Bahan TPP 1

10
SYOK (SHOCK) Syok adalah suatu keadaan dimana pasokan darah tidak mencukupi untuk kebutuhan organ-organ di dalam tubuh. Shock juga didefinisikan sebagai gangguan sirkulasi yang mengakibatkan penurunan kritis perfusi jaringan vital atau menurunnya volume darah yang bersirkulasi secara efektif. Pada hewan yang mengalami syok terjadi penurunan perfusi jaringan, terhambatnya pengiriman oksigen, dan kekacauan metabolisme sel sehingga produksi energi oleh sel tidak memadai. Apabila sel tidak dapat menghasilkan energi secara adekuat, maka sel tidak akan berfungsi dengan baik sehingga pada gilirannya akan menimbulkan disfungsi dan kegagalan berbagai organ, akhirnya dapat menimbulkan kematian. Pada syok yang kurang parah, kompensasi tubuh dapat berupa peningkatan laju jantung dan konstriksi pembuluh darah perifer (keduanya secara refleks), sehingga hal tersebut dapat memelihara tahanan perifer dan aliran darah ke organ-organ vital. Ketika syok bertambah parah, kompensasi ini akan gagal. Tipe Syok Syok secara klasik dibagi menjadi tiga katagori, yaitu kardiogenik, hipovolemik, dan distributif syok. Syok kardiogenik

description

tpp tpp

Transcript of Bahan TPP 1

Page 1: Bahan TPP 1

SYOK (SHOCK)

Syok adalah suatu keadaan dimana pasokan darah tidak mencukupi untuk

kebutuhan organ-organ di dalam tubuh. Shock juga didefinisikan sebagai gangguan

sirkulasi yang mengakibatkan penurunan kritis perfusi jaringan vital atau menurunnya

volume darah yang bersirkulasi secara efektif. Pada hewan yang mengalami syok

terjadi penurunan perfusi jaringan, terhambatnya pengiriman oksigen, dan kekacauan

metabolisme sel sehingga produksi energi oleh sel tidak memadai. Apabila sel tidak

dapat menghasilkan energi secara adekuat, maka sel tidak akan berfungsi dengan baik

sehingga pada gilirannya akan menimbulkan disfungsi dan kegagalan berbagai organ,

akhirnya dapat menimbulkan kematian.

Pada syok yang kurang parah, kompensasi tubuh dapat berupa peningkatan

laju jantung dan konstriksi pembuluh darah perifer (keduanya secara refleks),

sehingga hal tersebut dapat memelihara tahanan perifer dan aliran darah ke organ-

organ vital. Ketika syok bertambah parah, kompensasi ini akan gagal.

Tipe Syok

Syok secara klasik dibagi menjadi tiga katagori, yaitu kardiogenik,

hipovolemik, dan distributif syok.

Syok kardiogenik

Terjadi apabila jantung gagal berfungsi sebagai pompa untuk mempertahankan

curah jantung yang memadai. Disfungsi dapat terjadi pada saat sistole atau diastole

atau dapat merupakan akibat dari obstruksi. Kegagalan sistole atau pengaliran darah

dapat diakibatkan oleh kardiomiopati terkembang (dilated cardiomyopathy) yang

menyebabkan buruknya kontraktilitas, atau toksin/obat yang menyebabkan depresi

atau kerusakan miokardium. Kegagalan diastole atau pengisian jantung dapat

diakibatkan oleh kardiomiopati hipertropik yang mengakibatkan buruknya preload,

regurgitasi seperti pada cacat katup, tamponad atau fibrosis perikardiaum yang

mengakibatkan rendahnya preload, atau aritmia parah yang mengakibatkan buruknya

preload dan kontraktilitas takefisien.

Syok hipovolemik

Page 2: Bahan TPP 1

Terjadi apabila ada defisit volume darah ≥15%, sehingga menimbulkan

ketidakcukupan pengiriman oksigen dan nutrisi ke jaringan dan penumpukan sisa-sisa

metabolisme sel. Berkurangnya volume intravaskular dapat diakibatkan oleh

kehilangan cairan tubuh secara akut atau kronik, misalnya karena oligemia, hemoragi,

atau kebakaran.

Syok distributif

Disebabkan oleh maldistribusi aliran darah karena adanya vasodilatasi perifer

sehingga volume darah yang bersirkulasi secara efektif tidak memadai untuk perfusi

jaringan. Vasodilatasi perifer menimbulkan hipovelemia relatif. Contoh klasik dari

syok distributif adalah syok septik. Akan tetapi, keadaan vasodilatasi akibat faktor

lain juga dapat menimbulkan syok distributif, seperti pacuan panas (heat stroke),

anafilaksis, syok neurogenik, dan systemic inflamatory response syndrome (SIRS).

Syok septik merupakan komplikasi umum yang dijumpai pada praktik hewan kecil

dan dilaporkan merupakan penyebab kematian yang paling umum pada unit

perawatan intensif bukan kardium.

Tipe-tipe syok tersebut bervariasi dalam etiologi, tanda klinik, dan

penanganan. Seringkali terjadi lebih dari satu tipe syok pada seekor pasien; hewan

yang mengalami syok distributif juga akan mengalami hipovolemi. Syok distributif

dan hipovolemik dapat menimbulkan syok kardiogenik.

Etiologi

Etiologi spesifik dari syok tidak diketahui, tetapi syok dapat terjadi karena

stres yang serius, misalnya karena trauma yang hebat, kegagalan jantung, perdarahan,

terbakar, anestesi, infeksi berat, obstruksi intestinal, anemia, dehidrasi, anafilaksis,

dan intoksikasi.

Tanda Klinik

Tanda klinik syok bervariasi tergantung pada penyebabnya. Secara umum,

tanda kliniknya dapat berupa apatis, lemah, membrana mukosa pucat, kualitas pulsus

jelek, respirasi cepat, temperatur tubuh rendah, tekanan darah rendah, capillary refill

Page 3: Bahan TPP 1

time lambat, takikardia atau bradikardia (kucing), oliguria, dan hemokonsentrasi

(kecuali pada hemoragi).

Tekanan arteri rendah, membrana mukosa pucat, capiilarity refill time (CRT)

lambat (>2 detik), temperatur rektal rendah atau normal, takipnea, dan ekstremitas

terasa dingin merupakan tanda klinik syok kardiogenik dan hipovolemik. Untuk

membedakan syok kardiogenik dengan syok hipovolemik dibutuhkan anamnesis

lengkap dan evaluasi jantung.

Pasien yang mengalami syok septik awal, membrana mukosanya mungkin

masih merah, CRT cepat (<1 detik), takikardia, demam, dan terasa hangat saat

disentuh. Pada perkembangan selanjutnya, membrana mukosa tampak “keruh”, CRT

bertambah lambat (>2 detik), pulsus menjadi lemah, dan ekstremitas menjadi dingin.

Gambaran unik terjadi pada syok distributif pada kucing yang seringkali

menunjukkan bradikardia daripada tekikardia.

Penanganan

Tujuan penanganan syok tahap awal adalah mengembalikan perfusi dan

oksigenasi jaringan dengan mengembalikan volume dan tekanan darah. Pada syok

tahap lebih lanjut, pengembalian perfusi jaringan saja biasanya tidak cukup untuk

menghentikan perkembangan peradangan sehingga perlu dilakukan upaya

menghilangkan faktor toksik yang terutama disebabkan oleh bakteri. Pemberian

oksigen merupakan penanganan yang sangat umum, tanpa memperhatikan penyebab

syok. Terapi lainnya tergantung pada penyebab syok.

Terapi cairan merupakan terapi yang paling penting terhadap pasien yang

mengalami syok hipovolemik dan distributif. Pemberian cairan secara IV akan

memperbaiki volume darah yang bersirkulai, menurunkan viskositas darah, dan

meningkatkan aliran darah vena, sehingga membantu memperbaiki curah jantung.

Akibat selanjutnya adalah meningkatkan perfusi jaringan dan memberikan pasokan

oksigen kepada sel. Terapi awal dapat berupa pemberian cairan kristaloid atau koloid.

Pada hewan yang mengalami hipovolemik dengan fungsi jantung normal, cairan

Ringer laktat atau Ringer asetat diberikan dengan cepat. Dosis yang

direkomendasikan untuk syok adalah 90 ml/kg IV untuk anjing dan 60 ml/kg IV

Page 4: Bahan TPP 1

untuk kucing. Seperempat dari jumlah tersebut diberikan selama 5-15 menit pertama

dan bersamaan dengan itu dilakukan evaluasi terhadap respon kardiovaskular

(kecepatan denyut jantung, warna membrana mukosa, kualitas pulsus, dan CRT).

Koloid atau plasma pada dosis 22 ml/kg pada anjing dan 10-15 ml/kg pada kucing

digunakan untuk resusitasi syok. Kecepatan dan volume terapi cairan harus dapat

ditoleransi oleh individu pasien. Kecepatan dan jumlah pemberian cairan dimonitor

pada tekanan vena sentral dan pengeluaran urin.

Apabila perfusi jaringan berkurang karena kehilangan banyak darah, secara

ideal harus dilakukan transfusi darah dengan kecepatan tidak melebihi 22 ml/kg

secara IV dan kontrol perdarahan harus dilakukan dengan baik. Bila PCV menurun

secara akut menjadi di bawah 20%, transfusi padatan sel darah merah (packed red

blood cells) atau darah total secara nyata memperbaiki tekanan darah dan

penghantaran oksigen ke jaringan.

Pada syok kardiogenik, terapi cairan yang terlalu cepat dapat berakibat fatal

karena akan meningkatkan beban kerja jantung dan selanjutnya membahayakan

sirkulasi. Terapi syok kardiogenik tergantung pada penyebabnya. Jika syok

disebabkan oleh kontraktilitas miokardium yang jelek, disarankan penanganan dengan

beta-agonist. Dobutamin merupakan beta- agonist yang mampu meningkatkan curah

jantung dan penghantaran oksigen, tanpa menyebabkan vasokonstriksi, merupakan

obat yang paling umum digunakan untuk meningkatkan fungsi jantung. Jika hewan

sedang diberikan obat yang menekan miokardium (misalnya anestesia), maka

pemberian obat tersebut harus dihentikan. Perikardiosentesis harus dilakukan jika

efusi perikardium cukup banyak dan menyebabkan tamponad.

Pada syok distributif apabila hipotensi tetap terjadi walaupun telah dilakukan

terapi cairan yang cukup maka dibutuhkan pemberian vasopresor. Oleh karena curah

jantung dan tahanan pembuluh darah sistemik mempengaruhi penghantaran oksigen

ke jaringan, maka pada pasien hipotensi harus dilakukan terapi untuk memaksimalkan

fungsi jantung dengan terapi cairan dan obat inotropik, dan/atau memodifikasi tonus

pembuluh darah dengan agen vasopresor.

Page 5: Bahan TPP 1

Penggunaan glukokortikoid untuk menangani syok masih kontroversial.

Namun apabila digunakan, glukokortikoid harus digunakan pada penanganan awal

dan tidak diulang penggunaannya. Prednisolon direkomendasikan pada dosis 22-24

mg/kg secara IV. Glukokortikoid kerja cepat (rapid-acting glucocorticoid) yang lain

yang tersedia dalam bentuk parenteral adalah deksametason sodium fosfat,

direkomendasikan pada dosis 2-4 mg/kg secara IV.

Syok septik sering kali berkaitan dengan bakteri gram negatif, dan antibiotik yang

cocok untuk itu misalnya sepalosporin atau aminoglikosida dan penisilin. Apabila

menggunakan aminoglikosida, hewan harus dalam kondisi hidrasi yang baik, karena

aminoglikosida dapat mengakibatkan nefrotoksik.

Hewan yang sedang mendapatkan penanganan syok harus terus dimonitor. Dua faktor

yang sangat penting untuk dimonitor adalah tekanan dan volume darah. Sebagai

petunjuk dalam pemberian terapi dapat digunakan parameter kardiovaskuler

(kecepatan denyut jantung, warna membrana mukosa, kualitas pulsus, CRT, tekanan

vena sentral), kecepatan pernapasan, temperatur, hematokrit, dan pengeluaran urin.

Untuk mengevaluasi terapi cairan pada syok karena perdarahan sangat penting

dilakukan pengukuran PCV (packed cell volume) dan TS (total solid). Tekanan gas

dalam darah sangat penting dalam penentuan dan memonitor keseimbangan asam-

basa.

Page 6: Bahan TPP 1

DAFTAR PUSTAKA

Ettinger, S. J. dan E. C. Feldman. 2005. Textbook of Veterinary Internal Medicine.

Vol. 1. 6th Ed. St. Louis, Missouri: Elsevier Inc.

Fox, P. R. 2007. Critical care cardiology. In Proceedings of the World Small Animal

Veterinary Association. Sydney, Australia

Fuentes, V. L. 2007. Cardiovascular emergencies. In Proceedings of the SCIVAC

Congress. Rimini, Italy.

Kahn, C. M. dan S. Line. 2008. The Merck Veterinary Manual (E-book). 9th Ed.

Whitehouse Station, N.J., USA: Merck and Co., Inc.

King, L. 2008. Update on feline critical care. In Proceedings of the 33rd World Small

Animal Veterinary Congress. Dublin, Ireland.

Kirby, R. 2007. Shock and shock resuscitation. In Proceedings of the Societa

Culturale Italiana Veterinari Per Animali Da Compagnia Congress. Rimini, Italy.

Lorenz, M. D., L. M. Cornelius, dan D. C. Ferguson. 1997. Small Animal Medical

Therapeutics. Philadelphia: Lippincott Raven Publisher.

Lorenz, M. D. dan L. M. Cornelius. 2006. Small Animal Medical Diagnosis. 2nd Ed.

Iowa, USA: Blackwell Publishing.

Sibuea, W. H., M. M. Panggabean, dan S. P. Gultom. 2005. Ilmu Penyakit Dalam.

Cetakan Kedua. Jakarta: Rineka Cipta.

Silverstein, D. 2006. The different types of shock. In Proccedings of the International

Congress of the Italian Association of Companion Animal Veterinarians. 19-21 Mei

2006. Rimini, Italy.

Silverstein, D. 2006. The use of vasopressors in shock patients. In Proccedings of the

International Congress of the Italian Association of Companion Animal

Veterinarians. 19-21 Mei 2006. Rimini, Italy.

Tello, L. H. 2007. Septic shock: What, when and how. In Proceeding of the World

Small Animal Veterinary Association Congress. Sydney, Australia.