Blok 9
-
Upload
zulfa-tsuraya -
Category
Documents
-
view
67 -
download
6
description
Transcript of Blok 9
Struktur Organ dan Mekanisme Kerja Sistem Pencernaan Manusia
Pendahuluan
Sistem digestivus adalah sistem yang mempelajari tentang proses pencernaan zat-zat
makanan yang terjadi di dalam tubuh manusia. Pada dasarnya sistem pencernaan makanan
dalam tubuh manusia dibagi menjadi 3 bagian, yaitu proses penghancuran makanan yang
terjadi dalam mulut hingga lambung. Selanjutnya adalah proses penyerapan sari-sari
makanan yang terjadi di dalam usus. Kemudian proses pengeluaran sisa-sisa makanan
melalui anus. Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan, kerongkongan, lambung,
usus halus, usus besar, rectum dan anus. Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ yang
terletak diluar saluran pencernaan, yaitu pancreas, hati dan kandung empedu. Semua organ
tersebut menghasilkan enzim-enzim yang berguna untuk menguraikan makanan dari molekul
kompleks menjadi sederhana yang dapat digunakan oleh setiap sel untuk aktivitas tubuh
manusia.1
Pembahasan
Struktur Makroskopis Saluran Pencernaan
Cavum Oris
Rongga mulut atau cavum oris adalah jalan masuk menuju sistem pencernaan dan berisi
organ aksesori yang berfungsi dalam proses awal pencernaan (lihat gambar 1). Vestibulum
adalah ruang sempit di antara permukaan dalam bibir dan pipi dan aspek luar gusi dan geligi.
Sedangkan, rongga oral utama atau cavum oris propium dibatasi gigi dan gusi di bagian
depan, palatum molle dan palatum durum di bagian atas, lidah di bagian bawah, dan
orofaring serta dua lipat palatoglossus dari selaput mukosa sisi mulut dan sisi faring di bagian
belakang.2-4
Sebagian besar rongga mulut ditempati lidah. Lidah terdiri dari otot serat lintang dan
dilapisi oleh selaput lendir, kerja otot lidah ini dapat digerakkan ke seluruh arah. Otot lidah
terbagi menjadi otot intrinsik dan ekstrinsik lidah. Otot intrinsik lidah mengubah bentuk
lidah, sedangkan otot ekstrinsik lidah berfungsi menggerak-gerakkan lidah. Atap rongga
mulut terdiri atas palatum durum dan palatum mole. Pada palatum durum membran mukosa
melekat pada jaringan tulang. Bagian pusat palatum mole adalah otot rangka dengan banyak
kelenjar mukosa dan submukosa. Uvula palatina adalah sebuah tonjolan berbentuk kerucut
kecil yang menjulur ke bawah dari bagian tengah batas bawah palatum mole. Bagian
1
pusatnya adalah otot dan jaringan ikat areolar yang ditutupi oleh mukosa mulut biasa.
Kelenjar ludah terdiri atas tiga pasang. Kelenjar parotis merupakan kelenjar terbesar
bermuara di pipi sebelah dalam berhadapan dengan geraham kedua. Kelenjar parotis,
letaknya di bawah depan telinga di antara processus mastoid kiri dan kanan os mandibular,
duktusnya bernama duktus Stensoni. Kelenjar submandibularis / submaksilaris, terletak di
bawah rahang bawah, (dibawah rongga mulut bagian belakang, duktusnya bernama duktus
Whartoni). Kelenjar sublingualis, terletak di bawah lidah (di bawah selaput lendir dasar
rongga mulut, bermuara di dasar rongga mulut).2-4
Gambar 1. Cavum Oris 5
Faring
Faring adalah organ yang menghubungkan rongga mulut dengan kerongkongan,
panjangnya kurang lebih 12 cm. Letaknya terbentang tegak lurus antara basis cranii ke
bawah setinggi cartilago cricoidea atau setinggi vertebra cervicalis 6 (lihat gambar 2).
Faring dibentuk oleh jaringan yang kuat dan jaringan otot melingkar. Organ yang
terpenting di dalam faring adalah tonsil yaitu kumpulan kelenjar limfe yang banyak
mengandung limfosit untuk mempertahankan tubuh terhadap infeksi, menyaring, dan
mematikan bakteri/mikroorganisme yang masuk melalui jalan pencernaan dan
pernapasan. Dibedakan tiga daerah pada rongga ini yaitu nasofaring, orofaring, dan
laringofaring. Mukosa faring tidak memiliki muskularis mukosa dan di dalam lamina
propria terdapat lapisan fibrosa padat tebal kaya serat elastin yang duduk di atas otot
faringeal di bawahnya, yang terdiri atas serat-serat longitudinal dalam dan obliq luar atau
longitudinal bergaris melintang. Faring berlanjut ke esofagus untuk pencernaan
makanan.2,3
2
Gambar 2 . Faring
6
Esofagus
Esofagus (kerongkongan) merupakan saluran pencernaan setelah mulut dan faring,
panjangnya kira-kira 25 cm dengan posisi mulai dari tengah leher sampai ujung bawah
rongga dada di belakang trakea. Terletak mulai dari setinggi C6 hingga T10-11. Pada
bagian dalam di belakang jantung menembus diafragma sampai ke rongga dada dan ke
fundus lambung melewati persimpangan sebelah kiri diafragma. Esofagus merupakan
saluran sempit berbentuk pipa yang menghubungkan faring dengan lambung (gaster). Pada
peralihan esofagus ke lambung terdapat sfingter kardiak yang dibentuk oleh lapisan otot
sirkuler esofagus. Dalam submukosa esofagus terdapat kelompokan kelenjar penghasil
mukus kecil, yaitu kelenjar esofageal. Pada ujung distal esofagus, lapisan ototnya terdiri atas
serat otot polos, pada bagian tengah terdapat campuran serat otot bergaris (rangka) dan serat
otot polos, pada ujung proksimal terdapat serat otot rangka. Hanya bagian esofagus dalam
rongga peritoneum yang ditutupi oleh serosa. Sisanya ditutupi lapisan jaringan ikat longgar
yang disebut adventisia.2,4,7
Gaster
Gaster atau lambung merupakan kantong besar yang terletak di bawah rusuk terakhir
sebelah kiri. Lambung tediri beberapa bagian, yaitu kardiak (berdekatan dengan hati), fundus,
corpus (tengah), dan pilorus (berhubungan langsung dengan usus halus). Pada pertemuan
antara kardiak dengan esofagus terdapat katup sfingter kardiak. Fundus ventrikuli
merupakan bagian yang menonjol ke atas, terletak di sebelah kiri jantung, biasanya berisi
gas. Korpus ventrikuli merupakan suatu lekukan padat yang merupakan bagian utama dari
3
lambung. Antrum piloricum merupakan bagian lambung yang berbentuk tabung dan
mempunyai otot yang tebal membentuk sfingter pilorus. Antrum piloricum adalah muara
bagian distal yang berlanjut ke duodenum. Selain ketiga bagian tersebut, lambung juga
memiliki 2 incisura. Incisura kardiaka terdapat di curvatura mayor dan incisura angularis
terdapat di curvatura minor. Pada tunika mukosa dari gaster juga terdapat plika gastrika.
Plika gastrika ini akan membentuk magenstrase Waldeyer pada bagian kurvatura minor
(lihat gambar 3).2,3,5
Gambar 3.Gaster
6
Intestinum Tenue
Usus halus panjangnya sekitar 6 m dan terdiri dari duodenum, jejunum, dan ileum.
Area permukaan dalam yang luas di sepanjang usus halus membantu absorpsi produk-
produk pencernaan. Usus halus menggantung dari dinding posterior abdomen ditahan oleh
mesenterium yang mengandung pembuluh darah mesenterika superior, pembuluh limfe,
dan saraf otonom.3,5
Duodenum, dengan panjang sekitar 25 cm, terikat erat pada dinding dorsal abdomen,
dan sebagian besar terletak retroperitoneal. Jalannya berbentuk huruf C atau seperti tapal
kuda, mengitari kepala pankreas dan ujung distalnya menyatu dengan jejunum, yang
terikat pada dinding dorsal rongga melalui mesenterium. Duodenum terbagi menjadi 4
bagian. Pars superior terletak pada bidang transpilorik yang bermula dari pilorus hingga
fleksura duodenale superior. Kedua adalah pars descendens yang bermula dari fleksura
duodenale superior hingga fleksura duodenale inferior. Ketiga adalah pars inferior yang
bermula dari fleksura duodenale inferior hingga bagian yang akan naik ke atas. Dan
terakhir adalah pars ascendens yang bermula dari bagian yang naik hingga fleksura
duodenojejunalis (lihat gambar 4). Di fleksura ini terdapat ligamentum yang
menghubungkan duodenum dan esofagus yang disebut sebagai ligamentum suspensorium
4
Treitz. Duodenum diperdarahi oleh a. gastroduodenalis serta a. pancreaticoduodenalis
superior dan inferior.3,5
Selain duodenum, 2/5 proksimal usus halus merupakan jejunum, sedangkan 3/5
distal sisanya merupakan ileum. Lingkaran-lingkaran jejunum cenderung mengisi regio
umbilikalis sedangkan ileum mengisi bagian bawah abdomen dan pelvis. Dinding usus
halus yang panjangnya 5-6 m itu terdiri atas empat lapis konsentris: mukosa, submukosa,
muskularis, dan serosa. Efisiensi fungsi penyerapan usus halus ditingkatkan oleh sejumlah
perubahan yang meningkatkan permukaan total mukosa. Yang paling mencolok di
antaranya adalah plika sirkularis (valvula Kerkringi) yang tampak dengan mata telanjang
sebagai lipatan-lipatan setengah lingkaran sampai dua pertiga bagian lingkaran lumen.
Mereka tidak terdapat pada bagian awal dan paling banyak pada bagian terminal segmen
ini dan bagian pertama jejunum. Sejak dari situ plika ini berangsur berkurang jumlah dan
ukurannya, dan jarang ditemukan setelah pertengahan ileum. Perbedaan yang terdapat di
antara jejunum dan ileum secara makro adalah, lumen dari jejunum yang lebih besar, plika
mukosa jejunum lebih rapat dan tinggi, arkade jejunum hanya satu tingkat, dan vasa recta
jejunum lebih panjang. Secara mikro dapat diamati bahwa jenis nodus limfatikus pada
jejunum adalah solitarii, sedangkan pada ileum terdapat agregat maupun solitarii (lihat
gambar 5).3,5
Gambar 4. Duodenum6 Gambar 5 Perbedaan Jejunum dan Ileum6
Intestinum Crassum Hingga Anus
Usus besar bersambung dengan usus halus di rongga perut bagian kanan bawah. Usus
besar dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu sekum, kolon, dan rektum. Sekum merupakan
pembatas antara ileum dengan kolon. Seluruhnya ditutupi oleh peritoneum, mudah bergerak
walaupun tidak mempunyai mesentrium dan dapat diraba melalui dinding abdomen pada
5
orang yang masih hidup. Usus besar berbentuk tabung muskular berongga dengan panjang
sekitar 1,5 m (5 kaki) yang terbentang dari sekum hingga kanalis ani. Diameter usus besar
lebih besar daripada usus kecil, yaitu sekitar 6,5cm (2,5 inci), tetapi makin dekat anus
diameternya semakin kecil. Kolon dibagi menjadi 4 daerah, yaitu kolon ascendens, kolon
transversum, kolon descendens, dan kolon sigmoideum (lihat gambar 6).2,4,5
Kolon ascendens panjangnya 13 cm, terletak di bawah abdomen sebelah kanan,
membujur ke atas dari ileum ke bawah hati. Di bawah hati melengkung ke kiri, lengkungan
ini disebut fleksura hepatika, dilanjutkan sebagai kolon transversum.2,4,5
Apendiks (usus buntu) merupakan bagian dari usus besar yang mucul seperti corong
dari ujung sekum, mempunyai pintu keluar yang sempit tetapi masih memungkinkan dapat
dilewati oleh beberapa isi usus. Apendiks tergantung menyilang pada linea terminalis masuk
ke dalam rongga pelvis minor, terletak horizontal di belakang sekum. Sebagai suatu organ
pertahanan terhadap infeksi, kadang apendiks bereaksi secara hebat dan hiperaktif yang bisa
menimbulkan perforasi dindingnya ke dalam rongga abdomen.2,4,5
Kolon transversum panjangnya + 38 cm, membujur dari kolon asendens sampai ke
kolon descendens berada di bawah abdomen, sebelah kanan terdapat flexura hepatika dan
sebelah kiri terdapat flexura lienalis.2,4,5
Kolon descendens panjangnya + 25 cm, terletak di bawah abdomen bagian kiri
membujur dari atas ke bawah dari flexura lienalis sampai ke depan ileum kiri, bersambung
dengan kolon sigmoid.2,4,5
Kolon sigmoid merupakan lanjutan dari kolon descendens, terletak miring dalam
rongga pelvis sebelah kiri, bentuknya menyerupai huruf S, ujung bawahnya berhubungan
dengan rektum. Kecuali appendiks, seluruh kolon dan sekum mempunyai struktur yang sama.
Dari luar kolon tampak segmen yang melintang menggelembung yang disebut haustra. Di
samping itu tampak adanya tiga jalur sebagai pita yang memanjang mengikuti sumbu panjang
kolon yang disebut taenia coli. Di antara kolon, yang terletak intraperitoneal ialah sekum
dengan appendiks, kolon transversum dan kolon sigmoideum. Sedangkan yang terletak retro
peritoneal ialah kolon ascendens dan kolon descendens.2,4,5
Perdarahan untuk usus besar adalah sebagai berikut. Arteria mesenterika superior
memperdarahi belahan kanan usus besar (sekum, kolon ascendens, dan 2/3 proksimal kolon
tranversum) dan arteria mesenterika inferior mendarahi usus besar bagian kiri (sepertiga
distal kolon tranversum, kolon descendens, kolon sigmoid, dan bagian proksimal rektum).
Suplai darah tambahan ke rektum berasal dari arteri hemoroidalis media dan inferior yang
dipercabangkan dari arteri iliaka interna dan aorta abdominalis.2,4,5
6
Rektum adalah bagian kaudal dari intestinum crassum. Letaknya mulai setinggi S3
hingga anus. Pada rektum ada fleksura sakralis yang mengikuti kurvatura os sacrum dan
fleksura perinealis yang mengikuti curvatura perineum. Bagian cranial dari rektum disebut
pars ampularis rekti dan bagian kaudalnya disebut pars analis rekti. Pada pars ampularisnya
ada 3 plika transversal. Plika yang tengah merupakan yang paling tebal dan disebut sebagai
plika transversalis Kohlraush. Fungsinya adalah untuk menahan isi rektum. Pada pars analis
juga terdapat plika yang arahnya longitudinal dan disebut sebagai kolumna rektalis Morgagni
(lihat gambar 7).2,4,5
Anus merupakan lubang pada ujung saluran pencernaan. Dari lubang ini, sisa-sisa
makanan yang tidak dicerna dikeluarkan dari dalam tubuh. Proses pengeluaran feses disebut
defekasi. Setelah rektum teregang karena terisi penuh, timbul keinginan untuk defekasi.
Dengan kontraksi otot sfingter ani eksternus, defekasi dapat ditahan tetapi dalam waktu yang
tidak terlalu lama.2,4,5
Gambar 6. Intestinum Crassum6 Gambar 7. Rektum dan Anus6
Glandula digestivus
Hepar merupakan kelenjar aksesoris terbesar dalam tubuh berwarna coklat dengan
berat 1000-1800 gram. Hati terletak dalam rongga perut sebelah kanan atas di bawah
diafragma. Sebagian besar terletak pada regio hypochondrica dextra dengan regio
epigastrica. Hepar teutama mengisi hypochondrium kanan namun lobus kiri mencapai
epigastrium. Pada orang dewasa yang kurus tepi bawah hati mungkin teraba satu jari di
bawah kosta. Permukaan atas yang berkubah berbatasan dengan diafragma dan batas
bawahnya mengikuti kontur margin costa kanan. Secara anatomis hepar terdiri dari lobus
kanan yang besar, dan lobus kiri yang lebih kecil. Keduanya dipisahkan di anterosuperior
oleh ligamentum falciforme dan di posteroinferior oleh fisura untuk ligamentum venosum
dan ligamentum teres (lihat gambar 8). Pada klasifikasi anatomis, lobus kanan terdiri dari
lobus caudatus dan quadratus. Hepar memiliki 3 facies, yaitu facies viseralis,
diafragmatika, dan posterior. Di mana facies posterior merupakan area nuda (area yang
7
tidak tertutup peritoneum).5,6
Gambar 8 . Hepar dan Vesika Fellea
5
Kantung empedu (vesika fellea) adalah kantong berbentuk buah pir yang terletak
pada permukaan viseral diliputi oleh peritoneum kecuali bagian yang melekat pada hati
dan terletak pada permukaan bawah hati di antara lobus dekstra dan kaudatus hati.
Kantung empedu melekat pada permukaan bawah hepar di bidang transpilorik, pada
sambungan lobus kanan dan quadratus (lihat gambar 8). Kantung empedu terdiri dari
fundus, corpus, dan collum.5,6
Pankreas merupakan organ lunak yang berjalan miring dan menyilang dinding
posterior abdomen pada regio epigastrium, terletak di belakang lambung dan terbentang
dari duodenum sampai ke limpa. Pankreas merupakan organ retroperitoneal yang terletak
kira-kira sepanjang bidang transpilorik. Pankreas memiliki caput, collum, corpus, dan
cauda. Pankreas merupakan kelenjar eksokrin dan kelenjar endokrin. Saluran keluar
pankreas duktus pancreaticus majus (Wirsungi) dan duktus pancreaticus minus (Sartorini)
bermuara pada papilla vateri yang terletak pada dinding duodenum bersama duktus
koledokus (lihat gambar 9).2,5,6
Lien atau limpa berukuran kira-kira sebesar kepalan tangan dan terletak tepat di
bawah diafragma kiri memisahkannya dari costa ke 9, 10, dan 11. Kapsula lienalis adalah
struktur fibrosa dengan peritoneum melekat di permukaannya. Ligamentum gastrolienale
dan lienorenale melekatkan limpa ke lambung dan ginjal.6
8
Gambar 9 Pankreas
6
Struktur Mikroskopis Saluran Pencernaan
Struktur mikro sistem pencernaan terdiri dari saluran pencernaan dan struktur-struktur
lain yang berhubungan. Saluran pencernaan tersebut terdiri dari rongga mulut, faring,
esofagus, gaster, intestinum tenue, dan intestinum crassum. Sedangkan struktur-struktur lain
yang berhubungan adalah lidah, gigi, kelenjar liur, pankreas, hati, dan vesika felea.9
Rongga Mulut (Cavum Oris)
Struktur yang termasuk pada bagian cavum oris adalah bibir (labium oris), lidah
(lingua), gigi, dan gusi. Untuk struktur labium oris, dibagi menjadi 3 area (lihat gambar 10).
Area pertama adalah area kutanea. Pada area ini, epitelnya adalah epitel berlapis gepeng
dengan lapisan tanduk. Area ini ditandai dengan adanya folikel rambut, glandula sebasea, dan
glandula sudorifera. Area kedua adalah area merah bibir/intermedia. Area ini juga disebut
sebagai vermillion. Untuk bagian ini, epitelnya adalah epitel berlapis gepeng tanpa lapisan
tanduk dan terdapat ciri khas berupa a. labialis. Epitel pada area intermedia transparan karena
mengandung butir eleidin. Area terakhir pada labium oris adalah area mukosa bibir. Untuk
ciri area ini adalah adanya glandula labialis yang bersifat seromukosa dengan epitel berlapis
gepeng tanpa lapisan tanduk. Di bawah dari tunika submukosa pada area mukosa terdapat m.
orbicularis oris.9
Struktur selanjutnya adalah lingua. Seluruh permukaan dorsal lingua tersusun dari
papil-papil lidah. Epitelnya berlapis gepeng bertanduk maupun tidak bertanduk. Papila lingua
di 2/3 bagian anterior terdiri dari papila filiformis, papila fungiformis, dan papila
sirkumvalata. Pada 1/3 bagian posterior lidah, tidak ada papila lidah, hanya terdapat tonsila
lingua. Papila filiformis merupakan papila terbanyak yang tersebar di seluruh permukaan
dorsal di 2/3 bagian anterior lingua. Papila ini memiliki epitel berlapis gepeng bertanduk,
bentuknya runcing, dan tidak memiliki kuncup pengecap. Papila ini dapat bermodifikasi
menjadi papila kuneiforme. Selanjutnya, papila fungiformis, terletak di antara papila
filiformis. Epitelnya berlapis gepeng dengan sedikit lapisan tanduk, bentuknya lebar di
permukaan, memiliki papila sekunder dan kuncup pengecap. Papila ini juga dapat
bermodifikasi menjadi papila lentiformis. Terakhir, papila sirkumvalata tersusun dalam
sulkus terminalis yang membentuk huruf V. Papila ini letaknya di bawah permukaan lidah
dan dikelilingi oleh dinding epitel lidah. Epitelnya berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk.
Bentuk dari papila ini mirip dengan papila fungiformis, namun terdapat sulkus sirkular di
sekelilingnya. Selain itu, ciri lainnya adalah adanya glandula von Ebner di bagian dasar yang
9
bermuara ke kriptus. Pada manusia, juga terdapat jenis papila yang tidak berkembang dengan
baik yaitu papila foliata. Papila foliata biasa terdapat pada kelinci. Untuk struktur histologis
dari kuncup pengecap, bila dilihat dengna mikroskop cahaya, akan dapat dilihat adanya sel
reseptor dengan intinya yang muda, sel sustentakuler dengan intinya yang gelap, dan sel basal
yang tersebar di daerah basal dan lateral. Sedangkan bila diamati dengan mikroskop elektron,
maka sel-sel ini dapat dibedakan ke dalam tipe I, II, III, IV. Pergantian untuk sel-sel di
kuncup pengecap berlangsung setiap 10 hari.9
Struktur yang ketiga adalah gigi. Gigi terdiri dari email, dentin, dan pulpa. Email
berasal dari ektoderm, yang merupakan bagian terkeras dari tubuh. Email terdiri dari 99%
bahan anorganik terutama kalsium fosfat dalam bentuk kristal apatit dan 1% bahan organik.
Bagian ini kaya enamelin yaitu suatu protein yang kaya prolin dan dibentuk oleh lapisan gigi
yang disebut ameloblas. Lebih dalam dari email, terdapat dentin. Dentin membentuk bagian
terbesar dari gigi dan sudah mengalami mineralisasi. Dentin berasal dari mesoderm dan
dibentuk oleh lapisan odontoblas dari gigi. Zat antarsel yang belum mengalami mineralisasi
membentuk bagian yang disebut sebagai predentin. Bagian yang paling dalam adalah pulpa.
Pulpa berupa jaringan ikat longgar dengan fibroblas, kolagen, substansi dasar, saraf, dan
pembuluh darah (lihat gambar 11). Selain bagian-bagian gigi tersebut, juga terdapat jaringan
penyokong gigi (periodontium). Jaringan penyokong ini terdiri dari sementum, membrana
periodontalis, prosesus alveolaris, dan ginggiva. Gusi atau ginggiva adalah membran mukosa
yang meliputi periosteum tulang alveolar dan melekat pada atas leher gigi. Membran mukosa
dari gusi merupakan epitel berlapis gepeng dengan lapisan tanduk. Sedangkan lamina
proprianya membentuk papil tinggi dan memiliki banyak jala kapiler.9
Gambar 10 Labium Oris
10 Gambar 11 Gigi10
Esofagus
Secara umum, mulai dari esofagus hingga akhir saluran pencernaan, dindingnya terdiri
dari 4 lapisan. Lapisan pertama adalah tunika mukosa. Tunika mukosa terdiri dari epitel
mukosa, lamina propria, dan tunika muskularis mukosa. Selanjutnya adalah tunika
submukosa. Tunika ini merupakan jaringan ikat padat. Pada lapisan ini terdapat pembuluh
10
darah, saraf, limfe dan pleksus otonom yaitu pleksus submukosa Meissner. Lapisan ketiga
adalah tunika muskularis yang terdiri dari lapisan otot sirkular (interna) dan lapisan otot
longitudinal (eksterna). Di antara kedua lapisan otot, terdapat pleksus mienterikus Auerbach.
Lapisan terakhir adalah tunika adventisia. Lapisan ini merupakan jaringan ikat longgar. Bila
terdapat mesotel di sebelah luarnya, maka lapisan ini disebut sebagai tunika serosa.9
Tunika mukosa dari esofagus berupa epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk (lihat
gambar 12). Pada lamina proprianya terdapat kelenjar mukus tubulosa kompleks yang
merupakan perluasan kelenjar kardia dan pada tunika muskularis mukosanya hanya berupa
satu lapis otot longitudinal. Pada tunika submukosa esofagus terdapat kelenjar esofageal.
Lalu, pada tunika muskularisnya, untuk 1/3 proksimal terdiri dari otot lurik, 1/3 tengah terdiri
dari campuran otot lurik dan otot polos, dan 1/3 distal terdiri dari otot polos.9
Gaster
Pada seluruh permukaan mukosa gaster terdapat foveola gastrica. Tunika mukosa dari
gaster merupakan epitel selapis torak tanpa sel goblet. Gaster dibagi menjadi tiga daerah,
yaitu kardia, fundus, dan pilorus. Pada setiap daerah tersebut, terdapat kelenjar pada lamina
proprianya. Kelenjar pada kardia dan pilorus merupakan kelenjar tubulosa simpleks yang
menghasilkan mukus. Tujuan dari mukus ini adalah untuk melindungi gaster dari autodigesti
oleh enzim-enzim proteolitik. Kemudian, kelenjar pada fundus merupakan kelenjar simpleks
tubulosa bercabang. Pada kelenjar fundus, dapat diamati adanya 4 macam sel (lihat gambar
13). Pertama adalah sel chief yang merupakan sel terbanyak. Sel-sel ini berbentuk piramid
dengan inti berbentuk oval di basal serta kromatin agak padat. Pada bagian apikal sel terdapat
butir-butir zimogen yang mengandung pepsinogen. Kedua, sel parietal. Sel ini menghasilkan
HCl dan faktor intrinsik lambung. Sel parietal berbentuk oval, banyak terdapat di korpus
kelenjar dengan inti bundar dan sitoplasma asidofil. Ketiga, adalah sel mukus leher. Sel ini
berbentuk kubus/torak rendah, sitoplasmanya bergranula halus pucat, dan menghasilkan
musigen berupa mukopolisakarida asam. Terakhir adalah sel argentafin yang dapat dilihat
dengan pewarnaan perak atau garam kromium. Fungsi dari sel ini adalah menghasilkan
serotonin, histamin, gastrin, dan enteroglukagon.9
11
Gambar 12 Esofagus
10 Gambar 13 Fundus Gaster10
Intestinum Tenue (Usus Halus)
Intestinum tenue dibagi ke dalam 3 bagian yaitu duodenum, jejunum, dan ileum. Epitel
dari ketiga bagian ini adalah selapis torak dengan sel goblet, di mana sel goblet semakin ke
distal semakin banyak. Sel torak dari epitel-epitel ini pada bagian apikalnya terdapat
mikrovili yang berfungsi untuk memperluas daerah penyerapan sehingga lebih efektif. Selain
itu, mikrovili-mikrovili ini juga mengandung enzim pencernaan seperti alkalin fosfatase dan
disakaridase. Pada bagian dalam dari intestinum tenue terdapat vili intestinal. Vili di
duodenum bentuknya lebar, di jejunum bentuknya bundar seperti lidah, dan di ileum
bentuknya seperti jari. Lipatan mukosa dan submukosa dari intestinum tenue disebut sebagai
plika sirkularis Kerkringi. Sepanjang membran mukosa dari intestinum tenue terdapat
glandula intestinalis Lieberkuhn yaitu suatu kelenjar tubulosa simpleks yang bermuara di
antara vili intestinalis. Pada dasar dari kelenjar Lieberkuhn terdapat sel Paneth yaitu sel yang
di bagian apikalnya mengandung granula eosinofilia. Untuk setiap bagian dari intestinum
tenue terdapat ciri khas masing-masing. Pada duodenum, terdapat kelenjar Brunner yaitu
kelenjar tubulosa kompleks bercabang yang menghasilkan mukus (lihat gambar 14). Pada
jejunum tidak terdapat kelenjar Brunner maupun agmina Peyeri, namun terdapat ciri khas
berupa plika sirkularis Kerkringi yang tinggi. Pada ileum terdapat limfonodus agregat yang
disebut sebagai plaque Peyeri di lamina proprianya yang meluas hingga tunika submukosa.9
Intestinum Crassum (Usus Besar) Hingga Anus
Pada intestinum crassum, tunika mukosanya tidak memiliki plika sirkularis dan vili
intestinal, namun masih terdapat kelenjar Lieberkuhn, sel paneth, dan sel argentafin dalam
jumlah sedikit. Selain itu, juga terdapat limfonodus solitarii. Epitel dari organ ini memiliki
banyak sel goblet (lihat gambar 15). Selain itu, tunika muskularis longitudinalnya
membentuk 3 pita yang disebut sebagai taenia coli.9
Struktur selanjutnya adalah appendiks. Appendiks merupakan evaginasi dari usus besar
dengan panjang 2-18 cm. Lumen dari appendiks sempit, dan sering berisi debris. Struktur dari
appendiks menyerupai usus besar namun tanpa taenia coli.9
Kemudian, terdapat rektum dan anus. Epitel rektum adalah selapis torak. Mukosanya
memiliki lipatan longitudinal kolom rektal yang disebut kolom Morgagni. Sedangkan anus,
dibagi ke dalam 3 segmen. Segmen pertama disebut zona collumnaris yang terdiri dari epitel
berlapis kubus dan pada bagian ini terdapat kelenjar sirkumanalis. Segmen kedua adalah zona
12
intermedia yang terdiri dari epitel berlapis gepeng tanpa zat tanduk. Dan segmen ketiga
adalah zona kutanea yang memiliki struktur seperti kulit biasa. Tunika submukosa dari anus
mengandung banyak pembuluh darah, saraf, dan badan Vater Pacini. Pembuluh-pembuluh
vena pada anus membentuk pleksus hemoroid. Lalu, pada tunika muskularis mukosa anus
terbentuk m. dilatator ani internus. Tunika muskularis sirkular menebal pada ujungnya
membentuk m. sfingter ani internus dan di luar lapisan otot ini ada jaringan otot lurik yang
disebut m. sfingter ani externus.9
Gambar 14 Duodenum
10 Gambar 15 Kolon10
Kelenjar Pencernaan
Kelenjar pencernaan terdiri dari beberapa kelenjar, diantaranya adalah kelenjar air liur,
kelenjar pankreas, liver, dan vesika fellea. Pada kelenjar air liur, terdapat tiga kelenjar besar
yaitu kelenjar parotis, kelenjar submandibularis, dan kelenjar sublingualis. Kelenjar parotis
merupakan kelenjar liur terbesar. Kelenjar ini bersifat serosa. Epitel duktus ekskretoriusnya
bervariasi dari berlapis gepeng, bertingkat torak, dan selapis torak. Sedangkan duktus
sekretoriusnya memiliki epitel torak rendah sampai kubus. Bagian ini disebut juga pars
striata. Lalu, duktus interkalarisnya terdiri dari epitel selapis gepeng sampai kubus rendah dan
memiliki fungsi untuk mengalirkan sekret dari pars terminal. Berbeda dengan kelenjar parotis
yang merupakan kelenjar serosa, kelenjar submandibularis merupakan kelenjar
tubuloalveolar kompleks yang menghasilkan sekret mukoserosa. Artinya, pars terminalis
kelenjar ini lebih banyak yang bersifat serosa daripada mukosa. Duktus ekskretorius kelenjar
ini dikelilingi jaringan ikat longgar. Kelenjar liur yang terakhir adalah sublingualis. Kelenjar
sublingualis merupakan kelenjar tubuloalveolar kompleks yang menghasilkan sekret bersifat
seromukosa, jadi hasil sekretnya berlawanan dengan kelenjar submandibularis.9
Kelenjar pencernaan berikutnya adalah pankreas. Pankreas merupakan kelenjar
eksokrin dan endokrin. Epitel duktus ekskretoriusnya bervariasi dari epitel torak rendah
bersel goblet hingga epitel kubus. Duktus interkalarisnya terdiri dari epitel selapis gepeng,
dan bila dibandingkan, sel asinus pada pankreas lebih kecil daripada sel asinus di kelenjar
parotis. Pars terminalis dari pankreas menghasilkan sekret yang bersifat serosa.9
13
Kelenjar pencernaan yang ketiga adalah hepar. Pada hepar, terdapat septum-septum
yang membagi hepar menjadi lobulus-lobulus. Lobulus ini merupaakn unit fungsional dari
hepar. Pada bagian tengah dari lobulus, terdapat vena sentralis (lihat gambar 16). Sel-sel
hepar tersusun secara radier. Pada hepar, dapat dilihat adanya segitiga kiernan. Segitiga ini
berisi cabang a. hepatika, cabang v. porta, duktus biliaris, dan pembuluh limfe. Setiap sel hati
pada salah satu permukaannya harus berhubungan dengan sistem empedu dan permukaan
yang lain berhadapan dengan pembuluh darah. Bila diamati dengan mikroskop elektron,
maka akan terlihat ruangan Disse. Ruangan ini terletak di antara sinusoid dan sel hepar.
Bagian ini berisi cairan limfe. Fungsinya adalah filtrasi darah dan plasma melalui dinding
sinusoid. Hati memproduksi empedu yang disalurkan melalui kanalikuli biliaris, lalu ke
preduktuli biliaris, duktus biliaris, duktus hepatikus, vesika fellea, duktus sistikus, duktus
koledokus, dan berakhir di duodenum.9
Kelenjar pencernaan terakhir adalah vesika fellea yang berfungsi untuk reservoir
empedu, mengentalkan empedu, dan berkontraksi mengeluarkan empedu bila dirangsang
dengan kolesistokinin. Ciri khas pada vesika fellea adalah tidak adanya tunika muskularis
mukosa. Tunika mukosanya terdiri dari epitel selapis torak, di mana pada lamina proprianya
terdapat sinus Rokistansky Aschof dan pada tunika subserosanya terdapat anyaman
penyambung jarang yang disebut duktus Aberans Luschka (lihat gambar 17).9
Gambar 16 Duodenum
10 Gambar 17 Kolon10
Mekanisme Saluran Pencernaan
Saluran pencernaan terdiri dari mulut , tenggorokan , kerongkongan , lambung, usus
halus,usus besar, rektum dan anus. Selain itu, Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ
yang terletak diluar saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung empedu. Sistem
pencernaan (mulai dari mulut sampai anus) berfungsi sebagai berikut motilitas, sekresi,
pencernaan, dan penyerapan.11
Motilitas adalah kontraksi otot yang mencampur dan mendorong isi saluran
pencernaan, otot polos di dinding saluran pencernaan secara terus menerus berkontraksi
dengan kekuatan rendah yang disebut dengan tonus. Tonus ini sangat penting untuk
14
mempertahankan agar tekanan pada isi saluran pencernaan tetap dan untuk mencegah dinding
saluran pencernaan melebar secara permanen setelah mengalami distensi. Dalam proses
motilitas terjadi dua gerakan yaitu gerakan propulsif dan gerakan mencampur. Gerakan
propulsif yaitu gerakan mendorong atau memajukan isi saluran pencernaan sehingga
berpindah tempat ke segmen berikutnya, dimana gerakan ini pada setiap segmen akan
berbeda tingkat kecepatannya sesuai dengan fungsi dari regio saluran pencernaan, contohnya
gerakan propulsif yang mendorong makanan melalui esofagus berlangsung cepat karena
struktur ini hanya berfungsi sebagai tempat lewat makanan dari mulut ke lambung tapi
sebaliknya di usus halus tempat utama berlangsungnya pencernaan dan penyerapan makanan
bergerak sangat lambat sehingga tersedia waktu untuk proses penguraian dan penyerapan
makanan. Gerakan kedua adalah gerakan mencampur, gerakan ini mempunyai 2 fungsi yaitu
mencampur makanan dengan getah pencernaan dan mempermudah penyerapan pada usus.
Yang berperan dalam kedua gerakan ini salah satunya yaitu muskularis eksterna suatu lapisan
otot polos utama di saluran pencernaan yang mengelilingi submukosa. Di sebagian besar
saluran pencernaan lapisan ini terdiri dari dua bagian yaitu lapisan sirkuler dalam dan lapisan
longitudinal luar. Serat-serat lapisan otot polos bagian dalam berjalan sirkuler mengelilingi
saluran, kontraksi serat-serat sirkuler ini menyebabkan kontriksi, sedangkan kontraksi serat-
serat di lapisan luar yang berjalan secara longitudinal menyebabkan saluran memendek,
aktivitas kontraktil lapisan otot polos ini menghasilkan gerakan propulsif dan mencampur.11
Digesti merupakan proses penguraian makanan dari struktur yang kompleks menjadi
satuan-satuan yang lebih kecil sehingga dapat diserap oleh enzim-enzim yang diproduksi
didalam sistem pencernaan. Karbohidrat, protein dan lemak merupakan molekul-molekul
besar yang tidak dapat menembus membran plasma utuh untuk diserap dari lumen saluran
pencernaan ke dalam darah atau limfe sehingga diperlukan proses pencernaan untuk
menguraikan molekul-molekul tersebut.11
Setelah proses digesti molekul-molekul yang telah menjadi satuan-satuan kecil dapat
diabsorpsi bersama dengan air, vitamin, dan elektrolit, dari lumen saluran pencernaan ke
dalam darah atau limfe. Absorpsi sebagian besar terjadi di usus halus. Sejumlah getah
pencernaan disekresikan ke lumen saluran pencernaan oleh kelenjar eksokrin. Sekresi
pencernaan terdiri dari air, elektrolit, enzim, garam empedu atau mukus.11
a. Mulut
15
Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan dikunyah oleh gigi
belakang(molar, geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah dicerna. Ludah
dari kelenjar ludah akan membungkus bagian-bagian dari makanan tersebut dengan enzim-
enzim pencernaan dan mulai mencernanya. Pada saat makan, aliran dari ludah membersihkan
bakteri yang bisa menyebabkan pembusukan gigi dan kelainan lainnya. Ludah juga
mengandung antibodi dan enzim (misalnya lisozim), yang memecah protein dan menyerang
bakteri secara langsung. Proses menelan dimulai secara sadar dan berlanjut secara
otomatis.Epiglotis akan tertutup agar makanan tidak masuk ke dalam pipa udara (trakea) dan
ke paru-paru, sedangkan bagian atap mulut sebelah belakang (palatum mole, langit-langit
lunak) terangkat agar makanan tidak masuk ke dalam hidung. 11
b. Kerongkongan (esofagus)
Merupakan saluran berotot yang berdinding tipis dan dilapisi oleh selaput lendir.
Makanan didorong melalui kerongkongan bukan oleh gelombang kontraksi dan relaksasi otot
ritmik yang disebut dengan peristaltik. 11
c. Lambung
Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk
cincin(sfingter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan normal, sfingter
menghalangi masuknya kembali isi lambung ke dalam kerongkongan.Lambung berfungsi
sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara ritmik untuk mencampur makanan
dengan enzim-enzim. Sel-sel yang melapisi lambung menghasilkan 3 zat penting :
1. Lendir
Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung dan
enzim.Setiap kelainan pada lapisan lendir ini (apakah karena infeksi oleh bakteri
Helicobacter pylori atau karena aspirin), bisa menyebabkan kerusakan yang mengarah
kepada terbentuknya tukak lambung.11
2. Asam klorida
Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan oleh pepsin
guna memecah protein.Keasaman lambung yang tinggi juga berperan sebagai penghalang
terhadap infeksi dengan cara membunuh berbagai bakteri. Pelepasan asam dirangsang oleh
saraf yang menuju ke lambung, gastrin (hormon yang dilepaskan oleh lambung), histamin
(zat yang dilepaskan oleh lambung), prekursor pepsin (enzim yang memecahkan
protein).11
16
3. Pepsin
Bertanggung jawab atas pemecahan sekitar 10%protein. Pepsin merupakan satu-
satunya enzim yang mencerna kolagen, yang merupakan suatu protein dan kandungan
utama dari daging.Hanya beberapa zat yang bisa diserap langsung dari lambung (misalnya
alkohol dan aspirin)dan itupun hanya dalam jumlah yang sangat kecil.11
d. Usus halus
Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari (duodenum), yang
merupakan bagian pertama dari usus halus. Makanan masuk ke dalam duodenum melalui
sfingter pylorus dalam jumlah yang bisa dicerna oleh usus halus. Jika penuh, duodenum akan
mengirimkan sinyal kepada lambung untuk berhenti mengalirkan makanan Duodenum
menerima enzim pankreatik dari pankreas dan empedu dari hati.Cairan tersebut (yang masuk
ke dalam duodenum melalui lubang yang disebut Sfingter Oddi) merupakan bagian yang
penting dari proses pencernaan dan penyerapan.11
Gerakan peristaltik juga membantu pencernaan dan penyerapan dengan cara
mengaduk dan mencampurnya dengan zat yang dihasilkan oleh usus. Beberapa senti pertama
dari lapisan duodenum adalah licin, tetapi sisanya memiliki lipatan-lipatan, tonjolan-tonjolan
kecil (vili) dan tonjolan yang lebih kecil (mikrovili).Vili dan mikrovili menyebabkan
bertambahnya permukaan dari lapisan duodenum, sehingga menambah jumlah zat gizi yang
diserap.Sisa dari usus halus, yang terletak dibawah duodenum, terdiri dari jejunum dan ileum.
Bagian ini terutama bertanggungjawab atas penyerapan lemak dan zat gizi lainnya.
Penyerapan ini diperbesar oleh permukaannya yang luas karena terdiri dari lipatan-lipatan,vili
dan mikrovili. Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut zat-zat yang diserap
ke hati melalui vena porta.11
Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yangmembantu
melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna).Dinding usus juga melepaskan sejumlah
kecil enzim yang mencerna protein, gula dan lemak.Kepadatan dari isi usus berubah secara
bertahap, seiring dengan perjalanannya melalui usus halus. Di dalam duodenum, air dengan
cepat dipompa ke dalam isi usus untuk melarutkan keasaman lambung. Ketika melewati usus
halus bagian bawah, isi usus menjadi lebih cair karena mengandung air, lendir dan enzim-
enzim pankreatik.11
e. Pankreas
Pankreas melepaskan enzim pencernaan ke dalam duodenum dan melepaskan hormon
kedalam darah. Enzim-enzim pencernaan dihasilkan oleh sel-sel asini dan mengalir melalui
berbagai saluran ke dalam duktus pankreatikus. Duktus pankreatikus akan bergabung dengan
17
saluran empedu pada sfingter Oddi, dimana keduanya akan masuk ke dalam duodenum.
Enzim yang dilepaskan oleh pankreas akan mencerna protein, karbohidrat dan lemak.11
Enzim proteolitik memecah protein ke dalam bentuk yang dapat digunakan oleh tubuh
dan dilepaskan dalam bentuk inaktif.Enzim ini hanya akan aktif jika telah mencapai saluran
pencernaan. Pankreas juga melepaskan sejumlah besar sodium bikarbonat, yang berfungsi
melindungi duodenum dengan cara menetralkan asam lambung. 3 hormon yang dihasilkan
oleh pankreas yaitu insulin, yang berfungsi menurunkan kadar gula dalam darah. Glukagon,
yang berfungsi menaikkan kadar gula dalam darah. Somatostatin, yang berfungsi
menghalangi pelepasan kedua hormon lainnya (insulin danglukagon).11
f. Hati
Zat-zat gizi dari makanan diserap ke dalam dinding usus yang kaya akan pembuluh
darah yang kecil-kecil (kapiler). Kapiler ini mengalirkan darah ke dalam vena yang
bergabung dengan vena yang lebih besar dan pada akhirnya masuk ke dalam hati sebagai
vena porta. Vena porta terbagi menjadi pembuluh-pembuluh kecil di dalam hati, dimana
darah yang masuk diolah. Darah diolah dalam 2 cara yaitu bakteri dan partikel asing lainnya
yang diserap dari usus dibuang dan berbagai zat gizi yang diserap dari usus selanjutnya
dipecah sehingga dapat digunakanoleh tubuh.11
Hati melakukan proses tersebut dengan kecepatan tinggi, setelah darah diperkaya
dengan zat-zat gizi, darah dialirkan ke dalam sirkulasi umum. Hati menghasilkan sekitar
separuh dari seluruh kolesterol dalam tubuh, sisanya berasal dari makanan. Sekitar 80%
kolesterolyang dihasilkan di hati digunakan untuk membuat empedu. Hati juga menghasilkan
empedu, yang disimpan di dalam kandung empedu.11
g. Empedu
Sebelum makan, garam-garam empedu menumpuk di dalam kandung empedu dan
hanya sedikit empedu yang mengalir dari hati. Makanan di dalam duodenum memicu
serangkaian sinyal hormonal dan sinyal saraf sehingga kandung empedu berkontraksi.
Sebagai akibatnya, empedu mengalir ke dalam duodenum dan bercampur dengan makanan.
Empedu memiliki 2 fungsi penting yaitu membantu pencernaan dan penyerapan lemak dan
berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama hemoglobin yangberasal
dari penghancuran sel darah merah dan kelebihan kolesterol.12
Secara spesifik empedu berperan dalam berbagai proses berikut garam empedu
meningkatkan kelarutan kolesterol, lemak dan vitamin yang larut dalam lemak untuk
membantu proses penyerapan. Garam empedu merangsang pelepasan air oleh usus besar
18
untuk membantu menggerakkan isinya. Bilirubin (pigmen utama dari empedu) dibuang ke
dalam empedu sebagai limbah dari sel darah merah yang dihancurkan. Obat dan limbah
lainnya dibuang dalam empedu dan selanjutnya dibuang dari tubuh. Berbagai protein yang
berperan dalam fungsi empedu dibuang di dalam empedu.Garam empedu kembali diserap ke
dalam usus halus, disuling oleh hati dan dialirkan kembali ke dalam empedu. Sirkulasi ini
dikenal sebagai sirkulasi enterohepatik.Seluruh garam empedu di dalam tubuh mengalami
sirkulasi sebanyak 10-12 kali/hari .Dalam setiap sirkulasi, sejumlah kecil garam empedu
masuk ke dalam usus besar (kolon). Di dalam kolon,bakteri memecah garam empedu menjadi
berbagai unsur pokok. Beberapa dari unsur pokok ini diserap kembali dan sisanya dibuang
bersama tinja.12
h. Usus besar
Usus besar menghasilkan lendir dan berfungsi menyerap air dan elektrolit dari tinja.
Ketika mencapai usus besar, isi usus berbentuk cairan, tetapi ketika mencapai rektum
bentuknya menjadi padat. Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi
mencerna beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi. Bakteri di dalam usus besar
juga berfungsi membuat zat-zat penting, seperti vitamin K. Bakteri ini penting untuk fungsi
normal dari usus. Beberapa penyakit serta antibiotik bisamenyebabkan gangguan pada
bakteri-bakteri di dalam usus besar. Akibatnya terjadi iritasiyang bisa menyebabkan
dikeluarkannya lendir dan air, dan terjadilah diare. ¹2
i. Rektum &Anus
Rektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon
sigmoid) dan berakhir di anus. Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat
yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk
ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar. ¹2
Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar
dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lainnya dari
usus. Suatu cincin berotot (sfingter ani) menjaga agar anus tetap tertutup. ¹2
Enzim Pencernaan
Enzim memiliki fungsi sebagai katalisator pada sebuah proses metabolisme. Enzim
juga sangat di perlukan dalam proses pencernaan.¹3
Enzim amilase air liur (ptyalin)
19
Enzim ini akan di keluarkan jika ada rangsangan karbohidrat di mulut. Enzim ini
akan memecah polisakarida menjadi di sakarida. Enzim ini bekerja pada ikatan glikosidik
1,4, dengan Ph 6,8. Bila Ph ini kurang dari 4 maka di dalam lambung menjadi enzim yang
inaktif. ¹3
Enzim lisozim
Air liur memiliki efek antibakteri melalui efek ganda, yaitu yang pertama oleh
enzim lisozim, suatu enzim yang melisiskan atau menghancurkan bakteri tertentu, dan
yang kedua dengan membilas bahan yang mungkin digunakan bakteri sebagai sumber
makanan. ¹3
Pepsinogen
Konstituen pencernaan utama pada getah lambung adalah pepsinogen., suatu molekul
enzim inaktif yang disintesis dan di kemas oleh komples golgi dan reticulum endoplasma sel
utama. Pada saat di sekresi ke dalam lumen lambung, molekul pepsinogen mengalami
penguraian oleh HCl menjadi enzim bentuk aktif yaitu pepsin. Setelah terbentuk, pepsin
bekerja pada molekul pepsinogen lain untuk menghasilakan lebih banyak pepsinogen. ¹3
Pepsin
Pepsin memulai pencernaan protein dengan memecahkan ikatan asam amino
tertentu di protein untuk mengahasilakan fragmen-fragmen peptide (rantai pendek asam
aminio); enzim ini bekerja paling efektif pada lingkungan asam. Pepsin dan
endopeptidase, spesifik untuk ikatan peptide yang dibentuk oleh AA. Aromatik atau AA.
Dikarboksilat.Karena dapan mencerna protein, pepsin harus disimpan dan di sekresikan
dalam bentuk inaktif, sehingga zat ini tidak mencerna sendiri sel-sel tempat ia terbentuk.
Oleh karena itu, pepsin dipertahankan dalam bentuk inaktif pepsinogen sampai zat
tersebut mencapai lumen usus, tempat ia di aktifkan oleh HCl. ¹3
Rennin (kimosin)
Enzim ini hanya ada pada lambung bayi. Enzim ini berfungsi untuk koagulasi susu,
penting pada proses pencernaan pada bayi karena mencegah lewatnya susu secara cepat
melalui lambung. Dengan adanya kalsium, maka rennin akan merubah kasein susu
menjadi parakasein secara irreversible. Selanjutnya parasein akan dipecah oleh pepsin.
Rennin tidak ditemukan pada orang dewasa. ¹3
Lipase
Suhu panas di dalam lambung penting untuk mencairkan gumpalan lemak
makanan. Emulsifikasi terjadi dengan bantuan kontraksi peristaltic. Walaupun lipase
20
lambung ini dapat menghidrolisa triasilgliserol dari asam lemak rantai pendek dan sedang,
tetapi fungsi lipopitik cairan lambungtidaklah penting. Tetapi lingual lipase dapat
melanjutkan aktifitasnya pada pH rendah di dalam lambung, karena adanya waktu retensi
2-4 jam, maka lebih kurang diet triasilgliserol akan dicerna. Lemak susu merupakan
substrat utama enzim lipase ini. Lemak susu ini mengandung asam lemak rantai pendek
yang bersifat hidrofilik, yang akan diserap oleh lambung, dan selanjutnya masuk kedalam
vena porta. ¹3
Karboksipeptidase
Suatu eksopeptidase yang akan memecah ikatan terminal karboksipeptida sehingga
membebaskan asam amino tunggal. ¹3
Amilolitik enzim
Suatu alfa amylase yang akan memecahkan ikatan 1,4 glikosida pada starch dan
glukosa sehingga menghasilkan maltose, maltotriosa, alfa limit dextrin, oligosakarida dan
glukosa. Amylase pancreas secara terus menerus di bebaskan ke dalam plasma melalui
dinding basolateral sel asinar dan kemudian di ekskresikan ke dalam urine. Perangsangan
pancreas oleh impuls kholinergik atau oleh makanan yang banyak, meningkatkan kadar
amylase plasma sehingga menambah berat kerusakan pancreas. ¹3
Lipolitik enzim
Lipase pancreas bekerja pada batas lemak air, merupakan tetesan halus emulsi lemak
yang dibentuk oleh gerakan mekanik, di dalam saluran pencernaan dengan adanya hasil
aktifitas lipase mulut, garam empedu, kolipase, fosfolipid, fosfolipase A2. Fosfolipase A2 dan
kolipase disekresikan dalam bentuk tak aktif, untuk menghasilkannya oleh tripsin yang
menghidrolisis ikatan peptida tertentu. Ca2+ di butuhkan untuk aktivitas fosfolipase A2.
Hidrolisa yang terbatas padaikatan ester pada posisi atom C ke 2 fosfolipase oleh fosfolipase
A2 akan menghasilkan lipase pada permukaan substrat sehingga terjadi hidrolisa cepat
triasilgliserol. ¹3
Mekanisme Pencernaan dan Fungsi
1. Karbohidrat.
Karbohidrat adalah senyawaan polihidroksialdehid atau polihidroksiketon dan
senyawaan-senyawaan yang jika dihidrolisis akan menghasilkan polihidroksi tersebut.
Karbohidrat di alam terdapat dalam jumlah yang besar, terutama dalam tumbuh-tumbuhan.
Kegunaanya sangat luas dan meliputi berbagai bidang antara lain sebagai bahan pangan,
sandang, bahan untuk keperluan kesehatan dan obat-obat. Bentuk gula paling sederhana
21
adalah gula sederhana atau monosakarida misalnya glukosa, fruktosa dan galaktosa, yang
dalam keadaan normal jumlahnya sangat sedikit dalam makanan. Monosakarida ini
merupakan satuan dasar pembentuk jenis karbohidrat lainnya yang lebih kompleks, yang oleh
tumbuhan disintesis dengan proses reaksi kategori kondensasi sehingga memungkinkan
terjadinya ikatan berantai membentuk polimernya. Sebagian karbohidrat yang dimakan adalah
dalam bentuk polisakarida, yang terdiri dari rantai-rantai molekul glukosa yang saling
berhubungan. Selain polisakarida, sumber karbohidrat makanan lainnya dalam jumlah yang
lebih sedikit adalah karbohidrat dalam bentuk disakarida termasuk sukrosa dan laktosa.11
- Penyerapan karbohidrat
Karbohidrat makanan disajikan ke usus halus untuk diserap terutama dalam
bentuk disakarida maltosa. Glukosa dan galaktosa diserap oleh transportasi aktif sekunder,
sementara pembawa kotranspor di batas luminal mengangkut monosakarida dan Na+ dari
lumen ke dalam interior usus halus. Glukosa dan galaktosa setelah dikumpulkan di dalam sel
oleh pembawa kotranspor, keluar dari sel mengikuti penurunan gradient konsentrasi masuk
ke dalam darah didalam vilus. Fruktosa diserap ke dalam darah semata-mata melalui difusi
terfasilitasi (transport pasif yang diperantai oleh pembawa).11
2. Protein
Kata protein berasal dari bahasa yunani, proteios, yang artinya pertama. Protein
merupakan senyawaan yang penting dalam kehidupan, terdiri dari berbagai kombinasi asam
amino. Fungsi utama protein adalah membentuk jaringan baru dan mengganti jaringan yang
rusak. Pada hewan dan manusia, protein merupakan komponen pembentuk urat, otot, kulit,
kuku,rambut, bulu, tanduk dan jaringan penunjang seperti tulang rawan. Di samping itu,
protein dapat berfungsi sebagai alat pengangkut oksigen, pembentuk antibody, katalisator
biokimia dan pengatur metabolisme. Penyerapan protein : yang dicerna dan diserap tidak saja
protein dari makanan, tetapi protein endogen yang masuk ke dalam lumen saluran
pencernaan. Semua protein endogen harus dicerna dan diserap bersama protein makanan
untuk mencegah pengurangan simpanan protein tubuh. Asam amino yang diserap dari
makanan dan protein endogen digunakan untuk mensintesis protein baru ditubuh. Protein
yang disajikan ke usus halus untuk diserap terutama dalam bentuk asam amino dan beberapa
peptide kecil.11
3. Lemak
Sebagian besar lemak dalam makanan berada dalam bentuk trigliserida yaitu lemak
netral yang masing-masing terdiri dari kombinasi gliserol dengan tiga molekul asam lemak
22
melekatpadanya. Lemak dicerna dan diserap lebih lambat dibandingkan dengan nutrient lain.
Selain itu, pencernaan dan penyerapan lemak hanya berlangsung di lumen usus halus. Oleh
karena itu, apabila duodenum sudah terdapat lemak, pengosongan isi lambung yang berlemak
lebih lanjut kedalam duodenum ditunda sampai usus halus selesai mengolah lemak yang
sudah ada di sana.
Pada kenyataannya, lemak adalah perangsang terkuat untuk menghambat motilitas
lambung. Fungsi lemak yaitu sebagai sumber dan pelarut beberapa vitamin tertentu dan asam-
asam lemak,baik esensial maupun non-esensial, sebagai cadangan energy dalam jaringan
adiposa, dansebagai isolator tubuh baik terhadap perubahan suhu maupun terhadap benturan-
benturan. Penyerapan lemak : penyerapan lemak cukup berbeda dari penyerapan karbohidrat
dan protein karena adanya masalah lemak yang tidak larut dalam air. Lemak harus
dipindahkan dari kimus yang cair melalui cairan tubuh yang mengandung banyak air
walaupun lemak tidak larut dalam air. Dengan demikian, lemak harus menjalani serangkaian
transformasi untuk mengatasi masalah iniselama pencernaan dan penyerapannya. Komponen empedu mempermudah penyerapan produk-produk akhir pencernaan
lemak ini melalui pembentukkan misel. Misel adalah partikel larut-air yang mengangkut
produk-produk akhir pencernaan lemak di dalam interiornya yang larut dalam air. Setelah
misel-misel ini mencapai membran luminal sel-sel epitel, monogliserida dan asam lemak
bebas secara pasif berdifusi dari misel menembus komponen lemak membran sel epitel untuk
memasuki interior sel-sel tersebut. Sewaktu produk-produk lemak tersebut meninggalkan
misel dan diserap melalui membran sel, misel mampu menyerap monogliserida dan asam
lemak lain yang dihasilkan dari perncernaan trigliserida di dalam emulsi lemak. Setelah
berada di dalam sel epitel, monogliserida dan asam lemak bebas disintesis ulang menjadi
trigliserida. Trigliserida-trigliserida ini bergabung membentuk butir-butir dan dibungkus oleh
satu lapisan lipoprotein, sehingga butir lemak tersebut dapat larut dalam air. Karbohidrat
sebagai sumber energy. Karbohidrat merupakan senyawa karbon, karena banyak mengandung
unsur karbon, disamping unsur-unsur hidrogen dan oksigen. Karbohidrat berfungsi sebagai
sumber energi. Satu gram Karbohidrat menghasilkan 4,0-4,1 kilokalori. Satu kilokalori sama
dengan 4,2kilojoule, sehingga 1 gram karbohidrat menghasilkan sekitar 16,8 sampai 17,2
kilojoule. Energi digunakan untuk bergerak, tumbuh, mempertahankan suhu tubuh, dan
berkembang biak. Kelebihan karbohidrat akan disimpan dalambentuk lemak di daerah perut,
di sekeliling ginjal, jantung, atau dibawah kulit yang menyebabkan tubuh menjadi gemuk.
Hasil Metabolisme Zat-Zat Makanan. Karbohidrat sebagai sumber energy. Karbohidrat
23
merupakan senyawa karbon, karena banyak mengandung unsur karbon, disamping
unsur±unsur hidrogen dan oksigen. Karbohidrat berfungsi sebagai sumber energi. Satugram
Karbohidrat menghasilkan4,0-4,1 kilokalori. Satu kilokalori sama dengan 4,2
kilojoule,sehingga 1 gram karbohidrat menghasilkan sekitar 16,8 sampai 17,2 kilojoule. Energi digunakan untuk bergerak, tumbuh, mempertahankan suhu tubuh, dan
berkembang biak. Kelebihan karbohidrat akan disimpan dalam bentuk lemak di daerah perut,
di sekeliling ginjal, jantung, ataudibawah kulit yang menyebabkan tubuh menjadi gemuk 2).
Lemak sebagai sumber energi lemak adalah sumber energi yang tinggi. Satu gram lemak
menghasilkan 9 kilokalori. Makanan yang banyak mengandung lemak misalnya kacang,
kelapa, lemak hewan, lemak tumbuhan, minyak jagung, minyak kedelai, dan mentega. Fungsi
lemak adalah :
a. Sebagai sumber energy.
b. Pelarut vitamin A,D,E, dan, K.
c. Pelindung organ tubuh yang penting, misalnya mata, ginjal, dan, jantung.
d. Pelindung tubuh terhadap suhu yang rendah, yaitu sebagai isolator di bawah kulit
untuk menghindari hilangnya panas tubuh. Lemak hewan banyak mengandung
kolestrol. Kolestrol diperlukan oleh tubuh antara lain untuk menyusun membran sel
dan hormon. Namun kelebihan kolestrol dapat mengendap didinding pembuluh darah.
Endapan kolestrol. Menyebabkan pembuluh darah menyempit. Akibatnya terjadi
tekanan darah tinggi. Kolestrol banyak terdapat pada organ dalam hewan dan lemak
hewan. Minyak tumbuhan merupakan lemak yang bebas kolestrol.
e. Protein untuk pengganti dan pertumbuhan sel. Berdasarkan asalnya, protein
dibedakan menjadi protein hewani dan protein nabati. Protein hewani adalah protein
yang diperoleh dari hewan. Protein nabati adalah protein yang berasal dari tumbuhan.
Protein hewani mengandung asam amino lebih lengkap dari pada protein nabati .
Asam amino adalah senyawa penyusun protein.
f. Protein yang kita makan dicerna menjadi asam amino. Di dalam tubuh, asam amino
tersebut diubah kembali menjadi protein sesuai dengan kebutuhan tubuh. Protein
berfungsi untuk pertumbuhan, mengganti sel yang rusak atau mati, dan mengatur
proses di dalam tubuh. Kekurangan protein menyebabkan pertumbuhan terhambat dan
mudah terkena infeksi. Di dalam sel tubuh, protein juga dapat diubah menjadi energi.
Setiap satu gram protein menghasilkan 4 kilokalori.11
Metabolisme Xenobiotik
24
Xenobiotik berasal dari bahasa Yunani: Xenos yang artinya asing. Xenobiotik adalah
zat asing yang masuk dalam tubuh manusia. Contoh: obat obatan, insektisida, zat kimia
tambahan pada makanan (pemanis, pewarna, pengawet) dan zat karsinogen lainya.
Xenobiotik umumnya tidak larut air, sehingga kalau masuk tubuh tidak dapat diekskresi.
Untuk dapat diekskresi xenobiotik harus dimetabolisme menjadi zat yang larut, sehingga bisa
diekskresi. Organ yang paaling berperan dalam metabolisme xenobiotik adalah hati. Ekskresi
xenobiotik melalui empedu dan urin.14,15
Metabolisme xenobiotik dibagi 2 fase:
Fase Hidroksilasi
Fase hidroksilasi adalah fase mengubah xenobiotik aktif menjadi inaktif, oleh enzim
Mono oksidase atau Sitokrom P450. Enzim Sitokrom P450 terdapat banyak di Retikulum
Endoplasma. Fungsi enzim ini adalah sebagai katalisator perubahan Hidrogen (H) pada
xenobiotik menjadi gugus Hidroksil (OH). Reaksi Hidroksilasi oleh enzim Sitokrom P450
adalah sbb:RH + O2 → R-OH + H2O.14,15
Sitokrom P450 merupakan hemoprotein seperti Hemoglobin, banyak terdapat pada
membran retikulum endoplasma sel hati. Pada beberapa keadaan produk hidroksilasi bersifat
mutagenik atau karsinogenik.14,15
Fase Konjugasi
Fase konjugasi adalah fase mereaksikan xenobiotik inaktik dengan zat kimia tertentu
dalam tubuh menjadi zat yang larut, sehingga mudah diekskresi baik lewat empedu maupun
urin. Zat dalam tubuh yang biasa dipergunakan untuk proses konjugasi adalah: asam
glukoronat, sulfat, acetat, glutation atau asam amino tertentu.
Glukuronidasiadalah proses menkonjugasi xenobiotik dengan asam glukorunat,
dengan enzim glukuronil transferase. Xenobiotik yang mengalami glukorunidasi adalah
asetilaminofluoren (karsinogenik), anilin, asam benzoat, meprobamat, fenol dan senyawa
steroid.14,15
Sulfasi adalah proses konjugasi xenobiotik dengan asam sulfat, dengan enzim
sulfotransferase. Xenobiotik yang mengalami sulfasi adalah: alkohol, arilamina, fenol
25
Konjugasi dengan Glutation, yang terdiri dari tripeptida (glutamat, sistein, glisin) dan
biasa disingkat GSH, menggunakan enzim glutation S-transferase atau epoksidhidrolase.
Xenobiotik yang berkonjugasi dengan GSH adalah xenobiotik elektrofilik (karsinogenik).
Metabolisme xenobiotik kadang disebut proses detoksifikasi, tetapi istilah ini tidak
semuanya benar, sebab tidak semua xenobiotik bersifat toksik. Respon metabolisme
xenobiotik mencakup efek farmakologik, toksik, imunologik dan karsinogenik.14,15
Kesimpulan
Sistem digestivus/ pencernaan memiliki beberapa organ utama yakni mulut,
kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum, dan anus. Sementara organ
tambahan dalam sistem pencernaan meliputi hati dan pankreas. Mulut, yang merupakan
struktur pertama yang dilewati makanan yang mensekresikan air liur yang digunakan untuk
melunakkan dan mulai menghancurkan makanan secara kimiawi. Proses pencernaan
makanan dapat dilakukan secara mekanis dan kimiawi, dimana pada proses mekanis yang
bekerja adalah otot-otot pada setiap organ yang mengirimkan makanan ke organ-organ
selanjutnya dan secara kimiawi dengan cara memproduksi zat-zat lain untuk membantu
proses pencernaan. Sistem pencernaan (mulai dari mulut sampai anus) berfungsi sebagai
berikut motilitas, sekresi, pencernaan, dan penyerapan.
26
DAFTAR PUSTAKA
1. Snell RS. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Edisi 6. Jakarta: EGC;
2006.p.148-52.
2. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC; 2004.h.282-5.
3. Fawcett DW. Buku ajar histologi. Ed. 12. Jakarta: EGC; 2004.h.499-558.
4. Mescher AL. Junqueira’s basic histology: text and atlas. Ed. 12. Jakarta: EGC;
2012.h.211-5.
5. Putz R, Pabst R. Sobotta. Hennessen D, Gattnarzik A, Richarz A, editor. Ed. 22.
Munich: Elsevier GmbH; 2006.h.101-32.
6. Netter FH. Atlas of human anatomy. London: Saunders; 2010.h.152-5.
7. Scanlon VC, Sanders T. Buku ajar anatomi dan fisiologi. Ed. 3. Jakarta: EGC;
2006.h.59-68.
8. Faiz O, Moffat D. At a glance anatomi. Jakarta: Erlangga Medical Series;
2004.h.37-43.
9. Mescher, AL. Histologi dasar junqueira: teks & atlas. Hartanto H, editor. Jakarta:
EGC; 2011.h. 416-29.
10. Buku penuntun praktikum histologi. Jakarta: Bagian Histologi Fakultas
Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana; 2013.h.71-88.
11. Laurale S. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistim Digestivus. Edisi 2. Jakarta:
EGC;2001.
12. Evelyn C. Anatomi dan Fisiologis untuk paramedis. Jakarta: PT.Gramedia;2009.
13. Murray RK, Granner DK. Biokimia harper dan pencernaan absorpsi. Jakarta:
EGC;2003.p.632-44.
14. Poedjiadi, Supriyanti. Dasar-Dasar Biokimia. Bandung: UI Press.2007.
15. Harjasasmita. Ikhtisar Biokimia Dasar B. Jakarta: FKUI.2005.
27