Bella

24
Interpretasi Data Seismik Bella

Transcript of Bella

Interpretasi Data SeismikBella

#1 Explain fluvial & deltaic env!Answer : Dalam mengidetnifikasi lapangan #1 dilakukan interpretasi untuk geological setting sebagai berikut :

Geological Setting

Lapangan #1 telah diidentifikasi sebagai daerah delta dominasi sungai, mirip dengan daerah delta sungai Missisipi (gambar 1). Gelombang dan arus laut yang kuat tidak mengenai garis pantai, sehingga pengendapan sedimen pada dan dekat garis pantai tidak mengalami reworked atau dispersi (penyebaran) secara lateral (gambar 2)

Gambar 1. Delta dominasi sungai (A) Sedimen yang tersuspensi dari citra infrared aerial. Delta sungai Missisipi, suatu delta kaki burung yang modern (B) Kemunculan sedimen yang

tersuspensi dari mulut sungai (C) Distribusi lateral dan vertikal dari karakteristik fasies pengendapan pada delta dominasi sungai. (Slatt, 2006)

Gambar 2. Ilustrasi dari jenis delta. Bagian 4 dan 5 adalah delta dominasi sungai (Slatt, 2006)

Ilustrasi lapangan #1, delta dominasi sungai. Delta terlindungi dari gelombang laut terbuka dan arus tidal.

The lower stratigraphic interval, called the Romeo Zone (Figs. 9.11–9.13),

is composed mainly of poorer reservoir-quality, river-dominated delta-front

and prodelta deposits

Identifikasi stratigrafi pada seismik menunjukkan pola supply sedimen dari sungai menuju bagian delta (bagian kiri gambar menuju kanan gambar), seperti gambar 3.

Bagian stratigrafi dari seismik pada lapangan #1 selanjutnya dilakukan marker untuk mengetahui batas pengendapan sedimen (gambar 4).

Gambar 3. Identifikasi arah pola supply sedimen

Arah supply sedimen

1

2

1 Bagian deltaBagian sungai2

Gambar 4. Pola stratigrafi dari rekaman seismik lapangan #1

Batas pola pengendapan

Seiring berjalannya waktu dan adanya ruang akomodasi (accomodation space) yang cukup antara permukaan laut dan lantai laut (seafloor) untuk mendapatkan sedimen, delta pada lapangan #1 akan mengalami prograde menuju laut. Melalui proses tersebut, permukaan menunjukkan adanya batas croscut waktu geologi antara fasies pengendapan (gambar 5). Sepanjang waktu, progradasi dan agradasi vertikal menunjukkan adanya penurunan secara progresif pada kedalaman air, ke titik yang mana sungai utama memberikan supply sedimen ke delta yang akan berpindah ke bagian air yang lebih dalam (menuju titik yang lebih rendah pada lantai laut), sehingga menyebabkan adanya perubahan lobe delta.

Gambar 5. Proses dari progradasi menuju laut pada suatu delta sepanjang waktu(dari Time 1 ke Time 3) (Slatt, 2006)

Pada lapangan #1, perubahan lobe menunjukkan adanya progradasi dan agradasi vertikal (penurunan secara progresif pada kedalaman air), seperti ditunjukkan pada gambar 6 dan 7.

Time 1

Time 2

Original Depositional Surface

Depositional Surface

Gambar 6. Kartun pola pengendapan pada lapangan #1

•Fasies utama dari pengendapan pada delta dominasi sungai adalah adanya distribusi pada lokasi (seperti gambar 7). Berupa reservoir sandy dari distribusi channel dan distribusi mouth bars.

Gambar 7. Ilustrasi fasies pada delta kaki burung Mississipi

Sedimen pada lapangan #1 dapat dihasilkan dari distribusi channel selama masa flooding yang menghasilkan endapan dengan sortasi baik dan sand yang paling permeabel pada bagian proksimal dari distribusi mouth bars, sepanjang batas proksimal-bar (gambar 8)

Gambar 8. Tipe pola distribusi sedimen dan distribusi mulut bar (Slatt, 2006).

Explain flufial & deltaic env!

#2 Locate 2 possibly testing well, & explain it!

Aditional Info for #2•Well tie result

▫Trough at 420 ms : sand Stone

▫Peak at 710 ms : Clay

▫0 crossing at 960 ms : Limestone

Stratigraphy

Tertiary

Cretaceous

UpperChalk

Lower

Greensand/Gault

Purbeck

Jurassic

Upper

Portland

Corallian

Oxford Clay

Kellaways

Cornbrash/Forest Marble

Great Oolite

Lower

Upper Lias

Middle Lias

Triassic

Upper Carboniferous

Explain flufial & deltaic env!

Patahan

420 ms Sandstone

710 ms Clay

960 ms Limestone

Possible Well Test 1

Possible Well Test 2

Patahan Normal

Antiklin

Pola pembentukan petroleum system pada lapangan #2 menunjukkan adanya struktural antiklin dan patahan normal. Petroleum system dianalisis terbentuk akibat adanya tensi sepanjang North – South yang membentuk struktur antiklin, sedangkan adanya ekstensi menyebabkan pembentukan patahan normal sepanjang lapangan tersebut.

•Possible Well Test 1 diletakkan karena adanya migrasi dari bawah akan bergerak ke atas dan dapat terjebak pada struktur antiklin pada lokasi tersebut. Migrasi dapat berasal dari source rock berupa clay yang akan tersingkap pada reservoir sandstone.

•Possible Well Test 2 diletakkan karena adanya migrasi dari bawah akan bergerak ke atas dan dapat terjebak pada struktur patahan normal pada lokasi tersebut. Migrasi dapat berasal dari source rock berupa clay yang akan tersingkap pada reservoir sandstone.

•Selain itu, possible well test 1 dan 2 dilakukan untuk mengenai reservoir sekaligus source rock limestone.