Biokim Laporan HI

3

Click here to load reader

description

lmklmokmiom

Transcript of Biokim Laporan HI

Page 1: Biokim Laporan HI

D. Faktor Yang Mempengaruhi Fragilitas Osmotik Eritrosit

Ada 2 macam hemolisa, yaitu hemolisa osmotik dan hemolisa kimiawi. Hemolisa

osmotik terjadi karena adanya perubahan yang besar antara tekanan osmosa cairan di dalam sel

darah merah dengan cairan di sekeliling sel darah merah. Dalam hal ini tekanan osmosa sel darh

merah jauh lebih besar daripada tekanan osmosa di luar sel. Perbedaan ini disebabkan karena

umur sel darah merah, SDM yang sudah tua, membran selnya mudah pecah sedangkan SDM

muda membran selnya masih kuat. SDM yang ditempatkan pada larutan garam yang isotonis

tidak akan mengalami kerusakan dan tetap utuh. Tetapi bila SDM ditempatkan dalam air

destilata SDM akan mengalami hemolisa karena tekanan osmosa isi SDM jauh lebih besar

daripada di luar sel sehingga mengakibatkan banyak air masuk ke dalam SDM (osmosis).

Selanjutnya air yang banyak masuk ke dalam SDM itu akan menekan membran SDM sehingga

membran pecah (Asscalbiass, 2010).

Komposisi membran plasma sel darah merah yang relatif terdiri dari asam lemak

fosfolipid, dan kolesterol sangat serat dihubungkan dengan stabilitas membran dan fungsinya.

Baru-baru ini, Aldrich et al. (2006) melaporkan bahwa morfologi, ukuran, dan populasi dari sel

darah merah yang berinti adalah faktor fisiologis lain yang secara signifikan bisa mempengaruhi

stabilitas dan permeabilitas membran (Mayes, 1983; Champe et al., 2005; Ojo et al., 2006)

Fragilitas eritrosit juga dipengaruhi oleh pH darah dalam larutan hipotonis. Perubahan pH

sebesar 0,1 setara dengan perubahan konsentrasi NaCl sebesar 0,1%. Pada umumnya, fragilitas

eritrosit akan menurun apabila terjadi peningkatan pH (Adoe, 2006).

Indeks fragilitas osmosa sel darah merah dipengaruhi oleh lingkungan, keadaan

fisiologis, dan patologis (Chikezie et al, 2009). Sinar ultraviolet yang terdapat dalam sinar

matahari dapat meningkatkan lisis membran eritrosit dengan cara membentuk radikal bebas.

Paparan sinar matahari juga berpengaruh terhadap eritrosit. Paparan sinar ultraviolet dari

matahari dapat menyebabkan terbentuknya molekul oksigen singlet (O2), radikal superoksida

(O2), hidrogen peroksida (H2 O2), radikal peroksil (ROO°), dan radikal hidroksil (OH°). Radikal

hidroksil (OH°) ini merupakan oksidan yang paling toksik karena dapat bereaksi dengan

bermacam-macam senyawa elemen dalam sel seperti protein, asam nukleat, lipid dan lain-lain,

sehingga dapat dengan mudah dan cepat merusak struktur sel atau jaringan. Reaksi radikal

hidroksil (OH°) dengan protein dapat mempercepat terjadinya proteolisis. Membran eritrosit

Page 2: Biokim Laporan HI

merupakan salah satu membran sel yang rentan terhadap serangan radikal hidroksil (OH°). Jika

radikal hidroksil (OH°) menyerang membran sel, maka dapat terjadi lisis bahkan kematian

eritrosit. Eritrosit pada subyek yang sering terpapar sinar matahari kurang fragil ,fragilitasnya

lebih rendah) disbanding eritrosit pada subyek yang jarang terpapar sinar matahari (Adoe, 2006).

Adoe, Desmiyati Natalia. 2006. Perbedaan Fragilitas Eritrosit Antara Subyek

yang Jarang dengan yang SeringTerpapar Sinar Matahari. Semarang: FK

UNDIP.

Asscalbiass. 2010. Buku Panduan Praktikum Biokimia Kedokteran Blok Hemato

Immunology. Purwokerto. Hlm. 10-12

Chikezie, P.C., Uwakwe, A.A., Monago, C.C. 2009. Studies of Human HbAA

Erythrocyte Osmotic Fragility Index of Non Malarious Blood in The

Presence of Five Antimalarial Drugs: Academic Journals. Vol 3 (3): 041-

042.