SKRIPSI BELLA YUNIAR PUTRI DWI KARTINI
Transcript of SKRIPSI BELLA YUNIAR PUTRI DWI KARTINI
iv
Halaman Motto
Yang Baik Akhlaknya Dan Bermanfaat Untuk Orang Lain
DAN
Ilmu Yang Tidak Diamalkan
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk :
1. Diri saya sendiri sebagai penulis yang telah berjuang dari awal hingga berada di titik akhir.
2. Dan yang paling utama adalah saya persembahkan skripsi ini untuk kedua Orangtua saya yang sangat saya cintai. Kepada Papa Karnalis dan Mama Martini, terimakasih karena tanpa adanya dukungan dari mereka, skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
3. Tidak lupa juga saya persembahkan skripsi ini untuk Kakak saya Anang Putra Marlis Pratama dan juga Adik saya Chika Meilani Putri Kartini. Terimakasih karena kalian sudah menjadi warna dalam kehidupan saya. Kasih sayang yang tiada henti dari saya sebagai seorang adik dan kakak untuk kalian berdua.
4. Dan yang terakhir saya persembahkan skripsi ini untuk para pembaca, selamat membaca, semoga bermanfaat dan menjadi referensi untuk penelitian kedepannya, jika ada kesalahan saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.
vi
UCAPAN TERIMAKASIH
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena hanya berkat rahmat dan hidayahnya lah skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Dan peneliti juga menyadari bahwa tanpa adanya dukungan dari pihak pihak terkait serta teman-teman yang selalu menjadi motivasi saya untuk terus melanjutkan skripsi ini hingga akhirnya dapat terselesaikan dengan tepat pada waktunya. Terimakasih pada:
1. Bapak Dr. Sutoro Eko Yunanto, M.S.i selaku Ketua Sekolah Tinggi Pembangunan
2. Bapak Gregorius Sahdan, S.IP, M,A selaku Ketua Prodi Ilmu Pemerintahan
3. Bapak Drs. Triyanto Purnomo Raharjo, BE, M.Si, selaku pembimbing skripsi yang mengarahkan peneliti untuk dapat menyelesaikan penelitian ini.
4. Ibu Nelly Tiurmida. Ir., MPA selaku Dosen Pembimbing Akademik yang selalu memotivasi dan mengarahkan saya selama proses perkuliahan berjalan.
5. berjuang untuk mendidik mahasiswanya untuk menjadi generasi bangsa yang lebih baik untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia.
6. Kepada Kedua Orang Tua saya Bapak Karnalis dan Ibu Martini yang telah mendukung saya dalam dunia pendidikan mulai dari saya dilahirkan ke dunia ini hingga saat ini dan seterusnya. Kasih sayang kalian memang sepanjang masa, tidak ada duanya dan begitupun sebaliknya.
7. Kepada Kakak saya Anang Putra Marlis Pratama yang telah hadir dalam kehidupan saya, terimakasih telah memberikan pelajaran hidup yang begitu besar bagi saya, kamu adalah kakak terbaik sepanjang masa. Dan kepada Adik saya Chika Meilani Putri Kartini yang selalu mendukung serta memotivasi saya. Terimakasih karna hadirmu membantuku untuk menjadi seorang yang lebih dewasa dalam menghadapi segala masalah dalam hidup.
8. Kepada saudara sepupu saya Rasyid Rido yang telah membantu saya untuk melakukan penelitian ke Desa Sriharjo.
9. Kepada teman terbaik saya selama kuliah di APMD Lupiyati hingga seterusnya insayaallah. Terimakasih karena kamu sudah menemani susah dan senang saya selama perkuliahan. Terimakasih juga karna sudah menjadi patner yang baik untuk mengelilingi istimewanya Yogyakarta. Till jannah insyaallah.
10. Kepada teman ter-humble, ter-rakat saya selama kuliah Yosefina Nida Mitak hingga seterusnya insyaallah. Terimakasih karena kamu sudah menemani susah dan senang saya selama perkuliahan.
11. Kepada teman-teman seangkatan saya yang juga selalu menjadi motivasi saya untuk menjadi lebih baik lagi, terimakasih Renata, Erika, Yepta, Ita, Sekar, Syukran, Restu, Ferdinan, Hamila, Talita, Santi, Berta, Inar dan yang teman seperjuangan lainnya yang tidak dapat saya sebut satu-satu terimakasih karna kalian selalu memberi kata
See you all on top insyaallah.
vii
12. Kepada teman-teman organisasi UKMI yang telah membantu saya untuk berproses menjadi pribadi yang lebih baik lagi dalam berorganiasi serta dalam hal lainnya yang saya terima di dalam organisasi.
13. Kepada anak anak Kos Green Pak Supardal (Mbak Ghina, Novi, Intan, Anisa Bocil, Ayuk Ipis, dan juga double Yunita) terimakasih karena kalian telah menemani, memotivasi, mengingatkan dan membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini.
14. Kepada adik tingkat saya (Listi, Esti, Dobi, Mas Rikki, Dobi, Aziz, Ima, Siti, Dewi, Via, Widya, Kris
proses pembuatan skripsi ini. 15. Dan yang terakhir kepada senior-senior saya (Mas Hamaz, Mas Nuruddin, Mba Nia,
Mas Irfan, Mas Ibnu dan yang lainnya) karena telah memberikan sedikit banyak cerita pengalaman hidupnya maupun pengalamannya saat belajar di bangku per-kuliahan di APMD. Dan terkhusus untuk Mas Nanang Dwi P, dia tidak membantu tidak memotivasi bahkan terkadang dia adalah alasan saya malas dalam proses pembuatan skripsi ini, tetapi ada beberapa hal yang menjadi alasan saya untuk berterimakasih kepadanya, secara khusus.
viii
Kata Pengantar
Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan ridho-Nya lah penulis dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul: IMPLEMENTASI 4 (EMPAT) BIDANG KEWENANGAN DESA di Desa Sriharjo, Kecamatan Imogiri, Bantul. Penelitian ini dilakukan sebagai syarat untuk menempuh gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan.
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sriharjo karena berdasarkan hasil penelitian di tempat lokasi terdapat permasalahan terkait bidang pembangunan fisik lebih mendominasi dibandingkan dengan pembangunan Sumber Daya Manusia atau Pemberdayaan masyarakat di Desa Sriharjo. Pembangunan fisik memang lah penting untuk membantu masyarakat dalam menunjang segala aktivitas dalam meningkatkan perekonomian, akan tetapi pembangunan non fisik atau pembangunan Sumber Daya Manusia juga harus dapat ditingkatkan dengan berbagai cara dan upaya dari Pemerintah Desa.
Dalam kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan terimakasih dan penghargaan kepada:
1. Bapak Dr. Sutoro Eko Yunanto, M.S.i selaku Ketua Sekolah Tinggi Pembangunan
2. Bapak Gregorius Sahdan, S.IP, M.A selaku Ketua Prodi Ilmu Pemerintahan 3. Bapak Drs. Triyanto Purnomo Raharjo, BE, M.Si selaku pembimbing skripsi yang
mengarahkan peneliti untuk dapat menyelesaikan penelitian ini. 4. Pemerintah Kabupaten Bantul, yang telah mengizinkan untuk melakukan penelitian di
Desa Sriharjo. 5. Kepala Desa Sriharjo dan jajarannya yang telah membantu dalam penggalian data dan
informasi terkait Implementasi kewenangan Desa 6. Segenap warga dan tokoh masyarakat di Desa Sriharjo yang telah membantu
memberikan informasi terkait dengan kewenangan desa.
Demikian untuk kebaikan dari semua pihak, peneliti mengucapkan terimakasih dan semoga semua kebaikan akan dibalas oleh Allah SWT, dan jika terdapat kekhilafan dalam melakukan penelitian, saya ucapkan mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Yogyakarta, 11 Maret 2020
Penyusun
Bella Yuniar Putri Dwi Kartini
ix
DAFTAR ISI
Halaman Judul ................................................................................................................... i
Halaman Pengesahan .......................................................................................................... ii
Halaman Keaslian ............................................................................................................... iii
Halaman Motto ................................................................................................................... iv
Halaman Persembahan ......................................................................................................... v
Ucapan Terimakasih ........................................................................................................... vi
Kata Perngantar ............................................................................................................... .viii
Daftar Isi ............................................................................................................................ ix
Daftar Tabel ........................................................................................................................ xi
Daftar Gambar ..................................................................................................................... xii
Intisari .............................................................................................................................. .xiii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ............................................................................................................ 6
D. Manfaat Penelitian .......................................................................................................... 6
E. Kerangka Konseptual ...................................................................................................... 6
E.1. Implementasi Kebijakan........................................................................................... 6
E.2. Kewenangan Desa.................................................................................................. 10
E.2.1. Penyelenggaraan Pemerintahan ....................................................................... 11
E.2.2. Pembangunan Desa ......................................................................................... 17
E.2.3. Pembinaan Kemasyarakatan ........................................................................... 21
E.2.4. Pemberdayaan Masyarakat .............................................................................. 27
F. Ruang Lingkup ............................................................................................................. 31
G. Metode Penelitian ......................................................................................................... 31
x
G.1. Jenis Penelitian ...................................................................................................... 31
G.2. Unit Analisis .......................................................................................................... 32
G.3. Teknik pengumpulan Data ..................................................................................... 33
G.4. Teknik analisis data ............................................................................................... 34
BAB II PROFIL DESA SRIHARJO ................................................................................. 36
A. Kondisi Geografis ......................................................................................................... 36
B. Kondisi Demografis ...................................................................................................... 38
C. Sarana dan Prasarana Desa ............................................................................................ 42
D. Susunan Organisasi Pemerintah Desa Sriharjo............................................................... 47
E. Kelembagaan Desa Sriharjo .......................................................................................... 65
BAB III ANALISIS DATA ................................................................................................ 70
1. Komunikasi dalam 4 bidang Kewenangan Desa .......................................................... 70
2. Sumber daya dalam 4 bidang Kewenangan Desa ......................................................... 81
3. Disposisi dalam 4 bidang kewenangan Desa .............................................................. 91
4. Struktur Birokrasi dalam 4 bidang Kewenangan Desa ................................................ 96
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................................... 102
A. Kesimpulan .................................................................................................................... 102102
B. Saran ........................................................................................................................... 103
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... .106
xi
Daftar Tabel
Tabel 1.1 Deskripsi Informan ........................................................................................... 32
Tabel 2.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia .................................................................. 38
Tabel 2.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama .............................................................. 39
Tabel 2.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan ........................................................ 40
Tabel 2.4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ............................................ 41
Tabel 2.5 Prasarana Pendidikan ....................................................................................... 42
Tabel 2.6 Prasarana Ibadah .............................................................................................. 43
Tabel 2.7 Prasarana Kesehatan .......................................................................................... 44
Tabel 2.8 Prasarana Umum .............................................................................................. 45
Tabel 2.9 Prasarana Perhubungan ..................................................................................... 46
Tabel 2.10 Data Lurah dan Pamong Desa Sriharjo ............................................................ 47
Tabel 3.1 Penggunaan Dana Desa di Sriharjo ................................................................... 85
xii
Daftar Gambar
Gambar 2.1 Struktur Pemerintah Desa Sriharjo ................................................................ 63
Gambar 3.1 Website Desa Sriharjo ................................................................................... 72
Gambar 3.2 APBDesa tahun 2020 ................................................................................... 86
xiii
INTISARI
Implementasi 4 (empat ) bidang Kewenangan desa di Desa Sriharjo belum terlaksana dengan maksimal dikarenakan masih berkutik dengan permasalahan yang terjadi, hal ini dapat dibuktikan dengan Pembangunan Fisik Desa yang masih sangat dominan dibandingkan Pemberdayaan masyarakat di Desa Sriharjo. Anggaran Pendapatan dan belanja Desa yang bersumber dari Dana Desa yang diperoleh Desa Sriharjo pun masih dominan terpakai untuk pembangunan-pembangunan fisik Desa. Salah satu faktor terjadinya hal ini dikarenakan pemahaman dari masyarakat terkait dengan pembangunan non fisik masihlah sangat minim dan lebih memahami bahwa dana yang turun ke desa harus menghasilkan sebuah pembangunan yang dapat dilihat secara gamblang dan jelas. Selain itu juga, peningkatan kapasitas aparatur desa dalam memberikan pelatihan dalam bidang pemberdayaan masih menjadi sebuah masalah yang harus dituntaskan secara menyeluruh. Oleh karena itu, penulis akan mendeskripsikan bagaimana implementasi 4 (empat) bidang kewenangan Desa dalam di Desa Sriharjo, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul.
Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Objek dari penelitian ini adalah Implementasi 4 (empat ) bidang Kewenangan desa di Desa Sriharjo. Sedangkan Subjek dari penelitian ini adalah terdapat 9 informan yang ditetapkan dengan teknik purposive. Teknik pengumpulan data berdasarkan hasil Observasi, wawancara dan juga Dokumentasi dan teknis analisis data menggunakan teknik analisis data Kualitatif dengan langkah pertama pengumpulan data, reduksi data, penyajian data lalu langkah yang terakhir adalah Penarikan kesimpulan.
Berikut hasil dari penelitian yang telah dilakukan: (1) Komunikasi dalam 4 bidang kewenangan desa menjadi salah satu faktor penting dalam menjalankan sebuah program kebijakan, dalam hal ini komunikasi dapat berupa fisik maupun non fisik atau dapat berupa sosialisasi maupun dengan adanya website Desa. (2) Sumber daya dalam menjalankan 4 bidang kewenangan Desa, karena tanpa adanya sumber daya manusia dan finansialnya maka kewenangan desa hanyalah sebuah aturan tertulis dalam Undang-undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa. Dalam faktor sumber daya, pemerintah masih berusaha dalam meningkatkan kapasitas aparatur desa dan berupaya dalam menyeimbangkan antara pembangunan fisik dengan pemberdayaan masyarakat. (3) Disposisi dalam menjalankan 4 bidang kewenangan desa, juga merupakan faktor yang penting karena disposisi adalah karakteristik yang menempel erat kepada implementor (Pemerintah Desa). Kejujuran dan komitmen pemerintah Desa Sriharjo dapat terlihat dari adanya kesedian pemerintah desa dan mitranya dalam menjalankan amanah Undang-undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa, karena pemerintah desa menyadari bahwa mereka adalah pelaksana amanah Undang-undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa. (4) Struktur Birokrasi dalam menjalankan 4 bidang kewenangan desa menjadi bagian yang harus dimiliki dalam mengimplementasikan sebuah kebijakan, dalam hal ini Desa Sriharjo telah memenuhi struktur pemerintahan desa sriharjo serta cukup memahami Tupoksi nya masing-masing. Selain itu juga, terdapat koordinasi dan kerjasama yang baik antar pemerintah Desa dan BPD dalam menjalankan setiap program kewenangan Desa.
(Kata Kunci: Implementasi, Kewenangan, Kebijakan, Desa)
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Desa merupakan bentuk pemerintahan terkecil yang ada di Negara Kesatuan
Republik Indonesia ini. Mendengar kata Desa, banyak masyarakat yang langsung
mengidentifikasikannya atau mengkelompokkannya dengan hal-hal yang serba
ketinggalan zaman, kampungan dan lain sebagainya. Tetapi pada faktanya, keberadaan
desa menjadi bagian terpenting bagi Negara karena menjadi ujung tombak dari
pemerintah dan pembangunan Negara. Pada dasarnya desa adalah penopang kehidupan
dikota, karena kehidupan perkotaan bergantung pada produktivitas desa. Sejak lahirnya
Undang-undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa, terkandung didalamnya asas
rekognisi dan subsidiaritas untuk menegaskan kedudukan desa dalam sistem
ketatanegaraan dan pemerintahan NKRI.
Asas rekognisi merupakan konsep untuk memahami dan menjabarkan konsep
pengakuan dan penghormatan negara terhadap kesatuan-kesatuan masyarakat hukum
adat, yang tidak lain adalah desa, atau sebutan-sebutan lain seperti gampong, nagari,
lembang, banua, negeri dan sebagainya. Sedangkan asas subsidiaritas mengandung
beberapa pengertian, Pertama, subsidiaritas adalah lokalisasi penggunaan kewenangan
dan pengambilan keputusan tentang kepentingan masyarakat setempat kepada desa.
Kedua, pemerintah tidak melakukan campur tangan (intervensi) dari atas terhadap
kewenangan lokal desa, melainkan melakukan dukungan dan fasilitasi terhadap desa.
Ketiga, penetapan kewenangan lokal berskala desa menjadi kewenangan desa.
Penetapan itu berbeda dengan penyerahan, pelimpahan atau pembagian yang lazim
dikenal dalam asas desentralisasi maupun dekonsentrasi (Sutoro Eko, 2014:7-9) .
2
Kewenangan desa adalah hak desa untuk mengatur, mengurus dan bertanggung
jawab atas urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat. Dalam kata
iki beberapa makna: (1) Mengeluarkan dan
menjalankan aturan main (peraturan), tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan,
sehingga mengikat kepada pihak-pihak yang berkepentingan,(2) Bertanggungjawab
merencanakan, menganggarkan dan menjalankan kegiatan pembangunan atau pelayanan
serta menyelesaikan masalah yang muncul, (3) Memutuskan dan menjalankan alokasi
sumberdaya (baik dana, peralatan maupun personil) dalam kegiatan pembangunan atau
pelayanan termasuk membagi sumberdaya kepada penerima manfaat, (4) Mengurus
berarti menjalankan, melaksanakan, maupun merawat public goods yang telah diatur
tersebut. Implementasi pembangunan maupun pelayanan publik merupakan bentuk
nyata dari mengurus (Sutoro Eko, 2014 :.17-19).
Dalam pasal 18 Undang-undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa menyebutkan
bahwa Kewenangan Desa meliputi kewenangan di bidang Penyelenggaraan
Pemerintahan Desa, pelaksanaan Pembangunan Desa, Pembinaan Kemasyarakatan Desa
dan Pemberdayaan masyarakat Desa berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal-usul,
dan adat istiadat Desa . Berikut adalah penjabaran dari 4 bidang kewenangan Desa:
1. Penyelenggaraan Pemerintahan Desa telah ditegaskan dalam Pasal 23 Undang-
undang Nomor 6 tahun 2014 bahwa Pemerintahan Desa diselenggarakan oleh
Pemerintah Desa dengan berdasarkan asas: kepastian hukum, tertib
penyelengaraan pemerintahan, tertib kepentingan umum, keterbukaan,
proporsionalitas, profesionalitas, akuntabilitas, efektivitas dan efisiensi, kearifan
lokal, keberagaman, dan partisipatif. Pemerintah Desa sebagaimana yang
dimaksud dalam Pasal 23 adalah Kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain
dan yang dibantu oleh perangkat Desa atau yang disebut dengan nama lain.
3
2. Pembangunan Desa sebagaimana yang diatur dalam Pasal 78 Undang-undang
Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa adalah Meningkatkan kesejahteraan hidup
manusia serta penanggulangan kemiskinan melalui penyediaan pemenuhan
kebutuhan dasar, pembangunan sarana dan prasarana desa, pengembangan potensi
ekonomi lokal dan pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan secara
berkelanjutan. Maka dari itu, Undang-undang ini menggunakan 2 (dua)
atau disatukan dalam perencanaan Pembangunan Desa.
Perencanaan Pembangunan Desa mengacu pada perencanaan pembangunan
Kabupaten/kota. Pada Pasal 79 Undang-undang Nomor 6 tahun 2014 tentang
Desa menyebutkan bahwa Perencanaan Pembangunan Desa disusun secara
berjangka meliputi : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa dalam jangka
waktu 6 (enam) tahun dan Rencana Kerja Pemerintah Desa yang merupakan
penjabaran dari RPJMDesa untuk jangka satu tahun. Dan juga telah diatur dalam
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 114 Tahun 2014, tentang pedoman
Pembangunan Desa, disebutkan bahwa Perencanaaan Pembangunan Desa adalah
proses tahapan kegiatan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Desa dengan
melibatkan Badan Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara
partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka
mencapai tujuan pembangunan desa.
3. Pembinaan kemasyarakatan juga menjadi salah satu kewenangan desa seperti
yang disebutkan dalam Pasal 18 Undang-undang Nomor 6 tahun 2014 bahwa
Kewenangan Desa meliputi kewenangan di bidang Penyelenggaraan
Pemerintahan Desa, pelaksanaan Pembangunan Desa, Pembinaan
4
Kemasyarakatan Desa dan Pemberdayaan masyarakat Desa berdasarkan prakarsa
masyarakat, hak asal-usul, dan adat istiadat Desa .
4. Pemberdayaan masyarakat Desa, dalam Pasal 1 Ayat 12 Undang-undang Nomor 6
tahun 2014 dijelaskan bahwa Pemberdayaan Masyarakat Desa adalah upaya
mengembangkan kemandirian dan kesejahteran masyarakat dengan meningkatkan
pengetahuan, sikap, keterampilan, perilaku, kemampuan, kesadaran, serta
memanfaatkan sumberdaya melalui penetapan kebijakan, program, kegiatan, dan
pendampingan yang sesuai dengan esensi masalah dan prioritas kebutuhan
Masyarakat Desa.
Jika dilihat dari fakta yang terjadi di salahsatu desa yang terletak di Kabupaten
Bantul, yaitu Desa Sriharjo. Desa Sriharjo yang baru saja mengadakan pelantikan
Lurah desa (Kepala Desa) pada 21 November 2018 ini masih mengalami beberapa
kendala untuk menerapkan Undang-undang nomor 6 tahun 2014 tentang Desa ini. Desa
yang mayoritas bermata pencaharian dengan bercocoktanam padi ini, kerap disebut-
sebut sebagai desa yang dulunya memiliki tingkat kemiskinan yang cukup tinggi, kini
Desa Sriharjo telah mengalami beberapa perubahan baik dari segi fisik maupun
nonfisik. Pada idealnya, 4 kewenangan ini dilaksanakan secara merata dan sesuai
dengan kebutuhan yang dibutuhkan oleh masyarakat Desa. Namun, pada realita yang
terjadi adalah penerapan atau implementasi dari 4 kewenangan yang tertulis dalam
Undang-undang Desa Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa masih mengalami kendala
dalam menerapkannya. Salah satunya adalah permasalahan terkait bidang
pembangunan fisik lebih mendominasi dibandingkan dengan pembangunan Sumber
Daya Manusia atau Pemberdayaan masyarakat di Desa Sriharjo. Pembangunan fisik
memang lah penting untuk membantu masyarakat dalam menunjang segala aktivitas
dalam meningkatkan perekonomian, akan tetapi pembangunan non fisik atau
5
pembangunan Sumber Daya Manusia juga harus dapat ditingkatkan, dengan cara
memberikan pelatihan-pelatihan ataupun workshop terkait dengan hal-hal yang dapat
membuat masyarakat lebih berdaya dan mandiri serta dapat meningkatkan kreativitas
masyarakat untuk terus berkarya dengan sumber daya alam yang tersedia di Desa
Sriharjo.
Terkait dengan hal yang sudah dijelaskan diatas, maka peneliti ingin mengetahui
lebih lanjut tentang penerapan dari Undang-undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa,
khususnya dalam 4 bidang kewenangan Desa yaitu penyelenggaraan pemerintahan,
pembangunan Desa, pemberdayaan Masyarakat serta pembinaan Masyarakat yang telah
diterapkan oleh pemerintah Desa di Desa Sriharjo. Peneliti akan mencoba menjelaskan
dan menggambarkan serta berusaha untuk memberikan manfaat atas penelitian ini yang
terbungkus dalam satu judul yaitu : (Empat) Bidang
di Desa Sriharjo, Kecamatan Imogiri , Kabupaten Bantul.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari uraian latar belakang masalah yang dikemukakan sebelumnya,
permasalahan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana Implementasi 4 (empat) bidang Kewenangan Desa di Desa Sriharjo,
Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul?
2. Apa saja kendala-kendala yang ditemukan dalam mengimplementasikan 4 (empat)
bidang Kewenangan desa di Desa Sriharjo, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul?
6
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan penelitian adalah :
1. Untuk mendeskripsikan implementasi dari 4 kewenangan Desa yaitu
penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan
dan pemberderdayaan masyarakat di Desa Sriharjo, Kecamatan Imogiri, Kabupaten
Bantul.
2. Untuk mendeskripsikan hambatan/kendala-kendala apa saja yang dialami dalam
mengimplementasikan 4 bidang kewenangan Desa di Desa Sriharjo.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Akademik
Diharapkan penelitian ini dapat menambah ilmu pengetahuan tentang informasi
terkait dengan Implementasi 4 (empat ) bidang Kewenangan desa.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata bagi pemerintah Desa
dan masyarakat dalam Implementasi 4 (empat ) bidang Kewenangan desa.
E. Kerangka Konseptual
E.1. Implementasi Kebijakan
Menurut George C. Edward III (dalam Dwiyanto Indiahono, 2017: 31-34),
implementasi kebijakan publik menunjuk empat variabel yang berperan penting
dalam pencapaian keberhasilan implementasi. Empat variabel tersebut yaitu
komunikasi, sumber daya, disposisi, dan struktur birokrasi. Keempat variabel
tersebut juga saling berhubungan satu sama lain:
a. Komunikasi
Komunikasi, yaitu menunjuk bahwa setiap kebijakan akan dapat dilaksanakan
dengan baik jika terjadi komunikasi efektif antara pelaksana program
7
(kebijakan) dengan para kelompok sasaran (target group). Tujuan dan sasaran
dari program/kebijakan dapat disosialisasikan secara baik sehingga dapat
menghindari adanya distorsi atas kebijakan dan program. Ini menjadi penting
karena semakin tinggi pengetahuan kelompok sasaran atas program maka akan
mengurangi tingkat penolakan dan kekeliruan dalam mengaplikasikan program
dan kebijakan dalam ranah yang sesungguhnya.
b. Sumber daya
Sumber daya, yaitu menunjuk setiap kebijakan harus didukung oleh sumber
daya yang memadai, baik sumber daya manusia maupun sumberdaya finansial.
Sumber daya manusia adalah kecukupan baik kualitas maupun kuantitas
implementor yang dapat melingkupi seluruh kelompok sasaran. Sumberdaya
finansial adalah kecukupan modal investasi atas sebuah program / kebijakan.
Keduanya harus diperhatikan dalam implementasi program/kebijakan
pemerintah. Sebab tanpa kehandalan implementor kebijakan menjadi kurang
energik dan berjalan lambat dan seadanya. Sedangkan, sumber daya finansial
menjamin keberlangsungan program/kebijakan. Tanpa ada dukungan finansial
yang memadai, program tak dapat berjalan secara efektif dan cepat dalam
mencapai tujuan dan sasaran.
c. Disposisi
Disposisi, yaitu menunjuk karakteristik yang menempel erat kepada
implementor kebijakan/program. Karakter yang penting dimiliki oleh
implementor adalah kejujuran, komitmen dan demokratis. Implementor yang
memiliki komitmen yang tinggi dan jujur akan senantiasa bertahan diantara
hambatan yang ditemui dalam program/kebijakan. Kejujuran mengarahkan
8
implementor untuk tetap berada dalam arah program yang telah digariskan
dalam guideline program.
d. Struktur Birokrasi
Struktur birokrasi, menunjuk bahwa struktur birokrasi menjadi penting dalam
implementasi kebijakan. Aspek struktur birokrasi ini mencakup dua hal penting
pertama adalah mekanisme, dan struktur organisasi pelaksana sendiri.
Mekanisme implementasi program biasanya sudah ditetapkan melalui Standar
Operating Procedur (SOP) yang dicantumkan dalam guideline
program/kebijakan.
Lain halnya dengan pendapat Mazmanian dan Sabatiar (dalam Riant Nugroho,
2014: 220) Daniel Mazmanian dan Paul A. Sabatier (1983) menyatakan bahwa
implementasi melaksanakan keputusan kebijakan dasara, biasanya digabungkan
dalam anggaran dasar tetapi dapat juga mengambil bentuk perintah eksekutif atau
keputusan pengadilan yang penting. Idealnya, keputusan mengidentifikasi
masalah untuk dihadapi, menerapkan tujuan untuk dikejar, dan dalam berbagai
& de Leon,
200:473)
Dan juga teori yang dipaparkan oleh Van Meter dan Van Horn (dalam
Dwiyanto Indiahono, 2017:38-39) telah mengartikan implementasi kebijakan dari
Meter dan Horn menetapkan beberapa variabel yang diyakini dapat
mempengaruhi implementasi dan kinerja kebijakan. Beberapa variabel yang
terdapat dalam Model Meter dan Horn adalah sebagai berikut:
9
a. Standar dan sasaran kebijakan, standar dan sasaran kebijakan pada dasarnya
adalah apa yang hendak dicapai oleh program atau kebijakan, baik yang
berwujud maupun tidak, jangka pendek, menengah atau panjang.
b. Kinerja kebijakan merupakan penilaian terhadap pencapaian standar dan
sasaran kebijakan yang telah ditetapkan diawal.
c. Sumber daya menunjuk kepada seberapa besar dukungan finansial dan sumber
daya manusia untuk melaksanakan program atau kebijakan.
d. Komunikasi antar badan pelaksana, menunjuk kepada mekanisme prosedur
yang dicanangkan untuk mencapai sasaran dan tujuan program.
e. Karakteristik badan pelaksana, menunjuk seberapa besar daya dukung struktur
organisasi, nilai-nilai yang berkembang, hubungan dan komunikasi yang terjadi
di internal birokrasi.
f. Lingkungan sosial, ekonomi dan politik, menunjuk bahwa lingkungan dalam
ranah implementasi dapat mempengaruhi kesuksesan implementasi kebijakan
itu seniri.
g. Sekap pelaksana, menunjuk bahwa sikap pelaksana menjadi variabel penting
dalam implementasi kebijakan.
Dari pemaparan diatas, peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa
implementasi kebijakan adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh individu atau
kelompok dalam pelaksanaan peraturan perundang-undangan dengan melihat
adanya komunikasi, sumber daya, disposisi dan juga Struktur Birokkrasi. Maka
dari itu ruang lingkup yang diambil dalam penelitian ini yaitu mengacu pada
model implementasi kebijakan oleh George C.Edward III.
10
E.2. Kewenangan Desa
Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa mengandung misi mulia
yaitu negara melindungi dan memberdayakan agar menjadi kuat, maju, mandiri,
dan demokratis sehingga dapat menciptakan landasan yang kuat dalam
melaksanakan pemerintahan dan pembangunan menuju masyarakat yang adil,
makmur, dan sejahtera. Kemandirian Desa di kedepankan Undang-undang Desa
karena dua hal: Pertama, desa selama ini lemah dan tergantung, tidak memiliki
kedudukan dan kewenangan yang jelas, atau lebih banyak menanggung kewajiban
daripada kewenangan, menjadi objek politisasi dan pembangunan serta tidak
menjadi aset negara melainkan menjadi beban berat bagi negara. Kedua,
sebaliknya, Undang-undang Desa membawa semangat dan tujuan memperkuat
desa, memperjelas kedudukan dan kewenangan desa, membuat desa sebagai
subjek pembangunan serta desa menjadi aset bagi negara yang mempunyai
sumbangan terhadap cita-cita kesejahteraan rakyat (Sutoro Eko, 2014: 1-2).
Kewenangan desa adalah hak desa untuk mengatur, mengurus dan
bertanggung jawab atas urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat
setempat. Dalam pasal 18 Undang-undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa
menyebutkan bahwa Kewenangan Desa meliputi kewenangan di bidang
Penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan Pembangunan Desa,
Pembinaan Kemasyarakatan Desa dan Pemberdayaan masyarakat Desa
berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal-usul, dan adat istiadat Desa. Kemudian
pasal 19 Undang-undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa menyebutkan bahwa
Kewenangan Desa meliputi: Kewenangan berdasarkan hak asal-usul, kewenangan
lokal berskala desa, kewenangan yang ditugaskan oleh Pemerintah (Pemerintah
Daerah Provinsi, atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota), dan kewenangan lain
11
yang ditugaskan oleh Pemerintah (Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota) sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
E.2.1. Penyelenggaraan Pemerintahan
Pemerintahan Desa adalah penyelenggara urusan pemerintahan oleh
Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan
mengawasi kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan
adat istiadat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara
Kestuan Republik Indonesia. Sedangkan Pemerintah Desa adalah Kepala
Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan Desa.
Pemerintahan Desa termasuk salah satu perangkat Pemerintahan Daerah.
Pemerintahan Desa diatur dalam Undang-undang No.6 tahun 2014 tentang
Desa dan Peraturan Pemerintah Nomor 43 tahun 2014 tentang Peraturan
pelaksanaan Undang-undang No.6 tahun 2014 tentang Desa. Keduanya
mengatur penyelenggaraan Pemerintahan Desa. Terdapat Lembaga-lembaga
dalam menjalankan pemerintahan Desa, yaitu :
a. Pemerintah Desa
Pemerintah desa terdiri dari Kepala Desa dan Perangkat Desa.
Kepala Desa dan Perangkat Desa berdasarkan pasal 66 Undang-undang
Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa tersebut juga mendapatkan
penghasilan tetap setiap bulannya yang dianggarkan dalam APB Desa
yang bersumber dari Alokasi Dana Desa (ADD). ADD merupakan dana
perimbangan APBN yang diterima oleh Kabupaten/Kota yang
ditetapkan dalam APBD .
12
1) Kepala Desa
Sebuah Desa dipimpin oleh Kepala Desa dipilih secaraa lansung oleh
rakyat melalui sebuah pemilihan Kepala Desa (pilkades). Berdasarkan
Undang-undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa, seorang Kepala
Desa menjabat selama enam tahun untuk satu (1) kali masa jabatan dan
dapat dipilih kembali maksimal tiga (3) kali baik secara berturut-turut
maupun tidak.
2) Perangkat Desa
Dalam menyelenggarakan Pemerintahan Desa, Kepal Desa dibantu
oleh Perangkat Desa. Perangkat Desa terdiri atas Sekretaris Desa
(SEKDES) dan perangkat Desa lainnya. Perangkat Desa lainnya adalah
pelaksana teknis dan unsur kewilayahan. Hubungan kerja Kepala Desa
dan Perangkat Desa seperti layaknya menteri bagi presiden. Perangkat
Desa membantu tugas-tugas Keapala Desa untuk melayani warga Desa.
Perangkat desa berasal dari warga desa setempat yang diangkat dan
diberhentikan oleh Kepala Desa setelah dikonsultasikan dengan Camat
atas nama Bupati/Walikota. Dengan demikian perangkat desa
bertanggungjawab kepada Kepala Desa.
a) Unsur Staf
Perangkat Desa dari unsur staf terdiri dari Sekretaris Desa dan Kaur
(Kepala Urusan). Dalam Pemerintahan Desa, Sekretaris Desa
menempati posisi yang sangat penting. Sekretaris Desa membantu
Kepala Desa dalam menjalankan Pemerintahan Desa. Tugas utama
Sekretaris Desa adalah mengurusi adminitrasi desa. Dalam
menjalankan tugasnya, Sekretaris desa dibantu oleh unsur staf
13
kesekretariatan yang dipimpin oleh seorang Kepala Urusan atau
disebut Kaur. Sekertariat Desa paling banyak terdiri atas 3 (tiga)
urusan yaitu urusan tata usaha dan umum, urusan keuangan, dan
urusan perencanaan. Dan paling sedikit 2 (urusan) yaitu urusan
umum dan perencanaan serta urusan keuangan.
b) Unsur Pelaksana teknis, yaitu unsur pelaksana teknis lapangan.
Pelaksana teknis paling banyak terdiri dari 3 (tiga) seksi yaitu seksi
pemerintahan, seksi kesejahteraan dan seksi pelayanan. Paling
sedikit 2 (dua) seksi yaitu seksi pemerintahan serta seksi
kesejahteraan dan pelayanan. Masing-masing seksi dipimpin oleh
Kepala Seksi (Kasi).
c) Unsur Kewilayahan
Unsur kewilayahan membantu Kepala Desa dalam bidang
Pemerintahan. Bidang tugas unsur kewilayahan ini diatur oleh
kepala Desa.
b. Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
Anggota BPD dipilih oleh warga Desa berdasarkan keterwakilan
wilayah yang pengisiannya dilakukan secara demokratis dengan cara
musyawarah dan mufakat. Anggota BPD dipilih dari unsur tokoh
agama, tokoh masyarakat, ketua RT, ketua RW, maupun pemangku
adat. Sebagaimana Kepala Desa, BPD memiliki masa jabatan selama
enam tahun, setelah itu dapat dipilih untuk masa keanggotaan paling
banyak 3 (tiga) kali secara berturut-turut atau tidak. Jumlah anggota
BPD ditetapkan dengan jumlah gasal, paling sedikit 5 (lima) orang dan
paling banyak 9 (sembilan) dengan memperhatikan wilayah,
14
perempuan, penduduk, dan kemampuan Keuangan Desa. Dalam
menjalankan tugasnya, BPD berwenang dalam hal-hal berikut:
1) Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian Kepala Desa
2) Membahas rancangan peraturan Desa bersama Kepala Desa
3) Mengawasi pelaksanaan peraturan Desa
4) Membentuk pnitia pemilihan Kepala Desa
5) Menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat
6) Menyusun tata tertib BPD
7) Mengayomi adat-istiadat
8) Menyusun APBDesa bersama-sama dengan Kepala Desa
9) Melakukan pengawasan terhadap pemerintahan Desa dan meminta
keterangan tentang penyelenggaraan Pemerintahan Desa Kepada
Pemerintah Desa.
c. Lembaga Kemasyarakatan Desa
Lembaga Kemasyarakatan Desa adalah lembaga non-pemerintah
yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan kondisi dan kebutuhan.
Mengacu pada penjelasan pasal 150 ayat 1 PP No. 43 tahun 2014, yang
dimaksud Lembaga Kemasyarakatan Desa adalah Rukun Tetangga
(RT), Rukun Warga (RW), Karang Taruna, Pos Pelayanan Terpadu
(posyandu), Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), dan
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat.
Lembaga kemasyarakatan berfungsi sebagai pendukung pemerintah
Desa dan sebagai wadah partisipasi masyarakat Desa dalam
pembangunan, pemerintahan, kemasyarakatan, dan pemberdayaan yang
mengarah terwujudnya demokratisasi dan transparansi di tingkat
15
masyarakat serta menciptakan akses agar masyarakat lebih berperan
aktif dalam kegiatan pembangunan. Tugasnya adalah membantu
pemerintah Desa dalam menyelenggarakan pemerintahan Desa dan
merupakan mitra dalam meberdayakan masyarakat (A. Saibani dan
Djati H, 2014)
Adapun fungsi pemerintah desa menurut Veithzal Rivai (dalam: Adon
Nasrullah Jamaluddin, 2015: 111-112), merupakan gejala sosial, karena
harus diwujudkan dalam interaksi antar-individu didalam situasi sosial
kelompok masyarakat. Adapun fungsi pemerintah desa secara operasional
dapat dibedakan dalam fungsi pokok, sebagai berikut:
1. Instruktif. Fungsi ini bersifat komunikasi satu arah. Pemerintah sebagai
komunikator merupakan pihak yang menentukan apa, bagaimana,
bilamana, dan dimana pemerintahan dikerjakan agar keputusan dapat
dilaksanakan secara efektif.
2. Konsultatif. Fungsi ini digunakan sebagai komunikasi dua arah. Hal
tersebut digunakan sebagai usaha untuk menetapkan keputusan yang
memerlukan bahan pertimbangan dan mungkin memerlukan konsultasi
dengan masyarakat-masyarakat yang dipimpinya
3. Partisipasi. Dalam menjalankan fungsi ini, pemerintaha desa berusaha
mengaktifkan masyarakatnya, baik dalam keikutsertaan mengambil
keputusan maupun dalam pelaksanaannya. Partisipasi tidak berarti bebas
berbuat semaunya, tetapi dilakukan secara terkendali dan terarah berupa
kerjasama dengan tidak mencampuri atau mengambil tugas pokok orang
lain.
16
4. Delegasi. Fungsi ini dilaksanakan dengan memberikan pelimpahan
wewenang membuat atau menetapkan baik melalui persetujuan maupun
tanpa persetujuan pemerintah.
5. Pengendalian. Fungsi pengendalian berasumsi bahwa kepemimpinan
yang efektif harus mampu mengantar aktivitas anggotanya secara terarah
dan dalam. Koordinasi yang efektif, memungkinkan tercapainya tujuan
bersama secara maksimal dalam melaksanakan fungsi pengendalian
pemimpin yang dapat mewujudkan melalui kegiatan bimbingan,
pengarahan, koordinasi, dan pengawasan
Sedangkan, menurut Nurcholis (2011:138) pemerintah Desa
mempunyai tugas pokok:
1) Melaksanakan urusan rumah tangga desa, urusan pemerintahan umum,
2) Menjalankan tugas pembantuan dari pemerintah, pemerintah provinsi
dan pemerintah kabupaten
Untuk menjalankan tugas pokok tersebut pemerintah desa mempunyai
fungsi :
1) Menyelenggarakan urusan rumah tangga desa
2) Pelaksanaan tugas di Bidang pembangunan dan pembinaan masyarakat
yang menjadi tanggung jawabnya
3) Pelaksanaan pembina perekonomian desa
4) Pelaksanaan pembina partisipasi dan swadaya dan gotong royong
masyarakat.
5) Pelaksanaan pembinaan ketentraman dan ketertiban masyarakat
6) Pelaksanaan musyawarah penyelesaian perselisihan antar masyarakat
17
7) Penyusunan, pengajuan rancangan peraturan desa ;
8) Pelaksanaan tugas yang dilimpahkan kepada desa.
E.2.2. Pembangunan Desa
1) Pengertian Pembangunan Desa
Dalam Pasal 78 Undang-undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa
bahwa tujuan Pembangunan Desa adalah Meningkatkan kesejahteraan
hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan melalui penyediaan
pemenuhan kebutuhan dasar, pembangunan sarana dan prasarana desa,
pengembangan potensi ekonomi lokal dan pemanfaatan sumberdaya
alam dan lingkungan secara berkelanjutan. Maka dari itu, Undang-
undang ini menggunakan 2
perencanaan Pembangunan Desa.
Pemerintah Desa menyusun Perencanaan Pembangunan Desa
sesuai dengan mengacu pada perencanaan pembangunan
Kabupaten/kota. Sebagaimana yang telah diatur dalam Peraturan
Menteri Dalam Negeri No. 114 Tahun 2014, tentang pedoman
Pembangunan Desa, disebutkan bahwa Perencanaaan Pembangunan
Desa adalah proses tahapan kegiatan yang diselenggarakan oleh
Pemerintah Desa dengan melibatkan Badan Permusyawaratan Desa
dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan
pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai tujuan
pembangunan desa. Pada Pasal 79 menyebutkan bahwa Perencanaan
Pembangunan Desa disusun secara berjangka meliputi : Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Desa dalam jangka waktu 6 (enam)
18
tahun dan Rencana Kerja Pemerintah Desa yang merupakan penjabaran
dari RPJMDesa untuk jangka satu tahun.
Adapun pembangunan Desa sebagai rural development mempunyai
arti yang lebih luas lagi. Pembangunan masyarakat desa sudah tercakup
didalamnya. Pembangunan Desa dapat dikatakan sudah menjadi metode
yang merupakan satu kebulatan, yang terdiri atas komponen-komponen
yang satu sama lainnya saling berkaitan. Pembangunan masyarakat
merupakan salah satu komponen yang sangat penting dan menentukan
yang harus dibangun utuh bersama-sama dengan lingkungan fisik dan
lingkungan hidupnya. Dengan demikian, apabila berbicara tentang
pembangunan perdesaan, pada hakikatnya yang kita pikirkan adalah
pembangunan masyarakat desa (Adon Nasrullah Jamaluddin, 2015:232-
233).
Pembangunan perdesaan merupakan bagian integral dari
pembangunan nasional, yang merupakan usaha peningkatan kualitas
sumber daya manusia perdesaan dan masyarakat secara keseluruhan
yang dilakukan secara berkelanjutan berlandaskan pada potensi dan
kemampuan pedesaan. Dalam pelaksanaanya, pembangunan pedesaan
seharusnya mengacu pada pencapaian tujuan pembangunan, yaitu
mewujudkan kehidupan masyarakat pedesaan yang mandiri, maju,
sejahtera, dan berkeadilan. Pembangunan masyarakat Desa adalah
seluruh kegiatan pembangunan yang berlangsung di Desa dan meliputi
seluruh aspek kehidupan masyarakat, serta dilaksanakan secara terpadu
dengan mengembangkan swadaya gotong-royong. Tujuannya untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa berdasarkan kemampuan
19
dan potensi sumber daya alam (SDA) mereka melalui peningkatn
kualitas hidup, keterampilan, dan prakarsa masyarakat (Adon Nasrullah
Jamaluddin, 2015 : 240)
2) Tahapan Pembangunan
Beberapa tahapan pembangunan, diantaranya sebagai berikut:
Pertama, tahapan perencanaan pembangunan. Perencanaan diperlukan
karena kebutuhan pembangunan lebih besar daripada sumber daya yang
tersedia. Melalui tahaapan perencanaan, dirumuskan berbagai kegiatan
pembangunan yang secara efisien dan efektif dapat memberi hasil yang
optimal dalam memanfaatkan sumber daya yang tersedia dan
mengembangkan potensi yang tersedia dalam pembangunan. Kedua,
tahapan pelaksanaan pembangunan. Pelaksanaan pembangunan
merupakan seluruh kegiatan yang saling berkaitan dengan berbagai
kemungkinan dan berbagai sasaran yang telah ditentukan dalam
perencanaan pembangunan.
Ketiga, tahapan monitoring dan evaluasi pembangunan. Selain
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan adalah pemantauan atau
monitoring. Monitoring sangat diperlukan untuk menunjang
keberhasilan dalam proses pembangunan. Monitoring merupakan
prosedur dalam tahapan pembangunan yang berfungsi untuk
memberikan informasi tentang sejauh mana kegiatan pembangunan
telah dilaksanakan sesuai dengan yang direncanakan. Monitoring
diperlukan agar pelaksanaan pembangunan dapat diperbaiki. Keempat,
tahapan pengawasan pembangunan. Salah satu fungsi pengawasan
adalah meningkatkan pertanggungjawaban dan trasparansi sektor
20
publik. pengawasan pada dasarnya berfungsi menekankan langkah-
langkah pembenahan atau koreksi apabila dalam proses pembangunan
terjadi perbedaan dengan tujuan yang telah ditetapkan dalam tahapan
perencanaan pembangunan. Pengawasan pembangunan merupakan
bagian penting karena tahapan ini dapat menghasilkan keputusan untuk
mengevaluasi dan perbaikan dalam penyelenggaraan pembangunan
(Adon Nasrullah Jamaluddin, 2015: 222-225) .
3) Strategi (Pelaksanaan) Pembangunan Desa
Pada masa Orde baru, secara substansial stategi pembangunan desa
cenderung dilakukan secara seragam (penyeragaman) oleh pemerintah
pusat. Program Pembangunan Desa lebih bersifat top-down. Pada era
Reformasi secara substansial pembangunan Desa diserahkan kepada
desa itu sendiri. Adapun pemerintah dan pemerintah daerah cenderung
mengambil posisi dan peran sebagai fasilitator, memberi bantuan dana,
pembinaan, dan pengawasan. Program pembangunan desa lebih bersifat
bottom up atau kombinasi bottom-up dan top-down (Ali Hanapiah,
2011:12).
Pertama, top-down planning. Perencanaan pembangunan yang
lebih merupakan inisiatif pemerintah (pusat dan daerah).
Pelaksanaannya dapat dilakukan oleh pemerintah atau dapat melibatkan
masyarakat desa didalamnya. Meskipun demikian, orientasi
pembangunan tersebut tetap untuk masyarakat desa.
Kedua, bottom-up planning. Perencanaan pembangunan dengan
menggali potensi real keinginan atau kebutuhan masyarakat desa.
Masyarakat desa diberi kesempatan dan keleluasaan untuk membuat
21
perencanaan pembangunan atau merencanakan sendiri yang mereka
butuhkan. Hal ini dikarenakan masyarakat desa dianggap lebih
mengetahui apa yang mereka butuhkan. Pemerintah memfasilitasi dan
mendorong agar masyarakat desa dapat memberikan partisipasi aktifnya
dalam pembangunan desa.
Ketiga, kombinasi bottom-up dan top-down planning . pemerintah
(pusat atau daerah) bersama sama dengan masyarakat desa membuat
perencanaan pembangunan desa. Hal ini dilakukan karena masyarakat
masih memiliki berbagai keterbatasn dalam menyusun suatu
perencanaan dan melaksanakan pembangunan yang baik dan
komperhensif. Pelaksanaan Pembangunan ini melibatkan dan menuntut
peran serta aktif masyarakat desa dan pemerintah.
E.2.3. Pembinaan Kemasyarakatan
Pembinaan menurut asal kata bina yang artinya sama dengan bangun,
jadi pembinaan dapat diartikan sebagai pembangunan yaitu menjadikan
sesuatu hingga menjadi baru yang memiliki nilai-nilai yang lebih tinggi.
Dengan demikian pembinaan juga mengandung makna sebagai
pembaharuan yang memiliki usah-usaha untuk membuat suatu menjadi
lebih baik dan lebih bermanfaat. Unsur dari penegertian ini merupakan suatu
tindakan proses atau pernyataan dari suatu tujuan pembinaan menunjukkan
stilah pembinaan hanya diperankan
kepada unsur manusia, oleh karena itu pembinaan haruslah mampu
menekan hal-hal dalam persoalan manusia.
22
a. Pembinaan adalah suatu tindakan, proses atau pernyataan menjadi lebih
baik
b. Pembinaan merupakan suatu strategi yang unik dari sistem pembaruan
(change).
c. Pembinaan merupakan suatu pernyataan yang normatif, yakni
menjelaskan bagaimana pembaruan yang berencana serta
pelaksanaanya.
d. Pembinaan berusaha untuk mencapai efektivitas, efesiensi dalam suatu
perubahan dan pembaruannya yang dilakukan tanpa mengenal berhenti
Menurut Widjaja (2000:14) pembinaan adalah suatu proses
pengembangan yang mencakup urutan-urutan pengertian diawali dengan
mendirikan, membutuhkan, memelihara pertumbuhan tersebut disertai
usaha-uasah perbaikan, menyempurnakan dan mengembangkannya.
Pembinaan tersebut menyangkut kegiatan perencanaan, pengorganisasian,
pembiayaan, koordinasi, pelaksanaan dan pengawasan suatu pekerjaan
untuk mencapai tujuan hasil yang maksimal.
Dalam konteks Desa, pembinaan kemasyarakatan menjadi salah satu
kewenangan Desa yang sudah diatur dalam Undang-undang Nomor 6 tahun
2014 pasal 112 ayat 3 yang menyebutkan bahwa : Pemerintah, Pemerintah
Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota memberdayakan
masyarakat Desa dengan :
23
a. Menerapkan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
teknologi tepat guna, dan temuan baru untuk kemajuan ekonomi dan
pertanian masyarakat Desa
b. Meningkatkan kualitas pemerintahan dan masyarakat Desa melalui
pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan; dan
c. Mengakui dan mengfungsikan institusi asli dan/atau yang sudah ada di
masyarakat Desa.
Lalu untuk penjelasan lebih lanjut tentang bentuk pembinaan dan
pengawasan yang diberikan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah Provisi,
dan Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota telah ditulis dalam pasal 113
hingga pasal 115 Undang-undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa.
Pembinaan dan pengawasan yang dilakukan oleh Pemerintah sebagaimana
yang dimaksud dalam pasal 112 ayat (1) meliputi :
a. Memberikan pedoman dan standar pelaksnaaan penyelenggaraan
Pemerintahaan Desa
b. Memberikan pedoman tentang dukungan pendanaan dari Pemerintah,
Pemerintah Dearah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
kepada Desaa
c. Memberikan penghargaan, pembimbingan, dan pembinaan kepada
lembaga masyarakat Desa
d. Memberikan pedoman penyusunan perencanaan pembangunan
partisipatif
e. Memberikan pedoman standar jabatan bagi perangkat Desa
24
f. Memberikan bimbingan, supervisi, dan konsultasi penyelenggaraan
Pemerintahan Desa, Badan Permusyawaratan Desa, dan Lembaga
kemasyarakatan
g. Memberikan penghargaan atas prestasi yang dilaksanakan dalam
penyelenggaraan Pemerintahan Desa, Badan Permusyawaratan Des, dan
lembaga kemasyarakatan Desa
h. Menetapkan bantuan keuangan langsung kepada Desa
i. Melakukan pendidikan dan pelatihan tertentu kepada aparatur
Pmerintahan Desa dan Badan Permusyawaratan Desa
j. Melakukan penelitian tentang penyelenggaraan Pemerintahan Desa di
Desa tertentu
k. Mendorong percepatan pembangunan perdesaan
l. Memfasilitasi dan melakukan penelitian dalam rangka penentuan
kesatuan masyarakat hukum adat sebagai Desa; dan
m. Menyusun dan memfasilitasi petunjuk teknis bagi BUMDesa dan
lembaga kerja sama Desa
Lalu selanjutnya adalah pembinaan dan pengawasan yang dilakukan
oleh Pemerintah Daerah Provinsi sebagaimana dimaksud dalam pasal 112
ayat (1) meliputi:
a. Melakukan pembinaan terhadap kabupaten/kota dalam rangka
penyusunan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota yang mengatur Desa
b. Melakukan pembinaan Kabupaten/Kota dalam rangka pemberian
alokasi dana desa
25
c. Melakukan pembinaan peningkatan kapasitas Kepala Desa dan
perangkat Desa, Badan Permusyawaratan Des, dan lembaga
kemasyarakatan
d. Melakukan pembinaan manajemen Pemerintahan Desa
e. Melakukan pembinaan upaya percepatan Pembangunan Desa melalui
bantuan keuangan, bantuan peendampingan, dan bantuan teknis
f. Melakukan bimbingan teknis bidang tertentu yang tidak mungkin
dilakukan oleh Pmerintah Daerah Kabuapten/Kota
g. Melakukan inventarisasi kewenangan provinsi yang dilaksanakan oleh
Desa
h. Melakukan pembinaan dan pengawasan atas penetapan Rancangan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota dalam
pembiayaan Desa
i. Melakukan pembinaan terhadap Kabupaten/Kota dalam rangka
penataan wilayah Desa
j. Membantu Pemerintah dalam rangka penetuan kesatuan masyarakat
hukum adat sebagai Desa; dan
k. Membinan mengawasi penetapan pengaturan BUMDesa
Kabupaten/Kota dan lembaga kerjasama antar-desa.
Dan yang terakhir dijelaskan juga pembinaan dan pengawasan yang
dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud
dalam pasal 112 ayat (1) meliputi:
a. Memberikan pedoman pelaksanaan penugasan urusan Kabupaten/Kota
yang dilaksanakan oleh Desa
26
b. Memberikan pedoman penyusunan Peraturan Desa dan Peraturan
Kepala Desa
c. Memberikan pedoman penyusunan perencanaan pembangunan
partisipatif
d. Melakukan fasilitasi penyelenggaraan Pemerintahan Desa
e. Melakukan evaluasi dan pengawasan Peraturan Desa
f. Menetapkan pembiayaan alokasi dana perimbangan untuk Desa
g. Mengawasi pengelolaan Keuangan Desa dan pendayagunaan Aset Desa
h. Melakukan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan Pemerintahan
Desa
i. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi Pemerintah Desa,
Badan Permusyawaratan Desa, lembaga kemasyarakatan, dan lembaga
aadat
j. Memberikan penghargaan atas prestasi yang dilaksanakan dalam
penyelenggaraan Pemerintahan Desa, Badan Permusyawaratan Desa,
lembaga kemasyarakatan, dan lembaga adat.
k. Melakukan upaya percepatan pembangunan perdesaan
l. Melakukan upaya percepatan pembangunan Desa melalui bantuan
keuangan, bantuan pendampingan, dan bantuan teknis.
m. Melakukan peningkatan kapasitas BUMDesa dan lembaga kerjasama
antar-Desa ; dan
n. Memberikan sanksi atas penyimpangan yang dilakukan oleh Kepala
Desa sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
27
E.2.4. Pemberdayaan Masyarakat
1) Pengertian Pemberdayaan
Definisi pemberdayaan yang dikemukakan para pakar sangat
beragam dan kontekstual. Akan tetapi, dari berbagai definisi tersebut,
dapat disimpulkan bahwa pemberdayaan masyarakat merupakan upaya
untuk memampukan dan memandirikan masyarakat. Dengan kata lain
adalah upaya menolong masyarakat untuk menolong dirinya sendiri.
Berikut ini beberapa definisi tentang pemberdayaan :
a) Secara Konseptual, pemberdayaan atau pemberkuasaan
(empowerment), berasal dari kata power (kekuasaan atau
keberdayaan). Jadi, ide pemberdayaan bersentuhan dengan konsep
kekuasaan. Pengertian lain bahwa pemberdayaan menurut bahasa
berasal dari kata daya, yang mempunyai arti tenaga atau kekuatan,
pemberdayaan adalah upaya membangun sumber daya dengan
mendorong, memotivasi, dan membangkitkan kesadaran potensi
yang dimiliki serta berupaya untuk mengembangkannya (Edi
Suharto, 2009:57).
b) Konsep pemberdayaan (masyarakat desa) dapat dipahami dengan
dua cara pandang. Pertama, pemberdayaan dimaknai dalam
konteks menempatkan posisi masyarakat. Posisi masyarakat
bukanlah objek penerima manfaat (beneficaries) yang bergantung
pada pemberian dari pihak luar seperti pemerintah, melainkan
dalam posisi sebagai subjek (agen atau partisipan yang bertindak)
yang berbuat secara mandiri. Berbuat secara mandiri bukan berarti
lepas dari tanggungjawab negara. Kedua, masyarakat yang mandiri
28
sebagai partisipan berarti terbukanya ruang dan kapasitas
mengembangkan potensi-kreasi, mengontrol lingkungan dan
sumber dayanya sendiri, menyelesaikan masalah secara mandiri,
dan ikut menentukan proses politik di ranah Negara. Dengan kata
lain, masyarakat ikut berpartisipasi dalam proses pembangunan dan
pemerintahan (Sutoro Eko, 2002:15)
2) Bentuk-bentuk kegiatan Pemberdayaan
Ada berbagai bentuk atau program pemberdayaan, diantaranya sebagai
berikut :
a) Pemberdayaan politik, yang bertujuan meningkatkan daya tawar
(bargaining position) yang diperintah terhadap pemerintah.
Bargaining ini dimaksudkan agar yang diperintah mendapatkan
haknya dalam bentuk barang, jasa, layanan dan kepedulian tanpa
merugikan pihak lain.
b) Pemberdayaan Ekonomi, diperuntukkan sebagai upaya
meningkatkan kemampuan yang diperintah sebagai konsumen agar
berfungsi sebagai penanggung dari dampak negatif pertumbuhan,
pembayar risiko salah urus, pemikul beban pembangunan,
kegagalan program, dan akibat kerusakan lingkungan.
c) Pemberdayaan sosial-budaya, bertujuan meningkatkan kemampuan
sumber daya manusia melalui human investment guna
meningkatkan nilai manusia (human dignity), penggunaan (human
utilization), dan perlakuan yang adil terhadap manusia.
d) Pemberdayaan lingkungan, dimaksudkan sebagai program
perawatan dan pelestarian lingkungan, agar pihak yang diperintah
29
dan lingkungannya mampu beradaptasi secara kondusif dan saling
menguntungkan (Adon Nasrullah Jamaluddin, 2015:249-250)
3) Aktor Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan masyarakat harus melibatkan segenap potensi yang
ada dalam masyarakat. Beberapa aspek diantaranya adalah sebagai
berikut:
a) Peranan pemerintah sangat penting. Hal ini berarti birokrasi
pemerintah harus dapat menyesuaikan dengan misi ini. Dalam
rangka ini ada beberapa upaya yang harus dilakukan
i. Birokrasi harus memahami aspirasi rakyatdan harus peka
terhadap masalah yang dihadapi oleh rakyat.
ii. Birokrasi harus membangun partisipasi rakyat. Artinya,
memberi kepercayaan sebanyak-banyaknya kepada rakyat untuk
memperbaiki dirinya sendiri.
iii. Birokrasi harus menyiapkan masyarakat dengan sebaiknya, baik
pengetahuan maupun cara bekerjanya, agar upaya
pemberdayaan masyarakat dapat efektif.
iv. Birokrasi harus membuka dialog dengan masyarakat
v. Birokrasi harus membuka jalur informasi dan akses yang
diperlukan oleh masyarakat, yang tidak dapat diperolehnya
sendiri.
b) Birokrasi harus menciptakan instrumen peraturan dan pengaturan
mekanisme pasar yang memihak golongan masyarakat yang lemah
Organisasi kemasyarakatan di luar lingkungan masyarakat. Dalam
hal ini potensi yang berperan besar adalah lembaga-lembaga
30
swadaya masyarakat (LSM), selain organisasi-organisasi
kemasyarakatan yang bersifat nasionaldan lokal. LSM berfungsi
sebagai pelaksana program pemerintah (mewakili pmerintah),
menjadi pembantu (konsultan) pemerintah, tetapi juga menjadi
pembantu rakyat dalam program pemerintah. Sebaliknya LSM,
sesuai dengan namanya, dapat pula mengembangkan programnya
sendiri.
c) Lembaga masyarakat yang tumbuh dari dan di dalam masyarakat,
atau sering disebut local community organization. Lembaga ini
dapat bersifat semi atau kuasiformal, seperti LPMD PKK dan
Karangtaruna, atau yang benar-benar tumbuh dari masyarakat,
sperti kelompok arisan, kelompok sinoman, kelompok paketan dan
sebagainya (Adon Nasrullah Jamaluddin, 2015:252-253).
4) Definisi Pemberdayaan Masyarakat
Dalam Pasal 12 Undang-undang Nomor 6 tahun 2014 tentang
Desa menyebutkan bahwa Pemberdayaan Masyarakat Desa adalah
Upaya mengembangkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat
dengan meningkatkan pengetahuan, sikap, keterampilan, perilaku,
kemampuan, kesadaran, serta memanfaatkan sumberdaya melalui
penetapan kebijakan, program, kegiatan dan pendampingan yang sesuai
dengan esensi masalah dan prioritas kebutuhan masyarakat Desa.
Dalam pasal 126 Peraturan Pemerintah Nomor 43 tahun 2014
tentang pelaksanaan Undang-undang Nomor 6 tahun 2014
menyebutkan bahwa Pemberdayaan masyarakat Desa bertujuan untuk
memampukan Desa dalam melakukan aksi bersama sebagai suatu
31
kesatuan tata kelola Pemerintahan Desa, kesatuan tata kelola lembaga
kemasyarakatan desa dan lembaga adat, serta kesatuan tata ekonomi
dan lingkungan. Selanjutnya pasal 126 ayat 2 menyebutkan bahwa
Pemberdayaan masyarakat Desa dilakukan oleh Pemerintah daerah
Provinsi, pemerintah daerah kabupaten/kota, pemerintah desa dan pihak
ketiga.
F. Ruang Lingkup
Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan implementasi 4 (empat) bidang
kewenangan desa dalam penelitian ini yaitu yaitu penerapan Penyelenggaraan
Pemerintahan Desa, pelaksanaan Pembangunan Desa, pembinaan Kemasyarakatan serta
pemberdayaan masyarakat yang dapat dilihat dari komunikasi, sumber daya, disposisi
dan struktur Birokrasi. Maka ruang lingkup dari penelitian ini adalah:
a) Komunikasi terkait 4 Bidang Kewenangan Desa
b) Sumber daya terkait 4 Bidang Kewenangan Desa
c) Disposisi terkait 4 Bidang Kewenangan Desa
d) Struktur Birokrasi 4 Bidang Kewenangan Desa
G. Metode Penelitian
G.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian dalaam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Menurut
Denzin dan Lincoln (dalam Moeleong, 2017:5) mendefinisikan bahwa penelitian
kualitatif adaalah penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud
menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan
berbagai metode yang ada. Dalam penelitian kualitatif, metode yang biasa
digunakan adalah wawancara, observasi dan dokumentasi.
32
G.2. Unit Analisis
1. Objek Penelitian
Objek penelitian dalam penelitian ini adalah implementasi Penyelenggaraan
pemerintahan desa, Pembangunan Desa, Pembinaan Kemasyarakatan dan
Pemberdayaan masyarakat.
2. Subjek Penelitian
Dalam hal ini peneliti menggunakan Purposive dalam menentukan informan
yang telah diwawancarai pada saat penelitian di Desa Sriharjo.
Berikut adalah data informan yang telah diwawancarai pada saat penelitian di
lapangan :
Tabel 1.1 Deskripsi Informan
No Nama Jenis
Kelamin
Tingkat
pendidikan
Umur Pekerjaan
1. Titik Istiwayatun
Khasanah, S.Ip
P S1 44 tahun Lurah Desa
2. L S1 58 tahun Kasie Pelayanan
3. Sudarsono L SMK 57 tahun Kaur Perencanaan
4. Jumanto L SMA 45 tahun Ketua BPD
5. Andri Priyanto L SMK 38 tahun Kepala Dukuh
Trukan dan
Mbutuh
6. Nurhadi L SMA 56 tahun Ketua RT 03
Trukan
7. Candra L SMK 17 tahun Anggota IMKAN
Trukan
8. Sri Wahyuni P SMK 31 tahun Ibu PKK
9. Sugiyanto L SLTA 56 tahun Petani
33
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah mayoritas informan berjenis
kelamin Laki-laki yang berjumlah 7 orang informan, dan perempuan berjumlah 2
orang. Dan tingkat pendidikan rata-rata adalah tingkat SMA yang berjumlah 7
orang dan informan tingkat sarjana hanya berjumlah 2 orang informan. Lalu
kemudian untuk jenjang usia informan paling dominan adalah 45-58 tahun dan
paling sedikit adalah 17-38 tahun. Dari segi usia semua informan masih berada di
umur produktif baik dari pemerintah desa maupun dari masyarakatnya Lalu yang
terakhir yaitu dilihat dari segi pekerjaan, mayoritas informan adalah dari
pemerintah Desa yang berjumlah 3 orang informan lalu kemudian selebihnya
adalah dari mitra BPD dan juga beberapa tokoh masyarakat dari LPMD PKK dan
KarangTaruna.
G.3. Teknik pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut;
1. Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu
dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan
pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas
pertanyaan itu. (Moeleong, 2017:186). Peneliti telah melakukan wawancara
pada pihak Pemerintah Desa dan juga masyarakat Desa Sriharjo yang telah
ditentukan dalam unit analisis sebelumnya.
2. Observasi terus terang atau tersamar, dalam hal ini peneliti dalam
mengumpulkan pengumpulan data menyatakan terus terang pada sumber
data, bahwa ia sedang melakukan penelitian. (Sugiyono, 2015:312).
Observasi pada penelitian ini telah dilakukan dengan melihat langsung
kondisi dari penerapan 4 bidang kewenangan di Desa Sriharjo.
34
3. Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa
berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.
Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan
wawancara dalam penelitian kualitatif. Oleh karena itu hasilnya lebih kredibel
atau dapat dipercaya kalau didukung oleh dokumen. (Sugiyono, 2015:329)
G.4. Teknik analisis data
Analisis data menurut Bodgan dan Biklen (dalam Lexy J. Moeleong,
2012:248) adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,
mengorgnisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola,
mensintensiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting
dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceitakan kepada
oarang lain.
Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik analisis data dari Miles daan Huberman, yaitu:
1. Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan mencari, mencatat,
dan mengumpulkan data melalui hasil observasi, wawancara, dan
dokumentasi yang terkait dengan implementasi 4 (empat) kewenangan Desa.
2. Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal yang pokok, memfokuskan
pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data
yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan
mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan
mencarinya bila perlu (Sugiyono, 2017:338).
35
3. Penyajian Data
Display data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi,
merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami
tersebut (Sugiyono, 2017:341). Data yang telah terkumpul kemudian
dipaparkan dengan apa adanya. Dalam hal ini, tidak semua data yang
dianggap penting berupa teks normatif, gambar maupun tabel yang telah
disajikan dalam analisis data.
4. Penarikan kesimpulan merupakan tahap akhir dari suatu penelitian. Dalam
penelitian ini hasil temuan dan pemberian makna oleh peneliti dikaitkan
dengan konseptual yang ada sehingga menghasilkan suatu kesimpulan.
36
BAB II
PROFIL DESA SRIHARJO
A. Kondisi Geografis
a. Letak Luas Wilayah
Desa Sriharjo merupakan salah satu desa dari wilayah Kabupaten Bantul yang
terdiri dari 75 Desa yang berada di Kecamatan Imogiri dan berada di Jalan Raya Imogiri
Panggang.
Secara administratif Desa Sriharjo terdiri dari 12 Padukuhan yang terbagi menjadi
63 RT yang mendiami wilayah seluas 501,36 Ha. Wilayah Desa Sriharjo terletak di
Kecamatan Imogiri Kabupaten Bantul dengan batas-batas wilayah adalah sebagai
berikut:
a) Sebelah Utara : Desa Kebonagung, Kecamatan Imogiri
b) Sebelah Timur : Desa Mangunan, Kecamatan Dlingo
c) Sebelah Selatan : Desa Selopamioro, Kecamatan Panggang
d) Sebelah Barat : Desa Srihardono, Kecamatan Pundong
Adapun jarak Desa Sriharjo dengan pusat pemerintahan adalah sebagai berikut:
a) Jarak dari Pusat Kecamatan : 3 Km
b) Jarak dari Ibukota Kabupaten : 10 Km
c) Jarak dari Ibukota Provinsi : 17 Km
Hal ini salah satunya ditunjukkan dengan perkembangan penggunaan lahan
dimana dalam kurun waktu lima tahun terakhir, pola penggunaan lahan di Desa
Sriharjo mengalami perubahan cukup signifikan terutama pada lahan jenis tanah sawah
yang mengalami perubahan fungsi menjadi pemukiman dan kegiatan bisnis.
37
Ditinjau dari aspek pertanian, sebagian besar berupa lahan sawah menjadi tanah
menjadi andalan sebagian besar penduduk bergerak pada bidang pertanian yang tetap
mampu mencukupi kebutuhan dan ketersediaan pangan bagi masyarakat.
b. Pembagian Wilayah
Pembagian wilayah Desa Sriharjo berdasarkan sifat atau karakteristiknya dibagi
menjadi :
1) Kawasan Pertanian (Kring Barat dan Selatan)
Peruntukan lahan untuk kegiatan pertanian meliputi Pedukuhan Miri,
Pelemadu, Mojohuro, Gondosuli, Dogongan dan Trukan. Kawasan ini
merupakan penyangga produksi padi untuk Desa Sriharjo.
2) Kawasan Perkebunan (Kring Timur)
Peruntukan lahan sebagai perkebunan karena berupa perbukitan meliputi
Padukuhan Sompok, Pengkol, Wunut dan Ngrancah, wilayah ini
mengandalkan perkebunan dan tanaman Palawija.
3) Kawasan Pusat Pemerintahan (Kring Tengah)
Dimana balai Desa Sriharjo berda dan merupakan pusat Pemerintahan di
Desa Mojohuro sebagai Pusat perkembangan wilayah Desa Sriharjo
c. Keadaan Tanah dan Iklim
Desa Sriharjo berda pada kondisi tanah dataran rendah yang relatif subur. Letak
berada diantara ketinggian tanah 45 meter diatas permukaan laut. Setiap tahunnya Desa
Sriharjo terjadi pergantian musim ssebanyak 2 (dua) kali yaitu musim kemarau dan
penghujan dengan tingkat curah hujan sebesar 2.233 mm/tahun dan suhu udara rata-rata
28 Celcius. Secara Umum musim kemarau lebih panjang daripada musim penghujan.
38
B. Kondisi Demografis
Berdasarkan data registrasi penduduk tahun 2019 jumlah penduduk desa Sriharjo
sebanyak 10.408 jiwa yang terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak 5.047 jiwa dan
perempuan sebanyak 5.361 jiwa dan jumlah kepala keluarga sebanyak 3.020 KK.
a) Jumlah Penduduk Menurut Umur
Dilihat dari umur penduduk di Desa Sriharjo dapat digambarkan dalam tabel
berikut:
Tabel 2.1
Jumlah Penduduk Menurut Usia
No Umur Jumlah (orang)
1 0-15 Tahun 1.940
2 16-65 Tahun 6.897
3 Usia diatas 65 Tahun 1.267
Jumlah 10.408
Sumber : Data Monografi Desa tahun 2019
Dari Tabel 2.1 dapat diketahui bahwa jumlah penduduk terbesar berumur
antara 16 tahun sampai dengan 65 tahun yaknin sebesar 6.897 jiwa, artinya
sebagian besar penduduk Desa Sriharjo termasuk usia Produktif. Dan jumlah
penduduk terkecil yaitu berusia diatas 65 tahun, dengan adanya data ini sudah
dapat dikatakan bahwa Desa Sriharjo memiliki jumlah penduduk usia diatas 65
tahun (sepuh) yang cukup terbilang banyak. Akan tetapi anak-anak usia 0-15
tahundi Desa Sriharjo lebih tinggi dibanding usia diatas 65 tahun.
39
b) Jumlah Penduduk Menurut Agama
Pada umumnya disuatu tempat masyarakat memiliki keberagaman agama yang
berbeda-beda dan hal ini juga terdapat di Desa Sriharjo yang penduduknya
menganut agama yang berbeda satu sama yang lainnya. Keadaan ini dapat dilihat
dalam tabel berikut :
Tabel 2.2
Jumlah Penduduk Menurut Agama
No Agama Jumlah (orang)
1 Islam 10.286
2 Kristen 43
3 Katholik 79
4 Budha -
5 Hindu -
Jumlah 10.408
Sumber: Data Monografi Desa tahun 2019
Dari jumlah 3.020 KK di Desa Sriharjo, agama yang dianut oleh
masyarakatnya mayoritas adalah agama islam dengan jumlah 10.286 orang,
sedangkan untuk Agama Kristen berjumlah 43 orang dan agama Katholik
berjumlah 79 orang. Namun dengan adanya data ini tidak mengurangi sikap
toleransi antar umat beragama, masyarakat Desa Sriharjo tetap bersikap toleransi
terhadap sesama meskipun pemeluk agama non muslim menjadi minoritas di Desa
Sriharjo.
c) Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan
Desa Sriharjo merupakan salah satu desa yang tergolong dalam desa yang
memiliki tingkat kepedulian yang tinggi terhadap masalah pendidikan, terlebih
40
dalam motivasi belajar dari warganya. Bagi desa Sriharjo pendidikan merupakan
hal yang paling fundamental dan menjadi hak setiap orang. Berikut adalah tabel 2.3
jumlah penduduk berdasarkan pendidikan :
Tabel 2.3
Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan
No Tingkat Pendidikan Jumlah (orang)
1 Belum sekolah dan Taman Kanak-
kanak
892
2 Sekolah Dasar (SD) 3.279
3 Sekolah Menengah Pertama (SMP) 2.451
4 Sekolah Menengah Atas (SMA) 2.124
5 Sarjana 760
6 Tidak Sekolah 902
Jumlah 10.408
Sumber :Data Monografi Desa tahun 2019
Dari data tabel 2.3 dapat dilihat bahwa jumlah penduduk berdasarkan tingkat
pendidikan masyarakat Desa Sriharjo yaitu Pendidikan Sekolah Dasar (SD) dengan
jumlah sebanyak 3.279 orang. Dalam hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar
kepala keluarga berusia muda dilihat dari jumlah anak didik pada sekolah dasar.
Sedangkan jumlah penduduk dengan tingkat pendidikan terkecil yaitu tingkat
pendidikan sarjana dengan jumlah 760 orang, yang berarti bahwa sebagian
penduduk sudah bergelar sarjana atau termasuk sedang mengenyang pendidikan
jenjang sarjana.
41
d) Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Pada umumnya semua warga mempunyai pekerjaan yang berbeda-beda.
Terkait dengan itu di Desa Sriharjo dapat ditemui mata pencaharian masyarakat
seperti tabel 2.4 tersebut :
Tabel 2.4
Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian
No Mata Pencaharian Jumlah
1 Pegawai Negeri Sipil 142
2 TNI/Polri 56
3 Swasta 957
4 Wiraswasta/Pedagang 834
5 Tani 821
6 Buruh 363
7 Buruh Tani 765
8 Pensiunan 74
9 Ternak 280
10 Lain-lain 2.393
Sumber: Data Monografi Desa Sriharjo tahun 2019
Dari tabel 2.4 diatas dapat dikatakan mata pencaharian yang paling banyak
adalah swasta dengan sejumlah 957 orang, dan yang paling sedikit adalah
TNI/Polisi sebanyak 56 orang. Berdasarkan pada tabel diatas dapat dikatakan
bahwa terdapat jenis mata pencaharian beragam yang ada di Sriharjo. Perkerjaan
diatas dapat membuat masyarakat menghidupi keluarganya, namun demikian
pemerintah desa juga perlu inovasi untuk membuka lapangan pekerjaaan yang
menampung tenaga kerja dari masyarakat setempat agar dapat mencukupi
kebutuhan mereka. Jika dilakukan hal tersebut, maka secara tidak langsung
masyarakat dapat menghidupi kehidupannya sendiri atau warga yang mandiri
karena mampu berwiraswasta.
42
C. Sarana dan Prasarana Desa
a. Prasarana Pendidikan
Prasarana pendidikan sangatlah penting dan merupakan kebutuhan bagi
masyarakat di bidang Pendidikan. Tersedianya prasarana pendidikan akan
memudahkan masyarakat dalam memperoleh pelayanan pendidikan sekaligus dapat
meningkatkan taraf hidup masyarakat. Untuk mengetahui jumlah prasarana
pendidikan dapat terlihat dalam tabel berikut:
Tabel 2.5
Prasarana Pendidikan
No Jenis PrasaranaPendidikan Jumlah
1 Kelompok Bermain 12
2 T.K 4
3 Sekolah Dasar (SD) 4
4 Sekolah Menengah Pertama (SMP) 1
5 Sekolah Menengah Atas (SMA) -
6 Lembaga Pendidikan Agama -
7 Institusi / Sekolah Tinggi / Universitas -
Jumlah 21
Sumber: Data Monografi Desa tahun 2019
Dapat dilihat pada tabel 2.5 tentang sarana pendidikan, maka untuk Desa
Sriharjo cukup memadai karena dari prasarana PAUD atau kelompok Bermain
sampai sarana pendidikan sekolah menengah pertama (SMP) sudah tersedia.
Dengan demikian setiap warga desa untuk melanjutkan sekolah sampai jenjang
SMP bisa dengan mudah menjangkaunya, bahkan untuk SD di desa cukup
memadai.
43
b. Prasarana Ibadah
Kebebasan untuk menjalankan perintah agama adalah merupakan hak yang dijamin
oleh Undang-undang Dasar 1945 yakni pasal 29. Untuk bisa menjalankan
ibadahnya, maka harus tersedia prasarana ibadah, berkaitan dengan hal itu di Desa
Sriharjo terdapat prasarana ibadah bisa dilihat dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 2.6
Prasarana Ibadah
No Prasarana Ibadah Jumlah
1 Masjid 20
2 Mushola 19
3 Gereja 1
Sumber: Data Monografi Desa Tahun 2019
Dapat dilihat pada tabel 2.6 bahwa di Desa Sriharjo tersedia prasarana ibadah
yang cukup memadai yakni masjid terdapat 20 bangunan dan mushola terdapat 19
bangunan, mengingat jumlah terbesar penduduk Desa Sriharjo yaitu beragama
islam. Selanjutnya bagi yang menganut agama Katholik dan Protestan tersedia
sebuah gereja yang cukup besar. Keadaan ini tentunya sangat menguntungkan
masyarakat untuk tidak jauh-jauh dalam menjalankan ibadah sesuai dengan agama
dan keyakinan masing-masing.
44
c. Prasarana Kesehatan
Kesehatan sangat penting bagi kehidupan masyarakat sehari-hari, untuk itu di Desa
Sriharjo tersedia prasarana kesehatan yang dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 2.7
Prasarana kesehatan
No Jenis Prasarana Kesehatan Jumlah
1 Posyandu 22
2 Rumah Bersalin/BKIA 2
3 Pos/Klinik KB 1
4 PUSKESMAS Pembantu 1
5 Rumah/Kantor Praktek Dokter 3
Sumber: Data Monografi Desa Tahun 2019
Dari tabel 2.7 diatas dapat dijelaskan bahwa Desa Sriharjo tersedia sarana
prasarana kesehatan yang relatif cukup. Keadaan ini menunjukkan bahwa kesehatan
menjadi aspek yang penting bagi masyarakat Desa Sriharjo. Dapat dilihat pada
tabel tersebut bahwa tersedianya Posyandu sejumlah 2 unit, Rumah Bersalin
sejumlah 2 unit, dan Praktek Dokter sejumlah 3 unit, dan seunit Puskesmas yang
terletak tidak jauh dengan Kantor Desa Sriharjo. Dengan tersedianya segala
prasarana ini tentunya meminimalisir terjadinya gizi buruk dan angka kematian
anak. Namun, dengan tersedianya prasarana tersebut pemerintah desa juga tetap
memberikan kucuran dana demi terciptanya penyelenggaraan pelayanan yang rutin
yang akan berdampak pada pelayanan yang baik.
45
d. Prasarana Umum
Kesehatan jasmani dalam kehidupan sehari-hari sangat diperlukan, untuk
melihat sarana-prasana umum seperti sarana olahraga dan sosial lainnya yang ada
di Desa Sriharjo dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.8
Prasarana Umum
No Jenis Prasarana Umum Jumlah
1 Olahraga 75
2 Kesenian/budaya 89
3 Balai Pertemuan 32
4 Sumur Desa 963
5 Pasar 1
6 Lain-lain 16
Sumber: Data Monografi Desa Tahun 2019
Dari tabel 2.8 dapat dilihat bahwa prasarana olahraga cukup memadai di Desa
Sriharjo yakni ada 75 tempat untuk tempat olahraga. Keadaan ini disediakan
tentunya untuk memudahkan masyarakat Desa untuk melakukan aktivitas olahraga
dan juga melakukan interaksi sosial antar sesama masyarakat Desa Sriharjo maupun
dengan lainnya. Demikian juga Prasarana sosial lainnya seperti kesenian atau
budaya terdapat 89 tempat untuk memfasilitas warga Desa Sriharjo dalam
menyalurkan bakat ataupun jiwa seninya. Demikian pula terkait dengan prasarana
balai pertemuan yang terdapat 32 buah sehingga mempermudah masyarakat Desa
dalam menyelenggarakan rapat maupun forum-forum diskusi lainnya.
46
e. Prasarana Perhubungan
Dalam melakukan kegiatan perekonomian ataupun kegiatan lainnya
masayarakat Desa sangatlah memerlukan akses yang mendukung dalam
melaksanakan kegiatan tersebut. Di Desa Sriharjo sendiri terdapat beberapa akses
yang telah disediakan untuk membantu masyarakat. Dapat dilihat dalam tabel
dibawah ini:
Tabel 2.9
Prasarana perhubungan
No Jenis Prasarana Perhubungan Jumlah (Km)
1 Jalan Pedukuhan/Lingkungan 12,258
2 Jalan Desa 5,807
3 Jalan Kabupaten 1,875
4 Jalan Provinsi -
Sumber : Data Monografi Desa Tahun 2019
Dari tabel 2.9 diatas dapat dijelaskan bahwa Prasarana Perhubungan yang ada
di Desa Sriharjo memiliki luas akses jalan yang cukup membantu masyarakat
dalam melakukan berbagai kegiatan sehari-hari. Hal ini akan berdampak pada
kemudahan masyarakat untuk melakukan aktivitas dengan baik dan lancar. Sebagai
contoh yaitu, warga dengan mudah untuk menuju akses ke pusat perkotaan dengan
adanya kendaraan umum untuk samapai ke Kota Yogyakarta.
47
D. Susunan Organisasi Pemerintah Desa Sriharjo
a. Data Pemerintah Desa Sriharjo
Tabel 2.10
Data Lurah Desa dan Pamong Desa
No Nama Jenis kelamin Jabatan 1 Titik Istiyawatun Khasanah P Lurah Desa 2 Kuswoyo L Carik Desa 3 Sandung L Kasie Pemerintahan 4 Wahyudi L Kaur TU dan Umum 5 Ismiyati P Kaur Keuangan 6 Gatro Raharjo, S.Si L Kasie Kesejahteraan n7 L Kasie Pelayanan 8 Sudarsono L Kaur Perencanaan 9 Hardono L Dukuh Sompok 10 Sugiyanto L Dukuh Wunut 11 Jumad L Dukuh Ngarancah 12 Sulistya P L Dukuh Mojohuro 13 Sumarji L Dukuh Pelemadu 14 Warsono L Dukuh Sungapan 15 Basharuddin L Dukuh Miri 16 Bambang Rinadi L Dukuh Jati 17 Muryadi L Dukuh Gondosuli 18 Samsuri L Dukuh Ketos 19 Budi Saryanto L Dukuh Dogongan 20 Andri Priyanto L Dukuh Trukan Sumber: Data Monografi Desa tahun 2019
b. Kedudukan, Tugas, Fungsi, Wewenang, Hak dan Kewajiban
A. Lurah Desa
a. Kedudukan Lurah Desa : sebagai pimpinan penyelenggaraan pemerintahan
Desa.
b. Tugas dan Fungsi Lurah Desa :
1. Lurah Desa mempunyai tugas menyelenggarakan pemerintahan desa,
melaksanakan pembangunan desa, melaksanakan pembinaan
kemasyarakatan desa, dan melaksanakan pemberdayaan masyarakat Desa
48
2. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Lurah Desa mempunyai fungsi penyelenggarakan pemerintahan Desa,
pelaksanaan pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan
pemberdayaan masyarakat Desa.
c. Wewenang Lurah Desa
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana yang dimaksud, Lurah
Desa mempunyai wewenang:
1. Memimpin penyelenggaraan Pemerintahan Desa
2. Mengangkat dan memberhentikan Pamong Desa
3. Memegang kekuasaan pengelolaan Keuangan dan Aset Desa
4. Menetaapkan Peraturan Desa
5. Menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
6. Membina kehidupan masyarakat Desa
7. Membina ketentraman dan ketertiban masyarakat Desa
8. Membina dan meningkatkan perekonomian desa serta
mengintegrasikannya agar mencapai perekonomian skala produktif untuk
sebesar-besarnya kemakmuran masyarakat desa
9. Mengembangkan sumber pendapatan desa
10. Mengusulkan dan menerima pelimpahan sebagian kekayaan Negara guna
meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa
11. Mengembangkan kehidupan sosial masyarakat desa
12. Memanfaatkan teknologi tepat guna
13. Mengoordinasikan pembangunan desa secara partisipatif
14. Mengadakan kerjasama dengan pihak lain sesuai peraturan perundang-
undangan
49
15. Mewakili Desa di dalam dan di luar pengadilan ataui menunjuk kuas
hukum untuk mewakilinya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan; dan
16. Melaksanakan wewenang lain yang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
d. Hak Lurah Desa
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana yang dimaksud Lurah
Desa mempunyai Hak:
1. Mengusulkan organisasi dn tata kerja Pemerintah Desa
2. Mengajukan rancangan dan menetapkan Peraturan Desa
3. Menerima pengahasilan tetap setiap bulan, tunjangan, dan penerimaan
lainnya yang sah serta mendapat jaminan kesehatan
4. Mendapatkan cuti
5. Mendapatkan perlindungan hukum atas kebijakan yang dilaksanakan
sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan Perundang-undangan;
dan
6. Memberikan mandat pelaksanaan tugas dan kewajiban lainnya kepada
Pamong Desa.
e. Kewajiban Lurah Desa
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud Lurah Desa
mempunyai Kewajiban:
1. Memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang-
undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta
mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan Bhinekka Tunggal Ika
50
2. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa
3. Memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat Desa
4. Mentaati dan menegakkan peraturan perundang-undangan
5. Melaksanakan prinsip tata pemerintahan Desa yang akuntabel,
transparan, professional, efektif dan efisien, bersih, serta bebas dari KKN
(Kolusi, Korupsi dan Nepotisme).
6. Menjalin kerjasama dan koordinasi dengan seluruh pemangku
kepentingan di Desa
7. Menyelenggarakan administrasi pemerintahan Desa yang baik
8. Menegelola keuangan dan Aset Desa
9. Melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Desa
10. Menyelesaikan perselisihan masyarakat di Desa
11. Mengembangkan perekonomian masyarakat Desa
12. Mengembangkan kehidupan sosial masyarakat Desa
13. Mengembangkan dan membina kebudayaan masyarakat Desa
14. Memberdayakan masyarakat dan lembaga kemasyarakatan di Desa
15. Mengembangkan potensi sumber daya alam dan melestarikan lingkungan
hidup; dan
16. Memberikan informasi kepada masyarakat Desa
f. Lurah Desa wajib:
Dalam melaksanakan tugas, fungsi, kewenangan, hak dan kewajiban
sebagaimana dimaksud, Lurah Desa wajib:
1. Menyampaikan laporan penyelenggaraan pemerintahan desa setiap akhir
tahun anggaran kepada Bupati
51
2. Menyampaikan laporan penyelenggaraan pemerintahan Desa pada akhir
masa jabatan kepada Bupati
3. Memberikan laporan keterangan penyelenggaraan pemerintahan desa
secara tertulis kepada BPD setiap akhir tahun anggaran; dan
4. Memberikan dan/atau menyebarluaskan informasi penyelenggaraan
pemerintahan desa kepada masyarakat setiap akhir tahun anggaran.
B. Pamong Desa
a. Sekretaris Desa
1. Sekretaris Desa dipimpin oleh Carik Desa yang berkedudukan
dibawah dan bertanggung jawab kepada Lurah Desa
2. Carik Desa dibantu oleh unsur staf yang merupakan urusan dan
berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepda Carik Desa.
3. Unsur staf sebagaimana yang dimaksud pada ayat (2) merupakan
urusan yang ditetapkan sesuai kebutuhan dan kondisi Desa Sriharjo.
Tugas Carik Desa
Carik Desa mempunyai tugas:
1. Mengkoordinasikan penyusunan kebijakan dan program kerja
pemerintahan Desa
2. Mengoordinasikan evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan
pemerintahan Desa.
3. Mengkoordinasikan pelaksana teknis dan pelaksana kewilayahan
4. Menyelenggarakan kesekertariatan desa
5. Menjalankan administrasi desa
6. Memberikan pelayanan teknis administrasi kepada seluruh satuan
organisasi pemerintahan desa
52
7. Melaksanakan urusan rumah tangga, dan perawatan sarana dan
prasarana fisik pemerintah desa
8. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Lurah Desa:dan
9. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Lurah Desa.
Fungsi Carik Desa
Dalam melaksanakan tugas sebagimana dimaksud pada ayat (1), Carik Desa
mempunyai fungsi:
1. Pelaksanaan penyusunan program kerja, evaluasi dan pelaporan
kegiatan pemerintahan Desa
2. Pelaksanaan kegiatan kesekertariatan Desa
3. Pelaksanaan urusan personalia Pamong Desa
4. Pelaksanaan urusan perlengkapan dan rumah tangga desa
5. Pelaksanaan pelaporan keuangan Desa
6. Pelaksanaan pelayanan administrasi pemerintahan desa
7. Pengelolaan perpustakaan Desa
8. Pengelolaan aset Desa; dan
9. Penyusunan rancangan Peraturan Desa, Peraturan Lurah Desa dan
Keputusan Lurah Desa.
b. Urusan Keuangan
1. Kedudukan Urusan Keuangan
2. Urusan Keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) huruf
a, merupakan unsur Sekertariat Desa yang membantu tugas Lurah
Desa di bidang Keuangan
53
3. Urusan Keuangan dipimpin oleh seorang Kepala Urusan yang
berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada Lurah Desa
melalui Carik Desa.
4. Kepala Urusan Keuangan dalam melaksanakan tugasnya dapat
dibantu oleh Staf Desa sesuai kebutuhan dan kemampuan desa, yang
berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Urusan
Keuangan.
Tugas Urusan Keuangan
Urusan keuangan mempunyai tugas:
1. Menyiapkan bahan penyusunan anggaran, perubahan dan
perhintungan APB Desa
2. Menerima, menyimpan, mengeluarkan atas persetujuan dan seizin
Lurah Desa, membukukan dan mempertanggungjawabkan keuangan
Desa
3. Mengendalikan pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
4. Mengelola dan membina administrasi keuangan Desa
5. Menggali sumber pendapatan Desa
6. Melakukan tugas-tugas kedinasan diluar urusan keuangan yang
diberikan oleh Lurah Desa atau Carik Desa; dan
7. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.
Fungsi Urusan Keuangan Urusan Keungan
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), urusan
keuangan mempunyai fungsi:
1. Pelaksanaan penyusunan rancangan APB Desa
2. Pelaksanaan penerimaan sumber pendapatan dan keuangan Desa
54
3. Pelaksanaan pembukuan, pembendaharaan, dan pelaporan Keuangan
Desa
4. Pelaksanaan pungutan Desa; dan
5. Pelaksanaan penyusunan pertangggungjawaban peneglolaan keuangan
Desa
c. Urusan Umum
Kedudukan Urusan Umum
1. Urusan umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (3) huruf b,
berkedudukan sebagai unsur Sekertariat Desa yang membantu Lurah
Desa dibidang urusan umum dan kerumahtanggaan
2. Urusan umum dipimpin oleh seorang Kepala Urusan yang
berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada Lurah Desa
melalui Carik Desa
3. Kepala Bidang Urusan Umum dalam melaksanakan tugasnya dapat
dibantu oleh Staf Desa sesuai kebutuhan dan kemampuan Desa. Yang
berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Urusan
Umum.
Tugas Urusan Umum
Urusan umum mempunyai tugas:
1. Melakukan urusan surat menyurat
2. Melaksanakan pengelolaan arsip Pemerintah Desa
3. Melaksanakan peneglolaan barang inventaris Desa
4. Mempersiapkan sarana rapat/pertemuan, upacara resmi dan lain-lain
kegiatan Pemerintah Desa
5. Melaksanakan pengelolaan perpustakaan Desa
55
6. Melakukan tugas-tugas kedinasan diluar urusan umum yang diberikan
oleh Lurah Desa atau Carik Desa;dan
7. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan
Fungsi Urusan Umum
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), urusan
umum mempunyai fungsi:
1. Pelaksanaan urusan tata usaha dan kearsipan pemerintah desa
2. Pelaksanaan urusan barang inventaris Desa
3. Pelaksanaan urusan rumah tangga desa;dan
4. Pelaksanaan pelayaan administrasi kepada masyarakat desa.
d. Urusan Program
Kedudukan Urusan Program
1. Urusan Program sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 ayat (3) huruf
c, merupakan unsur Sekertariat Desa yang membantu tugas Lurah
Desa di bidang Perencanaan, pengendalian dan pelaporan program
pemerintahan, pembangunan, pembinaan kemasyarakatan dan
pemberdayaan masyarakat.
2. Urusan Program dipimpin oleh seorang Kepala Urusan yang
berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada Lurah Desa
melalui Carik Desa.
3. Kepala Urusan Program dalam melaksanakan tugasnya dapat dibantu
oleh Staf Desa sesuai kebutuhan dan kemampuan Desa, yang
berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Urusan
Program.
56
Tugas Urusan Program
Urusan program mempunyai Tugas:
1. Menyiapkan bahan penyusunan kebijakan dan program kerja
pemerintahan Desa
2. Melaksanakan pengendalian dan evaluasi pelaksanaan program kerja
pemerintahan desa secara rutin dan/atau berkala
3. Menyusun pelaporan penyelenggaraan pemerintahan desa akhir tahun
anggaran dan akhir masa jabatan
4. Melaksanakan Musrenbang Desa
5. Menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa
6. Melakukan tugas-tugas kedinasan diluar urusan program yang
diberikan oleh Lurah Desa atau Carik Desa
7. Menyusun Rencana Kerja Pemerintahan Desa;dan
8. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.
Fungsi Urusan Program
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Urusan
Program mempunyai Fungsi:
1. Penyusunan rancangan Peraturan Desa, Peraturan Lurah Desa dan
Keputusan Lurah Desa
2. Penyusunan program kerja pemerintahan Desa
3. Penyusunan laporan penyelenggaraan pemerintahan Desa akhir tahun
anggaran dan akhir masa jabatan
4. Penyelenggaraan musyawarah Desa
5. Pengendalian dan evaluasi
57
6. Penyusunan laporan keterangan penyelenggaraan pemerintahan Desa
setiap akhir tahun anggaran
7. Penyampaian dan penyebarluasan informasi penyelenggaraan
pemerintahan Desa kepada masyarakat setiap akhir tahun
anggaran;dan
8. Fasilitasi kesekertariatan BPD.
e. Pelaksanaan Teknis
Kedudukan Pelaksana Teknis
1. Pelaksana teknis dipimpin oleh Kepala Seksi yang berkedudukan
dibawah dan bertanggungjawab kepada Lurah Desa melalui Carik
Desa
2. Kepala seksi dapat dibantu oleh Staf Desa sesuai kebutuhan dan
kemampuan desa, yang berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab
kepada Kepala Seksi.
f. Seksi Pemerintahan
Kedudukan Seksi Pemerintahan
1. Seksi pemerintahan sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 ayat (2)
huruf a, merupakan unsur pelaksana teknis yang membantu tugas
Lurah Desa di bidang Pemerintahan, keamanan, ketertiban dan
perlindungan masayrakat.
2. Seksi Pemerintahan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang
berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada Lurah Desa
58
Tugas Seksi Pemerintahan
1. Merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan
kegiatan pemeliharaan ketentraman, ketertiban dan perlindungan
masayarakat.
2. Melaksanakan administrasi kependudukan
3. Melaksanakan administrasi pertanahan
4. Melasanakan pembinaan sosial politik
5. Memfasilitasi kerjasama Pemerintah Desa
6. Menyelesaikan perselisihan warga;dan
7. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Lurah Desa.
Fungsi Seksi Pemerintahan
Dalam melaksanakan Tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), seksi
Pemerintahan memiliki fungsi:
1. Penyusunan rencana dan pelaksanaan pemeliharaan ketentraman,
ketertiban dan perlindungan masyarakat
2. Penyusunan rencana dan pelaksanaan administrasi kependudukan
3. Penyusunan rencana dan pelaksanaan administrasi pertanahan
4. Penyusunan rencana dan pelaksanaan kegiatan pembinaan social
politik
5. Pelaporan dan pertanggungjawaban perencanaan dan pelaksanaan
kegaiatan Seksi Pemerintahan
6. Fasilitasi kerjasama Pemerintah Desa; dan
7. Penyelesaian perselisihan warga.
59
g. Seksi Pembangunan
Kedudukan Seksi Pembangunan
1. Seksi Pembangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2)
huruf b, merupakan unsur pelaksana teknis yang membantu tugas
Lurah Desa di Bidang Pembangunan
2. Seksi Pembangunan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang
berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada Lurah Desa
Tugas Seksi Pembangunan
1. Merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan
kegiatan pembangunan Desa
2. Mengelola sarana dan prasarana perekonomian masyarakat desa dan
sumber-sumber pendapatan Desa
3. Mengoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat sesuai bidang
tugasnya
4. Mengembangkan sarana prasarana pemukiman warga
5. Meningkatkan peran serta masayrakat dalam pelestarian lingkungan
hidup;dan
6. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Lurah Desa
Fungsi Seksi Pembangunan
Dalam melaksanakan tugas sebagimana dimaksud pada ayat (1), seksi
Pembangunan mempunyai fungsi:
1. Perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan program pembangunan Desa
2. Peningkatan kegiatan serta pengembangan sarana dan prasarana
perekonomian desa
60
3. Pendataan, pengolahan, dan peningkatan penghasilan tanah-tanah
milik desa
4. Peningkatan dan pengembangan sumber-sumber pendapatan desa
5. Pengembangan sarana prasarana pemukiman warga
6. Peningkatan peran serta masayrakat dalam pelestarian lingkungan
hidup ;dan
7. Pengoordinasian kegiatan pemberdayaan masyarakat desa sesuai
bidang tugasnya.
h. Seksi Kemasayrakatan
Kedudukan Seksi Kemasyarakatan
1. Seksi kemasyarakatan sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 7 ayat
(2) huruf c, merupakan unsur pelaksana teknis yang membantu tugas
Lurah Desa di bidang agama, pembinaan kemasyarakatan dan
kesejahteraan rakyat.
2. Seksi kemasyarakatan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang
berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada Lurah Desa.
Tugas Seksi Kemasyarakatan
1. Merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan
kegiatan pembinaan mental spiritual, keagamaan, sosial, pendidikan,
kebudayaan, olahraga, kepemudaan, kesehatan masyarakat,
kesejahteraan keluarga, pemberdayaan perempuan dan perlindungan
anak
2. Mengoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat sesuai bidang
tugasnya ; dan
3. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Lurah Desa
61
Fungsi Seksi Kemasyarakatan
1. Perencanaan dan mengaktifkan pelaksanaan kegiatan keagamaan
2. Perencanaan dan pelaksanaan kegiatan di bidang sosial
3. Perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pendidikan dan kebudayaan
4. Perencanaan dan pelaksanaan kegiatan di bidang pemuda dan olahraga
5. Perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pemberdayaan perempuan dan
perlindungan anak
6. Perencanaan dan pelaksanaan kegiatan di bidang kesejahteraan dan
kesehatan masyarakat
7. Pelaporan dan evaluasi kegiatan kemasyarakatan;dan
8. Pengoordinasian kegiatan pemberdayaan masyarakat sesuai bidang
tugasnya.
i. Pelaksana Kewilayahan
Kedudukan Pelaksana Kewilayahan
Pelaksana Kewilayahan dipimpin oleh seorang kepala pelaksana kewilayahan
yang disebut Dukuh, berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada
Lurah Desa melalui Carik Desa.
Tugas Dukuh
1. Membantu Lurah Desa dalam melaksanakan tugas kegiatan Lurah
Desa
2. Melaksanakan kegiatan di bidang pemerintahan, pembangunan
kemasyarakatan, kebudayaan, ketentraman, ketertiban dan
perlindungan masyarakat.
3. Melaksanakan Peraturan Desa, Peraturan Lurah Desa dan Keputusan
Lurah Desa.
62
Fungsi Dukuh
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Dukuh
mempunyai Fungsi :
1. Pelaksanaan kegiatan penyelenggaraan pemerintahan
2. Pelaksanaan peraturan Desa, peraturan Lurah Desa dan Keputusan
Lurah Desa
3. Pelaksanaan kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat
4. Peningkatan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat
5. Peningkatan partisipasi dan gotong royong masyarakat dalam
pembangunan desa
6. Pelaksanaan keamanan, ketertiban dan perlindungan masyarakat
7. Pelaksanaan pengembangan dan pembinaan kebudayaan;dan
8. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas Dukuh.
j. Hak dan Kewajiban Pamong Desa
Hak Pamong Desa
Dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya , Pamong Desa mempunyai hak:
1. Menerima penghasilan tetap setiap bulan, tunjangan, dan penerimaan
lainnya yang sah serta mendapat jaminan kesehatan
2. Mendapatkan cuti;dan
3. Mendapatkan perlindungan hukum ats pelaksanaan tugas dan
tanggungjawan yang dilaksanakan
Kewajiban Pamong Desa
Dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya, Pamong Desa mempunyai
kewajiban:
63
1. Memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan
Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, serta
mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia dan Bhinekka Tunggal Ika
2. Mentaati dan menegakkan peraturan perundang-undangan
3. Melaksanakan prinsip tata Pemerintahan Desa yang akuntabel,
transparan, professional, efektif dan efisien, bersih, serta bebas dari
kolusi, korupsi dan nepotisme
4. Menjalankam kebijakan dan program pemerintahan Desa
5. Menjalin kerjasama dan koordinasi dengan sesama Pamong Desa dan
seluruh pemangku Kepentingan di Desa
6. Menyelenggarakan administrasi pemerintahan Desa yang baik;dan
7. Memberikan informasi kepada masyarakat Desa.
64
Struktur Pemerintahan Desa Sriharjo
Gambar 2.1
Struktur Pemerintahan Desa Sriharjo
Lurah Desa
(Titik Istiwayatun .K)
Carik Desa (Kuswoyo)
Kasie. Pelayanan
Kasie. Kesejahteraan
(Gotro Raharjo
S.Si)
Kasie. Pemerintahan
(Sandung)
Kaur. Perenc.
(Sudarsono)
Kaur. TU&Umum
(Wahyudi)
Kaur Keuangan
(Ismiyati)
Kepala Dukuh :
1. Dukuh Sompok ( Triyono) 2. Dukuh Jati (Bambang Rinadi) 3. Dukuh Miri (Basharudin) 4. Dukuh Sungapan (Warsono) 5. Dukuh Gondosuli (Muryadi) 6. Dukuh Dogongan (Budi Saryanto) 7. Dukuh Mojohuro (Sulistyo Prihatmadi) 8. Dukuh Pelemadu (Sumarji) 9. Dukuh Pengkol (Ari Usman, S.E) 10. Dukuh Wunut (Sugiyanto) 11. Dukuh Ngrancah (Jumad) 12. Dukuh Ketos (Samsuri) 13. Dukuh Trukan (Andri Priyanto)
Sumber : Buku Monografi Desa Sriharjo tahun 2019
65
E. Kelembagaan Desa Sriharjo
Desa Sriharjo telah terbentuk suatu Lembaga Kemasyarakatan Desa (LKD) yang
merupakan mitra Pemerintah Desa dalam memberdayakan masyarakat desa dan secara
organisasi berdiri sendiri. LKD merupakan wadah partisipasi masyarakat dalam
pembangunan yang meliputi bidang sosial, budaya, agama, dan ekonomi yang bersifat
lokal, LKD yang dibentuk Desa Sriharjo sebagai berikut:
1. Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
Badan Permusyaratan Desa (BPD) Desa Sriharjo merupakan lembaga
perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan Desa Sriharjo.
Anggota BPD Desa Sriharjo merupakan wakil dari penduduk Desa Sriharjo yang
berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan dengan cara musyawarah dan
mufakat.
Anggota BPD Sriharjo terdiri dari pemangku adat, golongan profesi, pemuka
agama dan tokoh atau pemuka masyarakat lainnya. Untuk masa jabatan anggota
BPD selama 6 tahuanggota dan dapat diangkat / diusulkan kembali untuk satu kali
masa jabatan 1 kali periode. Pengurus BPD Desa Sriharjo berjumlah 7 (tujuh)
orang yang terdiri dari : Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, dan 4 orang anggota.
Kepengurusan BPD ditetapkan Keputusan Bupati, dalam pelantikannya
mengucapkan sumpah di hadapan masyarakat dengan dipandu Bupati.
Ketua BPD dipilih dari dan oleh anggota BPD secara langsung dalam rapat
BPD yang diadakan secara khusus. Didalam pemerintahan BPD berfungsi
menetapkan Rancangan Peraturan Desa bersama kepala Desa, menampung dan
menyalurkan aspirasi masyarakat.
Wewenang BPD meliputi:
66
a. Membahas rancangan peraturan desa bersama Kepala Desa
b. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Desa dan Peraturan
Kepala Desa
c. Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian Kepala Desa
d. Membentuk panitia pemilihan kepala desa.
e. Menggali, menampung, menghimpun, merumuskan aspirasi masyarakat.
2. Lembaga Pemberdayaan Masayarakat Desa (LPMD)
LPMD adalah lembaga kemasyarakatan yang mebantu Pemerintah Desa dalam
menjalankan tugas dan fungsinya untuk menyusun rencana pembangunan,
melaksanakan, mengendalikan dan mengembangkan pembangunan secara
partisipatif dalam rangka pemberdayaan masyarakat.
LPMD Desa Sriharjo beranggotakan masyarakat desa yang memenuhi syarat
dan digerakkan oleh pengurus yang terpilih dengan cara musyawarah dan
mufakat oleh perwakilan masyarakat desa dan ditetapkan dengan keputusan
kepala desa. Jumlah pengurus LPMD berjumlah 35 orang. Masa bakti pengurus
LPMD Desa Sriharjo adalah 5 tahun dan diakhiri dengan penyampaian laporan
pertanggungjawaban.
3. Tim Penggerak PKK (Tim Penggerak PKK) Desa
PKK adalah suatu gerakan pembangunan yang tumbuh dari bawah dikelola
oleh, dari, dan oleh masyarakat menuju terwujudnya keluarga yang sejahtera.
PKK adalah lembaga sosial kemasayrakatan yang independen non profit dan tidak
berafiliasi kepada suatu partai politik tertentu.
Dalam menggerakkan program-program PKK, Tim penggerak PKK Desa
Sriharjo dikelola oleh 36 orang pengurus yang menjabat selama 6 tahun yang
terdiri dari ketua, wakil ketua, Sekretaris, dan bendahara. Selain pengurus inti
67
pelaksanaan program dibantu oleh 4 kelompok kerja sesuai dengan program-
program yang ada.
TP PKK Desa Sriharjo memilki 10 program pokok yang masing-masing
memilki beberapa kegiatan bagi masayarakat yakni:
a. Penghayatan dan pengamalan pancasila
b. Gotong-royong
c. Pangan
d. Sandang
e. Perumahan Tata Laksana Rumah Tangga
f. Pendidikan dan keterampilan
g. Kesehatan
h. Pegembangan Kehidupan Koperasi
i. Pelestarian Lingkungan Hidup
j. Perencanaan Sehat
4. Rukun Tetangga (RT)
Rt adalah lembaga Kemasayarakatan Desa yang merupakan bentuk guyup
rukunnya masyarakat dalam membantu Pemerintah Desa untuk menjalankan tugas
pelayanan pada masayrakat, memelihara kerukunan bertetangga yang berdasarkan
kegotong-royongan dan kekeluargaan. RT mempunyai tugas membantu
pemerintah desa termasuk lurah desa dalam penyelenggaraan pemerintahan Desa.
Pengurus RT dipilih secara musyawarah mufakat dari warga pedukuhan dan
ditetapkan dengan Keptusan Lurah Desa.
Dalam menjalankan pemerintahan desa, RT melaksanakan musyawarah RT
sekurang-kurangnya satu kali dalam satu tahun, berfungsi untuk memilih
pengurus, menyusun program kerja, menerima Laporan Pertanggungjawaban
68
pengurus dan membahas permasalahan yang muncul dalam masayarakat. Dalam
melaskanakan tugas RT Desa Sriharjo mempunyai tugas sebagai berikut:
a. Pendataan kependudukan dan pelayanan administrasi pemerintahan lainnya
b. Pemeliharaan keamanan, ketertiban dan kerukunan hidup antar warga
c. Pembuatan program pembangunan dengan mengembangkan aspirasi dan
swadaya murni masayrakat
d. Penggerak swadaya gotong-royong
5. Karang Taruna Sedyo Bhakati Desa Sriharjo
Karang taruna adalah lembaga kemsayrakatan desa yang membantu
Pemerintah Desa dalam menjalankan tugas dan fungsinya untuk menggerakkan
dan mengembangkan partisipasi, gotong-royong dan swadaya para pemuda di
desa dalam rangka menyusun rencana pembangunan, melaksanakan,
mengendalikan, memanfaatkan, memelihara dan mengembangkan pembangunan
secara optimal. Karang taruna Desa Sriharjo beranggotakan pemuda Desa Sriharjo
dan kepengurusannya berdasarkan perundang-undangan yang berlaku.
Karang taruna mempunyai tugas menanggulangi berbagai masalah
kesejahteraan sosial terutama yang dihadapi generasi muda, baik yang bersifat
preventif, rehabilitatif, maupun pengembangan potensi generasimuda di
lingkungannya. Dalam melaksanakan tugas Karang Trauna Desa Sriharjo memliki
tugas sebagai berikut:
a. Penyelenggara pemberdayaan masyarakat terutama generasi muda di
lingkungannya serta komperhensif, terpadu dan terarah serta
berkesinambungan
b. Penyelenggara kegaiatan pengembangan jiwa kewirausahaan bagi generasi
muda di lingkungannya
69
c. Penanaman pengertian, memupuk dan meningkatkan kesadaran tanggung
jawab sosial generasi muda
d. Penumbuhan dan pengembangan semangat kebersamaan, jiwa kekeluargaan,
kesetiakawanan sosial dan memperkuat nilai-nilai kearifan dalam bingkai
Negara Kesatuan Republik Indonesia
e. Pemupukan kreativitas generasi muda untuk dapat mengembangkan
tanggungjawab sosial yang bersifat rekreatif, kreatif, edukatif, ekonomis,
produktif dan kegiatan praktis lainnya dengan mendayagunakan segala sumber
dan potensi kesejahteraan sosial di lingkungannya secara swadaya
f. Pengembangan kreativitas remaja, pencegahan kenakalan, penyalahgunaan
obat terlarang (Narkoba) bagi remaja.
g. Penanggulangan masalah-masalah sosial, baik secara preventif, rehabilitatif,
dalm rangka pencegahan kenakalan remaja.
106
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku:
Djati, Saibani, 2014. Pedoman Umum Penyelenggaraan Pemerintah Desa. 3 penyunt. Jakarta: Bee Media Pustaka.
Drs.A.W.Widjaja, 2000. Administrasi Kepegawaian. Jakarta: Raja Wali.
Eko, S., 2014. Buku Pintar Kedudukan & Kewenangan Desa. Yogyakarta: Forum Pengembangan Pembaharuan Desa (FPPD).
Hanapiah, M. A., 2011. Perencanaan Pembangunan Desa. Jatinangor: Alqaprint.
Indiahono, D., 2017. Kebijakan Publik Berbasis Dynamic Policy Analysis. Yogyakarta: Gava Media.
Jamaluddin, A. N., 2015. Sosiologi Perdesaaan. Yogyakarta: Cv. Pusaka Satia.
Lexy.J.Moeloeng, 2017. Dasar-dasarManajemen. Yogyakarta: Gadjah Mada University.
Nurcholis, H., 2011. Pertumbuhan & Penyelenggaraan Pemerintahan Desa. Jakarta: Erlangga.
R.Nugroho, 2014. Kebijakan Publik Negara-Negara Berkembang.. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rivai, V., 2004. Kepemimpinan dan Perilaku. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sugiyono, 2017. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Suharto, E., 2009 . Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Bandung : Reflika Aditama.
Thoha, M., 1989. Pembinaan Organisasi. Jakarta : Rajawali.
Sumber Regulasi :
Undang-undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa
Sumber Jurnal :
Nurhazizah, 2017. Fungsi Pembinaan Pemerintahan Kepenghuluan terhadap Lembaga Kemasyarakatan Kepenghuluan di Kepenghuluan Bagan Nibung Kecamatan Simpang Kabupaten Rokan Hilir tahun 2015-2016. JOM FISIP , Volume 4.
Eko, S., 2002. Materi Diklat Pemberdayaan Masyarakat Desa, yang diselenggarakan Badan Diklat Provinsi Kaltim, Samarinda. Pemberdayaan Masyarakat Desa .
Wawancara Bersama Ketua Bpd Desa Sriharjo,Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul.
Wawancara bersama Kasie. Pelayanan Wawancara dengan Lurah Desa Sriharjo
Kantor Pelayanan satu pintu Desa Sriharjo
LAMPIRAN-LAMPIRAN