Brain Death

8
MATI BATANG OTAK 1. PENGERTIAN Mati batang otak adalah hilangnya seluruh fungsi otak termasuk batang otak secara permanen. Penyebab : Dewasa : Tersering cedera kepala, perdarahan subarachnoid,hypoksia-ischemia otak dan pulminan hepatitis. Anak : Trauma yang diikuti oleh aspysia. 2. Diagnosis Untuk menginformasikan keadaan mati batang otak harus dinilai paling sedikit 2 kali dengan interval minimal 6 jam oleh 3 dokter. Dibagi dalam 4 tahap : I. Pra kondisi yang diperlukan untuk pemeriksaan mati otak a. Bukti yang nyata kerusakan otak dan menyebabkan kerusakan irreversible (bukti klinis atau neuro imaging). b. Kriteria yang tidak menunjang (gangguan keseimbangan elektrolit, asam basa, endokrin, shock sirkulasi) kadar gula darah antara 60-400 mg/dl. Tekanan darah >90/40 mmhg

description

brain death

Transcript of Brain Death

MATI BATANG OTAK

1. PENGERTIANMati batang otak adalah hilangnya seluruh fungsi otak termasuk batang otak secara permanen.Penyebab: Dewasa: Tersering cedera kepala, perdarahan subarachnoid,hypoksia-ischemia otak dan pulminan hepatitis.Anak: Trauma yang diikuti oleh aspysia.

2. DiagnosisUntuk menginformasikan keadaan mati batang otak harus dinilai paling sedikit 2 kali dengan interval minimal 6 jam oleh 3 dokter.Dibagi dalam 4 tahap :I. Pra kondisi yang diperlukan untuk pemeriksaan mati otaka. Bukti yang nyata kerusakan otak dan menyebabkan kerusakan irreversible (bukti klinis atau neuro imaging).b. Kriteria yang tidak menunjang (gangguan keseimbangan elektrolit, asam basa, endokrin, shock sirkulasi) kadar gula darah antara 60-400 mg/dl. Tekanan darah >90/40 mmhgc. Tidak ada intoleransi obat atau racun (pastikan pasien tidak dapat mendapat sedative, anastetic dan pelumpuh otot atau obat-obatan tersebut sudah di metabolisme. d. Suhu core > 32C. II. Evaluasi Ketidak sadarana. Tidak ada respon motorik terhadap rangsangan nyeri tekan di dasar kulit, diseluruh extermitas atau nyeri tekan di core (supra orbita, clavicula atau sternum)b. Tidak ada respon autonomic terhadap rangsangan nyeri (monitor perubahan denyut jantung)c. Catat gerakan-gerakan spontan extermitas adalah berasal dari spinaldan tetap ada pada brain death.d. Catat flekson dan extenson adalah reflek batang otak oleh karenatidak ada pada brain death.e. Catat reflek tendon dalam dan triple fleksi adalah spinal reflek dantetap ada pada brain death. III. Evaluasi Reflek-reflek Batang Otaka. Pupil Tidak ada respon konstriksi terhadap cahaya terang. Ukuran pupil 4mm (midposition) sampai 9mm (dilated).b. Pergerakan bola mata Tidak ada reflek okulocephalie (test dikerjakan jika tidak ada fraktur cervical). Pertahankan mata terbuka dan perlahan gerakan ke kiri kanan serta atas bawah. Tidak ada reflek jika tidak ada gerakan. Tidak ada reflek vestibule-ocular.Pastikan liang telinga tidak tersumbat dan membrane tympani baik. Irigasi liang telinga dengan air es 50 cc perhatikan bola mataselama 1 menit setelah irigasi.Tunggu 5 menit untuk melakukan test telinga satunya.Tidak ada reflek jika tidak ada deviasi kedua bola mata. c. Respon pergerakan dan rasa diwajah. Tidak ada reflek kornea pada swab atau tetes nacl steril. Tidak menyeringai pada penekanan diantara supraorbita,sendi temporomandibula dan reflek dasar kuku.d. Reflek tracheal dan pharing (reflek batuk dan gag) Tidak ada respon pada proses penghisapan dengan kateter dan rangsang karina. Tidak ada respon teradap stimulasi blade laryngoscope pada pharing posterior.

IV. Test ApneaTujuannya adalah mengetahui ketidak mampuan batang otak untuk merangsang pernapasan pada peningkatan kadar CO2.a. Prakondisi yang diperlukan untuk test apnea. Temperatur pusat (core) 36,5C Tekanan darah systolic 90mmhg (boleh memberikan cairan dan vasopressor untuk mencapainya) Euvolume (alternative: keseimbangan cairan positif dalam 6 jam terakhir) PaCO2 normal (alternative: PaCO2 40 mmhg) PaO2 normal (alternative: Pre oxigenisasi untuk mendapat PaO2 200mmhg).b. Langkah test apnea. Pasang arteriline periksa AGD untuk menjamin PaCO2 35-45 mmhg atau mendapat data dasar pada pasien dengan kronik retensi. Lepas dari ventilator Beri O2 6 liter/menit dengan kateter masuk setinggi karina. Observasi pergerakan napas (abdominal dan dada). Monitor aktifitas jantung dan pulse oximetri untuk mengetahui ketidak stabilan jantung dan hypoxia, vasopressor boleh ditinggikan untuk mempertahankan tekanan darah yang adekuat. Jika hemodinamik stabil ambil AGD tiap 5-7 menit sampai peningkatan PaCO2 > 20mmhg dari data awal. Jika hemodinamik tidak stabil (aritmia,hipotensi atau penurunan bermakna saturasi oksigen) sambungkan ke ventilator.c. Test apneu menunjukan mati otak jika tidak ada usaha nafas pada PaCO2 60 mmHg atau PaCO2 meningkat 20 mmHg dari nilai dasar. Beberapa kondisi yang mempengaruhi diagnose klinis mati otak seperti trauma kepala berat,abnormal pupil sebelumnya,keracunan sedasi (barbiturate, aminoglikosid, antidepresan tricyclit, antikholinergik, antiepilepsi, khemoterapi atau pelumpuh otot, sleep apneu, penyakit paru kronis perlu dilakukan test konfirmasi seperti EEG, (Radio nuclide cerebral blood flow, fourvessel cerebral angiography, transcranial Doppler, sonography, SSEPs).

FORMULIR CEK LIST MATI BATANG OTAKIdentitas PasienNama: Tanggal Masuk:Umur: Diagnosa:Alamat: Tanggal Pemeriksaan : (ke 1/2)

Pemeriksaan Mati Batang Otak Ada TidakI . Prakondisi yang dibutuhkana. Penyebab kerusakan permanen (kualitas atau imaging)b. Kriteria Eksklusif( Gangguan elektrolit,asam basa,endokrin,shock) GDS 60-400 mmhg TD Systolik > 90/40 mmhg c. Intoksikasi obat/racun d. Suhu sentral (core ) > 32C II. Evaluasi Ketidak sadaran (coma)a. Respon motorik terhadap nyeri (extermitas & core)b. Respon Autonomik terhadap nyeri c. Gerakan flexion dan extension terhadap nyeri

III. Evaluasi Reflek-reflek batang otaka. Reflek pupil 1. Pergerakan bola mata 2. Reflek okulocephalika (DEM) 3. Reflek vestibule ocular b. Respon rasa dan pergerakan wajah1. Reflek kornea 2. Menyeringai pada perubahan antara orbita temporo mandibula dan dasar kukuc. Reflek trachea dan pharing IV. Test Apnea a. Prakondisi yang diperlukan1. Temperatur pusat (core) 36,5C 2. Tekanan Systole 90mmhg 3. Euvolume/positip balance 6 jam terakhir 4. PaCO2 normal/ PaCO2 40mmhg 5. PaO2 normal/ Preoksigenisasi agar PaO2 > 200mmhgb. Langkah Test Apnea1. Pasang arteri line,AGD tiap 5-7 menit (Peningkatan PCO2 > 20 mmhg) 2. Lepas ventilator dan beri O2 6 liter/menit c. Usaha napas pada PaCO2 60mmhg atau ke naikan PaCO2 20mmhg