BAHAN UTS PRINT.docx
-
Upload
paramita-dewi -
Category
Documents
-
view
46 -
download
3
Transcript of BAHAN UTS PRINT.docx
DNA sebagai Materi Genetik
Ada dua bukti percobaan yang menunjukkan bahwa DNA adalah materi genetik.
Masing-masing akan diuraikan berikut ini.
Percobaan transformasi
F. Griffith pada tahun 1928 melakukan percobaan infeksi bakteri
pneumokokus (Streptococcus pneumonia) pada mencit. Bakteri penyebab penyakit
pneumonia ini dapat menyintesis kapsul polisakarida yang akan melindunginya dari
mekanisme pertahanan tubuh hewan yang terinfeksi sehingga bersifat virulen
(menimbulkan penyakit). Jika ditumbuhkan pada medium padat, bakteri
pneumokokus akan membentuk koloni dengan kenampakan halus mengkilap.
Sementara itu, ada pula strain mutan pneumokokus yang kehilangan kemampuan
untuk menyintesis kapsul polisakarida sehingga menjadi tidak tahan terhadap sistem
kekebalan tubuh hewan inangnya, dan akibatnya tidak bersifat virulen. Strain mutan
ini akan membentuk koloni dengan kenampakan kasar apabila ditumbuhkan pada
medium padat. Pneumokokus yang virulen sering dilambangkan dengan S, sedangkan
strain mutannya yang tidak virulen dilambangkan dengan R.
Mencit yang diinfeksi dengan pneumokokus S akan mengalami kematian, dan dari
organ paru-parunya dapat diisolasi strain S tersebut. Sebaliknya, mencit yang
diinfeksi dengan strain R dapat bertahan hidup. Demikian juga, mencit yang diinfeksi
dengan strain S yang sebelumnya telah dipanaskan terlebih dahulu akan dapat
bertahan hidup. Hasil yang mengundang pertanyaan adalah ketika mencit diinfeksi
dengan campuran antara strain S yang telah dipanaskan dan strain R yang masih
hidup. Ternyata dengan perlakuan ini mencit mengalami kematian, dan dari organ
paru-parunya dapat diisolasi strain S yang masih hidup.
Dengan hasil tersebut Griffith menyimpulkan bahwa telah terjadi perubahan
(transformasi) sifat strain R menjadi S. Transformasi terjadi karena ada sesuatu yang
dipindahkan dari sel-sel strain S yang telah mati (dipanaskan) ke strain R yang masih
hidup sehingga strain R yang semula tidak dapat membentuk kapsul berubah menjadi
strain S yang dapat membentuk kapsul dan bersifat virulen.
Percobaan Griffith sedikit pun tidak memberikan bukti tentang materi genetik.
Namun, pada tahun 1944 tiga orang peneliti, yakni O. Avery, C. MacLeod, dan M.
McCarty melakukan percobaan untuk mengetahui hakekat materi yang dipindahkan
dari strain S ke strain R.
Mereka melakukan percobaan transformasi secara in vitro, yaitu dengan
menambahkan ekstrak DNA dari strain S yang telah mati kepada strain R yang
ditumbuhkan di medium padat. Di dalam ekstrak DNA ini terdapat juga sejumlah
protein kontaminan, dan penambahan tersebut ternyata menyebabkan strain R berubah
menjadi S seperti pada percobaan Griffith. Jika pada percobaan Avery dan kawan-
kawannya itu ditambahkan enzim RNase (pemecah RNA) atau enzim protease
(pemecah protein), transformasi tetap berjalan atau strain R berubah juga menjadi S.
Akan tetapi, jika enzim yang diberikan adalah DNase (pemecah DNA), maka
transformasi tidak terjadi. Artinya, strain R tidak berubah menjadi strain S. Hal ini
jelas membuktikan bahwa materi yang bertanggung jawab atas terjadinya transformasi
pada bakteri pneumonia, dan ternyata juga pada hampir semua organisme, adalah
DNA, bukan RNA atau protein.
pada tahun 1953, James D. Watson, ahli Biokimia Amerika Serikat dan Francis
Crick, ahli biofisika Inggris, mampu mengidentifikasi rantai asam deoksiribonukleat
di dalam kromosom inti sel, tempat rantai DNA bernaung. Struktur yang ditemukan
adalah rantai ganda antiparalel, yang terbukti membawa ribuan gen yang
menentukan sifat-sifat mahluk hidup. Sekarang tidak terbantahkan lagi bahwa DNA
merupakan materi genetic..
Mutasi Genetik
Mutasi adalah perubahan yang terjadi pada bahan genetik (DNA maupun RNA),
baik pada taraf urutan gen (disebut mutasi titik) maupun pada taraf kromosom. Mutasi
pada tingkat kromosomal biasanya disebut aberasi. Mutasi pada gen dapat mengarah pada
munculnya alel baru dan menjadi dasar bagi kalangan pendukung evolusi mengenai
munculnya variasi-variasi baru pada spesies. Perubahan pada sekuens basa DNA akan
menyebabkan perubahan pada protein yang dikode oleh gen.Contohnya, bila gen yang
mengkode suatu enzim mengalami mutasi, maka enzim yang dikode oleh gen mutan
tersebut akan menjadi inaktif atau berkurang keaktifannya akibat perubahan sekuens asam
amino. Namun mutasi dapat pula menjadi menguntungkan bila enzim yang berubah oleh
gen mutan tersebut justru meningkat aktivitasnya dan menguntungkan bagi sel.
Macam macam mutasi gen antara lain:
1. Mutasi tak bermakna (nonsense mutation) : tejadi perubahan kodon (triplet) dari kode basa
N asam amino tetapi tidak mengakibatkan kesalahan pembentukan protein, misalnya UUU
diganti UUS yang sama-sama kode dari fenilalamin.
2. Mutasi ganda tiga (triplet mutation) : terjadi karena adanya penambahan atau pengurangan
tiga basa secara bersama-sama.
3. Mutasi bingkai (frameshift mutation) : terjadi karena adanya penambahan sekaligus
pengurangan satu atau beberapa pasangan basa secara bersama-sama.Mutasi titik (point mutation) merupakan mutasi yang melibatkan penggantian satu
pasang basa (substitusi basa), di mana satu basa pada satu sekuens DNA diganti dengan basa yang berbeda. Bila DNA direplikasi maka hasilnya adalah substitusi pasangan basa.
Contoh mutasi titikAGCGT GGCGTTCGCA CCGCA
Mutasi ini dapat menyebabkan beberapa hal tergantung dari letak mutasinya pada gen.Bila
penggantian basa berlangsung di dalam gen yang mengkode protein, maka mRNA yang
ditranskripsi dari gen akan membawa basa yang salah. Bila mRNA tersebut ditranslasi
menjadi protein, maka kesalahan basa tersebut dapat menyebabkan tidak terjadinya
pembentukan protein, atau terbentuknya protein abnormal, atau terbentuknya kodon
nonsense (kodon STOP) yang menghentikan sintesis lengkap protein fungsional, dikenal
sebagai nonsense mutation.
Terbentuknya asam amino yang berbeda dari normal pada sintesis asam amino akibat
kesalahan basa pada mutasi titik disebut dengan missense mutation. Misalnya sickle-cell
anemia (anemia sel sabit), merupakan penyakit akibat missense mutation tunggal pada basa
pengkode protein hemoglobin. Protein hemoglobin tersusun atas 147 asam amino. Pada
asam amino ke-6, adenine digantikan dengan timin. Perubahan ini menyebabkan
perubahan asam amino glutamate menjadi valin, sehingga mengubah bentuk molekul
hemoglobin pada kondisi kadar oksigen rendah, dan menyebabkan sel darah merah
menjadi berbentuk bulan sabit. Bentuk bulan sabit menyulitkan transport sel darah merah
melalui pembuluh darah kapiler.Contoh missense mutation
TACAACGTCACCATTUntai sense mRNAAUGUUGCAGUGGUAA
Metionin-fenilalanin-glisin-triptofanTACAACtTCACCATT
AUGUUGaAGUGGUAAMetionin-fenilalanin-lisin- triptofan
Mutasi pasangan basa dapat juga menyebabkan perubahan pada DNA yang disebut
dengan frameshift mutation. Mutasi ini berupa delesi (pemotongan) atau insersi
(penyisipan) satu atau beberapa pasang nukleotida pada DNA dan menyebabkan terjadinya
pergeseran pembacaan kerangka sandi (reading frameshift), sehingga akan menyebabkan
perubahan asam amino. Contoh kasus frameshift mutation adalah penyakit Huntungton
(Huntungton disease), suatu penyakit saraf yang disebabkan oleh adanya penyisipan basa
tambahan pada DNA.
Mutasi penggantian (substitusi) basa dan mutasi frameshift dapat terjadi secara
spontan akibat kesalahan pada replikasi DNA. Mutasi spontan ini umumnya muncul tanpa
pengaruh dari bahan – bahan penyebab mutasi (bahan mutagenic atau mutagen) seperti
halnya senyawa kimia atau factor pengaruh radiasi.
Jenis mutasi yang lain adalah mutasi supresor, mutasi yang dapat meniadakan
mutasi yang terjadi sebelumnya sehingga menjadi normal kembali. Mutasi ini disebut juga
mutasi balik (reversed mutation) dan menghasilkan revertan, yaitu gen yang mengalami
mutasi balik dan menjadi normal kembali. contoh mutasi gen adalah reaksi asam nitrit
dengan adenin menjadi zat hipoxanthine. Zat ini akan menempati tempat adenin asli dan
berpasangan dengan sitosin, bukan lagi dengan timin.
2. Mutasi Kromosom (Aberasi)
Istilah mutasi umumnya digunakan untuk perubahan gen, sedangkan perubahan
kromosom yang dapat diamati dikenal sebagai variasi kromosom atau mutasi
besar/gross mutation adalah perubahan jumlah kromosom dan susunan atau urutan gen
dalam kromosom. Mutasi kromosom sering terjadi karena kesalahan meiosis dan
sedikit dalam mitosis. Pada prinsipnya mutasi kromosom dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Mutasi kromosom terjadi karena perubahan jumlah kromosom
Mutasi kromosom yang terjadi karena perubahan jumlah kromosom (ploid) melibatkan
kehilangan atau penambahan perangkat kromosom (genom) disebut euploid, sedang yang
terjadi pada hanya pada salah satu kromosom dari genom disebut aneuploid.
a. Euploid (Eu = benar; ploid = unit)
Makhluk hidup yang terjadi secara kawin, biasanya bersifat diploid,
memiliki 2 perangkat kromosom atau 2 genom pada sel somatisnya (2n
kromosom). Organisme yang kehilangan 1 set kromosomnya disebut
monoploid. Organisme monoploid memiliki satu genom atau satu perangkat
kromosom (n kromosom) dalam sel somatisnya. Sel kelamin (gamet), yaitu sel
telur (ovum) dan spermatozoa, masing-masing memiliki satu perangkat
kromosom. Satu genom (n kromosom) yang disebut haploid. Sedangkan
organism yang memiliki lebih dari dua genom disebut poliploid, misalnya
triploid (3n kromosom), tetraploid (4n kromosom), heksaploid (6n kromosom).
Poliploid yang terjadi pada tumbuhan misalnya pada apel dan tebu. Poliploid
pada hewan misalnya Daphnia, Rana esculenta, dan ascaris. Poliploid dibagi
menjadi dua, yaitu otopoliploid, terjadi pada kromosom homolog, misalnya
semangka tak berbiji; dan alopoliploid, terjadi pada kromosom non homolog,
misalnya Rhaphanobrassica (akar sepeti kol, daun mirip lobak).
b. Aneuploid (An = tidak; eu = benar; ploid = unit)
Aneupliodi adalah perubahan jumlah n-nya. Mutasi kromosom ini tidak
melibatkan seluruh genom yang berubah, melainkan hanya terjadi pada salah
satu kromosom dari genom. Biasa disebut juga dengan aneusomik. Macam-
macam aneusomik antara lain :
1. Monosomik (2n-1); mutasi karena kekurangan 1 kromosom
2. Nullisomik (2n-2); mutasi karena kekurangan 2 kromosom
3. Trisomik (2n+1); mutasi karena kelebihan 1 kromosom
4. Tetrasomik (2n+2); mutasi karena kelebihan 2 kromosom
Aneusomi pada manusia dapat menyebabkan:1. Sindrom Turner, dengan kariotipe (22AA+X0). Jumlah kromosomnya
45 dan kehilangan 1 kromosom kelamin. Penderita Sindrom Turner berjenis kelamin wanita, namun ovumnya tidak berkembang (ovaricular disgenesis).
2. Sindrom Klinefelter, kariotipe (22 AA+XXY), mengalami trisomik pada kromosom gonosom. Penderita Sindrom Klinefelter berjenis kelamin laki-laki, namun testisnya tidak berkembang (testicular disgenesis) sehingga tidak bisa menghasilkan sperma (aspermia) dan mandul (gynaecomastis) serta payudaranya tumbuh.
3. Sindrom Jacobs, kariotipe (22AA+XYY), trisomik pada kromosom gonosom. Penderita sindrom ini umumnya berwajah kriminal, suka menusuk-nusuk mata dengan benda tajam, seperti pensil,dll dan juga sering berbuat kriminal. Penelitian di luar negeri mengatakan bahwa sebagian besar orang-orang yang masuk penjara adalah orang-orang yang menderita Sindrom Jacobs.
4. Sindrom Patau, kariotipe (45A+XX/XY), trisomik pada kromosom autosom. kromosom autosomnya mengalami kelainan pada kromosom nomor 13, 14, atau 15.
5. Sindrom Edward, kariotipe (45A+XX/XY), trisomik pada autosom. Autosom mengalami kelainan pada kromosom nomor 16,17, atau 18. Penderita sindrom ini mempunyai tengkorak lonjong, bahu lebar pendek, telinga agak ke bawah dan tidak wajar.
2. Mutasi kromosom yang terjadi karena perubahan struktur kromosom
Mutasi karena perubahan struktur kromosom atau kerusakan bentuk kromosom disebut
juga dengan istilah aberasi. Macam-macam aberasi dapat dijelaskan sebagi berikut :
a. Delesi atau defisiensi
Mutasi karena kekurangan segmen kromosom. Macam-mcam delesi antara
lain :
1. Delesi terminal; ialah delesi yang kehilangan ujung segmen kromosom.
2. Delesi interstitial; ialah delesi yang kehilangan bagian tengah kromosom.
3. Delesi cincin; ialah delesi yang kehilngan segmen kromosom sehingga
berbentuk lingkaran seperti cincin.
4. Delesi loop; ialah delesi cincin yang membentuk lengkungan pada kromosom
lainnya.Hal ini terjadi pada waktu meiosis, sehingga memungkinkan adanya
kromosom lain (homolognya) yang tetap normal.
b. Duplikasi
Mutasi karena kelebihan segmen kromosom.
c. Translokasi
Translokasi adalah mutasi yang mengalami pertukaran segmen kromosom
ke kromosom non homolog . Macam-macam translokasi antara lain :
1. Translokasi homozigot (resiprok); ialah translokasi yang mengalami
pertukaran segmen kedua kromosom homolog dengan segmen kedua
kromosom non homolog.
2. Translokasi Heterozigot (non resiprok); ialah translokasi yang hanya
mengalami pertukaran satu segmen kromosom ke satu segmen kromosom
non homolog.
3. Translokasi Robertson (fusion)
d. Inversi
Inversi adalah mutasi yang mengalami letak gen-gen, karena selama meiosis
kromosom terpilin dan terjadi kiasma. Macam-macam inverse antara lain :
1. Inversi parasentrik; terjadi pada kromosom tidak bersentromer
2. Inversi perisentrik; terjadi pada kromosom bersentromer.
e. Isokromosom
Isokromosom adalah mutasi kromosom yang terjadi pada waktu
menduplikasikan diri, pembelahan sentromernya mengalami perubahan arah
pembelahan sehingga terbentuklah dua kromosom yang masing-masing
berlengan identik (sama). Jika dilihat dari pembelahan sentromernya maka
isokromosom disebut juga fision, jadi peristiwanya berlawanan dengan
translokasi Robertson (fusion) yang mengalami penggabungan
f. Katenasi
Katenasi adalah mutasi kromosom yang terjadi pada dua kromosom non
homolog yang pada waktu membelah menjadi empat kromosom, saling bertemu
ujung-ujungnya sehingga membentuk lingkaran.
Mutasi Dapat Terjadi Secara Alami dan Buatan
a. Menurut tipe sel atau macam sel yang mengalami mutasi:
1. Mutasi somatic, yaitu mutasi yang terjadi pada sel tubuh atau sel soma. Mutasi
somatis kurang memiliki arti genesis (mutasi ini tidak akan diwariskan pada
keturunannya)
2. Mutasi germina, yaitu mutasi yang terjadi pada sel kelamin (gamet), sehingga
dapat diturunkan.
b. Menurut sifat genetiknya:
1. Mutasi dominan, terlihat pengaruhnya dalam keadaan heterozigot
2. Mutasi resesif, pada organisme diploid tidak akan diketahui selama dalam
keadaan heterozigot, kecuali resesif pautan seks. Namun pada organisme
haploid (monoploid) seperti virus dan bakteri, pengaruh mutasi dominan dan
juga resesif dapat dilihat pada fenotipe virus dan bakteri tersebut.
c. Menurut arah mutasinya:
1. Mutasi maju atau forward mutations, yaitu mutasi dari fenotipe normal menjadi
abnormal.
2. Mutasi balik atau back mutations, yaitu mutasi yang dapat mengembalikan dari
fenotipe tidak normal menjadi fenotipe normal.
d. Menurut kejadiannya:
1. Mutasi alam atau mutasi spontan, yaitu mutasi yang penyebabnya tidak diketahui.
Mutasi ini terjadi di alam secara alami (spontan), secara kebetulan dan jarang terjadi.
Contoh mutagen alam adalah sinar kosmis, radio fektif alam, dan sinar ultraviolet.
2. Mutasi buatan, yaitu mutasi yang terjadi dengan adanya campur tangan manusia.
Proses perubahan gen atau kromosom secara sengaja diusahakan oleh manusia dengan
zat kimia, sinar X, radiasi dan sebagainya. Maka sering disebut juga mutasi induksi.
Mutasi buatan dengan sinar X dipelopori oleh Herman Yoseph Muller (murid morgan)
yang berkebangsaan Amerika Serikat ( 1890-1945 ). Muller berpendapat bahwa tidak
membawa perubahan, sedangkan mutasi pada sel-sel generative atau gamet dan
membawa kematian sebelum atau segera sesudah lahir. Selanjutnya pada tahun 1927
dapat diketahui bahwa sinar X dapat menyebabkan gen mengalami ionosasi sehinggga
sifatny menjadi labil. Dan akhirnya mutasi buatan dilaksanakan pula dengan
pemotongan daun/ penyisipan DNA pada organisme-organisme yang kita inginkan.
Mutan-mutan buatan yang telah kita peroleh antara lain: anggur tanpa biji, tomat tanpa
biji, hewan atau tumbuhan poliploidi (misal: kol poliploidi), pamato raphanobrassica
(akar seperti kol, daun seperti lobak).
3. Mutagen Zat Kimia atau Faktor Fisik.
Secara garis besar, macam-macam mutagen dapat dibagi 3 , sebagai berikut:
a. Radiasi
Radiasi (penyinaran dengan sinar radio aktif); misalnya: sinar alfa, beta, gamma,
ultraviolet, dan sinar x. Radiasi ultra ungu merupakan mutagen penting untuk
organisme uniseluler. Radiasi alamiah berasal dari sinar cosmis dari angkasa, benda-
benda radioaktif dari kerak bumi, dan lain-lain, gen-gen yang terkena radiasi,
ikatannya putus dan susunan kimianya berubah dan terjadilah mutasi.
b. Mutasi Kimia
Mutasi kimia yang pertama kali ditemukan ialah gas mustard (belerang mustard) oleh C.
Averbach dan kawan-kawan. Beberapa mutagen kimia penting lainnya ialah: gas
metan, asam nitrat, kolkisin, digitonin, hidroksil amim dan lain-lain. Zat-zat kimia
tersebut dapat menyebabkan replikasi yang dilakukan oleh kromosom yang
mengalami kesalahan sehingga menyebabkan susunan kimianya berubah juga.
c. Temperatur
Kecapatan mutasi akan bertambah karena adanya kenaikan suhu. Setiap kenaikan suhu
sebasar 100C, kecepatan mutasi bertambah 2-3 kali lipat. Tetapi temperature adalah
merupakan mutagen, hal ini masih merupakan penelitian para ahli.
Mutagen
Bahan-bahan yang menyebabkan terjadinya mutasi disebut mutagen. Mutagen dibagi
menjadi 3, yaitu:
1. Mutagen bahan Kimia, contohnya adalah kolkisin dan zat digitonin. Kolkisin adalah zat
yang dapat menghalangi terbentuknya benang-benang spindel pada proses anafase dan
dapat menghambat pembelahan sel pada anafase.
2. Mutagen bahan fisika, contohnya sinar ultraviolet, sinar radioaktif,dll. Sinar ultraviolet
dapat menyebabkan kanker kulit.
Apakah Teknologi DNA Rekombinan itu ?
Teknologi DNA rekombinan telah mungkinkan bagi kita untuk: mengisolasi DNA dari
berbagai organisme, menggabungkan DNA yang berasal dari organisme yang berbeda
sehingga terbentuk DNA rekombinan, memasukkan DNA rekombinan ke dalam sel
organisme prokariot maupun eukariot hingga DNA rekombinan dapat berepilkasi dan
bahkan dapat diekspresikan. Jadi, Teknologi DNA Rekombinan merupakan kumpulan
teknik atau metoda yang digunakan untuk mengkombinasikan gen-gen di dalam tabung
reaksi. Teknik-teknik tersebut meliputi:
- Teknik untuk mengisolasi DNA.
- Teknik untuk memotong DNA.
- Teknik untuk menggabung atau menyambung DNA.
- Teknik untuk memasukkan DNA ke dalam sel hidup.
Tahap-tahap pembuatan DNA rekombinan:
a. Pemilihan vektor
b. Pemotongan DNA target dan vektor
c. Penyisipan DNA target pada vektor
d. Transformasi
e. Seleksi hasil transformasi3
a.Mengisolasi DNA
Mengisolasi DNA untuk memilih dan memisahkan DNA maupun gen yang
dikehendaki. Pemisahan gen menggunakan enzim endonuklease restriksi. Segmen
DNA yang diperoleh kemudian dimasukkan dalam suatu vektor berupa plasmid.
Plasmid yaitu rantai DNA melingkar di luar kromosom bakteri.
b.Transplantasi Gen/ DNA
Transplantasi dilakukan dengan cara menyambung gen yang telah diisolasi kedalam
DNA plasmid vektor. Setelah penyambungan ini maka vektor mengandung DNA
asli dan DNA sisipan (asing)
c.Memasukkan DNA ke dalam sel hidup
Pemasukan DNA ke dalam vektor bakteri maupun virus dilakukan melalui
pemanasan dalam larutan NaCl atau melalui elektroporasi. Selanjutnya, bakteri ini
melakukan replikasi dengan cara membelah diri. Melalui proses ini, diperoleh
plasmid-plasmid hsil transplantasi gen (DNA rekombinan)
Apakah Manfaat Teknologi DNA Rekombinan ?
Teknologi DNA Rekombinan telah memberikan banyak manfaat bagi perkembangan ilmu
pengetahuan maupun bagi kehidupam manusia sehari-hari. Beberapa jenis obat-obatan,
vaksin, bahan pangan, bahan pakaian dan lainnya telah diproduksi dengan memanfaatkan
teknologi DNA Rekombinan.
Dalam kehidupan kita sehari-hari, secara langsung maupun tidak langsung, sebagian dari
kita pernah berhubungan dengan hasil penggunaan teknologi DNA Rekombinan. Contoh:
insulin telah digunakan untuk mengobati penyakit diabetes. Penyakit diabetes pada
manusia diobati dengan insulin manusia. Bagaimanakah kita dapat memperoleh insulin
manusia ini ?. Apakah untuk mengobati orang yang sakit diabetes ini kita harus
mengorbankan orang yang sehat untuk diekstrak insulinnya ?. Tentu saja tidak. Saat ini
insulin manusia telah berhasil diproduksi secara masal dengan menggunakan bakteri.
Kemampuan bakteri untuk memproduksi insulin manusia ini adalah karena manusia telah
berhasil memasukkan dan mengintegrasikan gen yang menyandikan insulin manusia
kedalam genom bakteri.
Contoh lainnya adalah kapas transgenik. Kapas transgenik pernah ramai dibicarakan di
media masa kita pada awal abad 21 ini. Salah satu kapas transgenik adalah kapas-bt.
Tanaman kapas-bt telah mengandung gen penyandi toksin yang berasal dari
bakteri Bacillus turingiensis (Bt). Toksin tersebut dapat membunuh hama kapas sehingga
kapas-bt tersebut tahan terhadap serangan hama.
Bakteri penghasil insulin dan tanaman kapas-bt tersebut merupakan sebagian dari hasil
rekayasa yang dilakukan manusia terhadap makhluk hidup dengan menggunakan teknologi
DNA rekombinan.
Apakah dasar Teknologi DNA rekombinan ?
Teknologi DNA rekombinan berdasarkan pada mekanisme yang terdapat pada bakteri.
Hasil Percobaan Lederberg dan Tatum (1946) menunjukkan bahwa bakteri mempunyai
mekanisme seksual. Mekanisme seksual pada bakteri ini menyebabkan terbentuknya
kombinasi gen-gen yang berasal dari dua sel yang berbeda.Mekanisme seksual pada
bakteri ini merupakan pertukaran DNA atau gen dari satu sel ke sel lainnya. Jadi
mekanisme seksual pada bakteri ini tidak bersifat reproduktif (tidak menghasilkan anak
atau zuriat).
Transfer DNA atau perpindahan DNA ke dalam bakteri dapat melalui tiga cara yaitu
konjugasi, transformasi, dan transduksi.
Konjugasi merupakan perpindahan DNA dari satu sel (sel donor) ke dalam
sel bakteri lainnya (sel resipien) melalui kontak fisik antara kedua sel.
Transformasi merupakan pengambilan DNA oleh bakteri dari lingkungan
di sekelilingnya. Ingat: Griffith (1928), Avery dkk (1944)
Transduksi adalah cara pemindahan DNA dari satu sel ke dalam sel
lainnya melalui perantaraan fage.
DNA yang masuk ke dalam sel bakteri selanjutnya dapat ber-integrasi dengan DNA atau
kromosom bakteri sehingga terbentuk kromosom rekombinan.
Apa Perangkat Teknologi DNA Rekombinan ?
Perangkat yang digunakan dalam teknologi DNA rekombinan adalah perangkat-perangkat
yang ada pada bakteri. Perangkat tersebut antara lain adalah: enzim restriksi, enzim DNA
ligase, plasmid, transposon, pustaka genom, enzim transkripsi balik, pelacak DNA/RNA.
Enzim restriksi digunakan untuk memotong DNA
Enzim DNA ligase digunakan untuk menyambung DNA
Plasmid digunakan sebagai vektor untuk mengklonkan gen atau
mengklonkan fragmen DNA atau mengubah sifat bakteri.
Transposon digunakan sebagai alat untuk melakukan mutagenesis dan
untuk menyisipkan penanda.
Pustaka Genom digunakan untuk menyimpan gen atau fragmen DNA yang
telah diklonkan.
Enzim traskripsi balik digunakan untuk membuat DNA berdasarkan RNA.
Pelacak DNA / RNA digunakan untuk mendeteksi gen atau fragmen DNA
yang diinginkan atau untuk mendeteksi klon yang benar.
Kloning gen merupakan suatu terobosan baru untuk mendapatkan sebuah gen yang
mungkin sangat dibutuhkan bagi kehidupan manusia. Kloning gen meliputi serangkaian
proses isolasi fragmen DNA spesifik dari genom suatuorganisme,
penentuan sekuen DNA, pembentukan molekulDNA rekombinan,
dan ekspresi gen target dalam sel inang.
Penentuan sekuen DNA melalui sekuensing bertujuan untuk memastikan fragmen DNA
yang kita isolasi adalah gen target sesuai dengan kehendak kita. Gen target yang kita
peroleh selanjutnya kita klon dalam sebuahvektor (plasmid, phage atau cosmid) melalui
teknologi DNA rekombinan yang selanjutnya membentuk molekul DNA rekombinan.
DNA rekombinan yang dihasilkan kemudian ditransformasi ke dalam sel inang (biasanya
sel bakteri, misalnya strain E. coli) untuk diproduksi lebih banyak. Gen-Gen target yang
ada di dalam sel inang jika diekspresikan akan mengahsilkan produk gen yang kita
inginkan.
Langkah yang dilakukan dalam pengkloningan gen adalah mengisolasi plasmid dari sel
bakteri yang disisipi dengan DNA rekombinan. Plasmid merupakan bagian dari molekul
DNA yang tersusun oleh gen-gen dengan jumlah yang sedikit, dan mampu bereplikasi di
luar kromosom. DNA rekombinan atau juga disebut plasmid rekombinan merupakan
plasmid yang telah disispi dengan gen dari DNA yang diinginkan. DNA rekombinan
selanjutnya dikembalikan lagi ke dalam sel bakteri. Bakteri yang telah disisipi DNA
rekombinan akan bereproduksi melalui pembelahan sel membentuk klone sel (populasi sel
yang identik secara genetik). Plasmid rekombinan di replikasi pada saat pembelahan sel
tersebut. Plasmid rekombinan juga diwariskan kepada keturunannya. Replikasi plasmid
tersebut menyebabkan DNA asing dan gen yang dibawanya juga dikloning secara
bersamaan.
Pemotongan DNA plasmid dan DNA asing dilakukan dengan bantuan enzim restriksi.
Enzim restriksi melindungi sel bakteri dengan cara memotong fragmen DNA asing dari
organisme lain. Enzim restriksi mempunyai sifat yang sangat spesifik yang hanya
mengenal beberapa bagian tertentu dari sekuen rantai DNA yang pendek saja. Hasil dari
pemotongan fragmen DNA oleh enzim restriksi menghasilkan fragmen restriksi. Fragmen
restriksi memiliki paling tidak satu untai basa yang disebut sticky end (ujung lengket).
Penyambungan antara DNA plasmid dan DNA asing memerlukan enzim ligase untuk
membuatnya menempel secara permanen serta menghasilkan molekul DNA rekombinan
yang stabil.
Metode Sekuensi DNA ala Sanger
Posted on 30/09/2011 | Leave a comment
Frederick Sanger, saintis Inggris, mengembangkan sebuah metode untuk menentukan
urutan nukleotida dari molekul DNA. Dari pernyataan ini mungkin Anda bertanya-tanya,
untuk apa DNA harus diurutkan? Bikin pusing saja, sudah barangnya tidak kelihatan,
masih harus diurutkan lagi. Hmmm, barangkali setelah mengetahui manfaat yang bisa
dipetik dari penemuan ini, kerumitan pikiran yang ada sedikit akan lebih terurai.
Dimulai dari penyakit. Anda tahu penyakit yang disebabkan oleh kelainan genetik?
Misalnya saja penyakit Hemofili yang membuat penderitanya sulit sembuh dari luka,
akibat tubuh tidak memiliki kemampuan untuk membentuk zat yang diperlukan untuk
pembekuan darah (factor VIII, atau antihemophilic globulin(AHG). Teknologi Human
Genome Project berguna untuk mengidentifikasi gen-gen yang mutasinya
bertanggungjawab atas penyakit genetik.
Saintis kedokteran saat ini dapat mendiagnosa ratusan kelainan genetik manusia dengan
teknologi DNA tersebut. Mereka dapat mengidentifikasi individu yang mempunyai
kelainan genetik sebelum munculnya gejala, atau bahkan sebelum lahir. Aplikasi lainnya
adalah teknik terapi gen, meskipun hingga kini belum terbukti terapi yang benar-benar
berhasil. Masih embrio untuk bisa sampai ke arah sana, namun jika hal ini berhasil, maka
merupakan sebuah terobosan mutakhir di dunia kedokteran.
Pertanyaan kembali muncul setelah mengetahui sedikit manfaat dari teknologi sekuensing
DNA, bagaimana caranya DNA dapat disekuensi? Riset Frederick Sanger akan
menjawabnya. Sebuah metode ditemukan (karena itulah disebut metode Sanger) oleh F
Sanger yang didasarkan pada pemasukan secara random nukleotida termodifikasi, yaitu
deoksiribonukleotida yang mengakhiri rantai DNA yang sedang tumbuh.
Sekuensing sendiri merupakan sebuah proses penentuan urutan nukleotida pada suatu
ftragmen DNA. Sanger-lah yang mencoba mengurutkan gen pada DNA tersebut dengan
metode terminasi rantai. Metode untuk mengurutkan nukleotida dari molekul DNA ini
melibatkan pensintesisan utas DNA secara in vitro yang komplementer terhadap salah satu
unit DNA yang sedang diurutkan.
Pada metode terminasi rantai tersebut, pemanjangan dari rantai DNA dimulai pada situs
spesifik pada DNA cetakan dengan menggunakan oligonukleotida pendek yang
disebut primer yang komplemen pada DNA. Kemudian primer tersebut akan diperpanjang
dengan DNA polimerase (enzim yang mereplikasi DNA)
Penggabungan nukleotida pemutus rantai tersebut secara terbatas kepada rantai DNA oleh
polimerase DNA menghasilkan fragmen-fragmen DNA yang berhenti tumbuh hanya pada
posisi DNA tempat nukleotida tertentu tergabungkan. Fragmen-fragmen tersebut lalu
dipisahkan menurut ukuran-ukuran dengan elektroforesis gel poliaktilamid atau sekarang
disebut sebagai elektroforesis dengfan tabung gelas berjari-jeri kecil yang diisi dengan
polimer kental.
Dari penjelasan tersebut dapat ditarik garis merah, bahwa saat akan melakukan sekuensi
DNA diperlukan beberapa komponen, antara lain:
1. DNA rantai tunggal
2. Primer
3. DNA polimerase
4. dATP, dCTP, dTTP, dan d GTP
Secara lebih terperinci, proses DNA sekuen daapt dijelaskan sebagai berikut:
Penyiapan
Yaitu penyiapan salah satu untai fragmen DNA yang dibagi dalam 4 bagian, kemudian
setiap bagian diinkubasi dengan semua bahan yang diperlukan untuk sintesis untas
komplementer (primer, DNA polimerase, dan keempat deoksiribonukleotida triphospat)
Sintesis untai DNA baru
Dimulai pada primer dan berlanjut hingga dideoksiribonukleotida dimasukkan yang
mencegah sintesis lebih lanjut. Dideoksiribonukleotida diselipkan begitu sering secara
random sebagai ganti ekuivalensi normalnya. Pada akhirnya dihasilkan serangkaian untai
radioaktif yang mempunyai panjang yang berbeda-beda.
Elektroforesis Gel
Untai DNA baru dalam setiap campuran, reaksi dipisahkan dengan cara elektroforesis pada
gel poliakrilamid yang dapat memisahkan untai-untainya, bahkan yang hanya mempunyai
perbedaan sekecil nukleotida panjangnya.
Autoradiograf
Autoradiografi dibuat untuk mendeteksi pita radioaktif
Baca urutan rantai baru
Urutan untai hasil sintesis baru dapat dibaca langsung dari pita-pita pada autoradiografnya,
dan urutan untai DNA cetakan aslinyadapat disimpulkan:
1. Sekuens DNA dapat menyandikan informasi yang diperlukan mahluk hidup untuk
kelangsungan hidup dan berkembangbiak
2. Pengetahuan akan sekuens DNA dapat berguna dalam penelitian Biologi
3. Dalam ilmu pengobatan, sekuensing DNA dapat digunakan untuk mengidentifikasi,
mendiagnosis, dan mengembangkan pengobatan penyakit genetik.
4. Bioteknologi yang dapat pula memanfaatkan sekuensing DNA merupakan bidang yang
berkembang pesat dan berpotensi menghasilkan banyak barang dan jasa yang bermanfaat