blok 2 modul 2

17
Makalah Problem Based Learning Balita Gizi Buruk di Poyandu Melati Ellen Sintia 102012028 Kelompok D3 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Ukrida, Jakarta Alamat Korespondensi: Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510 Telephone: (021) 5694-2061 (hunting), Fax: (021) 563-1731 [email protected] Pendahuluan Saya mendapatkan skenario dimana dalam Posyandu Melati terdapat 8 orang balita yang dilaporkan sebagai BGM dan mendapatkan pemberian PMT pemulihan. Salah satu kadernya berjanji akan segera mengatasi masalah ini dengan bekerja sama dengan sektor lain yang terkait. Dapat dilihat dari skenario tersebut bahwa pemerintahan masih kesulitan untuk mengatasi masalah gizi buruk yang menimpa balita-balita yang berada di Indonesia. Hampir disetiap provinsi di Indonesia terdapat balita-balita yang mengalami gizi buruk terutama balita yang

description

makalah blok 2 makalah ini menceritkana tentang makalah

Transcript of blok 2 modul 2

Page 1: blok 2 modul 2

Makalah Problem Based Learning

Balita Gizi Buruk di Poyandu Melati

Ellen Sintia

102012028

Kelompok D3

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Ukrida, Jakarta

Alamat Korespondensi:

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510

Telephone: (021) 5694-2061 (hunting),

Fax: (021) 563-1731

[email protected]

Pendahuluan

Saya mendapatkan skenario dimana dalam Posyandu Melati terdapat 8 orang balita yang

dilaporkan sebagai BGM dan mendapatkan pemberian PMT pemulihan. Salah satu kadernya

berjanji akan segera mengatasi masalah ini dengan bekerja sama dengan sektor lain yang

terkait. Dapat dilihat dari skenario tersebut bahwa pemerintahan masih kesulitan untuk

mengatasi masalah gizi buruk yang menimpa balita-balita yang berada di Indonesia. Hampir

disetiap provinsi di Indonesia terdapat balita-balita yang mengalami gizi buruk terutama

balita yang tinggal di luar pulau Jawa atau jauh dari pemerintahan pusat pastinya lebih

banyak lagi balita yang mengalami gizi buruk. Gizi buruk terjadi karena banyaknya faktor

yang mengakibatkan terjadinya gizi buruk seperti faktor ekonomi, sosial, pendidikan, dan

masih banyak yang lainnya. Ketidakmengertian orangtua akan konsep sehat dan sakit

menjadi masalah penting dalam kasus ini, serta perlunya promosi kesehatan kepada para

orang tua tersebut.

Page 2: blok 2 modul 2

Gizi buruk

Gizi buruk atau malnutrisi dapat diartikan sebagai asupan gizi yang buruk. Hal ini bisa

diakibatkan oleh kurangnya asupan makanan, pemilihan jenis makanan yang tidak tepat

ataupun karena sebab lain seperti adanya penyakit infeksi yang menyebabkan kurang

terserapnya nutrisi dari makanan. Secara klinis gizi buruk ditandai dengan asupan protein,

energi dan nutrisi mikro seperti vitamin yang tidak mencukupi ataupun berlebih sehingga

menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan. Seseorang dapat terkena gizi buruk dalam

jangka panjang ataupun pendek dengan kondisi yang ringan ataupun berat. Gizi buruk dapat

mempengaruhi kesehatan fisik dan mental. Orang yang menderita gizi buruk akan mudah

untuk terkena penyakit atau bahkan meninggal dunia akibat efek sampingnya. Anak-anak

yang menderita gizi buruk juga akan terganggu pertumbuhannya, biasanya mereka tidak

tumbuh seperti seharusnya (kerdil) dengan berat badan di bawah normal.1

Gizi buruk merupakan keadaan kekurangan energi dan protein (KEP) tingkat berat akibat

kurang mengkonsumsi makanan yang bergizi dan atau menderita sakit dalam waktu lama.

Ditandai dengan status gizi sangat kurus (menurut BB terhadap TB) dan/atau hasil

pemeriksaan klinis menunjukkan gejala karena kekurangan protein (marasmus), kekurangan

karbohidrat atau kalori (kwashiorkor) atau kekurangan kedua-duanya (marasmik

kwashiorkor).

Maramus ditandai dengan anak sangat kurus, wajah seperti orang tua, cenggeng dan rewel,

rambut tipis jarng kusam, kulit keriput, tulang iga tampak jelas, pantat kendur dan keriput,

perut cekung. Kwashior ditandai dengan wajah bulat dan sembab, cengeng dan rewel, apatis,

rambut tipis, warna rambut jagung mudah dicabut tanpa rasa sakit, kedua punggung kaki

bengkak, bercak merah kehitaman di tungkai atau pantat. Sedangkan marasmik-kwashior

merupakan gabungan marasmus dan kwashior : sangat kurus, rambut jagung dan mudah

rontok perut buncit, punggung kaki bengkak, dan cengeng.2 Dapat dilihat pada gambar 1.

sumber : tanyadok.com

Gambar 1. Bayi Gizi Buruk Normal, Kwashiorkor, dan Marasmus

Page 3: blok 2 modul 2

Hingga kini Indonesia masuk dalam lima besar untuk kasus gizi buruk. Untuk menanggulangi

masalah tersebut kementerian kesehatan (kemenkes) menyediakan anggaran hingga Rp700

miliar per tahunnya.3 Mulai tahun 2005 sampai tahun 2010 angka kejadian gizi buruk sempat

mengalamu penurunan tapi naik lagi pada tahun 2009 lalu turun kembali pada tahun 2010,

dapat kita lihat pada Gambar 2.

sumber : gizi.depkes.co.id

Gambar 2. Data Kasus Gizi Buruk Tahunan Berdasakan Laporan Dinkes Provinsi

Menurut Tahun

Konsep sehat sakit

Definisi sehat

Sehat ditinjau berdasarkan sudut pandang yang berbeda yaitu sehat dipandang dari sudut fisik

secara individu yang berarti seseorang dikatakan sehat apabila semua organ tubuh dapat

berfungsi dalam batas-batas normal sesuai dengan umur dan jenis kelamin, dan dipandang

dari sudut ekologi yang berarti proses penyesuaian antara individu dengan lingkungannya.

Proses penyesuaian berjalan terus menerus dan berubah-ubah untuk mempertahankan

kesehatannya orang dituntut untuk meyesuaikan diri dengan lingkungan.4

Menurut WHO, definisi kesehatan secara luas tidak hanya meliputi aspek medis tetapi juga

aspek mental dan sosial, dan bukan hanya suatu keadaan yang bebas dari penyakit, cacat dan

kelemahan. Dalam UU Kesehatan No. 23 tahun 1992, kesehatan didefinisikan secara lebih

kompleks sebagai keadaan, sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap

orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Tidak hanya terbebas dari gangguan secara

fisik, mental dan sosial tetapi kesehatan dipandang sebagai alat atau sarana untuk hidup

secara produktif.5

Page 4: blok 2 modul 2

Sakit pula berlawanan dengan sehat. Seorang yang tidak sehat sama ada dari segi fisik atau

mental dikatakan sakit.6 Kesehatan seseorang itu dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut

Gordon, kesehatan dipengaruhi oleh pejamu(host), bibit penyakit(agent) dan

lingkungan(environment). Menurut Blum pula, kesehatan dipengaruhi oleh lingkungan,

genetika, pelayanan kesehatan dan perilaku.

Faktor-faktor mempengaruhi kesehatan:

1. Lingkungan

Lingkungan(environment) adalah segala yang berada di sekitar . Lingkungan terbagi kepada

fisik, biologis dan sosial. Lingkungan fisik meliputi air, tanah dan udara. Lingkungan biologis

pula meliputi mahkluk-makhluk hidup di sekitar termasuklah microorganisme.

2. Perilaku

Perilaku adalah tindakan seseorang. Perilaku yang sehat dan bersih adalah tindakan oleh

individu, kelompok atau masyarakat sesuai dengan norma-norma kesehatan yang

membolehkan derajat kesehatan yang optimal. Budaya hidup yang sehat dan bersih untuk

perorangan atau keluarga atau kelompok dan masyarakat umum memberi dampak bermakna

pada derajat kesehatan.

3. Pelayanan kesehatan

Pelayanan kesehatan hendaklah diberi secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di

wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.

Bentuk kewenangan yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah pada saat desentralisasi

sekarang ini salah satu diantaranya adalah kewenangan dalam bidang kesehatan, perwujudan

akan kualitas pelayanan yang bermutu menjadi tantangan bagi pemerintah daerah untuk dapat

mewujudkannya.

Faktor yang mempengaruhi timbulnya penyakit

Host

Host atau pejamu merupakan subjek dari pelayanan kesehatan, dalam kasus ini balita yang

mempunyai laporan BMG dan mendapatkan PMT. Berdasarkan kasus yang terjadi dalam

skenario sebelumnya, posyandu berjanji akan segera mengatasi masalah gizi buruk yang

terjadi. Ada banyak aspek yang diduga bisa mempengaruhi hal tersebut, dan aspek-aspek

tersebut akan dibahas satu persatu, yaitu : ekonomi, faktor ekonomi sangat mempengaruhi

kelangsungan hidup manusia. Ekonomi yang sulit, pekerjaan, dan penghasilan yang tak

mencukupi, dan mahalnya harga bahan makanan membuat orang tua mengalami kesulitan

untuk memenuhi kebutuhan gizi anak. Padahal, usia 1-3 tahun merupakan masa kritis bagi

Page 5: blok 2 modul 2

anak untuk mengalami masalah gizi buruk. Pendidikan, orang tua seharusnya menyadari

pentingnya memenuhi kebutuhan akan kecukupan gizi anak. Namun tingkat pendidikan yang

rendah membuat orangtua tidak mampu menyediakan asupan yang bergizi bagi anak-anak

mereka. Ketidaktahuan akan manfaat pemberian gizi yang cukup pada anak membuat

orangtua cenderung menganggap gizi bukan hal yang penting. Jenis kelamin, pada

umumnya balita berjenis kelamin laki-laki membutuhkan lebih banyak asupan gizi dibanding

dengan balita yang berjenis kelamin perempuan karena kegiatan balita laki-laki biasanya

lebih banyak dibanding dengan kegiatan yang dilaksanakan oleh balita perempuan. Status

perkawinan, seorang ibu yang sudah bercerai pastinya akan lebih kesulitan dalam masalah

ekonomi dan akhirnya akan berdampak pada makanan anak yang tidak mendapatkan gizi

seimbang sehingga mengalami gizi buruk, begitu pula dengan seorang ayah yang telah

bercerai pastinya akan kesulitan mengurusi anaknya, yang ia pikirkan hanya anaknya

kenyang tanpa memikirkan apa manfaat dari makanan yang telah dimakan oleh anak-

anaknya.

Agent

Agent merupakan penyebab penyakit dalam kasus ini agent adalah penyebab dari gizi buruk.

Agent dibagi menjadi dua yaitu biotis dan abiotis.

Agent biotis , merupakan penyakit yang menyebabkan infeksi, dalam kasus ini agent

bioatisnya adalah rusaknya beberapa fungsi organ tubuh sehingga tidak bisa menyerap zat-zat

makanan secara baik.

Agent abiotis, merupakan penyebab dari benda-benda yang tak hidup seperti faktor nutrisi,

kimia,fisik dan mekanis. Dalam kasus gizi buruk dari faktor nutrisi adalah terbatasnya jumlah

makanan yang dikonsumsi atau makanannya tidak memenuhi unsur gizi yang dibutuhkan

karena alasan sosial dan ekonomi yaitu kemiskinan. Lingkungan

Lingkungan yang baik pastinya akan mengakibatkan minimnya penyakit yang akan terjadi,

faktor lingkungan dibagi kedalam 3 jenis yaitu lingkungan fisik, biologis, dan sosial.

Lingkungan fisik, keadaan di sekitar tempat hidup yang akan berdampak secara langsung

ataupun tidak langsung pada individu. Lingkungan rumah yang kotor dapat berdampak pada

status gizi seseorang karena dalam lingkungan rumah yang kotor akan timbul banyak

penyakit yang akhirnya berdampak pada individu yang tinggal di tempat tersebut.

Lingkungan biologis, keadaan dari makhluk hidup lain yang berada dalam lingkungan tempat

tinggal. Hal ini masih berkaitan dengan lingkungan fisik dari lingkungan fisik yang tidak

Page 6: blok 2 modul 2

bersih maka akan mengakibatkan banyak makhluk hidup lain yang menderita penyakit

(lingkungan biologis) dan akhirnya akan berdampak pada status gizi pada balita.

Lingkungan sosial, keadaan antara individu dengan individu lainnya. Lingkungan sosial

sangat berpengaruh dalam status gizi balita, dari salah satu orang yang mengatakan tidak

pentingnya makanan apa yang dimakan oleh sang anak asalkan enak dan mengeyangkan itu

baik tanpa memikirkan aspek gizi yang terkadung dalam makanan tersebut.

Paradigma sehat

Paradigma sehat adalah cara pandang, pola pikir, atau model pembangunan kesehatan yang

bersifat holistik dan melihat masalah kesehatan yang dipengaruhi oleh banyak faktor yang

bersifat lintas sektor, upayanya lebih diarahkan pada penigkatan, pemeliharaan, dan

perlindungan kesehatan, bukan hanya menyembuhkan orang sakit atau pemulihan kesehatan.

Adapula perubahan paradigma yaitu: paradigma sakit yang mengupayakan orang sakit

menjadi sehat, paradigma sehat yang mengupayakan orang sehat tetap sehat, dan paradigma

sehat mengutamakan upaya promotif dan preventif tanpa mengesampingkan upaya kuratif

dan rehalibitatif.7

Promotif

Upaya promosi kesehatan yang ditujukan untuk meningkatkan status/ derajad kesehatan yang

optimal. Sasarannya adalah kelompok orang sehat. Tujuan upaya promotif adalah agar

masyarakat mampu meningkatkan kesehatannya, kelompok orang sehat meningkat dan

kelompok orang sakit menurun. Bentuk kegiatannya adalah pendidikan kesehatan tentang

cara memelihara kesehatan.

Preventif

Upaya promosi kesehatan untuk mencegah terjadinya penyakit. Sasarannya adalah kelompok

orang resiko tinggi. Tujuannya untuk mencegah kelompok resiko tinggi agar tidak jatuh/

menjadi sakit (primary prevention). Bentuk kegiatannya adalah imunisasi, pemeriksaan

antenatal care, postnatal care, perinatal dan neonatal.

Kuratif

Upaya promosi kesehatan untuk mencegah penyakit menjadi lebih parah melalui pengobatan.

Sasarannya adalah kelompok orang sakit (pasien) terutama penyakit kronis. Tujuannya

kelompok ini mampu mencegah penyakit tersebut tidak lebih parah (secondary prevention).

Bentuk kegiatannya adalah pengobatan

Rehalibitatif

Page 7: blok 2 modul 2

Upaya promosi kesehatan untuk memelihara dan memulihkan kondisi/ mencegah kecacatan.

Sasarannya adalah kelompok orang yang baru sembuh dari penyakit. Tujuannya adalah

pemulihan dan pencegahan kecacatan (tertiary prevention).

Posyandu

Posyandu adalah suatu forum komunikasi, alih tehnologi dan pelayanan kesehatan

masyarakat yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak

dini. Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dan

keluarga berencana. Posyandu adalah pusat pelayanan keluarga berencana dan kesehatan

yang dikelola dan diselenggarakan untuk dan oleh masyarakat dengan dukungan teknis dari

petugas kesehatan.

Pengertian Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam pelayanan

kesehatan masyarakat dari Keluarga Berencana dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk

masyarakat dengan dukungan pelayanan serta pembinaan teknis dari petugas kesehatan dan

keluarga. Mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini.

Yang dimaksud dengan nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini

yaitu dalam peningkat mutu manusia masa yang akan datang dan akibat dari proses

pertumbuhan dan perkembangan manusia ada 3 intervensi yaitu : 8

1. Pembinaan kelangsungan hidup anak (Child Survival) yang ditujukan untuk menjaga

kelangsungan hidup anak sejak janin dalam kandungan ibu sampai usia balita.

2. Pembinaan perkembangan anak (Child Development) yang ditujukan untuk membina

tumbuh/kembang anak secara sempurna, baik fisik maupun mental sehingga siap

menjadi tenaga kerja tangguh.

3. Pembinaan kemampuan kerja (Employment) yang dimaksud untuk memberikan

kesempatan berkarya dan berkreasi dalam pembangunan bangsa dan negara.

Posyandu dilaksanakan berdasarkan Surat Keputusan Bersama: Mendagri/Menkes/BKKBN.

Masing-masing No.23 tahun 1985. 21/Men.Kes/Inst.B./IV 1985, 1I2/HK-011/ A/1985

tentang penyelenggaraan Posyandu yaitu :

1. Meningkatkan kerja sama lintas sektoral untuk menyelenggarakan Posyandu dalam

lingkup LKMD dan PKK.

2. Mengembangkan peran serta masyarakat dalarn meningkatkan fungsi Posyandu serta

meningkatkan peran serta masyarakat dalam program – program pembangunan

masyarakat desa

Page 8: blok 2 modul 2

3. Meningkatkan fungsi dan peranan LKMD PKK dan mengutamakan peranan kader

pembangunan.

4. Melaksanakan pembentukan Posyandu di wilayah/di daerah masing-masing dari

melaksanakan pelayanan paripurna sesuai petunjuk Depkes dan BKKBN.

5. Undang-undang no. 23 tahun 1992 pasal 66 , dana sehat sebagai cara penyelenggaraan dan

pengelolaan pemeliharaan kesehatan secara paripurna.

Program Posyandu

1. Pelayanan pada hari terbuka, dilaksanakan dengan menggunakna 5 tahapan layanan

yang biasa disebut sistem 5 meja. Tanpa mengurangi arti kelompok sasaran yang

selama ini dilayani, yakni 3 (tiga) kelompok rawan yaitu Baduta, Balita, Ibu hamil

dan Ibu menyusui, namun dengan mempertimbangkan terhadap urgensi adanya

gangguan gizi yang cukup bermakna yang pada umumnya melanda anak-anak Bawah

Dua Tahun (Baduta) yang bila tidak diatasi dapat menimbulkan gangguan yang tetap,

maka diberikan perhatian khusus bagi Baduta agar dapat tercakup dalam pemantauan

pertumbuhan dan pelayanan Posyandu.8

2. Pelayanan yang minimal perlu diberikan kepada anak (balita dan baduta),  adalah :

1. Penimbangan untuk memantau pertumbuhan anak, perhatian harus diberikan

secara khusus terhadap anak yang selama 3 kali penimbangan pertumbuhannya

tidak cukup naik sesuai umurnya (lebih rendah dari 200 gram/bulan) dan anak

yang pertumbuhannya berada di bawah garis merah KMS.

2. Pemberian Makanan Pendamping ASI dan Vit.A dua kali setahun.

3. Pemberian PMT untuk anak yang tidak cukup pertumbuhannya (kurang dari 200

gram/bulan) dan anak yang berat badanya berada dibawah garis merah KMS.

4. Memantau atau melakukan pelayanan Imunisasi dan tanda-tanda lumpuh layuh.

5. Memantau kejadian ISPA dan Diare, serta melakukan rujukan bila diperlukan.

3. Paket Pelayanan Pengembangan atau pilihan, adalah paket layanan yang dapat

ditambahkan atau dikembangkan bagi Posyandu yang telah mapan. Paket kegiatan

pilihan ini merupakan perluasan kegiatan Posyandu yang disesuaikan dengan

kebutuhan masyarakat/kelompok sasaran di daerah, yang meliputi tambahan berbagai

program, antara lain :

Page 9: blok 2 modul 2

1. Program Pengembangan Anak Dini Usia (PADU) yang diintegrasikan Dengan

Program Bina Keluarga Balita (BKB) dan kelompok bermain lainnya

2. Program Dana Sehat/atau JPKM dan sejenisnya, seperti TABULIN, TABUMAS

dan sebagainya.

3. Program Penyuluhan Penanggulangan penyakit endemis setempat   seperti

malaria, demam berdarah dengue (DBD), gondok endemic dan lain-lain.

4. Penyediaan air bersih dan penyehatan lingkungan pemukiman (PAB-PLB).

5. Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Desa (UKGMD).

6. Program Diversifikasi Pertanian Tanaman Pamngan.

7. Program sarana air minum dan jamban keluarga (SAMIJAGA) dan perbaikan

lingkungan pemukiman

8. Pemanfaatan pekarangan.

9. Kegiatan ekonomis produktif, seperti usaha simpan pinjam dan lain-lain.

10. Dan kegiatan lainnya seperti : TPA, Pengajian, Taman Bermain, Arisan, Peragaan

Teknologi Tepat Guna dan sejenisnya.8

4. Pelayanan Ibu Hamil dan Ibu menyusui, bagi ibu hamil dan menyusui, pelyanan

diberikan oleh tenaga kesehatan baik oleh Bidan Desa maupun tenaga Kesahatan dari

Puskesmas di Meja V saat Posyandu buka berupa :

1. Ibu hamil

1. Pemeriksaan kehamilan

2. Pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil yang mengalami KEK

3. Pemberian tablet tanbah darah

4. Penyuluhan gizi dan kesehatan reproduksi

5. Pemeriksaan kehamilan

2. Ibu menyusui

1. Pemberian vitamin A

2. Pemberian makanan tambahan

3. Pelayanan nifas dan pemberian tablet tambah darah

4. Penyuluhan tentang pemenuhan gizi selama menyusui, pemberian ASI

eksklusif, perawatan nifas dan perawatan bayi baru lahir

5. Pelayanan KB.8

Page 10: blok 2 modul 2

Posyandu sebaiknya berada pada tempat yang mudah ditangani oleh masyarakat dan

ditentukan sendiri. Dengan demikian kegiatan posyandu dapat dilaksanakan dipos pelayanan

yang sudah ada, rumah penduduk, balai desa, tempat pertemuan RK/RT atau ditempatkan

khusus dibangun masyarakat. Penyelenggaraan posyandu dilakukan dengan “pola lima meja”

sebagaimana diuraikan dalam tabel 1.9,10

Tabel 1. Tahapan Kegiatan di Posyandu

MEJA KEGIATAN PERAN KADER

I Pendaftaran Melaksanakan pendaftaran pengunjung posyandu

II PenimbanganMelaksanakan penimbangan balita dan ibu hamil yang berkunjung ke posyandu.

III Pengisian KMS Mencatat hasil penimbangan di KMS atau buku KIA

Mengisi buku register posyandu

IV Penyuluhan Melaksanakan kegiatan penyuluhan kesehatan

V Pelayanan kesehatan Memberikan pelayanan KB sesuai kewenangan misal: memberikan vitamin A, zat besi (Fe), oralit, pil KB, kondom

Sumber: Depkes, 2006

Kesimpulan

Gizi buruk yang terjadi di Posyandu Melati disebabkan oleh banyak aspek seperti tidak

pedulian orangtua akan gizi makanan anak, ekonomi , jenis kelamin anak , serta faktor

pendidikan orangtua dan keadaaan lingkungan tempat tinggal. Untuk menanggulanginya

harus adanya promosi kesehatan dan tindakan preventif dari pemerintah serta penigkatan

pelayanan Posyandu supaya semakin menurunnya tigkat balita yang mengalami gizi buruk

khususnya di daerah Posyandu Melati.

Daftar Pustaka

Page 11: blok 2 modul 2

1. Bekti. Kenali tanda dan gejala gizi buruk. 30 oktober 2009. Diunduh dari

http://medicastore.com/artikel/284/Kenali_Tanda_dan_Gejala_Gizi_Buruk.html. 19

November 2012

2. Sudayasa P. Penjelasan singkat kasus balita gizi buruk. 19 januari 2012. diunduh dari

http://dinkesdki.com. 20 november 2012

3. Indriani R. Kasus gizi buruk Indonesia, masuk lima besar. Berita Satu 28 Januari 2012

4. Chandra B. Ilmu kedokteran pencegahan dan komunitas.Ed.1. Jakarta : Penerbit Buku

Kedokteran EKG. 2006.h.5

5. Maulana D.J. Promosi kesehatan. Ed 1. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EKG.

2007.h.4-5

6. Definition sick;2009. Diunduh dari http://dictionary.cambridge.org. 1 Desember 2009

7. Suparyanto. Paradigma sehat menuju Indonesia sehat 2012. Jakarta ; 2009

8. Departemen Dalam Negeri dan Otonomi Daerah Republik Indonesia. Panduan

penggunaan KMS balita. Edisi 20 Juni 2001. Diunduh dari http://www.gizi.net, 03

Desember 2010.

9. Sembiring N. Posyandu sebagai saran peran serta masyarakat dalam usaha

peningkatan kesehatan masyarakat. USU Digital library. 2004.

10. Zulfikhi. Posyandu dan kader kesehatan. USU Digital Library. 2003.h.2-3