BUDAYA MADURA - sipadu.isi-ska.ac.id · BUDAYA MADURA Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata...

21
BUDAYA MADURA Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Wawasan Budaya Nusantara Dosen pengampu : Ranang Agung S. S.Pd., M.Sn. Tahun Akademik 2015/2016 Program Studi Televisi dan Film Jurusan Seni Media Rekam Oleh : MUHAMMAD FARIED NIM. 14148116 LEVI ALVITA NIM. 14148126 FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA 2015

Transcript of BUDAYA MADURA - sipadu.isi-ska.ac.id · BUDAYA MADURA Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata...

Page 1: BUDAYA MADURA - sipadu.isi-ska.ac.id · BUDAYA MADURA Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Wawasan Budaya Nusantara Dosen pengampu : Ranang Agung S. …

BUDAYA MADURA

Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Wawasan Budaya Nusantara

Dosen pengampu : Ranang Agung S. S.Pd., M.Sn.

Tahun Akademik 2015/2016

Program Studi Televisi dan Film

Jurusan Seni Media Rekam

Oleh :

MUHAMMAD FARIED NIM. 14148116

LEVI ALVITA NIM. 14148126

FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN

INSTITUT SENI INDONESIA

SURAKARTA

2015

Page 2: BUDAYA MADURA - sipadu.isi-ska.ac.id · BUDAYA MADURA Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Wawasan Budaya Nusantara Dosen pengampu : Ranang Agung S. …

DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Geografi dan Kependudukan................................................................................ i

1.2 Pengaruh Agama Islam........................................................................................ ii

BAB II TIGA WUJUD KEBUDAYAAN DI MADURA

2.1 Budaya Ide/Gagasan

2.1.1 Adat Perkawinan Nyalabar.......................................................................... 1

2.2 Budaya Tindakan

2.2.1 Tanean Lanjang............................................................................................ 2

2.2.2 Bahasa Madura............................................................................................. 3

2.2.3 Karapan Sapi................................................................................................ 5

2.2.4 Carok............................................................................................................ 7

2.3 Artefak

2.3.1 Batik............................................................................................................. 8

2.3.2 Tradisi Batik Genthongan............................................................................ 9

2.3.3 Keraton Sumenep......................................................................................... 10

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan.......................................................................................................... 15

3.2 Saran..................................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA

Page 3: BUDAYA MADURA - sipadu.isi-ska.ac.id · BUDAYA MADURA Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Wawasan Budaya Nusantara Dosen pengampu : Ranang Agung S. …

i

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Geografi dan Kependudukan

Pulau Madura terletak di timur laut Pulau Jawa, kurang lebih 7’ sebelah

selatan dari khatulistiwa di antara 112’ dan 114’ bujur timur. Pulau itu dipisahkan

dari Jawa oleh Selat Madura,yang meghubungkan Laut Jawa dengan Laut Bali.

Kebanyakan masyarakat Madura merupakan masyarakat agraris. Kurang lebih

sembilan puluh persen penduduknya hidup terpencar-pencar di pedalaman, di

desa-desa, dukuh-dukuh dan kelompok-kelompok perumahan petani (Huub de

Jonge, 1989:17). Adapun pertumbuhan dan kepadatan penduduk di Madura, yang

walaupun tanahnya tidak subur, Madura adalah pulau yang berpenduduk padat.

Gambar 1. Peta pulau Madura

(Sumber : https://www.google.co.id/search?q=geografi+madura+pdf&biw=1366&bih=667&source

=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0CAYQ_AUoAWoVChMImdLP9qWhyAIVWJGOCh1k

KQeg#tbm=isch&q=Letak+geografis+pulau++madura&imgrc=Q_REaUkKwBCPhM%3A)

Page 4: BUDAYA MADURA - sipadu.isi-ska.ac.id · BUDAYA MADURA Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Wawasan Budaya Nusantara Dosen pengampu : Ranang Agung S. …

ii

1.2 Pengaruh Agama Islam

Seperti halnya dengan hampir semua orang Madura, penduduk desa adalah

penganut agama Islam. Penyebaran agama Islam berlangsung sejalan dengan

perluasan perdagangan. Penyebar yang pertama ialah pedagang Islam dari India

(Gujarat), Malaka dan Sumatra (Palembang) (Schrieke dalam Huub de Jonge,

1989). Disusul dengan pengikut Sunan Ampel dan Sunan Giri, para wali suci

Islam yang berkedudukan di dekat kerajaan-kerajaaan dagang kecil Surabaya dan

Gresik (De Graaf dan Pigeaud dalam Huub de Jonge, 1989)

Page 5: BUDAYA MADURA - sipadu.isi-ska.ac.id · BUDAYA MADURA Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Wawasan Budaya Nusantara Dosen pengampu : Ranang Agung S. …

1

BAB II

TIGA WUJUD KEBUDAYAAN DI MADURA

2.1 Budaya Ide/Gagasan

2.1.1 Adat Perkawinan Nyalabar

Perkawinan merupakan salah satu unsur daur hidup yang penting pada

hampir semua masyarakat, termasuk pada masyarakat Madura ini. Banyak aturan

adat berdasarkan sistem pengetahuan dan kepercayaan yang harus dilaksanakan

dalam rangka suatu perkawinan.

Gambar 1. Mantenan Madura

(Sumber : http://www.lontarmadura.com/pernikahan-adat-madura-2/, 2011)

Menurut adat, tahap-tahap dalam proses perkawinan di Madura dimulai

dengan mencari gadis bagi jodoh anak laki yang disebut nyalabar. Tahap ini

dilanjutkan dengan menghubungi pihak wanita (narabas pagar), dan kalau dapat

diterima dilanjutkan dengan pertunangan yang diikat dengan penyengset.

(Nurcahyo Tri Arianto, 2011:8)

Gadis yang akan memasuki jenjang perkawinannya harus menjalani

pingitan selama 40 hari. Iring-iringan pengantin pria yang datang ke rumah

pengantin wanita disebut panganten ngekak sangger. Rombongan ini biasanya

diiringi dengan suara musik hadrah. Mereka membawa barang-barang bawaan

dari pihak pria yang disebut bangiban. (Nurcahyo Tri Arianto, 2011:8)

Barang itu antara lain sepasang ayam dari kayu yang melambangkan tekad

pengantin pria dalam menempuh hidup baru. Ada beberapa seserahan yang

Page 6: BUDAYA MADURA - sipadu.isi-ska.ac.id · BUDAYA MADURA Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Wawasan Budaya Nusantara Dosen pengampu : Ranang Agung S. …

2

dibawa oleh pihak laki-laki, diantranya kembang sekar mayang yang

menggambarkan harapan terhadap kelimpahan rezeki, dan bawaan lain yang

bersifat simbolis yang mengandung harapan dan makna tertentu. Seusai ijab

kabul, kedua pengantin diwajibkan menganyam bambu (ngekak sangger), yang

merupakan suatu perlambang saja. Kedua pengantin akan menjadi anggota dan

menyatu dalam dua keluarga besar dan mereka harus menjalin hubungan demi

kelestarian rumah tangganya. Sekarang sudah tidak lagi secara langsung

menganyam bambu itu, tapi hanya sekedar meraba-raba anyaman hambu yang

sudah tersedia (Nurcahyo Tri Arianto, 2011:8).

2.2 Budaya Tindakan

2.2.1 Tanean Lanjang

Masyarakat Madura dikenal sebagai masyarakat yang menjunjung tinggi

tali kekerabatan, dan salah satu simbol yang mendukung tentang tali kekerabatan

ini, dapat dilihat dari denah sebuah rumah yang masih bersifat tradisional atau

rumah – rumah adat yang terdapat di Madura. Permukiman tradisional

masyarakat madura memiliki ciri khas tersendiri yang berbeda dengan

permukiman – pemukiman masyarakat lainnya, hal ini lebih dikenal dengan

model atau sebutan Tanean Lanjang.

Tanean lanjang (halaman panjang) adalah permukiman tradisional

masyarakat madura yang dihuni oleh keluarga besar yang masih satu keturunan.

Permukiman model seperti ini hanya dimungkinkan oleh keluarga mampu, yang

mampu menyediakan rumah bagi keturunannya. Kelompok yang tinggal di

tanean lanjang merupakan satu kelompok geneologis, pasangan yang sudah

menikah diharuskan tinggal di tanean lanjang bersama dengan orangtua pihak

perempuan dalam satu rumah khusus yang dibangun oleh mereka.

Page 7: BUDAYA MADURA - sipadu.isi-ska.ac.id · BUDAYA MADURA Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Wawasan Budaya Nusantara Dosen pengampu : Ranang Agung S. …

3

Gambar 3. Tanean Lanjang

(Sumber : Ayu Indeswari, 2013)

Desa – desa di Madura sulit dikenali batas batas pemisahnya. Tidak

adanya batas – batas itu memudahkan pemerintah untuk mengubah administrasi

desa karena tidak ada penentangan dari penduduk. Akan tetapi, nampaknya di

antara generasi muda terdapat kecenderungan untuk bermukim di tempat lain,

kadang – kadang setelah beberapa bulan tinggal di rumah atau halaman orang tua

atau mertua. Selain itu, dapat dilihat bahwa di antara generasi tua sering terjadi

perpindahan ke tempat lain setelah terjadi suatu konflik.

2.2.2 Bahasa Madura

Bahasa Madura adalah bahasa daerah yang digunakan sebagai sarana

komunikasi sehari-hari oleh masyarakat etnik madura, baik yang bertempat

tinggal di pulau madura dan pulau pulau kecil sekitarnya maupun di perantauan.

Bahasa madura menempati posisi keempat dari tiga belas besar bahasa daerah

terbesar di indonesia dengan jumlah penutur sekitar 13,7 jiwa (Lauder dalam

Akhmad Sofyan, 2010:207)

Berdasarkan sudut pandang linguistik, bahasa Madura dikelompokkan ke

dalam empat dialek utama, yakni (1) dialek Sumenep, (2) dialek Pamekasan, (3)

dialek Bangkalan, dan (4) dialek Kangean serta dua dialek tambahan, yakni (1)

dialek Pinggirmas dan (2) dialek Bawean. Oleh para ahli yang membagi bahasa

Madura menjadi empat dialek. Dialek Pinggirpapas dimasukkan sebagai bagian

Page 8: BUDAYA MADURA - sipadu.isi-ska.ac.id · BUDAYA MADURA Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Wawasan Budaya Nusantara Dosen pengampu : Ranang Agung S. …

4

dari dialek Sumenep, sedangkan dialek Bawean dimasukkan sebagai bagian dari

dialek Bangkalan (Sofyan dalam Akhmad Sofyan, 2010:208).

Dari sudut pandang sosiolinguistik, bahasa Madura dikelompokkan ke

dalam dua dialek atau bahasa, yakni (1) bahasa Madura barat dan (2) bahasa

Madura timur. Sedangkan Kangean dan Bawean dianggap sebagai bahasa yang

berbeda. Bahasa Madura sama seperti bahasa Indonesia yang termasuk ke dalam

rumpun Austronesia Barat.

Page 9: BUDAYA MADURA - sipadu.isi-ska.ac.id · BUDAYA MADURA Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Wawasan Budaya Nusantara Dosen pengampu : Ranang Agung S. …

5

2.2.3 Karapan Sapi

Gambar 4. Karapan sapi

(Sumber : Akhmad Sofyan, 2010)

Karapan sapi adalah salah satu perminan rakyat Madura. Orang Madura

menyebut permainan itu keraben sapeh. Permainan ini melombakan pasangan-

pasangan sapi yang dikendalikan oleh seorang “joki” yang disebut penompak.

Pasangan sapi itu dilihat dan diukur kecepatan larinya dalam menempuh jarak

sekitar 100-150 meter. Permainan ini konon telah ada pada masa raja Arjawiraja

memerintah kerajaan Madura sekitar abad 12-13 M yang dilakukan oleh

sekelompok petani setelah usai masa panen, dengan melombakan pasangan sapi

itu dari satu pematang ke pematang sawah. (Aries Sudiono dalam Nurcahyo Tri

Arianto, 2008:8)

Permainan ini ada yang dilombakan antar desa untuk tingkat kecamatan,

tingkat kabupaten, atau antar kabupaten yang ada di pulau Madura. Pada masa

yang lebih akhir, pemerintah setempat mengeluarkan persyaratan di mana sapinya

harus asli dari Madura, umur antara 3-7 tahun, berat rata-rata 200 kg. dan tinggi

120 cm. (Aries Sudiono dalam Nurcahyo Tri Arianto, 2008:8)

Sebelum perlombaan dimulai, sapi-sapi itu diarak di sekitar arena dan

dikenakan kostum “warna-warni” dengan kombinasi warna khas Madura. Ketika

sapi akan dilombakan, pasangan-pasangan sapi itu terlebih dahulu “disatukan”

atau yang disebut pengenong. Pada pengenong itu terikat pula tiga potong kayu

yang menjulur ke belakang di sela-sela badan kedua sapi, yang dinamakan

Page 10: BUDAYA MADURA - sipadu.isi-ska.ac.id · BUDAYA MADURA Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Wawasan Budaya Nusantara Dosen pengampu : Ranang Agung S. …

6

keleles. Keleles berfungsi antara lain sebagai tempat berjuntai kaki “joki”

(penompak).

Penompak berperan mengendalikan dan memacu pasangan sapinya agar

berlari secepat mungkin. Upaya memacu sapi ini dengan cara melecut, bahkan

menusuk-nusuk punggung sapi dengan benda tajam, seperti paku yang memang

telah disediakan. Punggung sapi karapan itu memang biasanya penuh luka

terkena tusukan jokinya yang mengharapkan sapinya berlari secepatnya dan

menang. Tapi sekarang biasnya menggunakan cambuk.

Jauh-jauh hari sebelum tiba hari perlombaan, pemilik sapi telah

dikunjungi oleh para kerabat, teman-teman, dan orang lain yang punya

kepentingan tertentu. Biasanya mereka datang pada malam hari untuk mengobrol,

memberi semangat bagi pemilik sapi, atau mengatur strategi dalam menghadapi

perlombaan yang akan datang.

Pada acara selamatan ini ada pembacaan doa, mengharap datangnya

berkat dan keselamatan. Pada selamatan itu disyaratkan tidak memotong ayam

atau daging sebagai lauk. Orang Madura pada umumnya sangat menyenangi

permainan ini. Di antara para penonton tidak jarang yang bertaruh, dan

taruhannya ada yang mencapai jutaan rupiah, dan pihak yang berduit telah

mencemari kemurnian permainan itu. (Nurcahyo Tri Arianto, 2008:8) Karapan

sapi ini juga menjadi daya tarik bagi para wisatawan untuk datang ke pulau

Madura.

Page 11: BUDAYA MADURA - sipadu.isi-ska.ac.id · BUDAYA MADURA Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Wawasan Budaya Nusantara Dosen pengampu : Ranang Agung S. …

7

2.2.4 Carok

Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak bisa terlepas dari masalah.

Entah itu masalah dengan diri sendiri, orang lain atau kelompok. Carok adalah

sebuah pembelaan harga diri ketika seseorang merasa martabatnya terinjak-injak

oleh orang lain, yang berhubungan ketersinggungan tentang persoalan atau

sengketa harta, tahta, dan wanita. Intinya adalah demi kehormatan, (dari pada

hidup menanggung perasaan malu, lebih baik mati berkalang tanah) yang sering

disuarakan menjadi motivasi untuk melakukan carok.

Menurut Wiyata, banyak orang mengartikan bahwa setiap bentuk

kekerasan, baik berakhir dengan kematian atau tidak, terutama yang dilakukan

orang Madura, disebut carok (A. Latief Wiyata dalam Taufiqurrahman, 2011:9).

Ada proses yang mengiringi sebelum berlangsungnya carok. Pelaku carok harus

membunuh lawannya dari depan dan ketika lawannya jatuh tersungkur, maka

posisi mayat menentukan proses kelanjutan dari sebuah carok. Jika mayat jatuh

dengan posisi terlentang, maka keluarga si mayat dipandang berhak melakukan

balas dendam. Akan tetapi, jika posisi mayat telungkup dengan muka menghadap

tanah maka balas dendam menjadi tabu untuk dijalankan oleh keluarga yang

menjadi korban carok.

Gambar 5. Korban Carok

(Sumber : http://www.maduracorner.com/terkini/inilah-kronologi-carok-di-kadur-

pamekasan/)

Page 12: BUDAYA MADURA - sipadu.isi-ska.ac.id · BUDAYA MADURA Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Wawasan Budaya Nusantara Dosen pengampu : Ranang Agung S. …

8

2.3 Artefak

2.3.1 Batik

Gambar 6. Motif batik madura

(Sumber : Akhmad Sofyan, 2010)

Batik Madura dapat digolongkan sebagai batik pesisir seperti batik

Pekalongan, Lasem, Surabaya, dan Priangan. Warna batik pesisir lebih dominan

warna biru tua, didominasi warna kuning, hijau, merah dengan corak yang hidup

dan cerah. Madura mengenal dua kelompok daerah pembatikan, yaitu Bangkalan,

kecamatan Tanjung Bumi, Sampang, Pamekasan dan Sumenep di daerah Bluto.

Menurut hasil data dan wawancara dari para sumber, batik yang paling dikenal

hasil dan kekreatifannya, dari corak dan tingkat kesulitan dalam motifnya yaitu

batik Bangkalan, Tanjung bumi. Yang dianggap paling berpotensi dan hasil

batiknya halus, beraneka ragam motif yang unik dan rumit motifnya.

Batik Tar Poteh Tanjung Bumi ini adalah batik pesisir yang pertama kali

lahir di Tanjung Bumi. Batik Tar Poteh ini juga berkombinasi warna putih, hitam

dan merah yang ketiga warna tersebut mempunyai arti dan makna tersembunyi.

Dan warna tersebut juga dipakai sebagai warna pakem dari batik Tanjung Bumi.

Batik Tar Poteh Tanjung Bumi ini juga mempunyai cerita tersendiri dan banyak

identitas Madura yang tercantum di dalam batik tersebut.

Kebanyakan motif batik Tanjung bumi berkisar pada motif batik tulis

pesisir yang dipengaruhi oleh lingkungan dan letak geografisnya. Warna - warna

khas batik tulis di daerah ini menggunakan warna-warna yang tajam dan kontras

yang disesuaikan dengan karakter masyarakat Madura. Salah satu warna yang

Page 13: BUDAYA MADURA - sipadu.isi-ska.ac.id · BUDAYA MADURA Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Wawasan Budaya Nusantara Dosen pengampu : Ranang Agung S. …

9

menjadi ciri khas adalah warna merah. Biasanya ada setitik warna merah pada

motif daun, bunga, merak, dan sebagainya.

Kata “tar” yang berarti latar atau biasa disebut dengan kata background,

dan kata “poteh” yang dalam bahasa Indonesia berarti putih. Jadi batik tar poteh

Tanjung Bumi dinamakan dengan batik tar poteh karena dalam batik tersebut

terdapat latar atau background yang berwarna putih dan dikombinasi dengan

warna hitam dan merah sebagai hiasan yang ada diatas background warna putih

dalam batik tersebut.

2.3.2 Tradisi Batik Genthongan

Gambar 2. Batik Madura

(Sumber : Diananta P. Sumedi, 2013)

Tradisi membatik di Madura salah satunya yang terkenal adalah Batik

Genthongan. Disebut Genthongan karena proses pewarnaanya terlebih dahulu

direndam dalam wadah mirip gentong. Konon katanya kain direndam selama dua

bulan, kemudian lembaran kain batik disikat untuk menghilangkan sisa lilin atau

malamnya.

Batik Genthongan yang cukup dikenal luas karena kekuatan warnanya

yang bisa bertahan hingga puluhan tahun. Selain bahan kainnya dipilih yang

terbaik, juga pewarnanya menggunakan pewarna alami. Bahan yang digunakan

dalam pembuatan batik Genthongan diracik dari sari tumbuhan pilihan soga alam

khas Madura berasal dari Mengkudu dan Tingi untuk menghasilkan warna merah.

Page 14: BUDAYA MADURA - sipadu.isi-ska.ac.id · BUDAYA MADURA Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Wawasan Budaya Nusantara Dosen pengampu : Ranang Agung S. …

10

Hijau berasal dari kulit Mundu ditambah tawas. Daun Tarum digunakan jika ingin

memberikan efek warna biru. Kesemuanya itu diramu oleh tangan-tangan

terampil dengan imajinasi seni tingkat tinggi sehingga menghasilkan motif batik

yang beragam dan unik, khas pulau Madura.

2.3.3 Keraton Sumenep

Gambar 7. Masjid Agung Sumenep

(Sumber : Andi Prianto, 2014)

Sumenep merupakan Kabupaten di Jawa Timur yang berada di ujung

paling Timur Pulau Madura, bisa dibilang sebagai salah satu kawasan yang

terpenting dalam sejarah Madura. Kita dapat menjumpai situs-situs kebudayaan

yang sampai hari ini masih menjadi obyek pariwisata.

Daerah Sumenep dibuka pertama kali sebagai kabupaten oleh Ario

Adikoro Wiraraja yang memerintah pada tahun 1269 - 1292. Beliau adalah Bupati

yang dibentuk dan diangkat oleh Raja Singosari yang dikenal dengan Raja

Kertanegara. Jadi saat itu Sumenep merupakan daerah bawahan kerajaan

Singosari. Bupati-bupati pada kurun selanjutnya adalah tetap anak turun dari Ario

Adikoro Wiraraja dan selalu berkiblat ke arah kerajaan di Jawa (Abdurachman

dalam Nunuk Giari Murwandani, 2007:73).

Bila menilik lagi sejarah dari Keraton Sumenep ini,bisa dilihat bahwa

benar ada percampuran budaya/akulturasi akibat kedatangan imigran dari Cina

dan Belanda. Pada tahun 1229 Sumenep kedatangan dari imigran Cina. Orang-

orang Cina yang kemudian kawin dengan orang Madura dan menetap di sana.

Page 15: BUDAYA MADURA - sipadu.isi-ska.ac.id · BUDAYA MADURA Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Wawasan Budaya Nusantara Dosen pengampu : Ranang Agung S. …

11

Lauw Pia Ngo terkenal sebagai arsitek Keraton Sumenep, pada pemerintahan

Panembahan Sumolo, abad ke 18. (Abdurachman dalam Nunuk Giari

Murwandani, 2007:73).

Pada bangunan Keraton dan Masjid Agung yang kini masih terawat baik,

dapat dilihat pengaruh dari arsitektur Cina. Penyelesaian atap dan sebagian

ornamen ukir-ukiran pada pintu dan jendela keraton dibuat dengan penuh

langgam Cina. Pintu gerbang mengingatkan pada bentuk tembok Tiongkok,

mimbar yang diselesaikan dengan porselin dari Cina. Pada rumah tinggal para

pangeran juga dapat ditemukan hal serupa. Rumah Pangeran Letnan dan

Pangeran Patih, bentuk atapnya mirip rumah koloni Cina yang dapat ditemukan di

Batavia dan kota-kota besar di Jawa.

Kedatangan orang Cina selain berusaha pada bidang perdagangan juga

tekun pada bidang pertukangan, maka pengaruh kebudayaan Cina terlihat jelas

pada seni bangunan di Sumenep. Bentuk hiasan penutup atap dan pengukiran atap

dengan top gevel (gunung-gunung), keramik, porselin dari Cina, ukir-ukiran

bentuk Naga, burung Phoenix atau Merak dan sebagainya merupakan pengaruh

kebudayaan Cina. Pintu gerbang Masjid Agung Sumenep mengingatkan pada

Tembok Raksasa di Cina yang terbuat dari tembok dengan bentuk memanjang,

mengesankan kekokohan dan keagungan. Interior ruang masjid Jamik, seperti

mimbar, mihrab dan maksurah pada dindingnya dilapisi dengan keramik porselen

dari Cina. Model interior seperti ini memperlihatkan nuansa pengaruh Cina yang

sangat kuat.

Setelah kedatangan imigran dari Cina, menurut buku "Tjareta Negraha

Song-genep", Kompeni Belanda atau VOC datang di Sumenep pada kurun

pemerintahan Raden Bugan (1648-1672), sahabat Raden Trunojoyo. Setelah

perjuangan Trunojoyo dapat dipatahkan, maka Pamekasan dan Sumenep

kemudian takluk kepada kekuasaan Kompeni. Bahkan sepeninggal Raden Bugan,

Kompeni ikut campur menentukan tampuk pemerintahan Sumenep, kemudian

menentukan Raden Sudarmo, putra tunggal Raden Bugan yang masih remaja,

dibawa dan diasuh Kompeni di Batavia.

Pada awal berdirinya kabupaten Sumenep kekuasaan Kolonial Belanda

cukup lama (kurang lebih 3 abad), dengan demikian terjadi komunikasi antara

Page 16: BUDAYA MADURA - sipadu.isi-ska.ac.id · BUDAYA MADURA Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Wawasan Budaya Nusantara Dosen pengampu : Ranang Agung S. …

12

budaya, pengaruh kebudayaan Belanda memberi warna pada kebudayaan

Sumenep. Hal ini terlihat juga pada konsepsi ruang pada bangunan rumah tinggal

kaum bangsawan. Bangunannya mirip dengan konsepsi ruang pada bangunan

Kolonial Belanda yang banyak terlihat di Batavia dan kota-kota besar di Jawa

yang disebut sebagai "landhuise", yakni bentuk arsitektur Belanda yang sudah

disesuaikan dengan iklim di Indonesia. Bentuk-bentuk elemen bangunan seperti

kolom banyak dibuat dengan gaya Arsitektur Belanda (Yunani). Bentuk-bentuk

rumah tinggal Landhuise kini peninggalannya dapat dilihat pada beberapa rumah

kaum bangsawan pedagang Arab dan Pakistan di daerah Kepanjen dan lain-lain.

Kraton Sumenep dan masjid Jamik dirancang oleh arsitek Lauw Pia Ngo

dari Negeri Cina, dibangun pada masa pemerintahan kolonial Belanda. Maka

warisan budaya itu tidak luput dari pengaruh budaya Jawa Hindu, Islam, Cina dan

Belanda. Pengaruh budaya-budaya tersebut tampak pada penampilan dan

penyelesaian bangunan-bangunan tersebut. Pendopo Kraton ternyata memiliki

bentuk bangunan Jawa. Pendopo dengan atap Limasan Sinom dan bubungannya

dihiasi dengan bentuk mencuat seperti kepala naga, merupakan pengaruh Cina.

Sedangkan bangunan dalem terdapat bentuk gunung (top level) yang telanjang

tanpa teritis dan diselesaikan dengan bentuk mirip cerobong asap di puncaknya,

merupakan bukti pengaruh Belanda dan Cina. Pada ragam hiasnya juga nampak

beberapa pola Jawa, Islam dan Cina yang dipadu cukup menarik. Bentuk

arsitektur Kraton Sumenep, menunjukkan wujud adanya akulturasi antara budaya

Madura, Cina dan Belanda. Dengan akulturasi tersebut menunjukkan telah terjadi

komunikasi antar budaya baik budaya imigran maupun pribumi. Adanya

komunikasi budaya mengakibatkan proses akulturasi sebuah budaya menjadi

lebih cepat terbentuk. Berikut bukti adanya akulturasi.

Page 17: BUDAYA MADURA - sipadu.isi-ska.ac.id · BUDAYA MADURA Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Wawasan Budaya Nusantara Dosen pengampu : Ranang Agung S. …

13

Gambar 8. Gapura Keraton

(Sumber : Nunuk Giari Murwandani, 2007)

Tampak depan Labang Mesem (Gapura Kraton). Hiasan tembok meniru

bentuk Parthenon dengan pilar-pilarnya bergaya Ionic sebagai bentuk pengaruh

arsitektur Belanda. Sedangkan atapnya bersusun mirip dengan Pagoda Cina

Gambar 9. Keraton Sumenep

(Sumber : Nunuk Giari Murwandani, 2007)

Tampak Timur Dalem Keraton yang din-dingnya tanpa teritis, mirip

dinding Klenteng. Pada puncak dinding tembok, terdapat bentuk seperti kepala

Page 18: BUDAYA MADURA - sipadu.isi-ska.ac.id · BUDAYA MADURA Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Wawasan Budaya Nusantara Dosen pengampu : Ranang Agung S. …

14

tugu yang amat mirip dengan bentuk cerobong asap di negeri Eropa (Belanda).

Disini terlihat Akul-turasi Budaya Cina dan Belanda dalam Seni Bangun.

Gambar 10. Masjid Jamik

(Sumber : Nunuk Giari Murwandani, 2007)

Pintu gerbang Masjid Jamik Sumenep yang bentuknya mirip dengan

tembok Raksasa Tiongkok. Dilatar belakang nampak bangunan masjidnya yang

beratap Tajug tumpang tiga pengaruh arsitektur Jawa – Islam.

Page 19: BUDAYA MADURA - sipadu.isi-ska.ac.id · BUDAYA MADURA Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Wawasan Budaya Nusantara Dosen pengampu : Ranang Agung S. …

15

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pulau Madura terletak di timur laut Pulau Jawa, kurang lebih 7’ sebelah

selatan dari khatulistiwa di antara 112’ dan 114’ bujur timur. Pulau itu dipisahkan

dari Jawa oleh Selat Madura,yang meghubungkan Laut Jawa dengan Laut Bali.

Setiap daerah memiliki kebudayaan masing-masing. Madura banyak

menyimpan kebudayaan tersendiri seperti kebudayaan ide, tindakan maupun

artefak yang ada. Pulau yang terkenal dengan persebaran agama Islam ini,

ternyata mempunyai banyak keunikan tersendiri, yang sudah penulis jabarkan

dalam makalah ini.

3.2 Saran

Dengan adanya makalah ini, penulis berharap agar mahasiswa lain dapat

melanjutkan apa yang sudah penulis kerjakan. Semoga masyarakat yang

membaca makalah ini, dapat mempelajari kebudayaan yang ada di Pulau

Madura.

Page 20: BUDAYA MADURA - sipadu.isi-ska.ac.id · BUDAYA MADURA Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Wawasan Budaya Nusantara Dosen pengampu : Ranang Agung S. …

16

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

de Jonge, Huub. 1989. Madura dalam Empat Zaman. Jakarta: PT Gramedia.

Internet:

Muryadi. Negara Madura, Sejarah Pembentukan hingga Penyelesaiannya dalam

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),

http://journal.unair.ac.id/filerPDF/NEGARA%20MADURA.pdf . diunduh

tanggal 13/09/2015 jam 17.07 WIB

Akhmad Sofyan. 2010. Fonologi Bahasa Madura, http://journal.ugm.ac.id/jurnal-

humaniora/article/download/1337/1138 . diakses tanggal 13/09/2015 jam 17.20

WIB

Muh. Syamsuddin. 2007. Agama, Migrasi dan Orang Madura, http://digilib.uin-

suka.ac.id/8280/1/MUH.%20SYAMSUDDIN%20AGAMA,%20MIGRASI%20

DAN%20ORANG%20MADURA.pdf . diakses tanggal 13/09/2015 jam 17.17

WIB

Rifqi Roisul Amri. 2011. Representasi Identitas Madura Dalam Batik “Tar Poteh”

Tanjung Bumi. http://digilib.uinsby.ac.id/10981/4/bab%201.pdf . diakses

tanggal 13/09/2015 jam 17.24 WIB

Nurcahyo Tri Arianto. 2011. Kajian Etnografi,

http://web.unair.ac.id/admin/file/f_34835_kajianetnografi.pdf . diakses tanggal

13/09/2015 jam 17.32 WIB

Taufiqurrahman. 2007. Identitas Budaya Madura,

https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=8&cad

=rja&uact=8&ved=0CGUQFjAHahUKEwilyIyJ_fPHAhUFA44KHQ-

hDGQ&url=http%3A%2F%2Fdownload.portalgaruda.org%2Farticle.php%3Far

ticle%3D251111%26val%3D6749%26title%3DIDENTITAS%2520BUDAYA

%2520MADURA&usg=AFQjCNHhRHsEJkpMLyDOToV1grYJdw9-

ag&sig2=2hG-pXcCPJVmvGnxN43rBA . diakses tanggal 13/09/2015 jam

19.10 WIB

Nunuk Giari Murwandani. 2007. Arsitektur-Interior Keraton Sumenep Sebagai Wujud

Komunikasi Dan Akulturasi Budaya Madura, Cina Dan Belanda,

http://digilib.uinsby.ac.id/11586/7/bab2.pdf

Ayu Indeswari dkk. 2013. Pola Ruang Bersama pada Permukiman Madura

Medalungan di Dusun Baran Randugading,

http://ruas.ub.ac.id/index.php/ruas/article/download/127/134

Page 21: BUDAYA MADURA - sipadu.isi-ska.ac.id · BUDAYA MADURA Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Wawasan Budaya Nusantara Dosen pengampu : Ranang Agung S. …

17

Masjid Agung Sumnenep : Andi Prianto. 2014. http://nationalgeographic.co.id/foto-

lepas/2014/05/masjid-agung-sumenep

Batik Madura : Diananta P. Sumedi. 2015.

http://travel.tempo.co/read/news/2013/05/19/202481426/sisi-mistik-batik-

gentongan-madura

Carok : http://www.maduracorner.com/terkini/inilah-kronologi-carok-di-kadur-

pamekasan/