BAB V
-
Upload
efiyulfiani -
Category
Documents
-
view
2 -
download
0
description
Transcript of BAB V
![Page 1: BAB V](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022083009/55cf92e9550346f57b9a605f/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Kehumasan
Dinas kebudayaan dan pariwisata memiliki Hubungan masyarakat dalam bidang
pariwisata mencakup humas dengan masyarakat sekitar dan para wisatawan asing yang
merujuk kepada fungsi dan peran humas didalam bidang pariwisata selain hanya membentuk
citra dari institusi tersebut, tapi juga merupakan alat untuk memeperkenalkan obyek wisata.
Selain itu, hubungan pariwisata dan humas juga sangat erat, dimana pariwisata juga
membutuhkan humas didalam pengembangannya. Seperti menyusun strategi komunikasi
yang diantaranya adalah promosi tempat wisata, kampanye program wisata, dan pengenalan
budaya dan objek wisata yang merupakan faktor penting yang dapat menarik minat
pengunjung untuk datang ke daerah tersebut.
Pada awalnya sebelum berkembangnya sektor pariwisata tertuju pada daya tarik alam
dan budaya, budaya tersebut adalah salah satunya budaya agraris. Perkembangan sektor
pariwisata di bali tidak lepas dari kebutuhan akan sumber perekonomian yang melatar
belakanginya. Ada tiga sektor penggerak perekonomian masyarakat bali antara lain: Sektor
pertanian dalam artian luas, sektor industri kecil dan menengah, sektor pariwisata. Ketiganya
saling bersinergi, yaitu ketika sektor pariwisata berkembang tentunya didukung sektor
pertanian, sektor pertanian bisa hidup juga karena sektor pariwisata. Dari tiga sektor tersebut
bila dilihat dari proses berjalanya waktu yang paling cepat perkembangannya sehingga
menjadi lokomotif penggerak perekonomian ialah sektor pariwisata. untuk mengembangkan
pariwisata tidak bisa lepas pasial atau berjalan sendiri-sendiri melainkan ada beberapa hal
yaitu ada lima komponen untuk mengembangkan pariwisata bali antara lain :
1. Masyarakat (sebagai pelaksana)
2. Akademisi (penyumbang teori pemikiran)
3. Peran media (sarana promosi)
4. industri pariwisata stagholder (investor)
![Page 2: BAB V](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022083009/55cf92e9550346f57b9a605f/html5/thumbnails/2.jpg)
5. Pemerintah (pemediasi)
Perkembangan pariwisata dibali dilatar belakangi oleh kosep dasarnya yaitu Tri Hita
Karana yaitu tiga penyebab hubungan menuju sebuah keharmonisan dan kesejahteraan
kususnya bagi masyarakat bali yaitu :
1. Hubungan manusia dengan Tuhan (Parahyangan)
2. Hubungan manusia dengan manusia (Pawongan)
3. Hubungan manusia dengan lingkungan (Palemahan)
Visi pembangunan bali yaitu terwujudanya bali yang mandara : maju, aman, damai
dan sejahtera.
Bila dilihat dari sisi kepariwisataan yaitu terwujudnya pariwisata budaya yang
berkualitas, berkelanjutan dan mempunyai daya saing yang berdasarkan Tri Hita Karana yang
tetap menjadi landasan konsep penggerakan pembangunan pariwisata bali maupun
pembangunan yang lainnya,
misinya :
· mewujudkan pariwisata budaya yang berbasis kerakyatan.
· propersionalisme pengelolaan pariwisataan.
· mewujudkan pelayanan yang baik dibidang pariwisataan.
Berbagai hal yang dapat dilakukan untuk pengembangan suatu daerah dapat
dikembangkan menjadi tempat pariwisata atau bisa dijadikan destinasi pariwisawat yaitu :
· fasilitas harus memadai , akses harus mudah / infrastruktur.
· kesiapan masyarakat untuk menjadi tuan rumah yang baik.
· dukungan pemerintah dan steholder.
· pengembangan daya tarik promosi akjek.
![Page 3: BAB V](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022083009/55cf92e9550346f57b9a605f/html5/thumbnails/3.jpg)
Untuk menjaga pengembangan budaya pariwisata di bali penprov bali sendiri
memiliki Peraturan Daerah atau PERDA yaitu perda no 5 tahun 2005 tentang arsitektur
bangunan bali, tujuannya supaya ikon-ikon pariwisata dibali diharuskan bernuansa budaya
bali. Peran pemerintah dalam peraturan perda penprov bali sangatlah mendukung pelestarian
budaya secara berkelanjutan dan sektor pariwisata bali yang tetap ber identitaskan budaya
bali sebagai ikon ciri khas pariwisata bali.
Kontribusi Perkembangan Pariwisata Bali Terhadap Perokonomian:
Perkembangan sektor pariwisata yang pesat memberikan kontribusi yang besar
terhadap meningkatnya taraf perkonokomian dan terbukanya atau memperluas lapangan
pekerjaan bagi masyarakat bali. Sektor pariwisata membawa kontribusi terhadapap
peningkatan PDRB, meningkatkan pendapatan masyarakat, pembelanjaan masyarakat
bertambah, kebutuhan-kebutuhan masyarakat bertambah, hal itu menjadikan roda
perokonomian bali berjalan dengan baik. Peran pariwisata dapat menyerap tenaga kerja
secara langsung ataupun tidak langsung, dalam artian bagi pekerja dihotel itu dapat artikan
sebagai tenaga kerja langsung, namun secara tidak langsung ketika bom bali dapaknya
berpengaruh terhadap penghambatan berjalannya perekonomian dan memberi dapak yang
buruk terhadap sektor pariwisata dibali. Perkembangan pariwisata yang besar di Bali kurang
lebih 650.000 orang menggantungkan hidupnya di sektor pariwisata. Peran Provinsi Bali
dalam menyumbangkan 40% devisa nasional (sekitar Rp 45 Triliun). Hal itu menjadikan
sektor pariwisata menjadi sangat penting peranannya dan perkembangannya harus dijaga dan
dilestarikan secara keberlanjutan dan berkesinambungan.
5.1.2 Masyarakat Sekitar
Suku Bali adalah suku bangsa mayoritas di pulau Bali, yang menggunakan bahasa
Bali dan mengikuti budaya Bali. Sebagian besar suku Bali beragama Hindu, kurang lebih
90%, sedangkan sisanya beragama Islam, Kristen dan Buddha. Menurut hasil Sensus
Penduduk 2010, ada kurang lebih 3,9 juta orang Bali di Indonesia.
![Page 4: BAB V](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022083009/55cf92e9550346f57b9a605f/html5/thumbnails/4.jpg)
Sebanyak 3,2 juta umat Hindu tinggal di Bali, dan mayoritas suku Bali menganut
kepercayaan Hindu Siwa-Buddha, salah satu denominasi agama Hindu. Para pendeta dari
India yang berkelana di Nusantara memperkenalkan sastra Hindu-Buddha kepada suku Bali
berabad-abad yang lalu. Masyarakat menerimanya dan mengkombinasikannya dengan
mitologi pra-Hindu yang diyakini mereka.] Suku Bali yang telah ada sebelum gelombang
migrasi ketiga, dikenal sebagai Bali Aga, sebagian besar menganut agama berbeda dari suku
Bali pada umumnya. Mereka mempertahankan tradisi animisme.
5.1.3 Para Turis
Jumlah Wisatawan Mancanegara
Jumlah kedatangan turis asing sepanjang 2013 sudah melebihi target pemerintah
sebesar 104% yakni mencapai 3,2 juta. Sedangkan, jumlah wisatawan lokal tercatat hampir 7
juta orang. Jumlah wisatawan mancanegara pada dua bulan pertama 2014 tercatat 555.052
orang atau naik 16,9% dari kedatangan periode yang sama tahun lalu 474.803 orang. Data
terakhir menunjukkan, jumlah wisatawan asing pada Februari 2014 tercatat meningkat
14,03% menjadi 275.795 orang dari Februari 2013 yang hanya 241.868 orang. Namun jumlah
itu lebih rendah 1,24% dari Januari 2014 yang mencapai 279.257 turis asing.
PELATIHAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) DAN
PROFESIONALISME BIDANG PARIWISATA DI KOTA DENPASAR
Kota Denpasar sebagai salah satu daerah tujuan wisata di Bali dan juga sebagai pusat
pemerintahan, pendidikan dan perdagangan juga memiliki fasilitas kepariwisataan bertaraf
internasional seperti restaurant, hotel, bar, travel agent dan lain sebagainya. Potensi ini perlu
mendapatkan perhatian secara serius semua pihak baik pemerintah, industri (manajemen dan
karyawan) serta masyarakat sekitarnya. Pemerintah Kota Denpasar khususnya Dinas
Pariwisata menyelenggarakan pelatihan pengembangan sumber daya manusia dan
profesionalisme bidang pariwisata di Kota Denpasar untuk menjaga bahkan meningkatkan
kualitas pengelolaan dan pelayanan di bidang usaha akomodasi khususnya, sehingga mampu
tampil dan unggul dalam persaingan yang sangat ketat dewasa ini serta masa yang akan
datang. Untuk meningkatkan pengembangan SDM dan Profesionalisme bidang pariwisata
![Page 5: BAB V](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022083009/55cf92e9550346f57b9a605f/html5/thumbnails/5.jpg)
dalam pengelolaan dan pelayanan hotel melati di Kota Denpasar, maka didatangkan
instruktur/tim pengarah yang memang professional di bidangnya, seperti pakar serta praktisi
pariwisata dan dinas/instansi terkait : unsure Sekolah Tinggi Pariwisata Bali, PHRI, BTB
Bali, Dinas Pendapatan Kota Denpasar, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Kesehatan, Dinas
Kebakaran dan Dinas Perijinan Kota Denpasar. Dari pelatiha diharapkan mendorong pihak
pemilik, pengelola dan karyawan untuk segera berbenah sehingga peluang terjadinya
peningkatan pemanfaatan jasa hotel yang ada di Kota Denpasar dapat diwujudkan.
Keunggulan Sumber Daya Manusia Bali dalam Pariwisata
Keunggulan tenaga kerja pariwisata bali dalam melakukan pekerjaannya harus ditingkatkan
secara maksimal. Walaupun ada keunggulannya, namun wajib ditingkatkan. Keunggulan-
keungulan tersebut meliputi :
1. Memiliki etika atau tata krama dalam bekerja yang baik yang menjadi dasar bagi
suksesnya pelaksanaan tugas-tugasnya
2. Umumnya jujur dalam bekerja
3. Memiliki toleransi yang tinggi terhadap sesama teman kerjanya
4. Bersikap ramah dengan pihak-pihak yang dilayani
5. Selalu bersikap menolong terhadap semua pelanggan
6. Loyal atau setia terhadap organisasi dimana pun mereka bekerja
Keunggulan tenaga Kerja Etnis Bali
Berdasarkan hasil-hasil analisis mengenai keunggulan tenaga kerja etnis bali yang bekerja
dalam bidang pariwisata, hanya memiliki tiga keunggulan yang menonjol. Tiga keunggulan
yang menonjol tersebut yaitu memiliki sikap persahabatan yang sangat tinggi, memiliki
solidaritas yang tinggi terhadap teman kerja dan lingkungannya, dan mampu membina
hubungan kerja yang baik terhadap manusia dan lingkungan kerjanya. Sedangkan tenaga
kerja etnis bali yang menduduki peringkat manager hanya terletak pada suatu kemampuan
yang dipersyaratkan. Keunggulan tersebut terletak pada penampilan pisik maupun kejiwaan
yang dimilki.
![Page 6: BAB V](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022083009/55cf92e9550346f57b9a605f/html5/thumbnails/6.jpg)
Kelemahan sumber daya manusia
Disamping beberapa keunggulan sebagaimana diuraikan, dalam sejumlah kemampuan yang
menjadi persyaratan dari suatu jabatan, sumber manusia etnis bali ternyata tidak berbeda
dengan apa yang diharapkan. Pada jabatan pelaksana (front liners) misalnya
1. taat atau disiplin dalam menjalankan tugas-tugasnya,
2. mudah beradaptasi dengan lingkungan kerjanya
3. memiliki etos kerja yang tinggi dalam bekerja
4. memiliki motivasi kerja yang tinggi, selalu bersikap tulus iklas dalam menjalankan
tugas-tugasnya
5. rajin dalam bekerja dan
6. mampu berkomunikasi yang baik dengan tenaga kerjanya. Sedangkan pada jenjang
jabatan manager kemampuan kemampuan tidak berbeda dengan apa yang semestinya
dapat dikerjakan oleh para manager misalnya meliputi
memiliki jiwa kewiraswastaan yang diperlukan bagi suksesnya usaha yang
dijalankan
mampu menjadi symbol atau panutan dimana tempat mereka bekerja, dan
bijaksana dalam mengambil keputusan.