Bayi Berat Lahir Rendah ( Bblr ) Dan Bayi Kurang Bulan ( Prematur )

10
BAYI BERAT LAHIR RENDAH ( BBLR ) DAN BAYI KURANG BULAN ( PREMATUR ) Bayi berat lahir rendah dan bayi kurang bulan masih merupakan masalah kesehatan dengan angka kesakitan dan kematian yang tinggi terutama dinegara berkembang termasuk Indonesia. Disamping itu angka kejadian bayi lahir rendah dan kurang bulan cenderung meningkat. Definisi Berat Lahir ( Birth Weight ) Adalah berat badan bayi baru lahir yang ditimbang segera setelah lahir sampai dengan 24 jam pertama setelah lahir. Bayi berat lahir rendah ( BBLR )/ Low Birth Weight ( LBW ) infant Adalah bayi baru lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram. Bayi berat lahir sangat rendah ( BBLSR )/ Very Low Birth Weight ( VLBW ) infant Adalah bayi baru lahir dengan berat lahir kurang dari 1500 gram tapi lebih besar dari 1000 gram. Bayi berat lahir amat sangat rendah ( BBLASR )/ Very Very Low Birth Weight ( VVLBW ) infant Adalah bayi baru lahir dengan berat badan kurang dari 1000 gram. Usia Kehamilan Adalah usia kehamilan dalam hitungan minggu yang dihitung dari hari pertama haid terakhir sampai dengan hari kelahiran. Bayi Kurang Bulan ( prematur )/ Preterm Neonate Adalah bayi baru lahir dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu atau kurang dari 259 hari. Bayi Cukup Bulan ( matur )/ Term Neonate Adalah bayi baru lahir dengan usia kehamilan sama dengan atau lebih dari 37 minggu tetapi kurang dari 42 minggu. Bayi Lebih Bulan ( postmatur )/ Post-term Neonate Adalah bayi baru lahir dengan usia kehamilan lebih dari 42 minggu. Bayi Imatur Adalah bayi baru lahir dengan usia kehamilan kurang dari 28 minggu. Didalam menilai kesehatan atau keadaan seorang bayi kedua parameter diatas tidak dapat berdiri sendiri-sendiri. Karena

description

BBLR

Transcript of Bayi Berat Lahir Rendah ( Bblr ) Dan Bayi Kurang Bulan ( Prematur )

Page 1: Bayi Berat Lahir Rendah ( Bblr ) Dan Bayi Kurang Bulan ( Prematur )

BAYI BERAT LAHIR RENDAH ( BBLR ) DAN BAYI KURANG BULAN ( PREMATUR )

Bayi berat lahir rendah dan bayi kurang bulan masih merupakan masalah kesehatan dengan angka kesakitan dan kematian yang tinggi terutama dinegara berkembang termasuk Indonesia. Disamping itu angka kejadian bayi lahir rendah dan kurang bulan cenderung meningkat.

DefinisiBerat Lahir ( Birth Weight )Adalah berat badan bayi baru lahir yang ditimbang segera setelah lahir sampai dengan 24 jam pertama setelah lahir.

Bayi berat lahir rendah ( BBLR )/ Low Birth Weight ( LBW ) infantAdalah bayi baru lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram.

Bayi berat lahir sangat rendah ( BBLSR )/ Very Low Birth Weight ( VLBW ) infantAdalah bayi baru lahir dengan berat lahir kurang dari 1500 gram tapi lebih besar dari 1000 gram.

Bayi berat lahir amat sangat rendah ( BBLASR )/ Very Very Low Birth Weight ( VVLBW ) infantAdalah bayi baru lahir dengan berat badan kurang dari 1000 gram.

Usia KehamilanAdalah usia kehamilan dalam hitungan minggu yang dihitung dari hari pertama haid terakhir sampai dengan hari kelahiran.

Bayi Kurang Bulan ( prematur )/ Preterm NeonateAdalah bayi baru lahir dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu atau kurang dari 259 hari.

Bayi Cukup Bulan ( matur )/ Term NeonateAdalah  bayi baru lahir dengan usia kehamilan sama dengan atau lebih dari 37 minggu tetapi kurang dari 42 minggu.

Bayi Lebih Bulan ( postmatur )/ Post-term NeonateAdalah bayi baru lahir dengan usia kehamilan lebih dari 42 minggu.

Bayi ImaturAdalah bayi baru lahir dengan usia kehamilan kurang dari 28 minggu.

Didalam menilai kesehatan atau keadaan seorang bayi kedua parameter diatas tidak dapat berdiri sendiri-sendiri. Karena keadaan kesehatan seorang bayi tidak hanya ditentukan oleh berat badannya saja tetapi juga oleh kematangan organ-organ tubuhnya yang sangat tergantung dari usia kehamilannya.

Penentuan Perkiraan Usia Kehamilan bayi baru lahir

Page 2: Bayi Berat Lahir Rendah ( Bblr ) Dan Bayi Kurang Bulan ( Prematur )

1. Dengan perhitungan HPHT.2. Dengan penilaian dari maturitas fisik dan kematangan neuromuskular bayi baru lahir.

Untuk keperluan tersebut yang saat ini luas dipergunakan adalah perkiraan usiakehamilan dengan menggunakan sistim skoring New Ballard.

Dari perkiraan usia kehamilan dan berat badan bayi baru lahir, maka setiap bayi dapat kita katagorikan sebagai :

1. Sesuai dengan masa kehamilan ( SMK )/ Appropriate for gestational age ( AGA )

1. Kecil untuk masa kehamilan ( KMK )/ Small for gestational age ( SGA )

2. Besar untuk masa kehamilan ( BMK )/ Large for gestational age ( LGA )

Saat ini didalam menentukan katagori seorang bayi, selain dengan berat badan, usia kehamilan aharus dibandingkan juga dengan lingkar kepala dan panjang badan.

Dengan kategori diatas, kita dapat menentukan apakah bayi dengan BBLR merupakan suatu keadaan prematuritas murni yaitu bila BBLR –SMK kurang bulan, BBLR – KMK kurang bulan atau BBLR – BMK kurang bulan. Atau BBLR tersebut karena gangguan pertumbuhan intra uterin ( IUGR ) yang dapat terjadi pada bayi cukup bulan dan lebih bulan. Hal ini menjadi penting karena etiologi, masalah yang dihadapi dan penanganannya akan berbeda pada setiap kelompok kelaian.

BBLR KARENA PREMATURITASMerupakan kejadian yang paling banyak dari kelahiran BBLR. Penyebab dari kelahiran prematur ini belum dapat diketahui dengan jelas, tetapi beberapa kondisi dibawah ini berhubungan dengan kelahiran BBLR karena prematuritas.

1. Keadaan sosial ekonomi yang rendah, diukur berdasarkan pendapatan keluarga, tingkat pendidikan, pekerjaan dan tempat tinggal.

2. Ras terutama kulit hitam, berdasarkan penelitian ibu kulit hitam mempunyai resiko dua kali lebih tinggi dibandingkan ibu kulit putih.

3. Usia ibu, usia dibawah 16 tahun dan diatas 35 tahun mempunyai resiko melahirkan bayi BBLR dan prematur.

4. Kebiasaan ibu, seperti merokok atau penggunaan obat-obat golongan narkotika5. Ibu dengan penyakit kronis.6. Kehamilan multipel.7. Riwayat kehamilan dan persalinan sebelumnya buruk.8. Adanya faktor-faktor kebidanan seperti adanya malformasi uterus, plasenta

previa, trauma uterus dan lainnya.

Masalah yang biasa timbul pada bayi BBLR yang prematur.Hal ini sangat berhubungan dengan fungsi organ yang belum matang/imatur akibat belum cukup bulan, komplikasi dari terapi yang diberikan.

Page 3: Bayi Berat Lahir Rendah ( Bblr ) Dan Bayi Kurang Bulan ( Prematur )

1. Pada sistim respirasi1.1. Respiratory distress syndrome ( RDS ) disebut juga penyakit membran hyalin ( PMD/HMD )Merupakan penyakit sistim respirasi yang paling sering terjadi padabayi prematur. Penyebabnya adalah adanya defisiensi surfaktan yang berguna untuk mempertahankan tegangan permukaan pada alveoli. Jika pada saat dilahirkan terdapat defisiensi surfaktan, maka akan terjadi kolaps pada alveoli dan saluran nafas keci dan akan dapat menyebabkan atelektasis yang progresif pada paru-paru.            Gejala klinis   berupa takipnea, retraksi dan sianosis yang menetap dan memburuk dalam waktu 48 – 96 jam pertama kehidupannya. Pada foto thoraks didapatkan adanya gambaran retikulogranular yang difus ( gambaran atelektasis ) dan air bronchogram.            Terapi yang dianjurkan saat ini adalah pemberian surfaktan.

1.2. Neonatal Apnea/ Apnea of PrematurityAdalah periode tidak bernafas selama 20 detik atau lebih yang disertai bradikardia dan sianosis. Penyebabnya adalah belum maturnya sistim pengontrolan dari pernafasan  yang dapat bersifat sentral , obstruktif atau campuran akibat belum matangnya susunan syaraf pusat dan paru-paru. Biasa timbul pada bayi kurang dari 34 minggu. Penanganannya dengan pemberian stimulasi untuk bernafas dan diberikan terapi dengan obat golongan methylxanthine seperti theophyllin dan caffein citrate.

1.3. Sindroma kebocoran udara/ Air Leak SyndromesAdalah suatu spektrum penyakit akibat tekanan udara yang terlalu tinggi pada alveoli sehingga menimbulkan kebocoran dan udara akan mengisi jaringan disekitarnya. Termasuk dalam kelainan ini antara lain pneumomediastinum, pneumothorax, pulmonary interstitial emphysema. Penyebab tersering adalah pengunaan ventilator dengan tekanan yang terlalu tinggi, tindakan ventilasi tekanan positif pada saat resusitasi.

1.4. Bronchopulmonary Dysplasia ( BPD )Adalah suatu penyakit paru kronis sebagaiakibat/komplikasi dari kelainan pernafasan atau tindakan sebelumnya seperti RDS, sindroma aspirasi mekonium, komplikasi dari pemakaian ventilator yang terlalu lama, eksposur terhadap oksigen dengan konsentrasi tinggi yang terlalu lama dan adanya proses inflamasi. Pasien BPD akan mengalami ketergantungan terhadap suplementasi oksigen sampai lebih dari 28 hari setelah dilahirkan akibat perubahan anatomi dan fisiologi saluran nafas dan paru-paru, dimana akan didapatkan jumlah alveoli yang lebih sedikit dan besar-besar. Penanganannya suportif dan pemberian obat.

2. Pada sistim kardiovaskularPada bayi prematur, kejadian PDA ( Patent Ductus Arteriosus ) lebih tinggi dan ini dapat menyebabkan gagal jantung pada neonatus. Keadaan lain yang mungkin timbul adalah terjadinya hipotensi yang disebabkan oleh hipovolemia, gangguan fungsi jantung dan terjadinya vasodilatasi akibat sepsis yang sering kali terjadi pada bayi-bayi prematur. Selain itu dengan keadaan sistim kardiovaskular yang belum matang akan memperberat penyakit lain yang diderita neonatus prematur tersebut.

Page 4: Bayi Berat Lahir Rendah ( Bblr ) Dan Bayi Kurang Bulan ( Prematur )

3. Pada sistim gastrointestinalPrematuritas merupakan faktor utama terjadinya Necrotizing entrocolitis ( NEC ) yaitu kerusakan pada usus yang disebabkan oleh kerusakan mukosa dan vaskuler pada usus yang imatur. NECharus dicurigai pada setiap bayi dengan gejala intoleransi terhadap pemberian makan, distensi abdomen dan hematochezia. Penanganan dapat berupa tindakan operatif.

4. Pada sistim syarafKomplikasi tersering adalah terjadinya perdarahan intraventrikuler ( IVH ) Perdarahan biasanya terjadi pada pembuluh darah didaerah matriks germinal, dimana pada bayi yang kurang dari 32 -34 minggu otot pebuluh darah dan jaringan matriks germinal belum terbentuk sempurna sehingga akan lebih mudah pecah. Faktor lain yang ikut berperan terjadinya perdarahan ini adalah fetal distress; gangguan dari tekanan darah, termoregulasi, keseimbangan asam basa dan hemostasis; pemberian infus yang terlalu hipertonik atau terlalu cepat; kejang.Kelainan lain yang mungkin timbul : hidrosefalus post hemoragik, periventrikular leukomalasia.

5. OptalmologisRetinopathy of prematurity ( ROP ) adalah kelainan perkembangan/petumbuhan  retina yang disebabkan terputusnya perkembangan normal dari pembuluh darah baru diretina. Sehingga terjadi vasokonstriksi dan obliterasi pada kapiler kapiler diretina diikuti oleh terbentuknya neovaskularisasi yang abnormal pada corpus vitreus, adanya edema retina, perdarahan pada retina, fibrosis, tarikan dan dapat terjadi pengelupasan retina. Selain prematuritas, penyebab lain dari ROP adalah intoksikasi oksigen.

6. Hematologis

1. Anemia prematuritas, banyak faktor yang menyebabkannya, antara lain umur eritrosit yang lebih pendek pada prematur.

2. Anemia karena perdarahan.Perdarahan yang sering terjadi adalah perdarahan intrakranial.

3. Komplikasi koagulasi intravaskular ( DIC )

7. Imunologis.Bayi prematur sangat mudah mengalami infeksi, hal ini disebabkan oleh belum matangnya sistim imun.

8. Gangguan nutrisi dan metabolikDisamping angka kejadian dari gangguan metabolisme glukosa yang dapat berupa hipoglikemi atau hiperglikemi, perlu diperhatikan juga monitoring terhadap nutrisi untuk meminimalkan terjadinya malnutrisi dan gagal tumbuh. Jika suplementasi kalsium kurang, bayi prematur mudah mengalami osteopenia of prematurity dan kejang.

           

Page 5: Bayi Berat Lahir Rendah ( Bblr ) Dan Bayi Kurang Bulan ( Prematur )

BBLR YANG DISEBABKAN GANGGUAN PERTUMBUHAN INTRAUTERINBiasanya yang termasuk disini adalah bayi BBLR yang kecil untuk masa kehamilan tetapi cukup bulan atau serotinus. Faktor janin, ibu dan plasenta dapat sebagai penyebab dari BBLR ini.Faktor Janin

1. Faktor genetik, termasuk disini ras dan etnik tanpa melihat status sosial ekonomi.2. Anomali kromosom3. Malformasi kongenital4. Anomali kardiovaskuler janin5. Infeksi pada janin6. Inborn errors of metabolism

Faktor Ibu

1. Penurunan aliran darah uteroplasenta. Biasa terjadi pada ibu yang mengalami penyakit seperti pre-eklamsi atau eklamsia, hipertensi kronis dan lainnya.

2. Ibu yang malnutrisi3. Kehamilan multipel.4. Obat, rokok, heroin5. Ibu yang pendek, usia muda, uterus yang abnormal.

Faktor PlasentaInsufisiensi plasentaKelainan anatomis plasenta.

Masalah yang sering dihadapi1. Hipoksia

3. Perinatal asfiksia. Bayi dengan BBLR sering mengalami asfisia pada waktu lahir karena biasanya dia tidak dapat dengan baik mentoleransi stres kelahiran

4. Persisten pulmonary hypertension/persistent fetal circulation. Kebanyak BBLR akibat IUGR ini mengalami hipoksia intrauterin yang kronik yang menyebabkan penebalan yang abnormal dari otot halus pembulah darah paru-paru. Pada keadaan ini akan terjadi penurunan aliran darah dalam paru-paru yang menyebabkan hipertensi menetap dari arteri pulmonalis.

5. RDS6. Aspirasi mekonium.

2. HipotermiaPada bayi ini didapatkan jaringan lemak yang sedikit sehingga termoregulasi menjadi terganggu dan sistim isolasi terhadap dingin menjadi berkurang.

3. MetabolikBayi bayi BBLR ini mudah mengalami hipoglikemia atau hiperglikemia dan hipokalsemia

Page 6: Bayi Berat Lahir Rendah ( Bblr ) Dan Bayi Kurang Bulan ( Prematur )

4. HematologisBayi BBLR ini sering mengalami polisitemia atau hiperviskositas darah akibat diproduksinya sel darah merah yang berlebih yang dirangsang oleh keadaan hipoksia yang lama.

5. ImunologisBayi BBLR ini biasanya terdapat kadar IgG yang rendah. Juga didapatkan bahwa ukuran timus menjadi lebih kecil dengan akibat produksi limfosit T menjadi berkurang.

Pengelolaan BBLR dan bayi prematurDiperlukan pengelolaan secara multidisiplin semenjak lahir sampai pulang dari perawatan dirumah sakit. Mengingat bahwa bayi-bayi dengan BBLR sejak dilahirkan sudah dalam keadaan sakit, maka dengan peralatan yang memadai dan tenaga kesehatan yang terlatih akan megurangi resiko komplikasi dan kematian dari BBLR.Secara umum perawatan bayi BBLR adalah sebagai berikut :

1. Mempertahankan suhu tubuh yang optimal2. Mempertahankan oksigenisasi yang adekuat3. Memenuhi kebutuhan nutrisi4. Mencegah dan mengatasi infeksi5. Mengatasi hiperbilirubinemia6. Memenuhi kebutuhan psikologis7. Mencegah dan mengatasi timbulnya PDA8. Imunisasi.

GANGGUAN NAFAS PADA NEONATUS.Gangguan nafas sampai saat ini masih merupakan salah satu masalah penting sebagai penyebab tingginya morbiditas dan mortalitas pada neonatus. Gangguan nafas pada neonatus dapat timbul segera setelah lahir atau beberapa saat setelah neonatus dapat beradaptasi dari pernafasan janin ke pernafasan bayi dengan baik.            Neonatus dianggap menderita gangguan atau gawat nafas apabila ditemukan gejala peningkatan frekuensi nafas ( Lebih dari 60 kali/menit ) yang dapat disertai dengan sesak nafas yang dapat ditandai dengan  pernafasan cuping hidung, merintih, retraksi otot-otot bantu nafas. Seringkali gejala gejala ini sukar dibedakan dengan kelainan dan gangguan diluar saluran nafas seperti kelainan pada sistim kardiovaskuler.            Gangguan nafas dan gawat nafas pada neonatus perlu ditanggulangi secara cepat dan tepat karena keadaan neonatus dapat memburuk dengan cepat. Penatalaksanaannya sangat tergantung dari penyebab.

Evaluasi  dari neonatus yang mengalami gangguan nafasRiwayat kehamilan dan persalinan

1. Penting untuk menentukan usia kehamilan.

Page 7: Bayi Berat Lahir Rendah ( Bblr ) Dan Bayi Kurang Bulan ( Prematur )

2. Apakah telah dilakukan pemeriksaan mengenai pembentukan/kadar surfaktant pada janin melalui pemeriksaan lesitin dan spingomielin cairan amnion, kelainan kongenital lain.

3. Apakah ibu menderita DM, chorioamionitis.4. Riwayat penyakit keluarga

Pemeriksaan fisis neonatus

1. Apakah terdapat tanda dismorfik, yang dapat mengarahkan apakah kelainan nafas tersebut akibat abnormalitas pada sistim syaraf, atau pada saluran nafas dan paru-paru.

2. Pernafasan cuping hidung menunjukan adanya peningkatan usaha nafas atau kelainan saluran nafas, disamping harus ditentukan apakah saluran nafas atas dalam keadaan patent.

3. Pemeriksaan paru.4. Pemeriksaan jantung dan abdomen.

Pemeriksaan tambahan

1. Pemeriksaan foto toraks dan foto abdomen2. Laboratorium rutin, termasuk pemeriksaan kadar gula darah, analisa gas darah.3. Direct laryngoscopy

Kelainan yang dapat terjadi pada gangguan nafas neonatus1. Kelainan Saluran nafas bagian atas

1. Nasal atau nasofaringeal : atresia koane, edema nasal, ensefalokel. Atresia koane haruslah dicurigai jika kateter tidak dapat melewati hidung masuk ke orofaring dan bayi akan menjadi sianosis dalam keadaan tidak menangis. Penanganan melalui tindakan operatif.

2. Rongga mulut : mikrogantia , makroglosia ( contoh, Pierre Robin sequence ). Dalam keadaan berat biasanya memerlukan tindakan trakeostomi.

3. Laryngo/tracheo/laryngotracheomalacia, merupakan penyebab tersering terjadinya stridor pada bayi dan dapat ditemukan segera setelah lahir, pada kasus ringan dapat sembuh spontan tetapi pada kasus berat diperlukan tindakan trakeostomi. Laringomalasia dapat diikuti dengan kelainan lain seperti laryngeal web, stenosis subglotis, agenesis trakea atau fistula.

4. Sumbatan akibat penumpukan sekret oral, dapat terjadi pada bayi yang mengalami gangguan menelan atau terdapat atresia esofagus.

5. Adanya vaskular rings pada trakea dan bronkus.6. Kelumpuhan pita suara.

Page 8: Bayi Berat Lahir Rendah ( Bblr ) Dan Bayi Kurang Bulan ( Prematur )

2. Kelainan anatomis dan fisiologis dinding dada

3. Penyakit parenkim paru

TAKIPNEA SEMENTARA PADA NEONATUS (Transient Tachypnea of The Newborn = TTN)Disebut juga wet lung  atau RDS tipe II, biasanya ringan dan dapat menyerang bayi cukup bulan atau premature yang ditandai dengan distress pernafasan yang terjadi segera setelah lahir dan dapat sembuh sendiri dalam 3 – 5 hari.

Patofisiologi :

1. Terlambatnya resorpsi cairan paru janin oleh sistim limfatik paru. Meningkatnya volume cairan menyebabkan berkurangnya compliance paru dan peningkatan resistensi saluran nafas. Bayi yang dilahirkan dengan section caesarean mempunyai resiko untuk terjadinya TTN.

2. Imaturitas paru3. Defisiensi surfaktan yang ringan

Faktor resiko :

1. Lahir section caesarean2. Jenis kelamin laki laki3. Kelahiran yang lama4. Pemakaian sedasi pada ibu yang berlebih, overload cairan, ibu DM, ibu yang

menggunakan narkotik5. Penjepitan tali pusat yang terlambat.( waktu optimal 45 detik )6. BBLR dan prematur, makrosomia.

Gejala klinisGejala utama adalah takipnea ( > 60X/menit dan dapat sampai 100 – 120X/menit ) yang dapat timbul segera setelah lahir. Dapat disertai grunting/merintih, pernafasan cuping hidung, retraksi, dan sianosis. Bayi dapat tampak memiliki bentuk dada barel chest. Untuk diagnosa pasti TTN, harus disingkirkan terlebih daluhu penyakit lain yang dapat menyebabkan takipnea seperti pneumonia, sepsis, penyakit jantung, penyakit membran hialin, kelainan susunan syaraf pusat, kelainan metabolik, dan polisitemia.

Pemeriksaan penunjangJika memungkinkan perlu dilakukan pemeriksaan prenatal untuk menilai kadar surfaktan pada cairan amnion pada pasien dengan resiko .Pemeriksaan analisa gas darah biasanya menunjukan hipoksia  ringanDarah rutin : memberikan hasil yang normalFoto thoraks memberikan gambaran yang khas berupa jaringan paru yang hiperekspansi dengan pendataran diafragma dan gambaran vaskuler paru yang prominen

Page 9: Bayi Berat Lahir Rendah ( Bblr ) Dan Bayi Kurang Bulan ( Prematur )

Pemeriksaan lain adalah 100% oksigen test untuk membendakan dengan penyakit jantung.

Penanganan

1. Pemberian oksigen yang adekuat, dapat dimulai dengan pengunaan oxygen hood dan jika masih kurang adekuat oksigen dapat diberikan melalui nasal CPAP, pada keadaan berat mungkin memerlukan bantuan ventilasi mekanik.

2. Bayi dipuasakan untuk menghidari aspirasi, status hidrasi harus selalu dimonitor.3. Pemberian diuretik.

PrognosisBaik, biasa sembuh sendiri dalam 2 – 5 hari tanpa sekuele pada jaringan paru.

http://www.serbaserbiperawat.com/2012/05/bayi-berat-lahir-rendah-bblr-dan-bayi.html