Bag Dea Sk 2 Blok 18

12
Dasar Pertimbangan dalam Menetapkan Restorasi Gigi setelah Perawatan Endodontik Perencanaan pemilihan restorasi harus dilakukan dengan beberapa pertimbangan. Ford menyatakan hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam menentukan restorasi adalah: 1. Banyaknya jaringan gigi tersisa Banyaknya struktur jaringan gigi tersisa mempengaruhi retensi dan resistensi dari gigi. Pemilihan restorasi untuk menggantikan struktur gigi yang telah hilang sangat dipengaruhi oleh banyaknya struktur gigi tersisa (Garg, 2011). 2. Fungsi gigi Fungsi gigi dalam lengkung rahang akan mempengaruhi beban kunyah yang diterima gigi. Pemilihan restorasi dipengaruhi oleh fungsi dari gigi (Segovic, 2004).16 3. Posisi atau lokasi gigi Gigi anterior membutuhkan pertimbangan estetik yang lebih dibandingkan dengan gigi posterior. Restorasi pada gigi anterior harus memiliki niali estetik yang baik (Cheung, 2011). 4. Morfologi atau anatomi saluran akar Morfologi saluran akar berpengaruh dalam pemilihan restorasi. Morfologi akar yang bengkok dapat menjadi

description

pbl

Transcript of Bag Dea Sk 2 Blok 18

Dasar Pertimbangan dalam Menetapkan Restorasi Gigi setelah Perawatan Endodontik

Perencanaan pemilihan restorasi harus dilakukan dengan beberapa pertimbangan. Ford menyatakan hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam menentukan restorasi adalah: 1. Banyaknya jaringan gigi tersisa

Banyaknya struktur jaringan gigi tersisa mempengaruhi retensi dan resistensi dari gigi. Pemilihan restorasi untuk menggantikan struktur gigi yang telah hilang sangat dipengaruhi oleh banyaknya struktur gigi tersisa (Garg, 2011). 2. Fungsi gigi

Fungsi gigi dalam lengkung rahang akan mempengaruhi beban kunyah yang diterima gigi. Pemilihan restorasi dipengaruhi oleh fungsi dari gigi (Segovic, 2004).16 3. Posisi atau lokasi gigi

Gigi anterior membutuhkan pertimbangan estetik yang lebih dibandingkan dengan gigi posterior. Restorasi pada gigi anterior harus memiliki niali estetik yang baik (Cheung, 2011). 4. Morfologi atau anatomi saluran akar

Morfologi saluran akar berpengaruh dalam pemilihan restorasi. Morfologi akar yang bengkok dapat menjadi pertimbangan jika ingin direstorasi dengan mahkota pasak (Cheung, 2011) Semakin sedikit sisa dari struktur gigi dan semakin besar fungsi gigi dalam lengkung rahang, pemilihan restorasi harus dilakukan dengan lebih hati-hati. Gigi dengan sisa struktur gigi yang sedikit dan beban kunyah yang besar memiliki risiko fraktur yang lebih tinggi, sehingga perencanaan harus dilakukan dengan lebih baik (Ford, 2004)Faktor-faktor yag harus dipertimbangkan

Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan untuk keberhasilan pembuatan restorasi akhir setelah perawatan endodonti. Faktor yang harus diperhatikan tersebut, antara lain :

Perbandingan antara mahkota dan akar yang masih tertinggal

Perbandingan antara mahkota dan akar gigi yang masih tertinggal sangat besar pengaruhnya, terutama pada pembuatan restorasi akhir mahkota jaket dengan menggunakan retensi pasak (post) dan inti (core) karena pelebaran saluran akar untuk tempat pasak atau kerucut dapat melemahkan struktur jaringan akar. Oleh karena itu, perbandingan yang paling baik antara mahkota dan akar gigi yang masih tertinggal untuk pembuatan restorasi akhir bekisar 3:2 antara akar gigi dan mahkota gigi.

Struktur jaringan mahkota yang tertinggal

Gigi yang telh mengalami perawatan endodonti biasanya elah banyak kehilangan jaringan pendukungnya sehingga dapat mempengaruhi retensi pada restorasi akhir yang akan dibuat. Oleh sebab itu, perlu digunakan retensi tambahan seperti pin, inti pasak (post core) yang berfungsi menambah kekuata pada restorasi yang akan dibuat.

Pemilihan restorasi juga harus sesuai dengan indikasinya, dianataranya ketahanan struktur jaringan keras yang masih tinggal, perubahan warna gigi yang diakibatkan perawatan endodonti atau yang disebabkan kerusakan jaringan lainnya sangat mempengaruhi jenis restorasi akhir yang akan dibuat.

Retensi tambahan pada restorasi akhir yang akan dibuat

Kurangnya retensi pada restorasi yang akan dibuat dapat mengakibatkan berkurangnya kekuatan restorasi tersebut dalam menahan tekanan kunyah dan tekanan lainnya ketika gigi tersebut sedang berfungsi sehingga dapat menimbulkan patahnya gigi atau terlepasnya restorasi tersebut. Oleh sebab itu, perlu ditambahkan retensi lain, seperti inti pasak atau pin agar restorasi akhir menjadi lebih kuat.

Keadaan sosial ekonomi pasien

Keadaan sosial ekonomi pasien menjadi salah satu faktor pertimbangan operator dalam menentukan jenis serta bahan restorasi akhir yang akan dipakai. Hal ini disebabkan adanya perbedaan tingkatan sosial ekonomi masyarakat dan juga sangat banyaknya variasi harga restorasi akhir sehingga perlu dicarikan restorasi yang sesuai dengan keadaan sosial ekonomi pasien.

Kerja sama dengan pasien

Restorasi akhir yang telah dipilih dan ditentukan oleh operator, bisa saja tidak dapat terlaksana dengan baik kerena tidak adanya kerja sama yang baik antara perator dan pasien, terutama pasa pasien yang tidak kooperatif. Oleh sebab itu, perlu dilakukan pendekatan yang baik antara pasien dan operator selain memberikan penjelsaan kepada pasien tentang restorasi yang akan dibuat.

Tarigan R. Perawatan pulpa gigi (Endodonti). 2006. Jakarta:EGCKlasifikasi

PERENCANAAN DEFINITIVE RESTORASI

Perencanaan restorasi dimulai sebelum perawatan saluran akar dimulai. Rencana tersebut dapat diubah setelah restorasi dan / atau setelah karies adalah dibuang dan persiapan akses dan selama pengobatan berlangsung.

Untuk gigi anterior, pilihan restorasi akhir agak terbatas. Jika memungkinkan, restorasi akses (misalnya, asam-etsa komposit) digunakan; ini cukup untuk gigi lain yang masih intact. Untuk kerusakan gigi yang parah (trauma, restorasi proksimal besar), full oronal coverage didukung oleh post / core diindikasikan untuk kasus ini. Sedangkan untuk gigi premolar dan molar lebih bervariasi.Klasifikasi menurut cara kerja:

Direct restoration

Restorasi dimasukkan langsung ke dalam kavitas yang sudah dipreparasi (amalgam atau komposit) bersifat konservatif, dengan persyaratan yaitu restorasi dapat melindungi dari terjadinya frakktur korona. Indikasi adalah sebagai berikut:

Minimalnya struktur gigi yang hilang sebelum dan selama perawatan saluran akar. Preparasi kavitas konvensional dengan marginal ridge yng intact direstorasi tanpa adanya perparasi tambahan. Prognosis tidak pasti, memerlukan restorasi semipermanen restorasi

Kemudahan penempatan dan biaya.

Banyak gigi posterior dapat direstorasi dengan amalgam jika cusp yang tidak didukung dilindungi secara memadai. Sebuah konvensional kelas 11 amalgam tidak akan mencapai hal ini, dan biasanya tidak boleh digunakan. Sebagai pedoman umum, bila cusp berdekatan dengan margina ridge hilang maka harus onlaid, dengan ketebalan amalgam yang cukup (setidaknya 3 sampai 4 mm) untuk menahan tekanan oklusal. Ini adalah penurunan yang signifikan.

Premolar lebih rentan terhadap fraktur daripada molar dan harus memiliki kedua cusp onlaid ketika marginal ridge terlibat. Dalam molar, coverage hanya terdapat bila cusp yang berdekatan dengan marginal ridge hilang umumnya akan memadai jika cusp yang tersisa dan marginal ridge tidak dirusak. Amalgam harus memperpanjang ke dalam ruang pulpa dan orifis skanal untuk membantu retensi.

Keuntungan dari amalgam sebagai restorasi yaitu biaya yang murah dan fewer appointment; restorasi yang tahan lama yang mirip dengan restorasi cor. Amalgam mungkin selanjutnya berfungsi sebagai inti untuk restorasi cor indirect jika diindikasikan (lihat Gambar 15-3).

Resin komposit memiliki peran yang terbatas dalam restorasi direct pada gigi posterior. Dengan akses oklusal dikelilingi oleh enamel, komposit etsa-asam dianggap cukup. Restorasi bonded (amalgam dan kmposit) mungkin akan mungkin akan lebih banyak digunakan di masa depan, bila bahan ikatan dan teknik terus meningkatkan. Namun, dalam beberapa peelitian, bonding amalgam yang telah tercatat dapat digunakan janka panjang ini juga memiliki kegagalan ikatan seperti catastrophic bila cusp tidak dapat mendukung.

Restorasi indirect

Restorasi Cast (onlay, dan mahkota penuh) memberikan perlindungan oklusal terbesar dan yang optimal jika adanya kehilangan struktur gigi yang luas. Daya tarik onlay adalah bahwa desain kavitas biasanya membutuhkan pembuangan sedikit tambahan pembuangan jaringan lain untuk cups onlay. (Gambar 15-4). Akses kavitas harus dilindungi dengan amalcore atau glass ionomer, yang membentuk dasar untuk casting. Kekuatan emas memungkinkan pengurangan gigi konservatif dan bevel terbalik untuk penguatan cusp yang lebih besar.

Sebuah mahkota penuh banyak dipercaya dan digunakan karena restorasi yang kuat yang melindungi terhadap fraktur mahkota-akar. Pengurangan gigi sering menghilangkan struktur gigi coronal paling tersisa; untuk retensi, core harus ditempatkan (dan kadang-kadang posting) untuk mempertahankan core. Untuk merencanakan bentuk core, harus ada exposure pada mergin. Retraksi gingival cord dan elektrosurgery digunakan untuk eksposur, dan mencegah core menjadi undersize karena margin yang tidak lengkap. (Gambar 15-5).

Full crown harus digunakan hanya ketika struktur koronal tidak cukup untuk dilanjutkan dengan restorasi konservatif atau bila adanya tekanan fungsional atau parafungsional yang memerlukan efek spinting pada dull coronal coverage. Full crown telah digunakan secara berlebihan didasarkan pada konsep yang salah bahwa gigi diperlakukan lemah dan membutuhkan perlindungan maksimal.Walton RE, Torabinejad M. Principles and practices of endodontics 3th Edition. 2002. W.B. Saunders Company. Philadepia

Inlai, onlai, dan overlai

Pada umumnya, restorasi inlaid an onlai memberikan hasil yang paling masksimal pada gigi yang telah dirawat secara endodontic. Pemakaian inlai an onlai dapat menghindari patahnya gigi dan juga restorasi ini memiliki daya tahan yang baik terhdap tekanan yang mengenainya pad waktu gigi sedang berfungsi.

Beberapa ahli berpendapat bahwa untuk gigi belakang yang telah dirawat secara endodontic sebaiknya digunakan restorasi akhir yang melibatkan penutupan bagian okusal, yaitu overlai. Hal ini dilakukan untuk melindungi sisa tonjol terhadap oklusi dan gerakan palatal. Desain suatu overlai harus meliputi bevel terbalik (reverse bevel) sepnajng tepi tonjol yang tebalnya 1,5-2mm. Jika email sudah tidak didukung dentik yang sehat lagi, dan tiap-yiap yonjol telah terpisah-pisah, perlu dilakuakn restorasi dengan overlai yang akan mengikat seluruh tonjol menjadi satu untuk mencegah sisa mahkota fraktur lebih lanjut.

Pada pembuatan desain, baik pada inlai, onlai maupun overlai tidak boleh terdapat undercut. Juga dalam pembuatan desain tersebut harus dibuat bevel yang berfungsi untuk :

Menambah retensi

Mendapatkan kontak marginal yang baik

Mencegah terjadinya karies sekunderTarigan R. Perawatan pulpa gigi (Endodonti). 2006. Jakarta:EGC

klasifikasi menurut posisi:

GIGI ANTERIOR

Dengan hanya akses konservatif terbuka, gigi anterior dapat direstorasi dengan resin. Penempatan post tidak diperlukan saattidak ada indikasi jangkauan penuh. Instalasi post dapat menghambat proses pada gigi yang telah di terapi bleaching. Selain itu, post tidak memperkuat akar. Sebuah studi retrospektif oleh Sorensen dan Martinoff tidak menunjukkan perbaikan dalam prognosis untuk gigi anterior endodontik diobati dipulihkan dengan post. Lovdahl dan Nicholls menemukan bahwa gigi insisif sentral yang telah di terapi endododontik dengan mahkota intact natural menunjukkan bukaan akses lebih kuat dari gigi yang direstorasi dengan post cor dan core atau pin-retained amalgam. Restorasi besar pada interproksimal, fraktur pada incisal edge, atau masalah estetika mungkin memerlukan penempatan post dan core sebaik fuul corona coverage.GIGI POSTERIOR

Sebuah peningkatan yang signifikan dicatat dalam keberhasilan klinis perawatan endodontik pada premolar mandibula dan molar maksila dengan mengguakan restorasi coronal coverage. Full-coverage crown mencegah fraktur ketika tekanan oklusal bertindak untu memisahkan cusp tip. Crowns umumnya pada semua gigi posterior yang telah diterapi endodontic.Jika struktur gigi yang signifikan telah dipertahankan, crown mungkin

akan tercoverage sesuai yang diperlukan. Jika pada struktur minimal, post mungkin diperlukan untuk membantu mempertahankan dasar sebelum penempatan mahkota. Jika mahkota, tidak dapat ditempatkan karena keterbatasan keuangan pasien, dokter harus menyediakan beberapa bentuk lain dari cakupan cusp seperti onlay amalgam.Jhonson WT. Color of Atlas Endodontics. W B Saunders

Klasifikasi menurut bahan:

Restorasi Plastis :

Jenis logam : Amalgam, Gold foil

Jenis non logam : Silikat, akrilik, GIC, Resin komposit, Kompomer

Restorasi non Plastis :

1.Tumpatan tuang inlay / onlay

2.Tumpatan tuang penuh (Full cast crown)

3.Mahkota tuangan sebagian (Partial Veneer Crown)

4.Mahkota Pigura

5.Mahkota Jaket (Jacket Crown)

6.Mahkota Pasak

7.Mahkota Porselain

Syarat Ideal untuk Restorasi setelah Perawatan EndodontikBeberapa syarat yang harus dipenuhi oleh restorasi setelah perawatan endodontik:

1. Menutupi koronal secara menyeluruh

Restorasi pada gigi yang telah dirawat endodontik harus dapat menutupi koronal secara menyeluruh agar dapat mencegah terjadinya infeksi berulang (Ford, 2004). 2. Melindungi struktur gigi yang tersisa

Gigi yang telah dirawat endodontik seringkali kehilangan jaringan keras dalam jumlah besar, sehingga gigi menjadi rentan terhadap fraktur. Restorasi harus dapat melindungi struktur gigi yang tersisa, agar gigi terhindar dari risiko fraktur (Ford, 2004) 3. Memiliki retensi agar restorasi tidak lepas

Bentuk retensi adalah suatu bentuk preparasi kavitas sedemikian rupa sehingga restorasi tidak terlepas dari gigi. Pemilihan restorasi dilakukan dengan mempertimbangkan bentuk retensi dari gigi (Roberson et al., 2006 ; Segovic, 2004). 4. Memiliki resistensi agar mampu menahan daya kunyah

Bentuk resistensi adalah suatu bentuk kavitas sedemikian rupa sehingga gigi bersama restorasi dapat menahan beban kunyah (Walmsley et al., 2007). Semakin lebar istmus kavitas oklusoproksimal, resistensi gigi terhadap fraktur semakin rendah. Bentuk resistensi sangat penting, karena bentuk resistensi yang kurang menyebabkan restorasi atau gigi pecah. Masing-masing restorasi memiliki bentuk resistensi untuk mencegah pecahnya restorasi.

5. Mampu mengembalikan fungsi gigi, yaitu fungsi mastikasi, estetik, bicara dan menjaga gigi antagonis dan gigi sebelahnya.