Budgeting

2
Tradisional = kasih ke performa ytang dicapai Contoh : kl performa diukur dari profit fokusnya manager ke pendapatan. Bonus dikasih cuma klo kena target Linier : pemberian bonusnya tetep dikasih walo target operasional ga dicapai dan ada bonus dikasih kl target dicapai Penganggaran tradisional lebih membutuhkan banyak waktu, menyimpangkan dari tujuan awal maka membutuhkan sistem yang lebih baik untuk menghilangkan poin-poin tersebut. Proses penganggaran tertanan dalam perusahaan dalam membantu pencegahan pelanggaran dalam proses bisnis tidak peduli bagaimana tingkat/dampaknya terhadap perusahaan Jaman dulu model tradisional , penganggarannya kompensasi bonus atas performa yang dicapai. Kalau performas diukur dengan profit otomatis konsen manajer ke pendapatan. Misalnya manajer marketing ada target 100 mobil. Nah mencapainya dengan menghalalkan segala cara missal memberikan kredit serendah mungkin biar dpt pelanggan. Kalo kasih kredit sekecil mungkin kan berdampak pada profit perusahaan. Kinerjanya kan jd ga bagus krn curang dgn menghalalkan segala cara. Ada model linear, s.istem pemberian kompensasi bonus nya beda dng tradisional. Bedanya , ada bonus yang diberikan meskipun target operasional tidak tercapai. Dan juga ada bonus yang diberikan pada target operasional tercapai. Linear ada kelemahan: manajer tidak mau bekerja keras untuk mencapai targetnya. Kelemahan Anggaran tradisional : menghalalkan segala cara untuk mecapai target dengan meninggikan biaya operasional. Masalah : To be more specific, Jensen feels that basing bonuses on a manager's ability to achieve budget targets is counterproductive to the goals and profitability of an organization.When managers are told they’ll receive bonuses if they reach specific goals, two things

description

budget

Transcript of Budgeting

Page 1: Budgeting

Tradisional = kasih ke performa ytang dicapai Contoh : kl performa diukur dari profit fokusnya manager ke pendapatan. Bonus dikasih cuma klo kena target

Linier : pemberian bonusnya tetep dikasih walo target operasional ga dicapai dan ada bonus dikasih kl target dicapaiPenganggaran tradisional lebih membutuhkan banyak waktu, menyimpangkan dari tujuan awal maka membutuhkan sistem yang lebih baik untuk menghilangkan poin-poin tersebut.Proses penganggaran tertanan dalam perusahaan dalam membantu pencegahan pelanggaran dalam proses bisnis tidak peduli bagaimana tingkat/dampaknya terhadap perusahaan

Jaman dulu model tradisional , penganggarannya kompensasi bonus atas performa yang dicapai. Kalau performas diukur dengan profit otomatis konsen manajer ke pendapatan. Misalnya manajer marketing ada target 100 mobil. Nah mencapainya dengan menghalalkan segala cara missal memberikan kredit serendah mungkin biar dpt pelanggan. Kalo kasih kredit sekecil mungkin kan berdampak pada profit perusahaan. Kinerjanya kan jd ga bagus krn curang dgn menghalalkan segala cara.Ada model linear, s.istem pemberian kompensasi bonus nya beda dng tradisional. Bedanya , ada bonus yang diberikan meskipun target operasional tidak tercapai. Dan juga ada bonus yang diberikan pada target operasional tercapai. Linear ada kelemahan: manajer tidak mau bekerja keras untuk mencapai targetnya. Kelemahan Anggaran tradisional : menghalalkan segala cara untuk mecapai target dengan meninggikan biaya operasional.

Masalah : To be more specific, Jensen feels that basing bonuses on a manager's ability to achieve budget targets is counterproductive to the goals and profitability of an organization.When managers are told they’ll receive bonuses if they reach specific goals, two things inevitably happen.

First, managers attempt to set low targets that are easily achievable.Second, they do whatever it takes to reach their targets no matter the cost, even if it hurts the company as a result

#manipulasi target anggaran biar bisa meningkatkan kompensasi