Blighted Ovum
Click here to load reader
-
Upload
nia-suddin -
Category
Documents
-
view
220 -
download
4
Transcript of Blighted Ovum
KEPANITERAAN KLINIK
STATUS OBSTETRI
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
Jl. Arjuna Utara No. 6. Kebon Jeruk- Jakarta Barat
SMF OBSTETRI RS MARDI RAHAYU KUDUS
Nama : Kurniawati Hesli Pratiwi Tanda tangan
NIM : 11.2012.195
Dr pembimbing / penguji : dr. Wahyu Jatmika, Sp.OG
IDENTITAS PASIEN
Nama lengkap : Ny. N.H Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 38 Tahun Suku bangsa : Jawa
Status perkawinan : Kawin (GIIPIA0) Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu rumah tangga Pendidikan : SMA
Alamat : Klumpit RT 04 RW 05,
Klumpit, Gebog, Kudus
Masuk Rumah Sakit : 21 Maret 2014
Pukul 13.15 WIB
Nama suami : Tn. A. U
Pekerjaan : Buruh
Alamat : Klumpit RT 04 RW 05, Klumpit, Gebog, Kudus
A. A NAMNESIS :
Diambil dari : Autoanamnesis Tanggal : 21 Maret 2014 Jam 13.20 WIB
Keluhan utama :
Keluar flek-flek sejak 1 minggu yang lalu
Riwayat Penyakit Sekarang :
1 minggu SMRS, pasien mengatakan keluar flek-flek dari kemaluan yang
berwarna kecoklatan. Pasien juga mengeluhkan sering merasa lemas dan pusing.
1
Keluhan demam, mual, ataupun muntah disangkal oleh pasien. Keluhan flek-flek ini
disadari oleh pasien ketika sedang mandi pagi.
1 hari SMRS, pasien mengatakan flek-flek kecoklatan semakin banyak sehingga
hampir menyerupai menstruasi. Pasien juga mengatakan ada gumpalan-gumpalan darah
kehitaman yang keluar dari kemaluannya. Karena darah yang keluar semakin banyak,
pasien datang ke rumah sakit untuk memeriksakan diri. Pasien disarankan untuk dirawat
dan dilakukan kuret oleh dokter karena janinnya tidak berkembang.
Pasien mengetahui dirinya hamil 9 minggu dengan test pack yang dilakukannya
sendiri dan pernah memeriksakan dirinya ke bidan 1 kali. Hewan ternak seperti
pemeriksaan kucing, anjing, burung, ayam, dan lain-lain tidak ada dirumah pasien
ataupun di lingkungan tempat tinggalnya. Pasien dan keluarganya tidak memiliki riwayat
penyakit jantung, hipertensi, dan diabetes mellitus.
Riwayat Haid
Menarche : 15 tahun
Siklus haid : 28 hari
Lamanya : 7 hari
Banyaknya : Banyak dan encer
Haid terakhir (HPHT) : 14 Januari 2014
Taksiran partus (HPL) : 21 Oktober 2014
Riwayat Perkawinan
Menikah 1 kali pada usia 28 tahun, selama 10 tahun
Riwayat Kehamilan dan Kelahiran
Anak
ke
Tahun
Persalinan
Jenis
Kelamin
Umur
Kehamilan
Jenis
PersalinanPenolong
Hidup /
Mati
Riwayat
Nifas
Menetek
s/d umur
I 2007 Perempuan 9 bulan SC Dokter Hidup Baik + 2 tahun
II HAMIL INI
2
Riwayat Kontrasepsi (Keluarga Berencana)
( − ) Pil KB ( − ) Suntikan 3 bulan ( − ) IUD
( − ) Susuk KB ( − ) Lain-lain
Lamanya : −
Penyakit Dahulu
( − ) Cacar ( − ) Malaria ( − ) Batu ginjal/saluran kemih
( − ) Cacar air ( − ) Disentri ( − ) Burut ( hernia )
( − ) Difteri ( − ) Hepatitis ( − ) Batuk rejan
( − ) Tifus abdominalis ( − ) Wasir ( − ) Campak
( − ) Diabetes ( − ) Sifilis ( − ) Alergi
( − ) Tonsilitis ( − ) Gonore ( − ) Tumor
( − ) Hipertensi ( − ) Penyakit pembuluh ( − ) Demam rematik akut
( − ) Ulkus ventrikuli ( − ) Pendarahan otak ( − ) Pneumonia
( − ) Ulkus duodeni ( − ) Psikosis ( − ) Gastritis
( − ) Neurosis ( − ) Tuberkulosis ( − ) Batu empedu
( − ) Jantung ( + ) Operasi ( − ) Kecelakaan
Lain-lain :
Tidak ada
Riwayat keluarga
Hubungan Umur Jenis kelamin Keadaan
kesehatan
Penyebab
meninggal
Ayah 60 tahun Laki-laki Hidup -
Ibu 51 tahun Perempuan Hidup -
Suami 39 tahun Laki-laki Hidup -
Ada kerabat yang menderita :
Penyakit Ya Tidak Hubungan
Alergi - √
Asma - √
Tuberkulosis - √
3
HIV - √
Hepatitis B - √
Hepatitis C - √
Hipertensi √ - Ayah
Cacat bawaan - √
Lain – lain - √
Riwayat Operasi
Pasien pernah melakukan operasi sectio caessarea pada tahun 2007 untuk kehamilan
pertama.
B. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Keadaan Gizi : Baik
Tekanan Darah : 130/80 mmHg
Nadi : 86 x/ menit ( kuat angkat, teratur)
Suhu : 36,80C
Pernafasaan : Suara nafas vesikuler, 18x/ menit. Jenis thoracoabdominal
Kulit
Warna : Sawo matang
Effloresensi : Tidak ada
Jaringan parut : Tidak ada
Pigmentasi : Tidak ada
Pertumbuhan rambut : Normal
Pembuluh darah : Tidak menonjol dan melebar
Suhu raba : Normal, kulit Lembab
Keringat : Setempat yaitu di kepala dan leher
Turgor : Baik
Ikterus : Tidak ada
Edema : Tidak ada
4
Kelenjar getah bening
Submandibula : Tidak ditemukan pembesaran
Supraklavikula : Tidak ditemukan pembesaran
Lipat paha : Tidak ditemukan pembesaran
Leher : Tidak ditemukan pembesaran
Ketiak : Tidak ditemukan pembesaran
Payudara : Tidak ada pembesaran
ASI (-)
Paru – paru
Depan Belakang
Inspeksi Kiri Bentuk dada normal Tidak ada bekas luka
Kanan Bentuk dada normal Tidak ada bekas luka
Palpasi Kiri Sela iga normal, fremitus normal Fremitus normal
Kanan Sela iga normal, fremitus normal Fremitus normal
Perkusi Kiri Sonor Sonor
Kanan Sonor Sonor
Auskultasi Kiri Vesikuler Vesikuler
Kanan Vesikuler Vesikuler
Jantung (Cor)
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba pada sela iga V,
2 cm medial dari linea midclavicularis sinistra
Perkusi
Batas atas : Pada sela iga II garis parasternal kiri
Batas kiri : Pada sela iga V, 2 cm medial dari garis midclavicularis kiri
Batas kanan : Pada sela iga V, pada garis parasternal kiri.
Auskultasi : Bunyi jantung I-II reguler, tidak terdengar murmur dan gallop
5
Abdomen
Inspeksi : Tidak ada kelainan
Palpasi : Hati : Dalam batas normal
Kandung empedu : Dalam batas normal
Limpa : Dalam batas normal
Ginjal : Dalam batas normal
Kandung kencing : Dalam batas normal
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Bising usus normal, DJJ (-)
Ekstremitas
Luka : Tidak ada
Varises : Tidak ada
Edema : Tidak ada
Aspek kejiwaan
Tingkah laku : Wajar
Alam perasaan : Biasa
Proses pikir : Wajar
C. PEMERIKSAAN GINEKOLOGI
Pemeriksaan luar
Inspeksi :
Wajah : Chloasma gravidarum (-)
Payudara : Pembesaran payudara (-), puting susu tidak menonjol, cairan dari mamae (-)
Abdomen : Pembesaran abdomen (-), striae nigra (-), striae livide (-), striae albicans (-),
bekas operasi (+)
Palpasi : Tidak teraba pembesaran uterus
Pemeriksaan dalam
Vaginal toucher
Fluxus (+) darah, fluor (-)
V/U/V : Tidak ada kelainan
6
Portio : Sebesar jempol tangan
OUE : Tertutup
Corpus uteri : Sebesar telur bebek
Adneksa Parametrium : Tidak ada kelainan
Cavum Douglasi : Tidak ada
D. PEMERISAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium
Dilakukan pada tanggal 21 Maret 2014
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai normal
Darah rutin
Hemoglobin 12.10 g/dl 11.7-15.5
Leukosit 7.12 Ribu 3.6-11.0
Euosinofil 1.00 % 1-3
Basofil 0.60 % 0-1
Neutrofil 69.80 % 50-70
Limfosit 19.30 % 25-40
Monosit 7.40 % 2-8
MCV 91.50 Fl 80-100
MCH 29.20 Pg 26-34
MCHC 31.90 % 32-36
Hematokrit 38.10 % 35-47
Trombosit 290 Ribu 150-440
Eritrosit 4.16 Juta 3.8-5.2
Golongan darah/RH O/+
Waktu perdarahan/BT 1.30 Menit 1-3
Waktu pembekuan/CT 5.0 Menit 2-6
Pemeriksaan USG
Dilakukan pada tanggal 21 Maret 2013
Kesan : GS (+), ukuran + 3 cm pada usia kehamilan 9 minggu. Tidak tampak massa
intrauterine
7
E. RINGKASAN (RESUME)
Anamnesis :
Ny N. H berusia 38 tahun, GIIPIA0, hamil 9 minggu datang ke rumah sakit dengan
keluhan keluar flek-flek kecoklatan dari kemaluan sejak 1 minggu yang lalu. 1 hari
SMRS, flek kecoklatan semakin banyak hampir menyerupai menstruasi dan ada
gumpalan-gumpalan darah. Pasien merasa lemas dan pusing.
Pemeriksaan fisik :
Pada vaginal toucher didapatkan fluxus (+) darah. OUE tertutup. Corpus uteri
sebesar telur bebek. Pasien mengetahui dirinya hamil ketika mendapati hasil test pack (+)
dan memeriksakan diri ke bidan satu kali. Haid terakhir (HPHT) adalah 14 Januari 2014
dan taksiran partus (HPL) adalah 21 Oktober 2014.
Pemeriksaan USG :
GS (+), ukuran + 3 cm pada usia kehamilan 9 minggu. Tidak didapatkan massa
intraunterine.
F. DIAGNOSIS
Diagnosis kerja :
GIIPIA0, umur 38 tahun, hamil 9 minggu dengan Blighted Ovum
Dasar diagnosis :
Keluar flek-flek sejak 1 minggu SMRS
Amenorrheae, test pack (+)
Flx (+), OUE : tertutup, corpus uteri : Sebesar telur bebek
Pada USG, didapatkan hasil GS (+), ukuran + 3 cm pada usia kehamilan 9 minggu,
tidak tampak massa intrauterine.
G. ANJURAN PEMERIKSAAN
HCG
USG
H. RENCANA PENGELOLAAN
Pro kuretase
8
I. PROGNOSIS
Power : Ad bonam
Passage : Ad bonam
Passenger : Ad bonam
Tanggal 21 Maret 2014, jam 21.30
Dilakukan tindakan kuretase
Laporan tindakan :
Lakukan sepsis pada daerah labia mayor dan sekitarnya dengan betadine
Pasang speculum simms pada liang vagina
Fiksasi portio dengan tenakulum
Masukkan sonde perlahan-lahan dan dengan hati-hati untuk mengetahui bentuk, arah, dan
ukuran dengan corpus uteri
Uterus bentuk retrofleksi dengan kedalaman 10 cm
Masukkan sendok curet dengan ukuran yang sesuai untuk memulai curet
Setelah uterus bersih, bersihkan portio dan sekitarnya dengan betadine
Tindakan selesai
Terapi medika mentosa :
Amoxicillin 3 x 500 mg
Methylergometrine 2 x 0,2 mg
Zegavit 1 x 1
9
FOLLOW UP
Tanggal 22 Maret 2014, jam 08.00 WIB
S : Tidak ada keluhan
O : Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 88 x/menit
Frekuensi nafas : 20 x/menit
Suhu : 36,5 ºC
Abdomen : BU (+) normal
PPV : Darah (+) minimal
Extremitas : Akrak hangat, oedema (-)
A : PIAI, usia 38 tahun, post kuretase a.i Blighted Ovum hari pertama
P : Terapi dihentikan. Pasien boleh pulang
Tanggal 22 Maret 2014, Jam 11.30 WIB Pasien pulang
10
TINJUAN PUSTAKA
PENDAHULUAN
Kehamilan adalah kondisi dimana seorang wanita memiliki janin yang sedang tumbuh
didalam tubuhnya. Kehamilan pada manusia berkisar antara 40 minggu atau 9 bulan, dihitung
dari awal periode menstruasi terakhir sampai melahirkan. Kehamilan merupakan suatu proses
reproduksi yang memerlukan perawatan khusus, agar dapat berlangsung dengan baik untuk
ibu maupun janin.
Kehamilan dapat menjadi beresiko terutama pada wanita dengan usia yang terlalu
muda atau tua. Banyak anak dan beberapa faktor biologis lainnya adalah keadaan yang secara
tidak langsung menambah resiko kesakitan dan kematian pada ibu hamil. Akhir-akhir ini
berbagai penyakit dan masalah kehamilan mulai muncul di permukaan dan salah satunya
adalah hamil kosong. Istilah hamil kosong ini dikenal dengan sebutan Blighted Ovum.
Blighted Ovum adalah keadaan dimana seorang wanita merasa hamil tetapi tidak ada
janin didalam kandungannya. Seorang wanita yang mengalami hal ini juga akan merasakan
gejala-gejala kehamilan seperti terlambat menstruasi, mual dan muntah pada awal kehamilan
(morning sickness), payudara terasa mengeras, serta terjadi pembesaran perut, bahkan saat
dilakukan test kehamilan baik test pack maupun hasil laboratoriumnya bisa positif.
11
DEFENISI
Blighted Ovum adalah keadaan dimana seorang wanita merasa hamil tetapi tidak ada
janin dalam kandungannya. Blighted Ovum (kehamilan anembryonic) yang terjadi ketika
ovum yang telah dibuahi menempel pada dinding uterus, tetapi embrio tidak berkembang. Sel
berkembang membentuk kantung kehamilan, tetapi tidak membentuk embrio itu sendiri.
Blighted Ovum biasanya terjadi dalam trimester pertama sebelum seorang wanita tahu
tentang kehamilannya. Tingginya tingkat kelainan kromosom biasanya menyebabkan tubuh
wanita secara alami mengalami keguguran.1,2
Gambar 1. Blighted Ovum
ETIOLOGI
Blighted Ovum biasanya merupakan hasil dari masalah kromosom dan penyebab
sekitar 50% dari keguguran trimester pertama. Tubuh wanita mengenali kromosom abnormal
pada janin dan secara alami tubuh berusaha untuk tidak meneruskan kehamilan karena janin
tidak akan berkembang menjadi bayi normal dan sehat. Hal ini dapat disebabkan oleh
pembelahan sel yang abnormal, atau kualitas sperma atau ovum yang buruk.2
Sekitar 60% Blighted Ovum disebabkan kelainan kromosom dalam proses
pembuahan sel telur dan sperma. Infeksi TORCH, Rubella dan Streptoccocus, penyakit
kencing manis (diabetes melitus) yang tidak terkontrol, rendahnya kadar beta-HCG serta
faktor imunologis seperti adanya antibodi terhadap janin juga dapat menyebabkan Blighted
12
Ovum. Resiko juga meningkat bila usia suami atau istri semakin tua karena kualitas sperma
atau ovum menjadi turun.3
PATOFISIOLOGI
Pada saat konsepsi, sel telur (ovum) yang matang bertemu sperma. Namun akibat
berbagai faktor maka sel telur yang telah dibuahi sperma tidak dapat berkembang sempurna,
dan hanya terbentuk plasenta yang berisi cairan. Meskipun demikian plasenta tersebut tetap
tertanam di dalam rahim. Plasenta menghasilkan hormon HCG (human chorionic
gonadotropin) dimana hormon ini akan memberikan sinyal pada indung telur (ovarium) dan
otak sebagai pemberitahuan bahwa sudah terdapat hasil konsepsi di dalam rahim. Hormon
HCG yang menyebabkan munculnya gejala-gejala kehamilan seperti mual, muntah, ngidam
dan menyebabkan tes kehamilan menjadi positif. Karena tes kehamilan baik test pack
maupun laboratorium pada umumnya mengukur kadar hormon HCG yang sering disebut juga
sebagai hormon kehamilan.2,3
GEJALA DAN TANDA
Blighted Ovum sering tidak menyebabkan gejala sama sekali. Keluhan yang timbul
antara lain berupa bercak darah akibat berkurangnya kadar hormon dan berkurangnya
keluhan kehamilan. Jika mulai terjadi proses keguguran atau sirkulasi fetus dan vili korialis
mulai tidak stabil, sekitar usia 10 minggu, dapat terjadi perdarahan intermiten atau kontinu,
yang diikuti nyeri dan abortus inkomplit. Pada pemeriksaan dengan inspekulo, ostium uteri
eksterna biasanya tertutup (yang didiagnosis dengan abortus imminens) atau terbuka (abortus
inkomplit).1,3
Gejala dan tanda-tanda mungkin timbul adalah :
Periode menstruasi terlambat
Timbul gejala yang sering terjadi pada kehamilan muda normal misalnya pusing, mual,
dan muntah
Payudara mengeras
Perut membesar
Kram perut
Perdarahan per vaginam atau flek-flek
Tes kehamilan positif pada saat gejala
13
Hasil USG menunjukkan gestasional sac positif tetapi tidak kelihatan perkembangan
embrio didalamnya
DIAGNOSIS
1. Anamnesis
Adanya amenorrheae
Adanya gejala kehamilan muda misalnya pusing, mual, muntah, dan nyeri perut
Keluar flek-flek atau perdarahan per vaginam
2. Pemeriksaan fisik
Payudara mengeras
Perut yang membesar
Pada pemeriksaan bimanual ditemukan serviks utuh, adanya perdarahan atau flek dari
vagina dan uterus teraba membesar
3. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan kadar hormon pada kehamilan dapat juga membantu pemeriksaan dimana
beta-HCG dibentuk oleh plasenta. Normalnya, pada pemeriksaan darah hormon ini dapat
dideteksi pada hari 11 setelah konsepsi, dan pada tes urin pada hari ke 12-14. Produksi
hormon ini akan menjadi 2 kali lipat tiap 72 jam. Kadarnya akan mencapai jumlah
tertinggi pada kehamilan usia 8-11 minggu lalu menurun. Jika penurunan kadar beta-
HCG ini terjadi lebih dini, dapat dicurigai terjadinya Blighted Ovum. 2,3
4. Pemeriksaan ultrasonografi
Diagnosis kehamilan embrionik bisa dilakukan saat kehamilan memasuki usia 6-7
minggu. Sebab saat itu diameter kantung kehamilan sudah lebih besar dari 16 mm
sehingga bisa terlihat lebih jelas. Dari situ juga akan tampak, adanya kantung kehamilan
yang kosong dan tidak berisi janin. Diagnosis kehamilan anembrionik dapat didiagnosis
bila kantung gestasi yang berdiameter sedikitnya 25 mm, tidak dapat dijumpai adanya
struktur mudigah dan kantong kuning telur.2,3
Menurut Encyclopedia of Medical Imaging, diagnosis Blighted Ovum dipenuhi bila :
Gagalnya mengidentifikasi embrio pada GS terukur minimal 20 mm pada USG
transabdominal
14
Gagalnya mengidentifikasi embrio pada GS yang terukur + 18 mm/lebih pada USG
transvaginal
Gagalnya mengidentifikasi yolk sac pada GS yang terukur 13 mm atau lebih
Outline kantung mungkin irreguler, incomplete, atau tidak terdapatnya reaksi desidual
dengan atau tanpa ditemukannya cairan dalam GS, small ini gestational age
Pada UDG transvaginal, tidak adanya yolk sac dalam GS dengan mean Ǣ > 10 mm,
atau Ǣ > 16 mm.
Gambar 2. Pemeriksaan USG pada Blighted Ovum
PENATALAKSANAAN
Jika telah didiagnosis Blighted Ovum, maka tindakan selanjutnya adalah
mengeluarkan hasil konsepsi dari rahim. Caranya bisa dilakukan dengan kuretase atau dengan
menggunakan obat. Namun kuretase dianggap memiliki kelebihan karena dapat mencegah
terjadinya infeksi dan juga dapat digunakan untuk pemeriksaan kromosom. Hasil kuretase
akan dianalisi untuk memastikan apa penyebab Blighted Ovum lalu mengatasi penyebabnya.
Jika karena infeksi maka dapat diobati sehingga kejadian ini tidak berulang.4
Bedah (dilatasi dan kuretase)
Dilatasi dan kuretase adalah cara membersihkan hasil konsepsi dengan memakai alat
kuretase (sendok kerokan). Sebelum melakukan kuretase, penolong harus melakukan
pemeriksaan dalam untuk menentukan letak uterus, keadaan serviks dan besarnya uterus,
untuk mencegah terjadinya bahaya kecelakaan misalnya perforasi.5
15
Indikasi kuretase
Abortus incomplete
Abortus dalam hal ini dlakukan untuk menghentikan perdarahan yang terjadi karena
keguguran. Mekanisme perdarahan pada kasus keguguran adalah dengan adanya sisa
jaringan menyebabkan rahim tidak dapat berkontraksi dengan baik sehingga pembuluh
darah pada lapisan darah rahim tidak dapat tertutup dan menyebabkan perdarahan.
Blighted Ovum
Dalam kelainan ini kuretasi harus dilakukan karena plasenta yang tumbuh akan
berkembang menjadi suatu keganasan seperti choriocarcinoma dan penyakit trofoblas
ganas pada kehamilan.
Dead conseptus
Biasanya pemeriksaan yang jelas adalah melalui USG, ditemukan janin tapi jantung tidak
berdenyut. Apabila ditemukan pada kehamian 16-20 minggu diberikan obat perangsang
pengeluaran kehamilan sebelum dilakukan kuretase. Tetapi jika kehamilan masih
dibawah 16 minggu maka dapat langsung dilakukan kuretase.
Abortus mola
Tanda-tanda hamil anggur adalah tinggi janin tidak sesuai dengan umur kehamilannya.
Rahim lebih cepat membesar dan apabila ada perdarahan ditemukan gelembung-
gelembung udara dalam darah. Hal ini dapat menjadi keganasan trofoblas dalam
kehamilan.
Menometroraghia
Kuretase dilakukan untuk menghentikan perdarahan dan untuk mencari penyebabnya
misalnya disebabkan oleh kelainan kromosom, tumor pada rahim ataupun keganasan.
Tindakan kuretasi
Tentukan letak rahim dengan pemeriksaan dalam agar saat memasukkan alat-alat itu
harus disesuaikan dengan letak rahim. Jangan terjadi salah arah (false route) dan
perforasi.
Sondase. Masukkan sonde sesuai dengan letak rahim, tentukan dalamnya sonde. Caranya
dalah setelah ujung sonde terasa membentur fundus uteri, telunjuk tangan kanan
diletakkan atau dipindahkan pada portio dan tariklah sonde keluar, lalu baca berapa cm.
Dilatasi. Bila pembukaan serviks kurang, lakukan dilatasi dengan Bougie Hegar. Pegang
busi seperti memegang pensil, masukkan hati-hati sesuai letak rahim. Untuk mencegah
16
kemungkinan perforasi, usahakan memakai sendok kuret yang agak besar, dengan
dilatasi lebih besar.
Cunam abortus. Jika terdapat jaringan, pakai cunam abortus untuk mengeluarkannya.
Caranya, masukkan cunam abortus dalam keadaan tertutup. Saat terasa membentur
fundus uteri, cunam ditarik sedikit dan dibuka kemudian jaringan di tarik dengan cunam.
Kuretase. Pakai sendok kuret agak besar. Masukkan bukan dengan kekuatan, lakukan
kerokan dimulai di bagian tengah. Pakai sendok kuret yang tajam karena lebih efektif
dan lebih terasa sewaktu melakukan kerokan pada dinding rahim (seperti bunyi
mengerok kelapa). Tanda bahwa sudah bersih adalah dari bunyinya, keluar darah merah
segar berbusa.
PENCEGAHAN
Dalam banyak kasus Blighted Ovum tidak bisa dicegah. Beberapa pasangan
seharusnya melakukan tes genetika dan konseling jika terjadi keguguran berulang di awal
kehamilan. Blighted Ovum sering merupakan kejadian satu kali, dan jarang terjadi lebih dari
satu kali pada wanita.
Untuk mencegah terjadinya Blighted Ovum, maka dapat dilakukan beberapa tindakan
pencegahan seperti pemeriksaan TORCH, imunisasi Rubella pada wanita yang hendak hamil,
bila menderita penyakit disembuhkan dulu, dikontrol gula darahnya, melakukan pemeriksaan
kromosom terutama bila usia di atas 35 tahun, menghentikan kebiasaan merokok agar
kualitas sperma/ovum baik, memeriksakan kehamilan yang rutin dan membiasakan pola
hidup sehat.5
PROGNOSIS
Prognosis bagi kelainan Blighted Ovum adalah baik. Blighted Ovum tidak
berpengaruh terhadap rahim ibu atau terhadap masalah kesuburan. Seseorang yang pernah
mengalami hal ini dapat kembali hamil normal. Namun jika ibu mengalami Blighted Ovum
berulang, baiknya dilakukan pemeriksaan dan pengobatan yang intensif, karena
dikhawatirkan adanya kelainan kromosom yang menetap pada diri ibu atau suami.1
17
DAFTAR PUSTAKA
1. J. Elson, R. Salim, A. Tailor. Predicition of Early Pregnancy Viability in The Absence
of An Ultrasonically Detectable Embryo. Ultrasound in Obstetrics and Gynecology.
Vol 21st. Issue 1. Pages 57-61. January 2003
2. Bligthed Ovum (2011) diunduh dari http://www.webmd.com/baby/guide/blighted-
ovum pada tanggal 21 Maret 2014
3. Blighted Ovum (2011) diunduh dari
http://www.americanpregnancy.org/pregnancycomplications/blightedovum.html pada
tanggal 21 Maret 2014
4. Hanifa Winkjosastro. Diagnosis Kehamilan Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo. Edisi kedua. 2008. Ms 125-31
5. Dilation and Curretage (2008) diunduh dari
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/tutorials/dilationandcurretage/og059104.pdf
pada tanggal 21 Maret 2014
18