BIORE PASCA MID 2.3

download BIORE PASCA MID 2.3

of 31

description

gh

Transcript of BIORE PASCA MID 2.3

  • FISIOLOGI N I F A S

  • puerperium normal dan pengawasannya perubahan pada masa nifas

  • Masa puerperium atau masa nifas mulai setelah partus selesai dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu.

    Akan tetapi, seluruh alat genital akan pulih kembali seperti sebelum ada kehamilan, dalam waktu 3 bulan.

  • Genitelia interna dan eksternaDalam masa nifas alat-alat genitalia interna maupun eksterna akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil.Perubahan-perubahan alat genital ini dalam keseluruhannya disebut involusi.Disamping involusi, terjadi juga perubahan penting lain yakni hemokonsentrasi dan timbulnya laktasi.

  • Laktasi Laktasi terjadi karena pengaruh lactogenic- hormone (dari kelenjar hipofisis) terhadap kelenjar mamma.Involusi uterusSetelah janin dilahirkan fundus uteri kira-kira setinggi pusat, setelah plasenta lahir tinggi fundus 2 jari di bawah pusat. Uterus mirip buah advokat gepeng berukuran panjang 15 cm lebar 12 cm dan tebal 10 cm.Dinding uterus sendiri 5 cm, pada bekas implantasi plasenta lebih tipis dari bagian lain.

  • Pada hari ke 5 post-partum uterus 7 cm atas simfisis atau setengah simfisis pusat, sesudah 12 hari uterus tidak dapat diraba lagi di atas simfisis.Uterus gravidus a term beratnya 1000 gram. Satu minggu post-partum berat uterus akan menjadi 500 gram, 2 minggu post-partum menjadi 300 gram dan setelah 6 minggu post-partum berat uterus menjadi 40 - 60 gram (berat uterus normal 30 gram).

  • Bekas implantasi plasentaBagian bekas implantasi plasenta merupakan suatu luka yang kasar dan menonjol ke dalam kavum uteri, segera setelah persalinan.Penonjolan tersebut dengan diameter 7,5 cm, sering disangka sebagai suatu bagian plasenta yang tertinggal. Sesudah 2 minggu diameternya menjadi 3,5 cm dan pada 6 minggu telah mencapai 2,4 cm.Jaringan-jaringan di tempat implantasi plasenta mengalami proses yang sama yaitu degenerasi dan kemudian terlepas sempurna.

  • Dengan demikian tidak ada pembentukan jaringan parut pada bekas tempat implantasi plasenta yang dapat menimbulkan kelainan pada kehamilan berikutnya.Perubahan-perubahan miometriumPada miometrium terjadi perubahan-perubahan yang bersifat proteolisis. Hasil dari proses ini dialirkan melalui pembuluh getah bening.Otot-otot uterus berkontraksi segera setelah post-partum, sehingga pembuluh-pembuluh darah yang berada di antara anyaman otot-otot uterus akan terjepit. Proses ini akan menghentikan perdarahan setelah plasenta dilahirkan.

  • Perubahan-perubahan endoterium Ialah timbulnya trombosis, degenerasi dan nekrosis di tempat implantasi plasenta. Pada hari pertama endometrium yang kira-kira setebal 2-5 mm mempunyai permukaan yang kasar akibat pelepasan desidua dan selaput janin. Setelah 3 hari permukaan endometrium mulai rata akibat lepasnya sel-sel dari bagian yang mengalami degenerasi. Sebagian besar endometrium terlepas. Regenerasi endometrium terjadi dari sisa-sisa sel desidua basalis yang memakan waktu 2-3 minggu.

  • Involusi serviks

    Setelah partus serviks agak menganga seperti corong, karena korpus uteri dapat mengadakan kontraksi, sedangkan serviks tdk berkontraksi shg seolah-olah pd perbatasan antara korpus dan serviks uteri terbentuk semacam cincin.

    Warna serviks sendiri merah kehitam-hitaman karena penuh pembuluh darah.

  • Konsistensi serviks masih lunak. Segera setelah janin dilahirkan tangan pemeriksa masih dapat dimasukkan ke dalam kavum uteri. Setelah 2 jam hanya dapat dimasukkan 2-3 jari.Setelah 1 minggu hanya dapat dimasukkan 1 jari ke dalam kavum uteri. Hal ini harus diperhatikan dalam menangani luka uri (plasenta tertinggal).

  • Involusi ligamenLigamen-ligamen dan diafragma pelvis serta fasia yang merenggang sewaktu kehamilan dan partus berangsur-angsur ciut kembali seperti sediakala. Tidak jarang ligamentum rotundum menjadi kendor yang mengakibatkan perubahan posisi uterus (jatuh ke belakang, atau turun).Pada 2 hari post-partum sudah dapat diberikan fisioterapi (latihan-latihan) yang juga berguna untuk mencegah stasis darah yang dapat mengakibatkan trombosis masa nifas.

  • Penyembuhan luka

    Luka-luka jalan lahir seperti bekas episiotomi yang telah dijahit, luka pada vagina dan serviks, akan sembuh per primam, kecuali bila terdapat infeksi.Infeksi mungkin mengakibatkan sellulitis yang dapat menjalar sampai tejadi keadaan sepsis.

  • HemokonsentrasiPada masa hamil didapat shunt antara sirkulasi ibu dan plasenta. Setelah melahirkan, shunt akan hilang dengan tiba-tiba. Volume darah pada ibu relatif akan bertambah. Keadaan ini menimbulkan beban pada jantung, sehingga dapat menimbulkan dekompensasi kordis. Hemokonsentrasi merupakan mekanisme kompensasi sehingga volume darah kembali seperti sediakala. Umumnya terjadi pada hari ke 3 - 15 hari post-partum.

  • Laktasi Pengaruh oksitosin mengakibatkan mioepitelium kelenjar-kelenjar susu berkontraksi sehingga pengeluaran air susu dilaksanakan. Umumnya produksi air susu baru berlangsung betul pada hari 2-3 post-partum. Selain karena pengaruh hormonal tersebut diatas, salah satu rangsangan terbaik untuk mengeluarkan air susu adalah dengan menyusui bayi itu sendiri (kadar prolaktin akan meningkat dengan perangsangan fisik pada puting).

  • Beberapa Perubahan Lain pada Masa NifasAfter painsAfter pains atau mules-mules sesudah partus akibat kontraksi uterus kadang-kadang sangat mengganggu selama 2-3 hari post-partum. Perasaan mules ini terasa bila wanita tersebut sedang menyusui. Perasaan sakit timbul bila masih terdapat sisa-sisa selaput ketuban, sisa-sisa plasenta atau gumpalan darah dalam kavum uteri.

  • Suhu badanSuhu badan wanita inpartu tidak lebih dari 37,2C. sesudah partus dapat naik 0,5C dari keadaan normal, tetapi tidak melebihi 38C.Sesudah 12 jam pertama melahirkan umumnya suhu badan akan kembali normal. Bila suhu badan > 38C mungkin ada infeksi.Nadi Nadi umumnya berkisar antara 60-80 denyutan per menit. Segera setelah partus dapat terjadi bradikardia.

  • Umumnya denyut nadi lebih labil dibanding suhu badan.Bila terdapat takikardia sedangkan badan tidak panas mungkin ada perdarahan berlebihan atau ada dekompesasi kordis pada penderita.Pada beberapa kasus ditemukan keadaan hipertensi post partum. Tetapi akan menghilang dengan sendirinya apabila tidak terdapat penyakit lain yang menyertai dalam 2 bulan tanpa pengobatan.

  • Lokia Lokia adalah sekret yang berasal dari kavum uteri dan vagina pada masa nifas. Pada hari 1 dan 2 lokia rubra atau lokia kruenta, terdiri atas darah segar bercampur sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desisua, sisa-sisa verniks kaseosa,laugo, dan mekoneum.Hari berikutnya darah bercampur lendir dan disebut lokia sanguinolenta.Setelah 1 minggu lokia cair tidak berdarah lagi, warnanya agak kuning disebut lokia serosa.Setelah 2 minggu lokia sebagai cairan putih, disebut lokia alba.

  • Biasanya lokia berbau agak sedikit amis, kecuali bila terdapat infeksi akan berbau busuk, umpamanya pada adanya lokiostasis (lokia tidak lancar keluar) dan infeksi.Pertahanan thd infeksiPada akhir hari 2 nifas kuman-kuman di vagina dapat mengadakan kontaminasi ke uterus.Akan tetapi, tidak semua wanita pada masa nifas mengalami infeksi karena adanya lapisan pertahanan yang terdiri atas leukosit yang memisah endometrium yang nekrotik dari endometrium normal. Sebab lain disamping itu adalah kuman-kuman tersebut relatif tidak virulen.

  • Pertahanan itu akan jauh berkurang atau tidak ada sama sekali bila keadaan umum penderita buruk akibat adanya perdarahan, keletihan, syok, luka-luka di jalan lahir, dsb.

    Hofbauer mengemukakan adanya suatu sistem pertahanan pada dasar ligametum latum yang terdiri atas kelompok2 infiltrat sel-sel yang disamping mengadakan pertahanan terhadap penyerbuan kuman, bermanfaat pula untuk menghilangkan jaringan nekrotik.

  • Perawatan post partum

    Sebenarnya dimulai sejak kala uri dengan menghindarkan adanya kemungkinan2 adanya perdarahan post partum dan infeksi.

    Perawatan lukaBila ada laserasi jalan lahir atau luka bekas episiotomi, lakukan penjahitan dan perawatan luka dengan sebaik-baiknya.

  • Perdarahan post partum

    Penolong persalinan harus tetap waspada, sekurang-kurangnya 1 jam post partum, untuk mengatasi kemungkinan perdarahan post partum.Delapan jam post partum wanita tsb harus berbaring untuk mencegah perdarahan post partum. Boleh miring kiri atau kanan, untuk mencegah adanya trombosis.

  • Rawat gabung Ibu dan bayi dapat ditempatkan dalam 1 kamar bersama disebut rooming-in, atau pada kamar terpisah.Diet Diet harus cukup kalori, mengandung cukup protein, cairan dan banyak buah-buahan karena wanita tsb mengalami hemokonsentrasi.MiksiMiksi harus secepatnya dapat dilakukan sendiri. Tidak jarang tidak dapat kencing karena partus, muskulus sfingter vesika et uretrea mengalami tekanan oleh kepala janin, sehingga fungsinya terganggu.

  • Umumnya partus lama yang diakhiri dengan vakum ekstraksi dan cunam dapat menyebabkan retensio urin post partum. Bila perlu bisa dipasang dauer catheter (DC) untuk memberikan istirahat pada otot-otot kandung kencing. Kemudian urobag dilepas unutk keperluan bladder training.Dengan dijaga jangan sampai terjadi infeksi, karena mudah timbul uretritis, sistitis, dan pielitis dengan pemberian antibiotik.

  • Defekasi

    Defekasi harus ada dalam 3 hari post partum. Bila ada obstipasi dan timbul koprostase hingga skibala tertimbun di rektum mungkin akan terjadi febris.Bila perlu dilakukan klisma (huknah) atau diberikan laksan per os.Dengan diadakannya mobilisasi sedini mungkin, tidak jarang retensio urin et alvi dapat diatasi.

  • Kelelahan Umumnya ibu sangat lelah setelah melahirkan. Lebih-lebih bila partus berlangsung agak lama. Di sini dapat ditekankan bahwa ibu memang memerlukan istirahat dalam jam-jam pertama postpartum.Akan tetapi jika persalinan ibu serba normal tanpa kelainan, maka ia bukan penderita dan hendaknya jangan dirawat seperti penderita. Bila wanita mengeluh tentang adanya after pains atau mules, dapat diberi analgetika atau sedativa supaya dapat beristirahat atau tidur.

  • Menyusui 1/2 jam postpartum ibu mencoba menyusui bayinya untuk merangsang timbulnya laktasi. Kecuali bila ada kontraindikasi untuk menyusui bayinya.Seperti wanita yang menderita tifus abdominalis, tuberkulosis aktif, hepatitis, dekompensasio kordis berat, tirotoksikosis, diabetes millitus berat, psikosis, puting susunya tertarik kedalam (retracted nipples) dan morbus Hansen. Bayi dengan labiognato-palato-skiziz (sumbing) tidak dapat menyusu karena tidak dapat menghisap.

  • Perawatan mammaKedua mamma harus sudah dirawat setelah kehamilan. Areola mamma dan puting dibersihkan secara teratur dengan sabun dan diberi minyak atau krim agar tetap lemas, agar kelak tidak mudah lecet atau pecah-pecah.Sebelum menyusui mamma dimasase secara menyeluruh agar lemas, dan daerah areola mamma dan putting dibersihkan barulah bayi disusui.

  • Pemeriksaan postnatalPada pemeriksaan postnatal hal-hal yang harus diperhatikan adalah: keadaan umum kedaan mamma dan putingnya dinding perut ( adanya hernia) keadaan perineum keadaan kandung kencing, rektum adanya fluor albus keadaan cervix, uterus dan adneksa

  • selesai