BIOKIMIA

3
Pengendapan Dengan Logam Pada percobaan ini masing-masing tabung diisi dengan larutan gelatin, pada tabung pertama larutan gelatin ditambahkan 5 tetes HgCl2 sedangkan tabung reaksi kedua ditambahkan 5 tetes PbSO4. Pada tabung reaksi pertama larutan gelatin yang ditambahkan HgCl2 menunjukkan warna yang tetap yaitu berwarna kuning bening, sedangkan tabung reaksi kedua yang berisi larutan gelatin yang ditambahkan PbSO4 juga menunjukkan warna tetap yaitu kuning bening. Tidak terbentuknya endapan dengan logam pada percobaan ini dikarenakan protein bukan merupakan protein asli sehingga tidak mudah mengendapkan larutan gelatin ini. Selanjutnya larutan gelatin diganti dengan albumin yang juga merupakan protein. Perlakuan yang sama dilakukan pada kedua tabung reaksi yang berisi larutan albumin. Pada percobaan ini dapat diamati pengendapan yang terjadi pada masing-masing tabung, pada tabung pertama yang berisi larutan albumin ditambahkan HgCl2 menghasilkan endapan yang lebih banyak dibandingkan dengan tabung reaksi dua yang berisi larutan albumin ditambahkan PbSO4. Pada tabung pertama endapan berada diatas dan endapan berwarna putih susu, sedangkan pada tabung kedua endapan terdapat dibawah tabung dan larutan berwarna keruh, endapan yang terjadi juga berwarna putih. Larutan protein yang ditambahkan HgCl2 lebih banyak menghasilkan endapan karena apabila protein direaksikan dengan logam akan terjadi ikatan lebih kuat dan itu yang menyebabkan terjadi reaksi lebih cepat, sehingga akan mempengaruhi logam berat terhadap larutan protein. Dan hal ini juga terjadi karena tetapan disosiasi HgCl2 lebih besar daripada PbSO4. Pada saat ditambahkan ke dalam larutan protein, HgCl2 akan terionisasi dan lebih banyak dalam bentuk Hg2+sehingga protein lebih cepat bereaksi dengan Hg2+ tersebut dan menghasilkan endapan dalam jumlah yang lebih banyak kdaripada pengendapan oleh logam PbSO4 yang memiliki tetapan disosiasi lebih kecil dari Hg. Ikatan yang amat kuat dari reaksi protein yang ditambahkan dengan HgCl2 akan memutuskan ikatan jembatan garam, sehingga akan terjadi denaturasi, secara bersama gugus –COOH dan gugus –NH2 yang terdapat pada protein dapat bereaksi dengan ion logam berat dan dapat membentuk senyawa kelat. Ion-ion yang dapat membentuk endapan logam dengan protein antara lain adalah Ag, Ca, Zn, Hg, Fe, Cu, Co, Mn, dan Pb. Selain gugus –COOH dan gugus –NH2, gugus –R pada molekul asam amino

description

BIOKIMIA

Transcript of BIOKIMIA

Pengendapan Dengan LogamPada percobaan ini masing-masing tabung diisi dengan larutan gelatin, pada tabung pertama larutan gelatin ditambahkan 5 tetes HgCl2 sedangkan tabung reaksi kedua ditambahkan 5 tetes PbSO4. Pada tabung reaksi pertama larutan gelatin yang ditambahkan HgCl2 menunjukkan warna yang tetap yaitu berwarna kuning bening, sedangkan tabung reaksi kedua yang berisi larutan gelatin yang ditambahkan PbSO4 juga menunjukkan warna tetap yaitu kuning bening. Tidak terbentuknya endapan dengan logam pada percobaan ini dikarenakan protein bukan merupakan protein asli sehingga tidak mudah mengendapkan larutan gelatin ini.Selanjutnya larutan gelatin diganti dengan albumin yang juga merupakan protein. Perlakuan yang sama dilakukan pada kedua tabung reaksi yang berisi larutan albumin. Pada percobaan ini dapat diamati pengendapan yang terjadi pada masing-masing tabung, pada tabung pertama yang berisi larutan albumin ditambahkan HgCl2 menghasilkan endapan yang lebih banyak dibandingkan dengan tabung reaksi dua yang berisi larutan albumin ditambahkan PbSO4. Pada tabung pertama endapan berada diatas dan endapan berwarna putih susu, sedangkan pada tabung kedua endapan terdapat dibawah tabung dan larutan berwarna keruh, endapan yang terjadi juga berwarna putih. Larutan protein yang ditambahkan HgCl2 lebih banyak menghasilkan endapan karena apabila protein direaksikan dengan logam akan terjadi ikatan lebih kuat dan itu yang menyebabkan terjadi reaksi lebih cepat, sehingga akan mempengaruhi logam berat terhadap larutan protein. Dan hal ini juga terjadi karena tetapan disosiasi HgCl2 lebih besar daripada PbSO4. Pada saat ditambahkan ke dalam larutan protein, HgCl2 akan terionisasi dan lebih banyak dalam bentuk Hg2+sehingga protein lebih cepat bereaksi dengan Hg2+ tersebut dan menghasilkan endapan dalam jumlah yang lebih banyak kdaripada pengendapan oleh logam PbSO4 yang memiliki tetapan disosiasi lebih kecil dari Hg.Ikatan yang amat kuat dari reaksi protein yang ditambahkan dengan HgCl2 akan memutuskan ikatan jembatan garam, sehingga akan terjadi denaturasi, secara bersama gugus COOH dan gugus NH2 yang terdapat pada protein dapat bereaksi dengan ion logam berat dan dapat membentuk senyawa kelat. Ion-ion yang dapat membentuk endapan logam dengan protein antara lain adalah Ag, Ca, Zn, Hg, Fe, Cu, Co, Mn, dan Pb. Selain gugus COOH dan gugus NH2, gugus R pada molekul asam amino tertentu dapat pula mengadakan reaksi dengan ion atau senyawa lain. Gugus SH pada molekul akan bereaksi dengan dengan ion Hg. Jumlah endapan yang dihasilkan dipengaruhi oleh kereaktifan logam berat yang ditambahkan. Logam Hg lebih reaktif daripada logam Pb karena merupakan logam transisi pada sistem periodik.

C. Pengendapan Dengan GaramYang dilakukan dalam percobaan ini adalah larutan protein (albumin), mula-mula larutan albumin ditambahkan dengan larutan ammonium sulfat menghasilkan larutan berwarna kuning bening, setelah itu disaring dan diendapkan dalam air menghasilkan larutan berwarna kuning bening. Kemudian larutan yang disaring ditambahkan 5 tetes reagen millon dan menghasilkan endapan putih. Sedangkan penambahan ammonium sulfat serbuk pada larutan protein (albumin) menghasilkan warna kuning bening dan endapan putih dibagian bawah.Pada endapan garam yang dilarutkan dengan air yaitu semua endapan larut, karena sifat garam yang hidrofobik, jadi saat garam dilarutkan pada air, garam akan menyerap air sehingga garam mudah larut dalam air. Bila garam netral yang ditambahkan berkonsentrasi tinggi, maka protein akan mengendap. Pengendapan terus terjadi karena kemampuan ion garam untuk mengdehidrasi, sehingga terjadi kompetisi antara garam anorganik dengan molekul protein untuk mengikat air. Karena garam anorganik lebih menarik air maka jumlah air yang tersedia untuk molekul protein akan berkurang.

Uji BelerangUji belerang dapat digunakan untuk mengidentifikasikan adanya gugus belerang seperti sistin dan metionin dalam asam amino. Larutan yang positif mengandung gugus belerang ditandai dengan adanya perubahan warna dan ataupun endapan berwarna hitam. Dari hasil percobaan, praktikan mendapatkan larutan yang positif adalah albumin 0,02%. Dengan demikian albumin 0,02% mengandung sistin dan mentionin yang merupakan asam amino yang mengandung gugus belerang (S). Endapan berwarna hitam adalah PbS yang merupakan hasil reaksi antara Pb-asetat dengan asam amino. Peran NaOH dalam uji ini yaitu untuk memutuskan ikatan S, sehingga S dapat berikatan dengan Pb-asetat membentuk PbS. Sedangkan Pb berfungsi sebagai donor pb+.

Uji Heller, uji ini dapat digunakan untuk menetukan adanya protein secara kualitatif dan cepat. Protein akan terkoagulasi dengan adanya asam kuat atau akibat panas. Bintang Maria.2010.Biokimia teknik Penelitian. Jakarta : Erlangga. Pada uji protein dalam urin digunakan dua percobaan yaitu uji heller dan uji koagulasi. Uji heller digunakan untuk melihat ada tidaknya protein dalam urin. Kehadiran protein ditunjukkan dengan adanya cincin putih dipersimpangan solusi dan asam nitrat pekat. Uji koagulasi merupakan tindak lanjut dari uji heller, yaitu melihat adanya protein berlebih dalam urin. Uji protein ini dapat digunakan untuk mengevaluasi dan memantau fungsi ginjal, mendeteksi, dan mendiagnosis kerusakan ginjal. Protein yang berlebih pada urin atau yang biasa disebut proteinuria menunjukkan kerusakan pada ginjal atau mungkin sebelum dilakukan tes orang tersebut mengkonsumsi obat-obatan, infeksi, olahraga berat atau stress fisik. Kelebihan protein pada wanita hamil dapat dihubungkan dengan