Bahan Soca Diare

58
ANATOMI SALURAN PENCERNAAN Sistem pencernaan terdiri dari saluran pencernaan dan organ organ pencernaan tambahan. Saluran pencernaan pada dasarnya adalah suatu saluran dengan panjang ±30 kaki (9 meter) yang berjalan dari mulut sampai anus. Saluran pencernaan mencakup mulut, pharynx, oesophagus, lambung, duodenum, jejunum, ileum, caecum, colon ascendens, colon transversum, colon descendens. Mulut Mulut adalah suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air pada hewan. Mulut biasanya terletak di kepala dan umumnya merupakan bagian awal dari sistem pencernaan lengkap yang berakhir di anus. Bagian-bagian yang terdapat dalam mulut: Gigi (dens)

description

Diare

Transcript of Bahan Soca Diare

Page 1: Bahan Soca Diare

ANATOMI SALURAN PENCERNAAN

Sistem pencernaan terdiri dari saluran pencernaan dan organ organ pencernaan tambahan. Saluran

pencernaan pada dasarnya adalah suatu saluran dengan panjang ±30 kaki (9 meter) yang berjalan dari

mulut sampai anus. Saluran pencernaan mencakup mulut, pharynx, oesophagus, lambung, duodenum,

jejunum, ileum, caecum, colon ascendens, colon transversum, colon descendens.

Mulut

Mulut adalah suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air pada hewan.

Mulut biasanya terletak di kepala dan umumnya merupakan bagian awal dari sistem pencernaan lengkap yang

berakhir di anus.

Bagian-bagian yang terdapat dalam mulut:

Gigi (dens)

Lidah (lingua) adalah kumpulan otot rangka pada bagian lantai mulut yang dapat

membantu pencernaan makanan dengan mengunyah dan menelan. Berfungsi untuk:

1. sebagai indera pengecap/perasa

2. mengaduk makanan di dalam rongga mulut

Page 2: Bahan Soca Diare

3. membantu proses penelanan

4. membantu membersihkan mulut

5. membantu bersuara/berbicara

Ludah (saliva) dihasilkan oleh kelenjar ludah. Kandungan air liur adalah:

Elektrolit: natrium, kalium, kalsium, magnesium, klorida, bikarbonat, fosfat. Mukosa,

mukopolisakarida dan glikoprotein.

Senyawaan antibakteri (tiosianat, hidrogen peroksida, dan immunoglobulin A).

Beberapa macam enzim, di antaranya alfa-amilase, lisozim, dan lingual lipase. Amilase dan lipase

berturut-turut memulai pencernaan pati dan lemak sebelum makanan ditelan. Enzim-enzim tersebut

bekerja optimal pada pH 7,4. Lisozim berperan dalam lisis bakteri. Manusia mengeluarkan sekitar 700

ml air liur setiap harinya.

Faring

Ada 3 pembagian faring, yaitu :

Epifaring (nasofaring)

Mesofaring (orofaring)

Hipofaring (faringofaring)

Kerongkongan / esophagus

Esofagus (dari bahasa Yunani: oeso - "membawa", dan phagus - "memakan") atau tabung (t u b e ) berotot

pada vertebrata yang dilalui sewaktu makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung. Makanan

berjalan melalui esofagus dengan menggunakan proses peristaltik. Esofagus bertemu dengan faring yang

menghubungkan esofagus dengan rongga mulut pada ruas ke-6 tulang belakang.

Lambung

Lambung atau ventrikulus berupa suatu kantong yag terletak dibawah sekat rongga badan. Lambung dapat

dibagi menjadi tiga daerah:

Kardia adalah bagian atas, daerah pintu masuk makanan dari kerongkongan.

Fundus adalah bagian tengah, bentuknya membulat.

Page 3: Bahan Soca Diare

Pylorus adalah bagian bawah gaster yang berhubungan dengan usus duabelas jari/

duodenum.

Usus halus

Usus halus adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak antara lambung dan usus besar. Usus halus

terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejunum), dan usus penyerapan

(ileum). Pada usus dua belas jari terdapat dua muara saluran yaitu dari pankreas dan kantung empedu. Di dalam

usus dua belas jari, dihasilkan enzim dari dinding usus. Enzim tersebut diperlukan untuk mencerna makanan

secara kimiawi:

Enterokinase, untuk mengaktifkan tripsinogen yang dihasilkan pankreas;

Erepsin atau dipeptidase, untuk mengubah dipeptida atau pepton menjadi asam amino;

Laktase, mengubah laktosa menjadi glukosa;

Maltase, berfungsi mengubah maltosa menjadi glukosa;

Disakarase, mengubah disakarida menjadi monosakarida;

Peptidase, mengubah polipeptida menjadi asam amino;

Lipase, mengubah trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak;

Sukrase, mengubah sukrosa menjadi fruktosa dan glukosa.

Di dalam usus penyerapan (ileum) terdapat banyak lipatan atau lekukan yang disebut jonjot-jonjot usus (vili).

Vili berfungsi memperluas permukaan penerapan, sehingga makanan dapat terserap sempurna.

Usus Besar

Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu dan rektum. Fungsi utama organ ini

adalah menyerap air dari feses. Pada mamalia, kolon terdiri dari kolon menanjak (ascending), kolon melintang

(transverse), kolon menurun (descending), kolon sigmoid, dan rektum.

Organ Assesoris

1. Hati

H ati merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh, terletak dalam rongga perut sebelah kanan,

tepatnya di bawah diafragma. Berdasarkan fungsinya, hati juga termasuk sebagai alat ekskresi. Hal ini

dikarenakan hati membantu fungsi ginjal dengan cara memecah beberapa senyawa yang bersifat racun

dan menghasilkan anomia, urea, dan asam urat dengan memanfaatkan nitrogen dari asam amino.

Proses pemecahan senyawa racun oleh hati disebut prosesde t o k s i f i k a s i. Sebagai kelenjar, hati

menghasilkan empedu yang mencapai ½ liter setiap hari. Empedu berasal dari hemoglobin sel darah

merah yang telah tua. Empedu merupakan cairan kehijauan dan terasa pahit. Zat ini disimpan di dalam

Page 4: Bahan Soca Diare

kantong empedut . Empedu mengandung kolestrol, garam mineral, garam empedu, pigmen bilirubin,

dan biliverdin. Empedu yang disekresikan berfungsi untuk mencerna lemak, mengaktifkan lipase,

membantu daya absorpsi lemak di usus, dan mengubah zat yang tidak larut dalam air menjadi zat yang

larut dalam air. Sel-sel darah merah dirombak di dalam hati. Hemglobin yang terkandung di dalamnya

dipecah menjadi zat besi, globin, dan heme. Zat besi dan globin didaur ulang, sedangkan heme

dirombak menjadi bilirubin dan biliverdin yang bewarna hijau kebiruan. Di dalam usus, zat empedu ini

mengalami oksidasi menjadi urobilin sehingga warna feses dan urin kekuningan. Apabila saluran

empedu di hati tersumbat, empedu masuk ke peredaran darah sehingga kulit penderita menjadi

kekuningan. Orang yang demikian dikatakan menderita penyakit kuning. Hati juga menghasilkan

enzim arginase yang dapat mengubah arginin menjadi ornintin dan urea. Ornintin yang terbentuk dapat

mengikat NH³ dan CO² yang bersifat racun. Fungsi lain dari hati adalah mengubah zat buangan dan

bahan racun untuk dikeluarkan dalam empedu dan urin, serta mengubah glukosa yang diambil dari

darah menjadi glikogen yang disimpan di sel- sel hati.G likogen akan dirombak kembali menjadi

glukosa oleh enzim amilase dan dilepaskan ke darah sebagai respons meningkatnya kebutuhan energi

oleh tubuh.

2. Kantung empedu

Kantung empedu atau kandung empedu (Bahasa Inggris: gallbladder) adalah organ berbentuk buah pir

yang dapat menyimpan sekitar 50 ml empedu yang dibutuhkan tubuh untuk proses pencernaan. Pada

manusia, panjang kantung empedu adalah sekitar 7-10 cm dan berwarna hijau gelap - bukan karena

warna jaringannya, melainkan karena warna cairan empedu yang dikandungnya. Organ ini

terhubungkan dengan hati dan usus dua belas jari melalui saluran empedu.

3. Pancres

Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi utama: menghasilkan enzim

pencernaan serta beberapa hormon penting seperti insulin. Pankreas terletak pada bagian posterior perut

dan berhubungan erat dengan duodenum (usus dua belas jari). 6

HISTOLOGI SALURAN PENCERNAAN7

ANATOMI HISTOLOGI

Mulut Epitel Selapis Gepeng Tanpa Lapisan Tanduk

Oesophagus - Terdiri dari epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk

- Di lamina propria bisa terdapat nodulus limfatikus

Page 5: Bahan Soca Diare

- Terdapat juga tunika muscularis mukosa

- Terdiri dari : Cervical oesophagus, Thoracal oesophagus, Hyatal

oesophagus, Abdominal oesophagus

Gaster - Pada peralihan dari oesophagus ke gaster ( epitel selapis torax)

- Terdapat sel-sel gaster yang memproduksi enzim-enzim pencernaan

a. Chief cell ( sel zimogenik) memproduksi pepsinogen

b. Neck cell memproduksi mukus asam

c. Parietal cell memproduksi faktor intrinsik gaster dan HCl

d.Sel tunas (stem cell) untuk regenerasi sel-sel mukosa

e. Sel-sel enteroendokrin

Duodenum - Mukosanya terdiri dari epitel selapis torax dengan sel goblet yang

mempunyai micro villi

- Terdapat villi- villi intestinalis, yang berfungsi menyerap sari-sari

makanan

- Dalam vilus intestinalis, terdapat juga central lacteal (pembuluh limfa),

serat otot polos (T. muscularis mukosa), dan pembuluh darah

- Terdapat kriptus liberkunh yang di dasarnya terdapat sel paneth yang

berfungsi menghancurkan dinding bakteri tertentu, agar flora normal

tetap terjaga

Jejunum - Epitel selapis torax dengan sel goblet, lapisan mukosanya kurang lebih

sama dengan duodenum tetapi villus intestinalnya lebih langsing dan sel

gobletnya lebih banyak

- Terdapat plica semi sirkularis kerkringi pada T. Mukosa dan T. Sub

mukosa

Ileum - T. mukosanya mirip dengan jejunum tetapi lebih banyak sel goblet.

Page 6: Bahan Soca Diare

- Terdapat plaque payeri, yang merupakan kelompokan nodulus

limfatikus

Usus Besar :

- Caecum

- Colon ascendens

- Colon transversum

- Colon descendens

- Colon sigmoid

- Epitel selapis torax, dengan sel goblet

Anus -Bagian dalam epitel berlapis gepeng tanpa lapisan taduk. Lapisan

tanduk ini semakin ke luar, semakin menebal.

PROSES PENCERNAAN MAKANAN8

Nutrien Enzim untuk

mencerna makanan

Sumber

enzim

Tempat

kerja

enzim

Kerja enzim Satuan

nutrient yang

dapat diserap

Karbohidrat

Amilase Kelenjar

liur

Mulut dan

korpus

lambung

Menghidrolisa

polisakarida

menjadi disakarida Monosakarida:

-glukosa

-fruktosa

-galaktosa

Pankreas

eksokrin

Lumen

usus halus

Disakaridase(sukrase,

maltase,laktase)

Sel epitel

usus halus

Brush

border

usus halus

Menghidrolisis

disakarida menjadi

monosakarida

Protein Pepsin Sel utama

lambung

Antrum

lambung

Menghidrolisis

protein menjadi

Asam amino

dan beberapa

Page 7: Bahan Soca Diare

fragmen peptide

peptida kecil

Tripsin, kimotripsin,

karboksipeptidase

Pancreas

eksokrin

Lumen

usus halus

Menyerang

fragmen peptide

yang berneda

aminopeptidase Sel epitel

usus halus

Brush

border

usus halus

Menghidrolisis

fragmen peptide

menjadi asam

amino

Lemak

Lipase Pankreas

eksokrin

Lumen

usus halus

Menghidrolisis

trigliserida menjadi

asam lemak dan

monogliseridaAsam lemak

dan

monogliseridaGaram empedu

(bukan enzim)

hati Lumen

usus halus

Memngemulsifikas

i globules lemak

besar

1. Pencernaan karbohidrat

Terdapat 3 sumber utama karbohidrat, yaitu sukrosa (disakarida dalam gula tebu),

laktosa (disakarida dalam susu), dan pati (polisakarida pada hampir semua makanan).

Pada mulanya, pati di hidrolisis menjadi maltosa yang meruapakan disakarida. Kemudian bersama

dengan disakarida yang lain (laktosa dan sukrosa), di hidrolisis menjadi monosakarida glukosa, galaktosa,

dan fruktosa.

Hidrolisis pati dimulai didalam mulut oleh pengaruh enzim ptyalin, yang terutama diekskresikan di

dalam saliva dari glandula paratiroid. Asam hidroklorida lambung melakukan sedikit hidrolisis tambahan.

Akhirnya bagian utama hidrolisis terjadi di dalam usus halus bagian atas (duodenum) dibawah pengaruh

enzim amylase pancreas.

Enzim lactase, sukrase, maltase untuk pemecahan disakarida terletak di dalam mikrovili “brush

border” sel epitel. Disakarida ini mencerna monosakarida saat berkontak dengan mikrovili ini atau saat

Page 8: Bahan Soca Diare

berdifusi ke dalam mikrovili. Hasil produk pencernaan, monosakarida glukosa, galaktosa, dan fruktosa

kemudian segera di absorpsi ke dalam darah.

2. Pencernaan protein

Protein dalam makanan sehari-hari hampir seluruhnya bersumber dari daging dan sayuran dan dicerna

terutama di lambung dan usus halus.

Pencernaan protein dimulai di dalam lambung, enzim pepsin memecah protein proteosa, peptone, dan

polipeptida besar. Enzim ini hanya berfungsi pada medium yang sangat asam, paling baik pada ph 2

sehingga sekresi asam hidroklorida sangat penting untuk proses pencernan ini.

Penyerapan protein

Di dalam tubuh yang dicerna dan diserap tidak hanya protein eksogen (dari makanan) saja, tetapi

protein endogen (dari dalam tubuh) yang masuk ke lumen saluran pencernaan dari 3 sumber juga dicerna

dan diserap :

Enzim pencernaan, yang semuanya adalah protein yang telah disekresikan ke dalam

lumen.

Protein di dalam sel yang lepas dari vilus ke dalam lumen selama proses pertukaran

mukosa.

Sejumlah kecil protein plasma yang dalam keadaan normal bocor dari kapilar ke dalam

lumen saluran pencernaan.

Setiap hari dari ketiga sumber tersebut sekitar 20-40 gram protein endogen masuk ke lumen. Jumlah ini

dapat mencapai lebih dari separuh protein yang disajikan ke usus halus untuk dicerna dan diserap. Semua

jenis protein endogen harus dicerna dan diserap bersama protein makanan untuk mencegah pengurangan

cadangan protein tubuh. Asam amino yang diserap dari makanan dan protein endogen digunakan untuk

mensintesis protein baru dalam tubuh.

Protein yang disajikan ke usus halus untuk diserap terutama berada dalam bentuk asam amino dan

beberapa fragmen peptide kecil. Asam-asam amino diserap menembus sel usus melalui transport aktif

sekunder yaitu transportasi Na+ yang menggunakan energi. Peptide-peptida kecil masuk melalui bantuan

pembawa lain dan diuraikan menjadi konstituen-konstituen asam aminonya oleh aminopeptidase di brush

border atau oleh peptidase intrasel yang kemjudian masuk ke jaringan kapiler yang ada di dalam vilus.

Page 9: Bahan Soca Diare

Dengan demikian, proses penyerapan produk akhir pencernaan protein melibatkan system

transportasi khusus yang diperantarai oleh pembawa dan memerlukan pengeluaran energi serta

kotransportasi Na+ yang kemudian produk akhirny diserap ke dalam darah.

3. Pencernaan lemak

Sebagian kecil lemak dicerna di dalam lambung oleh enzim lipase lambung, sedangkan 95 - 99%

pencernaan lemak terjadi didalam usus halus terutama dibawah pengaruh enzim lipase pankreas.

Emulsifikasi lemak oleh asam empedu

Langkah pertama pencernaan lemak adalah memecah butir-butir lemak menjadi partikel yang lebih

kecil sehingga enzim pencernaan yang tidak larut dalam lemak dapat bekerja pada permukaan butiran.

Proses ini dinamakan emulsifikasi lemak dan dicapai dibawah pengaruh empedu yang disekresikan ke

hati. Garam empedu berlaku sebagai detergen yang menurunkan tegangan antar permukaan lemak.

Dengan penurunan tegangan permukaan lemk tersebut, gerakan mencampur saluran pencernaan

berangsur-angsur dapat memecah globules lemak menjadi partikel yang lebih halus.

Pencernaan lemak oleh lipase pancreas dan lipase usus

Dibawah pengaruh lipase pancreas trigliserida dipecah menjadi monogliserida, asam lemak, dan

gliserol. Pada sel epitel usus halus mengandung sedikit lipase yang disebut lipase usus yang berperan juga

dalam pencernaan lemak.

Peranan garam empedu dalam mempercepat pencernaan lemak

Hidrolisis trigliserida merupakan proses yang sangat reversible, oleh karena itu penimbunan

monogliserida dan aam lemak bebas dapat menghambat pencernaan lebih lanjut. Pada hal ini, garam

empedu mempunyai peranan penting dalam menyingkirkan monogliserida dan asam lemak bebas dari

sekitar butiran lemak yang sedang dicernakan. Hal ini terjadi sebagai berikut : garam empedu memiliki

kecenderungan untuk membentuk misel, yang merupakan butiran sferis kecil yang dihasilkan oleh garam

empedu. Misel timbul karena setiap molekul garam empedu terdiri atas inti sterol yang sangat larut dalam

lemak dan gugus polar yang larut dalam air. Inti sterol dari garam empedu berkelompok membentuk

butiran kecil lemak pada bagian tengah misel. Ini menyebabkan gugus polar menonjol ke permukaan

misel. Karena gugus polar ini bermuatan negatif, memungkinkan seluruh butiran misel larut dalam air

cairan pencernaan dan berada dalam larutan yang stabil walaupun ukuran misel sangat besar.

Page 10: Bahan Soca Diare

Selama pencernaan trigliserida, mereka larut dalam bagian lemak misel, yang segera membuang hasil

akhir pencernaan ini dari sekitar butiran lemak yang sedang dicernakan. Akibatnya, proses pencernaan

dapat berlangsung tanpa ada yang menghambat.

Misel juga bekerja sebagai media transpot untuk membawa monogliserida dan asam lemak bebas ke

brush border.

KESEIMBANGAN CAIRAN

Sel-sel pada organisme multisel kompleks mampu bertahan hidup dan hanya berfungsi dalam rentang

komposisi cairan ekstrasel (CES), lingkungan cairan internal yang membasahi sel-sel tersebut, yang

sangat sempit.

Kuantitas setiap bahan tertentu di CES dianggap sebagai pool (simpanan) internal yang siap dipakai.

Jumlah suatu bahan di dalam simpanan tersebut dapat meningkat akibat pemasukan dari lingkungan

eksternal (terutama melalui ingesti) atau melalui pembentukan bahan tersebut melalui metabolisme di

dalam tubuh. Suatu bahan dapat dikurangi dari tubuh dengan mengekskresikannya ke luar atau

menggunakannya dalam reaksi-reaksi metabolisme. Jika kuantitas suatu bahan akan dipertahankan stabil

di dalam tubuh, pemasukannya melalui ekskresi atau konsumsi metabolik. hubungan ini sangat penting

untuk mempertahankan homeostasos. Tidak semua jalur pemasukan dan pengeluaran dapat diterapkan

untuk semua konstituen cairan tubuh. Sebagai contoh, garam tidak disintesis atau dikonsumsi oleh tubuh,

sehingga stabilitas konsentrasi garam di dalam cairan tubuh bergantung seluruhnya pada keseimbangan

antara ingesti dan ekskresi garam.

Pada saat pemasukan total suatu bahan ke dalam tubuh sebanding dengan penegluaran total dari tubuh,

tercipta keseimbangan stabil. Jika peningkatan suatu bahan melalui pemasukan melebihi

pengutangannya melalui pengeluaran, tercipta keseimbangan positif. Hasilnya adalah peningkatan

jumlah total bahan tersebut di dalam tubuh. Sebaliknya, jika pengurangan suatu bahan melebihi

peningkatannya, terjadi keseimbangan negatif dan jumlah total bahan tersebut dalam tubuh akan

berkurang.

Perubahan besar pemasukan atau pengeluaran suatu bahan tertentu dapat mengubah konsentrasi plasma

bahan yang bersangkutan. Untuk mempertahankan homesotasis, setiap perubahan pengeluaran (sebagai

contoh, peningkatan asupan garam harus disesuaikan dengan peningkatan pengeluaran garam melalui

urin), dan sebaliknya, peningkatan pengeluaran harus dikompensasi dengan peningkatan pemasukan.

Page 11: Bahan Soca Diare

Namun, tidak semua jalur pemasukan dan pengeluaran diatur untuk mempertahankan keseimbangan.

Secara umum, pemasukan berbagai konstituen plasma kurang atau tidak dikontrol sama sekali. Kita

sering mengonsumsi garam dan air, sebagai contoh, bukan karena kita membutuhkan mereka tetapi

karena kita menginginkan mereka, sehingga asupan garam dan air sangat bervariasi.

Air adalah komponen tubuh manusia yang paling banyak, menyusun sekitar 60% berat tubuh dengan

kisaran antara 40% sampai 80%. Kandungan air seseorang berada dalam rentang konstan selama suatu

periode waktu, terutama disebabkan oleh efisiensi ginjal mengatur keseimbangan air di dalam tubuh.

Penyebab rentang yang luas kandungan air di dalam tubuh adalah variasi jumlah jaringan adiposa yang

dimiliki oleh seseorang. Jaringan adiposa memiliki kandungan air yang rendah dibandingkan dengan

jaringan lain. Plasma, mengandung lebih air lebih dari 90%. Bahkan jaringan lunak, misalnya kulit, otot,

dan organ internal, terdiri dari 70-80% air. Tulang belulang yang relatif lebih kering hanya mengandung

22% air. Namun lemak, yaitu jaringan yang paling kering, memiliki kandungan air hanya 10%. Dengan

demikian, kandungan air tubuh yang tinggi berkaitan dengan kelangsingan dan kandungan air tubuh yang

rendah berkaitan dengan kegemukan, karena pada individu dengan kelebihan berat badan proporsi tubuh

yang ditempati lemak yang kering relatif lebih besar.

Klasifikasi Cairan Tubuh

Air tubuh terdistribusi di antara dua kompartemen cairan utama: cairan di dalam sel, cairan instrasel

(CIS) dan cairan yang mengelilingi sel, cairan ekstrasel (CES). Kompartemen CIS membentuk sekitar

dua pertiga dari cairan tubuh total. Walaupun setiap sel memiliki campuran konstituennya masing-

masing, cukup banyak terdapat kemiripan di antara triliunan kompartemen cairan berukuran kecil ini,

sehingga secara kolektif mereka dapat dianggap sebagai satu komapartemen cairan yang besar. Sepertigfa

sisa cairan tubuh yang terdapat di kompartemen CES dibagi lagi menjadi plasma dan cairan interstisium.

Plasma, yang membentuk seperlima volume CES, adalah bagian cairan dari darah. Cairan interstisium,

yang membentuk empat perlima dari kompartemen cairan ekstrasel. Cairan ini merupakan lingkungan

internal yang membasahi sel-sel jaringan.

Dua kategori minor lainnya yang termasuk dalam CES adalah limfe dan cairan lintas-sel(transel). Limfe

adalah cairan yang dikembalikan dari cairan interstisium ke plasma melalui sistem limfe, tempat cairan

tersebut disaring melalui kelenjar limfe untuk kepentingan pertahanan imun. Cairan lintas-sel terdiri dari

sejumlah volume cairan khusus kecil, yang semuanya disekresikan oleh sel-sel spesifik ke dalam rongga

tubuh tertentu untuk melaksanakan fungsi khusus. Cairan lintas sel mencakup cairan serebrospinalis,

Page 12: Bahan Soca Diare

cairan intra-okulus, cairan sinovial, cairan perikardium, pleura, dam peritoneum da getah pencernaan.

Walau memiliki fungsi yang sangat penting, cairan-cairan ini hanya mewakili fraksi cairan yang

kurang bermakna dibandingkan dengan keseluruhan cairan tubuh. Selain itu, cairan lintas-sel

sebagai suatu keseluruhan tidak mencerminkan perubahan dalam keseimbangan cairan tubuh.

Sebagai contoh, volume cairan serebrospinalis tidak berkurang jika tubuh secara keseluruhan

mengalami keseimbangan cairan yang negatif.

Kompartemen Volume Cairan

(Liter)

Persentasi Cairan

Tubuh

Persentase Berat

Tubuh

Cairan Tubuh Total 42 100% 60%

Cairan Intrasel (CIS) 28 67 40

Cairan Ekstrasel (CES) 14 33 20

Plasma 2,8 6,6 (20% CES) 4

Cairan interstisium 11,2 26,4 (80% CES) 16

Limfe Dapat diabaikan Dapat diabaikan Dapat diabaikan

Cairan lintas-sel Dapat diabaikan Dapat diabaikan Dapat diabaikan

PENGATURAN KESEIMBANGAN CAIRAN

Pengaturan keseimbangan cairan pada saluran cerna didasari proses absorpsi melalui mukosa saluran

cerna yang terjadi secara difusi aktif. Transport aktif membutuhkan energi untuk menggerakkan zat untuk

melintasi suatu membran agar zat tersebut mampu melawan gradient konsentrasi. Sedangkan istilah difusi

merupakan transport sederhana zat melalui membran akibat dari bergeraknya molekul yang mengikuti

gradient konsentrasi.

I. Absorpsi Usus Halus

a) Absorpsi Air

Air di transport melalui membrane usus halus dengan proses difusi. Karena zat yang larut ditransport

aktif dari lumen usus ke dalam darah, transport ini menurunkan tekanan osmotic kimus tetapi air berdifusi

dengan mudah melalui membrane usus yang mengikuti zat yang di absorpsi masuk ke sirkulasi.

b) Absorpsi Ion

Ion Proses Absorpsi

Page 13: Bahan Soca Diare

Natrium Absorpsi natrium melalui transport aktif natrium dari dalam sel epitel melalui

dinding sel masuk ke ruang intersel. Transport aktif membutuhkan suatu energi

untuk menembus membran. Air berdifusi bersama natrium melalui brush border sel

epitel.

Kalium Transport klorida berlangsung secara difusi pasif. Transport ion natrium melalui sel

epitel menimbulkan elektronegativitas pada kimus dan elektropositifitas pada basal

sel epitel.

Ion klorida bergerak mengikuti selisih listrik ion natrium, akan tetapi sel epitel

ileum distal dan usus besar mempunyai kemampuan khusus secara aktif

mengabsorpsi klorida.

Ion Lainnya - Ion kalsium di absorpsi secara aktif di duodenum

- Ion besi secara aktif di absorpsi di usus halus

II. Absorpsi Usus Besar

Diperkirakan sebanyak 500-1000 ml kimus melalui usus besar setiap hari. Sebagian air dan elektrolit

dalam kimus diabsorpsi dalam kolon. Mukosa usus besar memiliki kemampuan untuk absorpsi aktif

natrium dan potensial listrik yang ditimbulkan absorpsi natrium menyebabkan absorpsi klorida. Mukosa

usus besar secara aktif mensekresi ion bikarbonat dan bersamaan dengan itu pula secara aktif

mengabsorpsi ion klorida tambahan dalam jumlah kecil. Bikarbonat membantu menetralisir hasil akhir

kerja bakteri dalam kolon yang bersifat asam.

Absorpsi dan sekresi elektrolit dan air

Mukosa usus besar mempunyai kemampuan untuk absopsi aktif natrium dan potensial listrik yang

ditimbulkan oleh absopsi natrium menyebabkan absorpsi kloroda . Selain itu seperti bagian distal usus

halus , mukosa usus besar secara aktif mensekresi ion bikarbonat dan bersamaan dengan itu secara aktif

mengabsorpsi ion klorida tambahan dalam jumlah kecil . Bikarbonat membantu menetralkan hasil akhir

kerja bakteri dalam kolon .

Page 14: Bahan Soca Diare

Absorpsi natrium dan klorida menghasilkan perbedaan osmotic antara kedua sel mukosa usus besar , yang

mengakibatkan terjadinya absorpsi air .

Pada anak dengan status gizi yang buruk , terjadi atrofi dinding saluran pencernaan yang menyebabkan

terganggunya proses absorpsi di lumen usus halus . Terganggunya proses absorpsi ini disebsbksn oleh

karena adanya hambatan sekresi enzim-enzim pencernaan dan perubahan gambar histologist dari vili-vili

usus halus yang memendek dan melebar sehingga absorpsi nutrient terganggu yang menyebabkan anak

yang gizi buruk mengalami kondisi yang lebih buruk apabila terkena diare .

Pada keadaan diare baik anak berstatus gizi baik maupun gizi buruk akan mengalami perubahan pada

proses pencernaannya seperti yang telah dijelaskan . Dampak yang terjadi akibat perubahan dalam proses

pencernaan adalah : kehilangan cairan dan elektrolit yang dapat menyebabkan parubahan homeostatic dan

keseimbangan asam basa yang terganggu , terjadi malabsorpsi , protein dan karbohidrat tidak dapat

diabsorpsi sehingga dapat menyebabkan adanya malnutrisi pada anak dengan status gizi baik dan keadaan

yang memburuk pada anak yang berstatus gizi buruk .

Saluran cerna berperan dalam mengatur keseimbangan cairan tubuh harian . Dalam keadaan

normal , jumlah elektrolit yang masuk di usus halus sama dengan jumlah cairan dan elektrolot

yang diekskresikan oleh tubuh . Hal tersebut dapat kita lihat pada table di bawah ini :

Table keseimbangan air harian

Pemasukan air Pengeluaran air

Jalan jumlah ( mL/hari ) Jalan Jumlah (mL/hari )

Asupan cairan 1250 Insisible loss (mdarain

paru , kulit yang tidak

berkeringat )

900

Air dalam makanan 1000 Keringat 100

Air yang diproduksi

secara metabolism

350 Feses 100

Urin 1500

Total pemasukan 2600 Total pengeluaran 2600

Page 15: Bahan Soca Diare

Jumlah air dalam tubuh harus tetap dipertahankan dalamn batas-batas tertentu supaya faal sel / organ dan

juga metabolismenya dapat berlangsung dengan baik .

Tubuh manusia terdiri atas :

a) Lean body mass ( tubuh tanpa jaringan lemak ) yaitu air , tulang dan jaringan bukan lemak

b) Jaringan lemak

Air merupakan 73% dari lean body mass ( pada orang dewasa konstan ) sedangkan jaringan lemak hanya

sedikit mengandung air . Karena itu tubuh orang gemuk relative lebih sedikit mengandung air daripada

orang yang kurus

Pada bayi dan penderita malnutrisi , kadar air dalam lean body mass lebih tinggi dari normal , kira-kira

82% . Perubahan perbandingan air dan lean body mass juga terdapat pada penderita dehidrasi dan edema .

Perubahan ini terjadi pada air ekstraseluler.

DIARE

Menurut kepustakaan, diare akut adalah buang air besar lembek atau bahkan dapat berupa air saja, dengan

atau tanpa darah dan lendir, dengan frekuensi tiga kali atau lebih sering dari biasanya dalam 24 jam, dan

berlangsung kurang dari 14 hari.9

ETIOLOGI

Selama 2 dekade, penelitian menunjukkan karakteristik dari diare akut. Pada awal 1970 agen penyebab

dapat diidentifikasi dalam 15-20% episode diare. Sekarang, dengan semakin berkembangnya teknik

diagnostik, dapat ditemukan agen penyebab dalam 60-80%.3 Sebagian besar penyebab infeksi diare

adalah Rotavirus, disamping virus lainnya seperti Norwalk Like Virus, Enteric Adenovirus, Astovirus,

dan Calicivirus. Beberapa patogen bakteri seperti Salmonella, Shigella, Yersinia, Campylobacter, dan

beberapa strain khusus E.Coli. Beberapa parasit yang sering menyebabkan diare meliputi Giardia,

Crytosporidium, dan Entamoeba Histolytica.

Etiologi diare dapat dibagi dalam beberapa faktor, yaitu :

1. Faktor infeksi

Page 16: Bahan Soca Diare

a) Infeksi enteral yaitu : infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama pada anak.

Infeksi enteral meliputi :

Infeksi bakteri : Vibrio, E coli, Salmonela, Shigella, Campylobacter, Yersinia,

aeromonas dan sebagainya.

Infeksi Virus : Enterovirus, Adenovirus, Rotavirus, astovirus dan lain-lain.

Infestasi parasit : Cacing (ascaris, Trichiuris, Oxyuris), Protozoa ( E. Histolytica, Giardia

lambia, Trichomonas hominis), Jamur (Candida albicans).

b) Infeksi paraenteral yaitu : infeksi dibagian tubuh lain diluar alat pencernaan seperti Otitis

media akut (OMA), Tonsilofaringitis, Bronkopnemonie, Enchepalitis dan sebagainya.

2. Faktor Malabsopsi

a. Malabsobsi karbohidrat

b. Malabsobsi lemak

c. Malabsobsi protein

3. Faktor makanan : makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.

4. Faktor Psikologis : rasa takut dan cemas, walaupun jarang menimbulkan diare terutama

pada anak besar.

PATOGENESIS

Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare adalah :

1. Gangguan Osmotik

Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan

osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit dalam rongga usus.

Isi rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.

2. Gangguan sekresi

Akibat rangsangan tertentu ( misal oleh toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan

sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan

isi rongga usus.

3. Gangguan motilitas usus

Hiperperistaltik akan mengakibatkan kesempatan usus untuk menyerap makanan, sehingga

timbul diare, sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan

yang selanjutnya dapat menimbulakan diare pula.14

PATOFISIOLOGI

Ada beberapa mekanisme patofisiologis yang terjadi, sesuai dengan penyebab diare.

Page 17: Bahan Soca Diare

Virus dapat secara langsung merusak vili usus halus sehingga mengurangi luas permukaan usus

halus dan mempengaruhi mekanisme enzimatik yang mengakibatkan terhambatnya perkembangan normal

vili enterocytes dari usus kecil dan perubahan dalam struktur dan fungsi epitel. Perubahan ini

menyebabkan malabsorbsi dan motilitas abnormal dari usus selama infeksi rotavirus.15

Bakteri mengakibatkan diare melalui beberapa mekanisme yang berbeda. Bakteri non invasive

(vibrio cholera, E.coli patogen) masuk dan dapat melekat pada usus, berkembang baik disitu, dan

kemudian akan mengeluarkan enzim mucinase (mencairkan lapisan lendir), kemudian bakteri akan masuk

ke membran, dan mengeluarkan sub unit A dan B, lalu mengeluarkan cAMP yang akan merangsang

sekresi cairan usus dan menghambat absorpsi tanpa menimbulkan kerusakan sel epitel. Tekanan usus

akan meningkat, dinding usus teregang, kemudian terjadilah diare.16

Bakteri invasive (salmonella spp, shigella sp, E.coli invasive, campylobacter) mengakibatkan

ulserasi mukosa dan pembentukan abses yang diikuti oleh respon inflamasi. Toksin bakteri dapat

mempengaruhi proses selular baik di dalam usus maupun di dalam usus. Enterotoksin Escherichia coli

yang tahan panas akan mengaktifkan adenilat siklase, sedangkan toksin yang tidak tahan panas

mengaktifkan guanilat siklase. E.coli enterohemoragik dan Shigella menghasilkan verotoksin yang

menyebabkan kelainan sistemik seperti kejang dan sindrom hemolitik uremik.

Sebagai akibat diare akut maupun kronik akan terjadi :

1. Kehilangan air (dehidrasi)

Dehidrasi terjadi kehilangan air (output ) lebih banyak daripada pemasukan (input),

2. Gangguan keseimbangan asam basa (metabolik asidosis)

Terjadi karena :

a. Kehilangan Na-bikarbonat bersama tinja

b. Adanya ketosis kelaparan. Metabolisme lemak tidak sempurna sehingga benda keton

tertimbun dalam tubuh.

c. Terjadi penimbunan asam laktat karena adanya anoreksia jaringan.

d. Produk metabolisme yang bersifat asam meningkat karena tidak dapat dikeluarkan oleh ginjal

(terjadi oliguria/anuria).

e. Pemindahan ion Na dari cairan ekstraseluler kedalam cairan intraseluler.

Secara klinis asidosis dapat diketahui dengan memperhatikan pernafasan, pernafasan bersifat

cepat, teratur dan dalam (pernafasan Kuszmaull)

3. Hipoglikemia

Hal ini terjadi karena :

a. Penyimpanan/persediaan glikogen dalam hati terganggu.

b. Adanya gangguan absopsi glukosa (walaupun jarang).

Page 18: Bahan Soca Diare

Gejala hipoglikemi akan muncul jika kada glukosa darah menurun sampai 40 mg % pada bayi

dan 50 mg % pada anak-anak. Gejala hipoglikemi tersebut dapat berupa : lemas, apatis, peka

rangsang, tremor, berkeringat, pucat, syok, kejang sampai koma.

4. Gangguan Gizi

Hal ini disebabkan :

a. Makanan sering dihentikan oleh orang tua karena takut diare dan / muntahnya akan bertambah

hebat.

b. Walaupun susu diteruskan, sering diberikan dengan pengenceran dan susu yang encer ini

diberikan terlalu lama.

c. Makanan yang diberikan sering tidak dapat dicerna dan diabsopsi dengan baik karena adanya

hiperperistaltik.

5. Gangguan sirkulasi

Sebagai akibat diare dengan/tanpa disertai muntah, dapat terjadi gangguan sirkulasi darah berupa

renjatan (shock) hipovolemik.Akibatnya perfusi jaringan berkurang dan terjadi hipoksia, asidosis

bertambah berat, dapat mengakibatkan pendarahan dalam otak, kesadaran menurun (soporokomatosa) dan

bila tidak segera ditolong penderita dapat meninggal.17

Semua akibat diare cair diakibatkan karena kehilangan air dan elektrolit tubuh melalui tinja.

Dehidrasi adalah keadaan yang paling berbahaya karena dapat menyebabkan volume darah

(hipovolemia), kolaps kardiovaskular dan kematian bila tidak diobati dengan tepat. Ada tiga macam

dehidrasi :

1. Dehidrasi isotonik

Ini adalah dehidrasi yang sering terjadi karena diare. Hal ini terjadi bila kehilangan air dan natrium

dalam proporsi yang sama dengan keadaan normal dan ditemui dalam cairan ekstraseluler.

2. Dehidrasi Hipertonik

Beberapa anak yang diare, terutama bayi sering menderita dehidrasi hipernatremik. Pada keadaan ini

didapatkan kekurangan cairan dan kelebihan natrium. Bila dibandingkan dengan proporsi yang biasa

ditemukan dalam cairan ekstraseluler dan darah. Ini biasanya akibat dari pemasukan cairan hipertonik

pada saat diare yang tidak di absopsi secara efisien dan pemasukan air yang tidak cukup.

3. Dehidrasi Hipotonik

Anak dengan diare yang minum air dalam jumlah besar atau yang mendapat infus 5 % glukosa

dalam air, mungkin bisa menderita hiponatremik. Hal ini terjadi karena air diabsopsi dari usus sementara

kehilangan garam (NaCl ) tetap berlangsung dan menyebabkan kekurangan natrium dan kelebihan air.

GEJALA KLINIS

Page 19: Bahan Soca Diare

Mula-mula bayi/anak menjadi cengeng, gelisah, suhu badan mungkin meningkat, nafsu makan

berkurang atau tidak ada kemudian timbul diare. Tinja makin cair, mungkin mengandung darah dan atau

lendir, warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena tercampur empedu. Karena seringnya

defekasi, anus dan sekitarnya lecet karena tinja makin lama makin menjadi asam akibat banyaknya asam

laktat, yang terjadi dari pemecahan laktosa yang tidak dapat diabsorpsi oleh usus.

Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare. Bila penderita telah banyak kehilangan

air dan elektrolit terjadilah gejala dehidrasi. Berat badan turun, pada bayi ubun-ubun besar cekung, tonus

dan turgor kulit berkurang, selaput lendir mulut dan bibir terlihat kering.

Menurut banyaknya cairan yang hilang, derajat dehidrasi dapat dibagi berdasarkan :

a. Kehilangan berat badan

Tidak ada dehidrasi, bila terjadi penurunan berat badan 2 ½ %.

Dehidrasi ringan, bila terjadi penurunan berat badan 2 ½ - 5 %.

Dehidrasi sedang, bila terjadi penurunan berat badan 5 – 10 %.

Dehidrasi berat, bila terjadi penurunan berat badan 10%

b. Skor Maurice king17

Bagian tubuh yang

diperiksa

Nilai Untuk gejala yang ditemukan

0 1 2

Keadaan umum

Kekenyalan kulit

Mata

Ubun-ubun besar

Mulut

Denyut nadi / menit

Sehat

Normal

Normal

Normal

Normal

Kuat < 120

Gelisah, cengeng,

apatis, ngantuk

Sedikit kurang

Sedikit cekung

Sedikit cekung

Kering

Sedang (120-140)

Mengigau, koma atau

syok

Sangat kurang

Sangat cekung

Sangat cekung

Kering dan sianosis

Lemah > 140

Ket : Nilai 0-2 = dehidrasi ringan, nilai 3-6 = dehidrasi sedang, nilai 7-12 = dehidrasi berat

c. Menurut WHO (1980)

Tanda dan Gejala Dehidrasi ringan Dehidrasi sedang Dehidrasi berat

1.Keadaan umum

dan kondisi :

- Bayi dan anak Haus, sadar, gelisah Haus, gelisah, atau

letargi tetapi iritabel

Mengantuk, lemas,

ektremitas dingin,

Page 20: Bahan Soca Diare

Kecil

- Anak lebih besar

dan dewasa

2.Nadi radialis

3.Pernafasan

4.Ubun-ubun besar

5.Elastisitas kulit

6.Mata

7.Air mata

8.Selaput lendir

9.Pengeluaran urin

10.Tekanan darah

sistolik

% kehilangan

berat

Prakiraan kehilangan

cairan

Haus, sadar, gelisah

Normal

Normal

Normal

Pada pencubitan,

elsatisitas kembali

segera

Normal

Ada

Lembab

Normal

Normal

4 – 5 %

40 – 50 ml/kg

Haus, sadar, merasa

pusing pada perubahan

Cepat dan lemah

Dalam, mungkin cepat

Cekung

Lambat

Cekung

Kering

Kering

Berkurang dan warna tua

Normal-rendah

6 - 9 %

60 – 90 ml/kg

berkeringat,

sianotik, mungkin

koma

Biasanya sadar,

gelisah, ektremitas

dingin, berkeringat

dan sianotik, kulit

jari-jari tangan dan

kaki berkeriput,

kejang otot.

Cepat, halus,

kadang-kadang

tidak teraba

Dalam dan cepat

Sangat cekung

Sangat lambat ( >2

detik)

Sangat cekung

Sangat kering

Sangat kering

Tidak ada urin

untuk beberapa jam,

kandung kencing

kosong

< 80 mmHg,

mungkin tidak

teratur

10 % atau lebih

100 – 110 ml/kg

Page 21: Bahan Soca Diare

d. Pembagian dehidrasi menurut Modul Pelatihan Diare. UKK Gastro-Hepatologi IDAI. 2009

Kategori Tanda dan Gejala

Dehidrasi Berat Dua atau lebih tanda berikut:

Letargi atau penurunan kesadaran

Mata cowong

Tidak bisa minum atau malas minum

Cubitan perut kembali dengan sangat lambat (≥ 2 detik)

Dehidrasi Tak Berat Dua atau lebih tanda berikut:

Gelisah

Mata Cowong

Kehausan atau sangat haus

Cubitan kulit perut kembali dengan lambat

Tanpa Dehidrasi Tidak ada tanda gejala yang cukup untuk mengelompokkan dalam dehidrasi

berat atau tidak berat

PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Pemeriksaan laboratorium penting artinya dalam menegakkan diagnosis (kausal) yang tepat

sehingga kita dapat memberikan obat yang tepat pula. Pemeriksaan yang perlu dikerjakan :

1. Pemeriksaam tinja

a. Makroskopis dan mikroskopis.

b. Biakan kuman untuk mencari kumam penyebab.

c. Tes resistensi terhadap berbagai antibiotika.

d. pH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet clinitest, bila diduga terdapat

intoleransi glukosa.

2. Pemeriksaan darah

a. Darah lengkap.

b. pH, cadangan alkali dan elektrolit untuk menentukan gangguan keseimbangan asam – basa.

c. Kadar ureum untuk mengetahui adanya gangguan faal ginjal.

3. Pemeriksaan Elektrolit

Terutama kadar natrium, kalium, kalsium dan fosfor dalam serum (terutama pada penderita yang

disertai kejang).

4. Pemeriksaan intubasi duodenal

Untuk mengetahui jenis jasad renik atau parasit secara kualitatif dan kuantitatif, terutama dilakukan

pada penderita diare kronik.18

Page 22: Bahan Soca Diare

KOMPLIKASI

Sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak, dapat terjadi berbagai macam

komplikasi seperti :

1. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik atau hipertonik).

2. Renjatan hipovolemik.

3. Hipokalemia (dengan gejala meteorismus, hipotoni otot, lemah, bradikardi, perubahan pada

elektrokardiogram).

4. Hipoglikemi

5. Intoleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim laktase karena kerusakan vili

mukosa usus halus.

6. Kejang, terutama pada dehidrasi hipertonik.

7. Malnutrisi energi protein, karena selain diare dan muntah, penderita juga mengalami kelaparan

.

PENATALAKSANAAN 1 .

Terdapat lima lintas tatalaksana, yaitu :

1. Rehidrasi

2. Dukungan nutrisi

3. Suplementasi Zinc

4. Antibiotik selektif

5. Edukasi orang tua

A. REHIDRASI

1) Rencana Terapi A : Diare Tanpa Dehidrasi

Terapi dilakukan di rumah. Menerangkan 4 cara terapi diare di rumah :

a) Berikan anak lebih banyak cairan daripada biasanya untuk mencegah dehidrasi

b) Berikan tablet Zinc. Dosis yang digunakan untuk anak-anak :

• Anak dibawah usia 6 bulan : 10 mg (½ tablet) per hari

• Anak diatas usia 6 bulan : 20 mg (1 tablet) per hari

Zinc diberikan selama 10-14 hari berturut-turut, walaupun anak sudah sembuh. Cara

pemberian tablet zinc pada bayi, dapat dilarutkan dengan air matang, ASI, atau oralit. Untuk

anak-anak yang lebih besar, zinc dapat dikunyah atau dilarutkan dalam air matang atau

oralit.

c) Beri anak makanan untuk mencegah kurang gizi.

Page 23: Bahan Soca Diare

• Teruskan ASI / berikan susu PASI

• Bila anak 6 bulan / lebih, atau telah mendapatkan makanan padat :

- Berikan bubur, bila mungkin campur dengan kacang-kacangan, sayur, daging / ikan.

Tambahkan 1-2 sendok teh minyak sayur sop tiap porsi

- Berikan sari buah / pisang halus untuk menambah kalium

- Berikan makanan segar, masak dan haluskan / tumbuk dengan baik

- Bujuklah anak untuk makan

- Berikan makanan yang sama setelah diare berhenti, dan berikan makanan tambahan

setiap hari selama 2 minggu

d) Bawa anak kepada petugas kesehatan bila anak tidak membaik dalam 3 hari atau menderita

sebagai berikut :

Buang air besar cair lebih sering

Muntah terus menerus

Rasa haus yang nyata

Makan atau minum sedikit

Demam

Tinja berdarah

Anak harus diberi oralit dirumah apabila :

• Setelah mendapat Rencana Terapi B atau C

• Tidak dapat kembali ke petugas kesehatan bila diare memburuk

• Memberikan oralit kepada semua anak dengan diare yang datang ke petugas kesehatan

merupakan kebijakan pemerintah.

Berikan oralit formula baru sesuai ketentuan yang benar.

Formula oralit baru yang berasal dari WHO dengan komposisi sbb :

Natrium : 75 mmol/L

Klorida : 65 mmol/L

Glukosa, anhidrous : 75 mmol/L

Kalium : 20 mmol/L

Sitrat : 10 mmol/L

Total Osmolaritas : 245 mmol/L

Ketentuan pemberian oralit formula baru :

• Beri ibu 2 bungkus oralit formula baru.

• Larutkan 1 bungkus oralit formula baru dalam 1 L air matang, untuk persediaan 24 jam.

• Berikan larutan oralit pada anak setiap kali BAB, dengan ketentuan sebagai berikut :

Page 24: Bahan Soca Diare

- Untuk anak usia < 2 tahun : berikan 50-100 mL tiap kali buang air.

- Untuk anak usia > 2 tahun : berikan 100-200 mL tiap kali buang air.

• Jika dalam waktu 24 jam persediaan larutan oralit masih tersisa, maka sisa larutan itu harus dibuang.

2) Rencana Terapi B : Diare Dengan Dehidrasi Tidak Berat

Pada dehidrasi tidak berat, cairan rehidrasi oral diberikan dengan pemantauan yang

dilakukan di Pojok Upaya Rehidrasi Oral selama 4-6 jam. Ukur jumlah rehidrasi oral

yang akan diberikan selama 4 jam pertama.

Usia < 4 bln 4 – 11 bln 12 – 23 bln 2 - 4 thn 5 – 14 thn ≥ 15 thn

BB < 5 kg 5 – 7,9 kg 8 – 10,9 kg 11 – 15,9 kg 16 – 29,9 kg ≥ 30 kg

Jmlh 200 – 400 ml 400 – 600 ml600 – 800

ml800 – 1200 ml

1200 – 2200

ml

2200 –

4000 ml

Jika anak minta minum lagi, berikan.

a. Tunjukkan kepada orang tua bagaimana cara memberikan rehidrasi oral

o Berikan minum sedikit demi sedikit.

o Jika anak muntah, tunggu 10 menit lalu lanjutkan kembali rehidrasi oral perlahan.

o Lanjutkan ASI kapanpun anak minta.

b. Setelah 4 jam :

o Nilai ulang derajat dehidrasi anak.

o Tentukan tatalaksana yang tepat unuk melanjutkan terapi.

o Mulai beri makan anak di klinik.

c. Bila ibu harus pulang sebelum rencana terapi B :

o Tunjukkan jumlah oralit yang harus dihabiskan dalam 3 jam dirumah.

o Berikan oralit untuk rehidrasi selama 2 hari lagi seperti dijelaskan dalam Rencana Terapi A.

o Jelaskan 4 cara dalam Rencana Terapi A untuk mengobati anak di rumah

- Berikan anak lebih banyak cairan daripada biasanya.

- Beri tablet zinc.

- Beri anak makanan untuk mencegah kurang gizi.

- Kapan anak harus dibawa kembali ke petugas kesehatan.

Page 25: Bahan Soca Diare

3) Rencana Terapi C : Diare Dengan Dehidrasi Berat

Ikuti arah anak panah berikut sesuai keadaan pasien :

Apakah saudara dapat menggunakan cairan IV segera?

Mulai beri cairan IV segera. Bila penderita bisa minum, berikan oralit, sewaktu cairan IV dimulai. Berikan 100 mL/kgBB cairan RL (atau NS, atau Ringer Asetat) sebagai berikut :

Usia Pemberian 1 Kemudian

30 mL/kgBB 70 mL/kgBB

By < 1 thn : 1 jam 5 jam

Anak 1-5 thn : 30 menit2 ½ jam

Ulangi bila denyut nadi lemah atau tidak teraba.

Nilai kembali penderita tiap 1-2 jam. Bila rehidrasi belum tercapai, percepat tetesan IV.

Juga berikan oralit (5 mg/kgBB/jam) bila penderita masih bisa minum, biasanya setelah 3-4 jam (bayi) atau 1-2 jam (anak).

Setelah 6 jam (bayi) atau 3 jam (anak), nilai ulang penderita menggunakan tabel penilaian. Lalu pilihlah rencana terapi yang sesuai (A, B, atau C) untuk melanjutkan terapi.

Ya

Tidak

Kirim penderita untuk terapi intravena.

Bila penderita bisa minum, sediakan oralit dan tunjukkan cara memberikannya selama perjalanan.

Mulai rehidrasi mulut dengan oralit melalui pipa nasogastrik atas mulut. Berikan 20 mL/kgBB/jam selama 6 jam (total 120 mL/kgBB).

Nilailah penderita tiap 1-2 jam :

Bila muntah / perut kembung, berikan cairan perlahan.

Bila rehidrasi tidak tercapai selama 3 jam, rujuk penderita untuk terapi IV.

Setelah 6 jam, nilai kembali penderita dan pilih rencana terapi yang sesuai.

Apakah ada terapi IV terdekat

(dalam 30 menit) ?

Apakah saudara dapat menggunakan pipa nasogastrik untuk

rehidrasi ?

Ya

Tidak

Tidak

Segera rujuk anak untuk rehidrasi melalui

NGT atau IV

Catatan :• Bila mungkin, amati penderita sedikitnya 6 jam setelah

rehidrasi untuk memastikan bahwa ibu dapat mengembalikan cairan yang hilang dengan memberi oralit.

• Bila usia > 2 thn, pikirkan kemungkinan kolera dan berikan antibiotik yang tepat secara oral setelah anak sadar.

Page 26: Bahan Soca Diare

B. DUKUNGAN NUTRISI

Makanan tetap diteruskan sesuai usia anak dengan menu yang sama pada aktu anak sehat sebagai

pengganti nutrisi yang hilang, serta mencegah tidak terjadi gizi buruk. ASI tetap diberikan pada

diare cair akut (maupun pada diare akut berdarah) dan diberikan dengan frekuensi lebih sering dari

biasanya.

C. SUPLEMENTASI ZINC

Pemakaian zinc sebagai obat pada diare didasarkan pada alasa ilmiah bahwa zinc mempunyai

efek pada fungsi kekebalan saluran cerna dan berpengaruh pada fungsi dan struktur saluran cerna

serta mempercepat proses penyembuhan epiel selama diare. Kekurangan zinc ternyata sudah

pandemik pada anak anak di negara sedang berkembang. Zinc telah diketahui berperan dalam

metallo-enzymes, polyribosomes, membran sel, fungsi sel, dimana hal ini akan memacu

pertumbuhan sel dan meningkatkan fungsi sel dalam sistem kekebalan. Perlu diketahui juga bahwa

selama diare berlangsung zinc hilang bersama diare sehingga hal ini bisa memacu kekurangan zinc

ditubuh.

Bukti bukti yang telah disebar luaskan dari hasil penelitian bahwa zinc bisa mengurangi lama

diare sampai 20% dan juga bisa mengurangai angka kekambuhan sampai 20%. Bukti lain

mengatakan dengan pemakaian zinc bisa mengurangi jumlah tinja sampai 18-59%. Dari bukti-bukti

juga dikatakan tidak ada efek samping pada penggunaan zinc, jika ada ditemukan hanya gejala

muntah.

Pada penelitian selanjutkan didapatkan bahwa zinc bisa digunakan sebagai obat pada diare

akut, diare persisten, sebagai pencegahan diare akut dan persisten serta diare berdarah. Dalam

penelitian biaya untuk diare dengan menggunakan zinc dikatakan zinc bisa menekan biaya untuk

diare. Pemberian zinc untuk pengobatan diare bisa menekan penggunaan antibiotik yang tidak

rasional. 19

Efek zinc antara lain sebagai berikut :

• Zinc merupakan kofaktor enzim superoxide dismutase (SOD). SOD akan merubah anion

superoksida (merupakan radikal bebas hasil sampingan dari proses sintesis ATP yang sangat kuat

dan dapat merusak semua struktur dalam sel) menjadi H2O2, yang selanjutnya diubah menjadi

H2O dan O2 oleh enzim katalase. Jadi SOD sangat berperan dalam menjaga integritas epitel

usus.

• Zinc berperan sebagai anti-oksidan, ‘berkompetisi’ dengan tembaga (Cu) dan besi (Fe) yang

dapat menimbulkan radikal bebas.

Page 27: Bahan Soca Diare

• Zinc menghambat sintesis Nitric Oxide (NO). Dengan pemberian zinc, diharapkan NO tidak

disintesis secara berlebihan sehingga tidak terjadi kerusaan jaringan dan tidak terjadi hipersekresi.

• Zinc berperan dalam penguatan sistem imun.

• Zinc berperan dalam menjaga keutuhan epitel usus, berperan sebagai kofaktor berbagai faktor

transkripsi sehingga transkripsi dalam sel usus dapat terjaga.

D. ANTIBIOTIK SELEKTIF

Antibiotik tidak diberikan pada kasus diare cair akut, kecuali dengan indikasi yaitu pada diare

berdarah dan kolera.

E. EDUKASI ORANG TUA

Nasihat pada ibu atau pengasuh untuk kembali segera jika ada demam, tinja berdarah, muntah

berulang, makan / minum sedikit, sangat haus, diare semakin sering, atau belum membaik dalam tiga

hari. Indikasi rawat inap pada penderita diare akut berdarah adalah malnutrisi, usia kurang dari satu

tahun, menderita campak pada 6 bulan terakhir, adanya dehidrasi dan disentri yang datang sudah

dengan komplikasi.

Probiotik

Probiotik adalah mikroorganisme hidup, yang jika diberikan dalam jumlah yang adekuat akan

memberi keuntungan menyehatkan pada individu.2

Pemberian makan disertai susu fermentasi yang mengandung lactobacillus casei atau

lactobacillus acidophilus dapat memproduksi imunostimulasi pada host dengan mengaktivasi makrofag

dan limfosit. Hal ini berhubungan dengan bahan yang diproduksi oleh organisme-organisme ini selama

proses fermentasi yaitu beberapa bahan metabolit, peptide dan enzim.2

Pada anak dengan malnutrisi, diare akut menyebabkan perubahan keseimbangan mikroflora

secara drastis, pada kasus ini pemberian produk yang difermentasi dapat membantu rekolonisasi.8

Susu formula bayi yang mengandung Bifidobacterium lactis atau Lactobacillus reuteri, dapat

menurunkan resiko diare, gejala gangguan saluran pernapasan, demam dan parameter kelainan lainnya.

Anak-anak yang mempunyai resiko terhadap penyakit ini seperti anak-anak di TPA, dapat diberikan

formula probiotik profilaksis secara teratur. Beberapa penulis melaporkan adanya penurunan episode

penyakit dan jumlah hari kesakitan akibat diare dan demam.

Pada saluran cerna manusia, probiotik menginduksi kolonisasi dan dapat tumbuh secara in situ di

lambung, duodenum dan ileum. Pada epitel ileum manusia, mikroorganisme ini dapat menginduksi

aktivitas immunomodulatory, termasuk pengambilan CD4+ T Helper cells. Probiotik menginduksi sistem

imun, produksi musin, down regulation dari respon inflamasi, sekresi bahan antimikroba, pengaturan

Page 28: Bahan Soca Diare

permeabilitas usus, mencegah perlekatan bakteri patogen pada mukosa, stimulasi produksi

immunoglobulin dan mekanisme probiotik lainnya. 2

Enzim akan memproduksi bakteri asam laktat yang dapat mempengaruhi proses metabolisme

host. Yogurt mempunyai aktivitas laktase yang tinggi, yang dapat membantu keadaan malabsorbsi

laktosa. Selama proses fermentasi susu, secara umum, mikroorganisme akan menggunakan laktosa

sebagai substrat. Hasilnya, konsentrasi laktosa dalam yogurt akan lebih rendah daripada susu yang tidak

difermentasi. Malabsorbsi laktosa dapat mempengaruhi mekanisme diare dengan memproduksi tekanan

osmotic intraluminal sehingga mendorong air dan elektrolit ke dalam lumen usus, akibatnya karbohidrat

yang tidak diabsorbsi dapat menyebabkan kolonisasi bakteri di usus kecil.

Dosis probiotik yang dianjurkan adalah 10 pangkat 7 hingga 10 pangkat 9. Rekomendasi dari

Mitsuoka untuk bakteri Lactobacillus memang sekitar 10 pangkat 6. Jika kita memberikan kurang dari itu,

maka proses keseimbangan tidak tercapai yang berarti tidak bisa disebut probiotik. Oleh karena itu,

preparat probiotik Lactobacillus umumnya diberikan pada dosis 10 pangkat 7 hingga pangkat 9.

PENCEGAHAN

1. Penggunaan ASI

Feachem dan koblinsky (1983) telah mengumoulkan data penelitian dari 14 negara mengenai

dampak pemberian ASI terhadap morbiditas dan mortalitas dan menyimpulkan bahwa peningkatan

penggunaan ASI akan menurunkan morbiditas sebesar 6-20 % dan mortalitas 24 – 27 % selama 6

bulan pertama kehidupan. Untuk bayi dan anak balita penurunan morbiditas sebesar 1-4 % dan

mortalitas 8 – 9 %.

2. Perbaikan pola penyapihan

Hal ini disebabkan karena (1) tercemarnya makanan dan minuman oleh bakteri, (2) rendahnya kadar

kalori dan protein, (3) tidak tepatnya pemberian makanan, (4) kurang sabarnya ibu memberikan

makanan secara sedikit-sedikit tetapi sering.

3. Imunisasi campak

Program imunisasi campak mencakup 60 % bayi berumur 9 – 11 bulan, dengan efektivitas sebesar

85 %, dapat menurun morbiditas diare sebesar 1,8 % dan mortalitas diare sebesar 13 % pada bayi

dan anaki balita.

4. Perbaikan higiene perorangan

Amerika serikat menunjukan bahwa kebiasaan mencuci sebelum makan, dan sebelum masak dan

setelah buang air kecil atau buang air besar dapat menurunkan morbiditas diare sebesar 14 –48%.

Definisi dehidrasi

Page 29: Bahan Soca Diare

Dehidrasi berarti bahwa tubuh seorang anak tidak memiliki cukup cairan. Dehidrasi dapat disebabkan

tidak minum, muntah , diare , atau kombinasi dari kondisi ini.Berkeringat terlalu banyak atau buang air

kecil terlalu banyak dapat menyebabkan dehidrasi . Bayi dan anak-anak kecil lebih mungkin untuk

menjadi dehidrasi daripada anak yang lebih tua atau orang dewasa, karena mereka dapat kehilangan

cairan relatif lebih cepat.

Penyebab Dehidrasi pada Anak4

Dehidrasi paling sering disebabkan oleh infeksi virus yang menyebabkan demam , diare, muntah,

dan kemampuan utuk minum atau makan menurun. Infeksi virus sering menyebabkan muntah dan

diare yaitu rotavirus ,virus Norwalk , dan adenovirus. Kadang-kadang luka pada mulut anak dapat

disebabkan oleh virus, dan sakit untuk makan atau minum, hal ini dapat menyebabkan atau

memperburuk dehidrasi.

Infeksi bakteri yang lebih serius lagi dapat membuat anak cenderung tidak dapat makan karena

muntah dan diare. infeksi bakteri yang paling sering adalah Salmonella , Escherichia coli ,

Campylobacter, dan Clostridium difficile .

infeksi Parasit  seperti Giardia lamblia menyebabkan kondisi yang dikenal sebagai giardiasis , yang

dapat menyebabkan diare dan kehilangan cairan. 

Banyak berkeringat dari lingkungan yang sangat panas bisa menyebabkan dehidrasi. 

Buang air kecil yang berlebihan yang disebabkan oleh diabetes mellitus yang tidak diobati

atau diabetes insipidus adalah penyebab lainnya. 

Kondisi seperti cystic fibrosis atau sariawan celiac tidak mengizinkan makanan untuk diserap dan

dapat menyebabkan dehidrasi.

Gejala Dehidrasi pada Anak4

Tanda-tanda dehidrasi  :

o Mata cekung 

o Penurunan frekuensi buang air kecil atau popok kering 

o Fontanela cekung

Page 30: Bahan Soca Diare

o Tidak ada air mata ketika anak menangis 

o Kering atau selaput lendir lengket (lapisan mulut atau lidah ) 

o Kelesuan  (kurang dari aktivitas normal) 

o Gelisah ( lebih menangis, rewel ).

Pembagian dehidrasi5

Ringan

Haus, lidah dan mulut kering, iritabilitas, kulit kering dan hangat, pengeluaran urin berkurang.

Sedang

Sangat haus, gelisah,lemas, mata dan fontanela major cekung, mulut kering, turgor kulit

menurun, takikardia.

Berat

Gambaran seperti dia atas disertai stupor, hipotonia tidak dapat menghisap, tanda – tanda

renjatan, suhu rektal meningkat tetapi kulit dingin, nadi lemah dan cepat, atau tidak teraba.

Patofisiologi1

Keseimbangan cairan negatif yang menyebabkan hasil dehidrasi dari penurunan asupan, peningkatan

keluaran (ginjal, GI, atau kerugian insensible), atau pergeseran cairan ( ascites , efusi, dan kebocoran

kapiler seperti luka bakar dan sepsis ). Penurunan dalam air total tubuh menyebabkan penurunan baik

volume cairan intraseluler dan ekstraseluler. Manifestasi klinis dehidrasi yang paling erat kaitannya

dengan deplesi volume intravaskular. Sebagai dehidrasi berlangsung, syok hipovolemik akhirnya terjadi

kemudian, sehingga akhirnya kegagalan organ dan kematian.

Anak-anak kecil lebih rentan terhadap dehidrasi karena kadar air tubuh yang lebih besar, ketidakdewasaan

ginjal, dan ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan mereka secara independen. Anak yang lebih

Page 31: Bahan Soca Diare

besar menunjukkan tanda-tanda dehidrasi lebih cepat dari bayi karena tingkat yang lebih rendah dari

cairan ekstraselular (ECF).

Dehidrasi dapat dikategorikan sesuai dengan osmolaritas dan tingkat keparahan. natrium serum adalah

tanda pengganti yang baik dari osmolaritas asumsi pasien memiliki glukosa serum normal.  Dehidrasi

dapat isonatremic (130-150 mEq / L), hyponatremic (<130 mEq / L), atau hypernatremic (> 150 mEq /

L). dehidrasi Isonatremic adalah yang paling umum (80%).Hypernatremic dan dehidrasi hyponatremic

masing-masing terdiri dari 5-10% dari kasus. Variasi natrium serum mencerminkan komposisi cairan

yang hilang dan memiliki efek pathophysiologic berbeda.

Isonatremic (isotonik) dehidrasi terjadi ketika cairan yang hilang sama dalam konsentrasi natrium

ke darah. Natrium dan air kerugian yang besarnya relatif sama di kedua kompartemen cairan

intravaskular dan ekstravaskuler.

Hyponatremic (hipotonik) dehidrasi terjadi ketika cairan yang hilang mengandung natrium lebih

dari darah (kehilangan cairan hipertonik).natrium relatif lebih dari air hilang. Karena natrium

serum rendah, pergeseran air intravaskular ke ruang ekstravaskuler, melebih-lebihkan deplesi

volume intravaskular dengan jumlah tertentu kehilangan air tubuh total.

Hypernatremic (hipertonik) dehidrasi terjadi ketika cairan yang hilang mengandung natrium

kurang dari darah (kehilangan cairan hipotonik). natrium relatif kurang dari air hilang. Karena

natrium serum tinggi, pergeseran air ekstravaskuler ke ruang intravaskular, meminimalkan

deplesi volume intravaskular dengan jumlah tertentu kehilangan air tubuh total.

Komplikasi neurologis dapat terjadi di negara hyponatremic dan hypernatremic. hiponatremia yang berat

dapat menyebabkan kejang, sedangkan koreksi cepat hiponatremia kronis (> 2 mEq / L / h) telah

dikaitkan dengan myelinolysis pontine pusat. Selama hypernatremic dehidrasi, air osmotically ditarik dari

sel ke ruang ekstraseluler. Untuk kompensasi, sel dapat menghasilkan osmotically partikel aktif (osmoles

idiogenic) yang menarik air kembali ke dalam sel dan mempertahankan volume cairan selular.  Selama

rehidrasi cepat hipernatremia, aktivitas osmotik peningkatan sel-sel ini dapat menghasilkan pemasukan

besar air, menyebabkan pecah pembengkakan dan selular; edema serebral merupakan konsekuensi paling

dahsyat. Slow rehidrasi lebih dari 48 jam umumnya meminimalkan risiko ini.

Penatalaksanaan3

Resusitasi Cairan & Elektrolit sesuai derajat dehidrasi dan kehilangan elektrolitnya.

 

Upaya Rehidrasi Oral (U.R.O.)

UsiaDehidrasi Ringan – 3 jam Tanpa Dehidrasi

Page 32: Bahan Soca Diare

pertama (50ml/kg) - jam selanjutnya

(10-20 ml/kg/setiap diare

Bayi sp 1 tahun 1,5 gelas * 0,5 gelas*

Bayi sp 5 tahun 3 gelas ** 1 gelas **

Bayi > 5 tahun 6 gelas 2 gelas

 

*Berat badan    +   6 kg. :

6 kg x 50 ml = 300 mI =  +  1,5 gelas

6 kg x 10-20 ml = 60-120 ml/setiap diare = 0,5 gelas/setiap diare

 

**Berat badan + 13 kg :

  13 kg x 50 mi = 650 mi = 3 gelas

  13 kg x 10-20 mi = 150-250 ml/setiap diare = 1 gelas setiap diare

Terapi Cairan Standar (Iso Hiponatremia) Untuk Segala Usia Kecuali Neonatus

 PLAN DERAJAT

DEHIDRASI

KEBUTUHAN

CAIRANJENIS CAIRAN CARA/LAMA

PEMBERIAN

C BERAT +30 ml/kg/1 jam

= 10 tts/kg/mnt

RL T.I.V/ 3 Jam atau

lebih cepat

 *)

B

SEDANG

6-9 %

 

 

RINGAN

 

 

 +70 ml/kg/1 jam

= 5 tts/kg/mnt

 

 

+50 ml/kg//3 jam

= 3- 4 tts/kg/mnt

 HSD

Atau

Oralit

 

HSD

atau

oralit

T.I.V/ 3 Jam

Atau

T.I.G/ 3 Jam

 

Oral 3 jam

T.I.V/ 3 Jam

Atau

Page 33: Bahan Soca Diare

T.I.G/ 3 Jam

A TANPA

DEHIDRASI

+10-20 ml/kg/ setiap kali

diare

Larutan RT atau

oralit

Oral sampai diare

berhenti

 

Keterangan :    T.I.V : tetes intra venus

T.I.G : tetes intra gastrik

                        (untuk jenis-jenis cairan lihat lampiran 1)

 

Perkecualian :

A. Neonatus ( < 3 bulan )

D10%/0,18NaCl                      30 ml/kg.BB                 2 jam

D10%/0,18NaCl                      70 ml/kg.BB                 6 jam

B. Penyakit Penyerta (Broncopneumonia., Malnutrisi berat, dsb)

HSD                                       30 ml/kg.BB                  2 jam

HSD                                        70 ml/kg.BB                 6 jam

 

*)

C. Hipernatremia :

HSD 320 ml/kg.BB 48 jam      

Setelah melewati resusitasi cepat (1-2 jam) diberikan cairan HSD secara lambat.

Defisit (70 ml) + rumatan (100 ml) + 2 hari ongoing losses :  ± 320 mi/kg dalam waktu 48 jam

(2-3 tetes/kg/menit).

Larutan Baku Yang Tersedia

-         Ringer Laktat (RL)

Page 34: Bahan Soca Diare

-         Cairan Garam Faali (NS = NaCl 0,9%)

-         Dekstrosa 5% , 10% (D5 , D10)

-         Dekstrosa 5% dalam 0,225% NaCL (D5 – ¼ NS)

-         Bikarbonas – natrikus (NaBik) 2% - 3,75% -7,5%)

-         KCl 15%

-         NaCl15%

 

Larutan Khusus

-          R.L. (Ringer Lactate)

-          D5 : NS = 4 : 1 + NaBik (15 mEq/l) + KCl ( 10 mEq/l)

-          D5 – ¼ NS + NaBik + KCl

-          D5 : RL = 4 : 1 + KCl

-          D5 + 6 ml NaCl 15% + NaBik + KCl

 

-         Khusus untuk neonatus, kurang dari 3 bulan, kurang dari 4 kg.

-          D10 : NS = 4 : 1 + NaBik (7mEq/l) + KCL (5mEq/l)

 

Penambahan NaBik / KCl untuk 500 ml cairan :

-          Bila NaBik 2% : 60 ml

NaBik 3,75% : 30 ml

NaBik 7,5% : 15 ml

Untuk neonatus ½ dosis

 

Page 35: Bahan Soca Diare

-          Bila KCl  15% : 5 ml

Untuk neonatus ½ dosis

(1 liter 7,79% NaBik = 90 mEq Na+ dan HCO3-)

(1 liter 14,9% KCl =  2000 mEq K+)

Komplikasi2

Hipernatremia, hiponatremia, dan hipoglikemia adalah komplikasi dari dehidrasi. Hipernatremia (natrium

serum tingkat lebih besar dari 145 mEq per L [145 mmol per L]) menunjukkan kehilangan air lebih dari

kehilangan natrium. Karena natrium dibatasi dengan ruang cairan ekstraselular. Temuan yang dapat

membantu dalam diagnosis hipernatremia pada anak-anak termasuk "pucat" ,pengujian untuk turgor kulit,

peningkatan tonus otot, lekas marah, dan menangis bernada tinggi.  Hiponatremia sering disebabkan oleh

penggunaan yang tidak tepat dari cairan mulut yang rendah natrium, seperti air, jus, dan soda. Jika

dehidrasi berat hadir, seorang anak dengan hipernatremia atau hiponatremia harus menerima kristaloid

isotonik sampai stabil. Jika volume awal telah terpenuhi, hiponatremia atau hipernatremia masih tetap

tidak beubah moderate sampai parah (tingkat natrium serum kurang dari 130 mEq per L [130 mmol per

L] atau lebih besar dari 150 mEq per L [150 mmol per L]), maka penggantian sisa defisit harus diubah,

sesuai dengan tujuan utama. Dalam sebuah penelitian, kadar glukosa darah kurang dari 60 mg / dL (3,33

mmol per L) yang terdeteksi di 9 persen anak-anak muda dari sembilan tahun (usia rata-rata 18 bulan)

dirawat di rumah sakit dengan diare.Sejarah dan temuan pemeriksaan fisik tidak menunjukkan bahwa

anak-anak berisiko, karena itu, skrining glukosa darah dapat diindikasikan untuk balita dengan diare.

Antropometri

BB/TB BB/U TB/U LLA/U BMI TLK

Gizi buruk

<70% - <60%

-60-80% dgn

edema

<70%

Gizi

kurang

70-90% 70-90% tanpa

edema

70-89% <p 5

Gizi baik ≥90% 80-120% 90-109%

Page 36: Bahan Soca Diare

Gizi lebih >120% 110-120%

Obese >p 90 atau

>120% BB

ideal

>120%

Persenti

l 85-90

>p 85

Super

obese

>140% BB

ideal>p 90

Perawakan

pendek< p 3

Tinggi

sangat

kurang

<70%

Tinggi

kurang70-89%

Tinggi

Normal90-110%

Page 37: Bahan Soca Diare

Baku Standar

Kurva CDC

Page 38: Bahan Soca Diare

BB/U = BB sekarang x 100%

BB seharusnya menurut umur

TB/U = TB sekarang x 100%

TB seharusnya menurut umur

BB/TB = BB sekarang x 100%

BB sesuai TB sekarang

Page 39: Bahan Soca Diare

Kurva WHO NCHS (Z-score)

• Rumus :

z – Skor = Nilai Individu Subyek – Nilai Median Baku Rujukan

Nilai Simpangan Baku Rujukan

• Kurva Normal z – Skor

• 5 tingkatan menurut WHO

1. Gizi lebih : > +3 SD

2. Gizi baik : -2 – (+2) SD

3. Gizi sedang : -2 – (-1) SD

4. Gizi kurang : -3 – (-2) SD

5. Gizi buruk : < -3 SD

(untuk distribusi, liat tabel WHO sesuai umur anak)

Page 40: Bahan Soca Diare

Gangguan osmotik Gangguan sekresi Gangguan motilitas

Intoleransi

P osmotik rongga usus meningkat

Sekresi air dan elektrolit rongga usus

meningkat

Rangsangan toxin mikroorganisme Peristaltik <<

Rangsang pertumbuhan bakteri

secara berlebihan

PATOGENESIS DIARE

Tekanan usus meningkat

PATOFISIOLOGI DIARE

Virus Bakteri invasifBakteri non invasif

Merusak vili halus usus

Mengurangi luas permukaan usus halus

Mempengaruhi mekanisme enzimatik

usus

Perkembangan normal enterocytes usus

terhambat

Perubahan dalam struktur dan fungsi sel

epitel

Malabsorbsi dan motilitas abnormal

dari usus

Melekat pada dinding usus, berkembang biak dan

mengeluarkan enzim mucinase

Bakteri masuk ke membran, keluarkan subunit A dan B, dan

cAMP

Rangsang sekresi cairan usus

Hambat arbsorbsi

Dinding usus teregang

Page 41: Bahan Soca Diare

Berat badan berkurang

Tinggi badan tidak sesuai usia

Gangguan keseimbangan

cairan

Gangguan keseimbangan

elektrolit

Dehidrasi Hipernatremia

HipokalemiaGelisah, volume urin

<<, fontanela dan mata cekung,

konjungtiva kering

kejangKompensasi: Takikardia

Gangguan sirkulasi

Syok hipovolemik

Perfusi jaringan berkurangHipoksia jaringan

Asidosis bertambah berat (tidak

terkompensasi)

Intake ASI <<mudah

terinfeksiGangguan sistem

pencernaan

Higienitas makanan <<

Infeksi sekunder

Feses berlendir

Laktosa digunakan metabolisme

mikrooorganisme

Produksi gas >>Perut

kembung

Gangguan sistemik

Pilek

ANAMNESIS

Diare

Batuk

Demam

Gangguan keseimbangan

asam basa

Asidosis metabolik

Kelemahan otot polos

Bising usus tidak terdengarPeristaltik <<

Muntah (tidak asam)

Kompensasi: hiperpnoe (pernpasan kussmaul)Demam

Imunitas menurun

PEMERIKSAAN FISIK

Malnutrisi

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Enzim usus tidak dapat dibuat

Intoleransi laktosa