BROKITIS AKUT

20
BRONKITIS AKUT NOFRIS MANTO 102008170 Fakultas Kedokteran UKRIDA Jakarta 2013 Jl. Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510 Email : [email protected] PENDAHULUAN Bronkitis akut adalah peradangan pada bronkus disebabkan oleh infeksi saluran nafas yang ditandai dengan batuk (berdahak maupun tidak berdahak) yang berlangsung hingga 3 minggu. Sebagian besar bronkitis akut disebabkan oleh infeksi virus dan dapat sembuh dengan sendirinya, sehingga tidak memerlukan antibiotik. Meski ringan, namun adakalanya sangat mengganggu, terutama jika disertai sesak, dada terasa berat, dan batuk berkepanjangan. Antibiotik diperlukan apabila bronkitis akut disebabkan oleh infeksi bakteri (pada sebagian kecil kasus bronkitis akut). Namun dokter masih sering memberikan antibiotik pada pengobatan bronkitis akut. Padahal antibiotik tidak mempercepat penyembuhan pada bronkitis akut tanpa komplikasi, dan justru pemberian antibiotik yang berlebihan dapat meningkatkan kekebalan kuman (resistensi) terhadap antibiotik. 1 | Page

description

k

Transcript of BROKITIS AKUT

Page 1: BROKITIS AKUT

BRONKITIS AKUT

NOFRIS MANTO

102008170

Fakultas Kedokteran UKRIDA Jakarta 2013

Jl. Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510

Email : [email protected]

PENDAHULUAN

Bronkitis akut adalah peradangan pada bronkus disebabkan oleh infeksi saluran nafas yang

ditandai dengan batuk (berdahak maupun tidak berdahak) yang berlangsung hingga 3

minggu.

Sebagian besar bronkitis akut disebabkan oleh infeksi virus dan dapat sembuh dengan

sendirinya, sehingga tidak memerlukan antibiotik. Meski ringan, namun adakalanya sangat

mengganggu, terutama jika disertai sesak, dada terasa berat, dan batuk berkepanjangan.

Antibiotik diperlukan apabila bronkitis akut disebabkan oleh infeksi bakteri (pada sebagian

kecil kasus bronkitis akut). Namun dokter masih sering memberikan antibiotik pada

pengobatan bronkitis akut. Padahal antibiotik tidak mempercepat penyembuhan pada

bronkitis akut tanpa komplikasi, dan justru pemberian antibiotik yang berlebihan dapat

meningkatkan kekebalan kuman (resistensi) terhadap antibiotik.

Gambar 1. Anatomi paru, gambaran bronkus normal dan yang mengalami peradangan

1 | P a g e

Page 2: BROKITIS AKUT

PEMBAHASAN

ANAMNESIS

Anamnesis dilakukan untuk mendapatkan fakta tentang keadaan penyakit si pasien, berikut

dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Wawancara dapat dilakukan dengan pasien

sendiri yang disebut auto-anamnesis tetapi dapat juga dilakukan dengan menanyai keluarga

atau yang menemani pasien misal pada anak-anak atau bila pasien dalam keadaan gawat

atau menderita strok dengan afasia dan disebut allo-anamnesis.

Dalam melakukan anamnesis diperlukan teknik komunikasi dengan rasa empati yang tinggi

dan teknik komunikasi itu terdiri atas komunikasi verbal dan nonverbal yang harus

diperhatikan. Kemudian rahasia harus dipegang kuat karena pasien datang dengan rasa

kepercayaan. Bila anamnesis dilakukan dengan baik maka lebih kurang 70% diagnosis

penyakit sudah dapat ditegakkan.

Beberapa komponen riwayat kesehatan:

Identifikasi data

Mengidentifikasi data seperti usia, jenis kelamin, pekerjaan, status pernikahan.

Sumber riwayat biasanya pasien, tetapi dapat juga dari anggota keluarga, teman,

surat rujukan atau rekam medis.

Keluhan utama

Satu atau lebih gejala atau kekhawatiran pasien yang menyebabkan pasien

mencari perawatan

Penyakit saat ini

Menjelaskan keluhan utama, gambarkan bagaimana perkembangan setiap

gejala, tunjukan tujuh gambaran dari setiap gejala yaitu lokasi (di mana, apakah

menyebar), kualitas (seperti apa rasanya), kuantitas atau keparahan (seberapa

parah), waktu terjadinya gejala (kapan mulai dirasakan, sudah berapa lama,

seberapa sering gejala muncul), kondisi saat gejala terjadi (meliputi faktor

lingkungan, aktivitas individu, reaksi emosi, atau keadaan lain yang berperan

terhadap timbulnya penyakit), faktor yang meredakan atau memperburuk

penyakit, manifestasi terkait (apakah anda mengenali hal-hal lain yang menyertai

2 | P a g e

Page 3: BROKITIS AKUT

gejala tersebut). Kemudian juga termasuk pikiran dan perasaan klien mengenai

penyakitnya. Poin pengkajian dapat mencakup medikasi, alergi, kebiasaan

merokok, alkohol, karena kerap kali terkait dengan penyakit yang sedang

diderita.

Riwayat kesehatan masa lalu

Penyakit yang diderita pada masa kanak-kanak, penyakit yang dialami saat

dewasa lengkap dengan waktunya yang sedikitnya mencakup empat kategori

berikut: medis, pembedahan; obstetrik/ginekologik dan psikiatrik, termasuk

praktik mempertahankan kesehatan seperti imunisasi, uji skrining, masalah gaya

hidup, dan keamanan rumah.

Riwayat keluarga

Gambaran atau diagram usia dan keadaan kesehatan atau usia dan penyebab

kematian, apakah bersumber dari saudara kandung, orangtua, dan kakek nenek.

Dokumen yang menunjukan ada atau tidak adanya penyakit khusus dalam

keluarga, seperti hipertensi, penyakit arteri koroner, dan sebagainya.

Riwayat pribadi dan sosial

Jelaskan tentang tingkat pendidikan, suku bangsa keluarga, keadaan rumah

tangga saat ini, minat individu, dan gaya hidup.1

PEMERIKSAAN FISIK

Inspeksi

Inspeksi dilakukan untuk mengetahui adanya lesi pada dinding dada, kelinan

bentuk dada, menilai frekuensi, sifat dan pola pernafasan.

Palpasi

Pemeriksaan palpasi yang dilakukan pada keadaan ini adalah:

- Pemeriksaan kelenjar getah bening. Kelenjar getah bening yang membesar

di daerah supraklavikula dapat memberikan petunjuk adanya proses di

daerah paru seperti kanker paru. Pemeriksaan kelenjar getah bening ini

dapat diteruskan ke daerah submandibula dan kedua aksila.

- Pemeriksaan palpasi selanjutnya diteruskan ke daerah dada depan dengan

jari tangan untuk mengetahui adanya kelainan dinding dada misalnya

3 | P a g e

Page 4: BROKITIS AKUT

tremor, nyeri tekan pada dinding dada, krepitasi akibat emfisema subkutis,

dan lain-lain.

- Pemeriksaan vokal fremitus. Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara

meletakkan kedua telapak tangan pada permukaan dinding dada, kemudian

pasien diminta menyebut angka 77 atau 99, sehingga getaran suara yang

ditimbulkan akan lebih jelas. Pemeriksaan ini disebut tactile fremitus.

Bandingkan secara bertahap tactile fremitus secara bertahap dari atas ke

tengah dan seterusnya ke bawah baik pada paru bagian depan maupun

belakang. Pada saat pemeriksaan kedua telapak tangan harus disilang

secara bergantian. Hasil pemeriksaan fremitus ini dilaporkan ebagai normal,

melemah, atau mengeras. Fremitus yang melemah didapatkan pada

penyakit empiema, hidrotoraks, atelektasis. Fremitus yang mengeras terjadi

karena adanya infiltrat pada parenkim paru (misalnya pada pneumonia,

tuberkulosis paru aktif).

Perkusi

Berdasarkan patogenesisnya, bunyi ketokan yang terdengar dapat bermacam-

macam yaitu:

- Sonor (resonant): terjadi bila udara dalam paru (alveoli) cukup banyak,

terdapat pada paru yang normal

- Hipersonor (hiperresonant): terjadi bila udara dalam paru /dada menjadi

jauh lebih banyak, misalnya pada emfisema paru, kavitas besar yang

letaknya superfisial, pneumotoraks, dan bula yang besar

- Redup (dull): bila bagian yang padat lebih banyak daripada udara

misalnya adanya infiltrat/konsolidasi

Dalam keadaan normal didapatkan hasil perkusi yang sonor pada kedua

paru.

Auskultasi

Auskultasi merupakan pemeriksaan yang paling penting dalam menilai aliran

udara melalui sitem trakeobronkial.

Suara napas pokok yang normal terdiri dari:

4 | P a g e

Page 5: BROKITIS AKUT

- Vesikular: suara napas pokok yang lembut dengan frekuensi rendah di mana

fase inspirasi langsung diikuti dengan fase ekspirasi tanpa diselingi jeda,

dengan perbandingan 3:1. Dapat didengarkan pada hampir kedua lapangan

paru.

- Bronkovesikular: suara napas pokok dengan intensitas dan frekuensi yang

sedang di mana fase ekspirasi menjadi lebih panjang sehingga hampir

menyamai fase inspirasi dan diantaranya kadang-kadang dapat diselingi

jeda. Dalam keadaan normal bisa didaptkan pada dinding anterior setinggi

sela iga 1 dan 2 serta daerah interskapula.

- Bronkial: suara napas pokok yang keras dan berfrekuensi tinggi, di mana

fase ekspirasi menjadi lebih panjang dari fase inspirasi dan diantaranya

diselingi jeda. Terjadi perubahan kualitas suara sehingga terdengar seperti

tiupan dalam tabung. Dalam keadaan normal dapat didengar pada daerah

manubrium sterni.

- Trakeal: suara napas yang sangat keras dan kasar, dapat didengarkan pada

daerah trakea.

- Amforik: suara napas yang didapatkan bila terdapat kavitas besar yang

letaknya perifer dan berhubungan dengan bronkus, terdengar seperti tiupan

dalam botol kosong.

Dalam keadaan normal suara napas vesikular yang berasal dari alveoli dapat

didengar pada hampir seluruh lapangan paru. Sebaliknya suara napas bronkial

tidak akan terdengar karena getaran suara yang berasal dari bronkus tersebut

tidak dapat dihantarkan ke dinding dada karena dihambat oleh udara yang

terdapat dalam alveoli. Dalam keadaan abnormal misalnya pneumonia di mana

alveoli terisi infiltrat maka udara di dalamnya akan berkurang atau menghilang.

Infiltrat yang merupakan penghantar getaran suara yang baik akan

menghantarkan suara bronkial sampai ke dinding dada sehinggadapat terdengar

sebagai suara napas bronkovesikular (bila hanya sebagian alveoli yang terisi

infiltrat) atau bronkial (bila seluruh alveoli terisi infiltrat).

Suara nafas tambahan terdiri dari:

- Ronki basah (crakels atau rales): suara nafas yang terputus-putus, bersifat

nonmusical, dan biasanya terdengar pada saat inspirasi akibat udara yang

5 | P a g e

Page 6: BROKITIS AKUT

melewati cairan dalam saluran napas. Ronki basah lebih lanjut dibagi

menjadi ronki basah halus dan kasar tergantung besarnya bronkus yang

terkena. Ronki basah halus terjadi karena adanya cairan pada bronkiolus,

sedangkannyang halus lagi berasal dari alveoli yang disebut krepitasi, akibat

terbukanya alveoli pada akhir inspirasi. Krepitasi terutama dapat didengar

fibrosis paru. Sifat ronki basah ini dapat bersifat nyaring (bila ada infiltrat

misalnya pada pneumonia) ataupun tidak nyaring (pada edema paru).

- Rongki kering: suara napas kontinyu, yang bersifat musical, dengan

frekuensi yang relatif rendah, terjadi karena udara mengalir melalui saluran

napas yang menyempit, misalnya akibat adanya sekret yang kental.

Wheezing adalah ronki kering yang frekuensinya tinggi dan panjang yang

biasanya terdengar pada serangan asma.

- Bunyi gesekan pleura (pleural friction rub): terjadi karena pleura parietal

dan viseral yang meradang saling bergesekan satu dengan yang lainnya.

Pleura yang meradang akan menebal atau menjadi kasar. Bunyi gesekan ini

terdengar pada akhir inspirasi dan awal ekspirasi.

- Hippocrates succussion: suara cairan pada rongga dada yang terdengar bila

pasien digoyang-goyangkan. Biasanya didaptkan pada pasien dengan

hidropneumotoraks.

Pneumothorax click: bunyi yang bersifat ritmik dan sinkron dengan saat

kontraksi jantung, terjadi bila didapatkan adanya udara di antara kedua lapisan

pleura yang menyelimuti jantung.2

PEMERIKSAAN PENUNJANG

a) Pemeriksaan laboratorium

- Pada pemeriksaan sputum dengan pengecatan Gram akan banyak didapat

leukosit PMN dan mungkin pula bakteri.

- Uji sensivitas terhadap antibiotic perlu dilakukan bila ada kecurigaan adanya

infeksi sekunder.

6 | P a g e

Page 7: BROKITIS AKUT

- Respon terhadap pemberian kortikosteroid dosis tinggi setiap hari dapat

dipertimbangkan diagnosa dan terapi untuk konfirmasi asma.

- Tes keringat yang negative dengan menggunakan pilocarpine iontophoresis

dapat memikirkan kemungkinan fibrosis kistik.

- Pemeriksaan Gas Darah. Perubahan gas darah berupa penurunan PaO2

menunjukan abnormalitas regional distribusi ventilasi, yang berpengaruh pada

perfusi paru.

b) Tes pencitraan

Dapat dijumpai temuan peningkatan corakan bronkovaskular tanpa tanda-tanda

infiltrat.

c) Tes Faal Paru

Pada penyakit yang lanjut dan difus, kapasitas vital ( KV ) dan kecepatan aliran

udara ekspirasi satu detik pertama ( FEV1 ), terdapat tendensi penurunan,

karena terjadinya obstruksi aliran udara pernafasan.3

DIAGNOSIS

BRONKITIS AKUT

Diagnosis dari bronkitis akut dapat ditegakkan bila; pada anamnesa pasien mempunyai

gejala batuk yang timbul tiba – tiba dengan atau tanpa sputum dan tanpa adanya bukti

pasien menderita pneumonia, common cold, asma akut, eksaserbasi akut bronkitis kronik

dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). Pada pemeriksaan fisik pada stadium awal

biasanya tidak khas. Dapat ditemukan adanya demam, gejala rinitis sebagai manifestasi

pengiring, atau faring hiperemis. Sejalan dengan perkembangan serta progresivitas batuk,

pada auskultasi dada dapat terdengar ronki, wheezing, ekspirium diperpanjang atau tanda

obstruksi lainnya. Bila lendir banyak dan tidak terlalu lengket akan terdengar ronki basah.

Diagnosa di tegakan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.

a) Anamnesis

Keluhan pokok:

- Gatal-gatal di kerongkongan

- Sakit di sekitar dada

7 | P a g e

Page 8: BROKITIS AKUT

- Batuk kering/batuk berdahak

- Demam yang tidak terlalu tinggi

b) Pemeriksaan fisik3

- Keadaan umum baik: tidak tampak sakit berat, tidak sesak atau takipnea. Mungkin

ada nasofaringitis.

- Paru: ronki basah kasar yang tidak tetap (dapat hilang atau pindah setelah batuk),

wheezing dengan berbagai gradasi (perpanjangan ekspirasi hingga ngik-ngik) dan

krepitasi .2,3,4

DIAGNOSIS BANDING

Sering kali gejala pada bronkitis akut sulit dibedakan dengan beberapa penyakit saluran

pernapasan yang gejalanya mirip dengan bronkitis akut, seperti:3

- Epiglotitis, yaitu suatu infeksi pada epiglotis, yang bisa menyebabkan penyumbatan

saluran pernafasan.

- Bronkiolitis, yaitu suatu peradangan pada bronkiolus (saluran udara yang merupakan

percabangan dari saluran udara utama), yang biasanya disebabkan oleh infeksi virus.

- Influenza, yaitu penyakit menular yang menyerang saluran napas, dan sering menjadi

wabah yang diperoleh dari menghirup virus influenza.

- Sinusitis, yaitu radang sinus paranasal yaitu rongga-rongga yang terletak disampig

kanan - kiri dan diatas hidung.

- PPOK, yaitu penyakit paru kronik yang ditandai oleh hambatan aliran udara di saluran

napas yyang bersifat progresif nonreversibel parsial.

- Faringitis, yaitu suatu peradangan pada tenggorokan (faring) yang disebabkan oleh virus

atau bakteri.

- Asma, yaitu suatu penyakit kronik (menahun) yang menyerang saluran pernafasan

(bronchiale) pada paru dimana terdapat peradangan (inflamasi) dinding rongga

bronchiale sehingga mengakibatkan penyempitan saluran nafas yang akhirnya

seseorang mengalami sesak nafas.

- Bronkiektasis, yaitu suatu perusakan dan pelebaran (dilatasi) abnormal dari saluran

pernafasan yang besar.1

8 | P a g e

Page 9: BROKITIS AKUT

GEJALA KLINIS

Pada awalnya gejalanya mirip dengan pneumoni ringan berupa batuk-batuk dengan dahak

mukopurulen, peningkatan suhu tubuh yang belum terlalu tinggi, rasa tak nyaman di dada

dan bisa disertai sesak napas ringan. Bila ditanya dengan cermat, penderita biasanya juga

menyatakan bahwa beberapa hari sebelumnya memang menderita ISPA seperti sakit

tenggorokan, hidung tersumbat, sakit kepala, nyeri otot, kelelahan ekstrim. Pada

pemeriksaan fisik dapat ditemukan adanya rongki basah dan wheezing yang tersebar di

seluruh lapang paru, tanpa tanda-tanda infiltrat. Juga pada foto thorax tidak didapatkan

tanda-tanda infiltrat. Bila sputum diperiksa dengan pengecatan Gram akan banyak

didapatkan leukosit PMN dan mungkin pula bakteri.3

ETIOLOGI

Bronkitis akut dapat disebabkan oleh :

Infeksi virus : influenza virus, parainfluenza virus, respiratory syncytial virus (RSV),

adenovirus, coronavirus, rhinovirus, dan lain-lain.

Infeksi bakteri : Bordatella pertussis, Bordatella parapertussis, Haemophilus influen-

zae, Streptococcus pneumoniae, atau bakteri atipik (Mycoplasma pneumoniae,

Chlamydia pneumonia, Legionella)

Jamur4

Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya bronkitis akut adalah:

- Kebiasaan merokok

- Polusi udara

- Paparan debu, asap, dan gas-gas kimiawi akibat kerja

- Riwayat infeksi saluran napas

EPIDEMIOLOGI

Bronkitis lebih banyak terdapat pada laki-laki dibanding wanita. Data epidemiologis di

Indonesia sangat minim. Meskipun ditemukan pada semua kelompok usia, bronkitis akut

9 | P a g e

Page 10: BROKITIS AKUT

yang paling sering didiagnosis pada anak-anak muda dari 5 tahun, sedangkan bronkitis

kronis lebih umum pada orang tua dari 50 tahun.

PATOFISIOLOGI

Bronchitis akut terjadi karena adanya respon inflamasi dari membrane mukosa bronkus.

Pada orang dewasa, bronchitis kronik terjadi akibat hipersekresi mucus dalam bronkus

karena hipertrofi kelenjar submukosa dan penambahan jumlah sel goblet dalam epitel

saluran nafas. Pada sebagian besar pasien, hal ini disebabkan oleh paparan asap rokok.

Pembersihan mukosiliar menjadi terhambat karena produksi mucus yang berlebihan dan

kehilangan silia, menyebabkan batuk produktif.

Pada anak-anak, bronchitis kronik disebabkan oleh respon endogen, trauma akut saluran

pernafasan, atau paparan allergen atau iritan secara terus-menerus. Saluran nafas akan

dengan cepat merespon dengan bronkospasme dan batuk, diikuti inflamasi, udem, dan

produksi mucus.

Apabila terjadi paparan secara kronik terhadap epithelium pernafasan, seperti aspirasi

yang rekuren atau infeksi virus berulang, dapat menyebabkan terjadinya bronchitis kronik

pada anak-anak. Bakteri pathogen yang paling banyak menyebabkan infeksi salurang

respirasi bagian bawah pada anak-anak adalah Streptococcus pneumoniae. Haemophilus

influenzae dan Moraxella catarrhalis dapat pathogen pada balita (umur <5 tahun),

sedangkan Mycoplasma pneumoniae pada anak usia sekolah (umur >5-18 tahun).1,4,5

PENATALAKSANAAN

Sebagian besar pengobatan bronkitis akut bersifat simptomatis (meredakan keluhan).

Obat-obat yang lazim digunakan, yakni:

Antitusif (penekan batuk): DMP (dekstromethorfan) 15 mg, diminum 2-3 kali sehari.

Codein 10 mg, diminum 3 kali sehari. Doveri 100 mg, diminum 3 kali sehari. Obat-obat ini

bekerja dengan menekan batuk pada pusat batuk di otak. Karenanya antitusif tidak dian-

jurkan pada kehamilan dan bagi ibu menyusui. Demikian pula pada anak-anak, para ahli

berpendapat bahwa antitusif tidak dianjurkan, terutama pada anak usia 6 tahun ke bawah.

Pada penderita bronkitis akut yang disertai sesak napas, penggunaan antitusif hendaknya

10 | P a g e

Page 11: BROKITIS AKUT

dipertimbangkan dan diperlukan feed back dari penderita. Jika penderita merasa tambah

sesak, maka antitusif dihentikan.

Ekspektorant: adalah obat batuk pengencer dahak agar dahak mudah dikeluarkan

sehingga napas menjadi lega. Ekspektorant yang lazim digunakan diantaranya: GG (glyceryl

guaiacolate), bromhexine, ambroxol, dan lain-lain.

Antipiretik (pereda panas): parasetamol (asetaminofen), dan sejenisnya., digunakan

jika penderita demam.

Bronkodilator (melongarkan napas), diantaranya: salbutamol, terbutalin sulfat, te-

ofilin, aminofilin, dan lain-lain. Obat-obat ini digunakan pada penderita yang disertai sesak

napas atau rasa berat bernapas. Penderita hendaknya memahami bahwa bronkodilator

tidak hanya untuk obat asma, tapi dapat juga digunakan untuk melonggarkan napas pada

bronkitis. Selain itu, penderita hendaknya mengetahui efek samping obat bronkodilator

yang mungkin dialami oleh penderita, yakni: berdebar, lemas, gemetar dan keringat dingin.

Andaikata mengalami efek samping tersebut, maka dosis obat diturunkan menjadi seten-

gahnya. Jika masih berdebar, hendaknya memberitahu dokter agar diberikan obat

bronkodilator jenis lain.

Antibiotika. Hanya digunakan jika dijumpai tanda-tanda infeksi oleh kuman

berdasarkan pemeriksaan dokter.4,5

KOMPLIKASI

Bronkitis kronis

Bronkopneumonia

PPOK

PROGNOSIS

Kemungkinan sembuh bagi penderita bronkitis akut sangat baik jika penderita cepat

berkonsultasi ke dokter, melakukan tindakan konservatif yang disarankan dokter dan

meminum obat yang diberikan dokter.

11 | P a g e

Page 12: BROKITIS AKUT

PENCEGAHAN

Edukasi pasien sangat penting dalam pencegahan dan pengobatan bronkitis akut. Pasien

harus diberitahu untuk mengambil langkah-langkah berikut:

- Hindari merokok dan asap rokok

- Hidup dalam lingkungan yang bersih

- Menerima vaksin influenza tahunan antara Oktober dan Desember

- Menerima vaksin pneumonia setiap 5-10 tahun jika berusia 65 tahun atau lebih atau

dengan penyakit kronis

- Cuci tangan sesering mungkin dan kurangi kebiasaan menggosok hidung atau mata den-

gan tangan.

- Gunakan masker saat berada disekitar orang yang menderita flu.

12 | P a g e

Page 13: BROKITIS AKUT

PENUTUP

KESIMPULAN

Bronkitis akut adalah peradangan akut pada bronkus dan cabang-cabangnya, yang

disebabkan sebagian besar oleh virus dan mengakibatkan terjadinya edema dan

pembentukan mukus. Gejala yang paling menonjol adalah batuk dengan atau tanpa sputum,

berlangsung tidak lebih dari 2 minggu. Untuk menegakkan diagnosis dari penyakit ini harus

disingkirkan kemungkinan adanya penyakit pernapasan lainnya seperti pneumonia, common

cold, asma akut, eksaserbasi akut bronkitis kronik dan PPOK.

Pada penatalaksanaan bronkitis akut, antibiotik diperbolehkan bila dicurigai

penyebabnya adalah bakteri. Pemberian bronkodilator diperbolehkan bila gejala batuk

berbarengan dengan asma. Pemberian agen mukolitik tidak direkomendasikan dan

pemberian antitusif dengan Dekstrometorphan Hbr terbukti dapat menekan gejala batuk.

13 | P a g e

Page 14: BROKITIS AKUT

DAFTAR PUSTAKA

1. Sudoyo Aru, Setiyohadi Bambang, Alwi Idrus, Simadibrata Marcellus, Setiati Siti. Buku

ajar ilmu penyakit dalam. Edisi 5. Jilid I. Jakarta: EGC; 2007.

2. Bickley S. Lynn. Buku saku pemeriksaan fisik dan riwayat kesehatan bates. Edisi 5.

Jakarta: EGC; 2008. Hal 15.

3. Danusantoso H. Buku Saku Ilmu Penyakit Paru. Jakarta : Hipokrates, 2000.hlm.70-73.

4. Mansjoer Arif, Triyanti Kuspuji, Savitri Rkhmi, Wardhani Ika Wahyu, Seiowulan Wiiwiek.

Kapita selekta kedokteran. Edisi 3. Jilid 1. Jakarta: Media Aesculapius FK UI; 2007. Hal

472-476, 480-483.

5. Halim-Mubin A. Panduan praktis ilmu penyakit dalam: diagnosis dan terapi. Jakarta: EGC;

2001. Hal 201, 203.

14 | P a g e