b.indo new

26
1 TEKNIK PEMBUATAN FONDASI TELAPAK Diusulkan Oleh: 1. Aldy Yafi 3.11.15.2.02 2. Famila Hasan 3.11.15.2.09 3. Iza Rahmani Shabri 3.11.15.2.13 4. M. Mahfud Farid T 3.11.15.2.14 D3- KONSTRUKSI GEDUNG TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

description

bahasa indonesia

Transcript of b.indo new

Page 1: b.indo new

1

TEKNIK PEMBUATAN FONDASI TELAPAK

Diusulkan Oleh:

1. Aldy Yafi 3.11.15.2.02

2. Famila Hasan 3.11.15.2.09

3. Iza Rahmani Shabri 3.11.15.2.13

4. M. Mahfud Farid T 3.11.15.2.14

D3- KONSTRUKSI GEDUNG

TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

SEMARANG

2015

Page 2: b.indo new

KATA PENGANTAR

       Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,

karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Teknik

Pembuatan Fondasi Telapak ini dengan baik meskipun banyak kekurangan di dalamnya.

Dan juga kami berterima kasih pada Bapak Drs.Royswan Isgandhi, M.Pd selaku Dosen

mata kuliah Bahasa Indonesia Politeknik Negeri Semarang yang telah memberikan tugas

ini kepada kami.

       Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan

serta pengetahuan kita mengenai konstruksi kusen pintu dan jendela, hubungan sambungan

kayu dan juga pekerjaannya. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah

ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya

kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang akan kami buat di masa yang akan

datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

       Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.

Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang

yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata

yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi

perbaikan di masa depan.

Semarang, 23 Oktober 2015

Penyusun

ii

Page 3: b.indo new

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL…………………………………………………………………………… i

KATA PENGANTAR……………………………………………………………ii

DAFTAR ISI…………………………………………………………….......…....iii

1 PENDAHULUAN………………………………..………………………....... 1

2 PEMBAHASAN…………………………………………………………… 1

2.1 Pekerjaan Galian Tanah Fondasi……………………………………… 1

2.2 Pekerjaan Penulangan………………………………………………… 4

2.2.1 Perakitan Tulangan…………………………………………… 4

2.2.2 Pemasangan Tulangan………………………………………… 4

2.3 Pekerjaan Pengecoran………………………………………………… 5

2.3.1 Pekerjaan Bekisting…………………………………………… 5

2.3.2 Pengecoran………………………………………………… 5

2.3.3 Pelaksana pengendalian pekerjaan pengecoran…………………6

3 KESIMPULAN…………………………………………………………………8

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………… 9

iii

Page 4: b.indo new

1

1 PENDAHULUANFondasi bangunan adalah kontruksi yang paling terpenting pada suatu bangunan.

Karena fondasi berfungsi sebagai penahan seluruh beban (hidup dan mati ) yang berada di

atasnya dan gaya–gaya dari luar.

Fondasi merupakan bagian dari struktur yang berfungsi meneruskan beban menuju

lapisan tanah pendukung dibawahnya. Dalam struktur apapun, beban yang terjadi baik

yang disebabkan oleh berat sendiri ataupun akibat beban rencana harus disalurkan ke

dalam suatu lapisan pendukung dalam hal ini adalah tanah yang ada di bawah struktur

tersebut (Subarkah, 1987:12).

Pengertian umum untuk fondasi adalah struktur bagian bawah bangunan yang

berhubungan langsung dengan tanah, atau bagian bangunan yang terletak di bawah

permukaan tanah yang mempunyai fungsi memikul beban bagian bangunan lainnya di

atasnya. fondasi harus diperhitungkan untuk dapat menjamin kestabilan bangunan

terhadap beratnya sendiri, beban-beban bangunan (beban isi bangunan), gaya-gaya luar

seperti: tekanan angin,gempa bumi, dan lain-lain. Disamping itu, tidak boleh terjadi

penurunan level melebihi batas yang diijinkan.

Secara umum, terdapat dua macam fondasi, yaitu fondasi dangkal dan fondasi dalam.

Fondasi dangkal digunakan bila bangunan yang berada di atasnya tidak terlalu besar.

Rumah sederhana misalnya. Fondasi ini juga bisa dipakai untuk bangunan umum lainnya

yang berada di atas tanah yang keras. Yang termasuk dalam fondasi dangkal ialah fondasi

batu kali setempat, fondasi lajur batu kali, pondasi telapak, fondasi lajur beton, fondasi

strouspile dan fondasi tiang pancang kayu (Subarkah, 1987:14).

Bentuk fondasi ditentukan oleh berat bangunan dan keadaan tanah disekitar

bangunan, sedangkan kedalaman pondasi ditentukan oleh letak tanah padat yang

mendukung fondasi. Jika terletak pada tanah miring lebih dari 10%, maka fondasi

bangunan tersebut harus dibuat rata atau dibentuk tangga dengan bagian bawah dan atas

rata (Subarkah, 1987:14).

Di dalam makalah ini akan dibahas mengenai pembuatan fondasi telapak mulai dari

proses galian tanah, penulangan fondasi sampai proses pengecoran fondasi.

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah disampaikan, didapatkan bahwa

rumusan masalah adalah bagaimana proses pembuatan fondasi telapak pada sebuah

bangunan dengan tujuan untuk menjelaskan tahapan – tahapan pembuatan fondasi telapak.

Page 5: b.indo new

2

2. Pekerjaan Galian Tanah FondasiPekerjaan galian fondasi tanah bangunan adalah pekerjaan yang sering mengalami

kendala  disamping berhubungan dengan alam juga pekerjaan ini sering dianggap sepele

karena dianggap hanya membutuhkan tenaga saja. Bagi  orang   yang kurang mengerti

mungkin berpikir  tidak masalah  jika galian fondasi salah, tidak akan kelihatan karena

akan ditutup kembali, padahal bisa saja kesalahan tersebut akan mengakibatkan kerugian

waktu, material dan juga mempengaruhi ukuran bangunan dan juga kekuatan

konstruksinya (Gunawan, 1990:26).

Pekerjaan Galian Tanah Fondasi

Tahapan-tahapan yang harus diperhatikan dalam pekerjaan galian tanah fondasi telapak.

a. Penggalian tanah untuk fondasi setempat dilakukan secara hati-hati serta harus

mengetahui ukuran panjang, lebar dan kedalaman fondasi.

b. Tebing dinding galian tanah fondasi dibuat dengan perbandingan 5:1 untuk jenis

tanah yang kurang baik dan untuk jenis tanah yang stabil dapat dibuat dengan

perbandingan 1:10 atau dapat juga dibuat tegak lurus permukaan tanah tempat

meletakkan fondasi.

c. Dalamnya suatu galian tanah ditentukan oleh kedalamnya tanah padat/tanah keras

dengan daya dukung yang cukup kuat, min 0.5 kg/cm2.

d. Bila tanah dasar masih jelek, dengan daya dukung yang kurang dari 0.5

kg/cm2, maka galian tanah harus diteruskan, sampai mencapai kedalaman tanah yang

cukup kuat, dengan daya dukung lebih dari 0.5 kg/cm2.

e. Lebar dasar galian tanah fondasi hendaknya dibuat lebih lebar dari ukuran

fondasi agar tukang lebih leluasa bekerjanya.

f. Semua galian tanah harus di tempatkan diluar dan agak jauh dari pekerjaan penggalian

agar tidak mengganggu pekerjaan (Gunawan, 1990:28).

Resiko yang akan dihadapi jika terjadi kesalahan galian tanah fondasi.

a. Galian tanah yang tidak sesuai dengan posisi dan ukurannya akan mempengaruhi

proses konstruksi berikutnya, dimana  penempatan/ titik titik fondasi yang salah

akan mempengaruhi posisi kolom.

Page 6: b.indo new

3

a. Bila elevasi galian tidak sesuai, misalnya terlampau dalam atau terlampau ren-

dah berpengaruh terhadap kekuatan daya dukung berdasarkan hasil pengujian

tanah.

b. Bila posisi terlalu jauh dari rencana, bisa mengakibatkan pengulangan galian

yang menimbulkan kerugian waktu dan biaya.

c. Pekerjaan galian tanah mengandung resiko longsoran dan reruntuhan.

Hal hal baik  perlu diperhatikan yang  berhubungan dengan pekerjaan galian.

a. Pelaksana  harus memperhatikan faktor keamanan bagi masyarakat di sekitar

galian pada saat pelaksanaan pekerjaan. Perlunya pembuatan pagar atau papan

petunjuk agar setiap orang berhati-hati disekitar galian. Hanya pekerja dan yang

berkepentingan yang diijinkan memasuki area galian fondasi.

b. Pelaksana mengatur pekerja di lapangan sesuai posisi dan job desk masing-mas-

ing agar pekerjaan dapat efektif dan optimal. Untuk pekerjaan galian yang digu-

nakan secara manual, maka pelaksana harus memperhatikan kondisi si pekerja 

dan juga harus menyiapkan peralatan yang dibutuhkan misalnya cangkul, sekop,

tambang, ember/ karung  pembuang tanah.

c. Sebelum dilakukan penggalian pelaksana dan pengawas perlu memeriksa batas

tanah pemilik. Jika tanah berbatasan dengan pemilik lain maka terlebih dahulu

dilakukan pembicaraan apakah galian tanah dapat dibuang sementara ke lokasi

tanahnya, jika tidak bisa dilakukan maka harus dilakukan pengaturan posisi

pembuangan supaya dapat dihindari terjadinya longsoran tanah.

d. Untuk lokasi area yang sempit perlu diperhatikan posisi pembuangan tanah su-

paya tetap tersedia lokasi penempatan material dan peralatan pengecoran. Pen-

gawas dan pelaksana  memeriksa sistim penumpukan tanah galian fondasi   dan

memastikan sistem penumpukan tersebut tidak menghambat proses pengecoran.

e. Sebelum penggalian dimulai, Pengawas dan Pelaksana  supaya memeriksa   di-

mensi dan elevasi kedalaman galian (disesuaikan dengan gambar ).  Pelaksana

harus membuat papan bowplank yang kuat untuk membuat garis benang posisi

dan batas tanah yang akan digali. Pemberian benang harus mudah dibuka dan di-

pasangkan kembali supaya tidak menganggu pekerjaan galian.

Page 7: b.indo new

4

f. Pelaksana  harus mengatur metode pengalian, pembuangan dan penumpukan

tanah. Penumpukan tanah galian tidak boleh  terkonsentrasi dekat galian untuk

mengurangi resiko runtuhan tanah masuk  kembali ke dalam galian fondasi . 

g. Bila ukuran galian lebih dari 1 m, pelaksana harus menyediakan tangga semen-

tara, disediakan buat pekerja sebagai akses turun naik ke dalam  penggalian.

h. Tipe galian disesuaikan dengan kondisi tanah aktual. Untuk kondisi tanah di-

mana koefisien runtuhan tanah kecil dapat dilakukan sisi galian tegak, jika koe-

fisien runtuhan tanah besar maka sisi galian miring .

i. Untuk jenis tanah berlumpur, kemungkinan terjadinya longsoran/runtuhan tanah

cukup besar. Karena itu buat galian sisi miring dan lebar galian dibuat lebih be-

sar dari ukuran dimensi tapak. Lakukan penambahan cerucuk sebagai turap. Tu-

juannya supaya tekanan lumpur akan berkurang ke bekisting.

j. Untuk galian fondasi kedalaman  lebih dari 1 m dimana jenis tanah adalah tanah

runtuhan, pengawas memerintahkan pelaksana segera melakukan pemasangan

struktur penahan tanah (turap).

k. Untuk galian tanah yang terdapat sumber mata air dibawahnya maka subkon-

traktor harus menyiapkan mesin pompa air untuk mengeluarkan air tersebut. Be-

gitu juga apabila galian menampung air hujan maka sebelum meneruskan peker-

jaan selanjutnya maka air harus dibuang terlebih dahulu.

l. Selama proses pengalian, pelaksana dan pengawas harus memperhatikan kesela-

matan pekerja yang ada di dalam galian. Pelaksana harus memastikan tersedia

orang yang membuang tumpukan tanah di pinggir galian supaya tanah tidak

bertumpuk. Hal ini untuk menghindari longsoran dimana tanah  galian masuk

kembali ke dalam.

m. Jika proses penggalian sudah selesai, pengawas  harus melakukan pengecekan

kembali ukuran dan elevasi kedalaman galian apakah sudah sesuai dengan gam-

bar rencana.

n. Setelah proses pengecekan selesai dan sudah memenuhi syarat, selanjutnya

pekerjaan siap dilanjutkan dengan pembuatan lantai kerja.

Page 8: b.indo new

5

3. Pekerjaan Penulangan

3.1 Perakitan tulangan

Untuk fondasi setempat perakitan tulangan dilakukan di luar tempat pengecoran di

lokasi proyek agar setelah dirakit dapat langsung dipasang dan proses pembuatan fondasi

dapat berjalan lebih cepat.

Cara perakitan tulangan adalah :

a. mengukur panjang untuk masing-masing tipe tulangan yang dapat diketahui dari ukuran

fondasi setempat;

b. mendesain bentuk atau dimensi dari tulangan fondasi setempat,dengan

memperhitungkan bentuk-bentuk tipe tulangan yang ada pada fondasi setempat tersebut;

c. merakit satu per satu bentuk dari tipe tulangan fondasi dengan kawat pegikat agar kokoh

dan tulangan tidak terlepas.

3.2 Pemasangan Tulangan

Setelah merakit tulangan fondasi setempat maka untuk pemasangan tulangan

dilakukan dengan cara manual karena tulangan untuk pondasi setempat ini tidak terlalu

berat dan kedalaman fondasi ini juga tidak terlalu dalam.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan tulangan adalah sebagai berikut.

a. Hasil rakitan tulangan dimasukan kedalam tanah galian dan diletakkan tegak lurus

permukaan tanah dengan bantuan waterpass.

b. Rakitan tulangan ditempatan tidak langsung bersentuhan dengan dasar tanah, jarak

antara tulangan dengan dasar tanah kurang lebih 40 mm, yaitu dengan menggunakan

pengganjal yang dibuat dari batu kali disetiap ujung sisi/tepi tulangan bawah agar ada

jarak antara tulangan dan permukaan dasar tanah untuk melindungi/melapisi tulangan

dengan beton (selimut beton) dan tulangan tidak menjadi karat.

c. Setelah dipastikan rakitan tulangan benar-benar stabil, maka dapat langsung

melakukan pengecoran.

Page 9: b.indo new

6

4. Pekerjaan Pengecoran

4.1 Pekerjaan Bekisting

Bekisting adalah suatu konstruksi bantu yang bersifat sementara yang

digunakan untuk mencetak beton yang akan di cor, di dalamnya atau di atasnya

(Gunawan, 1990:45).

Pekerjaan bekisting dilakukan dengan cara.

a. Diasumsikan yang akan dibuat bekisting adalah bagian tiangnya untuk

penyambungan kolom sedangkan unuk fondasinya hanya diratakan dengan cetok

(sendok spesi)

b. Supaya balok beton yang dihasilkan tidak melengkung maka waktu membuat

bekisting, jarak sumbu tumpuan bekistingnya harus memenuhi persyaratan.

c. Papan cetakan disusun secara rapih berdasarkan bentuk beton yang akan dicor.

d. Papan cetakan dibentuk dengan baik dan ditunjang dengan tiang agar tegak lurus

tidak miring dengan bantuan alat waterpass.

e. Papan cetakan yang digunakan tidak boleh dicor.

f. Papan-papan disambung dengan klem/penguat/penjepit (civil architectural,

2015).

4.2 Pengecoran

Bahan-bahan pokok dalam pembuatan beton adalah semen, pasir, kerikil/split dan

air. Kualitas/mutu beton tergantung dari kualitas bahan-bahan pembuat beton dan

perbandingannya. Bahan-bahan harus diperiksa dulu sebelum dipakai membuat beton

dengan maksud menguji apakah syarat-syarat mutu dipenuhi. Semen merupakan bahan

pokok terpenting dalam pembuatan beton karena mempersatukan butir-butir pasir

dan kerikil/split menjadi satu. kesatuan berarti semen merupakan bahan pengikat dan

apabila diberi air akan mengeras. Agregat adalah butiran-butiran batuan yang dibagi

menjadi bagian pokok ditinjau dari ukurannya yaitu agregat halus yang disebut pasir dan

agregat kasar yang disebut kerikil/split dan batu pecah (Gunawan, 1990:47).

Tahap-tahap pekerjan pengecoran fondasi setempat, yaitu:

Page 10: b.indo new

7

a. membuat kotak takaran untuk perbandingan material yaitu dari kayu dan juga dapat

mempergunakan ember sebagai ukuran perbandingan;

b. membuat wadah/tempat (kotak spesi) hasil pengecoran yang dibuat dari kayu

atau seng/pelat dengan ukuran tinggi x lebar x panjang adalah 22 cm x 100 cm x 160

cm dapat juga dibuat dari pelat baja dengan ukuran tebal 3 mm x 60 cm x 100 cm;

c. mempersiapkan bahan-bahan yang digunakan untuk pengecoran seperti: semen, pasir,

split, serta air dan juga peralatan yang akan digunakan untuk pengecoran;

d. membuat adukan/pasta dengan bantuan mollen (mixer) dengan perbandingan volume

1:2:3 yaitu 1 volume semen berbanding 2 volume pasir berbanding 3 volune split serta

air secukupnya;

e. memasukan adukan kedalam tabung dengan urutan: pertama masukan pasir, kedua

semen portand, ke tiga split dan biarkan tercampur kering dahulu dan baru kemudian

ditambahkan air secukupnya;

f. setelah adukan benar-benar tercampur sempurna kurang lebih selama 4-10 menit

tabung mollen (mixer) dibalikan dan tungkan kedalam kotak spesi;

g. memasukkan hasil dari pengecoran kedalam lubang galian tanah yang sudah diletakan

tulangan dengan bantuan alat sendok spesi/cetok dan dilakukan/dikerjakan bertahap

sedikit demi sedikit agar tidak ada ruangan yang kosong dan kerikil/split yang

berukuran kecil sampai yang besar dapat masuk kecelah- celah tulangan.

Setelah melakukan pengecoran, maka fondasi setempat tersebut dibiarkan mengering

dan setelah mengering fondasi diurug dengan tanah urugan serta disisakan beberapa cm

untuk sambungan kolom.

4.3 Tahap pelaksanaan dan pengendalian pekerjaan pengecoran

4.3.1 Pekerjaan persiapan

Pekerjaan persiapan dilakukan dengan mempersiapkan bahan-bahan material yang

akan digunakan untuk pengecoran dan ditempatkan di daerah yang tidak terlau jauh

dengan tempat galian fondasi/tempat yang akan dicor.

4.3.2 Cara pengadukan

Karena didalam pengecoran ini diasumsikan memakai mollen/mixer, maka

pengadukan bahan material dimasukan kedalam sebuah tabung mollen/mixer dengan

urutan: pertama memasukan pasir, kedua memasukan kerikil/split, ketiga memasukan

semen dan biarkan tercampur kering dahulu sesuai dengan perbandingan volume.

Page 11: b.indo new

8

(Gunawan, 1987:67)

4.3.3 Cara pengecoran

Setelah bahan material sudah tercampur dalam keadaan kering kemudian

tambahkan air secukupnya sampai merata, maka material tersebut berubah dalam bentuk

pasta, setelah menjadi pasta tuangkan sedikit demi sedikit kedalam galian fondasi yang

sudah diletakan tulangan dan setelah pasta masuk kedalam galian fondasi pasta tersebut

yang diratakan dengan sendok spesi/cetok sesuai dengan kemiringan dari bentuk pondasi

4.3.4 Cara pelaksanaan

Setelah semua material bahan pengecoran benar-benar tercampur seluruhnya

mulai dari pasir, kerikil/split serta semen dan air sebagai bahan pengikat, maka cara

pelaksanaan pengecoran fondasi setempat dituangkan kedalam galian pondasi dengan

cara bertahap sedikit demi sedikit dengan bantuan sendok spesi/cetok agar semua material

bahan pengecoran dapat masuk ketempat pengecoran yang sudah diletakkan tulangan dan

tidak ada celah yang kosong dan lebih padat.

Page 12: b.indo new

9

5. PENUTUP

Dalam teknik pembuatan fondasi telapak terdapat tiga tahapan, yaitu pekerjaan galian

tanah, pekerjaan penulangan, dan pekerjaan pengecoran. Pekerjaan galian tanah harus

sesuai dengan pedoman yang sudah ditetapan dan tidak boleh dianggap remeh karena

berhubungan langsung dengan kekuatan fondasi. Dalam pekerjan penulangan terdapat dua

tahapan,perakitan tulangan dan pemasangan tulangan. Pekerjaan pengecoran meliputi

pekerjaan bekisting, pengecoran, dan pelaksana pengendalian pekerjaan pengecoran.

Semua proses pembuatan fondasi tersebut tidak boleh sembarangan, harus sesuai dengan

SNI dan melalui beberapa tahapan.

Dari penyusunan makalah ini diharapkan kita dapat mengetahui tahapan-tahapan

pembuatan fondasi telapak dan fungsi dari fondasi itu sendiri. Kritik dan saran yang

sifatnya membangun sangat kami perlukan untuk perbaiakan penyusunan makalah kami

kedepannya.

Page 13: b.indo new

10

DAFTAR PUSTAKA

Gunawa, rudy. 1990. Pengantar Teknik Fondasi. Yogyakarta: Kanisius.

Subarkah, iman. 1987. Teknik Fondasi. Bandung: Idea Dharma

Asiyah.“Desain Pondasi Telapak Bujur Sangkar”.3 November

2015.http://asiyahku.blogspot.com/2012/06/desain-pondasi-telapak-bujur-sangkar.html

Rizky, Arif.“civil-architectural”.3 November

2015.https://designoke.wordpress.com/category/civil-architectural/

Page 14: b.indo new

11

Page 15: b.indo new

12

LAMPIRAN

LAPORANPELAKSANAAN DISKUSI

1. Pelaksanaan :Hari/ Tanggal : Jumat/ 11 Desember 2015……………………………………

Pukul : 17.00 WIB……………………………

Ruang : KS 1A……………………………………………………………

…………………………………………………………………

Jumlah Peserta : 21…………………………………………………………………

…………………………………………………………………

Tidak hadir : -………………………………………………

2. HasilModerator : Famila Hasan

Notulis : Aldy Yafi

Penyaji : 1. M. Mahfud Farid T

2.Iza Rahmani Shabri

Judul : TEKNIK PEMBUATAN FONDASI TELAPAK

Ringkasan materi :

Page 16: b.indo new

13

Dalam teknik pembuatan fondasi telapak Terdapat tiga tahapan, yaitu pekerjaan

galian tanah, pekerjaan penulangan, dan pekerjaan pengecoran. Pekerjaan galia tanah

harus sesuai dengan pedoman yang sudah ditetapan dan tidak boleh dianggap remeh

karena berhubungan langsung dengan kekuatan fondasi. Dalam pekerjan penulangan

terdapat dua tahapan, perakitan tulangan dan pemasangan tulangan. Pekerjaan

pengecoran meliputi pekerjaan bekisting, pengecoran, dan pelaksana pengendalian

pekerjaan pengecoran. Semua proses pembuatan fondasi tersebut tidak boleh

sembarangan, harus sesuai dengan SNI dan melalui beberapa tahapan.

Pertanyaan :

1. Konstruksi gedung seperti apakah yang menggunakan fondasi telapak? (oleh : Mayhendra Maharaja)

Jawaban : Konstruksi gedung bertingkat lebih sering menggunakan fondasi

telapak, karena struktur fondasi telapak itu sendiri yang memang mampu

menahan beban lebih berat.

2. Saat pengecoran ada bagian yang retak, bagaimana cara mengantisipasinya? (oleh : Sukma Aji)

Jawaban : Yaitu dengan memaksimalkan proses penuangan adukan.

Kemudian pengecoran dilaksanakan pada waktu malam hari karena suhunya

yang relatif stabil.

Semarang,11 Desember 2015

Moderator, Notulis,

Page 17: b.indo new

14

Famila Hasan Aldy Yafi

Lampiran:

1. Makalah2. Pertanyaan beserta penanya dan jawaban/tanggapan