Bab v PBL Kegiatan Intervensi New
-
Upload
husda-oktaviannoor -
Category
Documents
-
view
89 -
download
2
Transcript of Bab v PBL Kegiatan Intervensi New
115
BAB V
KEGIATAN INTERVENSI
A. Rencana Kegiatan (Plan of Action) Intervensi
Berdasarkan prioritas masalah kesehatan di Desa
Dalampagar yang sudah didapatkan, maka akan dibuat
sebuah rencana kegiatan intervensi untuk menanggulangi
masalah-masalah kesehatan tersebut. Berikut merupakan
langkah-langkah untuk membuat rencana kegiatan
intervensi (plan of action):
1.Pendahuluan
Desa Dalampagar masih berupa pemukiman
masyarakat yang berada tidak jauh dari pusat kota
Martapura dan memiliki berbagai macam permasalahan
kesehatan yang dialami penduduknya. Salah satu
permasalahan yang terjadi pada penduduk Desa
Dalampagar adalah kurangnya pengetahuan ibu terhadap
pentingnya pemberian ASI eksklusif tanpa disertai asupan
pendamping selama 0-6 bulan. Berdasarkan hasil survei
diagnosa komunitas melalui wawancara, pengamatan
terhadap kondisi lingkungan, serta musyawarah dengan
warga bahwa ibu selalu memberikan asupan pendamping
disamping memberikan ASI. Hal ini dipengaruhi oleh
97
98
kejadian bayi yang sakit atau panas karena dehidrasi dan
tidak mendapatkan asupan selama 3 hari pertama karena
ASI yang tidak keluar dari puting payudara ibu. Sehingga
diambil kebijakan, 3 hari dapat diberikan asupan
khususnya susu formula namun tidak diberikan dengan
dot bayi agar bayi tidak salah membedakan dan
membiasakan dengan tekstur puting payudara ibu.
Alasan lain ibu yang memberikan asupan
pendamping ASI adalah tradisi Desa Dalampagar secara
turun temurun memberikan makanan agar dikecapnya,
menurut warga hal ini bertujuan agar merangsang indera
pengecap dan penglihatan berfungsi dengan sempurna.
Namun hal ini justru dapat memberikan risiko buruk
terhadap kesehatan bayi. Pada usia di bawah 6 bulan,
daya imunitas bayi belum sempurna. Dengan memberikan
makanan sebelum usia 6 bulan, berarti membuka
kesempatan bagi kuman-kuman untuk masuk ke dalam
tubuh bayi. Apalagi bila makanan yang diberikan tidak
terjamin kebersihannya. Kemudian Sel-sel di sekitar usus
pada bayi berusia di bawah 6 bulan belum siap untuk
menghadapi unsur-unsur atau zat makanan yang
dikonsumsinya. Akibatnya, makanan tersebut dapat
99
menimbulkan reaksi imun, sehingga dapat terjadi alergi
akibat makanan yang dikonsumsinya.
Dampak dari tidak tepatnya pemberian ASI Eksklusif
memang tidak secara signifikan muncul, dan jika
memberikan makanan lain secara terus menerus akan
berdampak kurangnya fungsi fisiologis, psikologis sampai
kondisi terburuk pada bayi yaitu kematian bayi. Riset
terbaru WHO pada tahun 2005 menyebutkan bahwa 42
persen penyebab kematian balita di dunia adalah akibat
penyakit, yang terbesar adalah pneumonia (20 persen),
selebihnya (58 persen) terkait dengan malnutrisi yang
seringkali terkait dengan asupan ASI (Siswono, 2006). Dan
berdasarkan hasil penelitian Ridwan Amirudin 2007, anak
yang tidak diberi ASI ekslusif lebih cepat terserang
penyakit kronis seperti kanker, jantung, hipertensi, dan
diabetes setelah dewasa, kemungkinan anak menderita
kekurangan gizi dan obesitas (Amiruddin, 2007).
Berdasarkan kejadian tersebut maka dibuatlah
rencana kegiatan intevensi (plan of action) untuk Desa
Dalampagar antara lain adalah penyuluhan tentang ASI
Eksklusif dan pelatihan kader posyandu dalam
membentuk kelompok sasaran yakni wanita usia subur
(WUS), pasangan usia subur (PUS), dan ibu hamil dengan
100
tema “Kelompok Ibu Sadar ASI” disingkat KIS-ASI sebagai
kegiatan yang dilaksanakan. Kegiatan ini melibatkan
masyarakat setempat khususnya sasaran , mahasiswa
PBL, dan pihak terkait lainnya dalam penyuluhan tersebut.
Perencanaan tersebut dapat dilakukan dengan
terlebih dulu melakukan pendekatan terhadap aparat
desa setempat dan masyarakat, serta melihat kondisi
desa untuk mengetahui tingkat pengetahuan warga desa
khususnya ibu akan pentingnya pengetahuan terhadap
ASI Eksklusif. Serta melakukan advokasi terhadap pejabat
setempat yakni tokoh-tokoh desa yang berperan penting
dalam memberikan pengetahuan akan pentingnya ASI
Eksklusif bagi bayi.
Pihak-pihak yang dilibatkan adalah mahasiswa
Program Studi Kesehatan Masyarakat, dosen-dosen
pengajar, aparat desa, pejabat desa setempat, instansi
kesehatan setempat, dan masyarakat Desa Dalampagar.
Kegiatan ini akan dilaksanakan pada saat Pengalaman
Belajar Lapangan (PBL) I.
2.Analisa Situasi (Keadaan dan Masalah)
a.Keadaan Daerah
Desa Dalampagar merupakan salah satu dari
beberapa desa yang termasuk dalam wilayah
101
Kecamatan Martapura Timur Kabupaten Banjar Provinsi
Kalimantan Selatan. Desa Dalampagar terdiri dari 3
rukun tetangga dengan luas daerah luas sekitar 68,045
Ha/m2. Jarak Desa Dalampagar dengan Ibu Kota
Kabupaten atau Kota sekitar 4 kilometer (km).
b.Sarana Upaya Kesehatan yang Ada
Sarana pelayanan kesehatan yang ada di Desa
Dalampagar berupa 1 Posyandu. Posyandu diadakan
setiap 1 kali 1 bulan. Posyandu tersebut memiliki 6
tenaga kesehatan yaitu seorang bidan dan 5 orang
kader.
c. Masalah Kesehatan
Setelah dilakukan analisa permasalahan,
ditemukan permasalahan yaitu:
1)Terjadinya bayi lahir mati.
2)Kurangnya kesadaran ibu membawa balita untuk
kunjungan ke Posyandu
3)Riwayat imunisasi yang tidak lengkap.
4)Masih kurangnya pengetahuan tentang Jampersal.
5) Ibu yang belum mengetahui pentingnya pemberian
ASI Eksklusif pada bayi yang berumur 0-6 bulan
memberikan asupan pendamping ASI kepada bayi
yang berumur sebelum 6 bulan.
102
3.Tujuan dan Masalah
Masalah yang terjadi di Desa Dalampagar seperti
yang disebutkan di atas dan yang menjadi prioritas
masalah adalah ibu yang belum mengetahui pentingnya
pemberian ASI Eksklusif pada bayi yang berumur 0-6
bulan dan memberikan asupan pendamping ASI kepada
bayi yang berumur sebelum 6 bulan. Salah satu cara
pemecahan masalah tersebut adalah dengan memberikan
pengetahuan mengenai ASI Eksklusif. Tujuan dari
kegiatan ini antara lain adalah:
a.Tujuan umum
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Desa
Dalampagar dengan melakukan upaya promotif dan
preventif serta dengan perlahan merubah paradigma
masyarakat mengenai KIA-KB.
b.Tujuan khusus
Tujuan khusus dari kegiatan ini adalah:
1)Memberikan pengetahuan kepada masyarakat
khususnya ibu pengertian ASI Eksklusif.
2)Melakukan pendekatan edukatif kepada sasaran
sekunder dan tersier dalam hal ini keluarga dan
tokoh masyarakat maupun kader yang berperan
103
penting dalam pemantauan terhadap pemberian ASI
Eksklusif.
3)Mengurangi risiko angka kejadian penyakit pada bayi
yang timbul akibat asupan disamping pemberian ASI
sebelum 6 bulan.
4)Memberikan pengetahuan pada ibu bagaimana
perawatan payudara ketika hamil.
5)Merubah persepsi masyarakat tentang pemberian
asupan sebelum 6 bulan.
6)Meningkatkan status gizi bayi.
4.Kebijaksanaan Pelaksanaan dan Pokok-pokok
Kegiatan
a.Pokok-pokok kebijaksanaan yang ada atau yang
akan dilakukan
Kebijaksanaan pelaksanaan dari kegiatan ini
adalah koordinasi antara para aparat desa, kader
posyandu, dan keluarga untuk terus memantau perilaku
ibu hamil dan menyusui agar berdampak baik bagi ASI
yang diberikan.
b.Kegiatan Pokok
Kegiatan yang akan dilakukan berupa:
1)Melakukan Focus Group Discussion (FGD) dan
Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) untuk
104
mendiskusikan rencana kegiatan pemecahan
masalah (pra intervensi).
2)Melakukan penyuluhan kepada warga desa
khususnya ibu hamil dan menyusui tentang
pengetahuan ASI Eksklusif.
3) Pelatihan kader posyandu untuk membentuk
kelompok sadar ASI Eksklusif dari sasaran dengan
nama kelompok ibu sadar ASI (KIS ASI).
4) Penempelan stiker di depan rumah sasaran dan
poster tentang ASI Eksklusif di Posyandu.
5)Pemilihan duta ASI.
6)Upgrading kader posyandu mengenai perkembangan
kesadaran ibu akan pentingnya pemberian ASI
Eksklusif.
7)Quiz Refreshing kepada kelompok ibu sadar ASI (KIS
ASI) tentang ASI Eksklusif.
8) Pemantauan kader posyandu terhadap KIS ASI.
9)Membuat mading tentang ASI oleh KIS ASI.
c. Pengaturan Sumber Daya
Pengaturan sumber daya pada kegiatan ini adalah
pengaturan terhadap tenaga pelaksana kegiatan dan
dana yang diperlukan untuk realisasi kegiatan
intervensi. Tenaga pelaksana adalah mahasiswa
105
Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas
Lambung Mangkurat, aparat desa, serta bantuan dari
masyarakat setempat khususnya kader dalam hal
pemantauan kesadaran ibu akan ASI. Sumber dana
yaitu iuran mahasiswa Program Studi Kesehatan
Masyarakat Universitas Lambung Mangkurat dan dana
donatur pengajuan proposal.
d.Pengaturan Peran Serta Masyarakat
Peran serta masyarakat khususnya kader sangat
dibutuhkan dalam pengawasan dan pemantauan, serta
membina bumil, buteki, PUS dan WUS agar memberikan
kesadaran dan menambah pengetahuan sasaran
terhadap pentingnya pemberian ASI terutama ASI
Eksklusif.
e.Pengaturan Kerjasama Lintas Sektoral
Kerjasama lintas sektoral yaitu antara mahasiswa,
aparat desa, puskesmas, bidan, tokoh agama, dan
tokoh masyarakat sehingga rencana kegiatan yang
ingin dilaksanakan bisa berjalan optimal dan lancar
tanpa hambatan yang berarti.
f. Penyesuaian Waktu
KetuaHusda Oktaviannoor
Penanggung JawabLenie Marlinae, SKM, MKLCamat Martapura Timur
Kepala Desa Dalampagar
PembimbingLenie Marlinae, SKM, MKL
Ketua-Ketua RTKepala Puskesmas
SekretarisRenny Ismaya
BendaharaLourensia Ester
Sekbid. Perlengkapan dan
LogistikSatria muhtadi Yusuf
Sekbid. Humas dan Dana Usaha
Junaidi
Sekbid. Pemberdayaan dan
KegiatanRezki Agustina
Kader
KetuaHusda Oktaviannoor
Penanggung JawabLenie Marlinae, SKM, MKLCamat Martapura Timur
Kepala Desa Dalampagar
PembimbingLenie Marlinae, SKM, MKL
Ketua-Ketua RTKepala Puskesmas
SekretarisRenny Ismaya
BendaharaLourensia Ester
Sekbid. Perlengkapan dan
LogistikSatria muhtadi Yusuf
Sekbid. Humas dan Dana Usaha
Junaidi
Sekbid. Pemberdayaan dan
KegiatanRezki Agustina
Kader
106
Waktu kegiatan akan dilaksanakan pada saat
Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) I.
5.Organisasi dan Penggerakkan Pelaksanaan
a.Organisasi Pelaksanaan
Bagan Organisasi dan Pergerakan Pelaksanaan
Kegiatan Program Intervensi Masalah Kesehatan di
Desa Dalampagar
Masyarakat
107
Gambar 3. Bagan Organisasi Program Intervensi KIS ASI
b.Koordinasi Organisasi dalam Pelaksanaan
Program Intervensi Masalah Kesehatan di Desa
Dalampagar
Koordinasi organisasi dalam pelaksanaan program
intervensi masalah kesehatan di Desa Takuti yaitu
ketua kelompok melakukan konsultasi kepada
pembimbing mengenai program intervensi yang telah
dipilih. Jika pembimbing menyetujui program intervensi
yang telah dipilih, pembimbing akan mengarahkan
kelompok untuk melanjutkan dan melaksanakan
program intervensi tersebut.
Setelah melakukan konsultasi dengan
pembimbing, ketua meminta persetujuan kepada
penanggung jawab untuk melakukan program
intervensi yang telah dipilih. Kemudian jika
mendapatkan izin maka ketua akan melaksanakan
program intervensi yang telah dibuat.
Ketua kemudian menggerakkan sekretaris,
bendahara, sekbid. pemberdayaan dan kegiatan,
sekbid. perlengkapan dan logistik, sekbid humas dan
dana usaha, dan meminta partisipasi masyarakat
108
khususnya kader desa dalam melaksanakan program
intervensi tersebut.
6.Sumber Daya yang Dimanfaatkan
Sumber daya yang dimanfaatkan pada saat
kegiatan antara lain:
a.Tenaga
Tenaga yang diperlukan untuk kelancaran
kegiatan ini adalah:
1)Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat
Universitas Lambung Mangkurat.
2)Camat Martapura Timur.
3) Instansi kesehatan seperti dinas kesehatan dan
puskesmas.
4)Kepala Desa Dalampagar dan seluruh aparat desa.
5) Kader Desa Dalampagar.
b.Dana yang Tersedia
Dana yang tersedia yaitu dari iuran mahasiswa
Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas
Lambung Mangkurat dan dana donatur pengajuan
proposal.
7.Pengawasan Pengendalian dan Penilaian
Kegiatan intervensi yang akan dilaksanakan yaitu
memberikan penyuluhan sebagai wahana penambah
109
wawasan dan pengetahuan terhadap pentinganya
pemberian ASI Eksklusif pada bayi sejak kelahiran
sampai umur 6 bulan. Indikator keberhasilan dari
kegiatan ini adalah:
a. Input seperti tenaga (sumber daya manusia) yang
dapat dikerahkan untuk kegiatan ini, sumber dana,
dan bantuan dari donatur.
b. Proses kegiatan pelaksanaan dari kegiatan baik dari
pelaksanaan penyuluhan sampai ke tahap pembinaan
kelompok sadar ASI dari sasaran oleh kader juga
merupakan indikator keberhasilan kegiatan, baik
adanya hambatan atau faktor penunjang kegiatan.
c. Segi output (hasil) dari kegiatan intervensi, dilihat dari
partisipasi masyarakat untuk menjalankan program
intervensi dengan baik sehingga mendapatkan
outcome yang baik, seperti meningkatkan kunjungan
ke Posyandu, penignkatan kesadaran pentingnya
memberikan ASI Eksklusif dan perawatan payudara
selama kehamilan, meningkatkan status gizi bayi dan
balita, serta menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) pada masyarakat khususnya buteki,
bumil, PUS dan WUS Desa Dalampagar.
110
Setelah kegiatan dilakukan harus ada tindak lanjut
seperti pengawasan, pengendalian, dan penilaian untuk
memantau keberhasilan kegiatan intervensi yang kita
laksanakan. Beberapa tindakan penilaian antara lain
adalah:
a. Pretest dan posttest pada saat penyuluhan
berlangsung untuk mengetahui tingkat pengetahuan
masyarakat sebelum dan sesudah diberikan
penyuluhan.
b. Upgrading serta memantau setiap sebulan bulan
sekali terhadap kader untuk mem-follow up
perkembangan KIS ASI yang telah diterapkan serta
mengetahui sejauh mana pengetahuan KIS ASI
terhadap ASI tersebut.
c. Melihat status gizi bayi dan balita Desa Dalampagar
melalui buku KMS atau data dari Bidan.
8.Penutup
Hal yang harus dipertimbangan yaitu waktu,
sasaran, tenaga, dana, dan lain-lain yang akan
membantu dalam proses pelaksaaan kegiatan. Di
111
bawah ini merupakan tabel rencana kegiatan intervensi
(Plan Of Action) yang akan dilakukan.
115
Kegiatan Tujuan Sasaran Target Metode Pelaksan
a
Tempat Alat Perag
a
Indikator Biaya
PRAINTERVENSI
Koordinasi dengan masyarakat : “membahas masalah program yang akan dilaksanakan”
Memperkenalkan diri dan mendapat respon untuk program yang akan dilaksanakan
Ketua-ketua RT, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, dan kader
- Capaian : 70%- Jumlah
sasaran : 10 orang
- Waktu pelakasanaan : 26 Juli 2013
Tanya JawabDiskusi
Mahasiswa PBL
Kantor Kepala Desa
- Peserta dapat memberikan masukan tentang program yang diajukan
-
INTERVENSI
Penyuluhan Pengetahuan ASI Eksklusif
Masyarakat dapat memperoleh pengetahuan tentang pentingnya pemberian ASI Eksklusif
Masyarakat Desa Dalampagar PUS, Bumil/Buteki, WUS
- Capaian : 75%- Jumlah
sasaran : 37- Waktu
pelaksanaan : 31 Juli 2013
CeramahTanya Jawab
Mahasiswa PBL dan kader
Posyandu dan door to door ke rumah sasaran
Leflet Peserta memperhatiakn dan antusias dalam mengikuti jalannya acara penyuluhan
300.000,00
97
Tabel 72. Rangkaian perencanaan kegiatan intervensi
44
Kegiatan Tujuan Sasaran
Target Metode
Pelaksana
Tempat
Alat Peraga
Indikator Biaya
Ket.
Penempelan stiker ASI Eksklusif
Agar penempelan stiker memberikan kesadaran akan pentingnya ASI Eksklusif pada bayi
WUS, Bumil dan PUS yang bersangkutan dan kader
- Capaian : 77%- Jumlah sasaran :
37- Waktu
pelaksanaan : 31 Juli 2013
- Mahasiswa PBL dan kader
Setiap Rumah Sasaran
Stiker Memberikan tanda pada tiap rumah bahwa mereka sudah dilakukan penyuluhan
Penempelan Poster ASI Eksklusif
Agar penempelan poster memberikan kesadaran akan pentingnya ASI Eksklusif pada bayi
Para panitia
- Waktu pelaksanaan :31 Juli 2013
- Mahasiswa
Posyandu
Poster Meningkatkan kunjungan ke Posyandu dan kesadaran pada KIS ASI agar selalu memberikan ASI Eksklusif
80.000,-
Pemilihan Duta ASI
Pemilihan duta ASI sebagai mitra kader dalam mengawasi pelaksanaan oleh KIS ASI
KIS ASI - Capaian 85%Jumlah sasaran : 2 orang dari sasaran / mitra kader
- Waktu pelakasanaan : Bulan Agustus
Melalui nilai post test tertinggi
Mahasis wa PBL
Rumah BPD
Dengan dilakukan pemilihan Duta ASI, dapat menjadi motivasi dan semangat untuk memotivasi
50.000,-
112
45
Upgrading Kader
Follow Up kader mengenai perkembangan pelaksanaan dan Monev atau masukan-masukan saran oleh kader
Kader - Capaian : 87%- Jumlah sasaran :
5- Waktu
pelakasanaan : Bulan September, November, Januari
Curah pendapat, sharing pengalaman
Maha siswa PBL
Rumah Warga / Kantor Pembakal
- Mampu lebih meningkatkan pembinaan ke KIS ASI
500.000,-
Quiz Refreshing tentang ASI eksklusif oleh KIS ASI
mengingat kembali pengetahuan tentang ASI ekslusif oleh KIS ASI
KIS ASI - Capaian : 75%- Jumlah sasaran :
37- Waktu
pelakasanaan : Bulan September, November, Jan
Soal Mahasiswa PBL
Kantor Kepala Desa
- Kembali merefreshing apa-apa saja yang didapat dari penyuluhan sebelumnya
-
Pemantauan Kader terhadap KIS ASI
memantau setiap bulan bagaimana perilaku PHBS oleh KIS ASI
KIS ASI - Capaian : 75%Jumlah sasaran : 37
- Waktu pelakasanaan : setiap bulan
Maha siswa PBL
Tiap rumah KIS ASI
Kader mampu memonitoring
Membuat Mading tentang ASI(kelompok yang
Media baca di Posyandu
Kader dan KIS
ASI
- Capaian : 90%- Jumlah sasaran :
42- Waktu
pelakasanaan :
Mading bebas
Mahasiswa PBL dan kader
Depan Posyandu
Mading Menambah pengetahuan sasaran dan semangat dalam
80.000,-
113
46
erbaik dapat eward)
Bulan Oktober dan Januari
pelaksanaan KIS ASI
EVALUASI Evaluasi penyuluhan “ASI Eksklusif”
Mengukur sejauh mana sasaran tahu mengenai ASI Eksklusif
Bumil/B uteki, WUS, PUS
- Capaian : 90%Jumlah sasaran : 37
- Waktu pelakasanaan : -
Pre dan Post test
Mahasis wa PBL
Rumah BPD
Besar pengetahuan sasaran tentang ASI
Melihat data Posyandu dan bidan mengenai status Gizi Bayi
Melihat adanya perkembangan status Gizi Bayi
KIS ASI - Capaian : 80%- Waktu
pelakasanaan : PBL 2
- Mahasiswa PBL
Posyandu
- Peningkatan Status Gizi Bayi
-
114
115
B. Persiapan Kegiatan Intervensi
Bentuk kegiatan intervensi yang dilakukan pada
Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) 1 mengalami beberapa
perubahan dari rencana kegiatan (Plan Of Action) yang telah
dirancang pada waktu sebelumnya. Hal ini disebabkan
karena pada saat dilakukan diskusi dengan masyarakat
terdapat beberapa hambatan seperti susahnya
mengumpulkan masyarakat yang ada dikarenakan terbentur
dengan kegiatan puasa Ramadhan sehingga masyarakat
memiliki kesibukan lain. Persiapan yang dilakukan mulai dari
perencanaan penyuluhan serta penyusunan kepanitiaan
dalam penyuluhan. Kegiatan yang dilakukan dalam
mempersiapkan pelaksanaan kegiatan intervensi pada PBL 1
yaitu:
1.Persiapan Kegiatan Intervensi Fisik
Kegiatan intervensi fisik yang kami lakukan yaitu
Penempelan Stiker ASI Eksklusif di depan rumah sasaran.
Persiapan kegiatan intervensi fisik yang dilakukan yaitu:
a. Pembuatan stiker dan poster
Selain penyuluhan dan pelatihan, persiapan
intervensi selanjutnya ialah membuat stiker dan poster
serta penyebaran proposal bantuan pada CV dan dinas-
dinas terkait.
97
116
b. Kerja sama lintas sektoral
Persiapan intervensi yang terakhir ialah melakukan
kerja sama dengan pihak dalam penyediaan buku
modul untuk kader tentang IMD (Inisiasi Menyusu Dini)
dan ASI.
2. Persiapan Kegiatan Intervensi Nonfisik
Kegiatan intervensi nonfisik yang kami lakukan yaitu
mengadakan penyuluhan tentang pentingnya pengetahuan
pemberian ASI Eksklusif pada bayi serta pelatihan kader
untuk me-refreshing pengetahuan tentang ASI Eksklusif
serta membuat kelompok ibu sadar ASI (KIS ASI). Persiapan
kegiatan intervensi nonfisik yang dilakukan yaitu:
a. Menyiapkan Materi Penyuluhan
Materi penyuluhan terdiri dari materi apa itu ASI
Eksklusif, keunggulan ASI Eksklusif, manfaat
menyusui, perawatan payudara saat hamil serta
manfaat jika dilakukan dan kerugian jika tidak
dilakukan, langkah-langkah menyusui. Materi
penyuluhan melalui leaftlet diperbanyak dan akan
dibagikan kepada kader dan sasaran.
b. Menyiapkan kuisioner pre test dan post test
117
Kuisioner pre test dan post test berdasarkan
materi apa itu ASI Eksklusif, keunggulan ASI Eksklusif,
manfaat menyusui, perawatan payudara saat hamil
serta manfaat jika dilakukan dan kerugian jika tidak
dilakukan, langkah-langkah menyusui.
c. Menyiapkan Materi Pelatihan Kader
Materi pelatihan kader disampaikan langsung oleh
petugas dari Puskesmas Dalampagar tentang
Posyandu karena materi ini merupakan akar
permasalahan dari berbagai prioritas masalah yang
terjadi, seperti kematian bayi, jampersal, ASI Eksklusif
dan riwayat imunisasi dan sangat berkaitan erat satu
sama lain.