BAB V

5
BAB V PEMBAHASAN Penelitian observasional yang bersifat analitik ini dilakukan dengan pendekatan case control pada ibu rumah tangga (IRT) yang menggunakan kontrasepsi. Pada pengumpulan data yang dilakukan, terkumpul sebanyak 368 IRT yang terdiri dari 1 orang berusia < 20 tahun (3%); sebanyak 203 orang berusia 20-35 tahun (55,2%) dan sebanyak 164 orang berusia >35 tahun (44,6%). 100 anak laki-laki (70.9%) dan 41 perempuan (29.1%). Dalam hal karakteristik pendidikan, subjek penelitian yang didapat terbanyak (43,5%) merupakan tamatan SMA yaitu sebesar 160 orang, sedangkan sisanya secara berurutan merupakan D3 (1,6%); S1 (1,9%); tidak sekolah (3,5%); SD (20,1%); dan SMP (29,3%). Pada kategori pekerjaan subjek penelitian, mayoritas (66,8%) merupakan ibu rumah tangga yaitu sebanyak 246 orang. Begitu pula pada paritas ibu yaitu 235 (63,9%) ibu mayoritas sudah memiliki riwayat melahirkan lebih dari 2-4 anak (multipara). 1

description

pembahasan

Transcript of BAB V

Page 1: BAB V

BAB V

PEMBAHASAN

Penelitian observasional yang bersifat analitik ini dilakukan dengan

pendekatan case control pada ibu rumah tangga (IRT) yang menggunakan

kontrasepsi. Pada pengumpulan data yang dilakukan, terkumpul sebanyak 368

IRT yang terdiri dari 1 orang berusia < 20 tahun (3%); sebanyak 203 orang

berusia 20-35 tahun (55,2%) dan sebanyak 164 orang berusia >35 tahun (44,6%).

100 anak laki-laki (70.9%) dan 41 perempuan (29.1%).

Dalam hal karakteristik pendidikan, subjek penelitian yang didapat

terbanyak (43,5%) merupakan tamatan SMA yaitu sebesar 160 orang, sedangkan

sisanya secara berurutan merupakan D3 (1,6%); S1 (1,9%); tidak sekolah (3,5%);

SD (20,1%); dan SMP (29,3%).

Pada kategori pekerjaan subjek penelitian, mayoritas (66,8%) merupakan

ibu rumah tangga yaitu sebanyak 246 orang. Begitu pula pada paritas ibu yaitu

235 (63,9%) ibu mayoritas sudah memiliki riwayat melahirkan lebih dari 2-4 anak

(multipara).

Penilaian status gizi pada subjek penelitian didapatkan bahwa sebagian

(51.4%) memiliki gizi yang baik yaitu sebanyak 189 orang, sedangkan sisanya

secara berurutan obese sebanyak 13 orang (3,5%); underweight 16 orang (4,3%);

heavily weight 67 orang (18,2%); Overweight 83 orang (22,9%).

Pada penelitian ini, subjek penelitian dikelompokkan menjadi hipertensi dan

normotensi (50:50), dengan pengguna kontrasepsi suntik sebanyak 242 orang

(65,8%) sisanya 126 orang (34,2%). Pada subjek penelitian yang memiliki

hipertensi didapatkan bahwa sebanyak 131 ibu memiliki hipertensi (71,2%)

sedangkan 53 orang tidak menggunakan KB suntik (28,8%). Kemudian

1

Page 2: BAB V

dilanjutkan dengan mencari hubungan tekanan darah dengan kontrasepsi suntik

dan didapatkan hasil yang bermakna (p=0,037). Pada analisa odd ratio (OR) dan

confidence interval didapatkan nilai OR sebsar 2,67. Hal ini menunjukkan bahwa

KB suntik merupakan faktor risiko untuk terjadinya hipertensi. Hasil tersebut

kemudian diperkuat dengan adanya analisis multivariat yang menghasilkan nilai P

sebesar 0,66. Hasil tersebut memiliki arti bahwa ibu yang menggunakan KB

suntik memiliki probabilitas untuk menderita hipertensi sebesar 66%, sedangkan

sisanya dipengaruhi oleh faktor lain.

Hasil penelitian ini sejalan dengan beberapa penelitian yang dilakukan

sebelumnya. Pada penelitian yang dilakukan oleh Septya dkk. Didapatkan hasil

yang serupa dengan nilai p=0,001; OR= 3,458 (CI=1,613-7,413). Berdasarkan

hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa terdapat hubungan antara penggunaan

kontrasepsi pil dengan hipertensi pada wanita usia subur di wilayah kerja

Puskesmas Bahu Kota Manado. Hipertensi terjadi 2-3 kali lebih sering pada

wanita yang menggunakan kontrasepsi oral dibanding wanita dengan usia yang

sama tetapi tidak menggunakan kontrasepsi oral. Secara teori hal ini dapat terjadi

dengan melibatkan jalur Renin Angiotensin System (RAS), kontrasepsi pil yang

mengandung hormon estrogen dan progesteron yang akan meningkatkan tekanan

darah yang dihubungkan dengan hipertropi jantung dan peningkatan respon presor

angiotensin II

Penelitian serupa juga berasal dari Anisa dkk pada tahun 2013, didapatkan

bahwa adanya hubungan yang bermakna antara penggunaan kontrasepsi suntik

dan tekanan darah. Analisis chi-squere digunakan untuk mengetahui pengaruh

antara lama penggunaan kontrasepsi suntik dengan kenaikan tekanan darah pada

akseptor kontrasepsi suntik. Berdasarkan data hasil analisis data diperoleh nilai p=

0,003, maka terdapat pengaruh yang signifikan lama penggunaan kontrasepsi

suntik terhadap kenaikan tekanan darah. Efek KB suntik depoprovera pada sistem

kardiovaskuler yaitu adanya sedikit peninggian dari kadar insulin dan penurunan

2

Page 3: BAB V

HDL-kolesterol. Kolesterol tidak larut dalam air ataupun darah. Kolesterol

diangkut ke berbagai jaringan dalam tubuh dengan bantuan senyawa yang

tersusun atas lemak dan protein yaitu lipoprotein. Kolesterol LDL (low density

lipoprotein) cenderung tersimpan dalam arteri. Kondisi ini berakibat buruk karena

jika kadar kolesterol LDL > 130 mg/dl sedangkan HDL mengalami penurunan

yaitu < 40 mg/dl maka ini merupakan risiko akan terjadi peningkatan tekanan

darah (Hartanto, 2002). Menurut Sanger (2008) pengaruh suntikan depo medroxy

progesteron asetat (DMPA) terhadap profil lipid menyebabkan terjadinya

penurunan kadar HDL-kolesterol setelah 1 tahun pemakaian. Terjadinya

penurunan kadar HDL-kolesterol dapat menyebabkan naiknya resiko

meningkatnya tekanan darah.

Terakhir penelitian Setianingrum pada tahun 2009 didapatkan hasil yang

bermakna mengenai hubungan KB suntik dan peningkatan tekanan darah dengan

nilai p=0,000. Penyebab kenaikan tekanan darah ini menunut Sanger dkk dikarena

efek dari suntikan depo medroxy progesteron asetat terhadap profil lipid, dimana

terjadi penurunan kadar HDL-kolesterol setelah 12 bulan pemakaian. Terjadinya

penurunan kadar HDL-kolesterol akan meningkatkan resiko meningkatnya

tekanan darah. Saifuddin dkk. juga mengemuakakan bahwa salah satu kerugian

dari pemakaian kontrasepsi suntikan depoprovera yaitu terjadi perubahan pada

lipid serum pada penggunaan jangka panjang.

3