BST adri
-
Upload
muhammad-adri-wansah -
Category
Documents
-
view
24 -
download
7
description
Transcript of BST adri
Bed Site Teaching
GANGGUAN MENTAL DAN PERILAKU AKIBAT ZAT
MULTIPLE DAN PENGGUNAAN ZAT PSIKOAKTIF
LAINNYA (SHABU)
Disusun oleh:
Muhammad Adriwansah, S.Ked
NIM : 70 2009 004
PEMBIMBING : dr. Farah Shafitry Karim, Sp. KJ
BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA
RUMAH SAKIT dr. ERNALDI BAHAR PALEMBANG
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2013
BAB I
STATUS PENDERITA
I. Identifikasi Penderita
Nama : Astripuspa sari
Usia : 30 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : menikah
Suku / Bangsa : Sumatera / Indonesia
Pendidikan : Tamat Sekolah Menengah Atas (SMA)
Pekerjaan : Tidak bekerja
Agama : Islam
Alamat : Perintis, Kemerdekaan
Datang ke RS : Rabu, 6 Maret 2013
Cara ke RS : Diantar keluarga
Tempat Pemeriksaan : Poli Anak dan Remaja RS. dr. Ernaldi Bahar
Palembang
II. Riwayat Psikiatri
Riwayat psikiatri diperoleh dari:
1. Autoanamesis
a. Rabu, 6 Maret 2013
2. Alloanamnesis ( Melianti, 38 tahun, kakak penderita)
a. Rabu, 6 Maret 2013
2.1. Keluhan Utama
Penderita berbicara sendiri sejak 1 minggu yang lalu sebelum
masuk rumah sakit.
1
2.2. Riwayat Penyakit Sekarang
Kurang lebih 3 tahun yang lalu suami penderita masuk penjara
karena menggunakan narkoba.
Kurang lebih 2 minggu yang lalu sebelum masuk rumah sakit
penderita menggunakan shabu sebelum kecelakaan. Penderita mengalami
kecelakaan, dan penderita tidak pingsan. Dari hasil pemeriksaan CT Scan
penderita tidak ada kelainan. Penderita sering mengoceh sendiri.
Penderita mengoceh mengatakan bahwa dirinya banyak salah dan dosa
kepada kakaknya dan dilaknat oleh Allah SWT. Penderita juga terkadang
menangis sendiri. Apabila ditanya keluarga, penderita mengatakan
menangis karena penderita merasa dirinya banyak dosa terhadap
kakaknya dan suaminya. Penderita sering tidak bisa tidur di malam hari.
Apabila tidak bisa tidur penderita akan menangis dan merasa banyak
salah serta dosa terhadap kakaknya dan akan dilaknat oleh Allah SWT di
dalam rumah sepanjang malam. Nafsu makan penderita tidak terganggu.
Penderita masih bisa beraktivitas seperti biasa dan masih mau mengurus
diri sendiri.
Kurang lebih 1 minggu sebelum masuk rumah sakit, penderita
mengatakan bahwa anaknya akan meninggal dunia dan dirinya tidak akan
diampuni oleh Allah SWT. Penderita mengatakan ada bisikan-bisikan
yang mengganggunya. Bisikan tersebut seperti suara perempuan yang
mengatakan bahwa penderita banyak dosa. Penderita melihat bayangan
anaknya yang telah meninggal berkuping besar. Nafsu makan penderita
mulai terganggu, penderita terkadang tidak mau makan. Penderita masih
mau mengurus diri sendiri.
2.3. Riwayat Penyakit Dahulu
A. Riwayat Gangguan Jiwa Sebelumnya (-)
B. Riwayat Trauma Kepala (-)
C. Riwayat Kejang / Epilepsi (-)
D. Riwayat Alergi Obat (-)
2
E. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif (+) menggunakan shabu sejak
2 minggu yang lalu
F. Riwayat Penyakit Sistemik :
1. Riwayat hipertensi (-)
2. Riwayat tumor otak (-)
3. Riwayat nyeri kepala (-)
4. Riwayat demam lama (-)
5. Riwayat DM (-)
6. Riwayat asma (-)
2.4. Riwayat Kehidupan Pribadi
A. Riwayat Prenatal dan Perinatal
Selama kehamilan tidak ada gangguan kesehatan, dilahirkan
normal dan cukup bulan, dilahirkan di bidan.
B. Masa Kanak-kanak (0-3 tahun)
Penderita diurus oleh kedua orang tuanya sejak kecil.
C. Masa Pertengahan (3-11 tahun)
Penderita merupakan anak yang periang dan mudah bergaul.
D. Masa Kanak Akhir dan Remaja
Penderita mudah bergaul dengan teman sebayanya
E. Masa Dewasa
1. Riwayat pendidikan
Penderita sekolah sampai tamat Sekolah Menengah Atas
(SMA).
2. Riwayat pekerjaan
Penderita sekarang tidak bekerja dan sebagai ibu rumah
tangga.
3
3. Riwayat pernikahan
Penderita sudah menikah selama 11 tahun.
4. Agama
Penderita beragama islam.
5. Aktivitas sosial
Menurut kakak penderita, penderita adalah anak yang baik,
periang, dan mudah bergaul dengan orang lain.
6. Riwayat keluarga
Penderita merupakan anak kelima dari 5 bersaudara, memiliki
3 orang kakak perempuan, 1 orang kakak laki-laki, dan 1 orang
kakak perempuan penderita sudah meninggal dunia dikarenakan
sakit ketika masih kecil. Tidak terdapat anggota keluarga penderita
yang memiliki gangguan jiwa yang sama.
: Penderita, 30 tahun.
7. Situasi kehidupan sekarang
Sekarang penderita tinggal dengan ibu dan 3 orang kakak
penderita. Status ekonomi penderita menengah ke bawah.
8. Persepsi penderita tentang diri dan lingkungannya
Penderita merasa dirinya bersalah dan banyak dosa terhadap
kakak penderita. Penderita merasa bahwa Allah SWT tidak akan
mengampunin penderita dan melaknat penderita.
9. Persepsi keluarga tentang diri penderita
Menurut kakak penderita, penderita adalah anak yang baik,
periang, dan mudah bergaul dengan orang lain.
10.Riwayat pelanggaran hukum
4
Penderita tidak pernah melakukan tindakan pelanggaran
hukum maupun berurusan dengan pihak berwajib.
III. Pemeriksaan Status Mental
Pemeriksaan dilakukan pada tanggal 6 Maret 2013
3.1. Gambaran Umum :
A. Penampilan
Penderita berjenis kelamin perempuan berusia 30 tahun dengan
penampilan sesuai dengan usia. Pada saat wawancara penderita
menggunakan pakaian baju berwarna abu-abu dan celana panjang
berwarna biru. Perawatan diri cukup baik.
B. Perilaku dan Akitivitas psikomotor
Selama wawancara penderita duduk dengan gelisah di kursi.
Kontak mata penderita dengan pemeriksa cukup, emosinya labil.
C. Sikap terhadap pemeriksa
Penderita cukup kooperatif dalam bercerita dan menjawab
pertanyaan yang diajukan oleh pemeriksa, tetapi penderita terkadang
malas menjawab pertanyaan dan berkata ingin meninggal dunia,
merasa bersalah dan banyak dosa kepada Allah SWT, serta Allah
SWT akan melaknat penderita yang banyak dosa.
3.2. Mood dan afek
A. Mood / afek : labil
3.3. Pembicaraan
5
Bicara lancar, spontan, jumlah cukup, volume suara cukup, intonasi
terkadang naik dan terkadang turun, artikulasi kadang jelas dan isi
pembicaraan terkadang bisa dimengerti.
3.4. Gangguan Persepsi
Dari hasil wawancara didapatkan halusinasi auditorik (+) dan
halusinasi visual (+).
3.5. Pikiran
A. Bentuk pikiran
1. Produktivitas : Pikiran yang cepat dan menjawab dengan
cepat
2. Kontinuitas : Normal
3. Hendaya berbahasa : Tidak ada
B. Isi pikiran
Ditemukan waham nihilistik (+), dan waham menyalahkan diri
sendiri (waham berdosa) (+)
III.6. Sensorium dan kognitif
A. Taraf kesadaran : Compos mentis.
B. Orientasi
1. Waktu : Baik, penderita dapat membedakan waktu saat pagi,
siang dan malam.
2. Tempat : Baik, penderita mengetahui bahwa dirinya berada di
rumah sakit, tetapi tidak mengetahui dimana persisnya.
3. Personal : Baik, penderita dapat mengenali dokter pemeriksa, koas,
perawat
C. Daya ingat
6
1. Jangka Panjang :
Baik penderita dapat mengingat keluarga besarnya.
2. Jangka sedang :
Baik, penderita dapat mengingat dengan siapa ia datang ke RS.
dr. Ernaldi Bahar Palembang.
3. Jangka pendek :
Baik, penderita dapat mengingat kemana ia pergi sebelum
dibawa ke RS ERBA Palembang.
4. Jangka Segera :
Baik, penderita tidak mengalami kesulitan untuk mengulang 6
angka maju dan selanjutnya mundur.
D. Konsentrasi dan perhatian
Kurang
E. Kemampuan membaca dan menulis
Kurang .
F. Kemampuan visuospasial
Kurang
G. Pikiran abstrak
Kurang
H. Intelegenesia dan kemampuan informasi
Kurang
I. Kemampuan menolong diri sendiri
Baik, penderita masih bisa berpakaian serta masih dapat makan,
minum, dan mandi sendiri.
III.7. Pengendalian impuls
Selama wawancara yang penderita tidak dapat mengendalikan diri
dan berperilaku. Penderita suka berdiri dan jalan, lalu kembali lagi
sesukanya.
III.8. Daya Nilai dan tilikan
A. Daya Nilai Sosial
7
Baik, penderita bersikap sopan terhadap dokter, koas, perawat
dan seluruh penghuni bangsal kenanga.
B. Penilaian Realita
Terganggu, karena penderita kurang mampu membedakan
antara hal yang nyata dan tidak nyata.
C. Tilikan
Derajat 1, penderita menyangkal menderita penyakit.
III.9. Reliabilitas
Secara umum, dapat dipercaya baik alloananmnesis maupun
autoanamnesis.
IV. Pemeriksaan Diagnosa Lebih Lanjut
Pemeriksaan dilakukan pada tanggal 6 Maret 2013.
4.1. Status Interna
A. Keadaan Umum : Baik
B. Kesadaran : Compos Mentis
C. Status Gizi : dalam batas normal
D. Tanda Vital
1. TD : 110/80 mmHg
2. Pulse : -
3. RR : -
4. Suhu : - 0 C
D. Mata : dalam batas normal
E. Thorax
1. Cor : dalam batas normal
2. Pulmo : dalam batas normal
F. Abdomen : dalam batas normal
G. Ekstremitas : dalam batas normal
8
H. Kulit : dalam batas normal
4.2. Status Neurologis
A. GCS 15
1. E : membuka mata spontan (4)
2. V : berbicara spontan (5)
3. M : gerakan sesuai perintah (6)
B. Tanda Rangsangan Meningeal : dalam batas normal
C. Tanda efek ekstrapiramidal : dalam batas normal
D. Motorik : 5/5/5/5
E. Sensorik : dalam batas normal
F. Refleks fisiologis : normal
G. Refleks patologis : dalam batas normal
V. Ikhtisar Penemuan Bermakna
Berdasarkan wawancara didapatkan informasi bahwa penderita seorang
perempuan berusia 30 tahun, agama islam, suku Sumatera, tidak bekerja lagi
dan masih tinggal serumah dengan ibu dan 3 orang kakak, status sudah
menikah selama 11 tahun. Penderita dengan keluhan berbicara sendiri sejak 1
minggu yang lalu sebelum masuk rumah sakit.
Pada pemeriksaan status mental pada tanggal 6 Maret 2013 didapatkan
seseorang perempuan, penampilan sesuai dengan usia, berbadan kurus,
perawatan diri cukup. Perilaku dan aktivitas psikomotorik penderita selama
wawancara penderita duduk dengan gelisah di kursi. Kontak mata penderita
dengan pemeriksa terkadang cukup, emosinya labil. Sikap terhadap
pemeriksa terkadang cukup kooperatif dalam bercerita dan menjawab
pertanyaan yang diajukan oleh pemeriksa, tetapi penderita terkadang malas
menjawab pertanyaan dan berkata mersa banyak salah dan dosa terhadap
kakaknya dan akan dilaknat oleh Allah SWT. Saat sedang diwawancara,
penderita juga menangis dan melihat bayangan anaknya yang telah meninggal
berkuping besar..
9
Mood / afek labil, gangguan persepsi ditemukan halusinasi auditorik
dan halusinasi visual. Bentuk pikiran non realistik, isi pikir waham nihilstik,
dan waham menyalahkan diri sendiri (waham berdosa), RTA terganggu
dengan tilikan derajat satu. Pada pemeriksaan fisik Interna dan pemeriksaan
yang lain tidak ditemukan kelainan.
VI. Formulasi Diagnosis
Aksis I :
Berdasarkan anamnesis, riwayat perjalanan penyakit dan pemeriksaan,
pada pasien ini ditemukan adanya pola perilaku, pikiran, dan perasaan yang
secara klinis bermakna dan menimbulkan suatu penderitaan (distress) dan
hendaya (disability) dalam fungsi pekerjaan dan sosial. Dengan demikian
berdasarkan PPDGJ III dapat disimpulkan bahwa pasien ini mengalami
suatu gangguan jiwa.
Selain itu, berdasarkan anamnesis riwayat penyakit medis, pasien
tidak pernah mengalami trauma kepala atau penyakit lainnya yang secara
fisiologis dapat menimbulkan disfungsi otak sebelum menunjukkan gejala
gangguan jiwa. Oleh karenanya, gangguan mental organik dapat
disingkirkan (F00-09).
Pada pasien terdapat adanya gangguan dalam penilaian realita karena
adanya psikopatologi gangguan persepsi yaitu halusinasi auditorik dan
visual. Gangguan isi pikir yaitu waham nihilstik, dan waham menyalahkan
diri sendiri (waham berdosa). Gejala tersebut dialami pasien selama kurang
lebih 2 minggu yang lalu, pada pasien didapatkan riwayat penggunaan zat
psikoaktif sebelum timbul gejala penyakit yang menyebabkan perubahan
fisiologis otak, sehingga dapat digolongkan kedalam gangguan mental dan
perilaku akibat penggunaan zat multiple dan penggunaan zat psikoaktif
lainnya (F19), maka berdasarkan PPDGJ III ditegakkan diagnosis untuk
aksis I adalah gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat
multiple dan penggunaan zat psikoaktif lainnya (F19.0).
10
Aksis II
Pada penderita ini didapatkan informasi yang bermakna dari riwayat
premorbid, riwayat kehidupan pribadi pada masa kanak, remaja, dan
dewasa. Penderita juga sering merasa bersalah dan banyak dosa terhadap
kakaknya dan akan dilaknat oleh Allah SWT. Penderita merasa ananknya
akan meninggal dan melihat anaknya bertelinga besar sehingga untuk aksis
II F 60.0 Gangguan Kepribadian Paranoid.
Aksis III
Pada penderita ini berdasarkan anamnesis tidak didapatkan bahwa
penderita memiliki riwayat penyakit dan pada pemeriksaan fisik tidak
ditemukan kelainan sehinggga untuk aksis III tidak ada diagnosis.
Aksis IV
Pada penderita untuk aksis IV yaitu Masalah berkaitan dengan
keluarga.
Aksis V
GAF pada saat MRS adalah 50-41, gejala berat (serious), disabilitas
berat.
VII. Diagnosis Multiaksial
Aksis I : F.19.0 Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat
multiple dan penggunaan zat psikoaktif lainnya
Aksis II : F60.0 Gangguan Kepribadian Paranoid
Aksis III : Tidak ada diagnosis
Aksis IV : Masalah berkaitan dengan keluarga.
Aksis V : GAF 50-41 (saat masuk RS)
VIII. Daftar Masalah
8.1. Organobiologik
11
A. Tidak ada faktor genetik gangguan kejiwaan.
B. Tidak ada faktor kerusakan dan disfungsi otak yang menyebabkan
gangguan kejiwaan.
8.2. Psikologik
A. Mood / afek : labil
B. Gangguan Persepsi : Halusinasi auditorik (+), dan visual (+)
C. Isi Pikir : waham nihilstik, dan waham menyalahkan diri
sendiri (waham berdosa)
D. RTA : Terganggu
E. Tilikan : Derajat 1
8.3. Lingkungan dan Sosioekonomi
Kurangnya pengetahuan keluarga mengenai penyakit penderita,
gejala-gejalanya, faktor-faktor yang memberatkan lainnya. Selain itu,
masalah keluarga yang suaminya masuk penjara akibat narkoba.
Sekarang penderita tinggal dengan ibu dan 3 orang kakaknya. Status
ekonomi penderita menengah ke bawah.
IX. Prognosis
9.1. Ad vitam : dubia ad bonam
9.2. Ad Sanationam : dubia ad bonam
9.3. Ad Fungsionam : dubia ad bonam
X. Rencana Terapi
10.1. Psikofarmaka
A. Anti psikotik
Remital 2 x 2 mg, Luften 2 x 2 mg
B. Anti ekstrapiramidal untuk efek samping antipsikotik
Triheksifenicil (THP) 2x2 mg (apabila diperlukan)
12
10.2. Psikoterapi
A. Memberikan pengertian dan penjelasan kepada penderita yang
tentang keadaan penderita, bahwa penderita harus teratur minum
obat dan kontrol ke dokter sebelum obat habis.
B. Memberitahu penderita bahwa setiap manusia punya salah apabila
bertaubat dengan sungguh Allah SWt akan mengampuninya.
C. Memberikan penjelasan kepada keluarga mengenai penyakit yang
dialami penderita. Sehingga keluarga bisa mendukung proses terapi
dengan mengawasi penderita minum obat dan mencegah
kekambuhan dengan mengajak penderita kontrol teratur ke dokter
sebelum obat habis.
XI. Pandangan Islam
Allah memberikan ujian berupa penyakit dan memberikan tuntunan
dalam Islam untuk menyikapinya.
"Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu penyakit dan sejenisnya, melainkan
Allah akan menggugurkan bersamanya dosa-dosanya seperti pohon yang
menggugurkan daun-daunnya." ( HR. Bukhari no 5660 dan Muslim no.2571)
Allah menganjurkan manusia untuk berobat sebagaimana dari hadits
riwayat Bukhari, bahwa Rasulullah bersabda,
“Allah tidak akan menurunkan suatu penyakit, melainkan Dia menurunkan
juga obat untuk penyakit itu.” (HR Bukhari no.5678)
13