Bentuklahan Asal Proses Solusioal

12
BENTUKLAHAN ASAL PROSES SOLUSIOAL A. Pengertian Bentuklahan Solusional Bentuklahan solusioal adalah bentuklahan yang terbentuk akibat proses pelarutan batuan yang terjadi pada daerah berbatuan karbonat tertentu. Tidak semua batuan karbonat terbentuk topografi kars, walaupun factor selain batuannya sama. Beberapa syarat untuk dapat berkembangnya topografi kars sebagai akibat dari proses pelarutan adalah sebagai berikut, 1. Terdapat batuan yang mudah larut, yaitu batu gamping ataupun dolomite 2. Batu gamping dengan kemurnian tinggi 3. Mempunyai lapisan batuan yang tebal 4. Banyak terdapat diaklas/retakan Batuan karbonat memiliki banyak diaklas akan memudahkan air untuk melarutkan CaCO3. Oleh karena itu batuan karbonat yang sedikit diaklas atau tidak memiliki diaklas , walaupun terletak pada wilayah dengan curah hujan yang tinggi, namun tidak terbentuk topografi karst. 5. Pada daerah tropis basah Kondisi iklim mencakup ketersediaan curah hujan yang sedang hingga lebat yang bersamaan dengan temperature yang tinggi. Kondisi semacam ini menyebabkan pelarutan dapat berlangsung secara intensif. 6. Vegetasi penutup yang lebat

Transcript of Bentuklahan Asal Proses Solusioal

Page 1: Bentuklahan Asal Proses Solusioal

BENTUKLAHAN ASAL PROSES SOLUSIOAL

A. Pengertian Bentuklahan Solusional

Bentuklahan solusioal adalah bentuklahan yang terbentuk akibat proses pelarutan batuan

yang terjadi pada daerah berbatuan karbonat tertentu. Tidak semua batuan karbonat terbentuk

topografi kars, walaupun factor selain batuannya sama. Beberapa syarat untuk dapat

berkembangnya topografi kars sebagai akibat dari proses pelarutan adalah sebagai berikut,

1. Terdapat batuan yang mudah larut, yaitu batu gamping ataupun dolomite

2. Batu gamping dengan kemurnian tinggi

3. Mempunyai lapisan batuan yang tebal

4. Banyak terdapat diaklas/retakan

Batuan karbonat memiliki banyak diaklas akan memudahkan air untuk

melarutkan CaCO3. Oleh karena itu batuan karbonat yang sedikit diaklas atau tidak

memiliki diaklas , walaupun terletak pada wilayah dengan curah hujan yang tinggi,

namun tidak terbentuk topografi karst.

5. Pada daerah tropis basah

Kondisi iklim mencakup ketersediaan curah hujan yang sedang hingga lebat yang

bersamaan dengan temperature yang tinggi. Kondisi semacam ini menyebabkan

pelarutan dapat berlangsung secara intensif.

6. Vegetasi penutup yang lebat

Vegetasi yang rapat akan menghasilkan humus, yang menyebabkan air di daerah

LW memiliki PH rendah atau asam. Pada kondisi asam, air akan mudah melarutkan

karbonat (CaCO3). Perpaduan antara batuan karbonat dengan banyak diaklas , curah

hujan dan suhu tinggi, serta vegetasi yang lebat akan mendorong terbentuknya

topografi kars.

Menurut Jenings (1971), karst merupakan suatu kawasan yang memiliki

karakteristik relief dan drainase yang khas, terutama disebabkan oleh larutnya batuan

yang tinggi oleh air.

Tektonisme menjadi factor prnrntu pula, sesar dan kekar menjadi factor yang

amat penting. Menurut Faniran dan Jeje (1983), kekar-kekar yang terdapat pada batuan

Page 2: Bentuklahan Asal Proses Solusioal

itu memberikan regangan mekanik, sehingga mempermudah gerakan air melalui batuan

tersebut. Adanya kekar maupun sesar ini memudahkan perkembangan pelarutan

didalam batuan.

B. Bentuklahan Kars

Bentuklahan yang terjadi pada daerah karst dapat dikelompokkan menjadi 2 bagian, yaitu

bentuklahan negative dan bentuklahan positif.

1. Bentuklahan Negatif

Bentuklahan negative dimaksudkan bentuklahan yang berada dibawah rata-rata

permukaan setempat sebagai akibat proses pelarutan, runtuhan maupun terban.

Bentuklahan-bentuklahan tersebut antara lain terdiri atas doline, uvala, polye, cockpit,

blind valley.

a. Doline

Doline merupakan bentuklahan yang paling banyak dijumpai di kawasan

karst. Bahkan di daerah beriklim sedang, karstifikasi selalu diawali dengan

terbentuknya doline tunggal akibat dari proses pelarutan yang terkonsentrasi.

Tempat konsentrasi pelarutan merupakan tempat konsentrasi kekar, tempat

konsentrasi mineral yang paling mudah larut, perpotongan kekar, dan bidang

perlapisan batuan miring. Doline-doline tungal akan berkembang lebih luas dan

akhirnya dapat saling menyatu. Secara singkat dapat dikatakan bahwa karstifikasi

(khususnya di daerah iklim sedang) merupakan proses pembentukan doline dan

goa-goa bawah tanah, sedangkan bukit-bukit karst merupakan bentukan

sisa/residual dari perkembangan doline.

Doline merupakan suatu istilah yang mempunyai banyak sinonim antara

lain, sink, sinkhole, cockpit, blue hole, swallow hole, ataupun canote. Doline itu

sendiri telah diartikan oleh Monroe (1970) sebagai suatu ledokan atau lobang

yang berbentuk corong pada batugamping dengan diameter dari beberapa meter

hingga 1 km dan kedalamannya dari beberapa meter hingga ratusan meter. Karena

bentuknya cekung, doline sering terisi oleh air hujan, sehingga menjadi suatu

genangan yang disebut danau doline.

Page 3: Bentuklahan Asal Proses Solusioal

Berdasarkan genesisnya, doline dapat dibedakan menjadi 4 yaitu, doline

solusi, doline terban, dan doline alluvial dan doline reruntuhan. (Faniran dan Jeje,

1983)

Doline reruntuhan

Doline reruntuhan ini terjadi sebagai akibat dari proses pelarutan yang ada

di bawah permukaan yang menghasilkan rongga bawah tanah. Rongga

bawah tanah tersebut atapnya runtuh, hingga mengasilkan cekungan atau

depresi dipermukaan. Doline seprti ini mempunyai lereng yang cukup

curam-curam terdiri dari lapisan batuan yang keras dan menurun secara

tiba-tiba.

Doline Solusi

Doline solusi terjadi karena telah berlangsungnya proses solusi/pelarutan

tanpa mendapat gangguan lain terhadap batuan. Doline seperti ini terjadi

secara perlahan-lahan akibat larutnya batuangamping ke dalam tanah oleh

air yang meresap melalui joint atau rekahan-rekahan pada daerah

batugamping.

Doline Terban

Doline Alluvial

Doline aluvial ini terjadi sebagai akibat karena pelarutan oleh air yang

mengalir yang kemudian menghilang ke dalam tanah. Adanya proses

tersebut terbentuk doline aluvial.

b. Uvala

Uvala adalah cekungan tertutup yang luas yang terbentuk oleh gabungan dari

beberapa danau doline. Uvala memiliki dasar yang tak teratur yang

mencerminkan ketinggian sebelumnya dan karakteristik dari lereng doline yang

telah mengalami degradasi serta lantai dasarnya tidak serata polje (Whittow,

1984)

c. Polje

Polje adalah ledokan tertutup yang luas dan memanjang yang terbentuk akibat

runtuhnya dari beberapa goa, dan biasanya dasarnya tertutup oleh alluvium.

d. Blind Valley

Page 4: Bentuklahan Asal Proses Solusioal

Blind Valley adalah satu lembah yang mendadak berakhir/ buntu dan sungai yang

terdapat pada lembah tersebut menjadi lenyap dibawah tanah.

2. Bentuklahan Positif

Pada prinsipnya ada 2 macam bentuklahan karst yang positif yaitu kygelkarst dan

turmkarst

a. Kygelkarst

Kygelkarst merupakan satu bentuklahan karst tropic yang didirikan oleh sejumlah

bukit berbentuk kerucut, yang kadang-kadang dipisahkan oleh cockpit. Cockpit-

cockpit inisialing berhubungan satu sama lain dan terjadi pada suatu garis yang

mengikuti pola kekar.

b. Turmkarst

Turmkarst merupakan istilah yang berpadanan dengan menara karst, mogotewill,

pepinohill atau pinnacle karst. Turmkarst merupakan bentuka positif yang

merupakan sisa proses solusional. Menara karst/ tumkarst terdiri atas perbukitan

belerang curam atau vertical yang menjulang tersendiri diantara dataran alluvial.

c. Stalaktit dan Stalakmit

Stalaktit adalah bentukan meruncing yang menghadap kebawah dan menempel

pada langit-langit goa yang terbentuk akibat akumulasi batuan karbonat yang larut

akibat adanya banjir.

Stalakmit hamper mirip dengan stalaktit namun berada di bawah lantai dan

menghadap keatas.

C. KLASIFIKASI KARST

Klasifikassi karst secara umum telah dikategorikan menjadi tiga kelompok, antara lain :

1. Klasifikasi Cvijic

a. Holokarst, merupakan karst dengan perkembangan sempurna, baik dari sudut

pandang bentuklahannya maupun hidrologi bawah permukaannya. Terjadi bila

perkembangan karst secara horizontal dan vertical tidak terbatas,batuan karbonat

masif dan murni dengan kekar vertikal yang menerus dari permukaan hingga

batuan dasarnya, serta tidak terdapat batuan impermeable yang berarti. Di

Page 5: Bentuklahan Asal Proses Solusioal

Indonesia karst tipe ini jarang ditemukan karena besarnya curah hujan

menyebabkan sebagian besar karst terkontrol oleh proses fluvial.

b. Merokarst, merupakan karst dengan perkembangan tidak sempurna atau parsial

dengan hanya mempunyai sebagian cirri bentuklahan karst. Merokarst

berkembang di batugamping yang relatif tipis dan tidak murni, serta khususnya

nila batugamping diselingi oleh lapisan batuan napalan. Perkembangan secara

vertical tidak sedalam perkembangan holokarst dengan evolusi relief yang cepat.

Erosi lebih dominan dibandingkan pelarutan dan sungai permukaan berkembang.

Merokarst pada umunya tertutup oleh tanah, tidak ditemukan dolin, goa, swllow

hole berkembang hanya setempat-setempat. Sistem hidrologi tidak kompleks, alur

sungai permukaan dan bawah permukaan dapat dengan mudah diidentifikasi.

Drainase bawah tanah terhambat oleh lapisan impermeable. Contoh karst tipe ini

yang terdapat di indonesia adalah karst disekitar Rengel Kabupaten Tuban.

c. Karst Transisi, berkembang di batuan karbunat relatif tebal yang memungkinkan

perkembangan karst bawah tanah, akan tetapi batuan dasar yang impermeable

tidak sedalam di holokarst, sehingga evolusi karst lebih cepat. Lembah fluvial

lebih banya dijumpai dan polje hamper tidak ditemukan. Contoh karst transisi di

Indonesia adalah Karst Gunung Sewu (Gunungkidul, Wonogiri, dan Pacitan),

Karst Karangbolong (Gombong), dan Karst Maros (Sulsel).

2. Klasifikasi Gvozdeckij (1965)

a. Bare karst, lebih kurang sama dengan karst Dinaric (holokarst)

b. Covered karst, merupakan karst yang terbentuk apabila batuan karbonat tertutup

alluvium, material fluvio-glasial, atau batuan lain seperti batupasir.

c. Soddy karst / soil covered karst, merupakan karst yang berkembang di batu gamping

yang tertutup oleh tanah atai terarossa yang berasal dari pelarutan batugamping.

d. Burried karst, merupakan karst yang telah tertutup oleh batuan lain, sehingga bukti

karst hanya dapat dikenali melalui data bor.

e. Tropical karst of cone karst, merupakan karst yang terbentuk di daerah tropis.

f. Permaforst karst, merupakan karst yang terbentuk di daerah bersalju.

3. Klasifikasi Sweeting

Page 6: Bentuklahan Asal Proses Solusioal

a. True karst, merupakan karst dengan perkembangan sempurna. Karst yang sebenarnya

harus meupakan karst dolin yang disebabkan oleh pelarutan karst secara vertical.

Semua kast yang bukan tipe karst dolin dikatakan sebagai deviant. Contohnya

adalah karst Dinaric

b. Fluvio karst, dibentuk oleh kombinasi proses fluvial dan proses pelarutan. Fluvio

karst pada umumnya terjadi pada daerah batugamping yang dilalui oleh sungai

alogenik (sungai berhilir di daerah non karst). Sebaran batu gamping baik secara

vertical maupun lateral jauh lebih kecil dari pada true karst. Permukaan

batugamping pada umumnya tertutup oleh tanah yang terbentuk oleh proses erosi

dan sedimentasi proses fluvial. Singkapan batugamping ditemukan bila telah terjadi

erosi yang terjadi karena penggundulan hutan. Lembah sungai permukaan dan

ngarai banyak ditemukan. Bentukan hasil dari proses masuknya sungai permukaan

ke bawah tanah dan keluarnya kembali sungai bawah ke permukaan merupakan

fenomena yang banyak dijumpai (lembah buta dan lembah saku).

c. Glasiokarst, merupakan karst yang terbentuk karena karstifikasi yang didominasi

oleh proses glasiasi dan pross glacial di daerah batugamping. Terdapat di daerah

berbatugamping yang pernah ,mengalami proses glasiasi. Dicirikan oleh

kenampakan hasil penggogosan, erosi, dan sedimentasi glacier. Hasil erosi glacier

pada umumnya membentuk limstoe pavement. Erosi lebih intensif terjadi disekitar

kekar menghasilkan cekungan dengan lereng terjal memisahkan pavement satu

dengan yang lainnya. Dolin terbentuk terutama oleh hujan salju. Contohnya karst di

lereng atas pegunungan alpen.

d. Nival karst, merupakan karst yang terbentuk karena karstifikasi oleh hujan salju pada

lingkunagn glacial dan periglasial.

e. Tropical karst, merupakan karst yang terbentuk pada daerah tropis. Tropical karst

secara umum dibedakan menjadi kegelkarst dan turmkarst.

Kegelkarst dicirikan oleh kumpulan bukit-bukit berbentuk kerucut yang sambung

menyambung. Sela antar bukit kerucut membentuk cekungan dengan bentuk seperti

bintang yang dikenal dengan cockpit. Cockpit sering membentuk pola kelurusan

sebagai akibat control kekar atau sesar. Contoh di Indonesia adalah Karst Gunung

sewu dan Karst Karanagbolong.

Page 7: Bentuklahan Asal Proses Solusioal

f. Turmkarst, dicirikan dengan bukit-bukit dengan lereng terjal, biasanya ditemukan

dalam kelompok yang dipisahkan satu sama lain dengan sungai atau dataran

alluvial. Beberapa ahli beranggapan bahwa turmkarst merupakan bentukan lebih

lanjut dari kegelkarst karena kondisi hidrologi tertentu. Distribusi sebaran bukit dan

menara pada umumnya dikontrol oleh kekar atau sesar dengan ukuran yag

bervariasi. Kontak dari menara dengan dataran alluvium merupakan tempat

pemunculan mata air dan perkembangan gua.

4. Tipe karst yang lain

a. Labyrint karst, karst yang dicirikan oleh koridor-koridor memanjang yang terkontrol

oleh adanya kekar atau sesar. Morfologi karst tersusun oleh blok-blok batugamping

yang dipisahkan satu sama lain oleh koridor karst. Terbentuk karena pelarutan yang

jaul lebih intensif di jalur sesar dan patahan. Contoh di Indonesia adalah di Papua

dan sebagian Gunungsewu.

b. Karst polygonal, merupakan penamaan yang didasarjan dari sudut pandang

morfometri dolin. Dapat berupa kerucut karst maupun menara karst. Karst

dikatakan poligonal apabila semua batuan karbonat telah berubah menjadi

kumpulan dolin-dolin dan dolin telah bersambung dengan lainnya.

c. Karst fosil, merupakan karst yang terbentuk pada masa geologi lampau dan saat ini

proses karstifikasinya sudah berhenti. Tipe ini dapat dibedakan menjadi dua.

Pertama, bentuklahan tinggalan (relict landform) yaitu karst yang dibentuk pada

waktu geologi sebelumnya dan tidak tertutupi batuan lainnya. Kedua, bentuklahan

tergali (exhumed landform) yaitu karst yang dibentuk pada waktu geologi

sebelumnya dan tidak tertutupi batuan non karbonat yang selanjutnya muncul ke

permukaan karena batuan ataonya telah tersingkap oleh proses denudasi.

Sumber :

tjahyo-adji.staff.ugm.ac.id/buku_ajar_karst_indonesia.pdf

blog.unila.ac.id/igedesy/files/2009/08/materi-3.pdf

Catatan Kuliah Geomorfologi Dasar

Modul Kuliah Geomorfologi Dasar, Drs. Eko Haryono, M.Si.