SKRIPSI BELLA YUNIAR PUTRI DWI KARTINI

90

Transcript of SKRIPSI BELLA YUNIAR PUTRI DWI KARTINI

Page 1: SKRIPSI BELLA YUNIAR PUTRI DWI KARTINI
Page 2: SKRIPSI BELLA YUNIAR PUTRI DWI KARTINI
Page 3: SKRIPSI BELLA YUNIAR PUTRI DWI KARTINI
Page 4: SKRIPSI BELLA YUNIAR PUTRI DWI KARTINI

iv

Halaman Motto

Yang Baik Akhlaknya Dan Bermanfaat Untuk Orang Lain

DAN

Ilmu Yang Tidak Diamalkan

Page 5: SKRIPSI BELLA YUNIAR PUTRI DWI KARTINI

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk :

1. Diri saya sendiri sebagai penulis yang telah berjuang dari awal hingga berada di titik akhir.

2. Dan yang paling utama adalah saya persembahkan skripsi ini untuk kedua Orangtua saya yang sangat saya cintai. Kepada Papa Karnalis dan Mama Martini, terimakasih karena tanpa adanya dukungan dari mereka, skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.

3. Tidak lupa juga saya persembahkan skripsi ini untuk Kakak saya Anang Putra Marlis Pratama dan juga Adik saya Chika Meilani Putri Kartini. Terimakasih karena kalian sudah menjadi warna dalam kehidupan saya. Kasih sayang yang tiada henti dari saya sebagai seorang adik dan kakak untuk kalian berdua.

4. Dan yang terakhir saya persembahkan skripsi ini untuk para pembaca, selamat membaca, semoga bermanfaat dan menjadi referensi untuk penelitian kedepannya, jika ada kesalahan saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Page 6: SKRIPSI BELLA YUNIAR PUTRI DWI KARTINI

vi

UCAPAN TERIMAKASIH

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena hanya berkat rahmat dan hidayahnya lah skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Dan peneliti juga menyadari bahwa tanpa adanya dukungan dari pihak pihak terkait serta teman-teman yang selalu menjadi motivasi saya untuk terus melanjutkan skripsi ini hingga akhirnya dapat terselesaikan dengan tepat pada waktunya. Terimakasih pada:

1. Bapak Dr. Sutoro Eko Yunanto, M.S.i selaku Ketua Sekolah Tinggi Pembangunan

2. Bapak Gregorius Sahdan, S.IP, M,A selaku Ketua Prodi Ilmu Pemerintahan

3. Bapak Drs. Triyanto Purnomo Raharjo, BE, M.Si, selaku pembimbing skripsi yang mengarahkan peneliti untuk dapat menyelesaikan penelitian ini.

4. Ibu Nelly Tiurmida. Ir., MPA selaku Dosen Pembimbing Akademik yang selalu memotivasi dan mengarahkan saya selama proses perkuliahan berjalan.

5. berjuang untuk mendidik mahasiswanya untuk menjadi generasi bangsa yang lebih baik untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia.

6. Kepada Kedua Orang Tua saya Bapak Karnalis dan Ibu Martini yang telah mendukung saya dalam dunia pendidikan mulai dari saya dilahirkan ke dunia ini hingga saat ini dan seterusnya. Kasih sayang kalian memang sepanjang masa, tidak ada duanya dan begitupun sebaliknya.

7. Kepada Kakak saya Anang Putra Marlis Pratama yang telah hadir dalam kehidupan saya, terimakasih telah memberikan pelajaran hidup yang begitu besar bagi saya, kamu adalah kakak terbaik sepanjang masa. Dan kepada Adik saya Chika Meilani Putri Kartini yang selalu mendukung serta memotivasi saya. Terimakasih karna hadirmu membantuku untuk menjadi seorang yang lebih dewasa dalam menghadapi segala masalah dalam hidup.

8. Kepada saudara sepupu saya Rasyid Rido yang telah membantu saya untuk melakukan penelitian ke Desa Sriharjo.

9. Kepada teman terbaik saya selama kuliah di APMD Lupiyati hingga seterusnya insayaallah. Terimakasih karena kamu sudah menemani susah dan senang saya selama perkuliahan. Terimakasih juga karna sudah menjadi patner yang baik untuk mengelilingi istimewanya Yogyakarta. Till jannah insyaallah.

10. Kepada teman ter-humble, ter-rakat saya selama kuliah Yosefina Nida Mitak hingga seterusnya insyaallah. Terimakasih karena kamu sudah menemani susah dan senang saya selama perkuliahan.

11. Kepada teman-teman seangkatan saya yang juga selalu menjadi motivasi saya untuk menjadi lebih baik lagi, terimakasih Renata, Erika, Yepta, Ita, Sekar, Syukran, Restu, Ferdinan, Hamila, Talita, Santi, Berta, Inar dan yang teman seperjuangan lainnya yang tidak dapat saya sebut satu-satu terimakasih karna kalian selalu memberi kata

See you all on top insyaallah.

Page 7: SKRIPSI BELLA YUNIAR PUTRI DWI KARTINI

vii

12. Kepada teman-teman organisasi UKMI yang telah membantu saya untuk berproses menjadi pribadi yang lebih baik lagi dalam berorganiasi serta dalam hal lainnya yang saya terima di dalam organisasi.

13. Kepada anak anak Kos Green Pak Supardal (Mbak Ghina, Novi, Intan, Anisa Bocil, Ayuk Ipis, dan juga double Yunita) terimakasih karena kalian telah menemani, memotivasi, mengingatkan dan membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

14. Kepada adik tingkat saya (Listi, Esti, Dobi, Mas Rikki, Dobi, Aziz, Ima, Siti, Dewi, Via, Widya, Kris

proses pembuatan skripsi ini. 15. Dan yang terakhir kepada senior-senior saya (Mas Hamaz, Mas Nuruddin, Mba Nia,

Mas Irfan, Mas Ibnu dan yang lainnya) karena telah memberikan sedikit banyak cerita pengalaman hidupnya maupun pengalamannya saat belajar di bangku per-kuliahan di APMD. Dan terkhusus untuk Mas Nanang Dwi P, dia tidak membantu tidak memotivasi bahkan terkadang dia adalah alasan saya malas dalam proses pembuatan skripsi ini, tetapi ada beberapa hal yang menjadi alasan saya untuk berterimakasih kepadanya, secara khusus.

Page 8: SKRIPSI BELLA YUNIAR PUTRI DWI KARTINI

viii

Kata Pengantar

Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan ridho-Nya lah penulis dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul: IMPLEMENTASI 4 (EMPAT) BIDANG KEWENANGAN DESA di Desa Sriharjo, Kecamatan Imogiri, Bantul. Penelitian ini dilakukan sebagai syarat untuk menempuh gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan.

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sriharjo karena berdasarkan hasil penelitian di tempat lokasi terdapat permasalahan terkait bidang pembangunan fisik lebih mendominasi dibandingkan dengan pembangunan Sumber Daya Manusia atau Pemberdayaan masyarakat di Desa Sriharjo. Pembangunan fisik memang lah penting untuk membantu masyarakat dalam menunjang segala aktivitas dalam meningkatkan perekonomian, akan tetapi pembangunan non fisik atau pembangunan Sumber Daya Manusia juga harus dapat ditingkatkan dengan berbagai cara dan upaya dari Pemerintah Desa.

Dalam kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan terimakasih dan penghargaan kepada:

1. Bapak Dr. Sutoro Eko Yunanto, M.S.i selaku Ketua Sekolah Tinggi Pembangunan

2. Bapak Gregorius Sahdan, S.IP, M.A selaku Ketua Prodi Ilmu Pemerintahan 3. Bapak Drs. Triyanto Purnomo Raharjo, BE, M.Si selaku pembimbing skripsi yang

mengarahkan peneliti untuk dapat menyelesaikan penelitian ini. 4. Pemerintah Kabupaten Bantul, yang telah mengizinkan untuk melakukan penelitian di

Desa Sriharjo. 5. Kepala Desa Sriharjo dan jajarannya yang telah membantu dalam penggalian data dan

informasi terkait Implementasi kewenangan Desa 6. Segenap warga dan tokoh masyarakat di Desa Sriharjo yang telah membantu

memberikan informasi terkait dengan kewenangan desa.

Demikian untuk kebaikan dari semua pihak, peneliti mengucapkan terimakasih dan semoga semua kebaikan akan dibalas oleh Allah SWT, dan jika terdapat kekhilafan dalam melakukan penelitian, saya ucapkan mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Yogyakarta, 11 Maret 2020

Penyusun

Bella Yuniar Putri Dwi Kartini

Page 9: SKRIPSI BELLA YUNIAR PUTRI DWI KARTINI

ix

DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................................................................................................... i

Halaman Pengesahan .......................................................................................................... ii

Halaman Keaslian ............................................................................................................... iii

Halaman Motto ................................................................................................................... iv

Halaman Persembahan ......................................................................................................... v

Ucapan Terimakasih ........................................................................................................... vi

Kata Perngantar ............................................................................................................... .viii

Daftar Isi ............................................................................................................................ ix

Daftar Tabel ........................................................................................................................ xi

Daftar Gambar ..................................................................................................................... xii

Intisari .............................................................................................................................. .xiii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .................................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ............................................................................................................ 6

D. Manfaat Penelitian .......................................................................................................... 6

E. Kerangka Konseptual ...................................................................................................... 6

E.1. Implementasi Kebijakan........................................................................................... 6

E.2. Kewenangan Desa.................................................................................................. 10

E.2.1. Penyelenggaraan Pemerintahan ....................................................................... 11

E.2.2. Pembangunan Desa ......................................................................................... 17

E.2.3. Pembinaan Kemasyarakatan ........................................................................... 21

E.2.4. Pemberdayaan Masyarakat .............................................................................. 27

F. Ruang Lingkup ............................................................................................................. 31

G. Metode Penelitian ......................................................................................................... 31

Page 10: SKRIPSI BELLA YUNIAR PUTRI DWI KARTINI

x

G.1. Jenis Penelitian ...................................................................................................... 31

G.2. Unit Analisis .......................................................................................................... 32

G.3. Teknik pengumpulan Data ..................................................................................... 33

G.4. Teknik analisis data ............................................................................................... 34

BAB II PROFIL DESA SRIHARJO ................................................................................. 36

A. Kondisi Geografis ......................................................................................................... 36

B. Kondisi Demografis ...................................................................................................... 38

C. Sarana dan Prasarana Desa ............................................................................................ 42

D. Susunan Organisasi Pemerintah Desa Sriharjo............................................................... 47

E. Kelembagaan Desa Sriharjo .......................................................................................... 65

BAB III ANALISIS DATA ................................................................................................ 70

1. Komunikasi dalam 4 bidang Kewenangan Desa .......................................................... 70

2. Sumber daya dalam 4 bidang Kewenangan Desa ......................................................... 81

3. Disposisi dalam 4 bidang kewenangan Desa .............................................................. 91

4. Struktur Birokrasi dalam 4 bidang Kewenangan Desa ................................................ 96

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................................... 102

A. Kesimpulan .................................................................................................................... 102102

B. Saran ........................................................................................................................... 103

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... .106

Page 11: SKRIPSI BELLA YUNIAR PUTRI DWI KARTINI

xi

Daftar Tabel

Tabel 1.1 Deskripsi Informan ........................................................................................... 32

Tabel 2.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia .................................................................. 38

Tabel 2.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama .............................................................. 39

Tabel 2.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan ........................................................ 40

Tabel 2.4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ............................................ 41

Tabel 2.5 Prasarana Pendidikan ....................................................................................... 42

Tabel 2.6 Prasarana Ibadah .............................................................................................. 43

Tabel 2.7 Prasarana Kesehatan .......................................................................................... 44

Tabel 2.8 Prasarana Umum .............................................................................................. 45

Tabel 2.9 Prasarana Perhubungan ..................................................................................... 46

Tabel 2.10 Data Lurah dan Pamong Desa Sriharjo ............................................................ 47

Tabel 3.1 Penggunaan Dana Desa di Sriharjo ................................................................... 85

Page 12: SKRIPSI BELLA YUNIAR PUTRI DWI KARTINI

xii

Daftar Gambar

Gambar 2.1 Struktur Pemerintah Desa Sriharjo ................................................................ 63

Gambar 3.1 Website Desa Sriharjo ................................................................................... 72

Gambar 3.2 APBDesa tahun 2020 ................................................................................... 86

Page 13: SKRIPSI BELLA YUNIAR PUTRI DWI KARTINI

xiii

INTISARI

Implementasi 4 (empat ) bidang Kewenangan desa di Desa Sriharjo belum terlaksana dengan maksimal dikarenakan masih berkutik dengan permasalahan yang terjadi, hal ini dapat dibuktikan dengan Pembangunan Fisik Desa yang masih sangat dominan dibandingkan Pemberdayaan masyarakat di Desa Sriharjo. Anggaran Pendapatan dan belanja Desa yang bersumber dari Dana Desa yang diperoleh Desa Sriharjo pun masih dominan terpakai untuk pembangunan-pembangunan fisik Desa. Salah satu faktor terjadinya hal ini dikarenakan pemahaman dari masyarakat terkait dengan pembangunan non fisik masihlah sangat minim dan lebih memahami bahwa dana yang turun ke desa harus menghasilkan sebuah pembangunan yang dapat dilihat secara gamblang dan jelas. Selain itu juga, peningkatan kapasitas aparatur desa dalam memberikan pelatihan dalam bidang pemberdayaan masih menjadi sebuah masalah yang harus dituntaskan secara menyeluruh. Oleh karena itu, penulis akan mendeskripsikan bagaimana implementasi 4 (empat) bidang kewenangan Desa dalam di Desa Sriharjo, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul.

Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Objek dari penelitian ini adalah Implementasi 4 (empat ) bidang Kewenangan desa di Desa Sriharjo. Sedangkan Subjek dari penelitian ini adalah terdapat 9 informan yang ditetapkan dengan teknik purposive. Teknik pengumpulan data berdasarkan hasil Observasi, wawancara dan juga Dokumentasi dan teknis analisis data menggunakan teknik analisis data Kualitatif dengan langkah pertama pengumpulan data, reduksi data, penyajian data lalu langkah yang terakhir adalah Penarikan kesimpulan.

Berikut hasil dari penelitian yang telah dilakukan: (1) Komunikasi dalam 4 bidang kewenangan desa menjadi salah satu faktor penting dalam menjalankan sebuah program kebijakan, dalam hal ini komunikasi dapat berupa fisik maupun non fisik atau dapat berupa sosialisasi maupun dengan adanya website Desa. (2) Sumber daya dalam menjalankan 4 bidang kewenangan Desa, karena tanpa adanya sumber daya manusia dan finansialnya maka kewenangan desa hanyalah sebuah aturan tertulis dalam Undang-undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa. Dalam faktor sumber daya, pemerintah masih berusaha dalam meningkatkan kapasitas aparatur desa dan berupaya dalam menyeimbangkan antara pembangunan fisik dengan pemberdayaan masyarakat. (3) Disposisi dalam menjalankan 4 bidang kewenangan desa, juga merupakan faktor yang penting karena disposisi adalah karakteristik yang menempel erat kepada implementor (Pemerintah Desa). Kejujuran dan komitmen pemerintah Desa Sriharjo dapat terlihat dari adanya kesedian pemerintah desa dan mitranya dalam menjalankan amanah Undang-undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa, karena pemerintah desa menyadari bahwa mereka adalah pelaksana amanah Undang-undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa. (4) Struktur Birokrasi dalam menjalankan 4 bidang kewenangan desa menjadi bagian yang harus dimiliki dalam mengimplementasikan sebuah kebijakan, dalam hal ini Desa Sriharjo telah memenuhi struktur pemerintahan desa sriharjo serta cukup memahami Tupoksi nya masing-masing. Selain itu juga, terdapat koordinasi dan kerjasama yang baik antar pemerintah Desa dan BPD dalam menjalankan setiap program kewenangan Desa.

(Kata Kunci: Implementasi, Kewenangan, Kebijakan, Desa)

Page 14: SKRIPSI BELLA YUNIAR PUTRI DWI KARTINI

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Desa merupakan bentuk pemerintahan terkecil yang ada di Negara Kesatuan

Republik Indonesia ini. Mendengar kata Desa, banyak masyarakat yang langsung

mengidentifikasikannya atau mengkelompokkannya dengan hal-hal yang serba

ketinggalan zaman, kampungan dan lain sebagainya. Tetapi pada faktanya, keberadaan

desa menjadi bagian terpenting bagi Negara karena menjadi ujung tombak dari

pemerintah dan pembangunan Negara. Pada dasarnya desa adalah penopang kehidupan

dikota, karena kehidupan perkotaan bergantung pada produktivitas desa. Sejak lahirnya

Undang-undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa, terkandung didalamnya asas

rekognisi dan subsidiaritas untuk menegaskan kedudukan desa dalam sistem

ketatanegaraan dan pemerintahan NKRI.

Asas rekognisi merupakan konsep untuk memahami dan menjabarkan konsep

pengakuan dan penghormatan negara terhadap kesatuan-kesatuan masyarakat hukum

adat, yang tidak lain adalah desa, atau sebutan-sebutan lain seperti gampong, nagari,

lembang, banua, negeri dan sebagainya. Sedangkan asas subsidiaritas mengandung

beberapa pengertian, Pertama, subsidiaritas adalah lokalisasi penggunaan kewenangan

dan pengambilan keputusan tentang kepentingan masyarakat setempat kepada desa.

Kedua, pemerintah tidak melakukan campur tangan (intervensi) dari atas terhadap

kewenangan lokal desa, melainkan melakukan dukungan dan fasilitasi terhadap desa.

Ketiga, penetapan kewenangan lokal berskala desa menjadi kewenangan desa.

Penetapan itu berbeda dengan penyerahan, pelimpahan atau pembagian yang lazim

dikenal dalam asas desentralisasi maupun dekonsentrasi (Sutoro Eko, 2014:7-9) .

Page 15: SKRIPSI BELLA YUNIAR PUTRI DWI KARTINI

2

Kewenangan desa adalah hak desa untuk mengatur, mengurus dan bertanggung

jawab atas urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat. Dalam kata

iki beberapa makna: (1) Mengeluarkan dan

menjalankan aturan main (peraturan), tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan,

sehingga mengikat kepada pihak-pihak yang berkepentingan,(2) Bertanggungjawab

merencanakan, menganggarkan dan menjalankan kegiatan pembangunan atau pelayanan

serta menyelesaikan masalah yang muncul, (3) Memutuskan dan menjalankan alokasi

sumberdaya (baik dana, peralatan maupun personil) dalam kegiatan pembangunan atau

pelayanan termasuk membagi sumberdaya kepada penerima manfaat, (4) Mengurus

berarti menjalankan, melaksanakan, maupun merawat public goods yang telah diatur

tersebut. Implementasi pembangunan maupun pelayanan publik merupakan bentuk

nyata dari mengurus (Sutoro Eko, 2014 :.17-19).

Dalam pasal 18 Undang-undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa menyebutkan

bahwa Kewenangan Desa meliputi kewenangan di bidang Penyelenggaraan

Pemerintahan Desa, pelaksanaan Pembangunan Desa, Pembinaan Kemasyarakatan Desa

dan Pemberdayaan masyarakat Desa berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal-usul,

dan adat istiadat Desa . Berikut adalah penjabaran dari 4 bidang kewenangan Desa:

1. Penyelenggaraan Pemerintahan Desa telah ditegaskan dalam Pasal 23 Undang-

undang Nomor 6 tahun 2014 bahwa Pemerintahan Desa diselenggarakan oleh

Pemerintah Desa dengan berdasarkan asas: kepastian hukum, tertib

penyelengaraan pemerintahan, tertib kepentingan umum, keterbukaan,

proporsionalitas, profesionalitas, akuntabilitas, efektivitas dan efisiensi, kearifan

lokal, keberagaman, dan partisipatif. Pemerintah Desa sebagaimana yang

dimaksud dalam Pasal 23 adalah Kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain

dan yang dibantu oleh perangkat Desa atau yang disebut dengan nama lain.

Page 16: SKRIPSI BELLA YUNIAR PUTRI DWI KARTINI

3

2. Pembangunan Desa sebagaimana yang diatur dalam Pasal 78 Undang-undang

Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa adalah Meningkatkan kesejahteraan hidup

manusia serta penanggulangan kemiskinan melalui penyediaan pemenuhan

kebutuhan dasar, pembangunan sarana dan prasarana desa, pengembangan potensi

ekonomi lokal dan pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan secara

berkelanjutan. Maka dari itu, Undang-undang ini menggunakan 2 (dua)

atau disatukan dalam perencanaan Pembangunan Desa.

Perencanaan Pembangunan Desa mengacu pada perencanaan pembangunan

Kabupaten/kota. Pada Pasal 79 Undang-undang Nomor 6 tahun 2014 tentang

Desa menyebutkan bahwa Perencanaan Pembangunan Desa disusun secara

berjangka meliputi : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa dalam jangka

waktu 6 (enam) tahun dan Rencana Kerja Pemerintah Desa yang merupakan

penjabaran dari RPJMDesa untuk jangka satu tahun. Dan juga telah diatur dalam

Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 114 Tahun 2014, tentang pedoman

Pembangunan Desa, disebutkan bahwa Perencanaaan Pembangunan Desa adalah

proses tahapan kegiatan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Desa dengan

melibatkan Badan Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara

partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka

mencapai tujuan pembangunan desa.

3. Pembinaan kemasyarakatan juga menjadi salah satu kewenangan desa seperti

yang disebutkan dalam Pasal 18 Undang-undang Nomor 6 tahun 2014 bahwa

Kewenangan Desa meliputi kewenangan di bidang Penyelenggaraan

Pemerintahan Desa, pelaksanaan Pembangunan Desa, Pembinaan

Page 17: SKRIPSI BELLA YUNIAR PUTRI DWI KARTINI

4

Kemasyarakatan Desa dan Pemberdayaan masyarakat Desa berdasarkan prakarsa

masyarakat, hak asal-usul, dan adat istiadat Desa .

4. Pemberdayaan masyarakat Desa, dalam Pasal 1 Ayat 12 Undang-undang Nomor 6

tahun 2014 dijelaskan bahwa Pemberdayaan Masyarakat Desa adalah upaya

mengembangkan kemandirian dan kesejahteran masyarakat dengan meningkatkan

pengetahuan, sikap, keterampilan, perilaku, kemampuan, kesadaran, serta

memanfaatkan sumberdaya melalui penetapan kebijakan, program, kegiatan, dan

pendampingan yang sesuai dengan esensi masalah dan prioritas kebutuhan

Masyarakat Desa.

Jika dilihat dari fakta yang terjadi di salahsatu desa yang terletak di Kabupaten

Bantul, yaitu Desa Sriharjo. Desa Sriharjo yang baru saja mengadakan pelantikan

Lurah desa (Kepala Desa) pada 21 November 2018 ini masih mengalami beberapa

kendala untuk menerapkan Undang-undang nomor 6 tahun 2014 tentang Desa ini. Desa

yang mayoritas bermata pencaharian dengan bercocoktanam padi ini, kerap disebut-

sebut sebagai desa yang dulunya memiliki tingkat kemiskinan yang cukup tinggi, kini

Desa Sriharjo telah mengalami beberapa perubahan baik dari segi fisik maupun

nonfisik. Pada idealnya, 4 kewenangan ini dilaksanakan secara merata dan sesuai

dengan kebutuhan yang dibutuhkan oleh masyarakat Desa. Namun, pada realita yang

terjadi adalah penerapan atau implementasi dari 4 kewenangan yang tertulis dalam

Undang-undang Desa Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa masih mengalami kendala

dalam menerapkannya. Salah satunya adalah permasalahan terkait bidang

pembangunan fisik lebih mendominasi dibandingkan dengan pembangunan Sumber

Daya Manusia atau Pemberdayaan masyarakat di Desa Sriharjo. Pembangunan fisik

memang lah penting untuk membantu masyarakat dalam menunjang segala aktivitas

dalam meningkatkan perekonomian, akan tetapi pembangunan non fisik atau

Page 18: SKRIPSI BELLA YUNIAR PUTRI DWI KARTINI

5

pembangunan Sumber Daya Manusia juga harus dapat ditingkatkan, dengan cara

memberikan pelatihan-pelatihan ataupun workshop terkait dengan hal-hal yang dapat

membuat masyarakat lebih berdaya dan mandiri serta dapat meningkatkan kreativitas

masyarakat untuk terus berkarya dengan sumber daya alam yang tersedia di Desa

Sriharjo.

Terkait dengan hal yang sudah dijelaskan diatas, maka peneliti ingin mengetahui

lebih lanjut tentang penerapan dari Undang-undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa,

khususnya dalam 4 bidang kewenangan Desa yaitu penyelenggaraan pemerintahan,

pembangunan Desa, pemberdayaan Masyarakat serta pembinaan Masyarakat yang telah

diterapkan oleh pemerintah Desa di Desa Sriharjo. Peneliti akan mencoba menjelaskan

dan menggambarkan serta berusaha untuk memberikan manfaat atas penelitian ini yang

terbungkus dalam satu judul yaitu : (Empat) Bidang

di Desa Sriharjo, Kecamatan Imogiri , Kabupaten Bantul.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari uraian latar belakang masalah yang dikemukakan sebelumnya,

permasalahan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana Implementasi 4 (empat) bidang Kewenangan Desa di Desa Sriharjo,

Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul?

2. Apa saja kendala-kendala yang ditemukan dalam mengimplementasikan 4 (empat)

bidang Kewenangan desa di Desa Sriharjo, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul?

Page 19: SKRIPSI BELLA YUNIAR PUTRI DWI KARTINI

6

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan penelitian adalah :

1. Untuk mendeskripsikan implementasi dari 4 kewenangan Desa yaitu

penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan

dan pemberderdayaan masyarakat di Desa Sriharjo, Kecamatan Imogiri, Kabupaten

Bantul.

2. Untuk mendeskripsikan hambatan/kendala-kendala apa saja yang dialami dalam

mengimplementasikan 4 bidang kewenangan Desa di Desa Sriharjo.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Akademik

Diharapkan penelitian ini dapat menambah ilmu pengetahuan tentang informasi

terkait dengan Implementasi 4 (empat ) bidang Kewenangan desa.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata bagi pemerintah Desa

dan masyarakat dalam Implementasi 4 (empat ) bidang Kewenangan desa.

E. Kerangka Konseptual

E.1. Implementasi Kebijakan

Menurut George C. Edward III (dalam Dwiyanto Indiahono, 2017: 31-34),

implementasi kebijakan publik menunjuk empat variabel yang berperan penting

dalam pencapaian keberhasilan implementasi. Empat variabel tersebut yaitu

komunikasi, sumber daya, disposisi, dan struktur birokrasi. Keempat variabel

tersebut juga saling berhubungan satu sama lain:

a. Komunikasi

Komunikasi, yaitu menunjuk bahwa setiap kebijakan akan dapat dilaksanakan

dengan baik jika terjadi komunikasi efektif antara pelaksana program

Page 20: SKRIPSI BELLA YUNIAR PUTRI DWI KARTINI

7

(kebijakan) dengan para kelompok sasaran (target group). Tujuan dan sasaran

dari program/kebijakan dapat disosialisasikan secara baik sehingga dapat

menghindari adanya distorsi atas kebijakan dan program. Ini menjadi penting

karena semakin tinggi pengetahuan kelompok sasaran atas program maka akan

mengurangi tingkat penolakan dan kekeliruan dalam mengaplikasikan program

dan kebijakan dalam ranah yang sesungguhnya.

b. Sumber daya

Sumber daya, yaitu menunjuk setiap kebijakan harus didukung oleh sumber

daya yang memadai, baik sumber daya manusia maupun sumberdaya finansial.

Sumber daya manusia adalah kecukupan baik kualitas maupun kuantitas

implementor yang dapat melingkupi seluruh kelompok sasaran. Sumberdaya

finansial adalah kecukupan modal investasi atas sebuah program / kebijakan.

Keduanya harus diperhatikan dalam implementasi program/kebijakan

pemerintah. Sebab tanpa kehandalan implementor kebijakan menjadi kurang

energik dan berjalan lambat dan seadanya. Sedangkan, sumber daya finansial

menjamin keberlangsungan program/kebijakan. Tanpa ada dukungan finansial

yang memadai, program tak dapat berjalan secara efektif dan cepat dalam

mencapai tujuan dan sasaran.

c. Disposisi

Disposisi, yaitu menunjuk karakteristik yang menempel erat kepada

implementor kebijakan/program. Karakter yang penting dimiliki oleh

implementor adalah kejujuran, komitmen dan demokratis. Implementor yang

memiliki komitmen yang tinggi dan jujur akan senantiasa bertahan diantara

hambatan yang ditemui dalam program/kebijakan. Kejujuran mengarahkan

Page 21: SKRIPSI BELLA YUNIAR PUTRI DWI KARTINI

8

implementor untuk tetap berada dalam arah program yang telah digariskan

dalam guideline program.

d. Struktur Birokrasi

Struktur birokrasi, menunjuk bahwa struktur birokrasi menjadi penting dalam

implementasi kebijakan. Aspek struktur birokrasi ini mencakup dua hal penting

pertama adalah mekanisme, dan struktur organisasi pelaksana sendiri.

Mekanisme implementasi program biasanya sudah ditetapkan melalui Standar

Operating Procedur (SOP) yang dicantumkan dalam guideline

program/kebijakan.

Lain halnya dengan pendapat Mazmanian dan Sabatiar (dalam Riant Nugroho,

2014: 220) Daniel Mazmanian dan Paul A. Sabatier (1983) menyatakan bahwa

implementasi melaksanakan keputusan kebijakan dasara, biasanya digabungkan

dalam anggaran dasar tetapi dapat juga mengambil bentuk perintah eksekutif atau

keputusan pengadilan yang penting. Idealnya, keputusan mengidentifikasi

masalah untuk dihadapi, menerapkan tujuan untuk dikejar, dan dalam berbagai

& de Leon,

200:473)

Dan juga teori yang dipaparkan oleh Van Meter dan Van Horn (dalam

Dwiyanto Indiahono, 2017:38-39) telah mengartikan implementasi kebijakan dari

Meter dan Horn menetapkan beberapa variabel yang diyakini dapat

mempengaruhi implementasi dan kinerja kebijakan. Beberapa variabel yang

terdapat dalam Model Meter dan Horn adalah sebagai berikut:

Page 22: SKRIPSI BELLA YUNIAR PUTRI DWI KARTINI

9

a. Standar dan sasaran kebijakan, standar dan sasaran kebijakan pada dasarnya

adalah apa yang hendak dicapai oleh program atau kebijakan, baik yang

berwujud maupun tidak, jangka pendek, menengah atau panjang.

b. Kinerja kebijakan merupakan penilaian terhadap pencapaian standar dan

sasaran kebijakan yang telah ditetapkan diawal.

c. Sumber daya menunjuk kepada seberapa besar dukungan finansial dan sumber

daya manusia untuk melaksanakan program atau kebijakan.

d. Komunikasi antar badan pelaksana, menunjuk kepada mekanisme prosedur

yang dicanangkan untuk mencapai sasaran dan tujuan program.

e. Karakteristik badan pelaksana, menunjuk seberapa besar daya dukung struktur

organisasi, nilai-nilai yang berkembang, hubungan dan komunikasi yang terjadi

di internal birokrasi.

f. Lingkungan sosial, ekonomi dan politik, menunjuk bahwa lingkungan dalam

ranah implementasi dapat mempengaruhi kesuksesan implementasi kebijakan

itu seniri.

g. Sekap pelaksana, menunjuk bahwa sikap pelaksana menjadi variabel penting

dalam implementasi kebijakan.

Dari pemaparan diatas, peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa

implementasi kebijakan adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh individu atau

kelompok dalam pelaksanaan peraturan perundang-undangan dengan melihat

adanya komunikasi, sumber daya, disposisi dan juga Struktur Birokkrasi. Maka

dari itu ruang lingkup yang diambil dalam penelitian ini yaitu mengacu pada

model implementasi kebijakan oleh George C.Edward III.

Page 23: SKRIPSI BELLA YUNIAR PUTRI DWI KARTINI

10

E.2. Kewenangan Desa

Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa mengandung misi mulia

yaitu negara melindungi dan memberdayakan agar menjadi kuat, maju, mandiri,

dan demokratis sehingga dapat menciptakan landasan yang kuat dalam

melaksanakan pemerintahan dan pembangunan menuju masyarakat yang adil,

makmur, dan sejahtera. Kemandirian Desa di kedepankan Undang-undang Desa

karena dua hal: Pertama, desa selama ini lemah dan tergantung, tidak memiliki

kedudukan dan kewenangan yang jelas, atau lebih banyak menanggung kewajiban

daripada kewenangan, menjadi objek politisasi dan pembangunan serta tidak

menjadi aset negara melainkan menjadi beban berat bagi negara. Kedua,

sebaliknya, Undang-undang Desa membawa semangat dan tujuan memperkuat

desa, memperjelas kedudukan dan kewenangan desa, membuat desa sebagai

subjek pembangunan serta desa menjadi aset bagi negara yang mempunyai

sumbangan terhadap cita-cita kesejahteraan rakyat (Sutoro Eko, 2014: 1-2).

Kewenangan desa adalah hak desa untuk mengatur, mengurus dan

bertanggung jawab atas urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat

setempat. Dalam pasal 18 Undang-undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa

menyebutkan bahwa Kewenangan Desa meliputi kewenangan di bidang

Penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan Pembangunan Desa,

Pembinaan Kemasyarakatan Desa dan Pemberdayaan masyarakat Desa

berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal-usul, dan adat istiadat Desa. Kemudian

pasal 19 Undang-undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa menyebutkan bahwa

Kewenangan Desa meliputi: Kewenangan berdasarkan hak asal-usul, kewenangan

lokal berskala desa, kewenangan yang ditugaskan oleh Pemerintah (Pemerintah

Daerah Provinsi, atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota), dan kewenangan lain

Page 24: SKRIPSI BELLA YUNIAR PUTRI DWI KARTINI

11

yang ditugaskan oleh Pemerintah (Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota) sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

E.2.1. Penyelenggaraan Pemerintahan

Pemerintahan Desa adalah penyelenggara urusan pemerintahan oleh

Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan

mengawasi kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan

adat istiadat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara

Kestuan Republik Indonesia. Sedangkan Pemerintah Desa adalah Kepala

Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan Desa.

Pemerintahan Desa termasuk salah satu perangkat Pemerintahan Daerah.

Pemerintahan Desa diatur dalam Undang-undang No.6 tahun 2014 tentang

Desa dan Peraturan Pemerintah Nomor 43 tahun 2014 tentang Peraturan

pelaksanaan Undang-undang No.6 tahun 2014 tentang Desa. Keduanya

mengatur penyelenggaraan Pemerintahan Desa. Terdapat Lembaga-lembaga

dalam menjalankan pemerintahan Desa, yaitu :

a. Pemerintah Desa

Pemerintah desa terdiri dari Kepala Desa dan Perangkat Desa.

Kepala Desa dan Perangkat Desa berdasarkan pasal 66 Undang-undang

Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa tersebut juga mendapatkan

penghasilan tetap setiap bulannya yang dianggarkan dalam APB Desa

yang bersumber dari Alokasi Dana Desa (ADD). ADD merupakan dana

perimbangan APBN yang diterima oleh Kabupaten/Kota yang

ditetapkan dalam APBD .

Page 25: SKRIPSI BELLA YUNIAR PUTRI DWI KARTINI

12

1) Kepala Desa

Sebuah Desa dipimpin oleh Kepala Desa dipilih secaraa lansung oleh

rakyat melalui sebuah pemilihan Kepala Desa (pilkades). Berdasarkan

Undang-undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa, seorang Kepala

Desa menjabat selama enam tahun untuk satu (1) kali masa jabatan dan

dapat dipilih kembali maksimal tiga (3) kali baik secara berturut-turut

maupun tidak.

2) Perangkat Desa

Dalam menyelenggarakan Pemerintahan Desa, Kepal Desa dibantu

oleh Perangkat Desa. Perangkat Desa terdiri atas Sekretaris Desa

(SEKDES) dan perangkat Desa lainnya. Perangkat Desa lainnya adalah

pelaksana teknis dan unsur kewilayahan. Hubungan kerja Kepala Desa

dan Perangkat Desa seperti layaknya menteri bagi presiden. Perangkat

Desa membantu tugas-tugas Keapala Desa untuk melayani warga Desa.

Perangkat desa berasal dari warga desa setempat yang diangkat dan

diberhentikan oleh Kepala Desa setelah dikonsultasikan dengan Camat

atas nama Bupati/Walikota. Dengan demikian perangkat desa

bertanggungjawab kepada Kepala Desa.

a) Unsur Staf

Perangkat Desa dari unsur staf terdiri dari Sekretaris Desa dan Kaur

(Kepala Urusan). Dalam Pemerintahan Desa, Sekretaris Desa

menempati posisi yang sangat penting. Sekretaris Desa membantu

Kepala Desa dalam menjalankan Pemerintahan Desa. Tugas utama

Sekretaris Desa adalah mengurusi adminitrasi desa. Dalam

menjalankan tugasnya, Sekretaris desa dibantu oleh unsur staf

Page 26: SKRIPSI BELLA YUNIAR PUTRI DWI KARTINI

13

kesekretariatan yang dipimpin oleh seorang Kepala Urusan atau

disebut Kaur. Sekertariat Desa paling banyak terdiri atas 3 (tiga)

urusan yaitu urusan tata usaha dan umum, urusan keuangan, dan

urusan perencanaan. Dan paling sedikit 2 (urusan) yaitu urusan

umum dan perencanaan serta urusan keuangan.

b) Unsur Pelaksana teknis, yaitu unsur pelaksana teknis lapangan.

Pelaksana teknis paling banyak terdiri dari 3 (tiga) seksi yaitu seksi

pemerintahan, seksi kesejahteraan dan seksi pelayanan. Paling

sedikit 2 (dua) seksi yaitu seksi pemerintahan serta seksi

kesejahteraan dan pelayanan. Masing-masing seksi dipimpin oleh

Kepala Seksi (Kasi).

c) Unsur Kewilayahan

Unsur kewilayahan membantu Kepala Desa dalam bidang

Pemerintahan. Bidang tugas unsur kewilayahan ini diatur oleh

kepala Desa.

b. Badan Permusyawaratan Desa (BPD)

Anggota BPD dipilih oleh warga Desa berdasarkan keterwakilan

wilayah yang pengisiannya dilakukan secara demokratis dengan cara

musyawarah dan mufakat. Anggota BPD dipilih dari unsur tokoh

agama, tokoh masyarakat, ketua RT, ketua RW, maupun pemangku

adat. Sebagaimana Kepala Desa, BPD memiliki masa jabatan selama

enam tahun, setelah itu dapat dipilih untuk masa keanggotaan paling

banyak 3 (tiga) kali secara berturut-turut atau tidak. Jumlah anggota

BPD ditetapkan dengan jumlah gasal, paling sedikit 5 (lima) orang dan

paling banyak 9 (sembilan) dengan memperhatikan wilayah,

Page 27: SKRIPSI BELLA YUNIAR PUTRI DWI KARTINI

14

perempuan, penduduk, dan kemampuan Keuangan Desa. Dalam

menjalankan tugasnya, BPD berwenang dalam hal-hal berikut:

1) Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian Kepala Desa

2) Membahas rancangan peraturan Desa bersama Kepala Desa

3) Mengawasi pelaksanaan peraturan Desa

4) Membentuk pnitia pemilihan Kepala Desa

5) Menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat

6) Menyusun tata tertib BPD

7) Mengayomi adat-istiadat

8) Menyusun APBDesa bersama-sama dengan Kepala Desa

9) Melakukan pengawasan terhadap pemerintahan Desa dan meminta

keterangan tentang penyelenggaraan Pemerintahan Desa Kepada

Pemerintah Desa.

c. Lembaga Kemasyarakatan Desa

Lembaga Kemasyarakatan Desa adalah lembaga non-pemerintah

yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan kondisi dan kebutuhan.

Mengacu pada penjelasan pasal 150 ayat 1 PP No. 43 tahun 2014, yang

dimaksud Lembaga Kemasyarakatan Desa adalah Rukun Tetangga

(RT), Rukun Warga (RW), Karang Taruna, Pos Pelayanan Terpadu

(posyandu), Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), dan

Lembaga Pemberdayaan Masyarakat.

Lembaga kemasyarakatan berfungsi sebagai pendukung pemerintah

Desa dan sebagai wadah partisipasi masyarakat Desa dalam

pembangunan, pemerintahan, kemasyarakatan, dan pemberdayaan yang

mengarah terwujudnya demokratisasi dan transparansi di tingkat

Page 28: SKRIPSI BELLA YUNIAR PUTRI DWI KARTINI

15

masyarakat serta menciptakan akses agar masyarakat lebih berperan

aktif dalam kegiatan pembangunan. Tugasnya adalah membantu

pemerintah Desa dalam menyelenggarakan pemerintahan Desa dan

merupakan mitra dalam meberdayakan masyarakat (A. Saibani dan

Djati H, 2014)

Adapun fungsi pemerintah desa menurut Veithzal Rivai (dalam: Adon

Nasrullah Jamaluddin, 2015: 111-112), merupakan gejala sosial, karena

harus diwujudkan dalam interaksi antar-individu didalam situasi sosial

kelompok masyarakat. Adapun fungsi pemerintah desa secara operasional

dapat dibedakan dalam fungsi pokok, sebagai berikut:

1. Instruktif. Fungsi ini bersifat komunikasi satu arah. Pemerintah sebagai

komunikator merupakan pihak yang menentukan apa, bagaimana,

bilamana, dan dimana pemerintahan dikerjakan agar keputusan dapat

dilaksanakan secara efektif.

2. Konsultatif. Fungsi ini digunakan sebagai komunikasi dua arah. Hal

tersebut digunakan sebagai usaha untuk menetapkan keputusan yang

memerlukan bahan pertimbangan dan mungkin memerlukan konsultasi

dengan masyarakat-masyarakat yang dipimpinya

3. Partisipasi. Dalam menjalankan fungsi ini, pemerintaha desa berusaha

mengaktifkan masyarakatnya, baik dalam keikutsertaan mengambil

keputusan maupun dalam pelaksanaannya. Partisipasi tidak berarti bebas

berbuat semaunya, tetapi dilakukan secara terkendali dan terarah berupa

kerjasama dengan tidak mencampuri atau mengambil tugas pokok orang

lain.

Page 29: SKRIPSI BELLA YUNIAR PUTRI DWI KARTINI

16

4. Delegasi. Fungsi ini dilaksanakan dengan memberikan pelimpahan

wewenang membuat atau menetapkan baik melalui persetujuan maupun

tanpa persetujuan pemerintah.

5. Pengendalian. Fungsi pengendalian berasumsi bahwa kepemimpinan

yang efektif harus mampu mengantar aktivitas anggotanya secara terarah

dan dalam. Koordinasi yang efektif, memungkinkan tercapainya tujuan

bersama secara maksimal dalam melaksanakan fungsi pengendalian

pemimpin yang dapat mewujudkan melalui kegiatan bimbingan,

pengarahan, koordinasi, dan pengawasan

Sedangkan, menurut Nurcholis (2011:138) pemerintah Desa

mempunyai tugas pokok:

1) Melaksanakan urusan rumah tangga desa, urusan pemerintahan umum,

2) Menjalankan tugas pembantuan dari pemerintah, pemerintah provinsi

dan pemerintah kabupaten

Untuk menjalankan tugas pokok tersebut pemerintah desa mempunyai

fungsi :

1) Menyelenggarakan urusan rumah tangga desa

2) Pelaksanaan tugas di Bidang pembangunan dan pembinaan masyarakat

yang menjadi tanggung jawabnya

3) Pelaksanaan pembina perekonomian desa

4) Pelaksanaan pembina partisipasi dan swadaya dan gotong royong

masyarakat.

5) Pelaksanaan pembinaan ketentraman dan ketertiban masyarakat

6) Pelaksanaan musyawarah penyelesaian perselisihan antar masyarakat

Page 30: SKRIPSI BELLA YUNIAR PUTRI DWI KARTINI

17

7) Penyusunan, pengajuan rancangan peraturan desa ;

8) Pelaksanaan tugas yang dilimpahkan kepada desa.

E.2.2. Pembangunan Desa

1) Pengertian Pembangunan Desa

Dalam Pasal 78 Undang-undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa

bahwa tujuan Pembangunan Desa adalah Meningkatkan kesejahteraan

hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan melalui penyediaan

pemenuhan kebutuhan dasar, pembangunan sarana dan prasarana desa,

pengembangan potensi ekonomi lokal dan pemanfaatan sumberdaya

alam dan lingkungan secara berkelanjutan. Maka dari itu, Undang-

undang ini menggunakan 2

perencanaan Pembangunan Desa.

Pemerintah Desa menyusun Perencanaan Pembangunan Desa

sesuai dengan mengacu pada perencanaan pembangunan

Kabupaten/kota. Sebagaimana yang telah diatur dalam Peraturan

Menteri Dalam Negeri No. 114 Tahun 2014, tentang pedoman

Pembangunan Desa, disebutkan bahwa Perencanaaan Pembangunan

Desa adalah proses tahapan kegiatan yang diselenggarakan oleh

Pemerintah Desa dengan melibatkan Badan Permusyawaratan Desa

dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan

pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai tujuan

pembangunan desa. Pada Pasal 79 menyebutkan bahwa Perencanaan

Pembangunan Desa disusun secara berjangka meliputi : Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Desa dalam jangka waktu 6 (enam)

Page 31: SKRIPSI BELLA YUNIAR PUTRI DWI KARTINI

18

tahun dan Rencana Kerja Pemerintah Desa yang merupakan penjabaran

dari RPJMDesa untuk jangka satu tahun.

Adapun pembangunan Desa sebagai rural development mempunyai

arti yang lebih luas lagi. Pembangunan masyarakat desa sudah tercakup

didalamnya. Pembangunan Desa dapat dikatakan sudah menjadi metode

yang merupakan satu kebulatan, yang terdiri atas komponen-komponen

yang satu sama lainnya saling berkaitan. Pembangunan masyarakat

merupakan salah satu komponen yang sangat penting dan menentukan

yang harus dibangun utuh bersama-sama dengan lingkungan fisik dan

lingkungan hidupnya. Dengan demikian, apabila berbicara tentang

pembangunan perdesaan, pada hakikatnya yang kita pikirkan adalah

pembangunan masyarakat desa (Adon Nasrullah Jamaluddin, 2015:232-

233).

Pembangunan perdesaan merupakan bagian integral dari

pembangunan nasional, yang merupakan usaha peningkatan kualitas

sumber daya manusia perdesaan dan masyarakat secara keseluruhan

yang dilakukan secara berkelanjutan berlandaskan pada potensi dan

kemampuan pedesaan. Dalam pelaksanaanya, pembangunan pedesaan

seharusnya mengacu pada pencapaian tujuan pembangunan, yaitu

mewujudkan kehidupan masyarakat pedesaan yang mandiri, maju,

sejahtera, dan berkeadilan. Pembangunan masyarakat Desa adalah

seluruh kegiatan pembangunan yang berlangsung di Desa dan meliputi

seluruh aspek kehidupan masyarakat, serta dilaksanakan secara terpadu

dengan mengembangkan swadaya gotong-royong. Tujuannya untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa berdasarkan kemampuan

Page 32: SKRIPSI BELLA YUNIAR PUTRI DWI KARTINI

19

dan potensi sumber daya alam (SDA) mereka melalui peningkatn

kualitas hidup, keterampilan, dan prakarsa masyarakat (Adon Nasrullah

Jamaluddin, 2015 : 240)

2) Tahapan Pembangunan

Beberapa tahapan pembangunan, diantaranya sebagai berikut:

Pertama, tahapan perencanaan pembangunan. Perencanaan diperlukan

karena kebutuhan pembangunan lebih besar daripada sumber daya yang

tersedia. Melalui tahaapan perencanaan, dirumuskan berbagai kegiatan

pembangunan yang secara efisien dan efektif dapat memberi hasil yang

optimal dalam memanfaatkan sumber daya yang tersedia dan

mengembangkan potensi yang tersedia dalam pembangunan. Kedua,

tahapan pelaksanaan pembangunan. Pelaksanaan pembangunan

merupakan seluruh kegiatan yang saling berkaitan dengan berbagai

kemungkinan dan berbagai sasaran yang telah ditentukan dalam

perencanaan pembangunan.

Ketiga, tahapan monitoring dan evaluasi pembangunan. Selain

perencanaan dan pelaksanaan pembangunan adalah pemantauan atau

monitoring. Monitoring sangat diperlukan untuk menunjang

keberhasilan dalam proses pembangunan. Monitoring merupakan

prosedur dalam tahapan pembangunan yang berfungsi untuk

memberikan informasi tentang sejauh mana kegiatan pembangunan

telah dilaksanakan sesuai dengan yang direncanakan. Monitoring

diperlukan agar pelaksanaan pembangunan dapat diperbaiki. Keempat,

tahapan pengawasan pembangunan. Salah satu fungsi pengawasan

adalah meningkatkan pertanggungjawaban dan trasparansi sektor

Page 33: SKRIPSI BELLA YUNIAR PUTRI DWI KARTINI

20

publik. pengawasan pada dasarnya berfungsi menekankan langkah-

langkah pembenahan atau koreksi apabila dalam proses pembangunan

terjadi perbedaan dengan tujuan yang telah ditetapkan dalam tahapan

perencanaan pembangunan. Pengawasan pembangunan merupakan

bagian penting karena tahapan ini dapat menghasilkan keputusan untuk

mengevaluasi dan perbaikan dalam penyelenggaraan pembangunan

(Adon Nasrullah Jamaluddin, 2015: 222-225) .

3) Strategi (Pelaksanaan) Pembangunan Desa

Pada masa Orde baru, secara substansial stategi pembangunan desa

cenderung dilakukan secara seragam (penyeragaman) oleh pemerintah

pusat. Program Pembangunan Desa lebih bersifat top-down. Pada era

Reformasi secara substansial pembangunan Desa diserahkan kepada

desa itu sendiri. Adapun pemerintah dan pemerintah daerah cenderung

mengambil posisi dan peran sebagai fasilitator, memberi bantuan dana,

pembinaan, dan pengawasan. Program pembangunan desa lebih bersifat

bottom up atau kombinasi bottom-up dan top-down (Ali Hanapiah,

2011:12).

Pertama, top-down planning. Perencanaan pembangunan yang

lebih merupakan inisiatif pemerintah (pusat dan daerah).

Pelaksanaannya dapat dilakukan oleh pemerintah atau dapat melibatkan

masyarakat desa didalamnya. Meskipun demikian, orientasi

pembangunan tersebut tetap untuk masyarakat desa.

Kedua, bottom-up planning. Perencanaan pembangunan dengan

menggali potensi real keinginan atau kebutuhan masyarakat desa.

Masyarakat desa diberi kesempatan dan keleluasaan untuk membuat

Page 34: SKRIPSI BELLA YUNIAR PUTRI DWI KARTINI

21

perencanaan pembangunan atau merencanakan sendiri yang mereka

butuhkan. Hal ini dikarenakan masyarakat desa dianggap lebih

mengetahui apa yang mereka butuhkan. Pemerintah memfasilitasi dan

mendorong agar masyarakat desa dapat memberikan partisipasi aktifnya

dalam pembangunan desa.

Ketiga, kombinasi bottom-up dan top-down planning . pemerintah

(pusat atau daerah) bersama sama dengan masyarakat desa membuat

perencanaan pembangunan desa. Hal ini dilakukan karena masyarakat

masih memiliki berbagai keterbatasn dalam menyusun suatu

perencanaan dan melaksanakan pembangunan yang baik dan

komperhensif. Pelaksanaan Pembangunan ini melibatkan dan menuntut

peran serta aktif masyarakat desa dan pemerintah.

E.2.3. Pembinaan Kemasyarakatan

Pembinaan menurut asal kata bina yang artinya sama dengan bangun,

jadi pembinaan dapat diartikan sebagai pembangunan yaitu menjadikan

sesuatu hingga menjadi baru yang memiliki nilai-nilai yang lebih tinggi.

Dengan demikian pembinaan juga mengandung makna sebagai

pembaharuan yang memiliki usah-usaha untuk membuat suatu menjadi

lebih baik dan lebih bermanfaat. Unsur dari penegertian ini merupakan suatu

tindakan proses atau pernyataan dari suatu tujuan pembinaan menunjukkan

stilah pembinaan hanya diperankan

kepada unsur manusia, oleh karena itu pembinaan haruslah mampu

menekan hal-hal dalam persoalan manusia.

Page 35: SKRIPSI BELLA YUNIAR PUTRI DWI KARTINI

22

a. Pembinaan adalah suatu tindakan, proses atau pernyataan menjadi lebih

baik

b. Pembinaan merupakan suatu strategi yang unik dari sistem pembaruan

(change).

c. Pembinaan merupakan suatu pernyataan yang normatif, yakni

menjelaskan bagaimana pembaruan yang berencana serta

pelaksanaanya.

d. Pembinaan berusaha untuk mencapai efektivitas, efesiensi dalam suatu

perubahan dan pembaruannya yang dilakukan tanpa mengenal berhenti

Menurut Widjaja (2000:14) pembinaan adalah suatu proses

pengembangan yang mencakup urutan-urutan pengertian diawali dengan

mendirikan, membutuhkan, memelihara pertumbuhan tersebut disertai

usaha-uasah perbaikan, menyempurnakan dan mengembangkannya.

Pembinaan tersebut menyangkut kegiatan perencanaan, pengorganisasian,

pembiayaan, koordinasi, pelaksanaan dan pengawasan suatu pekerjaan

untuk mencapai tujuan hasil yang maksimal.

Dalam konteks Desa, pembinaan kemasyarakatan menjadi salah satu

kewenangan Desa yang sudah diatur dalam Undang-undang Nomor 6 tahun

2014 pasal 112 ayat 3 yang menyebutkan bahwa : Pemerintah, Pemerintah

Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota memberdayakan

masyarakat Desa dengan :

Page 36: SKRIPSI BELLA YUNIAR PUTRI DWI KARTINI

23

a. Menerapkan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,

teknologi tepat guna, dan temuan baru untuk kemajuan ekonomi dan

pertanian masyarakat Desa

b. Meningkatkan kualitas pemerintahan dan masyarakat Desa melalui

pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan; dan

c. Mengakui dan mengfungsikan institusi asli dan/atau yang sudah ada di

masyarakat Desa.

Lalu untuk penjelasan lebih lanjut tentang bentuk pembinaan dan

pengawasan yang diberikan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah Provisi,

dan Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota telah ditulis dalam pasal 113

hingga pasal 115 Undang-undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa.

Pembinaan dan pengawasan yang dilakukan oleh Pemerintah sebagaimana

yang dimaksud dalam pasal 112 ayat (1) meliputi :

a. Memberikan pedoman dan standar pelaksnaaan penyelenggaraan

Pemerintahaan Desa

b. Memberikan pedoman tentang dukungan pendanaan dari Pemerintah,

Pemerintah Dearah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota

kepada Desaa

c. Memberikan penghargaan, pembimbingan, dan pembinaan kepada

lembaga masyarakat Desa

d. Memberikan pedoman penyusunan perencanaan pembangunan

partisipatif

e. Memberikan pedoman standar jabatan bagi perangkat Desa

Page 37: SKRIPSI BELLA YUNIAR PUTRI DWI KARTINI

24

f. Memberikan bimbingan, supervisi, dan konsultasi penyelenggaraan

Pemerintahan Desa, Badan Permusyawaratan Desa, dan Lembaga

kemasyarakatan

g. Memberikan penghargaan atas prestasi yang dilaksanakan dalam

penyelenggaraan Pemerintahan Desa, Badan Permusyawaratan Des, dan

lembaga kemasyarakatan Desa

h. Menetapkan bantuan keuangan langsung kepada Desa

i. Melakukan pendidikan dan pelatihan tertentu kepada aparatur

Pmerintahan Desa dan Badan Permusyawaratan Desa

j. Melakukan penelitian tentang penyelenggaraan Pemerintahan Desa di

Desa tertentu

k. Mendorong percepatan pembangunan perdesaan

l. Memfasilitasi dan melakukan penelitian dalam rangka penentuan

kesatuan masyarakat hukum adat sebagai Desa; dan

m. Menyusun dan memfasilitasi petunjuk teknis bagi BUMDesa dan

lembaga kerja sama Desa

Lalu selanjutnya adalah pembinaan dan pengawasan yang dilakukan

oleh Pemerintah Daerah Provinsi sebagaimana dimaksud dalam pasal 112

ayat (1) meliputi:

a. Melakukan pembinaan terhadap kabupaten/kota dalam rangka

penyusunan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota yang mengatur Desa

b. Melakukan pembinaan Kabupaten/Kota dalam rangka pemberian

alokasi dana desa

Page 38: SKRIPSI BELLA YUNIAR PUTRI DWI KARTINI

25

c. Melakukan pembinaan peningkatan kapasitas Kepala Desa dan

perangkat Desa, Badan Permusyawaratan Des, dan lembaga

kemasyarakatan

d. Melakukan pembinaan manajemen Pemerintahan Desa

e. Melakukan pembinaan upaya percepatan Pembangunan Desa melalui

bantuan keuangan, bantuan peendampingan, dan bantuan teknis

f. Melakukan bimbingan teknis bidang tertentu yang tidak mungkin

dilakukan oleh Pmerintah Daerah Kabuapten/Kota

g. Melakukan inventarisasi kewenangan provinsi yang dilaksanakan oleh

Desa

h. Melakukan pembinaan dan pengawasan atas penetapan Rancangan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota dalam

pembiayaan Desa

i. Melakukan pembinaan terhadap Kabupaten/Kota dalam rangka

penataan wilayah Desa

j. Membantu Pemerintah dalam rangka penetuan kesatuan masyarakat

hukum adat sebagai Desa; dan

k. Membinan mengawasi penetapan pengaturan BUMDesa

Kabupaten/Kota dan lembaga kerjasama antar-desa.

Dan yang terakhir dijelaskan juga pembinaan dan pengawasan yang

dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud

dalam pasal 112 ayat (1) meliputi:

a. Memberikan pedoman pelaksanaan penugasan urusan Kabupaten/Kota

yang dilaksanakan oleh Desa

Page 39: SKRIPSI BELLA YUNIAR PUTRI DWI KARTINI

26

b. Memberikan pedoman penyusunan Peraturan Desa dan Peraturan

Kepala Desa

c. Memberikan pedoman penyusunan perencanaan pembangunan

partisipatif

d. Melakukan fasilitasi penyelenggaraan Pemerintahan Desa

e. Melakukan evaluasi dan pengawasan Peraturan Desa

f. Menetapkan pembiayaan alokasi dana perimbangan untuk Desa

g. Mengawasi pengelolaan Keuangan Desa dan pendayagunaan Aset Desa

h. Melakukan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan Pemerintahan

Desa

i. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi Pemerintah Desa,

Badan Permusyawaratan Desa, lembaga kemasyarakatan, dan lembaga

aadat

j. Memberikan penghargaan atas prestasi yang dilaksanakan dalam

penyelenggaraan Pemerintahan Desa, Badan Permusyawaratan Desa,

lembaga kemasyarakatan, dan lembaga adat.

k. Melakukan upaya percepatan pembangunan perdesaan

l. Melakukan upaya percepatan pembangunan Desa melalui bantuan

keuangan, bantuan pendampingan, dan bantuan teknis.

m. Melakukan peningkatan kapasitas BUMDesa dan lembaga kerjasama

antar-Desa ; dan

n. Memberikan sanksi atas penyimpangan yang dilakukan oleh Kepala

Desa sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Page 40: SKRIPSI BELLA YUNIAR PUTRI DWI KARTINI

27

E.2.4. Pemberdayaan Masyarakat

1) Pengertian Pemberdayaan

Definisi pemberdayaan yang dikemukakan para pakar sangat

beragam dan kontekstual. Akan tetapi, dari berbagai definisi tersebut,

dapat disimpulkan bahwa pemberdayaan masyarakat merupakan upaya

untuk memampukan dan memandirikan masyarakat. Dengan kata lain

adalah upaya menolong masyarakat untuk menolong dirinya sendiri.

Berikut ini beberapa definisi tentang pemberdayaan :

a) Secara Konseptual, pemberdayaan atau pemberkuasaan

(empowerment), berasal dari kata power (kekuasaan atau

keberdayaan). Jadi, ide pemberdayaan bersentuhan dengan konsep

kekuasaan. Pengertian lain bahwa pemberdayaan menurut bahasa

berasal dari kata daya, yang mempunyai arti tenaga atau kekuatan,

pemberdayaan adalah upaya membangun sumber daya dengan

mendorong, memotivasi, dan membangkitkan kesadaran potensi

yang dimiliki serta berupaya untuk mengembangkannya (Edi

Suharto, 2009:57).

b) Konsep pemberdayaan (masyarakat desa) dapat dipahami dengan

dua cara pandang. Pertama, pemberdayaan dimaknai dalam

konteks menempatkan posisi masyarakat. Posisi masyarakat

bukanlah objek penerima manfaat (beneficaries) yang bergantung

pada pemberian dari pihak luar seperti pemerintah, melainkan

dalam posisi sebagai subjek (agen atau partisipan yang bertindak)

yang berbuat secara mandiri. Berbuat secara mandiri bukan berarti

lepas dari tanggungjawab negara. Kedua, masyarakat yang mandiri

Page 41: SKRIPSI BELLA YUNIAR PUTRI DWI KARTINI

28

sebagai partisipan berarti terbukanya ruang dan kapasitas

mengembangkan potensi-kreasi, mengontrol lingkungan dan

sumber dayanya sendiri, menyelesaikan masalah secara mandiri,

dan ikut menentukan proses politik di ranah Negara. Dengan kata

lain, masyarakat ikut berpartisipasi dalam proses pembangunan dan

pemerintahan (Sutoro Eko, 2002:15)

2) Bentuk-bentuk kegiatan Pemberdayaan

Ada berbagai bentuk atau program pemberdayaan, diantaranya sebagai

berikut :

a) Pemberdayaan politik, yang bertujuan meningkatkan daya tawar

(bargaining position) yang diperintah terhadap pemerintah.

Bargaining ini dimaksudkan agar yang diperintah mendapatkan

haknya dalam bentuk barang, jasa, layanan dan kepedulian tanpa

merugikan pihak lain.

b) Pemberdayaan Ekonomi, diperuntukkan sebagai upaya

meningkatkan kemampuan yang diperintah sebagai konsumen agar

berfungsi sebagai penanggung dari dampak negatif pertumbuhan,

pembayar risiko salah urus, pemikul beban pembangunan,

kegagalan program, dan akibat kerusakan lingkungan.

c) Pemberdayaan sosial-budaya, bertujuan meningkatkan kemampuan

sumber daya manusia melalui human investment guna

meningkatkan nilai manusia (human dignity), penggunaan (human

utilization), dan perlakuan yang adil terhadap manusia.

d) Pemberdayaan lingkungan, dimaksudkan sebagai program

perawatan dan pelestarian lingkungan, agar pihak yang diperintah

Page 42: SKRIPSI BELLA YUNIAR PUTRI DWI KARTINI

29

dan lingkungannya mampu beradaptasi secara kondusif dan saling

menguntungkan (Adon Nasrullah Jamaluddin, 2015:249-250)

3) Aktor Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan masyarakat harus melibatkan segenap potensi yang

ada dalam masyarakat. Beberapa aspek diantaranya adalah sebagai

berikut:

a) Peranan pemerintah sangat penting. Hal ini berarti birokrasi

pemerintah harus dapat menyesuaikan dengan misi ini. Dalam

rangka ini ada beberapa upaya yang harus dilakukan

i. Birokrasi harus memahami aspirasi rakyatdan harus peka

terhadap masalah yang dihadapi oleh rakyat.

ii. Birokrasi harus membangun partisipasi rakyat. Artinya,

memberi kepercayaan sebanyak-banyaknya kepada rakyat untuk

memperbaiki dirinya sendiri.

iii. Birokrasi harus menyiapkan masyarakat dengan sebaiknya, baik

pengetahuan maupun cara bekerjanya, agar upaya

pemberdayaan masyarakat dapat efektif.

iv. Birokrasi harus membuka dialog dengan masyarakat

v. Birokrasi harus membuka jalur informasi dan akses yang

diperlukan oleh masyarakat, yang tidak dapat diperolehnya

sendiri.

b) Birokrasi harus menciptakan instrumen peraturan dan pengaturan

mekanisme pasar yang memihak golongan masyarakat yang lemah

Organisasi kemasyarakatan di luar lingkungan masyarakat. Dalam

hal ini potensi yang berperan besar adalah lembaga-lembaga

Page 43: SKRIPSI BELLA YUNIAR PUTRI DWI KARTINI

30

swadaya masyarakat (LSM), selain organisasi-organisasi

kemasyarakatan yang bersifat nasionaldan lokal. LSM berfungsi

sebagai pelaksana program pemerintah (mewakili pmerintah),

menjadi pembantu (konsultan) pemerintah, tetapi juga menjadi

pembantu rakyat dalam program pemerintah. Sebaliknya LSM,

sesuai dengan namanya, dapat pula mengembangkan programnya

sendiri.

c) Lembaga masyarakat yang tumbuh dari dan di dalam masyarakat,

atau sering disebut local community organization. Lembaga ini

dapat bersifat semi atau kuasiformal, seperti LPMD PKK dan

Karangtaruna, atau yang benar-benar tumbuh dari masyarakat,

sperti kelompok arisan, kelompok sinoman, kelompok paketan dan

sebagainya (Adon Nasrullah Jamaluddin, 2015:252-253).

4) Definisi Pemberdayaan Masyarakat

Dalam Pasal 12 Undang-undang Nomor 6 tahun 2014 tentang

Desa menyebutkan bahwa Pemberdayaan Masyarakat Desa adalah

Upaya mengembangkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat

dengan meningkatkan pengetahuan, sikap, keterampilan, perilaku,

kemampuan, kesadaran, serta memanfaatkan sumberdaya melalui

penetapan kebijakan, program, kegiatan dan pendampingan yang sesuai

dengan esensi masalah dan prioritas kebutuhan masyarakat Desa.

Dalam pasal 126 Peraturan Pemerintah Nomor 43 tahun 2014

tentang pelaksanaan Undang-undang Nomor 6 tahun 2014

menyebutkan bahwa Pemberdayaan masyarakat Desa bertujuan untuk

memampukan Desa dalam melakukan aksi bersama sebagai suatu

Page 44: SKRIPSI BELLA YUNIAR PUTRI DWI KARTINI

31

kesatuan tata kelola Pemerintahan Desa, kesatuan tata kelola lembaga

kemasyarakatan desa dan lembaga adat, serta kesatuan tata ekonomi

dan lingkungan. Selanjutnya pasal 126 ayat 2 menyebutkan bahwa

Pemberdayaan masyarakat Desa dilakukan oleh Pemerintah daerah

Provinsi, pemerintah daerah kabupaten/kota, pemerintah desa dan pihak

ketiga.

F. Ruang Lingkup

Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan implementasi 4 (empat) bidang

kewenangan desa dalam penelitian ini yaitu yaitu penerapan Penyelenggaraan

Pemerintahan Desa, pelaksanaan Pembangunan Desa, pembinaan Kemasyarakatan serta

pemberdayaan masyarakat yang dapat dilihat dari komunikasi, sumber daya, disposisi

dan struktur Birokrasi. Maka ruang lingkup dari penelitian ini adalah:

a) Komunikasi terkait 4 Bidang Kewenangan Desa

b) Sumber daya terkait 4 Bidang Kewenangan Desa

c) Disposisi terkait 4 Bidang Kewenangan Desa

d) Struktur Birokrasi 4 Bidang Kewenangan Desa

G. Metode Penelitian

G.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian dalaam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Menurut

Denzin dan Lincoln (dalam Moeleong, 2017:5) mendefinisikan bahwa penelitian

kualitatif adaalah penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud

menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan

berbagai metode yang ada. Dalam penelitian kualitatif, metode yang biasa

digunakan adalah wawancara, observasi dan dokumentasi.

Page 45: SKRIPSI BELLA YUNIAR PUTRI DWI KARTINI

32

G.2. Unit Analisis

1. Objek Penelitian

Objek penelitian dalam penelitian ini adalah implementasi Penyelenggaraan

pemerintahan desa, Pembangunan Desa, Pembinaan Kemasyarakatan dan

Pemberdayaan masyarakat.

2. Subjek Penelitian

Dalam hal ini peneliti menggunakan Purposive dalam menentukan informan

yang telah diwawancarai pada saat penelitian di Desa Sriharjo.

Berikut adalah data informan yang telah diwawancarai pada saat penelitian di

lapangan :

Tabel 1.1 Deskripsi Informan

No Nama Jenis

Kelamin

Tingkat

pendidikan

Umur Pekerjaan

1. Titik Istiwayatun

Khasanah, S.Ip

P S1 44 tahun Lurah Desa

2. L S1 58 tahun Kasie Pelayanan

3. Sudarsono L SMK 57 tahun Kaur Perencanaan

4. Jumanto L SMA 45 tahun Ketua BPD

5. Andri Priyanto L SMK 38 tahun Kepala Dukuh

Trukan dan

Mbutuh

6. Nurhadi L SMA 56 tahun Ketua RT 03

Trukan

7. Candra L SMK 17 tahun Anggota IMKAN

Trukan

8. Sri Wahyuni P SMK 31 tahun Ibu PKK

9. Sugiyanto L SLTA 56 tahun Petani

Page 46: SKRIPSI BELLA YUNIAR PUTRI DWI KARTINI

33

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah mayoritas informan berjenis

kelamin Laki-laki yang berjumlah 7 orang informan, dan perempuan berjumlah 2

orang. Dan tingkat pendidikan rata-rata adalah tingkat SMA yang berjumlah 7

orang dan informan tingkat sarjana hanya berjumlah 2 orang informan. Lalu

kemudian untuk jenjang usia informan paling dominan adalah 45-58 tahun dan

paling sedikit adalah 17-38 tahun. Dari segi usia semua informan masih berada di

umur produktif baik dari pemerintah desa maupun dari masyarakatnya Lalu yang

terakhir yaitu dilihat dari segi pekerjaan, mayoritas informan adalah dari

pemerintah Desa yang berjumlah 3 orang informan lalu kemudian selebihnya

adalah dari mitra BPD dan juga beberapa tokoh masyarakat dari LPMD PKK dan

KarangTaruna.

G.3. Teknik pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut;

1. Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu

dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan

pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas

pertanyaan itu. (Moeleong, 2017:186). Peneliti telah melakukan wawancara

pada pihak Pemerintah Desa dan juga masyarakat Desa Sriharjo yang telah

ditentukan dalam unit analisis sebelumnya.

2. Observasi terus terang atau tersamar, dalam hal ini peneliti dalam

mengumpulkan pengumpulan data menyatakan terus terang pada sumber

data, bahwa ia sedang melakukan penelitian. (Sugiyono, 2015:312).

Observasi pada penelitian ini telah dilakukan dengan melihat langsung

kondisi dari penerapan 4 bidang kewenangan di Desa Sriharjo.

Page 47: SKRIPSI BELLA YUNIAR PUTRI DWI KARTINI

34

3. Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa

berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.

Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan

wawancara dalam penelitian kualitatif. Oleh karena itu hasilnya lebih kredibel

atau dapat dipercaya kalau didukung oleh dokumen. (Sugiyono, 2015:329)

G.4. Teknik analisis data

Analisis data menurut Bodgan dan Biklen (dalam Lexy J. Moeleong,

2012:248) adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,

mengorgnisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola,

mensintensiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting

dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceitakan kepada

oarang lain.

Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

teknik analisis data dari Miles daan Huberman, yaitu:

1. Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan mencari, mencatat,

dan mengumpulkan data melalui hasil observasi, wawancara, dan

dokumentasi yang terkait dengan implementasi 4 (empat) kewenangan Desa.

2. Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal yang pokok, memfokuskan

pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data

yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan

mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan

mencarinya bila perlu (Sugiyono, 2017:338).

Page 48: SKRIPSI BELLA YUNIAR PUTRI DWI KARTINI

35

3. Penyajian Data

Display data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi,

merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami

tersebut (Sugiyono, 2017:341). Data yang telah terkumpul kemudian

dipaparkan dengan apa adanya. Dalam hal ini, tidak semua data yang

dianggap penting berupa teks normatif, gambar maupun tabel yang telah

disajikan dalam analisis data.

4. Penarikan kesimpulan merupakan tahap akhir dari suatu penelitian. Dalam

penelitian ini hasil temuan dan pemberian makna oleh peneliti dikaitkan

dengan konseptual yang ada sehingga menghasilkan suatu kesimpulan.

Page 49: SKRIPSI BELLA YUNIAR PUTRI DWI KARTINI

36

BAB II

PROFIL DESA SRIHARJO

A. Kondisi Geografis

a. Letak Luas Wilayah

Desa Sriharjo merupakan salah satu desa dari wilayah Kabupaten Bantul yang

terdiri dari 75 Desa yang berada di Kecamatan Imogiri dan berada di Jalan Raya Imogiri

Panggang.

Secara administratif Desa Sriharjo terdiri dari 12 Padukuhan yang terbagi menjadi

63 RT yang mendiami wilayah seluas 501,36 Ha. Wilayah Desa Sriharjo terletak di

Kecamatan Imogiri Kabupaten Bantul dengan batas-batas wilayah adalah sebagai

berikut:

a) Sebelah Utara : Desa Kebonagung, Kecamatan Imogiri

b) Sebelah Timur : Desa Mangunan, Kecamatan Dlingo

c) Sebelah Selatan : Desa Selopamioro, Kecamatan Panggang

d) Sebelah Barat : Desa Srihardono, Kecamatan Pundong

Adapun jarak Desa Sriharjo dengan pusat pemerintahan adalah sebagai berikut:

a) Jarak dari Pusat Kecamatan : 3 Km

b) Jarak dari Ibukota Kabupaten : 10 Km

c) Jarak dari Ibukota Provinsi : 17 Km

Hal ini salah satunya ditunjukkan dengan perkembangan penggunaan lahan

dimana dalam kurun waktu lima tahun terakhir, pola penggunaan lahan di Desa

Sriharjo mengalami perubahan cukup signifikan terutama pada lahan jenis tanah sawah

yang mengalami perubahan fungsi menjadi pemukiman dan kegiatan bisnis.

Page 50: SKRIPSI BELLA YUNIAR PUTRI DWI KARTINI

37

Ditinjau dari aspek pertanian, sebagian besar berupa lahan sawah menjadi tanah

menjadi andalan sebagian besar penduduk bergerak pada bidang pertanian yang tetap

mampu mencukupi kebutuhan dan ketersediaan pangan bagi masyarakat.

b. Pembagian Wilayah

Pembagian wilayah Desa Sriharjo berdasarkan sifat atau karakteristiknya dibagi

menjadi :

1) Kawasan Pertanian (Kring Barat dan Selatan)

Peruntukan lahan untuk kegiatan pertanian meliputi Pedukuhan Miri,

Pelemadu, Mojohuro, Gondosuli, Dogongan dan Trukan. Kawasan ini

merupakan penyangga produksi padi untuk Desa Sriharjo.

2) Kawasan Perkebunan (Kring Timur)

Peruntukan lahan sebagai perkebunan karena berupa perbukitan meliputi

Padukuhan Sompok, Pengkol, Wunut dan Ngrancah, wilayah ini

mengandalkan perkebunan dan tanaman Palawija.

3) Kawasan Pusat Pemerintahan (Kring Tengah)

Dimana balai Desa Sriharjo berda dan merupakan pusat Pemerintahan di

Desa Mojohuro sebagai Pusat perkembangan wilayah Desa Sriharjo

c. Keadaan Tanah dan Iklim

Desa Sriharjo berda pada kondisi tanah dataran rendah yang relatif subur. Letak

berada diantara ketinggian tanah 45 meter diatas permukaan laut. Setiap tahunnya Desa

Sriharjo terjadi pergantian musim ssebanyak 2 (dua) kali yaitu musim kemarau dan

penghujan dengan tingkat curah hujan sebesar 2.233 mm/tahun dan suhu udara rata-rata

28 Celcius. Secara Umum musim kemarau lebih panjang daripada musim penghujan.

Page 51: SKRIPSI BELLA YUNIAR PUTRI DWI KARTINI

38

B. Kondisi Demografis

Berdasarkan data registrasi penduduk tahun 2019 jumlah penduduk desa Sriharjo

sebanyak 10.408 jiwa yang terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak 5.047 jiwa dan

perempuan sebanyak 5.361 jiwa dan jumlah kepala keluarga sebanyak 3.020 KK.

a) Jumlah Penduduk Menurut Umur

Dilihat dari umur penduduk di Desa Sriharjo dapat digambarkan dalam tabel

berikut:

Tabel 2.1

Jumlah Penduduk Menurut Usia

No Umur Jumlah (orang)

1 0-15 Tahun 1.940

2 16-65 Tahun 6.897

3 Usia diatas 65 Tahun 1.267

Jumlah 10.408

Sumber : Data Monografi Desa tahun 2019

Dari Tabel 2.1 dapat diketahui bahwa jumlah penduduk terbesar berumur

antara 16 tahun sampai dengan 65 tahun yaknin sebesar 6.897 jiwa, artinya

sebagian besar penduduk Desa Sriharjo termasuk usia Produktif. Dan jumlah

penduduk terkecil yaitu berusia diatas 65 tahun, dengan adanya data ini sudah

dapat dikatakan bahwa Desa Sriharjo memiliki jumlah penduduk usia diatas 65

tahun (sepuh) yang cukup terbilang banyak. Akan tetapi anak-anak usia 0-15

tahundi Desa Sriharjo lebih tinggi dibanding usia diatas 65 tahun.

Page 52: SKRIPSI BELLA YUNIAR PUTRI DWI KARTINI

39

b) Jumlah Penduduk Menurut Agama

Pada umumnya disuatu tempat masyarakat memiliki keberagaman agama yang

berbeda-beda dan hal ini juga terdapat di Desa Sriharjo yang penduduknya

menganut agama yang berbeda satu sama yang lainnya. Keadaan ini dapat dilihat

dalam tabel berikut :

Tabel 2.2

Jumlah Penduduk Menurut Agama

No Agama Jumlah (orang)

1 Islam 10.286

2 Kristen 43

3 Katholik 79

4 Budha -

5 Hindu -

Jumlah 10.408

Sumber: Data Monografi Desa tahun 2019

Dari jumlah 3.020 KK di Desa Sriharjo, agama yang dianut oleh

masyarakatnya mayoritas adalah agama islam dengan jumlah 10.286 orang,

sedangkan untuk Agama Kristen berjumlah 43 orang dan agama Katholik

berjumlah 79 orang. Namun dengan adanya data ini tidak mengurangi sikap

toleransi antar umat beragama, masyarakat Desa Sriharjo tetap bersikap toleransi

terhadap sesama meskipun pemeluk agama non muslim menjadi minoritas di Desa

Sriharjo.

c) Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan

Desa Sriharjo merupakan salah satu desa yang tergolong dalam desa yang

memiliki tingkat kepedulian yang tinggi terhadap masalah pendidikan, terlebih

Page 53: SKRIPSI BELLA YUNIAR PUTRI DWI KARTINI

40

dalam motivasi belajar dari warganya. Bagi desa Sriharjo pendidikan merupakan

hal yang paling fundamental dan menjadi hak setiap orang. Berikut adalah tabel 2.3

jumlah penduduk berdasarkan pendidikan :

Tabel 2.3

Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan

No Tingkat Pendidikan Jumlah (orang)

1 Belum sekolah dan Taman Kanak-

kanak

892

2 Sekolah Dasar (SD) 3.279

3 Sekolah Menengah Pertama (SMP) 2.451

4 Sekolah Menengah Atas (SMA) 2.124

5 Sarjana 760

6 Tidak Sekolah 902

Jumlah 10.408

Sumber :Data Monografi Desa tahun 2019

Dari data tabel 2.3 dapat dilihat bahwa jumlah penduduk berdasarkan tingkat

pendidikan masyarakat Desa Sriharjo yaitu Pendidikan Sekolah Dasar (SD) dengan

jumlah sebanyak 3.279 orang. Dalam hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar

kepala keluarga berusia muda dilihat dari jumlah anak didik pada sekolah dasar.

Sedangkan jumlah penduduk dengan tingkat pendidikan terkecil yaitu tingkat

pendidikan sarjana dengan jumlah 760 orang, yang berarti bahwa sebagian

penduduk sudah bergelar sarjana atau termasuk sedang mengenyang pendidikan

jenjang sarjana.

Page 54: SKRIPSI BELLA YUNIAR PUTRI DWI KARTINI

41

d) Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Pada umumnya semua warga mempunyai pekerjaan yang berbeda-beda.

Terkait dengan itu di Desa Sriharjo dapat ditemui mata pencaharian masyarakat

seperti tabel 2.4 tersebut :

Tabel 2.4

Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian

No Mata Pencaharian Jumlah

1 Pegawai Negeri Sipil 142

2 TNI/Polri 56

3 Swasta 957

4 Wiraswasta/Pedagang 834

5 Tani 821

6 Buruh 363

7 Buruh Tani 765

8 Pensiunan 74

9 Ternak 280

10 Lain-lain 2.393

Sumber: Data Monografi Desa Sriharjo tahun 2019

Dari tabel 2.4 diatas dapat dikatakan mata pencaharian yang paling banyak

adalah swasta dengan sejumlah 957 orang, dan yang paling sedikit adalah

TNI/Polisi sebanyak 56 orang. Berdasarkan pada tabel diatas dapat dikatakan

bahwa terdapat jenis mata pencaharian beragam yang ada di Sriharjo. Perkerjaan

diatas dapat membuat masyarakat menghidupi keluarganya, namun demikian

pemerintah desa juga perlu inovasi untuk membuka lapangan pekerjaaan yang

menampung tenaga kerja dari masyarakat setempat agar dapat mencukupi

kebutuhan mereka. Jika dilakukan hal tersebut, maka secara tidak langsung

masyarakat dapat menghidupi kehidupannya sendiri atau warga yang mandiri

karena mampu berwiraswasta.

Page 55: SKRIPSI BELLA YUNIAR PUTRI DWI KARTINI

42

C. Sarana dan Prasarana Desa

a. Prasarana Pendidikan

Prasarana pendidikan sangatlah penting dan merupakan kebutuhan bagi

masyarakat di bidang Pendidikan. Tersedianya prasarana pendidikan akan

memudahkan masyarakat dalam memperoleh pelayanan pendidikan sekaligus dapat

meningkatkan taraf hidup masyarakat. Untuk mengetahui jumlah prasarana

pendidikan dapat terlihat dalam tabel berikut:

Tabel 2.5

Prasarana Pendidikan

No Jenis PrasaranaPendidikan Jumlah

1 Kelompok Bermain 12

2 T.K 4

3 Sekolah Dasar (SD) 4

4 Sekolah Menengah Pertama (SMP) 1

5 Sekolah Menengah Atas (SMA) -

6 Lembaga Pendidikan Agama -

7 Institusi / Sekolah Tinggi / Universitas -

Jumlah 21

Sumber: Data Monografi Desa tahun 2019

Dapat dilihat pada tabel 2.5 tentang sarana pendidikan, maka untuk Desa

Sriharjo cukup memadai karena dari prasarana PAUD atau kelompok Bermain

sampai sarana pendidikan sekolah menengah pertama (SMP) sudah tersedia.

Dengan demikian setiap warga desa untuk melanjutkan sekolah sampai jenjang

SMP bisa dengan mudah menjangkaunya, bahkan untuk SD di desa cukup

memadai.

Page 56: SKRIPSI BELLA YUNIAR PUTRI DWI KARTINI

43

b. Prasarana Ibadah

Kebebasan untuk menjalankan perintah agama adalah merupakan hak yang dijamin

oleh Undang-undang Dasar 1945 yakni pasal 29. Untuk bisa menjalankan

ibadahnya, maka harus tersedia prasarana ibadah, berkaitan dengan hal itu di Desa

Sriharjo terdapat prasarana ibadah bisa dilihat dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 2.6

Prasarana Ibadah

No Prasarana Ibadah Jumlah

1 Masjid 20

2 Mushola 19

3 Gereja 1

Sumber: Data Monografi Desa Tahun 2019

Dapat dilihat pada tabel 2.6 bahwa di Desa Sriharjo tersedia prasarana ibadah

yang cukup memadai yakni masjid terdapat 20 bangunan dan mushola terdapat 19

bangunan, mengingat jumlah terbesar penduduk Desa Sriharjo yaitu beragama

islam. Selanjutnya bagi yang menganut agama Katholik dan Protestan tersedia

sebuah gereja yang cukup besar. Keadaan ini tentunya sangat menguntungkan

masyarakat untuk tidak jauh-jauh dalam menjalankan ibadah sesuai dengan agama

dan keyakinan masing-masing.

Page 57: SKRIPSI BELLA YUNIAR PUTRI DWI KARTINI

44

c. Prasarana Kesehatan

Kesehatan sangat penting bagi kehidupan masyarakat sehari-hari, untuk itu di Desa

Sriharjo tersedia prasarana kesehatan yang dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 2.7

Prasarana kesehatan

No Jenis Prasarana Kesehatan Jumlah

1 Posyandu 22

2 Rumah Bersalin/BKIA 2

3 Pos/Klinik KB 1

4 PUSKESMAS Pembantu 1

5 Rumah/Kantor Praktek Dokter 3

Sumber: Data Monografi Desa Tahun 2019

Dari tabel 2.7 diatas dapat dijelaskan bahwa Desa Sriharjo tersedia sarana

prasarana kesehatan yang relatif cukup. Keadaan ini menunjukkan bahwa kesehatan

menjadi aspek yang penting bagi masyarakat Desa Sriharjo. Dapat dilihat pada

tabel tersebut bahwa tersedianya Posyandu sejumlah 2 unit, Rumah Bersalin

sejumlah 2 unit, dan Praktek Dokter sejumlah 3 unit, dan seunit Puskesmas yang

terletak tidak jauh dengan Kantor Desa Sriharjo. Dengan tersedianya segala

prasarana ini tentunya meminimalisir terjadinya gizi buruk dan angka kematian

anak. Namun, dengan tersedianya prasarana tersebut pemerintah desa juga tetap

memberikan kucuran dana demi terciptanya penyelenggaraan pelayanan yang rutin

yang akan berdampak pada pelayanan yang baik.

Page 58: SKRIPSI BELLA YUNIAR PUTRI DWI KARTINI

45

d. Prasarana Umum

Kesehatan jasmani dalam kehidupan sehari-hari sangat diperlukan, untuk

melihat sarana-prasana umum seperti sarana olahraga dan sosial lainnya yang ada

di Desa Sriharjo dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.8

Prasarana Umum

No Jenis Prasarana Umum Jumlah

1 Olahraga 75

2 Kesenian/budaya 89

3 Balai Pertemuan 32

4 Sumur Desa 963

5 Pasar 1

6 Lain-lain 16

Sumber: Data Monografi Desa Tahun 2019

Dari tabel 2.8 dapat dilihat bahwa prasarana olahraga cukup memadai di Desa

Sriharjo yakni ada 75 tempat untuk tempat olahraga. Keadaan ini disediakan

tentunya untuk memudahkan masyarakat Desa untuk melakukan aktivitas olahraga

dan juga melakukan interaksi sosial antar sesama masyarakat Desa Sriharjo maupun

dengan lainnya. Demikian juga Prasarana sosial lainnya seperti kesenian atau

budaya terdapat 89 tempat untuk memfasilitas warga Desa Sriharjo dalam

menyalurkan bakat ataupun jiwa seninya. Demikian pula terkait dengan prasarana

balai pertemuan yang terdapat 32 buah sehingga mempermudah masyarakat Desa

dalam menyelenggarakan rapat maupun forum-forum diskusi lainnya.

Page 59: SKRIPSI BELLA YUNIAR PUTRI DWI KARTINI

46

e. Prasarana Perhubungan

Dalam melakukan kegiatan perekonomian ataupun kegiatan lainnya

masayarakat Desa sangatlah memerlukan akses yang mendukung dalam

melaksanakan kegiatan tersebut. Di Desa Sriharjo sendiri terdapat beberapa akses

yang telah disediakan untuk membantu masyarakat. Dapat dilihat dalam tabel

dibawah ini:

Tabel 2.9

Prasarana perhubungan

No Jenis Prasarana Perhubungan Jumlah (Km)

1 Jalan Pedukuhan/Lingkungan 12,258

2 Jalan Desa 5,807

3 Jalan Kabupaten 1,875

4 Jalan Provinsi -

Sumber : Data Monografi Desa Tahun 2019

Dari tabel 2.9 diatas dapat dijelaskan bahwa Prasarana Perhubungan yang ada

di Desa Sriharjo memiliki luas akses jalan yang cukup membantu masyarakat

dalam melakukan berbagai kegiatan sehari-hari. Hal ini akan berdampak pada

kemudahan masyarakat untuk melakukan aktivitas dengan baik dan lancar. Sebagai

contoh yaitu, warga dengan mudah untuk menuju akses ke pusat perkotaan dengan

adanya kendaraan umum untuk samapai ke Kota Yogyakarta.

Page 60: SKRIPSI BELLA YUNIAR PUTRI DWI KARTINI

47

D. Susunan Organisasi Pemerintah Desa Sriharjo

a. Data Pemerintah Desa Sriharjo

Tabel 2.10

Data Lurah Desa dan Pamong Desa

No Nama Jenis kelamin Jabatan 1 Titik Istiyawatun Khasanah P Lurah Desa 2 Kuswoyo L Carik Desa 3 Sandung L Kasie Pemerintahan 4 Wahyudi L Kaur TU dan Umum 5 Ismiyati P Kaur Keuangan 6 Gatro Raharjo, S.Si L Kasie Kesejahteraan n7 L Kasie Pelayanan 8 Sudarsono L Kaur Perencanaan 9 Hardono L Dukuh Sompok 10 Sugiyanto L Dukuh Wunut 11 Jumad L Dukuh Ngarancah 12 Sulistya P L Dukuh Mojohuro 13 Sumarji L Dukuh Pelemadu 14 Warsono L Dukuh Sungapan 15 Basharuddin L Dukuh Miri 16 Bambang Rinadi L Dukuh Jati 17 Muryadi L Dukuh Gondosuli 18 Samsuri L Dukuh Ketos 19 Budi Saryanto L Dukuh Dogongan 20 Andri Priyanto L Dukuh Trukan Sumber: Data Monografi Desa tahun 2019

b. Kedudukan, Tugas, Fungsi, Wewenang, Hak dan Kewajiban

A. Lurah Desa

a. Kedudukan Lurah Desa : sebagai pimpinan penyelenggaraan pemerintahan

Desa.

b. Tugas dan Fungsi Lurah Desa :

1. Lurah Desa mempunyai tugas menyelenggarakan pemerintahan desa,

melaksanakan pembangunan desa, melaksanakan pembinaan

kemasyarakatan desa, dan melaksanakan pemberdayaan masyarakat Desa

Page 61: SKRIPSI BELLA YUNIAR PUTRI DWI KARTINI

48

2. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

Lurah Desa mempunyai fungsi penyelenggarakan pemerintahan Desa,

pelaksanaan pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan

pemberdayaan masyarakat Desa.

c. Wewenang Lurah Desa

Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana yang dimaksud, Lurah

Desa mempunyai wewenang:

1. Memimpin penyelenggaraan Pemerintahan Desa

2. Mengangkat dan memberhentikan Pamong Desa

3. Memegang kekuasaan pengelolaan Keuangan dan Aset Desa

4. Menetaapkan Peraturan Desa

5. Menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa

6. Membina kehidupan masyarakat Desa

7. Membina ketentraman dan ketertiban masyarakat Desa

8. Membina dan meningkatkan perekonomian desa serta

mengintegrasikannya agar mencapai perekonomian skala produktif untuk

sebesar-besarnya kemakmuran masyarakat desa

9. Mengembangkan sumber pendapatan desa

10. Mengusulkan dan menerima pelimpahan sebagian kekayaan Negara guna

meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa

11. Mengembangkan kehidupan sosial masyarakat desa

12. Memanfaatkan teknologi tepat guna

13. Mengoordinasikan pembangunan desa secara partisipatif

14. Mengadakan kerjasama dengan pihak lain sesuai peraturan perundang-

undangan

Page 62: SKRIPSI BELLA YUNIAR PUTRI DWI KARTINI

49

15. Mewakili Desa di dalam dan di luar pengadilan ataui menunjuk kuas

hukum untuk mewakilinya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan; dan

16. Melaksanakan wewenang lain yang sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

d. Hak Lurah Desa

Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana yang dimaksud Lurah

Desa mempunyai Hak:

1. Mengusulkan organisasi dn tata kerja Pemerintah Desa

2. Mengajukan rancangan dan menetapkan Peraturan Desa

3. Menerima pengahasilan tetap setiap bulan, tunjangan, dan penerimaan

lainnya yang sah serta mendapat jaminan kesehatan

4. Mendapatkan cuti

5. Mendapatkan perlindungan hukum atas kebijakan yang dilaksanakan

sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan Perundang-undangan;

dan

6. Memberikan mandat pelaksanaan tugas dan kewajiban lainnya kepada

Pamong Desa.

e. Kewajiban Lurah Desa

Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud Lurah Desa

mempunyai Kewajiban:

1. Memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang-

undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta

mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik

Indonesia, dan Bhinekka Tunggal Ika

Page 63: SKRIPSI BELLA YUNIAR PUTRI DWI KARTINI

50

2. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa

3. Memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat Desa

4. Mentaati dan menegakkan peraturan perundang-undangan

5. Melaksanakan prinsip tata pemerintahan Desa yang akuntabel,

transparan, professional, efektif dan efisien, bersih, serta bebas dari KKN

(Kolusi, Korupsi dan Nepotisme).

6. Menjalin kerjasama dan koordinasi dengan seluruh pemangku

kepentingan di Desa

7. Menyelenggarakan administrasi pemerintahan Desa yang baik

8. Menegelola keuangan dan Aset Desa

9. Melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Desa

10. Menyelesaikan perselisihan masyarakat di Desa

11. Mengembangkan perekonomian masyarakat Desa

12. Mengembangkan kehidupan sosial masyarakat Desa

13. Mengembangkan dan membina kebudayaan masyarakat Desa

14. Memberdayakan masyarakat dan lembaga kemasyarakatan di Desa

15. Mengembangkan potensi sumber daya alam dan melestarikan lingkungan

hidup; dan

16. Memberikan informasi kepada masyarakat Desa

f. Lurah Desa wajib:

Dalam melaksanakan tugas, fungsi, kewenangan, hak dan kewajiban

sebagaimana dimaksud, Lurah Desa wajib:

1. Menyampaikan laporan penyelenggaraan pemerintahan desa setiap akhir

tahun anggaran kepada Bupati

Page 64: SKRIPSI BELLA YUNIAR PUTRI DWI KARTINI

51

2. Menyampaikan laporan penyelenggaraan pemerintahan Desa pada akhir

masa jabatan kepada Bupati

3. Memberikan laporan keterangan penyelenggaraan pemerintahan desa

secara tertulis kepada BPD setiap akhir tahun anggaran; dan

4. Memberikan dan/atau menyebarluaskan informasi penyelenggaraan

pemerintahan desa kepada masyarakat setiap akhir tahun anggaran.

B. Pamong Desa

a. Sekretaris Desa

1. Sekretaris Desa dipimpin oleh Carik Desa yang berkedudukan

dibawah dan bertanggung jawab kepada Lurah Desa

2. Carik Desa dibantu oleh unsur staf yang merupakan urusan dan

berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepda Carik Desa.

3. Unsur staf sebagaimana yang dimaksud pada ayat (2) merupakan

urusan yang ditetapkan sesuai kebutuhan dan kondisi Desa Sriharjo.

Tugas Carik Desa

Carik Desa mempunyai tugas:

1. Mengkoordinasikan penyusunan kebijakan dan program kerja

pemerintahan Desa

2. Mengoordinasikan evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan

pemerintahan Desa.

3. Mengkoordinasikan pelaksana teknis dan pelaksana kewilayahan

4. Menyelenggarakan kesekertariatan desa

5. Menjalankan administrasi desa

6. Memberikan pelayanan teknis administrasi kepada seluruh satuan

organisasi pemerintahan desa

Page 65: SKRIPSI BELLA YUNIAR PUTRI DWI KARTINI

52

7. Melaksanakan urusan rumah tangga, dan perawatan sarana dan

prasarana fisik pemerintah desa

8. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Lurah Desa:dan

9. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Lurah Desa.

Fungsi Carik Desa

Dalam melaksanakan tugas sebagimana dimaksud pada ayat (1), Carik Desa

mempunyai fungsi:

1. Pelaksanaan penyusunan program kerja, evaluasi dan pelaporan

kegiatan pemerintahan Desa

2. Pelaksanaan kegiatan kesekertariatan Desa

3. Pelaksanaan urusan personalia Pamong Desa

4. Pelaksanaan urusan perlengkapan dan rumah tangga desa

5. Pelaksanaan pelaporan keuangan Desa

6. Pelaksanaan pelayanan administrasi pemerintahan desa

7. Pengelolaan perpustakaan Desa

8. Pengelolaan aset Desa; dan

9. Penyusunan rancangan Peraturan Desa, Peraturan Lurah Desa dan

Keputusan Lurah Desa.

b. Urusan Keuangan

1. Kedudukan Urusan Keuangan

2. Urusan Keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) huruf

a, merupakan unsur Sekertariat Desa yang membantu tugas Lurah

Desa di bidang Keuangan

Page 66: SKRIPSI BELLA YUNIAR PUTRI DWI KARTINI

53

3. Urusan Keuangan dipimpin oleh seorang Kepala Urusan yang

berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada Lurah Desa

melalui Carik Desa.

4. Kepala Urusan Keuangan dalam melaksanakan tugasnya dapat

dibantu oleh Staf Desa sesuai kebutuhan dan kemampuan desa, yang

berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Urusan

Keuangan.

Tugas Urusan Keuangan

Urusan keuangan mempunyai tugas:

1. Menyiapkan bahan penyusunan anggaran, perubahan dan

perhintungan APB Desa

2. Menerima, menyimpan, mengeluarkan atas persetujuan dan seizin

Lurah Desa, membukukan dan mempertanggungjawabkan keuangan

Desa

3. Mengendalikan pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa

4. Mengelola dan membina administrasi keuangan Desa

5. Menggali sumber pendapatan Desa

6. Melakukan tugas-tugas kedinasan diluar urusan keuangan yang

diberikan oleh Lurah Desa atau Carik Desa; dan

7. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.

Fungsi Urusan Keuangan Urusan Keungan

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), urusan

keuangan mempunyai fungsi:

1. Pelaksanaan penyusunan rancangan APB Desa

2. Pelaksanaan penerimaan sumber pendapatan dan keuangan Desa

Page 67: SKRIPSI BELLA YUNIAR PUTRI DWI KARTINI

54

3. Pelaksanaan pembukuan, pembendaharaan, dan pelaporan Keuangan

Desa

4. Pelaksanaan pungutan Desa; dan

5. Pelaksanaan penyusunan pertangggungjawaban peneglolaan keuangan

Desa

c. Urusan Umum

Kedudukan Urusan Umum

1. Urusan umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (3) huruf b,

berkedudukan sebagai unsur Sekertariat Desa yang membantu Lurah

Desa dibidang urusan umum dan kerumahtanggaan

2. Urusan umum dipimpin oleh seorang Kepala Urusan yang

berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada Lurah Desa

melalui Carik Desa

3. Kepala Bidang Urusan Umum dalam melaksanakan tugasnya dapat

dibantu oleh Staf Desa sesuai kebutuhan dan kemampuan Desa. Yang

berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Urusan

Umum.

Tugas Urusan Umum

Urusan umum mempunyai tugas:

1. Melakukan urusan surat menyurat

2. Melaksanakan pengelolaan arsip Pemerintah Desa

3. Melaksanakan peneglolaan barang inventaris Desa

4. Mempersiapkan sarana rapat/pertemuan, upacara resmi dan lain-lain

kegiatan Pemerintah Desa

5. Melaksanakan pengelolaan perpustakaan Desa

Page 68: SKRIPSI BELLA YUNIAR PUTRI DWI KARTINI

55

6. Melakukan tugas-tugas kedinasan diluar urusan umum yang diberikan

oleh Lurah Desa atau Carik Desa;dan

7. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan

Fungsi Urusan Umum

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), urusan

umum mempunyai fungsi:

1. Pelaksanaan urusan tata usaha dan kearsipan pemerintah desa

2. Pelaksanaan urusan barang inventaris Desa

3. Pelaksanaan urusan rumah tangga desa;dan

4. Pelaksanaan pelayaan administrasi kepada masyarakat desa.

d. Urusan Program

Kedudukan Urusan Program

1. Urusan Program sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 ayat (3) huruf

c, merupakan unsur Sekertariat Desa yang membantu tugas Lurah

Desa di bidang Perencanaan, pengendalian dan pelaporan program

pemerintahan, pembangunan, pembinaan kemasyarakatan dan

pemberdayaan masyarakat.

2. Urusan Program dipimpin oleh seorang Kepala Urusan yang

berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada Lurah Desa

melalui Carik Desa.

3. Kepala Urusan Program dalam melaksanakan tugasnya dapat dibantu

oleh Staf Desa sesuai kebutuhan dan kemampuan Desa, yang

berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Urusan

Program.

Page 69: SKRIPSI BELLA YUNIAR PUTRI DWI KARTINI

56

Tugas Urusan Program

Urusan program mempunyai Tugas:

1. Menyiapkan bahan penyusunan kebijakan dan program kerja

pemerintahan Desa

2. Melaksanakan pengendalian dan evaluasi pelaksanaan program kerja

pemerintahan desa secara rutin dan/atau berkala

3. Menyusun pelaporan penyelenggaraan pemerintahan desa akhir tahun

anggaran dan akhir masa jabatan

4. Melaksanakan Musrenbang Desa

5. Menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa

6. Melakukan tugas-tugas kedinasan diluar urusan program yang

diberikan oleh Lurah Desa atau Carik Desa

7. Menyusun Rencana Kerja Pemerintahan Desa;dan

8. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.

Fungsi Urusan Program

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Urusan

Program mempunyai Fungsi:

1. Penyusunan rancangan Peraturan Desa, Peraturan Lurah Desa dan

Keputusan Lurah Desa

2. Penyusunan program kerja pemerintahan Desa

3. Penyusunan laporan penyelenggaraan pemerintahan Desa akhir tahun

anggaran dan akhir masa jabatan

4. Penyelenggaraan musyawarah Desa

5. Pengendalian dan evaluasi

Page 70: SKRIPSI BELLA YUNIAR PUTRI DWI KARTINI

57

6. Penyusunan laporan keterangan penyelenggaraan pemerintahan Desa

setiap akhir tahun anggaran

7. Penyampaian dan penyebarluasan informasi penyelenggaraan

pemerintahan Desa kepada masyarakat setiap akhir tahun

anggaran;dan

8. Fasilitasi kesekertariatan BPD.

e. Pelaksanaan Teknis

Kedudukan Pelaksana Teknis

1. Pelaksana teknis dipimpin oleh Kepala Seksi yang berkedudukan

dibawah dan bertanggungjawab kepada Lurah Desa melalui Carik

Desa

2. Kepala seksi dapat dibantu oleh Staf Desa sesuai kebutuhan dan

kemampuan desa, yang berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab

kepada Kepala Seksi.

f. Seksi Pemerintahan

Kedudukan Seksi Pemerintahan

1. Seksi pemerintahan sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 ayat (2)

huruf a, merupakan unsur pelaksana teknis yang membantu tugas

Lurah Desa di bidang Pemerintahan, keamanan, ketertiban dan

perlindungan masayrakat.

2. Seksi Pemerintahan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang

berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada Lurah Desa

Page 71: SKRIPSI BELLA YUNIAR PUTRI DWI KARTINI

58

Tugas Seksi Pemerintahan

1. Merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan

kegiatan pemeliharaan ketentraman, ketertiban dan perlindungan

masayarakat.

2. Melaksanakan administrasi kependudukan

3. Melaksanakan administrasi pertanahan

4. Melasanakan pembinaan sosial politik

5. Memfasilitasi kerjasama Pemerintah Desa

6. Menyelesaikan perselisihan warga;dan

7. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Lurah Desa.

Fungsi Seksi Pemerintahan

Dalam melaksanakan Tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), seksi

Pemerintahan memiliki fungsi:

1. Penyusunan rencana dan pelaksanaan pemeliharaan ketentraman,

ketertiban dan perlindungan masyarakat

2. Penyusunan rencana dan pelaksanaan administrasi kependudukan

3. Penyusunan rencana dan pelaksanaan administrasi pertanahan

4. Penyusunan rencana dan pelaksanaan kegiatan pembinaan social

politik

5. Pelaporan dan pertanggungjawaban perencanaan dan pelaksanaan

kegaiatan Seksi Pemerintahan

6. Fasilitasi kerjasama Pemerintah Desa; dan

7. Penyelesaian perselisihan warga.

Page 72: SKRIPSI BELLA YUNIAR PUTRI DWI KARTINI

59

g. Seksi Pembangunan

Kedudukan Seksi Pembangunan

1. Seksi Pembangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2)

huruf b, merupakan unsur pelaksana teknis yang membantu tugas

Lurah Desa di Bidang Pembangunan

2. Seksi Pembangunan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang

berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada Lurah Desa

Tugas Seksi Pembangunan

1. Merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan

kegiatan pembangunan Desa

2. Mengelola sarana dan prasarana perekonomian masyarakat desa dan

sumber-sumber pendapatan Desa

3. Mengoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat sesuai bidang

tugasnya

4. Mengembangkan sarana prasarana pemukiman warga

5. Meningkatkan peran serta masayrakat dalam pelestarian lingkungan

hidup;dan

6. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Lurah Desa

Fungsi Seksi Pembangunan

Dalam melaksanakan tugas sebagimana dimaksud pada ayat (1), seksi

Pembangunan mempunyai fungsi:

1. Perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan program pembangunan Desa

2. Peningkatan kegiatan serta pengembangan sarana dan prasarana

perekonomian desa

Page 73: SKRIPSI BELLA YUNIAR PUTRI DWI KARTINI

60

3. Pendataan, pengolahan, dan peningkatan penghasilan tanah-tanah

milik desa

4. Peningkatan dan pengembangan sumber-sumber pendapatan desa

5. Pengembangan sarana prasarana pemukiman warga

6. Peningkatan peran serta masayrakat dalam pelestarian lingkungan

hidup ;dan

7. Pengoordinasian kegiatan pemberdayaan masyarakat desa sesuai

bidang tugasnya.

h. Seksi Kemasayrakatan

Kedudukan Seksi Kemasyarakatan

1. Seksi kemasyarakatan sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 7 ayat

(2) huruf c, merupakan unsur pelaksana teknis yang membantu tugas

Lurah Desa di bidang agama, pembinaan kemasyarakatan dan

kesejahteraan rakyat.

2. Seksi kemasyarakatan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang

berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada Lurah Desa.

Tugas Seksi Kemasyarakatan

1. Merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan

kegiatan pembinaan mental spiritual, keagamaan, sosial, pendidikan,

kebudayaan, olahraga, kepemudaan, kesehatan masyarakat,

kesejahteraan keluarga, pemberdayaan perempuan dan perlindungan

anak

2. Mengoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat sesuai bidang

tugasnya ; dan

3. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Lurah Desa

Page 74: SKRIPSI BELLA YUNIAR PUTRI DWI KARTINI

61

Fungsi Seksi Kemasyarakatan

1. Perencanaan dan mengaktifkan pelaksanaan kegiatan keagamaan

2. Perencanaan dan pelaksanaan kegiatan di bidang sosial

3. Perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pendidikan dan kebudayaan

4. Perencanaan dan pelaksanaan kegiatan di bidang pemuda dan olahraga

5. Perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pemberdayaan perempuan dan

perlindungan anak

6. Perencanaan dan pelaksanaan kegiatan di bidang kesejahteraan dan

kesehatan masyarakat

7. Pelaporan dan evaluasi kegiatan kemasyarakatan;dan

8. Pengoordinasian kegiatan pemberdayaan masyarakat sesuai bidang

tugasnya.

i. Pelaksana Kewilayahan

Kedudukan Pelaksana Kewilayahan

Pelaksana Kewilayahan dipimpin oleh seorang kepala pelaksana kewilayahan

yang disebut Dukuh, berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada

Lurah Desa melalui Carik Desa.

Tugas Dukuh

1. Membantu Lurah Desa dalam melaksanakan tugas kegiatan Lurah

Desa

2. Melaksanakan kegiatan di bidang pemerintahan, pembangunan

kemasyarakatan, kebudayaan, ketentraman, ketertiban dan

perlindungan masyarakat.

3. Melaksanakan Peraturan Desa, Peraturan Lurah Desa dan Keputusan

Lurah Desa.

Page 75: SKRIPSI BELLA YUNIAR PUTRI DWI KARTINI

62

Fungsi Dukuh

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Dukuh

mempunyai Fungsi :

1. Pelaksanaan kegiatan penyelenggaraan pemerintahan

2. Pelaksanaan peraturan Desa, peraturan Lurah Desa dan Keputusan

Lurah Desa

3. Pelaksanaan kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan

masyarakat

4. Peningkatan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat

5. Peningkatan partisipasi dan gotong royong masyarakat dalam

pembangunan desa

6. Pelaksanaan keamanan, ketertiban dan perlindungan masyarakat

7. Pelaksanaan pengembangan dan pembinaan kebudayaan;dan

8. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas Dukuh.

j. Hak dan Kewajiban Pamong Desa

Hak Pamong Desa

Dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya , Pamong Desa mempunyai hak:

1. Menerima penghasilan tetap setiap bulan, tunjangan, dan penerimaan

lainnya yang sah serta mendapat jaminan kesehatan

2. Mendapatkan cuti;dan

3. Mendapatkan perlindungan hukum ats pelaksanaan tugas dan

tanggungjawan yang dilaksanakan

Kewajiban Pamong Desa

Dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya, Pamong Desa mempunyai

kewajiban:

Page 76: SKRIPSI BELLA YUNIAR PUTRI DWI KARTINI

63

1. Memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan

Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, serta

mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan

Republik Indonesia dan Bhinekka Tunggal Ika

2. Mentaati dan menegakkan peraturan perundang-undangan

3. Melaksanakan prinsip tata Pemerintahan Desa yang akuntabel,

transparan, professional, efektif dan efisien, bersih, serta bebas dari

kolusi, korupsi dan nepotisme

4. Menjalankam kebijakan dan program pemerintahan Desa

5. Menjalin kerjasama dan koordinasi dengan sesama Pamong Desa dan

seluruh pemangku Kepentingan di Desa

6. Menyelenggarakan administrasi pemerintahan Desa yang baik;dan

7. Memberikan informasi kepada masyarakat Desa.

Page 77: SKRIPSI BELLA YUNIAR PUTRI DWI KARTINI

64

Struktur Pemerintahan Desa Sriharjo

Gambar 2.1

Struktur Pemerintahan Desa Sriharjo

Lurah Desa

(Titik Istiwayatun .K)

Carik Desa (Kuswoyo)

Kasie. Pelayanan

Kasie. Kesejahteraan

(Gotro Raharjo

S.Si)

Kasie. Pemerintahan

(Sandung)

Kaur. Perenc.

(Sudarsono)

Kaur. TU&Umum

(Wahyudi)

Kaur Keuangan

(Ismiyati)

Kepala Dukuh :

1. Dukuh Sompok ( Triyono) 2. Dukuh Jati (Bambang Rinadi) 3. Dukuh Miri (Basharudin) 4. Dukuh Sungapan (Warsono) 5. Dukuh Gondosuli (Muryadi) 6. Dukuh Dogongan (Budi Saryanto) 7. Dukuh Mojohuro (Sulistyo Prihatmadi) 8. Dukuh Pelemadu (Sumarji) 9. Dukuh Pengkol (Ari Usman, S.E) 10. Dukuh Wunut (Sugiyanto) 11. Dukuh Ngrancah (Jumad) 12. Dukuh Ketos (Samsuri) 13. Dukuh Trukan (Andri Priyanto)

Sumber : Buku Monografi Desa Sriharjo tahun 2019

Page 78: SKRIPSI BELLA YUNIAR PUTRI DWI KARTINI

65

E. Kelembagaan Desa Sriharjo

Desa Sriharjo telah terbentuk suatu Lembaga Kemasyarakatan Desa (LKD) yang

merupakan mitra Pemerintah Desa dalam memberdayakan masyarakat desa dan secara

organisasi berdiri sendiri. LKD merupakan wadah partisipasi masyarakat dalam

pembangunan yang meliputi bidang sosial, budaya, agama, dan ekonomi yang bersifat

lokal, LKD yang dibentuk Desa Sriharjo sebagai berikut:

1. Badan Permusyawaratan Desa (BPD)

Badan Permusyaratan Desa (BPD) Desa Sriharjo merupakan lembaga

perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan Desa Sriharjo.

Anggota BPD Desa Sriharjo merupakan wakil dari penduduk Desa Sriharjo yang

berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan dengan cara musyawarah dan

mufakat.

Anggota BPD Sriharjo terdiri dari pemangku adat, golongan profesi, pemuka

agama dan tokoh atau pemuka masyarakat lainnya. Untuk masa jabatan anggota

BPD selama 6 tahuanggota dan dapat diangkat / diusulkan kembali untuk satu kali

masa jabatan 1 kali periode. Pengurus BPD Desa Sriharjo berjumlah 7 (tujuh)

orang yang terdiri dari : Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, dan 4 orang anggota.

Kepengurusan BPD ditetapkan Keputusan Bupati, dalam pelantikannya

mengucapkan sumpah di hadapan masyarakat dengan dipandu Bupati.

Ketua BPD dipilih dari dan oleh anggota BPD secara langsung dalam rapat

BPD yang diadakan secara khusus. Didalam pemerintahan BPD berfungsi

menetapkan Rancangan Peraturan Desa bersama kepala Desa, menampung dan

menyalurkan aspirasi masyarakat.

Wewenang BPD meliputi:

Page 79: SKRIPSI BELLA YUNIAR PUTRI DWI KARTINI

66

a. Membahas rancangan peraturan desa bersama Kepala Desa

b. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Desa dan Peraturan

Kepala Desa

c. Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian Kepala Desa

d. Membentuk panitia pemilihan kepala desa.

e. Menggali, menampung, menghimpun, merumuskan aspirasi masyarakat.

2. Lembaga Pemberdayaan Masayarakat Desa (LPMD)

LPMD adalah lembaga kemasyarakatan yang mebantu Pemerintah Desa dalam

menjalankan tugas dan fungsinya untuk menyusun rencana pembangunan,

melaksanakan, mengendalikan dan mengembangkan pembangunan secara

partisipatif dalam rangka pemberdayaan masyarakat.

LPMD Desa Sriharjo beranggotakan masyarakat desa yang memenuhi syarat

dan digerakkan oleh pengurus yang terpilih dengan cara musyawarah dan

mufakat oleh perwakilan masyarakat desa dan ditetapkan dengan keputusan

kepala desa. Jumlah pengurus LPMD berjumlah 35 orang. Masa bakti pengurus

LPMD Desa Sriharjo adalah 5 tahun dan diakhiri dengan penyampaian laporan

pertanggungjawaban.

3. Tim Penggerak PKK (Tim Penggerak PKK) Desa

PKK adalah suatu gerakan pembangunan yang tumbuh dari bawah dikelola

oleh, dari, dan oleh masyarakat menuju terwujudnya keluarga yang sejahtera.

PKK adalah lembaga sosial kemasayrakatan yang independen non profit dan tidak

berafiliasi kepada suatu partai politik tertentu.

Dalam menggerakkan program-program PKK, Tim penggerak PKK Desa

Sriharjo dikelola oleh 36 orang pengurus yang menjabat selama 6 tahun yang

terdiri dari ketua, wakil ketua, Sekretaris, dan bendahara. Selain pengurus inti

Page 80: SKRIPSI BELLA YUNIAR PUTRI DWI KARTINI

67

pelaksanaan program dibantu oleh 4 kelompok kerja sesuai dengan program-

program yang ada.

TP PKK Desa Sriharjo memilki 10 program pokok yang masing-masing

memilki beberapa kegiatan bagi masayarakat yakni:

a. Penghayatan dan pengamalan pancasila

b. Gotong-royong

c. Pangan

d. Sandang

e. Perumahan Tata Laksana Rumah Tangga

f. Pendidikan dan keterampilan

g. Kesehatan

h. Pegembangan Kehidupan Koperasi

i. Pelestarian Lingkungan Hidup

j. Perencanaan Sehat

4. Rukun Tetangga (RT)

Rt adalah lembaga Kemasayarakatan Desa yang merupakan bentuk guyup

rukunnya masyarakat dalam membantu Pemerintah Desa untuk menjalankan tugas

pelayanan pada masayrakat, memelihara kerukunan bertetangga yang berdasarkan

kegotong-royongan dan kekeluargaan. RT mempunyai tugas membantu

pemerintah desa termasuk lurah desa dalam penyelenggaraan pemerintahan Desa.

Pengurus RT dipilih secara musyawarah mufakat dari warga pedukuhan dan

ditetapkan dengan Keptusan Lurah Desa.

Dalam menjalankan pemerintahan desa, RT melaksanakan musyawarah RT

sekurang-kurangnya satu kali dalam satu tahun, berfungsi untuk memilih

pengurus, menyusun program kerja, menerima Laporan Pertanggungjawaban

Page 81: SKRIPSI BELLA YUNIAR PUTRI DWI KARTINI

68

pengurus dan membahas permasalahan yang muncul dalam masayarakat. Dalam

melaskanakan tugas RT Desa Sriharjo mempunyai tugas sebagai berikut:

a. Pendataan kependudukan dan pelayanan administrasi pemerintahan lainnya

b. Pemeliharaan keamanan, ketertiban dan kerukunan hidup antar warga

c. Pembuatan program pembangunan dengan mengembangkan aspirasi dan

swadaya murni masayrakat

d. Penggerak swadaya gotong-royong

5. Karang Taruna Sedyo Bhakati Desa Sriharjo

Karang taruna adalah lembaga kemsayrakatan desa yang membantu

Pemerintah Desa dalam menjalankan tugas dan fungsinya untuk menggerakkan

dan mengembangkan partisipasi, gotong-royong dan swadaya para pemuda di

desa dalam rangka menyusun rencana pembangunan, melaksanakan,

mengendalikan, memanfaatkan, memelihara dan mengembangkan pembangunan

secara optimal. Karang taruna Desa Sriharjo beranggotakan pemuda Desa Sriharjo

dan kepengurusannya berdasarkan perundang-undangan yang berlaku.

Karang taruna mempunyai tugas menanggulangi berbagai masalah

kesejahteraan sosial terutama yang dihadapi generasi muda, baik yang bersifat

preventif, rehabilitatif, maupun pengembangan potensi generasimuda di

lingkungannya. Dalam melaksanakan tugas Karang Trauna Desa Sriharjo memliki

tugas sebagai berikut:

a. Penyelenggara pemberdayaan masyarakat terutama generasi muda di

lingkungannya serta komperhensif, terpadu dan terarah serta

berkesinambungan

b. Penyelenggara kegaiatan pengembangan jiwa kewirausahaan bagi generasi

muda di lingkungannya

Page 82: SKRIPSI BELLA YUNIAR PUTRI DWI KARTINI

69

c. Penanaman pengertian, memupuk dan meningkatkan kesadaran tanggung

jawab sosial generasi muda

d. Penumbuhan dan pengembangan semangat kebersamaan, jiwa kekeluargaan,

kesetiakawanan sosial dan memperkuat nilai-nilai kearifan dalam bingkai

Negara Kesatuan Republik Indonesia

e. Pemupukan kreativitas generasi muda untuk dapat mengembangkan

tanggungjawab sosial yang bersifat rekreatif, kreatif, edukatif, ekonomis,

produktif dan kegiatan praktis lainnya dengan mendayagunakan segala sumber

dan potensi kesejahteraan sosial di lingkungannya secara swadaya

f. Pengembangan kreativitas remaja, pencegahan kenakalan, penyalahgunaan

obat terlarang (Narkoba) bagi remaja.

g. Penanggulangan masalah-masalah sosial, baik secara preventif, rehabilitatif,

dalm rangka pencegahan kenakalan remaja.

Page 83: SKRIPSI BELLA YUNIAR PUTRI DWI KARTINI

106

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:

Djati, Saibani, 2014. Pedoman Umum Penyelenggaraan Pemerintah Desa. 3 penyunt. Jakarta: Bee Media Pustaka.

Drs.A.W.Widjaja, 2000. Administrasi Kepegawaian. Jakarta: Raja Wali.

Eko, S., 2014. Buku Pintar Kedudukan & Kewenangan Desa. Yogyakarta: Forum Pengembangan Pembaharuan Desa (FPPD).

Hanapiah, M. A., 2011. Perencanaan Pembangunan Desa. Jatinangor: Alqaprint.

Indiahono, D., 2017. Kebijakan Publik Berbasis Dynamic Policy Analysis. Yogyakarta: Gava Media.

Jamaluddin, A. N., 2015. Sosiologi Perdesaaan. Yogyakarta: Cv. Pusaka Satia.

Lexy.J.Moeloeng, 2017. Dasar-dasarManajemen. Yogyakarta: Gadjah Mada University.

Nurcholis, H., 2011. Pertumbuhan & Penyelenggaraan Pemerintahan Desa. Jakarta: Erlangga.

R.Nugroho, 2014. Kebijakan Publik Negara-Negara Berkembang.. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rivai, V., 2004. Kepemimpinan dan Perilaku. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sugiyono, 2017. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Suharto, E., 2009 . Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Bandung : Reflika Aditama.

Thoha, M., 1989. Pembinaan Organisasi. Jakarta : Rajawali.

Sumber Regulasi :

Undang-undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa

Sumber Jurnal :

Nurhazizah, 2017. Fungsi Pembinaan Pemerintahan Kepenghuluan terhadap Lembaga Kemasyarakatan Kepenghuluan di Kepenghuluan Bagan Nibung Kecamatan Simpang Kabupaten Rokan Hilir tahun 2015-2016. JOM FISIP , Volume 4.

Eko, S., 2002. Materi Diklat Pemberdayaan Masyarakat Desa, yang diselenggarakan Badan Diklat Provinsi Kaltim, Samarinda. Pemberdayaan Masyarakat Desa .

Page 84: SKRIPSI BELLA YUNIAR PUTRI DWI KARTINI

Wawancara Bersama Ketua Bpd Desa Sriharjo,Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul.

Wawancara bersama Kasie. Pelayanan Wawancara dengan Lurah Desa Sriharjo

Kantor Pelayanan satu pintu Desa Sriharjo

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 85: SKRIPSI BELLA YUNIAR PUTRI DWI KARTINI
Page 86: SKRIPSI BELLA YUNIAR PUTRI DWI KARTINI
Page 87: SKRIPSI BELLA YUNIAR PUTRI DWI KARTINI
Page 88: SKRIPSI BELLA YUNIAR PUTRI DWI KARTINI
Page 89: SKRIPSI BELLA YUNIAR PUTRI DWI KARTINI
Page 90: SKRIPSI BELLA YUNIAR PUTRI DWI KARTINI