BAB VIII

download BAB VIII

of 7

description

vdwvv

Transcript of BAB VIII

BAB VIII

ANALISA KEKAR

8.1. Dasar Teori Dari hasil pengambilan data lapangan didapat beberapa lokasi pengukuran kekar, dimana penentuan lokasi sendiri berdasarkan keberadaan interpertasi keluarusan lansat yang telah dilakukan pada tahapan awal. Dari pengamatan lapangan kekar yang berkembang didaerah penelitian secara genetik termasuk kedalam kekar gerus (shear Joint), yang terbentuk akibat adanya gaya kompresi. Dari data kekar ini juga dilakukan proses analisi dengan memproyeksikan kedalam stereogram dan rosset diagram, dari analisis dapat disimpulkan bahwa kekar di daerah penelitian berkembang secara abstrak atau memiliki pola yang berbeda beda setiap lokasi pengamatan.

Gambar 8.1. struktur kekar

Lipatan merupakan pencerminan dari suatu lengkungan yang mekanismenya disebabkan dua proses, yaitu bending ( melengkung ) dan bucking ( melipat ). Pada gejala bucking gaya yang bekerja sejajar dengan bidang perlapisan, sedangkan pada bending, gaya yang bekerja tegak lurus terhadap bidang permukaan lapisan (Hill 1953).

Beberapa unsur lipatan : Plunge, sudut yang terbentuk oleh poros dengan horizontal pada bidang vertikal.

Core, bagian dari suatu lipatan yang letaknya disekitar sumbu lipatan.

Crest, daerah tertinggi dari suatu lipatan biasanya selalu dijumpai pada antiklin

Pitch atau Rake, sudut antara garis poros dan horizontal diukur pada bidang poros.

Depresion, daerah terendah dari puncak lipatan.

Culmination, daerah tertinggi dari puncak lipatan.

Enveloping Surface, gambaran permukaan (bidang imajiner) yang melalui semua Hinge Line dari suatu lipatan.

Limb (sayap), bagian dari lipatan yang terletak Downdip (sayap yang dimulai dari lengkungan maksimum antiklin sampai hinge sinklin) atau updip (sayap yang dimulai dari lengkungan maksimum sinklin sampai hinge antiklin). Sayap lipatan dapat berupa bidang datar (planar), melengkung (curve), atau bergelombang (wave).

Fore Limb, sayap yang curam pada lipatan yang simetri.

Back Limb, sayap yang landai.

Hinge Point, titik yang merupakan kelengkungan maksimum pada suatu perlipatan.

Hinge Line, garis yang menghubungkan Hinge Point pada suatu perlapisan yang sama.

Hinge Zone, daerah sekitar Hinge Point.

Crestal Line, disebut juga garis poros, yaitu garis khayal yang menghubungkan titik-titik tertinggi pada setiap permukaan lapisan pada sebuah antiklin.

Crestal Surface, disebut juga Crestal Plane, yaitu suatu permukaan khayal dimana terletak didalamnya semua garis puncak dari suatu lipatan.

Trough, daerah terendah pada suatu lipatan, selalu dijumpai pada sinklin. Trough Line, garis khayal yang menghubungkan titik-titik terendah pada setiap permukaan lapisan pada sebuah sinklin.

Trough Surface, bidang yang melewati Trough Line.

Axial Line, garis khayal yang menghubungkan titik-titik dari lengkungan maksimum pada tiap permukaan lapisan dari suatu struktur lapisan.

Axial Plane, bidang sumbu lipatan yang membagi sudut sama besar antara sayap-sayap lipatannya.

8.2 Hubungan Gaya dan Pola Kekar Berdasarkan definisi dari struktur geologi kekar, sesar, dan lipatan telah menunjukkan bahwa adanya keterkaitan satu dengan yang lain. Misalnya sesar, sesar ialah kekar yang mengalami pergeseran pada bidangnya, dan biasanya sesar terbentuk pada daerah lipatan (sinklin maupun antiklin).

Hubungan dari ketiga struktur geologi ini dapat dijelaskan melalui three stages of deformation yang merupakan sifat deformasi suatu benda terhadap gaya berdasarkan tingkat elastisitas benda tersebut. Ketiga tingkatan tersebut adalah :

1. Elastic Benda dikatakan elastic jika suatu benda dikenai gaya, maka akan mengalami deformasi, tetapi jika gaya dilepas (hilang), maka benda tersebut akan kembali lagi pada bentuk dan ukuran semula. batas dimana suatu benda masih dapat kembali seperti semula jika gaya dilepas, disebut elastic limit. Maka jika besar gaya yang bekerja melebihi elastic limit, benda tersebut tidak akan kembali pada bentuk semula, jika gaya hilang.2. Plastic Benda dikatakan plastic jika gaya yang bekerja mencapai elastic limit. Benda yang terkena gaya hanya sebagian yang dapat kembali pada bentuk semula, jika gaya dihilangkan.

3. Brittle and Ductile Benda dikatakan brittle, jika benda sudah pecah sebelum gaya yang bekerja mencapai titik plastis. Benda dikatakan ductile, jika benda pecah/hancur setelah gaya melewati titik elastic.

Berdasarkan penjelasan mengenai tingkat deformasi tersebut dapat diketahui bahwa kekar merupakan awal atau pemicu adanya sesar dan lipatan. Hal ini dikarenakan kekar menjadi zona lemah suatu batuan yang apabila mendapat gaya yang lebih besar akan memicu terjadinya struktur geologi sesar dan lipatan. Sedangkan sesar naik umumnya terbentuk pada daerah lipatan berupa sinklin dan sesar turun terbentuk pada daerah lipatan yang berupa antiklin. Hal ini dikarenakan ketika gaya tekan pada daerah lipatan hilang, maka batuan yang terlipat akan kembali berusaha kebentuk semula, tetapi karena adanya kekar maka terbentuklah sesar karena pergerakan yang terjadi pada bidang kekar.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa analisis terhadap kekar pada suatu tubuh batuan, selain bertujuan untuk menentukan arah gaya yang mempengaruhinya, juga untuk mengetahui ada tidaknya kekar dan lipatan, bahkan dari analisis kekar kita dapat mengetahui apakah suatu lipatan itu berupa sinklin atau antiklin. Selain itu kita juga dapat mengetahui suatu sesar merupakan sesar naik, turun atau geser dari hasil analisi kekar.

Gambar 2.2. Jenis-jenis Kekar

Untuk menentukan suatu sesar, kita dapat melakukannya dengan analisis kekar untuk mendapatkan nilai 1, 2, 3. Jika kedudukan 1, 2 relatif horizontal, sedangkan 3 relatif vertikal sehingga menghasilkan hanging wall bergerak naik terhadap foot wall maka sesar tersebut merupakan sesar naik. Jika kedudukan 2, 3 relatif horisontal, sedangkan 1 vertikal sehingga menyebabkan hanging wall bergerak turun terhadap foot wall maka sesar tersebut merupakan sesar turun. Jika kedudukan 1, 3 relatif horisontal, sedangkan 2 vertikal, sehingga menyebabkan blok bergeser ke kanan atau kiri maka sesar tersebut merupakan sesar geser.8.3. Analisis Kekar Penganalisisan data kekar sangat penting dilakukan dalam hubungannya dengan menentukan sumbu lipatan dan gaya gaya yang bekerja pada batuan daerah tersebut. Hubungan antara kekar, sesar ,lipatan dikemukakan oleh Moody dan Hill (1956). Dalam menganalisis kekar dapat dikerjakan dengan menggunakan tiga metode,yaitu:a. Histogramb. Diagram kipasc. Stereografis Dalam analisis kekar dengan histogram dan diagram kipas yang dianalisis hanyalah jurus dan kekar dengan mengabaikan besar dan analisis arah kemiringan, sehingga analsis ini akan mendekati kebenaran apabila kekar-kekar yang dianalisis mempunyai dip yang cukup besar atau mendekati 90 .Gaya yang bekerja dianggap lateral, karena arah kemiringan kekar diabaikan, maka dalam perhitungan kekar yang mempunyai arah N180 E dihitung sama dengan N65 W . Jadi semua pengukuran dihitung ke dalam interval N 0 E- N 90 E Dan N 0 W N 90 W.

Untuk analisis statistik, data yang diperkenankan umumnya 50 data , tetapi 30 data masih diperkenankan. Dalam analisis ini kekar gerus dan kekar tarik dipisahkan, karena gaya yang bekerja untuk kedua jenis kekar tersebut berbeda.8.4 Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalm praktikum ini adalah sebagi berikut : 8.4.1. Alat

Alat-alat yang digunakan adalah :

Pensil.

Penghapus.

Penggaris.

Pensil Warna.

Busur.

8.4.2. Bahan

Bahan-bahan yang di gunakan adalah :

Kertas form yang telah ditentukan dan berukuran A4.

8.5. Posedur Kerja

Adapun prosedur kerja dalam praktikum ini adalah sebagai berikut : Buat tabulasi fata dari hasil pengukuran kekar berdasarkan jurus kekar ke dalam tabel , kemudian buat interval misalnya 5 derajat . Hitung frekuensi dan prosentase masing-masing interval. Persentase dihitung masing-masing interval terhadap pengukuran. Membuat histograma. Buat sumbu datar untuk jurus kekar dan sumbu tegak lurus sebagai prosentaseb. Sumbu datar terdiri dari interval N 0 E- N 90 E Dan N 0 w N 90 W. Buat skala sesuai interval.c. Buat balok masing-masing interval sesuai dengan besar prosentase msing-masing interval.

Membuat diagram kipasa) Buat setengah lingkaran bagian atas dengan jari-jari menunjukan besar prosentase terbesar dari interval yang ada, misal 24%.

b) Busur dibagi menurut interval (jika interval 5 derajat maka dibagi menjadi 18 segmen). Plot jurus kekar sesuai interval.

c) Buat busur lingkaran dengan jari-jari sama dengan prosentase masing-masing interval mulai dari batas bawah interval , hingga atas interval . Misal N 0E N 5 W persentase 20%, maka buat busur lingkaran dari sumbu dekat (N 0E) hingga sama N 5W dengan jari-jari skala 20%. Interpretasia. Pada diagram kipas arah gaya pembentuk kekar adalah besarnya sudut (jenis kekar) yang terbaca pada busur lingkungan, yang diperoleh dengan membeagi dua dari dua maksima (interval dengan presentase terbesar) yang berjarak kurang dari 90 derajat.b. Pada Hsitogram, arah gaya sama dengan sudut yang terbaca pada sumbu datar yang merupakan titik tengah antara dua maksima yang berjarak kurang dari 90 derajat.c. Bila ingin mencari arah sumbu lipatan , tambahkan 90 derajat dari arah gaya, searah atau berlawanan jarum jam.8.6. Kesimpulan

setelah melakukan pratikum ini Kesimpulan yang dapat di dapat adalah praktikan dapat mengetahui gambar kekar, bentuk kekar, mengetahui hubungan gaya dan pola kekar dan praktikan juga dapat mengetahui bagaimana analisa kekar dan aplikasinya di lapangan. Dari data kekar ini juga dilakukan proses analisi dengan memproyeksikan kedalam stereogram dan rosset diagram, dari analisis dapat disimpulkan bahwa kekar di daerah penelitian berkembang secara abstrak atau memiliki pola yang berbeda beda setiap lokasi pengamatan.

Dapat disimpulkan bahwa analisis terhadap kekar pada suatu tubuh batuan, selain bertujuan untuk menentukan arah gaya yang mempengaruhinya, juga untuk mengetahui ada tidaknya kekar dan lipatan, bahkan dari analisis kekar kita dapat mengetahui apakah suatu lipatan itu berupa sinklin atau antiklin. Selain itu kita juga dapat mengetahui suatu sesar merupakan sesar naik, turun atau geser dari hasil analisi kekar.