BLOK 2 MODUL 1 PBL Vegetative Tetap Dan Akhir Hidup

20
Vegetative Tetap dan Akhir Hidup Tiara Sari Irianti Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta 11510 Email : [email protected] Pendahuluan Kondisi bangun namun tidak sadar yang berlangsung selama lebih dari beberapa hari dapat disebut sebagai PVS. Tidak seperti kematian otak, PVS dapat secara hukum disebut dengan kematian di berbagai sistem hukum. Di Amerika Serikat dan Inggris, pengadilan dapat memberikan petisi sebelum pemutusan sistem penyokong kehidupan (life support) ketika diketahui bahwa pengembalian fungsi kognitif pada kondisi vegetatif pasien dinilai tidak memungkinkan. Kondisi tidak jelas antara hidup dan mati ini telah memunculkan usulan bahwa pasien yang berada dalam kondisi PVS seharusnya diizinkan untuk meninggal. Yang lainnya menyatakan bahwa, jika proses penyembuhan masih memungkinkan, maka perawatan harus dilanjutkan. Jumlah kasus pasien PVS yang sembuh kembali tergolong kecil sehingga menentukan antara "mungkin atau tidak mungkin" pasien dapat disembuhkan kembali sulit ditentukan secara hukum. Hal ini menjadi masalah secara hukum dan etika karena menyangkut kebebasan pasien, kualitas hidup, penggunaan sumber daya, keinginan keluarga, dan tanggung jawab profesi kedokteran.

description

makalah

Transcript of BLOK 2 MODUL 1 PBL Vegetative Tetap Dan Akhir Hidup

Vegetative Tetap dan Akhir Hidup

Tiara Sari IriantiFakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta 11510Email : [email protected]

Pendahuluan Kondisi bangun namun tidak sadar yang berlangsung selama lebih dari beberapa hari dapat disebut sebagai PVS.Tidak sepertikematian otak, PVS dapat secara hukum disebut dengankematiandi berbagai sistem hukum. Di Amerika Serikat dan Inggris, pengadilan dapat memberikan petisi sebelum pemutusan sistem penyokong kehidupan (life support) ketika diketahui bahwa pengembalian fungsi kognitif pada kondisi vegetatif pasien dinilai tidak memungkinkan. Kondisi tidak jelas antara hidup dan mati ini telah memunculkan usulan bahwa pasien yang berada dalam kondisi PVS seharusnyadiizinkan untuk meninggal. Yang lainnya menyatakan bahwa, jika proses penyembuhan masih memungkinkan, maka perawatan harus dilanjutkan. Jumlah kasus pasien PVS yang sembuh kembali tergolong kecil sehingga menentukan antara "mungkin atau tidak mungkin" pasien dapat disembuhkan kembali sulit ditentukan secara hukum.Hal ini menjadi masalah secara hukum dan etika karena menyangkut kebebasan pasien, kualitas hidup, penggunaan sumber daya, keinginan keluarga, dan tanggung jawab profesi kedokteran.

Skenario BTerri Schiavo (usia 41 tahun )meninggal dunia di Negara bagian Florida, 13 hari setelah Mahkamah Agung Amerika member izin mencabut pipa makanan (feeding tube) yang selama ini memungkinkan pasien dalam koma ini masih dapat hidup. Komanya mulai pada tahun 1990 saat Terri jatuh di rumahnya dan ditemukan oleh suaminya, Michael Schiavo, dalam keadaan gagal jantung. Setelah ambulans tim medis langsung di panggil, Terri dapat diresusitasi lagi tetapi karena cukup lama ia tidak bernafas, ia mengalami kerusakan otak yang berat, akibat kekurangan oksigen. Meurut kalangan medis, gagal jantung disebabkan oleh ketidak seimbangan unsure potassium dalam tubuhnya. Oleh karena itu, dokter kemudian dituduh malapraktek dan harus membayar ganti rugi cukup besar karena dinilai lalai dalam tidak menemukan kondisi yang membahayakan ini pada pasiennya. Setelah Terri Schiavo selama 8 tahun berada dalam keadaan koma, maka pada bulan Mei 1998 suaminya yang bernama Michael Schiavo mengajukan permohonan ke pengadilan agar pipa alat bantu makanan pada istrinya bias dicabut agar istrinya dapat meninggal dengan tenang, namun orang tua Terri Schiavo yaitu Robert dan Mary Schindler menyatakan keberatan dan menempuh langkah hukum guna menentang niat menantu mereka tersebut. Dua kali pipa Terri dilepaskan dengan izin pengadilan, tetapi sudah beberapa hari harus dipasang kembali atas perintah hakim yang lebih tinggi. Ketika akhirnya hakim memutuskan bahwa pipa makanan boleh dilepaskan, maka para pendukung keluarga Schindler melakukan upaya-upaya guna menggerakkan Senat Amerika Serikat agar membuat undang-undang yang memerintahkan pengadilan federal untuk meninjau kembali keputusan hakim tersebut. Undang-undang ini langsung didukung oleh Dewan Perwakilan Amerika Serikat dan di tandatangani oleh Presiden George Walker Bush. Tetapi, berdasarkan hukum di Amerika kekuasaan kehakiman adalah independen, yang pada akhirnya ternyata hakim federal membenarkan keputusan hakim terdahulu. Hipotesis Beberapa negara menyetujui tindakan tersebut dan beberapa tidak.

Defenisi HidupDefenisi hidup adalah masih terus ada, bergerak, dan bekerja sebagaimana mestinya contohnya manusia, binatang, tumbuhan, dsb.1

Defenisi Keadaan Vegetatif Tetap Kondisi vegetatif persisten(persistent vegetative state, PVS) adalahkelainan kesadarandi manapasiendengankerusakan otakserius berada dalam kondisi sadar secara parsial namun tidak menunjukan persepsi dan reaksi kognitif terhadap rangsangan yang ada di sekitarnya. Vegetatif memiliki makna tidak aktif secara fisik. Pasien yang memperlihatkan kondisi vegetatif selama lebih dari empat minggu dinyatakan persisten, dan setelah satu tahun dinyatakan permanen.2

Eutanasia Eutanasiaadalah praktik pencabutan kehidupanmanusiaatauhewanmelalui cara yang dianggap tidak menimbulkan rasa sakit atau menimbulkan rasa sakit yang minimal, biasanya dilakukan dengan cara memberikan suntikan yang mematikan.3Aturanhukummengenai masalah ini berbeda-beda di tiap negara dan seringkali berubah seiring dengan perubahannorma-normabudayamaupun ketersediaan perawatan atau tindakanmedis. Di beberapa negara, eutanasia dianggaplegal, sedangkan di negara-negara lainnya dianggap melanggarhukum. Oleh karena sensitifnya isu ini, pembatasan dan prosedur yang ketat selalu diterapkan tanpa memandang status hukumnya.Bila ditinjau dari cara pelaksanaannya, eutanasia dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu eutanasia agresif, eutanasia non agresif, dan eutanasia pasif.3 Eutanasia agresif, disebut juga eutanasia aktif, adalah suatu tindakan secara sengaja yang dilakukan olehdokteratau tenaga kesehatan lainnya untuk mempersingkat atau mengakhiri hidup seorangpasien. Eutanasia agresif dapat dilakukan dengan pemberian suatusenyawayang mematikan, baik secara oral maupun melalui suntikan. Salah satu contoh senyawa mematikan tersebut adalah tabletsianida. Eutanasia non agresif, kadang juga disebut eutanasia otomatis (autoeuthanasia) digolongkan sebagai eutanasia negatif, yaitu kondisidimanaseorang pasien menolak secara tegas dan dengan sadar untuk menerima perawatan medis meskipun mengetahui bahwa penolakannya akan memperpendek atau mengakhiri hidupnya. Penolakan tersebut diajukan secara resmi dengan membuat sebuah "codicil" (pernyataan tertulis tangan). Eutanasia non agresif pada dasarnya adalah suatu praktik eutanasia pasif atas permintaan pasien yang bersangkutan. Eutanasia pasif dapat juga dikategorikan sebagai tindakan eutanasia negatif yang tidak menggunakan alat-alat atau langkah-langkah aktif untuk mengakhiri kehidupan seorang pasien. Eutanasia pasif dilakukan dengan memberhentikan pemberian bantuan medis yang dapat memperpanjang hidup pasien secara sengaja. Beberapa contohnya adalah dengan tidak memberikan bantuanoksigenbagi pasien yang mengalami kesulitan dalam pernapasan, tidak memberikanantibiotikakepada penderita pneumoniaberat, meniadakan tindakanoperasiyang seharusnya dilakukan guna memperpanjang hidup pasien, ataupun pemberian obat penghilang rasa sakit sepertimorfinyang disadari justru akan mengakibatkan kematian. Tindakan eutanasia pasif seringkali dilakukan secara terselubung oleh kebanyakan rumah sakit.Penyalahgunaan eutanasia pasif bisa dilakukan oleh tenagamedismaupun pihak keluarga yang menghendaki kematian seseorang, misalnya akibat keputusasaan keluarga karena ketidaksanggupan menanggung beban biaya pengobatan. Pada beberapa kasus keluarga pasien yang tidak mungkin membayar biaya pengobatan, akan ada permintaan dari pihak rumah sakit untuk membuat "pernyataan pulang paksa". Meskipun akhirnya meninggal, pasien diharapkan meninggal secara alamiah sebagai upaya defensif medis.Beberapa tujuan pokok dari dilakukannya eutanasia antara lain yaitu1). Pembunuhan berdasarkan belas kasihan(mercy killing); 2). Eutanasia hewan; dan 3). Eutanasia berdasarkan bantuan dokter, ini adalah bentuk lain daripada eutanasia agresif secara sukarela.3

Eutanasia menurut hukum di Indonesia dan Amerika Negara Amerika, Eutanasia agresif dinyatakanilegaldi banyak negara bagian di Amerika. Saat ini satu-satunya negara bagian diAmerikayang hukumnya secara eksplisit mengizinkan pasien terminal ( pasien yang tidak mungkin lagi disembuhkan) mengakhiri hidupnya adalah negara bagianOregon, yang pada tahun1997melegalisasikan kemungkinan dilakukannya eutanasia dengan memberlakukan UU tentang kematian yang pantas (Oregon Death with Dignity Act). Tetapi undang-undang ini hanya menyangkut bunuh diri berbantuan, bukan euthanasia. Syarat-syarat yang diwajibkan cukup ketat,dimanapasien terminal berusia 18 tahun ke atas boleh minta bantuan untuk bunuh diri, jika mereka diperkirakan akan meninggal dalam enam bulan dan keinginan ini harus diajukan sampai tiga kali pasien,dimanadua kali secara lisan (dengan tenggang waktu 15 hari di antaranya) dan sekali secara tertulis (dihadiri dua saksidimanasalah satu saksi tidak boleh memiliki hubungan keluarga dengan pasien). Dokter kedua harus mengkonfirmasikandiagnosispenyakit danprognosisserta memastikan bahwa pasien dalam mengambil keputusan itu tidak berada dalam keadaan gangguan mental.Hukumjuga mengatur secara tegas bahwa keputusan pasien untuk mengakhiri hidupnya tersebut tidak boleh berpengaruh terhadapasuransiyang dimilikinya baik asuransi kesehatan, jiwa maupun kecelakaan ataupun juga simpanan hari tuanya.3,4Belum jelas apakah undang-undang Oregon ini bisa dipertahankan di masa depan, sebab dalamSenatAS pun ada usaha untuk meniadakan UU negara bagian ini. Mungkin saja nanti nasibnya sama dengan UU Northern Territory di Australia. Bulan Februari lalu sebuah studi terbit tentang pelaksanaan UU Oregon selama tahun 1999. Sebuah lembagajajak pendapatterkenal yaituPoling Gallup(Gallup Poll)menunjukkan bahwa 60% orang Amerika mendukung dilakukannya euthanasia.Negara Indonesia, berdasarkan hukum di Indonesia maka eutanasia adalah sesuatu perbuatan yang melawan hukum, hal ini dapat dilihat pada peraturan perundang-undangan yang ada yaitu pada Pasal 344Kitab Undang-undang Hukum Pidanayang menyatakan bahwa "Barang siapa menghilangkan nyawa orang lain atas permintaan orang itu sendiri, yang disebutkannya dengan nyata dan sungguh-sungguh, dihukum penjara selama-lamanya 12 tahun". Juga demikian halnya nampak pada pengaturan pasal-pasal 338, 340, 345, dan 359 KUHP yang juga dapat dikatakan memenuhi unsur-unsur delik dalam perbuatan eutanasia. Dengan demikian, secara formal hukum yang berlaku di negara kita memang tidak mengizinkan tindakan eutanasia oleh siapa pun.Ketua umum pengurus besarIkatan Dokter Indonesia(IDI) Farid Anfasal Moeloek dalam suatu pernyataannya yang dimuat oleh majalah Tempo Selasa 5 Oktober 2004menyatakan bahwa: Eutanasia atau "pembunuhan tanpa penderitaan" hingga saat ini belum dapat diterima dalam nilai dan norma yang berkembang dalam masyarakat Indonesia. "Euthanasia hingga saat ini tidak sesuai dengan etika yang dianut oleh bangsa dan melanggar hukum positif yang masih berlaku yakni KUHP.3,4

Kode Etik Kedokteran Indonesia Pola pikir manusia dari tahun ketahun terus berkembang. Hal ni terwujud dalam berbagai kemajuan ilmu dan teknologi yang pada dasarnya bertujuan meningkatkan taraf dan kualitas hidup manusia itu sendiri. Perkembangan ilmu dan teknologi mempengaruhi perkembangan ilmu kedokteran dan profesi kedokteran. 4,5Kata etik atau etika berasal dari dua kata bahasa Latin, yaitu kata mores dan ethos. Umumnya berbagai rangkaian : mores of community (kesopanan masyarakat) dan ethos of the people (ahlak manusia). Mengenai etik kedokteran ada dua hal yang harus diperhatikan , yaitu etik jabatan kedokteran (medical ethics) dan etik asuhan kedokteran (ethics of the medical care). Etik jabatan kedokteran menyangkut masalah yang berhubungan dengan sikap para dokter terhadap sejawat, para pembantunya serta terhadap masyarakat dan pemerintah. Dalam hal ini sebenarnya setiap profesi mempunyai etiknya masing-masing sehingga dikenal juga etik kehakiman, etik kewartawanan dan sebagainya. Etik asuh kedokteran yang merupakan etik kedokteran dalam kehidupan sehari-hari adalah peraturan tentang sikap dan tindakan seorang dokter terhadap penderita yang mnjadi tanggung jawabnya.5

Kewajiban UmumPasal 1 : setiap dokter harus menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah dokter. Pasal 7d : setiap dokter harus senantiasa mengingat akan kewajiban melindungi hidup makhluk insani.

Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)Di dalam pasal 344 KUHP dinyatakan: Barang siapa menghilangkan jiwa orang lain atas permintaan orang itu sendiri, yang disebutkannya dengan nyata dan sunguh-sunguh, dihukum penjara selama-lamanya dua belas tahun. Berdasarkan pasal ini, seorang dokter bias dituntut oleh penegak hukum, apabila ia melakukan euthanasia, walaupun atas permintaan pasien dan keluarga yang bersangkutan, karena perbuatan tersebut merupakan perbuatan melawan hukum.5ya saja isi pasal 344 KUHP itu masih mengandung masalah. Sebagai terlihat pada pasal itu, bahwa permintaan menghilangkan nyawa itu harus disebut dengan nyata dan sungguh-sungguh. Maka bagaimanakah pasien yang sakit jiwa, anak-anak, atau penderita yang sedangcomma. Mereka itu tidaklah mungkin membuat pernyataan secara tertulis sebagai tanda bukti sungguh-sungguh. Sekiranya euthanasia dilakukan juga, mungkin saja dokter atau keluarga terlepas dari tuntutan pasal 344 itu, tetapi ia tidak bisa melepaskan diri dari tuntutan pasal 388 yang berbunyi: Barang siapa dengan sengaja menghilangkan jiwa orang lain, dihukum, karena makar mati, dengan hukuman penjara selama-lamanya lima belas tahun. Dokter melakukan tindakan euthanasia (aktif khususnya), bisa diberhantikan dari jabatannya, karena melanggar etik kedokteran.Jadi sangat tegas, para dokter di Indonesia dilarang melakukan euthanasia. Di dalam kode etika itu tersirat suatu pengertian, bahwa seorang dokter harus mengerahkan segala kepandaiannya dan kemampuannya untuk meringankan penderitaan dan memelihara hidup manusia (pasien), tetapi tidak untuk mengakhirinya.5

Menurut Pendapat Tokoh-Tokoh Filsafat Dalam sejarah perkembangan filsafat sejak zaman pra-Yunani kuno hingga abad XX sekarang ini, telah banyak aliran filsafat bermunculan. Setiap aliran filsafat memiliki kekhasan masing-masing sesuai dengan metode yang dijalankan dalam rangka memperoleh kebenaran.Filsafat zaman modern berfokus pada manusia, bukan kosmos (seperti pada zaman kuno), atau Tuhan (pada abad pertengahan). Dalam zaman modern ada periode yang disebut Renaissance (kelahiran kembali). Kebudayaan klasik warisan Yunani-Romawi dicermati dan dihidupkan kembali; seni dan filsafat mencari inspirasi dari sana.Para filsuf zaman modern menegaskan bahwa pengetahuan tidak berasal dari kitab suci atau ajaran agama, tidak juga dari para penguasa, tetapi dari diri manusia sendiri. Namun tentang aspek mana yang berperan ada perbedaan pendapat. Aliran rasionalisme beranggapan bahwa sumber pengetahuan adalah rasio: kebenaran pasti berasal dari rasio (akal). Aliran empirisme, sebaliknya, meyakini pengalamanlah sumber pengetahuan itu, baik yang batin, maupun yang inderawi. Lalu muncul aliran kritisisme, yang mencoba memadukan kedua pendapat berbeda itu.

Immanuel Kant

Gambar 1. Immanuel KantImmanuel Kant adalah seorang filsuf Jerman kelahiran Konigsberg, 22 April 1724 12 februari 1804 ( lihat gambar 1). Ia dikenal sebagai tokoh kritisisme. Filsafat kritis yang ditampilkannya bertujuan untuk menjembatani pertentangan antara kaum Rasionalisme dengan kaum Empirisme. Bagi Kant, baik Rasionalisme maupun Empirisme belum berhasil memberikan sebuah pengetahuan yang pasti berlaku umum dan terbukti dengan jelas. Kedua aliran itu memiliki kelemahan yang justru merupakan kebaikan bagi seterusnya masing-masing.6Filsafat Kant merupakan titik tolak periode baru bagi filsafat Barat. Ia mengatasi dan menyimpulkan aliran Rasionalisme dan Empirisme, yang dibantah oleh Copleston VI. Dari satu pihak ia mempertahankan obyektifitas, universalitas, dan keniscayaan. Dalam filsafat Kant, tekanan yang utama terletak pada kegiatan atau pengertian dan penilaian manusia. Bukan seperti empirisme yang menekankan pada aspek psikologi, melainkan sebagai analisa kritis, pada pemahaman Kant yang baru, dan sering disebut revolusi Kopernikus yang kedua.Kant memandang rasionalisme dan empirisme senantiasa berat sebelah dalam menilai akal dan pengalaman sebagai sumber pengetahuan. Kant tidak menentang adanya akal murni, ia hanya menunjukkan bahwa akal murni itu terbatas. Akal murni menghasilkan pengetahuan tanpa dasar indrawi atau independen dari alat pancaindra.6Kant dalam argumennya, bahwa akal dipandu oleh tiga ide transcendental, yaitu ide psikologis yang disebut jiwa, ide dunia, dan ide tentang Tuhan. Ketiganya tersebut memiliki fungsi masing-masing, yaitu ide jiwa menyatakan dan mendasari segala gejala batiniah yang merupakan cita-cita yang menjamin kesatuan terakhir dalam bidang psikis, ide dunia menyatakan segala gejala jasmaniah, ide Tuhan mendasari segala gejala, segala yang ada, baik batiniah maupun yang lahiriah.Kant mengarang macam-macam kritik mengenai akalbudi, kehendak, rasa, dan agama. Dalam karyanya yang sering disebut metafisika. Menurutnya Metafisika merupakan uraian sistematis mengenai keseluruhan pengertian filosofis yang dapat dicapai. Ia berpendapat bahwa pada sekurang-kurangnya pada prinsipnya mungkin untuk memperkembangkan suatu metafisika sistematis yang lengkap. Namun Kant mulai meragukan kemungkinan dan kompetensi metafisik, sebab menurut dia metafisik tidak pernah menemukan metode ilmiah yang pasti untuk memecahkan masalahnya, maka perlu diselidiki dahulu kemampuan dan batas-batas akal-budi.Immannuel Kant membedakan akal (vertstand) dari rasio dan budi (vernuft). Tugas akal merupakan yang mengatur data-data indrawi, yaitu dengan mengemukakan putusan-putusan. Sebagaimana kita melihat sesuatu, maka sesuatu itu ditrasmisikan ke dalam akal, selanjutnya akal mengesaninya. Hasil indra diolah sedemikian rupa oleh akal, selanjutnya bekerja dengan daya fantasi umtuk menyusun kesan-kesan itu sehingga menjadi suatu gambar yang dikuasai oleh bentuk ruang dan waktu.7Pemikiran-pemikiran Kant yang terpenting diantaranya adalah tentang akal murni. Menurut Kant dunia luar itu diketahui hanya dengan sensasi, dan jiwa, bukanlah sekedar tabula rasa. Tetapi jiwa merupakan alat yang positif, memilih dan merekontruksi hasil sensasi yang masuk itu dikerjakan oleh jiwa dengan menggunakan kategori, yaitu dengan mengklasifikasikan dan memersepsikannya ke dalam idea. Melalui alat indara sensasi masuk ke otak, lalu objek itu diperhatikan kemudian disadari. Sensasi-sensasi itu masuk ke otak melalui saluran-saluran tertentu yaitu hukum-hukum, dan hukum-hukum tersebut tidak semua stimulus yang menerpa alat indra dapat masuk ke otak. Penangkapan tersebut telah diatur oleh persepsi sesuai dengan tujuan. Tujuan inilah yang dinamakan hukum-hukum.7,8Demikian gagasan Immanuel Kant yang menjadi penggagas Kritisisme. Filsafat memulai perjalanannya dengan menyelidiki batas-batas kemampuan rasio sebagai sumber pengetahuan manusia. Maka Kritisisme berbeda dengan corak filsafat modern sebelum sebelumnya yang mempercayai kemampuan rasio secara mutlak.Dengan Kritisisme yang diciptakan oleh Immanuel Kant, hubungan antara rasio dan pengalaman menjadi harmonis, sehingga pengetahuan yang benar bukan hannya pada rasio, tetapi juga pada hasil indrawi. Kant memastikan adanya pengetahuan yang benar-benar pasti, artinya menolak aliran skeptisisme, yaitu aliran yang menyatakan tidak ada pengetahuan yang pasti.Zaman pencerahan atau yang dikenal di Inggris denganenlightenment.Terjadi pada abad ke 18 di Jerman. Immanuel Kant mendefinisikan zaman itu dengan mengatakan denganaufklarung,manusia akan keluar dari keadaan tidak akil balig (dalam bahasa Jerman:unmundigkeint), yang dengan ia sendiri bersalah. Sebabnya menusia bersalah karena manusia tidak menggunakan kemungkinan yang ada padanya yaitu rasio. Dengan demikian zaman pencerahan merupakan tahap baru dalam proses emansipasi manusia barat yang sudah dimulai sejak Renaissance dan reformasi. Di Jerman, seorang filosof besar yang melebihi zamanaufklarungtelah lahir yaitu Immanuel Kant.7,8

Emmanuel Levinas

Gambar 2. Emmanuel Levinas Emmanuel Lvinas lahir di Perancis 12 Januari1906meninggal25 Desember1995pada umur 89 tahun yang terlihat pada gambar 2. Lahir di Kaunas (Kovno),Lithuania, pada tahun1906.Ia merupakan keturunanYahudi. Pada tahun1923, ia mendaftarkan diri untuk belajar diUniversity of Strasbourgdi Perancis. Tahun1930ia memperoleh kewarganegaraan Perancis. Orang tuanya mendidiknya dalam bahasa dan sastraRusiaketimbang bahasa Lithuania, sehingga dia mempelajaribahasa Rusiadanbahasa Ibrani. Dia juga belajarteologiYahudi.Teori etikanya diperoleh dari membaca karya-karyaDostoyevsky,Tolstoy,Pushkin, danGogol. Kemudian dia pergi kePerancis untuk belajar filsafat pada tahun1023di bawah bimbinganBlondeldanMaurice Pradines. 9Tahun1928-1929ia mengikuti kuliahHusserldiFreiburgdan juga membaca karyaHeidegger,Ada dan Waktu. Selain dipengaruhi Husserl dan Heidegger, pengaruhDostoyevskyjuga memperkuat pandangan etikanya. Selain itu, filsuf besar lain yang mempengaruhinya adalahImmanuel KantdanBergson. Kemudian pada tahun1930ia mendapat kewarganegaraan Perancis bersamaan dengan tesisnyadoctorat de troisieme cycle.9Levinas pernah menjadi anggota tentara Perancis pada masaPerang Dunia IIdan sempat ditangkap olehNAZI. Karena ia seorang keturunanYahudi, ia dimasukkan ke dalamkamp konsentrasi. Pengalaman selama ia dipenjara dan melihat pembantaian orang-orang Yahudi memengaruhi filsafat Levinas di kemudian hari. SetelahPerang Dunia IIusai, Levinas bekerja sebagai dosen filsafat di beberapa universitas di Perancis dan menulis berbagai buku.Ia meninggal dunia pada tanggal 25Desember1995. 9Emmanuel Levinasadalah seorangfilsufPeranciskontemporer.FilsafatLevinas merupakan perpaduan unik antara tradisiagama Yahudi, tradisiFilsafat Barat, dan pendekatanfenomenologis. Dia terkenal sebagai filsufetikadengan sebutanEtika Tak Berhingga, bahkan disebut juga satu-satunyamoralisdalam pemikiran pada tahun1981. Duakaryabesarnya berjudulTotalitas dan Tak BerhinggadanLain dari pada Ada atau di seberang Esensi.10Pemikiran Levinas salah satunya ialah Fenomenologiyang dimaksud adalah yang tampak dalam perjumpaan antaramanusiayang nyata sekaligus membawa nilai-nilai yang tak kasat mata.Pertemuan dengan manusia lain itu adalahpengalamandasariah yang mampu menyadarkan kita secara langsung bahwa manusia memiliki tanggung jawab dan totalitas atas keselamatan orang lain itu. Langsung dalam arti bahwa tanggung jawab itu membebani kita mendahului komunikasi eklplisit dengan orang lain itu.Pengalaman dasar itu bersifatetis.Dalam pengalaman dasar itu - pengalaman tanggung jawab mutlak saya terhadap orang lain - Sinar Kesucian dari "Yang Ilahi" ikut terlihat. Dari sinilah Emmanuel Levinas, dalamanalisiseksitensial-fenomenologismerupakan titik tolak dasariah yang mana pengalamanmoralmerupakan titik tolak segala kesadaran manusia.Sikap dan dimensi yang kelihatan itu sekaligus merupakan kesadaran akanTuhanyang mengikutinya. 10,11

Kesimpulan Pada kasus ini kondisi vegetatif persisten(persistent vegetative state, PVS) adalahkelainan kesadarandi manapasiendengankerusakan otakserius berada dalam kondisi sadar secara parsial namun tidak menunjukan persepsi dan reaksi kognitif terhadap rangsangan yang ada di sekitarnya.Eutanasiaadalah praktik pencabutan kehidupanmanusiaatauhewanmelalui cara yang dianggap tidak menimbulkan rasa sakit atau menimbulkan rasa sakit yang minimal, biasanya dilakukan dengan cara memberikan suntikan yang mematikan.Aturanhukummengenai masalah ini berbeda-beda di tiap negara dan seringkali berubah seiring dengan perubahannorma-normabudayamaupun ketersediaan perawatan atau tindakanmedis. Di beberapa negara, eutanasia dianggaplegal, sedangkan di negara-negara lainnya dianggap melanggarhukum. di negara maju seperti Amerika Serikat, diakui pula adanya hak untuk mati walaupun tidak mutlak. Dalam keadaan tertentu, Euthanasia diperbolehkan untuk dilakukan di Amerika Serikat. Namun di Indonesia, masalah Euthanasia ini tetap dilarang. Oleh karenanya, dikatakan bahwa masalah HAM bukanlah merupakan masalah yuridis semata-mata, tetapi juga bersangkutan dengan masalah nilai-nilai etis & moral yang ada di suatu masyarakat tertentu.Dari uraian-uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa euthanasia di Indonesia tetap dilarang. Larangan ini terdapat dalam pasal 344 KUHP yang masih berlaku hingga saat ini. Akan tetapi perumusannya dapat menimbulkan kesulitan bagi para penegak hukum untuk menerapkannya atau mengadakan penuntutan berdasarkan ketentuan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA 1. Alwi, Hasan. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.2. The Multi-Society Task Force on PVS ."Medical Aspects of the Persistent Vegetative State Second of Two Parts".Jurnal Perubatan New England330(22): 15723. Karo, Andre.Euthanasia.Penerbit Erlangga.Jakarta;1987.4. Ikatan Dokter Indonesia. Kode Etik Kedokteran Indonesia dan Pedoman Pelaksanaan Kode Etik Kedokteran Indonesia.Jakarta;2004.5. Soekidjo Notoatmodjo, 2010, Etika dan Hukum Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta.6. Broad, C. D.Kant: an Introduction.Cambridge University Press, 1978. 7. Gardner, Sebastian.Kant and the Critique of Pure Reason.Routledge, 1999.8. Beiser, Frederick C.The Fate of Reason: German Philosophy from Kant to Fichte.Harvard University Press, 1987.9. K. Bertens. 2006.Filsafat Barat Kontemporer Prancis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Hal. 309-328.10. Adriaan T. Peperzak. 1999. "Levinas, Emmanuel". InThe Cambridge Dictionary of Philosophy. Robert Audi, ed. 498. London: Cambridge University Press.11. John Letche.,50 Filsuf Kontemporer, Yogyakarta: Kanisius, 2001