Bhn Referat Geri

7
Pengkajian instabilitas dan jatuh Evaluasi yang komprehensif terdiri atas riwayat jatuh dan medis yang rinci, pemeriksaan fisik, pengkajian cara berjalan dan keseimbangan, pengkajian terhadap kondisi lingkungan tempat pasien tinggal atau terjatuh, serta pada keadaan tertentu, pemeriksaan laboratorium (tabel) Evaluasi pada pasien usia lanjut yang jatuh Evaluasi Keterangan Anamnesis Riwayat medis umum Tingkat mobilitas Riwayat jatuh sebelumnya Obat-obatan yang dikonsumsi Apa yang dipikirkan pasien sebagai penyebab jatuh ? Lingkungan sekitar tempat jatuh Gejala yang terkait Hilangnya kesadaran Pemeriksaan fisik Tanda vital Kulit Terutama obat antihipertensi dan psikotropika Apakah pasien sadar bahwa akan jatuh? Apakah kejadian jatuh tersebut sama sekali tak terduga? Apakah pasien terpeleset atau terantuk? Waktu dan tempat jatuh Saksi Kaitannya dengan perubahan postur, batuk , buang air kecil, memutar kepala Kepala terasa ringan, dizziness, vertigo, palpitasi, nyeri dada, sesak Gejala neurologis fokal mendadak (kelemahan, gangguan sensorik, disartria, ataksia, bingung, afasia) Aura Inkontinensia urin atau alvi Apakah yang langsung diingat segera setelah jatuh? Apakah pasien dapat bangkit kembali setelah jatuh dan jika dapat, berapa lama waktu yang diperlukan untuk dapat bangkit

description

tes

Transcript of Bhn Referat Geri

Page 1: Bhn Referat Geri

Pengkajian instabilitas dan jatuh

Evaluasi yang komprehensif terdiri atas riwayat jatuh dan medis yang rinci, pemeriksaan fisik, pengkajian cara berjalan dan keseimbangan, pengkajian terhadap kondisi lingkungan tempat pasien tinggal atau terjatuh, serta pada keadaan tertentu, pemeriksaan laboratorium (tabel)

Evaluasi pada pasien usia lanjut yang jatuhEvaluasi KeteranganAnamnesisRiwayat medis umumTingkat mobilitasRiwayat jatuh sebelumnyaObat-obatan yang dikonsumsiApa yang dipikirkan pasien sebagai penyebab jatuh ?Lingkungan sekitar tempat jatuh

Gejala yang terkait

Hilangnya kesadaran

Pemeriksaan fisikTanda vital

KulitMataKardiovaskular

Ekstremitas

neurologis

Terutama obat antihipertensi dan psikotropikaApakah pasien sadar bahwa akan jatuh? Apakah kejadian jatuh tersebut sama sekali tak terduga? Apakah pasien terpeleset atau terantuk? Waktu dan tempat jatuhSaksiKaitannya dengan perubahan postur, batuk , buang air kecil, memutar kepalaKepala terasa ringan, dizziness, vertigo, palpitasi, nyeri dada, sesakGejala neurologis fokal mendadak (kelemahan, gangguan sensorik, disartria, ataksia, bingung, afasia)AuraInkontinensia urin atau alviApakah yang langsung diingat segera setelah jatuh?Apakah pasien dapat bangkit kembali setelah jatuh dan jika dapat, berapa lama waktu yang diperlukan untuk dapat bangkit setelah jatuh?Apakah adanya hilangnya kesadaran dapat dijelaskan oleh saksi?

Demam, hipotermia, frekuensi pernapasan, frekuensi nadi dan tekanan darah saat berbaring, duduk, dan berdiriTurgor, trauma, kepucatanVisusAritmia, bruit karotis, tanda stenosis aorta, sensitivitas sinus karotisPenyakit sendi degeneratif, lingkup gerak sendi, deformitas, fraktur, masalah podiatrik (kalus, bunion, ulserasi, sepatu yang tidak sesuai, kesempitan atau kebesaran, atau rusakStatus mental, tanda fokal, otot (kelemahan, rigiditas, spastisitas), saraf perifer (terutama

Page 2: Bhn Referat Geri

sensasi posisi), proprioseptif, refleks, fungsi saraf kranial, fungsi serebelum (terumta uji tumit ke tulang kering), gejala ekstrapiramidal; tremor saat istirahat, bradikinesia, gerakan involunter lain, keseimbangan dan cara berjalan dengan mengobservasi cara pasien berdiri dan berjalan (uji get up dan go)

Riwayat penyakit seyogyanya difokuskan pada riwayat medis umum dan pengobatan yang dijalani pasien, pendapat pasien tentang penyebab jatuh yang dialami mereka, lingkungan tempat pasien jatuh, gejala dan tanda yang menyertai (seperti palpitasi akibat aritmia atau gejala neurologis fokal akibat TIA), dan apakah terdapat riwayat kehilangan kesadaran. Manakala terdapat riwayat hilangnya kesadaran perlu dipertimbangkan adanya kejang (terutama bila terdapat inkontinensia) maupun kelainan jantung seperti aritmia sesaat atau blok jantung (heart block).

Ekstremitas, kulit, dan jaringan lunak yang dirasakan nyeri oleh pasien perlu dikaji untuk mendeteksi adanya luka yang diakibatkan oleh jatuh. Beberapa masalah lain perlu juga ditelusuri untuk menetapkan penyebab instabilitas dan jatuh. Oleh karena jatuh dapat diakibatkan oleh berbagai penyakit akut, perhatian seksama perlu diperhatikan pada tanda vital. Demam, takipneu, takikardia, dan hipotensi perlu dikaji untuk mencari adanya penyakit akut seperti pneumonia atau sepsis, infark miokard, emboli paru dan perdarahan saluran cerna.

Adanya hipotensi postural perlu diwaspadai karena selain dapat terjadi pada usia lanjut yang sehat dan tanpa gejala, dapat pula terjadi pada orang yang mengalami deconditioning akibat imobilisasi berkepanjangan atau mengalami insufisiensi vena. Adanya hipotensi postural dapat pula diakibatkan oleh dehidrasi, kehilangan darah akut, atau efek samping obat.

Ketajaman penglihatan perlu dikaji, apakah berperan pada instabilitas dan jatuh. Pemeriksaan kardiovaskular perlu difokuskan pada adanya aritmia dan tanda stenosis aorta. Bila kedua kondisi tersebut dicurigai ada pada pasien, seyogyanya dilakukan pemantauan berkesinambungan dan ekokardiografi.

Pemeriksaan ekstremitas seyogyanya dilakukan untuk mencari adanya deformitas, keterbatasan lingkup gerak sendi, atau inflamasi aktif yang mendasari instabilitas dan menyebabkan jatuh. Perhatian khusus sebaiknya diberikan pada kaki pasien untuk mencari adanya deformitas, lesi yang nyeri (kalus, bunion, ulkus), maupun sepatu yang tidak sesuai ukuran dan tidak nyaman.

Pemeriksaan neurologis juga merupakan komponen penting yang harus dikaji. Status mental harus dievaluasi dengan mencari tanda neurologis fokal. Adanya kelemahan otot, rigiditas

Page 3: Bhn Referat Geri

atau spastisitas, abnormalitas fungsi serebelum, tanda penyakit parkinson, dan tanda neuropati perifer perlu dicari.

Pengkajian cara berjalan dan keseimbangan juga merupakan komponen penting dalam pemeriksaan fisik. Pengkajian sederhana berupa ‘get up dan go test’ mungkin cukup praktis dalam mengkaji cara berjalan dan keseimbangan.

Pemeriksaan laboratorium tidak selalu diperlukan, tergantung data yang diperoleh dari riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik. Jika diduga terdapat penyakit akut yang mendasari terjadinya instabilitas atau jatuh, perlu dilakukan pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan darah perifer lengkap, elektrolit, ureum, foto toraks, atau elektrokardiogram. Jika dicurigai adanya aritmia sesaat atau blok jantung, elektrokardiogram perlu dikerjakan. Ekokardiografi perlu dilakukan jika dicurigai terdapat murmur jantung lebih keras dari derajat 2. Pencitraan dengan CT Scan dan elektroensefalogram perlu dikerjakan bila dicurigai kuat terdapat lesi intrakranial atau kejang.

Pemeriksaan Keseimbangan dan Mobilitas Fungsional

Terdapt sejumlah pemeriksaan untuk mengevaluasi fungsu mobilitas sehingga dapat mendeteksi perubahan klinis bermakna yang menyebabkan seseorang beresiko untuk jatuh atau timbul disabilitas dalam mobilitas. Tidak ada baku emas untuk mengukur keseimbangan dan mobilitas fungsional, namun telah dikembangkan berbagai alat ukur untuk mengukur kemampuan keseimbangan dan mobilitas serta pemantauan perubahan kemampuan ini sejalan dengan waktu, baik yang dilakukan di laboratorium untuk penilaian obyektif penampilan biomekanik mauoun uji fungsional yang lebih mudah dilakukan, berbiaya rendah, dan dapat diinterpretasikan langsung relevansi fungsionalnya. Uji fungsional tersebut antara lain: the timed up-and-go test (TUG), uji menggapai fungsional (functional reach test), dan uji keseimbangan Berg (the Berg balance sub-scale of the mobility index).

Uji The Timed Up and Go

Uji TUG merupakan modifikasi dari uji get up and go (GUG) untuk menghilangkan unsur subyektifitas dalam penilaian uji GUG. Pada uji GUG subyek diminta untuk bangkit dari kursi, berjalan sepanjang 3 meter, berbalik arah kembali menuju kursi, dan duduk kembali. Oleh pemeriksa dinilai cara berjalan dan ada tidaknya gangguan gaya berjalan subyek, kemudian diberikan nilai berskala 1-5; nilai 1 berarti normal, sedangkan nilai 5 menunjukkan abnormalitas berat.

Uji TUG dapat digunakan untuk mengukur mobilitas, keseimbangan, dan pergerakan pada usila. Fungsi moblitas fungsional dasar tersebut diukur dari berapa detik waktu yang diperlukan subyek untuk melakukan aktivitas berturut-turut;bangkit dari kursi bertinggi duduk 46 cm dengan sandaran lengan dan punggung, berjalan sepanjang 3 meter, berbalik arah kembali menuju jursi, dan duduk kembali. Nilai <10detik menunjukkan kemandirian penuh, nilai 10-<20 detik umumnya mandiri untuk berbagai aktivitas mobilitas seperti aktivitas mandi, mampu untuk naik tangga, dan bepergian sendiri, nilai 20-29 detik terdapat

Page 4: Bhn Referat Geri

varias dalam mobilitas dan keseimbangan, sedangkan nilai 30 detik atau lebih mennunjukkan moblitas terganggu dan ketergantungan pada kebanyakan aktivitas karena risiko jatuh tinggi.

Pemeriksaan ini selain valid (bila dilakukan pada individu yang tidak menggunakan alat bantu berjalan) karena berkorelasi tinggi dengan uji keseimbangan Berg/Berg Balance Scale (uji aktivitas fungsional terhadap 14 tugas), indeks Barthel (penilaian kemampuan untuk melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari/AKS), dan kecepatan berjalan/gait speed, juga mudah dilakukan karena hanya membutuhkan perlengkapan, waktu, dan tempat yang minimal, dan dikuantifikasi, berkorelasi dengan kemampuan usila untuk bergerak dengan aman dilingkungannya,s erta dapat digunakan untuk mengukur perubahan mobilitas setelah dilakukan suatu intervensi.

Intraclass correlation coefficients (ICC) uji ini untuk reliabilitas intra dan inter rater sangat baik, yakni 0,99, TUG berkorelasi dengan uji keseimbangan Berg, indeks AKS Barthel, dan kecepatan berjalan dengan r= -0,51 sampai dengan -0,72. Shumway-Cook et al melaporkan pemeriksaan TUG memiliki sensitivitas 87% dan spesivisitas 87% untuk mengidentifikasi orang dewasa di komunitas yang berisiko untuk jatuh.

Uji Menggapai Fungsional

Uji ini menilai kontrol postural dinamis dengan mengukur jarak terjauh seseorang yang berdiri mampu menggapai atau mencondongkan badannya ke depan tanpa melangkah. Nilai normal untuk usia 41-69 tahun pada laki-laki 14,98 inci +/- 2,21 dan perempuan 13,81 inci +/- 2,2; sedangkan untuk usia 70-87 tahun pada laki-laki 13,16 inci +/- 1,55 dan perempuan 10,47 inci +/- 3,5. Pada individu berusia 70 tahun atau lebih, nilai 6 inci atau kurang berkorelasi dengan kecepatan berjalan dan risiko untuk jatuh. Uji ini mudah dilakukan, namun hanya mengukur satu komponen dari keseimbangan dinamik. ICC intrarater pemeriksaan ini 0,92.

Uji Keseimbangan Berg

Uji ini merupakan uji aktivitas dan keseimbangan fungsional yang menilai penampilan mengerjakan 14 tugas, diberikan angka 0 (tidak mampu melakukan) sampai 4 (mampu mengerjakan dengan normal sesuai dengan waktu dan jarak yang ditentukan) dengan skor maksimum 56. Tugas-tugas yang dinilai adalah duduk tanpa bantuan, bangkit dari duduk ke berdiri, berdiri ke duduk, transfer, berdiri tanpa bantuan, berdiri dengan mata tertutup, berdiri dengan kedua kaki rapat, berdiri dengan kedua kaki dalam posisi tandem, berdiri dengan satu kaki, rotasi punggung saat berdiri, mengambil obyek tertentu dari lantai, berputar 360 derajat, mengapai, dan sebagainya.

ICC interrater uji ini 0,91. Berdasarkan penelitian, uji ini merupakan prediktor tunggal terbaik status jatuh. Untuk kisaran skor 56-54, tiap penurunan 1 nilai berkaitan dengan peningkatan odds ratio risiko jatuh sebesar 3-4%; untuk kisaran 54-46, tiap penurunan 1 nilai berkaitan dengan peningkatan risiko jatuh 6-8 %. Nilai 36 atau kurang, risiko jatuh hampir 100%.