Blok 9 Sinta

15
Pengaruh Luka Tusuk Terhadap Kinerja Usus Sinta Wulansari 102013429 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta, Indonesia [email protected] Abstrak Sistem pencernaan terdiri dari saluran pencernaan, yaitu tuba muskular panjang yang merentang dari mulut sampai anus dan organ-organ aksesoris, seperti hati, kandung empedu, dan pankreas. Saluran pencernaan yang terletak dibawah area diafragma disebut saluran gastrointestinal. Fungsi utama sistem pencernaan adalah untuk memindahkan zat gizi atau nutrien, air, dan elektrolit dari makanan yang kita makan ke dalam lingkungan internal tubuh. Makanan yang dimakan penting sebagai sumber energi yang kemudian digunakan oleh sel dalam menghasilkan ATP untuk menjalankan berbagai aktivitas bergantung-energi, misalnya transportasi aktif, kontraksi, sintesis, dan sekresi. Mkanan juga merupakan sumber bahan untuk perbaiakn, pembaruan, dan penambahan jaringan tubuh. Tindakan makan tidak secara otomatis menyebabkan molekul organik yang terdapat di makanan tersedia bagi sel untuk digunakan sebagai sumber bahan bakar atau sebagai bahan pembangun. Mula-mula makanan harus dicerna atau diuraikan menjadi moleul-molekul kecil ringkas yang dapat diserap dari saluran pencernaan ke dalam sistem sirkulasi untuk didistrbusikan ke sel-sel. Abstract

description

Sistem pencernaan terdiri dari saluran pencernaan, yaitu tuba muskular panjang yang merentang dari mulut sampai anus dan organ-organ aksesoris, seperti hati, kandung empedu, dan pankreas. Saluran pencernaan yang terletak dibawah area diafragma disebut saluran gastrointestinal.

Transcript of Blok 9 Sinta

Page 1: Blok 9 Sinta

Pengaruh Luka Tusuk Terhadap Kinerja Usus

Sinta Wulansari

102013429

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta, Indonesia

[email protected]

Abstrak

Sistem pencernaan terdiri dari saluran pencernaan, yaitu tuba muskular panjang yang merentang dari mulut sampai anus dan organ-organ aksesoris, seperti hati, kandung empedu, dan pankreas. Saluran pencernaan yang terletak dibawah area diafragma disebut saluran gastrointestinal.

Fungsi utama sistem pencernaan adalah untuk memindahkan zat gizi atau nutrien, air, dan elektrolit dari makanan yang kita makan ke dalam lingkungan internal tubuh. Makanan yang dimakan penting sebagai sumber energi yang kemudian digunakan oleh sel dalam menghasilkan ATP untuk menjalankan berbagai aktivitas bergantung-energi, misalnya transportasi aktif, kontraksi, sintesis, dan sekresi. Mkanan juga merupakan sumber bahan untuk perbaiakn, pembaruan, dan penambahan jaringan tubuh. Tindakan makan tidak secara otomatis menyebabkan molekul organik yang terdapat di makanan tersedia bagi sel untuk digunakan sebagai sumber bahan bakar atau sebagai bahan pembangun. Mula-mula makanan harus dicerna atau diuraikan menjadi moleul-molekul kecil ringkas yang dapat diserap dari

saluran pencernaan ke dalam sistem sirkulasi untuk didistrbusikan ke sel-sel.

Abstract

Digestive system consists of the digestive of the digestive tract, which is a long muscular tube that extends from the mouth to the anus, and acce ssory organts, liver, gall bladder, and pancreas. Gastrointestinal tract that lies below the diaphragm area is called the gastrointestinal.

The main function of the digestive system is to move the nutrient or nutrients, water, and electrolytes from the food we eat the body’s internal environment. The food you eat is important as a source of energy which is then used by cells to produce ATP to run the energy-dependent activites, such as active transport, contraction, synthesis, and secretion. Food is also a source of materal for repair, renewal, and the addition of body tissues. Ate action does not automatically lead to the organic molecules contained in food available to the cells for use as a fuel source or as building material. At first the food must be degested or broken down into small molecules which can be summarized absorbed from the gastrointestinal tract into the circulatory system for distribution to the cells.

Page 2: Blok 9 Sinta

Key words : Digestive, tract, structure, function, mechanism.

Pendahuluan

Makan adalah salah satu kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi. Dengan makan maka seseorang mendapatkan energi yang berpindah dari makanan ke dalam tubuhnya sehingga ia dapat melakukan aktivitas. Unutk mengolah makanan yang dikonsumsi oleh manusia, dalam tubuh manusia berlaku suatu sistem pencernaan atau digestifus, dimana sistem ini berfungsi memindahkan zat gizi atau nutrien yang telah dimodifikasi, air dan elektrolit. Sistem ini pada dasarnya terdiri atas 4 tahap yang memproses makanan sehingga dapat digunakan di dalam tubuh dalam bentuk atau molekul yang sesuai, tahap itu terdiri dari motilitas, sekresi, pencernaan, dan penyerapan. Dalam melakukan 4 tahapan itu sistem pencernaan memiliki salurannya sendiri yang disebut sebagai traktus digestifus. Apabila proses pencernaan maupun saluran pencernaan mengalami gangguan maka, kerja oprtimal unutk memanfaatkan makanan yang masuk dan menghasilkan ATP sebagai energi dalam tubuh tidak dapat berjalan sempurna, dan dapat mengganggu kerja sistem yang lain dalam tubuh. Sehingga apabila seseorang mengalami gangguan sistem pencernaan maka perlu ditinjau tentang bagaimana proses pencernaan ataupun kondisi saluran pencernaannya, hingga penangan terhadap gangguan tersebut dapat diberikan dengan tepat dan tidak lebih lanjut merugikan kesehatan seseorang.

Skenario Seorang laki-laki berusia 20 tahun dibawa ke IGD RS karena menderita luka tusuk

sejak 30 menit yang lalu. Dari pemeriksaan didapatkan luka tusuk berada di perut kuadran kanan bawah yang memungkinkan mengenai usus.

Intestinum Minor (Usus Halus)1

Usus halus panjangnya sekitar 6 m dan terdiri dari duodenum, jejenum, dan ileum. Area permukaan dalam yang luas di sepanjang usus halus membantu absorpsi produk-produk pencernaan. Usus halus menggantung dari dinding pesterior abdomen ditahan oleh mesenterium yang mengandung pembuluh darah mesenterika seperior, pembuluh limfe, dan saraf otonom. Mesenterika memiliki panjang sekitar 15 cm dan berjalan dari fleksura duodenojejunalis sampai sendi sakroiliaka dekstra. Batas distalnya memiliki panjang yang jelas sama dengan panjang usus.

DuodenumDuodenum merupakan bagian teratas usus halus. Panjangnya sekitar 25 cm

dan berliku-liku di sekitar kaput pankreas. Fungsi utamanya adalah absorpsi produk-produk pencernaan. Pada jarak 10 cm dari pilorus, di duodenum terdapat papila vateri yang merupakan tempat muaranya duktus koledokus dan saluran pankreas berbentuk menonjol ke dalam lumen duodenum. Duodenum terletak di regio epigastrica dan umbilicalis. Walaupun ukurannya relatif pendek, area permukaannya sangat deperluas karena mukosanya berlipat-lipat dengan vili yang hanya terlihat secara mikroskopik. Dengan pengecualian 2,5 cm

Page 3: Blok 9 Sinta

pertama, yang seluruhnya dilapisi peritoneum, duodenum merupakan struktur retroperitoneal. Secara umum dibagi dalam empat bagian: 2,3

Gambar 1

Pars superior duodeni ( 5 cm ) – terletak setinggi vertebra L1 dan merupakan bagian yang bergerak paling bebas. Hubungan pars superior duodeni : kedepan dengan peritoneum (omentum minus), lobus quadratus dan dexter hepar, dan collum vesica fellea, kebelakang dengan bursa omentalis, ductus choledocus, v.porta hepatis, v.cava inferior, aa.gastroduodenalis, keatas dengan collum vesica fellea dan foramen omentalis, serta kebawah dengan caput dan collum pancreas.4

Pars descendens duodeni ( 10 cm ) – berjlaan vertikal ke bawah sepanjang pinggir kanan vertebra L1 – L3 di depan hilum renalis. Pylorus masuk dengan miring muara dari ampulla hepatopancreatis vateri (gabungan ductus choledocus dan ductus pancreaticus). Pada muara ini terdapat tonjolan, disebut papilla duodeni major (vateri) dan mempunyai sphincter oddi yang berfungsi mengatur pengeluaran cairan empedu can pancreas. Sedikit diatasnya, terdapat papilla duodeni minor (santorini), tempat muara ductus pancreaticus accessorius.4

Pars inferior (horizontalis) duodeni ( 7,5 cm ) – berjalan horizontalis kekiri menyilang garis tengah setinggi vertebra L3 pada bidang subcostalis. Bagian ini di sebelah anterior dilewati oleh pangkal mesenterium dan pembuluh darah mesenterika seperior.4

Pars ascendens duodeni ( 5 cm ) – berjalan ke arah kiri atas sampai setinggi vertebra L2 dan beralih menjadi jejenum dengan suatu lekukan yang disebut flexura duodenojejunalis. Ujung bawah duodenum ditandai oleh lipatan peritoneal yang merenggang dari sambungan ke kruris dekstra diafragma yang melapisi legamentum suspensorium treitz. Bagian terminal dari v. Mesenterika inferior terletak di sebelah sambungan duodenojejunal dan berfungsi sebagai penanda.2,4

Pasokan darah – Aa. Pankreatikoduodenalis superior cabang a.gastroduodenalis dan inferior memasok darah ke duodenum dan berjalan di antara duodenum dan kaput pankreas. Arteri superior berasal dari aksis seliaka dan arteri inferior dari a. Mesenterika superior.2 Dan dipendarahi oleh a. Gastroduodenalis yang merupakan cabang a. Hepatica communis.

Page 4: Blok 9 Sinta

Kemudian darah dari v.pancreaticoduodenalis superior dialirkan ke v.porta, sedangkan yang inferior dialirkan ke v.mesenterica superior ke v.porta.

Jejenum dan IleumJejenum dan Ileum mempunyai panjang + 6 meter dan terdiri atas : jejenum (dengan

panjang + 2-3 meter), dan ileum (dengan panjang + 4-5 meter). Batas sambungan antara jejenum dan ileum tidak tegas. Jejenum mengisi bagian atas kiri rongga abdomen dan ileum mengisi bagian kanan bawah rongga abdomen dan rongga pelvis. Sedangkan ujung bawah ileum berhubungan dengan sekum dengan perantara lubang yang dinamakan orifisium ileosekalis. Orifisium ini diperkuat oleh sfingter ileoseikalis dan dilengkapi dengan katup valvula seikalis atau disebut juga valvula baukini. Fungsi valvula ini adalah mencegah cairan atau isis kolon ascendens tidak kembali ke ileum. Tidak ada perbedaan yang tajam antara jejunum dan ileum, namun demikian, ciri-ciri tertentu membantu membedakan keduannya:1,3

Selain duodenum, dua perlima proksimal usus halus merupakan jejunum, sedangkan tiga perlima distal sisanya meruapakan ileum. Lingkaran-lingkaran jejunum cenderung mengisi regio umbilikalis sedangkan ileum mengisi bagian bawah abdomen dan pelvis.

Mukosa usus halus memiliki lipatan sirkular – valvula koniventes. Lipatan ini lebih jelas pada jejenum dibandingkan pada ileum.

Diameter jejunum cenderung lebih besar daripada ileum. Mesenterium jejunum cenderung lebih tebal daripada ileum. Pembuluh darah mesenterika superior berjalan sepanjang bagian ketiga duodenum

dan memasuki pangkal mesenterium serta berjalan ke arah regio iliaka dekstra di dinding posterior abdomen. Cabang-cabang jejunal dan ileal terpisah dan beranastomosis kembali dalam mesenterium sehingga membentuk gang beratap ( arcade ). Pembuluh arteri ujung keluar dari gang beratap dan memasok darah ke dinding usus. Pasokan darah jejunum terdiri dari beberapa gang beratap dan sedikit cabang terminal sedangkan pembuluh pada ileum memiliki banyak gang beratap dan lebih banyak cabang terminal berupa arteri ujung yang melewati dinding usus.

Gambar 2

Page 5: Blok 9 Sinta

Darah dari jejenum dan ileum dialirkan ke dalam v.mesenterica superior, berakhir dibelakang collum pancreatis, bersama-sama v.lienalis masuk ke dalam v.porta.

Intestinum Mayor (Usus Besar)3

Organ tubuh berupa usus besar ini disebut juga kolon, panjangnya mencapai kira-kira 150 cm dan lebarnya 5-6 cm yang dimulai di papilla ilialis. Fungsi usus besar atau kolon ini sebagai tempat menampung sisa makanan (feses) yang telah diabsorpsi usus halus, menyerap air dari sisa makanan, dan tempat tinggal bakteri F.coli. colon terbentang mengelilingi jejenum dan ileum. Susunan usus besar dari atas kebawah adalah sekum, kolon ascendens, kolon transversum, kolon descendens, kolon sigmoid, rektum serta anus.

Sekum (caecum) adalah bermuaranya sisa makanan yang telah diserap usus halus melalui valvula baukini. Terletak di abdomen sebelah kanan bawah dan di bawah sekum terdapat apendiks vermiformis yang berbentuk seperti cacing sehingga disebut umbai cacing dengan panjangnya + 6 cm.3 Bagian depan berbatasan dengan dinding perut, dan belakang dengan M.psoas. Sekum diperdarahi oleh a.ileocolica dan a.coecalis anterior dan posterior.

Kolon asendens, bagian kolon ini terdapat di abdomen sebelah kanan membujur ke atas dari ileum menuju ke bawah hepar dan melengkung ke arah kiri menuju kolon transversum. Lengkungan ini biasa disebut fleksura hepatika. Panjang kolon ini dapat mencapai 13 cm. 3

Berbatasan dengan Intesinum tenue pada bagian depan, sedangkan bagian belakang berbatasan dengan m.iliacus, m.psoas, m.quadratus lumborum, m.transversus abdominis, dan ren dexter. Kolon ini diperdarahi oleh a.colica dextra cabang dari a.mesenterica superior.

Kolon transversum, kolon ini membujur dari abdomen sebelah kanan kolon ascendens ke abdomen sebelah kiri kolon descendens di bawah hepar dan lambung. Atau sebelah kanan terdapat fleksura hepatika dan sebelah kiri terdapat fleksura lienalis. Panjangnya dapat mencapai + 38 cm dan bentuk lumen kolon transversum ini khas membentuk segitiga. Pada bagian kolon ini berbatasan dengan dinding depan perut, belakang berbatasan dengan pars descendens duodeni dan pancreas, bagian atas dengan curvatura major ventriculi melalui lig. Gastrocolicum, serta pada bagian bawah berbatasan dengan jejenum dan ileum. Kolon ini diperdarahi oleh a.colica media cab. a.mesenterica superior dan a.colica sinistra cab. a.mesenterica inferior.

Kolon descendens, kolon ini panjangnya + 25 cm. Letaknya terdapat pada fleksura lienalis membujur dari atas ke bawah abdomen sebelah kiri sampai kedepan ileum kiri kemudian menyambung dengan kolon sigmoid.3 Pada bagian depan berbatasan dengan jejenum dan bagian belakang atas berbatasan dengan m.transversus abdominis dan m.quadratus lumborun , serta belakang bawah berbatasan dengan m.psoas dan m.iliacus. kolon ini diperdarahi oleh a.coli sinistra cab. a.mesenterica inferior.

Kolon sigmoid, merupakan kelanjutan dari kolon descendens, terletak miring di dalam abdomen bawah tepatnya pelvis sebelah kiri membentuk huruf “S” dan ujung bawahnya

Page 6: Blok 9 Sinta

berhubungan dengan rektum.3 Kolon ini berbatasan dengan vesica urinaria, uterus, dan ileum pada bagian depan, serta vasa iliaca externa dan m.pyriformis sinistra pada bagian belakang. Selain itu, kolon sigmoid ini diperdarahi oleh aa.sigmoidae (2-4 buah) yg merupakan cab. a.mesenterica inferior.

Rektum (rectum), merupakan kelanjutan dari kolon sigmoid yang menghubungkan intestinum mayor (usus besar atau kolon) dengan anus. Letaknya dalam rongga pelvis di depan os sakrum dan os coccygius.

Anus, adalah saluran pencernaan makanan yang paling akhir serta yang menghubungkan intestinum mayor dengan dunia luar. Letaknya di abdomen bawah bagian tengah di dasar pelvis setelah rektum. Dinding otot anus diperkuat oleh tiga sfingter yakni, sfingter ani internus (tidak mengikuti keinginan), sfingter levator ani (tidak mengikuti keinginan) dan sfingter ani eksternus (mengikuti keinginan).

Struktur Mikroskopis

Usus Halus (Intestinum Tenue)Usus halus disebut juga dengan intestine atau intestinum tenue. Terdiri dari 3 daerah

yaitu duodenum, jejenum dan ileum. Seperti halnya lambung, histologi usus halus juga terdiri dari 4 lapisan yaitu tunika mukosa, tunika submukosa, tunika muscularis, dan tunika serosa. Permukaan dalam usus juga diperluas dengan adanya tonjolan-tonjolan dalam sirkuler (plica sirkulares). Tonjolan ini memiliki jonjot halus yang disebut villus (jamak: villi). Satu villus mengandung percabangan halus pembuluh darah dan pembuluh limfa. Tunika mukosa pada usus halus terdiri dari sel goblet dan sel batang. Sel goblet berbentuk bulat gembung seperti kendi atau lonceng, menggetahkan lendir tanpa mengandung enzim. Sel batang bermikrovilli, yang berfungsi untuk mengasorpsi makanan. Tunika submukosa tersusun atas serat kolagen, elastis dan retikulosa, banyak mengandung pembuluh darah dan simpul saraf Meissner. Pada lapisan ini, pada daerah dinding dalam duodenum terdapat kelenjar Bunner. Tunika muscularis terdiri dari dua lapisan otot polos. Sebelah luar letaknya longitudinal, sebelah dalam sirkuler. Diantara kedua lapisan ini terdapat simpul Auerbach. Tunika serosa terdiri dari mesothelium serta jaringan ikat, sebagai penerusan lapisan perithoneum.5 Daerah duodenum, villi membentuk daun menjari yang berlapis-lapis. Di daerah jejenum, villi lebih pendek daripada di daerah duodenum. Pada ileum villi paling pendek dan membentuk jari. Pada bagian ini terdapat banyak nodul limfa dan membentuk kelompok yang disebut bercak Peyer.

Usus BesarDinding usus besar terdiri dari empat lapis, yaitu T.mukosa, T.submukosa,

T.muscularis dan T.serosa. pada T.mukosa terdapat lipatan mukosa yang disebut plica semilunares yang dibentuk oleh seluruh lapisan dinding, kecuali t.muskularis longitudinalis.

Page 7: Blok 9 Sinta

Jaringan penyusun usus besar terdiri dari Tunika mucosa yang tidak memiliki villi. Jaringan epitel terdiri atas sel-sel batang yang pada puncaknya terdapat banyak microvilli. Membran sel ke arah lumen diselaputi oleh kutikula. Kelenjar yang terdapat pada usus besar yaitu kelenjar Lieberkuhn. Kelenjar ini berbentuk panjang dan banyak mengandung sel goblet. Kelenjar pada usus besar mengandung sel goblet, sel Paneth, dan sel APUD. Namun yang dominan adalah sel goblet. Sel Paneth sukar ditemukan. Sedangkan sel APUD terdapat cukup banyak. Pada usus besar, terdapat banyak lamina propia yang mengandung nodul limfa dan menerobos masuk menuju ke tunika submukosa.5

T.submukosa terdiri atas jar.ikat longgar dan mengandung pembuluh darah. Absorbsi air terbanyak terjadi pada lapisan ini. T.muskularis dibedakan menjadi dua, circular yang letaknya didalam dan longitudinal lebih pendek dan mengelompok membentuk pita disebut taenia. Taenia muscularis longitudinal lebih pendek dari sircular, sehingga terjadi gelembung-gelembung yang disebut haustra coli, sedangkan lekukan diantara gelembung-gelembung disebut plica semilunaris. Selain itu, T.serosa mempunyai kantung-kantung peritoneum sepanjang taenia dan berisi jar.lemak, dikenal sebagai appendices epiploica.

Enzim pencernaan

Pencernaan makanan secara kimiawi terjadi dengan bantuan zat kimia tertentu. Enzim

pencernaan merupakan zat kimia yang berfungsi memecahkan molekul bahan makanan yang

kompleks dan besar menjadi molekul yang lebih sederhana dan kecil. Molekul yang

sederhana ini memungkinkan darah dan cairan getah bening (limfe) mengangkut ke seluruh

sel yang membutuhkan.

Secara umum enzim memiliki sifat : bekerja pada substrat tertentu, memerlukan suhu

tertentu dan keasaman (pH) tertentu pula. Suatu enzim tidak dapat bekerja pada substrat lain.

Molekul enzim juga akan rusak oleh suhu yang terlalu rendah atau terlalu tinggi. Demikian

pula enzim yang bekerja pada keadaan asam tidak akan bekerja pada suasana basa dan

sebaliknya. Macam-macam enzim pencernaan yaitu antara lain sebagai berikut:6

Enzim pencernaan dalam usus6

Berasal dari cairan empedu:

1. Enzim tripsin

Enzim tripsin dihasilkan oleh sel-sel pancreas dalam bentuk molekul tripsinogen yang

tidak aktif. Tripsinogen diaktifkan menjadi tripsin oleh enterokinase, suatu enzim yang

dihasilkan dalam usus. Cara kerja enzim tripsin yaitu : Asam amino memiliki molekul

yang lebih sederhana jika dibanding molekul pepton. Molekul asam amino inilah yang

diangkut darah dan dibawa ke seluruh sel yang membutuhkan. Selanjutnya sel akan

Page 8: Blok 9 Sinta

merakit kembali asam amino-asam amino membentuk protein untuk berbagai kebutuhan

sel. Tripsin bekerja spesifik untuk ikatan peptida asam amino dasar.

2. Enzim kimotripsin

Kimotripsin adalah suatu enzim yang berfungsi sebagai katalis dalam proses hidrolisis

protein. Enzim ini dihasilkan oleh pankreas dalam bentuk kimotripsinogen.

Kimotripsinogen diubah menjadi kimotripsin oleh adanya tripsin.

3. Enzim peptidase

Hasil hidrolisis protein, pepton, protease oleh enzim tripsin dan kimotripsin adalah

polipeptida. Polipeptida ini kemudian dihidrolisis lebih lanjut oleh enzim-enzim

peptidase.

4. Enzim Lipase

Enzim lipase dalam cairan pankreas mempunyai fungsi sebagai katalis dalam proses

hidrolisis lemak menjadi asam lemak, gliserol, monoasilgliserol dan diasilgliserol. Oleh

karena lemak adalah suatu trigliserida, maka diasilgliserol adalah digliserida dan

monoasilgliserol adalah monogliserida.

5. Enzim amilase

Amilase yang terdapat dalam cairan pankreas ini sama dengan amilase dalam saliva,

yaitu berfungsi sebagai katalis dalam proses hidrolisis amilum, dekstrin, dan glikogen

menjadi maltosa.

6. Nukleodepolimerase

Enzim ini berfungsi untuk memecah nukleat menjadi mononukleotida.

Berasal dari cairan usus6

1. Karbokhidrase

Enzim pemecah karbohidrat. Enzim yang terdapat cairan usus ini adalah enzim

maltase, sukrase, dan laktase. Maltase adalah enzim memecah maltosa menjadi

glukosa, sukrase memecah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa, sedangkan laktase

memecah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa.

2. Peptidase

Enzim pemecah ikatan peptida. Enzim yang penting dalam cairan usus ialah amino

peptidase, yaitu enzim yang memecah ikatan peptide pada ujung yang mempunyai

gugus –NH2. Di samping itu terdapat juga tripeptidase yang memecah molekul

tripeptida dan dipeptidase yang memecah molekul dipeptida

Page 9: Blok 9 Sinta

Pencernaan usus halus7

Pencernaan di lumen usus halus dilakukan oleh enzim-enzim pankreas, dengan pencernaan lemak ditingkatkan oleh sekresi empedu. Akibat aktivitas enzim-enzim pankreas, lemak di reduksi secara sempurna menjadi unit-unit monogliserida dan asam lemak bebas yang dapat diserap. Protein diuraikan menjadi fragmen-fragmen peptida kecil dan beberapa asam amino. Karbohidrat diubah menjadi disakarida dan beberapa monosakarida. Karena itu, pencernaan lemak telah selesai di dalam lumen usus halus, tetapi pencernaan karbohidrat dan protein belum tuntas.

Nantinya, pencernaan karbohidrat dan protein akan dituntaskan di brush border yang mengandung tiga kategori enzim yang melekat ke membran. Yaitu: enterokinase (mengaktifkan enzim pankreas tripsinogen), disakaridase meliputi maltase-sukrase-laktase (menuntaskan pencernaan karbohidrat), dan aminopeptidase (menghidrolisis fragmen-fragmen peptida kecil menjadi komponen asam aminonya).

Penyerapan usus halus6

Semua produk pencernaan karbohidrat, lemak dan protein, serta sebagain besar elektrolit, vitamin, dan air, normalnya diserap oleh usus halus tanpa pandang bulu. Hanya penyerapan kalsium dan bsi yang biasnya disesuaikan dengan kebutuhan tubuh. Karena itu semakin banyak makanan yang dikonsumsi, semakin banyak ayang akan dicerna dan diserap. Penyerapan sebagaian besar berlangsung di duodenum dan jejunum. 50% bagian dari usus halus dapat diangkat tanpa menyebabkan gangguan penyerapan, namun jika ileum terminal diangkat, maka akan terjadi gangguan penyerapan vitamin B12 dan garam empedu.

Pencernaan usus besar6

Dalam usus besar tidak terjadi pencernaan karena tidak terdapat enzim pencernaan. Bakteri kolon mampu mencerna sebagain selulosa namun untuk kepentingan metabolisme mereka sendiri.

Penyerpan usus besar6

Kolon dalam keadaan normal menyerap garam dan H2O. Natrium diserap secara aktif, Cl-

mengikuti secara pasif menuruni gradien listrik, dan H2O mengikuti secara osmotis. Kolon menyerap sejumlah elektrolit lain serta vitamin K yang disintesis oleh bakteri kolon. Melalui penyerapan garam dan H2O terbentuk massa tinja yang padat.

Tinja atau feses merupakan hasil akhir dari sistem pencernaan. Dimana feses terdiri dari 100gr H2O, 50gr bahan padat meliputi selulosa-bilirubin-bakteri-sejumlah kecil garam, dan residu makanan yang tidak diserap. Selain mengeluarkan feses, terdapat pula gas yang turut dikeluarkan yang disebut flatus.

Page 10: Blok 9 Sinta

Kesimpulan

Sistem pencernaan merupakan suatu sistem yang terdiri dari proses motilitas, sekresi, pencernaan , dan penyerapan. Usus halus, usus besar merupakan bagian dari saluran pencernaan. Semua organ tersebut menghasilkan enzim-enzim yang berguna untuk menguraikan makanan dari molekul kompleks menjadi sederhana yang dapat digunakan oleh setiap sel untuk aktivitas tubuh manusia. Oleh sebab itu apabila ada yang mengalami gangguan pasti kesehatan kita terganggu.

Daftar Pustaka

1. Faiz O, Moffat D. At a glance anatomi. Jakarta : Erlangga;2004.h.35-7. 2. Sumardjo D. Pengantar kimia : buku panduan kulah mahasiswa kedokteran dan

program strata I fakultas bioeksakta. Jakarta : EGC;2008.h.20-2. 3. Priyanto A, Lestari S. Endoskopi gastrointestinal. Jakarta : Salemba Medika;2008.h.7-

11.4. Widjaja IH. Anatomi abdomen. Jakarta : EGC;2008.h.59-64.5. Marieb, E. H. 2004. Human Anatomy and Physiology. Pearson Education Inc: San

Francisco. 6. Murray RK, Granner DK, Rodwell VW. Biokimia harper. Edisi 27. Jakarta: Penerbit

Buku Kedokteran EGC; 2009.h. 497-503

7. Fiore, D. Mariano, S.H. Atlas histology manusia. Jakarta : EGC. 2003.h.109 – 117.