biokimia
-
Upload
salmi-seprianti -
Category
Documents
-
view
32 -
download
5
description
Transcript of biokimia
-
SALMI SEPRIANTI 1310411054
1. Metabolisme
Terdapat dua fase pada metabolisme diantaranya adalah Katabolisme dan Anabolisme.
KATABOLISME
Katabolisme merupakan fase metabolisme yang bersifat menguraikan, yang menyebabkan
molekul organik nutrien seperti karbohidrat, lipid, dan protein yang datang dari lingkungan
atau dari cadangan makanan sel itu sendiri terurai di dalam reaksi-reaksi bertahap menjadi
produk akhir yang lebih kecil dan sederhana. Contohnya adalah Asam laktat, Etanol, CO2, Urea
atau Amonia.
Reaksi katabolik bersifat eksergonik. Eksergonik adalah reaksi yang melepaskan energi.
energi kimia yang dilepaskan tersebut ditangkap atau disimpan dalam bentuk fosfat terutama
dalam bentuk ATP. Sejumlah energi mungkin tersimpan didalam atom hidrogen berenergi
tinggi yang dibawa oleh koenzim NADP+ dalam bentuk tereduksinya, yaitu NADPH.
Katabolisme mempunyai dua fungsi, yaitu menyediakan bahan baku untuk sintesis
molekul lain dan menyediakan energi kimia yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas sel.
ANABOLISME
Pada anabolisme, yang juga disebut biosintesis, fase pembentukan atau sintesis dari
metabolisme, molekul pemula atau unit pembangun yang lebih kecil disusun menjadi
makromolekul yang merupakan komponen sel, seperti protein dan asam nukleat. Reaksi
analbolisme bersifat endergonik, yaitu reaksi yang membutuhkan energi. Proses biosintesis
memerlukan energi bebas yang diberikan oleh pemecahan ATP menjadi ADP dan fosfat.
Biosentesis beberapa komponen sel juga memerlukan atom hidrogen berenergi tinggi yang
disumbangkan oleh NADPH.
Makronutrien yang dibutuhkan untuk metabolisme pada manusia (mamalia)
1. Karbohidrat / Polisakarida
2. Protein
3. Lipid
4. Asam nukleat
Mikronutrien yang dibutuhkan untuk metabolisme pada manusia (mamalia)
5. Glukosa
6. Asam amino
7. Gliserol asam lemak
8. Basa nitrogen
SKETSA METABOLISME
-
SALMI SEPRIANTI 1310411054
Penjelasan:
Proses katabolisme dan anabolisme dalam suatu organisme berlangsung secara kontinyu dan
bersamaan. Keduanya merupkan proses pengubahan energi sehingga energi dalam tubuh
organisme tersebut tetap tersedia.
Molekul organik nutrien ( karbohidrat, lemak, protein) mengalami proses katabolisme,
molekul tersebut diurai dalam reaksi-reaksi bertahap dan menjadi produk akhir yang lebih
kecil serta diikuti dengan pelepasan energi bebas. Energi ini kemudian digunakan untuk
biosintesis atau pembentukan makromolekul sel dari unit pembangun yang lebih kecil /
molekul pemula atau disebut juga dengan proses anabolisme. Oleh karena itu, Metabolisme
merupakan penggabungan dari proses katabolisme dan anabolisme.
ORGANEL SEL EUKARIOTIK PADA METABOLISME
Fungsi Organel Sel Eukariotik :
1. Sitosol
- Sebagai jalur metabolisme
- Sintesis protein
- Glikolisis
- Sejumlah reaksi pada glukoneogenis
- Lintas fosfoglukonat
- Aktivasi asam amino
- Sintesis asam lemak
2. Membran plasma
- Sistem transport yang bergantung pada energi, seperti transport Na+ dan K+
ATPase dan sistem transport asam amino
3. Lisosom
- Degradasi intraseluler
- Pengelompokan enzim hidrolitik seperti Ribonuklease dan asam fosfatase
4. Nukleus
- Replikasi DNA
- Sintesis berbagai RNAs
- Sintesis berbagai protein inti
5. Nukleolus
- Sintesis RNAs ribosom
6. Kompleks Golgi
- Pembentukan membran plasma dan kantung sekresi
7. Badan Mikro
-
SALMI SEPRIANTI 1310411054
- Tempat enzim-enzim asam amino oksidase dan katalase
- Pada tanaman, tempat reaksi siklus glioksilat
8. Ribosom
- Sintesis protein
9. Retikulum Endoplasma
- Sintesis lipid
- Sintesis steroid
- Pembagian produk biosintesis
10. Mitokondria
- Siklus asam sitrat
- Transport elektron
- Sintesis ATP dengan Fosforilasi oksidatif
- Oksidasi asam lemak
- Katabolisme asam amino
-
SALMI SEPRIANTI 1310411054
2. Senyawa Energi Tinggi ATP merupakan sumber energi utama sel. ATP tersusun dari karbon, hidrogen, nitrogen,
oksigen, dan fosfor. Terdiri dari 1 ikatan ester fosfat dan 2 ikatan fosfat anhidrida mengikat 3
fosfat (PO4) dan ribosa bersama. Struktur juga terdiri dari ikatan a b-N glycoside yang
mengikat ribosa dan adenin secara bersama.
ATP disebut sebagai senyawa berenegi tinggi karena mempunyai ikatan fosfat. Hal ini
disebabkan karena fosfat dikenal sebagai molekul berenergi tinggi, maksudnya adalah tingkat
energi tinggi dilepaskan ketika gugus fosfat dilepaskan. Sebenarnya, energi tinggi yang
dihasilkan tersebut bukanlah hasil dari ikatan fosfat yang sederhana tetapi interaksi total atau
keseluruhan dari semua atom didalam molekul ATP. Ikatan fosfat anhidrida cenderung
memiliki nilai DG negatif yang besar ketika dihidrolisis.
Energi ikatan pospoanhidrida yang tinggi berasal dari:
- Meningkatnya stabilisasi resonansi dari produk hidrolisis
- Efek ketidakstabilan dari gaya toloak menolak elektrostatik antara muatan phosphates
pada pH netral
- Meningkatnya energi solvasi dari produk hidrolisis
Namun, penting untuk diketahui bahwasannya energi ikatan belum tentu tinggi, hanya energi
bebas saja yang tinggi.
PROSES EKSERGONIK DAN ENDERGONIK
Reaksi dapat diklasifikasikan berdasarkan energi bebas mereka berubah. Terdapat dua jenis
reaksi :
- Reaksi Eksergonik merupakan reaksi yang berlangsung melepaskan energi. Reaksi yang
terjadi adalah reaksi spontan
- Reaksi Endergonik merupakan reaksi yang membutuhkan energi, atau sebuah reaksi yang
menyerap energi bebas dari linkungan sekitarnya. Reaksi yang terjadi adalah reaksi non-
spontan.
Jika proses kimia adalah eksergonik, maka proses sebaliknya harus endergonik. Di dalam
metabolisme sel, reaksi endergonik dijalan atau didorong oleh pasangannya yaitu dengan
reaksi ekergonik. ATP memainkan peranan penting dalam pemakaian energi bersama. Atau
dengan kata lain, energi bebas yang dilepaskan pada proses eksergonik diserap untuk proses
endergonik.
CARA PENAMBAHAN ATP
ATP dapat diisi ulang atau ditambah melalui transfer dari kelompok fosforil ke ADP dari
senyawa dengan fosforil potensi kelompok-transfer yang lebih tinggi. Transfer seperti ini
disebut fosforilasi tingkat substrat. Konsentrasi ATP dan nukleotida lainnya dikelola di dalam
bagian oleh aktivitas kinase.
Untuk mengisi ketersediaan ATP, reaksi kimia menambahkan gugus fosfat kembali ke ADP
untuk membuat ATP. Proses ini disebut fosforilasi . Jika hal ini terjadi dengan adanya oksigen
dinamakan metabolisme aerobik atau fosforilasi oksidatif. Jika itu terjadi tanpa oksigen
dinamankan label metabolisme anaerobik.
-
SALMI SEPRIANTI 1310411054
Beberapa sumber energi atau substrat yang tersedia yang dapat digunakan untuk
daya produksi ATP. Salah satu substrat, seperti ATP yang ada, disimpan di dalam sel dan
disebut kreatin fosfat. Creatine phosphate sudah tersedia untuk sel-sel dan cepat
menghasilkan ATP. Hal ini juga tersedia dalam konsentrasi yang terbatas dan diperkirakan
hanya ada sekitar 100g ATP dan sekitar 120g fosfat kreatin disimpan dalam tubuh, terutama
dalam otot. Bersama ATP dan kreatin fosfat disebut phosphogens berenergi tinggi. Sedangkan
sumber yang lain seperti karbohidrat, protein, lemak.
ATP didalam sel memilikki kapasitas yang terbatas, dan pada tingkat kerja maksimal
ATP yang tersimpan dalam sel-sel otot akan habis dalam beberapa detik paling banyak.
Dengan demikian, untuk mempertahankan aktivitas fisik, sel-sel harus terus mengisi
(resynthesize) ATP mereka. Ada tiga jalur untuk sintesis ATP, dan yang digunakan oleh sel
tergantung pada kedua tingkat dan durasi aktivitas fisik.
Dalam sintesa ATP, ATP dibentuk kembali dari ADP yang ada. Memerlukan energi dan
menghasilkan ATP dan molekul air.
Proses:
ADP + Pi + energy ATP + H2O
Enzim sintesis akan berikatan dengan ADP dan mengkatalisis reaksi ini. ATP disintesis melalui
3 sistem :
a. Hidrolisis Creatine Phosphate
- Sumber penghasil energi untuk membangun ATP yang cepat adalah dari molekul
berenergi tinggi creatine phosphate.
- Creatine phosphat terdapat dalam sel (sel otot) dalam jumlah lebih dari cadangan
ATP namun tetap hanya sedikit
- Phosphate pada creatine phosphat dapat ditransfer ke ADP dan membentuk ATP
- Proses ini tidak memerlukan oksigen : ANAEROBIK
b. Glikolisis
- Glikolisis adalah yang pertama dari jalur metabolisme utama respirasi selular untuk
menghasilkan energi dalam bentuk ATP
- Proses glikolisis secara ringkas adalah sebagai berikut:
- Sumber glukosa untuk glikolisis adalah: Glukosa dalam darah dan Cadangan glikogen
dalam sel (sel otot) yang dipecah menjadi glukosa
- Proses ini tidak memerlukan oksigen : ANAEROBIK
- Glikolisis akan menghasilkan asam laktat
c. Siklus Krebs dan Fosforilasi Oksidatif
Siklus krebs disebut juga siklus asam sitrat. Siklus asam sitrat adalah sederetan jenjang
reaksi metabolisme pernafasan selular yang terpacu enzim.
Respirasi sel terjadi dalam tiga tahap :
- Pembentukan asetil-KoA dari piruvat, asam lemak, asam amino secara oksidatif
- Degradasi residu asetil oleh siklus asam sitrat, menghasilkan CO2 dan atom H
- Transport elektron ke molekul oksigen yang diiringi oleh fosforilasi ADP menjadi ATP.
Transpor elektron ini, banyak energi yang dibebaskan dan disimpan dalam bentuk
ATP, didalam suatu proses yang disebut fosforilasi oksidatif.
-
SALMI SEPRIANTI 1310411054
IKATAN THIOESTER
Tioester merupakan bentuk dari gabungan gugus asam karboksilat dan tiol (SH). Contohnya adalah koenzim A. Tioester adalah linkage yang memiliki energi tinggi. Berbeda dengan ester fosfat, thio ester memiliki DG negatif yang besar pada saat hidrolisis. Koenzim A membentuk ikatan energi yang tinggi dengan gugus asil. Thioester
memiliki energi yang tinggi jika dibandingkan dengan ester biasa, ini dihubungkan dengan
stabilitas resonansi.
Ester biasanya memiliki dua bentuk resonansi. Stabilitas melibatkan overlap elektron,
memberikan sebagian karakter / sifat dari ikatan ganda pada hubungan C-O.
Dalam thioesters, ukuran atom lebih besar dari S (dibandingkan dengan O)
mengurangi overlap elektron antara C dan S, sehingga struktur C = S tidak memberikan
kontribusi signifikan terhadap stabilisasi resonansi. Akibatnya, thioester yang stabil relatif
terhadap ester, sehingga melepaskan lebih banyak energi pada hidrolisis.
-
SALMI SEPRIANTI 1310411054
3. Reaksi Oksidasi Reduksi
PERANAN METABOLISME DALAM PENGURANGAN KOENZIM
Ada 2 peranan metababolisme dalam pengurangan koenzim diantaranya adalah
- Reduksi NAD+ adalah bagian dari katabolisme
- Oksidasi NADPH adalah bagian dari anabolisme.
Energi yang dilepaskan pada oksidasi NADH digabungkan dengan fosforilasi ADP dalam sel
aerobik, dan oksidasi NADH kembali ke NAD+ berfungsi untuk menghasilkan lebih banyak ATP.
Sebaliknya, NADPH dibutuhkan untuk menggerakkan reaksi biosintesis reduktif.
PERANAN FAD DAN NAD SEBAGAI SUMBER ENERGI
- Sebagian besar jalur biokimia dalam makhluk hidup ditingkatkan oleh protein kontrol
yang disebut enzim . Efisiensi reaksi enzim-dikatalisasi sering meningkat dengan
kehadiran molekul pembantu yang disebut koenzim. Sebuah koenzim ada dalam
setiap sel hidup adalah NAD+ . Ini berpartisipasi dalam transpor elektron reaksi dalam
proses metabolisme sel seperti glikolisis . Koenzim yang penting lainnya adalah FAD
yang juga berkontribusi terhadap proses transpor elektron.
- NAD+ dan FAD mengumpulkan energi dalam bentuk hidrogen ( elektron ) dari molekul
organik selama Glikolisis , dekarboksilasi , dan asam sitrat Siklus menjadi berkurang
bentuk NADH dan FADH2.
- NADH dioksidasi menjadi NAD+ dengan memindahkan ion hidrogen kepada
flavoprotein (FP), flavin mononukleotida (FMN), atau FAD yang bertindak sebagai
pembawa ion hidrogen. Dari flavoprotein atau FAD, setiap proton atau hidrogen
dikeluarkan ke matriks sitoplasma untuk membentuk molekul H2O.
- Di dalam rantai pernapasan, 3 molekul air (H2O) dihasilkan melalui NADH dan 1
molekul H2O dihasilkan melalui FAD. Satu mol H2O yang melalui NADH setara dengan
3 ATP dan 1 molekul air yang melalui FAD setara dengan 2 ATP.
-
SALMI SEPRIANTI 1310411054
4. Metode penelitian tentang metabolisme
Judul : Perbedaan Antara Pengaruh Kekurangan Fosfat dan Kekurangan Vitamin D
Pada Metabolisme Tulang (Differences Between the Effect of Phosphate
Deficiency and Vitamin D Deficiency on Bone Metabolism)
Penulis : J. E. Harrison, A. J. W. Hitchman, A. Hitchman, S. A Hasany, K. G. McNeill, and C.
S Tam
Volume : 29 No. 12
Terbit : Desember 1980
Analisis :
Artikel ilmiah ini bertujuan untuk melihat perbedaan pengaruh antara kekurangan fosfat
dengan kekurangan vitamin pada metabolisme tulang. Jenis metabolisme yang terdapat pada
artikel ilmiah ini adalah Metabolisme tulang. Bahan percobaan yang digunakan untuk
penelitian ini adalah tulang dari tikus betina, keturunan Wistar, Albino. Teradapat 4 perlakuan
yang dilakukan pada tikus tersebut. Perlakuan tersebut dengan memberi makanan yang
komposisi atau konsentrasi dari fosfatnya berbeda-beda pada setiap perlakuan. Ada
beberapa metode yang digunakan pada penelitian ini, yaitu:
- Ekstraksi bertujuan untuk demineralisasi
- Serapan Atom (Atomic Absorption) bertujuan untuk menentukan kalsium S
- Kolorimetri bertujuan untuk menentukan fosfor
- Teknik pelabelan secara berurutan (sequential pulse labeling technique) untuk
mengukur Aposisi tulang liniear (Linear Bone Apposition)
Metabolit yang terdapat pada metabolisme ini adalah Fosfat, Ca dari CaCO3, Vitamin D,
campuran Vitamin, sari pati jagung, sukrosa, dan minyak jagung.
Hasil dan Kesimpulan dari penelitian ini adalah
Kekurangan fosfat menimbulkan beberpa penyakit, seperti hypercalcemia, hypophostamia,
menghabat pertumbuhan tubuh dan tulang. Aktivitas vitamin D dipenagruhi oleh Fosfat,
sehinggga jika kekurangan Fosfat maka juga akan kekurangan Vitamin D.
-
SALMI SEPRIANTI 1310411054
DAFTAR PUSTAKA
Garrett, R.H & C. M Grisham. 1995. Biochemstry. University of Virginia Lehninger, A.L. 1991. Dasar-dasar Biokimia. Jilid 2. Erlangga : Jakarta Anonim. Biochemical Energetics. (https://www.rpi.edu/dept/bcbp/molbiochem/MBWeb/mb1/part2/bioener.htm) diakses pada 19 februari 2015 Anonim. 1999. ATP: The Perfect Energy Currency for the Cell. Vol. 36(1). CSR quarterly. Diakses pada 19 februari 2015.