Blok 9

44
Struktur Organ dan Mekanisme Kerja Sistem Pencernaan Manusia Pendahuluan Sistem digestivus adalah sistem yang mempelajari tentang proses pencernaan zat-zat makanan yang terjadi di dalam tubuh manusia. Pada dasarnya sistem pencernaan makanan dalam tubuh manusia dibagi menjadi 3 bagian, yaitu proses penghancuran makanan yang terjadi dalam mulut hingga lambung. Selanjutnya adalah proses penyerapan sari-sari makanan yang terjadi di dalam usus. Kemudian proses pengeluaran sisa-sisa makanan melalui anus. Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rectum dan anus. Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran pencernaan, yaitu pancreas, hati dan kandung empedu. Semua organ tersebut menghasilkan enzim- enzim yang berguna untuk menguraikan makanan dari molekul kompleks menjadi sederhana yang dapat digunakan oleh setiap sel untuk aktivitas tubuh manusia. 1 Pembahasan Struktur Makroskopis Saluran Pencernaan Cavum Oris Rongga mulut atau cavum oris adalah jalan masuk menuju sistem pencernaan dan berisi organ aksesori yang berfungsi dalam proses awal pencernaan (lihat gambar 1). Vestibulum adalah ruang sempit di antara permukaan dalam bibir dan pipi dan aspek luar gusi dan geligi. Sedangkan, rongga oral utama 1

description

makalah

Transcript of Blok 9

Struktur Organ dan Mekanisme Kerja Sistem Pencernaan Manusia

Pendahuluan

Sistem digestivus adalah sistem yang mempelajari tentang proses pencernaan zat-zat

makanan yang terjadi di dalam tubuh manusia. Pada dasarnya sistem pencernaan makanan

dalam tubuh manusia dibagi menjadi 3 bagian, yaitu proses penghancuran makanan yang

terjadi dalam mulut hingga lambung. Selanjutnya adalah proses penyerapan sari-sari

makanan yang terjadi di dalam usus. Kemudian proses pengeluaran sisa-sisa makanan

melalui anus. Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan, kerongkongan, lambung,

usus halus, usus besar, rectum dan anus. Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ yang

terletak diluar saluran pencernaan, yaitu pancreas, hati dan kandung empedu. Semua organ

tersebut menghasilkan enzim-enzim yang berguna untuk menguraikan makanan dari molekul

kompleks menjadi sederhana yang dapat digunakan oleh setiap sel untuk aktivitas tubuh

manusia.1

Pembahasan

Struktur Makroskopis Saluran Pencernaan

Cavum Oris

Rongga mulut atau cavum oris adalah jalan masuk menuju sistem pencernaan dan berisi

organ aksesori yang berfungsi dalam proses awal pencernaan (lihat gambar 1). Vestibulum

adalah ruang sempit di antara permukaan dalam bibir dan pipi dan aspek luar gusi dan geligi.

Sedangkan, rongga oral utama atau cavum oris propium dibatasi gigi dan gusi di bagian

depan, palatum molle dan palatum durum di bagian atas, lidah di bagian bawah, dan

orofaring serta dua lipat palatoglossus dari selaput mukosa sisi mulut dan sisi faring di bagian

belakang.2-4

Sebagian besar rongga mulut ditempati lidah. Lidah terdiri dari otot serat lintang dan

dilapisi oleh selaput lendir, kerja otot lidah ini dapat digerakkan ke seluruh arah. Otot lidah

terbagi menjadi otot intrinsik dan ekstrinsik lidah. Otot intrinsik lidah mengubah bentuk

lidah, sedangkan otot ekstrinsik lidah berfungsi menggerak-gerakkan lidah. Atap rongga

mulut terdiri atas palatum durum dan palatum mole. Pada palatum durum membran mukosa

melekat pada jaringan tulang. Bagian pusat palatum mole adalah otot rangka dengan banyak

kelenjar mukosa dan submukosa. Uvula palatina adalah sebuah tonjolan berbentuk kerucut

kecil yang menjulur ke bawah dari bagian tengah batas bawah palatum mole. Bagian

1

pusatnya adalah otot dan jaringan ikat areolar yang ditutupi oleh mukosa mulut biasa.

Kelenjar ludah terdiri atas tiga pasang. Kelenjar parotis merupakan kelenjar terbesar

bermuara di pipi sebelah dalam berhadapan dengan geraham kedua. Kelenjar parotis,

letaknya di bawah depan telinga di antara processus mastoid kiri dan kanan os mandibular,

duktusnya bernama duktus Stensoni. Kelenjar submandibularis / submaksilaris, terletak di

bawah rahang bawah, (dibawah rongga mulut bagian belakang, duktusnya bernama duktus

Whartoni). Kelenjar sublingualis, terletak di bawah lidah (di bawah selaput lendir dasar

rongga mulut, bermuara di dasar rongga mulut).2-4

Gambar 1. Cavum Oris 5

Faring

Faring adalah organ yang menghubungkan rongga mulut dengan kerongkongan,

panjangnya kurang lebih 12 cm. Letaknya terbentang tegak lurus antara basis cranii ke

bawah setinggi cartilago cricoidea atau setinggi vertebra cervicalis 6 (lihat gambar 2).

Faring dibentuk oleh jaringan yang kuat dan jaringan otot melingkar. Organ yang

terpenting di dalam faring adalah tonsil yaitu kumpulan kelenjar limfe yang banyak

mengandung limfosit untuk mempertahankan tubuh terhadap infeksi, menyaring, dan

mematikan bakteri/mikroorganisme yang masuk melalui jalan pencernaan dan

pernapasan. Dibedakan tiga daerah pada rongga ini yaitu nasofaring, orofaring, dan

laringofaring. Mukosa faring tidak memiliki muskularis mukosa dan di dalam lamina

propria terdapat lapisan fibrosa padat tebal kaya serat elastin yang duduk di atas otot

faringeal di bawahnya, yang terdiri atas serat-serat longitudinal dalam dan obliq luar atau

longitudinal bergaris melintang. Faring berlanjut ke esofagus untuk pencernaan

makanan.2,3

2

Gambar 2 . Faring

6

Esofagus

Esofagus (kerongkongan) merupakan saluran pencernaan setelah mulut dan faring,

panjangnya kira-kira 25 cm dengan posisi mulai dari tengah leher sampai ujung bawah

rongga dada di belakang trakea. Terletak mulai dari setinggi C6 hingga T10-11. Pada

bagian dalam di belakang jantung menembus diafragma sampai ke rongga dada dan ke

fundus lambung melewati persimpangan sebelah kiri diafragma. Esofagus merupakan

saluran sempit berbentuk pipa yang menghubungkan faring dengan lambung (gaster). Pada

peralihan esofagus ke lambung terdapat sfingter kardiak yang dibentuk oleh lapisan otot

sirkuler esofagus. Dalam submukosa esofagus terdapat kelompokan kelenjar penghasil

mukus kecil, yaitu kelenjar esofageal. Pada ujung distal esofagus, lapisan ototnya terdiri atas

serat otot polos, pada bagian tengah terdapat campuran serat otot bergaris (rangka) dan serat

otot polos, pada ujung proksimal terdapat serat otot rangka. Hanya bagian esofagus dalam

rongga peritoneum yang ditutupi oleh serosa. Sisanya ditutupi lapisan jaringan ikat longgar

yang disebut adventisia.2,4,7

Gaster

Gaster atau lambung merupakan kantong besar yang terletak di bawah rusuk terakhir

sebelah kiri. Lambung tediri beberapa bagian, yaitu kardiak (berdekatan dengan hati), fundus,

corpus (tengah), dan pilorus (berhubungan langsung dengan usus halus). Pada pertemuan

antara kardiak dengan esofagus terdapat katup sfingter kardiak. Fundus ventrikuli

merupakan bagian yang menonjol ke atas, terletak di sebelah kiri jantung, biasanya berisi

gas. Korpus ventrikuli merupakan suatu lekukan padat yang merupakan bagian utama dari

3

lambung. Antrum piloricum merupakan bagian lambung yang berbentuk tabung dan

mempunyai otot yang tebal membentuk sfingter pilorus. Antrum piloricum adalah muara

bagian distal yang berlanjut ke duodenum. Selain ketiga bagian tersebut, lambung juga

memiliki 2 incisura. Incisura kardiaka terdapat di curvatura mayor dan incisura angularis

terdapat di curvatura minor. Pada tunika mukosa dari gaster juga terdapat plika gastrika.

Plika gastrika ini akan membentuk magenstrase Waldeyer pada bagian kurvatura minor

(lihat gambar 3).2,3,5

Gambar 3.Gaster

6

Intestinum Tenue

Usus halus panjangnya sekitar 6 m dan terdiri dari duodenum, jejunum, dan ileum.

Area permukaan dalam yang luas di sepanjang usus halus membantu absorpsi produk-

produk pencernaan. Usus halus menggantung dari dinding posterior abdomen ditahan oleh

mesenterium yang mengandung pembuluh darah mesenterika superior, pembuluh limfe,

dan saraf otonom.3,5

Duodenum, dengan panjang sekitar 25 cm, terikat erat pada dinding dorsal abdomen,

dan sebagian besar terletak retroperitoneal. Jalannya berbentuk huruf C atau seperti tapal

kuda, mengitari kepala pankreas dan ujung distalnya menyatu dengan jejunum, yang

terikat pada dinding dorsal rongga melalui mesenterium. Duodenum terbagi menjadi 4

bagian. Pars superior terletak pada bidang transpilorik yang bermula dari pilorus hingga

fleksura duodenale superior. Kedua adalah pars descendens yang bermula dari fleksura

duodenale superior hingga fleksura duodenale inferior. Ketiga adalah pars inferior yang

bermula dari fleksura duodenale inferior hingga bagian yang akan naik ke atas. Dan

terakhir adalah pars ascendens yang bermula dari bagian yang naik hingga fleksura

duodenojejunalis (lihat gambar 4). Di fleksura ini terdapat ligamentum yang

menghubungkan duodenum dan esofagus yang disebut sebagai ligamentum suspensorium

4

Treitz. Duodenum diperdarahi oleh a. gastroduodenalis serta a. pancreaticoduodenalis

superior dan inferior.3,5

Selain duodenum, 2/5 proksimal usus halus merupakan jejunum, sedangkan 3/5

distal sisanya merupakan ileum. Lingkaran-lingkaran jejunum cenderung mengisi regio

umbilikalis sedangkan ileum mengisi bagian bawah abdomen dan pelvis. Dinding usus

halus yang panjangnya 5-6 m itu terdiri atas empat lapis konsentris: mukosa, submukosa,

muskularis, dan serosa. Efisiensi fungsi penyerapan usus halus ditingkatkan oleh sejumlah

perubahan yang meningkatkan permukaan total mukosa. Yang paling mencolok di

antaranya adalah plika sirkularis (valvula Kerkringi) yang tampak dengan mata telanjang

sebagai lipatan-lipatan setengah lingkaran sampai dua pertiga bagian lingkaran lumen.

Mereka tidak terdapat pada bagian awal dan paling banyak pada bagian terminal segmen

ini dan bagian pertama jejunum. Sejak dari situ plika ini berangsur berkurang jumlah dan

ukurannya, dan jarang ditemukan setelah pertengahan ileum. Perbedaan yang terdapat di

antara jejunum dan ileum secara makro adalah, lumen dari jejunum yang lebih besar, plika

mukosa jejunum lebih rapat dan tinggi, arkade jejunum hanya satu tingkat, dan vasa recta

jejunum lebih panjang. Secara mikro dapat diamati bahwa jenis nodus limfatikus pada

jejunum adalah solitarii, sedangkan pada ileum terdapat agregat maupun solitarii (lihat

gambar 5).3,5

Gambar 4. Duodenum6 Gambar 5 Perbedaan Jejunum dan Ileum6

Intestinum Crassum Hingga Anus

Usus besar bersambung dengan usus halus di rongga perut bagian kanan bawah. Usus

besar dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu sekum, kolon, dan rektum. Sekum merupakan

pembatas antara ileum dengan kolon. Seluruhnya ditutupi oleh peritoneum, mudah bergerak

walaupun tidak mempunyai mesentrium dan dapat diraba melalui dinding abdomen pada

5

orang yang masih hidup. Usus besar berbentuk tabung muskular berongga dengan panjang

sekitar 1,5 m (5 kaki) yang terbentang dari sekum hingga kanalis ani. Diameter usus besar

lebih besar daripada usus kecil, yaitu sekitar 6,5cm (2,5 inci), tetapi makin dekat anus

diameternya semakin kecil. Kolon dibagi menjadi 4 daerah, yaitu kolon ascendens, kolon

transversum, kolon descendens, dan kolon sigmoideum (lihat gambar 6).2,4,5

Kolon ascendens panjangnya 13 cm, terletak di bawah abdomen sebelah kanan,

membujur ke atas dari ileum ke bawah hati. Di bawah hati melengkung ke kiri, lengkungan

ini disebut fleksura hepatika, dilanjutkan sebagai kolon transversum.2,4,5

Apendiks (usus buntu) merupakan bagian dari usus besar yang mucul seperti corong

dari ujung sekum, mempunyai pintu keluar yang sempit tetapi masih memungkinkan dapat

dilewati oleh beberapa isi usus. Apendiks tergantung menyilang pada linea terminalis masuk

ke dalam rongga pelvis minor, terletak horizontal di belakang sekum. Sebagai suatu organ

pertahanan terhadap infeksi, kadang apendiks bereaksi secara hebat dan hiperaktif yang bisa

menimbulkan perforasi dindingnya ke dalam rongga abdomen.2,4,5

Kolon transversum panjangnya + 38 cm, membujur dari kolon asendens sampai ke

kolon descendens berada di bawah abdomen, sebelah kanan terdapat flexura hepatika dan

sebelah kiri terdapat flexura lienalis.2,4,5

Kolon descendens panjangnya + 25 cm, terletak di bawah abdomen bagian kiri

membujur dari atas ke bawah dari flexura lienalis sampai ke depan ileum kiri, bersambung

dengan kolon sigmoid.2,4,5

Kolon sigmoid merupakan lanjutan dari kolon descendens, terletak miring dalam

rongga pelvis sebelah kiri, bentuknya menyerupai huruf S, ujung bawahnya berhubungan

dengan rektum. Kecuali appendiks, seluruh kolon dan sekum mempunyai struktur yang sama.

Dari luar kolon tampak segmen yang melintang menggelembung yang disebut haustra. Di

samping itu tampak adanya tiga jalur sebagai pita yang memanjang mengikuti sumbu panjang

kolon yang disebut taenia coli. Di antara kolon, yang terletak intraperitoneal ialah sekum

dengan appendiks, kolon transversum dan kolon sigmoideum. Sedangkan yang terletak retro

peritoneal ialah kolon ascendens dan kolon descendens.2,4,5

Perdarahan untuk usus besar adalah sebagai berikut. Arteria mesenterika superior

memperdarahi belahan kanan usus besar (sekum, kolon ascendens, dan 2/3 proksimal kolon

tranversum) dan arteria mesenterika inferior mendarahi usus besar bagian kiri (sepertiga

distal kolon tranversum, kolon descendens, kolon sigmoid, dan bagian proksimal rektum).

Suplai darah tambahan ke rektum berasal dari arteri hemoroidalis media dan inferior yang

dipercabangkan dari arteri iliaka interna dan aorta abdominalis.2,4,5

6

Rektum adalah bagian kaudal dari intestinum crassum. Letaknya mulai setinggi S3

hingga anus. Pada rektum ada fleksura sakralis yang mengikuti kurvatura os sacrum dan

fleksura perinealis yang mengikuti curvatura perineum. Bagian cranial dari rektum disebut

pars ampularis rekti dan bagian kaudalnya disebut pars analis rekti. Pada pars ampularisnya

ada 3 plika transversal. Plika yang tengah merupakan yang paling tebal dan disebut sebagai

plika transversalis Kohlraush. Fungsinya adalah untuk menahan isi rektum. Pada pars analis

juga terdapat plika yang arahnya longitudinal dan disebut sebagai kolumna rektalis Morgagni

(lihat gambar 7).2,4,5

Anus merupakan lubang pada ujung saluran pencernaan. Dari lubang ini, sisa-sisa

makanan yang tidak dicerna dikeluarkan dari dalam tubuh. Proses pengeluaran feses disebut

defekasi. Setelah rektum teregang karena terisi penuh, timbul keinginan untuk defekasi.

Dengan kontraksi otot sfingter ani eksternus, defekasi dapat ditahan tetapi dalam waktu yang

tidak terlalu lama.2,4,5

Gambar 6. Intestinum Crassum6 Gambar 7. Rektum dan Anus6

Glandula digestivus

Hepar merupakan kelenjar aksesoris terbesar dalam tubuh berwarna coklat dengan

berat 1000-1800 gram. Hati terletak dalam rongga perut sebelah kanan atas di bawah

diafragma. Sebagian besar terletak pada regio hypochondrica dextra dengan regio

epigastrica. Hepar teutama mengisi hypochondrium kanan namun lobus kiri mencapai

epigastrium. Pada orang dewasa yang kurus tepi bawah hati mungkin teraba satu jari di

bawah kosta. Permukaan atas yang berkubah berbatasan dengan diafragma dan batas

bawahnya mengikuti kontur margin costa kanan. Secara anatomis hepar terdiri dari lobus

kanan yang besar, dan lobus kiri yang lebih kecil. Keduanya dipisahkan di anterosuperior

oleh ligamentum falciforme dan di posteroinferior oleh fisura untuk ligamentum venosum

dan ligamentum teres (lihat gambar 8). Pada klasifikasi anatomis, lobus kanan terdiri dari

lobus caudatus dan quadratus. Hepar memiliki 3 facies, yaitu facies viseralis,

diafragmatika, dan posterior. Di mana facies posterior merupakan area nuda (area yang

7

tidak tertutup peritoneum).5,6

Gambar 8 . Hepar dan Vesika Fellea

5

Kantung empedu (vesika fellea) adalah kantong berbentuk buah pir yang terletak

pada permukaan viseral diliputi oleh peritoneum kecuali bagian yang melekat pada hati

dan terletak pada permukaan bawah hati di antara lobus dekstra dan kaudatus hati.

Kantung empedu melekat pada permukaan bawah hepar di bidang transpilorik, pada

sambungan lobus kanan dan quadratus (lihat gambar 8). Kantung empedu terdiri dari

fundus, corpus, dan collum.5,6

Pankreas merupakan organ lunak yang berjalan miring dan menyilang dinding

posterior abdomen pada regio epigastrium, terletak di belakang lambung dan terbentang

dari duodenum sampai ke limpa. Pankreas merupakan organ retroperitoneal yang terletak

kira-kira sepanjang bidang transpilorik. Pankreas memiliki caput, collum, corpus, dan

cauda. Pankreas merupakan kelenjar eksokrin dan kelenjar endokrin. Saluran keluar

pankreas duktus pancreaticus majus (Wirsungi) dan duktus pancreaticus minus (Sartorini)

bermuara pada papilla vateri yang terletak pada dinding duodenum bersama duktus

koledokus (lihat gambar 9).2,5,6

Lien atau limpa berukuran kira-kira sebesar kepalan tangan dan terletak tepat di

bawah diafragma kiri memisahkannya dari costa ke 9, 10, dan 11. Kapsula lienalis adalah

struktur fibrosa dengan peritoneum melekat di permukaannya. Ligamentum gastrolienale

dan lienorenale melekatkan limpa ke lambung dan ginjal.6

8

Gambar 9 Pankreas

6

Struktur Mikroskopis Saluran Pencernaan

Struktur mikro sistem pencernaan terdiri dari saluran pencernaan dan struktur-struktur

lain yang berhubungan. Saluran pencernaan tersebut terdiri dari rongga mulut, faring,

esofagus, gaster, intestinum tenue, dan intestinum crassum. Sedangkan struktur-struktur lain

yang berhubungan adalah lidah, gigi, kelenjar liur, pankreas, hati, dan vesika felea.9

Rongga Mulut (Cavum Oris)

Struktur yang termasuk pada bagian cavum oris adalah bibir (labium oris), lidah

(lingua), gigi, dan gusi. Untuk struktur labium oris, dibagi menjadi 3 area (lihat gambar 10).

Area pertama adalah area kutanea. Pada area ini, epitelnya adalah epitel berlapis gepeng

dengan lapisan tanduk. Area ini ditandai dengan adanya folikel rambut, glandula sebasea, dan

glandula sudorifera. Area kedua adalah area merah bibir/intermedia. Area ini juga disebut

sebagai vermillion. Untuk bagian ini, epitelnya adalah epitel berlapis gepeng tanpa lapisan

tanduk dan terdapat ciri khas berupa a. labialis. Epitel pada area intermedia transparan karena

mengandung butir eleidin. Area terakhir pada labium oris adalah area mukosa bibir. Untuk

ciri area ini adalah adanya glandula labialis yang bersifat seromukosa dengan epitel berlapis

gepeng tanpa lapisan tanduk. Di bawah dari tunika submukosa pada area mukosa terdapat m.

orbicularis oris.9

Struktur selanjutnya adalah lingua. Seluruh permukaan dorsal lingua tersusun dari

papil-papil lidah. Epitelnya berlapis gepeng bertanduk maupun tidak bertanduk. Papila lingua

di 2/3 bagian anterior terdiri dari papila filiformis, papila fungiformis, dan papila

sirkumvalata. Pada 1/3 bagian posterior lidah, tidak ada papila lidah, hanya terdapat tonsila

lingua. Papila filiformis merupakan papila terbanyak yang tersebar di seluruh permukaan

dorsal di 2/3 bagian anterior lingua. Papila ini memiliki epitel berlapis gepeng bertanduk,

bentuknya runcing, dan tidak memiliki kuncup pengecap. Papila ini dapat bermodifikasi

menjadi papila kuneiforme. Selanjutnya, papila fungiformis, terletak di antara papila

filiformis. Epitelnya berlapis gepeng dengan sedikit lapisan tanduk, bentuknya lebar di

permukaan, memiliki papila sekunder dan kuncup pengecap. Papila ini juga dapat

bermodifikasi menjadi papila lentiformis. Terakhir, papila sirkumvalata tersusun dalam

sulkus terminalis yang membentuk huruf V. Papila ini letaknya di bawah permukaan lidah

dan dikelilingi oleh dinding epitel lidah. Epitelnya berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk.

Bentuk dari papila ini mirip dengan papila fungiformis, namun terdapat sulkus sirkular di

sekelilingnya. Selain itu, ciri lainnya adalah adanya glandula von Ebner di bagian dasar yang

9

bermuara ke kriptus. Pada manusia, juga terdapat jenis papila yang tidak berkembang dengan

baik yaitu papila foliata. Papila foliata biasa terdapat pada kelinci. Untuk struktur histologis

dari kuncup pengecap, bila dilihat dengna mikroskop cahaya, akan dapat dilihat adanya sel

reseptor dengan intinya yang muda, sel sustentakuler dengan intinya yang gelap, dan sel basal

yang tersebar di daerah basal dan lateral. Sedangkan bila diamati dengan mikroskop elektron,

maka sel-sel ini dapat dibedakan ke dalam tipe I, II, III, IV. Pergantian untuk sel-sel di

kuncup pengecap berlangsung setiap 10 hari.9

Struktur yang ketiga adalah gigi. Gigi terdiri dari email, dentin, dan pulpa. Email

berasal dari ektoderm, yang merupakan bagian terkeras dari tubuh. Email terdiri dari 99%

bahan anorganik terutama kalsium fosfat dalam bentuk kristal apatit dan 1% bahan organik.

Bagian ini kaya enamelin yaitu suatu protein yang kaya prolin dan dibentuk oleh lapisan gigi

yang disebut ameloblas. Lebih dalam dari email, terdapat dentin. Dentin membentuk bagian

terbesar dari gigi dan sudah mengalami mineralisasi. Dentin berasal dari mesoderm dan

dibentuk oleh lapisan odontoblas dari gigi. Zat antarsel yang belum mengalami mineralisasi

membentuk bagian yang disebut sebagai predentin. Bagian yang paling dalam adalah pulpa.

Pulpa berupa jaringan ikat longgar dengan fibroblas, kolagen, substansi dasar, saraf, dan

pembuluh darah (lihat gambar 11). Selain bagian-bagian gigi tersebut, juga terdapat jaringan

penyokong gigi (periodontium). Jaringan penyokong ini terdiri dari sementum, membrana

periodontalis, prosesus alveolaris, dan ginggiva. Gusi atau ginggiva adalah membran mukosa

yang meliputi periosteum tulang alveolar dan melekat pada atas leher gigi. Membran mukosa

dari gusi merupakan epitel berlapis gepeng dengan lapisan tanduk. Sedangkan lamina

proprianya membentuk papil tinggi dan memiliki banyak jala kapiler.9

Gambar 10 Labium Oris

10 Gambar 11 Gigi10

Esofagus

Secara umum, mulai dari esofagus hingga akhir saluran pencernaan, dindingnya terdiri

dari 4 lapisan. Lapisan pertama adalah tunika mukosa. Tunika mukosa terdiri dari epitel

mukosa, lamina propria, dan tunika muskularis mukosa. Selanjutnya adalah tunika

submukosa. Tunika ini merupakan jaringan ikat padat. Pada lapisan ini terdapat pembuluh

10

darah, saraf, limfe dan pleksus otonom yaitu pleksus submukosa Meissner. Lapisan ketiga

adalah tunika muskularis yang terdiri dari lapisan otot sirkular (interna) dan lapisan otot

longitudinal (eksterna). Di antara kedua lapisan otot, terdapat pleksus mienterikus Auerbach.

Lapisan terakhir adalah tunika adventisia. Lapisan ini merupakan jaringan ikat longgar. Bila

terdapat mesotel di sebelah luarnya, maka lapisan ini disebut sebagai tunika serosa.9

Tunika mukosa dari esofagus berupa epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk (lihat

gambar 12). Pada lamina proprianya terdapat kelenjar mukus tubulosa kompleks yang

merupakan perluasan kelenjar kardia dan pada tunika muskularis mukosanya hanya berupa

satu lapis otot longitudinal. Pada tunika submukosa esofagus terdapat kelenjar esofageal.

Lalu, pada tunika muskularisnya, untuk 1/3 proksimal terdiri dari otot lurik, 1/3 tengah terdiri

dari campuran otot lurik dan otot polos, dan 1/3 distal terdiri dari otot polos.9

Gaster

Pada seluruh permukaan mukosa gaster terdapat foveola gastrica. Tunika mukosa dari

gaster merupakan epitel selapis torak tanpa sel goblet. Gaster dibagi menjadi tiga daerah,

yaitu kardia, fundus, dan pilorus. Pada setiap daerah tersebut, terdapat kelenjar pada lamina

proprianya. Kelenjar pada kardia dan pilorus merupakan kelenjar tubulosa simpleks yang

menghasilkan mukus. Tujuan dari mukus ini adalah untuk melindungi gaster dari autodigesti

oleh enzim-enzim proteolitik. Kemudian, kelenjar pada fundus merupakan kelenjar simpleks

tubulosa bercabang. Pada kelenjar fundus, dapat diamati adanya 4 macam sel (lihat gambar

13). Pertama adalah sel chief yang merupakan sel terbanyak. Sel-sel ini berbentuk piramid

dengan inti berbentuk oval di basal serta kromatin agak padat. Pada bagian apikal sel terdapat

butir-butir zimogen yang mengandung pepsinogen. Kedua, sel parietal. Sel ini menghasilkan

HCl dan faktor intrinsik lambung. Sel parietal berbentuk oval, banyak terdapat di korpus

kelenjar dengan inti bundar dan sitoplasma asidofil. Ketiga, adalah sel mukus leher. Sel ini

berbentuk kubus/torak rendah, sitoplasmanya bergranula halus pucat, dan menghasilkan

musigen berupa mukopolisakarida asam. Terakhir adalah sel argentafin yang dapat dilihat

dengan pewarnaan perak atau garam kromium. Fungsi dari sel ini adalah menghasilkan

serotonin, histamin, gastrin, dan enteroglukagon.9

11

Gambar 12 Esofagus

10 Gambar 13 Fundus Gaster10

Intestinum Tenue (Usus Halus)

Intestinum tenue dibagi ke dalam 3 bagian yaitu duodenum, jejunum, dan ileum. Epitel

dari ketiga bagian ini adalah selapis torak dengan sel goblet, di mana sel goblet semakin ke

distal semakin banyak. Sel torak dari epitel-epitel ini pada bagian apikalnya terdapat

mikrovili yang berfungsi untuk memperluas daerah penyerapan sehingga lebih efektif. Selain

itu, mikrovili-mikrovili ini juga mengandung enzim pencernaan seperti alkalin fosfatase dan

disakaridase. Pada bagian dalam dari intestinum tenue terdapat vili intestinal. Vili di

duodenum bentuknya lebar, di jejunum bentuknya bundar seperti lidah, dan di ileum

bentuknya seperti jari. Lipatan mukosa dan submukosa dari intestinum tenue disebut sebagai

plika sirkularis Kerkringi. Sepanjang membran mukosa dari intestinum tenue terdapat

glandula intestinalis Lieberkuhn yaitu suatu kelenjar tubulosa simpleks yang bermuara di

antara vili intestinalis. Pada dasar dari kelenjar Lieberkuhn terdapat sel Paneth yaitu sel yang

di bagian apikalnya mengandung granula eosinofilia. Untuk setiap bagian dari intestinum

tenue terdapat ciri khas masing-masing. Pada duodenum, terdapat kelenjar Brunner yaitu

kelenjar tubulosa kompleks bercabang yang menghasilkan mukus (lihat gambar 14). Pada

jejunum tidak terdapat kelenjar Brunner maupun agmina Peyeri, namun terdapat ciri khas

berupa plika sirkularis Kerkringi yang tinggi. Pada ileum terdapat limfonodus agregat yang

disebut sebagai plaque Peyeri di lamina proprianya yang meluas hingga tunika submukosa.9

Intestinum Crassum (Usus Besar) Hingga Anus

Pada intestinum crassum, tunika mukosanya tidak memiliki plika sirkularis dan vili

intestinal, namun masih terdapat kelenjar Lieberkuhn, sel paneth, dan sel argentafin dalam

jumlah sedikit. Selain itu, juga terdapat limfonodus solitarii. Epitel dari organ ini memiliki

banyak sel goblet (lihat gambar 15). Selain itu, tunika muskularis longitudinalnya

membentuk 3 pita yang disebut sebagai taenia coli.9

Struktur selanjutnya adalah appendiks. Appendiks merupakan evaginasi dari usus besar

dengan panjang 2-18 cm. Lumen dari appendiks sempit, dan sering berisi debris. Struktur dari

appendiks menyerupai usus besar namun tanpa taenia coli.9

Kemudian, terdapat rektum dan anus. Epitel rektum adalah selapis torak. Mukosanya

memiliki lipatan longitudinal kolom rektal yang disebut kolom Morgagni. Sedangkan anus,

dibagi ke dalam 3 segmen. Segmen pertama disebut zona collumnaris yang terdiri dari epitel

berlapis kubus dan pada bagian ini terdapat kelenjar sirkumanalis. Segmen kedua adalah zona

12

intermedia yang terdiri dari epitel berlapis gepeng tanpa zat tanduk. Dan segmen ketiga

adalah zona kutanea yang memiliki struktur seperti kulit biasa. Tunika submukosa dari anus

mengandung banyak pembuluh darah, saraf, dan badan Vater Pacini. Pembuluh-pembuluh

vena pada anus membentuk pleksus hemoroid. Lalu, pada tunika muskularis mukosa anus

terbentuk m. dilatator ani internus. Tunika muskularis sirkular menebal pada ujungnya

membentuk m. sfingter ani internus dan di luar lapisan otot ini ada jaringan otot lurik yang

disebut m. sfingter ani externus.9

Gambar 14 Duodenum

10 Gambar 15 Kolon10

Kelenjar Pencernaan

Kelenjar pencernaan terdiri dari beberapa kelenjar, diantaranya adalah kelenjar air liur,

kelenjar pankreas, liver, dan vesika fellea. Pada kelenjar air liur, terdapat tiga kelenjar besar

yaitu kelenjar parotis, kelenjar submandibularis, dan kelenjar sublingualis. Kelenjar parotis

merupakan kelenjar liur terbesar. Kelenjar ini bersifat serosa. Epitel duktus ekskretoriusnya

bervariasi dari berlapis gepeng, bertingkat torak, dan selapis torak. Sedangkan duktus

sekretoriusnya memiliki epitel torak rendah sampai kubus. Bagian ini disebut juga pars

striata. Lalu, duktus interkalarisnya terdiri dari epitel selapis gepeng sampai kubus rendah dan

memiliki fungsi untuk mengalirkan sekret dari pars terminal. Berbeda dengan kelenjar parotis

yang merupakan kelenjar serosa, kelenjar submandibularis merupakan kelenjar

tubuloalveolar kompleks yang menghasilkan sekret mukoserosa. Artinya, pars terminalis

kelenjar ini lebih banyak yang bersifat serosa daripada mukosa. Duktus ekskretorius kelenjar

ini dikelilingi jaringan ikat longgar. Kelenjar liur yang terakhir adalah sublingualis. Kelenjar

sublingualis merupakan kelenjar tubuloalveolar kompleks yang menghasilkan sekret bersifat

seromukosa, jadi hasil sekretnya berlawanan dengan kelenjar submandibularis.9

Kelenjar pencernaan berikutnya adalah pankreas. Pankreas merupakan kelenjar

eksokrin dan endokrin. Epitel duktus ekskretoriusnya bervariasi dari epitel torak rendah

bersel goblet hingga epitel kubus. Duktus interkalarisnya terdiri dari epitel selapis gepeng,

dan bila dibandingkan, sel asinus pada pankreas lebih kecil daripada sel asinus di kelenjar

parotis. Pars terminalis dari pankreas menghasilkan sekret yang bersifat serosa.9

13

Kelenjar pencernaan yang ketiga adalah hepar. Pada hepar, terdapat septum-septum

yang membagi hepar menjadi lobulus-lobulus. Lobulus ini merupaakn unit fungsional dari

hepar. Pada bagian tengah dari lobulus, terdapat vena sentralis (lihat gambar 16). Sel-sel

hepar tersusun secara radier. Pada hepar, dapat dilihat adanya segitiga kiernan. Segitiga ini

berisi cabang a. hepatika, cabang v. porta, duktus biliaris, dan pembuluh limfe. Setiap sel hati

pada salah satu permukaannya harus berhubungan dengan sistem empedu dan permukaan

yang lain berhadapan dengan pembuluh darah. Bila diamati dengan mikroskop elektron,

maka akan terlihat ruangan Disse. Ruangan ini terletak di antara sinusoid dan sel hepar.

Bagian ini berisi cairan limfe. Fungsinya adalah filtrasi darah dan plasma melalui dinding

sinusoid. Hati memproduksi empedu yang disalurkan melalui kanalikuli biliaris, lalu ke

preduktuli biliaris, duktus biliaris, duktus hepatikus, vesika fellea, duktus sistikus, duktus

koledokus, dan berakhir di duodenum.9

Kelenjar pencernaan terakhir adalah vesika fellea yang berfungsi untuk reservoir

empedu, mengentalkan empedu, dan berkontraksi mengeluarkan empedu bila dirangsang

dengan kolesistokinin. Ciri khas pada vesika fellea adalah tidak adanya tunika muskularis

mukosa. Tunika mukosanya terdiri dari epitel selapis torak, di mana pada lamina proprianya

terdapat sinus Rokistansky Aschof dan pada tunika subserosanya terdapat anyaman

penyambung jarang yang disebut duktus Aberans Luschka (lihat gambar 17).9

Gambar 16 Duodenum

10 Gambar 17 Kolon10

Mekanisme Saluran Pencernaan

Saluran pencernaan terdiri dari mulut , tenggorokan , kerongkongan , lambung, usus

halus,usus besar, rektum dan anus. Selain itu, Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ

yang terletak diluar saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung empedu. Sistem

pencernaan (mulai dari mulut sampai anus) berfungsi sebagai berikut motilitas, sekresi,

pencernaan, dan penyerapan.11

Motilitas adalah kontraksi otot yang mencampur dan mendorong isi saluran

pencernaan, otot polos di dinding saluran pencernaan secara terus menerus berkontraksi

dengan kekuatan rendah yang disebut dengan tonus. Tonus ini sangat penting untuk

14

mempertahankan agar tekanan pada isi saluran pencernaan tetap dan untuk mencegah dinding

saluran pencernaan melebar secara permanen setelah mengalami distensi. Dalam proses

motilitas terjadi dua gerakan yaitu gerakan propulsif dan gerakan mencampur. Gerakan

propulsif yaitu gerakan mendorong atau memajukan isi saluran pencernaan sehingga

berpindah tempat ke segmen berikutnya, dimana gerakan ini pada setiap segmen akan

berbeda tingkat kecepatannya sesuai dengan fungsi dari regio saluran pencernaan, contohnya

gerakan propulsif yang mendorong makanan melalui esofagus berlangsung cepat karena

struktur ini hanya berfungsi sebagai tempat lewat makanan dari mulut ke lambung tapi

sebaliknya di usus halus tempat utama berlangsungnya pencernaan dan penyerapan makanan

bergerak sangat lambat sehingga tersedia waktu untuk proses penguraian dan penyerapan

makanan. Gerakan kedua adalah gerakan mencampur, gerakan ini mempunyai 2 fungsi yaitu

mencampur makanan dengan getah pencernaan dan mempermudah penyerapan pada usus.

Yang berperan dalam kedua gerakan ini salah satunya yaitu muskularis eksterna suatu lapisan

otot polos utama di saluran pencernaan yang mengelilingi submukosa. Di sebagian besar

saluran pencernaan lapisan ini terdiri dari dua bagian yaitu lapisan sirkuler dalam dan lapisan

longitudinal luar. Serat-serat lapisan otot polos bagian dalam berjalan sirkuler mengelilingi

saluran, kontraksi serat-serat sirkuler ini menyebabkan kontriksi, sedangkan kontraksi serat-

serat di lapisan luar yang berjalan secara longitudinal menyebabkan saluran memendek,

aktivitas kontraktil lapisan otot polos ini menghasilkan gerakan propulsif dan mencampur.11

Digesti merupakan proses penguraian makanan dari struktur yang kompleks menjadi

satuan-satuan yang lebih kecil sehingga dapat diserap oleh enzim-enzim yang diproduksi

didalam sistem pencernaan. Karbohidrat, protein dan lemak merupakan molekul-molekul

besar yang tidak dapat menembus membran plasma utuh untuk diserap dari lumen saluran

pencernaan ke dalam darah atau limfe sehingga diperlukan proses pencernaan untuk

menguraikan molekul-molekul tersebut.11

Setelah proses digesti molekul-molekul yang telah menjadi satuan-satuan kecil dapat

diabsorpsi bersama dengan air, vitamin, dan elektrolit, dari lumen saluran pencernaan ke

dalam darah atau limfe. Absorpsi sebagian besar terjadi di usus halus. Sejumlah getah

pencernaan disekresikan ke lumen saluran pencernaan oleh kelenjar eksokrin. Sekresi

pencernaan terdiri dari air, elektrolit, enzim, garam empedu atau mukus.11

a. Mulut

15

Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan dikunyah oleh gigi

belakang(molar, geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah dicerna. Ludah

dari kelenjar ludah akan membungkus bagian-bagian dari makanan tersebut dengan enzim-

enzim pencernaan dan mulai mencernanya. Pada saat makan, aliran dari ludah membersihkan

bakteri yang bisa menyebabkan pembusukan gigi dan kelainan lainnya. Ludah juga

mengandung antibodi dan enzim (misalnya lisozim), yang memecah protein dan menyerang

bakteri secara langsung. Proses menelan dimulai secara sadar dan berlanjut secara

otomatis.Epiglotis akan tertutup agar makanan tidak masuk ke dalam pipa udara (trakea) dan

ke paru-paru, sedangkan bagian atap mulut sebelah belakang (palatum mole, langit-langit

lunak) terangkat agar makanan tidak masuk ke dalam hidung. 11

b. Kerongkongan (esofagus)

Merupakan saluran berotot yang berdinding tipis dan dilapisi oleh selaput lendir.

Makanan didorong melalui kerongkongan bukan oleh gelombang kontraksi dan relaksasi otot

ritmik yang disebut dengan peristaltik. 11

c. Lambung

Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk

cincin(sfingter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan normal, sfingter

menghalangi masuknya kembali isi lambung ke dalam kerongkongan.Lambung berfungsi

sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara ritmik untuk mencampur makanan

dengan enzim-enzim. Sel-sel yang melapisi lambung menghasilkan 3 zat penting :

1. Lendir

Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung dan

enzim.Setiap kelainan pada lapisan lendir ini (apakah karena infeksi oleh bakteri

Helicobacter pylori atau karena aspirin), bisa menyebabkan kerusakan yang mengarah

kepada terbentuknya tukak lambung.11

2. Asam klorida

Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan oleh pepsin

guna memecah protein.Keasaman lambung yang tinggi juga berperan sebagai penghalang

terhadap infeksi dengan cara membunuh berbagai bakteri. Pelepasan asam dirangsang oleh

saraf yang menuju ke lambung, gastrin (hormon yang dilepaskan oleh lambung), histamin

(zat yang dilepaskan oleh lambung), prekursor pepsin (enzim yang memecahkan

protein).11

16

3. Pepsin

Bertanggung jawab atas pemecahan sekitar 10%protein. Pepsin merupakan satu-

satunya enzim yang mencerna kolagen, yang merupakan suatu protein dan kandungan

utama dari daging.Hanya beberapa zat yang bisa diserap langsung dari lambung (misalnya

alkohol dan aspirin)dan itupun hanya dalam jumlah yang sangat kecil.11

d. Usus halus

Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari (duodenum), yang

merupakan bagian pertama dari usus halus. Makanan masuk ke dalam duodenum melalui

sfingter pylorus dalam jumlah yang bisa dicerna oleh usus halus. Jika penuh, duodenum akan

mengirimkan sinyal kepada lambung untuk berhenti mengalirkan makanan Duodenum

menerima enzim pankreatik dari pankreas dan empedu dari hati.Cairan tersebut (yang masuk

ke dalam duodenum melalui lubang yang disebut Sfingter Oddi) merupakan bagian yang

penting dari proses pencernaan dan penyerapan.11

Gerakan peristaltik juga membantu pencernaan dan penyerapan dengan cara

mengaduk dan mencampurnya dengan zat yang dihasilkan oleh usus. Beberapa senti pertama

dari lapisan duodenum adalah licin, tetapi sisanya memiliki lipatan-lipatan, tonjolan-tonjolan

kecil (vili) dan tonjolan yang lebih kecil (mikrovili).Vili dan mikrovili menyebabkan

bertambahnya permukaan dari lapisan duodenum, sehingga menambah jumlah zat gizi yang

diserap.Sisa dari usus halus, yang terletak dibawah duodenum, terdiri dari jejunum dan ileum.

Bagian ini terutama bertanggungjawab atas penyerapan lemak dan zat gizi lainnya.

Penyerapan ini diperbesar oleh permukaannya yang luas karena terdiri dari lipatan-lipatan,vili

dan mikrovili. Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut zat-zat yang diserap

ke hati melalui vena porta.11

Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yangmembantu

melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna).Dinding usus juga melepaskan sejumlah

kecil enzim yang mencerna protein, gula dan lemak.Kepadatan dari isi usus berubah secara

bertahap, seiring dengan perjalanannya melalui usus halus. Di dalam duodenum, air dengan

cepat dipompa ke dalam isi usus untuk melarutkan keasaman lambung. Ketika melewati usus

halus bagian bawah, isi usus menjadi lebih cair karena mengandung air, lendir dan enzim-

enzim pankreatik.11

e. Pankreas

Pankreas melepaskan enzim pencernaan ke dalam duodenum dan melepaskan hormon

kedalam darah. Enzim-enzim pencernaan dihasilkan oleh sel-sel asini dan mengalir melalui

berbagai saluran ke dalam duktus pankreatikus. Duktus pankreatikus akan bergabung dengan

17

saluran empedu pada sfingter Oddi, dimana keduanya akan masuk ke dalam duodenum.

Enzim yang dilepaskan oleh pankreas akan mencerna protein, karbohidrat dan lemak.11

Enzim proteolitik memecah protein ke dalam bentuk yang dapat digunakan oleh tubuh

dan dilepaskan dalam bentuk inaktif.Enzim ini hanya akan aktif jika telah mencapai saluran

pencernaan. Pankreas juga melepaskan sejumlah besar sodium bikarbonat, yang berfungsi

melindungi duodenum dengan cara menetralkan asam lambung. 3 hormon yang dihasilkan

oleh pankreas yaitu insulin, yang berfungsi menurunkan kadar gula dalam darah. Glukagon,

yang berfungsi menaikkan kadar gula dalam darah. Somatostatin, yang berfungsi

menghalangi pelepasan kedua hormon lainnya (insulin danglukagon).11

f. Hati

Zat-zat gizi dari makanan diserap ke dalam dinding usus yang kaya akan pembuluh

darah yang kecil-kecil (kapiler). Kapiler ini mengalirkan darah ke dalam vena yang

bergabung dengan vena yang lebih besar dan pada akhirnya masuk ke dalam hati sebagai

vena porta. Vena porta terbagi menjadi pembuluh-pembuluh kecil di dalam hati, dimana

darah yang masuk diolah. Darah diolah dalam 2 cara yaitu bakteri dan partikel asing lainnya

yang diserap dari usus dibuang dan berbagai zat gizi yang diserap dari usus selanjutnya

dipecah sehingga dapat digunakanoleh tubuh.11

Hati melakukan proses tersebut dengan kecepatan tinggi, setelah darah diperkaya

dengan zat-zat gizi, darah dialirkan ke dalam sirkulasi umum. Hati menghasilkan sekitar

separuh dari seluruh kolesterol dalam tubuh, sisanya berasal dari makanan. Sekitar 80%

kolesterolyang dihasilkan di hati digunakan untuk membuat empedu. Hati juga menghasilkan

empedu, yang disimpan di dalam kandung empedu.11

g. Empedu

Sebelum makan, garam-garam empedu menumpuk di dalam kandung empedu dan

hanya sedikit empedu yang mengalir dari hati. Makanan di dalam duodenum memicu

serangkaian sinyal hormonal dan sinyal saraf sehingga kandung empedu berkontraksi.

Sebagai akibatnya, empedu mengalir ke dalam duodenum dan bercampur dengan makanan.

Empedu memiliki 2 fungsi penting yaitu membantu pencernaan dan penyerapan lemak dan

berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama hemoglobin yangberasal

dari penghancuran sel darah merah dan kelebihan kolesterol.12

Secara spesifik empedu berperan dalam berbagai proses berikut garam empedu

meningkatkan kelarutan kolesterol, lemak dan vitamin yang larut dalam lemak untuk

membantu proses penyerapan. Garam empedu merangsang pelepasan air oleh usus besar

18

untuk membantu menggerakkan isinya. Bilirubin (pigmen utama dari empedu) dibuang ke

dalam empedu sebagai limbah dari sel darah merah yang dihancurkan. Obat dan limbah

lainnya dibuang dalam empedu dan selanjutnya dibuang dari tubuh. Berbagai protein yang

berperan dalam fungsi empedu dibuang di dalam empedu.Garam empedu kembali diserap ke

dalam usus halus, disuling oleh hati dan dialirkan kembali ke dalam empedu. Sirkulasi ini

dikenal sebagai sirkulasi enterohepatik.Seluruh garam empedu di dalam tubuh mengalami

sirkulasi sebanyak 10-12 kali/hari .Dalam setiap sirkulasi, sejumlah kecil garam empedu

masuk ke dalam usus besar (kolon). Di dalam kolon,bakteri memecah garam empedu menjadi

berbagai unsur pokok. Beberapa dari unsur pokok ini diserap kembali dan sisanya dibuang

bersama tinja.12

h. Usus besar

Usus besar menghasilkan lendir dan berfungsi menyerap air dan elektrolit dari tinja.

Ketika mencapai usus besar, isi usus berbentuk cairan, tetapi ketika mencapai rektum

bentuknya menjadi padat. Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi

mencerna beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi. Bakteri di dalam usus besar

juga berfungsi membuat zat-zat penting, seperti vitamin K. Bakteri ini penting untuk fungsi

normal dari usus. Beberapa penyakit serta antibiotik bisamenyebabkan gangguan pada

bakteri-bakteri di dalam usus besar. Akibatnya terjadi iritasiyang bisa menyebabkan

dikeluarkannya lendir dan air, dan terjadilah diare. ¹2

i. Rektum &Anus

Rektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon

sigmoid) dan berakhir di anus. Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat

yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk

ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar. ¹2

Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar

dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lainnya dari

usus. Suatu cincin berotot (sfingter ani) menjaga agar anus tetap tertutup. ¹2

Enzim Pencernaan

Enzim memiliki fungsi sebagai katalisator pada sebuah proses metabolisme. Enzim

juga sangat di perlukan dalam proses pencernaan.¹3

Enzim amilase air liur (ptyalin)

19

Enzim ini akan di keluarkan jika ada rangsangan karbohidrat di mulut. Enzim ini

akan memecah polisakarida menjadi di sakarida. Enzim ini bekerja pada ikatan glikosidik

1,4, dengan Ph 6,8. Bila Ph ini kurang dari 4 maka di dalam lambung menjadi enzim yang

inaktif. ¹3

Enzim lisozim

Air liur memiliki efek antibakteri melalui efek ganda, yaitu yang pertama oleh

enzim lisozim, suatu enzim yang melisiskan atau menghancurkan bakteri tertentu, dan

yang kedua dengan membilas bahan yang mungkin digunakan bakteri sebagai sumber

makanan. ¹3

Pepsinogen

Konstituen pencernaan utama pada getah lambung adalah pepsinogen., suatu molekul

enzim inaktif yang disintesis dan di kemas oleh komples golgi dan reticulum endoplasma sel

utama. Pada saat di sekresi ke dalam lumen lambung, molekul pepsinogen mengalami

penguraian oleh HCl menjadi enzim bentuk aktif yaitu pepsin. Setelah terbentuk, pepsin

bekerja pada molekul pepsinogen lain untuk menghasilakan lebih banyak pepsinogen. ¹3

Pepsin

Pepsin memulai pencernaan protein dengan memecahkan ikatan asam amino

tertentu di protein untuk mengahasilakan fragmen-fragmen peptide (rantai pendek asam

aminio); enzim ini bekerja paling efektif pada lingkungan asam. Pepsin dan

endopeptidase, spesifik untuk ikatan peptide yang dibentuk oleh AA. Aromatik atau AA.

Dikarboksilat.Karena dapan mencerna protein, pepsin harus disimpan dan di sekresikan

dalam bentuk inaktif, sehingga zat ini tidak mencerna sendiri sel-sel tempat ia terbentuk.

Oleh karena itu, pepsin dipertahankan dalam bentuk inaktif pepsinogen sampai zat

tersebut mencapai lumen usus, tempat ia di aktifkan oleh HCl. ¹3

Rennin (kimosin)

Enzim ini hanya ada pada lambung bayi. Enzim ini berfungsi untuk koagulasi susu,

penting pada proses pencernaan pada bayi karena mencegah lewatnya susu secara cepat

melalui lambung. Dengan adanya kalsium, maka rennin akan merubah kasein susu

menjadi parakasein secara irreversible. Selanjutnya parasein akan dipecah oleh pepsin.

Rennin tidak ditemukan pada orang dewasa. ¹3

Lipase

Suhu panas di dalam lambung penting untuk mencairkan gumpalan lemak

makanan. Emulsifikasi terjadi dengan bantuan kontraksi peristaltic. Walaupun lipase

20

lambung ini dapat menghidrolisa triasilgliserol dari asam lemak rantai pendek dan sedang,

tetapi fungsi lipopitik cairan lambungtidaklah penting. Tetapi lingual lipase dapat

melanjutkan aktifitasnya pada pH rendah di dalam lambung, karena adanya waktu retensi

2-4 jam, maka lebih kurang diet triasilgliserol akan dicerna. Lemak susu merupakan

substrat utama enzim lipase ini. Lemak susu ini mengandung asam lemak rantai pendek

yang bersifat hidrofilik, yang akan diserap oleh lambung, dan selanjutnya masuk kedalam

vena porta. ¹3

Karboksipeptidase

Suatu eksopeptidase yang akan memecah ikatan terminal karboksipeptida sehingga

membebaskan asam amino tunggal. ¹3

Amilolitik enzim

Suatu alfa amylase yang akan memecahkan ikatan 1,4 glikosida pada starch dan

glukosa sehingga menghasilkan maltose, maltotriosa, alfa limit dextrin, oligosakarida dan

glukosa. Amylase pancreas secara terus menerus di bebaskan ke dalam plasma melalui

dinding basolateral sel asinar dan kemudian di ekskresikan ke dalam urine. Perangsangan

pancreas oleh impuls kholinergik atau oleh makanan yang banyak, meningkatkan kadar

amylase plasma sehingga menambah berat kerusakan pancreas. ¹3

Lipolitik enzim

Lipase pancreas bekerja pada batas lemak air, merupakan tetesan halus emulsi lemak

yang dibentuk oleh gerakan mekanik, di dalam saluran pencernaan dengan adanya hasil

aktifitas lipase mulut, garam empedu, kolipase, fosfolipid, fosfolipase A2. Fosfolipase A2 dan

kolipase disekresikan dalam bentuk tak aktif, untuk menghasilkannya oleh tripsin yang

menghidrolisis ikatan peptida tertentu. Ca2+ di butuhkan untuk aktivitas fosfolipase A2.

Hidrolisa yang terbatas padaikatan ester pada posisi atom C ke 2 fosfolipase oleh fosfolipase

A2 akan menghasilkan lipase pada permukaan substrat sehingga terjadi hidrolisa cepat

triasilgliserol. ¹3

Mekanisme Pencernaan dan Fungsi

1. Karbohidrat.

Karbohidrat adalah senyawaan polihidroksialdehid atau polihidroksiketon dan

senyawaan-senyawaan yang jika dihidrolisis akan menghasilkan polihidroksi tersebut.

Karbohidrat di alam terdapat dalam jumlah yang besar, terutama dalam tumbuh-tumbuhan.

Kegunaanya sangat luas dan meliputi berbagai bidang antara lain sebagai bahan pangan,

sandang, bahan untuk keperluan kesehatan dan obat-obat. Bentuk gula paling sederhana

21

adalah gula sederhana atau monosakarida misalnya glukosa, fruktosa dan galaktosa, yang

dalam keadaan normal jumlahnya sangat sedikit dalam makanan. Monosakarida ini

merupakan satuan dasar pembentuk jenis karbohidrat lainnya yang lebih kompleks, yang oleh

tumbuhan disintesis dengan proses reaksi kategori kondensasi sehingga memungkinkan

terjadinya ikatan berantai membentuk polimernya. Sebagian karbohidrat yang dimakan adalah

dalam bentuk polisakarida, yang terdiri dari rantai-rantai molekul glukosa yang saling

berhubungan. Selain polisakarida, sumber karbohidrat makanan lainnya dalam jumlah yang

lebih sedikit adalah karbohidrat dalam bentuk disakarida termasuk sukrosa dan laktosa.11

- Penyerapan karbohidrat

Karbohidrat makanan disajikan ke usus halus untuk diserap terutama dalam

bentuk disakarida maltosa. Glukosa dan galaktosa diserap oleh transportasi aktif sekunder,

sementara pembawa kotranspor di batas luminal mengangkut monosakarida dan Na+ dari

lumen ke dalam interior usus halus. Glukosa dan galaktosa setelah dikumpulkan di dalam sel

oleh pembawa kotranspor, keluar dari sel mengikuti penurunan gradient konsentrasi masuk

ke dalam darah didalam vilus. Fruktosa diserap ke dalam darah semata-mata melalui difusi

terfasilitasi (transport pasif yang diperantai oleh pembawa).11

2. Protein

Kata protein berasal dari bahasa yunani, proteios, yang artinya pertama. Protein

merupakan senyawaan yang penting dalam kehidupan, terdiri dari berbagai kombinasi asam

amino. Fungsi utama protein adalah membentuk jaringan baru dan mengganti jaringan yang

rusak. Pada hewan dan manusia, protein merupakan komponen pembentuk urat, otot, kulit,

kuku,rambut, bulu, tanduk dan jaringan penunjang seperti tulang rawan. Di samping itu,

protein dapat berfungsi sebagai alat pengangkut oksigen, pembentuk antibody, katalisator

biokimia dan pengatur metabolisme. Penyerapan protein : yang dicerna dan diserap tidak saja

protein dari makanan, tetapi protein endogen yang masuk ke dalam lumen saluran

pencernaan. Semua protein endogen harus dicerna dan diserap bersama protein makanan

untuk mencegah pengurangan simpanan protein tubuh. Asam amino yang diserap dari

makanan dan protein endogen digunakan untuk mensintesis protein baru ditubuh. Protein

yang disajikan ke usus halus untuk diserap terutama dalam bentuk asam amino dan beberapa

peptide kecil.11

3. Lemak 

Sebagian besar lemak dalam makanan berada dalam bentuk trigliserida yaitu lemak

netral yang masing-masing terdiri dari kombinasi gliserol dengan tiga molekul asam lemak

22

melekatpadanya. Lemak dicerna dan diserap lebih lambat dibandingkan dengan nutrient lain.

Selain itu, pencernaan dan penyerapan lemak hanya berlangsung di lumen usus halus. Oleh

karena itu, apabila duodenum sudah terdapat lemak, pengosongan isi lambung yang berlemak

lebih lanjut kedalam duodenum ditunda sampai usus halus selesai mengolah lemak yang

sudah ada di sana.

Pada kenyataannya, lemak adalah perangsang terkuat untuk menghambat motilitas

lambung. Fungsi lemak yaitu sebagai sumber dan pelarut beberapa vitamin tertentu dan asam-

asam lemak,baik esensial maupun non-esensial, sebagai cadangan energy dalam jaringan

adiposa, dansebagai isolator tubuh baik terhadap perubahan suhu maupun terhadap benturan-

benturan. Penyerapan lemak : penyerapan lemak cukup berbeda dari penyerapan karbohidrat

dan protein karena adanya masalah lemak yang tidak larut dalam air. Lemak harus

dipindahkan dari kimus yang cair melalui cairan tubuh yang mengandung banyak air

walaupun lemak tidak larut dalam air. Dengan demikian, lemak harus menjalani serangkaian

transformasi untuk mengatasi masalah iniselama pencernaan dan penyerapannya. Komponen empedu mempermudah penyerapan produk-produk akhir pencernaan

lemak ini melalui pembentukkan misel. Misel adalah partikel larut-air yang mengangkut

produk-produk akhir pencernaan lemak di dalam interiornya yang larut dalam air. Setelah

misel-misel ini mencapai membran luminal sel-sel epitel, monogliserida dan asam lemak

bebas secara pasif berdifusi dari misel menembus komponen lemak membran sel epitel untuk

memasuki interior sel-sel tersebut. Sewaktu produk-produk lemak tersebut meninggalkan

misel dan diserap melalui membran sel, misel mampu menyerap monogliserida dan asam

lemak lain yang dihasilkan dari perncernaan trigliserida di dalam emulsi lemak. Setelah

berada di dalam sel epitel, monogliserida dan asam lemak bebas disintesis ulang menjadi

trigliserida. Trigliserida-trigliserida ini bergabung membentuk butir-butir dan dibungkus oleh

satu lapisan lipoprotein, sehingga butir lemak tersebut dapat larut dalam air. Karbohidrat

sebagai sumber energy. Karbohidrat merupakan senyawa karbon, karena banyak mengandung

unsur karbon, disamping unsur-unsur hidrogen dan oksigen. Karbohidrat berfungsi sebagai

sumber energi. Satu gram Karbohidrat menghasilkan 4,0-4,1 kilokalori. Satu kilokalori sama

dengan 4,2kilojoule, sehingga 1 gram karbohidrat menghasilkan sekitar 16,8 sampai 17,2

kilojoule. Energi digunakan untuk bergerak, tumbuh, mempertahankan suhu tubuh, dan

berkembang biak. Kelebihan karbohidrat akan disimpan dalambentuk lemak di daerah perut,

di sekeliling ginjal, jantung, atau dibawah kulit yang menyebabkan tubuh menjadi gemuk.

Hasil Metabolisme Zat-Zat Makanan. Karbohidrat sebagai sumber energy. Karbohidrat

23

merupakan senyawa karbon, karena banyak mengandung unsur karbon, disamping

unsur±unsur hidrogen dan oksigen. Karbohidrat berfungsi sebagai sumber energi. Satugram

Karbohidrat menghasilkan4,0-4,1 kilokalori. Satu kilokalori sama dengan 4,2

kilojoule,sehingga 1 gram karbohidrat menghasilkan sekitar 16,8 sampai 17,2 kilojoule. Energi digunakan untuk bergerak, tumbuh, mempertahankan suhu tubuh, dan

berkembang biak. Kelebihan karbohidrat akan disimpan dalam bentuk lemak di daerah perut,

di sekeliling ginjal, jantung, ataudibawah kulit yang menyebabkan tubuh menjadi gemuk 2).

Lemak sebagai sumber energi lemak adalah sumber energi yang tinggi. Satu gram lemak

menghasilkan 9 kilokalori. Makanan yang banyak mengandung lemak misalnya kacang,

kelapa, lemak hewan, lemak tumbuhan, minyak jagung, minyak kedelai, dan mentega. Fungsi

lemak adalah :

a. Sebagai sumber energy.

b. Pelarut vitamin A,D,E, dan, K.

c. Pelindung organ tubuh yang penting, misalnya mata, ginjal, dan, jantung.

d. Pelindung tubuh terhadap suhu yang rendah, yaitu sebagai isolator di bawah kulit

untuk menghindari hilangnya panas tubuh. Lemak hewan banyak mengandung

kolestrol. Kolestrol diperlukan oleh tubuh antara lain untuk menyusun membran sel

dan hormon. Namun kelebihan kolestrol dapat mengendap didinding pembuluh darah.

Endapan kolestrol. Menyebabkan pembuluh darah menyempit. Akibatnya terjadi

tekanan darah tinggi. Kolestrol banyak terdapat pada organ dalam hewan dan lemak

hewan. Minyak tumbuhan merupakan lemak yang bebas kolestrol.

e. Protein untuk pengganti dan pertumbuhan sel. Berdasarkan asalnya, protein

dibedakan menjadi protein hewani dan protein nabati. Protein hewani adalah protein

yang diperoleh dari hewan. Protein nabati adalah protein yang berasal dari tumbuhan.

Protein hewani mengandung asam amino lebih lengkap dari pada protein nabati .

Asam amino adalah senyawa penyusun protein.

f. Protein yang kita makan dicerna menjadi asam amino. Di dalam tubuh, asam amino

tersebut diubah kembali menjadi protein sesuai dengan kebutuhan tubuh. Protein

berfungsi untuk pertumbuhan, mengganti sel yang rusak atau mati, dan mengatur

proses di dalam tubuh. Kekurangan protein menyebabkan pertumbuhan terhambat dan

mudah terkena infeksi. Di dalam sel tubuh, protein juga dapat diubah menjadi energi.

Setiap satu gram protein menghasilkan 4 kilokalori.11

Metabolisme Xenobiotik

24

Xenobiotik berasal dari bahasa Yunani: Xenos yang artinya asing. Xenobiotik adalah

zat asing yang masuk dalam tubuh manusia. Contoh: obat obatan, insektisida, zat kimia

tambahan pada makanan (pemanis, pewarna, pengawet) dan zat karsinogen lainya.

Xenobiotik umumnya tidak larut air, sehingga kalau masuk tubuh tidak dapat diekskresi.

Untuk dapat diekskresi xenobiotik harus dimetabolisme menjadi zat yang larut, sehingga bisa

diekskresi. Organ yang paaling berperan dalam metabolisme xenobiotik adalah hati. Ekskresi

xenobiotik melalui empedu dan urin.14,15

Metabolisme xenobiotik dibagi 2 fase:

Fase Hidroksilasi

Fase hidroksilasi adalah fase mengubah xenobiotik aktif menjadi inaktif, oleh enzim

Mono oksidase atau Sitokrom P450. Enzim Sitokrom P450 terdapat banyak di Retikulum

Endoplasma. Fungsi enzim ini adalah sebagai katalisator perubahan Hidrogen (H) pada

xenobiotik menjadi gugus Hidroksil (OH). Reaksi Hidroksilasi oleh enzim Sitokrom P450

adalah sbb:RH + O2 → R-OH + H2O.14,15

Sitokrom P450 merupakan hemoprotein seperti Hemoglobin, banyak terdapat pada

membran retikulum endoplasma sel hati. Pada beberapa keadaan produk hidroksilasi bersifat

mutagenik atau karsinogenik.14,15

Fase Konjugasi

Fase konjugasi adalah fase mereaksikan xenobiotik inaktik dengan zat kimia tertentu

dalam tubuh menjadi zat yang larut, sehingga mudah diekskresi baik lewat empedu maupun

urin. Zat dalam tubuh yang biasa dipergunakan untuk proses konjugasi adalah: asam

glukoronat, sulfat, acetat, glutation atau asam amino tertentu.

Glukuronidasiadalah proses menkonjugasi xenobiotik dengan asam glukorunat,

dengan enzim glukuronil transferase. Xenobiotik yang mengalami glukorunidasi adalah

asetilaminofluoren (karsinogenik), anilin, asam benzoat, meprobamat, fenol dan senyawa

steroid.14,15

Sulfasi adalah proses konjugasi xenobiotik dengan asam sulfat, dengan enzim

sulfotransferase. Xenobiotik yang mengalami sulfasi adalah: alkohol, arilamina, fenol

25

Konjugasi dengan Glutation, yang terdiri dari tripeptida (glutamat, sistein, glisin) dan

biasa disingkat GSH, menggunakan enzim glutation S-transferase atau epoksidhidrolase.

Xenobiotik yang berkonjugasi dengan GSH adalah xenobiotik elektrofilik (karsinogenik).

Metabolisme xenobiotik kadang disebut proses detoksifikasi, tetapi istilah ini tidak

semuanya benar, sebab tidak semua xenobiotik bersifat toksik. Respon metabolisme

xenobiotik mencakup efek farmakologik, toksik, imunologik dan karsinogenik.14,15

Kesimpulan

Sistem digestivus/ pencernaan memiliki beberapa organ utama yakni mulut,

kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum, dan anus. Sementara organ

tambahan dalam sistem pencernaan meliputi hati dan pankreas. Mulut, yang merupakan

struktur pertama yang dilewati makanan yang mensekresikan air liur yang digunakan untuk

melunakkan dan mulai menghancurkan makanan secara kimiawi. Proses pencernaan

makanan dapat dilakukan secara mekanis dan kimiawi, dimana pada proses mekanis yang

bekerja adalah otot-otot pada setiap organ yang mengirimkan makanan ke organ-organ

selanjutnya dan secara kimiawi dengan cara memproduksi zat-zat lain untuk membantu

proses pencernaan. Sistem pencernaan (mulai dari mulut sampai anus) berfungsi sebagai

berikut motilitas, sekresi, pencernaan, dan penyerapan.

26

DAFTAR PUSTAKA

1. Snell RS. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Edisi 6. Jakarta: EGC;

2006.p.148-52.

2. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC; 2004.h.282-5.

3. Fawcett DW. Buku ajar histologi. Ed. 12. Jakarta: EGC; 2004.h.499-558.

4. Mescher AL. Junqueira’s basic histology: text and atlas. Ed. 12. Jakarta: EGC;

2012.h.211-5.

5. Putz R, Pabst R. Sobotta. Hennessen D, Gattnarzik A, Richarz A, editor. Ed. 22.

Munich: Elsevier GmbH; 2006.h.101-32.

6. Netter FH. Atlas of human anatomy. London: Saunders; 2010.h.152-5.

7. Scanlon VC, Sanders T. Buku ajar anatomi dan fisiologi. Ed. 3. Jakarta: EGC;

2006.h.59-68.

8. Faiz O, Moffat D. At a glance anatomi. Jakarta: Erlangga Medical Series;

2004.h.37-43.

9. Mescher, AL. Histologi dasar junqueira: teks & atlas. Hartanto H, editor. Jakarta:

EGC; 2011.h. 416-29.

10. Buku penuntun praktikum histologi. Jakarta: Bagian Histologi Fakultas

Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana; 2013.h.71-88.

11. Laurale S. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistim Digestivus. Edisi 2. Jakarta:

EGC;2001.

12. Evelyn C. Anatomi dan Fisiologis untuk paramedis. Jakarta: PT.Gramedia;2009.

13. Murray RK, Granner DK. Biokimia harper dan pencernaan absorpsi. Jakarta:

EGC;2003.p.632-44.

14. Poedjiadi, Supriyanti. Dasar-Dasar Biokimia. Bandung: UI Press.2007.

15. Harjasasmita. Ikhtisar Biokimia Dasar B. Jakarta: FKUI.2005.

27

28