biokimia urin.

26
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Ekskresi merupakan proses pengeluaran zat-zat sisa metabolisme yang sudah tidak digunakan oleh tubuh. Salah satu bentuk ekskresi adalah buang air kecil, hasil buangan itu antara lain berupa urine. Akan tetapi, sebenarnya hasil buangan tidak hanya berupa urine saja. Zat buangan lainnya dapat berupa keringat, gas karbon dioksida,serta zat warna empedu. Untuk lebih memahami tentang penyakit-penyakit dan penyebab terjadinya penyakit yang berhubungan dengan gangguan ginjal. B. Tujuan Menguji Kandungan zat makanan yang terdapat pada urine manusia seperti glukosa dan protein. 1

description

biokimia laporan urin

Transcript of biokimia urin.

Page 1: biokimia urin.

BAB I

PENDAHULUAN

A.     Latar belakang

Ekskresi merupakan proses pengeluaran zat-zat sisa metabolisme yang sudah

tidak digunakan oleh tubuh. Salah satu bentuk ekskresi adalah buang air kecil,

hasil buangan itu antara lain berupa urine. Akan tetapi, sebenarnya hasil buangan

tidak hanya berupa urine saja. Zat buangan lainnya dapat berupa keringat, gas

karbon dioksida,serta zat warna empedu.

Untuk lebih memahami tentang penyakit-penyakit dan penyebab terjadinya

penyakit yang berhubungan dengan gangguan ginjal.

B.  Tujuan

         Menguji Kandungan zat makanan yang terdapat pada urine manusia seperti

glukosa dan protein.

1

Page 2: biokimia urin.

BAB II

PEMBAHASAN

A.  Struktur Ginjal

Ginjal merupakan organ yang berbentuk  seperti kacang, terdapat sepasang

(masing-masing satu di sebelah kanan dan kiri vertebra) dan posisinya

retroperitoneal. Ginjal kanan terletak sedikit lebih rendah (kurang lebih 1 cm)

dibanding ginjal kiri, hal ini disebabkan adanya hati yang mendesak ginjal sebelah

kanan. Secara umum, ginjal terdiri dari beberapa bagian:

Korteks, yaitu bagian ginjal di mana di dalamnya terdapat/terdiri dari

korpus renalis/Malpighi (glomerulus dan kapsul Bowman), tubulus

kontortus proksimal dan tubulus kontortus distalis.

Medula, yang terdiri dari 9-14 pyiramid. Di dalamnya terdiri dari tubulus

rektus, lengkung Henle dan tubukus pengumpul (ductus colligent).

Columna renalis, yaitu bagian korteks di antara pyramid ginjal

Processus renalis, yaitu bagian pyramid/medula yang menonjol ke arah

korteks

Hilus renalis, yaitu suatu bagian/area di mana pembuluh darah, serabut

saraf atau duktus memasuki/meninggalkan ginjal.

Papilla renalis, yaitu bagian yang menghubungkan antara duktus

pengumpul dan calix minor.

Calix minor, yaitu percabangan dari calix major.

Calix major, yaitu percabangan dari pelvis renalis.

Pelvis renalis, disebut juga piala ginjal, yaitu bagian yang menghubungkan

antara calix major dan ureter.

Ureter, yaitu saluran yang membawa urine menuju vesica urinaria.

B.   Pengertian Urine

Urine atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan

oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses

2

Page 3: biokimia urin.

urinasi. Eksreksi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam

darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh.

Namun, ada juga beberapa spesies yang menggunakan urin sebagai sarana

komunikasi olfaktori.

C.  Kandungan Urine

Zat-zat yang terkandung di dalam urine antara lain seperti berikut :

1. Ureum :

 Ureum merupakan hasil akhir dari metabolisme protein. Ureum berasal asam

amino yang tidak mengandung asam amoniak lagi, karena amoniaknya sudah

dipindahkan ke hati. Ureum disekresikan rata-rata 30 gram per hari.

Perlu Diketahui :

Ø  Setiap menitnya, seperempat darah yang dipompakan oleh jantung kurang lebih

sebanyak 1,2 liter, darah mengalir ke ginjal dan mengalami proses-proses filtrasi

di dalam ginjal.

Ø  Air kencing yang dihasilkan tubuh yang sehat adalah steril. Pada kasus seseorang

yang terdesak berada di padang pasir yang panas tanpa air maka air kencing dapat

digunakan sebagai pengganti air minum.

Ø   Dalam situasi tertentu, air kencing dapat digunakan sebagai cairan antiseptik.

Proses pembentukan urin Tubulus kontortus proksimal Reabsobsi air ion dan

semua nutrin organic bikarbonat Lengkung henlo reabsorbsi air (bagian desenden)

ion sodium dan klorid (bagian asendon) Duktus kolekvus reasorbsi air dari

penyerapan atau sekresi sodium, potasium, hidrogen, dan ion Duktus papilla

mengirim urine menuju pelvis renalis Tubulus kontortus distal sekresi ion

asam,basa,racun, roabsorbsi air dan ion sodium (di bawah control hormon)

Cabang Esenden Cabang desenden menghasilkanfiltrat Tubulus Glomerolus

renalis.

3

Page 4: biokimia urin.

2.Kreatin :

Yaitu  Kreatin merupakan zat hasil buangan dari otot.

3. Asam urat :

Asam urat memiliki kadar normal dalam darah kurang lebih 2–3 mg setiap

100 cc. Dari jumlah asam urat di atas sekitar 1,5–2 mg akan dikeluarkan melalui

urin setiap hari.

4. Natrium klorida (garam dapur) :

Garam seperti natrium dan kalium klorida masuk ke dalam tubuh melalui

makanan, untuk mengimbangi jumlah yang masuk melalui mulut maka zat ini

akan dikeluarkan melalui urin. Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa

sisa metabolisme (seperti urea), garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan

materi pembentuk urin berasal dari darah atau cairan interstisial. Komposisi urin

berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi tubuh,

misal glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh melalui molekul pembawa. Cairan

yang tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan berbagai senyawa

yang berlebih atau berpotensi racun yang akan dibuang keluar tubuh. Materi yang

terkandung di dalam urin dapat diketahui melalui urinalisis. Urea yang dikandung

oleh urin dapat menjadi sumber nitrogen yang baik untuk tumbuhan dan dapat

digunakan untuk mempercepat pembentukan kompos. Diabetes adalah suatu

penyakit yang dapat dideteksi melalui urin. Urin seorang penderita diabetes akan

mengandung gula yang tidak akan ditemukan dalam urin orang yang sehat.

D.  Fungsi Urine

Fungsi utama urine adalah untuk membuang zat sisa seperti racun atau

obat-obatan dari dalam tubuh. Anggapan umum menganggap urin sebagai zat

yang "kotor". Hal ini berkaitan dengan kemungkinan urin tersebut berasal dari

ginjal atau saluran kencing yang terinfeksi, sehingga urinnya pun akan

mengandung bakteri.

4

Page 5: biokimia urin.

Namun jika urine berasal dari ginjal dan saluran kencing yang sehat,

secara medis urin sebenarnya cukup steril dan hampir bau yang dihasilkan berasal

dari urea. Sehingga bisa diakatakan bahwa urin itu merupakan zat yang steril Urin

dapat menjadi penunjuk dehidrasi.

Orang yang tidak menderita dehidrasi akan mengeluarkan urin yang

bening seperti air. Penderita dehidrasi akan mengeluarkan urin berwarna kuning

pekat atau cokelat. Terapi urin Amaroli adalah salah satu usaha pengobatan

tradisional India, Ayurveda.

Kegunaan lain Seorang Doktor sedang bereksperimen menggunakan urin

untuk membasuh luka luar sebagai pencegah infeksi dan diminum untuk

meredakan sakit lambung dan usus. Bangsa Romawi kuno menggunakan urin

sebagai pemutih pakaian. Di Siberia, orang Kroyak meminum urin orang yang

telah mengkonsumsi fly agaric (sejenis jamur beracun yang menyebabkan

halusinasi bahkan kematian) atau sejenisnya untuk berkomunikasi dengan roh

halus. Dahulu di Jepang, urin dijual untuk dibuat menjadi pupuk. Penggunaan urin

sebagai obat telah dilakukan oleh banyak orang, diantara mereka adalah

Mohandas Gandhi, Jim Morrison, dan Steve McQueen. Warna kuning keemasan

dalam urin pernah dianggap berasal dari emas.

 Para ahli kimia menghabiskan banyak waktu untuk mengekstrak emas

dari urin yang akhirnya justru menghasilkan white phosporous, yang ditemukan

oleh ahli kimia Jerman, Hennig Brand di tahun 1669 ketika ia sedang mendistilasi

urin yang difermentasikan. Pada tahun 1773, ahli kimia Perancis, Hilaire Rouelle,

menemukan urea ketika ia mendidihkan urin hingga kering.

E.   Proses pembentukan Urine

Sebagai alat ekskresi, ginjal berperan dalam proses pembentukan urin.

Pembentukan urin melalui serangkaian proses yang panjang dan tahap tahap

tertentu, yaitu sebagai berikut:

5

Page 6: biokimia urin.

1. Filtrasi

Pada tahap ini, terjadi penyaringan zat beracun yang terjadi di badan

malpighi. Pada badan malpighi ini, kapsul Bowman menyaring zat-zat dari darah

yang ada di glomerulus. Darah itu masih banyak mengandung air, garam, gula,

urea, dan lain-lain. Setelah mengalami penyaringan, terbentuklah filtrat

glomerulus. Filtrat ini disebut urin primer. Di dalam urin primer ini masih

terkandung banyak zat yang diperlukan oleh tubuh. Zat-zat ini antara lain glukosa,

garam-garam urea, asam amino, asam urat, kecuali protein tidak ditemukan di

sini. Sebanyak 99% filtrate glomerulus ini nantinya masih akan diserap kembali.

2. Reabsorbsi

Urine primer dari glomerulus selanjutnya dialirkan menuju tubulus

proksimal. Di sini, urin primer ini mengalami penyerapan kembali zat-zat yang

masih digunakan oleh tubuh, antara lain glukosa, asam amino, dan air. Zat-zat

yang diserap kembali akan dikembalikan ke dalam darah melewati kapiler darah

di sekitar tubulus, juga terjadi penyerapan natrium di lengkung Henle, sisanya

akan membentuk urin sekunder. Di dalam urin sekunder tidak terdapat zat yang

berguna. Di sini ditemukan kadar urea yang tinggi.

3. Augmentasi

Urin sekunder yang telah terbentuk kemudian dialirkan ke dalam tubulus

distal. Di sini terjadi proses augmentasi, yaitu penyerapan air dan penambahan

zat-zat seperti ion H+, K+, kreatinin dan urea dalam urin sehingga urin hanya

berisi zat-zat yang benar-benar sudah tidak berguna lagi. Melalui proses

augmentasi inilah akan terbentuk urin yang sesungguhnya. Urin ini akan

dikumpulkan melalui pembuluh pengumpul ke rongga ginjal kemudian dialirkan

ke kandung kencing atau vesika urinaria, melalui saluran ureter. Di dalam

kandung kencing, urin mengalami penampungan sementara di sana. Setelah itu,

urin akan dikeluarkan melewati saluran uretra menuju lubang seni. Kadang-

kadang ditemukan kasus pada urin seseorang terkandung protein. Jika hal

demikian terjadi, bagian manakah dari ginjal yang tidak dapat berfungsi dengan

6

Page 7: biokimia urin.

baik? Sudah dijelaskan di atas bahwa protein tidak berada pada urin primer

sehingga ketika terjadi penyaringan pada kapsul Bowman, bagian glomerulus

tidak berfungsi dengan baik. Setiap hari sekitar 1700 liter darah masuk ke ginjal.

Dari volume darah itu, menyebabkan cairan masuk pada nefron kurang lebih 170

liter. Dari 170 liter cairan itu, sebesar 168,3 liter di antaranya diserap kembali oleh

ginjal, sedangkan sisanya sebanyak 1,7 liter akan dikeluarkan dalam bentuk urine.

F. Pemeriksaan Urin

1. Tes Reduksi/glukosa urin

Tes Reduksi/glukosa urin menyatakan adanya glukosa dalam urin yang dapat

dilakukan dengan berbagai cara. Cara yang tidak spesifik yaitu menggunakan sifat

glukosa sebagai zat pereduksi. Pada tes ini terdapat suatu zat dalam reagen yang

berubah sifatnya dan warnanya jika direduksi pleh glukosa. Reagen yang banyak

digunakan untuk menyatakan adanya reduksi adalah yang menggunakan garam

cupri. Diantaranya regensia yang mengandung garam cupri untuk menyatakan

reduksi, reagen yang terbaik adalah benedict. Prinsip dari tes benedict ini adalah

glukosa dalam urin akan mereduksi kuprisulfat menjadi kuprosulfat yang terlihat

dengan perubahan warna dari larutan benedict tersebut. Tetapi harus diingat

bahwa yang mempunyai sifat pereduksi tidak hanya glukosa, monosakharida lain

seperti galaktosa, fruktosa dan fentosa, disakharida seperti laktosa dan beberapa

zat bukan gula seperti asam hemogentisat, formalin, salisilat kadar tinggi, vitamin

C dsb juga menggunakan reduksi.

Tes Benedict

Alat dan bahan

1. Tabung reaksi

2. Lampu spritus

3. Rak tabung reaksi

4. Penjepit tabung reaksi

5. Pipet 1 ml dan 5 ml

6. Reagen benedict

7

Page 8: biokimia urin.

Cara Kerja Test Benedict

Tabel pengamatan

No Gambar hasil pengamatan Keterangan

1 Masukan 5 ml reagen benedict

ke dalam tabung reaksi.

2.

Teteskan sebanyak 5-8 tetes urin

kedalam tabung.

3.

Dipanaskan diatas lampu spritus

selama 3 menit mendidih

Gambar pada menit ke 1

8

Page 9: biokimia urin.

4.

Gambar pada menit ke 2

5.

Gambar pada menit ke 3

6. Angkat tabung, kocok isinya dan bacalah hasil reduksi

Interpretasi hasil tes Benedict

Secara semikuantitatif

Hasil dari table pengamatan didapatkan yaitu :

++++ : Warna merah bata atau merah keruh (lebih dari 3,5% glukosa)

9

Page 10: biokimia urin.

2. Tes Protein Urine

Tes protein urine merupakan pemeriksaan rutin. Salah satu

caranya adalah pemanasan dengan asam asetat.

Protein dengan  pemanasan akan terbentuk  presipitat

yang terlihat berupa kekeruhan. Pemberian asam asetat

dilakukan untuk mencapai atau mendekati titik isoelektrik

protein. Pemanasan selanjutnya mengadakan denaturasi

dan terjadi presipitasi.

Kekeruhan yang ringan sangat sukar dilihat, maka harus

digunakan tabung yang bersih dan bagus. Jika tabung telah

tergores tidak dapat digunakan lagi. Sumber reaksi negatif

palsu pada tes pemanasan dengan asam asetat adalah

pemberian asam asetat berlebihan. Sumber reaksi positif

palsu yaitu kekeruhan yang tidak disebabkan oleh globulin

atau albumin, kemungkinannya:

- Nukleoprotein, kekeruhan terjadi pada saat pemberian

asam asetat sebelum pemanasan.

- Mucin, kekeruhan juga terjadi pada saat pemebrian

asam asetat sebelum pemanasan.

- Proteose, presipitat terjadi setelah campuran reaksi

mendingin, kalau dipanasi menghilang lagi.

- Asam-asam renin, kekeruhan oleh zat ini larut dalam

alkohol.

- Protein Bence Jones, protein ini larut dalam pada suhu

didih urine, terlihat kekeruhan pada suhu kira-kira 60

derajat celcius.

10

Page 11: biokimia urin.

Gambar 2.1 Pemeriksaan urine

Pemeriksaan Kadar Protein Urine

Alat dan bahan

a. Alat :

1. Tabung reaksi

2. Penjepit tabung reaksi

3. Pembakar spritus

4. Korek api

5. Pipet tetes

6. Baker glass

b. Bahan :

1. Urine patologis

Gambar 2.2 Urine patologis

2. Spritus

3. Asam asetat 6%

11

Page 12: biokimia urin.

Gambar 2.3 Asam asetat

Cara Kerja

1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.

2. Masukkan urine kedalam tabung reaksi ± 5 ml.

3. Panaskan urine diatas api spritus ± 5 menit.

4. Setelah itu masukkan asam asetat 1-3 tetes kedalam

urine yang telah dipanaskan.

5. Amati perubahan yang terjadi.

Interpretasi Hasil

(-) : tidak ada keruhan

(+) : kekeruhan ringan tanpa butiran (0,01-0,05%)

(++) : kekeruhan mudah dilihat & dengan butiran (0,05-

0,2%)

(+++) : urine jelas keruh & kekeruhan dengan

kepingan (0,2-0,5%)

(++++) : urine sangat keruh & kekeruhan dengan

gumpalan ( > dari 0,5%)

Hasil Pengamatan

12

Page 13: biokimia urin.

Gamba 2.4 Hasil pengamatan

Dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan dapat dilihat pada

tabung reaksi yang berisi campuran urine dan asam asetat yang

telah dipanaskan tersebut membentuk cairan urine yang sangat

keruh dan kekeruhan dengan gumpalan. Maka interpretasi dari

hasil pemeriksaan diatas adalah positif 4 (++++) dengan kadar

protein lebih dari 0,5%.

1. Kelainan Pada Urine

Jika dalam percobaan di atas saat reaksi pengujian gula dalam urine setelah

urine di panaskan ternyata terjadi perubahan warna , artinya di dalam urine

terdapat glukosa.Saat  berubah warna   menjadi  hijau ,maka itu berarti orang ini

sudah memiliki gejala-gejala  penyakit Diabetes Melitus. Namun jika dalam

pengujian glukosa ini warna urine berubah menjadi merah bata, maka itu artinya

orang ini sudah terkena penyakit Diabetes Melitus.Semua itu di karenakan lebih

banyaknya pemasukan glukosa dari pada kemampuan hormon insulin seseorang

dalam mengubah glukosa menjadi glikogen. Saat seseorang mengonsumsi jumlah

glukosa dalam keadaan berlebihan, atau saat seseorang mengkonsumsi glukosa

lebih banyak dari kemampuan insulinnya dalam mengubah glukosa menjadi

13

Page 14: biokimia urin.

glikogen maka glukosa yang telah dikonsumsinya tidak bisa lagi di simpan di

hati,karena sudah dalam keadaan penuh. Karena itulah akhirnya glukosa akan di

biarkan lewat begitu saja melewati saluran pembentukkan urine. Dan disaat terjadi

proses Reabsorpsi di tubulus akan terjadi penyerapan glukosa berlebih oleh darah,

yang menjadikan darah akan kelebihan glukosa . Akibatnya saat terjadi luka, luka

akan sulit di sembuhkan. Penyakit seperti ini dapat disembuhkan dengan

mengatur pola makanan, apabila kita mengatur pola makan dan tidak

mengonsumsi glukosa secara berlebih maka secara bertahap jumlah  glukosa

dalam darah secara bertahap akan berkurang, dan secara bertahap penyakit ini

akan sembuh.

penyakit  Albuminuria yang di sebabkan adanya protein di dalam urine.

Penyakit ini disebabkan akibat adanya kerusakan alat-alat filtrasi yaitu kapsul

bowman  pada ginjal, sehingga urin masih mengandung senyawa albumin atau

protein.. Penyakit ini umumnya di sebabkan karena bawaan dari lahir, dan

penyebabnya bukan karena bawaan dari lahir untuk saat ini belum di temukan.

Saat orang yang mempunyai kerusakan kapsul bowman mengkonsumsi protein

lebih dari kebutuhan tubuhnya, maka protein yang ada  dalam saluran

pembuangan tidak dapat di serap oleh kapsul bowman sehingga protein di biarkan

begitu saja lewat.

2.    Proses Pembentukkan Urine Normal.

1) Filtrasi

Pada tahap ini, terjadi penyaringan zat beracun yang terjadi di badan

malpighi.Filtrat ini disebut urine primer. Di dalam urine primer ini masih

terkandung banyak zat yang diperlukan oleh tubuh. Zat-zat ini antara lain glukosa,

garam-garam urea, asam amino, asam urat, kecuali protein tidak ditemukan di

sini. Sebanyak 99% filtrate glomerulus ini nantinya masih akan diserap kembali.

2) Reabsorbsi

Urine primer dari glomerulus selanjutnya dialirkan menuju tubulus

proksimal. Di sini, urine primer ini mengalami penyerapan kembali zat-zat yang

14

Page 15: biokimia urin.

masih digunakan oleh tubuh, antara lain glukosa, asam amino, dan air. Zat-zat

yang diserap kembali akan dikembalikan ke dalam darah melewati kapiler darah

di sekitar tubulus, juga terjadi penyerapan natrium di lengkung Henle, sisanya

akan membentuk urine sekunder. Di dalam urine sekunder tidak terdapat zat yang

berguna hanya saja kadar urea yang sangat tinggi.

3) Augmentasi

Urine sekunder yang telah terbentuk kemudian dialirkan ke dalam tubulus

distal. Di sini terjadi proses augmentasi, yaitu penyerapan air dan penambahan

zat-zat seperti ion H+, K+, kreatinin dan urea dalam urine sehingga urine hanya

berisi zat-zat yang benar-benar sudah tidak berguna lagi. Melalui proses

augmentasi inilah akan terbentuk urine yang sesungguhnya. Urine ini akan

dikumpulkan melalui pembuluh pengumpul ke rongga ginjal kemudian dialirkan

ke kandung kencing atau vesika urinaria, melalui saluran ureter. Di dalam

kandung kencing, urin mengalami penampungan sementara di sana. Setelah itu,

urine akan dikeluarkan melewati saluran uretra menuju lubang seni.

Kesalahan yang mungkin terjadi dalam pengamatan

1. Pengocokan tidak rata sehingga warna yang dihasilkan tidak akurat

2. Pada saat pembakaran tabung, tabung reaksinya terlalu tinggi diangkat

sehingga mengakibatkan terjadinya perubahan warna yang tidak

semestinya.

3. Pada penghitungan waktu, masalahnya karena jika waktunya tidak sesuai

yang ditentukan maka akan terjadi perubahan warna yang tidak semestinya

4. Sifat subjektif yaitu pada saat melakukan interpretasi semikuantitatif, hal

ini dapat menimbulkan permasalahan antara pembacaan hasil antara orang

yang satu dengan orang yang lain berbeda.

15

Page 16: biokimia urin.

BAB III

KESIMPULAN

A.      Kesimpulan

 Dan apabila urine yang mengandung glukosa saat urine diberi larutan

benedict kemudian di panaskan maka warna urine akan berubah menjadi  merah

bata. Tetapi apabila urine tidak mengandung glukosa maka warna urine tidak

berubah.

Interpretasi hasil pengamatan tes benedict yaitu :

(-) : tetap biru jernih atau sedikit kehijau-hijauan dan agak

keruh

(+) : hijau kekuning-kuningan dan keruh (sesuai dengan 0,5-

1% glukosa)

(++) : kuning kehijauan atau kuning keruh (1-1,5% glukosa)

(+++) : jungga atau warna lumpur keruh (2-3,5% glukosa)

16

Page 17: biokimia urin.

(++++) : merah bata atau merah keruh (lebih dari 3,5%

glukosa)

Dan dari hasil pemeriksaan urine diatas dapat disimpulkan

bahwa urine yang diperiksa tersebut membentuk cairan urine

yang sangat keruh berwarna merah bata, sehingga termasuk

dalam kategori positif 4 (++++) dan terkena penyakit Diabetes

mellitus.

Interpretasi hasil pengamatan atau pemeriksaan protein urine

yaitu :

(-) : tidak ada keruhan

(+) : kekeruhan ringan tanpa butiran (0,01-0,05%)

(++) : kekeruhan mudah dilihat & dengan butiran (0,05-0,2%)

(+++) : urine jelas keruh & kekeruhan dengan kepingan

(0,2-0,5%)

(++++) : urine sangat keruh & kekeruhan dengan gumpalan (

> dari 0,5%)

Atau dapat disimpulkan derajat proteinuri :

Berat : bila proteinuri > 4 gram protein/hari.

Sedang: bila proteionuri 0,5- 4 gram protein/hari.

Ringan: bila proteinuri < 0.5 gram protein/ hari.

Dan dari hasil pemeriksaan urine diatas dapat disimpulkan

bahwa urine yang diperiksa tersebut membentuk cairan urine

yang sangat keruh dan kekeruhan dengan gumpalan, sehingga

termasuk dalam kategori positif 4 (++++)

17

Page 18: biokimia urin.

LAMPIRAN

18

Page 19: biokimia urin.

Lampiran 1. Foto kelompok 3 bersama dr. Ni Nyoman Sri Yulian

Lampiran 2. Foto kelompok 3

19