bo fix

14
TUGAS PRAKTIKUM BIOLOGI ORAL I Topik : Isolasi Bakteri Penyebab Karies dan Uji Kepekaan Karies Grup : A Tgl. Praktikum : 14 Mei 2013 Pembimbing : Markus Budi Rahardjo, drg.Mkes Dr. Rini Devijanti R., drg., M. Kes Oleh : Imraatul Fitriyah Arif 021111002 Nadia Liliani Soetjipto 021111003 Like Aprillia 021111018 Prevy Anirtha Savitri 021111019 Ririh Setyo Khrisnanthi 021111022 Niken Probowati 021111023 Adrian Yudhistira Firdauzi 021111024 Iklima Rizkia Bahfie 021111025 Annisa Fardhani 021111026 Adzhani Putri Sabila 021111028

Transcript of bo fix

Page 1: bo fix

TUGAS PRAKTIKUM BIOLOGI ORAL I

Topik : Isolasi Bakteri Penyebab Karies dan Uji

Kepekaan Karies

Grup : A

Tgl. Praktikum : 14 Mei 2013

Pembimbing : Markus Budi Rahardjo, drg.Mkes

Dr. Rini Devijanti R., drg., M. Kes

Oleh :

Imraatul Fitriyah Arif 021111002

Nadia Liliani Soetjipto 021111003

Like Aprillia 021111018

Prevy Anirtha Savitri 021111019

Ririh Setyo Khrisnanthi 021111022

Niken Probowati 021111023

Adrian Yudhistira Firdauzi 021111024

Iklima Rizkia Bahfie 021111025

Annisa Fardhani 021111026

Adzhani Putri Sabila 021111028

Haninda Iffatuz Zahrah 021111031

Evania Valensia 021111041

DEPARTEMEN BIOLOGI ORAL

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI - UNAIR

Semester Genap 2012/2013

Page 2: bo fix

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI ORAL I

a. Judul : Isolasi Bakteri Penyebab Karies dan Tes/Uji

Kepekaan Karies

b. Tujuan :

1. Mengidentifikasi dan mengisolasi bakteri penyebab karies

gigi yaitu S.mutans.

2. Mengetahui cara untuk melakukan tes kepekaan karies gigi

dengan tes Snyder dan tes Cariostat.

c. Alat dan Bahan:

1. Media BHI

2. Media snyder

3. Media cariostat

4. Plak

5. Sampel saliva

6. Micropipette

7. Brender

8. Ose

9. Ekskavator

d. Cara Kerja

Isolasi S.mutans dengan bahan plak

1. Plak diambil dengan ekskavator kemudian dimasukkan

dalam tabung yang berisi media BHI (Brain Heart

Infusion).

2. Dilakukan vibrasi/homogenisasi.

3. Dimasukkan ke dalam inkubator selama 2 jam.

4. Diambil dengan mikropipet 0,3 ml, dimasukkan ke media

BHI 2,7 ml, kemudian ditipiskan sampai 3x

penipisan=10-3.

5. Dari penipisan terakhir diambil 0,1 ml ditanam di media

TYC (Tryptone Yeast Cystine) dengan teknik spreader.

Page 3: bo fix

6. Dimasukkan ke dalam eksikator atau anaerobic jar

selama 2x24 jam.

7. Dikeluarkan kemudian diamati koloninya (identifikasi

mikroskopis).

8. Diambil 1 koloni ditanam di media BHI kemudian

dimasukkan ke dalam inkubator selama 1x24 jam,

kemudian dilakukan pengecatan Gram dan diidentifikasi

secara mikroskopis.

9. Kemudian diidentifikasi secara biokimiawi, yaitu diambil

0,1 ml kultur dimasukkan ke media gula-gula.

Tes Snyder

1. menyediakan media Snyder (Komposisi: Bouillon,

Nutrient Broth 2%, Glukosa 1%, Indikator Broom Cresol

Green 4% hingga volume mencapai 5ml, pH dibuat 5,4).

Untuk media Snyder padat perlu ditambahkan 3% agar.

Apabila media snyder akan digunakan, dicairkan

terlebih dahulu media padat pada suhu ± 50C.

2. Menampung saliva dalam tabung steril ± 1ml.

3. Mengambil saliva sebanyak 0,1 ml dengan eppendorf

pipette lalu dimasukkan dalam media snyder cair.

4. Tabung diinkubasi pada suhu 37C selama 1-3 x 24 jam.

5. Mengamati perubahan warna yang terjadi setelah

inkubasi selama 24 jam, 48 jam, dan 72 jam.

6. Mencocokkan perubahan warna yang terjadi dengan

color guide.

7. Menentukan kepekaan/aktivitas karies yang terjadi.

Tes Cariostat

1. Menyediakan media Cariostat (Komposisi: sukrosa 2%,

tryptose, sodium azide dengan indicator Broom Cresol

Green (BCG) dan Broom Cresol Purple (BCP).

Page 4: bo fix

2. Menampung saliva dalam tabung steril ± 1ml.

3. Mengambil saliva sebanyak 0,1 ml dengan eppendorf

pipette lalu dimasukkan dalam media Cariostat.

4. Tabung diinkubasi pada suhu 37C selama 2 x 24 jam.

5. Mengamati perubahan warna yang terjadi setelah

inkubasi lalu mencocokkan perubahan warna yang

terjadi dengan color guide.

e. Hasil Praktikum

Hasil Perubahan

Warna

Aktivitas

Karies

pH

Tes Snyder

Hijau

(setelah 48

jam)

Sedang

(moderate

caries

activity)

4.2

Tes Cariostat

Hijau Kekuning Aktiv 4.0 ±

0.3

Page 5: bo fix

f. Tinjauan Pustaka

Streptococcus Mutans

Streptococcus merupakan bakteri yang paling banyak terdapat pada karies

gigi dan diberi nama Streptococcus mutans karena morfologinya yang sangat

bervariasi. Karakteristik sel Streptococcus mutans adalah berbentuk bulat sampai

lonjong dengan diameter 0,6 – 1,0 µm, non-motil, Gram-positif, katalase-negatif,

tidak berspora, membentuk rantai berpasangan, fakultatif anaerob, tumbuh

optimum pada suhu 37oC dengan pH antara 7,4- 7,6. Morfologi koloni berwarna

opak, berdiameter 0,5 – 1,0 mm, permukaannya kasar (hanya 7% yang licin dan

bersifat mukoid). Streptococcus mutans adalah jenis bakteri yang termasuk

golongan Streptococcus hemoliticus tipe alpha yang secara normal dapat

ditemukan dalam rongga mulut dan saluran napas bagian atas.

Secara taksonomi, Streptococcus mutans diklasifikasikan sebagai berikut:

Kingdom : Bacteria

Phylum : Firmicutes

Class : Bacili

Ordo : Lactobacillales

Family : Streptococcaceae

Genus : Streptococcus

Species : Streptococcus mutans

Secara umum, Streptococcus mutans dikenal karena kemampuannya

untuk:

1. Mensintesis polisakarida ekstra seluler dari sukrosa

2. Mengalami agregrasi sel ke sel ketika bercampur dengan sukrosa

atau dekstran

3. Dapat berkembang dalam lingkungan yang mengandung antibiotic

sulfadimetin dan bacitracin

4. Memfermentasikan manitol dan atau sorbitol

Secara khusus, Streptococcus mutans mempunyai sifat dapat bertahan

hidup dalam lingkungan yang bersifat asam (asidurik) serta dapat menghasilkan

asam (asidogenik). Bakteri ini juga memanfaatkan enzim dekstransukrase, untuk

Page 6: bo fix

mengubah sukrosa menjadi dekstran (polisakarida perekat ekstraseluler / pelikel)

dengan reaksi sebagai berikut:

N sukrosa (glukosa) n + fruktosa

Melalui pelikel inilah bakteri bersama dekstran melekat erat pada enamel

gigi, kemudian akan membuat kolonisasi awal dan membentuk lapisan dasar

untuk formasi dari kompleks biofilm, yang dikenal sebagai plak gigi. Hal ini

merupakan tahap dari pembentukan rongga atau lubang pada gigi.

Sukrosa adalah satu-satunya jenis gula yang dapat dimanfaatkan oleh

Streptococcus mutans untuk membentuk pelikel. Sebaliknya banyak jenis gula,

seperti glukosa, fruktosa, laktosa, dan sukrosa dapat dicerna oleh Streptococcus

mutans untuk menghasilkan asam laktat sebagai produk akhir. Asam laktat ini

menciptakan kadar keasaman yang ekstra untuk menurunkan pH yang sejumlah

tertentu menghancurkan zat kapur fosfat di dalam email gigi mendorong kearah

pembentukan suatu rongga atau lubang. Kombinasi dari kedua hal ini, dapat

mengarah ke pembentukan karies gigi.

Lactobacillus

Lactobacillus adalah genus bakteri gram-positif, anaerobic fakultatif atau

mikro aerofilik. Genus bakteri ini membentuk sebagian besar dari kelompok

bakteri asam laktat, dinamakan demikian karena kebanyakan anggotanya dapat

mengubah laktosa dan gula lainnya menjadi asam laktat. Kebanyakan dari bakteri

ini umum dan tidak berbahaya bagi kesehatan. Dalam manusia, bakteri ini dapat

ditemukan di dalam vagina dan sistem pencernaan, dimana mereka bersimbiosis

dan merupakan sebagian kecil dari flora usus. Produksi asam laktatnya membuat

lingkungannya bersifat asam dan mengganggu pertumbuhan beberapa bakteri

merugikan. Beberapa anggota genus ini telah memiliki genom sendiri (Abedon,

2006).

Genus Lactobacillus untuk saat ini terdiri atas lebih dari 125 spesies dan

mencakup jenis organisme yang luas. Genus ini polifiletik dengan genus

Pediococcus membagi kelompok L. casei, dan spesies L. acidophilus, L.

salivarius, dan L. reuteri menjadi perwakilan dari tiga subclade yang berbeda.

Genus Paralactobacillus termasuk di dalam kelompok L. salivarius. Akhir-akhir

Page 7: bo fix

ini, P. dextrinicus, yang merupakan spesies Pediococcus, telah diklasifikasi ulang

sebagai spesies Lactobacillus (IJSEM, Paper in Press).

Beberapa spesies Lactobacillus sering digunakan untuk industry

pembuatan yoghurt, keju, sauer kraut, acar, bir, anggur (minuman), cuka, kimchi,

cokelat, terasi dan makanan hasil fermentasi lainnya, termasuk juga pakan hewan,

seperti silase. Ada pula roti adonan asam, dibuat dengan "kultur awal", yang

merupakan kultur simbiotik antara ragi dengan bakteri asam laktat yang

berkembang di media pertumbuhan air dan tepung. Lactobacillus, terutama L.

casei dan L. brevis, adalah dua dari sekian banyak organisme yang membusukkan

bir. Cara kerja spesies ini adalah dengan menurunkan pH bahan fermentasinya

dengan membentuk asam laktat (Triana et al, 2006).

Beberapa Lactobacillus spp. Dan bakteri asam laktat lainnya mungkin

memiliki potensi untuk pengobatan dan terapi, termasuk pereda rasa nyeri, anti-

kanker, dan kemampuan lainnya. Pengaturan asupan makanan membantu tubuh

bertahan dari risiko jenis makanan tertentu dan menekan kejadian tumor kolonik,

volum dan kemampuan membelah yang dirangsang berbagai zat karsinogen.

Pemberian beberapa jenis bakteri secara oral dapat efektif menurunkan formasi

ikatan ADN, memperbaiki kerusakan ADN dan mencegah lesi yang putative

preneoplastik, seperti abberant crypt foci yang dirangsang zat kimia karsinogen di

sistem pencernaan. Laporan juga menunjukkan beberapa kultur yang diberikan

pada hewan menghambat tumor hati, usus besar, anus, dan kelenjar susu,

menekankan potensi efek sistemis dari probiotik dengan aktivitas anti-neoplastik

(Tasil et al, 2006).

Lactobacillus juga digunakan untuk mengembalikan keseimbangan

fisiologis tertentu seperti ekosistem vagina (Ginoflora). Peran mereka adalah

secara fisis melindungi epitelium vagina dengan membangun lapisan tebal yang

memisahkan epithelium dengan patogen, secara fisiologis menjaga keseimbangan

ekosistem vagina dengan mempertahankan pH pada 4,5 dan membentuk hydrogen

peroksida yang melawan patogen.

Walaupun dianggap menguntungkan, beberapa spesies Lactobacillus telah

diasosiasikan dengan karies gigi. Jumlah Lactobacillus pada air ludah telah

digunakan sebagai acuan dalam "tes karies" selama bertahun-tahun. Ini adalah

Page 8: bo fix

satu dari banyak argumen yang digunakan untuk mendukung penambahan

fluorida (F-) pada pasta gigi dan permen pelega tenggorokan. (Triana et al, 2006)

Banyak Lactobacillus yang bekerja secara metabolism homofermentatif

(hanya membentuk asam laktat dari gula, bandingkan dengan Lactobacillus

heterofermentatif yang dapat membentuk alcohol atau asam laktat dari gula) dan

juga aerotoleran, walaupun tak memiliki sama sekali rantai pernapasan. Banyak

Lactobacillus tidak memerlukan besi untuk pertumbuhan dan memiliki toleransi

hydrogen peroksida yang sangat tinggi.

Dilihat dari metabolismenya, spesies Lactobacillus dapat dibagi menjadi

tiga kelompok:

1. Homofermentatif obligat (Kelompok I), yaitu :L. acidophilus, L.

delbrueckii, L. helveticus, L. salivarius.

2. Heterofermentatif fakultatif (Kelompok II), yaitu :L. casei, L. curvatus, L.

plantarum, L. sakei.

3. Heterofermentatif obligat (Kelompok III), yaitu :L. brevis, L. buchneri, L.

fermentum, L. reuteri.

g. Pembahasan

Streptococus mutans mengandung serotip a-h ( >> c, e,

f ). Imunisasi dengan serotip spesifik Streptococcus mutans

dapat menurunkan insiden terjadinya karies. Streptococus

mutans mampu untuk mencapai pH kritis dan menyebabkan

demineralisasi enamel dengan cepat dibanding bakteri plak.

Jumlah Streptococcus mutans didalam saliva dan plak gigi

berhubungan dengan prevalensi dan timbulnya karies.

Streptococcus mutans banyak terdapat pada permukaan gigi

sebelum terjadinya

Karies dengan produksi polisakarida extraseluler yang berasal

dari sukrosa

Faktor virulensi : Adheren pada gigi, sintesis glukan,

polysakarida extraseluler, asidogenik, asidurik

Page 9: bo fix

Lactobacillus merupakan flora normal dari membran

mukosa. Fermentasi lactosa dan fruktosa. Lactobacillus lebih

banyak terlibat pada pergerakan pada lesi enamel yang dalam

daripada permukaan. Lactobacilus adalah organisme pelopor

dalam mempercepat proses karies terutama pada dentin.

Merupakan salah satu agent penyebab karies karena terdapat

dalam jumlah banyak pada lesi karies enamel dan terlihat dalam

prevalensi yang tinggi pada karies akar. Memiliki hubungan

positive antara jumlah lactobacilly dalam plak ,saliva dan

aktivitas karies. Mampu tumbuh pada pH rendah ( pH < 5 ) dan

memproduksi asam laktat. Mampu mensintesis extraseluler dan

intraseluler polisakrida dari sukrosa.

Tes kepekaan karies menggunakan tes snyder dengan

prinsip menghitung jumlah asam yang dihasilkan oleh bakteri

Streptococcus. Warna sediaan awal berwarna biru, jika memiliki

aktivitas karies yang tinggi sediaan akan berubah warna menjadi

kuning. Sementara hasil sampel pada percobaan kelompok kami

menunjukkan perubahan warna sediaan menjadi hijau dengan PH

4.7- 4.2. Sementara dengan tes kepekaan karies dengan uji

kariostat menunjukkan perubahan warna menjadi hijau

kekuningan yang berarti aktivitas karie aktiv.

h. Kesimpulan

Streptococus mutans mampu untuk mencapai pH kritis dan

menyebabkan demineralisasi enamel dengan cepat dibanding

bakteri plak. Jumlah Streptococcus mutans didalam saliva dan

plak gigi berhubungan dengan prevalensi dan timbulnya karies.

Lactobacillus lebih banyak terlibat pada pergerakan pada lesi

enamel yang dalam daripada permukaan. Lactobacilus adalah

organisme pelopor dalam mempercepat proses karies terutama

pada dentin. Merupakan salah satu agent penyebab karies

karena terdapat dalam jumlah banyak pada lesi karies. Tes

Page 10: bo fix

kepekaan karies menggunakan tes snyder dengan prinsip

menghitung jumlah asam yang dihasilkan oleh bakteri

Streptococcus. Warna sediaan awal berwarna biru, jika memiliki

aktivitas karies yang tinggi sediaan akan berubah warna menjadi

kuning.

DAFTAR PUSTAKA

1. Abedon, St. 2006. Non Nutrient Factor Growth In Lactobacilli.

Diaksesdarihttp://Mansfield.Osu.Edupadatanggal 31 Mei 2013.

2. Nugraha, Ari Widya. 2007. Streptococcus mutanssiPlakDimana-mana,

FakultasFarmasi USD Yogyakarta. 2-3.

3. Sofia D. Forssten ,MarikaBjörklund and Arthur C. Ouwehand. 2010.

Streptococcus mutans, Caries and Simulation Models. 2, 290-298.

4. Tasli L , Mat C, De Simone C, Yazici H., Lactobacilli Lozenges In The

Management Of Oral Ulcers Of Behçet's Syndrome.

ClinExpRheumatol. 2006 Volume 5 No 42 Halaman 83-86.

5. Triana, Evi,Yulianto,Eko. Nurhidayat, Novik. 2006.

UjiViabilitasLactobacillus Sp. Mar 8 Terenkapsulasi. JurnalBiodiversitas

Volume 7, Nomor 2 April 2006 Halaman: 114-117.