Bisnis_Syariahhh_makalah_fix....docx

download Bisnis_Syariahhh_makalah_fix....docx

of 38

Transcript of Bisnis_Syariahhh_makalah_fix....docx

Zakat, Infaq dan Shadaqah (ZIS)

Kelompok 7

Nama Anggota:NIM1. Dinda Lestari(1310111096)2. Idham Fajar Rahmat(1310111103)3. Ratna Yunita Rahmawati(1310111114)4. Nani Dwi Noviani (1310111116)5. Gendis Putri Ayu Hapsari(1310111131)

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini. Makalah ini merupakan satu bentuk tulisan yang berdasarkan sumber-sumber yang diperoleh. Dan dengan adanya makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan dan memperluas pengetahuan.Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu bila ada kritik dan saran akan saya terima dengan senang hati. Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Jakarta, 21 November 2014Hormat Kami

penulis

1.ZAKAT Zakat adalah salah satu rukun islam yang hukumnya wajib bagi setiap muslim yang merdeka dan memiliki harta kekayaan sampai jumlah tertentu yang telah mencapai misab. Dalam pandangan islam, Allah adalah pemilik mutlak alam semesta dan isi nya, sehingga harta kekayaan yang dimiliki manusia hanyalah titipan yang bersifat sementara, dimana manusia diberi kekuasaan untuk mengelolanya. Salah satu kehendak dan ketentuan Allah terkait dengan penggunaan harta yang harus diikuti oleh manusia adalah ketentuan tentang zakat. Secara sederhana, zakat adalah transfer kepemilikan dari si kaya kepada si miskin karena didalam harta si kaya pada hakikatnya ada hak si miskin. Secara umum, fungsi zakat meliputi bidang moral, sosial, dan ekonomi (M.A. Mannan, 1993). Dalam bidang moral, zakat berfungsi untuk menghapuskan kemiskinan dari masyarakat. Dibidang ekonomi, zakat mencegah penumpukan kekayaan ditangan sebagian kecil manusia dan merupakan sumbangan wajib kaum muslimin untuk perbendaharaan negara. Besarnya peranan zakat bagi umat, telah disadari pula oleh negara, termasuk di Indonesia yang telah memberlakukan undang-undang No. 38 Tahun 1999 tentang pengelolaan zakat. Pemerintah menyadari bahwa jika pengelolaan zakat dilakukan dengan baik, transparan, dan bertanggung jawab, maka banyak persoalan sosial dan ekonomi dalam msyarakat dapat terpecahkan.A. Pengertian Zakat Dari segi bahasa, zakat memiliki kata dasar Zaka yang berarti berkah, tumbuh, suci, bertsih dan baik. Sedangkan zakat menurut terminologi berarti aktivitas memberikan harta tertentu yang diwajibkan Allah SWT dalam jumlah dan perhitungan tertentu untuk diserahkan kepada orang-orang yang berhak. Berdasarkan pengertian tersebut, maka zakat tidaklah sama dengan donasi/sumbangan/shadaqah yang bersifat sukarela. Zakat merupakan suatu kewajiban muslim yang harus ditunaikan dan bukan merupakan hak, sehingga kita tidak dapat memilih untuk membayar atau tidak. Zakat memiliki aturan yang jelas, mengenai harta apa yang harus dizakatkan, batasan harta yang terkena zakat,demikian juga cara perhitungannya, bahkan siapa yang boleh menerima harta zakatpun telah diatur oleh Allah SWT dan Rasul-Nya. Jadi zakat adalah sesuatu yang sangat khusus, karena memiliki persyaratan dan aturan baku baik untuk alokasi, sumber, besaran maupun waktu tertentu yang telah ditetapkan oleh syariah.

B. Hubungan antara Zakat, Infak, Shadaqah Menurut bahasa, Infak adalah membelanjakan, sedangkan menurut terminologi artinya mengeluarkan harta karena taat dan patuh kepada Allah SWT dan menurut kebiasaan yaitu untuk memenuhi kebutuhan. Pengeluaran infak dapat dilakukan oleh seorang muslim sebagai rasa syukur ketika menerima rezeki dari Allah dengan jumlah sesuai kerelaan dan kehendak muslim tersebut. Hal ini sesuai dengan (QS 2: 195) .......... dan tetaplah kamu berinfak untuk agama Allah, dan janganlah kamu menhjerumuskan diri dengan tangan mu sendiri kelembah kecelakaan (karena mengehentikan infak itu).C. Jenis Infak1. Infak wajib: terdiri atas zakat dan nazar, yang bentuk dan jumlah pemberiannya telah ditentukan. Nazar adalah sumpah atau janji untuk melakukan sesuatu dimasa yang akan datang. Menurut Qardhawi, nadzar itu adalah sesuatu yang makruh. Namun demikian apabila telah diucapkan, maka harus dilakukan sepanjang hal itu untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Seseorang yang bernazar : jika saya lulus ujian, maka saya akan memberikan Rp. 500.000 kepada fakir mesin, wajib melaksanakan nazarnya seperti yang telah dia ucapkan. Jika hal tersebut tidak dilakukan, maka dia akan terkena denda/Kafarat. 2. Infak sunah: Infak yang dilakukan seorang muslim untuk mencari ridha Allah, bisa dilakukan dengan berbagai cara dan bentuk. Misalnya: memberi makan bagi orang terkena bencana.

Shadaqah adalah segala pemberian/kegiatan untuk mengharap bencana dari Allah SWT. Shadaqah memiliki dimensi yang lebih luas dari infak, karena shadaqah memiliki 3 pengertian utama: 1. Shadaqah merupakan pemberian kepada fakir, miskin yang membutuhkan tanpa mengharapkan imbalan (azzuhaili). Shadaqah bersifat sunah. 2. Shadaqah dapat berupa zakat, karena dalam beberapa teks Al-Quran dan As Sunah ada yang tertulis dengan shadaqah pada hal yang dimaksud adalah zakat.

Sesungguhnya zakat-zakat itu adalah bagi orang-orang fakir, orang-orang miskin, amil-amil zakat... (QS 9: 60). Pada ayat tersebut, zakat-zakat diungkapkan dengan lafal Ash Shadaqaat.

Begitupula sabda Nabi SAW kepada Muadz bin Jabal RA ketika dia diutus Nabi ke Yaman:

.....beritahukanlah kepada mereka (Ahli Kitab yang telah masuk Islam), bahwa Allah telah mewajibkan zakat atas mereka, yang diambil dari orang kaya diantara mereka, dan diberikan kepada orang fakir diantara mereka.... (HR. Bukhari dan Muslim). Pada hadis tersebut, zakat diungkapkan dengan lafal Ash Shadaqaat. 3. Shadaqah adalah sesuatu yang maruf (benar dalam pangan syariah). Pengertian ini yang membuat definisi atas sadaqah menjadi luas, hal ini sesuai hadis Nabi Muhammad SAW Setiap kebajikan, adalah shadaqah (HR. Muslim)

Dari ketiga pengertian diatas maka shadaqah memiliki dimensi yangs sangat luas tidak hanya berdimensi memberikan sesuatu dalam bentuk harta tetapi juga dapat berupa berbuat kebajikan, baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain sesuai hadis Nabi Muhammad SAW.Dari Abu Musa Al-Asyary r.a dari Nabi Muhammad SAW bersabda, tiap-tiap muslim haruslah bersedekah; Sahabat bertanya; Bagaimana kalo dia tidak mampu Ya Rasulullah?; Nabi menjawab, Dia harus berusaha dengan kedua tangan(tenaga)nya hingga berhasil unbtuk dirinya dan untuk bersedekah; Sahabat bertanya, Bagaiman kalau dia tidak mampu?; Nabi menjawab; Menolong orang yang mempunyai kebutuhan dan keluhan; Sahabat bertanya, Bagaiman kalau dia tidak mampu?; Nabi menjawab, Dia melakukan sesuatu perbuatan baik atau menahan dirinya dari munkar(kejahatan) itupun merupakan shadaqah baginya. Senyuman itu sedekah. (HR. Baihaqi)

D. Manfaat Infak dan Shadaqah adalah:1. Mencegah datangnya bala (kesulitan)2. Memelihara harta dari hal-hal yang tidak diinginkan3. Mengharap keberkahan harta yang dimiliki.Walaupun zakat merupakan dimensi yang paling sempit dari infak dan shadaqah, namun, dia mengikat setiap muslim. Oleh sebab itu, para ahli Fikih biasa menyebutkan zakat merupakn infak wajiub dan infak sebagai shadaqah tathawwu (shadaqah sunah).

E. Sumber hukum1. Al-Quran Kata zakat disebut 30kali dalam Al-Quran (27 kali dalam satu ayat bersama tidak dalam satu ayat tetapi masih satu konteks dengan shalat, 8 kata zakat terdapat dalam surat yang diturunkan di Mekah, dn 22 kata zakat yang diturunkan di Madinah).Sedangakn kata shadaqahSendiri sebanyak 12 kali yang semuanya diturunkan di Madinah. Kata zakat sering disebut bersamaan dengan kata shadaqah (QS 9: 103, 9:58,9:60). Shadaqah memiliki arti kata Shidiq yang berarti benar, hal ini sejalan dengan konteks zakat. Diawal perkembangan Islam (perintah zakat di Mekah), tidak diberikan batasan harga yang wajib dikeluarkan zakatnya, juga tidak diatur taraf zakatnya. Semua itu diserahkan pada kesadaran kedermawanan dari setiap muslim.Sementara dalam ayat-ayat yang turun di Madinah menegaskan zakat itu wajib, dalam bentuk perintah yang tegas dan intruksi pelakasaan yang jelas. Dirikanlah oleh kalian shalat dan bayarlah zakat. (QS 2: 110). QS.9(At Taubah) adalah suatu surah dalam Quran yang banyak membahas masalah zakat. Pada tahun 2 H di Madinah aturan zakat mulai lebih jelas seperti syarat harta yang terkena zakat dan cara perhitungannya. Di dalam bebrapa ayat Al-Quran, Allah mengancam orang-orang yang tidak membayar zakat dengan hukuman berat diakhirat dan kebinasaan atas harta yang dimilikinya (sesuai dengan QS 41: 6-7, 9:35). Dengan ini diharapkan hati yang lalai menjadi tersentak dan sifat kikir tergerak untuk berkorban. Sebaliknya Al-Quran juga memberikan pujian dan menjelaskan kebaikan apa yang akan diperoleh dengan menunaikan zakat sehingga diharapkan dapat memotivasi manusia agar secara sukarela melaksanakan kewajiban zakat tersebut(QS 30:39,59: 9, 64:11). Kalau seorang yang mengaku muslim masih tetap tidak mau membayar zakat, Nabi akan memaksanya, yang tujuannya tidak lain adalah untuk tegaknya peintah Allah.Pada masa Abu Bakar (setelah Rasulullah wafat) banyak suku arab yang membangkang tidak mau membayar zakat dan hanya mau mengerjakan shalat. Para ulama pun menetapkan bahwa orang yang mengingkari dan tidak mengakui bahwa zakat hukumnya wajib adalah kafir dan sudah keluar dari islam.Beberapa ayat Al-Quran yang membahas mengenai zakat: Ambilah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan menyucikan mereka, dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu menjadi ketentraman jiwa bagi mereka. Dan Allah maha mendengar lagi maha mengetahui. (QS 9: 103)

.....dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Alla, itulah orang-orang yang melipatgandakan (pahalanya). (QS 30: 39).

......dan celakah bagi orang yang mempersutukan(Nya) (yaitu) orang-orang yang tidak menunaikan zakat dan mereka kafir akan adanya (kehidupan akhirat). (QS 41: 6 dan 7)

Sesungguhnya zakat-zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus zakat, para mualaf yang dibujuk hatinya, untuk memerdekakan budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah, dan orang-orang yang dalam perjalanan, sebagai sesuatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah maha mengetahui lagi maha bijaksana. (QS 9:60)

2. As-SunahAbu Hurairah berkata, Rasulullah bersabda: siapa yang dikaruniai oleh Allah kekayaan tetapi tidak mengeluarkan zakatnya, maka pada hari kiamat nanti ia akan didatangi oleh seekor ular jantan gundul yang sangat berbisa dan sangat menakutkan dengan dua bintik di atas kedua matanya. (HR. Bukhari)

Golongan yang tidak mengeluarkan zakat (di dunia) akan ditimpa kelaparan dan kemarau panjang. (HR. Tabrani)

Bila Shadaqah (zakat) bercampur dengan kekayaan lain, maka kekayaan itu akan binasa. (HR. Bazar dan Baihaqi)

Zakat itu dipungut dari orang-orang kaya diantara mereka, dan diserahkan kepada orang-orang miskin. (HR. Bukhari)

F. Syarat dan Wajib Zakat

Syarat wajib zakat, antara lain:1.Islam, berarti mereka yang beragama islam baik anaka-anak atau sudah dewasa, berakal sehat atau tidak.2.Merdeka, berarti bukan budak dan memiliki kebebasan untuk melaksanakan dan menjalankan seluruh syariat islam.3.Memiliki satu nisab dari salah satu jenis harta yang wajib dikenakan zakat dan cukup haul.Zakat Adalah kewajiban bagi pihak yang memenuhi semua kriteria di atas, zakat adalah utang kepada Allah SWT dan harus disegarkan pembayarannya, serta ketika membayar harus diniatkan untuk menjalankan perintah Allah dan mengharapkan rida-Nya.

Syarat harta kekayaan yang wajib dizakatkan atau objek zakat:1. HalalHarta tersebut harus didapatkan dengan cara yang baik dan yang halal (sesuai dengan tuntutan syariah). Dengan demikian, harta yang haram, baik karena zatnya maupun cara perolehannya (diperoleh dengan cara yang dilarang Allah dan RasulNya), bukan merupakn objek zakat, dan oleh karena itu, Allah tidak akan menerima zakat dari harta yang haram, sebagaimana tersebut dalam hadis berikut ini:

Barang siapa mengumpulkan harta dari jalan haram, lalu dia menyedekahkannya, maka dia tidak mendapatkan pahala, bahkan mendapatkan dosa (HR Huzaimah dan Ibnu Hiban dishahihkan oleh Imam Hakim)2. Milik PenuhMilik penuh artinya kepemilikan disini berupa hak untuk penyimpanan, pemakaian, pengelolaan yang diberikan Allah SWT kepada manusia, dan di dalamnya tidak ada hak orang lain.

3.BerkembangMenurut ahli fikih, harta yang berkembang secara terminologi berarti harta tersebut bertambah, tetapi menurut istilah bertambah itu terbagi menjadi dua yaitu bertambah secara nyata dan bertambah tidak secara nyata. Bertambah secara nyata adalah bertambah harta tersebut akibat, keuntungan atau pendapatan dari pendayagunaan aset, misalnya melalui perdagangan, investasi dan yang sejenisnya. Sedangkan bertambah tidak secara nyata adalah kekayaan itu berpotensi berkembang baik berada di tangan pemiliknya maupun di tangan orang lain atas namanya. (qardhawi). Syarat ini secara implisit mendorong setiap muslim untuk memproduktifkan harta yang dimilikinya.

4. Cukup NisabNisab, yaitu jumlah minimal yang menyebabkan harta terkena kewajiban zakat. Menurut Dr. Didin Hafidhuddin, nisab merupakan keniscayaan sekaligus merupakan kemaslahatan, sebab zakat itu diambil dari orang kaya (mampu) dan diberikan kepada orang-orang yang tidak mampu. Dengan kata lain dikatakan bahwa Nisab merupakan indikator tentang kemampuan seseorang. Namun, jika seseorang memiliki harta kekayaan kurang dari nisab, Islam memberikan jalan keluar untuk berbuat kebajikan dengan mengeluarkan sebagian dari penghasilan yaitu melalui infak dan sedekah.

5. Cukup HaulHaul adalah jangka waktu kepemilikan harta di tangansi pemilik sudah melampaui dua belas bukan Qamariyah. Persyaratan setahun ini hanya untuk objek zakat berupa ternak, uang, dan harta benda dagang. Untuk objek zakat berupa hasil pertanian, buah-buahan, madu, logam mulia, harta karun, dan lain-lain yang sejenis, akan dikenakan zakat setiap kali dihasilkan, tidak dipersyaratkan satu tahun. Perbedaan ini menurut Ibnu Qudamah, bahwa kekayaan yang dipersyaratkan wajib zakat setelah setahun, mempunyai potensi untuk berkembang.

Tidak ada zakat atas suatu kekayaan sampai berlalu satu tahun. (HR.Ad-Daruquthni dan Baihaqi).

Dan hendaklah kamu serahkan haknya waktu pemotongan QS Al Anam: 141

Ibnu Qayyim berkata tentang pedoman yang diberikan Rasulullah SAW mengenai zakat:

Beliau hanya mewajibkan zakat itu satu kali dalam setahun dan satu tahun buat tanaman dan buah-buahan adalah waktu matangnya. Ini sangatlah adil, sebab bila diwajibkan sekali sebulan atau seminggu, akan menyakiti pemilik kekayaan, tetapi bila diwajibkan sekali seumur hidup akan menyakiti orang-orang miskin. Oleh karena itu, yang paling adil adalah mewajibkan sekali dalam setahun.Untuk zakat harta denganhaul satu tahun dihitung sejak memiliki harta cukup nisab. Misalnya bulan syawal ia memiliki harta cukup nisab lebih besar Rp. 50.500.000 (contoh harga emas per gram Rp. 300.000), maka apabila sampai dengan dua belas kemudian ia masih memilikinya muncul kewajiban zakat, sesuai dengan hadis berikut ini:Ali bin Abi Thalib, Rasulullah bersabda:Jika anda memiliki dua ratus dirham dan telah berlalu waktu satu tahun, maka wajib dikeluarkan zakatnya sebanyak lima dirham. Anda tidak mempunyai kewajiban apa-apa sehingga Anda memiliki dua puluh dinar dan telah berlalu waktu satu tahun, dan Anda harus berzakat sebesar setengah dinar. Jika lebih, maka dihitung berdasarkan kelebihannya...

6. Bebas dari UtangDalam menghitung cukup nisab, harta yang akan dikeluarkan zakatnya harus bersih dari utang. Karena ia dituntut atau memiliki kewajiban untuk utangnya itu.

zakat hanya dibebankan ke atas pundak orang kaya. Orang yang berzakat sedangkan ia atau keluarganya membutuhkan, atau ia mempunyai utang, maka utang itu lebih penting dibayar terlebih dahulu daripada zakat. (HR. Bukhari)

7. Lebih dari Kebutuhan PokokKebutuhan adalah sesuatu yang betul-betul diperlukan untuk kelangsungan hidup secara rutin; seperti kebutuhan sehari-hari. Kebutuhan ini akan berbeda untuk setiap orang karena tergantung situasi, keadaan dan jumlah tanggungan. Pengenaan zakat atas harta yang telah lebih dari kebutuhan rutin sesuai dengan (QS 2:219) sesuatu yang lebih dari kebutuhan... dan juga hadis zakat hanya dibebankan ke atas pundak orang kaya, yang secara implisit berarti orang yang memiliki harta lebih dari kebutuhannya.Mengenai syarat ini, sebagian ulama berpendapat bahwa amat sulit untuk menentukan besarnya kebutuhan pokok seseorang, sehingga mereka berpendapat bahwa syarat nisab sudahlah cukup.

G. Jenis Zakat

Ada dua jenis zakat:

1. Zakat Jiwa/Zakat Fitrah: adalah zakat yang diwajibkan kepada setiap muslim setelah matahari terbenam akhir bulan Ramadan. Lebih utama jika dibayarkan sebelum shalat idul fitri, karena jika dibayarkan setelah shalat Ied, maka sifatnya seperti sedekah biasa bukan zakat fitrah. Sebagaimana Sabda Nabi Muhammad SAW:Barang siapa yang mengeluarkannya sebelum shalat Ied, maka itu zakat fitrah yang diterima. Dan barang siapa yang mengeluarkannya sesuadah shalat Ied, maka itu termasuk salah satu sedekah dari sedekah-sedekah biasa. (HR. Ibnu Abbas)Seorang muslim wajib membayar zakat fitrah untuk dirinya dan orang-orang yang menjadi tanggung jawabnya seperti istri, anak, pembantunya yang muslim. Akan tetapi boleh bagi seorang istri atau anak atau pembantu membayar zakat sendiri.Menurut jumhur ulama, syarat kewajiban zakat fitrah bagi fakir adalah apabila ia memiliki kelebihan makanan pokok bagi dirinya dan orang yang menjadi tanggung jawabnya di malam dan pada hari rayanya. Kelebihan itu tidak termasuk rumah, perabotnya, dan kebutuhan pokok lainnya termasuk binatang ternak yang dimanfaatka, buku yang dipelajari ataupun perhiasan yang dipakainya. Akan, Tetapi, jika telah melebihi dan memungkinkan untuk di jual serta dimanfaatkan untuk keperluan zakat fitrah, maka membayar zakat fitrah hukumnya wajib karena ia mampu melakukannya.Zakat fitrah tidak mengenal nisab, dan dibayar sebesar 1 (satu) sha makanan pokok suatu masyarakat. ! (sha) adalah 4 mud dan ukuran 1 mud adalah genggaman 2 tangan orang dewasa (atau kira-kira: 2,176 Kg). Jika dibayar dengan uang (menurut Imam Abu Hanifah) dibolehkan walaupun sebaiknya yang diberikan adalah makanan.Dasar pelaknasaan:Rasulullah bersabda: Telah diwajibkan zakat fitrah untuk membersihkan orang yang berpuasa dari omongan yang tidak ada manfaatnya dan omongan kotor, serta untuk memberi makanan pada orang-orang miskin. (HR. Ibnu Abbas)

2. Zakat Harta adalah zakat yang boleh dibayarkan pada waktu yang tidak tertentu, mencakup hasil perniagaan, pertanian, pertambangan, hasil laut, hasil ternak, harta temuan, emas dan perak sertra hasil kerja (profesi) yang masing-masing memiliki perhitungan sendiri-sendiri.Pada masa Rasulullah kelompok harta yang ditetapkan menjadi objek zakat terbatas pada (1) emas dan perak dizaman rasul uang terbuat dari emas atau perak; (2) tumbuh-tumbuhan tertentu seperti gandum, jelai, kurma,dan anggur; (3) hewan ternak tertentu seperti domba atau biri-biri, sapi dan unta; (4) harta perdagangan (tijarah); (5) harta kekayaan yang ditemukan dalam perut bumi (rikaz). Sementara Allah merumuskan apa yang wajib dizakati dengan rumusan yang sangat umum yaitu kekayaan, seperti firman Nya Pungutlah olehmu zakat dari kekayaan mereka.... Di dalam kekayaan mereka terdapat hak peminta-minta dan orang melarat. Hal ini dapat disebabkan karena pada zaman rasul harta jenis itulah yang dianggap sebagai kekayaan.Seiring dengan kemajuan transaksi yang dapat meningkatkan kekayaan, maka penting untuk mengetahui apa yang dimaksud kekayaan. Kekayaan atau amwal (kata jamak dari maal) menurut bahasa Arab adalah segala sesuatu yang diinginkan sekali oleh manusia untuk menyimpan dan memilikinya. (Qardhawi, 2002). Atas dasar definisi tersebut, maka setiap benda berwujud yang diinginkan manusia untuk disimpan atau dimilikinya setelah memenuhi syarat-syarat wajib zakat, harus dikeluarkan zakatnya.Seiring perkemabngan zaman, jenis obejek zakat terus berkembang. Para ahli fikih terus mengadakan poengkajian, melakukan ijtihad untuk menentukan harta harta zakat yang belum dikenal di zaman Rasulullah (ketika zaman Rasul hanya dikenal 5 objek zakat). Imam Syafii, Imam Maliki, Imam Hambali & Imam Hanafi banyak memeberikan tambahan harta sebagai objek zakat. Pada zaman Umar bin Abdul Azis, sudah dikenal zakat penghasilan yaitu zakat dari upah karyawannya. Para ulama juga mengatakan bahwa sektor-sektor ekonomi modern juga merupakan objek zakat yang potensial. Misalnya penghasilan yang diperoleh dari keahlian/profesi, peternakan ayam, lebah, perkebunan, usaha-usaha properti, dan surat-surat berharga seperti saham, dan lainnya.

2.Objek Zakat Harta

A.Zakat Binatang Ternak (Zakat Anam)

Dan dia telah menciptakan binatang untuk kalian. Padanya kalian dapatkan kehangatan dan kegunaan lainnya dan sebahagian lagi kalian makan. Dan kalian menikmati keindahannya ketika kalian menhgalaunya ke kandang dan ketika kalian membawanya merumput di pagi hari. Dan mereka memikul beban kalian ke negeri yang hanya dapat kalian capai dengan susah payah. Sungguh Tuhan kalian Maha Penyantun , Maha Penyayang. (QS 16:5-7).Dalam berbagai hadis dikeukakan bahwa ada tiga jenis hewan ternak yang wajib dikeluarka zakatnya setelah memenuhi persyaratan tertentu yaitu unta, sapi, dan domba. Sedangkan di luar ketiga jenis tersebut, para ulama berbeda pendapat. Abu Hanifah berpendapat bahwa pada binatang kuda dikenakan kewajiban zakat, sedangkan Imam Maliki dan Imam Syafii tidak mewajibkannya, kecuali bila kuda itu diperjualbelikan.Yusufal-Qaradhawi membahas zakat sapi, mengutip pendapat Ibnu Mundzir yang menganalogikan kerbau pada sapi. Bahkan, ia menyatakan bahwa kedua jenis binatang ini, wajib dikeluarkan zakatnya, berdasarkan ijmak ulama. Karena itu, apabila diperlihatkan dalil-dalil dalam Al-Quran dan hadis serta pendapat para ulama, dapatlah disimpulkan bahwa hewan ternak selain tiga jenis tersebut di ats, yang kini dalam perekonomian modern berkembang pesat seperti pertenakan unggas (bebek dan ayam), tidaklah termasuk para kategoti zakat hewan ternak, melainkan pada zakat perdagangan, karena memang sejak awal, jenis peternakan ini sudah diniatkan sebagai komoditas perdagangan.Syarat binatang ternak adalah apabila sudah mencapai jumlah tertentu yang ditetapkan syariah (cukup nisab), telah memiliki selama satu tahun (haul), digembalakan atau sengaja diurus sepanjang tahun untuk maksud memperoleh susu, bibit baru, pembiakan dan dagingnya, dan tidak dipekerjakan untuk kepentingan pemiliknya. Jika di pekerjakan misalnya untuk membayajk sawah bukan objek zakat.Hewan-hewan yang di perselisihkan oleh ahli fikih adalah yang berkenan dengan macamnya dan ada pula sifatnya. Hewan yang diperselisihkan macamnya adalah kuda, menyatakan kuda tidak wajib dizakati. Mengenai sifat hewan yang diperselisihkan ialah anatara yang digembalakan dan tidak digembalakan. Digembalakan adalah dilepas ke padang rumput bebas sedangkan yang non gembalaan adalah diternakkan. Sebagian ulama berpendapat bahwa zakat untuk ternak dikenakan atas ternak yang digembalakan, sedangkan ulama lain mengatakan yang dikenakan zakat adalah seluruh hewan ternak.

1. Zakat Unta

Nisab UntaBanyaknya Zakat

5-9 ekor1 ekor kambing

10-14 ekor2 ekor kambing

15-19 ekor3 ekor kambing

20-24 ekor4 ekor kambing

25-35 ekor1 ekor bintu makhad

36-45 ekor1 ekor bintu labun

46-60 ekor1 ekor hiqqah

61-75 ekor1 ekor jadzaah

76-90 ekor2 ekor bintu labun

91-120 ekor2 ekor hiqqah

Keterangan : Bintu makhad = unta 1 tahun Bintu labun = unta 2 tahun Hiqqah = unta 3 tahun Jadzaah = unta 4 tahun Untuk lebih dari 120 ekor, yang kelebihannya 50 ekor unta, zakatnya 1 anak unta betina ( umur 3 tahun lebih) Untuk lebih dari 120 ekor. Yang kelebihannya 40 ekor, zakatnya 1 anak unta betina (umur 2 tahun lebih)

2. Zakat sapi/kerbau

Nisab sapiBanyaknya zakat

30-39 ekor1 tabiI atau tabiah

40-59 ekor1 musinnah

60 ekor2 tabiI atau tabiah

70 ekor1 tabiI atau tabiah

70 ekor2 musinnah

90 ekor3 tabii

100 ekor2tabiI dan 1 musinnah

Keterangan : TabiI dan tabiah = sapi jantan dan betina 1 tahun Musinnah = sapi betina 2 tahun Setiap 30 sapi, zakatnya 1 tabii Setiap 40 sapi, zakatnya 1 musinnah3. Zakat kambing/domba

Nisab Kambing/DombaBanyaknya Zakat

1-39 ekor0

40- 120 ekor1 ekor kambing

121 200 ekor2 ekor kambing

201 300 ekor3 ekor kambing

Selanjutnya setiap kenaikan 100 ekorAkan ditambah 1 ekor kambing

Hal ini sesuai hadis Nabi Muhammad SAW :Dan jika jumlah kambing gembalaan seorang mencapai 40 ekor kurang satu (maksudnya: 40 ekor: 1 ekor), maka tidak ada perwajiban zakatnya sampai kapan pun. Zakat atau emas murni (riqqah) adalah seper empat dari seper sepuluh (maksudnya: 2,5%), jika tidak memiliki emas murni kecuali sekadarnya, maka tidak ada zakatnya hingga kapanpun. (HR. Bukhari)B.Zakat Emas dan Perak

dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih, pada hari dipanaskan emas dan perak itu dalam neraka jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: inilah harta bendamu yang kau simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan. (QS 9:35)

Rasulullah SAW bersabda :

Tidak ada seorang pun yang mempunyai emas dan perak yang dia tidak berikat zakatnya, melainkan pada hari kiamat dijadikan hartanya itu beberapa keeping api neraka. Setelah dipanaskan, digosoklah lambungnya, dahinya, belakangnya dengan kepingan itu; setiap-setiap dingin, dipanaskan kembali pada suatu hari yang lamanya 50 ribu tahun, sehingga Allah menyelesaikan urusan hambaNya. (HR Muslim)

Ayat diatas tersebut menegaskan bahwa wajib hukumnya untuk mengeluarkan zakat dari emas dan perak yang telah mencapai syarat wajib zakat.

Berdasarkan hadis riwayat Abu Dawud, nisab zakat emas, perak dan uang adalah 20 misqal atau 20 dinnar, sedangkan nisab perak adalah 200 dirham. Banyak perbedaan pendapat tentang 20 misqal tersebut setara dengan berapa gram emas, ada ulama yang menyatakan 96 gram emas, 93,91,85 bahkan ada yang 70 gram emas. Menurut Yusuf al Qardhawi, yang sekarang banyak dianut oleh masyarakat, 20 misqal adalah sama dengan 85 gram emas murni. Dua ratus perak sama dengan 595 gram perak. Cukup haul dan dengan tariff zakat 2,5%.Termasuk pembahasan di sekitar zakat emas dan perak adalah zakat perhiasan. Para ulama berselisih tentang zakat untuk perhiasan khususnya yang halal dipakai dan tidak melampaui batas kewajaran. Menurut Imam Malik, Syafii dan Hanafi tidak ada zakatnya sesuai hadis dari Qasim bin Muhammad dan Aisyah. Sedangkan menurut Imam Hanafi diwajibkan zakat, sesuai dengan hadis dari Abu Hurairah. Yusuf Qardhawi menguatkan pendapat tidak wajib zakat untuk perhiasan yang dipakai dan tidak berlebihan, seperti tidak wajib zakat ternak yang digunakan untuk bekerja. Perbedaan pendapat ini membuat Sayyid Sabiq mengatakan akan lebih aman untuk mengeluarkan zakatnya.Jumhur ulama menyepakati pengenaan zakat untuk perhiasan (emas dan perak) yang disimpan dan tidak dipergunakan, seperti: untuk lokasi dan hiasan rumah, untuk perhiasan yang dipakai laki-laki, atau untuk peralatan makan dan minum. Jumhur ulama juga menyepakati bahwa tidak wajib zakat untuk perhiasan di luar emas dan perak yang dipakai perempuan seperti: intan, mutiara dan permata, karena dianggap tidak berkembang.

C.Zakat Pertanian ( Zakat Ziraah)

Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah sebagian yang baik-baik dari perolehan kalian dan sebagian hasil-hasil yang kami keluarkan dari bumi untuk kalian. Janganlah kalian bermaksud menafkahkan yang buruk-buruk darinya padahal kalian sendiri tidak mau menerimanya, kecuali dengan mata terpicing. (QS 2:267)

Dari Abu Said Al Khudri Radhiyallahuanhu ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, Tidak ada zakat pada hasil panen yang kurang dari lima wasaq, tidak ada zakat pada hasil panen yang kurang dari lima dzaud dan tidak ada zakat pada hasil panen yang kurang dari lima awsuq (HR. Bukhari dan Muslim).

Menurut Dewan Fatwa Saudi Arabia, zakat pertanian ini dikenakan atas semua hasil tanaman san buah-buahan yang ditanam dengan tujuan untuk mengembangkan dan menginvestasikan tanah. Tidak diwajibkan atas tanaman liar yang tumbuh dengan sendirinya, seperti rumput, pohon kayu bakar, bambu dan lain-lain kecuali jika diperdagangkan maupun sesuatu yang dihasilkan dari pohon seperti: getah karet. Untuk kedua hal ini akan mengikuti zakat perdagangan.Zakat ini dikenakan pada saat panen, dengan syarat dapat disimpan sebagaimana QS 6:141 Dan tunaikanlah haknya dihari memetik hasilnya ( dengan dikeluarkan zakatnya). Nisab pertanian adalah sebesar 5 wasaq atau sebanyak 653kg, dimana 1 wasaq= 6- sha = 2,175 kg x 60. Pengenaan atau tariff zakat tergantung penggunaan irigasi. Jika menggunakan air hujan/tadah hujan sebesar 10% dan 5% untuk yang menggunakan air irigasi. Jika setengah tahun menggunakan irigasi dan setengah tahun lagi tanpa irigasi/tadah hujan, maka zakatnya adalah 7,5%.

Yang diairi oleh hujan, mata air, atau air tanah, zakatnya 10%, sedangkan yang diairi penyiraman irigasi, zakatnya 5%. (HR. Abu Daud dan Ibnu Majah).

Perbedaan antara air hujan dan irigasi terkait dengan pengeluaran untuk pembiayaan pengadaan air, sehingga konteks pertanian modern dewasa ini, dapat dianalogikan bahwa tanaman yang dibudidayakan dengan menggunakan pupuk maka besarnya zakat adalah 5%. Apabila hasil tanaman tersebut diperoleh dari tanah sewaan, maka atas pendapatan sewa dikenakan zakat digabungkan dengan harta kekayaan pemilik tanah lainnya dengan nisab emas dan memnuhi satu haul. Apabila tanah didayagunakan menggunakan akad/kontrak muzaraah atau musaqat (kerjasama pemilik tanah dengan petani yang menanam dengan persetujuan bagi hasil) maka kewajiban zakat pertanian ditanggung oleh pemilik dan penggarap sesuai perolehannya masing-masing. Hal ini sesuai dengan prinsip keadilan dan perimbangan hasil.

D.Zakat Barang Temuan (Rikaz), dan Barang Tambang (Almaadin) serta Hasil Laut

Kewajiban zakat atas rikaz, madin, dan kekayaan laut ini dasar hukumnya adalah keumuman nash dalam (QS 2: 26).1. Rikaz menurut jumhur ulama adalah harta peninggalan yang terpendam dalam bumi atau disebut harta karun. Kewajiban pembayaran zakat adalah saat ditemukan dan tidak ada haul, dengan nisab 85 gram emas murni.Hadis Nabi SAW:

Dari Abu Hurairah, telah berkata Rasulullah SAW: zakat rikaz seper lima (HR. Bukhari dan Muslim)

2. Madin adalah seluruh barang tambang yang ada dalam perut bumi baik berbentuk cair,padat atau gas, diperoleh dari perut bumi ataupun dari dasar laut. Nisab zakat barang tambang adalah 85 gram emas murni. Nisab ini berlaku terus (akumulasi) baik barang tambang itu diperoleh sekaligus dalam sekali penggalian ataupun dengan beberapa kali penggalian. Barang tambang tidak disyaratkan haul, jadi zakatnya harus segera dibayar ketika barang tambang itu berhasil digali, dengan besarnya zakat adalah sebesar 2,5% menurut pendapat sebagian besar ulama fikih.

3. Dalam pengertian barang tambang di atas, tidak termasuk hasil eksploitasi dari dalam laut, seperti mutiara, dan ikan, untuk hasil laut maka harus dizakati sebagai zakat perdagangan.

E.Zakat Perdagangan (Tijarah)Rasulullah SAW memerintahkan kita untuk mengeluarkan sadaqah dan zakat dari apa yang kita jual. Riwayat dari Abu Dawud.

Pedagang-pedagang nanti pada hari kiamat dibangkitkan dari kubur sebagai orang-orang durjana, terkecuali orang yang bertakwa, baik, dan jujur. (HR.Tirmidzi)

Rasulullah SAW memerintahkan kami agar mengeluarkan zakat dari semua yang kami persiapkan untuk berdagang. (HR. Abu Dawud)

Berdagang menurut pengertian sebagian ulama fikih adalah mencari kekayaan dengan pertukaran harta kekayaan, sedangkan kekayaan dagang adalah segala yang dimaksudkan untuk diperjualbelikan dengan maksud untuk mencari keuntungan. Berdasarkan definisi ini dapat diketahui bahwa yang menentukan suatu barang merupakan barang dagang adalah niat ketika membeli.Adapun syarat zakat sama dengan zakat emas yang mencapai nisab, sudah berlalu masanya setahun (haul), bebas dari hutang, lebih dari kebutuhan pokok dang merupakan hak milik. Tariff zakatnya 2,5%. Suatu harta yang telah dikenakan zakat, tidak akan dikenakan zakat lagi (double zakat). Misalnya emas yang akan dijual dikenakan zakat perdagangan, namun tidak dikenai zakat emas.

Imam Abu Ubaid telah meriwayatkan pendapar Maimu bin Mahran sebagai berikut: (Bila telaah tiba waktu pembayaran zakat, maka hitunglah kekayaan uang dan barang perniagaan yang kamu miliki kemudian taksir seluruhnya dalam bentuk uang setelah ditambah dengan piutang yang ada dan dikurangu dengan utang yang harus dilunasi kemudian zakatilah sisanya).

Dari pendapat-pendapat diatas, maka seorang pedagang Muslim, bila waktu pembayaran zakat telah tiba, harus menggabungkan seluruh kekayaannya. Menghitung nilai semua barang dagangan ditambah dengan uang yang aa, baik yang digunakan untuk perdagangan maupun yang tidak, ditambah lagi dengan piutang yang diharapkan bisa kembali dikurangi dengan utang lancarnya, dan apabila cukup nisab harus dikeluarkan zakatnya sebesar 2,5%.Dalam melakukan penilaian harga barang dagangan, para ahli fikih berbeda pendapat, yaitu : Pertama, harta barang dagangan dihitung dengan harga bararang dipasar ketika sampai waktu wajib zakat. Hal ini berdasarkan pada riwayat dari Zaid bin Jabir, dia berkata: Hitunglah sesuai dengan harganya ketika datang zakat, kemudian keluarkanlah zakatnya. Kedua, harga barang tersebut dihitung dengan harga riil atas nilai barang dagangan, pendapat ini berdasar riwayat dari Ibnu Abbas, dia berpendapat: Sebaiknya menunggu waktu sampai menjual untuk memperkuat bahwa taksiran itu sempurna atas dasar nilai barang yang hakiki yang dijual dengan harta dagangan. Sedangkan pendapat ketiga adalah menggunakan harga beli dari barang dagangan. Yang lebih kuat pendapatanya (jumhur ulama Arab Saudi) adalah pendapat pertama.

F.Zakat Produksi Hewani

Pada zaman sekarang, kita melihat sebagian orang berternak untuk mengambil hasil dari ternak tersebut, misalnya sapi untuk dijual susunya, atau ulat sutera untuk dijual suteranya, ayam untuk dijual telurnya/dagingnya atau sejenisnya.Para ulama fikih berpendapat bahwa hasil ternak yang belum dikeluarkan zakatnya, wajib dikeluarkan zakat dari produksinya. Seperti hasil tanaman dari tanah, madu dari lebah, susu dari binatang ternak, telur dari ayam, dan sutera dari ulat sutera dan lainnya. Maka si pemilik harus menghitung nilai benda-benda tersebut bersama dengan produknya pada akhir tahun, lalu mengeluarkan zakatnya sebesar 2,5% seperti zakat perdagangan. Khusus madu, zakatnya 10% dengan syarat nisab sebesar 653 kg dan tidak harus mencapai hasil.

G.Zakat InvestasiInvestasi adalah semua kekayaan yang ditanamkan pada berbagai bentuk asset jangka panjang baik untuk tuuan mendapatkan atau ditujukan untuk diperdagangkan.

Investasi Dapat Berbentuk:1. Surat berharga, seperti: saham dan obligasi2. Aset tetap, seperti: property dan tanah.

1) Investasi dalam SahamSaham adalah hak pemilihan tertentu asset kekayaan satu perseroan terbatas atau penunjukan atas saham tersebut. Imbal hasil saham adalah dividen yang dibagikan sesuai keputusan RUPS dan biasanya diambil dari hasil keuntungan perusahaan. Untuk melakukan investasi dalam saham, maka saham yang dipilih haruslah saham yang memenuhi prinsip syariah. Saham yang dipilih tidak memenuhi prinsip syariah maka tidak dikenakan zakat, karena sesuatu yang berasal dari hal yang haram tidak wajib zakat.Untuk besaran jumlah zakat yang harus dikeluarkan menurut Yusuf Qhardhawi adalah: Jika saham tersebut diperdagangkan dan bergerak dibidang industry atau perdagangan, maka dikenakan zakat 2,5% atas harga pasar saham dan keuntungannya sekaligus karena dianalogikan dengan urudh tijarah (komoditi perdagangan). Sedangkan jika saham tersebut tidak diketahui harganya tau bergerak dibidang non industry atau non perdagangan, maka tidak dikenakan zakat, tetapi keuntungannya harus dizakati sebesar 10%, karena dianalogikan dengan zakat pertanian. Hanya saja harus diperhatikan agar tidak ada pembebanan zakat 2 kali, untuk investasi yang sama. Mislanya perusahaan telah mengeluarkan zakat perusahaan, maka tidak ada lagi kewajiban untuk zakat pada orang yang investasi tersebut.2) Investasi dalam ObligasiObligasi adalah perjanjian tertulis dari bank, perusahaan, atau pemerintah kepada bawahannya untuk melunasi sejumlah pinjaman dalam masa tertentu dengan bunga tertentu pula. Oleh karena investasi dalam obligasi konvensional itu tidak dihalalkan maka tidak ada kewajiban zakat atas penghasilan obligasi, mengingat itu adalah nonhalal dan cukup disedekahkan untuk kepentingan umum seluruhnya. Jika investasi dalam obligasi syariah, maka zakat dikenakan atas onligasi dan keuntungannya sebesar 2,5% sesuai dengan zakat perdagangan, setelah memenuhi haul dan nisab. (Qardhawi, 2002)3) Investasi pada AsetMenurut Yusuf Qhadhawi, untuk investasi atas asset, maka dikenakan zakat yang dianalogikan dengan zakat pertanian. Barang berupa tanah,gedung atau alat seperti mesin produksi, alat transportasi dan lain-lain, tidak dikenakan zakat, namun zakat hanya dikenakan pada penghasilan bersih atau keuntungan yang diperoleh atas asset sebesar 10%, atau kalau dari penghasilaan kotor sebesar 5% setelah memenuhi haul dan nisab.Zakat Profesi dan PenghasilanPekerjaan yang menghasilkan uang ada dua macam. Pertama adalah perkerjaan yang dikerjakan sendiri tanpa tergantung kepada orang lain. Penghasilan yang diperoleh dengan cara ini merupakan penghasilan professional, seperti penghasilan seorang dokter, insinyur, akuntan, seniman, penjahit dan lain-lain. Kedua adalah pekerjaan yang dikerjakan seorang buat pihak lain untuk memperoleh upah/gaji, baik pada pemerintah, perusahaan swasta dan pemberi kerja lainnya. Penghasilan dari pekerjaan seperti itu berupa gaji, upah, honor ataupun hadiah.Zakat jenis ini tidak dikenal di zaman rasul (karena pada masa itu pekerjaan seperti itu masih sangat langka). Namun Mazhab Hambali (Qhadawi, 2002) mewajibkannya berdasarkan hadis dari Ibnu Masud, Muawiyah, AwzaI dan Umar bin Abdul Aziz yang menjelaskan bahwa beliau mengambil zakat dari athoyat (gaji rutin), jawaiz (hadiah), dan almadholim (barang ghosob/curian yang dikembalikan).Abu Ubaid meriwayatkan, Adalah Umar bin Abdul Aziz, member upah pada pekerjaan dan mengambil zakatnya, dan apabila mengembalikan almadholim (barang ghosob/curian yang dikembalikan) diambil zakatnya, dan beliau juga mengambil zakat dari athoyat (gaji rutin) yang di berikan kepada yang menerimanya.Zakat ini juga telah difatwakan MUI dengan fatwa MUI No.3/2003 tentang zakat penghasilan. Penghasilan adalah pendapatan yang diperoleh secara halal baik secara rutin maupun tidak rutin.Sedangkan untuk ukuran nisabnya ada beberapa pendapatn (Muchib Aman Aly, 2008) yaitu ;1. Menganalogikan (men-qiyas-kan) secara mutlak dengan hasil pertanian, baik nisab maupun kadar zakatnya. Dengan demikian nisabnya dalah setara dengan nisab hasil pertanian yaitu 652,5 kg beras, kadarnya yang harus dikeluarkan 5% dan harus dikeluarkan setiap menerima.2. Menganalogikan nisabnya dengan zakat hasil pertanian, sedangkan kadar zakatnya dianalogikan dengan emas yakni 2,5%. Hal tersebut berdasarkan atas qiyas atas kemiripan (qiyas syabah) terhadap karakteristik harta zakat yang telah ada, yakni :a. Model memperoleh harta tersebut mirip dengan panen hasil pertanian. Dengan demikian maka dapat diqiyaskan dengan zakat pertanian dalam hal nisabnya.b. Model bentuk harta yang diterima sebgai penghasilan adalah berupa mata uang. Oleh sebab itu, bentuk harta ini dapat diqiyaskan dengan zakat emas dan perak (naqd) dalam hal kadar zakat yang harus dikeluarkan yanitu 2,5%.Pola penghitungan nisabnya adalah dengan mengakumulasikan pendapatan per bulan pada akhir tahun, dan dapat ditunaikan setiap menerima (apabila telah mencapai nisab).3. Mengategorikan dalam zakat emas dengan mengacu pada pendapat yang menyamakan mata uang masa kini dengan emas (lihat penjelasan zakat uang). Dengan demikian nisabnya adalah setara dengan emas sebagaimana penjelasan terdahulu, dan kadar yang harus dikeluarkan adalah 2,5%. Sedangkan waktu penunaian zakatnta adalah segera menerima (tidak menunggu haul).

Diantara ketiga pendapat diatas yang paling kuat adalah pendapat no.3 dan hal ini sesuai dengan fatwa MUI No.3/2003 bahwa nisabnya adalah nisab emas (85 gram) untuk pendapat selama setahun serta sesuai dengan Madzhab Hambali yang menjadi acuan atas diwajibkannya zakat profesi dan pendapatan tak terduga tanpa harus menganalogkan (men-qiyas-kan) secara paksa dengan zakat-zakat yang lain dan harus mempertimbangkan kemampuan menganalogkan (men-qiyas-kan) permasalahan.Untuk pengeluaran zakatnya dapat dilakukan setiap menerima pendapatan khususnya bagi mereka yang tidak mempunyai kekayaan lain yang wajib zakat tertentu, atau dengan melakukan pembayaran zakat bersamaan dengan pembayaran zakat atas kekayaannya yang lain bila ia yakin akan dapat menunaikannya. Tetapi bila ia khawatir dapat digunakan untuk keperluan lainnya, maka ia harus mengeluarkan zakatnya segera. Hal yang perlu mendapat perhatian adalah zakat tidak dikenakan dua kali untuk satu kekayaan, bila seseorang sudah mengeluarkan zakat gaji, penghasilan, atau sejenisnya pada waktu menerimanya, maka tidaj wajib zakat lagi pada saat setelah melewati satu tahun.Sedangkan dasar penghasilan dapat diambil dari penghasilan kotor atau dari penghasilan bersih setelah dikurangi utang dan biaya hidup terendah orang tersebut dan tanggungannya. Dasar pemilihan penghasilan kotor adalah untuk kehati-hatian, sedangkan alas an yang menggunakan penghasilan bersih adalah sesuai definisi awal zakat adalah zakat diwajibkan atas jumlah senisab yang sudah melebihi kebutuhan pokok.Di Indonesia sesuai dengan UU No.17 tahun 2000 dan Keputusan Dirjen Pajak No. KEP-542/PJ/2001 bahwa zakat atas penghasilan dapat dikurangkan atas penghasilan neto. Sehingga zakat atas penghasilan yang dibayarkan secara resmi oleh wajib pajak orang pribadi pemeluk islam atau wajib pajak badan dalam negeri yang dimiliki kaum muslimin kepada lembaga Amil Zakat resmi, dapat dikurangkan atas penghasilan kena pajak. Namun yang berlaku untuk UU ini hanya khusus tentang zakat atas penghasilan saja dan tidak berlaku untuk zakat harta yang lain.

H.Zakat atas UangZakat atas uang dikenakan untuj uang yang dimiliki baik dalam bentuk simpanan (bentuk deposito atau tabungan) atau hadiah. Jika bentuk bagi hasilnya adalah bunga maka tidak dapat dikeluarkan zakat atas bunga tersebut. Terjadi perbedaan pendapat ulama tentang tabungan/deposito ini dikaitkan bila yang bersangkutan juga telah mengeluarkan zakat atas penghasilan/profesi, terutama jika penghasilannya hanya dari profesi saja. Ada ulama yang mewajibkannya dan ada yang tidak. Bagi yang mewajibkannya, maka atas simpanan yang dimiliki akan dikenakan zakat mengikuti zakat emas baik nisab dan haul sebesar 2,5%. Untuk zakat hadiah, terjadi perbedaan pendapat dikalangan ulama. Ada ulama yang mengatakan tidak ada zakat atas hal tersebut namun ada ulama yang menganalogikan dengan rikaz. Sedangkan menurut pendapat Qadhawi adalah:1. Jika hadiah tersebut terkait dengan gaji maka ketentuannya sama dengan zakat profesi/pendapatan. Dikeluarkan pada saat menerima dengan kadar zakat 2,5%2. Jika komisi, terdiri dari atas 2 bentuk: pertama, jika komisi dari hasik prosentasi keuntungan perusahaan kepada pegawai, maka zakat yang dikeluarkan sebesar 10% (sama denmgan zakat tanaman), kedua, jika komisi dari hasil profesi seperti makelar, dan lain-lain maka digolongkan dengan zakat profesi. Aturan pembayaran zakatnya mengikuti zakat profesi3. Jika berupa hibah, terdiri atas dua criteria, pertama, jika sumber hibah tidak diduga-duga sebelumnya, maka zakat yang dikeluarkan sebesar 20%, kedua, jika sumber hibah sudah diduga dan diharap, hibah tersebut digabungkan dengan kekayaan yang ada dan zakat yang dikeluarkan sebesar 2,5%.I.Zakat Perusahaan/InstitusiZakat ini adalah zakat yang didasrkan atas prinsip keadilan serta hasil ijtihad para ahli fikih. Oleh sebab itu zakat ini agak sulit ditemukan pada kitab fikih klasik. Kewajiban zakat perusahaan hanya ditunjukan kepada perusahaan yang dimiliki (setidaknya mayoritas) oleh Muslimin. Sehingga zakat ini tidak ditujukan padaa harta perusahaan yang tidaj dimiliki oleh muslimim (Syafei, 2008).Para ulama kontemporer menganalogikan zakat perusahaan kepada zakat perdagangan, karena dipandang dari aspek legal dan ekonomi, kegiatan sebuah perusaaan intinya berpijak pada kegiatan trading atau perdagangan.Hal tersebut dikuatkan oleh keputusan seminar I zakat di Kuwait, tanggal 3 Aprril 1984 tentang zakat perusahaan sebagai berikut:Zakat perusahaan harus dikeluarkan jika syarat berikut terpenuhi (Manaf).1. Kepemilikan dikuasi oleh muslim/muslimin2. Bidang usaha harus halal3. Asset perusahaan dapat dinilai4. Asset perusahaan dapat berkembang5. Minimal kekayaan perusahaan setara dengan 85 gram emas

Sedangkan syarat teknisnya adalah sebagai berikut:1. Adanya peraturan yang mengharuskan pembayaran zakat perusahaan tersebut2. Anggaran dasar perusahaan membuat hal tersebut3. RUPS mengeluarkan keputusan yang berkaitan dengan hal itu4. Kerelaan para pemegang saham menyerahkan pengeluaran zakat sahamnya kepada dewan direksi perusahaan

Idealnya perusahaan yang bersangkutan itulah yang membayar zakat jika memenuhi kondisi yang disebutkan diatas. Jika tidak, maka perusahaan harus menghitung seluruh zakat kekayaannya kemudian memasukkan kedalam anggaran tahunan sebagai catatan yang menerapkan nilai zakat setiap saham untuk mempermudah pemegang saham mengetahui berapa zakat sahamnya (fatwa zakat kontemporer).3.PENERIMA ZAKATSelain telah menetapkan zakat sebagai kewajiban muslim yang telah memenuhi ketentuan tertentu seperti telah dijelaskan di atas. Allah pun telah menentukan kepada siapa zakat itu harus diberikan. Sebagaimana firman Allah dalam (QS 9:60)

Sesungguhnya zakat-zakat itu hanyalah bagi orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus zakat(amil), para muallaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berutang (gharimin), untuk jalan Allah (fi sabilillah), dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan (ibnu sabil), sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

Ada delapan golongan (asnaf) yang berhak menerima zakat, yaitu:1) Fakir Fakir adalah mereka yang tidak mempunyai harta atau penghasilan layak dalam memenuhi keperluannya: sandang, pangan, tempat tinggal dan segala kebutuhan pokok lainnya, baik untuk diri sendiri maupun bagi mereka yang menadi tanggungannya. Misalnya: orang yang memerlukan sepuluh dirham perhari, tapi yang ada hanya memiliki empat, tiga, atau dua dirham.2) MiskinMiskin adalah mereka yang mempunyai harta atau penghasilan layak dalam memenuhi keperluannya dan orang yang menjadi tanggungannya, tapi tidak sepenuhnya tercukupi. Seperti: yang diperlukan sepuluh dirham tetapi yang ada hanya memiliki tujuh atau delapan dirham. Kedua definisi di atas adalah pendapat 3 Imam fikih (Syafii, Hambali dan Maliki). Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa yang termasuk fakir miskin adalah:a) Mereka yang tidak punya harta dan usaha sama sekali.b) Mereka yang punya harta atau usaha tetapi tidak mencukupi untuk diri dan keluarganya, batasannya tidak memenuhi separuh atau kurang dari kebutuhannya.c) Mereka yang punya harta atau usaha yang hanya dapat mencukupi separuh atau lebih kebutuhan untuk diri dan tanggungannya tetapi tidak untuk seluruh kebutuhannya.

Apakah orang yang menganggur dan berbadan kuat, ia berhak diberi bagian zakat? Menurut pandangan Syafii dan Hambali, zakat bagian fakir dan miskin tidak boleh diberikan kepada orang tersebut, karena ia masih bisa berusaha secara layak dan dapat mencukupi diri pribadi dan keluarganya. Diperkuat oleh hadis berikut ini:

Sedekah (zakat) tidak halal bagi orang yang kaya, orang yang berbadan sehat dan kuat. (HR. Tirmidzi)

Makanan yang terbaik adalah makanan hasil jerih payahnya sendiri. (HR. Bukhari)

Mazhab fikih berbeda pendapat dalam menentukan besar zakat yang harus diberikan kepada fakir dan miskin. Pendapat itu dapat dibagi menjadi dua golongan pokok:a) Zakat diberikan secukupnya, dan ditentukan menurut besarnya harta zakat yang diperoleh.b) Zakat diberikan dalam jumlah tertentu dan besar kecilnya disesuaikan dengan bagian mustahik lain.

Menurut para ahli fikih fakir miskin terbagi menjadi dua macam:a. Orang miskin yang sanggup bekerja dan mencari nafkah, juga dapat mencukupi dirinya sendiri seperti tukang, pedagang dan petani. Akan tetapi, mereka kekurangan alat pertukangan atau modal untuk berdagang, atau kekurangan tanah, alat pertanian dan pengairan. Maka mereka wajib diberi sesuatu yang memungkinkannya dapat mencari nafkah yang hasilnya mencukupi sepanjang hidup, sehingga mereka tidak membutuhkan zakat lagi untuk membeli hal-hal yang diperlukan dalam melangsungkan usahanya, baik sendiri-sendiri maupun bersama.b. Orang miskin yang tidak mampu mencari nafkah, seperti orang cacat, orang tua, janda tua, anak-anak dan sebagainya. Kepada mereka boleh diberikan zakat secukupnya. Misalnya diberi tunjangan tetap yang dapat dipergunakannya setiap tahun, bahkan baik juga diberikan bulanan apabila dikhawatirkan orang itu berlaku boros atau mengeluarkan uang di luar kebutuhan yang penting. Cara inilah yang kita ikuti pada saat ini. Jika sistem tunjangan diberikan kepada para pegawai dengan cara bulanan, demikian juga pemberian bantuan-bantuan rutin.

Menurut Imam Nawawi dalam al-Majmu dan Raudhah: batas kecukupan yang wajar itu adalah memperoleh makanan, pakaian, tempat tinggal dan keperluan-keperluan pokok lain yang layak bagi orang itu tanpa berlebihan dan tidak pelit untuk dirinya dan orang yang ada dalam tanggungannya. Hal yang perlu kita perhatikan mengenai batasan tingkat hidup yang layak di mana hal itu dipengaruhi oleh tingkat hidup seseorang tidak mungkin dibatasi dengan tegas karena waktu, tempat tinggal, suku, dan jumlah biaya hidup.

3. Pihak yang mengurus zakat (amilin)

Para amil zakat mempunyai berbagai macam tugas dan pekerjaan. Semua berhubungan dengan pengaturan administrasi dan keuangan zakat. Yaitu mendata orang-orang yang wajib zakat dan macam zakat yang diwajibkan padanya. Juga besar harta yang wajib dizakati, kemudian mengetahui para mustahik (penerima zakat), berapa jumlah mereka, berapa kebutuhan mereka serta besar biaya yang dapat mencukupi dan hal-hal lain yang perlu ditangani misalnya pengadministrasian dan pelaporan sumber dan penggunaan dana zakat.Syarat-syarat amil zakat:a. Muslim,b. Mukalaf,c. Jujur,d. Memahami hukum-hukum zakat,e. Memiliki kemampuan melaksanakan tugas,f. Orang yang merdeka bukan budak.

Seorang amil tidak boleh menggelapkan sedikit pun harta zakat dan tidak boleh menerima suatu pemberian (gratifikasi), sebab itu adalah suap. Untuk para amilin di Indonesia telah ditetapkan kode etik (Forum Zakat) yang terdiri atas:a. Standar Umum1. Integritas dan Objektivitas, dalam menjalankan tugasnya Amil Zakat harus mempertahankan integritas dan objektivitas, serta harus bebas dari benturan kepentingan (conflict of interest).2. Kompetensi Profesional, Amil Zakat hanya boleh melakukan aktivitasnya yang secara layak (reasonable) diharapkan dapat dipertanggunjawabkan dengan kompetensi profesional.3. Perencanaan yang Memadai, Amil Zakat wajib merencanakan aktivitasnya secara memadai dalam setiap penyelenggaraan programnya.

b. Tanggung Jawab kepada Muzakki1. Kerahasiaan Muzakki, Amil Zakat tidak diperkenankan mengungkapkan informasi muzakki yang rahasia, tanpa persetujuan dari muzakki yang bersangkutan. 2. Pelaporan, Amil Zakat wajib memberikan pelaporan pertanggung jawaban aktivitasnya jika muzakki meminta.

c. Tanggung Jawab kepada MustahikKerahasiaan Mustahik, Amil Zakat tidak diperkenankan mengungkapkan informasi mustahik yang bersangkutan, kecuali dalam rangka pemberian bantuan atau pemberdayaan mustahik yang bersangkutan.

d. Tanggung Jawab kepada Lembaga Sejenis1. Tanggung Jawab kepada Sesama Amil Zakat, Amil Zakat wajib memelihara citra profesi, dengan tidak melakukan perkataan dan perbuatan yang dapat merusak reputasi reka seprofesi.2. Komunikasi antar Lembaga Pengelola Zakat, Amil Zakat wajib melakukan komunikasi dengan rekan seprofesi bila melakukan aktivitas yang sama di tempat/lokasi yang sama.3. Perbuatan dan Perkataan yang Mendiskreditkan, Amil Zakat tidak diperkenankan melakukan tindakan dan atau mengucapkan perkataan yang mencemarkan atau mendiskreditkan lembaga sejenis.

e. Tanggung Jawab kepada PublikTransparasi, Amil Zakat wajib menyampaikan laporan atas semua aktivitasnya, baik keuangan maupun nonkeuangan, kepada publik.

Jumhur ulama berpendapat, bahwa amilin berhak atas dana zakat. Amil tetap diberi zakat meskipun ia kaya, karena yang diberikan kepadanya adalah imbalan atas prestasi kerjanya, bukan berupa pertolongan bagi yang membutuhkan.Tidak halal sedekah bagi orang kaya kecuali dalam lima hal. Pertama, orang berperang di jalan Allah. Kedua, karena jadi amil zakat. Ketiga, orang berutang. Keempat, orang yang membeli harta sedekah dengan hartanya. Kelima, orang yang tetangganya seorang miskin, lalu ia sedekah kepada orang miskin itu maka dihadiahkannya kembali kepada orang kaya itu pula. (HR. Abu Daud)

4. Golongan MualafMualaf adalah mereka yang dihaarapkan kecenderungan hatinya atau keyakinannya dapat bertambah pada Islam atau menghalangi niat jahat mereka atas kaum muslimin atau harapan akan ada manfaatnya mereka dalam membela dan menolong kaum muslimin dari musuh. (Qardhawi, 1996)Menurut Qardhawi, golongan mualaf terbagi menjadi beberapa golongan baik yang muslim maupun yang bukan muslim:a) Golongan yang diharapkan keIslamannya aatau keIslaman kelompok serta keluarganya, seperti halnya Safwan bin Umayyah yang pada waktu fukuh Mekah diberikan kebebasan oleh Rasulullah SAW dan diberi kesempatan untuk memikirkan dirinya selama empat bulan berdsarkan perintah Nabi.b) Golongan orang yang dikhawatirkan kelakuan jahatnya. Mereka dimasukkan ke dalam kelompok mustahik zakat, dengan harapan dapat mencegah kejahatannya.c) Golongan yang baru masuk Islam. Mereka perlu diberi santunan agar bertambah mantap keyakinan terhadap Islam, karena biasanya mereka ditinggalkan oleh sanak saudara mereka.d) Pemimpin dan tokoh masyarakat yang telah memeluk Islam yang mempunyai sahabat-sahabat orang kafir. Dengan memberi mereka bagian zakat, diharapkan dapat menarik simpati mereka dalam memeluk Islam.e) Pemimpin dan tokoh kaum Muslimin yang berpengaruh di kalangan kaumnya, akan tetapi imannya masih lemah. Mereka diberi bagian zakat, dengan harapan imannya menjadi tetap dan kuat kemudian memberikan dorongan semangat berhijad dan kegiatan lain.f) Kaum muslimin yang bertempat tinggal di benteng-benteng dan daerah perbatasan dengan musuh. Mereka diberi dengan harapan mempertahankan diri dan membela kaum muslimin lainnya dari serbuan musuh.g) Kaum muslimin yang membutuhkannya untuk mengurus zakat orang yang tidak mau mengeluarkan, kecuali dengan paksaan seperti dengan diperangi. Mereka diberi zakat untuk memperlunak hati mereka, bagi penguasa, merupakan tindakan untuk memilih di antara dua hal yang paling ringan mudharatnya dan kemaslahatannya.

Ada yang berpendapat, pada zaman sekarang yang paling utama untuk diberi bagian muallaf adalah kaum muslimin yang digoda oleh kaum kafir agar masuk dalam kekuasaannya atau masuk agamanya.5.Orang yang belum merdeka (Riqab)Budak yang tidak memiliki harta dan ingin memerdekakan dirinya, berhak mendapatkan zakat sebagai uang tebusan. Dalam konteks yang lebih luas, budak zaman sekarang seperti tenaga kerja yang dianiaya dan diperlakukan tidak manusiawi.Islam mendorong dihapuskannya perbudakan di dunia ini dengan berbagai cara. Salah satunya dengan menggunakan dana zakat untuk memerdekakan budak belian. Walaupun perbudakan sekarang sudah hilang, bukannya tidak mungkin di masa yang akan datang akan muncul kembali. Cara membebaskan budak bisa dilakukan dengan dua hal:a) Menolong hamba mukatab, yaitu budak yang telah ada perjanjian dan kesepakatan dengan tuannya, bahwa bila dia sanggup menghasilkan harta dengan nilai dan ukuran tertentu, maka bebaslah dia.b) Seseorang dengan harta zakatnya atau sesorang bersama-sama dengan temannya membeli seorang budak kemudian membebaskannya. Cara ini yang menggambarkan bagaimana dana zakat dapat digunakan untuk membebaskan budak.

6. Orang yang berutang (Gharimin)

Menurut Imam Malik, Syafii dan Hambali, bahwa orang yang memiliki utang terbagi kepada dua golongan:a) Orang yang mempunyai utang untuk kemaslahatan dirinya sendiri, Termasuk orang yang mengalami bencana seperti terkena banjir, hartanya terbakar dan orang yang berutang untuk menafkahi keluarganya.Syarat orang berutang yang diberi zakat untuk diri sendiri:1. Hendaknya ia memiliki harta yang dapat membayar utangnya, maka ia diberi zakat sekedar untuk membayar sisa utang saja. Andaikan ia tidak memiliki sesuatu untuk membayar utangnya, maka ia berhak diberi walaupun ia akan mampu untuk membayar utangnya itu. 2. Hendaknya utang tersebut untuk melaksanakan ketaatan atau mengerjakan sesuatu urusan yang diperbolehkan. Sedangkan apabila ia berutang karena suatu kemaksiatan seperti minuman keras, perzinaan, perjudian atau pekerjaan haram lainnya maka ia tidak berhak atas zakat. Termasuk orang yang berlebih-lebihan dalam memberi nafkah pada dirinya dan keluarganya walaupun untuk menikmati sesuatu yang diperbolehkan.3. Hendaknya utang itu dibayar pada waktunya. Bagian golongan ini diberikan sesuai kebutuhan untuk membayar utang, apabila sudah tidak memerlukannya lagi maka harus dikembalikan.b) Orang yang mempunyai utang untuk kemaslhatan masyarakat: Sebagian ulama Syafii berpendapat, bahwa orang yang berutang untuk meramaikan masjid, membebaskan tawanan, menghormati tamu hendaknya diberi bagian zakat walaupun ia kaya: jika kayanya itu dengan memiliki benda tidak bergerak bukan memiliki uang.

7.Orang yang berjuang dijalan Allah (Fi sabilillah)Menurut tafsir Ibnu Atsir dalam an-Nihayah, arti kalimat sabilillah terbagi menjadi dua: Menurut bahasa adalah setiap amal perbuatan ikhlas yang dipergunakan untuk ber-taqarrub kepada Allah SWT, meliputi segala amal perbuatan salih, baik yang bersifat pribadi maupun yang bersifat kemasyarakatan. Arti bersifat mutlak adalah berperang di jalan Allah, seolah-olah khusus untuk jihad.

Kalimat sabilillah diterangkan sebanyak lebih dari enam puluh kali dalam Al-Quran. Para ahli fikih memperluas arti jihad yaitu: pertama, jihad dalam Islam tidak hanya terbatas pada peperangan dan pertempuran dengan senjata saja; sebab Nabi Muhammad SAW, ketika ia ditanya: Jihad apakah yang paling utama itu? dia menjawab: menyatakan kalimat yang hak pada penguasa yang zalim. Kedua, kita meng-qiyas-kan jihad yang berarti perang dengan segala sesuatu yang tujuannya untuk menegakkan Islam baik berbentuk ucapan maupun perbuatan, karena yang dijadikan alasan itu sama yaitu membela agama Islam.Apabila kita telah menetapkan pilihan, bahwa jihad Islam itu tidak hanya terbatas pada jihad dengan kekuatan bala tentara saja, akan tetapi ia meluas pada bentuk-bentuk lain dari jihad. Maka mendirikan pusat kegiatan Islam untuk mendidik pemuda Muslim, menjelaskan ajaran Islam yang benar, memelihara akidah Islam dari kekufuran, memelihara diri dari perubahan pemikiran, mempersiapkan diri untuk membela Islam dan melawan musuh-musuhnya, mendirikan percetakan surat kabar yang baik, menyebarkan buku-buku tentang Islam yang benar, membuka kesalahan-kesalahan musuh Islam, termasuk jihad fi sabilillah juga.

8.Orang yang melakukan peralanan (Ibnu Sabil)Menurut Ibnu Zaid :ibnu sabil adalah musafir, apakah ia kaya atau miskin, apabila mendapat musibah dalam bekalnya atau hartanya sama sekali tidak ada, atau terkena suatu musibah atas hartanya, atau ia sama sekali tidak memiliki apa-apa, maka keadaan demikian hanya bersifat pasti.

Islam mendorong umatnya untuk berpergian dalam rangka:a. Untuk mencari rezeki

Dan di antara tanda-tanda kekuasaanNya adalah tidurmu di waktu malam dan siang hari untuk usahamu mencari sebagian dari karuniaNya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan. (QS 30:23)

b. Untuk mencari ilmu

Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang di dalam dada. (QS 22:46)

c. Untuk berperang di jalan Allahberangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan ataupun merasa berat, dan berjihadlah dengan harta dan dirimu di Jalan Allah. Yang demikian iu adalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. (QS 9:41)

d. untuk melaksanakan ibadah

...barang siapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengarjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah, barang siapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam. (Q S 3:97).

Golongan ini seperti: para pelajar, pedagang yang melakukan perjalanan jauh, orang yang tersesat dalam perjalanan mulia, orang yang diusir dan mita suaka, tunawisma dan anak buangan.Syarat memberi zakat kepada ibnu sabil adalah ia dalam keadaan membutuhkan dan perjalanannya bukan perjalanan maksiat namun perjalanan untuk ketaatan dan perjalanan untuk memenuhi kebutuhan.Adapun besar pembagian zakat bagi ibnu sabil adalah: Ibnu sabil berhak diberi biaya hidup dan pakaian hingga mencukupi, atau berhasil sampai pada tempat hartanya, apabila ia memiliki harta di tengah perjalanannya; Mempersiapkan kendaraan untuknya, apabila perjalanannya jauh, penetapan ukuran perjalanan adalah yang bisa dilakukan shalat qashar lebih dari 80 km- atau keadaan fisiknya lemah, tidak sanggup untuk berjalan; Memberi semua biaya perjalanan dan tidak bolehlebih dari itu, inilah pendapat yang shahih; Memberikan sesuatu untuk berusaha Memberi sesuatu yang mencukupi untuk pergi dan pulang, apabila ia bermaksud pulang, sedangkan di tempat yang dituju ia tidak memiliki harta; Apabila ibnu sabil telah pulang dan ia mempunyai kelebihan sesuatu, menurut Mazhab Syafii harus dikembalikan.

4.ORANG YANG TIDAK BOLEH MENERIMA ZAKAT1) Orang kaya, yaitu orang yang berkecukupan atau mempunyai harta yang mencapai satu nisab.2) Orang yang kuat yang mampu berusaha untuk mencukupi kebutuhannya dan jika penghasilannya tidak mencukupi, baru boleh mengambil zakat.3) Orang kafir di bawah perlindungan negara Islam kecuali jika diharapkan untuk masuk Islam.4) Bapak ibu atau kakek nenek hingga ke atas atau anak-anak hingga ke bawah atau istri dari orang yang mengeluarkan zakat, karena nafkah mereka di bawah tanggung jawabnya. Namun diperbolehkan menyalurkan zakat kepada selain mereka seperti saudara laki-laki, saudara perempuan, paman dan bibi dengan syarat mereka dalam keadaan membutuhkan.

HIKMAH ZAKAT

Secara umum hikmah zakat adalah:1) Menghindari kesenjangan sosial antara aghniya (si kaya) dan dhuafa (si miskin). Melalui menolong, membantu, membina dan membangun kaum dhuafa yang lemah dengan materi sekadar untuk memenuhi kebutuhan pokok hidupnya. Dengan kondisi tersebut mereka akan mampu melaksanakan kewajibannya terhadap Allah SWT.2) Pilar amal jamai (bersama) anatar si kaya dengan para mujahid dan dai yang brjuang dan berdawah dalam rangka meninggikan kalimat Allah SWT.3) Membersihkan dan mengikis akhlak yang buruk.4) Alat pembersih harta dan penjagaan dari ketamakan orang kikir. Memberantas penyakit iri hati, rasa benci dan dengki dari diri orang-orang di sekitar pada orang yang berkehidupan cukup, apalagi mewah.5) Ungkapan rasa syukur atas nikmat yang Allah SWT berikan. Dapat mensucikan diri (pribadi) dari kotoran dosa, memurnikan jiwa (mnumbuhkan akhlaq mulia menjadi murah hati, peka terhadap rasa kemanusiaan) dan mengikis sifat bakhil (kikir) serta serakah. Hal tersebut akan memberikan ketenangan batin karena terbebas dari tututan Allah SWT dan kewajiban kemasyarakatan.6) Untuk pengembangan potensi umat melalui terwujudnya sistem kemasyarakatan Islam yang berdiri atas prinsip-prinsip. Ummatan Wahidan (umat yang satu), Musawah (persamaan derajat, dan kewajiban), Ukhuwah Islamiyah (persaudaraan Islam), dan Takaful Ijtima (tanggung jawab bersama).7) Dukungan moral kepada orang yang baru masuk Islam.8) Menambah pendapatan negara untuk proyek-proyek yang berguna bagi umat. Hal ini akan memperlancar tujuan mewujudkan tatanan masyarakat yang sejahtera di mana hubungan seseorang dengan yang lainnya menjadi rukun, damai dan harmonis yang akhirnya dapat menciptakan situasi yang tentram, aman lahir bathin. Dalam masyarakat seperti itu takkan ada lagi kekhawatiran akan hidupnya kembali bahaya komunise (atheis) dan paham atau ajaran yang sesat dan menyesatkan. Akhirnya sesuai dengan janji Allah SWT, akan terciptalah sebuah masyarakat yang baldatun thoyibun wa rabbun ghafur.9) Menjadi unsur penting dalam mewujudkan keseimbangan dalam distribusi harta (social distribution), dan keseimbangan tanggung jawab individu dalam masyarakat.

Dampak zakat bagi si pemberi, yaitu:1) Zakat menyucikan jiwa dan sifat kikir; zakat yang dikeluarkan semata karena mengikuti perintah Allah dan mencari ridaNya, akan menyucikannya dari segala kotoran dosa secara umum dan terutama kotornya sifat kikir. Dan adalah manusia itu sangat kikir.(QS 17:100).2) Zakat mendidik berinfak dan memberi; sehingga memiliki jiwa dermawan, mulia dan pemberi, bukannya jiwa yang hina dan tidak mau memberi. (yaitu) orang-orang yang menafkahkan hartanya, baik di waktu lapang maupun di waktu sempit.(QS 3:134).3) Berakhlak dengan Allah; kesempurnaan kekuatan berfikir tergantung pada mengagungkan perintah Allah, dan kesempurnaan kekuatan beramal tergantung kepada kasih sayangnya kepada makhluk Allah. Berakhlaklah kamu sekalian dengan akhlak Allah.4) Zakat merupakan manifestasi syukur atas nikmat Allah; ungkapan rasa syukur kepada Allah yang senantiasa memberikan nikmat kepada hambaNya baik yang berhubungan dengan diri maupun hartanya. Zakatilah kesehatanmu, zakatilah mata dan penglihatanmu, zakatilah ilmuwan, zakatilah keberhasilan anakmu dan seterusnya.5) Zakat mengobati hati dari cinta dunia; zakat merupakan suatu peringatan terhadap hati akan kewajibannya kepada Tuhannya dan kepada akhirat serta merupakan obat, agar hati jangan tenggelam kepada kecintaan akan harta dan dunia secara berlebih-lebihan. Sesungguhnya harta dan anak-anakmu merupakan ujian.(QS 64:15).6) Zakat mengembangkan kekayaan batin; sesungguhnya orang yang melakukan kebaikan serta menyerahkan diri untuk membangkitkan saudara seagama dalam menegakkan hak Allah, maka orang tersebut akan merasa besar, tegar, dan luas jiwanya serta merasakan jiwa orang yang diberinya seolah-olah berada dalam satu gerakan.7) Zakat menarik rasa simpati/cinta; zakat mengikat antara orang kaya dengan masyarakat dengan ikatan yang kuat, penuh dengan kecintaan, persaudaraan dan tolong menolong. secara otomatis hati akan tertarik untuk mencintai orang yang berbuat baik kepadanya dan membenci orang yang berbuat jahat kepadanya. (HR. Ibnu Adi).8) Zakat mensucikan harta; zakat membersihkan dan mensucikan harta yang halal, yang dengannya bertambah berkah dan sampai ke tangan pemiliknya melalui cara yang dibenarkan agama. Adapun harta yang didapat dari hasil riba, mencui, merampok, berjudi dan perbuatan haram lainnya, maka zakat tersebut tidak memberikan dampak apa-apa. Tidak mensucikan dan tidak memberkahkannya. sesungguhnya Allah itu Zat yang Maha Suci. Ia tidak akan menerima sesuatu kecuali yang suci pula.(HR. Muslim dan Tirmidzi).

Dampak zakat dalam kehidupan bermasyarakat, yaitu:1) Zakat dan tanggung jawab sosial; zakat adalah salah satu bagian dari tatanan jaminan sosial dalam Islam. Dengan ruang lingkup yang dalam dan luas, mencakup segi kehidupan material dan spiritual, seperti jaminan akhlak, pndidikan, jaminan politik, jaminan pertahanan, jaminan pidana, jaminan ekonomi, jaminan kemanusiaan, jaminan kebudayaan dan yang terakhir adalah jaminan sosial. Jaminan sosial memiliki cakupan yang lebih luas daripada zakat, karena jaminan sosial mencakup berbagai segi kehidupan secara menyeluruh, sedangkan zakat merupakan satu bagian dari berbagai macam bagian ini. Jaminan sosial mencakup asuransi sosial dan tanggung jawab sosial. Zakat lebih dekat kepada jaminan sosial daripada asuransi sosial karena ia tidak memberi kepada seseorang berdasarkan kepada apa yang pernah diberikannya, akan tetapi ia memberikan kepada mereka yang membutuhkan sesuai ketentuan Allah dan Rasul-Nya.2) Zakat dan ekonomi; zakat dari sisi ekonomi adalah merangsang si pemilik harta kepada amal perbuatan untuk mengganti apa yang telah diambil dari mereka. Hal ini jelas sekali pada zakat uang, di mana Islam melarang menumpukkannya, menahannya dari peredaran dan pengembangan. dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak, dan tidaklah menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka bahwa mereka akan mendapat siksa yang pedih.(QS 9:34).3) Zakat dan tegaknya jiwa umat; zakat memiliki sasaran dan dampak dalam menegakkan akhlak yang mulia yang diikuti dan dilaksanakan oleh umat Islam serta dalam memelihara roh dan nilai yang ditegakkan oleh umat. Dalam menegakkan rohani umat, Islam telah menegakkan tiga prinsip dasar, yaitu: menyempurnakan kemerdekaan bagi setiap individu masyarakat, membangkitkan semangat pibadi manusia dan nilai-nilai kemanusiaannya dalam menyerahkan sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat, daan memelihara akidah dan pendidikan untuk mensucikan dasar-dasar fitrah manusia terutama untuk menghubungkan manusia dengan Allah. Zakat walaupun secara lahiriah merupakan aturan materi saja, tetapi tidak bisa dilepaskan dari akidah, ibadah, nilai dan akhlak, politik dan jihad dan dari problematika pribadi dan masyarakat serta dari hidup dan kehidupan.

KESIMPULAN

Zakat merupakan kewajiban yang mengikat setiap muslim dan dikenakan atas diri dan harta yang dimiliki oleh Muslim. Zakat berbeda dengan infak atau sedekah dan sumbangan yang bersifat tidak wajib. Aturan mengenai zakat ditetapkan oleh Allah SWT dan diatur melalui syariah Islam. Zakat atas diri dikenal dengan zakat fitrah yang harus ditunaikan setiap tahun, sedangkan zakat atas harta dikenal dengan zakat mal dan dikeluarkan bila telah memenuhi syarat dan ketentuan tertentu. Zakat mal yang telah dikenal sejak zaman nabi Muhammad SAW antara lain: zakat binatang ternak, zakat pertanian, zakat emas dan perak, zakat barang hasil tambang, laut dan rikaz serta zakat perdagangan. Seiring dengan perkembangan zaman, para ahli fikih berdasarkan prinsip keadilan menyetujui dan sepakat pengenaan zakat atas harta lainnya.Selain masalah objek zakat, penerima zakat pun telah diatur oleh Allah SWT yang dikenal dengan 8 (delapan) golongan. Selain itu pula ada pihak yang tidak diizinkan untuk menerima zakat. Hal ini memperlihatkan prinsip keadilan dan social distribution yang diterapkan dengan baik dalam Islam.Negara Indonesia dalam hal ini juga telah mengakomodir peranan zakat dalam kehidupan sosial rakyat. Kondisi ini terlihat melalui UU tentang zakat dan pajak. Dalam UU zakat diketahui bahwa negara akan turut membantu pengelolaan zakat serta dalam UU Pajak diketahui bahwa zakat yang dibayarkan kepada Lembaga Amil resmi dapat dianggap sebagai pengurang penghasilan.