Biokimia Tulang.docx
-
Upload
gungayudiah -
Category
Documents
-
view
17 -
download
1
Transcript of Biokimia Tulang.docx
UNSUR PEMBENTUK TULANG
Tulang adalah jaringan ikat padat . Tulang terdiri dari komponen matriks dan sel.
Matriks tulang terdiri dari serat-serat kolagen dan protein non kolagen. Sel tulang terdiri
dari osteoblas (bertanggung jawab dalam proses formasi tulang), osteoklas (bertanggung
jawab dalam resorpsi tulang dan menghancurkan matriks baru), osteosit (sel tulang yang
terbenam dalam matriks tulang).Komponen dasar penyusun tulang ini ada yang organik
dan anorganik. Komponen organik terdiri atas serat kolagen. Sedangkan yang anorganik
terdiri atas:
a) Kalsium (Ca2+) : Ion kalsium berperan penting dalam proses metabolisme
tubuh. Pengaturan dari kadar normal kalsium dalam pembuluh darah penting
bagi hidup manusia, karena kalsium berperan dalam kontraksi otot, koagulasi
darah, permeabilitas membran, dan penghantaran impuls syaraf. Kalsium
berperan juga dalam memelihara mineralisasi tulang. Selain itu, ion kalsium
memiliki fungsi sebagai stabilisasi membran plasma dengan berikatan pada
lapisan fosfolipid dan menjaga permeabilitas membran plasma terhadap ion
natrium. Ketika ion kalsium menurun, maka permeabilitas membranplasma
terhadap ion natrium meningkat dan meningkatkan respon jaringan yang mudah
terangsang(IPD, 2009).
b) Fosfor Berperan dalam proses biokimia intrasel dan pembentukan dan transfer
energi selular. Jika kadar fosfat naik maka kadar kalsium akan turun. Ketika
kadar kalsium ini mengalami penurunan, maka akan merangsang hormon
paratiroid untuk keluar. Setelah itu fosfat akan dikeluarkan dari tubuh melalui
urin, sehingga kadar fosfat di dalam serum menjadi normal kembali.
c) Vitamin D Vitamin D diproduksi oleh tubuh melalui paparan dengan sinar
matahari. Peran yang dilakukan vitamin D dalam proses pembentukan
tulang adalah dengan mengabsorpsi kalsium di usus,membantu dalam proses
resorpsi tulang, menjaga homeostasis kalsium, dan mobilisasi kalsium ditulang
pada kondisi kalsium yang adekuat.
Sumber : Setiyohadi,Bambang.2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid II
ed.IV. Jakarta: Interna Publishing
METABOLISME DALAM TULANG
Vitamin meningkatkan absorbsi dan Ca2+ dan PO43- (fosfat) melalui usus. Akibatnya
(Ca2+) dan (PO43-) dalam darah meningkat, sampai batas tertentu sehingga terbentuk
garam Ca3 [PO4]2 yang mengendap di tulang.
Vitamin D
Pada defisiensi vitamin D absorpsi Ca2+ dan PO43- berkurang, sehingga
Ca2+ dalam darah berkurang. Agar Ca2+ dalam darah dipertahankan, hipofisis
mensekresi hormon para tiroid (parathormon) yang fungsinya mereabsorpsi Ca2+ dari
tulang agar Ca2+ darah tidak menurun. Untuk mengatasi kekurangan mineral, tulang
mensekresi enzim Fosfatase alkali.
Fosfatase Alkali memecah gliserofosfat atau glukosafosfat menjadi glukosa,
gliserol dan PO43- lalu PO43- di deposisi ke matriks tulang untuk menggantikan
Ca2+ yang direabsorpsi.
Reaksi Fosfatase Alkali
Glukosa-p Glukosa + PO43-
Gliserol-p Gliserol + PO43-
PO43- yang terbentuk dideposisikan dalam tulang sebagai pengganti Ca2+ yang
diresorpsi ke darah oleh aktifitas para hormon. Pada defisiensi vitamin D absorpsi
Ca2+ dan PO43 meningkat.
Vitamin C
Vitamin C dalam tulang diperlukan untuk sintesis kolagen pada tulang dan pembuluh
darah. Pada defisiensi vitamin C : sintesis kolagen tidak sempurna, elastisitas kolagen
menurun dan kolagen rapuh, sehingga terjadi perdarahan subperiostal pada Gigi dan
Gusi karena kapiler Mudah pecah
Vitamin A
Vitamin A penting untuk regenerasi sel-sel .
Kartikosteroid : untuk menghambat osteoblast sehingga dapat menyebabkan
Osteoporosi
Kalsitonin :Memompa Ca2+ ke dalam tulang merupakan antagonis
Osteoklas.
Estrogen :Mempertinggi integritas tulang dengan cara sintesis matriks dan
deposisis mineral dalam tulang, bekerja secara antagonis
terhadap osteoklas.
Pada tulang terdapat protein Osteokalsin, Fungsinya mengikat Ca2+ Ca2+ / Iosteokalsin
Osteokalsin mengandung asam amino khas Gama Karboks, Glutamat (GLA), GLA
disintesis GLU dengan bantuan vitamin .
PEMBENTUKAN ENERGI
Pengertian Energi (ATP)
Adenosine Triphosphate (ATP) adalah sebuah nukleotida yang dikenal di dunia biokimia sebagai zat yang paling bertanggung jawab dalam perpindahan energi intraseluler. ATP mampu menyimpan dan memindahkan energi kimia di dalam sel. ATP juga memiliki peran penting dalam produksi nucleic acids. Molekul-molekul ATP juga digunakan untuk menyimpan bahan pembentuk energi yang diproduksi oleh respirasi sel.
Struktur molekul ini terdiri dari purin basa (adenin) terikat pada 1 ‘karbon atom
dari sebuah. Ini adalah penambahan dan penghapusan gugus fosfat ini yang
mengkonversi antar ATP, ADP dan AMP. . Ketika ATP digunakan dalam sintesis
DNA, maka gula ribosa pertama dikonversi menjadi deoksiribosa oleh ribonukleotida
reduktase.
Rumus struktur adenosin trifosfat (ATP)
Sifat fisik dan kimia
ATP terdiri dari adenosin , terdiri dari adenin cincin dan ribosa gula , dan tiga
fosfat kelompok (trifosfat). Kelompok yang phosphoryl, dimulai dengan kelompok
paling dekat dengan ribosa, yang disebut sebagai alpha (α), beta (β), dan gamma (γ)
fosfat. ATP sangat larut dalam air dan sangat stabil dalam larutan pH antara 6,8-7,4,
tetapi cepat dihidrolisis pada pH yang ekstrim. Akibatnya, ATP paling baik disimpan
sebagai garam anhidrat. ATP adalah molekul yang tidak stabil di unbuffered air, yang
hydrolyses untuk ADP dan fosfat. Hal ini karena kekuatan ikatan antara residu fosfat
dalam ATP kurang dari kekuatan dari “hidrasi” ikatan antara produk-produknya (ADP +
fosfat), dan air. Jadi, jika ATP dan ADP berada dalam kesetimbangan kimia dalam air,
hampir semua ATP pada akhirnya akan dikonversi ke ADP. Sebuah sistem yang jauh
dari kesetimbangan mengandung energi bebas Gibbs, dan mampu melakukan pekerjaan.
Sel hidup menjaga rasio ATP menjadi ADP pada suatu titik sepuluh lipat dari
kesetimbangan, dengan konsentrasi ATP ribuan kali lipat lebih tinggi daripada
konsentrasi ADP. Perpindahan dari kesetimbangan berarti bahwa hidrolisis ATP dalam
sel melepaskan energi dalam jumlah besar.
Sintesis ATP
ATP dapat dihasilkan melalui berbagai proses selular, namun seringnya
dijumpai dimitokondria melalui proses fosforilasi oksidatif dengan bantuan enzim
pengkatalisis ATP sintetase. Pada tumbuhan, proses ini lebih sering dijumpai di
dalam kloroplas melalui proses fotosintesis. Bahan bakar utama sintesis ATP
adalah glukosa dan asam lemak. Mula-mula, glukosa dipecah menjadi asam piruvat di
dalam sitosol dalam reaksi glikolisis. Dari satu molekul glukosa akan dihasilkan dua
molekul ATP. Tahap akhir dari sintesis ATP terjadi dalam mitokondria dan
menghasilkan total 36 ATP.
Mitokondria Sumber Energi
Asampiruvat, energi, Gen, karbondioksida, Lemak, mitokondria, molekul, organ ,
organel , proses oksidasi, siklus krebs, Sitoplasma
Mitokondria merupakan sumber energi (powerhouse) dari sel berfungsi
mengekstrak energi dari makanan. Mitokondria merupakan organel yang besar dalam
sel dan menempati sekitar 25% volume sitoplasma.
Mitokondria mempunyai 2 lapisan membran, membran luar dan membran
dalam. Membran luar mempunyai pori-pori yang memungkinkan molekul besar
melewatinya. Membran dalam terdiri dari 80% protein dan 20% lemak dan menonjol ke
dalam. Pada tonjolan ini (crista) terdapat banyak enzim-enzim oksidatuf fosforilase.
Enzim ini berperan pada proses oksidasi glukosa dan lemak serta sintesa ATP dari
ADP. Pada bagian dalam mitokondria (matriks)juga terdapat banyak enzim yang
diperlukan untuk ekstraksi energi dari bahan-bahan makanan. Energi yang dilepaskan
digunakan untuk sintesa ATP.
Fosforilasi oksidatif
Fosforilasi oksidatif adalah suatu lintasan metabolisme yang menggunakan
energi yang dilepaskan oleh oksidasi nutrien untuk menghasilkan adenosina trifosfat
(ATP). Walaupun banyak bentuk kehidupan di bumi menggunakan berbagai jenis
nutrien, hampir semuanya menjalankan fosforilasi oksidatif untuk menghasilkan ATP.
Lintasan ini sangat umum digunakan karena ia merupakan cara yang sangat efisien
untuk melepaskan energi, dibandingkan dengan proses fermentasi alternatif lainnya
seperti glikolisis anaerobik.
Selama fosforilasi oksidatif, elektron ditransfer dari pendonor elektron ke
penerima elektron melalui reaksi redoks. Reaksi redoks ini melepaskan energi yang
digunakan untuk membentuk ATP. Pada eukariota, reaksi redoks ini dijalankan oleh
serangkaian kompleks protein di dalam mitokondria, manakala pada prokariota, protein-
protein ini berada di membran dalam sel. Enzim-enzim yang saling berhubungan ini
disebut sebagai rantai transpor elektron. Pada eukariota, lima kompleks protein utama
terlibat dalam proses ini, manakala pada prokariota, terdapat banyak enzim-enzim
berbeda yang terlibat.
ATP –> ADP + Pi + 12.000 kalori
ADP –> AMP + Pi + 12.000 kalori
Adenosin trifosfat : (ATP) Rumus empirisnya adalah C10H16N5O13P3, dan rumus
kimianya adalah C10H8N4O2NH2(OH)2(PO3H)3H, dengan berat molekul 507.184. ATP
terdiri atas adenosin dan tiga gugus fasfat. Dalam biokimia ATP dikenal sebagai satuan
molekuler pertukaran energi intrasel, artinya, ATP dapat digunakan untuk menyimpan
dan mentransportasikan energi kimia dalam sel. ATP juga berperan penting dalam
sintesis asam nukleat.
Molekul ATP pada beberapa metabolisme dapat dihasilkan dengan beberapa cara:
1. Glikolisis atau reaksi biokimia dimana glukosa dioksidasi menjadi molekul
asam piruvat.
C6H1206[Glukosa] + 2 NAD+ + 2 P1 (fosfat) + 2 ADP → 2 piruvat + 2
NADH + 2 ATP + 2 H+ + 2 H2O
2. Glikolisis pada lintasan Embden-Meyerhof-Parnas (EMP) untuk
menghasilkan lebih banyak ATP :
C6H1206[Glukosa] + 2 ATP + 2NAD+ → 2 piruvat + 4 ATP + 2NADH
3. ATP sintase disebut juga kompleks V (reaksi kesetimbangan fosforilasi )
ADP + P1 [fosfat] + 4H+(sitosol) <–> ATP + H2O + 4 H+ (matriks)
4. Sel juga memiliki trifosfat nukleosida mengandung energi tinggi yang lain
seperti GTP, Reaksi ADP (Adenosine difosfat) dengan GTP (Guanosina
difosfat) juga menghasilkan ATP
ADP[Adenosine difosfat] + GTP [Guanosina trifosfat] → ATP +
GDP[Guanosina difosfat]
Peranan ATP (Pemanfaatan energy oleh sel)
Setiap tingkat kehidupan dari yang paling sederhana (seperti sel) sampai yang
paling kompleks (seperti organisme) memerlukan energi untuk melangsungkan
hidupnya. Energi ini dipakai atau diekspresikan menjadi aktivitas bagi setiap tingkat
kehidupan tersebut. Energi yang dipakai ini berasal dari yang dikenal sebagai ATP.
ATP adalah molekul kompleks yang terdiri dari inti yang disusun olehadenosine dan
ekor yang terdiri dari tiga phosphate. Molekul ini membawa sejumlah energi yang
komposisinya tepat untuk hampir seluruh reaksi biologis. Setiap mekanisme fisiologis
yang memerlukan energi dalam kerjanya mendapatkan energi langsung dari ATP.
1. Penggunaan Energi dalam Proses Non-biosintetik
a) Produksi Panas
Enzim ATP-ase berperan dalam pembentukan panas. Peranan fisiologis enzim ini agak
kabur tetapi diperkirakan bahwa enzim tersebut befungsi untuk membuang kelebihan
ATP dan dengan demikian membantu mengatur metabolism energi sel. Hilangnya
energy dari ikatan-ikatan fosfat berenergi tinggi dalam bentuk panas juga terjadi melalui
cara-cara lain. Misalnya, bila sel membentuk suatu ikatan ester atau amide dalam
sistesis suatu molekul hanya dibutuhkan kira-kira 3000 kal. Tetapi perombakan ikatan
fosfat berenrgi tinggi melepaskan 12.000 kal. Energy yang tidak digunakan dalam
pembentukan ikatan ester atau amide (9000 kal) dilepaskan sebagai panas.
b) Pergerakan (motilitas)
1. Pada Otot
Pemicu otot untuk bergerak adalah impuls listrik dari saraf. Rangsangan dari listrik ini
menimbulkan reaksi yang terjadi antara aktin dan miosin yang ada di otot yang nantinya
menghasilkan force. Di sini akan dibahas mengenai bagaimana mekanisme yang terjadi
pada otot.
1. Sinyal listrik masuk ke dalam sel saraf yang menyebabkan sel saraf
mengeluarkan sinyal kimia (neurotransmiter) di celah (sinapsis) antara sel
saraf dan sel otot.
2. Sinyal kimia memasuki sel otot dan berikatan langsung dengan protein
reseptor yang ada di membrane plasma sel otot (sarkolema) dan menimbulkan
potensial aksi di sel otot.
3. Potensial aksi yang terjadi ini menyebar ke seluruh bagian sel otot dan masuk
ke sel melalui T-tubule.
4. Potensial aksi membuka gerbang bagi tempat penyimpanan kalsium
(sarcoplasmic reticulum).
5. Ion Ca2+ bergerak ke sitoplasma sel otot (sarkoplasma) tempat di mana aktin
dan miosin berada.
6. Ion kalsium berikatan pada molekul troponin-tropomiosin yang terletak di
daerah lekukan filamen aktin. Biasanya molekul tropomiosin melilit aktin di
mana miosin dapat membentuk crossbrigdes.
7. Saat berikatan dengan ion kalsium, troponin mengubah bentuk dan menggeser
tropomiosin keluar dari lekukan aktin, memperlihatkan ikatan aktin-miosin.
8. Miosin berinteraksi dengan aktin melalui putaran crossbrigdes. Dan kemudian
otot berkontraksi, menghasilkan tenaga dan memendek.
9. Setelah potensial aksi lewat gerbang Ca2+ menutup kembali, Ca2+ yang ada di
retikulum sarkoplasma akhirnya dilepaskan dari sarkoplasma.
10. Saat itu juga troponin kehilangan konsentrasi Ca2+.
11. Troponin kembali ke posisi semula dan tropomiosin kembali melilit ikatan
aktin-miosin di filamen aktin.
12. Karena tidak terbentuknya site di mana terjadi ikatan aktin-miosin, maka tidak
ada crossbridges yang terbentuk dan otot kembali rileks.
Semua aktivitas di atas memerlukan energi. Otot menggunakan energi dalam
bentuk ATP. Energi dari ATP dipakai untuk mengulang kembali dari awal
kepalacrossbridges miosin dan melepaskan filamen aktin. Dan untuk menghasilkan
ATP, otot melakukan hal berikut:
1. Memecah fosfokreatin (bentuk penyimpanan fosfat berenergi tinggi) dan
menambahkan fosfat pada ADP untuk membentuk ATP.
2. Melakukan respirasi anaerob, menghasilkan asam laktat dan membentuk ATP.
Melakukan respirasi aerob, memecah glukosa, lemak, dan protein dalam
suasana O2 menghasilkan ATP.
c) Pengangkutan Nutrien
ATP digunakan oleh sel untuk memindahkan zat keluar dan masuk membran
sel. Transportasi zat yang terjadi di sel ini dikenal dengan nama transportasi aktif.
Dengan transportasi aktif, sebuah molekul atau ion bergabung dengan molekul
pembawa. Penggabungan ini mengubah bentuk dari molekul pembawa. Dengan
menggunakan ATP zat-zat diangkut oleh molekul pembawa dari konsentrasi rendah
menuju konsentrasi tinggi (melawan gradien konsentrasi).
Transportasi Aktif
Transportasi aktif adalah mekanisme transportasi molekul dengan bantuan
energi. Artinya, sel harus menggunakan energi yang tersimpan dalam ikatan ATP untuk
mentransportasikan molekul melintasi membran plasma.
Transportasi aktif terjadi karena molekul-molekul zat terlarut melintasi membran
plasma melawan gradien konsentrasi sehingga membutuhkan energi dalam bentuk ATP
untuk melewatinya. Zat terlarut yang ditransportasikan melalui transportasi aktif adalah
molekul berukuran besar dan ion. Dan sel yang melakukan transportasi aktif ini adalah
sel yang memiliki tingkat respirasi yang tinggi dan memiliki mitokondria dalam jumlah
yang banyak untuk menghasilkan ATP dengan konsentrasi tinggi.
a. Transportasi Aktif Langsung
Contohnya adalah pompa Natrium-Kalium (Na-K). Dalam transportasi ini, ATP
dihidrolisis dan ikatan dari gugus fosfat ke protein kanal (ATPase) mengubah bentuk
dari protein ini (sisi-sisinya). Selain itu sel ATP juga berperan untuk menjaga stabilitas
konsentrasi ion natrium dan kalium di dua sisi membran. Konsentrasi ion natrium
cenderung lebih tinggi di luar sel sedangkan konsentrasi ion kalium cenderung lebih
tinggi di dalam sel (sel memompa tiga ion Na+ keluar sel dan menerima dua ion
K+ masuk ke sel). Hal ini perlu untuk transmisi impuls saraf.
Berikut adalah peran dari pompa Na-K:
1. Membuat gradien konsentrasi dari Na+ dan K+ melalui plasma membran di
seluruh sel. Hal ini penting bagi sel saraf dan sel otot untuk membangkitkan
sinyal listrik yang diperlukan dalam fungsi sel tersebut.
2. Menjaga volume sel dengan mengatur zat terlarut dalam sel dan memperkecil
pengaruh dari osmosis yang akan mengakibatkan sel
mengalami swelling (mengembang) atau shrinking (mengkerut).
3. Energi yang dipakai dalam pompa Na-K ini secara tidak langsung menjadi
penyedia energi bagi transportasi glukosa dan asam amino melewati sel usus
dan sel ginjal.
b. Transportasi Aktif Tidak Langsung
Contoh dari transportasi tidak langsung ini adalah pemasukan karbohidrat ke
dalam sel usus halus. Proses ini dikenal dengan cotransport. ATP digunakan oleh
pompa ion Na+ yang keluar sel dan ini menciptakan gradien konsentrasi dari ion Na+.
Selanjutnya karbohidrat dan Na+ berikatan pada protein transmembran yang sama yang
dikenal sebagai protein cotransport. Kemudian keduanya dipindahkan ke dalam sel.
Na+ bergerak sesuai dengan gradien konsentrasinya (dari luar membran yang
berkonsentrasi tinggi ke dalam membran yang berkonsentrasi rendah) dan karbohidrat
bergerak melawan gradien konsentrasinya dengan bantuan Na+.
Penggunaan energi dalam proses biosintetik
Di dalam reaksi kimia, ATP memiliki banyak peran di dalam mensuplai energi
untuk mensintesis berbagai molekul lain yang dibutuhkan sel untuk tetap bertahan
hidup. Contoh dari reaksi kimia tersebut adalah glikolisis, siklus asam sitrat (siklus
Krebs), dan transport electron.
Pengubahan substansi
Asam amino yang macamnya kira-kira ada 20 adalah bahan pembangun protein.
Tipe protein yang dibentuknya ditentuka oleh urutan asam-asam aminonya yang
bersangkutan. Contoh khusus mengenai sintesis asam amino Prolin oleh
bakteriEschericia coli dengan asam glutamate sebagai reaktan awalnya.Contoh lain
ialah lintasan bagi perubahan asam aspartat menjadi lisin, metionin, dan threonin.
Pengubahan ini menggunakan energi metabolic dalam bentuk ATP. Kedua contoh ini
menggambarkan bagaimana energi dibelanjakan untuk saling diubahnya (interkonversi)
satu substansi menjadi substansi lainnya.
Sintesis makromolekul
Taraf lain biosintesis ialah penggabungan molekul-molekul yang lebih kecil untuk
membentuk molekul yang lebih besar yaitu sintesis makromolekul. Contohnya ialah
biosintesis peptidoglikan dinding sel bakteri, aktivasi precursor peptidoglikan.
SIKLUS KREB
Definisi Siklus Krebs
Adalah satu seri reaksi yang terjadi di dalam mitokondria yang membawa
katabolisme residu asetyl, membebaskan ekuivalen hidrogen, yang dengan
oksidasi menyebabkan pelepasan dan penangkapan ATP sebagai kebutuhan
energi jaringan.
Residu asetyl dalam bentuk asetyl-KoA (CH3-CO-S-CoA, asetat aktif)
Tujuan Siklus Krebs
a) Menjelaskan reaksi-reaksi metabolik akhir yang umum terdapat pada jalur
biokimia utama katabolisme tenaga
b) Menggambarkan bahwa CO2 tidak hanya merupakan hasil akhir metabolisme,
namun dapat berperan sebagai zat antara, misalnya untuk proses lipogenesis.
c) Mengenali peran sentral mitokondria pada katalisis dan pengendalian jalur-jalur
metabolik tertentu, mitokondria berfungsi sebagai penghasil energi.
Fungsi
a) Menghasilkan sebagian besar CO2
b) Metabolisme lain yang menghasilkan CO2 misalnya jalur pentosa phospat atau
P3 (pentosa phospat pathway) atau kalau di harper heksosa monofosfat.
c) Sumber enzym-enzym tereduksi yang mendorong RR ( Rantai Respirasi)
d) Merupakan alat agar tenaga yang berlebihan dapat digunakan untuk sintesis
lemak sebelum pembentukan TG untuk penimbunan lemak
e) Menyediakan prekursor-prekursor penting untuk sub-sub unit yang diperlukan
dalam sintesis berbagai molekul
f) Menyediakan mekanisme pengendalian langsung atau tidak langsung untuk lain-
lain sistem enzym
Daur Siklus Krebs
1. Karbohidrat , Protein dan Lemak /Lipid akan dimetabolisme yang hasil akhirnya
menjadi asetyl Co-A, dimana asetyl Co-A merupakan substrat untuk siklus
krebs.
2. Kemudian dari siklus krebs dihasilkan CO2, Hidrogen (FAD NAD) dan ATP.
3. Hidrogen (reducing ekivalen) merupakan substrat untuk rantai respirasi (RR).
4. Siklus krebs harus berjalan dalamSiklus Asam Sitrat (Siklus Krebs)
Keterangan:
Substrat siklus krebs adalah asetyl Co-A.
Asetyl Co-A akan bereaksi dengan oksalo asetat (OAA) à hasilnya sitrat
Asam sitrat rumusnya beda dengan asam askorbat (vitamin C), kalau vitamin C
itu rumusnya lebih mirip glukosa. Manusia tidak bisa menghasilkan vitamin C
karena ada suatu reaksi yang terputus dimana manusia itu tidak mempunyai
enzim L-glunoluase oksidase yang mengoksidasi glukosa menjadi vitamin C.
Dari isositrat ke alfa-ketoglutarat membebaskan CO2 dan NADH (koenzim).
Kalau menghasilkan NADH pasti membutuhkan NAD.
NAD à dalam bentuk teroksidasi
NADH à dalam bentuk tereduksi
NAD merupakan derivat vitamin B3.
B1 => thiamine
B2 => riboflavin
B3 => niasin
Koenzim yang terkait dengan ATP hanya vitamin B2 dan B3.
Kekurangan vitamin B akan mengganggu metabolisme energi.
NADH à enzimnya isositrat dehidrogenase.
NADH akan masuk ke rantai respirasi melepaskan hidrogen dan menghasilkan 3
ATP. Sedangkan FADH menghasilkan 2 ATP
Dekarboksilasi oksidasi à melepaskan CO2.
Dari alfa-keto menjadi suksinil Co-A à prosesnya dekarboksilasi oksidasi.
Dari succynyl Co-A menjadi succinate langsung dihasilkan ATP.
Reaksi yang menghasilkan ATP langsung: siklus krebs, glikolisis, fosforilasi
oksidatif, dan rantai respirasi.
Lemak penghasil ATP paling banyak tapi tidak menghasilkan ATP secara
langsung. Lemak banyak menghasilkan NADH dan FADH.
Dari succinate menjadi fumarate dihasilkan FADH2, membutuhkan koenzim
FAD (derivat vitamin B2), dihasilkan 2 ATP.
Dari malate ke oxaloacetat dihasilkan NADH 3 ATP.
Total ATP untuk 1 putaran (1 asetyl Co-A) siklus krebs à 12 ATP.
Glikolisis à 2 asetyl Co-A
Lemak à 8 asetyl Co.A
1 mol glukosa à 2 kali putaran
1 mol lemak à 8 kali putaran
Karbohidrat disimpan di dalam becak-bercak sitoplasma di dalam hepar.
Hepar dapat bertahan menyimpan glikogen à 0,5 gram
Berfungsi mengoksidasi hasil glikolisis mjd CO2 dan juga menyimpan energi ke
bentuk molekul berenergi tinggi spt ATP, NADH, FADH2
Sentral dalam siklus oksidatif dlm respirasi à dimana semua makromolekul
dikatabolis (Karbohidrat, Lipid dan Protein)
Untuk kelangsungannya membutuhkan : NAD, FAD, ADP, Pyr (piruvat) dan
OAA
Menghasilkan senyawa intermedier yg penting à asetil Co A, a KG & OAA
Asam amino yang dihasilkan dari alfa-ketoglutarat melalui proses transamnasi à
glutamat. Kalau asam oksaloasetat à aspartat
Merupakan prekursor untuk biosintesis makromolekul – makromolekul
Siklus krebs selain sebagai jalur akhir karbohidrat , lemak dan protein, juga
merupakan jalur awal ari makromolekul-makromolekul.
Jalur akhir à katabolisme à mengubah KH à asetyl Co.A
Jalur awal à anabolisme
Berfungsi dalam katabolisme dan juga anabolisme à amfibolik
Katabolisme à memproduksi molekul berenergi tinggi
Anabolisme à memproduksi intermedier untuk prekursor biosintesis
makromolekul
Jadi Dalam setiap siklus:
1 gugus asetil ( molekul 2C) masuk dan keluar sebagai 2 molekul CO2 Dalam setiap siklus : OAA digunakan untuk membentuk sitrat à setelah
mengalami reaksi yang panjang à kembali diperoleh OAA Terdiri dari 8 reaksi : 4 mrpkn oksidasi à dimana energi à digunakan utk
mereduksi NAD dan FAD Dihasilkan: 2 ATP, 8 NADH, 2 FADH2 Tidak diperlukan O2 pada TCA, tetapi digunakan pada Fosforilasi
oksidatif untuk memberi pasokan NAD, shg piruvat dapat di ubah menjadi Asetil Co A
http://www.pssplab.com/journal/06.pdf