Blighted Ovum

26

Click here to load reader

Transcript of Blighted Ovum

Page 1: Blighted Ovum

KEPANITERAAN KLINIK

STATUS OBSTETRI

FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA

Jl. Arjuna Utara No. 6. Kebon Jeruk- Jakarta Barat

SMF OBSTETRI RS MARDI RAHAYU KUDUS

Nama : Kurniawati Hesli Pratiwi Tanda tangan

NIM : 11.2012.195

Dr pembimbing / penguji : dr. Wahyu Jatmika, Sp.OG

IDENTITAS PASIEN

Nama lengkap : Ny. N.H Jenis kelamin : Perempuan

Umur : 38 Tahun Suku bangsa : Jawa

Status perkawinan : Kawin (GIIPIA0) Agama : Islam

Pekerjaan : Ibu rumah tangga Pendidikan : SMA

Alamat : Klumpit RT 04 RW 05,

Klumpit, Gebog, Kudus

Masuk Rumah Sakit : 21 Maret 2014

Pukul 13.15 WIB

Nama suami : Tn. A. U

Pekerjaan : Buruh

Alamat : Klumpit RT 04 RW 05, Klumpit, Gebog, Kudus

A. A NAMNESIS :

Diambil dari : Autoanamnesis Tanggal : 21 Maret 2014 Jam 13.20 WIB

Keluhan utama :

Keluar flek-flek sejak 1 minggu yang lalu

Riwayat Penyakit Sekarang :

1 minggu SMRS, pasien mengatakan keluar flek-flek dari kemaluan yang

berwarna kecoklatan. Pasien juga mengeluhkan sering merasa lemas dan pusing.

1

Page 2: Blighted Ovum

Keluhan demam, mual, ataupun muntah disangkal oleh pasien. Keluhan flek-flek ini

disadari oleh pasien ketika sedang mandi pagi.

1 hari SMRS, pasien mengatakan flek-flek kecoklatan semakin banyak sehingga

hampir menyerupai menstruasi. Pasien juga mengatakan ada gumpalan-gumpalan darah

kehitaman yang keluar dari kemaluannya. Karena darah yang keluar semakin banyak,

pasien datang ke rumah sakit untuk memeriksakan diri. Pasien disarankan untuk dirawat

dan dilakukan kuret oleh dokter karena janinnya tidak berkembang.

Pasien mengetahui dirinya hamil 9 minggu dengan test pack yang dilakukannya

sendiri dan pernah memeriksakan dirinya ke bidan 1 kali. Hewan ternak seperti

pemeriksaan kucing, anjing, burung, ayam, dan lain-lain tidak ada dirumah pasien

ataupun di lingkungan tempat tinggalnya. Pasien dan keluarganya tidak memiliki riwayat

penyakit jantung, hipertensi, dan diabetes mellitus.

Riwayat Haid

Menarche : 15 tahun

Siklus haid : 28 hari

Lamanya : 7 hari

Banyaknya : Banyak dan encer

Haid terakhir (HPHT) : 14 Januari 2014

Taksiran partus (HPL) : 21 Oktober 2014

Riwayat Perkawinan

Menikah 1 kali pada usia 28 tahun, selama 10 tahun

Riwayat Kehamilan dan Kelahiran

Anak

ke

Tahun

Persalinan

Jenis

Kelamin

Umur

Kehamilan

Jenis

PersalinanPenolong

Hidup /

Mati

Riwayat

Nifas

Menetek

s/d umur

I 2007 Perempuan 9 bulan SC Dokter Hidup Baik + 2 tahun

II HAMIL INI

2

Page 3: Blighted Ovum

Riwayat Kontrasepsi (Keluarga Berencana)

( − ) Pil KB ( − ) Suntikan 3 bulan ( − ) IUD

( − ) Susuk KB ( − ) Lain-lain

Lamanya : −

Penyakit Dahulu

( − ) Cacar ( − ) Malaria ( − ) Batu ginjal/saluran kemih

( − ) Cacar air ( − ) Disentri ( − ) Burut ( hernia )

( − ) Difteri ( − ) Hepatitis ( − ) Batuk rejan

( − ) Tifus abdominalis ( − ) Wasir ( − ) Campak

( − ) Diabetes ( − ) Sifilis ( − ) Alergi

( − ) Tonsilitis ( − ) Gonore ( − ) Tumor

( − ) Hipertensi ( − ) Penyakit pembuluh ( − ) Demam rematik akut

( − ) Ulkus ventrikuli ( − ) Pendarahan otak ( − ) Pneumonia

( − ) Ulkus duodeni ( − ) Psikosis ( − ) Gastritis

( − ) Neurosis ( − ) Tuberkulosis ( − ) Batu empedu

( − ) Jantung ( + ) Operasi ( − ) Kecelakaan

Lain-lain :

Tidak ada

Riwayat keluarga

Hubungan Umur Jenis kelamin Keadaan

kesehatan

Penyebab

meninggal

Ayah 60 tahun Laki-laki Hidup -

Ibu 51 tahun Perempuan Hidup -

Suami 39 tahun Laki-laki Hidup -

Ada kerabat yang menderita :

Penyakit Ya Tidak Hubungan

Alergi - √

Asma - √

Tuberkulosis - √

3

Page 4: Blighted Ovum

HIV - √

Hepatitis B - √

Hepatitis C - √

Hipertensi √ - Ayah

Cacat bawaan - √

Lain – lain - √

Riwayat Operasi

Pasien pernah melakukan operasi sectio caessarea pada tahun 2007 untuk kehamilan

pertama.

B. PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan Umum

Keadaan Umum : Tampak sakit sedang

Kesadaran : Compos Mentis

Keadaan Gizi : Baik

Tekanan Darah : 130/80 mmHg

Nadi : 86 x/ menit ( kuat angkat, teratur)

Suhu : 36,80C

Pernafasaan : Suara nafas vesikuler, 18x/ menit. Jenis thoracoabdominal

Kulit

Warna : Sawo matang

Effloresensi : Tidak ada

Jaringan parut : Tidak ada

Pigmentasi : Tidak ada

Pertumbuhan rambut : Normal

Pembuluh darah : Tidak menonjol dan melebar

Suhu raba : Normal, kulit Lembab

Keringat : Setempat yaitu di kepala dan leher

Turgor : Baik

Ikterus : Tidak ada

Edema : Tidak ada

4

Page 5: Blighted Ovum

Kelenjar getah bening

Submandibula : Tidak ditemukan pembesaran

Supraklavikula : Tidak ditemukan pembesaran

Lipat paha : Tidak ditemukan pembesaran

Leher : Tidak ditemukan pembesaran

Ketiak : Tidak ditemukan pembesaran

Payudara : Tidak ada pembesaran

ASI (-)

Paru – paru

Depan Belakang

Inspeksi Kiri Bentuk dada normal Tidak ada bekas luka

Kanan Bentuk dada normal Tidak ada bekas luka

Palpasi Kiri Sela iga normal, fremitus normal Fremitus normal

Kanan Sela iga normal, fremitus normal Fremitus normal

Perkusi Kiri Sonor Sonor

Kanan Sonor Sonor

Auskultasi Kiri Vesikuler Vesikuler

Kanan Vesikuler Vesikuler

Jantung (Cor)

Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak

Palpasi : Ictus cordis teraba pada sela iga V,

2 cm medial dari linea midclavicularis sinistra

Perkusi

Batas atas : Pada sela iga II garis parasternal kiri

Batas kiri : Pada sela iga V, 2 cm medial dari garis midclavicularis kiri

Batas kanan : Pada sela iga V, pada garis parasternal kiri.

Auskultasi : Bunyi jantung I-II reguler, tidak terdengar murmur dan gallop

5

Page 6: Blighted Ovum

Abdomen

Inspeksi : Tidak ada kelainan

Palpasi : Hati : Dalam batas normal

Kandung empedu : Dalam batas normal

Limpa : Dalam batas normal

Ginjal : Dalam batas normal

Kandung kencing : Dalam batas normal

Perkusi : Timpani

Auskultasi : Bising usus normal, DJJ (-)

Ekstremitas

Luka : Tidak ada

Varises : Tidak ada

Edema : Tidak ada

Aspek kejiwaan

Tingkah laku : Wajar

Alam perasaan : Biasa

Proses pikir : Wajar

C. PEMERIKSAAN GINEKOLOGI

Pemeriksaan luar

Inspeksi :

Wajah : Chloasma gravidarum (-)

Payudara : Pembesaran payudara (-), puting susu tidak menonjol, cairan dari mamae (-)

Abdomen : Pembesaran abdomen (-), striae nigra (-), striae livide (-), striae albicans (-),

bekas operasi (+)

Palpasi : Tidak teraba pembesaran uterus

Pemeriksaan dalam

Vaginal toucher

Fluxus (+) darah, fluor (-)

V/U/V : Tidak ada kelainan

6

Page 7: Blighted Ovum

Portio : Sebesar jempol tangan

OUE : Tertutup

Corpus uteri : Sebesar telur bebek

Adneksa Parametrium : Tidak ada kelainan

Cavum Douglasi : Tidak ada

D. PEMERISAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Laboratorium

Dilakukan pada tanggal 21 Maret 2014

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai normal

Darah rutin

Hemoglobin 12.10 g/dl 11.7-15.5

Leukosit 7.12 Ribu 3.6-11.0

Euosinofil 1.00 % 1-3

Basofil 0.60 % 0-1

Neutrofil 69.80 % 50-70

Limfosit 19.30 % 25-40

Monosit 7.40 % 2-8

MCV 91.50 Fl 80-100

MCH 29.20 Pg 26-34

MCHC 31.90 % 32-36

Hematokrit 38.10 % 35-47

Trombosit 290 Ribu 150-440

Eritrosit 4.16 Juta 3.8-5.2

Golongan darah/RH O/+

Waktu perdarahan/BT 1.30 Menit 1-3

Waktu pembekuan/CT 5.0 Menit 2-6

Pemeriksaan USG

Dilakukan pada tanggal 21 Maret 2013

Kesan : GS (+), ukuran + 3 cm pada usia kehamilan 9 minggu. Tidak tampak massa

intrauterine

7

Page 8: Blighted Ovum

E. RINGKASAN (RESUME)

Anamnesis :

Ny N. H berusia 38 tahun, GIIPIA0, hamil 9 minggu datang ke rumah sakit dengan

keluhan keluar flek-flek kecoklatan dari kemaluan sejak 1 minggu yang lalu. 1 hari

SMRS, flek kecoklatan semakin banyak hampir menyerupai menstruasi dan ada

gumpalan-gumpalan darah. Pasien merasa lemas dan pusing.

Pemeriksaan fisik :

Pada vaginal toucher didapatkan fluxus (+) darah. OUE tertutup. Corpus uteri

sebesar telur bebek. Pasien mengetahui dirinya hamil ketika mendapati hasil test pack (+)

dan memeriksakan diri ke bidan satu kali. Haid terakhir (HPHT) adalah 14 Januari 2014

dan taksiran partus (HPL) adalah 21 Oktober 2014.

Pemeriksaan USG :

GS (+), ukuran + 3 cm pada usia kehamilan 9 minggu. Tidak didapatkan massa

intraunterine.

F. DIAGNOSIS

Diagnosis kerja :

GIIPIA0, umur 38 tahun, hamil 9 minggu dengan Blighted Ovum

Dasar diagnosis :

Keluar flek-flek sejak 1 minggu SMRS

Amenorrheae, test pack (+)

Flx (+), OUE : tertutup, corpus uteri : Sebesar telur bebek

Pada USG, didapatkan hasil GS (+), ukuran + 3 cm pada usia kehamilan 9 minggu,

tidak tampak massa intrauterine.

G. ANJURAN PEMERIKSAAN

HCG

USG

H. RENCANA PENGELOLAAN

Pro kuretase

8

Page 9: Blighted Ovum

I. PROGNOSIS

Power : Ad bonam

Passage : Ad bonam

Passenger : Ad bonam

Tanggal 21 Maret 2014, jam 21.30

Dilakukan tindakan kuretase

Laporan tindakan :

Lakukan sepsis pada daerah labia mayor dan sekitarnya dengan betadine

Pasang speculum simms pada liang vagina

Fiksasi portio dengan tenakulum

Masukkan sonde perlahan-lahan dan dengan hati-hati untuk mengetahui bentuk, arah, dan

ukuran dengan corpus uteri

Uterus bentuk retrofleksi dengan kedalaman 10 cm

Masukkan sendok curet dengan ukuran yang sesuai untuk memulai curet

Setelah uterus bersih, bersihkan portio dan sekitarnya dengan betadine

Tindakan selesai

Terapi medika mentosa :

Amoxicillin 3 x 500 mg

Methylergometrine 2 x 0,2 mg

Zegavit 1 x 1

9

Page 10: Blighted Ovum

FOLLOW UP

Tanggal 22 Maret 2014, jam 08.00 WIB

S : Tidak ada keluhan

O : Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Compos mentis

Tekanan darah : 120/80 mmHg

Nadi : 88 x/menit

Frekuensi nafas : 20 x/menit

Suhu : 36,5 ºC

Abdomen : BU (+) normal

PPV : Darah (+) minimal

Extremitas : Akrak hangat, oedema (-)

A : PIAI, usia 38 tahun, post kuretase a.i Blighted Ovum hari pertama

P : Terapi dihentikan. Pasien boleh pulang

Tanggal 22 Maret 2014, Jam 11.30 WIB Pasien pulang

10

Page 11: Blighted Ovum

TINJUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN

Kehamilan adalah kondisi dimana seorang wanita memiliki janin yang sedang tumbuh

didalam tubuhnya. Kehamilan pada manusia berkisar antara 40 minggu atau 9 bulan, dihitung

dari awal periode menstruasi terakhir sampai melahirkan. Kehamilan merupakan suatu proses

reproduksi yang memerlukan perawatan khusus, agar dapat berlangsung dengan baik untuk

ibu maupun janin.

Kehamilan dapat menjadi beresiko terutama pada wanita dengan usia yang terlalu

muda atau tua. Banyak anak dan beberapa faktor biologis lainnya adalah keadaan yang secara

tidak langsung menambah resiko kesakitan dan kematian pada ibu hamil. Akhir-akhir ini

berbagai penyakit dan masalah kehamilan mulai muncul di permukaan dan salah satunya

adalah hamil kosong. Istilah hamil kosong ini dikenal dengan sebutan Blighted Ovum.

Blighted Ovum adalah keadaan dimana seorang wanita merasa hamil tetapi tidak ada

janin didalam kandungannya. Seorang wanita yang mengalami hal ini juga akan merasakan

gejala-gejala kehamilan seperti terlambat menstruasi, mual dan muntah pada awal kehamilan

(morning sickness), payudara terasa mengeras, serta terjadi pembesaran perut, bahkan saat

dilakukan test kehamilan baik test pack maupun hasil laboratoriumnya bisa positif.

11

Page 12: Blighted Ovum

DEFENISI

Blighted Ovum adalah keadaan dimana seorang wanita merasa hamil tetapi tidak ada

janin dalam kandungannya. Blighted Ovum (kehamilan anembryonic) yang terjadi ketika

ovum yang telah dibuahi menempel pada dinding uterus, tetapi embrio tidak berkembang. Sel

berkembang membentuk kantung kehamilan, tetapi tidak membentuk embrio itu sendiri.

Blighted Ovum biasanya terjadi dalam trimester pertama sebelum seorang wanita tahu

tentang kehamilannya. Tingginya tingkat kelainan kromosom biasanya menyebabkan tubuh

wanita secara alami mengalami keguguran.1,2

Gambar 1. Blighted Ovum

ETIOLOGI

Blighted Ovum biasanya merupakan hasil dari masalah kromosom dan penyebab

sekitar 50% dari keguguran trimester pertama. Tubuh wanita mengenali kromosom abnormal

pada janin dan secara alami tubuh berusaha untuk tidak meneruskan kehamilan karena janin

tidak akan berkembang menjadi bayi normal dan sehat. Hal ini dapat disebabkan oleh

pembelahan sel yang abnormal, atau kualitas sperma atau ovum yang buruk.2

Sekitar 60% Blighted Ovum disebabkan kelainan kromosom dalam proses

pembuahan sel telur dan sperma. Infeksi TORCH, Rubella dan Streptoccocus, penyakit

kencing manis (diabetes melitus) yang tidak terkontrol, rendahnya kadar beta-HCG serta

faktor imunologis seperti adanya antibodi terhadap janin juga dapat menyebabkan Blighted

12

Page 13: Blighted Ovum

Ovum. Resiko juga meningkat bila usia suami atau istri semakin tua karena kualitas sperma

atau ovum menjadi turun.3

PATOFISIOLOGI

Pada saat konsepsi, sel telur (ovum) yang matang bertemu sperma. Namun akibat

berbagai faktor maka sel telur yang telah dibuahi sperma tidak dapat berkembang sempurna,

dan hanya terbentuk plasenta yang berisi cairan. Meskipun demikian plasenta tersebut tetap

tertanam di dalam rahim. Plasenta menghasilkan hormon HCG (human chorionic

gonadotropin) dimana hormon ini akan memberikan sinyal pada indung telur (ovarium) dan

otak sebagai pemberitahuan bahwa sudah terdapat hasil konsepsi di dalam rahim. Hormon

HCG yang menyebabkan munculnya gejala-gejala kehamilan seperti mual, muntah, ngidam

dan menyebabkan tes kehamilan menjadi positif. Karena tes kehamilan baik test pack

maupun laboratorium pada umumnya mengukur kadar hormon HCG yang sering disebut juga

sebagai hormon kehamilan.2,3

GEJALA DAN TANDA

Blighted Ovum sering tidak menyebabkan gejala sama sekali. Keluhan yang timbul

antara lain berupa bercak darah akibat berkurangnya kadar hormon dan berkurangnya

keluhan kehamilan. Jika mulai terjadi proses keguguran atau sirkulasi fetus dan vili korialis

mulai tidak stabil, sekitar usia 10 minggu, dapat terjadi perdarahan intermiten atau kontinu,

yang diikuti nyeri dan abortus inkomplit. Pada pemeriksaan dengan inspekulo, ostium uteri

eksterna biasanya tertutup (yang didiagnosis dengan abortus imminens) atau terbuka (abortus

inkomplit).1,3

Gejala dan tanda-tanda mungkin timbul adalah :

Periode menstruasi terlambat

Timbul gejala yang sering terjadi pada kehamilan muda normal misalnya pusing, mual,

dan muntah

Payudara mengeras

Perut membesar

Kram perut

Perdarahan per vaginam atau flek-flek

Tes kehamilan positif pada saat gejala

13

Page 14: Blighted Ovum

Hasil USG menunjukkan gestasional sac positif tetapi tidak kelihatan perkembangan

embrio didalamnya

DIAGNOSIS

1. Anamnesis

Adanya amenorrheae

Adanya gejala kehamilan muda misalnya pusing, mual, muntah, dan nyeri perut

Keluar flek-flek atau perdarahan per vaginam

2. Pemeriksaan fisik

Payudara mengeras

Perut yang membesar

Pada pemeriksaan bimanual ditemukan serviks utuh, adanya perdarahan atau flek dari

vagina dan uterus teraba membesar

3. Pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan kadar hormon pada kehamilan dapat juga membantu pemeriksaan dimana

beta-HCG dibentuk oleh plasenta. Normalnya, pada pemeriksaan darah hormon ini dapat

dideteksi pada hari 11 setelah konsepsi, dan pada tes urin pada hari ke 12-14. Produksi

hormon ini akan menjadi 2 kali lipat tiap 72 jam. Kadarnya akan mencapai jumlah

tertinggi pada kehamilan usia 8-11 minggu lalu menurun. Jika penurunan kadar beta-

HCG ini terjadi lebih dini, dapat dicurigai terjadinya Blighted Ovum. 2,3

4. Pemeriksaan ultrasonografi

Diagnosis kehamilan embrionik bisa dilakukan saat kehamilan memasuki usia 6-7

minggu. Sebab saat itu diameter kantung kehamilan sudah lebih besar dari 16 mm

sehingga bisa terlihat lebih jelas. Dari situ juga akan tampak, adanya kantung kehamilan

yang kosong dan tidak berisi janin. Diagnosis kehamilan anembrionik dapat didiagnosis

bila kantung gestasi yang berdiameter sedikitnya 25 mm, tidak dapat dijumpai adanya

struktur mudigah dan kantong kuning telur.2,3

Menurut Encyclopedia of Medical Imaging, diagnosis Blighted Ovum dipenuhi bila :

Gagalnya mengidentifikasi embrio pada GS terukur minimal 20 mm pada USG

transabdominal

14

Page 15: Blighted Ovum

Gagalnya mengidentifikasi embrio pada GS yang terukur + 18 mm/lebih pada USG

transvaginal

Gagalnya mengidentifikasi yolk sac pada GS yang terukur 13 mm atau lebih

Outline kantung mungkin irreguler, incomplete, atau tidak terdapatnya reaksi desidual

dengan atau tanpa ditemukannya cairan dalam GS, small ini gestational age

Pada UDG transvaginal, tidak adanya yolk sac dalam GS dengan mean Ǣ > 10 mm,

atau Ǣ > 16 mm.

Gambar 2. Pemeriksaan USG pada Blighted Ovum

PENATALAKSANAAN

Jika telah didiagnosis Blighted Ovum, maka tindakan selanjutnya adalah

mengeluarkan hasil konsepsi dari rahim. Caranya bisa dilakukan dengan kuretase atau dengan

menggunakan obat. Namun kuretase dianggap memiliki kelebihan karena dapat mencegah

terjadinya infeksi dan juga dapat digunakan untuk pemeriksaan kromosom. Hasil kuretase

akan dianalisi untuk memastikan apa penyebab Blighted Ovum lalu mengatasi penyebabnya.

Jika karena infeksi maka dapat diobati sehingga kejadian ini tidak berulang.4

Bedah (dilatasi dan kuretase)

Dilatasi dan kuretase adalah cara membersihkan hasil konsepsi dengan memakai alat

kuretase (sendok kerokan). Sebelum melakukan kuretase, penolong harus melakukan

pemeriksaan dalam untuk menentukan letak uterus, keadaan serviks dan besarnya uterus,

untuk mencegah terjadinya bahaya kecelakaan misalnya perforasi.5

15

Page 16: Blighted Ovum

Indikasi kuretase

Abortus incomplete

Abortus dalam hal ini dlakukan untuk menghentikan perdarahan yang terjadi karena

keguguran. Mekanisme perdarahan pada kasus keguguran adalah dengan adanya sisa

jaringan menyebabkan rahim tidak dapat berkontraksi dengan baik sehingga pembuluh

darah pada lapisan darah rahim tidak dapat tertutup dan menyebabkan perdarahan.

Blighted Ovum

Dalam kelainan ini kuretasi harus dilakukan karena plasenta yang tumbuh akan

berkembang menjadi suatu keganasan seperti choriocarcinoma dan penyakit trofoblas

ganas pada kehamilan.

Dead conseptus

Biasanya pemeriksaan yang jelas adalah melalui USG, ditemukan janin tapi jantung tidak

berdenyut. Apabila ditemukan pada kehamian 16-20 minggu diberikan obat perangsang

pengeluaran kehamilan sebelum dilakukan kuretase. Tetapi jika kehamilan masih

dibawah 16 minggu maka dapat langsung dilakukan kuretase.

Abortus mola

Tanda-tanda hamil anggur adalah tinggi janin tidak sesuai dengan umur kehamilannya.

Rahim lebih cepat membesar dan apabila ada perdarahan ditemukan gelembung-

gelembung udara dalam darah. Hal ini dapat menjadi keganasan trofoblas dalam

kehamilan.

Menometroraghia

Kuretase dilakukan untuk menghentikan perdarahan dan untuk mencari penyebabnya

misalnya disebabkan oleh kelainan kromosom, tumor pada rahim ataupun keganasan.

Tindakan kuretasi

Tentukan letak rahim dengan pemeriksaan dalam agar saat memasukkan alat-alat itu

harus disesuaikan dengan letak rahim. Jangan terjadi salah arah (false route) dan

perforasi.

Sondase. Masukkan sonde sesuai dengan letak rahim, tentukan dalamnya sonde. Caranya

dalah setelah ujung sonde terasa membentur fundus uteri, telunjuk tangan kanan

diletakkan atau dipindahkan pada portio dan tariklah sonde keluar, lalu baca berapa cm.

Dilatasi. Bila pembukaan serviks kurang, lakukan dilatasi dengan Bougie Hegar. Pegang

busi seperti memegang pensil, masukkan hati-hati sesuai letak rahim. Untuk mencegah

16

Page 17: Blighted Ovum

kemungkinan perforasi, usahakan memakai sendok kuret yang agak besar, dengan

dilatasi lebih besar.

Cunam abortus. Jika terdapat jaringan, pakai cunam abortus untuk mengeluarkannya.

Caranya, masukkan cunam abortus dalam keadaan tertutup. Saat terasa membentur

fundus uteri, cunam ditarik sedikit dan dibuka kemudian jaringan di tarik dengan cunam.

Kuretase. Pakai sendok kuret agak besar. Masukkan bukan dengan kekuatan, lakukan

kerokan dimulai di bagian tengah. Pakai sendok kuret yang tajam karena lebih efektif

dan lebih terasa sewaktu melakukan kerokan pada dinding rahim (seperti bunyi

mengerok kelapa). Tanda bahwa sudah bersih adalah dari bunyinya, keluar darah merah

segar berbusa.

PENCEGAHAN

Dalam banyak kasus Blighted Ovum tidak bisa dicegah. Beberapa pasangan

seharusnya melakukan tes genetika dan konseling jika terjadi keguguran berulang di awal

kehamilan. Blighted Ovum sering merupakan kejadian satu kali, dan jarang terjadi lebih dari

satu kali pada wanita.

Untuk mencegah terjadinya Blighted Ovum, maka dapat dilakukan beberapa tindakan

pencegahan seperti pemeriksaan TORCH, imunisasi Rubella pada wanita yang hendak hamil,

bila menderita penyakit disembuhkan dulu, dikontrol gula darahnya, melakukan pemeriksaan

kromosom terutama bila usia di atas 35 tahun, menghentikan kebiasaan merokok agar

kualitas sperma/ovum baik, memeriksakan kehamilan yang rutin dan membiasakan pola

hidup sehat.5

PROGNOSIS

Prognosis bagi kelainan Blighted Ovum adalah baik. Blighted Ovum tidak

berpengaruh terhadap rahim ibu atau terhadap masalah kesuburan. Seseorang yang pernah

mengalami hal ini dapat kembali hamil normal. Namun jika ibu mengalami Blighted Ovum

berulang, baiknya dilakukan pemeriksaan dan pengobatan yang intensif, karena

dikhawatirkan adanya kelainan kromosom yang menetap pada diri ibu atau suami.1

17

Page 18: Blighted Ovum

DAFTAR PUSTAKA

1. J. Elson, R. Salim, A. Tailor. Predicition of Early Pregnancy Viability in The Absence

of An Ultrasonically Detectable Embryo. Ultrasound in Obstetrics and Gynecology.

Vol 21st. Issue 1. Pages 57-61. January 2003

2. Bligthed Ovum (2011) diunduh dari http://www.webmd.com/baby/guide/blighted-

ovum pada tanggal 21 Maret 2014

3. Blighted Ovum (2011) diunduh dari

http://www.americanpregnancy.org/pregnancycomplications/blightedovum.html pada

tanggal 21 Maret 2014

4. Hanifa Winkjosastro. Diagnosis Kehamilan Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka

Sarwono Prawirohardjo. Edisi kedua. 2008. Ms 125-31

5. Dilation and Curretage (2008) diunduh dari

http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/tutorials/dilationandcurretage/og059104.pdf

pada tanggal 21 Maret 2014

18