Bahan Cha Anemia

46
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang World Health Organization (WHO) memperkirakan sekitar 10% kelahiran hidup mengalami komplikasi pendarahan pascapersalinan. Komplikasi paling sering dari pendarahan pascapersalinan adalah anemia. Jika kehamilan terjadi pada seorang ibu yang telah menderita anemia, maka pendarahan pascapersalinan dapat memperberat keadaan anemia dan dapat berakibat fatal (Saifuddin, 2010). Salah satu indikator tingkat kesehatan yang penting dan tantangan bagi bangsa Indonesia adalah masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) yaitu 307/100.00 kelahiran hidup, tingginya angka tersebut disebabkan antara lain oleh keadaan kesehatan dan gizi ibu yang rendah selama masa hamil, terlihat dengan masih banyaknya kejadian anemia gizi besi pada ibu hamil yaitu 63,5% (SDKI, 2003). Frekuensi anemia dalam kehamilan cukup tinggi, diseluruh dunia berkisar antara 10% dan 20%. Karena defisiensi makanan memegang peranan yang sangat penting dalam timbulnya anemia maka dapat di pahami bahwa frekuensi itu lebih tinggi dari negara berkembang seperti Indonesia. Menurut penelitian Tjiong dalam Sarwono (2007), frekuensi anemia dalam kehamilan setinggi 18,5%, dan wanita hamil dengan Hemoglobin (Hb) 12 g/100 ml atau lebih sebanyak 23,6%, dalam trimester I Hb rata-rata 12,3 gr/ml, dalam trimester II Hb rata-rata 11,3 g/100 ml, dan dalam trimester III Hb rata-rata 10,8 g/100 ml, Hal ini disebabkan karena pengenceran darah menjadi makin nyata dengan lanjutnya

description

yeye44yge4tye

Transcript of Bahan Cha Anemia

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMILBAB IPENDAHULUAN

1.1Latar BelakangWorld Health Organization(WHO) memperkirakan sekitar 10% kelahiran hidup mengalami komplikasi pendarahan pascapersalinan. Komplikasi paling sering dari pendarahan pascapersalinan adalah anemia. Jika kehamilan terjadi pada seorang ibu yang telah menderita anemia, maka pendarahan pascapersalinan dapat memperberat keadaan anemia dan dapat berakibat fatal (Saifuddin, 2010).Salah satu indikator tingkat kesehatan yang penting dan tantangan bagi bangsa Indonesia adalah masih tingginya AngkaKematianIbu (AKI) yaitu 307/100.00 kelahiran hidup, tingginya angka tersebut disebabkan antara lain oleh keadaan kesehatan dan gizi ibu yang rendah selama masa hamil, terlihat dengan masih banyaknya kejadian anemia gizi besi pada ibu hamil yaitu 63,5% (SDKI, 2003).Frekuensi anemia dalam kehamilan cukup tinggi, diseluruh dunia berkisar antara 10% dan 20%. Karena defisiensi makanan memegang peranan yang sangat penting dalam timbulnya anemia maka dapat di pahami bahwa frekuensi itu lebih tinggi dari negaraberkembangseperti Indonesia. Menurut penelitian Tjiong dalamSarwono (2007), frekuensi anemia dalam kehamilan setinggi 18,5%, dan wanita hamil denganHemoglobin (Hb) 12 g/100 ml atau lebih sebanyak 23,6%, dalam trimester I Hb rata-rata 12,3 gr/ml, dalam trimesterII Hb rata-rata 11,3 g/100 ml, dan dalam trimesterIII Hb rata-rata 10,8 g/100 ml, Hal ini disebabkan karena pengenceran darah menjadi makin nyata dengan lanjutnya umur kehamilan, sehingga frekuensi anemia dalam kehamilan menjadi meningkat (Sarwono, 2007).Anemia pada umumnya terjadi diseluruh dunia, terutama di negara berkembang (developing countries) dan pada kelompok sosial-ekonomi rendah. Pada kelompok dewasa terjadi pada wanita usia reproduksi, terutama wanita hamil dan wanita menyusui karena mereka banyak yang mengalami defisiensi Fe.Secara keseluruhan, anemia terjadi pada 45% wanita di negara berkembang dan 13% di negara maju (developed countries). Terdapat 12% di Amerika, wanita usia subur (WUS) 15-49 tahun,adalah11%wanita hamil usia subur mengalami anemia. Sementara persentase wanita hamil dari keluarga miskin terus meningkat seiring bertambahnya usia kehamilan (dalam trimester I terjadi anemia sebesar 8%, dalam trimester II terjadi anemia sebesar 12%, dan dalam trimester ke III terjadi anemia sebesar 29%). Anemia pada wanita masa nifas (pascapersalinan) juga umum terjadi, sekitar 10% dan 22% terjadi pada wanita postpartum dari keluarga miskin (Fatmah, 2008).Seorang wanita hamil yang memiliki kadar Hb kurang dari 10 gr/ 100 ml disebut menderita anemia dalam kehamilan, Karena itu, para wanita hamil dengan Hb antara 10 dan 12 g/ 100 ml tidak dianggap menderita anemia patologik, akan tetapi anemia fisiologik atau pseudoanemia (Sarwono, 2007).Prevalensi anemia pada wanita hamil di Indonesia berkisar 20-80%, tetapi pada umumnya banyak penelitian yang menunjukkan prevalensi anemia pada wanita hamil yang lebih besar dari 50%. Hal yang sama diperoleh dari hasil penelitian Wahyudin (2008) dimana prevalensi anemia ringan dan berat akan makin tinggi dengan bertambahnya paritas.Berdasarkan hasil surfey cepat anemia gizi pada ibu hamil di Palembang pada tahun 2006 jumlah ibu hamil yang mengalami anemia gizi sebesar 27,30%. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan prevalensi anemia gizi dibandingkan hasil pengukuran kadar Hb tahun 2001 sebesar 20,06% (Data Kesehatan Provinsi Sumsel, 2007).Faktor Umur, ANC, Paritas, dan Jarak Kehamilan, sangat berkaitan dengan kejadian anemia pada ibu hamil, karena umur ibu yang tidak dalam keadaan reproduksi sehat dimana kehamilan 35 tahun, ANC yang tidak sesuai standar, paritas yang tinggi dan jarak kelahiran yang terlalu dekat dapat menjadi penyebab anemia (Amiruddin, 2007).Setiap tahun sekitar 160 juta perempuan diseluruh dunia dalam keadaan hamil.Sebagian besar kehamilan ini berlangsung dengan aman. Namun, sekitar 15%menderita komplikasi berat, dengan sepertiganya merupakan komplikasi yang mengancam jiwa ibu. Komplikasi ini mengakibatkan kematian lebih dari setengah juta ibu setiap tahun (Saifuddin, 2010).Kematian ibu dibagi menjadi kematian langsung dan tidak langsung. Kematian ibu langsung adalah sebagai akibat komplikasi kehamilan, persalinan, atau masa nifas, dan segala intervensi atau penanganan tidak tepat dari komplikasi tersebut. Kematian ibu tidak langsung merupakan akibat dari penyakit yang sudah ada atau penyakit yang timbul sewaktu kehamilan, misalnya malaria, anemia, HIV/AIDS, dan penyakit kardiovaskular (Saifuddin, 2010).Berdasarkan datadi Puskesmas Gandus Palembang tahun 2008 jumlah ibu hamil dengan anemia sebesar 85 orang dari 1422 ibu hamil(5,9%),pada tahun 2009 jumlah ibu hamil dengan anemia sebesar 197 orang dari 1495 ibu hamil(13,1%),sedangkan pada tahun 2010 jumlah ibu hamil dengan anemia sebesar 215 orang dari 1426 ibu hamil(15,1%).Berdasarkan data tersebut diatas dapat dilihat terjadinya peningkatan kejadian anemia selama kurun waktu 3 tahun.Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Faktor-Faktor Yang Berhubungandengan Kejadian Anemiapada Ibu Hamil di Puskesmas Gandus Palembang Tahun 2011 .

1.2Rumusan Masalah-Meningkatnya kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Gandus PalembangTahun 2010.Pertanyaan peneliti-Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi anemia pada ibu hamil di Puskesmas Gandus Palembang Tahun 2010?

1.3Tujuan Penelitian1.3.1Tujuan UmumUntuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadiananemia pada ibu hamil di Puskesmas Gandus Palembang Tahun 2010.

1.3.2Tujuan Khusus1.Untuk mengetahui hubungan umur ibu dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Gandus Palembang Tahun 2010.2.Untuk mengetahui hubungan paritas ibu dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Gandus Palembang Tahun 2010.3.Untuk mengetahui hubungan jarak kehamilan dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Gandus Palembang Tahun 2010.

1.4Manfaat Penelitian1.4.1Bagi Institusi PendidikanHasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan informasi bagi peserta didik serta sebagai bahan bacaan/literature bagi mahasiswa Akademi Kebidanan Rizki Patya Palembang.1.4.2Bagi Puskesmas Gandus PalembangHasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan bagi puskesmas untuk meningkatkan mutu dan pelayanan, khususnya ibu hamil dengan anemia.1.4.3Bagi PenelitiHasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan serta wawasan peneliti khususnya tentang anemia dalam kehamilan dan sebagai upaya pencegahannya dan sebagai aplikasi langsung ke lapangan dari mata kuliah Metodelogi Penelitian dan Biostatistika.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1Kehamilan2.1.1PengertianKehamilan adalah masa di mulainya konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (Sarwono, 2006).Kehamilan mulai dari ovulasi sampai partus adalah kira-kira 280 hari (40 minggu), dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu). Kehamilan 40 minggu ini disebut kehamilan matur (cukup bulan). Bila kehamilan lebih dari 43 minggu di sebut kehamilan postmatur.Kehamilan antara 28 dan 36 minggu disebut kehamilan prematur (Wiknjosastro, 2007).2.1.2Usia kehamilanMenurutHani (2010), kehamilan dibagi dalam 3 trimerter :1.TrimesterI(konsepsi sampai 12 minggu)2.TrimesterII(13 minggu sampai 27 minggu)3.TrimesterIII(28 minggu sampai 40 minggu)

2.1.3Diagnosis KehamilanMenurutHani (2010), diagnose kehamilan terbagi menjaditigayaitu :1.Tanda Tidak PastiTanda tidak pasti adalah perubahan-perubahan fisiologis yang dapat dikenali dari pengakuan-pengakuan atau yang dirasakan oleh wanita hamil.Tanda tidak pasti terdiri dari :-Amenorea (berhentinya menstruasi)-Mual (nausea) dan muntah (emesis)-Ngidam (mengingini makanan tertentu)-Syncope (pingsan)-Kelelahan-Payudara tegang-Sering miksi-Konstipasi atau abstipasi-Pigmentasi kulit-Epulis2.Tanda KemungkinanTanda kemungkinan adalah perubahan-perubahan fisiologis yang dapat diketahui oleh pemeriksa dengan melakukan pemeriksaan fisik kepada wanita hamil.Tanda kemungkinan terdiri dari :-Pembesaran perut-Tanda hegar-Tanda goodel-Tanda Chadwicks-Tanda Piscaseck-Kontraksi Braxton hicks-Teraba Ballotement-Pemeriksaan tes biologis kehamilan (planotest) positif.3.Tanda PastiTanda pasti adalah tanda yang menunjukkan langsung keberadaan janin, yang dapat dilihat langsung oleh pemeriksa.Tanda pasti terdiri dari :-Gerakan janin dalam rahim-Denyut jantung janin-Bagian-bagian janin-Kerangka janin

2.2Konsep Dasar Anemia2.2.1.DefinisiAnemiaadalahsuatu kondisi dimana berkurangnya sel darah merah (eritrosit) dalam sirkulasi darah atau massaHemoglobin sehingga tidak mampu memenuhifungsinya sebagai pembawa oksigen keseluruhan jaringan (Tarwoto,2007).Menurut WHOanemia adalah suatu keadaan dimana kadarHemoglobin lebih rendah dari batas normal untuk kelompok orang yang bersangkutan.2.2.2.Kriteria AnemiaKriteria Anemia menurut WHO adalah :1.Wanita dewasa tidak hamil: Hemoglobin