bagian ketiga fakta dan analisa wilayah kabupaten bone
Transcript of bagian ketiga fakta dan analisa wilayah kabupaten bone
-
LAPORAN PENDAHULUANREVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN BONE 2011 -2031
I - 2
Dengan kondisi demikian, maka kebutuhan suatu dokumen perencanaan
keruangan yang memuat arahan perencanan wilayah Kabupaten Bone sebagai
matra dokumen perencanaan Program Pembangunan Daerah (RPJM/P)
Kabupaten Bone. Penyusunan Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bone
2010-2030 dimaksudkan untuk penyiapan dokumen penataan ruang Kabupaten
Bone yang baru yang berdimensi perencanaan 20 (dua puluh) tahun ke depan
(UU No. 26 Tahun 2007; ) yang berfungsi sebagai: (1) matra keruangan dari
pembangunan di Kabupaten Bone, (2) dasar kebijakan pokok pemanfaatan ruang
di Kabupaten Bone, (3) alat untuk mewujudkan keseimbangan perkembangan
antarkawasan dan antarwilayah di Kabupaten Bone, serta keserasian antar sektor
pembangunan.
Muatan perencanaan RTRW Kabupaten Bone 2011-2031, meliputi: rencana
tata ruang kawasan lindung dan budidaya; kawasan perkotaan; kawasan
perdesaan; kawasan pesisir; rencana sistem sarana dan prasarana utama wilayah;
rencana penatagunaan tanah, air, udara; rencana kebutuhan fasilitas sosial;
ekonomi, dan pelayanan umum; rencana struktur tata ruang; rencana pola
pemanfaatan ruang; rencana pengelolaan pembangunan; rencana indikasi
program dan SDA lainnya; sehingga bermanfaat sebagai acuan kebijaksanaan dan
program pembangunan, ijin lokasi, keterpaduan dan dasar perencanaan yang
lebih rinci. Secara khusus kawasan pesisir pantai dan kelautan akan dikaji lebih
mendalam dalam pengelolaannya (sumberdaya hayati dan non hayati) dan
merupakan bagian yang penting di dalam segmen RTRW Kabupaten Bone secara
keseluruhan.
Keseluruhan materi maupun substansi penyusunan Revisi Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bone tetap mengacu pada Undang-Undang
No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang; Permendagri No. 2 Tahun 1988
tentang Pedoman Perencanaan Tata Ruang Kota dan Kepmen Kimpraswil Nomor
327/KPTS/M/2002 tentang Penetapan Enam Pedoman Bidang Penataan Ruang
-
LAPORAN PENDAHULUANREVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN BONE 2011 -2031
I - 3
serta Kepmen Kelautan dan Perikanan Nomor KEP. 34/MEN/2002 tentang
Pedoman Umum Penataan Ruang Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.
1.2 PERMASALAHAN KEWILAYAHAN KABUPATEN BONE
Berdasarkan pertimbangan di atas, rumusan permasalahan awal yang
terungkap dalam penyusunan Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bone 2011-2031 adalah:
1. Bagaimana mengoptimalkan pemanfaatan potensi wilayah daratan, wilayah
pesisir kaitannya dengan wilayah lain di sekitarnya sesuai fungsi yang telah
ditetapkan?
2. Bagaimana formulasi konsep pengelolaan wilayah daratan, pesisir kaitannya
dengan optimalisasi pemanfaatan potensi sumberdaya alam?
3. Bagaimana struktur, dan dinamika pembangunan wilayah daratan, pesisir
sebagai satu kesatuan wilayah pembangunan ekonomi terpadu?
4. Seberapa besar potensi dan permasalahan wilayah daratan, pesisir Kabupaten
Bone dalam mendukung pengembangan wilayah Provinsi Sulawesi Selatan?
5. Bagaimana bentuk perangkat kebijaksanaan dan strategi dan pengelolaan
pembangunan di wilayah Kabupaten Bone dalam mengalokasikan berbagai
kegiatan pembangunan?
6. Bagaimana bentuk formulasi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bone,
kaitannya dengan alokasi pemanfaatan ruang secara terpadu, sinergis dan
interkoneksitas dengan wilayah kabupaten lain dalam konteks Provinsi
Sulawesi Selatan?
-
LAPORAN PENDAHULUANREVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN BONE 2011 -2031
I - 4
1.3 TUJUAN, SASARAN, FUNGSI DAN KEGUNAAN RTRWKABUPATEN BONE 2010-2030
1.3.1 TUJUAN
Tujuan Revisi RTRW Kabupaten Bone 2011-2031 adalah:
1 Terwujudnya RTRW Kabupaten Bone yang berkualitas, serasi dan optimal
sesuai dengan kebijaksanaan pembangunan Kabupaten Bone dalam konteks
pembangunan Provinsi Sulawesi Selatan;
2 Terciptanya kebutuhan pembangunan dan kemampuan daya dukung
lingkungan melalui pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya alam dan
sumberdaya buatan;
3 Tercapainya keseimbangan pembangunan sektor dan antar wilayah/kawasan
yang terintegrasi dengan rencana-rencana pembangunan lainnya untuk
mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan, guna meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dan pertahanan dan keamanan.
1.3.2 SASARAN
Guna mewujudkan RTRW Kabupaten Bone yang berkualitas, maka sasaran
Penyusunan Revisi RTRW Kabupaten Bone 2010-2030 adalah:
1. Terumuskan pengelolaan kawasan berfungsi lindung dan kawasan budidaya;
2. Terumuskan pengelolaan kawasan perdesaan, kawasan perkotaan dan
kawasan strategis lainnya;
3. Terumuskan sistem kegiatan pembangunan dan sistem permukiman
perkotaan dan perdesaan;
4. Tersusunnya sistem prasarana wilayah yang meliputi prasarana transportasi,
pengairan, energi/listrik, telekomunikasi dan pengelolaan prasarana
lingkungan;
-
LAPORAN PENDAHULUANREVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN BONE 2011 -2031
I - 5
5. Terumuskan pengembangan kawasan-kawasan yang perlu diprioritaskan
pengembangannya dan penanganannya selama jangka waktu rencana;
6. Tersusunnya rencana penatagunaan lahan/tanah, air, udara, hutan, mineral,
sumberdaya manusia dan sumberdaya buatan yang merupakan bagian
integral dari perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang
wilayah.
1.3.3 FUNGSI
Fungsi-fungsi yang akan terumuskan dalam Penyusunan Revisi RTRW
Kabupaten Bone 2011-2031 adalah:
1. acuan dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)
dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
2. Acuan dalam pemanfaatan ruang/pengembangan wilayah Kabupaten Bone;
3. Acuan untuk mewujudkan keseimbangan pembangunan dalam wilayah kabupaten
Bone;
4. Acuan lokasi investasi dalam wilayah kabupaten Bone yang dilakukan pemerintah,
masyarakat, dan swasta;
5. pedoman untuk penyusunan rencana rinci tata ruang di wilayah kabupaten Bone;
6. dasar pengendalian pemanfaatan ruang dalam penataan/pengembangan wilayah
kabupaten Bone yang meliputi penetapan peraturan zonasi, perizinan, pemberian
insentif dan disinsentif, serta pengenaan sanksi; dan
7. acuan dalam administrasi pertanahan.
1.3.4 KEGUNAAN
Kegunaan Peninjauan dan Penyusunan Revisi RTRW Kabupaten Bone
2010-2030 adalah sebagai acuan dalam penyusunan maupun pelaksanaan
program di Kabupaten Bone, yang antara lain:
-
LAPORAN PENDAHULUANREVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN BONE 2011 -2031
I - 6
1. Berguna bagi Departemen/Instansi Pusat dan Provinsi dalam penyusunan
program-program dan proyek-proyek pembangunan lima tahunan dan
tahunan secara terkoordinasi dan terintegrasi;
2. Berguna bagi pemerintah Kabupaten Bone dalam penyusunan program dan
proyek pembangunan lima tahunan dan tahunan wilayah Kabupaten Bone;
3. Berguna bagi Pemerintah Kabupaten Bone sebagai acuan dalam penetapan
investasi yang dilaksanakan pemerintah, masyarakat dan swasta. Sebagai
acuan dalam perizinan pemanfaatan ruang lokasi pembangunan serta
pelaksanaan kegiatan pembangunan di wilayah Kabupaten Bone;
4. Berguna bagi Pemerintah Kabupaten Bone dalam penyusunan Rencana Detail
dan Rinci Tata Ruang Kawasan Strategis.
Kedudukan fungsi dan kegunaan RTRW Kabupaten Bone dalam Hirarki
Rencana Tata Ruang Nasional, Provinsi dan Kabupaten dapat dilihat pada
Gambar 1.1.
-
LAPORAN PENDAHULUANREVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN BONE 2011 -2031
I - 7
Gambar 1.1:Kedudukan Penyusunan RTRW Kabupaten Bone 2010-2030Dalam Hirarki Rencana Tata Ruang Provinsi dan Nasional
Kebijakan, Visi danMisi Nasional
Kebijakan, Visi danMisi Provinsi Sulsel
Kebijakan, Visi danMisi Kab. Lutim
RPJM/PNasional
RPJM/PProvinsi Sul Sel
RPJM/PKabupaten Bone
Rencana Struktur danPola Ruang RTRW
Nasional
Rencana Struktur danPola Ruang RTRW
Provinsi Sulsel
Rencana Tata RuangWilayah (RTRW)Kabupaten Bone
Rencana RinciKabupaten Bone
RDTR & ZR KawasanStrategis
RTBL/RTRK KawasanKabupaten Bone
Nasional
Provinsi
Kabupaten
-
LAPORAN PENDAHULUANREVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN BONE 2011 -2031
I - 8
1.4 AZAS PENYUSUNAN REVISI RTRW KABUPATEN BONE
Azas Fungsi Utama. Pemanfaatan ruang dilakukan berdasarkan fungsi utama
perlindungan dan budidaya.
Azas Fungsi Kawasan dan Kegiatan. Pemanfaatan ruang dilakukan berdasarkan
fungsi kawasan dan kegiatan yang meliputi kawasan perdesaan, kawasan
perkotaan, dan kawasan tertentu.
Azas Manfaat. Pemanfaatan ruang dilakukan secara optimal dan harus
tercermin di dalam penentuan jenjang, fungsi pelayanan kegiatan dan sistim
jaringan prasarana wilayah.
Azas kelestarian Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup. Menciptakan hubungan
yang serasi antarmanusia dan lingkungan yang tercermin dari pola intensitas
pemanfaatan ruang atau pemberian fungsi tertentu pada suatu kawasan.
Azas Berkelanjutan. Penataan ruang harus menjamin kelestarian, kemampuan
daya dukung sumberdaya alam dengan memperhatikan kepentingan lahir dan
bathin antargenerasi.
Azas Keterbukaan. Setiap orang/pihak dapat memperoleh keterangan mengenai
produk perencanaan tata ruang dan proses yang ditempuh dalam penataan
ruang.
Azas Keseimbangan dan Keserasian. Keseimbangan dan keserasian struktur dan
pola pemanfaatan ruang bagi persebaran penduduk antarkawasan serta
antarsektor dan daerah dalam satu kesatuan wawasan nusantara, serta
keserasian fungsi dan intensitas pemanfaatan ruang dalam wilayah kabupaten.
Di samping azas tersebut di atas, RTRW Kabupaten Bone harus
mencerminkan adanya sinergitas wilayah dan kesesuaian pemanfatan ruang,
dimana kemampuan wilayah secara keseluruhan dapat berkembang dan
meningkat akibat terciptanya interaksi atau keterkaitan fungsional yang optimal
-
LAPORAN PENDAHULUANREVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN BONE 2011 -2031
I - 9
antara unit-unit wilayah/ kawasan yang ada, antara lain berwujud keterkaitan
dan atau saling ketergantungan antarunit wilayah/kawasan yang mendorong
berkembangnya arus pertukaran barang dan jasa.
Kesesuaian pemanfaatan ruang dimaksudkan bahwa dalam proses
penataan ruang perlu diperhatikan aspek kesesuaian antara kebutuhan kegiatan
usaha di satu pihak dengan kemampuan wilayah/kawasan di lain pihak, dengan
demikian dapat dicapai optimasi pemanfaatan ruang dan sekaligus menghindari
konflik pemanfatan ruang antarsektor sedini mungkin. Kesesuaian tersebut
menjadi kesesuaian ekologis dan kesesuaian sosio ekonomis.
1.5 RUANG LINGKUP
Bahasan sub bab ini akan dijelaskan tentang substansi penyusunan Revisi
RTRW Kabupaten Bone 2010-2030, batasan wilayah perencanaan dan dimensi
waktu rencana termasuk tingkat kedalaman materi.
1.5.1 MATERI RTRW KABUPATEN BONE
Substansi Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bone
2011-2031 memuat arahan pengembangan wilayah yang meliputi:
Potret awal (potensi dan permasalahan) wilayah Kabupaten Bone
Tujuan dan sasaran pengembangan ruang wilayah Kabupaten Bone
Arahan pengembangan tata ruang wilayah Kabupaten Bone
Rencana pengelolaan kawasan lindung dan kawasan budidaya
Rencana pengelolaan kawasan perkotaan, perdesaan dan kawasan strategis
Rencana perwilayah pembangunan dan sistem permukiman
Rencana sistem sarana dan prasarana utama wilayah
-
LAPORAN PENDAHULUANREVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN BONE 2011 -2031
I - 10
Penatagunaan tanah, air, dan penatagunaan sumberdaya alam lainnya
Rencana tahapan pelaksanaan, indikasi dan pembiayaan program
pembangunan
1.5.2 WILAYAH PERENCANAAN REVISI RTRW KABUPATEN BONE
Wilayah perencanaan Penyusunan Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Kabupaten Bone Tahun 2011-2031 adalah mencakup seluruh wilayah
administratif Kabupaten Bone (kawasan perkotaan, perdesaaan, kawasan pesisir
dan kawasan lainnya) sebagai satu kesatuan wilayah (Gambar 1.2 dan Gambar
1.3).
1.5.3 DIMENSI WAKTU PERENCANAAN
Jangka waktu Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bone adalah
20 (dua puluh) tahun dalam periode Tahun 2011-2031 yang dibagi ke dalam
program pembagunan 5 (lima) tahunan.
1.5.4 TINGKAT KEDALAMAN MATERI
Penyusunan Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bone
2011-2031 dimaksudkan adalah rencana tata ruang setingkat wilayah administrasi
Kabupaten Bone dengan tingkat kedalaman setara dengan ketelitian peta Skala
1:50.000.
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bone juga
merupakan penjabaran dari Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRWP) Provinsi
Sulawesi Selatan ke dalam strategi pelaksanaan, pemanfaatan ruang wilayah
Kabupaten Bone, yang meliputi: (1) Tujuan Pemanfaatan Ruang, (2) Rencana
-
LAPORAN PENDAHULUANREVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN BONE 2011 -2031
I - 11
Struktur dan Pola Pemanfaatan Ruang, (3) Rencana Umum Tata Ruang Wilayah,
(4) Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kabupaten Bone (Gambar 1.4).
1.6 DASAR HUKUM
Dasar hukum bagi kewenangan dan tugas pemerintah di dalam
perencanaan, pemanfaatan dan pengaturan serta pengendalian tata ruang wilayah
Kabupaten Bone berdasarkan lingkup skala, antara lain:
Pasal 33 ayat (3) UUD 1945;
Undang undang No. 4 Prp Tahun 1960 Tentang Perairan Indonesia;
Undang undang No. 1 Tahun 1973, tentang Landasan Kontinental;
Undang undang No. 38 Tahun 2004, tentang Jalan;
Undang undang No. 17 Tahun 1985, tentang Ratifikasi Konvensi Hukum Laut
Internasional;
Undang undang No. 5 Tahun 1990, tentang Konservasi SDA Hayati dan
Ekosistemnya;
Undang undang No. 4 Tahun 1992, tentang Permukiman dan Perumahan;
Undang undang No. 12 Tahun 1992, tentang Sistem Budidaya Tanaman;
Undang undang No. 23 Tahun 1997, tentang Pengelolan Lingkungan Hidup;
Revisi Undang undang. 22 Tahun 1999 menjadi UU No. 32 Tahun 2004,
tentang Otonomi Daerah;
Undang undang No. 25 Tahun 1999, tentang Perimbangan Keuangan Pusat
dan Daerah;
Undang undang No. 20 Tahun 1999, tentang Pengendalian Pencemaran Air;
Undang undang No. 27 Tahun 1999, tentang AMDAL;
-
LAPORAN PENDAHULUANREVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN BONE 2011 -2031
I - 12
Undang undang No. 74 Tahun 2001, tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya
dan Beracun;
Undang undang No. 26 Tahun 2007, tentang Penataan Ruang;
Undang-undang N0. 27 Tahun 2007, tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan
Pulau-pulau Kecil;
Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 1993, tentang AMDAL;
Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001, tentang Pengelolaan Kualitas dan
Pengendalian Pencemaran Air;
Peraturan Pemerintah 10 Tahun 2000, tentang Tingkat Ketelitian Peta untuk
Penataan Ruang Wilayah;
Peraturan Pemerintah No. 69 Tahun 1996 tentang Pelaksanaan Hak dan
Kewajiban serta Bentuk dan Tata Cara Peranserta Masyarakat dalam Penataan
Ruang;
Keppres No. 32 Tahun 1990, tentang Pengelolaan Kawasan Lindung;
Keppres No. 57 Tahun 1989, tentang Pengelolaan Kawasan Budidaya;
Permendagri No. 15 Tahun 1975, tentang Ketentuan-Ketentuan Mengenai Tata
Cara Pembebasan Tanah;
Permendagri No. 2 Tahun 1987 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Kota;
Permendagri No. 8 Tahun 1998 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang di
Daerah;
Permendagri No. 9 Tahun 1998 tentang Tata Cara Peran Serta Masyarakat
dalam Proses Perencanaan Tata Ruang di Daerah;
Kepmen Kehutanan No.301/KPTS-II/1991, tentang Inventarisasi Satwa yang
Dilindungi Undang-Undang dan/atau Bagian - Bagiannya yang Dipelihara
oleh Perseorangan;
-
LAPORAN PENDAHULUANREVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN BONE 2011 -2031
I - 13
Kepmen Lingkungan Hidup No.12/MENLH/3/94, tentang Pedoman Umum
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan;
Kepmen Lingkungan Hidup No. 57/MENLH/12/1995, tentang Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Terpadu/Multisektoral;
Kepmen Lingkungan Hidup No. 17 Tahun 2001, tentang Jenis Rencana Usaha
dan/atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup;
Keputusan Kepala Bapedal No. 8 Tahun 2000, tentang Peran Serta Masyarakat
Dalam Pelaksanaan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup;
Kepmen Kelautan dan Perikanan No. KEP 34/MEN/2002 tentang Pedoman
Umum Penataan Ruang Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil;
Kepmendagri No. 147 tahun 2004 Tentang Pedoman Koordinasi Penataan
Ruang Daerah;
Kepmendagri No. 650-658 tentang Keterbukaan Rencana Kota Untuk Umum;
Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan No. KEP-056
Tahun 1994, tentang Pedoman Mengenai Ukuran Dampak Lingkungan;
Instruksi Mendagri No. 14 Tahun 1988, tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau
di Wilayah Perkotaan;
Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Provinsi Sulawesi Selatan 2008;
Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP/M) Kabupaten Bone;
RTRW Kabupaten Bone Tahun 2000
-
LAPORANPENDAHULUAN
RE
VIS
IR
EN
CA
NA
TA
TA
RU
AN
GW
ILA
YA
H(R
TR
W)
KA
BU
PA
TE
NB
ON
E2011
-2031
I-
14
Gam
bar
1.2P
etaA
dm
initrasi
Kab
up
atenB
on
e
-
LAPORANPENDAHULUAN
RE
VIS
IR
EN
CA
NA
TA
TA
RU
AN
GW
ILA
YA
H(R
TR
W)
KA
BU
PA
TE
NB
ON
E2011
-2031
I-
15
Gam
bar
1.3P
etaP
eng
gu
naan
Lah
anK
abu
paten
Bo
ne
-
LAPORANPENDAHULUAN
RE
VIS
IR
EN
CA
NA
TA
TA
RU
AN
GW
ILA
YA
H(R
TR
W)
KA
BU
PA
TE
NB
ON
E2011
-2031
I-
16
Gam
bar
1.4A
lur
Pem
ikiran
Pen
yu
sun
anR
encan
aT
ataR
uan
gW
ilayah
(RT
RW
)K
abu
paten
Bo
ne
ISU
PE
MB
AN
GU
NA
NW
ILA
YA
H
G
lob
alis
asi
D
ese
ntra
lisa
si
P
artis
ipa
tif
Pra
sara
na
dan
Sara
na
Pem
bia
yaan
Pengalo
kasia
n
Urb
anisa
sidan
Kependuduka
n
Penganggura
ndan
Kem
iskinan
D
egra
dasi
Lingku
ngan
Pesisir
dan
Laut
KE
BIJA
KS
AN
AA
NP
EM
BA
NG
UN
AN
WIL
AY
AH
Sekto
ralPem
bangunan
Spasia
lEkste
rnaldan
Inte
rnal
KO
ND
ISI
SIS
TE
ME
KO
NO
MI
KO
ND
ISI
KE
PE
ND
UD
UK
AN
Stru
ktur
&Kepadata
n
Sebara
n/D
istribusi
Pertu
mbuhan
PE
NG
GU
NA
AN
LA
HA
N
Budid
aya
N
on
Budid
aya
KO
ND
ISI
PR
AS
RA
NA
DA
NS
AR
AN
A
Tra
nsp
orta
si
Air
Bersih
Tele
kom
unika
si
Listrik
Dra
inase
Sam
pah
Fasilita
sSosia
l,Budaya
dan
Eko
nom
is
AN
ALIS
ISK
EB
IJA
KA
N
KIN
ER
JA
PR
AS
AR
AN
AD
AN
SA
RA
NA
WIL
AY
AH
AN
ALIS
ISD
AYA
DU
KU
NG
LAH
AN
KE
BIJ
AK
SA
NA
AN
PE
MB
AN
GU
NA
ND
AN
AR
AH
AN
RE
NC
AN
APE
MA
NFA
ATA
NR
UA
NG
WIL
AYA
H
AN
ALIS
ISSO
SIA
LEKO
NO
MI
WILA
YAH
AN
ALIS
ISS
DA
DA
N
SD
M
AN
ALIS
ISS
TR
UK
TU
RD
AN
PO
LA
PE
MA
NFA
ATA
N
RU
AN
GYA
NG
AD
A
DA
N
RU
MU
SA
NE
ST
IMA
SI
RE
NC
AN
AR
TR
W
Kebutu
han
dan
Pelu
ang
Pengem
bangan
Wila
yah
H
ubungan
Fungsio
nalKaw
asa
nD
idala
mdan
Dilu
ar
Wila
yah
VIS
IP
EM
BA
NG
UN
AN
WIL
AY
AH
H
ara
pan
dan
Kein
gin
an
Fungsi
Wila
yah
RT
RW
WIL
AY
AH
KA
BU
PA
TE
N:
Pengelo
laan
Kaw
asa
nLin
dung
dan
Kaw
asa
nBudid
aya
Pengelo
laan
Kaw
asa
nTerte
ntu
Siste
mKegia
tan
dan
Pusa
t-Pusa
tPerm
ukim
an
Siste
mSara
na
dan
Pra
sara
na
Seku
nder,
TG
T,TG
A,TG
U,dan
SD
A
Penta
hapan
dan
Prio
ritas
Pengem
bangan
AN
ALIS
ISSO
SIA
LD
AN
EKO
NO
MI
AN
ALIS
ISD
EM
OG
RAFI
IDE
NT
IFIK
AS
IP
OT
EN
SI,
PERM
ASALA
HAN
,TAN
TAN
GAN
,PELU
AN
GPEM
BAN
GU
NAN
WILA
YAH
KAB.LU
WU
TIM
UR
-
LAPORAN PENDAHULUANREVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN BONE
2.1 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PPROVINSI SULSEL
Strategi dasar Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP)
Selatan Tahun 2025 adalah, sebagai
1. Menciptakan lingkungan yang kondusif terhadap pengembangan
kelembagaan yang memungkinkan peningkatan intensitas dan kualitas
partisipasi segenap lapisan masyarakat dalam semua aspek pembangunan
daerah;
2. Lingkungan yang kondusif hanya dapat terbentuk oleh adanya
kelembagaan pemerintah yang berwibawa, efisien dan efektif serta bersih
dari KKN, sehingga mampu menyediakan keamanan, kepastian hukum
serta akses yang proporsional terhadap berbagai sumberdaya,
termasuksumberdaya keuangan.
3. Strategi utama adalah meningkatkan kualitas choice dan voice bagi dan
oleh segenap elemen wilayah dan masyarakat Sulawesi Selatan.
4. Untuk tahap awal 2006
penggerak-mula (prime mover) untuk berkembang secara mandiri oleh
karena itu, kelembagaan pemerintah perlu ditingkatkan kapasitas dan
LAPORAN PENDAHULUANWILAYAH (RTRW) KABUPATEN BONE 2011 - 2031
BAGIAN
Kebijakan dan PotensiPembangunan
Kabupaten
PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG (RPJP)PROVINSI SULSEL
Strategi dasar Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP)
Tahun 2025 adalah, sebagai berikut :
Menciptakan lingkungan yang kondusif terhadap pengembangan
kelembagaan yang memungkinkan peningkatan intensitas dan kualitas
partisipasi segenap lapisan masyarakat dalam semua aspek pembangunan
Lingkungan yang kondusif hanya dapat terbentuk oleh adanya
kelembagaan pemerintah yang berwibawa, efisien dan efektif serta bersih
dari KKN, sehingga mampu menyediakan keamanan, kepastian hukum
serta akses yang proporsional terhadap berbagai sumberdaya,
termasuksumberdaya keuangan.
Strategi utama adalah meningkatkan kualitas choice dan voice bagi dan
oleh segenap elemen wilayah dan masyarakat Sulawesi Selatan.
Untuk tahap awal 2006-2010, tatanan Sulawesi Selatan masih memerlukan
mula (prime mover) untuk berkembang secara mandiri oleh
karena itu, kelembagaan pemerintah perlu ditingkatkan kapasitas dan
II - 1
GIAN KE DUA
ebijakan dan PotensiPembangunan
Kabupaten Bone
ANJANG (RPJP)
Strategi dasar Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Sulawesi
Menciptakan lingkungan yang kondusif terhadap pengembangan
kelembagaan yang memungkinkan peningkatan intensitas dan kualitas
partisipasi segenap lapisan masyarakat dalam semua aspek pembangunan
Lingkungan yang kondusif hanya dapat terbentuk oleh adanya
kelembagaan pemerintah yang berwibawa, efisien dan efektif serta bersih
dari KKN, sehingga mampu menyediakan keamanan, kepastian hukum
serta akses yang proporsional terhadap berbagai sumberdaya,
Strategi utama adalah meningkatkan kualitas choice dan voice bagi dan
oleh segenap elemen wilayah dan masyarakat Sulawesi Selatan.
2010, tatanan Sulawesi Selatan masih memerlukan
mula (prime mover) untuk berkembang secara mandiri oleh
karena itu, kelembagaan pemerintah perlu ditingkatkan kapasitas dan
-
LAPORAN PENDAHULUANREVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN BONE 2011 - 2031
II - 2
kualitasnya agar mampu berperan sebagai prime mover pengembangan
Sulawesi Selatan;
Disamping itu, upaya-upaya perlu pula difokuskan kepada pengembangan
dan peningkatan kualitas manusia Sulawesi Selatan. Dengan upaya ini
diharapkan akan mempercepat peningkatan kualitas tatanan Sulawesi Selatan
yang sepenuhnya mengacu kepada kelembagaan masyarakat yang memiliki
kemandirian.
Adapun agenda pembangunan Provinsi Sulawesi Selatan yang telah di
tetapkan adalah :
1. Peningkatan Kualitas Hidup
2. Peningkatan Kualitas Kelembagaan Pemerintah
3. Peningkatan Kualitas Interkoneksitas
4. Peningkatan Kualitas Kelembagaan Masyarakat
Arah Pembangunan Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2006 2025 sesuai
dengan misi pokok pembangunan Meningkatkan Kualitas Tatanan Wilayah
dan Masyarakat Sulawesi Selatan yaitu :
1. Pemerintahan
Pembangunan dibidang Pemerintahan diarahkan pada terciptanya
kelembagaan pemerintah yang terpercaya (transparan, konsisten dan akuntable),
efisien dan efektif.
2. Hukum
Pembangunan hukum diarahkan pada terciptanya dan berfungsinya sistem
hukum yang responsif yang mampu mendukung dan mendorong tumbuh
kembangnya kondisi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang
kondusif bagi peningkatan kualitas tatanan wilayah dan masyarakat
-
LAPORAN PENDAHULUANREVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN BONE 2011 - 2031
II - 3
3. Sumberdaya Alam Dan Lingkungan Hidup
Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup diarahkan pada
terciptanyan pembangunan berkelanjutan yang mengakomodasikan tujuan
ekonomi, sosial dan lingkungan secara terpadu. Dengan kebijakan ini, eksploitasi
sumber daya alam pada suatu wilayah tidak akan mengurangi kesempatan
wilayah tersebut untuk berkembang di masa yang akan datang.
4 . Pesisir Dan Kelautan
Pembangunan kelautan diarahkan pada terciptanya optimalisasi
pemanfaatan sumberdaya kelautan yang memperhatikan kelestarian dan
memposisikan sebagai basis utama pembangunan daerah.
5. Penataan Ruang
Penataan ruang diarahkan pada optimalisasi pemanfaatan ruang kawasan
budidaya.
6. Pembangunan Perkotaan Dan Perdesaan
Pembangunan perkotaan dan pedesaan diarahkan pada optimalisasi
fungsi ruang untuk industri, perdagangan, jasa yang kompetitif dan pemukiman
yang menyenangkan (liveable) serta budidaya pertanian yang didukung dengan
keterkaitan desa-kota yang tinggi.
7. Pembangunan Permukiman Dan Perumahan
Tujuan pokok pembangunan permukiman adalah meningkatkan
ketersediaan rumah dan permukiman yang terjangkau oleh masyarakat
khususnya masyarkat berpendapatan rendah, dan meningkatkan sistem
permukiman yang teratur, layak huni, berbudaya, ramah lingkungan, dan efesien.
8. Pengembangan Wilayah
Pengembangan wilayah diarahkan pada optimalisasi pemanfaatan
sumberdaya melalui keterpaduan antar sektor dan antar kawasan.
-
LAPORAN PENDAHULUANREVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN BONE 2011 - 2031
II - 4
9. Pembangunan Daerah
Pembangunan daerah diarahkan pada penguatan kemandirian dalam
pengelolaan pembangunan daerahnya dan membangun jaringan kerjasama
dengan daerah lain.
10. Keamanan, Ketentraman, Dan Ketertiban Masyarakat
Pembangunan dibidang keamanan, ketentraman dan ketertiban
masyarakat diarahkan pada terciptanya situasi dan kondisi yang kondusif bagi
terselenggaranya pembangunan wilayah.
11. Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi
Pembangunan dibidang Iptek diarahkan pada penelitan dan
pengembangan serta penerapan teknologi dalam mengantisipasi era globalisasi
yang menciptakan percepatan kesejajaran dan kesetaraan dengan daerah lain.
2.2 KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KABUPATEN BONE
2.2.1 Visi dan Misi Pembangunan
Visi Kabupaten Bone Tahun 2005-2025, adalah : Bone yang lebih sejahtera,
demokratis, berkeadilan, damai dan agamis. Dengan visi tersebut, diharapkan
Kabupaten Bone dua puluh tahun mendatang, terwujud menjadi :
1. Sejahtera, diukur dengan: (a) meningkatnya kualitas hidup masyarakat;
(b) berkurangnya angka kemiskinan dan pengangguran; (c) meningkatnya
pemberdayaan koperasi, usaha kecil dan menengah; (d) meningkatnya pemerataan
pembangunan antar wilayah; (e) meningkatnya mutu lingkungan hidup dan
pengelolaan sumber daya alam; (f) peningkatan peran perempuan dan
perlindungan anak; dan (g) meningkatnya pengelolaan kependudukan dan
keluarga kecil berkualitas.
2. Maju, yang diukur dengan : (a) meningkatnya investasi; (b) meningkatnya
pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita masyarakat; (c) meningkatnya
pengelolaan perusahaan daerah; (d) meningkatnya pembangunan infrastruktur.
-
LAPORAN PENDAHULUANREVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN BONE 2011 - 2031
II - 5
3. Berdayasaing, diukur dengan : (a) meningkatnya produksi dan produktivitas
berbasis keunggulan kompetitif; (b) terbangunnya keterkaitan sistem produksi,
distribusi, dan pelayanan; (c) berkembangnya keprofesian serta penguasaan dan
pemanfaatan teknologi.
4. Demokratis, diukur dengan : (a) semakin mantapnya kelembagaan demokrasi;
(b) meningkatnya kualitas pelaksanaan otonomi daerah; (c) terjaminnya kebebasan
pers dan media massa dalam mengkomunikasikan kepentingan masyarakat;
(d) meningkatnya tatanan masyarakat sipil.
5. Berkeadilan, diukur dengan : (a) tegaknya supremasi hukum; (b) penghapusan
segala bentuk diskriminasi; (c) peningkatan pemahaman terhadap hak asasi
manusia; dan (d) peningkatan peran perempuan dan perlindungan anak.
6. Damai diukur : (a) rendahnya tingkat kriminal, terror, intimidasi; (b) meningkatnya
stabilitas keamanan dan ketertiban; (c) meningkatnya harmonisasi kehidupan
bermasyarakat; dan (d) Pengembangan kebudayaan berdasarkan nilai-nilai luhur
dalam masyarakat.
7. Agamis, diukur dengan : (a) semakin kuatnya jatidiri dan karakter masyarakat yang
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; (b) semakin terpeliharanya kerukunan
internal dan antar umat beragama.
MISI pembangunan Kabupaten Bone tahun 2005-2025 sebagai berikut :
1. Mewujudkan kualitas SDM yang tangguh dengan prioritas mencerdaskan dan
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui : reorientasi kebijakan
pendidikan dan pelatihan; demokratisasi pendidikan bagi seluruh warga
masyarakat; meningkatkan kemampuan konseptual, teknis dan manajerial;
meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan masyarakat terutama
penduduk miskin; mengembangkan cara penyelenggaraan pendidikan dan
penyuluhan kesehatan sesuai dengan perkembangan teknologi dan informasi;
menanamkan pola hidup bersih dan sehat, pola makan gizi seimbang di lingkungan
keluarga; meningkatkan upaya terpadu untuk makin menjamin kecukupan pangan
dan perbaikan gizi masyarakat.
2. Mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bertanggungjawab,
melalui : peningkatan penerapan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik;
-
LAPORAN PENDAHULUANREVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN BONE 2011 - 2031
II - 6
meningkatkan efektivitas pengawasan aparat; peningakatan budaya kerja aparatur
yang bermoral, professional, produktif dan bertanggungjawab; peningkatan
pemberdayaan pemerintah daerah, dunia usaha dan masyarakat; meningkatkan
peran dan fungsi kelembagaan pemerintah daerah secara efektif dan responsive;
meningkatkan efektivitas dan efisiensi ketatalaksanaan dan prosedur; meningkatkan
kapasitas sumberdaya aparatur; meningkatkan kualitas pelayanan publik.
3. Mewujudkan demokratisasi dalam segala aspek kehidupan dan menjamin tegaknya
supremasi hukum, melalui : peningkatan kelembagaan demokrasi yang kokoh;
memperkuat tatanan masyarakat sipil; meningkatkan kualitas pelaksanaan otonomi
daerah; mendukung pengembangan dan kebebasan media; meningkatkan
penegakan hukum secara adil, konsekuen, dan tidak diskriminatif; meningkatkan
kerjasama yang harmonis antara kelompok/golongan dalam masyarakat;
meningkatkan pemahaman terhadap hak azasi manusia.
4. Mewujudkan peningkatan produksi, produktivitas dan nilai tambah hasil-hasil
potensi daerah yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan, melalui :
peningkatan pengamanan lahan sawah di daerah irigasi berproduktivitas tinggi;
meningkatkan populasi hewan ternak; meningkatkan diversifikasi pangan;
meningkatkan pemanfaatan sumberdaya perikanan; mengembangkan usaha
pertanian terpadu dengan konsep agribisnis; meningkatkan daya saing produksi
pertanian dan perikanan; penguatan sistem pemasaran dan manajemen usaha dalam
mendukung pengembangan agro industri; peningkatan nilai tambah dan manfaat
hasil hutan; peningkatan partisipasi masyarakat dengan pengembangan hutan
tanaman; memperkuat lembaga pertanian dan perdesaan; mengelola sumberdaya
kelautan secara lestari; meningkatkan upaya konservasi laut, pesisir, dan
merehabilitasi ekosistem yang rusak, mengendalikan pencemaran dan perusakan
lingkungan hidup; mengutamakan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan;
peningkatan pengelolaan lingkungan hidup; membangun kesadaran masyarakat
agar peduli pada isu lingkungan.
5. Mewujudkan stabilitas keuangan daerah, peningkatan investasi, dan
penanggulangan kemiskinan, melalui : peningkatan penerimaan daerah dan efisiensi
belanja daerah serta mengupayakan penurunan defisit anggaran secara bertahap;
peningkatan penerimaan pendapatan asli daerah; peningkatan efektivitas dan
-
LAPORAN PENDAHULUANREVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN BONE 2011 - 2031
II - 7
efisiensi pengeluaran daerah; memacu aturan main yang jelas dalam prosedur
perijinan dan pengelolaan usaha; menjamin kepastian usaha dan meningkatkan
kepastian hukum terutama berkenaan dengan kepentingan untuk menghormati
kontrak usaha dan menjaga hak kepemilikan; merumuskan sistem insentif dalam
rangka menarik investor; pengembangan sistem informasi penanaman modal;
menyiapkan potensi sumberdaya, sarana dan prasarana yang terkait dengan
investasi; penanggulangan kemiskinan ditempuh melalui upaya pemenuhan hak
atas pangan, layanan kesehatan, layanan pendidikan, perumahan, air bersih, rasa
aman, dan hak untuk berpartisipasi.
6. Mewujudkan kesejahteraan sosial, kualitas beragama, pengembangan budaya,
peranan perempuan dan perlindungan anak serta pemuda, dan olah raga, melalui :
peningkatan pemberdayaan fakir miskin, penyandang cacat, dan kelompok rentan
sosial lainnya; meningkatkan kualitas hidup bagi penyandang masalah kesejahteraan
sosial; memperkuat ketahanan sosial masyarakat berlandaskan prinsip kemitraan
dan nilai-nilai sosial budaya daerah; meningkatkan pelayanan bagi korban bencana
alam dan sosial; meningkatkan prakarsa dan pern aktif masyarakat dalam
penyelenggaraan pembangunan kesejahteraan sosial; meningkatkan kualitas
pelayanan serta kulitas kehidupan beragama; mengembangkan modal sosial;
reaktualisasi nilai-nilai kearifan sosial; meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap
budaya dan produk-produk lokal; meningkatkan peran perempuan dalam proses
politik dan jabatan politik; meningkatkan kepedulian anti kekerasan terhadap
perempuan dan anak; memperkuat kelembagaan koordinasi dan jaringan
pengarusutamaan gender dan anak; meningkatkan peran serta pemuda dalam
pembangunan sosial, politik, ekonomi, budaya, dan agama; meningkatkan potensi
pemuda dalam kewirausahaan, kepeloporan, dan kepemimpinan dalam
pembangunan; melindungi segenap generasi muda dan budaya penyalahgunaan
narkoba, minuman keras, dan penyakit menular seksual; meningkatkan manajemen
dan pengembangan olah raga; meningkatkan akses dan partisipasi masyarakat
dalam peningkatan kesehatan dan kebugaran jasmani; meningkatan sarana dan
prasarana olah raga; meningkatkan upaya pembibitan dan pengembangan prestasi
olah raga.
-
LAPORAN PENDAHULUANREVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN BONE 2011 - 2031
II - 8
7. Mewujudkan keamanan, ketertiban dan harmonisasi antar kelompok masyarakat,
melalui : peningkatan peran serta masyarakat dan profesionalisme institusi yang
terkait dengan masalah keamanan; meningkatkan tertib dan tegaknya hukum;
terselenggaranya perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat;
memberdayakan organisasi-organisasi kemasyarakatan, sosial keagamaan, dan
lembaga sosial masyarakat dalam mencegah dan mengoreksi ketidakadilan,
diskriminasi, dan ketimpangan sosial;memantapan peran pemerintah daerah sebagai
fasilitator dan mediator dalam menjaga dan memelihara keamanan, perdamaian, dan
harmoni dalam masyarakat; menerapkan kebijakan komunikasi dan informasi sesuai
dengan asas keterbukaan dan pemerataan akses informasi.
2.2.2. Arah Pembangunan Jangka Panjang
Arah pembangunan Kabupaten Bone tahun 2005-2025 memuat kebijakan rencana
pembangunan jangka panjang daerah untuk menjadi pedoman pelaksanaan
pembangunan di berbagai aspek dalam mendukung terwujudnya visi Kabupaten Bone
pada tahun 2025. Selanjutnya arah kebijakan pembangunan daerah dijabarkan sebagai
berikut :
a) Mewujudkan kualitas SDM yang tangguh dengan prioritas mencerdaskan dan
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
1. Reorientasi Kebijakan Pendidikan dan pelatihan agar tanggap terhadap
dinamika pembangunan dan permintaan pasar tenaga kerja.
2. Demokratisasi pendidikan bagi seluruh warga masyarakat untuk mendapatkan
haknya dalam pendidikan.
3. Peningkatan kemampuan konseptual, teknis dan manajerial.
4. Peningkatan Kualitas Pendidikan.
5. Peningkatan cakupan dan pelayanan mutu pelayanan kesehatan masyarakat
terutama penduduk miskin.
6. Penanaman kebiasaan pola hidup sehat, pola makan gizi seimbang, dan
peningkatan kegiatan olahraga di lingkungan keluarga dan masyarakat.
7. Peningkatan upaya terpadu untuk menjamin kecukupan pangan dan perbaikan
gizi masyarakat.
8. Meningkatkan kegiatan olah raga di tengah masyarakat, sejak dini.
-
LAPORAN PENDAHULUANREVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN BONE 2011 - 2031
II - 9
b) Mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bertanggung jawab
1. Meningkatnya penerapan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik pada
semua tingkat dan lini pemerintahan.
2. Meningkatkan efektifitas pengawasan aparat melalui koordinasi dan sinergi
pengawasan internal, eksternal dan pengawasan masyarakat.
3. Peningkatan pemberdayaan pemerintah daerah, dunia usaha dan masyarakat.
4. Peningkatan peran dan fungsi kelembagaan pemerintah daerah secara efektif
dan responsif.
5. Peningkatan efektifitas dan efisiensi ketatalaksanaan dan prosedur.
6. Peningkatan kualitas pelayanan publik terutama pelayanan dasar, pelayanan
umum dan pelayanan unggulan.
c) Mewujudkan demokratisasi dalam segala aspek kehidupan dan menjamin tegaknya
supremasi hukum.
1. Memperkuat tatanan masyarakat sipil.
2. Peningkatan kualitas pelaksanaan otonomi daerah
3. Mewujudkan demokrasi melalui pendidikan dan pelatihan untuk menciptakan
keadilan sosial bagi seluruh masyarakat
4. Mewujudkan tegaknya supremasi hukum disegala bidang untuk menciptakan
rasa aman dan tentram bagi seluruh masyarakat
d) Mewujudkan peningkatan produksi, produktifitas dan nilai tambah hasil-hasil
potensi daerah secara berkelanjutan dan berwawasan lingkungan
1. Peningkatan pengamanan lahan sawah didaerah irigasi berproduktifitas tinggi
menuju kemandirian pangan
2. Peningkatan populasi hewan ternak
3. Peningkatan diversifikasi pangan
4. Peningkatan pemanfaatan sumberdaya perikanan
5. Pengembangan usaha pertanian secara terpadu dengan konsep agribisnis
6. Peningkatan daya saing produksi pertanian dan perikanan melalui upaya
peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil pertanian dan perikanan serta
sistem standar mutu
-
LAPORAN PENDAHULUANREVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN BONE 2011 - 2031
II - 10
7. Penguatan sistem pemasaran dan manajemen usaha untuk kelola resiko usaha
pertanian dalam mendukung pengembangan agroindustri
8. Peningkatan nilai tambah dan manfaat hasil hutan dan peningkatan partisipasi
masyarakat dalam pengembangan hutan tanaman industri
9. Perkuatan kelembagaan pertanian dan perdesaan untuk meningkatkan akses
petani dan nelayan terhadap sarana produksi, dan meningkatkan skal
pengusahaan yang dapat meningkatkan posisi tawar petani dan nelayan
10. Pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup diwilayah pesisir,
laut dan air tawar
11. Pengarusutamaan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan ke seluruh bidang
pembangunan
12. Peningkatan koordinasi pengelolaan lingkungan hidup
13. Membangun kesadaran masyarakat agar peduli pada isu lingkungan hidup dan
berperan aktif sebagai kontrol sosial dalam memantau kualitas lingkungan hidup
14. Pemanfaatan Keunggulan Kompetitif dalam rangka menciptakan struktur
ekonomi produktif dan berbasis masyarakat.
e) Mengembangkan kemampuan untuk memperluas target pasar regional, nasional dan
internasional secara proporsional dan berkelanjutan
1. Kota Watampone Sebagai Pusat Perdagangan Regional
2. Integrasi Pengembangan Kota Desa
3. Pengentasan Kemiskinan Secara Terpadu
4. Pemanfaatan Teknologi Jasa (e-services)
f) Mewujudkan ketahanan sosial budaya melalui peningkatan kesejahteraan sosial,
kualitas beragama, pengembangan budaya dan pariwisata, peran perempuan,
pemuda dan olah raga
1. Terwujudnya Bone Sebagai Pusat Studi Budaya Bugis
2. Peningkatan Peran Perempuan dan pengarusutamanaan gender
3. Pembinaan pemuda dan olah raga
4. Terwujudnya kerukunan beragama melalui peningkatan pemahaman nilai-nilai
dan ajaran agama
-
LAPORAN PENDAHULUANREVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN BONE 2011 - 2031
II - 11
g) Mewujudkan keamanan, ketertiban dan harmonisasi antar kelompok masyarakat.
1. Meningkatnya peran serta masyarakat dan profesionalisme institusi yang terkait
dengan masalah keamanan.
2. Terselenggaranya perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada
masyarakat.
3. Pemberdayaan organisasi-organisasi kemasyarakatan, sosial keagamaan dan
lembaga-lembaga swadaya masyarakat dalam mencegah dan mengoreksi
keadilan, diskriminasi dan ketimpangan sosial.
4. Memantapkan peran pemerintah daerah sebagai fasilitator dan mediator dalam
menjaga dan memelihara keamanan, perdamaian dan harmoni dalam
masyarakat.
2.3 REVIEW RTRW KABUPATEN BONE TAHUN 2000
2.3.1 Rencana Struktur Tata Ruang
Struktur tata ruang digunakan untuk mengarahkan dan membentuk tata
ruang jenjang pusat-pusat pelayanan wilayah dan jaringan transportasi serta
sarana dan prasarana wilayah untuk mendukung pusat-pusat pelayanan wilayah.
Arahan struktur tata ruang mengacu pada azas demokratisasi dan sinergi wilayah
untuk mencapai tingkat kemudahan dan proporsional bagi masyarakat untuk
menikmati pelayanan.
Guna memaksimalkan struktur tata ruang, sehingga dapat membentuk
suatu sistem terpadu yang mampu memanfaatkan potensi Kabupaten Bone yang
pada akhirnya akan meningkatkan daya saing kabupaten, maka dibutuhkan
hirarki tingkatan pusat dan sub pusat pengambangannya. Pusat dan sub pusat
pengembangan ini, nantinya berfungsi untuk melayani aktivitas penduduk di
dalam wilayah itu sendiri dan wilayah belakangnya yang masih dalam wilayah
pengaruhnya. Tiap pusat-pusat yang terbentuk mempunyai ciri, karakteristik dan
fungsi yang berbeda satu dengan lainnya yang disebabkan oleh perbedaan fisik,
sosial budaya dan ekonomi termasuk dukungan teknologi yang memadai.
-
LAPORAN PENDAHULUANREVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN BONE 2011 - 2031
II - 12
Arahan struktur tata ruang wilayah Kabupaten Bone mencakup :
(1) struktur tata ruang yang dihasilkan mencerminkan adanya pusat-pusat
konsentrasi permukiman yang berfungsi sebagai pusat produksi, distribusi dan
pusat pemasaran secara hirarkis dan sistematis, (2) pusat simpul tersebut
berorientasi pasar dan atau mempunyai kelengkapan fasilitas sosial ekonomi
dalam jumlah yang relatif lebih baik dan mencukupi serta jumlah penduduk yang
mampu mendukung fungsi simpul tersebut.
Agar pengembangan wilayah dapat berfungsi secara menyeluruh dan
serasi di antara pusat-pusat dan sub pusat tersebut, maka perlu diciptakan
mekanisme yang dapat mengatur pertumbuhan pusat, sehingga dapat menunjang
antara satu dengan lainnya. Dalam hal ini semua ibukota kecamatan dalam
wilayah Kabupaten Bone merupakan pusat-pusat permukiman, demikian pula
dengan fasilitas sosial ekonominya, maka ibukota kecamatan tersebut
diasumsikan sebagai sub pusat pengembangan.
2.3.2 Rencana Pola Pemanfaatan Ruang
Rencana pemanfaatan ruang pada dasarnya berfungsi memberi pedoman
penetapan lokasi kegiatan yang sesuai dengan fungsi dominan kawasan-kawasan
di dalam wilayah perencanaan. Materi yang diatur adalah kriteria, lokasi dan luas
serta pengaturan pemanfaatan kawasan sesuai dengan fungsi dominannya
masing-masing.
Pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten Bone berdasarkan fungsi utamanya
secara makro meliputi kawasan lindung dan kawasan budidaya. Pemanfaatan
ruang pada kawasan lindung akan diarahkan pada pemantapan terhadap
kawasan berfungsi lindung yang telah ada, sedangkan kawasan budidaya
diarahkan untuk pengembangan kegiatan budidaya, baik permukiman/perkotaan
maupun budidaya produktif (pertanian, perkebunan, industri, pariwisata dan
sebagainya).
-
LAPORAN PENDAHULUANREVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN BONE 2011 - 2031
II - 13
1. Kawasan Lindung
Kawasan lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama
melindungi kelestarian kemampuan lingkungan hidup yang mencakup
sumberdaya alam, sumber daya buatan guna kepentingan pembangunan
berkelanjutan. Dengan semakin terbatasnya ruang, maka untuk menjamin
terselenggaranya kehidupan dan pembangunan yang berkelanjutan dan
terpeliharanya fungsi pelestarian, upaya pengaturan dan perlindungan terhadap
kawasan lindung perlu dituangkan dalam kebijaksanaan pengembangan pola tata
ruangnya.
Penetapan kawasan lindung di wilayah Kabupaten Bone pada dasarnya dijadikan
titik tolak di dalam pengembangan tata ruang wilayah yang berlandaskan pada
prinsip pembangunan berkelanjutan. Dalam pengertian ini, delineasi kawasan
lindung diintegrasikan dengan tata ruang wilayah secara keseluruhan. Setelah
kawasan lindung ditetapkan sebagai limitasi atau kendala di dalam
pengembangan wilayah, barulah kemudian dapat direkomendasikan arahan
kawasan budidaya untuk mengakomodasikan kebutuhan ruang untuk kegiatan
budidaya produksi maupun permukiman. Sehubungan dengan hal tersebut, maka
dilakukan delineasi terhadap kawasan lindung di Wilayah Kabupaten Bone.
Dalam konteks pengembangan Kabupaten Bone, pengelolaan kawasan lindung
yang ada perlu dimantapkan fungsinya karena terkait dengan kepentingan untuk
meningkatkan fungsi lindung terhadap tanah, air dan iklim (hidro-orologis) pada
wilayah belakangnya.
Mengacu pada Kepres N0. 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung,
kawasan lindung meliputi:
Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya,
Kawasan Perlindungan Setempat,
Kawasan Suaka Alam dan Cagar Budaya,
Kawasan Rawan Bencana
-
LAPORAN PENDAHULUANREVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN BONE 2011 - 2031
II - 14
Sesuai dengan kondisi wilayah, kawasan lindung yang perlu ditetapkan di
Kabupaten Bone sesuai dengan kriterianya masing-masing adalah:
1. Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya, yang
meliputi kawasan hutan lindung dan kawasan resapan air.
2. Kawasan Perlindungan Setempat, yang terdiri dari:
Semapadan Pantai
Sempadan Sungai
Sempadan di sekitar Waduk dan daerah tangkapan air
Kawasan sekitar Mata Air
3. Kawasan Suaka Alam dan Cagar Alam, meliputi:
Kawasan Pantai berhutan Bakau (mangrove),
Kawasan Suaka Alam laut dan Perairan lainnya,
Taman Nasional, Taman Hutan Raya, Taman Wisata Alam,
Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan.
Luas kawasan lindung di wilayah Kabupaten Bone seluas 57.714 Ha (12.66%) dan
tersebar di Kecamatan Lappariaja seluas 1.969 Ha, Kecamatan Lamuru seluas
31.500 Ha, Kecamatan Barebbo dengan luas 500 Ha, Kecamatan Cina 1.995 Ha,
Kecamatan SibuluE seluas 3.375 Ha, Kecamatan Ponre dengan luas 1.181 Ha,
Kecamatan Mare 3.806 Ha, Kecamatan Tonra 1.969 Ha dan Kecamatan Bontocani
11.419 Ha.
Upaya dan arahan untuk melestarikan kawasan hutan lindung yang perlu
dipertahankan dan tingkatkan dapat dilakukan melalui kebijakan yang sifatnya
mengikat, antara lain:
Pemantapan fungsi lindung bagi kawasan lindung yang masih dipertahankan,
Pengembalian fungsi lindung bagi kawasan lindung yang telah mengalami
tumpang tindih dengan kegiatan budidaya dapat mengganggu fungsi lindung,
-
LAPORAN PENDAHULUANREVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN BONE 2011 - 2031
II - 15
Pelarangan/pencegahan kegiatan budidaya pada kawasan lindung yang telah
ditetapkan,
Pembatasan kegiatan budidaya yang ada dengan tindakan konservasi secara
intensif,
Pemindahan kegiatan budidaya yang dapat mengganggu fungsi lindung.
Kawasan Suaka Alam merupakan kawasan pantai berhutan bakau, dimana
kondisi vegetasinya saat ini sudah semakin berkurang, sehingga perlu
direhabilitas. Berdasarkan hasil pengukuran dilapangan, luas hutan mangrove
adalah 102.98 Ha, yang tersebar di sepuluh kecamatan dengan perincian: (1)
Kecamatan Cenrana 12,80 Ha/12,43%, (2) Kecamatan Tellu SiattingE 5,69 Ha/ 5,53%,
(3) Kecamatan Awangpone 9,585 Ha/,30%, (4) Kecamatan T.R Timur 14,975 Ha/14,54%,
(5) Kecamatan Barebbo 4,77 Ha/4,63%, (6) Kecamatan SibuluE 17,745 Ha/17,23%, (7)
Kecamatan Mare 14,31 Ha/13,89%, (8) Kecamatan Tonra 14,055 Ha/13,65%, (9)
Kecamatan Salomekko 2,80 Ha/ 2,72%, (10) Kecamatan Kajuara 6,25 Ha/ 6,07.
Kawasan sempadan pantai dan sungai sebagai kawasan yang perlu mendapat
perlindungan setempat, mengingat sifatnya merupakan daerah rawan bencana, di
samping wilayah dengan tingkat kemiringan lereng di atas 40%. Mengacu pada
ketentuan Kepres No. 32 Tahun Tahun 1990, dimana sempadan pantai
direkomendasikan berjarak 100 Meter dari titik pasang tertinggi ke arah darat,
minimal 130 kali nilai rata-rata perbedaan air pasang tertinggi dan terendah
tahunan diukur dari garis air surut terendah ke arah darat. Sedangkan batas
delineasi sempadan sungai adalah 100 Meter (kiri dan kanan) sungai besar dan 50
Meter (kiri dan kanan) sungai kecil yang berada di luar kawasan permukiman.
Batas delineasi sempadan tersebut tidak diperkenankan adanya aktivitas
budidaya yang dikhawatirkan akan merusak tatanan tipe ekosistem, flora dan
fauna serta keunikan alam di sekitar kawasan tersebut.
Kawasan rawan bencana merupakan kawasan yang sering dan berpotensi tinggi
terjadinya bencana alam. Di wilayah Kabupaten Bone beberapa kawasan yang
-
LAPORAN PENDAHULUANREVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN BONE 2011 - 2031
II - 16
memungkinkan dilakukan perlindungan terhadap kondisi ini adalah pusat gempa
di sekitar Kota Watampone dan Taccipi (Kecamatan Ulaweng). Selain itu daerah
yang sering terjadi pergeseran tanah yang terdapat di Kecamatan Amali, Lamuru,
Lappariaja dan Kecamatan Bontocani sekitarnya.
Kawasan sekitar Mata Air yang perlu mendapat perlindungan dan pelestarian,
mengingat fungsinya untuk kemaslahatan utama penduduk, di samping
karakteristik penanganan dan pemanfaatannya yang perlu kehati-hatian guna
meningkatkan kemampuan debit air (liter/detik), mengingat kebutuhan air bersih
penduduk (melalui PDAM) Kota Watampone dan sekitarnya sangat tergantung
pada sumber Mata Air ini. Kemampuan cadangan air yang bersumber dari mata
air, diperkirakan sebesar 293 Liter/Detik, dimana yang dimanfaatkan baru 36.86%
(108 Detik/Liter). Sumber mata air tersebar di 8 titik lokasi (Wollangi, Batu-Batu,
Abbala, Ceppaga, Lamuru, Palattae, Panyili dan Waetuo).
Kawasan di sekitar Danau/Waduk/tangkapan air perlu mendapat perlindungan
yang sifatnya setempat yang berfungsi penting untuk mempertahankan
kelestarian. Bendungan Salomekko (1.722 Ha) dan Waduk Paropo (2.300 Ha), ),
pengembangan Waduk Sanrego ( 10.000 Ha), Paccapaseng (2.000 Ha), Waru-
Waru (2.300 Ha), Ponre-Ponre (10.000 Ha), Danau Ujung (450 Ha) dan daerah
tangkapan Air UloE (800 Ha) merupakan kawasan dengan penanganan
perlindungan delineasi di sekeliling tepian yang lebarnya proporsional dengan
bentuk dan kondisi fisik, antara 50 Meter sampai 100 Meter dari titik pasang
tertinggi ke arah darat.
Kawasan perlindungan ini sangat potensial untuk pengairan lahan persawahan,
sumber air baku, industri pariwisata dan lain-lain. Ke depan, upaya
rehabilitasi/penanganan dan pengelolaan DAS (hulu-hilir) sangat penting dengan
melibatkan beberapa kabupaten di sekitar Kabupaten Bone secara koordinatif
dengan membentuk regulasi melindungi kawasan tersebut dari kerusakan.
-
LAPORAN PENDAHULUANREVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN BONE 2011 - 2031
II - 17
Dalam kebijaksanaan pengelolaan kawasan lindung, diperlukan pendekatan yang
terintegrasi antara kepentingan pemanfaatan sumberdaya alam secara optimal
dengan pelestariannya. Dalam konteks ini diharapkan bahwa pemanfaatan ruang
dalam rangka pengembangan wilayah, diserasikan dengan kemampuan dan daya
dukung wilayahnya. Dikaitkan dengan kondisi pemanfaatan ruang eksisting,
delineasi kawasan lindung kemungkinan akan berhadapan dengan permasalahan
tumpang tindih dengan kegiatan budidaya yang dapat mengganggu fungsi
lindungnya.
Beberapa kasus permasalahan yang terjadi dan perlu mendapat perhatian
pemerintah Kabupaten Bone adalah:
Perambahan atau intervensi hutan lindung oleh masyarakat untuk kegiatan
perlandangan berpindah, sehingga menyebabkan semakin meluasnya lahan-
lahan kritis,
Kondisi eksisting pada kawasan hutan lindung yang ternyata sudah tidak
mempunyai fungsi lindung lagi,
Kegiatan budidaya yang telah lama berkembang yang menurut kriteria fisik
merupakan kawasan lindung,
dan permukiman yang telah berkembang lama di dalam kawasan lindung.
Oleh karena itu diperlukan kebijaksanaan pengendaliannya agar tidak
menggangu fungsi lindung yang telah ditetapkan. Di samping untuk mencegah
erosi, bencana banjir, sedimentasi, dan menjada hidro-orologis tanah untuk
menjamin ketersediaan unsur hara tanah, air tanah, dan air permukaan.
2. Kawasan Budidaya
Kawasan budidaya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk
dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumberdaya alam dan manusia
serta semberdaya buatan. Kawasan ini perlu dimanfaatkan secara terencana dan
terarah, sehingga dapat berdaya guna dan berhasil guna bagi hidup dan
-
LAPORAN PENDAHULUANREVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN BONE 2011 - 2031
II - 18
kehidupan manusia. Kawasan budidaya secara umum merupakan kawasan di
luar yang telah ditetapkan sebagai kawasan lindung.
Kawasan budidaya perlu diarahkan pengembangannya, setelah kawasan lindung
di delineasikan sebagai limitasi/kendala dalam pengembangan wilayah
Kabupaten Bone, sehingga tetap sesuai dengan daya dukung lingkungan.
Kawasan budidaya yang akan diarahkan pengembangannya sesuai dengan
potensi terdiri dari dua sub-kawasan budidaya, yaitu:
1. Sub Kawasan Budidaya Pertanian, yang mencakup:
Kawasan pertanian tanaman pangan (lahan basah dan kering)
Kawasan Tanaman Tahunan/perkebunan
Kawasan Peternakan dan Perikanan
2. Sub Kawasan Budidaya Bukan Pertanian, yang mencakup:
Kawasan Permukiman (perkotaan dan perdesaan)
Kawasan Industri, Pariwisata
Kawasan Pertambangan dan Mineral
Kriteria untuk mendelineasi kawasan/sub kawasan budidaya secara umum lebih
didasarkan pada faktor kesesuaian lahan dan kemampuan lahan untuk
dikembangkan. Kawasan budidaya di wilayah Kabupaten Bone seluas 398.186 Ha
atau 87.34% dari total luas wilayah. Klasifikasi kawasan budidaya seperti
diuraikan di atas terutama dikaitkan dengan fungsi utama pemanfaatan ruangnya
dalam menampung kebutuhan penduduk, naik untuk kegiatan produktif maupun
permukiman.
A. Kawasan Budidaya Pertanian
Didasarkan pada potensi, kesesuaian lahan dan kemampuan lahan, sektor
pertanian yang dapat dikembangkan di Wilayah Kabupaten Bone terdiri dari sub
sektor pertanian tanaman pangan, sub sektor perkebunan, sub sektor peternakan
-
LAPORAN PENDAHULUANREVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN BONE 2011 - 2031
II - 19
dan sub sektor Perikanan. Untuk itu perlu adanya arahan pemanfaatan ruang
untuk pengembangan kawasan/sub kawasan tersebut dalam jangka panjang.
Pengembangan kawasan budidaya pertanian secara umum, berdasarkan potensi
dan kesesuaian lahan akan di arahkan di seluruh wilayah Kabupaten Bone. Dalam
pengembangan kawasan pertanian, kebijaksanaan yang ditempuh adalah:
A1. Pertanian Tanaman Pangan
Untuk mewujudkan pengembangan kawasan pertanian tanaman pangan (lahan
basah dan kering) sesuai dengan potensinya, kebijaksanaan pemanfaatan ruang
dilakukan adalah:
Perluasan areal persawahan baru/pertanian tanaman pangan lahan basah,
Pengembangan prasarana pengairan untuk mendukung pengembangan
pertanian tanaman pangan lahan basah,
Pengendalian kegiatan lain yang mengkonversi lahan pertanian (alih fungsi
lahan) yang relatif subur dan potensial secara tegas
A2. Pertanian Tanaman Tahunan/Tanaman Keras (perkebunan)
Untuk mewujudkan pengembangan kawasan pertanian tanaman tahunan
kebijaksanaan pemanfaatan ruangnya adalah:
Pengembangan tanaman tahunan/perkebunan sesuai dengan
potensi/kesesuaian lahannya secara optimal,
Pemenfaatan lahan untuk tanaman tahunan/perkebunan harus disertai
dengan tindakan konservasi tanah yang baik,
Pemanfaatan lahan-lahan kritis dengan komoditas perkebunan yang
berfungsi melindungi tata air dan tanah,
Khusus untuk pengembangan lahan perkebunan tebu yang telah dikelola
dengan melibatkan BUMN (PTPN XIV), perlu memperhatikan
pemberdayaan masyarakat di sekitarnya, dengan berperan langsung dalam
proses produksi dan pasca produksi.
-
LAPORAN PENDAHULUANREVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN BONE 2011 - 2031
II - 20
A3. Kawasan Perikanan
Pengembangan perikanan (tambak) diarahkan pada jarak minimal 300 meter dari
garis pantai. Pemanfaatan lahan untuk perikanan ini diusahakan perlu agar tidak
mengganggu kegiatan sekitarnya dan tidak merusak lingkungan kawasan pesisir
pantai yang harus mendapat perlindungan setempat.
Arahan pemanfaatan ruang untuk kawasan budidaya perikanan dan laut lepas di
wilayah Kabupaten Bone adalah Kepiting Bakau, Rumput Laut, Bandeng, Ikan air
tawar, Udang, Tuna/Cakalang.
A4. Kawasan Peternakan
Pengembangan kawasan peternakan di Kabupaten Bone sebagai salah satu daerah
penghasil ternak yang berkualitas unggul (kualitas ekspor). Hal ini didasarkan
karena adanya potensi lahan tegalan/padang pengembalaan yang luas sebagai
tempat habitat ternak berkembang. Di samping itu perlunya penanganan yang
terkoordinatif antar instansi terkait dengan mengeluarkan produk kebijakan
(Perda) yang melarang pengiriman dan pemotongan hewan ternak betina unggul
dan mencegah gangguan kamtibmas khusus pencurian ternak yang sering terjadi.
Pengembangan ternak potensial di wilayah Kabupaten Bone, meliputi; Sapi Bali,
Kerbau, Kuda Kambing, Ayam Ras, Ayam Buras, Itik. pemanfaatan ruang untuk
pengembangan peternakan di arahkan pada wilayah sentra-sentra produksi yang
telah ada saat ini.
A5. Kawasan Hutan Produksi Terbatas (HPB) dan Tetap (HPT)
Luas kawasan HPB yang telah didelineasi lebih kurang 17.686 Ha atau 3.88% dari
total luas wilayah Kabupaten Bone. Penetapan kawasan ini dengan
memperhatikan faktor kemiringan lereng, curah hujan dengan nilai skor 125-174
di luar hutan suaka alam, hutan wisata dan hutan konversi lainnya. Sebaran
pemanfaatan ruang untuk kegiatan ini terdapat di Kecamatan Kahu, Patimpeng,
-
LAPORAN PENDAHULUANREVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN BONE 2011 - 2031
II - 21
Tonra, Mare, Sibulue, Cina, Ponre, Bengo, Ulaweng, dan Kecamatan Tanete
Riattang Timur.
Kawasan Hutan Produksi Tetap (HPT) terletak di sebagian wilayah Kecamatan
Bontocani, Salomekko, Patimpeng, Tonra, Libureng, Mare, Barebbo, Cina, Ponre,
Bengo, Lamuru, Ulaweng, Tellu Limpoe, Palakka, Awangpone, dan Kecamatan
Tellu Siattinge, dengan luas keseluruhan kawasan 47.327 Ha (10.38%). Faktor
kemiringan lereng, curah hujan dengan nilai skor 124, merupakan penilaian
kelayakan tumbuh kawasan HPT ini, di luar kawasan hutan suaka alam dan
hutan wisata/hutan konversi lainnya.
2.4 KONDISI FISIK DASAR WILAYAH
2.4.1 Kondisi Geografis dan Administrasi
Secara geografis, wilayah Kabupaten Bone terletak di bagian Timur
Provinsi Sulawesi Selatan dan bagian Barat Teluk Bone dengan potensi
sumberdaya alam yang cukup menjanjikan untuk dikembangkan, disamping
memiliki luas wilayah yang relatif luas. Kabupaten Bone secara astronomis
terletak 040 13 050 06 Lintang Selatan (LS) dan antara 1190 42 1200 40 Bujur
Timur (BT), yang berada di pantai Timur Provinsi Sulawesi Selatan dengan batas-
batas sebagai berikut :
Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Wajo dan Soppeng
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Sinjai dan Gowa
Sebelah Timur berbatasan dengan Teluk Bone
Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Maros, Pangkep, dan Barru.
Ibukota Kabupaten Bone adalah Kota Watampone yang terletak 174 km
arah timur dari Kota Makassar, Ibukota Provinsi Sulawesi Selatan. Luas wilayah
Kabupaten Bone adalah 4.559,00 km2. Secara administrasi pemerintahan wilayah
Kabupaten Bone terbagi menjadi (27) dua puluh tujuh kecamatan, yang terdiri
dari 333 desa dan 39 kelurahan. Tiga kecamatan diantaranya merupakan wilayah
-
LAPORAN PENDAHULUANREVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN BONE 2011 - 2031
II - 22
perkotaan Watampone, yaitu Tanete Riattang Barat, Tanete Riattang, dan Tanete
Riattang Timur.
TABEL 2.1LUAS WILAYAH MENURUT KECAMATAN DI KABUPATEN BONE
NO KECAMATAN LUAS (KM2) PERSENTASE
1 Bontocani 463,35 10.16
2 Kahu 189,50 4.163 Kajuara 124,13 2.72
4 Salomekko 84,91 1.865 Tonra 200,32 4.39
6 Patimpeng 130,47 2.867 Libureng 344,25 7.55
8 Mare 263,50 5.78
9 Sibulue 155,80 3.4210 Cina 147,50 3.24
11 Barebbo 114,20 2.5012 Ponre 293,00 6.43
13 Lappariaja 138,00 3.0314 Lamuru 208,00 4.56
15 Tellu Limpoe 318,10 6.9816 Bengo 164,00 3.60
17 Ulaweng 161,67 3.55
18 Palakka 115,32 2.5319 Awangpone 110,70 2.43
20 Tellu Siattinge 159,30 3.4921 Amali 119,13 2.61
22 Ajangale 139,00 3.0523 Dua Boccoe 144,90 3.18
24 Cenrana 143,60 3.1525 Tanete Riattang Barat 53,68 1.18
26 Tanete Riattang 23,79 0.5227 Tanete Riattang Timur 48,88 1.07
Jumlah 4.559,00 100Sumber : BPS Kabupaten Bone, Tahun 2009
2.4.2 Topografi dan Iklim
Wilayah Kabupaten Bone terdiri dari daerah pantai, dataran rendah dan
daerah perbukitan dengan variasi ketinggian dari permukaan laut 0 meter hingga
lebih dari 1.000 meter. Kondisi permukaan lahan bervariasi mulai dari landai,
bergelombang hingga curam. Daerah datar dengan kemiringan lereng 0-2%
memiliki luas terbesar yakni 164.602 ha, daerah landai hingga sedikit
bergelombang tersebar di sepanjang pantai dan bagian Utara seluas 91.519 ha, dan
di bagian Barat dan Selatan pada umumnya merupakan wilayah bergelombang
-
LAPORAN PENDAHULUANREVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN BONE 2011 - 2031
II - 23
dengan kemiringan 15-40% seluas 12.399 ha, sedangkan wilayah curam >40%
dengan luas 12.399 ha.
Kondisi klimatologis wilayah Kabupaten Bone termasuk daerah yang
beriklim sedang dengan tingkat kelembaban udara berkisar antara 95% - 99%
dengan temperatur berkisar 260C 430C.
Pada periode April-September angin bertiup dari timur dengan membawa
hujan sehingga terjadi musim hujan dan sebaliknya pada bulan Oktober-Maret
bertiup angin barat di saat Kabupaten Bone mengalami musim kemarau. Suhu
cukup tinggi rata-rata terjadi pada bulan Januari dan terendah pada bulan
Agustus di musim kemarau.
2.5 POTENSI SUMBERDAYA LAHAN
Luasan Pemanfaatan lahan di wilayah Kabupaten Bone dibagi dalam 12
(duabelas) jenis penggunaan lahan. Secara umum penggunaan lahan di wilayah
ini didominasi oleh hutan negara dan tegal/kebun yaitu masing-masing 97.822 Ha
dan 76.538 Ha. Pada kawasan terbangun beserta pekarangan penggunaan
lahannya seluas 17.779 Ha dari luas seluruh wilayah. Untuk kawasan yang belum
terbangun pada penggunaan lahan merupakan tanah kosong atau ruang terbuka
lainnya (Tabel 2.2).
Tabel 2.2Jenis Penggunaan Lahan Kabupaten Bone (Dalam Ha) Tahun 2008
PENGGUNAAN LAHAN LUAS (Ha) PROSENTASE (%)
Rumah dan Bangunan
Tegal/KebunLadang/Huma
Padang rumputRawa-rawa
Tambak
Kolam/Tebat/EmpangLahan tidak diusahakan
Hutan rakyatHutan negara
PerkebunanLainnya
17.779
76.538875
2.362110
9.474
2.55616.180
17.04197.822
51.06434.987
5,44
23,420,27
0,720,03
2,90
0,784,95
5,2129,93
15,6310,71
JUMLAH 326.788 100,00
Sumber: Kabupaten Bone dalam Angka Tahun 2009
-
LAPORAN PENDAHULUANREVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN BONE 2011 - 2031
II - 24
Penggunaan lahan untuk perumahan/pemukiman terutama berada pada
sepanjang jalan, baik berupa jalan arteri primer, arteri sekunder, kolektor primer,
kolektor sekunder maupun jalan lingkungan atau jalan lokal yang ada pada pusat-
pusat permukiman dengan pola yang bervariasi, permukiman yang berada pada
sepanjang jalan arteri dan kolektor membentuk pola linear, sedangkan yang agak
jauh dari jalan kolektor membentuk pola menyebar. Kondisi seperti ini sangat
ditunjang oleh topografi wilayah yang datar, bergelombang hingga berbukit
sehingga agak sulit untuk melakukan pengembangan fisik ke berbagai arah.
Berdasarkan fungsi, hutan yang terdapat di Kabupaten Bone merupakan
hutan lindung dengan luas 30.292 Ha, hutan produksi terbatas dengan luas 91.161
Ha, hutan produksi tetap dengan luas 18.155 Ha, hutan wisata dengan luas 1.675
Ha dan hutan bakau seluas 3.365 Ha. Kabupaten Bone sebagian besar masih
merupakan wilayah hutan. Sebaran hutan terdapat di hampir semua kecamatan
yang ada kecuali Kecamatan Amali, Ajangale, Tanete Riattang Barat, Tanete
Riattang Timur dan Kecamatan Tanete Riattang.
2.6 KONDISI SOSIAL DAN KEPENDUDUKAN
2.6.1 Perkembangan Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk terakhir Kabupaten Bone yang tercatat pada Kantor
BPS Kabupaten Bone adalah sebanyak 705.717 jiwa dengan laju pertumbuhan
penduduk dalam kurun waktu lima tahun terakhir 0,64 %. Distribusi penduduk
terbesar terdapat di wilayah Kecamatan Tanete Riattang dengan jumlah
penduduk tahun 2008 adalah 43.793 jiwa. Dari 27 Kecamatan yang terdapat di
Kabupaten Bone, Kecamatan Tanete Riattang merupakan kecamatan yang
memiliki kepadatan penduduk terbesar yaitu sebesar 1.841 jiwa/km2.
Hal tersebut dikarenakan wilayahnya yang strategis berada di pusat Kota
Watampone dan dilengkapi infrastruktur pendukung yang lebih lengkap.
-
LAPORAN PENDAHULUANREVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN BONE 2011 - 2031
II - 25
Kecenderungan manusia untuk memperoleh pelayanan yang lebih baik
mendorong penduduk untuk berdomisili pada suatu kawasan lengkap.
Tabel 2.3Perkembangan Jumlah PendudukKabupaten Bone Tahun 2004-2008
No. TAHUN JUMLAH PENDUDUK
1.2.3.4.5.
20042005200620072008
688.080694.311696.712699.474705.717
Pertumbuhan per tahun 0,64
Sumber: Kabupaten Bone dalam Angka Tahun 2009
2.6.2 Distribusi dan Kepadatan Penduduk
Distribusi atau tingkat penyebaran penduduk pada akhir tahun
diperkirakan pola perkembangannya masih sama dengan pola sekarang. Dimana
jumlah konsentrasi penduduk relatif lebih terkonsentrasi pada sentra-sentra
aktivitas ekonomi dengan ketersediaan infrastruktur yang baik yang umumnya
terletak di wilayah/kawasan perkotaan (ibukota kecamatan dan kabupaten).
Analisis distribusi penduduk akan berpengaruh terhadap rencana kebutuhan
sarana dan prasarana pendukung penduduk dikemudian hari.
Jumlah penduduk Kabupaten Bone pada akhir Tahun 2008 berjumlah
705.717 jiwa, mengalami peningkatan sebesar 2,49% selama periode lima tahun
terakhir (2004-2008). Wilayah kecamatan perlu mendapat perhatian, utamanya
dalam penciptaan keseimbangan antara jumlah penduduk dengan tingkat
pelayanan penduduk (sarana dan prasarana) yang tersedia, luas wilayah dan
termasuk daya dukung lingkungan untuk mendukung aktivitas penduduk dalam
rangka peningkatan ekonomi.
-
LAPORAN PENDAHULUANREVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN BONE 2011 - 2031
II - 26
Tabel 2.4Distribusi, Kepadatan Penduduk Dan Sex Ratio
Kabupaten Bone Tahun 2008
NO KECAMATANLUAS(KM2)
JENIS KELAMIN SEXRATIO
DENSITY(JIWA/KM2)L P JUMLAH
1.2.
3.4.5.6.7.
8.9.
10.11.12.
13.14.15.16.17.
18.19.20.21.22.
23.24.25.26.27.
Bontocani
KahuKajuaraSalomekkoTonraPatimpeng
LiburengMareSibulueCinaBarebbo
PonreLappariajaLamuruTelli limpoeBengo
UlawengPalakkaAwangponeTellu SiattingeAmali
AjangaleDua BoccoeCenranaT. Riattang BaratT. Riattang
T. Riattang Timur
463,35
189,50124,1384,91
200,32130,47
344,25263,50155,80147,50114,20
293,00138,00208,00318,10164,00
161,67115,32110,70159,30119,13
139,00144,90143,6053,6823,79
48,88
7.511
16.60414.9346.3975.2926.862
13.94311.00713.70011.54211.387
6.15310.50411.5946.196
12.251
11.9719.632
12.88319.1519.839
12.93713.79911.50917.41619.857
17.853
8.170
19.51417.2997.5006.3427.902
15.42512.51317.15713.66814.035
6.97712.11513.7376.92113.999
14.33011.99516.34723.28412.400
16.15817.73313.45920.17823.936
19.899
15.681
36.11832.23313.89711.63414.764
29.36823.52030.85725.21025.422
13.13022.61925.33113.11726.250
26.30121.62729.23042.43522.239
29.09531.53224.96837.59443.793
37.752
91,9385,0986,3385,29
83,4486,8490,3987,9679,85
84,4581,1388,1986,7084,40
89,5287,5183,5480,3078,81
82,2579,3580,0777,8285,51
86,3182,9689,72
34
191260164
58113
8589
198171223
45164122
41160
163188264266187
209218174700
1.841
772
JUMLAH 4.599,00 322.724 382.993 705.717 84,65 155
Sumber: Kecamatan Bone dalam Angka Tahun 2008
2.6.3 Komposisi Kependudukan
1. Struktur Umur
Pembahasan penduduk menurut struktur usia dimaksudkan untuk
mengetahui jumlah penduduk pada setiap kelompok umur tertentu, terutama
kelompok umur yang ada kaitannya dengan usia sekolah, usia kerja dan usia
produktif. Pengelompokan umur di Kabupaten Bone pada tahun 2008 dapat
dibagi menurut kelompok usia sebagai berikut :
a. Usia Balita (0 - 4) tahun = 64.079 jiwa
b. Usia Sekolah (5 - 14) tahun = 149.400 jiwa
c. Usia Angkatan Kerja (15 - 54) tahun = 392.096 jiwa
-
LAPORAN PENDAHULUANREVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN BONE 2011 - 2031
II - 27
Usia angkatan kerja yang terdapat di Kabupaten Bone relatif memadai dan
termasuk dalam kelompok usia produktif atau memiliki kemampuan kerja
dengan produktifitas yang lebih baik. Disamping itu golongan tersebut juga
termasuk penduduk usia sekolah dan kemungkinan mereka sekolah sambil
bekerja. Berdasarkan pada uraian tersebut maka kelompok usia 15 - 54 tahun
adalah kelompok usia produktif dan digolongkan sebagai angkatan kerja dengan
jumlah penduduk 392.096 jiwa (55,56%), selebihnya dapat diasumsikan sebagai
kelompok usia non produktif yang menjadi tanggungan kelompok usia produktif.
Secara terperinci penduduk menurut kelompok umur dapat dilihat pada Tabel
2.5.
Angka kelahiran di wilayah ini secara kumulatif juga mengalami
peningkatan tidak sebanding dengan tingkat kematian, namun pertumbuhannya
mengalami peingkatan. Hal ini mengindikasikan, bahwa di wilayah ini tingkat
kesejahteraan penduduk semakin membaik.
Tabel 2.5Pertumbuhan Penduduk Berdasarkan Struktur Usia
Kabupaten Bone 2008
STRUKTUR
USIA
TAHUN 2008
JUMLAH (%)
0 4 64.079 9,08
5 9 68.172 9,66
10 14 81.228 11,51
15 19 70.501 9,99
20 24 47.495 6,73
25 29 51.517 7,3
30 34 44.672 6,33
35 39 56.599 8,02
40 44 47.565 6,74
45 49 41.849 5,93
50 54 31.898 4,52
55 59 27.523 3,9
60 64 28.511 4,04
65+ 44.107 6,25
JUMLAH 705.717 100
Sumber: Kabupaten Bone dalam Angka Tahun 2009
-
LAPORAN PENDAHULUANREVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN BONE 2011 - 2031
II - 28
2. Struktur Tenaga kerja
Penduduk Kabupaten Bone yang berumur 10 tahun keatas adalah 573.466
jiwa dengan jumlah penduduk yang tergolong kelompok angkatan kerja sebanyak
392.096 jiwa. Tingkat pencari kerja berdasarkan jenjang pendidikan adalah
tidak/tamat SD 235.179 jiwa, SLTP 47.130 jiwa, SMU/SMK 42.621 jiwa, Diploma
4.156 jiwa, Akademi 1.647 jiwa dan S1 8.430 jiwa. Tingkat Partisipasi Angkatan
Kerja (TPAK) merupakan salah satu ukuran untuk mengukur kegiatan ekonomi
penduduk dengan membandingkan jumlah angkatan kerja dan jumlah penduduk
yang berusia diatas 10 tahun.
3. Agama dan Aliran Kepercayaan
Perkembangan pemeluk agama di wilayah ini tidak banyak mengalami
perubahan yang berarti dan masih mengikuti laju pertumbuhan dan
perkembangan penduduk yang ada. Penduduk sebagai pemeluk agama yang
terbanyak adalah Islam 99,34%), Kristen/Katolik (0,50%), Hindu/Budha (0,17%)
seperti terlihat pada tabel berikut.
-
LAPORAN PENDAHULUANREVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN BONE 2011 - 2031
II - 29
Tabel 2.6Komposisi Pemeluk Agama Dirinci Per Kecamatan
Di Kabupaten Bone Tahun 2008
NO KECAMATANJUMLAH PEMELUK MENURUT AGAMA
ISLAM KRISTEN KATOLIK HINDU BUDHA
1.
2.3.4.5.6.
7.8.9.
10.11.
12.13.14.15.16.
17.18.19.20.21.
22.23.24.25.26.
27.
Bontocani
KahuKajuaraSalomekkoTonraPatimpeng
LiburengMareSibulueCinaBarebbo
PonreLappariajaLamuruTelli limpoeBengo
UlawengPalakkaAwangponeTellu SiattingeAmali
AjangaleDua BoccoeCenranaT. Riattang BaratT. Riattang
T. Riattang Timur
15.678
36.11832.23313.89711.63414.764
29.31823.41730.85725.20225.422
13.13022.61125.32213.11726.228
26.30121.60729.22442.43522.239
29.08731.53224.96534.54742.408
37.752
-
-----
1358-8-
-89-
22
-20---
8-3
1.7141.098
-
-
-----
3738---
-----
---6-
---
42831
-
-
-----
-7---
-----
-----
---
451140
-
-
-----
-----
-----
-----
---
454116
-
JUMLAH 701.045 2.961 543 598 570
Sumber: Kabupaten Bone dalam Angka Tahun 2009
Berdasarkan sebaran penduduk perwilayahan pemeluk agama Islam
tersebar merata di seluruh Kecamatan yang ada di Kabupaten Bone, sedangkan
pemeluk agama Kristen/Katolik hanya terdapat di 11 (sebelas) kecamatan, dan
pemeluk agama Hindu dan Budha hanya terdapat di 3 (empat) kecamatan dengan
jumlah yang relatif sedikit.
Penyebaran jumlah penduduk dalam suatu wilayah berkorelasi langsung
dengan tingkat ketersediaan fasilitas peribadatan, sehingga semakin mayoritas
suatu agama maka sebaran fasilitas peribadatannya dapat ditemui setiap tempat.
-
LAPORAN PENDAHULUANREVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN BONE 2011 - 2031
II - 30
2.7 KONDISI PEREKONOMIAN DAN KEGIATAN USAHA
2.7.1 Perkembangan PDRB
Produk domestik regional bruto (PDRB) dapat memberikan gambaran
tentang kemajuan ekonomi suatu daerah dengan mendefinisikan sebagai
keseluruhan nilai tambah barang dan jasa dalam periode tertentu (1 tahun). Pada
Tahun 2008, sembilan sektor ekonomi penggerak Kabupaten Bone memberikan
kontribusi terhadap PDRB sebesar Rp. 2.776,66 milyar dengan pendapatan
perkapita penduduk sebesar Rp. 3.934.523.
Tabel 2.7Perkembangan PDRB Kabupaten Bone Menurut Lapangan Usaha
Tahun 2007 - 2008 Harga Konstan 2000 (Dalam Juta)
SEKTOR EKONOMIPDRB KABUPATEN BONE DISTRIBUSI (%)
TAHUN 2007 TAHUN 2008 TAHUN 2007 TAHUN 2008
PertanianPertambangan dan GalianIndustriListrik, Gas & AirBangunan/Konstruksi
Perdag, Hotel & RestoranAngkutan dan KomunikasiBank dan lemb.KeuanganJasa-jasa
1.380.332,6212.422,65
237.915,3418.765,36
144.718,18
216.803,06142.097,34126.920,72309.322,77
1.462.049,8615.092,60
246.286,3220.294,34
175.414,73
235.432,45154.052,84141.595,06326.441,88
54,340,528,280,855,55
7,415,455,21
12,40
52,690,587,610,786,16
7,315,265,23
14,39
JUMLAH 2.589.298,03 2.776.660,08 100,00 100,00
Sumber: Kabupaten Bone dalam Angka Tahun 2009
Dari hasil di atas dapat disimpulkan bahwa kekuatan sektor ekonomi
secara internal wilayah Kabupaten Bone dalam periode perkembangannya
(setelah krisis ekonomi) masih bertumpu pada Sektor Pertanian; Industri;
Perdagangan, Hotel dan Restoran; Jasa-Jasa; dan Bank & Lembaga Keuangan; dengan
besar kontribusi terhadap PDRB wilayah sangat signifikan.
2.7.2 Perkembangan Sektor Perekonomian
1. Sektor Pertanian Tanaman Pangan
Jenis tanaman pangan yang diusahakan di Kabupaten Bone adalah padi,
palawija, buah-buahan dan sayuran, dimana jenis tanaman pangan utama yang
-
LAPORAN PENDAHULUANREVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN BONE 2011 - 2031
II - 31
dikembangkan adalah padi. Tingkat perkembangan luas lahan, tingkat produksi
dan tingkat produktivitas pada setiap tahunnya selalu berbeda. Perubahan
tersebut disebabkan oleh beberapa faktor antara lain kegagalan panen dan
perubahan fungsi guna lahan dari lahan pertanian ke lahan non pertanian
khususnya fungsi urban guna memenuhi kebutuhan lahan untuk kegiatan non
pertanian.
Tabel 2.8Luas Panen Tanaman Pangan Kabupaten Bone
(Dalam Ha Dan Ton) Tahun 2008
Tanaman Pangan Luas Panen (Ha) Produksi (Ton)
PADI 130.503 764.800
PALAWIJA: Luas Panen (Ha) Produksi (Ton)
1. Jagung
2. Kedelei3. Kacang Tanah
4. Kacang Hijau5. Ubi Kayu
6. Ubi Jalar
41.313
5.98013.815
2.503615
445
171.523
11.05335.709
3.5676.061
3.689
JUMLAH 64.671 231.602
SAYURAN Luas Panen (Ha) Produksi (Ton)
1. Cabe
2. Tomat3. Petsai
4. Ketimun5. Kentang
6. Labu7. Terung
8. Kangkung9. Bawang Merah
10. Bawang Putih
11.Bawang Daun12.Kacang Panjang
288
392190
45117
391388
476111
16
10,00790
14.480
17.4059.283
14.677841
20.11220.679
18.5564.162
509
23720.488
Produksi (Ton) 3.520 141.429
Sumber: Kabupaten Bone dalam Angka Tahun 2009
Perkembangan luas panen, dan produksi selama periode Tahun 2008 dari
130.503 Ha Tanaman pangan berupa padi sebagai kegiatan utama penduduk pada
kurun waktu tersebut dengan produksi, yaitu 764.800 ton.
Sedangkan tanaman palawija untuk produksi dengan kontribusi tertinggi
adalah jagung dan kacang tanah.
-
LAPORAN PENDAHULUANREVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN BONE 2011 - 2031
II - 32
2. Sektor Perkebunan
Jenis komoditi tanaman perkebunan yang dikembangkan oleh penduduk
di Kabupaten Bone adalah kelapa hibrida, kelapa dalam, kopi, coklat, cengkeh,
kemiri, panili, lada, dan lain-lain. Diantara komoditi perkebunan tersebut, coklat
dan kemiri memiliki luas panen tertinggi yaitu 30.047 Ha dan 9.145 Ha pada
Tahun 2008 dan perkembangan produksi 12.870 ton dan 6.892 (Tabel 2.9). Dalam
perkembangannya tanaman perkebunan menunjukkan gejala ke arah lebih baik.
Tabel 2.9Perkembangan Luas Tanam Dan Produksi Perkebunan
Di Kabupaten Bone Tahun 2008
JENIS
TANAMANLuas Areal (Ha) Produksi (Ton)
Kelapa Dalam
Kelapa HybridaKopi
KakaoKemiri
KapukJambu Mete
CengkehLada
Pala
VaniliPinang
ArenSiwalan
SaguAsam Jawa
NipaKayu Manis
Jarak Pagar
5.727
2.884986
30.0479.145
1.3438.242
3.578770
5
2601.350
3.4881.565
27431
130134
4.081
9.382
2.285264
12.8706.892
7542.863
2.08783
1
36633
2.630494
84148
4735
14
Sumber: Kabupaten Bone dalam Angka Tahun 2009
3. Sektor Perikanan
Jenis budidaya perikanan yang diusahakan di Kabupaten Bone adalah
perikanan laut dan perikanan darat. Potensi pengembangan perikanan di wilayah
perencanaan cukup besar sebagai wilayah pantai yang berada di perairan Teluk
Bone yang kaya akan sumberdaya ikan dan hasil-hasil laut lainnya.
-
LAPORAN PENDAHULUANREVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN BONE 2011 - 2031
II - 33
Jumlah produksi ikan pada periode Tahun 2008 di wilayah ini mengalami
pertumbuhan positif dengan jumlah yang relatif besar, diantara komoditi sektor
perikanan tersebut, sektor perikanan laut memiliki produksi yang lebih besar di
bandingkan dengan perikanan darat, yaitu 71.441,5 ton dengan 26.917 ton. Untuk
mendukung kegiatan penangkapan ikan dilengkapi dengan perahu penangkap
baik bermotor maupun non motor, jumlah armada tersebut adalah 558 unit
perahu tak bermotor dan 2.501 unit perahu bermotor. Di tahun 2008 jumlah
produksi ikan yang dihasilkan dominan berasal dari wilayah pesisir Kabupaten
Bone.
4. Sektor Peternakan
Jenis usaha ternak yang dikembangkan di Kabupaten Bone digolongkan
atas dua yaitu ternak besar dan ternak kecil. Ternak besar terdiri dari sapi 169.492
ekor, kuda 10.448 ekor, kerbau 7.255 ekor, dan kambing 10.910 ekor. Sedangkan
ternak unggas meliputi ternak ayam ras petelur 42.885 ekor, ayam ras pedaging
416.726 ekor, ayam buras 2.260.254 ekor, dan itik 229.224 ekor. Berdasarkan
sebaran lokasi, pengembangan dan pengusahaan ternak oleh masyarakat lebih
banyak dikembangkan dimasing-masing wilayah kecamatan.
-
LAPORAN PENDAHULUANREVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN
3.1. DEFENISI DAN ISTILAH
Rencana tata ruang wilayah (RTRW) kabupaten
yang bersifat umum dari wilayah kabupaten, yang berisi
strategi penataan ruang wilayah kabupaten, rencana struktur ruang wilayah
kabupaten, rencana pola ruang wilayah kabupaten, penetapan kawasan strategis
kabupaten, arahan pemanfaatan ruang wilayah kabupaten, dan ketentuan
pengendalian pema
Tujuan penataan ruang wilayah kabupaten adalah
pemerintah daerah kabupaten yang merupakan arahan perwujudan visi dan
misi pembangunan jangka panjang kabupaten pada aspek keruangan, yang
pada dasarnya mendukung terwujudnya ruang wilayah nasional yang aman,
nyaman, produktif, dan berkelanjutan berlandaskan Wawasan Nusantara dan
Ketahanan Nasional
Kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten adalah
wilayah yang ditetapkan oleh pemerintah
tujuan penataan ruang wilayah kabupaten dalam ku