BUDAYA ORGANISASI

17
TUGAS TERSTRUKTUR BUDAYA ORGANISASI Oleh Kelompok 13 Kelas CB: 1. Amirah Fauziyah (125020307111007) 2. Irma Surya Frany (125020307111034) 3. Daisy Kusumaningtyas (125020300111029)

description

ORGANISASI

Transcript of BUDAYA ORGANISASI

TUGAS TERSTRUKTUR

BUDAYA ORGANISASI

Oleh Kelompok 13 Kelas CB:

1. Amirah Fauziyah(125020307111007)2. Irma Surya Frany(125020307111034)3. Daisy Kusumaningtyas(125020300111029)

Fakultas Ekonomi dan BisnisUniversitas BrawijayaMalang2013PENDAHULUANBudaya merupakan perwujudan dari tingkah laku para pelaku dalam berorganisasi. Budaya organisasi mengacu kepada suatu sistem yang dianut oleh para anggota organisasi yang membedakan organisasi itu dengan yang lainnya. Dibutuhkannya budaya organisasi dalam pemahaman organisasi, karena budaya organisasi mempelajari tentang suatu perilaku yang khas sebagai identitas dari organisasi tersebut untuk mengembangkan kinerja para pelaku organisasi dalam pencapaian tujuan yang dinginkan.

A. KONSEP BUDAYA ORGANISASIDalam kehidupan masyarakat sehari-hari tidak terlepas dari ikatan budaya yang diciptakan. Ikatan budaya tercipta oleh masyarakat yang bersangkutan, baik dalam keluarga, organisasi, bisnis maupun bangsa. Budaya membedakan masyarakat satu dengan yang lain dalamcaraberinteraksi dan bertindak menyelesaikan suatu pekerjaan. Budaya mengikat anggota kelompok masyarakat menjadi satu kesatuan pandangan yang menciptakan keseragaman berperilaku atau bertindak. Seiring dengan bergulirnya waktu, budaya pasti terbentuk dalam organisasi dan dapat pula dirasakan manfaatnya dalam memberi kontribusi bagi efektivitas organisasi secara keseluruhan.Berikut ini dikemukakan beberapa pengertian budaya organisasi menurut beberapa ahli :a. Glaser dalam (Kreitner dan Kinicki, 2005) menyatakan bahwa budaya organisasi seringkali digambarkan dalam arti yang dimiliki bersama. Pola-pola dari kepercayaan, simbol-simbol, ritual-ritual dan mitos-mitos yang berkembang dari waktu ke waktu dan berfungsi sebagai perekat yang menyatukan organisasi. Beraneka ragamnya bentuk organisasi atau perusahaan, tentunya mempunyai budaya yang berbeda-beda hal ini wajar karena lingkungan organisasinya berbeda-beda pula misalnya perusahaan jasa, manufaktur dan trading.b. Menurut Nawawi (2003) yang dikutip dari Cushway B dan Lodge D, hubungan budaya dengan budaya organisasi, bahwa budaya organisasi adalah suatu kepercayaan dan nilai-nilai yang menjadi falsafah utama yang dipegang teguh oleh anggota organisasi dalam menjalankan atau mengoperasionalkan kegiatan organisasi. Sedangkan Nawawi (2003) yang dikutip dari Schemerhom, Hurn dan Osborn, mengatakan budaya organisasi adalah suatu sistem penyebaran keyakinan dan nilai-nilai yang dikembangkan di dalam suatu organisasi sebagai pedoman perilaku anggotanya.c. Menurut Moorhead dan Ricky (1999), memberikan definisi budaya merupakan kumpulan nilai-nilai yang membantu anggota organisasi memahami tindakan yang dapat diterima dan mana yang tidak dapat diterima dalam organisasi. Nilai-nilai tersebut biasanya dikomunikasikan melalui cerita-cerita atau simbol-simbol lain yang mempunyai arti tertentu bagi organisasi.d. Menurut Triguno (2000), bahwa budaya organisasi adalah campuran nilai-nilai kepercayaan dan norma-norma yang ditetapkan sebagai pola perilaku dalam suatu organisasi.e. Menurut Wood,Wallace, Zeffane, Schermerhorn, Hunt, Osborn (2001:391), budaya organisasiadalahsistem yang dipercayai dan nilai yang dikembangkan oleh organisasi dimana hal itu menuntun perilaku dari anggota organisasi itu sendiri.f. Menurut Tosi, Rizzo, Carroll seperti yang dikutip oleh Munandar (2001:263), budaya organisasi adalah cara-cara berpikir, berperasaan dan bereaksi berdasarkan pola-pola tertentu yang ada dalam organisasi atau yang ada pada bagian-bagian organisasi.g. MenurutRobbins(1996:289), budaya organisasi adalah suatu persepsi bersama yang dianut oleh anggota-anggota organisasi itu.h. Menurut Schein (1992:12), budaya organisasi adalah pola dasar yang diterima oleh organisasi untuk bertindak dan memecahkan masalah, membentuk karyawan yang mampu beradaptasi dengan lingkungan dan mempersatukan anggota-anggota organisasi. Untuk itu harus diajarkan kepada anggota termasuk anggota yang baru sebagai suatu cara yang benar dalam mengkaji, berpikir dan merasakan masalah yang dihadapi.i. Menurut Cushway danLodge(GE : 2000), budaya organisasi merupakan sistem nilai organisasi dan akan mempengaruhi cara pekerjaan dilakukan dan cara para karyawan berperilaku.Dari berbagai definisi budaya organisasi yang telah dikemukakan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa budaya perusahaan adalah sistem nilai-nilai yang diyakini oleh semua anggota perusahaan dan yang dipelajari, diterapkan, serta dikembangkan secara berkesinambungan, berfungsi sebagai sistem perekat, dan dapat dijadikan acuan berperilaku dalam perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan.

B. KARAKTERISTIKRobbins (2007), memberikan 7 karakteristik budaya sebagai berikut :1) Inovasi dan keberanian mengambil resiko yaitu sejauh mana karyawan diharapkan didorong untuk bersikap inovatif dan berani mengambil resiko.2) Perhatian terhadap detail yaitu sejauh mana karyawan diharapkan menjalankan presisi, analisis, dan perhatian pada hal-hal detil.3) Berorientasi pada hasil yaitu sejauh mana manajemen berfokus lebih pada hasil ketimbang teknik atau proses yang digunakan untuk mencapai hasil tersebut.4) Berorientasi kepada manusia yaitu sejauh mana keputusan-keputusan manajemen mempertimbangkan efek dari hasil tersebut atas orang yang ada di dalam organisasi.5) Berorientasi pada tim yaitu sejauh mana kegiatan-kegiatan kerja diorganisasi pada tim ketimbang individu-individu.6) Agresivitas yaitu sejauh mana orang bersikap agresif dan kompetitif ketimbang santai.7) Stabilitas yaitu sejauh mana kegiatan-kegiatan organisasi menekankan dipertahankannya status quo dalam perbandingannya dengan pertumbuhan.Sedangkan Schneider dalam (Pearse dan Bear, 1998) mengklasifikasikan budaya organisasi ke dalam empat tipe dasar:1)Control culture. Budaya impersonal nyata yang memberikan perhatian pada kekonkretan, pembuatan keputusan yang melekat secara analitis, orientasi masalah dan preskriptif.2)Collaborative culture. Berdasarkan pada kenyataan individu terhadap pengambilan keputusan yang dilakukan secara people-driven, organic dan informal. Interaksi dan keterlibatan menjadi elemen pokok.3)Competence culture. Budaya personal yang dilandaskan pada kompetensi diri, yang memberikan perhatian pada potensi, alternatif, pilihan-pilihan kreatif dan konsep-konsep teoretis. Orang-orang yang termasuk dalam tipe budaya ini memiliki standar untuk meraih sukses yang lebih tinggi.4)Cultivation culture. Budaya yang berlandaskan pada kemungkinan seorang individu mampu memperoleh inspirasi.C. FUNGSI BUDAYA DALAM ORGANISASIMenurut Robbins (1996 : 294), fungsi budaya organisasi sebagai berikut :a. Budaya berperan sebagai penentu batas-batas, artinya kultur menciptakan perbedaan atau distingsi antara satu organisasi dengan organisasi lainnya.b. Budaya membawa suatu rasa identitas bagi anggota-anggota organisasi.c. Budaya memfalisitasi lahirnya komitmen terhadap sesuatu yang lebih besar dari pada kepentingan individu.d. Budaya merupakan perekat sosial yang membantu mempersatukan organisasi itu dengan memberikan standar-standar yang tepat untuk dilakukan oleh karyawan. Hal ini memuat rasa identitas anggota organisasi.e. Budaya sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu dan membentuk sikap serta perilaku karyawan. meningkatkan stabilitas system social.

Kultur merupakan perekat sosial yang membantu menyatukan organisasi dengan cara menyediakan standar mengenai apa yang sebaiknya dikatakan dan dilakukan karyawan, dan terakhir budaya bertindak sebagai mekanismesense-makingserta kendali yang menuntun dan membentuk sikap dn perilaku karyawan. (Robbins, 2007).

D. UNSUR PEMBENTUK BUDAYABeberapa unsur pembentukan budaya perusahaan antara lain :1) Lingkungan usaha; lingkungan dimana perusahaan itu beroperasi akan menentukan apa yang harus dikerjakan oleh perusahaan tersebut untuk mencapai kebrhasilan.2) Nilai-nilai (values); merupakan konsep dasar dan keyakinan dari suatu organisasi.3) Panutan/keteladanan; orang-orang yang menjadi panutan atau teladan karyawan lainnya karena keberhasilannya.4) Upacara-upacara (ritesdanritual); acara-acara ritual yang diselenggarakan oleh perusahaan dalam rangka memberikan penghargaan pada karyawannya.5) Network;jaringan komunikasi informal di dalam perusahaan yang dapat menjadi sarana penyebaran nilai-nilai dari budaya perusahaan.Eugene McKenna dan Nic Beech (2000) membagi budaya organisasi atau budaya perusahaan atas beberapa komponen pembentuk, yaitu :1) Filosof, yang menjadi panduan penetapan kebijakan organisasi baik yang berkenaan dengan karyawan ataupun klien.2) Nilai-nilai dominan yang dipegang oleh organisasi.3) Norma-norma yang diterapkan dalam bekerja.4) Aturan main untuk berelasi dengan baik dalam organisasi yang harus dipelajari oleh anggota baru agar dapat diterima oleh organisasi.5) Tingkah laku khas tertentu dalam berinteraksi yang rutin dilakukan.Perasaan atau suasana yang diciptakan dalam organisasi.

E. UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS BUDAYA ORGANISASI Inovasi dan keberanian mengambilrisiko. Sejauh mana karyawan didorong untuk bersikap inovatif dan berani mengambil risiko. Perhatian pada hal-hal rinci. Sejauh mana karyawan diharapkan menjalankan presisi, analisis, d perhatian pada hal-hal detail. Orientasi hasil. Sejauh mana manajemen berfokus lebih pada hasil ketimbang pada teknik dan proses yang digunakan untuk mencapai hasil tersebut. Orientasi orang. Sejauh mana keputusan-keputusanmanajemenmempertimbangkan efek dari hasil tersebut atas orang yang ada di dalam organisasi. Orientasi tim. Sejauh mana kegiatan-kegiatan kerja di organisasi pada tim ketimbang pada indvidu-individu. Keagresifan. Sejauh mana orang bersikap agresif dankompetitifketimbang santai. Stabilitas. Sejauh mana kegiatan-kegiatan organisasi menekankan dipertahankannyastatus quodalam perbandingannya denganpertumbuhan.

F. FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BUDAYA ORGANISASIMenurut Tosi, Rizzo, Carrol seperti yang dikutip oleh Munandar (2001:264), budaya organisasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

1. Pengaruh umum dari luar yang luas. Mencakup faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan atau hanya sedikit dapat dikendalikan oleh organisasi.2. Pengaruh dari nilai-nilai yang ada di masyarakat. Keyakinan-keyakinan dn nilai-nilai yang dominan dari masyarakat luas misalnya kesopansantunan dan kebersihan.3. Faktor-faktor yang spesifik dari organisasi. Organisasi selalu berinteraksi dengan lingkungannya. Dalam mengatasi baik masalah eksternal maupuninternalorganisasi akan mendapatkan penyelesaian-penyelesaian yang berhasil. Keberhasilan mengatasi berbagai masalah tersebut merupakan dasar bagi tumbuhnya budaya organisasi.

G. PROSES PEMBENTUKAN BUDAYA ORGANISASISelanjutnya, kita akan membicarakan tentang proses terbentuknya budaya dalam organisasi. Munculnya gagasan-gagasan atau jalan keluar yang kemudian tertanam dalam suatu budaya dalam organisasi bisa bermula dari mana pun, dari perorangan atau kelompok, dari tingkat bawah atau puncak. Taliziduhu Ndraha (1997) menginventarisir sumber-sumber pembentuk budaya organisasi, diantaranya : (1) pendiri organisasi; (2) pemilik organisasi; (3) Sumber daya manusia asing; (4) luar organisasi; (4) orang yang berkepentingan dengan organisasi (stake holder); dan (6) masyarakat.Selanjutnya dikemukakan pula bahwa proses budaya dapat terjadi dengan cara: (1) kontak budaya; (2) benturan budaya; dan (3) penggalian budaya. Pembentukan budaya tidak dapat dilakukan dalam waktu yang sekejap, namun memerlukan waktu dan bahkan biaya yang tidak sedikit untuk dapat menerima nilai-nilai baru dalam organisasi.

H. BUDAYA ORGANISASI DAN KINERJABudaya Organisasi berfungsi sebagai perkat, pemersatu,identitas, citra, motivator bagi seluruh staff dan orang-orang yg ada di dalamnya. Selanjutnya, sistem nilai tersebut diwariskan kepada generasiberikutnya, dan dapat dijadikan acuan prilaku manusia dalam organisasi yang berorientasi pada pencapaian tujuan atau hasil/target kinerja yang ditetapkan.

Kajian Budaya Organisasi dari HofstedeHofstede (1980; 1991) melalui penelitiannya berhasil mengidentifikasi 5 model karakteristik untuk menilai sebuah kultur di masyarakat lintas negara. Dengan mengambil sampel di 40 negara, Hofstede menemukan bahwa manager dan karyawan memiliki lima dimensi nilai kultur nasional yang berbeda-beda. Kelima kultur tersebut adalah :1. Jarak kekuasaan merupakan sifat kultur nasional yang mendeskripsikan tingkatan dimana masyarakat menerima kekuatan dalam institusi dan organisasi didistribusikan tidak sama.2. Individualisme/Kolektivisme. Individualisme merupakan sifat kultur nasional yang mendeskripsikan tingkatan dimana orang lebih suka bertindak sebagai individu daripada sebagai kelompok. Kolektivisme menunjukkan sifat kultur nasional yang mendeskripsikan kerangka social yang kuat dimana individu mengharap orang lain dalam kelompok mereka untuk menjaga dan melindungi mereka.3. Maskulinitas-Feminimitas. merupakan tingkatan dimana kultur lebih menyukai peran-peran maskulin tradisional seperti pencapaian, kekuatan, dan pengendalian versus kultur yang memandang pria dan wanita memiliki posisi sejajar. Penilaian maskulinitas yang tinggi menunjukkan bahwa terdapat peran yang terpisah untuk pria dan waniya, dengan pria yang mendominasi masyarakat.4. Penghindaran ketidakpastian merupakan tingkatan dimaan individu dalam suatu negara lebih memilih situasi terstruktur dibandingkan tidak tersetruktur.5. Orientasi jangka panjang merupakan tipologi terbaru dari Hofstede. Poin ini berfokus pada tingkatan ketaatan jangka panjang masyarakat terhadap nilai-nilai tradisional. Individu dalam kultur orientasi jangka panjang melihat bahwa ke masa depan dan menghargai penghematan, ketekunan dan tradisi.

SOAL PILIHAN GANDA1. Dibawah ini, merupakan tiga kekuatan yang memainkan bagian sangat penting dalam mempertahankan budaya organisasi, kecuali..a. Praktek seleksib. Praktek adaptasic. Tindakan manajemen puncakd. Metode sosialisasi

2. Dalam menjaga budaya organisasi, salah satunya dengan metode sosialisasi yang dikonsepkan sebagai proses yang terdiri atas 3 tahap, kecuali..a. Tahap prakedatanganb. Tahap keterlibatanc. Tahap metamorfosisd. Tahap pengembalian

3. Kotter dan Heskett menyatakan budaya organisasi dapat dilihat dalam dua tingkat yang berbeda, yaitu a. sisi kejelasan dan sisi ketahanan organisasib. sisi motivasi dan sisi komunikasic. sisi manajemen dan sisi karyawan biasad. sisi struktur dan sisi teknologi

4. Budaya organisasi dapat dilihat dan diamati secara konkret, salah satunya dalam bentuk keteraturan perilaku, artinya a. anggota menentukan standar perilaku yang disepakatib. ada nilai-nilai yang menjadi pedoman perilakuc. ada interaksi dengan bahasa, terminologi, dan tata-carad. petunjuk cara bergaul

5. Sejauh mana para karyawan didorong agar inovatif dan mengambil risiko merupakan salah satu dari tujuh karakteristik primer budaya organisasi, yaitu..a. Inovasi dan pengambilan risikob. Perhatian terhadap detailc. Orientasi hasild. Orientasi orang

6. Tahap yang mengakui bahwa tiap individu tiba dengan seperangkat nilai, sikap, dan harapan. Merupakan tahap..a. Tahap keterlibatanb. Tahap metamorfosisc. Tahap prakedatangand. Tahap hasil

7. Dalam kehidupannya, manusia berorganisasi untuk tujuan yang diinginkan dapat tercapai sebab a. memiliki keterbatasan di samping kelebihanb. manusia mempunyai pengalaman yang luasc. manusia belajar hidup berorganisasid. kebutuhan manusia tercapai melalui organisasi

8. Dibawah ini yang termasuk cara karyawan mempelajari budaya dalam organisasi, diantaranya melalui a. Media sosial, pemerintah, masyarakat, dan peraturan yang berlakub. Lingkungan sosial, masyarakat, tata tertib, dan struktur organisasic. Kebijakan, peraturan, kewenangan, dan sanksi organisasid. Cerita, ritual, lambang kebendaan, dan bahasa yang ada dalam organisasi tersebut.9. Berikut ini termasuk merupakan variabel variabel yang membentuk budaya tanggap terhadap pelanggan, kecuali a. Tipe karyawan itu sendirib. Kejelasan peranc. Formalisasi dan perluasan formalisasi yang rendahd. Intensitas pertemuan yang rendah 10. Berikut ini yang termasuk tindakan manajerial dalam memciptakan budaya yang tanggap terhadap pelanggan, yaitua. Sanksi, hukuman, teguran, dan peringatan.b. Rancangan structural, pemberdayaan, kepemimpinan, evaluasi kerja , dan system imbalan.c. Pembentukan rancangan peraturan, system dan tata cara budayad. Penanamanan rasa empati, simpati, dan kepedulian terhadap pelanggan

DAFTAR REFERENSI

Cushway, B. dan Lodge, D. 1993, Perilaku Dan Desain Organisasi, Gramedia Terjemahan, Jakarta.Davis, K. dan Newstrom, J.W. 1995, Perilaku Dalam Organisasi. Jakarta Erlangga.Kreitner dan Kinicki. 2005. Perilaku Organisasi. Jakarta : Salemba EmpatMoorhead, G., dan Ricky, W.G, 1999. Human Resources Management, 7th New York: Edition, Prentice Hall, Inc.Nawawi, H, 2003. Kepemimpinan Mengefektifkan Organisasi. Yogyakarta . Gajah Mada Press.Robbins. (2006). Organizational Behavior. Tenth Edition. Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia Robbins, Stephen P. (2003a). Perilaku Organisasi. Edisi 9. Jakarta: PT IndeksRobbins, S.P. 1996, Perilaku Organisasi, Konsep, Kontroversi, Aplikasi . Edisi terjemahan. Jakarta: PT. Prenhalindo,