Surveyor Handbook

68
SURVEYOR’S HANDBOOK ( BUKU SAKU SURVEYOR ) BIRO KASIFIKASI INDONESIA 2003 DAFTAR ISI Pernyataan Kebijakan Mutu Perusahaan ………………………… 1 Pernyataan Kebijakan Mutu Jasa Klasifikasi & Statutoria …………… 2 Kode Etik Surveyor Klasifikasi ……….. 3 Sikap Surveyor Klasifikasi …………….. 4 1. Survey Periodik ……………………….. 5 2. Petunjuk Praktis ………………………. 23 2.1. Lambung dan Material …………… 23 2.2. Mesin dan Listrik ………………... 89 2.3. Lambung Timbul dan Cargo Gear ……………………… 110 3. Tabel Konversi ………………………... 133 …….o0o…….

description

all about surveyor

Transcript of Surveyor Handbook

Page 1: Surveyor Handbook

SURVEYOR’S HANDBOOK

( BUKU SAKU SURVEYOR )

BIRO KASIFIKASI INDONESIA 2003

DAFTAR ISI

Pernyataan Kebijakan Mutu Perusahaan ………………………… 1

Pernyataan Kebijakan Mutu Jasa Klasifikasi & Statutoria …………… 2

Kode Etik Surveyor Klasifikasi ……….. 3

Sikap Surveyor Klasifikasi …………….. 4 1. Survey Periodik ……………………….. 5

2. Petunjuk Praktis ………………………. 23

2.1. Lambung dan Material …………… 23

2.2. Mesin dan Listrik ………………... 89

2.3. Lambung Timbul dan Cargo Gear ……………………… 110

3. Tabel Konversi ………………………... 133

…….o0o…….

Page 2: Surveyor Handbook

SURVEYOR HANDBOOK 1

PERNYATAAN KEBIJAKAN MUTU PERUSAHAAN PT. (Persero) Biro Klasifikasi Indonesia dalam melakukan aktivitasnya memiliki komitmen:

“ Mengutamakan pelayanan jasa berdasarkan kepedulian yang tinggi terhadap masalah keselamatan dan mutu”.

Dalam mewujudkan komitmen tersebut, PT. (Persero) Biro Klasifikasi Indonesia memiliki Nilai-nilai Perusahaan yang diterapkan pada seluruh jajaran organisasi, meliputi: Motto perusahaan “ TERPERCAYA”, yang berarti jasa diberikan

adalah dapat diandalkan, memiliki reputasi, berkualitas, efisien dan tepat waktu.

Nilai-nilai perusahaan yaitu INTEGRITAS, PROFESIONALISME, KEPUASAN, PENGGUNA JASA, KEPEMIMPINAN dan PENGHARGAAN PADA SDM.

Budaya Perusahaan “TERTIB” (Taqwa kepada Tuhan; Etos kerja yang tinggi; Tertib dalam menerapkan kebijakan manajemen dan sikap pribadi; Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang dikuasai; baik dalam pelayanan dan hasil kerja).

Manajemen BKI Menjamin bahwa : Persyaratan mutu berorientasi kepada standar mutu internasional

sesuai dengan ISO 9001:2000 dan pemenuhan pencapaian sasaran mutu perusahaan serta senantiasa melakukan penyempurnaan yang menerus terhadap mutu.

Menerapkan Sistem Manajemen Mutu dan nilai-nilai perusahaan tersebut dalam seluruh kegiatan jasa.

Tanggapan terhadap kebutuhan pemakai jasa/ masyarakat umum dan mengutamakan kepuasan pelanggan dan aspek keselamatan.

Semua personil selalu diberi pemahaman tentang sistem mutu melalui pelatihan yang berkesinambungan serta penerapan sistem mutu di dalam semua jajaran organisasi.

Pemenuhan terhadap kebijakan, prosedur dan petunjuk kerja adalah hal yang mutlak dan mengikat pada semua personel. Mutu adalah tanggung jawab sema orang yang bekerja di BKI. Iskandar Bugandarsyah I Tanggal : 1April 2003 Direktur Utama

SURVEYOR HANDBOOK 2

KEBIJAKAN MUTU JASA KLASIFIKASI & STATUTORIA

Pernyataan kebijakan mutu untuk Jasa Klasifikasi & Statutoria ini untuk menjamin bahwa mutu semua pelayanan teknik memenuhi tujuan dan sasaran perusahaan, yaitu :

“ Keselamatan dan kehandalan dalam pembangunan kapal dan pengoperasiannya dalam rangka melindungi keselamatan manusia, barang dan pencegahan pencemaran di laut”.

Manajemen BKI menjamin bahwa:

Persyaratan mutu berorientasi kepada standar mutu internasional sesuai dengan ISO 9001:2000 dan peraturan internasional/nasional lainnya yang berkaitan dengan kegiatan jasa Klasifikasi & Statutoria.

Jasa survey/sertifikasi Klasifikasi dilaksanakan sesuai dengan Peraturan Klasifikasi BKI dan jasa survey/sertifikasi Statutoria dilaksanakan sesuai dengan persyaratan Statutoria dan persyaratan negara bendera kapal.

Pengembangan Peraturan dan Regulasi dilakukan secara terus menerus dan disesuaikan dengan teknologi yang terkini.

Tanggapan terhadap kebutuhan/kepuasan pemakai jasa atau masyarakat pada umumnya, baik individu maupun kolektif, sepanjang kebutuhan tersebut tidak menyimpang atau berlawanan dengan peraturan BKI atau standar persyaratan lain yang diakui.

Semua surveyor/personil selalu diberi pemahaman tentang Kode Etik Surveyor, Sikap Surveyor Lapangan, teknologi perkapalan terkini dan sistem mutu didalam semua jajaran organisasi.

Jaminan mutu dan penyempurnaan yang menerus adalah dasar semua aktifitas yang dilakukan oleh BKI dan dilaksanakan oleh semua surveyor/staf teknik/staf yang terlibat. Iskandar Bugandarsyah I Tanggal : 1 April 2003 Direktur Utama

Page 3: Surveyor Handbook

SURVEYOR HANDBOOK 3

KODE ETIK SURVEYOR KLASIFIKASI

TIDAK DIBENARKAN MENERIMA PEMBERIAN DARI PENGGUNA JASA DALAM BENTUK APAPUN BERKAITAN DENGAN PELAKSANAAN SURVEY. SALING MENGHORMATI EKSISTENSI KEGIATAN SESAMA SURVEYOR KLASIFIKASI BKI. TIDAK MELAKUKAN TINDAKAN YANG MELANGGAR NORMA SOSIAL DAN YANG DAPAT MENCEMARKAN NAMA BAIK PERUSAHAAN. BAGI SURVEYOR YANG RELATIF MASIH SEDIKIT PENGALAMANNYA HARUS SENANTIASA BERKONSULTASI DENGAN YANG LEBIH SENIOR, TETAPI DI LAPANGAN TANGGUNG JAWAB TETAP PADA SURVEYOR YANG BERSANGKUTAN. TIDAK MEMBERIKAN INFORMASI YANG DAPAT MERUGIKAN PERUSAHAAN, PENGGUNA JASA, PIHAK ASURANSI DAN PIHAK TERKAIT BERKENAAN DENGAN KEGIATAN SURVEY.

SURVEYOR HANDBOOK 4

SIKAP SURVEYOR KLASIFIKASI

MANDIRI DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN, DAN BERTANGGUNG JAWAB ATAS KEPUTUSAN YANG TELAH DIAMBIL. SURVEYOR HARUS SELALU MENYADARI SEPENUHNYA BAHWA PADA SAAT MELAKSANAKAN TUGAS DAN MEWAKILI PERUSAHAAN DAN SENANTIASA LOYAL KEPADA MISI PERUSAHAAN. SURVEYOR HARUS BERSIKAP TEGAS, JUJUR DAN MENJUNJUNG TINGGI NORMA-NORMA ETIKA PETUGAS LAPANGAN. TIDAK BERSIKAP DAN / ATAU BERTINDAK KAKU DAN BERLEBIHAN, AKAN TETAPI HARUS MAMPU MEMBERIKAN PELAYANAN YANG BAIK KEPADA RELASI BERKAITAN DENGAN KESELAMATAN KAPAL. MENJAGA DAN MENINGKATKAN CITRA DAN REPUTASI BKI KHUSUSNYA DI BIDANG KLASIFIKASI KAPAL. SELALU SIAP MENJALANKAN TUGAS MELAKUKAN SURVEY SETIAP SAAT DITUGASKAN. MENYADARI SEPENUHNYA BAHWA SURVEY YANG DILAKUKANNYA ADALAH UNTUK MENJAGA DAN / ATAU MENINGKATKAN KESELAMATAN KAPAL. DALAM PELAKSANAAN TUGAS HARUS BERKOORDINASI BAIK SECARA VERTIKAL MAUPUN HORIZONTAL DENGAN UNIT KERJA DAN INSTANSI TERKAIT. SENANTIASA MENINGKATKAN PENGETAHUAN, KEAHLIAN DAN WAWASAN DI BIDANG KLASIFIKASI KAPAL DAN BIDANG TERKAIT.

Page 4: Surveyor Handbook

SURVEYOR HANDBOOK 5

1. SURVEY PERIODIK

Periode pelaksanaan survey dan materi survey untuk beberapa survey periodik dijelaskan dalam tabel berikut :

Survey Tahunan

1

Periode Survey Materi Survey Survey dilaksanakan dalam

kurun waktu 3 bulan sebelum dan sesudah tanggal jatuh tempo ulang tahun selesainya survey penerimaan kelas atau pembaruan kelas.

Untuk kapal dengan akomodasi lebih dari 12 penumpang, survey tahunan harus dilaksanakan tidak lebih dari tanggal jatuh temponya

• Lambung dan perlengkapan : Pemeriksaan visual konstruksi utama

lambung, ruang muat dan kamar mesin, lubang palka, pintu sekat, pintu lambung, pintu samping / buritan, sistem pengendalian dan perlengkapan jangkar dan rantai, tangki ballas air laut bila diduga mengalami korosi yang berat.

• Instalasi Mesin : Pemeriksaan umum terhadap ruang

mesin dan ruang ketel, instalasi penggerak dan mesin bantu, bagian luar ketel uap / bejana tekan dan peralatannya. Pemeriksaan dan uji fungsi sistem pengemudian utama, sistem bilga, sistem komunikasi, sistem pasokan tenaga utama dan bantu, instalasi kedap ledak, sistem pemadam kebakaran dan alarmnya, peralatan kendali jarak jauh, peralatan stop/penutup cepat dari pompa dan tangki bahan bakar, katup, sistem ventilasi, dll

Survey Antara

2 Periode Survey Materi Survey

Jatuh tempo survey antara, ditetapkan 2,5 tahun sejak berlakunya kelas atau dilaksanakan bersamaan dengan survey tahunan kedua atau ketiga.

Untuk kapal pedalaman harus dilaksanakan tidak lebih dari tiga tahun dihitung dari survey pembaharuan kelas.

Selain persyaratan survey tahunan, persyaratan tersebut di bawah ini harus dilaksanakan sebagai tambahan :

Lambung dan perlengkapan : Pemeriksaan internal untuk tangki

balas yang dipilih secara selektif untuk kapal umur kurang dari 10 tahun dan seluruh tangki balas untuk kapal 10 tahun keatas, ruang muat, visor haluan, pintu haluan, pintu samping dan pintu buritan, dudukan elastis rumah geladak.

SURVEYOR HANDBOOK 6

Instalasi Mesin dan Listrik : Pengukuran berikut harus

dilaksanakan: defleksi pipi engkol mesin utama dan bantu, ruang main sistem poros, tahanan isolasi generator dan motor listrik yang penting termasuk kabel dan perangkat hubung bagi.

Uji operasi terhadap generator darurat termasuk papan hubung darurat, sistem bilga, ventilasi dan sistem monitor muatan berbahaya, peralatan pengaman bejana udara start dan kontrol.

Survey Pembaruan Kelas

3 Periode Survey Materi Survey

Survey pembaruan kelas dapat dilaksanakan dalam beberapa bagian.

Surey pembaruan kelas dapat dimulai pada survey tahunan ke-empat dan harus selesai dilaksanakan secara lengkap pada akhir periode kelas.

Masa survey keseluruhan tidak boleh lebih dari 15 bulan.

Lambung dan perlengkapan :

Survey Pembaruan Kelas I ( Umur kapal s/d 5 tahun ) Lingkup pemeriksaan adalah sesuai

dengan survey tahunan dan survey antara ditambah dengan pemeriksaan berikut :

Pemeriksaan dilakukan di atas dok

Semua ruangan dan bagian konstruksi lambung, terutama sekali di daerah yang dari pengalaman diketahui terkena kelelahan dan korosi, seperti ruang muat, tangki, konstruksi palkah, visor haluan, pintu haluan, pintu samping dan pintu buritan, pondasi mesin, ujung bangunan atas.

Pada dasarnya semua ruangan, seperti ruang pompa, terowongan pipa, ruang mesin, tangki kosong, koferdam dan ruang kosong harus diperiksa dari dalam termasuk sistem pipa. Ruang muat, bilga dan tangki harus dikosongkan, dibersihkan dan jika perlu bebas gas sehingga semua bagian konstruksi seperti gading – gading, pelat wrang, senta, pelat kulit, geladak, balok geladak, sekat, alas dalam, dll dapat diperiksa. Tangki balas air laut dapat diperiksa atas permintaan surveyor.

Page 5: Surveyor Handbook

SURVEYOR HANDBOOK 7

Setiap kompartemen alas ganda dan semua tangki, yang dinding sekatnya merupakan bagian dari konstruksi utama kapal, harus menjalani uji tekan. Tangki bahan bakar, tangki minyak lumas dan tangki air ketel dapat diuji dengan pengisian masing-masing cairan. Tekanan uji yang dipakai adalah sesuai dengan tinggi air sampai dengan tinggi ambang palka tangki muat atau sampai dengan puncak pipa limpah/pipa udara tangki, diambil mana yang lebih tinggi.

Kekedapan dari terowongan pipa diluar alas dalam, dan dari ruang kosong, dapat diuji dengan tekanan udara. Jika ada tanda-tanda korosi yang mencurigakan maka surveyor dapat meminta pengukuran ketebalan pelat.

Kemudi, perlengkapan, bukaan geladak Survey pembaruan kelas meliputi juga bagian lain yang penting untuk operasi dan keselamatan kapal, seperti kemudi dan sistem kemudi, pipa kedap air, katup geser, pipa udara dan pipa duga, sistem bebas gas, dan sistem keselamatan dari tangki muat, dewi-dewi sekoci, jendela cahaya, jalan masuk, palka, pipa buang dan pipa kuras beserta katupnya, susunan pelindung kebakaran, tiang, jangkar, rnata jangkar dan tali temali.

Instalasi Mesin dan Listrik :

Mesin penggerak utama (overhaul lengkap), sistem propulsi, penggerak utama turbin, mesin bantu, pipa-pipa, peralatan listrik, main switch board, megger test generator, sistem pemadam kebakaran dan alarmnya.

Pengujian ketebalan : jika ditemukan adanya tanda-tanda korosi yang mencurigakan, surveyor dapat meminta pembersihan karat dan diadakan pengukuran ketebalan .

SURVEYOR HANDBOOK 8

Survey Pembaruan Kelas II ( Umur kapal 5 s/d 10 tahun )

Persyaratan pembaruan kelas II identik dengan pembaruan kelas I; ditambah persyaratan tersebut di bawah ini harus diperhatikan

Bagian konstruksi di bawah papan alas dalam dan isolasi harus diperiksa sesuai dengan permintaan surveyor.

Semua tangki harus diperiksa dari dalam. Tangki minyak lumas dan air ketel harus menjalani pemeriksaan secara acak sesuai petunjuk surveyor.

Rantai jangkar harus direntangkan, sehingga panjang keseluruhan dapat diperiksa untuk keausan dan kerusakannya.

Untuk pengukuran ketebalan lihat tabel 3.1 Rules Volume I.

Survey Pembaruan Kelas III dan survey Pembaruan kelas selanjutnya ( Umur kapal lebih dari 10 tahun ) Untuk pembaruan kelas III, persyaratan pembaruan kelas II harus dipenuhi dan ditambah dengan sbb :

Papan alas dalam dan isolasi ruang muat bilamana perlu harus dibuka, untuk memungkinkan pemeriksaan konstruksi alas dalam dan permukaan bagian dalam pelat kulit atau puncak tangki.

Pelapis dinding di bawah jendela pada kulit luar harus dilepas sesuai dengan permohonan surveyor sehingga bagian konstruksi di belakangnya dapat diperiksa.

Semua tangki harus diperiksa dari dalam. Tangki bahan bakar, minyak pelumas dan tangki air ketel harus diperiksa dari dalam dan diuji dengan tekanan kerja maksimum, sesuai dengan petunjuk surveyor.

Tangki muatan dari kapal barang muatan kering harus diuji dengan pengisian air sampai ketinggian bagian paling atas dari ambang tangki, atau jika hal ini tidak mungkin, dengan udara tekan (maksimum 0,2 bar).

Page 6: Surveyor Handbook

SURVEYOR HANDBOOK 9

Daun kemudi harus diperiksa. Hubungannya dengan tongkat kemudi, dan jika terpasang, pada pena kemudi peralatan pengaman terkait harus diperiksa. Sejauh bisa dicapai, tongkat kemudi harus diperiksa. Jika dianggap perlu sesuai hasil pemeriksaan luar, tongkat kemudi harus dicabut. Sejauh bisa dicapai, tongkat kemudi dan pena kemudi didaerah bantalan harus diperiksa terhadap korosi.

Survey yang mensyaratkan pengedokan

Sewaktu kapal berada diatas dok, katup pembuangan harus dibuka dan diperiksa kondisinya secara saksama sekali dalam suatu periode kelas.

Sistem Propulsi

Pemeriksaan sistem propulsi terutama mencakup :

- Poros antara dan bantalan termasuk bantalan dorong

- Roda gigi tansmisi - Kopling mekanis dan fleksibel - Roda gigi berputar dan

Mesin propulsi utama, mesin bantu dan baling-baling dengan penggerak listrik.

Elemen pegas yang berada di bawah beban geser yang terbuat dari karet dengan atau tanpa lapisan kain dari kopling cincin karet dan kopling karet lainnya harus diganti baru, bila hal ini di-syaratkan sesuai hasil pemeriksaan yang negatif.

Mesin Penggerak utama Komponen tersebut dibawah ini harus diperiksa dan bilamana surveyor menganggap perlu, pemeriksaan dalam kondisi dibuka : - Silinder, tutup silinder, torak, batang

torak, dan baut, kepala silang, poros engkol dan semua bantalan

- Poros hubungan, dengan sistem penggerak dan bantalannya.

- Batang pengikat, rangka, pondasi mesin dan elemen pengikat.

SURVEYOR HANDBOOK 10

- Sistem injeksi, pompa dan

kompressor gandengan, supercharger, pipa isap dan pipa gas buang, pendingin udara masuk, saringan, peralatan monitor, peralatan kontrol peralatan pelindung dan pengaman, peralatan untuk start, roda gigi pembalik dan peralatan olah gerak.

Penggerak utama turbin

Pada kesempatan setiap pembaruan kelas perilaku vibrasi dari penggerak utama turbin harus dibuktikan, sedapatnya dengan pemeriksaan teratur selama operasi. Tergantung pada hasil pemeriksaan dan atas permohonan surveyor, selubung turbin harus dibuka. Peralatan turbin harus diuji.

Mesin bantu, peralatan dan pipa

Untuk semua mesin batu esensial, lingkup survey identik dengan yang diaplikasikan pada mesin utama. Pengurangan lingkup survey dapat disetujui berdasarkan pemeriksaan dari laporan perawatan.

Komponen mesin berikut bilamana dianggap perlu oleh surveyor, harus diperiksa dan diuji dalam kondisi dilepas :

- Semua pompa pada sistem yang esential

- Kompressor udara, termasuk peralatan keselamatannya

- Pemisah, filter dan katup - Pendingin, pemanas awal - Mesin kemudi utama dan bantu - Derek jangkar dan derek

lainnya, termasuk penggeraknya.

- Jaringan pipa, sambungan pipa, kompressor dan slang

- Sistem katup buang darurat dan sistem jaringan pipa bilga

- Indikator tinggi pengisian tangki

- Instalasi pencegah masuknya air keruangan terbuka

- Instalasi distilasi air tawar

Page 7: Surveyor Handbook

SURVEYOR HANDBOOK 11

- Sistem pembersih minyak dan sistem air kotor dan

- Sistem tambahan dan komponen, bila dianggap perlu oleh surveyor

Instalasi listrik

Apabila kapal digerakkan oleh mesin listrik, maka motor penggerak, generator penggerak, penguat, khususnya lilitan dari mesin ini dan sistem ventilasinya harus diperiksa dan diuji.

Pengecekan perangkat hubung bagi listrik untuk kemampuan pengoperasiannya mencakup juga peralatan pelindung, pengaman dan penguncinya. Kabel listrik dan penyambungannya harus diperiksa. Tahanan isolasi semua mesin listrik dan peralatannya harus diuji. Peralatan penunjuk posisi, termasuk sistm kontrol listrik, harus menjalani uji operasional

Peralatan listrik termasuk generator, motor dari mesin bantu esensial, perangkat hubung bagi, termasuk peralatan pengaman dan penguncinya, maupun jaringan kabelnya, harus diperiksa dari luar. Tahanan isolasi harus diukur.

Instalasi listrik, termasuk permesinan dan peralatannya, yang terletak di ruangan dimana ada risiko gas mudah terbakar atau terkumpulnya campuran uap dan udara, harus dicek sistem perlindungan ledaknya.

Pipa dalam Tangki

Pipa yang menembus melalui tangki, harus diperiksa dan, jika diminta oleh surveyor, dilaksanakan uji hirdoulik, bila untuk tangki seperti yang disyaratkan pemeriksaan dalam. Tergantung pada hasil yang diperoleh, pengukuran ketebalan harus dilakukan.

SURVEYOR HANDBOOK 12

Sistem pemadam kebakaran dan sistem tanda bahaya kebakaran

Pembuktian harus diberikan kepada surveyor bahwa semua peralatan pemadam kebakaran siap untuk dioperasikan. Jalan keluar/lorong darurat harus diperiksa Tabung CO2 dan tabung halon dan jatuh temponya Peralatan pemadam kebakaran dan peralatan keselamatan jiwa di dalam kapal dengan notasi FF1, FF2 atau FF3 yang melekat pada tanda kelas dari instalasi mesinnya harus diperiksa dan diuji.

Untuk kapal yang mempunyai notasi kelas SOLAS II-2, Reg. 54, peralatan untuk mengangkut barang berbahaya, misalnya pemadam kebakaran khusus, tanda bahaya, ventilasi dan peralatan perlindungan ledak harus disurvey sesuai yang disyaratkan.

Suku cadang harus dicek untuk kelengkapannya sesuai persyaratan peraturan dan/atau menurut daftar yang disetujui oleh BKI dan disimpan dalam arsip kapal, maupun untuk kemampuan operasional.

Setelah selesai pembaruan kelas, surveyor harus diyakinkan bahwa seluruh instalasi mesin termasuk mesin listrik dan pengoperasikan tanpa adanya pembatasan. Bila ada keraguan, hal tersebut harus dibuktikan dengan percobaan dan/atau uji operasional.

Page 8: Surveyor Handbook

SURVEYOR HANDBOOK 13

Survey Perpanjangan Kelas

4 Periode Survey Materi Survey

Kapal dengan sertifikat kelas yang masa berlakunya 4 tahun dapat diperpanjang pada akhir periode kelas, dan kapal dengan sertifikat kelas yang masa berlaku 5 tahun tidak dapat diperpanjang .

Kelas diperpanjang tidak lebih dari 12 bulan dengan persyaratan Survey Tahunan Terapung

Lambung dan perlengkapannya Bila mana kapal tidak ada muatannya, lubang palkah, ruang muat, ruang geladak kedua, pintu kedap air dsb dapat diperiksa, jika perlu tangki juga diperiksa. Untuk kapal tangki minyak dan kapal pengangkut muatan kombinasi (mis. Kapal OBO) tangki ballast yang terletak di daerah muatan harus diperiksa kondisinya secara umum

Instalasi Mesin dan Listrik Dilaksanakan verifikasi perihal kondisinya secara umum. Untuk sistem otomasi / sistem kendali jarak jauh diperiksa dan diuji dengan memperhatikan catatan pengoperasiannya.

Survey Pengedokan

5 Periode Survey Materi Survey

Kapal notasi kelas A 100 periode survey 2,5 tahun.

Kapal notasi kelas A 90 periode survey 18 bulan.

Kapal penumpang akomodasi lebih 12 orang periode survey 12 bulan

Survey pengedokan digunakan untuk keperluan pemeriksaan berkala terhadap kondisi lambung di bawah air (survey alas), bukaan dan perlengkapan penutupan mesin, dan komponen bagian luar dari sistem poros penggerak. Kapal dengan tanda kelas A 100 dalam satu priode kelas 5 tahun harus menjalani survey alas 2 kali . Survey alas yang pertama dilaksanakan pada kesempatan survey tahun kedua atau paling lambat survey tahunan ketiga. [[[

Pada prinsipnya, pembaruan kelas meliputi survey alas, yang kemudian diterima sebagai survey alas kedua.

Jika dalam hal-hal khusus, jendela waktu ± 3 bulan dimanfaatkan, sehingga selang waktu antara dua survey alas melebihi 3 tahun maka persetujuan khusus harus diperoleh dari BKI.

SURVEYOR HANDBOOK 14

Lambung dan perlengkapan : Survey mencakup pemeriksaan pelat alas dan pelat sisi dari pelat kulit, termasuk beberapa komponen yang melekat, dari kemudi, pipa pembuangan dan pipa pengering air, termasuk penutupnya.

Sistem kemudi Kemudi, kopling kemudi dan bantalan, maupun tongkat kemudi dan pena kemudi, harus disurvey dalam kondisi terpasang, ruang main tongkat kemudi harus diukur dan dicatat. Sistem kemudi harus menjalani uji coba operasional. Bila dianggap perlu sesuai pengamatan dari hasil pemeriksaan, kemudi atau bagian dari sistem kemudi harus dibuka

Permesinan dan sistem propulsi Katup laut dan katup buang termasuk katup dan peralatan khusus, jika ada, harus dicek kondisinya selama setiap survey pengedokan dan harus dibuka serta diperiksa dengan teliti sekali dalam satu periode kelas.

Survey Poros Baling-Baling

6

Periode Survey Materi Survey Harus dicabut / dibuka dan

diperiksa selang waktu 5 ta-hun (S.W).

Pada kesempatan survey antara dan / atau nominal 2,5 tahun setelah peme-riksaan lengkap yang terakhir (S.W) poros baling-baling dan poros tabung disurvey ditempat (SWS).

Survey Pencabutan Poros (SW) - Poros keseluruhan, khususnya konis,

rumah pasak dan ulir atau sudut flens Pemeriksaan NDT bagian belakang poros disetujui dengan metode deteksi keretakan

- Pemeriksaan penekan paking minyak

- Pemeriksaan pada selubung baja chrome

- Pemeriksaan pada permukaan singgung dari selubung poros

- Pemeriksaan pada bantalan tabung poros

- Pemeriksaan pada permukaan kontak baling-baling dan pada baling-baling

Page 9: Surveyor Handbook

SURVEYOR HANDBOOK 15

Pemeriksaan ruang main bantalan sebelum dan sesudah survey, dengan dokumentasi dari hasil pengukuran (poker gauge readings) Sistem roda gigi dan elemen kontrol dan baling-baling berputar segala arah harus dibuka untuk pemeriksaan.

Survey Modifikasi (SWM) - Semua bagian yang dicapai pada

poros, termasuk hubungan baling-baling pada porosnya

- Baling-baling - Pengecekan penekan paking minyak - Pengecekan minyak pelumas,

pemakaian minyak pelumas dan temperatur bantalan dari catatan pada buku harian kapal

- Pengukuran ruang main bantalan-bantalan tabung poros dan dicek dengan alat ukur (gauge poker), dengan dokumentasi hasil pengukuran

- Pemeriksaan NDT dengan metode deteksi keretakan yang diakui pada sudut flens kopling, jika baling-baling dihubungkan dengan flens pejal, atau dalam daerah bagian belakang, dalam hal baling-baling dipasang pada konis

- Sejauh dapat dilaksanakan, elemen sistem roda gigi dan kontrol pada baling-baling berputar segala arah harus disurvey melalui lubang pemeriksaan

Survey di tempat (SWS) - Pengecekan ruang main bantalan

tabung poros, termasuk pengecekan dengan alat ukur (poker gauge).

- Pengecekan kekedapan penekan paking minyak

- Pengecekan analisa minyak lumas, pemakaian minyak lumas dan temperatur bantalan dari catatan buku harian kapal.

SURVEYOR HANDBOOK 16

Survey Khusus

7 Survey Kerusakan Dan Perbaikan Perbaikan dan pemeliharaan dalam pelayaran

Survey kerusakan dan survey perbaikan berlaku bila lambung kapal, instalasi mesin dan listrik dan/atau beberapa perlengkapan khusus yang dikelaskan mengalami kerusakan, yang mungkin mempengaruhi berlakunya kelas, atau apabila kerusakan diperkirakan dapat terjadi akibat kecelakaan atau kejadian lainnya. Bila perbaikan lambung, mesin dan perlengkapan, yang mempengaruhi atau mungkin mempengaruhi klasifikasi, akan dilakukan oleh anak buah kapal dalam pelayaran, maka hal tersebut harus direncanakan terlebih dahulu. Prosedur perbaikan lengkap termasuk usulan perbaikan yang diajukan dan perlunya kehadiran surveyor selama pelayaran, harus diserahkan dan disetujui surveyor sebelumnya. Kegagalan untuk memberitahu BKI sebelum perbaikan, dapat menyebabkan penangguhan kelas kapal. Dimaksudkan untuk mencakup pemeliharaan dan pemeriksaan lengkap lambung, mesin dan perlengkapan sesuai dengan prosedur yang diajukan oleh pabrik pembuat dan praktek kelautan yang sudah ada yang tidak memerlukan persetujuan BKI, namun setiap perbaikan sebagai hasil dari pemeliharaan dan setiap pemeriksaan lengkap tersebut yang mempengaruhi atau mungkin mempengaruhi klasifikasi harus dicatat dalam buku harian kapal dan diserahkan kepada surveyor yang hadir, untuk digunakan dalam menentukan persyaratan survey selanjutnya.

Page 10: Surveyor Handbook

SURVEYOR HANDBOOK 17

Survey perombakan

Dalam hal perombakan lambung atau mesin kapal, survey harus dilaksanakan sesuai dengan data terkait yang telah disetujui, sama hanya dengan bangunan baru. BKI berhak mensyaratkan pelaksanaan survey khusus di luar dari survey berkala yang ada. Survey tersebut diperlukan untuk pemeriksaan kondisi teknik kapal dan dipahami merupakan bagian dari Sistem Jaminan Mutu BKI

8

Survey Bawah Air

- Untuk kapal dengan notasi kelas IW, survey di dalam air dilaksanakan

dengan bantuan perusahaan penyelaman yang disetujui dapat diakui sebagai pengganti untuk setiap survey pengedokan periodik kedua.

- Perusahaan penyelaman yang membantu dalam survey bawah air harus disetujui oleh BKI untuk tujuan ini.

- Masa berlaku persetujuan yang diberikan tergantung pada kemampuan berkelanjutan untuk pelaksanaan kerja yang disyaratkan dengan memuaskan. Persetujuan harus diperbaharui setelah selang waktu tidak lebih dari 5 tahun.

- Atas permohonan survey bawah air sebagai pengganti survey pengedokan berkala kedua, dapat juga dilaksanakan pada kapal tanpa notasi IW dengan batuan perusahaan penyelaman yang diakui. Izin yang berkaitan akan dicantumkan dalam sertifikat kelas.

- Pertimbangan khusus harus diberikan pada kapal berumur 15 tahun atau lebih sebelum izin diberikan untuk melaksanakan survey bawah air yang berkenaandengan survey pengedokan

- Kecuali dapat dijangkau dari luar dengan bantuan kapal ditunggingkan dan/atau dimiringkan, bagian bawah air harus disurvey dan/atau pekerjaan perawatan yang relevan harus dilaksanakan dengan bantuan penyelam yang pelaksanaannya dikendalikan oleh surveyor dengan menggunakan kamera bawah air dengan sistem monitor, komunikasi dan perekam.

- Survey badan kapal bawah air harus dilaksanakan dalam perairan yang cukup jernih dan terang

- Kapal harus dalam keadaan kosong - Pelat kulit sisi di bawah garis air dan pelat alas harus bebas dari

kerangan - Gambar bawah air pada layar monitor dipermukaan harus memberikan

informasi teknis yang dapat diandalkan sehingga memungkinkan surveyor untuk memutuskan bagian dan/atau tempat yang disurvey.

- Dokumentasi yang cocok untuk direproduksi (rekaman gambar dengan suaranya) harus diserahkan ke BKI.

- Bilamana, misalnya diasumsikan telah terjadi kandas, surveyor dapat mensyaratkan bagian tertentu dari badan kapal bawah air ditambah pemeriksaannya dari dalam

SURVEYOR HANDBOOK 18

- Jika selama survey bawah air diketahui adanya kerusakan yang

penilaiannya secara meyakinkan hanya dapat dilakukan di atas dok atau disyaratkan segera diperbaiki, maka kapal harus naik dok.

- Apabila lapisan lambung bawah air dalam kondisi yang dapat menyebabkan kerusakan akibat korosi yang mempengaruhi kelas kapal terjadi sebelum pengedokan yang akan datang, maka akan datang, maka kapal harus naik dok

9

Survey Lain

Ketel Uap Ketel uap harus menjalani pemeriksaan dari luar pada selang waktu satu tahun dan untuk pemeriksaan dari dalam pada selang waktu nominal 2,5 tahun yang dikaitkan dengan survey antara dan / atau survey pembaharuan kelas sesudah itu.

Untuk kapal dengan hanya satu ketel uap utama, pemeriksaan dari dalam ditetapkan setiap 2,5 tahun sampai dengan umur 10 tahun setelah disahkan beroperasi dan setiap tahun

Pemeriksaan bagian luar Kemampuan operasional dan kondisi umum dari ketel uap secara keseluruhan, termasuk katup dan perlengkapan lainnya, pompa, pipa, isolasi, pondasi, sistem kontrol dan pengatur, dan peralatan pelindung dan pengaman harus diperiksa. Juga buku petunjuk operasional dan kualifikasi dari operator ketel uap harus dicek.

Pemeriksaan bagian dalam Ketel uap harus dibersihkan pada sisi yang kena air dan gas gas buang, dan jika disyaratkan, permukaan bagian luar harus diperhatikan juga, sehingga semua dinding yang mendapat tekanan dapat diperiksa.

Bilamana rancangan ketel uap tidak memungkinkan pemeriksaan bagian dalam yang memadai, pengujian hydrolik dapat disyaratkan. Hal ini dikembalikan kepada keputusan surve-yor untuk memeriksa bagain dalam ditambah pengujian hydrolik, jika disyaratkan dengan mempertimbangkan kondisi dari ketel uap.

Bilamana terdapat keraguan mengenai tebal dinding ketel, hal ini harus dipastikan dengan metode pengukuran yang diakui. Tekanan kerja yang diizinkan dimana ketel uap dapat dioperasikan untuk masa mendatang ditetapkan berdasarkan hasil pengukuran tersebut

Page 11: Surveyor Handbook

SURVEYOR HANDBOOK 19

Instalasi Pemanas Bahan bakar Instalasi pemanas bahan bakar harus menjalani pemeriksaan dari luar sekali dalam setahun, tiga bulan sebelum sampai dengan tiga bulan sesudah satu tahun. Dan untuk pemeriksaan dari dalam, termasuk pengujian kekedapan dari seluruh instalasi ketel uap, yang harus dilaksanakan pada selang waktu 5 tahun, terhitung sejak ketel dioperasikan, dan kemungkinan dalam hubungannya dengan survey pembaharuan kelas.

Dalam hal apapun tekanan uji tidak boleh kurang dari PB + 1 bar, dan tidak boleh lebih dari tekanan uji yang dikenakan pada waktu pemeriksaan pertama dari ketel uap setelah selesai dibuat. Selain pemeriksaan berkala diatas, surveyor dapat, atas pertimbangan sendiri, mensyaratkan, dilaksanakannya uji hidraulik atau survey khusus, misalnya : setelah diadakan perbaikan dan perawatan. Pemeriksaan luar - Seluruh instalasi pemanas

minyak terhadap kebocoran - Terhadap kondisi dari sistem

isolasi - Terhadap fungsi dari indi-ator,

kontrol dan peralatan keamanan - Terhadap peralatan kendali jarak

jauh katup penutupan dan pembuangan

- Peralatan monitor kebocoran untuk pemanas

- Peralatan pemutus darurat (pembakaran minyak, pompa-pompa).

- Peralatan pengaman untuk lampu penerangan, lampu penerangan darurat dan label.

- Laporan uji pada pengecekan tahunan yang dilaksanakan oleh badan penguji yang diakui harus dijadikan referensi untuk penentuan penggunaan yang lebih lanjut dari pemanas minyak

Pemeriksaan dalam - Bilamana dianggap perlu, ruang

pembakaran harus diperiksa terhadap kemungkinan kontaminasi, korosi, deformasi dan kebocoran

Sesuai peraturan, uji kekedapan harus dilaksanakan pada tekanan kerja yang diijinkan. Menyusul perbaikan dan penggantian komponen yang mengalami tekanan, maka uji tekanan harus dilaksanakan sebesar 1,5 kali tekanan kerja yang diijinkan.

SURVEYOR HANDBOOK 20

Pipa Uap / Kumparan pemanas Pipa uap harus diperiksa secara teratur setiap lima tahun, dianjurkan untuk dikaitkan dengan survey pembaruan kelas. Dimulai dari survey pembaharuan kelas II. Pipa uap harus diperiksa bagian dalamnya dan disarankan juga pemeriksaan kondisi bagian luarnya dengan perngujian tak merusak, dimana dianggap perlu. Pipa uap dengan temperatur kerja melebihi 500o C harus diperiksa untuk pemuaian pada selang waktu 5 tahun, dihitung sejak survey pembaharuan kelas II

Pipa uap dengan temperatur uap sampai dengan 3500C dengan diameter lebih dari DN75, harus diperiksa secara acak. Pemeriksaan kondisi pada bagian pipa, khususnya lengkungan pipa atau ditambah pemeriksaan lebih rinci dapat disyaratkan. Sebagai pengganti pemeriksaan bagian dalam, pengujian hydrolik dapat dilakukan pada tekanan sebesar 1,5 kali tekanan rancangan, tetapi tidak lebih dari tekanan uji yang tertera pada instalasi ketel uap yang bersangkutan. Dalam hal pipa-pipa uap dengan temperatur melebihi 3500C paling kurang dipilih 2 dari bagian masing-masing pipa harus dilepas dari setiap sistem pipa (pipa uap utama dan pipa sesuai dengan Ketel-ketel uap, bagaimanapun pemeriksaan untuk keretakan mencakup paling kurang 20 % dari sambungan pengelasan. uap bantu dari setiap kelompok pipa kerja) yang mempunyai diameter nominal lebih dari DN32. kurang lebih 10% dari sambungan las pada lengkungan pipa, flens atau cabang silang (T) harus menjalani pemeriksaan untuk keretakan dengan metode pengujian tak merusak (NDT) yang diakui. Sistem pipa uap yang dirancang untuk tahan terhadap temperatur uap melebihi 5000C dan sistem pipa uap dengan sambungan las harus diperiksa sbb; Flens pipa Jika pemeriksaan bagian dalam dari sistem pengelasan pipa melalui lubang pemeriksaan yang nampak tidak memadai atau jika penilaiannya yang dapat dipercaya tidak memungkinkan dengan pengujian ultrasonik atau yang setara, pemeriksaan boleh jadi perlu dengan memotong bagian tertentu , paling kurang 20 % sambungan las harus diperiksa untuk keretakan

Page 12: Surveyor Handbook

SURVEYOR HANDBOOK 21

Bejana tekan

Bejana Tekan yang harus diperiksa bagian dalamnya dan bagian luarnya setiap lima tahun, sebaiknya dikaitkan dengan dengan survey pembaharuan kelas. Bejana tekan yang mempunyai hasil perkalian tekanan dengan kapasitas dalam kubik p x l ≥ 200 (p dalam bar) harus diperiksa pada kesempatan pemeriksaan yang berhubungan dengan sistem pipa. Pengujian periodik botol CO2 dan botol halon uang digunakan untuk tujuan pemadam kebakaran harus dilaksanakan tidak melebihi 10 tahun. Sekurang-kurangnya 10% dari botol CO2 dan botol halon yang tersedia harus menjalani pemeriksaan bagian dalamnya dan pengujian hidrostatik.

Botol CO2 dengan tekanan rendah untuk sistem pemadam kebakaran dan tangki gas halon harus diperiksa dari dalam pada selang waktu tidak melebihi 10 tahun.

Bejana tekan pada sistem kontrol hidraulik atau pneumatik harus diperiksa selama perawatan dan perbaikan pada sistem; botol angin dengan hasil perkalian tekanan dengan kapasitas dalam kubik p x l ≥ 1000 harus menjalani pemeriksaan pada selang waktu tidak melebihi 5 tahun.

Kumparan pemanas dalam tangki minyak dan bejana harus menjalani pengujian tekan 1,5 kali tekanan kerja yang diijinkan Cara yang sama diberlakukan untuk kumparan pemanas dalam tangki muatan. Sesuai dengan keterangan di samping, bejana tekan harus diperiksa dari dalam dan luar. Pengujian tambahan : Bilamana bejana tekan tidak dapat diperiksa dari dalam dengan memuaskan dan bilamana kondisi yang tidak disetujui tidak dapat dengan jelas ditentukan pada waktu pemeriksaan bagian dalam, metode pengujian tak merusak (NDT) yang diakui harus diterapkan dan / atau uji tekan hydrolik harus dilaksanakan pada tekanan 1,5 kali tekanan kerja yang diijinkan PB. Bagaimanapun pengujian tekan tidak boleh kurang dari PB +1 bar. Bejana tekan yang dibuat standar DIN 4810, menurut standar tersebut, harus diuji 1,3 kali tekanan kerja yang diijinkan. Pengujian tekan harus, dalam hal ini tidak melebihi pengujian tekan awal. Sistem pemadam kebakaran CO2 tekanan rendah dan tangki halon : Permukaan tangki harus diperiksa terhadap korosi sesuai petujuk Surveyor. Bejana tekan yang diisolasi harus dibuka pada beberapa tempat yang dipilih, agar dapat memeberi kesan umum tentang kondisi bagian luar bejana. Setelah menjalani uji tekan hidrolik, bejana dan / atau botol-botol harus dikeringkan dengan seksama. Dalam hal bejana untuk bahan pemadam kebakaran berupa serbuk, pengujian tekan periodik dapat ditiadakan, dengan syarat pemeriksaan bagian dalam bejana tidak menunjukkan adanya defisiensi.

SURVEYOR HANDBOOK 22

Perlengkapan otomasi

OT 3 : Survey ini harus dilaksanakan 6 bulan setelah kapal dioperasikan dan / atau dalam hal mencocokkan kembali, perombakan besar atau perbaikan pada peralatan otomasi, 6 bulan setelah survey pertama dan survey khusus setelah pelaksanaan perombakan

OT 4 : Untuk kapal laut maupun kapal pedalaman, survey ini harus dilaksanakan nominal pada setiap selang waktu 2,5 tahun, pada setiap survey pembaharuan kelas atau survey antara, dan untuk kapal yang mengangkut lebih dari 12 orang, dilaksanakan setiap tahun. Tanggal jatuh tempo survey akan dihitung sejak tanggal dioperasikannya kapal dan/ atau pencocokan kembali setelah perombakan besar atau perbaikan.

Sistem Inert Gas Instalasi gas inert dari daerah tangki muat pada kapal tangki harus diperiksa setiap tahun termasuk kemampuan operasionalnya. Kapal tangki dengan notasi kelas INERT harus disurvey pada selang waktu nominal 2,5 tahun pada setiap survey pembaharuan kelas dan survey antara

Peralatan monitor dan fungsi otomasi dari instalasi mesin harus dikenakan pengujian operasional pada kondisi kerja di pelabuhan, peralatan kendali jarak jauh di anjungan dari sistem propulsi harus diperiksa sebagaimana disyaratkan. Untuk rinciannya lihat program OT-4.

Page 13: Surveyor Handbook

SURVEYOR HANDBOOK 23

2. PETUNJUK PRAKTIS

2. 1. LAMBUNG DAN MATERIAL

2.1.1 PENGUKURAN TEBAL PELAT LAMBUNG

A. Tebal pelat Minimal

I. Shell Plating t min = ( 1,5 – 0,01 L ) L.k u/ L < 50 m

t min = L.k u/ L ≥ 50 m atau = 16,0 mm, mana yang lebih kecil.

II. Bulkwark

t min = L1000

L0,75 ⎥⎦

⎤⎢⎣⎡

− u/ L ≤ 100 m

t min = 0,65 . L u/ L ≥ 100 m L tidak lebih dari 200 m

III. Deck

t min = [ ] K0,05L4,5 + ( mm) L tidak lebih dari 200 m

Pengurangan ketebalan maksimum (tk) pada permukaan pelat yang luas & merata dan pada web-profile : untuk t ≤ 11.5 mm: tk = 1.5 mm untuk t > 11.5 mm: tk = 0.09 t + 0.45 mm,

max. 3.0 mm t = tebal pelat hasil perhitungan sesuai dengan

Rules Volume II

Pengurangan maksimum (tk) ketebalan pelat setempat (lokal) tk = 0,2 t

SURVEYOR HANDBOOK 24

Corrosion allowance untuk perhitungan scantling: tK = 1,5 mm untuk t' ≤ 10 mm

tk = k

0,1.t+5 mm, max. 3,0 mm u/ t' > 10 mm

t' = tebal sesuai persyaratan Rule k = faktor material

Untuk tempat-tempat khusus seperti tangki-tangki dll. lihat tabel 3.7 Rules Volume II

Hatchway t = 6,0 + 0,0833 L [mm] tmin = 8,5 [mm] tmax = 11,0 [mm]

Hatch Cover t = 10 . a [mm]. atau

t = C · a k . p + tk [mm] a = jarak stiffeners p = pDA or pL , lihat Section 4 Rules Volume II C = 1,21 apabila p = pDA C = 1,11 apabila p = p

Hatch Cover tipe Pontoon : t = 8 . a [mm] atau tmin = 6,0 [mm]

IV. Konstruksi Alas

Keel - lebar min. : b = 800 + 5 L [mm] bmax = 1800 [mm] - Tebal pelat keel pada 0,7 L tengah kapal tidak

boleh kurang dari: tFK = t + 2,0 [mm] t = tebal pelat di sebelahnya [mm]

Page 14: Surveyor Handbook

SURVEYOR HANDBOOK 25

Alas Tunggal (Single Bottom)

- Floor : Tinggi pelat Floor: h = 55 . B - 45 [mm] hmin = 180 mm. Tebal web boleh tidak kurang dari:

t = 100

h + 3 [mm]}

untuk pelat Floor di Ceruk tebal tidak boleh kurang dari: t = 0,035 L + 5,0 [mm].

- Center Girder: tebal web tidak boleh kurang dari: tw = 0,07 L + 5,5 [mm].

- Side Girder: tebal web tidak boleh kurang dari: tw = 0,04 L + 5 [mm].

Alas Ganda (Double Bottom) - Center Girder

tinggi tidak boleh kurang dari: h = 350 + 45 . B [mm] hmin = 600 mm. tebal pelat pada 0,7 L tengah kapal tidak boleh kurang dari:

t = k1,0100

h⎥⎦⎤

⎢⎣⎡

+ [mm]

untuk h ≤ 1200 [mm]

t = k3,0120

h⎥⎦⎤

⎢⎣⎡

+ [mm]

untuk h > 1200 [mm].

SURVEYOR HANDBOOK 26

Tebal dapat dikurangi sampai 10% untuk 0,15 L pada ujung depan/belakang kapal

- Side Girder Tebal pelat tidak boleh kurang dari :

t = kah . 120

2h

[mm]

h = tinggi center girder sesuai rumus diatas [mm]

ha = tinggi center girder yang terpasang [mm] ha tidak boleh kurang dari h untuk perhitungan t ini.

t’ = (5,0 + 0,03 L ) k [mm] - Sea Chest

Tebal pelat tidak boleh kurang dari :

t = 12 . a k . p + tK [mm] a = jarak stiffener [m] p = blow out pressure pada safety valve in

[bar] p tidak boleh kurang dari 2 bar

- Dudukan mesin Tebal longitudinal girder di atas pelat inner bottom tidak boleh kurang dari :

t = 15

P + 6 [mm] untuk P < 1500 kW

t = 750

P + 6 [mm]

untuk 1500 ≤ P < 7500 kW

Page 15: Surveyor Handbook

SURVEYOR HANDBOOK 27

t = 1875

P + 6 [mm] untuk P ≥ 1500 kW

Tebal pelat dudukan mesin minimal sama dengan diameter baut pass, dengan luas cross section tidak kurang dari :

AT = 15

P + 30 [cm2] untuk P ≤ 750 kW

AT = 75

P + 70 [cm2] untuk P > 750 kW

V. Konstruksi Tangki

- Tebal pelat minimum tmin = 5,5 + 0,02 L [mm] - Untuk tangki-tangki bahan bakar, minyak

pelumas, dan air minum tmin tidak perlu lebih besar dari 7,5 mm

- Untuk tangki-tangki ballas pada kapal kargo tmin tidak perlu lebih besar dari 9,0 mm

- Untuk oil tanker, tebal minimun : tmin = 6,5 + 0,02 L [mm] untuk L ≤ 300 m

VI. Hull Outfitting

Lubang pembebasan (freeing port) A = 0,7 + 0,035 l [m2] untuk l ≤ 20 m A = 0,7 l [m2] untuk l > 20 m l = panjang bulwark [m] lmax = 0,7 L

Tinggi bulwark atau pagar tidak boleh kurang dari 1,0 m

SURVEYOR HANDBOOK 28

Dengan jarak railing terbawah tidak boleh lebih dari 230 mm, sedangkan jarak railing selanjutnya tidak lebih dari 380 mm.

VII Jangkar dan Rantai Jangkar

- Pengurangan diameter rantai jangkar = 12 % (D’ = 0,88 Doriginal) - Pengurangan berat jangkar = 10 %

Page 16: Surveyor Handbook

SURVEYOR HANDBOOK 29

SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN “INTERNAL INSPECTION” DAN “ PRESSURE TEST” TERHADAP

TANGKI-TANGKI

Survey Pem- Baruan Kelas

TANGKI AIR (Air tawar/laut)

TANGKI MUATAN

(Selain Tanker)

TANGKI BAHAN BAKAR

TANGKI MINYAK LUMAS

TANGKI MUATAN (Tanker)

Tangki Dasar Ganda (D.B. Tk)

-

Survey Pembaruan Kelas I (s/d5 Tahun)

Tangki Tinggi (Deeep Tank)

Tangki Dasar Ganda (D.B. Tk)

-

Survey Pembaruan Kelas II (5–10 Tahun)

Tangki Tinggi (Deep Tank)

Tangki Dasar Ganda (D.B. Tk)

-

Survey Pembaruan Kelas III

(10–15 Tahun) Tangki Tinggi (Deep Tank)

Survey Pembaruan Kelas IV, V, dst (15 Tahun keatas)

Semua tangki harus diperiksa secara seksama/ cermat dan dicoba pada tekanan yang sesuai dengan : “Maximum Head” yang dicapai di dalam operasi-opersai sebelumnya.

KETERANGAN : Θ = Harus dilaksanakan Δ = Boleh diabaikan/ditiadakan berdasarkan hasil “internal

inspection” dan “extrenal Inspection” = Boleh diabaikan/ditiadakan berdasarkan hasil “external

inspection”. Χ = Tidak diharuskan/tidak diisyaratkan

Internal Inspection Pressure Test

JENIS TANGKI

Θ

Θ

Θ

Θ

Θ

Θ Θ

Θ

Θ

Θ

Χ ΧΧ Χ

Χ Χ

ΧΧ

ΧΧ

Χ

Δ

Δ

Δ

Δ

*1

*2

*4

Θ

Θ

*3

*5

*4

*2

*7

*6

SURVEYOR HANDBOOK 30

*1 = Kedua Tangki ceruk tidak boleh diabaikan *2 = Semua tangki-tangki lainnya boleh diabaikan

berdasarkan pada hasil “internal examination” terhadap setiap satu tangki double bottom, depan dan belakang.

*3 = Semua tangki lainnya boleh diabaikan berdasarkan pada hasil “internal examination” terhadap satu tangki double bottom pada bagian tengah kapal (amidship), depan dan belakang.

*4 = Semua tangki lainnya boleh diabaikan berdasarkan pada hasil “internal examination” terhadap satu tangki yang dipilih,disamping *1 tersebut diatas.

*5 = Semua tangki lainnya boleh diabaikan berdasarkan pada hasil “internal examination” terhadap setengah dari jumlah tangki, disamping *1 tersebut diatas.

*6 = Dinding-dinding pembatas tangki muatan yang berhadapan dengan tangki-tangki selain dari tangki muatan, dan ruangan-ruangan, harus di test.

*7 = Disamping *6 diatas, sekat-sekat tangki muatan yang merupakan pembatas/pemisah muatan, harus di test.

UJI KEKEDAPAN

• Uji kekedapan daun kemudi dengan tekanan udara : 0,2 bar atau dengan tekanan air setinggi 2 meter dari puncak daun kemudi

• Uji semprot ( Hose test ) dengan tekanan : 2,0 bar (Nozzel 12,5 m/m pada jarak 1,5 meter)dilaksanakan pada Closing devices, watertight steel doors,windows,sidelights dan hatch covers. Uji semprot juga dilaksanakan pada pengelasan pelat geladak, pelat kulit, sekat kedap air, sekat bangunan atas, dll

Page 17: Surveyor Handbook

SURVEYOR HANDBOOK 31

NORMAL & HIGHER STRENGTH HULL STRUCTURAL STEELS.

1. Ruang lingkup Produk-produk baja berdasarkan grade dan ketebalannya ditentukan sebagai berikut : a. – pelat baja dengan grades : KI-A,KI-B,KI-

D,KI-E,KI-A27S,KI-D27 S,KI-E27S,KI-A32,KI-D32,KI-E32,KI-A36,KI-D36, and KI-E36 berlaku untuk ketebalan s/d 100 mm

– pelat baja dengan grades : KI-A40,KI-D40,KI-E40,KI-F32,KI-F36 and KI-F40 berlaku untuk ketebalan s/d 50 mm

b. – profil dan batangan berlaku untuk semua grade dengan ketebalan s/d 50 mm.

2. Jenis Pengujian : Kimia, tarik, impak

3. Kekuatan Mekanis Pada uji impak (pukul Takik), bila tebal pelat < 10 mm maka tebal batang uji (specimen) dan nilai rata-rata enerji impak minimum dalam table E bias dikurangi sebagai berikut : Tabel E

Ukuran penampang batang uji Nilai rata-rata enerji impak minimum

10 x 7,5 10 x 5,0

5/6 E 2/3 E

Uji pukul takik tidak disyaratkan untuk tebal produk < 6 mm Nilai rata-rata uji pukul takik diambil dari 3 batang uji dengan syarat nilai masing-masing ≥ 70 % E

4. Toleransi Ketebalan minus yang diijinkan

SURVEYOR HANDBOOK 32

Tabel 3.1 Permited minus tolerances for the thickness plates and wide flats

Nominal Thickness

(mm)

Minus tolerances in relation to nominal thickness

(mm) from To less

than A 1) B2) C

3 5 8 15 25 40 80 150

5 8 15 25 40 80 150 250

-0,4 -0,4 -0,5 -0,6 -0,8 -1,0 -1,0 -1,2

-0,3 -0,3 -0,3 -0,3 -0,3 -0,3 -0,3 -0,3

0 0 0 0 0 0 0 0

1) Plate and wide flat for machinery 2) Hull structural steel

5. Lokasi pengambilan sample uji sebagai berikut

Plates, strip and wide flate

600 mm WiudeAngle

Channels Bulb flats

I-section ( joists)

Flats Rounds

Fig. 3.1. Example showing location of test section (sample uji)

6. Jumlah batang uji a. Uji tarik :

Untuk setiap batch, 1 (satu) batang uji harus diambil dari 1 piece (berat max. 50 ton dari peleburan / Heat Number yang sama) jika berat material akhir > 50 ton, maka 1 batang uji

Page 18: Surveyor Handbook

SURVEYOR HANDBOOK 33

tambahan harus diambil dari 1 piece yang berbeda dari setiap 50 ton atau bagian darinya. Satu batang uji tambahan harus diambil untuk perbedaan tebal atau diameter > 10 mm dari pelebuaran yang sama.

b. Uji impak untuk grade-grade selain KI-E27S, KI-A32, KI- E32, KI-E40, KI-F32, KI-F36, KI-F40 : Untuk setiap batch (berat 50 ton dari peleburan yang sama), diambil ≥ 1 set (3 batang uji) impak yang dibuat dari 1 piece. Bila berat material akhir > 50 ton, maka 1 set (3 batang uji) tambahan dibuat dari 1 piece yang berbeda dari setiap 50 ton atau bagian darinya. Untuk pelat (kecuali grade KI-A) dengan ketebalan > 50 mm dan kondisi normalizing rolled, test batch ≤ 25 ton atau bagian darinya.

7. Re-test Bila hasil uji tarik nilai rata-rata / nilai individual uji impak tidak memenuhi persyaratan, uji ulang dapat dilaksanakan sesuai Rules Vol. V sec. 2H.

SURVEYOR HANDBOOK 34

Tabel 3.2 Chemical composition and deoxidation for normal strength steel

Grade KI-A KI-B KI-D KI-E

Deoxidation practice

For t ≤ 50 mmAny method

Except rimmed steel1)

For t > 50 mm killed

For t ≤ 50 mmAny method

Except rimmed steel

For t > 50 mm killed

For t ≤ 50 mmKilled,

For t > 25 mm

Fully killed and fine

grain treated

Fully killed and fine

grain treated

Chemical composition

(%) ladle sample 4), 7), 8)

Carbon plus 1/6 of the manganese content is not to

exceed 0,4 %

Cmax 0,212) 0,21 0,21 0,18 Mnmin 2,5 x C 0,303) 0,60 0,70 Simax 0,5 0,35 0,35 0,25 Pmax 0,035 0,035 0,035 0,035 Smax 0,035 0,035 0,035 0,035

Al(acid soluble)max

- - 0,0155) 6) 0,0156)

T = material thickness 1) = Grade KI- A sections up to a thickness of 12,5 mm may be accepted

in rimmed steel subject to the special approval of the Society 2) = max 0,23 % for section 3) = when grade KI-B steel is impact tested the minimum manganese

content may be reduced to 0,60% 4) = When any grade of steel is applied in the thermo-mechanically rolled-

condition variations in the special chemical composition may be allowed or required 5) = For Grade KI-D steel over mm thick 6) = For Grade D steel over 25 mm thick and for Grade E steel, the total

aluminium content may be calculated in place of the acid soluble part. In such cases, the total aluminium content may not less than 0,020%. BKI may also specify a maximum limit for aluminium. Other grain refining elements may also be permitted subject to approval.

7) = In the melt, the maximum values of the following elements may not be exceeded : Cu : 0,30%; Cr : 0,20%; Ni : 0,40%; Mo : 0,08% 8) = Where the manufacturing process demands the addition of additional

elements, their contents are to be indicated in the manufacturer’s certificate.

Page 19: Surveyor Handbook

SURVEYOR HANDBOOK 35

Table 3.3 Chemical composition and deoxidation practice for higher strength steels

Grade 1)

KI-A 27 S, KI-D 27 S, KI-E 27 S, KI-A 32, KI-D 32, KI - E 32, KI-A 36, KI-D 36, KI - E 36, KI-A 40, KI-D 40, KI - E 40

KI-F 32 KI-F 36 KI-F 40

Deoxidation practice Killed and fine grain treated Chemical composition (%) 5), 7) (ladle samples) Cmax Mn Simax Pmax Smax Al (acid soluble)min Nb V Timax Cumax Crmax Nimax Momax Nmax

Carbon equivalent value 6)

0,18 0,90 -1,60 2) 0,50 0,035 0,035 0,015 3), 4) 0,02 - 0,05 4) 0,05 - 0,10 4) 0,02 0,20 0,30 0,40 0,08 -

0,16 0,90 -1,60 0,50 0,025 0,025 0,015 3), 4) 0,02 - 0,05 4) 0,05 - 0,10 4) 0,30 0,02 0,20 0,80 0,08 0,009 (0,012 where Al is present

) The letter “H” may be added to the steel grade designation, e.g. KI-AH 36 2) Up to a thickness of 12,5 mm the minimum manganese content may be reduced to 0,70

%. 3) The total aluminium content may be calculated in place of the acid-soluble part. In

such cases the total aluminium content may not be less than 0,020%. 4) The steel is to contain aluminium, niobium, vanadium or other suitable grain refining

elements, either singly or in any combination. When used singly the steel is to contain the specified minimum content of the grain refining element. When used in combination, the specified minimum content of the refining element is not applicable.

5) Where a higher strength steel is supplied in a thermo-mechanically rolled condition, variations in the chemical composition may be approved or required.

6) When required, the carbon equivalent value is to be calculated from the ladle analysis using the following formula :

Mn Cr + Mo + V Ni + Cu

Ceq = C ----------- + ---------------- + ----------- 6 5 15

This formula is applicable only to steels which are basically of the carbon_manganese type and gives a general indication of the weldability of the steel

7) When the manufacturing process demands the addition of the other elements, their content is to be indicated in the manufacturer’s certificate.

SURVEYOR HANDBOOK 36

Table 3.4 Carbon equivalent values for TM rolled, higher strength shipbuilding steels up to a product thickness of 100 mm

Carbon equivalent value, max (%) 1)

Thickness of product (t) mm Steel Grade t ≤ 50 50 < t ≤ 100

KI-A 27 S, KI-D 27 S, KI-E 27 S KI-A 32, KI-D 32, KI-E 32, KI-F 32KI-A 36, KI-D 36, KI-E 36, KI-F 36KI-A 40, KI-D 40, KI-E 40, KI-F 40

- 0,36 0,38 0,40

- 0,38 2)

0,40 2)

- Note : 1) It is up to the manufacturer and material user to agree lower value is special cause 2) Steel grades KI-F 32 and KI-F 36 are not designed for thickness of t > 50 mm

Table 3.5 Condition of supply for normal strength steels Grade Thickness range (mm) Condition of supply

KI-A ≤ 50 > 50 ≤ 100

any Normalized, normalizing or TM rolled 1)

KI-B ≤ 50 > 50 ≤ 100

Any Normalized, normalizing or TM rolled 2)

KI-D ≤ 50 > 50 ≤ 100

any Normalized, normalizing or TM rolled 2)

KI-E ≤ 100 Normalized, normalizing or TM rolled 2)

Note : 1) Subject to the special approval of the society, plates in Grade KI-A and KI-B steel may

also be supplied in the as rolled condition, cf. 13.2 b) 2) Subject to the special approval of the society, sections in Grade KI-D steel may be

applied in the as rolled condition provided satisfactory results are consistently obtained from Charpy V-actch impact tests. Similarly sections Grade KI-E steel may be applied in the rolled or normalized rolled condition. The frequency of impact tests is to be in accordance with 13.2.b) and 13.3c) respectively

Page 20: Surveyor Handbook

SURVEYOR HANDBOOK 37

Table 3.6 Condition of supply for Higher strength steels Grade Grain

refining elements

used

Thickness range (mm)

Condition of supply

KI-A 27 S KI-A 32 KI-A 36

Nb and or V

≤ 12,5 > 12,5 ≤ 100

any Normalized, normalizing or TM rolled 1)

KI-A 27 S KI-A 32 KI-A 36

At alone or with Ti

≤ 20,0 > 20,0 ≤ 35 > 35,0 ≤ 100

Any any, but as-rolled subject to special approval of the society1) normalized, normalizing or TM rolled 2)

KI-A 40 any ≤ 12,5 > 12,5 ≤ 100

any Normalized, normalizing or TM rolled

KI-D 27 S KI-D 32 KI-D 36

Nb and or V ≤ 12,5 > 12,5 ≤ 100

Any Normalized, normalizing or TM rolled

KI-D 27 S KI-D 32 KI-D 36

At alone or with Ti

≤ 20,0 > 20,0 ≤ 25 > 25,0 ≤ 100

Any any, but as-rolled subject to special approval of the society1) normalized, normalizing or TM rolled 2)

KI-D 40 any ≤ 50,0 Normalized, normalizing or TM rolled KI-E 27 S KI-E 32 KI-E 36

any ≤ 50,0 > 50,0 ≤ 100

Normalized, normalizing or TM rolled 3)

Normalized, normalizing or TM rolled

KI-E 40 any ≤ 50,0 Normalized, TM rolled quenched and tempered

KI-F 27 S KI-F 32 KI-F 36

any ≤ 50,0 Normalized, TM rolled quenched and tempered 3)

Note : 1) The frequency of impact tests is to be accordance with 13.2 b) 2) Subject to the special approval of the society, sections in Grade KI-A 27 S, KI-A 32, KI-A 36, KI-D 32 and

KI-D 36 steel may be applied in the as rolled condition provided satisfactory results are consistently obtained from Charpy V-actch impact tests. Similarly sections Grade KI-E 27, KI-E 32 and KI-E 36 steel may be applied in the rolled or normalized rolled condition. The frequency of impact tests is to be in accordance with 13.2.b) and 13.3c) respectively

3) Subject to special approval of the society, section in grade KI-F 32 and KI-F 36 steels may be applied in applied in as-rolled condition or normalizing rolled condition. The frequency of notch impacts tests is to be in accordance with 13.3c).

SURVEYOR HANDBOOK 38

Table 3.7 Mechanical Properties for normal strength steels Notched bar impact tests

Impact energy KV [J] min. t # 50 [mm] 50 < t # 70 [mm] 70 < t # 100 [mm] Grade

Yield Strength

ReH [N/mm2]

min.

Tensile Strength

Rm [N/mm2]

Elongation A5 (%) min.

Test temp.

[ oC ] long.3) trans.3) long.3) trans.3) long.3) trans3)

KI-A KI-B KI-D KI-E

235 400-5201) 222)

+20 0

-20 -40

- 274) 27 27

- 204) 20 20

343) 34 34 34

243) 24 24 24

413) 41 41 41

273) 27 27 27

t = thickness of product Notes: 1) For Grade KI-A sections the upper limit for the specified tensile strength range may be exceeded at the

discretion of the Society, irrespective of product thickness. 2) For flat tensile test specimens with a thickness corresponding of the product thickness and with a width of 25

mm and a gauge length of 200 mm the elongation is to comply with the following minimum values:

Thickness [mm] ≤ 5 > 5 ≤ 10

> 10 ≤ 15

> 15 ≤ 20

> 20 ≤ 25

>25 ≤ 30

> 30 ≤ 40

> 40 ≤ 50

Elongations [%] 14 16 17 18 19 20 21 22 3) See paragraph 6.3 4) Notch impact test (ISO V actch specimen) are generally and required for Grade KI-B steel with thickness of 25

mm or less 5) For Grade KI-S products with thickness in access of 50 mm, notch impact tests are not required provided that

the steel has been fleas grain trusted and normal led. TM rolled steels may also be supplied without notch impact testing provided that the society has volved the need.

Table 3.8 Mechanical Properties for higher strength steels

Notched bar impact tests Impact energy KV [J] min.

t # 50 [mm] 50 < t # 70 [mm] 70 < t # 100 [mm] Grade

Yield Strength

ReH [N/mm2]

min.

Tensile Strength

Rm [N/mm2]

Elongation A5 (%) min.

Test temp.

[ oC ] long.3) trans.3) long.3) trans.3) long.3) trans3)

KI-A 27 S 0 KI-D 27 S -20 KI-E 27 S

265 400-530 222) -40

27 30 34 24 41 27

KI-A 32 0 31 22 38 26 46 31 KI-D 32 -20 31 22 38 26 46 31 KI-E 32 -40 31 22 38 26 46 31 KI-F 32

315 440-5703) 222)

-60 31 22 Not Applicable KI-A 36 0 34 24 41 27 50 34 KI-D 36 -20 34 24 41 27 50 34 KI-E 36 -40 34 24 41 27 50 34 KI-F 36

355 490-6303) 212)

-60 34 24 KI-A 40 0 41 27 KI-D 40 -20 41 27 KI-E 40 -40 41 27 KI-F 40

390 510-6603) 202)

-60 41 27

Not Applicable

t = thickness of product Notes: 1) For full thickness flat tensile specimens with a width of 25 mm and gauge length of 200 mm the elongation is

to comply with the following minimum values:

Thickness [mm] ≤ 5 > 5 ≤ 10

> 10 ≤ 15

> 15 ≤ 20

> 20 ≤ 25

>25 ≤ 30

> 30 ≤ 40

> 40 ≤ 50

Elongation [%]

KI-A27S, KI-D27S, KI-A32,KI-D32,KI-E32,KI-F32 KI-A36,KI-D36,KI-E36,KI-F36 KI-A40,KI-D40,KI-E40,KI-F40

15 14 13 12

16 16 15 14

17 17 16 15

18 18 17 16

19 19 18 17

20 20 19 18

21 21 20 19

22 22 21 20

2) See paragraph 6.3 3) For TM-rolled steels, the tensile strength may be up to 30 N/mm below the lower limit for this value without

giving cause for complaint.

Page 21: Surveyor Handbook

SURVEYOR HANDBOOK 39

II. STEEL PIPES

Unalloyed Steel Pipes

1. Ruang Lingkup Berlaku untuk pipa-pipa baja C dan C-Min yang seamless ataupun welded dan digunakan untuk bejana tekan, pipa saluran yang bekerja pada suhu ruang.

2. Grade- grade pipa : sesuai Tabel 4.6

3. Kelas inspeksi Berdasarkan kondisi kerja pipa-pipa dikategorikan dalam klas-klas inspeksi

Tabel 4.4 Inspection classes for pipes Outside diameter of pipes [mm]

≤ 63,5 > 63,5 Inspection class 1) Temperature 2)

[ oC ] Permissible

working pressure [bar]

Temperature 2)

[ oC ] Permissible

working pressure[bar]

1 2

≤ 450 > 450

≤ 80 > 80

≤ 450 > 450

≤ 32 > 32

1) When the pressure and temperatures values do not fall into the same inspectionsclass, the higher inspection class is applicable

2) Temperature of medium flowing through pipe

4. Jenis pengujian : kimia, tarik, ring, impak

5. Komposisi kimia : Harus sesuai Tabel 4.5.

Tabel 4.5 Chemical composition of unalloyed steel pipe Chemical Composition [%] Strength

category or pipe grade

C Si Mn Pmax Smax Cr

360 410 510

≤ 0,17 ≤ 0,21 ≤ 0,23

0,10 – 0,35 1) 0,10 – 0,35 1) 0,30 – 0,60

0,40 – 0,80 0,40 – 1,20 0,80 – 1,50

0,040 0,040 ≤ 0,30

1) The Silicon content may be less than the specified minimum if the steels are killedwith aluminum or deoxidized under vacuum

6. Kekuatan mekanis : Harus sesuai table 4.6

SURVEYOR HANDBOOK 40

Table 4.6 Mechanical and technological of unalloyed steels pipes

Yield Strength Roff

1) 2)

for a wall thickness in [mm] of

Elongation A5

Impact energy KV

≤ 16 > 16 ≤ 40

> 40 ≤ 60 long. trans long trans

Strength category of pipe grade

Tensile Strength

Rm [N/mm2]

[N/mm2] min.

[%] min.

[%] min.

360 410 510

360 – 480 410 – 530 510 - 610

235 255 310

225 245 310

215 235 300

25 21 19

23 19 17

41 27

1) For pipe with on outside diameter of ≤ 30 mm and a well thickness of ≤ 3 mm, the minimum value are 10 N/mm2 lower

2) Where the well thickness ts ≤ 60 mm the values are subject to agreement 3) For pipes for shells of pressure vessels and hydraulic cylinders with wall thickness ∃ 10

mm.

7. Test batch : - untuk do# 500 mm, masing-masing test batch berisi 100 pipa do > 500 mm, masing-masing test batch berisi 50 pipa

8. Uji tarik : - 2 pipa masing-masing diambil dari 2 test batch pertama, 1 pipa masing-masing dari setiap batch berikutnya.

- untuk do < 200 mm, dibuat batang uji tarik long’l

do∃ 200 mm, dibuat batang uji tarik trasn’s.

- untuk welded pipe, dibuat batang uji tarik tambahan dengan arah melintang sambungan las dan reinforcement diratakan

9. Uji ring 9.1 Lokasi pengambilan batang uji ring. : - pipa klas inspeksi 1 : - pada satu ujung dari setiap

pipa sample yang dipilih sesuai ketentuan test batch diatas.

Page 22: Surveyor Handbook

SURVEYOR HANDBOOK 41

- pipa klas inspeksi 2 : - pipa-pipa dengan do# 51 mm, pada satu ujung dari 20 % pipa-pipa.

- pipa-pipa dengan do > 51 mm, pada kedua ujung setiap pipa. Bila pipa-pipa dalam keadaan sebagian panjang dan tanpa keterangan, minimal 1 batang uji harus diambil dari 1 ujung dari setiap bagian panjang tersebut.

Table 4.1 Types of ring test Nominal wall thickness t

[mm] Outside diameter of

pipe [mm] t < 2 2 # t # 16 16 < t # 40 # 21,3 ring flattening test 1) 3) ring flattening test 1) 3) ----

> 21,3 # 146 ring flattening test 1) 3) ring expanding test 1) 3) ring flattening

> 146 ---- ring traction test 2) ring traction test 2) 1) The drift expanding test may also be applied to welded pipes 2) Instead of the ring traction test, the flattening test is applied to pipes with bores of #100 mm 3) The drift expanding test is applied to seamless and welded pipes in compliance with DIN 2391-2 or

DIN 2393-3.

9.2 Ketentuan Ring Flattening Test :

H = a/D C

a ) C 1(

+

+ dengan C = 0,09 untuk pipa grade 360

C = 0,07 untuk pipa grade - grade lain.

where: H [mm] = distance between the platens a [mm] = nominal wall thickness D [mm] = outside diameter of pipe C = constant determined by the steel

grade (see the provisions relating to technological tests contained in the following parts).

SURVEYOR HANDBOOK 42

Fig. 2.8 Pipe flattening test Fig.2.10 Ring expanding test.

10. Uji impak : - dilaksanakan pada suhu ruang - untuk do ∃200 mm, dibuat batang uji

trasversal - untuk do < 200 mm,dibuat batang uji

longitudinal [

III F O R G I N G Forging for Machine Construction and Shipbuilding 1. Ruang Lingkup : - Forging yang dari unalloyed

& low alloy steel. - Untuk pembuatan komponen

& bagian-bagian struktur pada kontruksi mesin dan bangunan kapal misal : poros, piston rod, connecting rod, rudder stok, pintle.

- Juga berlaku untuk rolled round bar untuk pembuatan poros , pin dan komponen-komponen sejenis.

t

b

b/2

Dm ax

.

C

Dmin.

t

D

Drift

Specim ens

Page 23: Surveyor Handbook

SURVEYOR HANDBOOK 43

2. Kondisi supply dan laku panas : a). Baja C dan C-Mn : - Normalizing - Normalizing &

tenpering (quenching , tempering udara)

- Quenching & tempering b). Baja Paduan (alloy) : Quenching & tempering

3. Jenis pengujian : Kimia,tarik,impak, kekerasan, NDT.

4. Komposisi kimia : Tabel 5.2

Table 5.2 Limit values for the chemical composition of forging steels.

C and Cmn steel Alloyed Steels

Chemical Composition1)

[%]

Permitted Residual Element [%] max

Chemical Composition2)

Cmax. 0,50 3) 4) Simax 0,45

Mn 0,30 - 1,70 Pmax 0,035 Simax 0,035

Cu 0,30 Cr 0,30 Ni 0,30

Mo

Cmax 0,45 3) Simax 0,45 Pmax 0,035 Simax 0,035

1) Where necessary, grain-refining elements, e.g aluminium, may be added.

2) For the alloying elements the data given in the standards or approved specifications are applicable.

3) The use of steels with carbon contents of C > 0,5 % and > 0,45 % respectively must be specially authorized by the Society.

4) For welded contructions, rudder stocks and pintles, max. 0,23 %

5. Kekuatan Mekanis :

Kekuatan tarik yang dinyatakan dalam Tabel 5.3 & 5.4 tidak dianggap sebagai kuat tarik minimum tertentu dari grade-grade baja tempa (forging), tetapi dimaksudkan untuk memungkinkan nilai-nilain yang dikehendaki (batas ulur, elongasi, penyusutan area dan enrgi impak) yang ditentukan dengan interpolasi berkaitan dengan kuat tarik minimum yang ditetapkan

SURVEYOR HANDBOOK 44

6. Uji mekanis : Batang uji bisa diambil dari sampel-sampel dalam

arah longitudinal, tangen sial atau tranverse seperti Fig. 5.1 s/d 5.3.

7. NDT : MT/PT untuk memeriksa retak permukaan setelah

machining pada : - poros baling-baling pada bagian tirus & alur

pasak - poros dorong pada 2 sisi flens dorong - connecting & piston rod - rudder stock & head pintle - komponen- komponen mesin disel dengan dcyl >

400 mm ( piston head, cylcover dan lain-lain.) UT pada :

- poros mesin induk dengan d ∃ 250 mm - piston head - cylinder cover - connecting & piston rod untuk mesin disel

dengan d cyl > 400 mm dan lain-lain - rudder stock & heel pintel dengan d ∃ 250 mm

dan lain-lain

Fig.5.1 Location of specimens (sampel uji) in unflanged shafts and rods

Longitudinal specimens

Transverse specimens Transverse specimens

Tangential specimens

Transversel specimens

Tangential specimens

Longitudinal specimens

Transversel specimens

Page 24: Surveyor Handbook

SURVEYOR HANDBOOK 45

Fig.5.2 Location of specimens (sampel uji) in flanged shafts with thrust flange

Fig.5.3 Location of specimens ( sampel uji) in flanged shafts

IV. C A S T S T E E L

Steel Casting (baja tuang) for Machine Contruction and Shipbuilding

1. Ruang lingkup : - Casting yang dibuat dari unalloyed cast steel

- Untuk pembuatan komponen & bagian-bagian struktur pada konstruksi mesin dan bangunan kapal misalnya : komponen mesin disel (kecuali crank shaft) gear, coupling, propeller, stem, stern post, stern tube, shaft strut, rudder bearing dan jangkar.

2. Grade Cast Steel : Sesuai dengan DIN 1681, DIN 17182, DIN 17205, grade lain yang sepadan.

3. Jenis pengujian : Kimia, tarik, impak, NDT, kekedapan.

4. Komposisi kimia : Baja tuang C & C-Mn (termasuk juga Grade Cast Stell diatas)

Komposisi kimia dibatasi sesuai tabel 6.1

Transversel specimens

Longitudinal specimens (bore)

Transversel specimens

Longitudinal specimens

SURVEYOR HANDBOOK 46

Table 6.1 Limits for chemical composition

Chemical composition

[%]

Residual elements

[%] C # 0,40 1) Si # 0,60 Mn = 0,50 _ 1,60 S # 0,040 p # 0,040

Cu # 0,30 Cr # 0,30 Ni # 0,30 Mo # 0,08 V # 0,03

1) In the case of steel castings for weldments and propellers: C # 0,23 % Table 6.2 Mechanical and technological properties of cast steels

conforming to DIN 1681 Impact energy

KV [J] 1) min.

Grade of cast steel

Yield strength

ReH [N/mm2]

min.

Tensile strength

Rm [N/mm2]

min.

ElongationA5

[%]

min.

Reduction in area

Z [%] min. t #30 mm 2) t >30 mm 2)

GS-38 GS-45 GS-52 GS-60

200 230 260 300

380 450 520 600

25 22 18 15

40 31 25 21

35 27 27 27

35 27 22 20

1) Average value of 3 tests 2) t = sample thickness

Table 6.3 Mechanical and technological properties of cast steels

conforming to DIN 17182 Grade of cast steel

Heat treated

condition

Wall thickness

[mm]

Yield strength 1) ReH

[N/mm2] min.

Tensile strength

Rm [N/mm2]

Elongation

[%] min.

Impact energyKV [J] 1)

min.

normalized (N

up to 40 over 40 to 100

260 230

430 to 600430 to 600

25 25

65 45

GS-20 Mn 5 normalized (N)

up to 40 over 40 to 100 over 100 to 160

over 160

300 260

(260) 3) (240) 3)

500 to 650500 to 650480 to 630450 to 600

22 22 20 20

55 40 27 27

GS-20 Mn 5 quenched and

tempered (Q T)

up to 40 over 40 to 100 over 100 to 160

over 160

360 300

(280) 3) (260) 3)

500 to 650500 to 650500 to 650480 to 630

24 24 22 22

75 50 40 30

1) If there is no marked yield strength, the 0,2% proof stress applies. 2) Average value of 3 tests. 3) The values in brackets are only an approximate indication of the minimum yield strength in the

casting.

Page 25: Surveyor Handbook

SURVEYOR HANDBOOK 47

Table 6.4 Mechanical and technological properties of cast steels

conforming to 2.4 Impact energy 3 Grades

of steel Minimum tensile

strength 1) 2) Rm

[N/mm2]

Yield strength ReH

[N/mm2] min.

Elongation A5

[%] min.

Reduction in area Z

[%] min.

KV [J] 4)

min.

KU [J] 4) min.

Ordinary quality C and CMn cast steel

400 440 480 520 560 600

200 220 240 260 280 300

25 22 20 18 15 13

40 30 27 25 20 20

25 20 18 15 12 10

25 22 20 17 15 12

Special quality C and CMn cast steel

400 440 480 520 560 600

200 220 240 260 280 300

28 26 24 22 20 18

45 45 40 40 35 35

32 28 25 20 18 15

30 27 25 22 20 17

1) Where the minimum tensile strength of a steel grade falls between two of the graduated values, the requirements may be determined by interpolation.

2) The tensile strength determined by testing may not exceed the specified minimum tensile strength by more than 150 N/mm2 in the case of the ordinary qualities and 120 N/mm2 in the case of the special qualities.

3) The propellers of ships with ice class symbols ES1 to ES4 are subject to the requirements specified in 4.3. 4) Average value of 3 tests.

Untuk mengetahui mampul las, digunakan :

Cm = C + 6

Ma +

5

V Mo Cr ++ +

15

Cu Ni + (%)

5. Kekuatan mekanis :

Sesuai tabel table 6.2, 6.3, 6.4. Tabel 6.4 dipergunakan untuk grade lain yang sepadan

6. NDT : MT/UT dilaksanakan pada : - bed plate mesin disel. - bagian-bagian dari mesin disel (poston head,

cylinder cover dan lain-lain ) dengan d cyl > 400 mm. - stern tube / boss dari stern post. - shaft strut (boss dan arm) Dengan persetujuan surveyor , UT boleh diganti dengan RT.

SURVEYOR HANDBOOK 48

7. Uji Kedap :

- Dengan uji tekanan hidrolic pada komponen (setelah dimachining) misal stern tube.

- Tekanan uji = 1,5 x tekanan kerja (untuk stern tube .2 bar ) selama ∃ 10 menit.

V CAST IRON ( BESI TUANG )

A. Besi tuang Nodular

1. Penggunaan : komponen-komponen mesin dan saluran pipa jenis fitting, flange, housing,hub, crank shaft, bed plate yang bekerja pada suhu ruang.

2. Jenis pengujian : Kimia, impak, metallograpy, MT.

3. Komposisi kimia : minimum terdiri dari unsur C, Si, Mn, P, S, dan Mg. Ni dan Cu sesuai DIN 1693

4. Kekuatan mekanis : sesuai tabel 7.1

Table 7.1 Mechanical properties and structure of nodular cast iron Impact energy Minimum Tensile

Strength Rm

1) [N/mm2]

Rp 0,2 [N/mm2]

min.

A5 [%] min.

Hardness HB 10 2)

min. Test

temp. [ΕC]

KV 3) [J]

min.

Structure of metallic matrix

Ordinary qualities

370 400 500 600 700 800

230 250 320 370 420 480

17 12 7 3 2 2

120-180 140-200 170-240 190-270 230-300 250-350

- - - - - -

- - - - - -

Ferrite Ferrite Ferrite/Perlite Ferrite/Perlite Ferrite Ferrite/Perlite

Special qualities

350 400

220 250

22 4) 18 4)

110-170 140-200

40 17 (14)14 (11)

Ferrite Ferrite

) Where the minimum tensile strength of the casting falls between the graduated valuesindicated, the requirements may be determined by interpolation.

2) The value are intended only as a guide and are not test requirements. 3) The average value measured on 3 Charpy V_notch specimens. One result may be

below the average value but not less than the minimum shown in brackets. 4) In the case of integrally cast samples, the elongation may be 2 percentage

Page 26: Surveyor Handbook

SURVEYOR HANDBOOK 49

5. Uji Tarik : 1 batang uji masing-masing diambil dari batang sampel bentuk U dan Y Fig. 7.1 dan 7.2

6. MT : dilaksanakan pada crank shaft setelah machining

Sizes in [mm] for sample of type Dimension Y1 Y2 Y3 Y4

a b c h

12 40 25

135

25 55 40

140

50 100 50

150

75 125 65

175

B. Besi tuang kelabu (Grey Cast Iron)

1. Penggunaan : komponen mesin dan saluran pipa misalnya : fitting, flange, housing, hub, wheel bodie, bed plate, cylinder dan bagian-bagian sejenis.

2. Jenis pengujian : kimia , tarik

3. Komposisi kimia : minimum terdiri dari unsur-unsur C, Si, Mn, P, S sesuai DIN 1691.

3 Incline Dimension Location of specimen

a

b

c

h

Lt

= 25 mm

= 90 mm

= 40 mm

= 100 mm

= 125 mm

Z =

K =

tensile test specimen

Impact test specimen

SURVEYOR HANDBOOK 50

4. Kekuatan mekanis : ada 4 macam kuat tarik minimum yaitu : Rm = 200 ; 250; 300; 350 N/mm2

5. Uji tarik : batang sample harus dituang terpisah seperti Fig. 7.3

Fig. 7.3 Mould for test bar

VI. ALUMUNIUM ALLOY

A. Wrought AΡ Alloy .

1. Bentuk material : a. Pelat dan Strip : KI-5083 (Al Mg 4,5 Mn 0,7) KI-5086 (Al Mg 4) KI-5754 (Al Mg 3) b.Profil, batangan, pipa :

KI-5083 (Al Mg 4,5 Mn 0,7) KI-5086 (Al Mg 4) KI-6065A (Al Si Mg (A)) KI-6061(Al Mg 1 Si Cu) KI-6082 (Al Si 1 Mg Mn). Bentuk a & b dapat dalam kondisi material : annealing, work hardening dan lain-lain (lihat Rule Vol. V Table 9.2)

2. Toleransi ukuran : - Pelat dan strip : lihat Tabel 9.4 - profil terbuka : lihat Tabel 9.5

Ø 3 0 + 2 0

Page 27: Surveyor Handbook

SURVEYOR HANDBOOK 51

- profil tertutup : lihat Tabel 9.6

3. Jenis pengujian : Kimia , tarik 4. Komposisi kimia : lihat tabe l 9.1

5. Kekuatan mekanis : lihat tabe l 9.2 & 9.3

6. Pengujian : a. Produk dikelompokkan dalam kelompok-

kelompok uji (test bachs) dengan syarat : - dibuat dari campuran (alloy) dan peleburan

(charge) yang sama - proses pembentukan, kondisi material /

perlakuan panas yang sama - bentuk dan ukuran yang sama(untuk pelat

dan strip dengan ketebalan yang sama. b. Jumlah batang uji tarik :

- pelat dan strip t ≤ 6 mm : - 1 batang uji diambil dari setiap tect batch

berat 1000 kg - bila berat sebuah test batch > 1000 kg,

sebuah batang uji diambil dari setiap tambahan 1000 kg atau bagian darinya.

- pelat t > 6 mm - 1 batang uji diambil dari setiap tect batch - bila berat sebuah test batch > 2000 kg,

sebuah batang uji diambil dari setiap tambahan 2000 kg atau bagian darinya.

- produk extrusi (profil, batangan, pipa) dengan berat / m : - < 1 kg/m : 1 batang uji diambil dari

setiap tect batch berat 1000 kg atau bagian darinya

- 1 s/d 5 kg/m : 1 batang uji diambil dari setiap tect batch berat 2000 kg atau bagian darinya

SURVEYOR HANDBOOK 52

- > 5 kg/m : 1 batang uji diambil dari setiap tect batch berat 3000 kg atau bagian darinya

c. Posisi sample uji : - untuk pelat dan strip, diambil sample uji

melintang - bila lebar < 300 mm, boleh diambil sample

memanjang - untuk produksi extrusi , diambil sample

memanjang d. Bentuk batang uji :

- t ≤ 12,5 mm, batang uji pipih dengan Lo = 50 mm

- t > 12,5 mm, batang uji bulat dengan do = 10 mm Lo = 50 mm

dengan lokasi sumbu batang uji : dengan t ≤ 40 mm, terletak ditengah tebal

produk untuk t > 40 mm, terletak di ¼ tebal produk.

7 Re-test : - Bila satu batang uji gagal memenuhi syarat, 2

batang uji tambahan harus diambil dari sample uji yang sama. Bila kedua batang uji ulang memenuhi syarat, sample uji dari batang uji ulang dan sample-sampel uji lain yang termasuk dalam test batch tersebut dapat diterima (accepted)

- Bila 1 atau kedua batang uji ulang gagal memenuhi syarat, sample uji dari batng uji tersebut harus ditolak (rejected). Sample uji sisa dalam batch tersebut bias diterima asalkan hasil uji yang dilakukan pada batang-batang uji dari 2 sampel uji yang lain memenuhi syarat. Bila batang-batang uji ini juga gagal, maka seluruh test batch harus ditolak.

Page 28: Surveyor Handbook

SURVEYOR HANDBOOK 53

Tabel 9.1. Chemical composition of selected wrought alumunium

alloys

Tabel 9.2 Material condition and mechanical properties of plates

and strips made of wrought alumunium alloys 1) (product thickness t = 3,0 – 50 mm)

Alloy

Number

Material

Condition

RF0,2

[N/mm2] min

Rm

[N/mm2] min

Thickness t

[mm]

Elongation [%] min.

A50mm A5 O/H111/H112 125 275 -350 t ≤ 12,5 16

t > 12,5 15 H116 215 ≥305 t ≤ 12,5 12

t > 12,5 10 H32/H321 215 t ≤ 12,5 10

KI-5083

t > 12,5 9 O/H111/H112 100 240 -310 t ≤ 12,5 17

t > 12,5 16 H116 195 ≥ 275 t ≤ 12,5 10

t > 12,5 9 H32/H321 185 275 - 335 t ≤ 12,5 10

KI-5086

t > 12,5 9 O/H111/H112 80 t ≤ 12,5 18 KI-5754 t > 12,5 17

1) The mechanical properties are applicable to both longitudinal and transverse test specimen

2) Indication symbols used in material condition : O = Annealing H111 = Work hardened H112 = As manufacturing process H116 = Stabilizing treatment after work hardened H32 = Stabilizing treatment after work hardened H321 = Stabilizing treatment after work hardened T5 = Artificial age hardening after aisvated temperature working and according

cooling T6 = Artificial age hardening treatment after solution treatment

Chemical composition (%) Others %

Additional

reguirements

Alloy Member

Al Si Fe Cu Mn Mg Cr Zn Ti singleTotalKI-5083 Residual ≤0,40 ≤0,40 ≤0,10 0,4-1,0 4,0-4,9 0,05-0,25 ≤0,25 ≤0,15 ≤0,05 ≤0,15 KI-5086 Residual ≤0,40 ≤0,50 ≤0,10 0,2-0,7 3,5-4,5 0,05-0,25 ≤0,25 ≤0,15 ≤0,05 ≤0,15 0,10 ≤ Mn + Cr ≤ 0,6KI-5754 Residual ≤0,40 ≤0,40 ≤0,10 ≤0,50 2,6-3,6 ≤0,30 ≤0,20 ≤0,15 ≤0,05 ≤0,15 0,12 ≤ Mn + Cr ≤ 0,50

KI-6005A Residual 0,5-0,9≤0,35 ≤0,30 ≤0,50 0,4-0,7 ≤0,30 ≤0,20 ≤0,10 ≤0,05 ≤0,15 KI-6061 Residual 0,4-0,8≤0,70 0,15-0,4 ≤0,15 0,8-1,2 0,04-0,35 ≤0,25 ≤0,15 ≤0,05 ≤0,15 KI-6062 Residual 0,7-1,3≤0,50 ≤0,10 0,4-1,0 0,6-1,2 ≤0,25 ≤0,20 ≤0,10 ≤0,05 ≤0,15

1) Slight variations from the specified composition may be permitted of 7.2 2) Others are regarded as approval other metallic elements. They do not have to be indicated

provided that the boundary volume are not exceeded 3) The alloy grades 6005 A, 6061 of the 6000 series should not be used in direct contact

with sea water unless protected by anodes and/or pa.

SURVEYOR HANDBOOK 54

Table 9.3 Material condition and mechanical properties of

extruded sections, bars and pipes made of wrought aluminum alloys 1) (product thickness t = 3,0 to 50 mm)

Elongation [%] min.

Alloy Number

Material Condition

RF0,2

[N/mm2] min

Rm

[N/mm2] min

Thickness t

[mm] Amax As

O/H111 110 270 - 350 t ≤ 12,5 14 KI-5083 O/H112 125 ≥ 270 t > 12,5 12 O/H111 95 240 - 320 t ≤ 12,5 18 KI-5086

t > 12,5 15 T5/T6 215 ≥ 260 t ≤ 12,5 8 KI-6005 A

t > 12,5 6 T5/T6 240 ≥ 260 t ≤ 12,5 10 KI-6061

t > 12,5 8 T5/T6 260 ≥ 310 t ≤ 12,5 10 KI-6082

t > 12,5 8 The mechanical properties are applicable to both longitudinal and transverse not specimen

Table 9.4 Permitted lower thickness tolerances for plates and strips

Thickness tolerances for product widths [mm] Nominal thickness

[mm] up to 1500 Over 1500 up to 2000

over 2000 up to 3500

up to 4 0,10 0,15 0,15 over 4 up to 8 0,20 0,20 0,25

over 8 up to 12 0,25 0,25 0,25 over 12 up to 20 0,35 0,40 0,50 over 20 up to 50 0,45 0,50 0

Table 9.5 Permitted lower thickness tolerances for open sections

Thickness tolerances for product widths [mm] Nominal thickness

[mm] up to 2500 Over 2500 up to 4000 over 4000

From 3 up to 6 0,25 0,35 0,40 over 6 0,30 0,40 0,45

Table 9.6 Permitted lower thickness tolerances for closed sections

Thickness tolerances for product widths [mm] Nominal thickness

[mm] up to 250 Over 250 up to 400

From 3 up to 6 0,15 0,25 over 6 0,20 0,30

Page 29: Surveyor Handbook

SURVEYOR HANDBOOK 55

B. Casting AΡ Alloy

1. Penggunaan : - lambung kapal - bagian-bagian konstruksi kapal - komponen bangunan kapal yang

lain

2. Grade-grade yang diijinkan : Table 9.7

Table 9.7 Commonly used aluminum casting alloys Material designation to DIN 1725, part 2

Suitability for use in marine environment to DIN 1725, part 2

G-/GK/GD-Al Si 12 G-/GK/GD-Al Si 10 Mg wa

G-/GK-Al Si 9 Mg wa G-/GK-Al Si 7 Mg wa

G-/GK-Al Si 5 Mg ka/wa G-/GK-Al Mg 3

G-/GK-Al Mg 3 Si G-/GK-Al Mg 5

G-/GK-Al Mg 5 Si G-/GK-Al Mg 9

Good Good Good Good Good

Excellent Very good Excellent Very good Very good

VII. COPPER ALLOY

Cast Copper Alloy :

1. Penggunaan : katup, rumah pompa, shaft liner, bush, bagian-bagian serupa

2. Grade-grade yang dapat digunakan : lihat tabel 10.4

3. Jenis-jenis pengujian : kimia, tarik

4. Komposisi kimia : sesuai DIN 1705, 1716, 17658

5. Kekuatan Mekanis : lihat tabel 10.5

6. Uji tarik : - 1 batang uji diambil dari setiap peleburan dengan berat 1000 kg

SURVEYOR HANDBOOK 56

- bila berat peleburan > 1000 kg, diisyaratkan 1 batang uji tambahan

- sample uji seperti Fig. 10.1 harus dari peleburan yang s

Fig. 10.1 Sample casting Table 10.4 Suitable cast copper alloys

Material designation Abbreviated

material designation

Chemical Composition to Recommended application

Bronze Cu Sn 90/10 G-Cu Sn 10 DIN 1705 Valves and pump housings Gunmetal SS/10/2 G-Cu Sn 10 Zn DIN 1705 Shaft liners, bearing bushes Loaded gunmetal 83/7/4/6 G-Cu Sn 7 Zn Pb DIN 1705 Shaft liners, bearing bushes Loaded gunmetal 83/5/5/5 G-Cu Sn 5 Zn Pb DIN 1705 Bearing bushes, valves, fittings Load bronze 85/5/10 G-Cu Pb 5 Sn DIN 1716 Valves and pump housings Copper-nikel 90/10 G-Cu Ni 10 DIN 17658 Valves and pump housings Copper-nikel 70/10 G-Cu Ni 30 DIN 17658 Shaft liners, valve and pump

housings

Table 10.5 Mechanical properties of cat copper alloys according to

3.1

Abbreviated Material

designation

Method of casting

Yield strength

RF0,2 [N/mm2]

min

Tensile strength

Rm [N/mm2]

min

Elongation

As [%] min.

Hardness HB 10

min. G – Cu Sn 10 Send cast 130 270 18 70

G-Cu Sn 10 Zn Send cast Centrifugally castContinuously cast

130 150 150

260 270 270

15 7 7

75 85 80

G-Cu Sn 7 ZnPb Send cast Centrifugally castContinuously cast

120 130 130

240 270 270

15 13 16

65 75 70

G-Cu Sn 5 ZnPb Send cast 90 240 18 60

Page 30: Surveyor Handbook

SURVEYOR HANDBOOK 57

G-Cu Pb 5 Sn Send cast 130 240 15 70 G-Cu Ni 10 Send cast 150 310 18 100 G-Cu I 30 Send cast 230 440 18 115

VIII. J A N G K A R 1. Bahan : Dari baja tempa atau tuang atau

dibuat dengan pengelasan

2. Kategori : - Normal Holding Power - High Holding Power (HHP) - Very High Holding Power (VHHP)

3. Design : - design jangkar harus disetujui oleh BKI Pusat

- Jangkar kategori HHP hanya boleh dihubungkan dengan rantai jangkar grade KI-KI atau K1-K2 dan VHHP dengan K1-K3

4. Bahan : - Shank dan crown dari baja tempa harus dibuat dari baja C atau C-Mn yang mampu las dengan % C ≤ 0,22 % dan memenuhi persyaratan baja forging/tempa

- Shank dan crown dari baja tuang harus dibuat dari baja C atau C-Mn yang mampu las dan memenuhi persyaratan baja tuang (cost steel)

5. Uji material : Pabrik jangkar harus memberikan hasil uji material (komposisi kimia, kekuatan mekanis, kondisi perlakuan panas, heat number)

6. Uji beban ; - dikenakan pada jangkar dengan berat (termasuk stock) ≥ 75 kg.

- Sebelum uji tidak boleh ada coating dan cacat misal : retak, cacat tempa, cacat tuang dan cacat las

SURVEYOR HANDBOOK 58

- Beban uji dipusatkan pada 1/3 panjang lengan dari ujung

- Nilai beban uji tergantung dari berat (table 11) dan kategori jangkar sebagai berikut : a. jangkar tanpa stock : berat total b. jangkar dengan stock : berat

tanpa stock c. jangkar HHP : berat = 1,33 x

berat actual d. jangkar VHHP : berat = 2,0 x

berat actual e. jangkar mooring : berat = 1,33 x

berat actual - Setelah uji beban harus tidak tampak

perubahan tetap dari jangkar, dan lengan masih dapat bergerak bebas.

7. Perbaikan dan uji ulang pada jangkar rusak - jangkar rusak bisa diperbaiki dengan pengelasan

dan/atau pelurusan (dengan pemanasan) - sebelum perbaikan dengan las harus preheated, dan

sesudahnya harus stretsrealieved dan bebas cacat retak, LF, U/C yang parah inklusi slag

- perbaikan dengan las pada cast steel harus sesuai dengan persyaratan pada Cast Steel

- Uji beban ulang harus dilaksanakan sesuai butir 6 di atas

IX. RANTAI JANGKAR 1.Grade : - K1-K1, K1-K2, K1-K3

- hanya K1-K1 & K1-K2 yang boleh berupa mata rantai pendek dan tanpa sekang (studless)

2. Bahan : - Rolled Steel

Page 31: Surveyor Handbook

SURVEYOR HANDBOOK 59

- Forged Steel - Cast Steel

3. Rolled Steel : - kekuatan mekanis, komposisi kimia, toleransi ukuran sesuai Tabel 12.1, 12.2, 12.3

- jenis uji mekanik : tarik dan impak - sample uji mekanis diambil dari

setiap kelompok uji (test batch) - test batch dikelompokkan berdasar

no. peleburan dan ukuran yang sama dan berat maksimum = 50 ton / batch

- sebelum pembuatan batang uji, sample uji harus dikenai perlakuan panas seperti table 12.4

- sample uji diambil dalam arah memanjang pada lokasi 1/6 (Fig 12.1)

- 1 set batang uji impak terdiri dari 3 batang uji

- bila uji tarik atau impak gagal, 2 batang uji tarik atau 2 set batang uji impak baru bias diuji ulang, sample uji ulang tidak berasal dari sample uji untuk uji awal yang gagal

- uji ulang dianggap lulus, bila kedua batang uji tarik atau 2 set batang uji impak memenuhi syarat.

4. Forged Steel : - persyaratan bahan seperti pada Forging untuk konstruksi mesin dan bangunan kapal

- bila persyaratn tidak ditentukan secara spesifik maka persyaratan kekuatan mekanis table 12.1 harus

SURVEYOR HANDBOOK 60

dipakai sebagai persyaratan minimum

5. Cast Steel : - persyaatan bahan seperti pada Cast steel untuk konstruksi mesin dan bangunan kapal

- semua Cast Steel harus diberi perlakuan panas

- bila persyaratan tidak ditentukan secara spesifik, maka persyaratan kekuatan mekanis Tabel 12.1 harus dipakai sebagai persyaratan minimum

6. Toleransi Ukuran : - toleransi diameter minus mata rantai didaerah

lengkungan : dnom ≤ 40 mm, - 1 mm 40 < dnom ≤ 84 mm, - 2 mm 84 < dnom ≤ 122 mm, - 3 mm dnom > 122 mm, - 4 mm

- toleransi diameter plus mata rantai di daerah lengkungan ≤ 5 % dnom

- toleransi diameter minus mata rantai di daerah luar lengkungan tidak boleh

- toleransi diameter plus mata rantai di daerah reinforcement ≤ 8 % dnom

- deviasi α dari posisi 900 dan kemelesetan pust X (Fig 12.2) :

α ≤ 40, X = (A-a)/2 ≤ 10 % dnom - toleransi untuk perlengkapan rantai : - - dnom : +5 %, - -0%

- ukuran-ukuran yang lain ± 2,5 % (Shackle, Swivel, Shackle Swivel)

Page 32: Surveyor Handbook

SURVEYOR HANDBOOK 61

7. Proof dan Breaking Load Test : - Rantai harus bebas dari lapisan cat dan anti

korosi - Proof Load test dikenakan pada setiap segel

rantai (27,5 m) sesuai table 12.7 - Breaking Load test dikenakan pada sample

mata rantai (3 mata) sesuai table 12.7

8. Retest : - Bila sebuah breaking load test gagal, satu benda uji boleh diambil dari segel yang sama untuk diuji. Bila uji ulang gagal, maka segel tersebut ditolak.

- Breaking Load re-test kedua boleh dilakukan pada 3 segel sisa (yang merupakan bagian dari test batch sebelumnya). Bila 1 (satu) test gagal maka seluruh test batch dari 4 segel ditolak.

- Bila sebuah proof load test gagal, mata-mata rantai yang rusak harus diganti, perlakuan panas harus dilaksanakan pada mata rantai baru dan kemudian proof load test diulang.

9. Uji Mekanis pada Rantai K1-K2 dan K1-K3 : - Untuk rantai K1-K3 dan K1-K2, 1 batang uji

tarik & 1 set batang uji impak diambil dari setiap segel ke-4. batang uji diambil dari metal induk pada sisi dari mata rantai berlawanan dengan las (table 12.5)

- 1 set batang uji impak tambahan dengan takik terletak di las diambil dari rantai K1-K3 dan K1-K2 non heat treated.

- Kekuatan mekanis harus memenuhi persyaratan table 12.6

10. Pengujian dan Perlengkapan Rantai : - Proof load test dikenakan pada perlengkapan

rantai sesuai table 12.7

SURVEYOR HANDBOOK 62

- Breaking load dikenakan pada 1 unit perlengkapan dari :

≤ 25 unit shackle, swivel, swivel shackle, large link, end link

≤ 50 unit ke center shackle

Tabel 12.1. Mechanical Properties of chain cable material

Notched bar impact test

Grade

ReH

[N/mm2] min.

Rm

[N/mm2]

A5 %

min.

Z %

min. Test

Temperature 0C

KV1) [J]

min.

K1-K1 K1-K2 K1-K3

---

295 410

370-490 490-690 min. 690

25 22 17

--- --- 40

--- 0 0

(0-20)

---

272) 60

(35)3)

1) Average value obtained with 3 specimens. One individual value may be below, but not less than 70 % of the average value

2) The notched bar impact test nay be disposed with for K1-K2 material if the chain cable is supplied in heat-treated condition

3) Alternatively, the notched bar impact test may be performed at -200C

Table 12.2 Chemical composition of rolled steel bars

Chemical composition of rolled steel bar

Grade

C max

Si Mn P max

S max

Altot1)

min K1-K1 0,20 0,15-0,35 min 0,40 0,040 0,040 --- K1-K2 0,24 0,15-0,55 max 1,60 0,035 0,035 0,020 K1-K3 According to the approved specification 1) Alumunium may be partly replaced by other grain reforming elements 2) With the society’s approval, additional alloying condition may be added

Table 12.3 Permitted tolerances applicable to the diameter and

oval shapes of rolled chain cable steel Nominal diameter

[mm] Diameter tolerances

[mm] Oval shape (dmax – dmin)

below 25 - 0 + 1,0 0,6 25-35 - 0 + 1,2 0,8 36-50 - 0 + 1,6 1,1 51-80 - 0 + 2,0 1,5

81-100 - 0 + 2,6 1,95 101-120 - 0 + 3,0 2,25 121-160 - 0 + 4,0 3,0

Page 33: Surveyor Handbook

SURVEYOR HANDBOOK 63

Table 12.4 Heat treatment of chain cables Grade Condition of supply K1-K1

(K1-K2)1) Untreated or normalized after welding

K1-K1 (K1-K2)

Normalized, normalized and tempered or quenched and tempered

1) Chain cables made of girders K1-K2 steel shall generally be normalized. The society may

Table 12.5 Scope of mechanical and technological testing of

finished chain cables No. of test specimens from every 4th length of chain

cables Notched bar impact test

Grade

Method of manufacture

Heat Treatment 1)

Breaking Load test

Tensile test Parent metal Parent metal Weld

K1-K1 Welding None 1 --- --- --- K1-K2 K1-K2

Welding Welding

N27. None

1 1

--- 12)

--- 3

--- 3

K1-K3 Welding N, QT 1 13) 3 3 K1-K2 Casting or

forging N 1 1 3 ---

K1-K3 Casting or forging

N, QT 1 1 3 ---

1) Heat treatment N = normalizing, QT = quenching and tempering 2) Preparation of test specimens are 4.1.3 3) The society may additionally require a tensile test of the weld if there are doubt as to the

characteristics of the chain cable Table 12.6 Mechanical properties of finished chain cables

Weld area Notched bar impact test

Grade

Parent metal Tensile test 1) Elongation

A5 %

min.

Test temperature

[0C]

Impact energy KV [J] 2) min.

K1-K1 K1-K2 K1-K3

The requirements Specified in table 12.1 are to be met

25 18 14

--- 0 0

(-20)

--- 27 50

(27)3) 1) The tensile strength and the yield strength shall confirm to the requirements specified

in table 12.1. no value for the reduction in area is specified for grade K1-K3 2) Average value obtained with 3 test specimens. One individual value may be lower

than, but not less than 70 % of, this average value 3) Alternatively, the notched bar impact test may be performed at -200C

SURVEYOR HANDBOOK 64

Table 12.7 Proof and breaking loads for stud link chain cables Grade K1-K1 Grade K1-K4 Grade K1-K3 Chain

Diameter[mm]

Proof load

[kN]

Breaking load [kN[

Proof load

[kN]

Breaking load [kN[

Proof load

[kN]

Breaking load [kN[

Weight [kg/m]1)

1 2 3 4 5 6 7 8 11

12,5 14 16

17,5 19

20,5 22 24 26 28

30 32 34 36 38

40 42 44 46 48

50 52 54 56 58

60 62 64 66 68

70 73 76 78 81

84 87 90 92 95

36 46 58 76 89

105

123 140 167 194 225

257 291 328 366 406

448 492 538 585 635

696 739 794 851 909

969

1030 1100 1160 1230

1290 1390 1500 1580 1690

1800 1920 2050 2130 2260

51 66 82

107 127 150

175 200 237 278 321

368 417 468 523 581

640 703 769 837 908

981

1060 1140 1220 1290

1380 1470 1560 1660 1750

1840 1990 2150 2260 2410

2580 2750 2920 3040 3280

51 66 82

107 127 150

175 200 237 278 321

368 417 468 523 581

640 703 769 837 908

981

1060 1140 1220 1290

1380 1470 1560 1660 1750

1840 1990 2150 2260 2410

2580 2750 2920 3040 3280

72 92

116 150 179 211

244 280 332 389 449

514 583 655 732 812

896 981

1080 1170 1270

1370 1480 1590 1710 1810

1940 2060 2190 2310 2450

2580 2790 3010 3160 3380

3610 3850 4090 4260 4510

72 92

116 150 179 211

244 280 332 389 449

514 583 655 732 812

896 981

1080 1170 1270

1370 1480 1590 1710 1810

1940 2060 2190 2310 2450

2580 2790 3010 3160 3380

3610 3850 4090 4260 4510

102 132 165 216 256 301

349 401 476 556 642

735 833 937

1050 1160

1280 1400 1540 1680 1810

1960 2110 2270 2430 2600

2770 2940 3130 3300 3500

3690 3990 4300 4500 4820

5160 5500 5840 6080 6440

2,65 3,40 4,30 5,60 6,70 7,90

9,2

10,6 12,6 14,8 17,2

19,7 22,4 25,3 28,4 31,6

35,0 38,6 42,4 46,3 50,4

54,8 59,2 63,8 68,7 73,6

78,8 84,2 89,7 95,4 101,3

107,3 116,7 126,5 133,2 143,7

154,5 165,8 177,4 185,4 197,6

Page 34: Surveyor Handbook

SURVEYOR HANDBOOK 65

Table 12.7 Proof and breaking loads for stud link chain cables (continued)

Grade K1-K1 Grade K1-K4 Grade K1-K3 Chain Diameter

[mm] Proof load

[kN]

Breaking load [kN[

Proof load

[kN]

Breaking load [kN[

Proof load

[kN]

Breaking load [kN[

Weight [kg/m]1)

1 2 3 4 5 6 7 8 97

100 102 105 107

111 114 117 120 122

124 127 130 132 137

142 147 152 157 162

2340 2470 2560 2700 2790

2970 3110 3260 3400 3500

3600 3750 3900 4000 4260

4520 4790 5050 5320 5590

3340 3530 3660 3850 3980

4250 4440 4650 4850 5000

5140 5350 5570 5720 6080

6450 6840 7220 7600 7990

3340 3530 3660 3850 3980

4250 4440 4650 4850 5000

5140 5350 5570 5720 6080

6450 6840 7220 7600 7990

4680 4940 5120 5390 5570

5940 6230 6510 6810 7000

7200 7490 7800 8000 8510

9030 9560 10100 10640 11170

4680 4940 5120 5390 5570

5940 6230 6510 6810 7000

7200 7490 7800 8000 8510

9030 9560 10100 10640 11170

6690 7060 7320 7700 7960

8480 8890 9300 9720 9990

10280 10710 11140 11420 12160

12910 13660 14430 15200 15970

206,1 219,0 227,8 241,4 250,7

269,8 284,6 299,8 315,4 326,0

336,7 353,2 370,2 381,6 411,0

441,6 473,2 506,0 539,8 574,7

1) Approximate weight data calculated according to the formula kg/m = 0,0219.

Fig. 12.2 Tolerances for stud position Fig. 12.4 Standard link

3,6

SURVEYOR HANDBOOK 66

Fig. 12.5 Large link Fig. 12.6 Studless link Fig. 12.7 Kenter shacki Fig. 12.8 Connecting shackle Fig. 12.9 End shackle Fig. 12.10 Swivel

4

Page 35: Surveyor Handbook

SURVEYOR HANDBOOK 67

X PROPELLER (CAST COPPER ALLOY) 1. Perlakuan panas : Untuk mengurangi tegangan sisa (stress relieving)

setelah penuangan dilakukan annealing dengan temperatur dan holding time sesuai tabel 15.4 & 15.5

Tabel 15.4 Recommended filler metals and heat treatments

Grade of

casting

Filler

Material

Preheating Temperature

[oC] min.

Interpass Temperature

[oC] max.

Stress relieving heat

treatment temperature

[oC]

Hot straightening Temperature

[oC]

CU 1 Al Bronze1)

Mn Bronze

150

300

350 - 550

500 – 800

CU 2 Al Bronze

Ni Mn Bronze

150

300

350 – 550

500 – 800

CU 3 Al Bronze

Ni Mn Bronze 2)

Mn Al Bronze

50

250

450 - 500

700 – 900

CU 4 Mn Al Bronze

100 300 450 - 600 700 - 850

1) Ni Al Bronze and Mn Al Bronze may also be used 2) Stress relieving heat treatment is not necessary if Ni Al filler metal are used

Table 15.5 Holding times for the stress-reliving heat treatment of

cast copper alloys for propellers

CU 1 and CU 2 grade of casting

CU 3 and CU 4 grade of casting

Stress relieving heat treatment temperature

[oC] Hours for each

25 mm of thickness

Maximum recommended

member of hours

Hours for each 25 mm of thickness

Maximum recommended

member of hours

350 400 450 500 550 600

5 1 ½ ¼ ¼ -

15 5 2 1 ½ -

- - 5 1

½1) ¼1)

- -

15 5

21) 11)

1) Temperature within the range 500 oC and 600 oC shall only be employed for CU4 alloys.

SURVEYOR HANDBOOK 68

2. Komposisi kimia : Cast copper alloy untuk baling-

baling dibagi (berdasarkan komposisi kimia) dalam grade sebagai berikut :

Table 15.1 Chemical composition of standard cast copper alloys

for propellers

Chemical Composition [%]

Casting Grade

Cu Al Mn Zn Fe Ni Sn Pb

CU 1 CU 2 CU 3 CU 4

52-62 50-57 77-80 70-80

0,5-3,0 0,5-2,0

7,0-11,06,5-9,0

0,5-4,0 2,0-4,0 0,5-4,0

8,0-20,0

35-40 33-38

Max.1,0Max.6,0

0,5-2,5 0,5-2,5 2,0-6,0 2,0-5,0

Max.1,02,5-8,0 3,0-6,0 1,5-3,0

0,1-1,5 0,1-1,5

Max.0,1 Max.1,0

Max.0,5 Max.0,5

Max.0,03 Max.0,05

3. Uji Kekuatan mekanis :

- Untuk standard cast alloy harus sesuai dengan tabel sebagai berikut.

- Batang uji dibuat dari sampel uji yang dituang terpisah dari tuangan baling-baling seperti Fig. 15.1 dengan kondisi tuangan baling-baling

Fig. 15. 1 Separately cast sample pieces

Page 36: Surveyor Handbook

SURVEYOR HANDBOOK 69

Table 15.2 Mechanical properties of standard cast copper alloys for propellers (separately cast sample pieces)

Casting grade

Rp0,2 [N/mm2]

min.

Rm

[N/mm2] min.

As (%) min.

CU1 175 440 20 CU2 175 440 20 CU3 245 590 16 CU4 275 630 1

4. N D T : - PT dilaksanakan di zona A, bila

diperlukan bisa di zona B & C - RT dan/atau UT sebagai tambahan

untuk meyakinkan adanya cacat dalam.

5. Sudut miring (skew angle) : - High skew propeller : > 25o - High skew propeller : ≤ 25o

6. Daerah-daerah membahayakan : - A : - tegangan kerja terbesar

- biasanya tidak diijinkan untuk dilas (bila ada pengelasan, tempat tersebut harus diheat treatment).

- B : - tegangan kerja bias tinggi - pengelasan sebisa mungkin

dihindari - C : - tegangan kerja rendah - repair dengan las cukup aman Batas-batas zona A, B, C untuk low skew dan high skew propeller lihat Fig. 15.3, Fig. 15.4, Fig. 15.5 & Fig. 15.6

SURVEYOR HANDBOOK 70

Fig. 15.3 Endangered areas of fixed-pitch, low-skew propeller

Fig. 15.4 Endangered areas of high-skew, fixed-pitch propeller

Driving face

Suction face

Driving face

Suction face

Page 37: Surveyor Handbook

SURVEYOR HANDBOOK 71

Fig. 15.5 Endangered area of the bosses of controllable-pitch

propeller

Fig. 15.6 Endangered area of fixed and controllable-pitch

propeller

Zone A(including bores)

g

Leadingedge

Zone B

a

Zone B Zone A (including

Section a - a

Zone AEnd of t

Section b - b

SURVEYOR HANDBOOK 72

XI WIRE ROPE

1. Penggunaan : - Hawser (tow mooring line), standing & running rigging untuk cargo gear dan katrol angkat yang lain.

- Hawser dan standing rigging harus dibuat dari kawat galvanis (Zinc coating)

- Zinc coating sesuai tabel 13.3

2. Kuat tarik : - Harus mempunyai nom. breaking strength (kekuatan putus nom) 1570 dan 1770 N/mm3 sesuai tabel 13.1

Table 13.1 Usual types of wire ropes approved by society Structure of role

Use Number of

strands

Number of wires

per strand

Type of rope

core

Construction of the strand

Nominal breaking strength [N/mm3]

Galvanizing

method

Standing rigging

6 6

7 19 1)

1 fibre or steel core

Standard 1570 and

1770

Fully galvanized

Hawser (towlines Mooring lines)

6 6

6

6 6

19 37

24

•• ••

1 steel core

Standard Scale or

warrington, Warrington-

scale

1570

Fully galvanized

Running Rigging

6 6 6

1 fibre steel core

7 fibre steel core

Warrington-scale

Standard

standard

1570 and

1770

Normally galvanized

This rope may also be used as a single

Tabel 13.2 Positive tolerances for nominal breaking strength

Nominal wire diameter D [mm]

Marginal deviations [N/mm3]

0,20 up to < 0,50 0,20 up to < 1,00 0,50 up to < 1,50 1,50 up to < 2,00 2,00 up to < 6,00

+ 390 + 350 + 320 + 290 + 260

Page 38: Surveyor Handbook

SURVEYOR HANDBOOK 73

Tabel 13.3 Zinc coatings Marginal deviations

[N/mm3]

Nominal wire diameterD [mm]

Normally

Fully Galvanized 0,20 up to < 0,25 0,25 up to < 0,40 0,40 up to < 0,50

15 20 30

- -

75 0,5 up to < 0,6 0,6 up to < 0,7 0,7 up to < 0,8

40 50 60

90 110 120

0,8 up to < 1,0 1,0 up to < 1,2 1,2 up to < 1,5

70 80 90

130 150 165

1,5 up to < 1,9 1,9 up to < 2,5 2,5 up to < 3,2

100 110 125

180 205 230

3,2 up to < 3,7 3,7 up to < 4,0 4,0 up to < 4,5

125 135 150

250 260 270

4,5 up to < 5,5 5,5 up to < 6,0

165 180

280 280

3. Uji Keuletan : - Semua kawat dalam sastrand diuji lengkung balik atau puntir beberapa kali sesuai DIN 2078

- Memenuhi syarat bila ≥ 95 % kawat-kawat tidak putus.

4. Uji Gulung : - Untuk mengetahui adesi (daya ikat) lapisan zinc.

- Kawat galvanis ( min. 5 kawat)digulung min. 10 gulung yang berdekatan sesuai tabel 13.4

- Setelah penggulungan, zinc coating harus masih sangat melekat

SURVEYOR HANDBOOK 74

Tabel 13.4 Winding Tests

Diameter of test mandrel expressed as a multiple of the wire diameter of :

Method of Galvanizing

< 1,5 mm ≥ 1,5 mm

Fully Galvanized 4 6

Normally 2 3

5. Uji Tarik : - Satu sample uji tarik sepanjang 30 x d

rope (panjang min. = 600 mm) diambil dari setiap panjang wire rope 10 km.

- Beban putus min. untuk rope tertentu harus mencapai nilai yang ditentukan dalam standar yang relevan/diakui oleh BKI.

- Untuk panjang rope > 10 km, sample uji kedua diambil untuk diuji.

- Bila kapasitas beban tarik mesin uji tidak cukup, maka breaking load ditentukan dari hasil uji yang dilaksanakan pada helaian-helaian kawat-kawat, untuk itu 1 strand diambil dari setiap panjang rope ≤ 5 km. Panjang sample uji kawat 100 atau 200 mm. Kuat tarik ditentukan berdasarkan drope kawat.

- Dianggap berhasil bila ≥ 95 % kawat-kawat memenuhi persyaratan kuat tarik (butir 2) diatas dan beban putus yang dihitung mencapai nilai uji helaian kawat digunakan untuk semua kawat dalam 1 rope dan dikalikan factor realisasi (tabel. 13.5) dibawah.

Page 39: Surveyor Handbook

SURVEYOR HANDBOOK 75

Tabel 13.5 Realization factors Rope construction Rope with fibre

core Ropes with steel core

6 x 7 6 x 19 6 x 24 6 x 36 6 x 37

0,9000 0,8600 0,8700 0,8400 0,8250

0,8379 0,8007

- 0,7821 0,7681

6. Cek diameter : - Setiap rope diukur diameternya

pada 2 tempat berjarak ≥1 km - Setiap tempat diukur 2 kali dengan

arah saling tegak lurus - Perbedaan hasil terkecil dan

terbesar ≤ 4 % - Diameter rope = harga rata-rata

dari 4 pengukuran tersebut dan harus masuk dalam toleransi standar yang relevan /diakui BKI.

7. Penandaan :

- Diberi tanda berwarna : Putih : Kuat normal = 1570 N/mm2 Hijau : Kuat normal = 1770 N/mm2 Kuning : Kuat normal = 1960 N/mm2

- Rope yang telah lulus uji ditandai dengan “ “

SURVEYOR HANDBOOK 76

TONGKAT & PENA KEMUDI Material Komposisi kimia dari baja tempa untuk tongkat dan pena kemudi sbb : ( lihat Rules Volume V tabel 5.2). Komposisi kimia untuk Forging Steel (Baja Tempa)

Baja C dan CMn Alloyed Steels Komposisi kimia 1)

(%) Unsur sisa lain yang diijinkan (%) max.

Komposisi kimia 2)

(%) Cmax 0,50 3) 4) Simax 0,45 Mn 0,30 – 1,70 Pmax 0,035 Smax 0,035

Cu 0,30 Cr 0,30 Ni 0,30 Mo 0,08

Cmax 0,45 3) Simax 0,45 Pmax 0,035 Smax 0,035

1)Jika perlu, unsur grain-refining, seperti alumunium, dapat ditambahkan 2)Untuk unsur campuran, data yang diberikan yang ada pada standart atau

spesifikasi yang disetujui 3) Penggunanan baja dengan C > 0,5 % dan ,45 % masing-masing harus

disetujui secara khusus oleh BKI 4) Untuk konstruksi yang dilas, tongkat kemudi dan pintle max. 0,23 % C

Kekuatan tarik ( lihat 4.2.2 & 4.2.3) Jika dua sampel uji diambil dari forgiing, perbedaan antara nilai kekuatan tarik yang diukur tidak boleh melebihi ketentuan sbb :

Kekuatan tarik minimum

(N/mm2)

Perbedaan yang diijinkan antara nilai kekuatan tarik

(N/mm2) < 600

≥ 600 < 900 ≥ 900

70 100 120

NDT Dilaksanakan untuk uji retak permukaan dan khusus untuk tongkat dan pena kemudi yang diameternya >250mm diadakan pengujian UT

Page 40: Surveyor Handbook

SURVEYOR HANDBOOK 77

Pengelasan Tongkat kemudi dengan flens kemudi untuk diameter tongkat kemudi D > 150 mm pelaksanaan pengelasan dengan flens sesuai peraturan dalam Rules volume II section 19 B.4.4 fig 19.21 dan Rules volume VI sec 12 G.14 fig 12.38 Tongkat kemudi dengan flens kemudi untuk diameter tonkat kemudi D < 150 mm sesuai Rules volume VI section 12 G.14 fig 12.39 dan volume II section 19.21 Batas ruang main yang dijinkan o Ruang main (clearance) dari pena kemudi (pintle) tidak

boleh melebihi ketentuan berikut :

Diameter pena kemudi (d) Ruang Main (t) < 50 mm 3 mm 50 mm s/d 100mm 5 mm > 100 mm (0,01 d + 4 ) mm*

* Batas maximum ruang main = 6 mm

o Ruang main bantalan antara (intermediate/neck bearings) tidak boleh melebihi (0,01 D + 2) mm ** dimana D = diameter tongkat kemudi ** Batas maximum ruang main = 4 mm

Petunjuk perbaikan

1. Bila tongkat kemudi terpuntir karena terbentur oleh sesuatu benda dilaut dan tidak terdapat kerusakan tambahan atau deformasi yang signifikan maka perbaikan yang diijinkan adalah tergantung pada besarnya puntiran pada tongkat kemudi sesuai dengan persyaratan kelas.

a. Untuk puntiran Ao < d

L

- Tongkat kemudi masih bisa digunakan tanpa adanya perlakuan panas ( heat

SURVEYOR HANDBOOK 78

treatment ) dan dilaksanakan pengujian keretakan ( NDT )

- Lubang pasak dipindahkan 180o

b. Untuk puntiran d

L < Ao <

d

5L

- Tongkat kemudi dikenakan stress relieved dengan ± 625o C dengan waktu selama 1 jam setiap 25 mm tebal

c. Apabila puntiran Ao > d

5L

- Tongkat kemudi harus diannealed dan normalized + 900o C dengan waktu lebih besar 30 menit setiap 25 mm tebal Ket : A = Sudut puntiran ( derajat ) L = Panjang tongkat yang

terpuntir d = Diameter tongkat kemudi

[

- Bila terjadi puntiran pada tongkat kemudi tersebut di atas disarankan untuk menutup lubang pasak yang lama dengan cara pengelsan. Sebelum pengelasan diadakan perlakuan panas demikian juga setelah pengelasan selesai

- Setelah perbaikan tongkat kemudi yang terpuntir dilaksanakan pengujian keretakan (NDT)

- Apabila hasil perbaikan tersebut memuaskan maka perbaikan tersebut dianggap perbaikan permanen

2. Bila tongkat kemudi bengkok dan tidak terdapat kerusakan , maka perbaikannya tergantung pada ukuran deformasi dengan cara meluruskannya

Page 41: Surveyor Handbook

SURVEYOR HANDBOOK 79

baik dengan pemanasan maupun dengan pendinginan di workshop yang diakui dengan prosedur yang disetujui oleh kelas. Untuk pelurusan dengan cara pemanasan temperatur umumnya antara 530o – 580o C.

3. Jika retak pada tongkat kemudi yang deformasi, tongkat kemudi dapat digunakan kembali tergantung pada kondisi dan besarnya keretakan. Jika perbaikan pengelasan dianggap diterima, keretakan dapat dihilangkan dengan grinding dan pengelasan berdasarkan pada prosedur pengelasan yang disetujui begitu juga perlakuan panas setelah pengelasan sesuai persyaratan kelas.

4. Perbaikan tongkat kemudi dengan pengelasan. Bila tongkat kemudi aus pada daerah bantalannya, maka bilamana D minimum masih memenuhi syarat, maka tongkat kemudi tersebut dapat dilas dengan prosedur sbb :

- Material tongkat kemudi mempunyai kadar Carbon ( C ) < 0,23 %

- Sebelum dan sesudah bagian yang aus di bubut, dilaksanakan pengujian keretakan

- Bila tidak terdapat keretakan dan setelah dibubut diameter tongkat kemudi yang aus masih memenuhi persyaratan, maka dapat dilaksanakan perbaikan dengan pengelasan

- Sebelum pengelasan dimulai dilaksanakan preheating 150o C

- Selesai pengelasan, diannealing 625o C yang lamanya tergantung besarnya diameter (25 mm tebal setiap jam)

- Selesai dibubut diadakan pengujian keretakan ( UT )

SURVEYOR HANDBOOK 80

- Bila tidak ditemukan cacat dapat dipergunakan kembali.

Catatan : Apabila terjadi hal-hal diluar ketentuan tersebut di atas agar konsultasikan ke BKI pusat.

BOLLARD PULL ( lihat circular)

• Panjang tali lebih dari 100 meter • Lebar perairan kiri – kanan Min = L kapal • Perairan ≤ 2T • Kecepatan arus ≤ 0,5 m/det : Kecepatan Angin • ≤ 5 m/det. • Bollard pull output 110 % Output selama 10 menit. • Power output 110 % selama 1 menit • Juga yang perlu dicatat adalah : ( rpm mesin, fuel

injection, charge air pressure, temp. Gas buang pada silinder outlet dan sebelum Turbo charge ).

Page 42: Surveyor Handbook

SURVEYOR HANDBOOK 81

2.2 MESIN & LISTRIK

PEMERIKSAAN MESIN UTAMA (DIESEL)

Bagian-bagian yang diperiksa umumnya sbb : • Cylinder cover • Valve & Valve gear • Cylinder Liner • Piston & ring • Piston pin & bearing • Piston rod • Cross head, pin & bearing • Connecting rod • Crankpin & bearing • Journal & bearing • Cam shaft • Foundation bolt/chock • Vibration damper • Dll

SISTEM POROS UTAMA

Minimum Diameter :

d = Diameter luar poros (mm) di = diameter lubang poros, bila ada. Jika lubang pada poros ≤ 0,4 d, maka =

0,114

=⎟⎠⎞

⎜⎝⎛−

dsdi

ds = diameter poros aktual (mm) Pw = Daya rata-rata yang ditransmisikan oleh poros

(kW) n = putaran poros rata-rata (rpm)

d ≥ F.k 3 (Pw / n . ( 1 – (di/ds)1 * Cw ≤ da

SURVEYOR HANDBOOK 82

F = faktor untuk type instalasi propulsi. - poros antara dan thrust shaft 95 untuk

instalasi turbin dan 100 untuk instalasi lainnya

- poros baling-baling = 100 untuk semua type instalasi

Cw = Faktor material = 160

560+Rm

k = 1,1 untuk poros antara k = 1,22 untuk poros propeller dengan ketentuan sbb :

- Propellernya tanpa pasak yang dipasang pada taper poros propeller dengan methode shrinkage yang disetujui, atau

- Propeller dilekatkan flens poros propeller integral dan

- Poros propeller dilumasi dengan minyak dan dilengkapi dengan oil sealing glands,atau

- Poros yang dilengkapi dengan liner yang menerus

k = 1,26 untuk poros propeller dengan ketentuan : - Propeller dengan pasak dan dipasang

pada taper poros propeller dengan metode yang disetujui,dan

- Poros propeller yang dilumasi dengan minyak dan dilngkapi dengan type oil seal glands yang disetujui, atau

- Jika poros dipasang dengan liner menerus.

atau :

d ≥ F . k 3 ( Pw . Cw ) / n ≤ da

Page 43: Surveyor Handbook

SURVEYOR HANDBOOK 83

Tegangan Tarik Bahan 400 – 800 N/mm2

Untuk perhitungan poros baling-baling tegangan tarik maksimum 600 N/mm2. Bila ada hal-hal yang tidak sesuai hubungi Divisi Mesin & Listrik

Shaft Taper : antara 1 :12 dan 1 : 20 Tebal Minimum Shaft Liner : smin = 0,03 d + 7,5 (mm)

; d = diameter poros di bawah liner Contact Fit : 70 % dari permukaan kerucut teoritis **** Stern Tube Bearing of Propeller Shaft

- Aft : 2,0 d → pelumasan oli - Fp : 0,8 d →

Lignum vitae, rubber, plastik : - Aft : 4,0 d → pelumasan air laut - Fp : 1,5 d →

Pelumasan Grease ( Besi Tuang ) - Aft : 2,5 d - Fp : d

PROPELLER SHAFT CLEARENCE Bantalan Lignum Vitae

Initial : (0,003 D + 0,2) s/d (0,004 D + 0,5) mm Maksimum : (0,01 D + 2,5) mm

Bantalan White Metal Initial : (0,001 D + 0,3) s/d (0,001 D + 0,5) mm Maksimum : (0,015 D + 0,65) mm Bantalan Sintetis

Sesuai manufacturer techical information, bila tidak ada boleh digunakan clearence untuk bantalan lignum vitae

Conicity For Securing flange coupling 1 : 10 s/d 1 : 20 For Propeller 1 : 10 s/d 1 : 15

SURVEYOR HANDBOOK 84

POROS BALING-BALING

1. Bantalan dari kayu pok – pelumasan air laut.

1.1. Sewaktu kapal dibangun baru (new assembly) : 0,004 D + 0,5 mm (D = diameter lapis pelindung

poros) 1.2. Batas ruang main maksimum : 0,01 D + 3 mm ( untuk diameter D s/d 500 mm)

2. Bantalan dari logam putih – pelumasan dengan minyak

2.1. Sewaktu kapal dibangun baru (new assembly) Secara umum dapat diambil angka : 0,001 D

Beberapa pabrik pembuat bantalan dan galangan pembangunan mengajukan angka sebagai berikut:

Diameter Poros Ruang main baru 100 – 200 mm 0,4 – 0,5 mm 200 – 300 mm 0,5 – 0,6 mm 300 – 400 mm 0,6 – 0,7 mm 400 – 500 mm 0,7 – 0,8 mm 500 – 600 mm 0,8 – 1,0 mm 600 – 700 mm 0,9 – 1,1 mm 700 – 800 mm 1,0 – 1,3 mm 800 – 900 mm 1,1 – 1,4 mm

2.2. Batas ruang main maksimum Bila hasil pengukuran menunjukkan angka >

0,02 D + 0,3 mm (D = diamter poros), maka bantalan poros harus dicor baru.

3. Ruang main untuk bantalan poros yang terbuat dari bahan sintetis ( pelumasan air laut maupun minyak ), besarnya ruang main umumnya tergantung dari jenis bahan bantalan.

4. Batas keausan lapisan pelindung poros ( shaft liner ). - 25 % dari tebal lapisan pelindung sesuai peraturan

BKI, di daerah bantalan

Page 44: Surveyor Handbook

SURVEYOR HANDBOOK 85

- 50 % dari tebal lapisan pelindung di daerah reamers packing.

Tebal lapisan pelindung poros : S = 0,03 d + 7,5 mm d = diameter poros dibawah lapisan pelindung Dalam hal apapun tebal sisa yang diperkenankan untuk lapisan pelindung tidak boleh kurang dari 7,5 mm

PROPELLER

1. Balansing Statis (lihat Circular) Massa yang tidak balans di ujung daun pada pengujian balans statis tidak boleh melebihi rumus dibawah ini :

m = 2

100

N . D

310 . M . 3,6

⎟⎠⎞

⎜⎝⎛

dimana : m = massa yang tidak balans (kg) M = massa baling-baling (kg) D = Diameter baling-baling (m) N = Putaran poros baling-baling per menit pada

maksimum continous output (rpm)

2. Toleransi Pitch (lihat Circular) a. Kisar rata-rata tiap daun tidak boleh melebihi

± 1 % dari kisar rata-rata semua daun b. Kisar rata-rata semua daun tidak boleh melebihi

± 1,5 % dari kisar rancangan ( design pitch ).

SURVEYOR HANDBOOK 86

PEMASANGAN BALING-BALING DENGAN PASAK MENGGUNAKAN SISTEM TEKAN HIDROLIK

Jarak dorong aksial pemasangan baling-baling pada konis

poros ditentukan sesuai rumus :

L = 1000

dp . (Cw + Ct) + 0,3 (mm)

Dimana : L (mm) : Jarak dorong aksial pemasangan baling-

baling, diukur dengan : a. alat pengukur jarak dari tanda nol pada

poros sampai dengan tanda yang diterakan setelah baling-baling terpasang pada posisi finalnya

b. Jarak dorong aksial ini adalah selisih antara jarak dari sisi sebelah belakang dari konus poros ke sisi belakang dari hub baling-baling sebelum dan setelah pemasanganbaling-baling pada posisi finalnya

c. Jarak lintas keliling dari mur baling-baling yang digunakan untuk memasang (mendorong) baling-baling ke posisi finalnyadan ditentukan sesuai rumus : S.h L = (mm) d.π S = jarak lintas keliling mur baling-

baling h = langkah (pitch) dari ulir mur baling-

baling d = diameter mur baling-baling

dp = diameter poros baling-baling pada ujung sebelah muka konus poros.

Page 45: Surveyor Handbook

SURVEYOR HANDBOOK 87

Harga Cw D2/D1 = dia. luar/dia. Dlm dari hub

baling2 pada ujung baling2

1,7 1,8 1,9 2,0 2,1 2,2 2,3 Bahan baling-baling

10 : 1 4,2 3,4 2,1

4,1 3,3 2,1

3,7 3,1 1,9

3,6 2,9 1,8

3,5 2,8 1,8

3,3 2,8 1,7

3,2 2,7 1,7

Besi Cor Perunggu (Bronze) Baja

12 : 1 4,9 4,0 2,5

4,8 3,9 2,4

4,4 3,5 2,2

4,2 3,4 2,1

4,0 3,3 2,1

3,9 3,2 2,0

3,8 3,1 2,0

Besi Cor Perunggu (Bronze) Baja

15 : 1 5,9 4,8 3,0

5,8 4,7 2,9

5,3 4,3 2,7

5,1 4,1 2,6

4,9 4,0 2,5

4,7 3,9 2,5

4,6 3,8 2,4

Besi Cor Perunggu (Bronze) Baja

Harga Ct

-5 -0 +5 +10 +15 +20 +30

10 : 1 12 : 1 15 : 1

2,1 2,5 3,1

1,8 2,2 2,7

1,5 1,8 2,2

1,2 1,4 1,8

0,9 1,1 1,4

0,6 0,7 0,9

0,3 0,4 0,5

0 0 0

3. Jarak dorong aksial pemasangan baling-baling

ditentukan sesuai rumus : Circ. No 18

L = C.n.dp.l

Ne.S8.10-6(k-1)dp(35-t)*+2,4.Rm.K (mm)

Dimana : L (mm) : adalah jarak dorong aksial pemasangan

baling-baling pada konus poros baling-baling. L harus diukur dari grip pertama dari hub baling-baling atau dari tanda pena gores ( scriber mark ) yang dibuat setelah baling-baling dipasang pada konus poros.

Ne (SHP METRIC) : Daya kuda mesin n (mim-1) : Putaran baling-baling dp (mm) : Diameter poros pada ujung konus poros

( = 11D dalam gambar pada nomograf

terlampir ) l (mm) : Panjang kontak permukaan dari baling-

baling pada konus poros diukur dari tepi

TirusD1/D2

CTirus

SURVEYOR HANDBOOK 88

muka dan belakang dari permukaan kontak pada hub baling-baling dan permukaan konus poros.

K : Ketirusan dari konus, untuk baling-baling yang dipasang dengan sistem tekan minyak hidraulik, seyogianya k = 1 : 15

C : Faktor, diambil dari nomograf terlampir Rtm (mm) : Nilai kekasaran permukaan rata-rata

(peak-to-valley) dari konus poros dan hub baling-baling (rata-rata = 0,1 mm, blia tidak ada ketentuan lain).

S : Faktor keamanan terhadap slip, untuk baling-baling pada suhu air laut = 25oC (atau 95oF) dan k = 1 : 15. 2,5 untuk instalasi mesin propulsi turbin

dan propulsi diesel-electrik, dan instalasi mesin yang mengguna-kan roda gigi reduksi.

3,5 untuk sistem propulsi langsung, asalkan daya torsi yang berubah-ubah sebagai akibat irregulasi dari daya torsi dan aurs ikutan (wake) kapal tidak melebihi 75 % dari daya torsi minimum rata-rata(Mdm).

to (oC) : Suhu, sewaktu baling-baling dipasang dan pembuatan tanda dengan pena penggores pada poros. Sebelum proses pemasangan baling-baling selesai dilaksanakan, kedua komponen, baik baling-baling maupun poros harus menunjukkan suhu yang sama.

* Hal yang ini hanya berlaku untuk baling-baling yang dibuat dari bahan perunggu (bronze) atau baja austenit dan dipasang ke poros baling-baling yang dibuat dari baja paduan berkadar karbon rendah.

Page 46: Surveyor Handbook

SURVEYOR HANDBOOK 89

Catatan : 1. Sebuah cincin antara harus dipasang antara shaft recess

dan mur baling-baling untuk mendudukkan hub baling-baling tepat pada posisi ujungnya pada konus poros.

2. Mur baling-baling harus dikunci (locked) pada poros baling-baling. Mengikat mur baling-baling ke baling-baling hanya dilaksanakan pada sistem poros baling-baling berukuran mur penutup/pelindung (fair cap). Dalam hal ini arah putaran ulir harus dibuat berlawanan dengan arah putaran baling-baling sewaktu kapal bergerak maju (ahead going)

3. Semua peralatan/perlengkapan hidraulik untuk pemasangan dan pencabutan baling-baling harus disimpan di kapal.

4. Minyak hidraulik yang digunakan untuk pemasangan dan pencabutan baling-baling (atau kopling flens) harus dari viskositas k.l. 3 s/d 6 E / 50 C n (k.l. 20 s/d 40 cSt), tergantung darisuhu udara terbuka dan konstruksu hub baling-baling (atau hub kopling flens), dan harus bebas dari “additives”, seperti misalnya Molykote yang berpengaruh kurang baik terhadap pemasangan baling-baling ke konus poros.

SURVEYOR HANDBOOK 90

PETUNJUK PENGUKURAN DEFLEKSI POROS ENGKOL

(CRANKSHAFT DEFLECTION) 1. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah poros

engkol dari mesin sudah tepat kesegarisannya (correctly aligned). Ketidak segarisan terjadi akibat pemasangan pada pondasi tidak baik atau letak pondasinya mengalami perubahan (mis. Akibat penggantian pelat di bawah pondasi mesin tersebut).

2. Untuk menjaga kesegarisan , diberikan batas harga yang diijinkan untuk simpang poros engkol untuk membatasi kenaikan tegangan tambahan pada sudut-sudut pena engkol dan journal engkol yang disebabkan oleh lenturan poros engkol yang dapat merusak mesin.

3. Seandainya pemasangan bantalan-bantalan poros sudah tepat, poros engkol walau tidak dibebani, akan dipengaruhi oleh setiap ketidak segarisan aksial pada salah satu bantalan poros engkol.

4. Pengukuran lonceng (dial indicator) diletakkan sedemikian rupa hingga pengukuran dilakukan kalau sudah segaris dengan “main bearing journal” yang bersangkutan.

5. Jika ketidak segarisan aksial pada bagian luar metal duduk dicurigai, maka keterangan pada lokasi tersebut dapat diperoleh dengan pengukuran simpang poros engkol pada silinder yang bersangkutan.

6. Sebenarnya agak sulit untuk dapat menetapkan dengan tegas batas-batas harga simpang poros dalam menjaga kesegarisan poros engkol, karena simpang poros engkol akan berubah sesuai dengan kekakuan lenturan dari poros engkol yang bersangkutan, susunan counter

Page 47: Surveyor Handbook

SURVEYOR HANDBOOK 91

weight pada setiap engkol, sudat hadap (phase angle) dari setiap engkol yang bersebelahan, dsb.

Cara yang efektif untuk menetukan kesegarisan engkol

adalah dengan jalan mengadakan pemeriksaan yang dapat memberikan tanda bahwa poros engkol selalu duduk dengan baik pada belahan bawah dari bantalan-bantalan metal duduk, yaitu dengan cara memutar poros engkol dan memeriksanya dengan “feeler gauges”.

Walaupun pengukuran simpang poros engkol telah dilakukan, namun pemeriksaan untuk mengetahui apakah journal engkol selalu duduk dengan baik pada belahan bawah dari bantalan-bantalan metal duduk tetap harus dilakukan.

7.1. Untuk pembatasan kenaikan tegangan lentur tambahan

“batas standard” simpang poros engkol adalah :

2s Δa = ao - au ≤ 10000

Dimana : Δa = batas standard simpang poros engkol ao = jarak antara permukaan dalam dari

pipi-pipi engkol yang berhadapan pada posisi titik mati atas

au = jarak antara permukaan dalam dari pipi-pipi engkol yang berhadapan pada posisi titik mati bawah

s = langkah torak.

7.2. Jika toraknya tidak dicabut, harga batas maksimum yang diijinkan ditentukan oleh pabrik mesin yang bersangkutan.

7.2.1.Tiap pabrik pembuat memberikan harga batas simpang poros engkol yang sedikit berbeda, karenanya dalam

SURVEYOR HANDBOOK 92

pelaksanaan survey pemeriksaan simpang poros engkol, surveyor mengikuti petunjuk dari pabrik pembuat mesin tersebut

7.2.2 Tabel berikut adalah contoh harga batas simpang poros engkol dari beberapa pabrik pembuat mesin diesel.

Engine /type of crank shaft

Limits of crank shaft deflection to be recomended

Limits of crank shaft deflection for which reconditi-oning is to be enforced

Sulzer / Semi Built Up B & W / Semi Built Up UE Mitsubishi / Semi Built Up PC 2 V

2s / 10000 2,4s / 10000 2s / 10000 2,4s / 10000

2s / 10000 3,6s / 10000 2s / 10000 3,7s / 10000

7.3. Seandainya data untuk mesin yang bersangkutan

tidak diperoleh, untuk pedoman harga batas maksimum simpang poros engkol adalah sbb : a. Untuk mesin baru = 0,014% x langkah torak (mm) b. Untuk mesin lama = 0,02% x langkah torak (mm) Hanya jika roda gila (flywheel) dipasang menggantung, maka simpang poros engkol maksimum adalah : 0,028% x langkah torak (mm) dari silinder no. 1 (paling dekat ke roda gila).

Page 48: Surveyor Handbook

SURVEYOR HANDBOOK 93

LIMIT DEFLEKSI POROS ENGKOL

• Limit defleksi pada saat uji operasi di Workshop : S/20000

• Limit defleksi pada saat uji safety : S/20000 • Limit defleksi dimana koreksi disarankan : 2S / 10000 • Limit defleksi dimana koreksi disyaratkan : 28.S/10000 RUANG MAIN BANTALAN

Panjang Pull-up standard untuk baling-baling yangdipasang ( forced fitted ) ke poros baling-balingdengan menggunakan pasak, umumnya sbb :

L = 2dp x 10 Tan @

Dimana : L = Panjang pull-up standard (mm) Dp = Diameter poros baling-baling

ujung Konus yang besar (mm) @ = Seperdua sudut konus ( derajat )

Bila baling-baling dilepas dari poros baling-baling dengan pelumasan, hub baling-baling tidak boleh melebihi 100 derajat C

SURVEYOR HANDBOOK 94

PETUNJUK PERBAIKAN CRANKSHAFT

1. U m u m Jenis kerusakan engine crankshaft adalah keausan, retak

dan cacat lainnya pada permukaan journal/crankpin. Setelah cacatnya dibuang, diameter crankshaft masih memenuhi syarat, baik ditinjau dari Rules BKI atau Instruction Book pabrik pembuat mesin yang bersangkutan.

Kemudian crankshaft dilakukan pengujian NDT untuk menetukan crankshaft bebas dari cacat.

Perbaikan hanya boleh dilaksanakan oleh qualified & recognized contractor dan yang sudah berpengalaman dalam perbaikan tersebut.

Contractor mengajukan rencana perbaikan “Repair Procedure” specification yang di”approve” oleh BKI pusat dan bila perlu diadakan procedure test.

Surveyor harus menghubungi BKI pusat sedini mungkin. Perbaikan baru dapat dilaksanakan setelah mendapat persetujuan dari BKI pusat.

2. Crankshaft tanpa built up Crankshaft dapat digunakan kembali sesudah polishing

dan menggunakan undersize bearing. Jika diperlukan dapat diberikan perlakuan pengerasan permukaan.

Pengukuran diameter pena atau journal engkol dapat diizinkan maksimum sebesar 1 % dari diameter asli. Petujuk pabrik pembuat perihal pengurangan maksimum dari diameter pena atau journal engkol dapat dijadikan pedoman.

Ovalitas maksimum pena atau journal engkol dapat diizinkan sebesar 0,001 d dari diameter asli.

Page 49: Surveyor Handbook

SURVEYOR HANDBOOK 95

3. Crankshaft diberi hard chrome plating Crankshaft dapat dijadikan ukuran standard dengan

build up yang menggunakan “hard chrome plating” Sesudah diberi hard chrome plating, kemudian

dimachining/plishing/grinding menjadi ukuran standard.

Petunjuk perihal tebal maksimum lapisan “Hard chrome plating” dari “qualified & recognized contractor” dapat dijadikan pedoman.

Dilakukan pengujian NDT untuk menentukan bahwa perbaikan bebas dari cacat.

Perbaikan dengan cara hard chrome plating merupakan perbaikan sementara.

Enam bulan pertama setelah perbaikan atau 3600 jam crankshaft diperiksa lagi secara visual. Bila hasil pemeriksaan baik, maka perbaikan crankshaft dinyatakan sebagai perbaikan tetap.

SURVEYOR HANDBOOK 96

PROSEDUR PEMERIKSAAN & PENGUJIAN INSTALASI LISTRIK BANGUNAN BARU

1. Gambar dan data teknik yang diperlukan :

a. Standar, code dan spesifikasi yang dipakai b. Gambar dan dat teknik Generator Pembangkit c. Diagram pengawatan (wiring diagram) d. Diagram satu garis (one line diagram) e. Pemasangan jalur / saluran kabel f. Gambar tata letak (lay –out ) pembangkit tenaga

listrik g. Sertifikasi pabrik pembuat ( Generator,MSB,Distribution panel ,kabel ) h. Laporan uji pabrik pembuat ( surat sertifikasi ) i. Ukuran kabel dan terminal kabel j. Data teknik komponen listrik lainnya ( Distribution

panel, transformator, elektromotor, baterai,dll ) 2. Pemeriksaan Fisik bangunan baru

a. Pemeriksaan visual b. Verifikasi dokumen dengan pelat nama (name

plate) semua komponen listrik yang dipasang c. Pemeriksaan kelengkapan pembangkit tenaga

listrik** d. Pemeriksaan cara peletakan/dudukan dan

kesegarisan pembangkit tenaga listrik e. Pemeriksaan penyambungan kabel f. Pemeriksaan penjaluran (cable tray),pengikatan &

penembusan kabel g. Pemeriksaan selungkup pelindung (enclosure) pada

bagian yang bertegangan dan bagian yang berputar pada pembangkit tenaga listrik**

h. Pemeriksaan kondisi pembumian dan penetralan seluruh jaringan instalasi listrik

i. Pemeriksaan panel kontrol pada pembangkit tenaga listrik

Page 50: Surveyor Handbook

SURVEYOR HANDBOOK 97

3. Penyaksian Pengujian & Pengukuran (Witness) a. Pengukuran tahanan isolasi (Insulation resistance

measurement) dengan megger test b. Pengujian tegangan tinggi (high-voltage test)

dengan tegangan 25 kv selama 1 menit dan diukur kembali tahanan isolasi

c. Pengujian paralel, untuk sistem pembangkit tenaga listrik yang dirancang kerja paralel

d. Uji fungsi / uji operasi kerja seluruhkomponen listrik yang terpasang (Distribution panel, tranformator, elektromotor,dll )

e. Pemeriksaan setting relay-relay kontrol pengaman f. Setting meter-meter pengukur g. Uji start otomatis untuk unit darurat

SURVEYOR HANDBOOK 98

PROSEDUR PEMERIKSAAN & PENGUJIAN INSTALASI LISTRIK YANG SUDAH TERPASANG

(PENERIMAAN KELAS UNTUK KAPAL YANG SUDAH JADI )

1. Penelaahan dokumen, (gambar teknik dan data-data

teknik) a. Diagram pengawatan (wiring diagram) b. Daigram satu garis (one-line diagram) c. Diagram jalur dan saluran kabel d. Data teknis pembangkit tenaga listrik e. Laporan uji dari Pabrikan f. Ukuran kabel dan terminal kabel

2. Pemeriksaan, pengujian dan pengukuran di lapangan a. Pemeriksaan visual b. Periksa kondisi dan pelat nama (name plate) unit

pembangkit c. Pemeriksaan kelengkapan pembangkit tenaga listrik d. Pemeriksaan dudukan pembangkit tenaga listrik e. Pemeriksaan pemasangan hasil instalasi penjaluran

& pengikatan kabel f. Pemeriksaan kondisi pembumian dan penetralan g. Pemeriksaan kondisi instalasi unit pembangkit h. Pemeriksaan panel kontrol pada pembangkit tenaga

listrik i. Pemeriksaan kelurusan (alignment) poros &kopling

penggerak mula & generator j. Pengukuran tahanan isolasi (insulation resistance

meaasurement) k. Uji fungsi / uji operasi kerja seluruh jaringan listrik

yang terpasang

Page 51: Surveyor Handbook

SURVEYOR HANDBOOK 99

PEMERIKSAAN PAPAN HUBUNG UTAMA DAN URUTAN PENGUJIANNYA (TESTING).

1. Ukuran-ukuran luarnya disesuaikan dengan gambar

2. Tes tegangan tinggi dan megger test

3. Tes kenaikan suhu dari M.S.B ( “heat run test ) Arus listrik dialirkan, besarnya arus sama dengan

besarnya arus kerja ( rated current ) dari generator,kenaikan suhu dari tiap-tiap bagian ( busbar,, kontak-kontak, dll) dicatat setiap 30 menit, bila kenaikan suhunya sudah stabil ( tidak naik lagi), maka testing boleh distop (selesai ).Mengacu pada Pabrik pembuat

4. Verifikasi semua meter-meter di-kalibrasi, relay test, A.C.B dam U.V.C test. - Semua meter-meter dikalibrasi dengan standard

motor. - O.C.R ( Over Current Relay ) (pref. Trip ) ditest, set

point 100 % dan ditest dengan arus sebesar 110 % dari “rated current “, dicheck apakah bekerja dengan baik.

- R.P.R ( Reverse Power Relay ) ditest, dengan tenaga sebesar 15 % dari tenaga generator, dicheck apakah bekerja dengan baik.

A.C.B, U.V.C ( Under voltage Current ) ditest, dengan tegangan sebesar 80 % dari tegangan normalnya (rated voltage) A.C.B harus dapat masuk/ dimasukkan (“ON”), pada tegangan kurang dari 60 % tegangan normalnya harus trip (“OFF”).

5. Uji pengaman arus lebih O.C.R (ver current Relay) A.C.B ( Air Circuit Breaker ) tripping test. Dalam hal ini A.C.B tripping di-stel pada set point 115 %, dan tes dengan arus sebesar 120 % dari “ rated current “nya, dan di-test apakah bekerja dengan baik.

Test kerjanya peralatan tersebut dibawah ini :

SURVEYOR HANDBOOK 100

- A.C.B “ON” dan “OFF” test. - R.P.R ( Reverse Power Relay ) test - Test rangkaian governor motor. - Test interlock dari Harbour Gen., hubung darat,

Gen. Induk. - Test lampu kebocoran arus listrik - Test trip darurat dan pref. Trip. Catatan :harap dicatat No. dari MCB yang dilekapi dengan trip darurat (emergency trip).

PEMERIKSAAN KOMPONEN LISTRIK LAINNYA

- BATERAI Check semua penempatan dan kondisi ruangan - TRANSFORMATOR Check sertifikatnya, check tahanan Isolasi dan

penempatannya - DISTRIBUTION PANEL Check penempatannya dan di uji fungsi - ELEKTROMOTOR Semua motor listrik dimegger test dan diuji fungsi

setelah dicheck pemasangan dan pembumiannya - KABEL LISTRIK

Dimegger test, dichek penjalurannya,cara pemasukannya ke panel atau terminal, check pembumiannya/penetralannya.

Page 52: Surveyor Handbook

SURVEYOR HANDBOOK 101

TAHANAN ISOLASI (MEGGER TEST )

Semua komponen dan instalasi propulsi listrik harus dikenakan pengukuran tahanan isolasi. Pengukuran ini harus dilakukan dengan tegangan D.C. sekurang-kurangnya 500 V di tempat sirkuit yang diuji, termasuk kapasitor-kapasitor besar ( misalnya kapasitor-kapasitor anti-interferensi ), harus dilepas guna menghindarkan kesalahan pengukuran dari jatuhnya tegangan uji. Pengukuran tahanan isolasi pada lilitan utama harus dilakukan pada mesin-mesin dalam kondisi kerja/panas. Nilai tahanan isolasi minimum dalam mega ohm tersebut, dihasilkan dari rumus sebagai berikut : Tetapi sekurang-kurangnya 1 ( satu ) mega ohm, ditetapkan sebagai nilai tegangan. Tahanan isolasi dari seluruh bagian bertegangan yang dihubungkan secara konduktiVE terhadap bumi dan dari seluruh penghantar yang terisolasi satu sama lain, kepada masing-masingnya, akan berjumlah / berharga sekurang-kurangnya 1 ( satu ) mega ohm Instalasi boleh dipisah-pisahkan kedalam seksi-seksi untuk tujuan pelaksanaan pengukuran. Tahanan isolasi dari sirkuit yang memiliki tegangan kerja maksimum kurang dari 50 v, harus serendah-rendahnya 0,5 mega ohm. Komponen-komponen elektronika di luar sirkuit-sirkuit utama harus diukur, kalau perlu pada tegangan yang lebih kecil.

3 x tegangan kerja ( nominal ) dalam V Daya keluar nominal dalam KVA + 1000

SURVEYOR HANDBOOK 102

2.3 LAMBUNG TIMBUL & CARGO GEAR

A. PEMERIKSAAN LAMBUNG TIMBUL

1. Regulasi a. International Load Line Convention 1966 (ILLC

66), ILLC yang digunakan oleh Kapal berbendera Indonesia yang berlayar di perairan internasional.

b. Indonesian Domestic Load Line Regulation 1986 (PGMI 86) untuk Kapal berbendera Indonesia yang berlayar di Indonesia, Asia Tenggara dapat menggunakan Indonesian Domestic Load Line Regulation ( PGMI 86 ). Owner dapat mengajukan permintaan PGMI 86 ke BKI.

2. Kondisi secara umum ketentuan ILLC 66 dan PGMI 86 sama, hanya beberapa bagian yang berbeda seperti yang ditunjukkan pada tabel dibawah ini :

No ILLC 1966 PGMI 86 1.

2.

3.

4.

Tinggi haluan yang disyaratkan harus dipenuhi Perhitungan Freeboard freeboard minimum

dari tabel A & B Koreksi Sheer (6 titik)

Masa berlaku sertifikat 5 tahun Sertifikat sementara 5 bulan

Tinggi haluan tidak disyaratkan

• freeboard minimum menurut formula

• Koreksi sheer (AP & FP) Masa berlaku sertifikat 4 tahun Sertifikat sementara 3 bulan

3. Jenis-jenis Survey

a. Survey pertama untuk pengeluaran sertifikat b. Inspeksi periodik Lambung timbul / Survey

tahunan c. Survey periodik / survey pembaharuan kelas

Page 53: Surveyor Handbook

SURVEYOR HANDBOOK 103

d. Survey khusus - Penyelesaian pelaksanaan rekomendasi - Perubahan sarat - Perubahan dari geladak terbuka ke geladak

tertutup atau dari geladak tertutup menjadi geladak terbuka

- Perubahan besar (seperti perubahan panjang kapal & jenis kapal)

4. Pelaksanaan Survey

4.1 Penentuan Survey

4.1.1 a Survey pertama harus dilaksanakan bersamaan dengan survey penerimaan kelas kapal bangunan lama yang dibangun di bawah pengawasan kelas.

Untuk Kapal yang pembangunan dibawah pengawasan (bangunan baru) atau bangunan lama, urutan survey : - Verifikasi konstruksi Kapal dan peralatan

diatur oleh peraturan load line didasarkan pada persetujuan gambar dan standar yang diakui.

- Data-data kondisi laporan dari assignment (form F-9 untuk ILLC 1966 atau F-9A untuk PGMI 86) dan diajukan ke Kantor BKI Pusat (Divisi Statutoria).

Berdasarkan form tersebut diatas (F-9 atau F-9A), Kabag Load Line dan Alat Angkat Divisi Statutoria akan menginformasikan ke surveyor apakah konstruksi Kapal dan perlengkapannya telah memenuhi persyaratan ILLC 1966 atau PGMI 1986. Jika dianggap perlu Kabag Load line & Alat angkat akan mengeluarkan rekomendasi yang mana harus diikuti.

- Kabag LL & CG akan menerbitkan Instruksi Pemasangan Lambung Timbul (IPLT) dan

SURVEYOR HANDBOOK 104

dikirim ke surveyor untuk digunakan pada pemasangan marka lambung timbul pada kedua sisi kapal. Atas permintaan Surveyor/galangan, Divisi Statutoria akan mengeluarkan IPLT sebelum menerima form F-9 atau F-9A apabila tidak ada perubahan dimensi Kapal dari gambar yang disetujui sebelumnya.

- Surveyor memverifikasi pemasangan tanda lambung timbul berdasar pada IPLTdan membuat berita acara

- Mengeluarkan Sertifikat sementara ILLC 1966 atau sertifikat PGMI 1986.

- Masa berlaku sertifikat sementara adalah 5 bulan untuk ILLC 1966 dan 3 bulan untuk PGMI 1986.

- Laporan survey pada form F-135 harus dikirim ke kantor BKI pusat

4.2 Inspeksi Periodik Load Line ( Survey Tahunan ) - Batas tanggal pelaksanaan survey 3 bulan

sebelum dan 3 bulan setelah satu tahun dari tanggal survey pertama yang dilakukan.

Surveyor dapat menentukan tanggal dari status survey atau melihat sertifikat load line.

- Lingkup survey mengikuti ckecklist survey form F-105 untuk ILLC 1966 atau F-106 untuk PGMI 1986.

- Ketika batas tanggal survey telah lewat, Surveyor harus meminta persetujuan kantor BKI Pusat lebih dahulu untuk melaksanakan survey menulis kalimat berikut pada sertifikat

“ This Certificate has been revalidated since ……………… ( date ) “

Metode terdapat pada form F-105 dan F-106, B-2 appendix 3 dan 5

Page 54: Surveyor Handbook

SURVEYOR HANDBOOK 105

4.3 Survey periodic ( Survey Pembaruan ) ILLC 1966 - Pelaksanaan Survey Pembaruan adalah pada

akhir masa berlaku dari sertifikat ( yaitu 5 tahun dari survey pertama atau survey pembaruan terakhir).

- Apabila survey pembaruan kelas dilaksanakan sebelum tahun kelima dari sertifikat survey load line harus dilaksanakan pada waktu bersamaan dengan survey pembaruan kelas.

- Lingkup survey berdasar pada Form F-105 dan metode pelaporan dapat dilihat pada B-2 Appendix 3.

- Jika survey dilaksanakan lebih dari 3 bulan setelah batas akhir masa berlaku sertifikat surveyor harus meminta persetujuan kantor pusat BKI sebelumnya untuk melaksanakan survey.

- Setelah menentukan survey, surveyor mengeluarkan sertifikat sementara dan mengirimkannya ke kantor pusat BKI, bersama dengan F-105 dan F-135.

4.4 Survey Pembaruan PGMI 1986 - Survey yang dilakukan pada tahun keempat

setelah survey pertama atau survey pembaruan terakhir.

- Lingkup survey berdasarkan checklist form F-106 dan metode pelaporan dapat dilihat pada B-2 Appendix 5.

- Masa berlaku dari sertifikat sementara adalah 3 bulan.

- Jika survey pembaruan kelas tidak dilaksanakan pada tahun keempat, survey tahunan harus dilaksanakan dan sertifikat sementara harus diterbitkan.

- Jika survey pembaruan kelas tidak dilaksanakan setelah 3 bulan untuk masing-masing kepala cabang harus mengeluarkan sertifikat sementara

SURVEYOR HANDBOOK 106

load line dengan kode Perp. I (Extension I), Perp. II (Extension II) hingga Perp. III(Extension III) tanpa melaksanakan survey.

- Akhirnya Survey pembaruan kelas dan survey periodik dilaksanakan secara bersama-sama.

5. Survey Khusus

5.1 Penyelesaian rekomendasi yang belum dilaksanakan Rekomendasi yang belum dilaksanakan sepanjang survey periodic harus diselesaikan sesuai dengan tanggal yang ditetapkan pada laporan. - Perbaikan bulwark pada guard rail - Perbaikan pintu kedap air - Perbaikan pipa-pipa udara,ventilasi, dll. - Hatch cover - Dll Laporan menggunakan form F-105 atau F-106 hanay halaman 1/4 dan tanda pengesahan sertifikat.

5.2 Perubahan Sarat Owner dapat mengajukan perubahan sarat. Mereka harus memasukkan dokumen untuk persetujuan antara lain : Gambar modifikasi konstruksi, perhitungan stabilitas, dll. - Surveyor harus memasukkan form F-9 atau F-9A

yang baru ke Kantor BKI Pusat. - Apabila kondisinya memungkinkan, kantor BKI

pusat akan menginformasikan surveyor, dan mengirim gambar yang telah disetujui dan IPLT yang diperbaiki.

- Setelah selesai survey, surveyor akan menerbitkan sertifikat sementara yang berlaku selama 5 bulan untuk ILLC 1966 dan 3 bulan untuk PGMI 1986.

- Laporan hanya pada halaman 1/4 dan 2/4 dari form F-105 atau F-106

Page 55: Surveyor Handbook

SURVEYOR HANDBOOK 107

- Apabila survey dilaksanakan secara bersamaan dengan periodical load line maka item survey mencakup juga inspeksi tahunan ditentukan pada halaman 3/4 dan 4/4 dari form F-105 atau F-106

5.3 Perubahan dari deck terbuka menjadi deck tertutup atau dari tertutup menjadi deck terbuka Untuk Kapal berbendera Indonesia tidak menggunakan dua tonase (dual tonnage) BKI akan melaksanakan jika diberikan wewenang oleh negara bendera kapal. Verifikasi apakah sertifikat yang berlaku sudah sesuai dengan marka lambung timbul yang ada di kapal - Jika kondisi geladak terbuka, sebagian tonase

terbuka harus dibuka dan marka freeboard pada kondisi terbuka harus dicat dengan warna yang berbeda dari cat lambung.

- Jika kondisi geladak tertutup yang disyaratkan sebagai full scantling harus diverifikasi dengan dan marka freeboard dari geladak tertutup harus dicat dengan warna yang berbeda dengan cat lambung.

- Hanya satu sertifikat yang berlaku dalam satu kapal. Pada kondisi terbuka sertifikat geladak tertutup yang ditetapkan tidak berlaku.

5.4 Perubahan dari ILLC 1966 menjadi PGMI 1986 atau sebaliknya Survey dilaksanakan dapat disamakan per 2.4.5.2

5.5 Perubahan type Kapal dari type A ke Type B atau sebaliknya Survey dilaksanakan dapat disamakan per 2.4.5.2

5.6 Perubahan besar, (misalnya penambahan panjang ) Kapal Survey dilaksanakan dapat disamakan per 2.4.5.2

SURVEYOR HANDBOOK 108

6. Appendix 1. B-2 Appendix 1 : Form F-9 2. B-2 Appendix 2 : Form F-9A 3. B-2 Appendix 3 : Form F-105 4. B-2 Appendix 4 : Metode terdapat pada

Form F-105 (Edisi Indonesia)

5. B-2 Appendix 5 : Form F-106 6. B-2 Appendix 6 : Metode terdapat pada

Form F-105 (Edisi Indonesia)

Page 56: Surveyor Handbook

SURVEYOR HANDBOOK 109

LOAD LINES (GARIS MUAT)

Di Indonesia Berlaku 2 macam Peraturan Garis Muat : • ILLC 1966 (International Load Line Convention 1966)

diberlakukan di indonesia sejak pemerintah R.I Meratifikasi konfensi ini pada tahun 1976

• PGMI 1986 (peraturan garis muat kapal indonesia 1986) Diberlakukan berdasarkan. Keputusan Mentri Perhubungan no. Km.37/al.407/phb-86 tanggal 14 maret 1986

Perbedaan Antara Kedua Peraturan Tersebut Menurut:

1. Daerah pelayaran - ILLC '66 : tidak dibatasi.

- PGMI '86 : wilayah perairan Indonesia dengan batas-batas: pantai barat Malaysia, bagian selatan Muangthai, bagian selatan pulau Mindanao (Philipina), Papua New Guinea, bagian utara Australia

2. Konstruksi kapal: - ILLC ‘66 : ada persyaratan tinggi haluan

minimum - PGMI '86 : tidak ada persyaratan tinggi haluan

3. Jenis kapal - ILLC '66 untuk tongkang tak berawak disebabkan dari

persyaratan perlindungan awak kapal dan tinggi haluan serta mendapat keringanan lambung timbul sebesar 25 %

- PGMI ’86 : tidak ada keringanan untuk tongkang tak berawak.

4. Masa berlaku sertifikat - ILLC '66 sertifikat berlaku selama 5 tahun, tidak dapat

diperpanjang.

SURVEYOR HANDBOOK 110

- PGMI.'86: sertif1kat berlaku selama 4 tahun, dapat diperpanjang selama 3 bulan

Istilah-Istilah Pada Peraturan Garis Muat

• garis geladak : garis horisontal panjang 3000 mm. Lebar 25 mm. Yang ditempatkan di sisi pada pertengahan panjang kapal tepat pada sisi atas geladak lambung timbul.

• marka garis muat terdiri dari lingkaran dengan diameter 300 mm. Tebal 25 mm. Dipotong garis

• Horizontal sepanjang 450 mm. Tebal 25 mm. Marka ini ditempatkan tepat dibawah garis geladak pada jarak sebesar lambung timbul kapal...garis-garis horizontal panjang 230 mm. Tebal 25 mm. yang menyatakan garis muat kapal serta garis vertikal t ebal25 mm dipasang 540 mm. Dari titik pusat lingkaran

• Geladak lambung timbul geladak teratas yang menyeluruh terbuka thd cuaca dan air laut, mempunyai penutupan yang permanen serta kedap air baik pada bukaan-bukaan diatas maupun pada sisi kapal, geladak yang lebih rendah dapat dianggap sebagai geladak lambung timbul jika geladak tersebut menyeluruh dan permanen dengan panjang sekurang-kurangnya antara sekat kamar mesin s/d sekat tubrukan.

• Bangunan atas bangunan tertutup di atas geladak. lambung timbul dengan lebar sekurang-kurangnya 96% lebar kapal.

Bangunan tertutup

Bangunan yang memenuhi syarat-syarat : - Konstruksi sekat-sekat penutup efisien - Mempunyai pintu masuk yang sesuai peraturan

lambung timbul - lubang-lubang lain mempunyai penutup kedap cuaca.

Page 57: Surveyor Handbook

SURVEYOR HANDBOOK 111

- Kedap air : sistem konstruksi dimana air tidak dapat merembes dari kedua sisinya

- Kedap cuaca: sistem konstruksi dimana air tidak dapat merembes kedalam kapal.

- Posisi 1: posisi diatas geladak lambung timbul/geladak penggal yang. Tidak terlindung atau diatas geladak bangunan atas pada jarak panjang kapal dari garis tegak haluan (fp).

- Posisi 2: posisi diatas geladak bangunan atau yang tidak terlindung pada jarak dibelakang panjang kapal dari garis tegak haluan.

Syarat-Syarat Penentuan Lambung Timbul

1. Stabilitas kapal Stabilitas kapal harus terjamin ⇒ di kapal tersedia panduan pemuatan kapal serta perhitungan stabilitas kapal yang telah disetujui

2. Kekuatan kapal Kekuatan badan kapal cukup untuk sarat sesual lambung timbul yang ditetapkan. ⇒ Kapal yang dibangun dan dirawat sesuai peraturan badan klasifikasi yang diakui pemerintah / dianggap mempunyai kekuatan yang cukup

3. Pintu-pintu Pintu-pintu pada sekat bangunan atas tertutup harus mempunyai kekuatan yang sama seperti sekat yang tidak berlubang harus kedap cuaca jika ditutup dan dapat dilayani dua sisi sekat Ambang pintu pada posisi 1 600= mm, pada posisi 2 = 380 mm.

4. Ambang palka Lubang palka harus mempunyai ambang sebesar 600 mm. Untuk Posisi 1 dan 450 mm. Untuk posisi 2.

SURVEYOR HANDBOOK 112

Lubang palka dengan penutup kayu harus memenuhi Persyaratan sbb: - Lebar dudukan tutup palka > 65 mm. - Tutup kayu tebal > 60 mm. B entangan < 1500 mm. - Kekedapan cuaca dijamin oleh 2 lembar -,r terpal

yang jepit ke ambang palka dengan menggunakan baji-baji

Lubang palka dengan tutup kedap cuaca dari baja tutup palka harus mempunyai kekuatan yang cukup serta dalam bentuk -yang disetujui kekedapan cuaca harus dapat dipertahankan dalam tiap kondisi cuaca - harus diuji kekedapannya pada periode tertentu

5. Lubang lubang ruang mesin Lubang ruang mesin harus dilindungi dengan selubung baja dengan kekuatan yang cukup, pintu pada selubung harus memenuhi persyaratan ambang dari tiap corong angin, cerobong atau ventilator ditempatkan setinggi mungkin sejauh dapat diterima / dilaksanakan. Lubang corong angin / ventilator harus dapat ditutup kedap cuaca

6. lubang-lubang pada geladak lambung timbul dan geladak bangunan atas lubang pada geladak yang tidak terlindung harus dilengkapi dengan tutup kedap air yang kuat atau dengan cara melindungi lubang dengan rumah geladak dengan pintu yang memenuhi persyaratan kedap cuaca.

7. Ventilator Ventilator harus mempunyai ambang yang kuat sekurang- kurangnya 900 mm, untuk posisi 1 dan 760 mm, untuk posisi 2 disambungkan dengan baik ke geladak, untuk tinggi ambang > 900 mm. harus diberi penyangga khusus.

Page 58: Surveyor Handbook

SURVEYOR HANDBOOK 113

8. Pipa udara Pipa udara untuk tangki-tangki balas atau tangki lainnya dibuat setinggi 760 mm. Diatas geladak lambung timbul atau 450 mm. Diatas geladak bangunan atas, disediakan penutup pipa udara yang permanen.

9. Pintu muat atau sejenisnya Lubang-lubang pada lambung kapal dibawah geladak lambung timbul harus dilengkapi penutup yang menjamin kekedapan air serta keutuhan bangunan sepatu dengan pelat kulit yang mengelilinginya. Tepi bawah dari lubang-lubang ini tidak boleh berada lebih rendah dari batas garis muat tertinggi.

10. Saluran.buang dan pemasukan umumnya tiap. Saluran buang harus mempunyai satu katup anti balik otomatis yang dilengkapi dengan cara penutupan langsung dari atas geladak lambung timbul, bila jarak antara ujung.dalam pipa lebih dari 0,01 l maka saluran buang dapat menggunakan dua buah katup anti balik otomatis tanpa alat penutup langsung dimanan katup bagian dalam dapat dicapai untuk pemeriksaan bila jaraknya lebih dari 0,02 l dapat menggunakan satu katup anti balik otomatis

11. Tingkap sisi (Side scuttle) - tingkap sisi harus terbuat dari konstruksi yang baik

dan disetujui - tidak boleh dipasang lebih rendah dari jarak 500

mm. Atau 2,5 % B di atas garis muat - Tingkap sisi pada ruangan dibawah geladak

lambung timbul harus dilengkapi dengan penutup kedap air

12. Lubang pembebasan Pada kubu-kubu dibuatkan lubang-lubang pembebasan air / sehingga air yang masuk ke kapal tidak akan tergenang.

SURVEYOR HANDBOOK 114

13 Perlindungan awak kapal - Rumah geladak yang digunakan untuk tempat

tinggal awak kapal harus mempunyai kekuatan yang cukup.

- Bagian geladak yang tidak terlindung dipasang pagar / kubu-kubu dengan tinggi tidak kurang dari 1000 mm.

- jarak batang terendah dari pagar adalah 230 mm. Dari geladak, batang-batang lain berjarak tidak lebih dari 380 mm.

- Cara-cara lain yang disetujui harus disediakan untuk menjamin keselamatan awak kapal untuk melaksanakan pekerjaan di kapal

14. Persyaratan khusus untuk Kapal tangki - Mempunyai integritas geladak yang tinggi - Selubung kamar mesin dilindungi dengan bangunan

atas /rumah geladak - Lubang Palka, dilengkapi dengan tutup kedap cuaca

yang efisien - Ada jembatan yang menghubungkan bagian depan

dengan bagian belakang kapal.

Page 59: Surveyor Handbook

SURVEYOR HANDBOOK 115

PENGUJIAN & PEMERIKSAAN CARGO GEAR

1. Setiap alat angkat harus diuji dengan suatu beban uji

yang melebihi beban kerja aman (SWL) sbb : SWL Beban Uji

S/d 20 ton 25% diatas beban kerja aman 20 s/d 50 ton 5 ton diatas beban kerja aman di atas 50 ton 10% diatas beban kerja aman

2. Untuk sistem derek beban uji harus diangkat dengan derek normal kapal dengan posisi batang derek pada sudut minimum sesuai perencanaan (umumnya 150), atau pada sudut yang besarnya disetujui. Sudut derek pada saat pengujian harus dicantumkan pada sertifikat uji. Setelah beban uji dilepas batang derek harus diayun sejauh mungkin pada dua arah yang berbeda.

2.1. SWL yang ditunjukkan hanya berlaku bagi derek dengan sistem ayunan. Untuk jenis derek ganda (union purchase) SWL ditentukan sebagaimana tercantum pada formulir L A 2 (U)

2.2 Untuk derek kapasitas besar harus diperhatikan apakah stay telah terpasang dengan benar.

3. Untuk kran, beban uji harus digantungkan, diayun dan ditegakkan secara perlahan. Kran (Gantry Crane) dan kran berjalan (Traveling Crane) harus digerakkan bersama dengan keretanya (bila mungkin) secara melintang dan memanjang pada seluruh panjang lintasannya.

3.1. Untuk kran yang memiliki beban radius kerja yang bervariasi pengujian umumnya dilaksankan dengan beban uji yang sesuai pada radius maximum, minimum dan pertengahan.

SURVEYOR HANDBOOK 116

3.2. Untuk kran hydrolik dimana keterbatasan tekanan menyebabkan ketidak mungkinan pengangkatan beban 25 % di atas SWL, cukup dilakukan pengangkatan seberapa mungkin dengan syarat tidak boleh kurang dari 1,1 SWL.

4. Sebagai suatu ketentuan umum, pengujian harus dilakukan dengan beban uji dan untuk pengujian pertama tidak boleh ada kekecualian. Untuk perbaikan, penggantian atau bila pengujian periodik mensyaratkan pengujian ulang, maka penggunaan pegas atau penyeimbangan hidrolis dapat dipertimbangkan. jika menggunakan per atau penyeimbangan hidrolis maka peralatan tersebut harus dikalibrasi dan ketelitiannya harus dalam batas kurang lebih 2 % dan indikatornya harus tetap konstan selama 5 menit.

4.1. Jika tidak menggunakan beban uji maka hal tersebut harus disebutkan pada kolom (3).

5. Pengertian 1 ton adalah 1000 kg.

6. Pengertian “Compotent Person”, Pemeriksaan seksama” dan “alat angkat” ditentukan pada formulir L A 1.

CATATAN Untuk rekomendasi mengenai prosedur uji dalam dokumen ILO “ Safety and Health Dock Work” dapat dijadikan acuan.

Page 60: Surveyor Handbook

SURVEYOR HANDBOOK 117

PENGUJIAN & PEMERIKSAAN DEREK YANG BEROPERASI SEBAGAI

DEREK GANDA (UNION PURCHASE) 1. Sebelum digunakan, derek ganda yang beropersi harus

diuji dengan beban yang melebihi beban kerja aman derek ganda SWL (U) seperti berikut : SWL Beban Uji

S/d 20 ton ditamabah 25 % 20 s/d 50 ton ditambah 5 ton di atas 50 ton ditambah 10 %

2. Pengujian harus dilaksanakan dengan ketinggian pelat segitiga maximum di atas ambang palka yang disetujui atau pada sudut antara tali-tali muatan dan dengan batang derek pada kondisi operasi, untuk membuktikan kekuatan pelat mata geladak dan sistem derek ganda. Tinggi pelat segitiga atau sudut antar tali-talitidak boleh melebihi nilai yang tercantum dalam gambar susunan peralatan bongkar muat. Pengujian harus dilaksanakan menggunakan beban uji

SURVEYOR HANDBOOK 118

PENGUJIAN DAN PEMERIKSAAN SEKSAMA INTERCHARGEABLE COMPONENT DAN LOOSE

GEAR

1. Setiap interchargeable component dan loosegear harus diperiksa seksama sebelum digunakan untuk pertama kalinya dan sesudah suatu perubahan yang penting atau perbaikan dari bagian yang berpengaruh pada keselamatannya. Beban uji yang digunakan harus sesuai dengan tabel berikut :

Interchargeable

Component SWL Beban uji

“PLStat “ Rantai, cincin, kait, segel, kili-kili dll Kerek roda ganda Kerek roda tunggal tanpa beket Kerek roda tunggal dengan beket

s/d 25 t diatas 25 t s/d 25 t diatas 25 t s/d 160 t diatas 160 t s/d 12,5 t diatas 12,5 t s/d 8,0 t diatas 8,0 t

2 x SWL (1,22 x SWL) + 20 t 2 x SWL (0,933 x SWL) + 27 t 1,1 x SWL 4 x SWL (2,44 x SWL) + 20 t 6 x SWL (3,66 x SWL) + 20 t

Peralatan lepas seperti balok angkat, spreader dan alat sejenis lainnya.

s/d 10 t diatas 10 t s/d 160 t diatas 160 t

2 x SWL (1,04 x SWL) + 9,6 t 1,1 x SWL

*) Untuk kerek roda ganda, batas beban kerja adalah sama dengan beban yang dizinkan pada gantungan Derek

Untuk kerek roda tunggal tanpa beket, batas beban kerja adalah sama dengan setengah beban yang diizinkan pada gantungan. Jika kedua bagian tali bergerak sejajar maka SWL adalah sama dengan tegangan pada tali. Untuk kerek jalur tunggal dengan beket, SWL adalah sama dengan sepertiga beban suspensi yang diizinkan pada gantungan. Jika ketiga bagian tali

Page 61: Surveyor Handbook

SURVEYOR HANDBOOK 119

bergerak sejajar maka batas beban kerja adalah sama dengan tegangan pada tali

2. Menyimpang dari butir 1 komponen dengan SWL diatas 100t dan loosegear dengan SWL diatas 10 t yang akan digunakan untuk peralatan angkat yang sejenis boleh diuji dinamis bersamaan dengan uji beban peralatan angkat tersebut dengan menggunakan beban uji

“SWL” dari alat angkat Beban uji “PLDyn “ s/d 20 t dari 20t s/d 50t di atas 50t

SWL + 25 % SWL + 5 % SWL + 10 %

Komponen yang diuji dengan beban “PLDyn “ bukan merupakan “interchargeable component ‘‘, dapat juga digunakan, dengan catatan mendapat persetujuan tertulis dari Biro Klasifikasi Indonesia, untuk peralatan angkat lainnya. Untuk tiap komponen tersebut harus diterbitkan sertifikat tersendiri dalam format LA3.

SURVEYOR HANDBOOK 120

PENGUJIAN DAN PEMERIKSAAN SEKSAMA STEEL WIRE ROPE (SWR)

1. SWR harus diuji dengan menggunakan sebuah contoh

benda uji dengan cara merusak. Jika keadaan ini tidak memungkinkan maka beban putus diperoleh dengan cara menguji kawat hingga putus.

2. Prosedur uji harus sesuai dengan standard internasional atau standard nasional yang diakui.

3. SWL dari SWR ditentukan dengan membagi beban putus dengan koefisien utilisasi tersebut dibawah ini :

Koefisien Utilisasi “ K “ SWL ( ton )

Tali Gerak Tali Penahan

Sling tali kawat*) (sling kaki tunggal)

s/d 10

10 s/d 107

10 s/d 160

diatas 107

diatas 160

5

-

1910(8,85xSWL)

10.000

+ -

3

4

191(8,85xSWL)

8.000

+ -

2,8 -

6

-

19(8,85xSWL)

12.000

+ -

3,6

Koefisien tersebut diatas harus dipakai kecuali ada persyaratan lain yang ditentukan oleh badan nasional *) Jika sling tali kawat merupakan satu kesatuan dari “loose

gear”, maka penentuan ukuran sling ini dapat dianggap sebagai “Tali statis” dengan syarat tiap sling dilengkapi dengan simpul ujung atau rongga tali pada kedua ujung.

Page 62: Surveyor Handbook

SURVEYOR HANDBOOK 121

PENGAKUAN SERTIFIKAT UJI DAN PEMERIKSAAN SEKSAMA DARI SWR

A. Pabrik pembuat SWR boleh menguji sendiri produknya

dan menerbitkan sertifikat yang dapat diakui oleh BKI jika memenuhi persyaratan berikut :

1. Pabrik pembuat harus disetujui oleh BKI. 2. SWR harus diperiksa sesuai dengan peraturan

BKI. 3. Semua type konstruksi tali harus mendapat

persetujuan dari BKI. 4. Suatu tanda pengenal dengan nama pabrik harus

diterakan pada SWR. Sebagai tambahan bahwa tanda pengenal tersebut harus mencantumkan nomor pengenal yang diberikan oleh BKI. Disamping itu juga pada SWR harus dikaitkan benang berwarna yang menunjukkan tegangan tarik dari SWR tersebut. Benang tersebut dapat dihilangkan bila tanda pengenal mempunyai warna dengan masing-masing kuat tarik.

5. Semua mesin uji tarik untuk menguji SWR dan tali harus berada dalam pengawasan Biro Klasifikasi Indonesia.

6. Formulir yang digunakan adalh formulir yang dikeluarkan oleh BKI.

B. Atas permintaan pemasok tali kawat dapat diberi

wewenang oleh Biro Klasifikasi Indonesia untuk menyalin sertifikat asli pabrik ke dalam formulir BKI. Hal ini dapat dimungkinkan untuk tali dari pabrik yang diakui oleh BKI untuk tali yang diuji secara sendiri.

SURVEYOR HANDBOOK 122

PENGUJIAN LIFT

Pengujian hanya dilakukan untuk lift kapal yang dikelaskan pada BKI. Seluruh komponen harus dibersihkan Setiap komponen yang rusak atau tidak berfungsi dengan baik harus diganti dengan atau diperbaiki;: secara khusus harus ditentukan sebelum pengujian, apakah alat pengaman dari pintu (kontak, magnit dan alat pengunci lainnya) beroperasi dengan baik, apakah peralatan pelepas ujung dapat menghentikan lift dan apakah penyelaras tingkat dari lift berfungsi dengan baik dicoba dan berfungsi dengan baik. Seorang ahli lift harus mengoperasikan tersebut selama pengujian. Personil pembantu dan peralatan yang diperlukan (beban uji, perkakas, sekering listrik, dan seterusnya) harus tersedia. Catatan lift tersebut harus diberikan kepada surveyor BKI sebelum pengujian. Bila, akibat persiapan yang tidak memadai, pengujian tidak dapat atau tidak seluruhnya dapat dilakukan pada waktu yang ditentukan atau bila selama dalam pengujian lift tersebut ternyata tidak berada pada kondisi yang ditetapkan maka pengujian harus diulang. Oleh karena itu dianjurkan agar selalu untuk menghadirkan mekanik lift dalam persiapan pengujian dan melakukan pengerakan dan melaksanakan percobaan selama pengujian, kecuali tersedia personil lain yang memadai.

Page 63: Surveyor Handbook

SURVEYOR HANDBOOK 123

PENGUJIAN DAN PEMERIKSAAN FIBRE ROPES

1. Fibre Ropes diuji dengan benda uji yang ditarik sampai putus. Beban putus boleh juga ditentukan dengan uji merusak benang bila hal ini disepakati oleh pembuat dan pemesan. Akan tetapi prosedur ini harus dapat diterapkan pada tali yang faktor realisasinya telah ditentukan dalam peraturan Biro Klasifikasi Indonesia. Untuk jumlah benaNg yang harus diambil lihat peraturan Biro Klasifikasi Indonesia vol. V, Appendix S.4. atau ISO 2307.

2. Untuk fibre ropes yang digunakan di kapal, beban kerja aman tidak boleh melebihi I/N dari beban putus hasil uji.

Diameter Nominal Fibre

Ropes Koefisien Utilisasi “N”*)

10 – 17 18 – 23 24 – 39

40 dan seterusnya

10 8 7 6

Fibre ropes yang digunakan sebagai sling harus memenuhi standard yang diakui up.DIN.83.302.

3. Fibre ropes untuk tali jalan dan tali diam dari alat bongkar muat dan alat angkat hanya boleh digunakan dengan izin khusus dari Biro Klasifikasi Indonesia.

*) Untuk tali poliamida nilai koefisien utilisasi “N” harus

ditambah 10%

SURVEYOR HANDBOOK 124

PENGAKUAN SERTIFIKAT UJI DAN PEMERIKSAAN FIBRE ROPES

A. Pabrik pembuat fibre ropes boleh menguji sendiri produknya dan menerbitkan sertifikat yang diakui oleh Biro Klasifikasi Indonesia apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1. Bengkel kerja dari pabrik pembuat telah

disetujui oleh Biro Klasifikasi Indonesia. 2. Fibre ropes harus diperiksa sesuai dengan

peraturan Biro Klasifikasi Indonesia. 3. Konstruksi, bahan dan struktur fibre ropes

memenuhi standar yang diakui oleh Biro Klasifikasi Indonesia

4. Tanda identifikasi dengan nama pabrik pembuat harus tercantum pada fibre ropes. Sebagai tambahan tanda identifikasi tersebut harus memuat nomor identifikasi Biro Klasifikasi Indonesia. Disamping itu juga benang berwarna yang mencantumkan kuat tarik dari benag sesuai standard harus dicantumkan pula pada fibre ropes.

5. Semua mesin uji tarik untuk pengujian benang dan fibre ropes harus dibawah pengawasan Biro Klasifikasi Indonesia.

6. Hanya formulir yang diterbitkan Biro Klasifikasi Indonesia yang dapat digunakan sebagai sertifikat uji.

B. Pemasok fibre ropes untuk kapal, atas permintaan, dapat diberi wewenang oleh Biro Klasifikasi Indonesia untuk menyalin sertifikat uji asli yang dibuat oleh pembuat pada formulir sertifikat Biro Klasifikasi Indonesia. Hal tersebut hanya dibolehkan untuk fibre ropes dari pembuat yang diberi wewenang oleh Biro Klasifikasi Indonesia untuk mengadakan pengujian sendiri.

Page 64: Surveyor Handbook

SURVEYOR HANDBOOK 125

3. TABEL KONVERSI FAKTOR CONVERSI METRIC

(symbol of s1 units, multiples and submultiples are given in

parentheses in the right-hand column)

multiply by to obtain

LENGTH centimeter 0,3280840 foot centimeter 0,3937008 inch fathom 1.8288” meter (m) foot 0,3048” meter (m) foot 30.48” centimeter (cm) foot 304,8” milimeter (mm) inch 0,0254” meter (m) inch 2,.54” centimeter (cm) inch 25,4” milimeter (mm) kilometer 0.6213712 mile (US statute meter 39.37008 inch meter 0.5468066 fathom meter 3.280840 foot meter 0.1988388 rod meter 1.093613 yard meter 0.0006213712 mil (us statute) microinch 0.0254” micrometer micrometer 39,37008 microinch mile [US statute] 1609,344 meter (m) mile [US statute] 1,609344 kilometer (km) milimeter 0,003280840 foot milimeter 0,03937088 inch rod 5,0292 meter (m) yard 0,9144 meter (m)

AREA acre 4046,856 meter2 (m2) acre 0,4046856 hektar sentimeter2 0,1550003 inch2

sentimeter2 0,001076391 foot2

foot2 0,9290304 meter2 (m2) foot2 929,0304 sentimeter2 (cm2) foot2 92.903,04 milimeter2 (cm2) hektar 2,471054 acre inch2 645,16 milimeter2 (cm2) inch2 6,4516 sentimeter2 (cm2) inch2 0,00064516 meter2 (cm2)

SURVEYOR HANDBOOK 126

meter2 1550,003 inch2

meter2 10,763910 foot2

meter2 1,195990 yard2

meter2 0,0002471054 acre

milimeter2 0,00001076391 foot2

miliimeter2 0,001550003 inch2

yard2 0,8361274 meter2(m2)

BERAT DAN UKURANNYA

Metrik dan Inggris equivalents

Ukuran panjang 1 kilometer = 0,6214 mile 1 mile = 1,609 kilometers 39,37 inches 1 yard = 0,9144 meter 1 meter = 3,2808 feet 1 foot = 0,3048 meter 1,0936 yards 1 foot = 304,8 milimeter 1 centimeter = 0,3937 inch 1 inch = 2,54 centimeter 1 milimeter = 0,03937 inch 1 inch = 25,4 milimeter Ukuran Kuadrat 1 kilometer2 = 0,3861 mile2 = 247,1 acre 1 hektar = 2,471 acre = 107,639 feet2

1 are = 2,471 acre = 107,639 feet2

1 meter2=10,764 feet2 = 1,196 yard2 1 centimeter2 = 0,00155 inch2 1 mile2 = 2,5999 kilometer2 1 acre = 0,4047 hectare = 40,47 are 1 yard2 = 0,836 meter2 1 foot2 = 0,0929 meter2 = 929 centimeter2 1 inch2 = 6,452 centimeter2 = 645,2 milimeter2 Pengukuran kubik 1 meter3 = 35,315 feet3 = 1,308 yard3 1 meter3 = 264,2 U.S. gallon 1 centimeter3 = 0,051 inch3 1liter ( decimeter3 ) = 0,353 foot3 = 61,023 inches3 1 liter = 0, 2642 U.S. gallon = 1,0567 U.S. quarts 1 yard3 = 0,7646 meter3 1foot3 = 0,02832 meter3 = 28,317 liter 1inch3 = 16,38706 centimeter3 1 U.S. gallon = 3,785 liter 1 U.S. quarts = 0,946 liter

Page 65: Surveyor Handbook

SURVEYOR HANDBOOK 127

Berat 1 metrik ton = 0,9842 ton (u/ 2240 pound) = 2204,6 pound 1 kilogram = 2,2046 pound = 35,274 ounce avoirdupois 1 gram = 0,03215 ounce troy = 0,03527 ounce avoirdupois 1 gram = 15,432 grain 1 ton (u/ 2240 pound) = 1,016 metrik ton = 1016 kilogram 1 pound = 0,4536 kilogram = 453,6 gram 1 ounce avoirdupois = 28,35 gram 1 ounce troy = 31,103 gram 1 grain = 0,0648 gram 1 kilogram per milimeter2 = 1422,32 pound per inch2 1 kilogram per centimeter2 = 14,2232 pound per inch2 1 kilogram = 7,233 foot-pound 1 pound per inch2 = 0,0703 kilogram per centimeter2 1 calorie (kilogram calorie) = 3,968 Btu (Btiris Thermal unit)

Satuan Sistem Internasional (SI)

Physical quantity

Nama satuan Simbol satuan Defenisi

Satuan dasar SI

Panjang Meter m Jarak tempuh cahaya pada ruang hampa udara selama 1/299.792.458 detik

Massa kilogram kg

Massa yang bentuk dasar internasionalnya yang dipelihara oleh The bereau International des poids et measure (BIPM) di sevres dekat Perancis

Waktu Second s

Lamanya 9.192.631 .770 periode putaran yang sama pada per-pindahan diantara kedua tingkatan hyperfine pada tingkat dasar dari cesium–133 atom

Arus Listrik ampere A

Arus yang tetap, jika dipertahan-kan pada konduktor lurus paralel yang panjangnya tidak terbatas, bagian putaran menyilang dapat diabaikan, dan ditempatkan pada jarak satu meter di ruang hampa, dapat menghasilkan diantara konduktor tersebut sebuah tekanan sebesar 2 x 107 N/m panjang

Temperatur Thermodinami

o Kelvin K Pecahan 1/273,16 dari temperatur termodinamik untuk derajat keti-

SURVEYOR HANDBOOK 128

c ga dari air.

Jumlah zat kimia mole mol

Jumlah zat kimia dari sebuah sistem yang terdiri dari banyak dasar yang terjadi sebagai bagian dari atom dalam 0,012 kilogram carbon 12.

Intersitas luminous candela cd

Intensitas luminous, secara tegak lurus pada permukaan 1/600.000 meter2 pada black body untuk temperatur beku platinum dibawah tekanan 101,325 newton per meter2

Satuan SI yang memiliki nama khusus

Tekanan newton N= kgm/s2

Tekanan yang diberikan pada sebuah benda yang memiliki massa 1 kilogram, akan menghasilkan secara tepat pada 1 meter per sekon2

Kerja, energi, jumlah panas

joule J = N.m

Kerja yang dilakukan ketika tekanan diberikan sebesar 1 newton dapat berpindah sebesar 1 meter searah dengan tekanan

Muatan listrik coulomb C = A.s

Jumlah muatan listrik yang bergerak dalam 1 sekon oleh arus sebesar 1 ampere

Potensial listrik volt V = W/A

Perbedaaan potensial antara dua titik pada suatu kawat penghantar membawa arus tetap sebesar 1 ampere, ketika daya dihilangkan diantara titik-titik tersebut sebesar 1 watt

Kapasi-tansi listrik

farad F = C/V

Kapasitansi pada sebuah kapasitor diantara pelat yang terlihat perbedaan potensial 1 volt ketika dimuati oleh sejumlah listrik yang sama 1 coulomb

Satuan SI yang mempunyai nama khusus

Tahanan listrik ohm Ω = V/A

Tahanan diantara dua titik pada sebuah konduktor pada beda potensial 1 volt, diberikan diantara dua titik tersebut, dalam konduktor ini menghasil-kan arus sebesar 1 ampere, konduktor ini tidak akan menjadi sumber dari segala tekanan elektomitif

Flux magnetik weber Wb =V.s

Page 66: Surveyor Handbook

SURVEYOR HANDBOOK 129

Induktansi Henry H = V s/A Induktasi pada

Flux luminous Lumen lm = cd sr

Flux yang dipancarkan dengan sudut yamg kuat pada suatu steradian oleh suatu sumber yang memiliki intensity seragam sebesar 1 candela

Iluminasi Lux lx = lm/m3 Iluminasi dari 1 lumen per meter2

Satuan Sistem Internasional (SI) dengan nama kompleks

PHISICAL QUANTITY SATUAN SI SIMBOL SATUAN

Area Volume Frekuensi Density (mass density) Velocity Angular Velocity Acceleation Angular acceleration Pressure Tegangan permukaan Dynamic velocity

⎭⎬⎫

difusiKoefisien kinematikViskosity

Conduktivity thermal Electric field strength Density flux magnietik Magnetic field strength Luminance

Meter2 Meter3 Hertz Kilogram/Meter3 Meter/sekon Radian/sekon Meter/sekon2 Radian/sekon2 Pascal Newton/meter Newtonsekon/meter Meter2/sekon Watt/meter oKelvin Volt/meter Tesla Ampere/meter Candela/meter2

m2 m3 Hz Kg/m3 m/s Rad/s m/s2 Rad/s2 Pa N/m

N s/m m2/s

W/(m oK) V/m T A/m Cd/m2

Hz = cycle/sekon T = weber/meter2 Pa = newton/meter2

Pengukuran tekanan 1 pound/inch2 = 144 pound/foot2 = 0,068 atmosphere = 2,042 inch of mercury pada 62 oF = 27,7 inches of water pada 62 oF = 2,31 feet of water pada 62 oF 1 atmosphere = 30 inch of mercury pada 62 oF = 14,7 pound/inch2 = 2116,3 pound/foot2 = 33,95 feet of water pada 62 oF 1 feet of water pada 62 oF = 62,355 pound/foot2 = 0,433 pound/inch2 1inch of mercury pada 62 oF = 1,132 foot of water = 13,58 inches of water = 0,491 pound/inch2

SURVEYOR HANDBOOK 130

FAKTOR KONVERSI METRIK multiply by to obtain

VOLUME (termasuk KAPASITAS)

Centimeter3 0,6102376 inch3 foot3 0,02831685 meter3 (m3)

foot3 28,31685 liter gallon (UK.liquid) 0,004546092 meter3 (m3) gallon (UK.liquid) 4,546092 liter gallon (U.S.liquid) 0,003785412 meter3 (m3) gallon (U.S.liquid) 3,785412 meter3 (m3) inch3 16.387,06 milimeter3 (mm3) inch3 16,38706 centimeter3 (mm3) inch3 0,00001638706 meter3 (m3) liter 0,001 meter3 (m3) liter 0,2199692 gallon (UK.liquid) liter 0,2641720 gallon (U.S.liquid) liter 0,03531466 foot3 meter3 219,9692 gallon (UK.liquid) meter3 264,1720 gallon (U.S.liquid) meter3 35,31466 foot3 meter3 1,307951 yard3 meter3 1000 liter meter3 61.023,76 inch3 milimeter3 0,00006102376 inch3 yard3 0,7645549 meter3 (m3)

VELOCITY, AKSELERASI DAN ALIRAN

Centimeter/sekon 1,968504 foot/menit Centimeter/sekon 0,03280840 foot/sekon Centimeter/menit 0,3937008 inch/menit foot/jam 0,00008466667 meter/sekon (m/s) foot/jam 0,00508 meter/menit foot/jam 0,3048 meter/jam foot/menit 0,508 sentimeter/sekon foot/menit 18,288 meter/jam foot/menit 0,3048 meter/menit foot/menit 0,00508 meter/sekon (m/s) foot/sekon 30,48 sentimeter/sekon foot/sekon 18,288 meter/menit foot/sekon 0,3048 meter/sekon (m/s)

foot/sekon 2 0,3048 meter/sekon2 (m/s2 foot 3/menit 28,31685 liter/menit

foot 3/menit 0,0004719474 meter3/sekon (m3/s

gallon (U.S.liq)/min 0,003785412 meter3/menit

Page 67: Surveyor Handbook

SURVEYOR HANDBOOK 131

gallon (U.S.liq)/min 0,00006309020 meter3/sekon (m3/s gallon (U.S.liq)/min 0,06309020 liter/sekon gallon (U.S.liq)/min 3,785412 liter/menit gallon (U.K.liq)/min 0,004546092 meter3/menit gallon (U.K.liq)/min 0,00007576820 meter3/sekon (m3/s inch/menit 25,4 milimeter/menit inch/menit 2,54 centimeter/menit inch/menit 0,0254 meter/menit

MOMEN INERSIA DAN MODULUS SECTION

momen inersia (kg-m2) 23,73036 pound-foot2

momen inersia (kg-m2) 3417,171 pound-inch2

momen inersia (lb-ft2) 0,04214011 kilogram-meter2(kg-m2) momen inersia (lb-in2) 0,0002926397 kilogram-meter2(kg-m2) momen section (foot4) 0,008630975 meter4 (m4) momen section (inch4) 41,62314 centimeter4 momen section (meter4) 115,8618 foot4 (ft4) momen section (cm4) 0,02402510 inch4 (in4) modulus section (foot3) 0,02861685 meter3 (m3) modulus section (inch3) 0,00001638705 meter3 (m3) modulus section (meter3) 35,31466 foot3 (ft3) modulus section (meter3) 61023.2376 inch3 (in3)

MOMENTUM kilogram-metre / second 7.233011 pound-foot / second kilogram-metre / second 86.79614 pound-inch / second pound-foot / second 0.1382550 kilogram-metre/second kg-m/s pound-inch / second 0.011552125 kilogram-metre/second kg-m/s

TEKANAN DAN TEGANGAN

atmosphere(14,6959lb/inch2) 101,325 pascal (Pa) bar 100000 pascal (Pa) bar 14,50377 pound/inch2 bar 100000 newton/meter2(N/m2) hectobar 0,6474898 ton (long) / inch2 kilogram/centimeter2 14,22334 pound/inch2

kilogram/meter2 9,806650 newton/meter2(N/m2) kilogram/meter2 9,806650 pascal (Pa) kilogram/meter2 0,2048161 pound/foot2 kilonewton/meter2 0,1450377 pound/inch2

SURVEYOR HANDBOOK 132

newton/centimeter2 1,450377 pound/inch2 newton/meter2 0,00001 bar newton/meter2 1,0 pascal (Pa) newton/meter2 0,0001450377 pound/inch2 newton/meter2 0,1019716 kilogram/meter2 newton/milimeter2 145,0377 pound/inch2 pascal 0,00000986923 atmosphere pascal 0,00001 bar pascal 0,1019716 kilogram/meter2 pascal 1,0 newton/meter2(N/m2) pascal 0,02088543 pound/foot2 pascal 0,0001450377 pound/inch2

BERAT DAN TEGANGAN pound/foot2 4,882429 kilogram/meter2 pound/foot2 47,88026 pascal (Pa) pound/inch2 0,06894757 bar pound/inch2 0,07030697 kilogram/centimeter2 pound/inch2 0,6894757 newton/centimeter2 pound/inch2 6,894757 kilonewton/meter2 pound/inch2 6894,757 newton/meter2(N/m2) pound/inch2 0,006894757 newton/milimeter2

pound/inch2 6894,757 pascal (Pa)

ENERGI DAN KERJA

Btu (international tabel) 1,055056 joule (J) Btu (mean) 1055,87 joule (J) calorie (mean) 4,19002 joule (J) foot-pound 1,355818 joule (J) foot-poundal 0,04214011 joule (J) joule 0,0009478170 Btu (international tabel) joule 0,0009470863 Btu (mean) joule 0,2386623 calorie (mean) joule 0,7375621 foot-pound joule 23,73036 foot-poundal joule 0,9998180 joule (international US) joule 0,9999830 joule (U.S legal, 1948) joule (international US) 1,000182 joule (J) joule (U.S legal, 1948) 1,000017 joule (J) joule 0,0002777778 watt-hour watt-hour 3600 joule (J)

DAYA

Btu 0,2930711 watt (W) (international Tabel/jam)

Page 68: Surveyor Handbook

SURVEYOR HANDBOOK 133

foot-pound/jam 0,0003766161 watt (W) foot-pound/menit 0,02259697 watt (W) horsepower(550 ft-lb/s) 0,7456999 kilowatt (kW) horsepower(550 ft-lb/s) 745,6999 watt (W) horsepower(electric) 746 watt (W) horsepower(metric) 735,499 watt (W) horsepower(U.K.) 745,70 watt (W) kilowatt 1,341022 horsepower(550 ft-lb/s) watt 2655,224 foot-pound/jam watt 44,25372 foot-pound/menit watt 0,001341022 horsepower(550 ft-lb/s) watt 0,001340483 horsepower(electric) watt 0,001359621 horsepower(metric) watt 0,001341022 horsepower(U.K.) watt 3,412141 Btu(international Tabel/jam)

VISCOSITY

centipoise 0,001 pascal – sekon (Pa.s) centistoke 0,000001 meter2/sekon (m2/s) meter2/sekon 1000000 centistoke meter2/sekon 10000 stoke pascal - sekon 1000 centipoise pascal - sekon 10 poise poise 0,1 pascal – sekon (Pa.s) stoke 0,0001 meter2/sekon (m2/s)

TEMPERATUR

Conversi dari menjadi formula yg digunakan Temperatur Celcius Temp. Kelvin tk = tc + 273,15 Temperatur Fahrenheit Temp. Kelvin tk = (tf + 459,67)/1,8 Temperatur Celcius Temp. Fahrenheit tf = 1,8 tc + 32 Temperatur Fahrenheit Temp. Celcius tc = ( tc - 32 )/1,8 Temperatur Kelvin Temp. Celcius tc = tk - 273,15 Temperatur Kelvin Temp. Fahrenheit tf = 1,8 tk + 459,67 Temperatur Kelvin Temp. Rankine tR = 9/5 . tk Temperatur Rankine Temp. Kelvin tk = 5/9 . tR

BEBERAPA FAKTOR KONVERSI LAINNYA

atmospheteres 29,92 inches of mercury ( 32o F ) atmospheteres 14,70 pounds/inch2 Btu/jam 12,96 foot-pound/menit Circular mils 0,7854 mils2 feet of water (60o F) 0,8843 inches of mercury( 60o F )

SURVEYOR HANDBOOK 134

feet of water (60o F) 0,4331 pounds/inch2 feet/menit 0,01136 miles/jam foot-pound/sekon 0,07716 Btu/menit gallons(U.S) of water(60o F) 8,337 pounds of water (60o F) gallons (U.S)/sekon 8,021 feet3/menit inches of mercury ( 32o F ) 0,3342 atmospheteres inches of mercury ( 60o F ) 1,131 feet of water (60o F) inches of mercury ( 60o F ) 0,4898 pounds/inch2 inches of water ( 60o F ) 0,03609 pounds/inch2 knot (international) 1,151 miles (statute)/jam miles/jam 88 feet/menit miles (statute)/jam 0,8690 knot (international) ounces (avoirdupois) 0,9115 ounces (troy) ounces (troy) 1,097 ounces (avoirdupois) ounces (troy) 0,06857 pounds (avoirdupois) pounds (avoirdupois) 14,58 ounces (troy) pounds of water (60o F) 0,01603 feet3 pounds of water (60o F) 0,1199 gallons (U.S) pounds/inch2 0,06805 atmospheteres pounds/inch2 2,309 feet of water (60o F) pounds/inch2 2,042 inches of mercury( 60o F ) pounds/inch2 27,71 inches of water ( 60o F ) mils2 1,273 Circular mils