Bentuklahan Asal Proses Fluvial

31
BENTUKLAHAN ASAL PROSES FLUVIAL A. Pengertian Geomorfologi Fluvial Satuan geomorfologi yang pembentukannya erat hubungannya dengan proses fluviatil. Proses fluviatil adalah semua proses yang terjadi di alam baik fisika, maupun kimia yang mengakibatkan adanya perubahan bentuk permukaan bumi, yang disebabkan oleh aksi air permukaan, baik yang merupakan air yang mengalir secara terpadu (sungai), maupun air yang tidak terkonsentrasi ( sheet water). Proses fluviatil akan menghasilkan suatu bentang alam yang khas sebagai akibat tingkah laku air yang mengalir di permukaan. Bentang alam yang dibentuk dapat terjadi karena proses erosi maupun karena proses sedimentasi yang dilakukan oleh air permukaan. B. Sungai 1. Pengertian sungai Sungai adalah permukaan air yang mengalir mengikuti bentuk salurannya. 2. Klasifikasi lembah sungai 2.1.Klasifikasi lembah sungai berdasarkan atas genetic (asal mula pembentukan) Sungai Konsekuen adalah sungai yang berkembang dan mengalir searah lereng topografi aslinya. Sungai konsekuen sering diasosiasikan dengan kemiringan asli dan struktur lapisan batuan

Transcript of Bentuklahan Asal Proses Fluvial

Page 1: Bentuklahan Asal Proses Fluvial

BENTUKLAHAN ASAL PROSES FLUVIAL

A. Pengertian Geomorfologi Fluvial

Satuan geomorfologi yang pembentukannya erat hubungannya dengan proses fluviatil.

Proses fluviatil adalah semua proses yang terjadi di alam baik fisika, maupun kimia yang

mengakibatkan adanya perubahan bentuk permukaan bumi, yang disebabkan oleh aksi air

permukaan, baik yang merupakan air yang mengalir secara terpadu (sungai), maupun air yang

tidak terkonsentrasi ( sheet water). Proses fluviatil akan menghasilkan suatu bentang alam yang

khas sebagai akibat tingkah laku air yang mengalir di permukaan. Bentang alam yang dibentuk

dapat terjadi karena proses erosi maupun karena proses sedimentasi yang dilakukan oleh air

permukaan.

B. Sungai

1. Pengertian sungai

Sungai adalah permukaan air yang mengalir mengikuti bentuk salurannya.

2. Klasifikasi lembah sungai

2.1.Klasifikasi lembah sungai berdasarkan atas genetic (asal mula pembentukan)

Sungai Konsekuen adalah sungai yang berkembang dan mengalir

searah lereng topografi aslinya. Sungai konsekuen sering

diasosiasikan dengan kemiringan asli dan struktur lapisan batuan

yang ada dibawahnya. Selama tidak dipakai sebagi pedoman,

bahwa asal dari pembentukan sungai konsekuen adalah didasarkan

atas lereng topografinya bukan pada kemiringan lapisan batuannya.

Sungai Subsekuen adalah sungai yang berkembang disepanjang suatu

garis atau zona yang resisten. sungai ini umumnya dijumpai

mengalir disepanjang jurus perlapisan batuan yang resisten

terhadap erosi, seperti lapisan batupasir. Mengenal dan memahami

genetika sungai subsekuen seringkali dapat membantu dalam

penafsiran geomorfologi. Sungai Resekuen. Lobeck (1939)

mendefinisikan sungai resekuen sebagai sungai yang mengalir

searah dengan arah kemiringan lapisan batuan sama seperti tipe

Page 2: Bentuklahan Asal Proses Fluvial

sungai konsekuen. Perbedaanya adalah sungai resekuen

berkembang belakangan.

Sungai obsekuen adalah sungai yang mengalir berlawanan arah

dengan kemirigan dip batuan atau berlawanan dengan aliran sungai

konsekuen. Sungai ini biasanya merupakan cabang sungai

subsekuen.

Sungai Resekuen adalah sungai yang alirannya searah dengan sungai

konsekuen tetapi terbentuknya kemudian setelah pengangkatan.

Sungai resekuen biasanya merupakan cabang sungai subsekuen

Sungai Insekuen adalah sungai yang arah alirannya tidak teratur.

sungai ini mencari batuan yang lebih lunak untuk diterobos seperti

daerah yang berstadia tua dan mengalami erosi kuat.

Sungai Superposed atau sungai Superimposed adalah sungai yang

terbentuk diatas permukaan bidang struktur dan dalam

perkembangannya erosi vertikal sungai memotong ke bagian

bawah hingga mencapai permukaan bidang struktur agar supaya

sungai dapat mengalir ke bagian yang lebih rendah. Dengan kata

lain sungai superposed adalah sungai yang berkembang

belakangan dibandingkan pembentukan struktur batuannya.

Sungai Antecedent adalah sungai yang lebih dulu ada dibandingkan

dengan keberadaan struktur batuanya dan dalam perkembangannya

air sungai mengikis hingga ke bagian struktur yang ada

dibawahnya. Pengikisan ini dapat terjadi karena erosi arah vertikal

lebih intensif dibandingkan arah lateral.

2.2.Klasifikasi lembah sungai berdasarkan atas bentuk lembah

Dendritik : pola pengaliran dengan bentuk seperti pohon, dengan

anak-anak sungai dan cabang-cabangnya mempunyai arah yang

tidak beraturan. Umumnya berkembang pada batuan yang

resistensinya seragam, batuan sedimen datar, atau hampir datar,

daerah batuan beku masif, daerah lipatan, daerah metamorf yang

kompleks. Kontrol struktur tidak dominan di pola ini, namun

Page 3: Bentuklahan Asal Proses Fluvial

biasanya pola aliran ini akan terdapat pada daerah punggungan

suatu antiklin.

Radial, adalah pola pengaliran yang mempunyai pola memusat atau

menyebar dengan 1 titik pusat yang dikontrol oleh kemiringan

lerengnya.

Rectanguler : pola pengaliran dimana anak-anak sungainya

membentuk sudut tegak lurus dengan sungai utamanya, umumnya

pada daerah patahan yang bersistem (teratur).

Trellis, adalah bentuk seperti daun dengan anak-anak sungai sejajar.

Sungai utamanya biasanya memanjang searah dengan jurus

perlapisan batuan. Umumnya terbentuk pada batuan sedimen

berselang-seling antara yang mempunyai resistensi rendah dan

tinggi. Anak-anak sungai akan dominan terbentuk dari erosi pada

batuan sedimen yang mempunyai resistensi rendah.

2.3.Klasifikasi lembah sungai berdasarkan atas struktur pengontrol

Sungai Anteseden adalah sungai yang tetap mempertahankan arah aliran

airnya walaupun ada struktur geologi (batuan) yang melintang. Hal ini terjadi

karena kekuatan arusnya, sehingga mampu menembus batuan yang

merintanginya. Sungai Superposed, adalah sungai yang melintang, struktur

dan prosesnya dibimbing oleh lapisan batuan yang menutupinya.

2.4.Klasifikasi lembah sungai berdasarkan atas sifat aliran

Sungai dapat dibedakan menjadi 3 macam tipe, yaitu :

Sungai Permanen/Perennial : yaitu sungai yang mengalirkan air

sepanjang tahun dengan debit yang relatif tetap. Dengan demikian

antara musim penghujan dan musim kemarau tidak terdapat

perbedaan aliran yang mencolok. Tipe sungai ini biasanya terdapat

didaerah yang beriklim basah, daerah kutub, dan subkutub. Di

Indonesia tipe sungai ini berkembang apabila kondisi lahannya dapat

mendukung. Contoh : Sungai permanen di Indonesia.

Sungai Musiman/Periodik/Intermitten : yaitu sungai yang aliran airnya

tergantung pada musim. Pada musim penghujan ada alirannya dan

Page 4: Bentuklahan Asal Proses Fluvial

musim kemarau sungai kering. Berdasarkan sumber airnya sungai

intermitten dibedakan : a) Spring fed intermitten river yaitu sungai

intermitten yang sumber airnya berasal dari air tanah dan b) Surface

fed intermitten river yaitu sungai intermitten yang sumber airnya

berasal dari curah hujan atau penciran es.

Sungai Tidak Permanen/Ephemeral : yaitu sungai tadah hujan yang

mengalirkan airnya sesaat setelah terjadi hujan. Karena sumber airnya

berasal dari curah hujan maka pada waktu tidak hujan sungai tersebut

tidak mengalirkan air.

2.5.Tiga aktivitas utama sungai

a. Erosi

Erosi adalah lepasnya material dasar dari tebing sungai. Erosi yang

dilakukan oleh air dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu

Quarrying, yaitu pendongkelan batuan yang dilaluinya.

Abrasi, yaitu penggerusan terhadap batuan yang dilewatinya.

Scouring, yaitu penggerusan dasar sungai akibat adanya ulakan

sungai, misalnya pada daerah cut off slope pada Meander.

Korosi, yaitu terjadinya reaksi terhadap batuan yang dilaluinya.

Berdasarkan arahnya, erosi dapat dibedakan menjadi :

Erosi vertikal, erosi yang arahnya tegak dan cenderung

terjadi pada daerah bagian hulu dari sungai menyebabkan

terjadinya pendalaman lembah sungai.

Erosi lateral, yaitu erosi yang arahnya mendatar dan

dominan terjadi pada bagian hilir sungai, menyebabkan

sungai bertambah lebar .

Erosi yang berlangsung terus hingga suatu saat akan

mencapai batas dimana air sungai sudah tidak mampu

mengerosi lagi dikarenakan sudah mencapai erosion base

level.

Page 5: Bentuklahan Asal Proses Fluvial

Erosion base level ini dapat dibagi menjadi

ultimate base level yang base levelnya berupa permukaan

air laut dan temporary base level yang base levelnya lokal

seperti permukaan air danau, rawa, dan sejenisnya.

Intensitas erosi pada suatu sungai berbanding lurus dengan

kecepatan aliran sungai tersebut. Erosi akan lebih efektif

bila media yang bersangkutan mengangkut bermacam-

macam material. Erosi memiliki tujuan akhir meratakan

sehingga mendekati ultimate base level.

b. Transportasi

Transportasi adalah terangkutnya material hasil erosi, dengan cara terbawa

dalam larutan, melompat, menggelinding. Transportasi mengangkut

material oleh suatu tubuh air yang dinamis yang diakibatkan oleh tenaga

kinetis yang ada pada sungai sebagai efek dari gaya gravitasi

Dalam membahas transportasi sungai dikenal istilah :

stream capacity : jumlah beban maksimum yang mampu diangkat

oleh aliran sungai

stream competance : ukuran maksimum beban yang mampu diangkut

oleh aliran sungai.Sungai mengangkut material hasil erosinya

secara umum melalui 2 mekanisme, yaitu mekanisme bed load dan

suspended load .

Mekanisme bed load : pada proses material-material tersebut

terangkut sepanjang dasar sungai, dibedakan menjadi beberapa

cara, antara lain :

Traction : material yang diangkut terseret di dasar sungai.

Rolling : material terangkut dengan cara menggelinding di

dasar sungai.

Saltation : material terangkut dengan cara menggelinding

pada dasar sungai.

Page 6: Bentuklahan Asal Proses Fluvial

Mekanisme suspended load : material-material terangkut dengan

cara melayang dalam tubuh sungai, dibedakan menjadi :

Suspension : material diangkut secara melayang dan

bercampur dengan air sehingga menyebabkan sungai

menjadi keruh.

Solution : material terangkut, larut dalam air dan

membentuk larutan kimia.

c. Deposisi

Proses sedimentasi yang terjadi ketika sungai tidak mampu lagi

mengangkut material yang dibawanya. Apabila tenaga angkut semakin

berkurang, maka material yang berukuran kasar akan diendapkan terlebih

dahulu baru kemudian diendapkan material yang lebih halus. Ukuran

material yang diendapkan berbanding lurus dengan besarnya energi

pengangkut, sehingga semakin ke arah hillir ukuran butir material yang

diendapkan semakin halus.

C. Bentuklahan Bentukan Asal Fluvial

1. Dataran aluvial

Dataran alluvial merupakan dataran yang terbentuk akibat proses-proses

geomorfologi yang lebih didominasi oleh tenaga eksogen antara lain iklim, curah

hujan, angin, jenis batuan, topografi, suhu, yang semuanya akan mempercepat proses

pelapukan dan erosi. Hasil erosi diendapkan oleh air ke tempat yang lebih rendah atau

mengikuti aliran sungai.

Dataran alluvial menempati daerah pantai, daerah antar gunung, dan dataran

lembah sungai. daerah alluvial ini tertutup oleh bahan hasil rombakan dari daerah

sekitarnya, daerah hulu ataupun dari daerah yang lebih tinggi letaknya. Potensi air

tanah daerah ini ditentukan oleh jenis dan tekstur batuan.

2. Dataran banjir

Page 7: Bentuklahan Asal Proses Fluvial

Dataran banjir berupa dataran yang luas yang berada pada kiri kanan sungai yang

terbentuk oleh sedimen akibat limpasan banjir sungai tersebut. Umumnya berupa

pasir, lanau, dan lumpur.

3. Tanggul alam sungai (natural levee)

Tanggul yang terbentuk akibat banjir sungai di wilayah dataran rendah yang

berperan menahan air hasil limpasan banjir sehingga terbentuk genangan yang dapat

kembali lagi ke sungai. Seiring dengan proses yang berlangsung kontinyu akan

terbentuk akumulasi sedimen yang tebal sehingga akhirnya membentuk tanggul alam.

\

4. Rawa belakang (backswamps)

Backswamp atau Rawa belakang adalah bagian dari dataran banjir dimana

simpanan tanah liat menetap setelah banjir. Backswamps biasanya terletak di

belakang sungai alam sebuah tanggul. Kemudian kembali rawa-rawa yang terletak

agak jauh dari saluran sungai di dataran banjir tersebut. Ketika air tumpah ke dataran

banjir, material terberat tetes keluar pertama dan materi terbaik dilakukan jarak yang

lebih besar

Relief : Cekung – datar

Batuan/struktur :Berlapis, tidak kompak

Proses :Sedimentasi

Karakteristik :Relief cekung - datar, selalu tergenang, proses

sedimentassi.

5. Kipas aluvial

Bila suatu sungai dengan muatan sedimen yang besar mengalir dari bukit atau

pegunungan, dan masuk ke dataran rendah, maka akan terjadi perubahan gradien

kecepatan yang drastis, sehingga terjadi pengendapan material yang cepat, yang

dikenal sebagai kipas aluvial, berupa suatu onggokan material lepas, berbentuk

seperti kipas, biasanya terdapat pada suatu dataran di depan suatu gawir. Biasanya

pada daerah kipas aluvial terdapat air tanah yang melimpah. Hal ini dikarenakan

umumnya kipas aluvial terdiri dari perselingan pasir dan lempung sehingga

merupakan lapisan pembawa air yang baik.

6. Teras sungai

Page 8: Bentuklahan Asal Proses Fluvial

teras sungai dapat dimanfaatkan untuk mengetahui

proses-proses yang telah terjadi di masa lalu. teras sungai

merupakan satu morfologi yang sering dijumpai pada sungai. Proses deposisi,

proses migrasi saluran, proses erosi sungai meander dan aliran overbank sangat

berperan dalam pembentukan dan perkembangan dataran banjir. Faktor yang

mempengaruhi proses pembentukan dan perkembangan teras sungai adalah

perubahan base level of erosion dan perubahan iklim

7. Gosong sungai (point bar)

Relief : Datar – berombak

Batuan/struktur : Berlapis, tidak kompak

Proses :Sedimentasi

Karakteristik : Terbentuk pada tubuh sungai bagian hilir, bagian hulu

gosong tumpul dan bagian hilir menyudut.

8. Sungai teranyam (braided stream)

Terbentuk pada bagian hilir sungai yang memiliki slope hampir datar – datar,

alurnya luas dan dangkal. terbentuk karena adanya erosi yang berlebihan pada bagian

hulu sungai sehingga terjadi pengendapan pada bagian alurnya dan membentuk

endapan gosong tengah. Karena adanya endapan gosong tengah yang banyak, maka

alirannya memberikan kesan teranyam. Keadaan ini disebut juga

anastomosis( Fairbridge, 1968).

9. Sungai meander dan enteranched meander

Bentukan pada dataran banjir sungai yang berbentuk kelokan karena pengikisan

tebing sungai, daerah alirannya disebut sebagai Meander Belt. Meander ini terbentuk

apabila pada suatu sungai yang berstadia dewasa/tua mempunyai dataran banjir yang

cukup luas, aliran sungai melintasinya dengan tidak teratur sebab adanya pembelokan

aliran Pembelokan ini terjadi karena ada batuan yang menghalangi sehingga alirannya

membelok dan terus melakukan penggerusan ke batuan yang lebih lemah.

10. Delta dan macamnya

Delta adalah bentang alam hasil sedimentasi sungai pada bagian hilir setelah

masuk pada daerah base level. Pada saat aliran air mendekati muara, seperti danau

atau laut maka kecepatan aliranya menjadi lambat. Akibatnya, terjadi pengendapan

Page 9: Bentuklahan Asal Proses Fluvial

sedimen oleh air sungai. Pasir akan diendapkan sedangkan tanah liat dan lumpur akan

tetap terangkut oleh

aliran air. Setelah sekian lama , akan terbentuk lapisan - lapisan sedimen. Akhirnya

lapian lapisan sedimen membentuk dataran yang luas pada bagian sungai yang

mendekati muaranya dan membentuk delta.

Pembetukan delta memenuhi beberapa syarat. Pertama, sedimen yang dibawa

oleh sungai harus banyak ketika akan masuk laut atau danau. Kedua, arus panjang di

sepanjang pantai tidak terlalu kuat. Ketiga , pantai harus dangkal. Contoh bentang

alam ini adalah delta Sungai Musi, Kapuas, dan Kali Brantas.

D. Daftar Pustaka

http://adityamulawardhani.blogspot.com/2009/02/ bentang-alam-fluvial .html

http://geologi.ugm.ac.id/gdl42/gdl.php?mod=browse&op=read&id=tglugm--

msitocahyo-90

http://id.wikipedia.org/wiki/ Sungai

http://lingkunganhijau08007.blogspot.com/2010/01/hidrologi-dataran-alluvial-

pernah-ada.html

http://sim.nilim.go.jp/ge/SEMI2/Presentation/1Sampurno/Seminar.doc

http://wwwnuansamasel.blogspot.com/2010/05/hidrologi-bagian-ii.html

www.uwsp.edu/geo/.../alluvial_landforms_page_1.html

Bentukan Fluvial

1. Dataran alluvial (Alluvial Plain)Dataran alluvial merupakan dataran yang terbentuk akibat proses-proses geomorfologi yang lebih didominasi oleh tenaga eksogen antara lain iklim, curah hujan, angin, jenis batuan, topografi, suhu, yang semuanya akan mempercepat proses pelapukan dan erosi. Hasil erosi diendapkan oleh air ke tempat yang lebih rendah atau mengikuti aliran sungai.Dataran alluvial menempati daerah pantai, daerah antar gunung, dan dataran lembah sungai.

Page 10: Bentuklahan Asal Proses Fluvial

daerah alluvial ini tertutup oleh bahan hasil rombakan dari daerah sekitarnya, daerah hulu ataupun dari daerah yang lebih tinggi letaknya. Potensi air tanah daerah ini ditentukan oleh jenis dan tekstur batuan.

2. Dataran banjir (Flood Plain)Dataran banjir berupa dataran yang luas yang berada pada kiri kanan sungai yang terbentuk oleh sedimen akibat limpasan banjir sungai tersebut. Umumnya berupa pasir, lanau, dan lumpur. Dataran banjir merupakan bagian terendah dari floodplain. Ukuran dan bentuk dari dataran banjir ini sangat tergantung dari sejarah perkembangan banji, tetapi umumnya berbentuk memanjang (elongate). Endapan dataran banjir (floodplain) biasanya terbentuk selama proses penggenangan (inundations).

Umumnya Endapan dataran banjir ini didominasi oleh endapan suspensi seperti lanau dan lumpur, meskipun kadang-kadang muncul batupasir halus yang terendapkan oleh arus yang lebih kuat pada saat puncak banjir. Kecepatan pengendapannya pada umumnya sangat rendah, berkisar antara 1 dan 2 cm lapisan lanau-lempung per periode banjir (Reineck dan Singh, 1980). Endapannya mengisi daerah relatif datar pada sisi luar sungai dan kadang-kadang mengandung sisa tumbuhan serta terbioturbasikan oleh organisme-organisme. Di Indonesia, dapat ditemukan di Kecamatan kretek Kab. Bantul, yang merupakan dataran banjir dari Sungai Opak.

Page 11: Bentuklahan Asal Proses Fluvial

3. Tanggul alam sungai (Natural Levee)Tanggul alam merupakan akumulasi sedimen berupa igir/tanggul memanjang dan membatasi alur sungai. Tinggi maksimum suatu tanggul terdapat pada bagian tepi dalam tanggul yang berbatasan dengan alur sungai dengan lereng yang curam. Hal ini menunjukkan bahwa tinggi muka air sungai pernah menapai permukaan tanggul tersebut pada saat terjadi banjir besar. Sebaliknya menjauhi alur sungai kea rah dataran banjir lereng tanggul berangsur-angsur berkurang besarnya dari miring hingga landai.Tanggul yang terbentuk akibat banjir sungai di wilayah dataran rendah yang berperan menahan air hasil limpasan banjir sehingga terbentuk genangan yang dapat kembali lagi ke sungai. Seiring dengan proses yang berlangsung kontinyu akan terbentuk akumulasi sedimen yang tebal sehingga akhirnya membentuk tanggul alam.

Tanggul alam memiliki struktur berlapis karena terbentuk oleh endapan sedimen saat banjir meluap melampaui tanggul sungai. Akibat kecepatan aliran yang menurun maka terjadilah pengendapan sedimen yang kasar diendapkan dekat alur sungai sedang yang lebih halus terangkut jauh kearah dataran banjir.Tanggul alam terdapat pada daerah dekat dengan muara sungai atau zona lower dari sungai

4. Rawa belakang (Backswamps)Backswamp atau Rawa belakang adalah bagian dari dataran banjir dimana simpanan tanah liat menetap setelah banjir. Backswamps biasanya terletak di belakang sungai alam sebuah tanggul. Kemudian kembali rawa-rawa yang terletak agak jauh dari saluran sungai di dataran banjir tersebut. Ketika air tumpah ke dataran banjir, material terberat tetes keluar pertama dan materi terbaik dilakukan jarak yang lebih besar

Relief : Cekung – datarBatuan/struktur :Berlapis, tidak kompakProses :SedimentasiKarakteristik :Relief cekung - datar, selalu tergenang, proses sedimentassi.

5. Kipas alluvial (Alluvial Fan)Bila suatu sungai dengan muatan sedimen yang besar mengalir dari bukit atau pegunungan, dan masuk ke dataran rendah, maka akan terjadi perubahan gradien kecepatan yang drastis, sehingga

Page 12: Bentuklahan Asal Proses Fluvial

terjadi pengendapan material yang cepat, yang dikenal sebagai kipas aluvial, berupa suatu onggokan material lepas, berbentuk seperti kipas, biasanya terdapat pada suatu dataran di depan suatu gawir. Biasanya pada daerah kipas aluvial terdapat air tanah yang melimpah. Hal ini dikarenakan umumnya kipas aluvial terdiri dari perselingan pasir dan lempung sehingga merupakan lapisan pembawa air yang baik.

Kipas Aluvial banyak terdapat pada daerah dengan perubahan lerang yang besar, misalnya pertemuan pegunungan terjal dengan dengan dataran.

Kipas alluvial yang menakjubkan ini luasnya dari Kunlun sampai pegunungan Altun, yang terletak di ujung selatan padang pasir takilmakan, China. Kipas Aluvial ini lembut, relative datar, landai dan terbuat dari batuan lepas dan sedimen, ditemukan di pegunungan dan disetor oleh air. Bentukan ini adalah salah satu yang terbesar di dunia.

6. Teras sungaiTeras sungai dapat dimanfaatkan untuk mengetahui proses- proses yang telah terjadi di masa lalu. teras sungai merupakan satu morfologi yang sering dijumpai pada sungai. Proses deposisi, proses migrasi saluran, proses erosi sungai meander dan aliran overbank sangat berperan dalam pembentukan dan perkembangan dataran banjir. Faktor yang mempengaruhi proses pembentukan

Page 13: Bentuklahan Asal Proses Fluvial

dan perkembangan teras sungai adalah perubahan base level of erosion dan perubahan iklim

7. Gosong sungai (point bar)Merupakan kenampakan morfologik yang umum pada sungai yang sedang mengalami meandering dan pada saat yang bersamaan pengendapan point bar merupakan proses sedimentasi yang terjadi di dalam alur sungai tersebut. Bentuk dan ukuran sedimentasi bervariasi tergantung pada besarnya alur sungai serta berkembang pada bagian lengkung dalam (inner band) alur sungai. Tekstur dari material point bar tergantung pada keadaan sedimen yang terangkut pada saat banjir terjadi. Kelerengan umumnya miring kea rah aliran menuju lengkung luar.

Relief : Datar - berombakBatuan/struktur : Berlapis, tidak kompakProses :Sedimentasi

Karakteristik :Terbentuk pada tubuh sungai bagian hilir, bagian hulu gosong tumpul dan bagian hilir menyudut.

8. Sungai teranyam (Braided Stream)Sungai teranyam merupakan bentukan asal proses fluvial berupa sungai yang saling terpisah membentuk seperti anyaman kemudian bergabung kembali pada bagian yang lain oleh adanya gosong sungai.

Terbentuk pada bagian hilir sungai yang memiliki slope hampir datar – datar, alurnya luas dan dangkal. terbentuk karena adanya erosi yang berlebihan pada bagian hulu sungai sehingga terjadi pengendapan pada bagian alurnya dan membentuk endapan gosong tengah. Karena adanya endapan gosong tengah yang banyak, maka alirannya memberikan kesan teranyam. Keadaan ini disebut juga anastomosis( Fairbridge, 1968).

Tipe sungai teranyam dapat dibedakan dari sungai kekelok dengan sedikitnya jumlah lengkungan sungai, dan banyaknya pulau-pulau kecil di tengah sungai yang disebut gosong.

Sungai teranyam akan terbentuk dalam kondisi dimana sungai mempunyai fluktuasi dischard besar dan cepat, kecepatan pasokan sedimen yang tinggi yang umumnya berbutir kasar, tebing mudah tererosi dan tidak kohesif (Cant, 1982). Biasanya tipe sungai teranyam ini diapit oleh

Page 14: Bentuklahan Asal Proses Fluvial

bukit di kiri dan kanannya. Endapannya selain berasal dari material sungai juga berasal dari hasil erosi pada bukit-bukit yang mengapitnya yang kemudian terbawa masuk ke dalam sungai. Runtunan endapan sungai teranyam ini biasanya dengan pemilahan dan kelulusan yang baik, sehingga bagus sekali untuk batuan waduk (reservoir).

Umumnya tipe sungai teranyam didominasi oleh pulau-pulau kecil (gosong) berbagai ukuran yang dibentuk oleh pasir dan krikil. Pola aliran sungai teranyam terkonsentrasi pada zona aliran utama. Jika sedang banjir sungai ini banyak material yang terbawa terhambat pada tengah sungai baik berupa batang pepohonan ataupun ranting-ranting pepohonan. Akibat sering terjadinya banjir maka di sepanjang bantaran sungai terdapat lumpur yang mengusai hampir di sepanjang bantaran sungai.

Sungai teranyam umumnya terdapat pada daerah datar dengan energi arus alirannya lemah dan batuan di sekitarnya lunak. Sungai tipe ini bercirikan debit air dan pengendapan sedimen tinggi. Daerah yang rata menyebabkan aliran dengan mudah belok karena adanya benda yang merintangi aliran sungai utama

9. Sungai meander dan Enteranched meanderBentukan pada dataran banjir sungai yang berbentuk kelokan karena pengikisan tebing sungai, daerah alirannya disebut sebagai Meander Belt. Meander ini terbentuk apabila pada suatu sungai yang berstadia dewasa/tua mempunyai dataran banjir yang cukup luas, aliran sungai melintasinya dengan tidak teratur sebab adanya pembelokan aliran Pembelokan ini terjadi karena ada batuan yang menghalangi sehingga alirannya membelok dan terus melakukan penggerusan ke batuan yang lebih lemah.

Leopold dan Wolman (1957) menyebut sungai meandering jika sinuosity-nya lebih daru 1.5. Pada sungai tipe ini erosi secara umum lemah sehingga pengendapan sedimen kuat. Erosi horizontallnya lebih besar dibandingkan erosi vertical, perbedaan ini semakin besar pada waktu banjir. Hal ini menyebabkan aliran sungai sering berpindah tempat secara mendatar. Ini rerjadi karena adanya pengikisan horizontal pada tepian sungai loleh aliran air utama pada daerah kelokan sungai pinggir luar dan pengendapan pada kelokan tepi dalam.

Page 15: Bentuklahan Asal Proses Fluvial

Meander banyak terdapat pada daerah dengan relief yang relative datar misalnya di Irian jaya dan Bintan yang ditunjukkan pada gambar.

10. Delta dan macamnyaDelta adalah bentang alam hasil sedimentasi sungai pada bagian hilir setelah masuk pada daerah base level. Pada saat aliran air mendekati muara, seperti danau atau laut maka kecepatan aliranya menjadi lambat. Akibatnya, terjadi pengendapan sedimen oleh air sungai. Pasir akan diendapkan sedangkan tanah liat dan lumpur akan tetap terangkut oleh aliran air. Setelah sekian lama , akan terbentuk lapisan - lapisan sedimen. Akhirnya lapian lapisan sedimen membentuk dataran yang

Page 16: Bentuklahan Asal Proses Fluvial

luas pada bagian sungai yang mendekati muaranya dan membentuk delta.

Pembetukan delta memenuhi beberapa syarat. Pertama, sedimen yang dibawa oleh sungai harus banyak ketika akan masuk laut atau danau. Kedua, arus panjang di sepanjang pantai tidak terlalu kuat. Ketiga , pantai harus dangkal.

Contoh bentang alam ini adalah delta Sungai Musi, Kapuas, dan Kali Brantas, delta Sungai Mahakam.

Menurut Storm drr (2005), Delta Mahakam merupakan tipe delta yang didominasi oleh proses pasang-surut dan gelombang laut yang berlokasi di tepian Cekungan Kutai, Kalimantan Timur dan mempunyai runtunan stratigrafi deltaik pantai (coastal deltaic) berumur Miosen hingga Holosen

11. Danau oxbow (Oxbow Lake)Danau Oxbow merupakan bentukan berbentuk U dari sebuah aliran sungai yang terbentuk ketika sebuah meander/kelokan sungai dengan sungai utama terpotong dan membentuk danau. Bentukan Fluvial tersebut disebut dengan danau oxbow dengan bentuk lengkungan yang khas.

Page 17: Bentuklahan Asal Proses Fluvial

Di Australia sebuah bentukan danau oxbow disebut Billabong yang berasal dari bahasa asli. Danau oxbow terbentu dari waktu ke waktu dari erosi dan pengendapan dari tanah yang terdapat di sungai. Danau oxbow terbentuk seperti di bawah ini :1. Di dalam putaran sungai perjalanan lebih lambat menyebabkan pengendapan lumpur2. Sementara itu air di tepi luar cenderung menyebabkan pengendapan lumpur3. Sementara itu air di tepi luar cenderung mengalir cepat yang mengikis tepian membentuk meander yang lebih luas4. Seiring waktu putaran meander melebar sampai bagian lehernya lenyap sama sekali5. Kemudian meander akan dihapus dari sungai say ini dan bentukan tapal kuda danau oxbow terbentuk.

Tanpa arus untuk memindahkan air bersama, sedimen menumpuk di sepanjang tepian dan menisci danau.

Sungai mati, oxbow, dan oxbow lake merupakan bentukan sebagai akibat dari sungai mati. Sungai mati terjadi sebagai akibat dari ditinggalkannya alur sungai oleh aliran air sungai utama, sehingga aliran air sungai terhenti atau berpindah ke alur sungai yang lain. Pemotongan alur sungai ini terjadi karena sungai tersebut telah mengalami kelengkungan (sinous), sungai yang telah mengalami terbentuknya meander. Ada tiga cara pemotongan sungai yang menyebabkan sungai tersebut ditinggalkan/mati yang membentuk dasar sungai mati (abandoned river), yaitu Chu cut off, neck cut off, dan avulsi. Pada pemotongansungai yang telah mengalami meandering tersebut akan membentuk senacam tapal kuda (oxbow), manakala oxbow ini

Page 18: Bentuklahan Asal Proses Fluvial

12. Stream CapturedMerupakan fenomena geomorfologi yang terjadi ketika aliran atau system drainase sungai atau DAS dialihakan dari tempatnya sebaliknya aliran yang beru berasal dari aliran sungai tetangganya. Hal tersebut terjadi akibat beberapa sebab, yaitu1. Gerakan tektonik bumi, dimana sudut lereng/kemiringan lereng dari perubahan tanah dan aliran sungai keluar dari bekas sungai sebelumnya2. Pembendungan alami akibat longsor atau lapisan es3. Erosi, baik erosi headward yang menyebabkan satu lembah sungai berada diatas yang lain, atau erosi lateral yaitu meander melalui tanah yang lebih tinggi membagi sungai yang berdekatan.4. Pada topografi karst, sungai bias tenggelam atau berada di bawah tanah dan kemudian muncul kembali di lembah sungai terdekat.5. Air tambahan mengalir kebawah capturing stream dan dapat mempercepat erosi dan mendorong perkembangan ngarai.

13. Lembah Terkubur (Burried Valley)Lembah terkubur adalah sebuah aliran sungai kuno atau lembah sungai yang telah diisi dengan

Page 19: Bentuklahan Asal Proses Fluvial

sedimen glacial atau terkonsolidasi. Endapan ini terdiri dari kerikil, pasir ,lumpur, dan tanah liat. Jenis sedimen seperti itu sering dapat menyimpan dan mentransmisikan sejumlah besar air tanah, sehingga daerah tersebut memiliki potensi air tanah yang besar. Pembentukannya terjadi akibat longsoran material di tebing sungai dalam jumlah m,aterial yang besar kemudian lembah sungai tertutup. Lembah terkubur banyak terdapat di daerah sungai bagian upper atau middle yang memiliki kestabilan lereng yang rendah dan lembah sungai relative dalam.

Pembentukan Burried Valley (lembah terkubur)

14. Struktur silangsiur (Crossbraided Structure)Crossbraided Structure merupakan bentukan proses perubahan arah aliran akibat adanya pola perlapisan batuan. Pembentukannya berasal dari sedimentasi oleh material di daerah pasang surut yang dalam waktu tertentu mengalami perubahan pada arah aliran arus dominan. Dalam waktu yang bergantian terjadi perubahan arah arus secara berlawanan sehingga terbentuk perlapisan sedimen yang khas. Pembentuk struktur silangsiur dapat berupa air ataupun angin.Struktur silangsiur ini banyak terdapat pada daerah estuary sehingga bentukanyya dipengaruhi

Page 20: Bentuklahan Asal Proses Fluvial

oleh air atau pada daerah gumuk pasir yang dipengaruhi oleh angin.

Struktur Silang-siur (Crossbraided Structure)

15. Tanggul sungai (Levee Ridge)Tanggul sungai merupakan bentukan dari proses fluvial yaitu sebuah bentukan berupa gundukan yang terdapat di sepanjang tepian sungai. Pembentukannya dari sedimentasi material yang terangkut oleh arus sungai kemudian terendapkan yang merupakan proses bentukan alami, sedangkan bentukan yang berupa pengaruh manusia merupakan artificial form. Tanggul sungai berfungsi untuk mencegah banjir ketika debit air berlebih.Tanggul sungai banyak terdapat pada dataran alluvial yang sering terjadi banjir, misalnya di Sungai progo.

Tanggul Sungai (levee ridge)

16. Lembah ditinggalkan (Abandon Valley)Lembah ditinggalkan merupakan benukan fluvial berupa lembah sungai yang tidak dialiri oleh air lagi. Proses pembentukannya akibat proses erosi dan sedimentasi terutama pada sungai

Page 21: Bentuklahan Asal Proses Fluvial

bermeander. Ketika meander terbentuk, kemudian aliran semakin intensif terbentuk danau tapal kuda. Dalam waktu yang lama air yang menggenang hilang membentuk lembah yang ditinggalkan.Bentukan ini banyak terdapat pada dataran alluvial dengan struktur batuan yang relative homogen

Lembah Ditinggalkan (Abandon Valley)

Daftar PustakaCharlton, Ro. 2008. Fundamentals of Fluvial Geomorphology. New York : Maddison AvenueKehew, Alan E dan Boettger, William M. 1986. Depositional Environmental of Braided Valley Aquifers in North Dakota. U.S : University of North DakotaSuharsono, Prapto. 1999. Identifikasi Bentuklahan dan Interpretasi Citra Untuk Geomorfologi.Fakultas Geografi:Universitas Gadjah Madahttp://adityamulawardhani.blogspot.com/2009/02/bentang-alam-fluvial.htmlhttp://en.wikipedia.org/wiki/Floodplain http://en.wikipedia.org/wiki/Buried_valleyhttp://en.wikipedia.org/wiki/Oxbow_lakehttp://en.wikipedia.org/wiki/Stream_capturehttp://geologi.ugm.ac.id/gdl42/gdl.php?mod=browse&op=read&id=tglugm--msitocahyo-90http://id.wikipedia.org/wiki/Sungaihttp://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/6308167173.pdfhttp://lingkunganhijau08007.blogspot.com/2010/01/hidrologi-dataran-alluvial-pernah-ada.html

Page 22: Bentuklahan Asal Proses Fluvial

http://sim.nilim.go.jp/ge/SEMI2/Presentation/1Sampurno/Seminar.docwww.uwsp.edu/geo/.../alluvial_landforms_page_1.htmlhttp://wong168.wordpress.com/2010/01/31/pemandangan-menakjubkan-karya-bumi-2/http://wwwnuansamasel.blogspot.com/2010/05/hidrologi-bagian-ii.htmlhttp://www.mbgnet.net/fresh/lakes/oxbow.htm