Blok 13 LapTut 4 Gangguan Perilaku Anak Dx ADHD

30
Skenario 4 “Gangguan Perilaku Anak” Senin, 10 Oktober 2011 Seorang ibu mempunyai anak berusia 3 tahun belum bisa bicara satu kata pun, bila dipanggil tidak menyahut atau memalingkan muka. Tidak ada kontak mata. Terkesan acuh tak acuh. Namun, bila ada suara yang tidak nyaman ia selalu menutup telinga sambil berteriak-teriak. Sering menyendiri dan tidak mampu bergaul dengan teman sebayanya maupun orang dewasa. Perilakunya tidak bisa diam, seperti tidak punya rasa lelah. Pertumbuhan badan dan fisik tidak ada kelainan. Anak ini mempunyai riwayat kejang sewaktu bayi. Berat badan waktu lahir 1800gr. Ibu ini bingung apakah anaknya nomal atau tidak. STEP 1 Kejang :manifestasi klinis khas yang berlangsung secara intermitten dapat berupa gangguan kesadaran, tingkah laku, emosi, motorik, sensorik, dan atau otonom yang disebabka oelh lepasnya muatan listrik yang berlebihan di neuron otak . STEP 2

description

Blok 13 LapTut 4 Gangguan Perilaku Anak Dx ADHD

Transcript of Blok 13 LapTut 4 Gangguan Perilaku Anak Dx ADHD

Page 1: Blok 13 LapTut 4 Gangguan Perilaku Anak Dx ADHD

Skenario 4 “Gangguan Perilaku Anak” Senin, 10 Oktober 2011

Seorang ibu mempunyai anak berusia 3 tahun belum bisa bicara satu kata

pun, bila dipanggil tidak menyahut atau memalingkan muka. Tidak ada kontak

mata. Terkesan acuh tak acuh. Namun, bila ada suara yang tidak nyaman ia selalu

menutup telinga sambil berteriak-teriak. Sering menyendiri dan tidak mampu

bergaul dengan teman sebayanya maupun orang dewasa. Perilakunya tidak bisa

diam, seperti tidak punya rasa lelah. Pertumbuhan badan dan fisik tidak ada

kelainan. Anak ini mempunyai riwayat kejang sewaktu bayi. Berat badan waktu

lahir 1800gr. Ibu ini bingung apakah anaknya nomal atau tidak.

STEP 1

Kejang :manifestasi klinis khas yang berlangsung secara intermitten dapat

berupa gangguan kesadaran, tingkah laku, emosi, motorik,

sensorik, dan atau otonom yang disebabka oelh lepasnya muatan

listrik yang berlebihan di neuron otak .

STEP 2

1. Anak laki-laki 3 th belum bisa bicara 1 katapun bila dipanggil tidak

menyahut atau memalingkan muka. Tidak ada kontak mata kesan acuh tak

acuh, namun bila ada suara keras dia menutuo telinga dqan berteriak-teriak.

Sering menyendiri dan tidak mampu bergaul dengan teman sebaya atau

orang dewasa. Perilakunya tidak bisa diam seperti tidak kenal lelah.

2. Pertumbuhan badan dan fisik tidak ada kelainan

3. Riwayat kejang sewaktu bayi, berat badan waktu lahir 1800 gram

STEP 3

1. Pada dasarnya pada kasus ini berhubungan dengan tumbuh kembang anak dan hal

ini dipengaruhi oleh :

a. Periode prakonsepsi

b. Periode kehamilan

Page 2: Blok 13 LapTut 4 Gangguan Perilaku Anak Dx ADHD

c. Periode persalinan

d. Periode pacanatal

Pertumbuhan dan perkembangan :

a. Pertumbuhan fisik ↑ TB, ↑ BB, ↑ lingkat kepala

b. Perkembangan motorik hubungan dengan gerakan

c. Perkembangan kognitif memori, pemikiran kritis, kreatifitas, bahasa

d. Perkembangan psikososial pemahaman diri, perkembangan hubungan

dengan keluarga, perkembangan hubungan dengan teman sebaya.

Pada kasus kasus anak laki-laki 3 tahun belum bisa bicara 1 katapun dan

dipanggil tidak menyahut atau memalingkan muka, disini terjadi adanya

gangguan kognitif terutama bahasa.

Kemampuan bicara pada bayi :

a. Periode bicara 0-10 bulan

b. Periode memberi nama 10-18 bulan

c. Periode menggabungkan kata 18-24 bulan

Gangguan berbicara pada anak dapat disebabkan oleh :

a. Lingkungan sosial anak

b. Sistem masukan atau input : pendengaran, penglihatan dan integritas

taktil kinestetik pada anak

c. Sistem pusat bicara dan bahasa : kelainan pada SSP dimana

mempengaruhi pemahaman, intepretasi, formulasi dan perenanaan

bahasa

d. Sistem produksi : faring, laring, hidung, struktur mulut dan mekanisme

neuromuskuler

Anak tidak ada ‘kontak mata’. Umumnya merupakan kolerasi dari gangguan

bicara. Hal ini dapat diketahui dengan ciri-ciri:

a. Usia 6 bln : anak tidak mampu memalingkan mata serta kepala

terhadap suara yang datang dari belakang atau samping

Page 3: Blok 13 LapTut 4 Gangguan Perilaku Anak Dx ADHD

b. Usia 10 bln: anak tidak memberi reaksi terhadap panggilan namanya

sendiri

c. Usia 15 bln : tidak mengerti dan memberi reaksi kata-kata jangan, dada,

dsb

d. Usia 18 bln : tidak dapat menyebut 10 kata tunggal

e. Usia 21 bln : tidak memberi reaksi terhadap perintah (misal : duduk,

kemari, berdiri)

f. Usia 24 bln : tidak bisa menyebut bagian-bagian tubuh, belum mampu

mengetengahkan ungkapan yang terdiri dari 2 buah kata

g. > 24 bln : hanya memiliki perbendaharaan kata yang sangat sedikit/

tidak punya kata-kata huruf z pada frase

h. Usia 30 bln : ucapan tidak dapat dimengerti oleh anggota keluaga

i. Usia 36 bln : belum dapat menggunakan kata-kata sederhana, tidak bisa

bertanya dengan menggunakan kalimat tanya sederhana, ucapan tidak

dimengerti oleh orang diluar keluarga

Terkesan acuh tak acuh terjadi kolerasi yang sama dengan kasus yang pertama.

Bila ada suara keras menutup telinga sambil berteriak-teriak, hubungannya

dengan sensorik khususnya sensorik pendengaran, diamana gejala-gejalanya

berupa :

a. Mudah teralih perhatiannya ke suara tertentu yang bagi orang lain dapat

diabaikan

b. Takut mendengar suara air

c. Menjerit atau menangis berlebih ketika mendengar suara yang tiba-tiba

d. Sering berbicara dengan suara keras saat mendengar suara yang dia

tidak sukai

Page 4: Blok 13 LapTut 4 Gangguan Perilaku Anak Dx ADHD

Sering menyendiri dan tidak mampu bergaul dengan teman sebaya atau

orang dewasa, di sini berhubungan dengan gangguan perkembangan psikososial.

Dimana pada dasarnya kebutuhan anak mencakup :

a. Kebutuhan fisik biomedik (ASUH) : gizi, perawatan kesehatan

dasar, pemukiman layak, higiene sanitasi, sandang, kesegaran jasmani,

rekreasi

b. Kebutuhn emosi/kasih sayang (ASIH) : adanya hubungan erat,

mesra selaras antara ibu dan anak, menjamin tumbuh kembang, selaras

baik fisik, mental, psikososial

c. Kebutuhan stimulasi mental (ASAH) : mengembangkan

perkembangan mental psikososial, kecerdasan, ketrampilan,

kemandirian, kreativitas, agama, kepribadian, moral, etika,

produktivitas, dsb

2. Pertumbuhan badan dan keadaan fisik tidak ada kelainan. Kelainan tumbuh

kembang anak, bisa disebabkan oleh beberapa hal :

a. Retardasi mental

- Kemampuan intelektual dibawah rata-rata dan disertai dengan ↓

perilaku adaptasi dan manifestasinya selama masa perkembangan

- Biasanya terlihat pada umur > 3 tahun

- Penyebab : prenatal (anoxia, infeksi ibu), natal (anoxia, prematur,

lahir dengan vakum), postnatal (anoxia, trauma kepala, kurang gizi)

b. Autis

- Gangguan tumbuh kembang anak pada masa kanak-kanak dengan

karakteristik :

Kurang / tidak ada respon terhadap orang lain

Penurunan dalam kounikasi atau bicara

Gangguan bicara sperti ekolali

Melakukan sesuatu tanpa tujuan

- Dimana mulai terlihat pada anak umur < 3 tahun

- Penyebab : gangguan SSP, faktor genetik, metabolik, biokimia

Page 5: Blok 13 LapTut 4 Gangguan Perilaku Anak Dx ADHD

c. ADHD

- intelegensi rata-rata atau dibawah rata-rata yang punya tingkat

perkembangan tidak sesuai pada area atensi dengan adanya

impulsive dan hiperaktif

- Penyebab : kerusakan SSP selama atau sebelum kehamilan, faktor

genetik

- Hiperaktif : berkurangnya penyaringan stimulais eksternal

d. Gangguan kongenital

- malformasi anggota tubuh yang terjadi selama proses kehamilan

- Penyebab : faktor genetik dan metabolisme

e. Cerebral palsy

- kelainan anggota gerak karena gangguan otak / cidera otak. Yang

statnya tidak progresuif sehingga berdampak pada sistem motorik

anak

3. Dari beberapa kelainan tumbuh kembang diatas dan juga berdasarkan anamnesis

yang diperoleh kemungkinan anak ini menderita autisme dimana hubungan

antara autisme dan kejang (riwayat kejang waktu bayi) :

Autisme : gangguan perkembangan yang ditandai dengan kelemahan

perkembangan dalam komunikasi, interaksi sosial, dan perilaku. Salah satu

penyebab autis adalah gangguan SSP. Kejang ↓ suplai O2 otak kejang

berulang dan lama apnea ↑ kebutuhan O2 dan energi hipoksemi,

hiperkapnia, asidosis laktat kerusakan neuron pada otak.

Hubungan autisme dengan BBLR, BBLR belum tentu menjadi anak autisme,

pada autisme kemungkinan perbedan asupan gizi pada ibu hamil. Gangguan

nutrisi menyebabkan peredaran darah dari ibu ke janin turun, sehingga kebutuhan

glukosa/ oksigen d otak tidak terpenuhi dengan baik. Bayi dengan BBLR

mengalami gangguan metabolisme yaitu hipoglikemia dan hipoksia sehingga

dapat menyebabkan rusaknya otak saat perkembangan .

Page 6: Blok 13 LapTut 4 Gangguan Perilaku Anak Dx ADHD

STEP 4

Anak 3th

STEP 5

1. Autisme

2. Perbedaan dengan diferential diagnosis (ADHD)

STEP 6

BELAJAR MANDIRI

Pmx Fisik

Anamnesis:belum bisa bicara satu kata pun,bila dipanggil tidak menyahut atau memalingkan mukaTidak ada kontak mata. Terkesan acuh tak acuh.ada suara yang tidak nyaman ia selalu menutup telinga sambil berteriak-teriak.Sering menyendiri dan tidak mampu bergaul dengan teman sebayanya maupun orang dewasaPerilakunya tidak bisa diam, seperti tidak punya rasa lelah.Punya riwayat kejng waktu bayiBBLR 1800gr

DD:AUTIMEADHD

Pmx Penunjang

Dx:AUTISME

Page 7: Blok 13 LapTut 4 Gangguan Perilaku Anak Dx ADHD

STEP 7 Kamis, 13 Oktober 2011

AUTISME

I. Definisi

Gangguan perkembangan pervasive pada anak yang ditandai dengan

adanya gangguan dan keterlambatan dalam bidang kognitif, perilaku,

komunikasi dan interaksi sosial.

II. Etiologi

1. Psikodinamika dan keluarga : ortu bersikap dingin pada anak

2. Faktor neurologic dan biologic : adanya komplikasi pada perinatal

3. Faktor genetic : 2 – 4% saudara kandung anak autistic

4. Faktor imunologi : inkompabilitas imunologi

5. Faktor perinatal :

Riwayat perdarahan setelah trisemester I

Mekonium dalam cairan amnion

Penggunaan obat – obat oleh ibu selama masa kehamilan

Kondisi hipoksia selama persalinan

6. Faktor neuroanatomik :

Kenaikan volume pada lobus occipital, parietal, dan temporal

↓ jumlah sel purkinye gangguan perhatian, gangguan sensori

7. Faktor biokimia : kadar serotonin plasma meningkat, Peningkatan

homovanilic acid (metabolit dopamin) dalam CSS

8. Faktor Lingkungan : Keracunan logam berat (Hg,Pb,As,Al,Cd)

9. Teori opioid

10. Mikroorganisme pathogen dalam saluran cerna : jamur, bakteri, virus

Page 8: Blok 13 LapTut 4 Gangguan Perilaku Anak Dx ADHD

III. Faktor Risiko Autisme

a. PERIODE KEHAMILAN

Segala sesuatu gangguan atau penyakit pada ibu tentunya sangat

berpengaruh gangguan pada otak mempengaruhi perkembangan

dan perilaku anak.

Beberapa keadaan ibu dan bayi dalam kandungan yang harus lebih

diwaspadai dapat berkembang jadi autisme adalah :

Infeksi selama persalinan terutama infeksi virus

Peradarahan selama kehamilan

Perdarahan selama kehamilan ( placenta previa, abruptio placentae,

vasa previa, circumvallate placenta, and rupture of the marginal

sinus) gangguan transportasi oksigen dan nutrisi ke bayi

gangguan pada otak janin.

Perdarahan awal kehamilan, berhubungan dengan kelahiran

prematur dan bayi lahir berat rendah.

Obat-obatan yang diminum selama kehamilan, eg: Thaliodomide

Merokok saat kehamilan

Stres saat kehamilan

Adanya Fetal Atopi atau Maternal Atopi

Kondisi alergi pada janin e.c. masuknya bahan penyebab alergi

melalui ibu. Menurut pengamatan, hal ini dapat dilihat adanya

Gerakan bayi gerakan refluks oesefagial (hiccupps/cegukan) yang

berlebihan sejak dalam kandungan terutama terjadi malam hari.

Infeksi saluran kencing, Panas tinggi dan Depresi

Ditemukan kejadian infeksi saluran kencing, panas tinggi dan

depresi pada ibu tampak jumlahnya bermakna pada kelompok ibu

dengan anak autism.

b. PERIODE PERSALINAN

Gangguan persalinan yang dapat meningkatkan resiko terjadinya autism

adalah :

Pemotongan tali pusat terlalu cepat

Page 9: Blok 13 LapTut 4 Gangguan Perilaku Anak Dx ADHD

Asfiksia pada bayi (nilai APGAR SCORE rendah < 6

Komplikasi selama persalinan

Lamanya persalinan

letak presentasi bayi saat lahir

Berat lahir rendah ( < 2500 gram)

c. PERIODE USIA BAYI

Kondisi atau gangguan yang beresiko untuk terjadinya autisme adalah:

Prematuritas

Alergi makanan

Kegagalan kenaikan berat badan

Kelainan bawaan : kelainan jantung, genetik, dan metabolik.

Gangguan pencernaan : sering muntah, kolik, sulit BAB.

Gangguan neurologi/saraf : trauma kepala, kejang, otot atipikal,

kelemahan otot.

IV. Patofisiologi

Otak manusia dalam perkembangannya mengalami proses yang disebut

filogenetik (otak mulai dari bentuk primitif hingga menjadi organisasi

yang amat kompleks, bentuk otak manusia menjadi lengkap terdiri dari

batang otak, otak kecil dan dua belahan otak besar) dan ontogenetik

( yaitu suatu perkembangan otak terutama pada dua belahan otak besar

yang dimana pada akhir perkembangan menjadi belahan otak kiri dan

kanan), suatu perkembangan dari satu sel primitif sampai otak menjadi

matang (matured brain). Maturitas otak ditandai dengan terbentuknya

spesialisasi dalam fungsi. Pada dasarnya otak anak autisme pada

beberapa tempat mengalami gangguan diantaranya lobus frontalis, lobus

temporalis, hipokampus, amigdala, dan serebelum.

Amigdala

- Di anterior dari kornu inferius ventrikuli lateralis dan di

sebelah dalam dari unkus di dalam lobus temporalis.

Page 10: Blok 13 LapTut 4 Gangguan Perilaku Anak Dx ADHD

- Amigdala mempunyai hubungan dengan mekanisme batang

otak yang mengendalikan atau mengontrol agresifitas dan

emosional

- Pada autisme pertumbuhan sel neuron di amigdala sangat padat

dan kecil-kecil ↓ fungsi otak kurang dapat

mengendalikan emosinya, agresif, sering menunjukan rasa

takut yang tidak lazim atau menyenangi sesuatu yang

berlebihan.

Hipokampus

- Di dalam dinding medial kornu inferius ventrikuli lateralis

lobus temporalis.

- Lesi atau rangsangan pada hipokampus gejala perubahan

dalam tingkah laku yang aneh dan diulang-ulang.

- Hipokampus berkaitan dengan daya ingat dan belajar, sehingga

gangguan pada hipokmpus kesulitan dalam menyerap dan

menyimpan informasi baru.

Serebelum

- Terletak di fosa kranialis posterior

- Bertanggung jawab untuk gerakan

- Pada anak autisme jumlah sel Purkinye berkurang, yaitu sel

yang mempunyai kandungan serotonin tinggi. Akibat

keseimbangan antara neurotransmiter serotonin dan dopamin

terganggu menyebabkan kacaunya lalu lalang impuls di otak.

Serotonin

Seotonin di tubuh manusia dibuat dengan cara hidroksilisasi

dan dekarboksilisasi asam amino esensial triptofan,

konsentrasi tertinggi di dalam trombosit serta di

gastrointestinal. Pada susunan saraf pusat serotonin banyak

ditemukan di raphe dorsalis, fungsi serotonin antara lain :

- Sosial behaviour

Page 11: Blok 13 LapTut 4 Gangguan Perilaku Anak Dx ADHD

- Agresifitas

- Pola tidur

- Regualsi afektif

Pada anak autisme kadar serotonin dalam darah ↑

↑transpor serotonin dalam trombosit dan penurunan

ikatan reseptor serotonin 5-HT2.

Peningkatan serotonin 5-HT (serotonin) dalam whole

blood (hiperserotonemia) mengindikasikan adanya

penimbunan 5HT yang toksik.

Lobus frontalis

- Meluas dari ujung frontal yang berakhir pada sulkus sentralis

dan di sisi samping fisura lateralis.

- Lobus frontalis berperan sebagai perencanaan suatu tindakan.

Lobus temporalis

- Di bawah fisura lateralis serebri (sylvii) dan berjalan ke

belakang sampai fisura parietooksipitalis.

- Lobus parietalis berfungsi sebagai pusat pendengaran, bicara

dan daya ingat demikian pada lobus temporalis anak utisme

terdapat kelainan sehingga anak terlambat bicara.

V. Klasifkasi autis

a) Menurut Dirjenyan Medik 1995

Autis ringan

Respon terhadap stimulus sensoris ringan (reaksi segera jika

diberikan rangsangan ringan)

Autis sedang

Respon terhadap stimulus sensoris kuat (reaksi segera jika diberikan

rangsangan secara kuat)

Autis berat

Respon (-) walaupun sudah diberi rangsang yang sangat kuat

Page 12: Blok 13 LapTut 4 Gangguan Perilaku Anak Dx ADHD

b) Menutrut PDD (pervasive developmental disorder)

Autism disorder

Kekurangan interaksi sosial, komunikasi, kegiatan bermain

dengan memaki imajinasi/ daya khayal

Tanda jelas sebelum umur 3 tahun

Termasuk perilaku dan cara berfikir yang ciri khas/ sterotipik

Asperger’s disorder

Kesulitan dengan berinteraksi sosial serata kegiatan yang

dianggap penting/ interest yang sangat terbatas

Tidak ada keterlibatan bahasa secara signifikan

Kecerdasan bahasa/lebih

PPD-NOS

Disebut juga autism atipikal

Diagnosa dipakai pada anak yang tidak mematuhi semua kriteria

diagnosa PDD

Tetap ada kekurangan yang berat, berlarut (pervasive) pada

perilaku tertentu

Rett’s dissorder

Gangguan makin memburuk/progresif hanya ditemukan pada

anak perempuan

Perkembangan permulaannya normal, kemudian kehilangan

kemampuan yang diraih

Kehilangan kemampuan memakai tangan secara bertujuan

diganti gerakan berulang-ulang

Mualai usia 1-4 tahun

Disintegritas dissorder

perkembangan normal sebelum 2 tahun/ lebih

kemudian kehilangan kemampuan yang diperoleh.

Page 13: Blok 13 LapTut 4 Gangguan Perilaku Anak Dx ADHD

VI. Manifestasi klinis

1. Komunikasi

Perkembangan bahasa sangat lambat/tidak ada sama sekali

Penggunaan kata-kata yang tidak sesuai

Komunikasi lebih sering gesture daripada kata-kata

Tidak ada kontak mata

2. Interaksi sosial

Lebih sering menyendiri

Minat kecil untuk berteman

Respon kurang

3. Gangguan sensorik

Sensitifitas indera (penglihatan, pendengaran, peraba, pencium dan

perasa)

4. Gangguan perilaku

Stereotipik, agresi, melukai diri, perhatian pendek, insomnia,

masalah makanan

5. Gangguan lain

Retardasi mental, epilepsi, dll

VII. Diagnosis

Kriterian diagnosis Autisme berdasarkan DSM-IV

A. Total 6 ciri dari poin (1), (2), dan (3), dengan paling sedikit 2 ciri dari

poin (1), dan 1 ciri dari masing-masing poin (2) dan (3).

(1). Gangguan kualitatif dalam interaksi sosial, sedikitnya 2 ciri berikut

ini:

(a). Gangguan dalam penggunaan perilaku non-verbal seperti kontak

mata, ekspresi wajah, postur tubuh, dan gerakan dalam berinteraksi

sosial.

(b). Kegagalan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya sesuai

dengan tingkat perkembangan.

Page 14: Blok 13 LapTut 4 Gangguan Perilaku Anak Dx ADHD

(c). Kurangnya spontanitas dalam membagi kesenangan, minat, dan

prestasi dengan orang lain

(d). Kurangnya kemampuan dalam hubungan sosial-emosional.

(2). Gangguan kualitatif dalam komunikasi, sedikitnya 1 ciri berikut ini:

(a). Perkembangan bahasa yang terlambat atau tidak berkembang sama

sekali tanpa disertai adanya usaha untuk berkomunikasi dalam cara

lain, seperti gerakan atau mimik wajah.

(b). Pada individu autisme yang mampu berbicara, ditandai dengan

ketidakmampuan berinisiatif memulai ataupun mempertahankan

percakapan

(c). Penggunaan bahasa yang diulang-ulang dan aneh

(d). Kurangnya kemampuan bermain spontan atau imitasi sosial yang

sesuai dengan tingkat perkembangannya

(3). Pola perilaku, minat, dan aktifitas yang terbatas dan diulang-ulang,

sedikitnya 1 ciri berikut ini:

(a). Keasyikan anak dalam satu atau lebih pola minat yang terbatas,

khas, dan abnormal.

(b). Adanya kegiatan rutin atau ritual yang tidak dapat berubah

(c). Gerakan motorik yang khas dan diulang-ulang.

(d). Keasyikan yang terus-menerus akan suatu bagian atau objek

B. Penundaan atau abnormalitas dalam fungsi-fungsi di bawah ini, yang

sudah muncul sebelum usia 3 tahun

(1). Interaksi sosial

(2). Bahasa, Yang digunakan untuk komunikasi sosial

(3). Bermain simbolik atau imajinatif.

C. Gangguan-gangguan yang muncul tidak termasuk dalam gangguan

Rett’s Disorder atau Childhood Disintegrative Disorder

VIII. Penatalaksanaan Autisme

1. Terapi Perilaku

Terapi perilaku yang dikenal adalah Applied Behavioral Analysis.

Dalam terapi perilaku, fokus penanganan terletak pada

Page 15: Blok 13 LapTut 4 Gangguan Perilaku Anak Dx ADHD

pemberianreinforcement positif setiap kali anak berespons benar

sesuai instruksi yang diberikan. Terapi ini dapat meningkatkan IQ

dan fungsi adaptasinya lebih tinggi dibanding kelompok anak yang

tidak memperoleh terapiintensif.

2. Terapi Biomedik

Terapi biomedik merupakan penanganan melalui perbaikan

metabolisme tubuh serta pemberian obat-obatan, vitamin dan obat

yang dianjurkan adalah vitamin B6, risperidon, dll. Terapi biomedik tidak

menggantikan terapi terapi yang telah ada. Terapi biomedik melengkapi terapi

yang telah ada dengan memperbaiki dari dalam.

3. Terapi Integrasi Sensori

Integrasi sensoris berarti kemampuan untuk mengolah dan mengartikan seluruh

rangsang sensoris yang diterima dari tubuh maupun lingkungan, dan kemudian

menghasilkan respons yang terarah.

4. Terapi Okupasi

Hampir semua anak autistik mempunyai keterlambatan dalam perkembangan

motorik halus. Dalam hal initerapi okupasi sangat penting untuk

melatih mempergunakan otot - otot halusnya dengan benar.

5. Psikoterapi

Psikoterapi merupakan terapi khusus bagi anak autisme yang melibatkan peran

aktif dari orang tua. Psikoterapi menggunakan teknik bermain kreatif verbal dan

non verbal yang memungkinkan orang tua lebih mendekatkan diri dan lebih

mengenal lagi berbagai kondisi anak secara mendetail guna membantu proses

penyembuhan.

6. Terapi Diet

- Diet bebas ikan

Jenis ikan yang dapat diberikan hanya : ikan salmon, ikan tuna,

ikan makarel / tenggiri.

- Diet bebas gula

Page 16: Blok 13 LapTut 4 Gangguan Perilaku Anak Dx ADHD

Gula yang tidak diberikan Gula pengganti Gula murni Gula

pasir, syrup, minuman yang berkarbonasi dan jus buah dalam

kemasan.

Gula buatan Gula dari saccharine, aspartame seperti

Tropicana slim dan equal. Gula stevia, gula gyserin, dan gula

jagung (gula sarbitol) dengan penggunaan secara bergantian

- Diet bebas jamur

Bertujuan untuk mencegah infeksi jamur dalam usus. Sesuai

dengan namanya, semua jenis makanan yang diolah dengan

proses fermentasi tidak diberikan. Jenis makanan tersebut

seperti : Kecap, Tauco, Keju, Kue yang dibuat dengan

menggunakan backingsoda, makanan yang sudah lama

disimpan atau buah-buahan yang dikeringkan.

- Diet bebas GFCF (Gluten free – Casein free)

Diet ini adalah diet dengan menghindarkan semua produk yang

mengandung gluten dan casein. Makanan bebas glutein,

misalnya: beras ketan, biscuit, mie, roti, dan segala jenis

makanan lain yang mengandung tepung terigu, makanan yang

mengandung tepung beras, tepung larut atau tepung tapioca.

Bebas Casein, seperti: keju, mozzarella, butter, permen susu,

es krim, yoghurt, dll.

- Diet bebas zat aditif

Jangan memberikan makanan dengan zat aditif atau makanan yang

mengandung campuran bahan-bahan kimia.

- Diet bebas salisilat

Terdapat pada jeruk dan tomat

- Suplemen makanan

Suplemen yang dibutuhkan makanan seperti :

Kalsium (calcium citrate), Magnesium (magnesium

glycinate), Zinc, Selenium

Page 17: Blok 13 LapTut 4 Gangguan Perilaku Anak Dx ADHD

Vit A, Vit B kompleks, Vit B6 dosis tinggi atau dalam

bentuk jadi P5P, Vitamin C dosis tinggi (bentuk esters)

dan vitamin E

Multimineral yang tidak mengandung copper dan

manganese

asam lemak esensial yang mengandung omega 3 & 6

dan asam amino

kolostrum dan enzim probiotik

methylsulfonylmethane dan ubiquinone

yeast control, biotin, taurin, dan reduced L-glutathione

IX. Edukasi

Tahapan penting yang di persiapkan orang tua untuk kondisi anak autis :

Pengenalan anak, dimana untuk memahami potensi positif dan

kelemahan yang dimiliki anak baik reaksi emosional, pola regulasi,

rutinitas kegiatan, pola perilaku atau pola interaksi.

Keterbukaan dalam mempersiapkan pola dan dukungan anak

terkait oleh pihak praktisi ahli.

Mempersiapkan program bersama pihak terkait yang memiliki

pemahaman dalam pelaksanaan program terpadu

Yang terpenting adalah hubungan yang dikoordinasi kasih sayang

dan penerimaan tulus dari orang tua.

X. Prognosis

Modal awal dan hasil terakhir tergantung kualitas gejala autisme, antara

lain :

Intensitas penanganan dini

Tingkat intelegensi anak

Kemampuan komunikasi, sosoial dan perilaku

Pola asuh keluarga, sekolah, masyarakat dalam membantu anak

tersebut

Page 18: Blok 13 LapTut 4 Gangguan Perilaku Anak Dx ADHD

Perbedaan

Autism Adhd

a.Triad Keterlambatan interaksi sosial a. Triad; Defisit perhatianGangguan komunikasi timbal balik HiperaktifPola perilaku berulang ImpulsifTimbul < 3 th Timbul < 7 th

b.Faktor risiko Riwayat keluarga autis b. Faktor risiko; Riwayat keluarga adhdFragile syndrome BblrKelainan kromosom Ibu perokok saat hamil

Traumatik brain injuryc.Keterlambatan/tdk dpt

bicara c. Tidak bisa berkonsentrasid.Gangguan komunikasi

verbal d. Selalu aktif (bergerak)

e.Stereotipie. Kurang peduli dengan

sosialf. Tidak mengikuti instruksig. Lupa kegiatan sehari-harih. Labil, irritable

Page 19: Blok 13 LapTut 4 Gangguan Perilaku Anak Dx ADHD

Daftar Pustaka

1. Budhiman, M. P. (2002). L a n g k a h Awal M e n a n g g u la n g i  Au t i s m e d e n g a n

Memper b a i k i M e t a b o lisme Tu b u h.. Jakarta: Penerbit Majalah Nirmala.

2. Danuatmaja, B. (2004). M e n u Autis. Jakarta: Pustaka Pembangunan

Swadaya Nusantara.

3. Price dan Wilson. 2006. Patofisiologi: Konsep Klinis Prose-Proses Penyakit.

Ed: 6. Jakarta: EGC

4. Mardjono dan Sidharta. 2008. Neurologi Klinis Dasar. Cetakan ke-12.

Jakarta: Dian Rakyat.

5. Soemarno. 1992 . Gangguan Autisme: Bagian Psikiatri Fakultas Kedokteran.,

Universitas Gadjah Mada.

6. Lumbantobing,S.M. 2001. Anak Dengan Mental Terbelakang. Balai Penerbit

Fakultas kedokteran Indonesia