Diversi Urin

36
Diversi urin A. Defenisi Prosedur diversi urin dilakukan untuk mengalihkan aliran urin dari kandung kemih ke tempat keluar yang baru, yang biasanya melalui lubang yang dibuat lewat pembedahan pada kulit (stoma). Prosedur ini terutama dilakukan jika tumor kandung kemih memerlukan pengangkatan keseluruhan kandung kemih (sistektomi). Diversi urin ini juga sudah pernah dilakukan dalam penatalaksanaan malignasi pelvis, defek lahir, striktur dan trauma pada ureter serta uretra, kandung kemih neurogenik, infeksi kronis yang menyebabkan kerusakan ureter serta ginjal yang berat dan sistitis interstisialis yang membandel. B. Klasifikasi Diversi urin Ada empat kategori diversi urin, sebagai berikut : 1. Diversi ureteroenterokutaneus (bagian dari intestinum digunakan untuk membuat tempat penampungan urin yang baru). 2. Diversi usus yaitu mengganti buli-buli dengan ileum sebagai penampung urin, sedangkan untuk mengeluarkan unrine di pasang kateter menetap melalui sebuah stoma. Konduit ini di perkenalkan oleh Bricker pada 1

Transcript of Diversi Urin

Page 1: Diversi Urin

Diversi urin

A. Defenisi

Prosedur diversi urin dilakukan untuk mengalihkan aliran urin dari kandung

kemih ke tempat keluar yang baru, yang biasanya melalui lubang yang dibuat

lewat pembedahan pada kulit (stoma). Prosedur ini terutama dilakukan jika tumor

kandung kemih memerlukan pengangkatan keseluruhan kandung kemih

(sistektomi). Diversi urin ini juga sudah pernah dilakukan dalam penatalaksanaan

malignasi pelvis, defek lahir, striktur dan trauma pada ureter serta uretra, kandung

kemih neurogenik, infeksi kronis yang menyebabkan kerusakan ureter serta

ginjal yang berat dan sistitis interstisialis yang membandel.

B. Klasifikasi Diversi urin

Ada empat kategori diversi urin, sebagai berikut :

1. Diversi ureteroenterokutaneus (bagian dari intestinum digunakan untuk

membuat tempat penampungan urin yang baru).

2. Diversi usus yaitu mengganti buli-buli dengan ileum sebagai penampung urin,

sedangkan untuk mengeluarkan unrine di pasang kateter menetap melalui

sebuah stoma. Konduit ini di perkenalkan oleh Bricker pada tahun 1950 dan

saat ini tidak banyak dikerjakan lagi karena tidak praktis.

3. Diversi urine kontinen yaitu mengganti buli-buli dengan segmen ileum

dengan membuat stoma yang kontinen (dapat menahan urine pada volume

tertentu). Urine kemudian dikeluarkan melalui stoma dengan melakukan

katerisasi mandiri secara berkala. Cara diversi urine ini yang terkenal adalah

cara Kock pouch dan Indiana pouch

4. Diversi urine orthotopic adalah membuat neobladder dari segman usus yang

kemudian dilakukan anastomosis dengan uretra. Teknik ini dirasa lebih

fisiologis untuk pasien, karena berkemih melalui uretra dan tidak memakai

stoma yang dipasang abdomen. Tehnik ini pertama diperkenalkan oleh Camey

1

Page 2: Diversi Urin

dengan berbagai kekurangannya dan kemudian disempurnakan oleh Studer

dan Hautmann.

C. Prosedur – prosedur diversi urin

1. Ileal Conduit Urinary Diversion (Ileal Loop)

Prosedur diversi urin tertua masih dianggap sebagai gold standard

karena jumlah komplikasinya yang rendah dan keakraban dokter bedah

dengan prosedur ini yaitu ileal conduit urinary diversion. Pada ileal

conduit, aliran urin dialihkan dengan mengimplantasikan ureter ke dalam

gelungan ileum yang dibiarkan berhubungan ke luar lewat dinding

abdomen. Gelungan ileum ini merupakan conduit (saluran) sederhana

untuk aliran urin dari ureter ke permukaan. Gelungan kolon sigmoid

dapat pula digunakan. Kantong Ileostomi dipakai untuk menampung urin.

Ujung reseksi (ujung potongan) usus yang tersisa kemmudian

dianastomosiskan (dihubungkan) untuk menghasilkan usus yang utuh.

Stent (pipa berongga ) yang terbuat dari pipa tipis yang lentur ditempatkan

dalam ureter untuk mencegah penyumbatan yang bisa terjadi akibat edema

pascaoperatif.

Stent ureter memungkinkan pengaliran urin dari ginjal ke stoma

dan memberikan suatu metode untuk mengukur keluaran urin yang akurat.

Stent tersebut dapat ditinggalkan di tempatnya selama 5 hingga 15 hari

pascaoperatif. Untuk mengimbangi rongga yang ditinggalkan oleh

kandung kemih yang diangkat keluar, pipa Jackson- Pratt atau jenis atau

jenis drain lainnya dapat disisipkan untuk mencegah penumpukan cairan.

sesudah pembedahan dipasang barrier kulit dan kantong drainase urin

transparan sekali pakai di sekitar conduit dan dihubungkan dengan

drainase. Alat ( kantong) yang sudah disesuaikan digunakan sampai

edema menghilang dan stoma mengerut hingga mencapai ukuran yang

normal. Kantong yang tembus pandang memungkinkan kita untuk melihat

2

Page 3: Diversi Urin

stoma dan memantau patensi stent serta haluaran urin dengan lebih baik.

kantong ileum akan mengalirkan urin (bukan feses) keluar secara terus-

menerus. Kantong penampung urin biasanya dibiarkan pada tempatnya

selama kantong tersebut masih kedap air jika diperlukan, kantong tersebut

dapat diganti untuk mencegah kebocoran urin.

Kateter dapat dipasang lewat saluran urin jika diperlukan untuk

memantau kemungkinan statis atau tersisanya urin dari stoma yang

mengalami konstruksi. Penatalaksanaan keperawatan pasien dengan stent

ureter dapat dilakukan, jika dikehendaki, irigasi dengan larutan normal

saline setiap 6 hingga 8 jam sekali.Tariakan stent harus dihindari karena

keadaan ini dapat membuat stent tersebut terlepas.

Perawatan stoma dan kulit. stoma diinspeksi dengan sering untuk

mendeteksi kemungkinann perdarahan. perdarahan dapat terlihat dan

menunjukan suplai darah yang baik perubahan warna stoma dari merah

muda atau merah menjadi kekuningan yang gelap menunjukkan terjadinya

suplai vaskuler. Jika sianosis dan gangguan suplai darah tetap ada

intervensi bedah sering diperlukan.

Stoma tidak sensitif terhadap sentuhan tetapi kulit disekitar stoma

menjadi sangat peka jika teriritasi urin atau alat. Kulit harus diinspeksi

untuk melihat (1) tanda-tanda iritasi dan perdarahan dari mukosa stoma;

(2) pembentukan krusta dan iritasi kulit diskitar stuma( akibat urin yang

alkaslis mengenai urin yang terpajang) ; dan (3) Inspeksi pada luka

Pemeriksaan urin dan permasalahan peralatan. Seprai atau

peralatan tidur lainnya yang basah dan bau urin disekeliling pasien harus

membuat perawat waspadah terhadap kemungkinan bocornya alat atau

kantong penampung urin, adanya infeksi atau masalah dalam

penatalaksanaan heigine karena krusta yang berbentuk alkaliniasasi dapat

bertumpuk dengan cepat disekitar stoma, maka nilai PH urin dapat

ditentukan dengan memeriksa urin yang menetes dari stoma dan bukan

3

Page 4: Diversi Urin

dari akantong penggumpul urin. Kantong yang menempel erat sangat

penting untuk mencegah agar kulit peristomal (kulit disekitar stoma) tidak

terkena urin. Bila urin berbau busuk, kateterisasi dilakukan pada stoma

jika dikehendaki dokter untuk mendapatkan spesimen urin bagi

pemeriksaan kultur dan sensitifitas.

Pasien dianjurkan minum banyak cairan guna membilas ileal

konduit dan mengurangi penumpukkan mukus. Pasien dapat

mengeluarkan mukus dengan jumlah yang banyak yang bercampur dengan

urin akibat penggunaan membran mukosa untuk membentuk konduit

tersebut. Untuk mengurangi kecemasan pasien, perawat harus menjelaskan

bahwa kejadian ini keadaaan normal yang lazim terjadi sebuah

pembentukkan ileal konduit.

Komplikasi sesudah pembentukkan ileal konduit mencakup infeksi

luka dehisens luka, perembesan urin, obstruksi ureter, asidosis

hiperkloremik, obstruksi usus halus dan gangrens stoma, komplikasi

lambat mencakup obstruksi ureter, kontraksi atau penyempitan stoma

(stenosis stoma) pielonefritis dan batu rinal.

Penyuluhan pasien. Pemilihan aplikator urin terdiri dari satu atau

dua dapat bersifat sekali pakai ( biasanya hanya digunakan sekali lalu

dibuang) atau dapat di pakai ulang.

Menentukan ukuran stoma.Pada saat edema pasca operasi

hilang,mulut stoma diukur kembali setiap 3-6 minggu pada bulan-bulan

pertama pasca operatif. Ukuran aplikator yang tepat ditentukan dengan

mengukur bagian yang terlebar stoma menggunakan penggaris. Aplikator

permanen diameternya harus kurang dari 1,6mm(1/8 inchi) dibandingkan

diameter stoma dan bentuknya harus sama dengan stoma untuk menjegah

kontak antara kulit dengan drainase.Mengganti aplikator. Penggantian

dilakukan pada saat yang paling nyaman banyak pasien menanyakan

4

Page 5: Diversi Urin

bahwa penggantian di pagi hari merupakan penggantian yang paling

nyaman karena haluaran urin telah berkurang.

Instruksi pemakaian aplokator . Aplikator biasanya diganti

sebelum terjadi kebocoran. Berbagai aplikator tersedia di pasaran; selain

jenispemakaiannya, barier kulit jugaa penting untuk melindungi kulit dari

iritasi dan ekskoriasi, Untuk mempertahankan integritas kulit peristomal,

barier kulit atau kantong yang bocor tidak pernah direkatkan dengan

plester untuk mencegahpenumpukan urin dibawah barierbkulit tau bagian

permukaan.

Pengendalian bau. Pasien harus di anjurkan untuk menghindari

makanan yang dapat menyebabkan urin sangat bau (mis, asp s,keju,telur)

beberapa tetes deodoran atau cuka putih encer dapat di masukkan melalui

ujung drainase kedasar kantong menggunakan spuit atau pipet. Asam

askorbatper oral membantu mengasamkan urin dan mengurangi bau..

Memasang aplikator Ostomi.kantong di kosongkan melalui katup

drain setelah terisi sepertiganya, karena berat urin akan menyebabkan

kantong terlepas dari kulit apabila terisi penuh.

Membersih dan mengharumkan Aplikator. Biasanya aplikator

yang dapat dipakai ulang dibilas dengan air hangat dan direndam dalam

larutan air dan cuka putih dengan perbandingan 1:3 atau dengan cairan

deodoran selama 30 menit. Kemudian dibilas lagi dengan air hangat dan

diangin-anginkan,jauh dari sinar matahari.

2. Continent Ileal Urinary Reservoir (Kantong Kock)

Continent ileal urinary reservoir merupakan diversi urine tipe lain

yang dilakukan pada pasien yang kandung kemihnya telah diangkat atau

tidak dapat berfungsi (kandung kemih neurogenik). Pada prosedur ini

segmen usus halus dipisahkan secara halus dari usus dan berlaku sebagai

reervoir untuk urin.Ureter ditanamkan pada segmen yang diisolasi tersebut

5

Page 6: Diversi Urin

dan suatu lubang dibuat untuk menyambung “kandung kemih” yang baru

tersebut ke dinding abdomen.Untuk mencegah kebocoran, katup mirip

putting yang dibuat dengan intususepsi (meneropong) usus.Urine

dikumpulkan di dalam kantong sampai kateter dimasukkan dalam katup

mirip-putting dan urine di drainase.

Keuntungan diversi urine adalah bahwa adanya katup memungkinkan

pasien untuk mencegah dan mengendalikan kebocoran urine dan drainase

urin. Reservoir harus di drainase dengan interval waktu yang teratur

menggunakan keteter untuk mencegah absorbs produk sampai metabolic

dari urin, refluks urin ke ureter, dan inveksi traktus urinarus.

3. Ureterosigmoidostomi

Ureterosigmoidostomi adalah implantasi ureter ke dalam kolon

sigmoid.Ini biasanya dilakukan untuk pasien yang mengalami radiasi

pelviks yang luas, riwayat reseksi usus kecil, atau adanya penyakit usus

kecil.

Pasien dijelaskan bahwa, setelah pembedahan proses berkemih akan

terjadi melalui rectum seumur hidupnya dan penyesuaian dalam hal ini

akan sangat diperlukan kerena pasien akan sering berkemih ( tiap 2 jam ),

konsistensi drainase akan sama dengan diare encer. Nokturia dalam

beberapa tingkat juga akan terjadi. Aktivitas harus direncanakan disekitar

frekuensi berkemih, yang pada gilirannya akan mempengaruhi kehidupan

sosial pasien. Namun kemudian, pasien dapat mengontrol berkemihnya

tanpa harus menggunakan aplikator.

a. Penatalaksanaan Praoperatif.

Selain program praoperatif yang biasa digunakan, pasien harus

menjalani diet cair selama beberapa hari sebelum dioperasi untuk

mengurangi bahan sisa dalam kolon. Agens antimicrobial(neumisin

dan kanamisin) diberikan untuk mendisinfeksi usus.

6

Page 7: Diversi Urin

Ureterosigmoidostomi memerlukan sfigter anal yang kompeten, fungsi

renal yang adekuat, dan peristaltik renal yang aktif.Kemampuan sfigter

anal dapat ditentukan dengan mengkaji kemampuan pasien untuk

menahan enema.

b. Penatalaksanaan Pascaoperatif

Pada periode pascaoperatif, kateter dipasang pada rektum

untuk mendrainase urine dan mencegah refluks urine kedalam ureter

dan ginjal.Selang direkatkan di bokong dan perawatan kulit yang

khusus dilakukan untuk mencegah ekskoriasi.Irigasi selang rectal

dapat diresepkan, namun tidak boleh didorong karena bakteri dapat

masuk kedalam ureter yang baru ditanam.

Masalah Cairan dan Elektrolit. Pada prosedur ini area luas

pada mukosa usus dipajankan ke urine dan reabsorpsi elektrolit

menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit dan asidosis.

Latihan Sfigter Anal.Setelah kateter anal diangkat, pasien

belajar untuk mengendalikan sfigter anal melalui latihan sfigterik

khusus.Mula-mula pasien sering berkemih. Dengan dukungan dan

dorongan serta berlalunya waktu, control pasien akan semakin baik

dan semakin mampu membedakan antara keinginan untuk berkemih

dan defekasi.

Tindakan Diet. Penjelasan diet khusus mencakup menghindari

makanan pembentuk gas 9flatus dapat menyebabkan inkotinensia dan

bau).cara lain untuk menghindari gas adalah tidak mengunyah permen

karet, merokok, aktivitas lain yang menyebabkan udara tertelan.

Komplikasi yang mungkin terjadi adalah Pielonefritis (infeksi

traktus urinarius atas) akibat refluks bakteri dari kolon umumnya

terjadi.Komplikasi selanjutnya adalah adenokarsinoma di kolon

7

Page 8: Diversi Urin

sidmoid, kemungkinan akibat terpajannya mukosa kolon oleh urine

akibat peruabahan seluler.

4. Ureterostomi per Kutan

Ureterostomi per kutan dilakukan dengan melekatkan ureter ke

lubang kulit melalui dinding abdomen. Prosedur ini digunakan untuk

pasien tertentu yang mengalami obstruksi ureteral(kanker pelvic stadium

lanjut), untuk pasien yang kurang beresiko karena prosedur ini hanya

memerlukan bedah minor dan bukan prosedur diversi urin dan untuk

pasien yang mangalami riwayat radiasi abdominal.

Aplikator urinarius dipasang segera setelah pembedahan.

Penatalaksanaan pasien menjalani uretrostomi per kutan sangat mirip

dengan penetalaksanaan pasien conduit ileal, meskipun stoma biasanya

rata dengan kulit dan retraksi.

5. Sistostomi

Metode diversi urine jarang dilakukan sistostomi suprapubis.

Kateter khusus biasanya dimasukkan ke kandung kemih melelui insisi

dinding abdomen bawah atau melalui pungsi dengan trokar.Umumnya,

sistostomi dilakukan pada pasien yang mengalami obstruksi pada bagian

bawah kandung kemih (obstruksi prostatik) yang menyebabkan kateter

uretral tidak dapat dimasukkan.

Sistostomi dapat bersifat sementara(sampai bedah korektif

dilakukan) atau permanen. Pasien sistostomi memerlukan sejumlah besar

cairan untuk mencegah encrustaciondi sekitar kateter.Masalah lain

mencakup pembentukan batu kandung kemih, infeksi akut dan kronik, dan

masalah dalam pengumpulan urin. Saran dan bantuan ahli terapi

enterostoma diperlukan pasien dalam memilih kantong urin yang paling

sesuai serta cara pemakaian.

8

Page 9: Diversi Urin

6. Prosedur Diversi urin yang lain

Variasi dan inovasi prosedur pembedahan terus diperbaharui

dengan tujuan untuk mengidentifikasi prosedur yang tepat yang akan

memperbaiki hasil dan mengurangi insidens masalah pascaoperatif. Ini

mencakup cecal, reservoir Mainz, dan kantong Indiana. Tehnik ini

mencakup proses pemisahan bagian usus besar untuk membentuk

reservoir urin dan membentuk stoma abdominal. Prosedur pembedahan

lain, prosedur camey menggunakan bagian ileum sebagai pengganti

kandung kemih. Pada prosedur ini, ileum yang dipisahkan berlaku sebagai

reservoar urin, langsung disambungkan ke uretra yang tersisa melalui

sistektomi.Prosedur ini membantu pengosongan urin dari kandung kemih

melalui uretra.Namun demikian, prosedur Camey hanya dilakukan pada

pria karena jika hal ini dilakukan pada pria karena jika hal ini dilakukan

pada wanita, maka uretra harus diangkat semuanya.

D. Proses keperawatan

Pasien Yang Menjalani Diversi Urinarius

1. Pengkajian keperawatan praoperatif

Pasien yang masuk kerumah sakit untuk menjalani bedah diversi

urinarius dikaji secara keseluruhan.Pengkajian praoperatif yang cermat

harus dilakukan terhadap fungsi kardiopulmoner, karena pasien yang

menjalani sistektomi (eksisi kandung kemih) biasanya adalah lansia yang

tidak mampu mentoleransi prosedur pembedahan yang kompleks dan

lama. Pengkajian status nutrisijuga penting karena masukan nutrisi yang

buruk berhubungan dengan masalah kesehatan yang mendasari.

9

Page 10: Diversi Urin

Pengkajian juga difokuskan kepada pemahaman pasien dan

keluarga mengenai prosedur dan fungsi serta perrubahan mengenai

prosedur dan fungsi serta perubahan struktur fisik setelah

pembedahan.Konsep diri dan harga diri pasien dievaluasi, selain metode

koping terhadap stress dan rasa kehilangan. Status mentall pasien,

koordinasi dan ketangkasan tangan, serta metode pembelajaran yang

dipilih dicatat karena faktor-faktor ini akan mempengaruhi kemampuan

perawatan diri pada periode pascaoperatif.

10

Page 11: Diversi Urin

2.

11

Page 12: Diversi Urin

12

Page 13: Diversi Urin

3. Diagnosa keperawatan praoperatif

Berdasarkanpada data, diagnose keperawatan pada pasien yang

menjalani pembedahan diversi urinarius dapat mencakup yang berikut:

a. Ansietas berhubungan dengan antisipasi kehilangan akibat prosedur

pembedahan

b. Kurang pengetahuan tentang prosedur pembedahan dan perawatan

pascaoperatif

c. Perubahan nutrisi, kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

masukan nutrisi yang tidak adekuat.

4. Implementasi dan perencanaan praoperatif

Tujuan praoperatif.Tujuan utama mencakup pengurangan ansietas dan

peningkatan pengetahuan tentang prosedur pembedahan, hasil yang

diharapkan; dan perawatan pascaoperatif; serta perbaikan status nutrisi pada

persiapan pembedahan.

5. Intervensi Keperawatan Praoperatif

a. Pengurangan ansietas.

Ancaman kanker dan pengangkatan kandung kemih memyebabkan rasa

takut yang berhubungan dengan kehilangan-kehangatan, citra tubuh, dan

rasa aman. Pasien menghadapai masalah dalam menyesuaikan gaya hidup

dengan aplikator eksternal, stoma, jaringan parut, dan perubahan pola

kekamar kecil. Pasien pria juga harus menyesuaikan diri dengan impotensi

seksual. (penis implan dipertimbangakan jika pasien memenuhi syarat

untuk prosedur ini). Wanita takut akan adanya ancaman terhadap

penampilan, citra tubuh dan harga diri. Pendekatan pendukung, baik

secara fisik maupun psikososial, sangat diperlukan mencakup mengkaji

konsep diri pasien dan cara koping yang digunakan terhadap stress dan

kehilangan; membantu pasien mengidentifikasi cara mempertahankan

13

Page 14: Diversi Urin

gaya hidup normal dan kemandirian dengan sedikit perubahanmendorong

pasien untuk mengunngkapklan rasa takut ansietas nya tentang hasil-hasil

bedah. Kunjungan dari Ostomy visitation program of the American cancer

society dapat memberikan dukungan sebaya dan membuat adaptasi mudah

dilakukan baik sesudah maupun pembedahan.

b. Penyuluhan pasien.

Ahli terapi enterostoma sangat diperukan dalam memberikan

penyuluhan pascaoperatif dan dalam merencanakan perawatan

pascaoperatif dan dalam merencanakan pascaoperatif. Penjelasan prosedur

pembedahan, tampilan stoma, rasional persiapan usus praoperatif, alas an

untuk memakai alat mengumpul, dan efek pembedahan fungsi pada fungsi

seksual (untuk pasien pria) diberikan sebagai bagian dari penyuluhan

pasien.

Penempatan stoma direncanakan secara praoperatif pada pasien

dalam posisi dalam posisi berdiri, duduk, atau berbaring dengan tujuan

menjsuhkan stoma dari tonjolan tulang, lipatan kulit dan lipatan lemak.

Stoma harus diletakkan jauh dari jaringan parut, umbilicus dan garis linkar

pinggang (belt line). Agar perwatan diri mudah dilakukan, pasien harus

mampu melihat dan menyentuh stoma dengan nyaman. Tempat stoma

ditandai dengan tinta sehingga mudah ditandai selama pembedahan.

Pasien dikaji akan adanya alergi terhadap plester atau perekat (tes

potongan aplikator diperlukan sebekum memilih pralatan ostomi). Ini

mungkin membantu pasien memasang aplikator yang terisi sebagian oleh

air sebelum pembedahan.

c. Memperbaiki Status Nutrisi

Pasien yang menjalani prosedur diversi urine untuk menangani

kanker dapat menderita malnutrisi berat akibat tumor, enteritis radiasi, dan

anoreksia. Nutrisi enternal atau parenteral total dapat dilakukan untuk

14

Page 15: Diversi Urin

mendukung pasien, meningkatkan proses penyembuhan, dan

memperbaiki respons terhadap penanganan.

6. Penatalaksanaan Praoperatif.

Sebagai bagian dari penataklaksanaan praoperatif, usus dibersihkan

untuk menimalkan stasis fekal, dekompresi usus, dan ileus pascaoperatif. Diet

rendah sisa diresepkan dan mendikasi antimikroba diberikan untuk

mengurangi flora patogenik di usus dan untuk mengurangirisiko infeksi.

Hidrasi praoperatif yang adekuat dilakukan untuk menjamin aliran urine

selama pembedahan dan untuk mencegah hipovolemia selama prosedur

pembedahan yang lama.

7. Penatalaksanaan Pascaoperatif

Penatalaksanaan pascaoperatif berfokus pada mempertahankan fungsi

urinarius, mencegah komplikasi pascaoperatif (komplikasi pernapasan,

ketidak seimbangan, cairan dan elektrolit, sepsis pembentukan fistula dan

kebocoran urine), dan meningkatkan ketidak nyamanan pasien.

Kateter dan system drainase diperhatikan diobservasi dan haluaran

urin deipantau dengan ketat. Selang nasogastrik dimasukkan selama

pembedahan untuk menekan trakus gastrointestinal. Selang ini biasanya tetap

dibiarkan untuk beberapa hari setelah pembedahan segera setelah usus

berfungsi kembaliyang dimanifestasikan seperti bising usus, aliran flatus dan

abdomen yang lunak, maka cairan dapat diberikan. Sampai dengan waktu

tersebut infuse cairan dan elektrolit diberikan. Pasien dibantu untuk ambulasi

se segera mungkin

8. Pengkajian pascaoperaif

Peran perawat periode pasca operatif adalah untuk mencegah

komplikasi dan untuk merngkaji pasien dengan cermat terhadap adanya tanda

dan gejala komplikasi. Kateter dan alat drainase dipantau dengan ketat.

Volume urin, patensi system drainase, dan warna drainase dicatat. Penurunan

volume urin atau peningkatan drainase mendadak segera dilaporkan mungkin

15

Page 16: Diversi Urin

menunjukkan adanya obstruksi trakus unitarius, volume darah yang tidak

adekuat, atau perdarahan.

Analgesic diberikan sesuai resep untuk meningkatkan kenyamanan

pasien dan kemampuan untuk miring, batuk, dan napas dalam tanpa rasa nyeri

dan idak nyaman berlebihan.

9. Diagnosa Keperawatan pascaoperatif

a. Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan masalah

pemasangan aplikator

b. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan diversi urinarius

c. Potensial disfungsi seksual berhubungan dengan perubahan struktur dan

fisiologis

d. Kurang pengetahuan tentang penatalaksanaan fungsi urinarius

10. Masalah Kolaboratif/

Komplikasi Potensial

Berdasarkan pada data pengkajian , komplikasi potensial dapat mencakup :

1. Peritonitis akibat gangguan anastomosis

2. Iskemia stomal dan nekrosis akibat menurunnya suplai darah ke stoma

3. Retraksi stoma dan lepasnya batas mukokutaneus akibat tegangan atau

trauma

11. Perencanaan dan Implementasi Pascaoperatif

Tujuan pascaoperatif. Tujuan utama mencakup mempertahankan

integritas kulit

peristomal .meningkatkan harga diri, meningkatkan mekanisme

koping yang tepat untuk menghadapi dan menerima perubahan fungsi

urinarius dan seksual, meningkatkan pengetahuan tentang penatalaksanaan

fungsi urinarius, dan mencegah komplikasi potensial .

16

Page 17: Diversi Urin

12. Komplikasi pascaoperatif

Komplikasi umumnya terjadi mengingat kompleksnya pembedahan,

penyakit yang mendasari (kanker, trauma) prosedur diversi urinarius, dan

status nutrisi yang sering kurang dari normal . Komplikasi dapat mencakup

komplikasi pascaoperatif yang umum terjadi (mis.. atelectasis,

ketidakseimbangan cairan dan elektrolit), kerusakan anastomosis, sepsis,

pembentukan fistula, kebocoran urin atau fekal, dan iritasi kulit . Jika

komplikasi ini terjadi, pasien tetap dirawat di rumah sakit untuk jangka waktu

lama dan kemungkinan memerlukan nutrisi parental total, dekompresi

gastrointestinal melalui penghisap nasogastric dan pembedahan lebih lanjut .

Tujuan pelaksanaan adalah untuk memelihara drainase .meningkatkan nutsiri

yang adekuat untuk penyembuhan dan mencegah sepsis .

13. Intervensi Keperawatan Pascaoperatif

Pemantauan dan Penatalaksanaan

Komplikasi Potensial

Peritonitis.Perintonitis dapat terjadi pada pascaoperatif jika terdapat

kebocoran urin pada anastomosis . Tanda dan gejala mencakup nyeri dan

distensi abdomen, kekakuan otot, mual dan muntah, ileus paralitik (tidak

terdengar bising usus), demam, dan lekosistosis . Haluaran urin harus

dipantau dengan ketat, karena penurunan jumlahnya disertai peningkatan

jumlah drainase dari insisi atau drain menunjukkan adanya kebocoran urin .

Selain itu, alat drainase urin diobservasi akanadanya kebocoran. Kantong

diganti jika ditemukan kebocoran.Kebocoran yang kecil pada anastomosis

dapat sembuh sendiri, namun pembedahan mungkin diperlukan jika

kebocoran jika kebocoran terjadi luas.

17

Page 18: Diversi Urin

Tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi suhu) juga dipantau.Perubahan

tanda-tanda vital, peningkatan rasa nyeri.Mual dan muntah, serta distensi

abdomen menunjukan adanya peritonitis.

Iskemia Stomal dan Nekrosis.Stoma yang netrotik dapat disebabkan

oleh tegangan pada pembuluh darah mesenterika, berpilinnya segmen usus

(konduit) selama pembedahan, atau insufisiensi arterial. Stoma yang baru

harus diinpeksi sedikitnya 4 jam untuk mengkaji keadekuatan suplai darah.

Stoma harus berwarna merah atau merah muda. Jika suplai darah stoma

terganggu, maka warna stoma akan berubah menjadi ungu, coklat, atau hitam.

Perubahan ini harus segera dilaporkan ke dokter. Dokter atau ahli terapi

enterostoma akan memasukkan selang kecil yang telah diberi pelumas ke

dalam stoma dan untuk mengkaji iskemia atau nekrosisi permukaan. Skoma

nekrotik memerlukan intervensi bedah. Jika iskemia adalah superfisial, stoma

nampak kehitam – hitaman dan lapisan luarnya akan lepas dalam beberapa

hari.

Retraksi dan Lepasnya Stoma.Retraksi stoma dan lepasnya batas

mukokutaneus terjadi akibat trauma atau tegangan pada segmen usus internal

yang membentuk stoma.Disamping itu, lepasnya mukokutaneus dapat terjadi

jika stoma tidak kunjung sembuh akibat akumulasi urin pada stoma dan batas

mukokutaneus. Pemakaian kantong drainase pengumpul disertai katup

antirefluks akan membantu karena katup tersebut akan mencegah urin

menggenang di stoma dan batas mukokutaneus. Perawatan kulit yang cermat

dan melindungi kulit di sekitar stoma dari air akan meningkatkan

penyembuhan.

Jika batas mukokutaneus lepas, pembedahan biasanya tidak

diperlukan.Area yang lepas tersebut dilapisi dengan bedak karaya, jeli perekat

stoma, dan meletakkan barrier.Kulit dan kantong dengan tepat. Tindakan ini

akan meningkatkan penyembuhan. Jika stoma tertarik ke dalam peritoneum,

maka dilakukan tindakan bedah.

18

Page 19: Diversi Urin

Jika pembedahan dilakukan sebagai bagian dari penatalaksanaan

komplikasi, perawat harus menjelaskannya kepada pasien dan

keluarga.Adanya pembedahan tambahan biasanya dianggap sebagai suatau

kemunduran oleh pasien dan keluarga.Oleh karena itu, dukungan emosional

diberikan kepada pasien dan keluarga selama persiapan fisik untuk

pembedahan.

Memelihara Integritas Kulit Periostomal. Tindakan untuk

meningkatkan integritas kulit diawali dengan mengurangi dan mengendalikan

faktor yang meningkatkan risiko nutrisi dan penyembuhan yang buruk.Seperti

di jelaskan di atas, perawatan kulit yang cermat dan penatalaksanaan system

drainase dilakukan oleh perawat sampai pasien mampu melakukannya sendiri

dengan nyaman.Perawatan dilakukan untuk menjamin system drainase tetap

utuh sehingga kulit terlindungi dari pejanan drainase.Peralatan untuk

melakukan drainase harus tersedia segera setelah periode pascaoperatif.

Program perawatan kulit yang terus menerus selama periode pascaopratif akan

mempertahankan integritas kulit dan kenyamanan pasien. Disamping itu

menjaga integritas kulit disekitar stoma akan membuat pasien dan keluarga

mudah untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan fungsi urinarius dan

membantu mereka untuk belajar tentang teknik perawatan kulit.

Instruksi yang lengkap dan peralatan yang adekuat diperlukan agar

pasien dan keluarga mampu mengembangkan kompetensi dan yakin akan

keterampilan mereka. Penjelasan lisan dan tulisan diberikan, dan pasien

didorong untuk menghubungi perawat atau dokter untuk pernyataan tidak

lanjut.Nomor telepon tindak lanjut dari perawat ke pasien dan keluarga setelah

pasien pulang merupakan dukungan tambahan. Dukungan tindak lanjut dan

pujian akan perawatan kulit dan teknik pemasangan aplikator yang benar juga

meningkatkan integritas kulit.

Memperbaiki Citra Tubuh. Kemampuan koping pasien terhadap

perubahan yang berhubungan dengan pemedahan dan dukungan serta reaksi

19

Page 20: Diversi Urin

pihak lain. Mendorong pasien untuk mengungkapkan masalah dan rasa

cemasnya dapat membantu permulaan proses koping, terutama dalam

menyesuaikan diri terhadap perubahan pola berkemih. Perawat juga dapat

membantu memperbaiki konsep diri pasien dengan mengajarkan keterampilan

yang diperlukan untuk memasang alat drainase urin secara mandiri.Pada saat

menjelaskan tentang perawatan ostomi, berikan privasi untuk bertanya tanpa

rasa takut dan malu.Penjelasan tentang mengapa perawat harus menggunakan

sarung tangan ketika melakukan perawatan ostomi dapat mencegah

munculnya persepsi pasien yang keliru bahwa perawat jijik dengan stoma.

Menggali Isu Seksual. Pasien yang mengalami perubahan fungsi

seksual akibat prosedur pembedahan akan berduka dan hal ini akan

mempengaruhi pasien dan pasangannya. Mendorong pasien dan pasangan

untuk berbagi perasaan satu sama lain dan menyatakan pentingnya fungsi

seksual dapat membantu pasien dan pasangan untuk mencari konseling

seksual dan menggali cara alternatif untuk mengeksperikan seksualitas.

Kunjungan dari penyandang ostomi lain yang telah sukses di masyarakat dan

kehidupan keluarganya juga membantu pasien dan keluarga untuk mengetahui

bahwa perbaikan yang sempurna adalah mungkin.

Pendidikan Pasien dan Pertimbangan Perawatan di Rumah.Tujuan

utama pascaoperatif adalah membantu pasien mencapai tingkat kemandirian

tertinggi dan perawatan mandiri.Perawat primer dan ahli terapi enterostomal

beker dekat pasien dan keluarga untuk menjelaskan dan membantu tentang

seluruh tahap-tahap penatalaksanaan ostomi.Pasien didorong untuk

berpartisipasi dalam mengmbil keputusan yang berhubungan dengan jenis

aplikator dan waktu penggantinya.Pasien dibantu dan didorong untuk melihat

dan menyentuh stoma sejak dini untuk mengatasi rasa takut.

Pasien dan keluarga perlu mengetahui informasi mengenai stoma

normal berikut: (1) stoma harus berwarna merah muda dan lembab seperti

kondisi dalam mulut, (2) sangat sensitive terhadap nyeri karena tidak memiliki

20

Page 21: Diversi Urin

ujung saraf, dan (3) sangat vaskuler dan dapat berdarah pada saat di

bersihkan. Disamping itu, jika segmen traktus gastrointestinal digunakan

untuk membuat diversi urinarius, stoma normal, pasien dan keluarga akan

mengenali tanda dan gejalayang harus dilaporkan pada perawat dan dokter

serta masalah yang dapat mereka tangani.

Informasi yang diberikan pada pasien dan tingkat keterlibatan dalam

perawatan mandiri didasarkan pada kesembuhan fisik pasien dari pembedahan

dan kemampuan untuk menerima serta mempelajari pengetahuan dan

keterampilan yang diperlukan untuk kemandirian.Instuksi lisan dan tulisan

diberikan, dan pasien diberikan kesempatan untuk mempraktikkan dan

mendemonstrasikan keterampilan yang diperlukan pada penatalaksanaan

drainase urinarius.Kunjungan dari perawat kunjungan rumah adalah penting

untuk membantu pasien menyesuaikan diri dengan lingkungan rumah dan

penatalaksanaan ostomi.Pengajaran dan pujian dapat membantu pasien dan

keluarga untuk menghadapi perubahan fungsi urinarius.

14. Evaluasi

Hasil yang Diharapkan

a. Meningkatkan pengethuan tentang penatalaksanaan fungsi urinarius.

1) Berpartisipasi dalam penatalaksanaan system urinarius dan perawatan

kulit.

2) Menjelaskan perubahan anatomis akibat pembedahan.

3) Merubah rutinitas sehari-hari mengakomodasi penatalaksanaan

drainase urinarius.

4) Mengidentifikasi masalah potensial dan tanda serta gejala yang harus

dilaporkan.

b. Memperlihatkan konsep diri yang semakin baik

1) Mengungkapkan penerimaan terhadap diversi urin, stoma dan

aplikator

21

Page 22: Diversi Urin

2) Mendemonstrasikan peningkatan kemandirian dalam perawatan diri,

yang mencakup hygiene dan kerapihan

3) Mengungkapkan penerimaan terhadap dukungan dan bantuan dari

anggota keluarga, tenaga kesehatan, dan “ahli ostoma” lainnya

c. Mengatasi masalah seksual

1) Mengungkapkan masalah tentang kemungkinan perubahan seksualitas

dan fungsi seksual

2) Mendiskusikan masalah seksual dengan pasangan dan konselor yang

tepat

d. Memelihara integrasi kulit

1) Mendemonstrasikan kulit peristomal yang utuh dan keterampilan

dalam menatalaksanakan asistem drainase dan aplikator

2) Melaporkan tidak adanya nyeri atau ketidaknyamanan di sekitar di

sekitar area peristomal

3) Mengungkapkan tindakan yang harus dilakukan jika terjadi akskorisasi

kulit

e. Tidak terdapat komplikasi

1) Melaporkan tidak adanya nyeri atau nyeri tekan atau nyeri tekan di

abdomen

2) Memperlihatkan suhu dalam batas normal

3) Menunjukkan tidak adanya kebocoran dari insisi atau drain

4) Huluaran urin stabil dan dalam batas volome yang yang diharapkan

5) Stoma berwarna merah atau merah muda, tampak, lembab, dan baik

6) Batas disekililing stoma utuh dan mulai sembuh

22

Page 23: Diversi Urin

Daftar Pustaka

Smeltzer, C. S., & Bare, G. B. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal BedahVol 2 edisi 8. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

23