Buaah Uas New

22
PENGARUH KEKUASAAN RAJA MONGKUT TERHADAP KARAKTER PEREMPUAN DALAM NOVEL ANNA AND THE KING OF SIAM KARYA MARGARET LANDON Makalah ini ditulis untuk mengetahui karakter wanita dalam novel ini dan melihat pengaruh kekuasaan Raja Mongkut terhadap karakter perempuan dalam Anna and the King of Siam oleh Margaret Landon. disusun oleh Fauziah Ridwan 0403511027 Fakultas Sastra Inggris Universitas Al Azhar Indonesia

description

indonesia

Transcript of Buaah Uas New

PENGARUH KEKUASAAN RAJA MONGKUT TERHADAP KARAKTER PEREMPUAN DALAM NOVEL ANNA AND THE KING OF SIAM KARYA MARGARET LANDONMakalah ini ditulis untuk mengetahui karakter wanita dalam novel ini dan melihat pengaruh kekuasaan Raja Mongkut terhadap karakter perempuan dalam Anna and the King of Siam oleh Margaret Landon.

disusun olehFauziah Ridwan0403511027

Fakultas Sastra InggrisUniversitas Al Azhar IndonesiaJl. Sisingamangaraja Kebayoran BaruJakarta Selatan, Indonesia 12110Tlp. (021) 727 92753BAB IPENDAHULUAN

1.1Latar Belakang PenulisanMargaret Dorothea Mortenson, dikenal sebagai Margaret Landon, adalah seorang penulis asal Amerika yang lahir pada tanggal 7 September 1903, di Somers, Wisconsin. Dia adalah salah satu dari tiga anak perempuan Annenus Duabus dan Adelle Mortenson yang kemudian pindah ke Evanston, Illinois. Di sana, dia lulus dari sekolah tinggi Evanston Township pada tahun 1921 dan Wheaton College di Wheaton, Illinois pada tahun 1925. Setelah satu tahun mengajar, ia menikah dengan Kenneth Landon, bertemu di Wheaton. Pada tahun 1927 pasangan muda ini berangkat untuk tugas misionaris di Siam, atau disebut Thailand sekarang. Selama Margaret tinggal di Siam, ia memperoleh cerita tentang Anna Leonowens dari Dr Edwin Bruce McDaniel (Landon, 2000, ix). Dr. Edwin Bruce McDaniel adalah korps medis angkatan darat dan menerima tugas ke Thailand. Dia menyerahkan buku-buku otobiografi Anna Leonowens The English Governess at the Siamese Court[footnoteRef:1] dan The Romance of the Harem[footnoteRef:2] kepada Margaret. [1: Buku ini memceritakan kisah petualangannya mengajar anak-anak Royal, istri dan selir dari Raja Mongkut dari Siam (https://www.etsy.com/listing/78307646/the-romance-of-the-harem-by-anna).] [2: Buku ini menceritakan kisah perempuan Harem di Istana (http://www.peersdance.org/revharem.html).]

Teman dekat Margaret Landon, Muriel Fuller memberinya ide untuk menggabungkan bagian-bagian biografi dua buku menjadi satu. Sejak itu istri dari Kenneth ini mulai menulis dan meneliti bahan untuk sebuah buku tentang Anna Leonowens dengan mencampur sejarah, biografi dan nonfiksi yang akhirnya menjadi buku pertamanya berjudul Anna and the King of Siam dan buku tersebut paling laku pada saat itu. Buku ini menceritakan seorang guru janda yang berasal dari Inggris dipanggil oleh Raja Mongkut untuk membantunya berkomunikasi dengan pemerintah asing dan menjadi guru untuk anak-anaknya, istri dan para selir. Salah satu muridnya, Pangeran muda Chulalongkorn sekaligus putra tertua Raja Mongkut, tertarik dengan ilmu yang diajarkan oleh Anna Leonowens. Ia belajar tentang Abraham Lincoln dan prinsip-prinsip demokrasi. Setelah Raja meninggal, tahta raja turun ketangan pangeran Chulalongkorn dan ia menjadi Raja Siam yang paling progresif. Ia mengubah negerinya menjadi modern, serta menghapuskan perbudakan dan membuat banyak reformasi radikal lain (Landon, 2000).Menurut biografi Margaret Landon, dia hanya menulis dua buku saat masih hidup. Meskipun buku-buku yang ia tulis memiliki latar belakang yang sama dan berdasarkan pengalaman seseorang, tetapi tujuan dari karakter bukunya Never Dies the Dream berbeda karena karakter didalam novel tersebut mendirikan sebuah sekolah kecil untuk melatih orang-orang muda untuk bekerja sebagai pemula di gereja[footnoteRef:3]. Sementara itu Anna di Anna and the King of Siam karakter Anna membantu Raja Mongkut untuk mengubah sistem negaranya dari keadaan feudal untuk masyarakat modern yang akan diterapkan oleh anaknya. [3: http://www.goodreads.com/book/show/6921059-never-dies-the-dream]

Secara keseluruhan, penulis tertarik Anna and the King of Siam untuk dijadikan bahasan. Alasannya, Margaret Landon berhasil membuat sebuah novel yang memiliki dua budaya, sosial, agama dan sebagainya dengan hanya menemukan buku-buku Anna Leonowens. Serta novel ini telah terjual jutaan kopi dan diterjemahkan lebih dari dua puluh bahasa. Selain itu, novel ini juga dibuat film tahun 1946 berjudul Anna dan The King of Siam yang memenangkan Oscar New York Film Critics Circle Awards. Kemudian, pada tahun 1956 novel ini menjadi sebuah drama musikal The King and I. Terakhir, difilmkan pada tahun 1999 dengan judul Anna and the King yang dimainkan oleh Jodie Foster sebagai Anna Leonowens dan Chow Yun Fat sebagai Raja Mongkut.Penulis menyukai cara penulis Margaret Landon yang menceritakan Raja Mongkut dari Siam yang meminta bantuan kepada Anna Leonowens yang hanya seorang guru dari Inggris, untuk membantunya berkomunikasi dengan pemerintah asing dan menjadi guru untuk anak-anak, istri dan para selir. Hal ini benar-benar menarik bahwa Anna harus menghadap Raja bijaksana tapi tidak suka dikritik. Selain itu penulis tertarik dengan Raja Mongkut yang terlihat berkuasa terhadap perempuan di sekelilingnya, yang paling terlihat seperti terhadap ke Lady Tuptim, kesayangan Raja yang dihukum mati hanya karena ia dituduh berselingkuh padahal niatnya hanya ingin melarikan diri dari kerajaan. Yang lain adalah Lady Khun Chom Kaeo, dia seorang selir yang dulu pernah jadi kesayangan Raja. Dia juga mendapat hukuman dipenjara dan dicambuk karena dia suka berjudi. Terakhir, terjadi juga kepada Lady Son Klin dipenjara dan dicambuk hanya karena dia menginginkan permohonan dari Yang Mulia untuk sang kakak tertua melalui anaknya dan itu diperbolehkan, tetapi tanpa mengetahui bahwa Raja sudah memiilih yang lain. Sementara itu kepada Anna yang memiliki latar budaya dan latar belakang yang berbeda dapat memberikan pendapat tanpa rasa takut terhadap Raja. Untuk menjawab tesis ini, saya menggunakan teori feminisme yang ada pada halaman pembahasan

1.2Rumusan masalah1.Bagaimana karakter wanita dalam novel Anna and the King of Siam karya Margaret Landon?2.Bagaimana pengaruh kekuasaan Raja Mongkut terhadap karakter perempuan dalam Anna and the King of Siam karya Margaret Landon?1.3Tujuan studiTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakter wanita dalam novel ini dan melihat pengaruh kekuasaan Raja Mongkut terhadap karakter perempuan dalam Anna and the King of Siam oleh Margaret Landon.

BAB IIPEMBAHASAN

Analisis ini menggunakan feminisme yang berisikan teori gerakan perempuan untuk mendapatkan hak-hak perempuan dan kesetaraan derajat dalam masyarakat serta melawan patriarki. Wanita menyadari bahwa hak perempuan sama seperti laki-laki. Itulah sebabnya mengapa ada gerakan feminisme, bahkan berlaku untuk wanita di seluruh dunia. Salah satu pencetus feminisme dan saya pikir cocok untuk analisis saya yaitu Simone de Beauvoir yang kalimatnya masih dikenal One is not born a woman, but becomes a woman dalam buku terkenalnya The Second Sex (1949).Menurutnya, kewanitaan tidak timbul dari perbedaan dalam biologi, psikologi, atau kecerdasan. Sebaliknya, feminitas adalah konstruksi peradaban, sebagai cerminan yang tidak mementingkan perbedaan pada pria dan wanita, tetapi perbedaan dalam situasi mereka. Situasi menentukan karakter, bukan sebaliknya. Wanita tidak dilahirkan terbentuk sepenuhnya, tetapi ia secara bertahap dibentuk oleh dimana dirinya dibesarkan. Wanita belajar peran dengan sekitarnya dan tidak dilahirkan sebagai pasif atau sekunder, tetapi karena kekuatan dunia luar atau lingkungan berkonspirasi untuk membuat wanita seperti itu (De Beauvoir, 1949, 273).Pertama, Lady Tuptim adalah selir kesayangan baru Raja Mongkut. Lady Tuptim merupakan persembahan dari keluarganya dan Raja menyukainya. Namun, Lady Thiang adalah istri tertua Raja yang menceritakan ke Anna tentang keluh kesahnya terhadap Tuptim yang suka menghilang ketika Raja menginginkannya. Kemudian Lady Thiang berkata,She wont even try to get used to the life here. She says that to come, and she doesnt like it. I pity her from my heart, Mem cha, but I mustnt let her know it. She would take advantage of me and keep away from HIM altogether. And you know what would happen then. She isnt just the only girl who has been brought here against her will. Why cant she try to like it, or at least pretend to until she gets used to it? Lots of the other women would glad to be the favorite, goodness knows. Look at the gifts she receives! But no, not Tumptim! She mopes in her room, and cries, and avoid HIM if she can (Landon, 274).Jika diartikan, Lady Thiang berkata kalau Lady Tuptim tidak menyukai istana dan suka menghindari Raja, padahal ia adalah kesayangan Raja yang kebanyakan wanita menginginkan posisi tersebut. Namun, dia hanya berusia lima belas tahun, tetapi kebebasannya direnggut melainkan untuk hadiah Raja oleh keluarganya sendiri. Lady Tuptim adalah satu dari ratusan perempuan yang dipilih dan menarik perhatian Raja Mongkut dan menjadikan dirinya sebagai selir kesayangan baru karena dia muda dan cantik. Itu sebabnya Lady Tuptim suka untuk menyembunyikan diri ketika ditanya di hadapan Raja dan mencoba untuk menemukan tempat lain untuk bersembunyi. Suatu saat, Lady Tuptim menghilang cukup lama. Ternyata, ia menyamar menjadi seorang biarawan dengan tujuan untuk kabur dari Istana. Ketika tinggal selangkah lagi, ia memikirkan resiko apa yang akan terjadi jika ia kabur. Kemudian Lady Tuptim mengakhiri niatnya dengan berguru ke Khun Phra Palat yang sebelumnya tunangan Lady Tuptim. Khun Phra Palat menjadi biarawan karena ia berpikir bahwa ia tidak akan pernah melihat Lady Tuptim (Landon, 290). Lady Tuptim tahu Khun Phra Palat tetapi ia tidak pernah berbicara dengannya karena dalam istana.. I admired him very much, but its also true that he didnt know it. I had never spoken to him or communicated with him in any way while I was in the Palace . All the guilt is my own, as I shall tell you. I planned and carried out my escape myself without any help from people outside the walls because I was unhappy in the Palace and wanted to be free again . Ive always loved to be free. I hated to be locked behind these high walls and told to do this and go there and come here and do that (Landon, 284).Kutipan di atas berisikan Lady Tuptim mengatakan para hakim yang sebenarnya, tetapi tidak ada yang percaya padanya. Anna mencoba untuk berbicara kepada Raja Mongkut jika Lady Tuptim mengakui dirinya bersalah bukan kesalahan yang lain. Raja berkata di depan Anna bahwa ia akan menghukum Lady Tuptim bekerja di penggilingan padi selama sisa hidupnya dan Khun Phra Palat akan dibebaskan. Anna berpikir Raja Mongkut serius, tetapi sebenarnya Raja sangat marah terhadap mereka dan termasuk Anna. Kemudian Raja Mongkut diam-diam menyuruh prajuritnya untuk menyiksa Lady Tuptim dan Khun Phra Palat secara terbuka dan kemudian dieksekusi setelah uji sebulan yang lalu.Hal ini juga terjadi pada salah satu selir kesayangan Raja Mongkut, Lady Khun Chom Kaeo. Dia adalah Ibu dari Putri Wani Ratana Kanya. Namun, selir ini dihukum penjara karena dia penggemar perjudian. When the King discovered she had squandered the entire patrimony of her daughter, with the half of a dozen slaves he had thrown her into prison (Landon, 256). Setelah dibebaskan dari penjara, ia kembali berjudi dan ketahuan lagi. Kali ini perjudian Lady Khun Chom Kaeo kalah, dia telah mempertaruhkan budak putrinya, bernama Mae Noi. Menurut perspektif Anna, Lady Khun Chom Kaeo berjudi tidak sendirian dan seharusnya tidak hanya dirinya yang dihukum. Mungkin ini bisa menjadi musuh atau pengintai yang tidak menyukai dirinya dan ingin menjatuhkan dirinya karena dia kesayangan Raja Mongkut. Pada akhirnya, dengan kemarahan dan kebencian, raja Mongkut menghukum dengan cambukan.Selain itu, juga terjadi terhadap Lady Son Klin. Ia adalah keturunan kerajaan, tetapi ayahnya memberinya untuk Raja Mongkut sebagai hadiah. Then you see I am brought as a gift to the King, and only think how very grand I am and how rich I shall become (Landon, 120). Dia berpikir menjadi istri Raja ia bisa kaya. Saya dapat melihat bahwa dia dianggap Raja hanyalah sebagai hadiah, tidak lebih dari itu. Masalah ia dihukum cambuk hanya karena dia tidak tahu bahwa dia meninginkan permohonan untuk kakaknya yang tertua kepada Yang Mulia melalui anaknya dan itu diperbolehkan, tetapi tanpa mengetahui bahwa Raja Mongkut sudah memiilih yang lain, ia akan mendapatkan cambuk sebagai hukuman.Sementara itu, Anna Leonowens adalah hanya seorang guru asal Inggris yang diminta untuk mengajari anak-anak kerajaan, isteri, dan para selir. Ada salah satu dialog perdebatan yang saya pilih dari novel ini antara Anna dan Raja Mongkut ketika Anna menagih janji Raja untuk memberinya sebuah rumah.I do not know I have promised. I do not know n. I do not know anything but you are my servantthe voice was climbing higher and higher toward a shriekand it is our pleasure that you must live in this Palace, and YOU SHALL OBEY! The last three words were screamed in her very face (Landon, 79).Raja tidak hanya mematuhi bahkan ia mengatakan kepada Anna ketika ia harus mentaati perkataannya karena Anna adalah hamba-hambaNya. Kemudian Anna berkata bahwa dia bukanlah hambanya, tetapi seorang guru.Your Majesty has perhaps forgotten that I am not a servant, but a governess. I am prepared to obey all Your Majestys commands within the obligation of my duty to your family, but beyond that I can promise no obedience (Landon, 80).Namun Anna tidak menyerah meskipun dia hanya seorang wanita, jadi dia berkata lebih baik untuk tidak menjalani hidup di Istana daripada teriakan yang berarti lemah. "Better rude than weak!" (Landon, 80). Anna adalah tipe orang yang suka mengkritik sesuatu dan berani berpendapat tanpa rasa takut terutama kepada Raja. Keberanian Anna membuat wanita dan anak-anak di Kerajaan kagum. Banyak dari mereka melihat bahwa ia tidak takut untuk menentang raja dan membayangkan bahwa ia tidak lebih dari kekuatan manusia. Jadi, para wanita Hareem datang ke dia diam-diam dengan keluhan mereka.Bagaimanapun, pada saat Anna berbicara kepada Raja karena Lady Tuptim dihukum padahal dia telah mengakui kesalahannya, sebenarnya Raja sangat marah dan ia ingin menghukum wanita Inggris ini. Namun ia berpikir bahwa tidak ada cara untuk menghukum dia, tetapi ia menunjukkan kemarahannya dengan menempatkan Lady Tuptim dan Lady Khun Phra Palat disiksa di depan jendela kamarnya.He ordered the two Siamese tortured publicly and then executed, but he could think of no way of punishing the Englishwoman except by having the scaffolds set up directly under her window. And he swore vengeance against any person who dared in the future to oppose his royal will and pleasure (Landon, 292).Kita melihat bahwa Raja Mongkut mengatakan tidak ada cara untuk menghukum Anna bahkan meskipun ia tidak setuju, tidak suka, dan marah dengan Anna, setidaknya itu adalah karena Anna adalah seorang wanita yang memiliki pengetahuan dan pikiran yang modern. Selain itu, dia berasal dari sebuah negara yang sudah maju dalam setiap bidang pada waktu itu dan Raja Mongkut membutuhan Anna untuk membantunya berkomunikasi dengan orang asing dan mengubah negaranya menjadi modern, dan mengajar anak-anaknya, isteri, dan para selir tentang pengetahuan negaranya.Sedangkan Lady Tuptim, Lady Khun Chom Kaeo dan Lady anak Klin tidak dapat melawan hak-hak mereka. Tuptim wanita yang menginginkan kebebasan, Lady Khun Chom Kaeo yang suka bermain judi karena dia hobi atau kebiasaan, dan Lady Klin anak yang tidak bersalah karena dia tidak tahu apa-apa tentang raja yang sudah memilih petisi. Itu adalah karena pendidikan mereka begitu rendah bahwa mereka kalah dalam setiap argumen dengan seorang pria yang memiliki kekuasaan. Memang benar bahwa pria diciptakan untuk secara fisik lebih kuat daripada wanita. Pria mampu mengangkat beban apa pun karena itu seorang pria dianggap kuat. Sementara perempuan diciptakan sebagai makhluk yang memiliki rahim dan memiliki sifat keibuan. Itulah sebabnya kenapa fisik dan psikologis perbedaan itu mengalir dan melemparkan pria dan wanita untuk peran sosial yang berbeda.

BAB IIIPENUTUP

KesimpulanKesimpulannya, bila menghubungkan tesis saya dengan teori Simone de Beauvoir, saya melihat bahwa raja yang memiliki kekuasaan hanya melihat wanita sebagai sekunder. Meskipun para isteri dan selir berargumen, tidak pernah didengar oleh raja. Mungkin hal ini dikarenakan budaya setempat dimana wanita sebagai makhluk yang tidak memiliki hak sehingga mereka tidak bisa berbuat apa-apa, seperti ketika mereka pasrah dijadikan sebagai hadiah kepada raja oleh keluarganya sendiri dan bahkan budak perempuan dijual seperti barang.

SaranSudah sepatutnya kita sebagai wanita mendapatkan pendidikan yang layak agar tidak dianggap sebelah mata oleh para pria. Wanita yang berilmu, ia akan dipandang oleh para pria karena argumentasi dan pendiriannya.

DAFTAR PUSTAKA

Sumber dari buku:De Beauvoir, Simone. 1956. The Second Sex. London: Jonathan Cape.Landon, Margaret. 1944. Anna and the King of Siam. New York: HarperCollins Publisher.

Sumber dari Internet:https://www.etsy.com/listing/78307646/the-romance-of-the-harem-by-anna, diambil pada hari Senin, 7 Juli 2014, 3.25 WIB.http://www.goodreads.com/book/show/6921059-never-dies-the-dream, diambil pada hari Senin, 7 Juli 2014, 3.37 WIB.http://www.peersdance.org/revharem.html, diambil pada hari Rabu, 9 Juli 2014, 08.00 WIB.

16