BLKI MAKASSAR SURVEYOR

13
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Ilmu Geodesi merupakan suatu ilmu yang menpelajari ukuran dan bentuk muka bumi dan menyajikannya dalam bentuk tertentu. Ilmu geodesi ini berguma bagi pekerjaan perencanaan yang membutuhkan data-data koordinat dan ketinggian di lapangan. Berdasarkan ketelitian pengukurannya, ilmu geodesi dapat diklasifikasikan atas dua macam, yaitu: 1. Geodetic Surveying, suatu survey yang memperhitungkan kelengkungan bumi atau kondisi sebenarnya. Geodetic Surveying ini digunakan dalam pengukuran daerah yang luas dengan menggunakan bidang hitung yaitu bidang lengkung (bola/ellipsoid). 2. Plane surveying, suatu survey yang mengabaikan kelengkungan bumi dan mengasumsikan bumi adalah bidang datar. Plane surveying ini digunakan untuk pengukuran daerah yang tidak luas dengan menggunakan bidang hitung yaitu bidang datar. Dalam pelaksaaan pengukuran jalan BLKI Makassar untuk melakukan penimbunan sebagai langkah awal untuk pengaspalan, dilakukan dengan metode plane surveying (Ilmu Ukur Tanah). Kegiatan pengukuran ini dilakukan untuk menetahui kondisi jalan yang akan dikerjakan dan melakukan perhitungan besarnya timbunan diperlukan pada konstruksi jalan. 1

Transcript of BLKI MAKASSAR SURVEYOR

Page 1: BLKI MAKASSAR SURVEYOR

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Ilmu Geodesi merupakan suatu ilmu yang menpelajari ukuran dan bentuk muka bumi dan menyajikannya dalam bentuk tertentu. Ilmu geodesi ini berguma bagi pekerjaan perencanaan yang membutuhkan data-data koordinat dan ketinggian di lapangan. Berdasarkan ketelitian pengukurannya, ilmu geodesi dapat diklasifikasikan atas dua macam, yaitu:

1. Geodetic Surveying, suatu survey yang memperhitungkan kelengkungan bumi atau kondisi sebenarnya. Geodetic Surveying ini digunakan dalam pengukuran daerah yang luas dengan menggunakan bidang hitung yaitu bidang lengkung (bola/ellipsoid).

2. Plane surveying, suatu survey yang mengabaikan kelengkungan bumi dan mengasumsikan bumi adalah bidang datar. Plane surveying ini digunakan untuk pengukuran daerah yang tidak luas dengan menggunakan bidang hitung yaitu bidang datar.

Dalam pelaksaaan pengukuran jalan BLKI Makassar untuk melakukan penimbunan sebagai langkah awal untuk pengaspalan, dilakukan dengan metode plane surveying (Ilmu Ukur Tanah). Kegiatan pengukuran ini dilakukan untuk menetahui kondisi jalan yang akan dikerjakan dan melakukan perhitungan besarnya timbunan diperlukan pada konstruksi jalan.

B. RUMUSAN MASALAH

Melakukan survey kondisi jalan BLKI Makassar berdasarkan rencana konstruksi yang akan dilaksanakan dan melakukan perhitungan volume timbunan yang dibutuhkan pada tahap awal pengaspalan jalan tersebut.

1

Page 2: BLKI MAKASSAR SURVEYOR

C. TUJUAN1. Mengetahui kondisi jalan yang ada di BLKI Makassar, yaitu beda

tinggi dan jarak jalan2. Mengetahui keadaan jalan berdasarkan penampang memanjang dan

melintang 3. Mengetahui luasan dan volume yang dibutuhkan untuk melakukan

penimbunan pada rencana konstruksi jalan BLKI Makassar

D. MANFAAT

Dari hasil pekerjaan survey ini, diharapkan dapat memberikan gambaran kondisi jalan yang ada di BLKI Makassar dan memberikan besaran timbunan yang dibutuhkan untuk konstruksi jalan tersebut.

2

Page 3: BLKI MAKASSAR SURVEYOR

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

3

Page 4: BLKI MAKASSAR SURVEYOR

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. PERALATANPeralatan yang diperlukan dalam kegiatan survey jalan ini adalah sebagai berikut:1. Waterpass atau Theodolit

Waterpass digunakan untuk mengukur beda tinggi suatu titik di atas permukaan bumi. Bagian-bagiannya antara lain :

a. Lensa teropongb. Cerminc. Nivod. Alat penggerak halus

Waterpass terdiri atas dua lensa, yaitu lensa obyektif dan lensa okuler. Di samping itu terdapat lensa pembalik yang membuat jalannya sinar dari obyek ke pengamat lurus. Fungsi cermin dipakai untuk mengawasi nivo oleh pengamat sambil mengarahkan teropong ke obyek yang dituju. Untuk mengontrol posisi pesawat apakah sudah datar atau belum digunakan nivo. Sedangkan untuk mengatur teropong sehingga pembacaan titik menjadi jelas digunakan alat penggerak halus.

Gambar 3.3. WaterpassKeterangan gambar waterpass :

1. Sekrup penggerak lensa teropong

4

Page 5: BLKI MAKASSAR SURVEYOR

2. Lensa okuler3. Cermin pemantul bidang nivo tabung4. Nivo tabung5. Sekrup penyetel6. Klem pengunci7. Penyetel arah sudut 8. Lensa obyektif

Theodolit terbagi atas tiga bagian, yaitu bagian bawah, bagian tengah, dan bagian atas. Bagian bawah terdiri dari skrup penyetel yang menyangga suatu tabung dan plat yang berbentuk lingkaran. Bagian tengah terdiri dari suatu rambu yang dimasukkan ke dalam tabung, dimana pada bagian bawah sumbu ini adalah sumbu tegak atau sumbu pertama (S1). Di atas S1 diletakkan lagi plat yang berbentuk lingkaran yang berjari-jari lebih kecil daripada jari-jari plat bagian bawah. Pada dua tempat di tepi lingkaran dibuat alat pembaca yang disebut nonius (N0). Suatu nivo diletakkan pada atas plat nonius untuk membuat sumbu tegak lurus. Bagian atas terdiri dari sumbu mendatar atau sumbu kedua (S2), pada S2

diletakkan plat berbentuk lingkaran dan dilengkapi skala untuk pembacaan skala lingkaran. Pada lingkaran tegak ini di tempatkan kedua nonius pada penyangga S2.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan ada dua perbedaan antara lingkaran mendatar dengan lingkaran vertikal. Untuk skala mendatar titik harus ikut berputar bila teropong diputar pada S1 dan lingkaran berguna untuk membaca skala sudut mendatar. Sedangkan lingkaran berskala vertikal baru akan berputar bila teropong diputar terhadap S2. Pembacaan ini digunakan untuk mengetahui sudut miring.

5

Page 6: BLKI MAKASSAR SURVEYOR

Gambar 3.1. Theodolit Digital

Keterangan gambar theodolit digital ( DT 20 ES ) :1. Nivo kotak2. Klem pengunci3. Penggerak halus4. Tempat battery5. Klem pengunci lingkaran horisontal6. Penggerak halus lingkaran horisontal7. Klem pengatur nivo tabung8. Handle / pembawa9. Lensa okuler10. Klem pengatur fokus benang11. Tombol ON / OFF12. Nivo tabung13. Display 14. Keyboard ( papan tombol )15. Plat dasar

2. Statif/Tripod

6

Page 7: BLKI MAKASSAR SURVEYOR

Gambar 3.4 Tripod/Statif

Tripod/statif berfungsi sebagai tempat berdirinya waterpass atau theodolite. Ketiga kaki pada tripod dapat diatur ketinggiannya.

3. Bak Ukur/Rambu

Gambar 3.4. Rambu

Bentuk rambu mirip dengan mistar kayu yang besar, dilengkapi dengan skala pembacaan tiap satu sentimeter dan skala besarnya merupakan huruf E. Panjang rambu adalah tiga-lima meter. Bahan rambu ada yang dari kayu maupun alumunium. Rambu berguna untuk membantu theodolit dalam menentukan jarak secara optis. Hal yang perlu diperhatikan adalah dalam memegang rambu harus tegak lurus terhadap titik yang ditinjau.

4. Meteran

7

Page 8: BLKI MAKASSAR SURVEYOR

Gambar 3.8. Roll MeterAlat ini digunakan untuk mengukur jarak antar titik dan juga untuk mengukur tinggi alat. Roll Meter yang dipergunakan ini mempunyai panjang 50 m.

5. Payung

Gambar 3.6. Payung

Payung digunakan untuk melindungi theodolit dari sinar matahari dan hujan. Sebaiknya payung tersebut bukan terbuat dari bahan logam.

6. Pendulum/Unting-unting

8

Page 9: BLKI MAKASSAR SURVEYOR

Gambar 3.7. Pendulum

Alat ini digunakan untuk membantu dalam meletakkan alat dalam kondisi tegak lurus terhadap titik yang ditinjau. Karena salah satu syarat utama dalam pengukuran sudut adalah sumbu vertikal harus tegak lurus sumbu horisontal. Untuk peralatan modern pendulum diganti dengan cara optis dengan bantuan teropong.

7. HelmHelm digunakan untuk melindungi pengguna dari terik matahari

8. Alat Tulis Alat tulis digunakan untuk mencatat dan mengolah data yang diperoleh.

9. Patok dan Cat Semprot

Gambar 3.5 Patok kayu

9

Page 10: BLKI MAKASSAR SURVEYOR

Patok ini biasanya terbuat dari kayu dan mempunyai penampang berbentuk lingkaran atau segi empat yang ujung bawahnya dibuat runcing. Patok dan cat semprot ini berfubgsi sebagai tanda di lapangan untuk pengukuran.

10. Handy Talky (HT)Handy talky digunakan sebagai alat komunikasi antar anggota kelompok.

11. Perangkat Komputer / KalkulatorPerangkat komputer dan kalkulator digunakan untuk mendukung kegiatan pengolahan data agar data diolah dengan cepat dan akurat.

3.2. LANGKAH KERJA3.2.1. Pengukuran

2. Menentukan patok utama pada lokasi perencanaan jalan BLKI Makassar

3. Menentukan patok detail tiap patok utama berdasarkan desain jalan yang akan dibuat

4. Membagi patok-patok utama menjadi segmen-segmen perhitungan

5. Mendirikan waterpass/theodolite di antara patok utama dan menyentringkannya.

6. Memasang bak ukur pada patok utama belakang dan membaca bacaan benang (Benang tengah, benang atas, benang bawah)

7. Mengarahkan waterpass/theodolite ke patok utama muka, memasang bak ukur pada patok tersebut, dan membaca bacaan benang.

8. Memasang bak ukur pada patok-patok detail patok utama muka dan membaca bacaan benang tiap patok detail tersebut.

9. Untuk segmen berikutnya, mengikuti langkah 5 dan 7.10. Ketika semua segmen telah diukur (pergi), kembali melakukan

pengukuran dengan jalur yang berlawanan (pulang) hingga semua segmen terukur.

3.2.1. Pengolahan Data

10

Page 11: BLKI MAKASSAR SURVEYOR

1. Menghitung jarak optis dari alat ukur ke patok utama (pergi dan pulang)

2. Menghitung jarak optis rata-rata antara jarak optis pergi dan pulang

3. Menghitung beda tinggi tiap patok utama (pergi dan pulang)4. Menghitung beda tinggi rata-rata patok utama antara beda tinggi

pergi dan pulang.5. Menghitung nilai koreksi beda tinggi tiap patok utama. Jika jumlah

beda tinggi rata-rata patok utama = 0, langkah ini boleh ditiadakan

6. Menghitung beda tinggi setelah koreksi7. Menghitung tinggi titik patok utama. Untuk menghitung tinggi titik

patok utama, perlu diketahui tinggi titik salah satu patok. Tinggi titik ini biasanya diperoleh dari GPS.

8. Menghitung beda tinggi patok detail9. Menghitung tinggi titik patok detail10. Menghitung persentase kemiringan patok utama11. Menghitung persentase kemiringan patok detail12. Menentukan tinggi rencana timbunan jalan13. Membuat penampang memanjang, yaitu penampang antara 2

patok utama 14. Membuat penampang vertikal tiap patok utama15. Menghitung luasan timbunan tiap penampang vertikal16. Menghitung volume timbunan

11