bercak merah dan gatal di selangkangan

29
Ratna Kurnianingsih 1102012228 Skenario 3 Panca Indera LI.1. Mampu memahami dan menjelaskan Anatomi Mikroskopik kulit Struktur Kulit Struktur kulit terdiri dari tiga lapisan yaitu : kulit ari (epidermis), sebagai lapisan yang paling luar, kulit jangat (dermis, korium atau kutis) dan jaringan penyambung di bawah kulit (tela subkutanea, hipodermis atau subkutis). Sebagai gambaran, penampang lintang dan visualisasi struktur lapisan kulit tersebut dapat dilihat pada gambar berikut : 1)Kulit Ari (epidermis) Epidermis merupakan bagian kulit paling luar yang paling menarik untuk diperhatikan dalam perawatan kulit, karena kosmetik dipakai pada bagian epidermis. Ketebalan epidermis berbeda-beda pada berbagai bagian tubuh, yang paling tebal berukuran 1 milimeter misalnya pada telapak tangan dan telapak kaki, dan yang paling tipis berukuran 0,1 milimeter terdapat pada kelopak mata, pipi, dahi dan perut. Sel-sel epidermis disebut keratinosit. Epidermis melekat erat pada dermis karena secara fungsional epidermis memperoleh zat-zat makanan dan cairan antar sel dari plasma yang merembes melalui dinding-dinding kapiler dermis ke dalam epidermis. Pada epidermis dibedakan atas lima lapisan kulit, yaitu: a. Lapisan tanduk ( stratum corneum ) , merupakan lapisan epidermis yang paling atas, dan menutupi semua lapisan epiderma lebih ke dalam. Lapisan tanduk terdiri atas beberapa lapis sel pipih, tidak memiliki inti, tidak mengalami proses metabolisme, tidak berwarna dan sangat sedikit mengandung air. Pada telapak tangan dan telapak kaki jumlah baris keratinosit jauh lebih banyak, karena di bagian ini lapisan tanduk jauh lebih tebal. Lapisan tanduk ini sebagian besar terdiri atas keratin yaitu sejenis protein yang tidak larut dalam air dan sangat resisten terhadap bahan-bahan kimia. Lapisan ini dikenal dengan lapisan horny, terdiri dari milyaran sel pipih yang mudah terlepas dan digantikan oleh sel yang baru setiap 4 minggu, karena usia setiap sel biasanya hanya 28 hari. Pada saat terlepas, kondisi kulit akan terasa sedikit kasar sampai muncul lapisan baru. Proses pembaruan lapisan tanduk, terus berlangsung sepanjang hidup, menjadikan kulit ari memiliki self repairing capacity atau kemampuan memperbaiki diri. Bertambahnya usia dapat menyebabkan proses keratinisasi berjalan lebih lambat. Ketika usia mencapai sekitar 60 tahunan, proses

description

Skenario 3 blok Panca Indera

Transcript of bercak merah dan gatal di selangkangan

Page 1: bercak merah dan gatal di selangkangan

Ratna Kurnianingsih1102012228Skenario 3 Panca Indera

LI.1. Mampu memahami dan menjelaskan Anatomi Mikroskopik kulitStruktur Kulit

Struktur kulit terdiri dari tiga lapisan yaitu : kulit ari (epidermis), sebagai lapisan yang paling luar, kulit jangat (dermis, korium atau kutis) dan jaringan penyambung di bawah kulit (tela subkutanea, hipodermis atau subkutis). Sebagai gambaran, penampang lintang dan visualisasi struktur lapisan kulit tersebut dapat dilihat pada gambar berikut :

1) Kulit Ari (epidermis) Epidermis merupakan bagian kulit paling luar yang paling menarik untuk diperhatikan dalam perawatan

kulit, karena kosmetik dipakai pada bagian epidermis. Ketebalan epidermis berbeda-beda pada berbagai bagian tubuh, yang paling tebal berukuran 1 milimeter misalnya pada telapak tangan dan telapak kaki, dan yang paling tipis berukuran 0,1 milimeter terdapat pada kelopak mata, pipi, dahi dan perut. Sel-sel epidermis disebut keratinosit. Epidermis melekat erat pada dermis karena secara fungsional epidermis memperoleh zat-zat makanan dan cairan antar sel dari plasma yang merembes melalui dinding-dinding kapiler dermis ke dalam epidermis. Pada epidermis dibedakan atas lima lapisan kulit, yaitu:a. Lapisan tanduk ( stratum corneum ) , merupakan lapisan epidermis yang paling atas, dan menutupi semua

lapisan epiderma lebih ke dalam. Lapisan tanduk terdiri atas beberapa lapis sel pipih, tidak memiliki inti, tidak mengalami proses metabolisme, tidak berwarna dan sangat sedikit mengandung air. Pada telapak tangan dan telapak kaki jumlah baris keratinosit jauh lebih banyak, karena di bagian ini lapisan tanduk jauh lebih tebal. Lapisan tanduk ini sebagian besar terdiri atas keratin yaitu sejenis protein yang tidak larut dalam air dan sangat resisten terhadap bahan-bahan kimia. Lapisan ini dikenal dengan lapisan horny, terdiri dari milyaran sel pipih yang mudah terlepas dan digantikan oleh sel yang baru setiap 4 minggu, karena usia setiap sel biasanya hanya 28 hari. Pada saat terlepas, kondisi kulit akan terasa sedikit kasar sampai muncul lapisan baru. Proses pembaruan lapisan tanduk, terus berlangsung sepanjang hidup, menjadikan kulit ari memiliki self repairing capacity atau kemampuan memperbaiki diri. Bertambahnya usia dapat menyebabkan proses keratinisasi berjalan lebih lambat. Ketika usia mencapai sekitar 60 tahunan, proses keratinisasi, membutuhkan waktu sekitar 45 - 50 hari, akibatnya lapisan tanduk yang sudah menjadi lebih kasar, lebih kering, lebih tebal, timbul bercak-bercak putih karena melanosit lambat bekerja dan penyebaran melanin tidak lagi merata serta tidak lagi cepat digantikan oleh lapisan tanduk baru. Daya elastisitas kulit pada lapisan ini sangat kecil, dan lapisan ini sangat efektif untuk mencegah terjadinya penguapan air dari lapislapis kulit lebih dalam sehingga mampu memelihara tonus dan turgor kulit, tetapi lapisan tanduk memiliki daya serap air yang cukup besar.

b. Lapisan bening ( stratum lucidum ) disebut juga lapisan barrier, terletak tepat di bawah lapisan tanduk, dan dianggap sebagai penyambung lapisan tanduk dengan lapisan berbutir. Lapisan bening terdiri dari protoplasma sel-sel jernih yang kecil-kecil, tipis dan bersifat translusen sehingga dapat dilewati sinar (tembus cahaya). Lapisan ini sangat tampak jelas pada telapak tangan dan telapak kaki. Proses keratinisasi bermula dari lapisan bening.

c. Lapisan berbutir ( stratum granulosum ) tersusun oleh sel-sel keratinosit berbentuk kumparan yang mengandung butir-butir di dalam protoplasmanya, berbutir kasa dan berinti mengkerut. Lapisan ini tampak paling jelas pada kulit telapak tangan dan telapak kaki.

Page 2: bercak merah dan gatal di selangkangan

d. Lapisan bertaju ( stratum spinosum ) disebut juga lapisan malphigi terdiri atas sel-sel yang saling berhubungan dengan perantaraan jembatan-jembatan protoplasma berbentuk kubus. Jika sel-sel lapisan saling berlepasan, maka seakan-akan selnya bertaju. Setiap sel berisi filamen-filamen kecil yang terdiri atas serabut protein. Sel-sel pada lapisan taju normal, tersusun menjadi beberapa baris. Bentuk sel berkisar antara bulat ke bersudut banyak (polygonal), dan makin ke arah permukaan kulit makin besar ukurannya. Di antara sel-sel taju terdapat celah antar sel halus yang berguna untuk peredaran cairan jaringan ekstraseluler dan pengantaran butir-butir melanin. Sel-sel di bagian lapis taju yang lebih dalam, banyak yang berada dalam salah satu tahap mitosis. Kesatuankesatuan lapisan taju mempunyai susunan kimiawi yang khas; intiinti sel dalam bagian basal lapis taju mengandung kolesterol, asam amino dan glutation.

e. Lapisan benih ( stratum germinativum atau stratum basale ) merupakan lapisan terbawah epidermis, dibentuk oleh satu baris sel torak (silinder) dengan kedudukan tegak lurus terhadap permukaan dermis. Alas sel-sel torak ini bergerigi dan bersatu dengan lamina basalis di bawahnya. Lamina basalis yaitu struktur halus yang membatasi epidermis dengan dermis. Pengaruh lamina basalis cukup besar terhadap pengaturan metabolisme demo-epidermal dan fungsi-fungsi vital kulit. Di dalam lapisan ini sel-sel epidermis bertambah banyak melalui mitosis dan sel-sel tadi bergeser ke lapisan-lapisan lebih atas, akhirnya menjadi sel tanduk. Di dalam lapisan benih terdapat pula sel-sel bening (clear cells, melanoblas atau melanosit) pembuat pigmen melanin kulit.

2) Kulit Jangat (dermis)Kulit jangat atau dermis menjadi tempat ujung saraf perasa, tempat keberadaan kandung rambut, kelenjar

keringat, kelenjar-kelenjar palit atau kelenjar minyak, pembuluh-pembuluh darah dan getah bening, dan otot penegak rambut (muskulus arektor pili). Sel-sel umbi rambut yang berada di dasar kandung rambut, terus-menerus membelah dalam membentuk batang rambut. Kelenjar palit yang menempel di saluran kandung rambut, menghasilkan minyak yang mencapai permukaan kulit melalui muara kandung rambut.

Kulit jangat sering disebut kulit sebenarnya dan 95 % kulit jangat membentuk ketebalan kulit. Ketebalan rata-rata kulit jangat diperkirakan antara 1 - 2 mm dan yang paling tipis terdapat di kelopak mata serta yang paling tebal terdapat di telapak tangan dan telapak kaki. Susunan dasar kulit jangat dibentuk oleh serat-serat, matriks interfibrila ryang menyerupai selai dan sel-sel. Keberadaan ujung-ujung saraf perasa dalam kulit jangat, memungkinkan membedakan berbagai rangsangan dari luar. Masingmasing saraf perasa memiliki fungsi tertentu, seperti saraf dengan fungsi mendeteksi rasa sakit, sentuhan, tekanan, panas, dan dingin. Saraf perasa juga memungkinkan segera bereaksi terhadap hal-hal yang dapat merugikan diri kita. Jika kita mendadak menjadi sangat takut atau sangat tegang, otot penegak rambut yang menempel di kandung rambut, akan mengerut dan menjadikan bulu roma atau bulu kuduk berdiri.

Kelenjar palit yang menempel di kandung rambut memproduksi minyak untuk melumasi permukaan kulit dan batang rambut. Sekresi minyaknya dikeluarkan melalui muara kandung rambut. Kelenjar keringat menghasilkan cairan keringat yang dikeluarkan ke permukaan kulit melalui pori-pori kulit. Di permukaan kulit, minyak dan keringat membentuk lapisan pelindung yang disebut acid mantel atau sawar asam dengan nilai pH sekitar 5,5. sawar asam merupakan penghalang alami yang efektif dalam menangkal berkembang biaknya jamur, bakteri dan berbagai jasad renik lainnya di permukaan kulit. Keberadaan dan keseimbangan nilai pH, perlu terus-menerus dipertahankan dan dijaga agar jangan sampai menghilang oleh pemakaian kosmetika.

Pada dasarnya dermis terdiri atas sekumpulan serat-serat elastis yang dapat membuat kulit berkerut akan kembali ke bentuk semula dan serat protein ini yang disebut kolagen. Serat-serat kolagen ini disebut juga jaringan penunjang, karena fungsinya dalam membentuk jaringan-jaringan kulit yang menjaga kekeringan dan kelenturan kulit.

Berkurangnya protein akan menyebabkan kulit menjadi kurang elastis dan mudah mengendur hingga timbul kerutan. Faktor lain yang menyebabkan kulit berkerut yaitu faktor usia atau kekurangan gizi. Dari fungsi ini tampak bahwa kolagen mempunyai peran penting bagi kesehatan dan kecantikan kulit. Perlu diperhatikan

Page 3: bercak merah dan gatal di selangkangan

bahwa luka yang terjadi di kulit jangat dapat menimbulkan cacat permanen, hal ini disebabkan kulit jangat tidak memiliki kemampuan memperbaiki diri sendiri seperti yang dimiliki kulit ari. Di dalam lapisan kulit jangat terdapat dua macam kelenjar yaitu kelenjar keringat dan kelenjar palit.Reseptor-reseptor pada kulit :

1. Reseptor Meisner, reseptor yang khusus untuk merespon sentuhan2. Reseptor Paccini, reseptor yang khusus untuk merespon rangsangan yang berupa tekanan3. Reseptor Ruffini, reseptor yang khusus untuk merespon rangsangan yang berupa panas4. Reseptor Krause, reseptor yang khusus untuk merespon rangsangan yang berupa dingin5. Reseptor Tanpa Selaput, reseptor yang khusus untuk merespon rangsangan yang berupa nyeri/sakit

3) Jaringan penyambung (jaringan ikat) bawah kulit (hipodermis)Lapisan ini terutama mengandung jaringan lemak, pembuluh

darah dan limfe, saraf-saraf yang berjalan sejajar dengan permukaan kulit. Cabang-cabang dari pembuluh-pembuluh dan saraf-saraf menuju lapisan kulit jangat. Jaringan ikat bawah kulit berfungsi sebagai bantalan atau penyangga benturan bagi organ-organ tubuh bagian dalam, membentuk kontur tubuh dan sebagai cadangan makanan.

Ketebalan dan kedalaman jaringan lemak bervariasi sepanjang kontur tubuh, paling tebal di daerah pantat dan paling tipis terdapat di kelopak mata. Jika usia menjadi tua, kinerja liposit dalam jaringan ikat bawah kulit juga menurun. Bagian tubuh yang sebelumnya berisi banyak lemak, lemaknya berkurang sehingga kulit akan mengendur serta makin kehilangan kontur.

LI.2. Mampu memahami dan menjelaskan Fisiologi kulitKulit merupakan bagian tubuh yang paling utama yang perlu diperhatikan dalam tata kecantikan kulit.

Pemahaman tentang anatomi dan fisiologi kulit akan membantu mempermudah perawatan kulit untuk mendapatkan kulit wajah yang segar, lembab, halus, lentur dan bersih. Kulit merupakan organ tubuh paling

Page 4: bercak merah dan gatal di selangkangan

besar yang melapisi seluruh bagian tubuh, membungkus daging dan organ-organ yang ada di dalamnya. Luas kulit pada manusia rata-rata + 2 meter persegi dengan berat 10 kg jika ditimbang dengan lemaknya atau 4 kg jika tanpa lemak atau beratnya sekitar 16 % dari berat badan seseorang. Kulit memiliki fungsi melindungi bagian tubuh dari berbagai macam gangguan dan rangsangan luar.

Fungsi perlindungan ini terjadi melalui sejumlah mekanisme biologis, seperti pembentukan lapisan tanduk secara terus menerus (keratinisasi dan pelepasan sel-sel kulit ari yang sudah mati), respirasi dan pengaturan suhu tubuh, produksi sebum dan keringat serta pembentukan pigmen melanin untuk melindungi kulit dari bahaya sinar ultra violet matahari. Kulit merupakan suatu kelenjar holokrin yang cukup besar dan seperti jaringan tubuh lainnya, kulit juga bernafas (respirasi), menyerap oksigen dan mengeluarkan karbondioksida. Kulit menyerap oksigen yang diambil lebih banyak dari aliran darah, begitu pula dalam pengeluaran karbondioksida yang lebih banyak dikeluarkan melalui aliran darah.

Kecepatan penyerapan oksigen ke dalam kulit dan pengeluaran karbondioksida dari kulit tergantung pada banyak faktor di dalam maupun di luar kulit, seperti temperatur udara atau suhu, komposisi gas di sekitar kulit, kelembaban udara, kecepatan aliran darah ke kulit, tekanan gas di dalam darah kulit, penyakit-penyakit kulit, usia, keadaan vitamin dan hormon di kulit, perubahan dalam metabolisme sel kulit dan pemakaian bahan kimia pada kulit. Sifat-sifat anatomis dan fisiologis kulit di berbagai daerah tubuh sangat berbeda. Sifat-sifat anatomis yang khas, berhubungan erat dengan tuntutan-tuntutan faali yang berbeda di masing-masing daerah tubuh, seperti halnya kulit di telapak tangan, telapak kaki, kelopak mata, ketiak dan bagian lainnya.

Fungsi Kulit1.Proteksi

Kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisis atau mekanis, gangguan kimiawi, gangguan bersifat panas, serta gangguan infeksi luar terutama kuman/bakteri maupun jamur.

Gangguan fisik dan mekanik ditanggulangi dengan adanya bantalan lemak subkutis, tebalnya lapisan kilit, dan serabut penunjang yang berfungsi sebagai pelindung bagian luar tubuh. Gangguan sinar UV diatasi oleh sel melanin yang menyerap sebagian sinar tersebut. Gangguan kimiawi ditanggulangi dengan adanya lemak permukaan kulit yang berasal dari kelenjar palit kulit yang mempunyai pH 5,0 – 6,5. Lemak permukaan kulit juga berperan dalam mengatasi banyak mikroba yang ingin masuk ke dalam kulit.

2.Absorpsi Kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan, maupun benda padat. tetapi cairan yang mudah

menguap lebih mungkin diserap kulit, begitu pula zat yang larut dalam minyak. Permeabilitas kulit terhadap gas CO2 atau O2 mengungkapkan kemungkinan kulit mempunyai peran dalam fungsi respirasi. Kemampuan absorpsi tersebut dipengaruhi oleh tebal tipisnya kulit, hidrasi, kelembaban, metabolisme dan jenis vehikulum.

3.EksresiKelenjar-kelenjar pada kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna atau sisa metabolisme dalam tubuh

misalnya NaCl, urea, amonia, dan sedikit lemak. Kelenjar lemak. Kelenjar lemak pada fetus, atas pengaruh hormon androgen dari ibunya, akan menghasilkan sebum untuk melindungi kulitnya terhadap cairan amnion yang pada waktu lahir disebut vernix caseosa. Sebum yang diproduksi kelenjar palit kulit melindungi kulit dengan cara meminyaki kulit dan menahan penguapan yang berlebihan sehingga kulit tidak menjadi kering. Produk kelenjar lemak dan keringat di permukaan kulit membentuk keasaman kulit pada pH 5 – 6,5. Penguapan air dari dalam tubuh dapat pula terjadi secara difusi melaui sel-sel epidermis, tetapi karena sel epidermis baik fungsi sawarnya, maka kehilangan air melalui sel epidermis (transepidermal water loss) dapat dicegah agar tidak melebihi kebutuhan tubuh.

4.PersepsiRangsang panas : badan-badan Ruffini di dermis dan subkutis.Rangsang dingin : badan-badan Krause yang terletak di dermis. Rangsang rabaan : badan taktil Meissner di papilla dermis dan badan Merkel Ranvier di epidermis.Rangsang tekan : badan Paccini di epidermis.

5.Pengaturan suhu tubuhKulit melakukan peran ini dengan cara mengeluarkan keringat dan mengerutkan otot dinding pembuluh

darah kulit. Pada keadaan suhu meningkat, kelenjar keringat mengeluarkan banyak keringat ke permukaan kulit dan dengan penguapan keringat tersebut terbuang pula kalori/panas tubuh. Vasokonstriksi pembuluh darah kapiler kulit menyebabkan kulit melindungi diri dari kehilangan panas pada waktu dingin. Kulit kaya akan pembuluh darah kapiler sehingga cara ini cukup efektif. Mekanisme termoregulasi ini diatur oleh sistem saraf

Page 5: bercak merah dan gatal di selangkangan

simpatis yang mengeluarkan zat perantara asetilkolin. Dinding pembuluh darah kulit pada bayi belum berfungsi secara sempurna sehingga mekanisme termoregulasi belum berjalan dengan baik.

6.Pembentukan pigmenPerbandingan jumlah sel basal : melanosit adalah 10 : 1. Jumlah melanosit dan jumlah serta besarnya butiran

pigmen menentukan warna kulit ras maupun individu. Pajanan sinar matahari mempengaruhi produksi melanosom. Pigmen disebar ke epidermis melalui tangan-tangan dendrite, sedangkan pada dermis melalui sel melanofag. Warna kulit juga dipengaruhi oleh tebal tipisnya kulit, reduksi Hb, oksi Hb dan karoten.

7.KeratinisasiKeratinosit dimulai dari sel basal yang mengadakan pembelahan, sel basal yang lain akan berpindah ke atas

dan berubah bentuknya menjadi sel spinosum, makin ke atas makin gepeng dan bergranula menjadi sel granulosum. Makin lama inti menghilangdan keratinosit ini menjadi sel tanduk yang amorf. Proses ini berlangsung normal selama kira-kira 14-21 hari dan member perlindungan kulit terhadap infeksi secara mekanis fisiologik.

8.Pembentukan vitamin DTernyata kulit juga dapat membuat vitamin D dari bahan baku 7-dihidroksi kolesterol dengan bantuan sinar

matahari. Namun produksi ini masih lebih rendah dari kebutuhan tubuh akan vitamin D sehingga diperlukan tambahan vitamin D dari luar melaui makanan.

9.Fungsi Ekspresi EmosiHasil gabungan fungsi yang telah disebut di atas menyebabkan kulit mampu berfungsi sebagai alat

untuk menentukan emosi yang terdapat dalam jiwa manusia. Kegembiraan dapat dinyatakan oleh otot kulit muka yang relaksasi dan tersenyum, kesedihan diutarakan oleh kelenjar air mata yang meneteskan air matanya, ketegangan dengan otot kulit dan kelenjar keringat, ketakutan oleh kontraksi pembuluh darah kapiler kulit sehingga kulit menjadi pucat dan rasa erotik oleh kelenjar minyak dan pembuluh darah kulit yang melebar sehingga kulit tampak semakin merah, berminyak, dan menyebarkan bau khas.Semua fungsi kulit pada manusia berguna untuk mempertahankan kehidupannya sama seperti organ tubuh lain.

10. Pembentukan warna pada kulitWarna pada kulit dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu pigmentasi epidermis dan sirkulasi kapiler yang ada di

lapisan dermis. Pigmentasi epidermis dipengaruhi oleh dua pigmen, yaitu karoten dan melanin. Karoten merupakan pigmen merah-jingga yang berakumulasi di epidermis. Paling banyak terdapat di stratum

korneum pada orang berkulit terang, juga di jaringan lemak pada lapisan dermis dan subkutis. Perubahan warna yang diakibatkan oleh karoten paling terlihat pada orang berkulit pucat, sedangkan pada orang berkulit gelap sulit terlihat. Karoten dapat dikonversi menjadi vitamin A yang diperlukan untuk pemeliharaan epitel dan sintesis fotoreseptor di mata.

Melanin merupakan pigmen kuning-coklat, atau hitam yang diproduksi oleh melanosit. Melanosit sendiri berada di antara sel-sel basal dan memiliki juluran ke sel-sel di atasnya. Perbandingan jumlah melanosit dan sel basal bervariasi, mulai dari 1:20 sampai 1:4. Badan Golgi melanosit membentuk melanin dari tyrosin dengan bantuan Cu dan oksigen, lalu mengemasnya menjadi vesikel-vesikel melanosom. Melanosom ini akan dihantarkan melalui juluran melanosit dan mewarnai sel-sel keratin di atasnya sampai didegradasi oleh lisosom.

Jumlah melanosit baik pada orang kulit hitam maupun kulit putih adalah sama, yang berbeda adalah aktivitas dan produksi pigmennya (melanosit). Pada orang kulit pucat transfer melanosom hanya sebatas stratum spinosum, sedangkan pada orang berkulit gelap melanosom dapat dihantarkan hingga ke stratum granulosum.

LI.3. Mampu memahami dan menjelaskan DermatomycosisLO.3.1. Memahami dan menjelaskan Definisi Dermatomycosis

Dermatomikosis adalah penyakit pada kulit, kuku, rambut, dan mukosa yang disebabkan infeksi jamur. Dermatomikosis mempunyai arti umum, yaitu semua penyakit jamur yang menyerang kulit. Penyakit jamur atau mikosis dibagi menjadi : mikosis profunda dan mikosis superfisialis.

LO.3.2. Memahami dan menjelaskan Klasifikasi Dermatomycosis

A. Mikosis profunda

Page 6: bercak merah dan gatal di selangkangan

Mikosis profunda terdiri atas beberapa penyakit yang disebabkan jamur, dengan gejala klinis tertetentu yang menyerang alat di bawah kulit, misalnya traktus intestinalis, traktus respiratorius, traktus urogenitalis, susunan saraf sentral, otot, tulang, susunan kardiovaskular. Kelainan kulit pada mikosis profunda dapat berupa afek primer, maupun akibat proses dari jaringan di bawahnya (per kontinuitatum).

Dikenal beberapa penyakit jamur profunda yang klinis dan manifestasinya berbeda satu dengan yang lain. CONANT dkk. (1977) misalnya mencantumkan dalam bukunya Manual of Clinical Mycology berbagai penyakit, yaitu :

1. Aktinomikosis2. Nokardiosis3. Antinomikosis misetoma4. Blastomikosis5. Parakoksidiodomikosis6. Lobomikosis7. Koksidiodomikosis8. Histoplasmosis9. Histoplasmosis Afrika10.Kriptokokosis11.Kandidiosis12.Geotrikosis13.Aspergillosis14.Fikomikosis15.Sporotrikosis16.Maduromikosis17.Rinosporidiosis18.Kromoblastomikosis19.Infeksi yang disebabkan jamur Dematiceae ( berpigmen coklat)

Diantara 19 macam penyakit jamur profunda yang disebutkan di atsa aktinomikosis menurut RIPPON (1974) sudah bukan penyakit jamur asli. Ia cenderung memasukkan Actinomyces dan Nocardia atau bacteria-like fungi ini di dalam golongan bakteri, walaupun masih mempunyai sifat – sifat jamur , yaitu branching di dalam jaringan, membentuk anyaman luas benang jamur pada jaringan maupun pada media biakan, dan menyebabkan penyakit kronik. Namun Actinomyces dan Nocardia mempunyai sifat khas bakteri , yaitu adanya asam muramik pada dinding sel, tidak mempunyai inti sel yang karakteristik, tidak mempunyai mitokondria, besar mikoorganisme khas untuk bakteri, dan dapat dihambat oleh obat – obatan anti bacterial.

Mikosis profunda biasanya dalam klinik sebagai penyakit kronik dan residif. Manifestasi klinik morfologik dapat ebrupa tumor, infiltasi peradangan vegetatif, fistel, ulkus, atau sinus, tersendiri maupun bersamaan. Mengingat banyaknya penyakit yang dapat memenuhi kedua syarat tersebut, misalnya tuberculosis, lepra, sifilis, frambusia, keganasan, sarcoidosis, dan pioderma kronik, maka pemeriksaan tambahan untuk verifikasi sangat diperlukan.

Pemeriksaan tersebut adalah sediaan langsung dengan KOH, biakan jamur, pemeriksaan histopatologik dan pemeriksaan imunologik termasuk tes kulit, maupun serologic dan pemeriksaan imunologik yang lain. Pemeriksaan tambahan ini diperlukan untuk memastikan atau menyingkirkan mikosis profunda dan penyakit yang disebut sebagai diagnosis banding. Sebagai contoh, pemeriksaan lapangan gelap, histopatologik, dan pemeriksaan tes serologic untuk sifilis yang spesifik, maupun yang non spesifik. Demikian pula pemeriksaan pemeriksaan khusus untuk penyakit tertentu.

MISETOMAMisetoma adalah penyakit kronik, supuratif granulomatosa yang dapat disebabkan Actinomyces, Nocardia ,

dan Eumycetes atau jamur berpigmen.

Etiologi :• Actinomyces disebut Actinomycotic mycetoma• Botryomycosis yang disebabkan oleh bakteri• Madurromycosis yang disebabkan oleh jamur berfilamen

Gejala klinis :• Pembengkakan• Abses• Sinus, didalamnya ditemukan butir-butir (granula) yang berpigmen kemudian dikeluarkan melalui eksudat• Fistel multiple

Page 7: bercak merah dan gatal di selangkangan

Gejala klinis biasanya merupakan lesi kulit yang sirkumskrip dengan pembengkakan seperti tumor jinak dan ahrus disertai butir-butir. Inflamasi dapat menjalar dari permukaan sampai ke bagian dalam dan dapat menyerang subkutis, fasia, otot dan tulang. Sering terbentuk fistel, yang mengeluarkan eksudat. Butir – butir sering bersama – sama eksudat mengalir ke luar dari jaringan.

Diagnosis:Diagnosis dibuat berdasarkan klinis morfologik sesuai dengan uraian diatas. Namun bila disokong dengan

gambaran histologic dan hasil biakan, diagnosis akan lebih mantap. Lagi pula penentuan spesies penyebab sangat penting untuk terapi dan prognosis

Tatalaksana:Pengobatan misetoma biasanya harus disertai radikal, bahkan amputasu kadang –kadang perlu

dipertimbangkan. Obat – obat , misalnya kombinasi kotrimoksazol dengan streptomisin dapat bermanfaat , bila penyakit yang dihadapi adalah misetoma aktinomikotik, tetapi pengobatan memerlukan waktu lama ( 9bulan-1tahun) dan bila kelainan belum meluas benar. Obat – obat baru antifungal , misalnya itrakonazol dapat dipertimbangkan untuk misetoma maduromikotik.

Prognosis:umumnya baik. Pada maduromikosis prognosis quo ad sanationam tidak begitu baik bila dibandingkan

dengan aktinomikosis/botriomikosis. Diseminasi limfogen atau hematogen dengan lesi pada alat – alat dalam merupakan kecualian

SPOROTRIKOSISInfeksi koronis yang disebabkan Sporotrichium schenkii dan ditandai dengan

pembesaran kelenjar getah bening. Kulit dan jaringan subkutis di atas nodus sering melunak dan pecah membentuk ulkus yang indolen. Penyakit jamur ini mempunyai insidens yang cukup tinggi pada daerah tertentu, dan ditemukan pada pekerja hutan maupun petani.

Bila tidak terjadi diseminasi melalui saluran getah bening diagnosis agak sukar dibuat. Selain gejala klinis, yang dapat menyokong diagnosis adalah pembiakan terutama pada mencit atau tikus, dan pemeriksaan histopatologik. Pernah dilaporkan sekali-sekali selain bentuk kulit yang khas, beberapa bentuk di paru dan alat dalam lain. Pada kasus-kasus ini rupanya terjadi infeksi melalui inhalasi.

Pengobatan yang memuaskan biasanya dicapai dengan pemberian larutan kalium yodida jenuh oral. Dalam hal yang rekalsitran pengobatan dengan amfoterisin B atau itrakonazol dapat diberikan.

KROMOMIKOSISKromomikosis atau kromoblastomikosis atau dermatitis verukosa adalah penyakit jamur

yang disebabkan bermacam-macam jamur berwarna (dematiaceous). Penyakit ini ditandai dengan pembentukan nodus verukosa kutan yang perlahan-lahan, sehingga akhirnya membentuk vegetasi papilomatosa yang besar. Pertumbahan ini dapat menjadi ulkus atau tidak, biasanya ada di kaki dan tungkai, namun lokalisasi di tempat lain pernah ditemukan, misalnya pada tangan, muka, telinga, leher, dada, dan bokong. Penyakit ini kadang-kadang dilihat di Indonesia. Sumber penyakit biasanya dari alam dan terjadi infeksi melalui trauma.

Penyakit tidak ditularkan dari manusia ke manusia dan belum pernah dilaporkan terjadi pada binatang. Diseminasi dapat terjadi melalui autoinokulasi, ada juga kemungkinan penyebaran melalui darah dengan terserangnya susunan saraf sentral pernah dilaporkan. Walaupun penyakit jamur ini biasanya terbatas pada kulit, bila lesinya luas dapat mengganggu kegiatan penderita sehari-hari.

Pengobatannya sulit. Terapi sinar x pernah dilakukan dengan hasil yang berbeda-beda. Kadang-kadang diperlukan amputasi. Pada kasus lain reseksi lesi mikotik disusul dengan skin graft memberi hasil yang memuaskan. Obat-obatan biasanya memberikan hasil yang kurang memuaskan dan harus diberikan dalam waktu yang lama.

Pada akhir-akhir ini hasil pengobatan yang memuaskan dicapai dengan kombinasi amfoteresin B dan 5-fluorositosin. Demikian pula pengobatan dengan kantong-kantong panas di JEpang. Prognosis, seperti diuraikan oada hasil terapi di atas. Itrakonazol pada akhir-akhir ini memberikan harapan baru pada penyakit ini, terutama bila penyebabnya adalah Cladosporium carrionii.

Page 8: bercak merah dan gatal di selangkangan

ZIGOMIKOSIS, FIKOMIKOSIS, MUKORMIKOSISPenyakit jamur ini terdiri atas pelbagai infeksi jamur dan disebabkan oleh

bermcam-macam jamur pula yang taksonomi dan peranannya masih didiskusikan, oleh karena itu di dalam buku-buku baru diberikan nama umum, yaitu zigomikosis

Zygomycetes meliputi banyak genera, yaitu Mucor, Rhizopus, Absidia, Mortierella dan Cunning-hamella. Penyakit yang disebabkan oleh golongan jamur ini dapat disebut sesuai dengan lokalisasi atau alat dalam yang terserang. Contohnya rinozigomikosis, otozigomikosis, zigomikosis subkutan, zigomikosis fasiale, atau zigomikosis generalisata. Golongan penyakit jamur ini dapat dinamakan juga sesuai dengan jamur penyebabnya, misalnya mukomikosis dan sebagainya.

Oleh karena penyakit ini disebabkan jamur yang pada dasarnya oportunistik, maka pada orang sehat jarang ditemukan. Diabetes mellitus, misalnya merupakan factor predisposisi. Demikian pula penyakit primer berat yang lain.

Fikomikosis subkutan adalah salah satu bentuk penyakit golongan ini yang kadang-kadang dilihat di bagian kulit dan kelamin. Penyakit ini untuk pertama kali dilaporkan di Indonesia pada tahun 1956. Setelah itu banyak kasus dilaporkan di Indonesia, Afrika, dan India. Kelainan timbul di jaringan subkutan Antara lain di dada, perut, atau lengan atas sebagai nodus subkutan yang perlahan-lahan membesar setelah sekian waktu. Nodus tersebut konsistensinya keras dan kadang-kadang dapat terjadi infeksi sekunder. Penderita pada umumnya tidak demam dan tidak disertai pembesaran kelenjar getah bening regional.

Diagnosis ditegakkan dengan pemeriksaan histopatologik dan biakan. Jamur agak khas, hifa lebar 6-50 miu, seperti pita, tidak bersepta dan coenocytic.

Sebagai terapu fikomikosis subkutan dapat diberikan larutan jernih kalium yodida. Mulai dari 10-15 tetes 3 kali seharu dan perlahan-lahan dinaikan sampai terlihat gejala intoksikasi, penderita mual dan muntah. Kemudian dosis diturunkan 1-2 tetes dan dipertahankan terus sampai tumor menghilang. Itrakonazo; berhasil mengatasi fikomikosis subkutan dengan baik. Dosis yang diberikan sebanyak 200mg sehari selama 2-3 bulan. Prognosis bentuk klinis ini umumnya baik.

B. Mikosis superfisialisMikosis superfisialis adalah penyakit kulit yang disebabkan jamur, yang mengenailapisan kulit paling atas

(epidermis). Penyakit ini dapat menyerang kulit, rambut, atau kuku. Mikosis superfisial digolongkan menjadi dua :

1. Dermatofitosis2. Non-dermatofitosis, terdiri atas pelbagai penyakit:penyakit yang disebabkan oleh jamur yang bukan golongan dermatofita.

- Pitriasis versikolor- Piedra hitam- Piedra putih- Tinea nigra palmaris- Otomikosis- Keratomikosis

LI.4. Mampu memahami dan menjelaskan DermatofitosisLO.4.1. Memahami dan menjelaskan Definisi Dermatofitosis

Adalah penyakit pada jaringan yang mengandung zat tanduk, misalnya stratumkroneum pada epidermis, rambut, kuku yang disebabkan oleh jamur golongandermatofita.

Dermatofitosis adalah penyakit yang disebabkanoleh kolonisasi jamur dermatofit yang menyerang jaringan yang mengandung keratin seperti stratum korneum kulit, rambut dan kuku pada manusia dan hewan.

LO.4.2. Memahami dan menjelaskan Epidemiologi DermatofitosisIndonesia termasuk wilayah yang baik untuk pertumbuhan jamur, sehingga dapat ditemukan hampir di

semua tempat. Menurut Adiguna MS, insidensi penyakit jamur yang terjadi di berbagai rumah sakit pendidikan di Indonesia bervariasi antara 2,93%-27,6%. Meskipun angka ini tidak menggambarkan populasi umum.

Dermatomikosis atau mikosis superfisialis cukup banyak diderita penduduk negara tropis. Di Indonesia angka yang tepat, berapa sesungguhnya insiden dermatomikosis belum ada. Di Denpasar, golongan penyakit ini menempati urutan kedua setelah dermatitis. Angka insiden tersebut diperkirakan kurang lebih sama dengan di kota-kota besar Indonesia lainnya. Di daerah pedalaman angka ini mungkin akan meningkat dengan variasi penyakit yang berbeda.

Page 9: bercak merah dan gatal di selangkangan

Sebuah penelitian retrospektif yang dilakukan pada penderita dermatomikosis yang dirawat di IRNA Penyakit Kulit Dan Kelamin RSU Dr. Soetomo Surabaya dalam kurun waktu antara 2 Januari 1998 sampai dengan 31 Desember 2002. Dari pengamatan selama 5 tahun didapatkan 19 penderita dermatomikosis. Kasus terbanyak terjadi pada usia antara 15-24 tahun (26,3%), penderita wanita hampir sebanding dengan laki-laki(10:9). Dermatomikosis terbanyak ialah Tinea Kapitis, Aktinomisetoma, Tinea Kruris et Korporis, Kandidiasis Oral, dan Kandidiasis Vulvovaginalis.

Jenis organisme penyebab dermatomikosis yang berhasil dibiakkan pada beberapa rumah sakit tersebut yakni: T.rubrum, T.mentagrophytes, M.canis, M.gypseum, M.tonsurans, E.floccosum, Candida albicans, C.parapsilosis, C.guilliermondii, Penicillium, dan Scopulariopsis. Menurut Rippon tahun 1974 ada 37 spesies dermatofita yang menyebabkan penyakit di dunia.

Onset usia terjadi pada anak kecil yang baru belajar berjalan (toddlers) dan anak usia sekolah. Paling sering menyerang anak berusia 6-10 tahun dan juga pada usia dewasa.9

Frekuensi infeksi pada spesies tertentu antara lain:• Sekitar 58% dermatofita yang terisolasi adalah trichophyton rubrum• 27% Trichophyton mentagrophytes• 7% Trichophyton verrucosum• 3% Trichophyton tonsurans• Kecil dari 1 % yang terisolasi: Epidermophyton floccosum, Microsporum audouinii, Microsporum canis,

Microsporum equinum, Microsporum nanum, Microsporum versicolor, Trichophyton equinum, Trichophyton kanei, Trichophyton raubitschekii, and Trichophyton violaceum.

LO.4.3. Memahami dan menjelaskan Etiologi DermatofitosisTerdapat tiga genus penyebab dermatofitosis, yaitu Trichophyton, Microsporum, dan

Epidermophyton,2,5,6yang dikelompokkan dalam kelas Deuteromycetes. Dari ketiga genus tersebut telah ditemukan 41 spesies, terdiri dari 17 spesies Microsporum, 22 spesies

Trichophyton, 2 spesies Epidermophyton.2,5,9 Dari 41 spesies yang telah dikenal, 17 spesies diisolasi dari infeksi jamur pada manusia, 5 spesies Microsporum menginfeksi kulit dan rambut,

11 spesies Trichophyton meninfeksi kulit, rambut dan kuku, 1 spesies Epidermophyton menginfeksi hanya pada kulit dan jarang pada kuku.5,6,8,10Spesies terbanyak yang menjadi penyebab dermatofitosis di Indonesia adalah: Trichophytonrubrum (T. rubrum).

Microsporum Kelompok dermatofita yang bersifat keratofilik, hidup pada tubuh manusia (antropofilik) atau pada hewan

(zoofilik). Merupakan bentuk aseksual dari jamur. Terdiri dari 17 spesies, dan yang terbanyak adalah: Koloni mikrosporum adalah glabrous, serbuk halus, seperti wool atau powder. Pertumbuhan pada agar

Sabouraud dextrose pada 25°C mungkin melambat atau sedikit cepat dan diameter dari koloni bervariasi 1- 9 cm setelah 7 hari pengeraman. Warna dari koloni bervariasi tergantung pada jenis itu. Mungkin saja putih seperti wol halus yang masih putih atau menguning sampai cinamon.

Epidermophyton Jenis Epidermophyton terdiri dari dua jenis; Epidermophyton floccosum dan Epidermophyton stockdaleae.

E. stockdaleae dikenal sebagai non-patogenik, sedangkan E. floccosum satu-satunya jenis yang menyebabkan infeksi pada manusia. E. floccosum adalah satu penyebab tersering dermatofitosis pada individu tidak sehat. Menginfeksi kulit (tinea corporis, tinea cruris, tinea pedis) dan kuku (onychomycosis). Infeksi terbatas kepada lapisan korneum kulit luar.koloni E. floccosum tumbuh cepat dan matur dalam 10 hari. Diikuti inkubasi pada suhu 25 ° C pada agar potato-dextrose, koloni kuning kecoklat-coklatan

Tricophyton Trichophyton adalah suatu dermatofita yang hidup di tanah, binatang atau manusia. Berdasarkan tempat

tinggal terdiri atas anthropophilic, zoophilic, dan geophilic. Trichophyton concentricum adalah endemic pulau Pacifik, Bagian tenggara Asia, dan Amerika Pusat. Trichophyton adalah satu penyebab infeksi pada rambut, kulit, dan kuku pada manusia.

LO.4.4. Memahami dan menjelaskan Klasifikasi DermatofitosisKlasifikasi yang paling sering dipakai oleh para spesialis kulit adalah berdasarkan lokasi:

a. Tinea kapitis, tinea pada kulit dan rambut kepalab. Tinea barbe, dermatofitosis pada dagu dan jengggot.c. Tinea kruris, dermatofita pada daerah genitokrural, sekitar anus, bokong, dan kadang-kadang sampai perut

bagian bawah.

Page 10: bercak merah dan gatal di selangkangan

d. Tinea pedis et manum, dermatofitosis pada kaki dan tangan.e. Tinea unguium, tinea pada kuku kaki dan tangan.f. Tinea facialis, tinea yang meliputi bagian wajahg. Tinea korporis, dermatofitosis pada bagian lain yang tidak termasuk 5 bentuk tinea diatas.

Selain 6 bentuk tinea di atas masih dikenal istilah yang mempunyai arti khusus, yaitu:

1. Tinea imbrikata: dermatofitosis dengan susunan skuama yang kosentris dan disebabkan oleh tricophyton concentricum.

2. Tinea favosa atau favus: dermatofitosis yang terutama disebabkan oleh tricophyton schoenleini: secara klinis antara lain berbentuk skutula dan berbau seperti tikus (mousy odor).

3. Tinea sirsinata, arkuata yang merupakan penamaan deskriptif dari morfologinya.4. Tinea incognito: dermatofitosis dengan bentuk klinis tidak khas oleh karena telah diobati dengan steroid

topical kuat.

LO.4.5. Memahami dan menjelaskan Patofisiologi DermatofitosisPenyebab utama dari tinea cruris Trichopyhton rubrum (90%) danEpidermophython fluccosum Trichophyton

mentagrophytes (4%), Trichopyhton tonsurans (6%). Cara penularan jamur dapat secara angsung maupun tidak langsung. Penularan langsung dapat secara fomitis, epitel, rambut yang mengandung jamur baik dari manusia, binatang, atau tanah. Penularan tidak langsung dapat melalui tanaman, kayu yang dihinggapi jamur, pakaian debu. Agen penyebabjuga dapat ditularkan melalui kontaminasi dengan pakaian, handuk atau sprei penderita atau autoinokulasi dari tinea pedis, tinea inguium, dan tinea manum. Jamur ini menghasilkan keratinase yang mencerna keratin, sehingga dapat memudahkan invasi ke stratum korneum. Infeksi dimulai dengan kolonisasi hifa atau cabang-cabangnya didalam jaringan keratin yang mati. Hifa ini menghasilkan enzim keratolitik yang berdifusi ke jaringan epidermis dan menimbulkan reaksi peradangan. Pertumbuhannya dengan pola radial di stratum korneum menyebabkan timbulnya lesi kulit dengan batas yang jelas dan meninggi (ringworm). Reaksi kulit semula berbentuk papula yang berkembang menjadi suatu reaksi peradangan.Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap timbulnya kelainan di kulit adalah:a.Faktor virulensi dari dermatofita

Virulensi ini bergantung pada afinitas jamur apakah jamur antropofilik, zoofilik, geofilik. Selain afinitas ini massing-masing jamur berbeda pula satu dengan yang lain dalam hal afinitas terhadap manusia maupun bagian-bagian dari tubuh misalnya: Trichopyhton rubrum jarang menyerang rambut, Epidermophython fluccosum paling sering menyerang liapt paha bagian dalam.

b.Faktor traumaKulit yang utuh tanpa lesi-lesi kecil lebih susah untuk terserang jamur.

c.Faktor suhu dan kelembapanKedua faktor ini jelas sangat berpengaruh terhadap infeksi jamur, tampak pada lokalisasi atau lokal, dimana banyak keringat seperti pada lipat paha, sela-sela jari paling sering terserang penyakit jamur.

d.Keadaan sosial serta kurangnya kebersihanFaktor ini memegang peranan penting pada infeksi jamur dimana terlihat insiden penyakit jamur pada golongan sosial dan ekonomi yang lebih rendah sering ditemukan daripada golongan ekonomi yang baik

e.Faktor umur dan jenis kelamin

Infeksi dermatofita melibatkan tiga langkah utama: perlekatan ke keratinosit, penetrasi melalui dan diantara sel, dan perkembangan respon host.

1. Perlekatan. Jamur superfisial harus melewati berbagai rintangan untuk bisa melekat pada jaringan keratin diantaranya

sinar UV, suhu, kelembaban, kompetisi dengan flora normal dan sphingosin yang diproduksi oleh keratinosit. Asam lemak yang diproduksi oleh glandula sebasea juga bersifat fungistatik.

2. Penetrasi. Setelah terjadi perlekatan, spora harus berkembang dan menembus stratum korneum pada kecepatan yang

lebih cepat daripada proses desquamasi. Penetrasi juga dibantu oleh sekresi proteinase, lipase dan enzim mucinolitik, yang juga menyediakan nutrisi untuk jamur. Trauma dan maserasi juga membantu penetrasi jamur kejaringan. Fungal mannan didalam dinding sel dermatofita juga bisa menurunkan kecepatan proliferasi keratinosit. Pertahanan baru muncul ketika begitu jamur mencapai lapisan terdalam dari epidermis.

3. Perkembangan respons host.

Page 11: bercak merah dan gatal di selangkangan

Derajat inflamasi dipengaruhi oleh status imun pasien dan organisme yang terlibat. Reaksi hipersensitivitas tipe IV, atau Delayed Type Hipersensitivity (DHT) memainkan peran yang sangat penting dalam melawan dermatofita. Pada pasien yang belum pernah terinfeksi dermatofita sebelumnya, infeksi primer menyebabkan inflamasi minimal dan trichopitin tes hasilnya negative.infeksi menghasilkan sedikit eritema dan skuama yang dihasilkan oleh peningkatan pergantian keratinosit.

Dihipotesakan bahwa antigen dermatofita diproses oleh sel langerhans epidermis dan dipresentasikan dalam limfosit T di nodus limfe. Limfosit T melakukan proliferasi dan bermigrasi ketempat yang terinfeksi untuk menyerang jamur. Pada saat ini, lesi tiba-tiba menjadi inflamasi, dan barier epidermal menjadi permeable terhadap transferin dan sel-sel yang bermigrasi. Segera jamur hilang dan lesi secara spontan menjadi sembuh

LO.4.6. Memahami dan menjelaskan Manifestasi klinis Dermatofitosis

Tinea PedisInfeksinya anthropophilic dermatophytes biasanya disebabkan oleh adanya elemen hifa dari jamur yang

mampu menginfeksi kulit. Skala desquamasi kulit bisa terinfeksi di lingkungan selama berbulan-bulan atau tahun. Oleh karena itu transmisi bisa terjadi dengan kontak tidak langsung lama setelah infeksi terjadi.Bahan seperti karpet yang kontak dengan kulit vektor sempurna. Begitu, transmisi dermatophytes suka Trichophyton rubrum, T. interdigitale dan Epidermophyton floccosum yang biasnya pada kaki. infeksi di sini sering kronis dan tidak menimbulkan keluhan selama beberapa tahun dan hanya ketika menyebar kebagian lain, biasanya di kulit.

Tinea unguium (dermatophytic onycomicosis, ringworm of the nail)Trichophyton rubrum dan T. interdigitale adalah spesies yang sering menyebabkan tinea unguium.

Dermatofita jenis unguium digolongkan menjadi dua bagian utama: (1). Superficial white-onycomycosis yang menempel atau membuat lubang pada permukaan kuku. (2). Invasif, subungual dermatofita yang lateral dari proximal atau pun distal. Diikuti dengan menetapnya infeksi pada dasar kuku. Onycomycosis subungual distal adalah bentuk umum dari onycomycosis dermatofita. Jamur menyerang bagian distal bantalan jari yang menyebabkan hiperkeratosis dari bantalan kuku dengan onycolisis dan menyebabkan penebalan lempeng kuku.

Seperti namanya onycomycosis subungual lateral dimulai dari bagian lateral kuku dan sering menyebar melibatkan semua lempeng kuku. Pada onycomycosis subungual proximal jamur menginvasi kebawah kutikula dan menginfeksi bagian proximal daripada bagian distal karena spot yellow-white akan menyerang lunula terlebih dahulu kemudian meluas ke lempeng kuku.

Tinea kruris (eczema marginatum, dhobie itch, ringworm of the groin)Tinea kruris adalah dermatofitosis pada lipat paha, daerah perineum,

dan sekitar anus. Kelainan ini dapat bersifat akut ataupun menahun, bahkan dapat merupakan penyakit yang berlangsung seumur hidup. Lesi kulit dapat berbatas pada daerah genito-krural saja, atau meluas ke daerah sekitar anus, daerah gluteus, dan perut bagian bawah, atau bagian tubuh yang lain.

Kelainan kulit yang tampak pada sela paha merupakan lesi berbatas tegas. Peradangan pada tepi lebih nyata daripada daerah di tengahnya. Fluoresensi terdiri atas bermacam-macam bentuk yang primer dan sekunder (polimorfik). Bila menahun dapat disertai bercak hitam dan bersisik. Erosi dan keluarnya cairan terjadi akibat garukan. Dan tinea kruris merupakan bentuk klinis tersering di Indonesia.

Dermatofit T rubrum menjadi penyebab yang paling umum untuk tinea cruris. T rubrum menjadi dermatofit yang lazim 90% dari kasus tinea cruris, diikuti T tonsurans ( 6%) dan T mentagrophytes ( 4%). Organisme lain, termasuk E floccosum dan T verrucosum, menyebabkan suatu kondisi klinis yang serupa. Infeksi T rubrum dan E floccosum lebih cenderung untuk menjadi kronis dan non-inflamatori, sedangkan infeksi oleh T mentagrophytes sering dihubungkan dengan suatu presentasi klinis merah, menyebabkan peradangan akut.

Agen yang pada umumnya menyebabkan tinea kruris antara lain: T. rubrum, T. interdigitale dan E. floccosum.

Tinea kapitisTinea kapitis adalah kelainan pada kulit dan rambut kepala yang disebabkan oleh spesies dermatofita.

Kelainan ini dapat ditandai dengan lesi bersisik, kemerahan, alopesia dan kadang-kadang terjadi gambaran klinis yang lebih berat, yang disebut kerion. Ada tiga bentuk tinea kapitis:

a. Gray patch ring-worm, merupakan tinea kapitis yang biasanya disebabkan oleh genus microsporum dan sering ditemukan pada anak-anak. Penyakit mulai dengan papul merah yang kecil di sekitar rambut. Papul ini melebar dan membentuk bercak, yang menjadi pucat dan bersisik. Keluhan penderita adalah rasa gatal.

Page 12: bercak merah dan gatal di selangkangan

Warna rambut menjadi abu-abu dan tidak berkilat lagi. Rambut mudah patah dan terlepas dari akarnya sehingga mudah dicabut dengan pinset tanpa rasa nyeri. Semua rambut di daerah tersebut terserang oleh jamur dan menyebabkan alopesia setempat. Tempat-tempat terlihat sebagai gray patch, yang pada klinik tidak menunjukan batas daerah sakit dengan pasti. Pada pemeriksaan lampu wood terlihat fluoresensi hijau kekuningan pada rambut yang sakit, melampaui batas dari gray patch tersebut. Tinea kapitis disebabkan oleh microsporum audouini biasanya disertai tanda peradangan, hanya sesekali berbentuk kerion.

b. Kerion, merupakan tinea kapitis yang terutama disebabkan oleh Microsporum canis (Mulyono, 1986). Bentuk yang disertai dengan reaksi peradangan yang hebat. Lesi berupa pembengkakan menyerupai sarang lebah, dengan sebukan radang di sekitarnya. Kelainan ini menimbulkan jaringan parut yang menetap.

c. Black dot ring-worm, merupakan tinea kapitis yang terutama disebabkan oleh Trichophyton tonsurans dan Trichophyton violaceum (Mulyono, 1986). Gambaran klinis berupa terbentuknya titik-titik hitam pada kulit kepala akibat patahnya rambut yang terinfeksi tepat di muara folikel. Ujung rambut yang patah dan penuh spora terlihat sebagai titik hitam. Diagnosis banding pada tinea kapitis adalah alopesia areata, dermatitis seboroik dan psoriasis (Siregar, 2005).

Bentuk tinea korporis yang disertai kelainan pada rambut adalah tinea favosa atau favus. Penyakit ini biasanya dimulai dikepala sebagai titik kecil di bawah kulit yang berwarna merah kuning dan berkembang menjadi krusta berbentuk cawan (skutula) dengan berbagai ukuran. Krusta tersebut biasanya tembus oleh satu atau dua rambut dan bila krusta diangkat terlihat dasar yang cekung merah dan membasah. Rambut tidak berkilat lagi dan terlepas. Bila tidak diobati, penyakit ini meluas keseluruh kepala dan meninggalkan parut dan botak. Berlainan dengan tinea korporis yang disebabkan oleh jamur lain, favus tidak menyembuh pada usia akil balik. Biasanya tercium bau tikus (mousy odor) pada para penderita favus. Tiga spesies dermatofita yang menyebabkan favus, yaitu trichophyton schoenleini, trichophyton violaceum, dan microsporum gypseum. Berat ringan bentuk klinis yang tampak tidak bergantung pada spesies jamur penyebab, akan tetapi lebih banyak dipengaruhi oleh tingkat kebersihan, umur, dan ketahanan penderita penderita.

LO.4.7. Memahami dan menjelaskan Diagnosis dan diagnosis banding Dermatofitosis

AnamnesisKeluhan penderita adalah rasa gatal dan kemerahan di regio inguinalis dan dapat meluas ke sekitar anus,

intergluteal sampai ke gluteus. Dapat pula meluas ke supra pubis dan abdomen bagian bawah. Rasa gatal akan semakin meningkat jika banyak berkeringat. Riwayat pasien sebelumnya adalah pernah memiliki keluhan yang sama. Pasien berada pada tempat yang beriklim agak lembab, memakai pakaian ketat, bertukar pakaian dengan orang lain, aktif berolahraga, menderita diabetes mellitus. Penyakit ini dapat menyerang pada tahanan penjara, tentara, atlit olahraga dan individu yang beresiko terkena dermatophytosis.

Pemeriksaan FisikEfloresensi terdiri atas bermacam-macam bentuk yang primer dan sekunder. Makula eritematosa, berbatas

tegas dengan tepi lebih aktif terdiri dari papula atau pustula. Jika kronis atau menahun maka efloresensi yang tampak hanya makula hiperpigmentasi dengan skuama diatasnya dan disertai likenifikasi. Garukan kronis dapat menimbulkan gambaran likenifikasi.Manifestasi tinea cruris :1.Makula eritematus dengan central healing di lipatan inguinal, distal lipat paha, dan proksimal dari abdomen bawah dan pubis2.Daerah bersisik3.Pada infeksi akut, bercak-bercak mungkin basah dan eksudatif4.Pada infeksi kronis makula hiperpigmentasi dengan skuama diatasnya dan disertai likenifikasi5.Area sentral biasanya hiperpigmentasi dan terdiri atas papula eritematus yang tersebar dan sedikit skuama6.Penis dan skrotum jarang atau tidak terkena7.Perubahan sekunder dari ekskoriasi, likenifikasi, dan impetiginasi mungkin muncul karena garukan8.Infeksi kronis bisa oleh karena pemakaian kortikosteroid topikal sehingga tampak kulit eritematus, sedikit berskuama, dan mungkin terdapat pustula folikuler9.Hampir setengah penderita tinea cruris berhubungan dengan tinea pedis

Pemeriksaan Penunjang1. Pemeriksaan Lampu Wood Prinsip Sinar Wood diarahkan ke lesi akan dipantulkan berdasarkan perbedaan berat molekul metabolit

organisme penyebab, sehingga menimbulkan indeks bias berbeda, dan menghasilkan pendaran warna tertentu.

Page 13: bercak merah dan gatal di selangkangan

Alat : Lampu Wood dan ruangan kedap cahaya Cara :

- Kulit dan rambut yang akan diperiksa harus dalam keadaan sealamiah mungkin. - Obat topikal, bahan kosmetik, lemak, eksudat harus dibersihkan terlebih dahulu karena dapat memberikan

hasil positif palsu.- Pemeriksaan harus dilakukan di dalam ruangan kedap cahaya agar perbedaan warna lebih kontras.- Jarak lampu Wood dengan lesi yang akan diperiksa ± 10-15 cm- Lampu Wood diarahkan ke bagian lesi dengan pendaran paling besar/jelas.

Interpretasi - Tinea kapitis (M canis, M. audouinii, M.rivalieri, M. distortum, M. ferrugineum dan M. gypseum) : hijau

terang.- Pitiriasis versikolor : putih kekuningan, orange – tembaga, kuning keemasan, atau putih kebiruan

(metabolit koproporfirin).- Tinea favosa (Trichophyton schoenleinii ) : biru suram / hijau suram (akibat metabolit pteridin)- Eritrasma (Corynebacterium minutissimum) : merah koral (metabolit porfirin).- Infeksi pseudomonas : hijau (metabolit pioverdin atau fluoresein). Hasil positif palsu : - salep dan krim di kulit atau eksudat : biru - jingga- tetrasiklin, asam salisilat dan petrolatum : kuning.

2. Pemeriksaan KOH Cara pengambilan spesimen :

a. Kulit tidak berambut :- Dari bagian tepi kulit yang mengalami lesi dikerok ke bagian tengah dengan pisau tumpul steril- Menggunakan larutan KOH 10%

b. Kulit yang berambut :- Rambut yang ada pada daerah lesi dicabut dengan pinset- Kulit di daerah lesi dikerok untuk dikumpulkan sisik kulitnya- Gunakan KOH 20% untuk rambut, KOH 10% untuk kulit.

c. Kuku- Potongan bagian belakang kuku terinfeksi atau kerokan daerah hiperkeratotik dan penebalan

dasar kuku di bagian proksimal kutikula atau lipatan kuku proksimal- Gunakan larutan KOH 40%

Teknik pemeriksaan preparat KOH :- Teteskan setetes larutan KOH 10-30 % di atas kaca obyek bersih.- Tambahkan sejumlah spesimen yang akan diperiksa.- Tutup dengan kaca penutup.- Panaskan hati-hati dengan melewatkan di atas api bunsen beberapa kali, tetapi jangan sampai mendidih

(biasanya 2-4 kali).- Tekan kaca penutup perlahan-lahan agar sediaan yang sudah lisis menipis dan rata.- Periksa dibawah mikroskop cahaya menggunakan pembesaran 10 kali lalu dikonfirmasi dengan

pembesaran 40 kali.- Jika diperlukan (preparat belum jernih), dapat dipanaskan kembali sehingga visualisasi menjadi lebih baik

Interpretasi- Dermatofitosis : hifa panjang bersepta, bercabang-cabang dan artrospora - Pada spesimen rambut terinfeksi dermatofita :o Jamur di sekeliling batang rambut (ektotriks)o Jamur di dalam batang rambut (endotriks)

- Pada pemeriksaan, elemen jamur tampak seperti garis dan memiliki indeks bias berbeda dengan sekitarnya, pada jarak tertentu dipisahkan oleh sekat dan dijumpai butir – butir bersambung seperti rantai (artrospora).

- Pitiriasis versikolor : spora bulat berdinding tebal, berkelompok dengan miselium kasar dan terputus-putus/ pendek-pendek (sphaghetti and meatballs)

- Kandidosis : tampak sel ragi berbentuk lonjong atau bulat, blastospora (sel ragi bertunas) dan pseudohifa.

Diagnosis Banding

Candidosis intertriginosa

Page 14: bercak merah dan gatal di selangkangan

Kandidosis adalah penyakit jamur yang disebabkan oleh spesies Candida biasanya oleh Candida albicans yang bersifat akut atau subakut dan dapat mengenai mulut, vagina, kulit, kuku, bronki.Penyakit ini terdapat di seluruh dunia, dapat menyerang semua umur, baik laki-laki maupun perempuan.

Patogenesisnya dapat terjadi apabila ada predisposisi baik endogen maupun eksogen. Faktor endogen misalkan kehamilan karena perubahan pH dalam vagina, kegemukan karena banyak keringat, debilitas, iatrogenik, endokrinopati, penyakit kronis orang tua dan bayi, imunologik (penyakit genetik). Faktor eksogen berupa iklim panas dan kelembapan, kebersihan kulit kurang, kebiasaan berendam kaki dalam air yang lama menimbulkan maserasi dan memudahkan masuknya jamur, kontak dengan penderita.

Dapat mengenai daerah lipatan kulit, terutama ketiak, bagian bawah payudara, bagian pusat, lipat bokong, selangkangan, dan sela antar jari; dapat juga mengenai daerah belakang telinga, lipatan kulit perut, dan glans penis (balanopostitis). Pada sela jari tangan biasanya antara jari ketiga dan keempat, pada sela jari kaki antara jari keempat dan kelima, keluhan gatal yang hebat, kadang-kadang disertai rasa panas seperti terbakar.

Lesi pada penyakit yang akut mula-mula kecil berupa bercak yang berbatas tegas, bersisik, basah, dan kemerahan. Kemudian meluas, berupa lenting-lenting yang dapat berisi nanah berdinding tipis, ukuran 2-4 mm, bercak kemerahan, batas tegas, Pada bagian tepi kadang-kadang tampak papul dan skuama. Lesi tersebut dikelilingi oleh lenting-lenting atau papul di sekitarnya berisi nanah yang bila pecah meninggalkan daerah yang luka, dengan pinggir yang kasar dan berkembang seperti lesi utama. Kulit sela jari tampak merah atau terkelupas, dan terjadi lecet. Pada bentuk yang kronik, kulit sela jari menebal dan berwarna putih.

ErytrasmaErytrasma adalah penyakit bakteri kronik pada stratum korneum yang disebabkan oleh Corynebacterium

minitussismum, ditandai lesi berupa eritema dan skuama halus terutama di daerah ketiak dan lipat paha. Gejala klinis lesi berukuran sebesar milier sampai plakat. Lesi eritroskuamosa, berskuama halus kadang terlihat merah kecoklatan. Variasi ini rupanya bergantung pada area lesi dan warna kulit penderita. Tempat predileksi kadang di daerah intertriginosa lain terutama pada penderita gemuk. Perluasan lesi terlihat pada pinggir yang eritematosa dan serpiginose. Lesi tidak menimbul dan tidak terlihat vesikulasi. Efloresensi yang sama berupa eritema dan skuama pada seluruh lesi merupakan tanda khas dari eritrasma. Skuama kering yang halus menutupi lesi dan pada perabaan terasa berlemak. Pada pemeriksaan dengan lampu wood lesi terlihat berfluoresensi merah membara (coral red) (Rasad, Asri, Prof.Dr. 2005)

PsoriasisPsoriasis adalah penyakit yang penyebabnya autoimun, bersifat kronik dan residif, ditandai dengan adanya

bercak-bercak eritema berbatas tegas dengan skuama yang kasar, berlapis-lapis dan transparan, disertai fenomena tetesan lilin, Auspitz, dan Kobner. Tempat predileksi pada skalp, perbatasan daerah tersebut dengan muka, ekstremitas ekstensor terutama siku serta lutut dan daerah lumbosakral. Kelainan kulit terdiri atas bercak eritema yang meninggi (plak) dengan skuama diatasnya. Eritema sirkumskrip dan merata, tetapi pada stadium penyembuhan sering bagian di tengah menghilang dan hanya terdapat di pinggir. Skuama berlapis-lapis, kasar dan berwarna putih seperti mika, serta transparan. Besar kelainan bervariasi dapat lentikular, numular atau plakat, dapat berkonfluensi.

Dermatitis SeboroikDermatitis Seboroik merupakan penyakit inflamasi konis yang mengenai daerah kepala dan badan.

Prevalensi Dermatitis Seboroik sebanyak 1-5% populasi.Lebih sering terjadi pada laki-laki daripada wanita. Penyakit ni dapat mengenai bayi sampa orang dewasa. Umumnya pda bayi terjadi pada usia 3 bulan sedang pada dewasa pada usia 30-60 tahun. Kelainan kulit berupa eritema dan skuama yang berminyak dan agak kekuningan dengan batas kurang tegas. Bentuk yang berat ditandai dengan adanya bercak-bercak berskuama dan berminyak disertai eksudat dan krusta tebal.

LO.4.8. Memahami dan menjelaskan Tatalaksana DermatofitosisPada infeksi tinea cruris tanpa komplikasi biasanya dapat dipakai anti jamur topikal saja dari golongan

imidazole dan allynamin yang tersedia dalam beberapa formulasi. Semuanya memberikan keberhasilan terapi yang tinggi 70-100% dan jarang ditemukan efek samping. Obat ini digunakan pagi dan sore hari kira-kira 2-4 minggu. Terapi dioleskan sampai 3 cm diluar batas lesi, dan diteruskan sekurang-kurangnya 2 minggu setelah lesi menyembuh. Terapi sistemik dapat diberikan jika terdapat kegagalan dengan terapi topikal, intoleransi dengan terapi topikal. Sebelum memilih obat sistemik hendaknya cek terlebih dahulu interaksi obat-obatan tersebut. Diperlukan juga monitoring terhadap fungsi hepar apabila terapi sistemik diberikan lebih dari 4 mingggu.

Pengobatan anti jamur untuk Tinea cruris dapat digolongkan dalam emapat golongan yaitu: golongan azol, golongan alonamin, benzilamin dan golongan lainnya seperti siklopiros,tolnaftan, haloprogin. Golongan azole

Page 15: bercak merah dan gatal di selangkangan

ini akan menghambat enzim lanosterol 14 alpha demetylase (sebuah enzim yang berfungsi mengubah lanosterol ke ergosterol), dimana truktur tersebut merupakankomponen penting dalam dinding sel jamur. Goongan Alynamin menghambat keja dari squalen epokside yang merupakan enzim yang mengubah squalene ke ergosterol yang berakibat akumulasi toksik squalene didalam sel dan menyebabkan kematian sel. Dengan penghambatan enzim-enzim tersebut mengakibatkan kerusakan membran sel sehingga ergosterol tidak terbentuk. Golongan benzilamin mekanisme kerjanya diperkirakan sama dengan golongan alynamin sedangkan golongan lainnya sama dengan golongan azole. Pengobatan tinea cruris tersedia dalam bentuk pemberian topikal dan sistemik:Obat secara topikal yang digunakan dalam tinea cruris adalah:

1. Golongan Azol a. Clotrimazole (Lotrimin, Mycelec)

Merupakan obat pilihan pertama yang digunakan dalam pengobatan tinea cruris karena bersifat broad spektrum antijamur yang mekanismenya menghambat pertumbuhan ragi dengan mengubah permeabilitas membran sel sehingga sel-sel jamur mati. Pengobatan dengan clotrimazole ini bisa dievaluasi setelah 4 minggu jika tanpa ada perbaikan klinis. Penggunaan pada anak-anak sama seperti dewasa. Obat ini tersedia dalam bentuk kream 1%, solution, lotion. Diberikan 2 kali sehari selama 4 minggu. Tidakada kontraindikasi obat ini, namun tidak dianjurkan pada pasien yang menunjukan hipersensitivitas, peradangan infeksi yang luas dan hinari kontak mata.b. Mikonazole (icatin, Monistat-derm)

Mekanisme kerjanya dengan selaput dinding sel jamur yang rusak akanmenghambat biosintesis dari ergosterol sehingga permeabilitas membran sel jamur meningkat menyebabkan sel jamur mati. Tersedia dalam bentuk cream 2%, solution, lotio, bedak. Diberikan 2 kali sehari selama 4 minggu. Penggunaan pada anak sama dengan dewasa. Tidak dianjurkan pada pasien yang menunjukkan hipersensitivitas, hindari kontak dengan mata.c. Econazole (Spectazole)

Mekanisme kerjanya efektif terhadap infeksi yang berhubungan dengan kulit yaitu menghambat RNA dan sintesis, metabolisme protein sehingga mengganggu permeabilitas dinding sel jamur dan menyebabkan sel jamur mati. Pengobatan dengan ecnazole dapat dilakukan dalam 2-4 minggu dengan cara dioleskan sebanyak 2kali atau 4 kali dalam sediaan cream 1%.. Tidak dianjurkan pada pasien yang menunjukkan hipersensitivitas, hindari kontak dengan mata.d. Ketokonazole (Nizoral)

Mekanisme kerja ketokonazole sebagai turunan imidazole yang bersifat broad spektrum akan menghambat sintesis ergosterol sehingga komponen sel jamur meningkat menyebabkan sel jamur mati. Pengobatan dengan ketokonazole dapat dilakukan selama 2-4 minggu. Tidak dianjurkan pada pasien yang menunjukkan hipersensitivitas, hindari kontak dengan mata.e. Oxiconazole (Oxistat)

Mekanisme oxiconazole kerja yang bersifat broad spektrum akan menghambat sintesis ergosterol sehingga komponen sel jamur meningkat menyebabkan sel jamur mati. Pengobatan dengan oxiconazole dapat dilakukan selama 2-4 minggu. Tersedia dalam bentk cream 1% atau bedak kocok. Penggunaan pada anak-anak 12 tahun penggunaan sama dengan orang dewasa. Tidak dianjurkan pada pasien yang menunjukkan hipersensitivitas dan hanya digunakan untuk pemakaian luar.f. Sulkonazole (Exeldetm)

Sulkonazole merupakan obat jamur yang memiliki spektrum luas. Titik tangkapnya yaitu menghambat sintesis ergosterol yang akan menyebabkan kebocoran komponen sel, sehingga menyebabkan kematian sel jamur. Tersedia dalam bentuk cream 1% dan solutio. Penggunaan pada anak-anak 12 tahun penggunaan sama dengan orang dewasa (dioleskan pada daerah yang terkena selama 2-4 minggu sebanyak 4 kali sehari).

2. Golongan alinamina. Naftifine (Naftin)

Bersifat broad spektrum anti jamur dan merupakan derivat sintetik dari alinamin yang mekanisme kerjanya mengurangi sintesis dari ergosterol sehingga menyebabkan pertumbuhan sel amur terhambat. Pengobatan dengan naftitine dievaluasi setelah 4 minggu jika tidak ada perbaikan klinis. Tersedia dalam bentuk 1% cream dan lotion. Penggunaan pada anak sama dengan dewasa ( dioleskan 4 kali sehari selama 2-4minggu).b. Terbinafin (Lamisil)

Merupakan derifat sintetik dari alinamin yang bekerja menghambat skualen epoxide yang merupakan enzim kunci dari biositesis sterol jamur yang menghasilkan kekurangan ergosterol yang menyebabkan kematian sel jamur. Secara luas pada penelitian melaporkan keefektifan penggunaan terbinafin. Terbenafine dapat ditoleransi penggunaanya pada anak-anak. Digunakan selama 1-4 minggu

Page 16: bercak merah dan gatal di selangkangan

3. Golongan Benzilamina. Butenafine (mentax)

Anti jamur yang poten yang berhuungan dengan alinamin. Kerusakan membran sel jamur menyebabkan sel jamur terhambat pertumbuhannya. Digunakan dalam bentuk cream 1%, diberikan selama 2-4 minggu. Pada anak tidak dianjurkan. Untuk dewasa dioleskan sebanyak 4kali sehari.

4. Golongan lainnyaa. Siklopiroks (Loprox)

Memiliki sifat broad spektrum anti fungal. Kerjanya berhubunan dengan sintesi DNAb. Haloprogin (halotex)

Tersedia dalam bentuk solution atau spray, 1% cream. Digunakan selama 2-4minggu dan dioleskan sebanyak 3kali sehari.c. Tolnaftate

Tersedia dalam cream 1%,bedak,solution. Dioleskan 2kali sehari selama 2-4 minggu.

Pengobatan secara sistemik dapat digunakan untuk untuk lesi yang luas atau gagal dengan pengobatan topikal, berikut adalah obat sistemik yang digunakan dalam pengobatan tinea cruris:a. Ketokonazole

Sebagai turunan imidazole, ketokonazole merupakan obat jamur oral yangberspektrum luas. Kerja obat ini fungistatik. Pemberian 200mg/hari selama 2-4 minggu.b. Itrakonazole

Sebagai turunan triazole, itrakonazole merupakan obat anti jamur oral yang berspektrum luas yang menghambat pertumbuhan sel jamur dengan menghambat sitokrom P-450 dependent sintetis dari ergosterol yang merupakan komponen penting pada selaput sel jamur.Pada penelitian disebutkan bahwa itrakonazole lebih baik daripada griseofulvin dengan hasil terbaik 2-3 minggu setelah perawatan. Dosis dewasa 200mg po selam 1 minggu dan dosis dapat dinaikkan 100mg jika tidak ada perbaikan tetpi tidak boleh melebihi 400mg/hari.Untuk anak-anak 5mg/hari PO selama 1 minggu. Obat ini dikontraindikasikan pada penderita yang hipersensitivitas, dan jangan diberikan bersama dengan cisapride karena berhubunngan dengan aritmia jantung.c. Griseofulfin

Termasuk obat fungistatik, bekerja dengan menghambat mitosis sel jamur dengan mengikat mikrotubuler dalam sel. Obat ini lebih sedikit tingkat keefektifannya dibanding itrakonazole. Pemberian dosis pada dewasa 500mg microsize (330-375 mg ultramicrosize) PO selama 2-4minggu, untuk anak 10-25 mg/kg/hari Po atau 20 mg microsize /kg/harid. Terbinafine

Pemberian secara oral pada dewasa 250g/hari selama 2 minggu). Pada anak pemberian secara oral disesuaikan dengan berat badan:12-20kg :62,5mg/hari selama 2 minggu20-40kg :125mg/ hari selama 2 minggu>40kg:250mg/ hari selama 2 minggu

LO.4.9. Memahami dan menjelaskan Pencegahan Dermatofitosis

Tinea capitisoJaga kebersihan diri, terutama terhadap lembaboJaga imun tubuh dengan konsumsi makanan bergizi dan hidup sehatoHindari kontak dengan pernderita/hewan piaraan.

Tinea CrurisoMenjaga berat badan idealoMengeringkan badan setelah mandioHindari memakai pakaian yang terlalu ketatoBedak antijamur untuk mengurangi resiko berulang

Tinea ManusoMenjaga kebersihan tangan dan kaki dengan sering mencucinyaoMenjaga kaki agar tetap kering, dan tidak lembab

Edukasi kepada pasien di rumah :

1. Anjurkan agar menjaga daerah lesi tetap kering2. Bila gatal, jangan digaruk karena garukan dapat menyebabkan infeksi.

Page 17: bercak merah dan gatal di selangkangan

3. Jaga kebersihan kulit dan kaki bila berkeringat keringkan dengan handuk dan mengganti pakaian yang lembab

4. Gunakan pakaian yang terbuat dari bahan yang dapat menyerap keringat seperti katun, tidak ketat dan ganti setiap hari.

5. Untuk menghindari penularan penyakit, pakaian dan handuk yang digunakan penderita harus segera dicuci dan direndam air panas.

LO.4.10. Memahami dan menjelaskan Komplikasi Dermatofitosis

Bisa terjadi infeksi sekunder oleh bakteri atau candida Hiperpigmentasi karena infeksi jamur kronik Efek samping pemakaian obat steroid topikal dapat mengakibatkan eksaserbasi penyakit Allopecia permanen &kerion (tinea capitis) Onychomycosis (tinea manus/pedis)

LO.4.11. Memahami dan menjelaskan Prognosis DermatofitosisPrognosis penyakit ini baik dengan diagnosis dan terapi yang tepat asalkan kelembapan dan kebersihan kulit

selalu dijaga.

LI.5. Mampu memahami dan menjelaskan menajaga kebersihan kulit dan menutup aurat menurut pandangan Islam

Menjaga kulit dari sinar Matahari – Matahari memiliki peran utama dalam merusak kulit. Anda perlu melindungi kulit dari matahari guna mencegah penuaan pada kulit. Matahari sangat berpengaruh dalam membuat kulit berkerut, kering, dan membuat warna kulit berubah; Penjarangan kulit, tekstur kulit, penipisan kulit serta penyakit kulit yang berhubungan dengan paparan sinar matahari.Perintah menutup aurat

Aurat diambil dari perkataan Arab 'Aurah' yang berarti keaiban. Manakala dalam istilah fiiah aurat diartikan sebagai bagian tubuh badan seseorang yang wajib ditutup atau dilindungi dari pandangan. Perintah menutup aurat telah difirmankan oleh Allah s.w.t dalam surah al-ahzab ayat 33“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ta'atilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya”.Manfaat menutup aurat:

1. Selamat dari adzab Allah (adzab neraka)“Ada dua macam penghuni Neraka yang tak pernah kulihat sebelumnya; sekelompok laki-laki yang

memegang cemeti laksana ekor sapi, mereka mencambuk manusia dengannya. Dan wanita-wanita yang berpakaian namun telanjang, sesat dan menyesatkan, yang dikepala mereka ada sesuatu mirip punuk unta. Mereka (wanita-wanita seperti ini) tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya. Sedangkan bau surga itu tercium dari jarak yang jauh” (HR. Muslim).

Imam An-Nawawi rahimahullah menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan “Wanita-wanita yang berpakaian namun telanjang” ialah mereka yang menutup sebagian tubuhnya dan menampakkan sebagian lainnya dengan maksud menunjukkan kecantikannya.

2. Terhindar dari pelecehanBanyaknya pelecehan seksual terhadap kaum wanita adalah akibat tingkah laku mereka sendiri. Karena

wanita merupakan fitnah (godaan) terbesar. Sebagaiman sabda Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, “Sepeninggalku tak ada fitnah yang lebih berbahaya bagi laki-laki daripada wanita.” (HR. Bukhari)

Islam telah menggariskan batasan aurat pada lelaki dan wanita.Aurat asas pada lelaki adalah menutup antara pusat dan lutut. Manakala aurat wanita pula adalah menutup seluruh badan kecuali muka dan tapak tangan.

Adab Pakaian Muslimah (untuk lelaki dan wanita) yaitu:

1. Menutup auratAURAT lelaki menurut ahli hukum ialah daripada pusat hingga ke lutut. Aurat wanita pula ialah seluruh anggota badannya, kecuali wajah, tapak tangan dan tapak kakinya. Rasulullah SAW bersabda bermaksud: “Paha itu adalah aurat.” (Bukhari)

2. Tidak menampakkan tubuh

Page 18: bercak merah dan gatal di selangkangan

Pakaian Muslimah yang jarang sehingga menampakkan aurat Wanita Muslim tidak memenuhi syarat menutup aurat. Pakaian jarang bukan saja menampak warna kulit, malah boleh merangsang nafsu orang yang melihatnya.

Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud: “Dua golongan ahli neraka yang belum pernah aku lihat ialah, satu golongan memegang cemeti seperti ekor lembu yang digunakan bagi memukul manusia dan satu golongan lagi wanita yang memakai pakaian tetapi telanjang dan meliuk-liukkan badan juga kepalanya seperti bonggol unta yang tunduk.

Mereka tidak masuk syurga dan tidak dapat mencium baunya walaupun bau syurga itu dapat dicium daripada jarak yang jauh.” (Muslim)

3. Pakaian tidak ketatTUJUANNYA adalah supaya tidak kelihatan bentuk tubuh badan Wanita Muslim

5. Tidak menimbulkan riaRASULULLAH SAW bersabda bermaksud: “Sesiapa yang melabuhkan pakaiannya kerana perasaan sombong, Allah SWT tidak akan memandangnya pada hari kiamat.” Dalam hadis lain, Rasulullah SAW bersabda bermaksud: “Sesiapa yang memakai pakaian yang berlebih-lebihan, maka Allah akan memberikan pakaian kehinaan pada hari akhirat nanti.” (Ahmad, Abu Daud, an-Nasa’iy dan Ibnu Majah)

6. Lelaki, wanita berbedaMAKSUDNYA pakaian yang khusus untuk lelaki tidak boleh dipakai oleh wanita, begitu juga sebaliknya.

Rasulullah SAW mengingatkan hal ini dengan tegas menerusi sabdanya yang bermaksud: “Allah mengutuk wanita yang meniru pakaian dan sikap lelaki, dan lelaki yang meniru pakaian dan sikap perempuan.” (Bukhari dan Muslim)

Baginda juga bersabda bermaksud: “Allah melaknat lelaki berpakaian wanita atau Pakaian Murah Muslim dan wanita berpakaian lelaki.” ?(Abu Daud dan Al-Hakim).

7. Larangan pakai suteraISLAM mengharamkan kaum lelaki memakai sutera. Rasulullah SAW bersabda bermaksud: “Janganlah kamu memakai sutera, sesungguhnya orang yang memakainya di dunia tidak dapat memakainya di akhirat.” (Muttafaq ‘alaih)

8. Melabuhkan pakaianCONTOHNYA seperti tudung yang seharusnya dipakai sesuai kehendak syarak Wanita Muslimah yaitu

bagi menutupi kepala dan rambut, tengkuk atau leher dan juga dada. Allah berfirman bermaksud: “Wahai Nabi, katakanlah (suruhlah) isteri-isteri dan anak-anak perempuanmu serta Wanita Muslimah beriman, supaya mereka melabuhkan pakaiannya bagi menutup seluruh tubuhnya (semasa mereka keluar); cara yang demikian lebih sesuai untuk mereka dikenal (sebagai perempuan yang baik-baik) maka dengan itu mereka tidak diganggu. Dan (ingatlah) Allah adalah Maha Pengampun dan Maha Penyayang.” ?(al-Ahzab:59)

9. Memilih warna sesuaiCONTOHNYA warna-warna lembut termasuk putih kerana ia nampak bersih dan warna Pakaian Muslim ini sangat disenangi dan sering menjadi pilihan Rasulullah SAW. Baginda bersabda bermaksud: “Pakailah Pakaian Muslim Putih kerana ia lebih baik, dan kafankan mayat kamu dengannya (kain putih).” (an-Nasa’ie dan al-Hakim)

Berwudhu“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan orang-orang yang menyucikan/membersihkan diri”. (Al-Baqarah : 222)

Ajaran kebersihan dalam Agama Islam berpangkal atau merupakan konsekusensi dari pada iman kepada Allah, berupaya menjadikan dirinya suci/bersih supaya Ia berpeluang mendekat kepada Allah SWT.

Kebersihan itu bersumber dari iman dan merupakan bagian dari iman. Dengan demikian kebersihan dalam Islam mempunyai aspek ibadah dan aspek moral, dan karena itu sering juga dipakai kata “bersuci” sebagai padanan kata “membersihkan/melakukan kebersihan”.

Ajaran kebersihan tidak hanya merupakan slogan atau teori belaka, tetapi harus dijadikan pola hidup praktis, yang mendidik manusia hidup bersih sepanjang masa, bahkan dikembangkan dalam hukum Islam. Dalam rangka inilah dikenal sarana-sarana kebersihan yang termasuk kelompok ibadah, seperti : wudhlu, tayamum, mandi (ghusl), pembersihan gigi (siwak).

Adanya kewajiban shalat 5 waktu sehari merupakan jaminan terpeliharanya kebersihan badan secara terbatas dan minimal, karena ibadah shalat itu baru sah kalau orang terlebih dahulu membersihkan diri dengan berwudhlu. Demikian juga ibadah tersebut baru sah jika pakaian dan tempat dimana kita melakukannya memang bersih. Jadi jaminan kebersihan diri, pakaian dan lingkungan mereka yang melaksanakannya. Disinilah letaknya ibadah itu ikut berperan membina kesehatan jasmani selain tentunya peran utamanya membina kesehatan jiwa/rohani manusia.

Page 19: bercak merah dan gatal di selangkangan
Page 20: bercak merah dan gatal di selangkangan

Daftar Pustaka

Bennet, J.E.: Antumicrobial agents; in: Goodman & Gilman’s. Brunton, L.L: Lazo, J.S. and Parker, K.L: The Pharmacological Basis of Therapeutics; 11th ed.pp. 1232 (McGraw-Hill, Medical Publishing Division, New York 2006)

Budimulja, U.: Penyelidikan dermatofitosis di RS Dr.Cipto Mangunkusomo Jakarta. Tesis (Jakarta 1980)

Boel, Trelia.Drg. M.Kes.2003

Conant, N.F.: Smith, D.T.: Baker, R.D. and Callaway, J.L: Manual of clinical mycology; 3 rd ed. (W.B. Saunders Company, Philadelphia, London, Tronto 1971)

Grunwald, M.H.: Adverse drug reacions of the new oral antifungial agents-terbinafine, gluconazole, and itraconazole. Int. J. Derm. 37: 410-4315

Harjandi: Widaty, S.: Bramono K.: Folikulitis pitisporum. Laporan kasus Kongres PMKI,2000.

Hutapea, O.N,: LAporan pendahuluan mengenai cutaneous sporothricosis pada para petani di Sumetera Utara, KONAS PADVI, Surabaya, 1976, 1: 340-348

http://www.bekamhijamah.com/index.php?Sehat_secara_Islam_dengan_dr.Aldjoefrie:Menjaga_kesehatan_kulit_badan_dan_wajah_dengan_sistem_Islam

Indraini : Pravelensi folikulitis pitisporum diantara pasien akne vulgaris dan erupsi di Poliklinik Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin RSUPN Dr.Cipto Mangunkusomo, Jakrta: tesis, Program Pendidikan Dokter Spesialis FKUI, Jakarta (2001)

Jacinto-JAmora, S.: Tamesis, J; Katigbak, M.L.: Ptyrosporoum folikulitis in the Philippines; Diagnosis prevalence and management. J. Am. Acad. Dermatol;695-6 (1991)

Rippon, J.W.: Medical Mycology. The Pathogenic Fungi and the Pathogenic Actinomycetes (W.B. Sauders Company, Philadelphia, London, Toronto 1982)

Siregar, R. dan Thaha, M.A.: Sporothricosis kulit pada RSUP Palembang, jilid I, hal 334-339 (KONAS PADVI,Surabaya 1976)