BAB V

12
BAB V REKOMENDASI HASIL PRAKTEK LAPANGAN A. Rekomendasi Dalam Pelaksanaan Tugas Pokok Kecamatan Berdasarkan pelaksanaan PL II yang telah kami laksanakan maka bisa di simpulkan bahwa temuan yang kami dapatkan pada pelaksanaa PL II di Kabupaten Solok yakni di Kecamatan Bukit Sundi, dapat dilihat bahwa Setiap Kecamatan telah melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Solok Nomor 25 Tahun 2007 tentang Pelimpahan sebagaian Kewenangan Bupati kepada Camat di lingkungan Kabupaten Solok, sehingga tidak adanya sesuatu yang menyebabkan tidak berjalannya tugas SKPD tersebut dalam melaksanakan urusan wajib pemerintahan di bidang pertanian, perikanan dan kehutanan. Di lihat dari segi Sumber Daya Aparatur, kuantitas SDA telah cukup memadai ada 11 orang yang telah berstatus pegawai negeri sipil/ PNS namun ada 6 orang diantaranya masih berstatus Tenaga Honorer dan Tenaga Sukarela. Kualitas aparatur juga telah cukup memadai mulai dari tingkat SLTA, D3, dan S1 . Komposisi penyuluh yang sekarang ada didominasi oleh bidang Pertanian, kemudian Peternakan dan yang paling sedikit adalah disiplin ilmu perikanan. 68,18% dari penyuluh yang ada pada saat ini adalah dari disiplin ilmu pertanian, 27,27% dari peternakan dan sisanya 4,55% dari disiplin ilmu perikanan. Untuk kedepannya diharapkan perbandingan ini tidak begitu jauh berbeda sehingga penyelenggaraan penyuluhan dapat berjalan dengan efektif dan efisien dalam rangka melaksanakan tugas pokok Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan. [Type the company name]

description

bhbb

Transcript of BAB V

BAB V

REKOMENDASI HASIL PRAKTEK LAPANGANA. Rekomendasi Dalam Pelaksanaan Tugas Pokok KecamatanBerdasarkan pelaksanaan PL II yang telah kami laksanakan maka bisa di simpulkan bahwa temuan yang kami dapatkan pada pelaksanaa PL II di Kabupaten Solok yakni di Kecamatan Bukit Sundi, dapat dilihat bahwa Setiap Kecamatan telah melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Solok Nomor 25 Tahun 2007 tentang Pelimpahan sebagaian Kewenangan Bupati kepada Camat di lingkungan Kabupaten Solok, sehingga tidak adanya sesuatu yang menyebabkan tidak berjalannya tugas SKPD tersebut dalam melaksanakan urusan wajib pemerintahan di bidang pertanian, perikanan dan kehutanan.

Di lihat dari segi Sumber Daya Aparatur, kuantitas SDA telah cukup memadai ada 11 orang yang telah berstatus pegawai negeri sipil/ PNS namun ada 6 orang diantaranya masih berstatus Tenaga Honorer dan Tenaga Sukarela. Kualitas aparatur juga telah cukup memadai mulai dari tingkat SLTA, D3, dan S1 .

Komposisi penyuluh yang sekarang ada didominasi oleh bidang Pertanian, kemudian Peternakan dan yang paling sedikit adalah disiplin ilmu perikanan. 68,18% dari penyuluh yang ada pada saat ini adalah dari disiplin ilmu pertanian, 27,27% dari peternakan dan sisanya 4,55% dari disiplin ilmu perikanan. Untuk kedepannya diharapkan perbandingan ini tidak begitu jauh berbeda sehingga penyelenggaraan penyuluhan dapat berjalan dengan efektif dan efisien dalam rangka melaksanakan tugas pokok Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan. Karena pada dasarnya keberhasilan pembangunan sektor pertanian, perikanan dan kehutanan nantinya akan ditentukan oleh ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) aparatur yang berkualitas yaitu SDM yang memiliki kapabilitas dan kapasitas yang sesuai dengan bidang tugasnya. Walaupun telah cukup memadai, namun Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan tetap melakukan Peningkatan kualitas dan kuantitas SDA untuk pengembangan Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan misalnya dengan kegiatan study banding, pendidikan dan pelatihan teknis fungsional, dan pelatihan operasional lain serta kunjungan oleh Penyuluh ke kelompok tani, kelompok pembudidaya ikan atau pada skala Rumah Tangga.

B.Rekomendasi Permasalahan Dalam Manajemen Keuangan Kecamatan1. Permasalahan dan Solusi

1) Permasalahan

a. Terbatasnya kemampuan pengelola keuangan dalam melaksanakan prosedur keuangan.

b. Terbatasnya kemampuan pengelola kegiatan dalam mengoperasikan komputer.

c. Kurangnya personil Kantor Camat Rao Selatan sehingga berpengaruh terhadap beban kerja.

d. Kurangnya motivasi aparatur dalam melaksanakan tugas.

2) Solusi

a. Perlu sesering mungkin melaksanakan pelatihan kepada pengelola keuangan untuk memahami prosedur keuangan dan disarankan agar prosedur keuangan lebih disederhanakan.

b. Perlunya pelatihan-pelatihan komputer bagi aparatur di kecamatan

c. Perlunya penambahan personil pegawai di Kantor Camat Rao Selatan

d. Perlunya penyegaran personil melalui mutasi / rolling pegawai dari kecamatan ke kabupaten dan dari kabupaten ke kecamatan.

NoProgramKegaitan

1.Pelayanan Administrasi Perkantoran- Administrasi Perkantoran

- Pemeliharaan Sarana Dan Prasarana Perkantora

- Rapat dan Koordinasi

2.Peningkatan Disiplin AparaturPengadaan Pakaian Aparatur

3.Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Penyusunan Laporan SKPD

4.Pengembangan Wawasan Kebangsaan Penunjang Kegaitan Persiapan Peringatan Hari - Hari Besar Nasional

5.Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Membangunan Nagari- Pelaksanaan Kegiatan Bulan Bhakti Gotong Royong

- Fasilitasi Penilaian Nagari Berprestasi

6.Kemintraan Pengembangan Wawasan Kebangsaan Penunjang Pelaksana Kegaiatan MTQ

7.Peningkatan Peran Serta dan Kersetaraan Jender dalam PembangunanKegiatan Pembinaan Organisasi Perempuan

8Pembinaan dan Pemasyarakat Olah ragaPenyelenggaraan Kompetisi Olah Raga

9.Penrencanaan Pembangunan DaerahPenyelenggaraan Musrenbang SKPD

10Penginkatan Kerja sama Antar Pemerntiah DaerahFasilitasi Pembentukan/Pembentukan Kerjasama Antar Daerah dalam Penyediaan Sarana dan Prasarana Publik

Pemasalahan dan Solusi

No.PemasalahanSolusiKet

1.- Tidak adanya Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan ( PPTK ) dalam pelaskanaan Aggaran satauan Kegiatan sehingga berpengaruh terhadap Realisasi kegiatan yang hendak di capai

- Kurangnya personil pegawai Kantor Camat Rao baik dalam structural maupun staf sehingga berpegaruh terhadapa beban kerja

Pimpinan Kegaitan Kecamatan perlu ditunjuk sehingga pelaksanaan kegaitan terkoordinir dan lebih terarah serta dapat dipertanggung jawabkan

Perlunya petambahan jumlah pengawai di Kantor Camat Rao teruma untuk staf dan kasubag yang masih kosong

Perlunya penyengaran melalui mutasi dan rotasi sehingga kejenuhan terhadap suatu pekerjaan dan wilyah kerja bias teratasi

C.Rekomendasi Terhadap Permasalahan lain-lain 1. Kondisi Awal Buku Administrasi Nagari

Setiap nagari diwajibkan untuk memiliki suatu buku yang dapat dijadikan sebagai panduan serta gambaran umum terhadap kondisi secara keseluruhan pada masing-masing nagari. Dengan demikan setiap orang dapat memahami tentang gambaran awal nagari sebelum menelusurinya lebih lanjut lagi.

Kecamatan Bukit Sundi terdiri dari 3 nagari dimana 3 nagari tersebut memiliki daerah tersendiri, kondisi masing-masing yang berbeda dan memiliki ciri khas dan keunggulan tersendiri bagi nagarinya. Setiap nagari yang ada di Kecamatan Bukit Sundi haruslah sudah memiliki Buku Profil Nagari pada daerahnya sendiri untuk mendukung dan melengkapi sistem administrasi yang ada pada nagari tersebut.

Dalam penelurusan lebih lanjut terhadap kebutuhan akan Buku Profil Nagari, perlu dikaji lebih dulu mengenai kondisi awal Buku Profil Nagari dari masing-masing nagari di Kecamatan Bukit Sundi. Secara keseluruhan semua nagari sudah memiliki Buku Profil Nagari, namun dalam penelusurannya, ternyata hanya sebagian kecil saja yang sudah memenuhi kondisi yang sesuai dengan peraturan. Sebagian besar lainnya masih belum disesuaikan dengan peraturan yang ditetapkan pemerintah. Sedangkan dalam perjalanannya Buku Profil Nagari haruslah diperbaharui setiap tahunnya.

Tidak mudah melakukan pengisian dan penyusunan Buku Profil Nagri yang sesuai dengan Permendagri No 12 Tahun 2007. Butuh banyak penyesuaian yang harus dilakukan untuk mensinkronkan dengan ketentuan yang berlaku. Setiap nagari memiliki berbagai kendala yang dihadapi dalam penyusunan Buku Profil Nagari. Tidak semua permasalahan yang dihadapi masing-masing nagari sama. Semuanya tergantung dengan kondisi yang ada pada setiap nagari.

Permasalahan timbul baik ketika sebelum dilakukan pengisian data, ketika melakukan pengisian data, penyusunan data hingga pada kondisi akhir pembuatan Buku Profil Nagari. Dalam perjalanannya permasalahan dalam pengisian dan penyusunan profil nagari menjadi hambatan bagi suatu nagari dalam pembuatan buku profil nagari yang sesuai dengan ketentuan.

Dalam program pembuatan buku profil nagari, permasalahan yang timbul sebelum pembuatan profil mundul dari komitmen dari personil dalam kesiapan bekerja, fasilitas yang tidak maksimal dalam proses pembuatan profil, keterbatasan bahkan ketidaksediaannya anggaran untuk pembuatan profil. Ketersediaan sumber daya manusia yang terbatas sebagai tenaga kerja juga menjadi kendala utama dalam persiapannya.

Secara umum, hal-hal yang menjadi permasalahan ketika proses pembuatan Buku Profil Nagari :

Kurangnya anggaran

Terbatasnya SDM yang bersedia untuk memperbaharui profil nagari setiap tahunnya.

Minimnya fasilitas dalam pelaksanaan pembuatan Buku Profil Nagari

Kurangnya komitmen anggota dalam mendukung program pembangunan.

Kurangnya dukungan yang positif dari warga masyarakat dalam hal pemberian data tentang keluarganya.

Minimnya informasi dan data yang ada di nagari.

Sosialisasi terhadap standar pembuatan profil nagari yang sesuai dengan ketentuan masih belum ada

Penggunaan dan pengetahuan akan teknologi komputer masih minim.

Keterbatasan Personil nagari baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Kurangnya kerjasama dengan Pihak UPTD maupun Instansi terkait tentang pemberian data dan informasi terkait. Masih ada sebagian data yang cukup spesifik yang belum terisi dan memerlukan waktu yang cukup lama untuk mengisi data tersubut karna harus dilakukan pendataan langsung ke tiap jorong bahkan tiap rumah seperti luas tanah, hasil panen dll. Pihak statistik kecamatan tidak dapat memberikan data kependudukan susuai dengan yang diharapkan. Ada nya data rekapitulasi yang lingkupnya bersifat tingkat Kecamatan sehingga data nagari yang di butuhkan tidak terlihat. Keterbatasan sarana transportasi\Dana dan jumlah personil sangat terbatas. Jarak orbitrasi ke nagari sangat jauh

Keterbatasan sarana transportasi

Keterbatasan waktu

Wali nagari sering dinas luar dan sekretaris nagari beberapa hari sakit jadi sulit berkoordinasi tentang penyusunan profil Nagari.

Tidak adanya koordinasi dan kerjasama antara nagari dengan UPTD dan Instansi terkait sehingga pada pelaksanaannya Pemerintah Nagari yang terjun langsung mengambil data data ke penduduk sehingga sangat mengalami kesulitan dan cukup memakan waktu yang lama dihadapkan dengan keterbatasan jumlah personil.

Selama proses penyusunan buku data profil nagari belum terdapat permasalahan yang kompleks hanya terkait dengan keterbatasan waktu dan minimnya sarana transportasi serta data yang minim. Untuk mengolah data kependudukan dari Buku data Induk penduduk nagari sulit dilakukan karna keterbatasan waktu dan jumlah personil.

2.Permasalahan Yang Dihadapi

Selama 30 hari masa kerja kelompok kerja Praktek Lapangan II di Kecamatan Bukit Sundi, banyak kegiatan yang telah dilaksanakan, berbagai program telah tuntas dikerjakan. Kalau dikaji ke belakang masih ada program dan kegiatan yang dilaksanakan kelompok yang belum berjalan dengan mulus dan lancar, juga tidak sedikit permasalahan yang dihadapi oleh Kelompok Kerja Kecamatan Bukit Sundi.

Hambatan-hambatan yang dihadapi kelompok sering menjadi ganjalan ketika melakukan praktek lapangan II. Permasalahan bisa timbul ketika praja melaksanakan kegiatan praktek di kantor kecamatan, ketika praja diperbantukan ke nagari untuk membantu pengisian buku admnistrasi nagari, ketika praja mengikuti aktifitas kegiatan kecamatan di luar kantor, ketika praja melakukan kegiatan kemasyarakatan, dan kegiatan lainnya yang melibatkan praja di dalamnya, semuanya memiliki kendala masing-masing.

a. Permasalahan di Kantor Camat

Selama di Kantor Camat para peserta PL II banyak turut ambil bagian dalam aktifitas kantor. Mulai dari pelaksanaan apel pagi, mencari dan mengidentifikasi data kecamatan, membantu kegiatan di kesekretariatan, membantu kegiatan di Pelayanan Umum, hingga membantu tugas-tugas administrasi Bapak Camat ketika dibutuhkan bantuan dari praja. Berkaitan dengan hal di atas, hambatan yang dihadapi oleh praja antara lain:1. Dalam mencari, mengidentifikasi serta mendiskusikan data yang dibutuhkan, terkadang praja mengalami gangguan terutama ketika bapak/ibu pegawai kecamatan sedang melaksanakan dinas luar mengingat intensitas kesibukan yang sangat tinggi.2. Dalam melakukan kegiatan pelayanan umum di kecamatan, yang menjadi hambatan bagi praja adalah penggunaan bahasa dalam kegiatan pelayanan, dimana banyak warga yang datang ke pelayanan umum menggunakan bahasa minang yang beberapa praja masih belum bisa menguasai bahasa minang sebagai bahasa komunikasi warga yang datang ke kantor pelayanan umum.

3. Dalam membantu kegiatan pelayanan umum di kecamatan, masih mengalami kendala untuk beberapa jenis pelayanan yang rumit.4. Terkadang praja merasa kurang percaya diri ketika diminta bantuannya oleh pak camat untuk turut serta membantu beliau dalam menyelesaikan tugas-tugas camat yang masih baru bagi praja. b. Permasalahan Ketika Mengikuti Kegiatan Di Luar Kecamatan

Yang menjadi kendala bagi praja ketika mengikuti kegiatan di luar adalah penguasaan bahasa daerah minangkabau yang terbatas bahkan ada bahasa batak mandailing juga yang sama sekali tidak kami pahami. Sebabnya kami kesulitan berdialog serta berkomunikasi dengan masyarakat yang ada di Kecamatan Bukit Sundic. Permasalahan Ketika Praja Melakukan Kegiatan Kelompok Secara Keseluruhan

Pada dasarnya praja diberikan waktu dalam pelaksanaan Praktek Lapangan selama 30 hari. Untuk Kelompok Kerja PL II Kecamatan Bukit Sundi, seluruh rangkaian kegiatan yang di programkan dari kampus baru dapat dilaksanakan oleh kelompok PL II Kecamatan Bukit Sundi pada minggu ke 2.

e.Solusi Permasalahan

Dalam pelaksanan Praktek Lapangan II, setiap kegiatan yang dalam pelaksanaannya menimbulkan permasalahan tentunya harus segera dicari alternatif rencana untuk mengatasi permasalahan yang timbul dalam kegiatan tersebut. Solusi dari setiap permasalahan di antaranya:

a. Permasalahan di Kantor Camat

1. Dalam pelaksanaan program kegiatan praja belajar dan mencari data di kantor, dimana perangkat kecamatan memiliki banyak kesibukan dalam pelaksanaan tugasnya di kecamatan terutama dalam hal dinas luar. Menyikapi hal tersebut, praja harus lebih memanfaatkan waktu kosong walaupun sempit untuk mencari dana dan belajar dengan perangkat kecamatan.membuat janji terlebih dahulu untuk melakukan diskusi bersama.

2.Dalam hal proses pelayanan umum di loket pelayanan umum, kendala praja adalah komunikasi masyarakat dengan menggunakan bahasa minangkabau. Kesulitan praja dalam memahami komunikasi masyarakat tersebut harus segera diatasi dengan intensif belajar bahasa pelayanan menggunakan bahasa minangkabau kepada bapak / ibu petugas di loket pelayanan umum, terutama komunikasi yang sering dilakukan dalam pelayanan.

3.Mempelajari teknis-teknis dalam pelayanan umum yang tergolong rumit dengan intensif untuk dapat melayani masyarakat dalam pengurusan di pelayanan umum, sehingga bisa memperlancar proses pelayanan.

4.Meminta dukungan motivasi, bimbingan serta arahan dari Pak Camat serta bapak/ibu pegawai kecamatan dalam membantu pelaksaan tugas yang ada di lingkungan kecamatan sehingga dalam tugasnya, praja dapat melaksanakannya dengan percaya diri dan penuh tanggung jawab.

b. Permasalahan Ketika Mengikuti Kegiatan di Luar Kecamatan

Penguasaan bahasa minangkabau yang masih kurang dari praja menyulitkan praja dalam menjalin komunikasi, baik di lingkungan kantor, nagari, induk semang, hingga lingkungan lain yang berada di Kecamatan Bukit Sundi. Menyikapi hal tersebut praja harus dengan segera wajib memahami komunikasi dengan bahasa minangkabau dan mandailing, minimal belajar komunikasi yang sring dan lazim digunakan. Proses pembelajaran ini dilakukan praja dengan belajar kepada keluarga induk semang serta bapak/ibu pegawai kecamatan.

[Type the company name]