseorang dihadapkan pada beberapa pilihan

maka ia akan mampu memilih satu pilihan yang terbaik sesuai dengan patokan-patokan atau

kriteria yang ada.

Salah satu contoh hasil belajar kognitif jenjang evaluasi adalah: peserta didik mampu

menimbang-nimbang tentang manfaat yang dapat dipetik oleh seseorang yang berlaku disiplin

dan dapat menunjukkan mudharat atau akibat-akibat negatif yang akan menimpa seseorang yang

bersifat malas atau tidak disiplin, sehingga pada akhirnya sampai pada kesimpulan penilaian,

bahwa kwdisiplinan merupakan perintah Allah SWT yang waji dilaksanakan dalam sehari-hari.

Tujuan aspek kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir yang mencakup kemampuan

intelektual yang lebih sederhana, yaitu mengingat, sampai pada kemampuan memecahkan

masalah yang menuntut siswa untuk menghubungakan dan menggabungkan beberapa ide,

gagasan, metode atau prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut. Dengan

demikian aspek kognitif adalah subtaksonomi yang mengungkapkan tentang kegiatan mental

yang sering berawal dari tingkat pengetahuan sampai ke tingkat yang paling tinggi yaitu

evaluasi.

Ciri-ciri Ranah Penilaian Kognitif

Aspek kognitif berhubungan dengan kemampuan berfikir termasuk di dalamnya kemampuan

memahami, menghafal, mengaplikasi, menganalisis, mensistesis dan kemampuan mengevaluasi.

Page 18: makalah SPK

Menurut Taksonomi Bloom (Sax 1980), kemampuan kognitif adalah kemampuan berfikir secara

hirarki yang terdiri dari pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi.

Pada tingkat pengetahuan, peserta didik menjawab pertanyaan berdasarkan hafalan saja. Pada

tingkat pemahaman peserta didik dituntut juntuk menyatakan masalah dengan kata-katanya

sendiri, memberi contoh suatu konsep atau prinsip. Pada tingkat aplikasi, peserta didik dituntut

untuk menerapkan prinsip dan konsep dalam situasi yang baru. Pada tingkat analisis, peserta

didik diminta untuk untuk menguraikan informasi ke dalam beberapa bagian, menemukan

asumsi, membedakan fakta dan pendapat serta menemukan hubungan sebab—akibat. Pada

tingkat sintesis, peserta didik dituntut untuk menghasilkan suatu cerita, komposisi, hipotesis atau

teorinya sendiri dan mensintesiskan pengetahuannya. Pada tingkat evaluasi, peserta didik

mengevaluasi informasi seperti bukti, sejarah, editorial, teori-teori yang termasuk di dalamnya

judgement terhadap hasil analisis untuk membuat kebijakan.

Tujuan aspek kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir yang mencakup kemampuan

intelektual yang lebih sederhana, yaitu mengingat, sampai pada kemampuan memecahkan

masalah yang menuntut siswa untuk menghubungkan dan menggabungkan beberapa ide,

gagasan, metode atau prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut.

Dengan demikian aspek kognitif adalah sub-taksonomi yang mengungkapkan tentang kegiatan

mental yang sering berawal dari tingkat pengetahuan sampai ke tingkat yang paling tinggi yaitu

evaluasi. Aspek kognitif terdiri atas enam tingkatan dengan aspek belajar yang berbeda-beda.

Keenam tingkat tersebut yaitu:

1. Tingkat pengetahuan (knowledge), pada tahap ini menuntut siswa untuk mampu

mengingat (recall) berbagai informasi yang telah diterima sebelumnya, misalnya fakta,

rumus, terminologi strategi problem solving dan lain sebagianya.

2. Tingkat pemahaman (comprehension), pada tahap ini kategori pemahaman dihubungkan

dengan kemampuan untuk menjelaskan

pengetahuan, informasi yang telah diketahui dengan kata-kata sendiri. Pada tahap ini

peserta didik diharapkan menerjemahkan atau menyebutkan kembali yang telah didengar

dengan kata-kata sendiri.

3. Tingkat penerapan (application), penerapan merupakan kemampuan untuk menggunakan

atau menerapkan informasi yang telah dipelajari kedalam situasi yang baru, serta

memecahlcan berbagai masalah yang timbuldalam kehidupan sehari-hari.

4. Tingkat analisis (analysis), analisis merupakan kemampuan

mengidentifikasi, memisahkan dan membedakan komponen-komponen atau elemen suatu

fakta, konsep, pendapat, asumsi, hipotesa atau kesimpulan, dan memeriksa setiap

komponen tersebut untuk melihat ada atau tidaknya kontradiksi. Dalam tingkat ini peserta

didik diharapkan menunjukkan hubungan di antara berbagai gagasan dengan cara

membandingkan gagasan tersebut dengan standar, prinsip atau prosedur yang telah

dipelajari.

5. Tingkat sintesis (synthesis), sintesis merupakan kemampuan seseorang dalam mengaitkan

dan menyatukan berbagai elemen dan unsur pengetahuan yang ada sehingga terbentuk

pola baru yang lebih menyeluruh.

Page 19: makalah SPK

6. Tingkat evaluasi (evaluation), evaluasi merupakan level tertinggi yang mengharapkan

peserta didik mampu membuat penilaian dan keputusan tentang nilai suatu gagasan,

metode, produk atau benda dengan menggunakan kriteria tertentu.

Apabila melihat kenyataan yang ada dalam sistem pendidikan yang diselenggarakan, pada

umumnya baru menerapkan beberapa aspek kognitif tingkat rendah, seperti pengetahuan,

pemahaman dan sedikit penerapan. Sedangkan tingkat analisis, sintesis dan evaluasi jarang sekali

diterapkan. Apabila semua tingkat kognitif diterapkan secara merata dan terus-menerus maka

hasil pendidikan akan lebih baik.

Tabel Kaitan antara kegiatan pembelajaran dengan domain tingkatan aspek kognitif

No Tingkatan Deskripsi

1 Pengetahuan Arti: Pengetahuan terhadap fakta, konsep, definisi,

nama, peristiwa, tahun, daftar, teori, prosedur,dll.

Contoh kegiatan belajar:

Mengemukakan arti

Menentukan lokasi

Mendriskripsikan sesuatu

Menceritakan apa yang terjadi

Menguraikan apa yang terjadi

2 Pemahaman Arti:pengertian terhadap hubungan antar-faktor, antar

konsep, dan antar data hubungan sebab akibat penarikan

kesimpulan

Contoh kegiatan belajar:

¨ Mengungkapakan gagasan dan pendapat dengan

kata-kata sendiri

¨ Membedakan atau membandingkan

¨ Mengintepretasi data

¨ Mendriskripsikan dengan kata-kata sendiri

¨ Menjelaskan gagasan pokok

¨ Menceritakan kembali dengan kata-kata sendiri

3 Aplikasi Arti: Menggunakan pengetahuan untuk memecahkan

masalah atau menerapkan pengetahuan dalam kehidupan

Page 20: makalah SPK

sehari-hari

Contoh kegiatan:

Menghitung kebutuhan

Melakukan percobaan

Membuat peta

Membuat model

Merancang strategi

4 Analisis Artinya: menentukan bagian-bagian dari suatu masalah,

penyelesaian, atau gagasan dan menunjukkan hubungan

antar bagian tersebut

Contoh kegiatan belajar:

Mengidentifikasi faktor penyebab

Merumuskan masalah

Mengajukan pertanyaan untuk mencari informasi

Membuat grafik

Mengkaji ulang

5 Sintesis Artinya: menggabungkan berbagai informasi menjadi

satu kesimpulan/konsepatau meramu/merangkai

berbagai gagasan menjadi suatu hal yang baru

Contoh kegiatan belajar:

v Membuat desain

v Menemukan solusi masalah

v Menciptakan produksi baru,dst.

6 Evaluasi Arti: mempertimbangkan dan menilai benar-salah, baik-

buruk, bermanfaat-tidak bermanfaat

Contoh kegiatan belajar:

Mempertahankan pendapat

Membahas suatu kasus

Memilih solusi yang lebih baik

Menulis laporan,dst.

Page 21: makalah SPK

II,4.TINGKAT BERPIKIR PSIKOMOTOR

Ranah psikomotor merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) tau

kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Ranah

psikomotor adalah ranah yang berhubungan dengan aktivitas fisik, misalnya lari, melompat,

melukis, menari, memukul, dan sebagainya.

Hasil belajar ranah psikomotor dikemukakan oleh Simpson (1956) yang menyatakan

bahwa hasil belajar psikomotor ini tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan

bertindak individu. Hasil belajar psikomotor ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil

belajar kognitif (memahami sesuatu) dan dan hasil belajar afektif (yang baru tampak dalam

bentuk kecenderungan-kecenderungan berperilaku).

Hasi belajar kognitif dan hasil belajar afektif akan menjadi hasil belajar psikomotor

apabila peserta didik telah menunjukkan perilaku atau perbuatan tertentu sesuai dengan makna

yang terkandung dalam ranah kognitif dan ranah afektif dengan materi kedisiplinan menurut

agama Islam sebagaimana telah dikemukakan pada pembiraan terdahulu, maka wujud nyata dari

hasil psikomotor yang merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif afektif itu adalah;

1).peserta didik bertanya kepada guru pendidikan agama Islam tentang contoh-contoh

kedisiplinan yang telah ditunjukkan oleh Rosulullah SAW, para sahabat, para ulama dan lain-

lain;

2).peseta didik mencari dan membaca buku-buku, majalah-majalah atau brosur-brosur, surat

kabar dan lain-lain yang membahas tentang kedisiplinan;

3).peserta didik dapat memberikan penejelasan kepada teman-teman sekelasnya di sekolah, atau

kepada adik-adiknya di rumah atau kepada anggota masyarakat lainnya, tentang kedisiplinan

diterapkan, baik di sekolah, di rumah maupun di tengah-tengah kehidupan masyarakat;

4).peserta didik menganjurkan kepada teman-teman sekolah atau adik-adiknya, agar berlaku

disiplin baik di sekolah, di rumah maupun di tengah-tengah kehidupan masyarakat;

5).peserta didik dapat memberikan contoh-contoh kedisiplinan di sekolah, seperti datang ke

sekolah sebelum pelajaran di mulai, tertib dalam mengenakan seragam sekolah, tertib dan tenag

dalam mengikuti pelajaran, di siplin dalam mengikuti tata tertib yang telah ditentukan oleh

sekolah, dan lain-lain;

6).peserta didik dapat memberikan contoh kedisiplinan di rumah, seperti disiplin dalam belajar,

disiplin dalam mennjalannkan ibadah shalat, ibadah puasa, di siplin dalam menjaga kebersihan

rumah, pekarangan, saluran air, dan lain-lain;

7).peserta didik dapat memberikan contoh kedisiplinan di tengah-tengah kehidupan masyarakat,

seperti menaati rambu-rambu lalu lintas, tidak kebut-kebutan, dengan suka rela mau antri waktu

membeli karcis, dan lain-lain, dan

Page 22: makalah SPK

8).peserta didik mengamalkan dengan konsekuen kedisiplinan dalam belajar, kedisiplinan dalam

beribadah, kedisiplinan dalam menaati peraturan lalu lintas, dan sebagainya.

Ciri-ciri Ranah Penilaian Psikomotor

Ranah psikomotor berhubungan dengan hasil belajar yang pencapaiannya melalui keterampilan

manipulasi yang melibatkan otot dan kekuatan fisik. Ranah psikomotor adalah ranah yang

berhubungan aktivitas fisik, misalnya; menulis, memukul, melompat dan lain sebagainya.

Tabel Kaitan antara kegiatan pembelajaran dengan domain tingkatan aspek Psikomotorik

Tingkat Deskripsi

I. Gerakan Refleks Arti: gerakan refleks adalah basis semua perilaku bergerak,

respons terhadap stimulus tanpa sadar.

Misalnya:melompat,menunduk,berjalan,menggerakkan

leher dan kepala, menggenggam, memegang

Contoh kegiatan belajar:

- mengupas mangga dengan pisau

- memotong dahan bunga

- menampilkan ekspresi yang berbeda

- meniru gerakan polisi lalulintas, juru parkir

- meniru gerakan daun berbagai tumbuhan yang diterpa

angin

II Gerakan dasar

(basic fundamental

movements)

Arti: gerakan ini muncul tanpa latihan tapi dapat

Diperhalus melalui praktik gerakan ini terpola dan dapat

ditebak

Contoh kegiatan belajar:

· contoh gerakan tak berpindah: bergoyang,

membungkuk, merentang, mendorong, menarik,

memeluk, berputar

· contoh gerakan berpindah: merangkak, maju

perlahan-lahan, muluncur, berjalan, berlari,

meloncat-loncat, berputar mengitari, memanjat.

· Contoh gerakan manipulasi: menyusun balok/blok,

menggunting, menggambar dengan krayon,

memegang dan melepas objek, blok atau mainan.

· Keterampilan gerak tangan dan jari-jari:

Page 23: makalah SPK

memainkan bola, menggambar.

III. Gerakan

Persepsi

( Perceptual

obilities)

Arti : Gerakan sudah lebih meningkat karena dibantu

kemampuan perseptual

Contoh kegiatan belajar:

¨ menangkap bola, mendrible bola

¨ melompat dari satu petak ke petak lain dengan 1 kali

sambil menjaga keseimbangan

¨ memilih satu objek kecil dari sekelompok objek yang

ukurannya bervariasi

¨ membaca melihat terbangnya bola pingpong

¨ melihat gerakan pendulun menggambar simbol geometri

¨ menulis alfabet

¨ mengulangi pola gerak tarian

¨ memukul bola tenis, pingpong

¨ membedakan bunyi beragam alat musik

¨ membedakan suara berbagai binatang

¨ mengulangi ritme lagu yang pernah didengar

¨ membedakan berbagai tekstur dengan meraba

IV. Gerakan

Kemampuan fisik

(Psycal abilities)

Arti: gerak lebih efisien, berkembang melalui kematangan

dan belajar

Contoh kegiatan belajar:

menggerakkan otot/sekelompok otot selama waktu tertentu

berlari jauh

mengangkat beban

menarik-mendorong

melakukan push-up

kegiatan memperkuat lengan, kaki dan perut

menari

melakukan senam

melakukan gerakan pesenam, pemain biola, pemain bola

V. gerakan

terampil (Skilled

movements)

Arti: dapat mengontrol berbagai tingkat gerak – terampil,

tangkas, cekatan melakukan gerakan yang sulit dan rumit

(kompleks)

Contoh kegiatan belajar:

melakukan gerakan terampil berbagai cabang

olahraga

menari, berdansa

membuat kerajinan tangan

menggergaji

mengetik

bermain piano

memanah

Page 24: makalah SPK

skating

melakukan gerak akrobatik

melakukan koprol yang sulit

VI. Gerakan indah

dan kreatif

(Non-discursive

communicatio)

Arti: mengkomunikasikan perasaan melalui gerakan

- gerak estetik: gerakan-gerakan terampil yang efisien

dan indah

- gerakan kreatif: gerakan-gerakan pada tingkat

tertinggi untuk mengkomunikasikan peran

Contoh kegiatan belajar:

v kerja seni yang bermutu (membuat patung, melukis,

menari baletr

v melakukan senam tingkat tinggi

v bermain drama (acting)

v keterampilan olahraga tingkat tinggi

Page 25: makalah SPK

BAB III

PENUTUP

III.1.KESIMPULAN

1) Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak).

2) Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif mencakup

watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai. Ranah afektif menjadi lebih rinci

lagi ke dalam lima jenjang, yaitu: (1) receiving (2) responding (3) valuing (4) organization (5)

characterization by evalue or calue complex.

3) Ranah psikomotor merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) tau

kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Ranah

psikomotor adalah ranah yang berhubungan dengan aktivitas fisik, misalnya lari, melompat,

melukis, menari, memukul, dan sebagainya. Hasil belajar ranah psikomotor dikemukakan oleh

Simpson (1956) yang menyatakan bahwa hasil belajar psikomotor ini tampak dalam bentuk

keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu.

4) Aspek kognitif berhubungan dengan kemampuan berfikir termasuk di dalamnya kemampuan

memahami, menghafal, mengaplikasi, menganalisis, mensistesis dan kemampuan mengevaluasi

5) Ciri ranah penilaian afektif yaitu pemikiran atau perilaku harus memiliki dua kriteria untuk

diklasifikasikan sebagai ranah afektif (Andersen, 1981:4). Pertama, perilaku melibatkan perasaan

dan emosi seseorang. Kedua, perilaku harus tipikal perilaku seseorang. Kriteria lain yang

termasuk ranah afektif adalah intensitas, arah, dan target. Intensitas menyatakan derajat atau

kekuatan dari perasaan. Beberapa perasaan lebih kuat dari yang lain, misalnya cinta lebih kuat

dari senang atau suka. Sebagian orang kemungkinan memiliki perasaan yang lebih kuat

dibanding yang lain. Arah perasaan berkaitan dengan orientasi positif atau negatif dari perasaan

yang menunjukkan apakah perasaan itu baik atau buruk. Misalnya senang pada pelajaran

dimaknai positif, sedang kecemasan dimaknai negatif. Bila intensitas dan arah perasaan ditinjau

bersama-sama, maka karakteristik afektif berada dalam suatu skala yang kontinum. Target

mengacu pada objek, aktivitas, atau ide sebagai arah dari perasaan.

6) Ranah kogniti berhubungan erat dengan kemampuan berfikir, termasuk di dalamnya

kemampuan menghafal, rnemahami, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis dan kemampuan

mengevaluasi

7) Cakupan yang diukur dalam ranah Kognitif adalah: Ingatan (C1), Pemahaman (C2),

Penerapan (C3), Analisis (C4), Sintesis (C5), dan Evaluasi (C6).

8) Ranah afektif tidak dapat diukur seperti halnya ranah kognitif, karena dalam ranah afektif

kemampuan yang diukur adalah: Menerima (memperhatikan), Merespon, Menghargai,

Mengorganisasi.

Page 26: makalah SPK

9) Hasil belajar keterampilan (psikomotor) dapat diukur melalui: (1) pengamatan langsung dan

penilaian tingkah laku peserta didik selama proses pembelajaran praktik berlangsung, (2)

sesudah mengikuti pembelajaran, yaitu dengan jalan memberikan tes kepada peserta didik untuk

mengukur pengetahuan, keterampilan, dan sikap, (3) beberapa waktu sesudah pembelajaran

selesai dan kelak dalam lingkungan kerjanya. Dalam ranah psikomotorik yang diukur meliputi

(1) gerak refleks, (2) gerak dasar fundamen, (3) keterampilan perseptual; diskriminasi kinestetik,

diskriminasi visual, diskriminasi auditoris, diskriminasi taktis, keterampilan perseptual yang

terkoordinasi, (4) keterampilan fisik, (5) gerakan terampil, (6) komunikasi non diskusi (tanpa

bahasa-melalui gerakan) meliputi: gerakan ekspresif, gerakan interprestatif

Page 27: makalah SPK

DAFTAR PUSTAKA

Moh. Surya. 1997. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung PPB - IKIP Bandung.

Muhibbin Syah. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta : PT Raja Grafindo.

Santrok, John W. 2002. Life Span Development: Perkembangan Masa Hidup, Edisi 5 Jilid 1.

Jakarta: Erlangga

Sri Wardani. 2004. Penilaian Pembelajaran Matematika Berbasis Kompetensi. Yogyakarta:

Departemen Pendidikan Nasional

Sudjana, Nana. 1989. Penilaian Hasil Proses Belajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset

Sudjono, Anas. 2008. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada.

http://gurupembaharu.com/home/?p=186. Diakses Tanggal 21 September 2011

http://zaifbio.wordpress.com/2009/11/15/ranah-penilaian-kognitif-afektif-dan-psikomotorik.

Diakses Tanggal 21 September 2011

http://nurulfikri.sch.id/index.php/isi-situs/kolom/kolom-guru/466-eksplorasi-bloom-tingkat-

tinggi.html. Diakses Tanggal 21 September 2011

http://id.wikipedia.org/wiki/Taksonomi_Bloom. Diakses Tanggal 21September 2011