BAB V

2
BAB V PENUTUP V.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan terhadap hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Kejadian DM tipe 2 di Puskesmas Depok Jaya lebih banyak ditemukan pada orang yang berumur ≥ 45 tahun. 2. Kejadian DM tipe 2 di Puskesmas Depok Jaya lebih banyak ditemukan pada orang yang memiliki riwayat keturunan. 3. Kejadian DM tipe 2 di Puskesmas Depok Jaya lebih banyak ditemukan pada orang yang memiliki IMT ≥ 25. 4. Terdapat hubungan yang bermakna antara umur terhadap kejadian DM tipe 2 di Puskesmas Depok Jaya. Orang yang memiliki umur ≥ 45 tahun lebih berisiko 7,36 kali terkena DM tipe 2 dibandingkan dengan orang yang memiliki umur < 45 tahun. 5. Terdapat hubungan yang bermakna antara riwayat keturunan terhadap kejadian DM tipe 2 di Puskesmas Depok Jaya. Orang yang memiliki riwayat keturunan DM tipe 2 lebih berisiko 3,95 kali terkena DM tipe 2 dibandingkan dengan pasien yang tidak memiliki riwayat keturunan DM tipe 2. 6. Terdapat hubungan yang bermakna antara IMT dengan kejadian DM tipe 2 di Puskesmas Depok Jaya. Orang yang memiliki IMT ≥ 25 kg/m 2 lebih berisiko 2,5 kali terkena DM tipe 2 dibandingkan dengan pasien yang memiliki IMT < 25 kg/m 2 . V.2. Saran Berikut ini adalah saran yang dapat disampaikan sebagai bentuk manfaat dari hasil penelitian, yaitu sebagai berikut : V.2.1. Bagi Masyarakat di Kelurahan Depok Jaya 1. Bagi orang yang memiliki IMT lebih dari 25 dan obesitas diharapkan agar dapat meningkatkan aktifitas fisik secara rutin serta memperhatikan pola 51

description

BAB V

Transcript of BAB V

Page 1: BAB V

51

BAB V

PENUTUP

V.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan terhadap hasil penelitian yang

diperoleh, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Kejadian DM tipe 2 di Puskesmas Depok Jaya lebih banyak ditemukan pada

orang yang berumur ≥ 45 tahun.

2. Kejadian DM tipe 2 di Puskesmas Depok Jaya lebih banyak ditemukan pada

orang yang memiliki riwayat keturunan.

3. Kejadian DM tipe 2 di Puskesmas Depok Jaya lebih banyak ditemukan pada

orang yang memiliki IMT ≥ 25.

4. Terdapat hubungan yang bermakna antara umur terhadap kejadian DM tipe 2

di Puskesmas Depok Jaya. Orang yang memiliki umur ≥ 45 tahun lebih

berisiko 7,36 kali terkena DM tipe 2 dibandingkan dengan orang yang

memiliki umur < 45 tahun.

5. Terdapat hubungan yang bermakna antara riwayat keturunan terhadap kejadian

DM tipe 2 di Puskesmas Depok Jaya. Orang yang memiliki riwayat keturunan

DM tipe 2 lebih berisiko 3,95 kali terkena DM tipe 2 dibandingkan dengan

pasien yang tidak memiliki riwayat keturunan DM tipe 2.

6. Terdapat hubungan yang bermakna antara IMT dengan kejadian DM tipe 2 di

Puskesmas Depok Jaya. Orang yang memiliki IMT ≥ 25 kg/m2 lebih berisiko

2,5 kali terkena DM tipe 2 dibandingkan dengan pasien yang memiliki IMT

< 25 kg/m2.

V.2. Saran

Berikut ini adalah saran yang dapat disampaikan sebagai bentuk manfaat

dari hasil penelitian, yaitu sebagai berikut :

V.2.1. Bagi Masyarakat di Kelurahan Depok Jaya

1. Bagi orang yang memiliki IMT lebih dari 25 dan obesitas diharapkan agar

dapat meningkatkan aktifitas fisik secara rutin serta memperhatikan pola

51

Page 2: BAB V

52

makan dengan cara mengkonsumsi makanan yang seimbang antara

karbohidrat, lemak dan protein tanpa berlebihan.

2. Bagi orang yang tidak terdiagnosa DM dengan kelompok usia ≥ 45 tahun dan

ada riwayat keturunan diharapkan memperhatikan pola hidup sehat dan dapat

dilakukan pemeriksaan penyaring dengan melakukan tes kadar Glukosa Darah

Sewaktu (GDS) atau Glukosa Darah Puasa (GDP) serta olahraga secara rutin

minimal satu minggu tiga kali selama 30 menit perkali olahraga.

V.2.2. Bagi Puskesmas Depok Jaya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dalam hal

mempersiapkan penyeluhuan ke masyarakat di Kelurahan Depok Jaya agar

kejadian DM tipe 2 khususnya di Kelurahan Depok Jaya tidak bertambah

mengingat betapa pentingnya masyarakat untuk mengetahui faktor risiko dari

diabetes melitus.

V.2.3. Bagi Dinas Kesehatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan sebagai

upaya dalam penanganan kejadian diabetes melitus tipe 2. Selain itu, disarankan

agar mendukung acara-acara seperti seminar dan training khusus tentang DM agar

masyarakat lebih mengetahui faktor risiko DM serta Dinas Kesehatan disarankan

membuat program-program pencegahan DM seperti leaflet, buku lembar balik dan

memberikan media untuk penyuluhan kepada Puskesmas.

V.2.4. Bagi Peneliti Berikutnya

Hendaknya dilakukan penelitian lebih lanjut yang meneliti faktor-faktor

lain seperti ras dan etnis, riwayat DMG, riwayat DM BBL > 4000 Gram,

kurangnya aktivitas fisik, hipertensi (> 140/90 mmHg), dislipidemia (HDL < 35

mg/dl dan atau trigliserida > 250 mg/dl) dan diet tak sehat dengan kejadian

penyakit DM tipe 2.