Bahan Anto P3 Forensik

download Bahan Anto P3 Forensik

of 3

Transcript of Bahan Anto P3 Forensik

  • 8/15/2019 Bahan Anto P3 Forensik

    1/3

    1c. Sejarah euthanasia

    Kasus-kasus euthanasia sebenarnya sudah terjadi sejak dahulu dan memperoleh

    dukungan dari beberapa tokoh besar salah satunya adalah Plato di mana ia mendukung

    tindakan bunuh diri untuk mengakhiri penderitaan yang dialaminya, juga Aristoteles yang

    membenarkan adanya infanticide yaitu pembunuhan terhadap orang-orang yang mempunyai

     penyakit sejak lahir (pembawaan dan apabila dibiarkan tidak dapat hidup normal dan

     perkasa. !uga tindakan Pythagoras yang mendukung pembunuhan terhadap orang-orang

    lemah mental dan moral. "uthanasia juga pernah terjadi di #ndia dan Sardinia. $ahkan dalam

    sejarah Perang %unia ##, &itler memberikan perintah untuk membunuh seluruh orang sakit

    yang tidak mungkin disembuhkan dan bayi-bayi yang mempunyai penyakit bawaan.   &al

    tersebut banyak menimbulkan pertentangan dan pertanyaan dari berbagai kalangan, baik 

     pihak medis maupun masyarakat umum.

    %i #ndonesia, isu euthanasia muncul belakangan ini. Kejadiannya berawal dari

    keinginan Pasca Satriya &asan, warga $ogor, yang meminta penetapan i'in euthanasia dari

    Pengadilan inggi !akarta Pusat. Sebagai suami, ia sudah tidak sanggup lagi menanggung

     biaya pengobatan isterinya, Agian #sna )auli, yang sudah sekian lama terbaring di rumah

    sakit.  indakannya tersebut bermula atas saran ahli hukum pidana dari *ni+ersitas #ndonesia

    (*#, #ndriyanto Seno Adji.

    Konsep kematian

    *ntuk menentukan kematian seseorang diperlukan kriteria diagnostik yang benar 

     berdasarkan konsep diagnostik yang dapat dipertanggung-jawabkan secara ilmiah. Kriteria

    diagnostik pertama yang dibuat oleh para ahli di bidang kedokteran adalah berdasarkan

    konsep  permanent of heart beating and respiration is death. Setelah ditemukannya

    respirator yang dapat mempertahankan /ungsi paru-paru dan jantung maka disusunlah kriteria

     baru berdasarkan pada kansep brain death is death. erakhir, konsep diagnostik tersebut

    diperbaiki lagi menjadi brain stem death is death.

    %i #ndonesia, lkatan %okter #ndonesia (#%# dengan surat keputusan )omor 

    002P$2A.3244 merumuskan bahwa seseorang dinyatakan mati apabila /ungsi spontan

     perna/asan dan jantung telah berhenti secara pasti (irre+ersible, atau apabila terbukti telah

    terjadi kematian batang otak.

  • 8/15/2019 Bahan Anto P3 Forensik

    2/3

    Seorang /iloso/ 5unani yang meletakkan landasan legisme bagi sumpah dokter dan

    etika kedokteran, &ippocrates menuntut para muridnya untuk bersumpah tidak melakukan

    euthanasia dan pengguguran kandungan, kemudian PP hun 166 tentang 7a/al Sumpah

    %okter #ndonesia yang bunyinya sama dengan %eklarasi !enewa 1634 dan %eklarasi Sydney

    164.

    3 $agaimana etika dan hukum euthanasia di #ndonesia8

    9enurut Kitab *ndang-undang &ukum Pidana seseorang dapat dipidana atau

    dihukum jika menghilangkan nyawa orang lain dengan sengaja atau kelalaian. $aik 

    euthanasia akti/ dan euthanasia pasi/ dapat diatur dalam Kitab *ndang-*ndang &ukum

    Pidana, sebagai berikut:

    Pasal 004 K*&Pidana atau bahkan direncanakan terlebih dahulu seperti yang tercantum

    dalam pasal 03; K*&Pidana.

    Pasal 004 K*&P yang berbunyi:

    $arang siapa dengan sengaja merampas nyawa orang lain, diancam karena pembunuhan

    dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun.

    Pasal 03; K*&P yang berbunyi:

    $arang siapa dengan sengaja dan dengan rencana terlebih dahulu merampas nyawa orang

    lain, diancam karena pembunuhan dengan rencana, dengan pidana mati atau pidana penjara

    seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling lama dua puluh tahun.

    %alam hal euthanasia lansung akti/ langsung dimana permintaannya oleh karena suatu hal

    misalnya karena pasien sudah tidak sadar dalam jangka waktu lama, dilakukan oleh keluarga

     pasien maka pasal 004 atau bahkan pasal 03; dapat diancamkan kepada dokter yang

    melakukannya.

    Pasal 033 K*&P yang berbunyi:

    $arang siapa merampas nyawa orang lain atas permintaan orang itu sendiri yang jelas di

    nyatakan dengan kesungguhan hati, diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas

    tahun.

    Ketentuan ini harus diingat oleh kalangan dokter sebab walaupun terdapat banyak alasan

    yang kuat untuk membantu pasien, namun ancaman pidana ini tetap harus dihadapinya.Pasaldibawah ini mengingatkan kepada dokter, jangankan melakukan euthanasia akti/ yang

  • 8/15/2019 Bahan Anto P3 Forensik

    3/3

    menurut pendapat kebanyakan orang merupakan pembunuhan, menolong atau melakukan

    daya upaya kearah perbuatan itu saja sudah dapat ancaman pidana.

    Sumber:

    1. “Euthanasia, Legal atau Non Legal”, http://www.Artikel.com diakses tanggal 26

    Nopember 2015

    . 9ukti, Ali